Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEGIATAN WORKSHOP NASIONAL


“Pengembangan Bahan Ajar dan Pembelajaran Berdiferensiasi”
(Merancang, Implementasi, dan Evaluasi)
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas final pada Mata Kuliah Bahasa Daerah

Dosen Pengampu
Sri Rahayu, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :
A.Nahda Zhafira (105401104122)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan atas kehadirat Allah swt. Karena atas segala
rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW.
yang telah menjadi taudalan bagi kita semua di muka bumi ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas final Mata Kuliah Bahasa Daerah.
Pada kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan ungkapan terima kasih kepada
Allah SWT, atas berkat dan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dan
juga kepada Ibu Sri Rahayu, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pengampu Mata Kuliah Bahasa Daerah
yang telah membimbing.
Demikian pula penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan dengan
harapan sebagai masukan dalam perbaikan makalah ini. Akhir kata, penulis sampaikan terima
kasih dan berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan pembaca.

Makassar, 18 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………… ii


DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………... 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………….. 1
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………………………... 3
A. Definisi Pembelajaran Terdiferensiasi ………………………………………………….. 3
B. Hal yang perlu di pertimbangkan ketika merencanakan pembelajaran terdiferensiasi
…………………………………………………………………………………………... 3
C. Contoh Diferensiasi Pembelajaran ……………………………………………………… 5
D. Kendala dalam merencanakan pembelajaran terdiferensiasi …………………………… 5
E. Apa saja yang dapat di diferensiasikan Dan Alur yang dapat dilakukan pendidik utk
melakukan Pembelajaran Terdiferensiasi ………………………………………………. 6
F. Asesmen Awal Pembelajaran …………………………………………………………… 7
G. Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan asesmen dan Alur Asesmen
…………………………………………………………………………………………… 8
H. Tantangan yg dihadapi ketika melakukan asesmen awal dan Solusi untuk mengatasi
tantangan pada Asesmen Awal ………………………………………………………….. 8
I. Acuan yang digunakan untuk melaksanakan asesmen pembelajaran dan Prinsip Asesmen
…………………………………………………………………………………………. 10
J. Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif dan Pelaksanaan Asesmen Formatif dan
Sumatif ………………………………………………………………………………… 11
K. Alur Perancangan Pembelajaran dan Asesmen serta Tujuan Asesmen Diagnostik
………………………………………………………………………………………….. 12
L. Pengertian Modul Ajar …………………………………………………………………. 13
M. Komponen Modul Ajar Wajib ………………………………………………………….. 13
N. Acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar dan yang harus diperhatikan dalam memilih Bahan
Ajar …………………………………………………………………………………….. 13
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………………… 14
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 14
B. Saran …………………………………………………………………………………… 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tugas pendidik adalah menyediakan suasana belajar yang menyenangkan.
Pendidik harus mencari cara untuk membuat pembelajaranmenjadi menyenangkan dan
mengesampingkan ancaman selama proses pembelajaran. Salah satu cara untuk membuat
pembelajaran menjadimenyenangkan adalah dengan menggunakan bahan ajar yang
menyenangkan pula,yaitu bahan ajar yang dapat membuat peserta didik merasa tertarik dan
senang mempelajari bahan ajar tersebut.Terkait dengan pembelajaran, perlunya pengembangan
bahan ajar, agar ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa, tuntutan
kurikulum,karakteristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar. Pengembangan
bahan ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yangdikembangkan
harus sesuai dengan Kurikulum 2013 atau Kurikulum Merdeka yang mengacu pada Standar
nasional Pendidikan baik standar isi, standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kemudian
karakteristik sasaran disesuaikan dengan lingkungan,kemampuan, minat, dan latar belakang
siswa.
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu pendekatan yang sangat baik untuk
digunakan. Dalam pembelajaran diferensiasi, kepedulian pada peserta didik dalam
memperhatikan kekuatan dan kebutuhan pesertadidik menjadi titik berat yang difokuskan.
Pembelajaran diferensiasidiaplikasikan pada berbagai sudut pandang, mulai pada tampilan
pembelajaran yang akan menarik perhatian belajar peserta didik dan jugamemenuhi kebutuhan
peserta didik. Kemudian memperhatikan respon siswaterhadap apa yang diberikan oleh guru.
Pembelajaran berdiferensiasimerupakan suatu cara berpikir yang sangat penting tentang proses
belajar mengajar pada abad ke-21 ini. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah halyang baru
dalam dunia pendidikan. Pembelajaran diferensiasi juga dikenaldengan istilah pembelajaran
diferential.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Pembelajaran Terdiferensiasi
2. Apakah hal yang perlu di pertimbangkan ketika merencanakan
pembelajaran terdiferensiasi
3. Contoh Diferensiasi Pembelajaran
4. Apa sajakah kendala dalam merencanakan Pembelajaran Terdiferensiasi
5. Apa saja yang dapat di diferensiasikan dan alur yang dapat dilakukan pendidik untuk
melakukan Pembelajaran Terdiferensiasi
6. Bagaimana Asesmen Awal Pembelajaran itu
7. Apa sajakah hal yang harus diperhatikan dalam menentukan Asesmen dan Alur Asesmen
8. Apa sajakah tantangan yg dihadapi ketika melakukan Asesmen awal dan solusi untuk
mengatasi tantangan pada Asesmen Awal

