Anda di halaman 1dari 20

DESAIN PERANGKAT PEMBELAJARAN PAI

DISUSUN OLEH:

Fajrin Pratama Lasoma(201012109)

PRODI TADRIS BAHASA INGGRIS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

TAHUN AJARAN 2021

Kata pengantar
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam, yang
menaburkan kehidupan dengan sarat hikmah. Dengan limpahan rahmat, inayah dan ampunan-
Nya, penulis masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam
senantiasa kita sanjungkan kepada manusia terbaik, Nabi Muhammad SAW, sang penerang
umat, juga kepada keluarganya yang mulia, sahabatnya yang tercinta, dan umatnya yang setia
hingga akhir zaman.

Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing mata kuliah desain
pembelajaran PAI dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
makalah ini.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca dan umumnya bagi
teman-teman semua. Amin

Gorontalo,15 oktober 2021

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................................1

1.2 Tujuan Masalah...........................................................................................................1

1.3 Rumusan Masalah........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2

2.1 Hadits Tentang Usia Belajar dan hukumnya...............................................................2

2.2 index kata ...................................................................................................................4

2.3 Syarah Hadis Usia Belajar dan hukumnya..................................................................4

2.4 Pelajaran yang Dipetik dari Hadits..............................................................................6

2.5 Biografi Singkat Perawi Hadist...................................................................................6

BAB III PENUTUP.........................................................................................................7

3.1 Kesimpulan..................................................................................................................7

3.2 Saran............................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang

Pengalaman empirik kita sejak menjadi murid sekolah dasar, sekolah menengah
hingga kuliah dapat diidentifikasi melalui berbagai jenis pengajaran/pembelajaran para
guru/dosen kita. Diantara para pengajar itu ada yang mempersiapkan seluruh kegiatan
belajar-mengajar secara khusus, lengkap, jauh sebelum memulai tatap muka dan ada pula
hanya secara umum, seadanya, dan untuk setiap kali pengajaran. Kelompok pengajar
yang lain bahkan merasa tidak perlu membuat persiapan apapun sebelum mengajar.
Kelompok yang terakhir ini langsung mengajar karena merasa telah dapat mengajar
dengan baik apabila mengetahui topik yang akan diajarkan. Setiap pengajar (baik yang
membuat persiapan atau tidak), harus selalu mencari cara untuk melaksanakan kegiatan
instruksionalnya sebaik-baiknya.

Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain
mutu proses pembelajaran yang belum mampu menciptakan proses pembelajaran yang
berkualitas, hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh system pengujian dan
penilaian yang melembaga dan independen sehingga mutu pendidikan belum dapat
dimonitor secara objektif dan teratur.Pendidikan merupakan masalah penting dalam
kehidupan manusia, karena dengan adanya pendidikan berarti akan melahirkan manusia
yang kreatif dan mempunyai ide-ide yang cemerlang dalam mengisi masa depan yang
lebih maju. Potensi yang ada pada diri manusia akan berkembang menjadi pribadi yang
baik, apabila dia manfaat kan dengan sebaik mungkin kearah yang positif.

Sebagai ilmu, desain pembelajaran merupakan ilmu untuk menciptakan spesifikasi


pengembangan, pelaksanaan, penilaian, serta pengelolaan situasi yang memberikan
fasilitas pelayanan pembelajaran dalam skala makro dan mikro untuk berbagai mata
pelajaran pada berbagai tingkatan kompleksitas.Sebagai sistem, desain pembelajaran
merupakan pengembangan sistem pembelajaran dan sistem pelaksanaannya termasuk
sarana serta prosedur untuk meningkatkan mutu belajar.
2.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian desain pembelajaran?


2. Jenis-Jenis Desain Pembelajaran?
3. Desain pembelajaran pendidikan Agama Islam yang baik?
4. Manfaat desain pembelajaran?
5. Komponen desain pembelajaran?
6. Model-model desain pembelajaran?

B. PEMBAHASAN

1. Pengertian Desain Pembelajaran

Para ahli dalam bidang perencanaan merumuskan desain dengan definisi, Desain adalah salah
satu aspek dari proses pengembangan yang terdiri dari enam fase.[2] Untuk mengembangkan
berbagai bentuk atau aktifitas baru yang dianalisis sebagai proses yang terdiri dari enam
karakteristik yang saling berhubungan:

a. Riset (analisis)

b. Desain (sintesisi)

c. Produksi (formasi )

d. Distribusi (pemyebaran)

e. Utilisasi (kinerja)

f. Eliminasi (penghentian)

Desain pembelajaran adalah suatu komponen pengajaran yang telah dirancang sebelum
melakukan atau melaksanakan system pembelajaran yang berhasil, yang menggunakan pola
efektif dan efisien. Karena system pendidikan pada zaman modern pada saat sekarang ini, karena
seorang guru yang penuh dengan banyaknya tuntutan dan kebutuhan yang dihadapi oleh pada
saat ini guru dituntut harus bisa dalam segala bidang sebagai bentuk untuk menfasilitasi bakat
anak yang sangat banyak berkembang.

Untuk supaya tidak salah memahami suatu makalah ini maka penulis memberikan penjelasan
secara terinci.

1. Desain adalah kerangka, bentuk atau rancangan.[3] langkah pertama dalam fase
pengembangan bagi setiap produk atau sistem yang direkayasa. Desain dapat didefinisikan
berbagai “proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat,
suatu proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya”.
Tujuan desainer adalah untuk menghasilkan suatu model atau representasi dari entitas yang
kemudian akan dibangun.

