Anda di halaman 1dari 16

KAJIAN EVALUASI KENYAMANAN RUANG KULIAH

DESAIN INTERIOR PADA PERSEPSI MAHASISWA

MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

Dosen pengampu:
Dr. Wiwik Yulianti, M.Hum.

Disusun oleh:
Hauridza Hanifara / C0821025

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR


FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas Rahmat dan kehadirat Allah SWT
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KAJIAN EVALUASI
KENYAMANAN RUANG KULIAH PADA PERSEPSI MAHASISWA” sebagai
salah satu syarat penugasan akhir semester mata kuliah Bahasa Indonesia.

Terima kasih penulis ucapkan pada Ibu Dr.Wiwik Yulianti, M.Hum atas
bimbingannya selama perkuliahan baik secara materi maupun moral dan seluruh
dukungan pihak dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini tak lepas dari kesalahan sehingga penulis mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari para pembaca sebagai acuan bagi terciptanya makalah
yang sempurna.

Surakarta, 17 Juni 2023

______________________

Hauridza Hanifara

2
DAFTAR ISI

Judul……………………………………………………………………………... 2
Kata Pengantar ..................................................................................................... 2
Daftar Isi ................................................................................................................ 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................5
1.3 Tujuan ..........................................................................................................5
1.4 Manfaat ........................................................................................................5
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Latar Belakang........................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 6
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan pokok masalah yang berkaitan tentang optimalisasi
ruang perkuliahan sebagai berikut : ................................................. 6
1.3 Tujuan ......................................................................................... 6
1.4 Manfaat....................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 16
BAB III
PENUTUP
1.1 Latar Belakang........................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 6
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat
dirumuskan pokok masalah yang berkaitan tentang optimalisasi
ruang perkuliahan sebagai berikut : ................................................. 6
1.3 Tujuan ......................................................................................... 6
1.4 Manfaat....................................................................................... 6

3
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ruang kuliah merupakan salah satu fasilitas yang sangat penting dalam
lingkungan perkuliahan mahasiswa karena berkaitan dengan aktivitas akademik
dan non-akademik sehingga perlu memperhatikan aspek-aspek ruang agar
terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif dan nyaman bagi mahasiswa.
Ruang kuliah yang optimal harus memenuhi kriteria seperti ukuran yang memadai,
pencahayaan yang baik, ventilasi yang memadai, akustik yang baikdan desain yang
ergonomis sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Dengan memenuhi kriteria
ini, suatu ruang kuliah dapat menciptakan lingkungan belajar yang nyaman,
interaktif, dan mendukung bagi mahasiswa dalam mencapai kesuksesan akademik
mereka.

Ruang yang terdapat pada jurusan Desain Interior terdiri dari ruang kelas dan
studio. Fasilitas interior ruang kuliah demikian menimbulkan persepsi mahasiswa
terkait ruang tersebut yang dinilai kurang efektif untuk digunakan kegiatan
perkuliahan, diantaranya karena jumlah ruang yang terbatas, desain interior yang

4
kurang memadai, pencahayaan yang kurang, dan dimensi ruang yang tidak
mencukupi kuota mahasiswa. Persoalan-persoalan tersebut berpengaruh pada
ketidakefektifan perkuliahan, sehingga harus dilaksanakan secara online dan
bahkan ditempatkan di ruang lain. Maka dari itu, penyusunan makalah ini
dimaksudkan sebagai kajian mengenai evaluasi dari fasilitas interior ruang kuliah
jurusan Interior di Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Sebelas Maret.

5
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan


pokok masalah yang berkaitan tentang optimalisasi ruang perkuliahan sebagai
berikut :

1. Bagaimana suatu ruang dapat mempengaruhi persepsi mahasiswa Desain


Interior UNS?
2. Bagaimana cara mengoptimalisasi interior ruang kuliah sehingga dapat
terciptanya kenyamanan bagi mahasiswa Desain Interior UNS?

1.3 Tujuan

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka dapat disimpulkan bahwa


makalah ini bertujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui persepsi mahasiswa Desain Interior UNS terhadap fasilitas


ruang kuliah yang dapat dijadikan sebagai acuan penyusunan makalah.
2. Mengkaji langkah-langkah dalam mengoptimalisasikan desain interior
ruang kuliah sehingga dapat menciptakan suasana yang nyaman dan
kondusif.

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat dicapai dalam penyusunan makalah ini yaitu :

1. Memberikan wawasan mengenai standarisasi ruang kuliah yang


optimal berdasarkan persepsi mahasiswa.
2. Mampu memberikan saran dan panduan dalam mengoptimalkan
interior ruang kuliah yang baik.