1
9. Bagaiman acuan yang digunakan untuk melaksanakan Asesmen Pembelajaran dan
Prinsip Asesmen
10. Contoh bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif dan pelaksanaan Asesmen Formatif dan
Sumatif
11. Bagaimana alur Perancangan Pembelajaran dan Asesmen serta tujuan Asesmen
Diagnostik
12. Apakah pengertian Modul Ajar
13. Bagaimana komponen Modul Ajar Wajib
14. Bagaimana acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar dan yang harus diperhatikan dalam
memilih Bahan Ajar

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Pembelajaran Terdiferensiasi
2. Untuk mengetahui hal yang perlu di pertimbangkan ketika merencanakan pembelajaran
terdiferensiasi
3. Untuk mengetahui Contoh Diferensiasi Pembelajaran
4. Untuk menjelaskan kendala dalam merencanakan Pembelajaran Terdiferensiasi
5. Untuk mengetahui yang dapat di diferensiasikan dan alur yang dapat dilakukan
pendidik untuk melakukan Pembelajaran Terdiferensiasi
6. Untuk mengetahui Bagaimana Asesmen Awal Pembelajaran itu
7. Untuk mengetahui hal yang harus diperhatikan dalam menentukan Asesmen dan Alur
Asesmen
8. Untuk menjelaskan tantangan yg dihadapi ketika melakukan Asesmen awal dan solusi
untuk mengatasi tantangan pada Asesmen Awal
9. Untuk mengetahui Bagaiman acuan yang digunakan untuk melaksanakan Asesmen
Pembelajaran dan Prinsip Asesmen
10. Untuk mengetahui Contoh bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif dan pelaksanaan
Asesmen Formatif dan Sumatif
11. Untuk mengetahui Bagaimana alur Perancangan Pembelajaran dan Asesmen serta
tujuan Asesmen Diagnostik
12. Untuk mengetahui Apakah pengertian Modul Ajar
13. Untuk mengetahui Bagaimana komponen Modul Ajar Wajib
14. Untuk mengetahui Bagaimana acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar dan yang harus
diperhatikan dalam memilih Bahan Ajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pembelajaran Terdiferensiasi


