Anda di halaman 1dari 2

BAB II

KAJIAN TEORI

2.2.1. Museum Situs Kota Cina


Museum adalah lembaga yang memperoleh, melestarikan, meneliti,
mengkomunikasikan, dan memamerkan, untuk tujuan studi, pendidikan, dan
kesenangan, bukti material dari manusia dan lingkungannya. Oleh karena itu,
peran museum tidak hanya sekedar melindungi warisan budaya berwujud dan
tidak berwujud, tetapi juga meningkatkan aksesibilitas ITS dan mengalihkan
fokus dari konservasi ke penikmatnya. Oleh karena itu, museum dapat dilihat
sebagai aset penting yang berkontribusi terhadap pengembangan pariwisata
berkelanjutan dengan menggunakan konteks pariwisata budaya dan warisan.
((Subhiksu & Utama. 2018)

Situs Kota China di Medan Marelan telah diketahui sejak tahun 1970-an,
namun jejak sejarahnya mulai terkuak sejak ditemukanya sebuah arca kuno
tepatnya pada saat adanya penggalian tanah menggunakan alat berat untuk
penimbunan pembangunan jalan Tol Belmera pada tahun 1986 silam

Terkuburnya jejak sejarah Kota China, yang hingga kini belum habis
tergali adalah kerajaan yang makmur dan terdapat pelabuhan laut
(bandar)internasional yang dihuni para imigran asal Tiongkok. Pada umumnya,
Bangsa China datang dengan latar belakang keinginan untuk mencari peruntungan
hidup lebih baik dari tempat asalnya, dengan melakukan bisnis perdagangan.
Museum Situs Kota Cina merupakan museum yang berada di lingkup Situs Kota
Cina.

2.3. Keramik Kuno


Keramik merupakan istilah yang menjelaskan tentang sebuah produk yang
berbahan dasar tanah liat kemudian dibentuk dengan teknik tertentu sehingga
terciptalah benda sesuai dengan keinginan orang yang membentuknya. Asal kata
keramik berasal dari bahasa Yunani “Keramos” yang berarti periuk atau belanga
yang dibuat dari tanah. Sedangkan yang dimaksud dengan barang/bahan keramik
ialah: semua barang / bahan yang dibuat dari bahan-bahan tanah/bahan silikat dan
yang proses pembuatannya melalui pembakaran pada suhu . Bukti arkeologis
yang mendukung keberadaan orang Cina di Indonesia, yaitu berupa penemuan
keramik Cina dari masa Dinasti Han (abad ke-2 M) (Efflina dalam Sope. 2021).
Pada zaman dinasti Han yaitu pada abad VIII sampai dinasti T’ang pada abad X,
keramik di Tiongkok berkembang dengan pesat. Pada zaman dinasti T’ang, yaitu
antara abad VII-X, pemerintah sampai maju disegala bidang. Terutama dibidang
kebudayaan dan industri keramik, yang pada waktu itu menjadi kebanggaan
negeri Tiongkok. Pada waktu itu orang-orang Tiong Hoa banyak meniru
kebudayaan dari Asia Barat, Persia, Hindustan dan lain-lain. Motif-motif dan
corak dari Negara-negara tersebut terdapat dalamdekorasi-dekorasi barang-barang
keramik. Pada abad IX banyak sekali dibuat piring-piring (Yustana. 2018)

DAFTAR PUSTAKA

Subhiksu, I. B. K., & Utama, G. B. R. (2018). Daya Tarik Wisata Museum Sejarah
dan Perkembangannya di Ubud Bali. Deepublish.

Yustana, P. (2018). Mengenal Keramik.

Sope, A. (2021). Konsep Feng Shui pada Makam Cina di Situs Pulau Pandan
Kendari.

Anda mungkin juga menyukai