6
BAB II

PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang identifikasi aktivitas dan pengguna ruang,
fasilitas-fasilitas kampus disertai elemen pembangun interior dan tahap evaluasi
desain interior ruangan.

Gedung Fakultas Seni Rupa dan Desain terbagi menjadi 2 gedung yang
terpisah, yaitu gedung 2 dan gedung 4. Gedung 2 merupakan bangunan yang
biasanya digunakan sebagai kegiatan perkuliahan berlangsung, memiliki 2 tingkat
bangunan dan merupakan gedung yang digunakan saat diselenggerakannya acara
resmi. Sedangkan gedung 4 merupakan bangunan yang digunakan sebagai layanan
administrasi dan ruang dosen. Ruang dosen jurusan Desain Interior terdapat 3
ruangan pada gedung yang terpisah. Pada gedung 2, terdapat 1 ruangan khusus
dosen dan 1 ruangan yang terdiri dari dosen dan admin prodi, selebihnya ruang
dosen yang lain terdapat di gedung 4 disertai jurusan lain.

2.1 Identifikasi Aktivitas dan Pengguna Ruang


Pengguna ruang merupakan civitas yang berkegiatan pada selasar jurusan
Desain Interior yang dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Pengguna Ruang
a. Dosen
Pada saat ini, dosen jurusan Desain Interior berjumlah total 16 orang
dengan latar belakang kualifikasi dan keahlian yang dikategorikan dalam
bidang-bidang yang berbeda. Diantaranya Desain Interior, Interior Tradisi,
Estetika Lokal, software CAD, Design Education, Teknik Interior,
Manajemen Proyek, Morfologi dan Tipologi Interior, Konservasi
Interior/Arsitektur, Desain Furnitur, Desain Produk, Green Design¸ Sistem
Interior Arsitektur, Desain Interior Residensial dan Desain Fasilitas Publik.
Ruang kerja dosen terpisah di gedung 2 dan gedung 4. Ruangan yang
terdapat pada gedung 2 disebut sebagai ruang 211 dan ruang admin prodi
yang memiliki fungsi ruang sebagai fasilitas layanan prodi desain interior,
dan konsultasi atau bimbingan.

7
b. Mahasiswa
Mahasiswa jurusan desain Interior angkatan 21 saat ini berjumlah
sekitar 63 orang, merupakan jumlah yang cukup proposional dan sesuai
dengan kegiatan perkuliahan.
c. Staf Admin Prodi
Staf administrasi atau admin prodi bertugas dalam pelayanan terkait
kegiatan akademik maupun non akademik yang berhubungan dengan
program studi Desain Interior.
2. Aktivitas Pengguna Ruang
a. Kegiatan belajar mengajar
b. Tugas Akhir
c. Konsultasi atau bimbingan
d. Kegiatan kemahasiswaan
e. Penelitian dan Pengabdian

2.2 Persepsi Mahasiswa Terhadap Ruang Kuliah


1. Ruang Kuliah
Ruang kuliah umumnya dirancang dengan mempertimbangkan aktivitas
yang dilakukan di seluruh ruangan. Ruang kuliah berfungsi sebagai kegiatan
yang berhubungan dengan interaksi antara lembaga pengajar dan mahasiswa.
Berikut merupakan pembagian ruang jurusan desain interior dalam kategori
yang berbeda :
a. Ruang kelas
Kegiatan akademik biasanya berlangsung di ruang 210, 207, 127, dan
206. Diantara ruang ini rata-rata memiliki fungsi utama sebagai studio
desain interior, namun karena terbatasnya fasilitas ruang yang ada,
maka kegiatan perkuliahan yang seharusnya menggunakan ruang
kelas (127) harus dialihkan menggunakan ruang studio lain.

8
b. Ruang studio
Ruang studio pada jurusan Desain Interior merupakan ruang yang
sangat penting dalam kegiatan perkuliahan, diantaranya yaitu kegiatan
asistensi dan mendesain. Ruang studio dibagi menjadi 212, 210, dan
207. Dapat disimpulkan bahwa ruang ini belum memenuhi standar
terutama dalam aspek pencahayaan dan penataan letak furnitur yang
mempengaruhi kenyamanan ergonomi pengguna.
c. Ruang penyimpanan karya produk.
Ruang penyimpanan karya produk biasa disebut sebagai ruang 206,
dimana berfungsi sebagai ruang khusus penyimpanan tugas desain
produk dan furnitur sehingga produk-produk tersebut dapat terjaga
lebih aman. Ruang 206 ini juga difungsikan sebagai ruang asistensi
dan kegiatan kemahasiswaan lain karena terbatasnya fasilitas ruang
sehingga harus menggunakan ruang penyimpanan. Kegiatan
kemahasiswaan yang dilakukan di ruangan ini biasanya mahasiswa
mengerjakan tugas bersama.

2. Persepsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Persepsi diinterpretasikan
sebagai tanggapan atau respon dari suatu konteks oleh seseorang melalui panca
inderanya. Dalam definisi lain, persepsi merupakan suatu proses yang
dilakukan oleh individu untuk menginterpretasikan, mengatur, dan
memberikan arti terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan tempat
individu tersebut berada. Hal ini dipengaruhi oleh proses pembelajaran dan
pengalaman yang dialami individu tersebut (Asrori, 2009).

Persepsi mahasiswa terhadap tumbuh dari beberapa elemen ruang yang


diklasifikasikan dalam kategori yang berbeda sebagai berikut :

a. Sirkulasi udara
Sirkulasi udara terutama penghawaan alami sudah cukup baik karena
bangunan fakultas dikelilingi oleh pepohonan dan menerapkan plafon
yang tinggi sehingga membantu sirkulasi udara yang merata.

9
Penggunaan penghawaan buatan juag sudah cukup optimal karena
tiap ruang terdapat AC yang terpasang.
b. Sirkulasi pencahayaan alami
Pencahayaan alami belum diterapkan dengan baik. Sumber
pencahayaan alami didapat oleh penggunaan jendela semu yang
terletak di bagian atas dinding yang berukuran 1 x 1 m yang dibatasi
oleh teralis dan tertutusehingga cahaya yang masuk ke ruangan kurang
merata
c. Desain Interior
Desain interior pada ruang jurusan terbilang kurang memuaskan baik
secara estetika maupun fungsional, karena fasilitas yang digunakan
banyak yang belum diperbaiki seperti beberapa furnitur yang rusak,
penempatan meja studio yang terlalu besar pada ruang 210 yang
sempit sehingga mengganggu proses sirkulasi gerak pengguna ruang.
Selain itu, ruang terkesan kurang rapih karena banyaknya kabel yang
terekspos sehingga memberikan suasana yang kurang rapi.
d. Akustik ruang
Sistem akustik pada ruang jurusan terbilang sudah cukup baik, namun
perlu diupayakan agar lebih ditingkatkan kualitasnya sehingga proses
perkuliahan dapat berlangsung dengan kondusif tanpa adanya
gangguan kebisingan dari luar.
e. Kebersihan
Aspek kebersihan menurut persepsi mahasiswa sudah cukup baik,
tidak ada sampah berserakan dan penempatan tempat sampah yang di
sudut-sudut ruangan sehingga terbilang tidak ada masalah kebersihan.

10
2.3 Evaluasi Terhadap Performa Ruang Kuliah
Berdasarkan uraian mengenai identifikasi ruang, kegiatan, dan persepsi
mahasiswa terhadap fasilitas kampus, hal ini dapat memberikan poin-poin yang
perlu diperhatikan dalam evaluasi pengoptimalisasian ruang kuliah. Evaluasi
diperlukan sebagai upaya untuk meningkatkan pengorganisasian sirkulasi ruang
kuliah yang kondusif sehingga menciptakan persepsi pengguna yang baik. Dalam
pengevaluasian, pengelompokkan fungsi terkait dengan pola aktivitas penghuni
dapat ditingkatkan dan hubungan ruang dapat menjadi lebih efektif dengan
membagi zona berdasarkan karakteristik ruangnya.
1. Ruang
a. Area semi-publik
Area semi publik merupakan area yang membatasi sebagai perantara
antara zona publik dan zona privat. Agar pelaksanaan perkuliahan bisa
berjalan dengan lancar, efektif dan efisien, maka penggunaan ruang perlu
diatur sesuai jadwal kuliah, dengan mempertimbangkan penyebaran mata
kuliah seluruh angkatan yang terbagi merata pada jam dan hari efektif.
Kategori ruang yang termasuk pada area semi-publik diantaranya adalah
selasar jurusan.
b. Area privat
Area privat adalah area yang hanya bisa diakses oleh keperluan
tertentu seperti ruang pembelajaran atau ruang kelas, studio desain, studio
display tugas besar berupa produk, dan ruang staf admin. Pengaturan
zoning area dan sirkulasi pada jurusan Desain Interior tidak hanya
berdampak pada aktivitas pengguna di dalam dan di sekitar bangunan,
tetapi juga menciptakan "pengalaman ruang" yang khas
2. Sirkulasi Penghawaan
Penambahan ventilasi dan rekomendasi peletakan bukaan pada sisi utara
dan selatan. Selain pintu dan jendela, keberadaan ventilasi juga
merupakan komponen yang sangat penting. Ventilasi memiliki peran
utama dalam menyediakan jalur sirkulasi udara, baik sebagai jalur masuk
maupun keluar udara, untuk memberikan kenyamanan kepada pengguna