Yaitu Pembelajaran yang mengakomodir kebutuhan belajar peserta didik dan pembelajaran
yang memberi keleluasaan pada peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan
kesiapan belajar minat dan profil belajar peserta didik. Intinya, pembelajaran terdiferensiasi adalah
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter, kebutuhan, dan minat peserta didik. Pada
pembelajaran terdiferensiasi, guru menjadikan peserta didik sebagai subjek pembelajaran.
Pembelajaran berpusat kepada peserta didik (student centre). Guru memfasilitasi setiap peserta
didik mengeksplorasi minat dan rasa ingin tahunya. Secara konsep, pembelajaran terdiferensiasi
sangat baik dan sangat ideal untuk mengakomodir perbedaan individual peserta didik, tetapi pada
praktiknya, hal ini menjadi sebuah tantangan yang tidak mudah bagi guru. Guru perlu kerja keras
dalam melaksanakannya, karena guru harus menyiapkan waktu, tenaga, berbagai strategi
pembelajaran, dan asesmen hasil belajar sesuai dengan karakter, minat, dan kebutuhan peserta
didik.
1. Diferensiasi adalah praktik penyesuaian kurikulum, strategi pengajaran, strategi penilaian, dan
lingkungan kelas untuk memenuhi kebutuhan semua siswa. Kelas yang berbeda menyediakan jalur
yang berbeda bagi siswa untuk memperoleh konten, untuk memproses informasi dan ide, dan
untuk mengembangkan produk yang menunjukkan pemahaman (Tomlinson, 2001).
2. Kesiapan siswa yang bervariasi berdasarkan bidang studi dan dimensi pengetahuan. Hal ini
membutuhkan penerapan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa (Arends & Kilcher, 2010).

B. Hal yang perlu di pertimbangkan ketika merencanakan pembelajaran terdiferensiasi


1. Perlunya peningkatan kemampuan guru dalam merancang pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran, dan melakukan asesmen hasil belajar peserta didik. Masih banyak
guru yang belum paham dan belum bisa melaksanakannya. Karena pada praktik
pembelajaran, hal ini tidak atau belum dilaksanakan. Mungkin saja secara teori tahu, tetapi
dengan berbagai alasan, seperti merepotkan, terbatasnya waktu, dan perlu tenaga ekstra
dari guru, serta banyaknya peserta didik yang harus diajari, maka hal ini belum
dilaksanakan oleh guru. Berdasarkan kepada hal tersebut, maka sekolah perlu mengadakan
pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran
terdiferensiasi. Selain itu, guru dapat mencari sendiri informasi terkait dengan konsep dan
implementasi pembelajaran terdiferensiasi dari berbagai sumber. Misalnya aplikasi yang
disediakan oleh Kemdikbudristek seperti aplikasi merdeka mengajar, guru berbagi,
mencari informasi dari internet, YouTube, artikel jurnal atau best practice terkait dengan
pembelajaran terdiferensiasi. Guru juga bisa bergabung dalam komunitas seperti

