Anda di halaman 1dari 19

TUGAS RUTIN (TR)

“ANALISIS INSTRUKSIONAL”

Makalah ini dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Desain Sistem Pembelajaran

Pendidik Pengampuh :
Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd

Oleh :
Muhammad Iqbal
Nurkholijah Rohma
Rika Imelda Sinaga

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmatnya, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas ini. Terselesaikannya tugas ini bukan karna pemikiran kami
sendiri melainkan bantuan dari banyak pihak, maka dari itu kami ucapkan terimakasih sebanyak-
banyaknya kepada pihak – pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Ucapan terima kasih juga tidak lupa kami haturkan kepada Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,
M.Pd, selaku pendidik mata kuliah Desain Sistem Pembelajaran yang telah membimbing sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisis Instruksional” dengan tepat waktu.
Selanjutnya kami berharap semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi diri pribadi
dan bagi para pembaca. Semoga kami menjadi mahasiswa yang lebih aktif dalam menulis bukan
sekedar menyelesaikan tugas semata. Sekian dan terima kasih.

Hormat kami

Penulis
Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................... 2
1.4. Manfaat Pembahasan........................................................................................................ 2
BAB II ............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
2.1 Kedudukan Analisis Instruksional dalam Desain Instruksional ........................................ 3
2.2 Pengertian Analisis Instruksional ...................................................................................... 7
2.2 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melasanakan Analisis Instruksional .............. 8
2.3 Langkah-langkah Melakukan Analisis Instruksional ...................................................... 13
BAB III ......................................................................................................................................... 15
SIMPULAN .................................................................................................................................. 15
3.1 Simpulan........................................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Instruksional yang siap pakai adalah hasil yang diinginkan dalam hal
mendesaian sistem intruksional. Dalam mencapai sistem intruksional yang siap pakai
tidaklah semudah menentukan tujuan perjalanan. Kita mengetahui bahwa pendidikan itu
mempunyai tujuan yang pasti, hanya tidak semua orang dapat merumuskan dengan jelas
tujuan apa yang ingin dicapainya dengan pendidikan yang direalisasikannya.
Tujuan adalah keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang diperoleh untuk memenuhi
kebutuhan yang telah diidentifikasi. Tujuan berfokus pada apa yang dapat dilakukan
sibelajar ketika usai pelajaran. Tujuan instruksional idealnya diperoleh dari proses
pengkajian / penelususan kebutuhan (Need Assessment) yang menetapkan secara luas
indikasi-indikasi permasalahan yang harus dipecahkan. (Dick and Carey, 2005).
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang apa yang dicapai dilakukan
dengan cara analisis. Dan seperti yang kita ketahui bahwa dalam mendesain sistem
instruksional dibutuhkan langkah-langkah seperti berikut:
1. Menentukan kebutuhan instruksional dan menentukan tujuan instruksional umum
2. Melakukan analisis instruksional
3. Mengidentifikasikasi perilaku dan karakteristik awal mahasiswa
4. Menentukan tujuan instruksional khusus.
5. Menulis tes acuan patokan
6. Menyusun strategi instruksional
7. Mengembangkan bahan instruksional
8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
9. Mendapatkan sistem instruksional
Setelah mengidentifikasi kebutuhan instruksional untuk menentukan tujuan
intruksional umum maka langkah selanjutnya adalah melakukan analisis intruksional.
(Dick and Carey yang didukung oleh suparman 1997).

1
1.1. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah maka yang menjadi masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apakah pengertian dari Analisis Instruksional?
2. Hal-hal apakah yang harus diperhatikan dalam melaksanakan analisis instruksional?
3. Langkah-langkah apakah yang digunakan daalam melakukan analisis instruksional?

1.2. Tujuan Pembahasan


Berdasarkan perumusan masalah diatas maka pembahasan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengertian Analisis Instruksional.
2. Mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan analisis instruksional
3. Mengetahui Langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis instruksional.