11
ruang. Arah dan dimensi bukaan jendela sangat berpengaruh dalam
memastikan bahwa bukaan tersebut dapat berfungsi secara optimal.
3. Pencahayaan ruang
Berdasarkan SNI 03-2396-2001 tentang Distribusi Cahaya Dalam
Ruangan menjabarkan kualitas pencahayaan alami pada siang hari dapat
dikatakan baik apabila :
a. Tingkat pencahayaan yang minimal dapat menyebar secara rata ke
seluruh ruangan, tidak hanya pada sudut-sudut tertentu.
b. Tidak ada perbedaan yang kontras antara area terang dan area gelap
yang mencapai rasio 40:1 karena hal tersebut dapat mengganggu
penglihatan.
Upaya yang diperlukan dalam mengoptimalisasikan aspek pencahayaan
alami pada ruang adalah penambahan bukaan disesuaikan dengan
dimensi dinding, penempatan elevasi jendela ±121 cm dari lantai dengan
dimensi jendela 1 x 1 m sehingga cahaya yang masuk dapat merata ke
seluruh ruangan.
4. Desain Interior
Persoalan yang menjadi kendala bagi mahasiswa adalah desain interior
yang belum diperbaharui di beberapa ruang seperti pada ruang 210 yang
berukuran cukup sempit untuk menampung 35-40 orang tiap
berlangsungnya perkuliahan. Maka dari itu, poin-poin yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan furnitur yang menyesuaikan ruangnya.
a.) Penambahan meja dan kursi standar perguruan tinggi, karena
pada penataan sebelumnya jumlah yang ditentukan kurang bisa
menampung mahasiswa terutama pada kelas gabungan.
b.) Menerapkan hidden cable management yaitu cara untuk
menyembunyikan kabel agar ruangan tidak terkesan berantakan.
Penggunaan PVC direkomendasikan dalam hal ini. Selain
membuat sudut ruangan lebih rapi, PVC bisa menyesuaikan ruang
sehingga tidak terlihat kontras.
c.) Membatasi penggunaan meja studio. Disamping ukurannya
terlalu besar, hal ini mengganggu mobilisasi pengguna ruang
karena dimensi meja yang terlalu besar meminimalisir ruang

12
gerak bagi pengguna yang seharusnya menyesuaikan standar
ergonomi yaitu ± 60 cm

Gambar 1.1 Rekomendasi jarak minimum meja (Neufert, 2002)

d.) Mendominasi penggunaan cat dinding yang terang. Warna sangat


berpengaruh bagi keberlangsungan aktivitas terutama pada PBM
(proses belajar mengajar) dan mendesain yang membutuhkan
fokus yang tinggi, warna cat yang direkomendasikan adalah
putih. Warna putih memiliki kelebihan yang dapat memantulkan
cahaya yang masuk dan memberi ilusi ruang sehingga
memberikan kesan ruangan yang luas dan terang.
e.) Penggunaan baseboard pada papan tulis tanam. Hal ini
direkomendasikan agar memaksimalkan save spacing area.
Selain itu, penggunaan baseboard juga memberikan kesan ruang
yang lebih formal.
5. Akustik
Dalam pengoptimalisasian sistem akustik pada ruang dapat menggunakan
pintu soundproof atau menggunakan material berpori-pori seperti
penggunaan karpet untuk mengurangi reverbrasi bunyi.