3
Kelompok Kerja Guru (KKG) atau Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) untuk
saling berbagi pengalaman dan inspirasi terkait dengan pembelajaran terdiferensiasi.
2. Guru harus benar-benar mengenal gaya belajar, minat, kemampuan awal, dan kebutuhan
peserta didik. Setiap peserta didik unik. Mereka memiliki gaya belajar yang beragam,
seperti gaya belajar dominan melalui pendengaran (auditory), gaya belajar yang dominan
menggunakan penglihatan (visual), dan gaya belajar yang dominan menggunakan gerakan
(kinestetik).
3. Pendekatan yang dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran terdiferensiasi bisa
mempertimbangkan beragam pendekatan, seperti pendekatan personal. Maksudya, berapa
guru yang diperlukan untuk melaksanakan pembelajaran pada 1 kelas tertentu. Apakah
cukup 1 orang guru guru atau memerlukan beberapa orang guru (team teaching). Bisa
melalui pendekatan durasi intervensi atau bimbingan guru dalam proses pembelajaran
mengingat beragamnya kemampuan belajar peserta didik. Ada yang mampu belajar dengan
cepat (fast learner), kemampuan belajarnya sedang (middle learner), dan kemampuan
belajarnya lambat (slow learner). Khusus untuk anak yang tipe lambat belajar (slow
learner), guru tentunya harus memberikan tambahan jam belajar bagi yang bersangkutan.
Bisa juga menggunakan pendekatan produk/tugas/proyek yang dikerjakan oleh peserta
didik untuk menguasai sebuah materi supaya potensi mereka dapat dikembangkan oleh
guru.
4. Perlu dipertimbangkan penyesuaian jumlah peserta dalam 1 kelas. Perkiraan jumlah ideal
peserta didik dalam 1 kelas antara 10-15 orang sehingga guru bisa mengenali dan melayani
setiap peserta didik dengan optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah perlu
membuat regulasi penyesuaian terkait jumlah murid dalam kelas. Pada Standar
Pengelolaan diatur bahwa jumlah maksimal peserta didik di SD/MI sebanyak 28 orang,
jumlah maksimal peserta didik SMP/MTs sebanyak 32 orang, dan jumlah maksimal peserta
didik SMA/MA/SMK sebanyak 36 orang.
5. Kelima, mempertimbangkan jenis asesmen untuk mengukur kemampuan peserta didik.
Pembelajaran terdiferensiasi idealnya tidak hanya menggunakan 1 jenis instrumen asesmen
untuk mengukur ketercapaian hasil belajar peserta didik, tetapi harus menggunakan
beragam instrumen asesmen mengingat beragamnya gaya belajar, proses belajar, dan minat
belajar peserta didik.

4
C. Contoh Diferensiasi Pembelajaran

D. Kendala dalam merencanakan pembelajaran terdiferensiasi


Menerapkan pembelajaran terdiferensiasi memang memiliki tantangan tersendiri. Adapun
beberapa kendala dalam merencanakan pembelajaran terdiferensiasi
1. Penyesuaian kebutuhan belajar siswa: Mengidentifikasi dan memahami kebutuhan belajar
siswa yang berbeda di setiap kelas bisa jadi sulit. Setiap siswa memiliki gaya belajar, tingkat
pemahaman dan minat yang berbeda.
2. Sumber daya terbatas: Terkadang sumber daya yang tersedia di kelas seperti waktu, ruang dan
bahan ajar terbatas. Mungkin sulit untuk mengelola pembelajaran yang beragam dari setiap siswa
dalam batasan sumber daya ini.
3. Kurikulum terbatas: Kurikulum tetap dapat mengikat guru dalam batasan materi dan metode
pengajaran tertentu. Pembelajaran yang dibedakan seringkali membutuhkan fleksibilitas dalam
kurikulum untuk memungkinkan siswa belajar sesuai dengan kebutuhan mereka.
4. Pengujian dan evaluasi: Mungkin sulit untuk menilai kemajuan siswa yang berbeda dalam
konteks pembelajaran yang berbeda. Untuk memastikan penilaian yang adil dan objektif, metode
penilaian yang mempertimbangkan perbedaan individu harus dikembangkan.
5. Keterampilan manajemen kelas: Memimpin kelas siswa dengan beragam kebutuhan belajar
dapat memerlukan keterampilan manajemen kelas yang efektif. Guru harus menemukan
keseimbangan antara memberikan perhatian individu kepada siswa dan menjaga ketertiban umum
di kelas.

5
6. Tantangan psikologis: Beberapa siswa mungkin merasa frustrasi atau marah ketika mereka
merasa bahwa pembelajaran yang berbeda mengungkapkan perbedaan kemampuan mereka
dibandingkan dengan teman sekelasnya. Guru harus menciptakan lingkungan inklusif yang
mendukung dan mendorong perkembangan setiap siswa.