1.3. Manfaat Pembahasan


Manfaat yang dapat diperoleh melalui pembahasan ini adalah:
1. Memberi pengetahuan bagi para desainer intruksional untuk dapat mengetahui hal-hal
yang diperlukan dalam setiap pengajaran
2. Memberi pandangan bagi calon-calon desainer pembelajaran dalam merumuskan
tujuan intruksional
3. Memberi pengetahuan bagi desainer bagaimana laangkah-langkah dalam melakukan
analisis instruksional

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kedudukan Analisis Instruksional dalam Desain Instruksional

A. Desain Instruksional
Perencanaan pembelajaran merupakan aktivitas penetapan tujuan pembelajaran,
penyusunan bahan ajar dan sumber belajar, pemilihan media pembelajaran, pemilihan
pendekatan dan strategi pembelajaran, pengaturan lingkungan belajar, perancangan sistem
penilaian hasil belajar serta perancangan prosedur pembelajaran dalam rangka membimbing
peserta didik agar terjadi proses belajar, yang kesemuanya itu didasarkan pada pemikiran
mendalam mengenai prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat (Ahmad, Z.A, 2012). Manfaat
perencanaan pembelajaran adalah: (1) sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran, (2) sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan, (3) sebagai pedoman kerja, baik untuk pendidik maupun
mahasiswa, (4) sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu kegiatan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kegiatan tersebut, (5) untuk bahan penyusunan data agar tidak terjadi
kesenjangan dalam kegiatan pembelajaran, dan (6) untuk menghemat waktu, tenaga dan alat.
Dasar perencanaan pembelajaran adalah desain pembelajaran atau desain instruksional.
Desain pembelajaran adalah proses merancang tujuan pembelajaran, materi pembelajaran,
pengalaman belajar, sumber-sumber belajar, dan evaluasi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik agar peserta didik mau dan mampu untuk belajar (Wiyani, N.A,
2013). Sedangkan menurut Sanjaya Wina (2013), desain pembelajaran berkenaan dengan
proses pembelajaran yang dapat dilakukan siswa untuk mempelajari materi pelajaran yang di
dalamnya mencakup rumusan tujuan yang harus dicapai atau hasil belajar yang diharapkan,
rumusan strategi yang dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan termasuk metode, teknik dan
media yang dapat dimanfaatkan serta teknik evaluasi untuk mengukur atau menentukan
keberhasilan pencapaian tujuan. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa desain
pembelajaran atau desain instruksional merupakan proses merancang tujuan, materi, strategi,
dan evaluasi pembelajaran, serta sumber belajar yang menunjang untuk mencapai tujuan.

3
Desain instruksional secara garis besar memiliki tiga langkah, yaitu: (1) Analisis
instruksional, (2) Analisis strategi instruksional, dan (3) Analisis evaluasi instruksional. Dari
ke tiga langkah tersebut, maka pengajar (pendidik ataupun guru) harus memiliki kemampuan
analitik, kemampuan pengembangan, dan kemampuan pengukuran.
Kemampuan analitik adalah kemampuan mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi pembelajaran dalam rangka memprediksi keberhasilan pelaksanaan
pembelajaran. Kemampuan pengembangan adalah kemampuan untuk memilih, menetapkan,
dan mengembangkan strategi pembelajaran yang paling optimal untuk mencapai hasil yang
diinginkan. Kemampuan pengukuran adalah kemampuan untuk menetapkan tingkat
keefektifan, efisiensi, dan daya tarik rancangan pembelajaran. Kemampuan ini meliputi
memilih, menetapkan, dan mengembangkan alat ukur yang paling tepat untuk mengukur
pencapaian tujuan/indikator.
Kemampuan analitik akan membawa perancang pembelajaran menetapkan desain
pembelajaran yang tepat. Karena Desain pembelajaran menurut Ahmad, Z.A, 2012 merupakan
pemikiran dan upaya merancang pembelajaran yang efektif, suatu proses pembelajaran yang
efektif, suatu proses pembelajaran yang benar-benar dapat membantu proses belajar peserta
didik. Sedangkan tujuan desain pembelajaran adalah untuk mencapai solusi terbaik dalam
memecahkan masalah pembelajaran dengan memanfaatkan sejumlah informasi yang tersedia
(Ahmad, Z.A, 2012) dan fungsi utama desain pembelajaran mewujudkan pola yang jelas
mengenai proses pembelajaran yang akan dijalankan, yang diyakini dapat mengantarkan
mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran.
Desain pembelajaran menurut model Dick & Carey, memiliki langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Identifikasi Tujuan (Identifying Instructional Goals)
b. Melakukan Analisis Instruksional (Conducting Instructional Analysis)
c. Mengidentifikasi Tingkah laku Awal/Karakteristik Siswa (Identifying Entry Behaviorurs,
Characteristics)
d. Merumuskan Tujuan Kinerja (Writing Performance Objectives)
e. Pengembangan Tes Acuan Patokan (Developing Criterian Referenced Test)
f. Pengembangan Strategi Pembelajaran (Developing Instructional Strategy)
g. Pengembangan dan memilih pengajaran (Developing and Selection Instruction)

4
h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif (Designing ang Conducting Formative
Evaluation)
i. Menulis perangkat penilaian akhir (Designing ang Conducting Summative Evaluation)
j. Revisi pengajaran (Revising Instruction)

Langkah desain pembelajaran Dick & Carey diperjelas dengan sajian bagan yang
dilihat pada bagan 1 berikut.