13
6. Material
Material pembentuk ruang perlu diperhatikan agar tercapainya
kenyamanan ergonomi yang baik. Berikut adalah penggunaan material
yang direkomendasikan untuk ruang kuliah :
Menurut J. Pamudji Suptanar, pilihan bahan material memiliki pengaruh
terhadap persepsi dan pembentukan suasana dalam ruangan (Suptandar
1999), yang dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Penggunaan karpet, parket, dan kayu berserat sebagai material
lantai memberikan kesan suasana hangat dan indah.
b. Penggunaan marmer, batuan alami, dan keramik sebagai material
lantai memberikan kesan suasana sejuk/dingin, nyaman, indah,
dan luas.
c. Penggunaan batu-batuan alami sebagai material dinding
menciptakan kesan suasana yang alami.
d. Penggunaan cat dan wallpaper sebagai penutup dinding
memberikan suasana bersih dan rapi. Selain itu, suasana juga
dipengaruhi oleh warna dan pola yang digunakan.
e. Penggunaan fiberglass pada ruangan dapat memberikan efek
suasana ruang yang terlihat luas, bersih, rapi, dan terkesan
modern.
f. Penggunaan cermin, kaca bening, dan kaca es sebagai material
memberikan kesan suasana modern, indah, memperluas kesan
ruang, meningkatkan pencahayaan, serta mampu merefleksikan
cahaya.
g. Penggunaan gypsum dan triplek sebagai material plafon
memberikan kesan suasana ruang yang terlihat rapi, bersih, dan
sederhana.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan tinjauan yang telah dilakukan mengenai peranan elemen-elemen
dan fasilitas ruang perkuliahan yang membangun persepsi mahasiswa Desain
Interior UNS, maka dapat disimpulkan bahwa masih banyaknya upaya yang perlu
dievaluasi oleh pihak fakultas dalam meningkatkan kualitas fasilitas ruang
perkuliahan agar terciptanya kenyamanan bagi seluruh elemen pengguna ruang.
Tahap evaluasi untuk mengoptimalkan unsur-unsur interior adalah
pengelompokkan ruang dengan melakukan zoning dan hubungan ruang sesuai
fungsi. Dalam aspek sirkulasi penghawaan, upaya yang dapat dilakukan yaitu
penambahan ventilasi dan rekomendasi peletakan bukaan sesuai dengan orientasi
sumber mata angin yang maksimal. Kemudian untuk menciptakan sirkulasi
pencahayaan alami yang baik direkomendasikan peletakan ulang bukaan jendela
semu sebagai sumber pencahayaan alami. Pada konteks desain interior,
pertimbangan pemilihan material dan penataan furnitur sangat diperhatikan agar
terciptanya kenyamanan ergonomi pada pengguna ruang. Untuk mengurangi
kebisingan, upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan material yang
dapat menyerap suara dengan kriteria bahan yang berpori seperti penggunaan pintu
soundproof dan karpet. Tercapainya hal-hal ini akan memberikan kenyamanan bagi
seluruh pengguna ruang dalam beraktivitas yang berhubungan dengan ruang
jurusan Desain Interior.

3.2 Saran
Berdasarkan analisis dan kesimpulan yang telah diurai, saran yang dapat
penulis sampaikan adalah diperlukannya pembaruan data mengenai fasilitas dan
pendukungnya untuk melakukan evaluasi terhadap kecukupan dan kesesuaian,
yang dapat dilakukan melalui survei kepuasan pengguna atau mahasiswa dengan
menggunakan kuesioner.

15
DAFTAR PUSTAKA

03-2396-2001, S. (2001). Distribusi Cahaya Dalam Ruangan. Badan Standardisasi


Nasional.

AA Wicaksono, E. T. (2014). Teori Interior. Griya Kreasi.

Adianto, A. (2011). Pengaruh Desain Interior Pepustakaan Terhadap Tingkat


Frekuensi Mengunjungi Perpustakaan. Surabaya: Skripsi Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Airlangga .

Asrori. (2009). Psikologi Persepsi.

Ching, D. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga.

Ching, D. (2008). Arsitek: Bentuk, Ruang, Dan Tatanan.

Chressetianto, A. (2013). Pengaruh Aksesoris dan Elemen Pembentuk Ruang


terhadap Suasana dan Karakter Interior Lobi Hotel Artotel Surabaya. JURNAL
INTRA, Vol.1, No. 1.

Darmaprawira, S. (2002). Warna: Teori Dan Kreativitas Penggunaannya: Edisi


Kedua (Colors: Theory and Creativity in Using Them).

Devi Nuralinah, A. W. (2021). Evaluasi Kecukupan Ruang Kuliah untuk


Meningkatkan Kualitas Pendidikan di Universitas Brawijaya. Jurnal
Manajemen Aset Infrastruktur & Fasilitas, Vol. 5, No. 2.

Gunawan Tanuwidjaja, F. E. (2016). Persepsi Mahasiswa terhadap Warna Dinding


Depan Kelas pada Tes Mengingat. Jurnal RUAS, Vol. 14, No. 1.

Neufert, E. (2002). Architect's Data.

Ni Luh Putu Eka Pebriyanti, ,. G. (2016). EVALUASI KUALITAS ELEMEN DAN


REDESAIN INTERIOR FASILITAS KAMPUS DI FAKULTAS TEKNIK
ARSITEKTUR UNIVERSITAS UDAYANA. Seminar Nasional Sains dan
Teknologi . Denpasar, Bali.

16

Anda mungkin juga menyukai