E. Apa saja yang dapat di diferensiasikan Dan Alur yang dapat dilakukan pendidik
untuk melakukan Pembelajaran Terdiferensiasi
Yang dapat di diferensiasikan
- Konten (materi yang akan diajarkan)
Bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan dapat mempelajari 3 (tiga) hal terpenting
terkait materi, bagi siswa yang cukup mahir dapat mempelajari keseluruhan materi dan bagi
peserta didik yang sudah sangat mahir dapat diberikan pengayaan.
- Proses (cara mengajarkan).
Proses pembelajaran dan bentuk pendampingan dapat didiferensiasi sesuai kesiapan peserta
didik, bagi siswa yang membutuhkan bimbingan pendidik perlu mengajarkan secara
langsung, bagi peserta didik yang cukup mahir dapat diawali dengan Modeling yang
dikombinasi dengan kerja mandiri, praktik, dan peninjauan ulang (review), bagi peserta
didik yang sangat mahir dapat diberikan beberapa pemantik untuk tugas mandiri kepada
peserta didik yang sangat mahir.
- Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan).
Diferensiasi pembelajaran juga dapat dilakukan melalui produk yang dihasilkan.
Contohnya, bagi peserta didik yang memerlukan bimbingan bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan mengenai konten inti materi, sedangkan bagi peserta didik yang cukup mahir
dapat membuat presentasi yang menjelaskan penyelesaian masalah sederhana, dan bagi
peserta yang sangat mahir bisa membuat sebuah inovasi atau menelaah permasalahan yang
lebih kompleks

Alur yang dapat dilakukan pendidik untuk melakukan Pembelajaran Terdiferensiasi

6
F. Asesmen Awal Pembelajaran
Asesmen awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar
peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap
capaian peserta didik. Pendidik dapat melaksanakan asesmen awal pembelajaran sesuai kebutuhan,
misalnya pada awal tahun pelajaran, pada awal semester, sebelum memulai satu lingkup materi
(dapat berupa 1 atau beberapa TP), atau sebelum menyusun modul ajar secara mandiri. Dengan
demikian, asesmen awal pembelajaran tidak perlu dilakukan setiap mengawali tatap muka.
Asesmen pada awal pembelajaran diharapkan tidak memberatkan pendidik atau satuan
pendidikan. Namun demikian jika pendidik atau satuan pendidikan memiliki kemampuan, dapat
melengkapi data tambahan dengan melakukan asesmen non kognitif yang mencakup, kesiapan
belajar, minat, profil belajar, latar belakang keluarga, riwayat tumbuh kembang, dll.
Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi, perlu melakukan asesmen awal.
● Asesmen awal pembelajaran sangat perlu dilakukan karena untuk mengidentifikasi
kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran
yang sesuai dengan tahap capaian peserta didik.
● Asesmen awal dilakukan untuk mengetahui kesiapan dan kebutuhan peserta didik untuk
mempelajari sebuah kompetensi dan materi ajar yang telah dirancang dan membantu guru
merancang and/atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik.

7
● Asesmen pada awal pembelajaran diharapkan dapat dilakukan secara natural, seperti
diskusi ringan pemantik di awal kegiatan permainan, kuis sederhana , atau dapat dilihat
juga dari hasil asesmen sebelumnya (untuk kompetensi prasyarat)

G. Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan asesmen dan Alur Asesmen
Yang Harus Diperhatikan Dalam Menentukan Asesmen
1. Penerapan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)
2. Terpadu dimana Asesmen mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang saling terkait.
3. Keleluasaan dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
4. Keleluasaan dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
5. Khusus SMK, terdapat juga bentuk asesmen khas yang membedakan dengan jenjang yang
lain, yaitu Asesmen Praktek Kerja Lapangan, Uji Kompetensi Kejuruan dan uji unit
kompetensi
Alur Asesmen
1. Menentukan tujuan pembelajaran (sesuai alur perkembangan dimensi).
2. Merancang indikator (memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator yang mencakup
aspek kognisi, sikap, dan keterampilan)
3. Menyusun strategi asesmen
4. Menyiapkan alat ukur atau instrumennya (rubrik)
5. menyiapkan instruksi atau panduan untuk murid (Lembar kerja)
6. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk membuat inferensi
(kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik terhadap tujuan pembelajaran
7. Menyusun raport