Langkah tersebut sesuai dengan langkah desain pembelajaran/desain instruksional


menurut PAU-PPAI-UT. Langkah tersebut dapat dilihat pada bagai 2 berikut.

5
Bagan 1 dan 2 menunjukkan bahwa langkah awal desain intraksional adalah
membuat analisis instruksional. Kaitan dengan kemampuan pendidik dalam merancang
pembelajaran adalah pada kemampuan analitik dalam menetapkan langkah analisis
instrksional. Untuk memperjelas hal tersebut, akan dibicarakan pengertian dan manfaat
analisis instruksional.

Menurut KPT 2016, tahapan perancangan pembelajaran dilakukan secara


sistematis, logis dan terukur agar dapat menjamin tercapainya capaian pembelajaran
lulusan (CPL). Tahapan perancangan pembelajaran tersebut setidaknya dilakukan dalam
tahapan sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi CPL yang dibebankan pada mata kuliah;


b. Merumuskan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CP-MK) yang bersifat spesifik terhadap
mata kuliah berdasarkan CPL yang dibebankan pada MK tersebut;
c. Merumuskan sub-CP-MK yang merupakan kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap
tahap pembelajaran, dan dirumuskan berdasarkan CP-MK;
d. Analisis pembelajaran (analisis tiap tahapan belajar);
e. Menentukan indikator dan kreteria Sub-CP-MK;
f. Mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran berdasarkan indikator pencapaian
kemampuan akhir tiap tahapan belajar;
6
g. Memilih dan mengembangkan model/metoda/strategi pembelajaran
h. Mengembangkan materi pembelajaran;
i. Mengembangkan dan melakukan evaluasi pembelajaran;

Tahapan di atas menunjukkan bahwa rangkaian perencanaan pembelajaran dimulai dari


analisis pembelajaran (analisis instruksional) yang dimulai dari perumusan CPMK. Untuk
member gambaran langkah/tahapan perencanaan pembelajaran menurut KPT 2016 dapat
dilihat pada bagan 3 berikut.

Bagan. 3 : Tahap Perencanaan Pembelajaran

Bagan 3 di atas menunjukkan bahwa kedudukan analisis instruksional adalah di


awal penyusunan perencanaan pembelajaran dengan terlebih dahulu menentukan
perumusan CPMK dan Sub CPMK.

2.2 Pengertian Analisis Instruksional

Analisis intruksional adalah sebagai tahapan proses yang merupakan keseluruhan dari
pemaparan bagaimana perancang (desainer) menentukan komponen utama dari tujuan
instruksional melalui kegunaan analisis tujuan (goal analysis), dan bagaimana setiap langkah

7
dalam tujuan tersebut dapat dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan subordinate atau
keterampilan prasyarat. (Dick and Carey 2005)
Analisis instruksional sebagai perangkat (satu set) prosedur yang ketika dipublikasikan
ketujuan instruksional, menghasilkan pengindentifikasian langkah-langkah yang sesuai untuk
melaksanakan tujuan dan keterampilan subordinate bagi sibelajar dalam rangka mencapai tujuan.
(Dick and Carey 2005)
Suparman (1997) lebih cenderung mengartikan analisis instruksional sebagai proses yang
menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logis dan sistematis.
Kegiatan penjabaran tersebut dimaksudkan untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang
dapat menggambarkan perilaku umum secara terperinci. Yang dimaksud perilaku khusus tersusun
secara logis dan sistematis adalah tahapan apa yang seharusnya dilakukan terlebih dahuluditinjau
dari berbagai alas an seperti karena kedudukannya sebagai perilaku prasyarat, prilaku yang
menurut urutan fisik berlangsung lebih dahulu, perilaku yang menurut proses psikologi muncul
lebih dahulu atau kronologis terjadi lebih awal.