H. Tantangan yg dihadapi ketika melakukan asesmen awal dan Solusi untuk mengatasi
tantangan pada Asesmen Awal
Tantangan yg dihadapi pada Asesmen awal yaitu :
1. Terkadang waktu yang tersedia untuk melakukan asesmen awal sangat terbatas. Hal ini bisa
menjadi tantangan karena Anda perlu mengumpulkan data yang cukup untuk memahami
kebutuhan belajar siswa, namun dalam waktu yang terbatas.
2. Asesmen awal yang efektif memerlukan sumber daya seperti instrumen penilaian, waktu
tambahan untuk observasi, atau bahan-bahan penilaian lainnya. Namun, terkadang sumber daya
ini terbatas, sehingga membuat proses asesmen menjadi lebih sulit.

8
3. Asesmen awal dapat terpengaruh oleh bias penilaian, baik dari guru maupun siswa. Misalnya,
guru dapat memiliki preferensi tertentu terhadap siswa atau terpengaruh oleh informasi
sebelumnya tentang siswa. Sementara itu, siswa mungkin merasa tertekan atau tidak nyaman saat
menjalani asesmen, yang dapat mempengaruhi hasilnya.
4. Terkadang, pemahaman awal tentang siswa dapat menjadi tidak akurat. Guru mungkin memiliki
informasi yang terbatas atau tidak lengkap tentang latar belakang, kemampuan, atau kebutuhan
belajar siswa. Ini dapat menyebabkan kesalahan dalam penilaian awal dan mengarah pada
rekomendasi yang tidak sesuai.
5. Kesulitan mengukur aspek non-akademik: Selain kemampuan akademik, aspek non-akademik
seperti keterampilan sosial, emosional, atau motivasi juga penting untuk dievaluasi. Namun,
mengukur aspek non-akademik ini dapat menjadi tantangan karena sifatnya yang subjektif dan
sulit diukur secara objektif.
Solusi untuk mengatasi tantangan pada Asesmen Awal
1. Buatlah perencanaan yang matang sebelum melakukan asesmen awal. Tentukan tujuan yang
jelas, pertimbangkan instrumen penilaian yang sesuai, dan alokasikan waktu yang cukup untuk
melaksanakan asesmen. Dengan perencanaan yang baik, Anda dapat mengoptimalkan waktu dan
sumber daya yang tersedia.
2. Gunakan beragam instrumen penilaian, seperti tes tertulis, proyek, observasi, atau wawancara.
Dengan menggunakan instrumen yang berbeda, Anda dapat mendapatkan gambaran yang lebih
lengkap tentang kemampuan dan kebutuhan belajar siswa.
3. Selain asesmen sumatif yang menilai hasil akhir, gunakan juga asesmen formatif yang
memberikan umpan balik sepanjang proses pembelajaran. Asesmen formatif dapat membantu
Anda memahami perkembangan siswa secara lebih terperinci dan memberikan kesempatan untuk
memperbaiki pembelajaran.
4. Libatkan siswa dalam proses asesmen dengan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
merencanakan, mengatur, dan merefleksikan pembelajaran mereka sendiri. Ini dapat
meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam proses asesmen.
5. Manfaatkan teknologi untuk membantu dalam proses asesmen. Misalnya, Anda dapat
menggunakan platform pembelajaran digital yang menyediakan alat-alat penilaian yang interaktif
dan mudah digunakan.
6. Pastikan pertanyaan dan tugas yang diberikan dalam asesmen awal memiliki petunjuk yang
jelas dan dapat dipahami oleh siswa. Hal ini akan membantu siswa memberikan respon yang lebih
akurat dan relevan.
7. Kolaborasi dengan rekan guru atau tim pengajar lainnya dapat membantu dalam mengatasi
tantangan asesmen awal. Anda dapat berbagi pengalaman, ide, dan sumber daya untuk
meningkatkan kualitas asesmen.

9
8. Menggunakan asesmen rubrik: Gunakan rubrik penilaian yang jelas dan terstruktur untuk
membantu dalam menilai kinerja siswa. Rubrik ini akan memberikan panduan yang jelas tentang
kriteria penilaian dan membantu dalam memberikan umpan balik yang spesifik kepada siswa.

I. Acuan yang digunakan untuk melaksanakan asesmen pembelajaran dan Prinsip


Asesmen

5 PRINSIP ASESMEN
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, menyediakan informasi sebagai umpan balik untuk guru, peserta didik, dan
orang tua.
2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya, memberikan informasi yang
kaya bagi guru, peserta didik dan orang tua mengenai kemajuan dan pencapaian
pembelajaran, serta keputusan tentang langkah selanjutnya
4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen, dan teknik yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditargetkan.
5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang
berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu pembelajaran

J. Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif dan Pelaksanaan Asesmen Formatif
dan Sumatif
Contoh bentuk asesmen tidak tertulis
1. DISKUSI KELAS : mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi antar siswa.
10
Belajar berdemokrasi, menghargai pendapat orang lain serta berani berpendapat.
2. DRAMA : Melatih kepercayaan diri dan jiwa seni dan Belajar bekerjasama, komunikasi
serta berfikiri kritis
3. PRESENTASI : Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan Belajar memahami
topik secara mendalam, berfikir dan bernalar kritis.
4. Tes Lisan : Meningkatkan kemampuan berbicara,mengkonfirmasi pemahaman dan
Menerapkan umpan balik
Contoh bentuk asesmen tertulis
1. Refleksi : Melatih murid untuk berperan aktif dalam mengevaluasi pembelajaran mereka
sendiri dan memikirkan bagaimana cara mereka dapat memperbaiki diri. Hasil refleksi ini
dapat digunakan guru untuk melihat sisi lain proses pembelajaran murid
2. Esai : Mengasah keterampilan menulis akademis murid, seperti mengembangkan argumen,
menyajikan bukti, mencari sumber terpercaya untuk mendukung argumen, dan
menggunakan referensi dengan tepat. Serta mengembangkan cara berpikir kritis dan daya
analisis murid.
3. Tes Tertulis
-Kuis pilihan ganda
-Kuis pertanyaan
-Menerapkan umpan balik
Pelaksanaan Asesmen Formatif dan Sumatif
Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
o Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, yang, kemudian ditindaklanjuti
untuk memberi perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses
pembelajaran.
o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti observasi, performa (kinerja, produk,
proyek, portofolio), maupun tes.
o Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan balik
atau melakukan intervensi.
o Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal,
lembar ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran berlangsung
Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
o Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang
dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester.
o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja, produk,
proyek, portofolio), maupun tes.

11
o Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan
intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan

K. Alur Perancangan Pembelajaran dan Asesmen serta Tujuan Asesmen Diagnostik


Alur Perancangan Pembelajaran dan Asesmen yaitu :
1. Memahami Capaian Pembelajaran (CP)
Kompetensi yang harus dicapai setiap peserta didik pada setiap fase yang terdiri dari
pengetahuan, keterampilan dan sikap.
2. Merumuskan tujuan pembelajaran, mencakup:
Kompetensi: kemampuan atau keterampilan yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan
oleh peserta didik;
Lingkup materi: konten dan konsep utama yang perlu dipahami pada akhir satu unit
pembelajaran.
3. Menyusun alur tujuan pembelajaran dari tujuan pembelajaran
Perencanaan dan pengaturan pembelajaran dan asesmen secara garis besar untuk jangka
waktu satu tahun.
4. Merancang pembelajaran
Disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran yang digunakan pendidik sehingga
bentuknya lebih rinci dibandingkan alur tujuan pembelajaran.
Tujuan Asesmen Diagnostik