2.3 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Melasanakan Analisis Instruksional

Ditinjau dari pendapat Dick and Carey (2005), proses analisis instruksional dimulai dari
melaksanakan analisis tujuan (goal analysis) yang dimulai setelah memperoleh pernyataan yang
jelas dari instruksional.
1. Analisis Tujuan (Goal Analysis)
Hal yang harus diperhatikan adalah:
a. Pengklarifikasian pernyataan tujuan berdasarkan domain (jenis) belajar yang akan muncul
Domain belajar dapat dibagi atas empat yakni:
1. Keterampilan Intelektual
Keterampilan yang mensyaratkan sebelajar melakukan kegiatan kognitif yang unik. Unik
yang dimaksud disini adalah sibelajar harus mempu memecahkan masalah atau
menampilkan satu perilaku dengan contoh atau informasi yang tidak ditemukan sebelumnya.
2. Informasi Verbal
Keterampilan yang mensyaratkan sibelajar memberikan respons yang spesifik terhadap
stimuli yang relative spesifik. Biasanya tujuan keterampilan ini dapat dikenali dari kata kerja
yang digunakan. Kata kerja seperti menyebutkan atau menjelaskan sesuatu.

8
3. Sikap
Sikap adalah pernyataaan kompleks manusia terhadap orang, benda dan kejadian. Dick and
Carey (2005) mendefenisikan sebagai kecenderungan membuat pilihan-pilihan tertentu atau
keputusan tertentu terhadap keadaan tertentu. Sikap mempengaruhi pilihan sikap seseorang
dan merupakan tujuan jangka panjang yang sulit diukur dalam waktu singkat. Tujuan
instruksional yang berfokus pada sikap dan dianggap sebagai sesuatu yang mempengaruhi
sebelajar memilih. Sikap memilih dapat menunjukkan kecenderungan positif atau negative
terhadap objek kejadian atau orang tertentu.
4. Keterampilan psikomotor
Karakteristik dari keterampilan psikomotor adalah sibelajar harus melaksanakan gerakan
otot dengan atau tanpa peralatan untuk mencapai hasil yang spesifik. Ketrampilan ini
melibatkan mental dan fisik. Perilaku dari tampilan ini berupa kecepatan gerakan tubuh,
keakraban kekuatan dan kelenturan.
Setiap tujuan dapat dimulai dengan menjawab pertanyaan “bagaimana kita menentukan
keterampilan belajar apa yang harus dipelajari sehingga dapat tercapai tujuan-tujuan yang telah
dibuat?” Jawabannya adalah mengklasifikasian setiap tujuan kedalam salah satu domain
belajar diatas.

b. Mengidentifikasi dan mengurutkan langkah-langkah utama ketika sibelajar sedang


menampilkan tujuan.
Langkah kedua dari analisis tujuan ini dilakukan setelah kita mengidentifikasi domain dari
tujuan maka perlu untuk lebih spesifik mengindikasikan apa yang akan dilakukan sibelajar ketika
sedang menampilkan tujuan. Teknik terbaik yang sebaiknya digunakan oleh seorang desainer
untuk menganalisa sebuah tujuan adalah dengan mendiskripsikan langkah demi langkah secara
terperinci kegiatan atau apa yang akan dilakukan seseorang ketika menampilkan sebuah tujuan.
Analisis tujuan merupakan tayangan visual dari langkah-langkah spesifik yang sibelajar akan
lakukan ketika menampilkan tujuan instruksional sebaiknya ditayangkan dalam bentuk yaitu
langkah demi langkah dalam kotak tersusun disebuah diagram air (flow diagram). (Dick and Carey
2005).