12
L. Pengertian Modul Ajar
Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk merencanakan
pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun modul ajar memiliki komponen yang lebih
lengkap. Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran
serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit atau topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih dan memodifikasi modul ajar
yang tersedia sesuai dengan konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

M. Komponen Modul Ajar Wajib


Alur tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar. Pendidik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan modul ajar
sendiri, memilih dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, kebutuhan
dan karakteristik peserta didik.
Secara umum modul ajar memiliki tiga komponen utama yaitu:
1. Tujuan Pembelajaran
2. Langkah-langkah Pembelajaran atau Kegiatan Pembelajaran
3. Asesmen Pembelajaran.
Pendidik diperbolehkan apabila ingin mengembangkan modul ajar dengan komponen-
komponen tambahan di luar komponen wajib.

N. Acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar dan Yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih
Bahan Ajar
Acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar yaitu :
1. Menetapkan tujuan belajar berdasarkan CP dan ATP sesuai karakteristik murid, kurikulum;
dan profil pelajar Pancasila.
2. Menyusun desain pembelajaran; melaksanakan; dan merefleksikan kegiatan pembelajaran
yang efektif.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik
secara holistic.
4. Pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta
melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Yang Harus Diperhatikan Dalam Memilih Bahan Ajar
1. Bahan ajar bersifat variatif. Bisa berupa bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak.

13
2. Sesuaikan buku yang disediakan tersebut dengan ATP, kebutuhan dan karakteristik sekolah
masing-masing.
3. Kembangkan bahan ajar untuk membuat kegiatan pembelajaran semakin bermakna dan
variatif.
4. Buku yang disediakan pemerintah hanya salah satu alternatif bahan ajar, guru
diperbolehkan untuk mengembangkan dan menambahkan bahan ajar lain yang relevan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran Terdiferensiasi merupakan pembelajaran yang mengakomodir
kebutuhan belajar peserta didik dan pembelajaran yang memberi keleluasaan pada
peserta didik untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar
minat dan profil belajar peserta didik. Intinya, pembelajaran terdiferensiasi adalah
pembelajaran yang disesuaikan dengan karakter, kebutuhan, dan minat peserta didik.
2. Yang dapat di diferensiasikan yaitu: 1.Konten (materi yang akan diajarkan), 2.Proses
(cara mengajarkan), 3.Produk (luaran atau performa yang akan dihasilkan).
3. Dalam melakukan pembelajaran terdiferensiasi, perlu melakukan asesmen awal,
karena untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar peserta didik, dan hasilnya
digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap capaian peserta
didik, untuk mengetahui kesiapan dan kebutuhan peserta didik, untuk mempelajari
sebuah kompetensi dan materi ajar yang telah dirancang dan membantu guru
merancang dan atau membuat penyesuaian untuk sebagian peserta didik.
4. Yang harus diperhatikan dalam memilih Bahan Ajar
1). Bahan ajar bersifat variatif. Bisa berupa bahan ajar cetak dan bahan ajar non-cetak.
2). Sesuaikan buku yang disediakan tersebut dengan ATP, kebutuhan dan karakteristik
sekolah masing-masing.
3). Kembangkan bahan ajar untuk membuat kegiatan pembelajaran semakin bermakna
dan variatif.
4). Buku yang disediakan pemerintah hanya salah satu alternatif bahan ajar, guru
diperbolehkan untuk mengembangkan dan menambahkan bahan ajar lain yang relevan.

B. Saran
Diharapkan Guru dapat mempelajari kebutuhan, minat, dan gaya belajar masing masing
siswa agar dapat membantu dalam mengembangkan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa.
Serta menggunakan berbagai strategi pengajaran dan metode pembelajaran untuk mencakup gaya
belajar yg berbeda.

14

Anda mungkin juga menyukai