9
Step Step Step Step Step
1 2 3 4 5
Gbr. Flow diagram

Pada saat menyusun daftar langkah-langkah tersebut yang harus diperhatikan adalah
sipembelajar, apakah sipembelajar berusia muda atau dewasa karena akan mempengaruhi jumlah
angka yang harus dibuat. Pendiskripsian setiap langkah harus mencamtumkan sebuah kata kerja
yang menjelaskan sebuah tingkah laku yang dapat diobservasi. Contohnya “ bila membaca atau
mendengar (keduanya proses internal bukan tingkah laku yang jelas) langkahnya sebaiknya
diindikasikan apa yang sibelajar akan identifikasi dari apa yang mereka baca ata dengar. Setiap
langkah sebaiknya memiliki outcome yang dapat diobservasi. Sedikitnya 5 langkah yang ada
pada tahapan ini tetapi tidak lebih dari 15 untuk durasi waktu 1 sampai 2 jam pengajaran.
Menulis TIU (target objective) mensyaratkan disainer mengklasifikasikan keterampilan
target berdasarkan tipe hasil belajar. Hal ini memungkinkan melanjutkan keanalisis berikutnya,
yaitu analisis tugas (Task Analysis). Tetapi sebelumnya ada bebrapa hal lagi yang sebaiknya
diperhatikan yaitu pengujian setiap langkah yang telah dibuat hingga pada akhirnya akan
berbentuk produk akhir dari analisis tujuan (goal analysis) berupa diagram keterampilan yang
menyediakan gambaran mengenai apa yang akan menyediakan gambaran mengenai apa yang
sedang dilakukan oleh sibelajar ketika mereka menampilkan tujuan instruksioanl umum.
Kerangka kerja inilah yang nantinya menjadi dasar bagi analisis keterampilan prasyarat atau
subordinate skill analysis.

2. Analisis Keterampilan Prasyarat (Subordinate skill analysis)


Setelah langkah-langkah dalam tujuan teridentifikasi dianggap perlu melakukan pengujian
setiap langkah untuk menentukan apa yang seharusnya telah diketahui seibelajar dapat
mempelajari langkah yang ditampilkan (perform) dalam tujuan. Langkah ini disebut analysis
keterampilan prasyarat atau subordinate skill analysis.
Dalam analisis ini tujuan yang akan dibahas terlebih dahulu adalah tujuan murni (pure
goals) yang langkah-langkahnya hanya keterampilan intelektual atau hanya ketrampilan
psikomotor. Tujuan kompleks (complex goal) melibatkan beberapa domain / ranah segaligus.
Sebuah kombinasi berbagai pendekatan dapat digunakan dengan tujuan kompleks. Dalam rangka
memulai sebuah analisis keterampilan prasyarat, perlu diperoleh deskripsi atau gambaran

10
mengenai tugas utama si belajar yang harus ditampilkan sehingga terpenuhilah tujuan
instruksional umum.
Berbagai pendekatan dalam melakukan analisis keterampilan prasyarat menurut Dick and
Carey (2005) yakni:
1. Pendekatan Hirarki (hierarchial approach)
2. Pendekatan Pengelompokan (cluster approach)
3. Pendekatan Hirarki dan atau Pendekatan Pengelompokan
Suparman (1997) membagi pendekatan tersebut sebagai proses penguraian perilaku khusus
kedalam empat struktur perilaku. Empat susunan struktur perilaku tersebut sebagai berikut:
1. Struktur Perilaku Hirarkial
Struktur ini adalah kedudukan dua perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu perilaku
hanya dapat dilakukan bila telah dikuasai perilaku yang lain (perilaku=kemampuan).
Misalnya pada mata pelajaran seni budaya, kedudukan perilaku membaca notasi musik dan
perilaku menyanyikan notasi musik tersebut. Perilaku menyanyikan notasi musik tidak akan
mungkin dapat dilakukan siswa apabila siswa tersebut belum menguasai dalam hal membaca
notasi musik.

Menyanyikan notasi musik

Membaca notasi Musik

Gbr. Struktur perilaku Hirarkial

2. Struktur Perilaku Prosedural


Struktur ini adalah kedudukan beberapa perilaku yang menunjukkan bahwa salah satu seri
urutan penampilan perilaku tetapi ada yang menjadi perilaku prasyarat untuk yang lain.
Contoh : tujuan siswa dapat membuat karya musik sendiri.

11
Pembuatan karya musik

sendiri

Membuat symbol menjadi tulisan Mengaplikasikan parameter musical


kedalam komposisi musik

Mengubah ide kedalam Mengkombinasikan


bahasa bunyi bahasa bunyi

Menentukan ide Menetukan peralatan Menghubungkan sumber-


musikal musik sumber bunyi

Menyiapkan sumber Mengidentifikasi sumber- Mengexplorasi sumber-


Sumber bunyi sumber bunyi sumber bunyi

Gbr. Struktur Perilaku Prosedural


3. Struktur Perilaku Pengelompokan
Struktur ini adalah perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai ketergantungan antara
satu dengan yang lainnya.
Misalnya tujuan siswa dapat menjelaskan fungsi bagian-bagian gitar, menjelaskan fungsi
satu dengan yang lain tidak terkait secara hirarki dan procedural. Siswa dapat menyebutkan
fungsi bagian gitar sesuai dengan siswa ingin.

Menjelaskan fungsi bagian-bagian gitar

Menjelaskan Menjelaskan fungsi Menjelaskan fungsi Menjelaskan


fungsi Tuning finger board resonator fungsi senar

12
4. Struktur Perilaku Kombinasi
Struktur ini adalah perilaku khusus sebagian tersebar akan terstruktur secara kombinasi
antara struktur hirarkial, procedural dan pengelompokan.
Misalnya kemampuan mengapresisi karya musik daerah.

Mengapresisi karya
musik daerah

Bayangkan Kesan yang


dimaksud komponis

Hayati Hayati Hayati Hayati


Nada Irama Melodi Lirik

Menghayati unsur-
unsur karya
tersebut
Gbr. Struktur Perilaku Kombinasi

2.3 Langkah-langkah Melakukan Analisis Instruksional

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam melakukan analisis intruksional adalah


sebagai berikut:
1. Menuliskan perilaku umum yang telah ditulis dalam TIU untuk mata pelajaran yang
dikembangkan
2. Menuliskan setiap perilaku khusus yang menjadi bagian dari perilaku umum tersebut
3. Menyusun perilaku khusus tersebut kedalam suatu daftar dalam urutan yang logis dimulai
dari perilaku umum, perilaku khusus yang paling “dekat” hubungannya dengan perilaku
umum diteruskan “mundur” sampai perilaku yang paling jauh dari perilaku umum
4. Menambah perilaku khusus tersebut atau mengurangi jika perlu. Tanamkan dalam pikiran
anda bahwa anda harus berusaha melengkapi daftar perilaku khusus tersebut.
5. Menulis setiap perilaku khusus dalam suatu lembar kartu atau kertas ukuran 3x5 cm

13
6. Menyusun kartu tersebut diatas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam struktur
hirarkial, prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan masing-masing terhadap kartu
yang lain. Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar atau horizontal untuk perilaku-perilaku yang
menyerupai struktur prosedural dan pengelompokan serta letakkan secara vertical untuk
perilaku-perilaku yang hirarkial
7. Jika perlu, tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau dikurangi bila
dianggap lebih
8. Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut dalam perilaku-perilaku dalam kotak-kotak
diatas kertas lebar sesuai dengan latak kartu yang telah disusun. Hubungkan letak kotak-kotak
tersebut dengan kertas vertical dan horizontal untuk menyatakan hubungannya yang hirarkial
, prosedural atau pengelompokan.
9. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu dan yang lain atau
perilaku-perilaku khusus yang khusus yang berada dibawah perilaku umum yang berbeda.
10. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimuali dari yang terjauh sampai yang
terdekat dengan perilaku umum. Pemberian nomor akan menunjukkan urutan perilaku
tersebut.
11. Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang telah disusun dengan memperhatikan:
- Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap perilaku umum
- Logis tidaknya dari perilaku-perilaku khusus menuju perilaku umum
- Struktur hubungan perilaku-perilaku khusus tersebut (hirarkial, presedural, pengelompokan
atau kombinasi)

14
BAB III
SIMPULAN

3.1 SIMPULAN

Sebelum menghasilkan suatu desain sitem instruksional yang siap pakai haruslah melalui
tahap-tahap yang ditentukan agar hasil yang didapat lebih berkualitas dan tujuan yang
direalisasikan dapat tercapai secara maksimal. Salah satu tahap yang tidak kalah pentingnya
adalah analisis intruksional, dimana pada langkah inilah merupakan bertujuan untuk memperolah
gambaran tentang apa yang dicapai. Apa yang kan dicapai merupakan suatu tujuan yang jelas dan
spesifik memberi pegangan dan petunjuk tentang metode mengajar dan belajar yang serasi serta
memungkinkan penilaain proses dan hasil belajar yang lebih teliti.

3.2 SARAN

Kiranya para desainer atau tenaga pendidik menggunakan tahap demi tahap dalam
menganalisis instruksional secara teliti sehingga kebutuhan siswa dapat tercapai sesuai dengan
tujuan yang kita inginkan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dick ‘ W., & Carey, 2005. The Systemafic Design Of Instruction. Glenview Illionois. Scott,
Forestman and Company

Suparman, Atwi, 1997. Desain Intruksional. Jakarta: PAU dan DIKTI DIKB’D

16

Anda mungkin juga menyukai