2. Tujuan adalah sasaran yang ingin dicapai setelah mengajar suatu pokok atau subpokok
bahasan yang sudah ditencanakan.[4] Dalam buku lain dijelaskan tujuan adalah sesuatu yang
hendak dicapai oleh suatu lembaga pendidikan seperti SD,SM,dan universitas yang harus sesuai
dengan tujuan pendidikan Nasional.[5] Jadi tujuan yang penulis maksud sesuatu yang hendak
dicapai setelah mengajar suatu pokok bahasan atau sub bahasan yang telah direncanakan oleh
seorang pendidik ataupun guru formal atau non formal sehingga sehingga terjadinya perubahan
pada anak didik atau siswa dalam hal intelegensi maupun moral, sopan santun, ataupun akhlak.

3. Pembelajaran adalah proses, cara, menjadikan orang atau mahluk hidup belajar.[6]
Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk
membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar (Dimyati
& Mudjiono dalam Sagala, 2005).

4. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar (UUSPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005). Pembelajaran
sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang
dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pembelajaran.
Kata “desain “ berarti membuat sketsa atau pola atau outline atau rencana endahuluan. Sedang
“pengembangan” berarti membuat tumbuh secara teratur untuk menjadikan sesuatu lebih besar,
lebih baik, lebih efektif dan sebagainya.[7]

Dilihat dari terminologinya, desain pembelajaran (instructional design) terdiri atas dua kata,
yakni desain dan pembelajaran. Kata desain dapat diartikan rancangan, pola atau model.[8]

Jadi Desain pembelajaran adalah sebuah konstruksi secara utuh tentang proses pembelajaran
yang akan dilakukan seorang dosen di dalam kelas. Desain pembelajaran meliputi tujuan
pembelajaran (learning objectives) yang akan dicapai, pengembangan materi perkuliahan atau
desain mata penilaian hasil belajar (evaluation).[9] Desain pembelajaran juga bisa diartikan
rangcangan atau kerangka terhadap sesuatu yang akan dicapai setelah mengajar dalam pokok
bahasan atau subbahasan sehingga proses belajar mengajar atau system pembelajaran terarah dan
terprogram sesuai dengan yang diinginkan.

Semua program pendidikan atau pengajaran didasarkan kepada tujuan umum pengajaran. Tujuan
umum ini di turunkan menjadi tiga sumber yaitu: masyarakat, siswa dan bidang studi. Yang
diturunkan oleh masyarakat mencakup konsep luas seperti “membentuk manusia pancasila”
“manusia pembangun” “manusia berkepribadian” “menetapkan nilai”. Manusia bertanggung
jawab dan sebagainya.

Tujuan pembelajaran sangat terkait erat dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
ingin dicapai. Standar kompetensi berkaitan dengan tujuan yang dicapai setelah suatu mata
kuliah itu selesai diajarkan, sedangkan kompetensi dasar berkaitan dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah suatu pokok bahasan dari materi pelajaran selesai diajarkan, standar kompetensi
bersifat umum seangkan kompetensi bersifat khusus. Strategi pembelajaran berkaitan dengan
strategi atau cara-cara yang ditempuh oleh dosen dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan
pembelajaran dapat dicapai. Evaluasi pembelajaran dilakukan untuk mengukur apakah tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan telah dicapai setelah melalui proses pembelajaran.

Jenis-jenis Perangkat Pembelajaran

KONTEN PROMOSI
Huawei P40 dengan Harga Konyol! Cepat sampai Akhir Promo

Huawei Replica

Antrian ramai menunggu beli Replika ROLEX diskon 90% hari ini

Rolex Replica

Jutawan Manado: Menjadi Kaya Bahkan Tanpa Menjual Apa Pun

Keuangan Harian

Anda Bisa Menjadi Lebih Tinggi bahkan pada Usia 40! Tanpa Operasi

Mabrem

• Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber atau bahan atau alat
belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar kedalam materi
pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian. (Khaeruddin dkk, 2007).

Silabus merupakan seperangkat rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan


penilaian yang disusun secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan
untuk mencapai penguasaan kompetensi dasar. Silabus juga dapat diartikan sebagai rancangan
pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas
tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokkan, pengurutan, dan penyajian materi
kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat.

________________________________________

• Program Tahunan

Program tahunan adalah rencana penetapan alokasi waktu satu tahun ajaran untuk mencapai
tujuan (standar kompetensi dan kompetensi dasar) yang telah ditetapkan. Penetapan alokasi
waktu diperlukan agar seluruh kompetensi dasar yang ada dalam kurikulum seluruhnya dapat
dicapai oleh siswa.

Program tahunan adalah Rancangan kegiatan belajar mengajar secara garis besar yang dibuat
dalam jangka waktu satu tahun dengan memperhatikan analisis kurikulum beserta perhitungan
pekan efektif.

Program tahunan merupakan program umum setiap mata pelajaran untuk setiap kelas, yang
dikembangkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan sebagai pedoman bagi
pengembangan program-program selanjutnya, seperti program semester, program mingguan, dan
program harian atau program pembelajaran setiap pokok bahasan.

Program tahunan memuat penjabaran alokasi waktu tiap-tiap standar kompetensi dan kompetensi
dasar untuk tiap semester dan tiap kelas selama satu tahun pelajaran. Program tahunan
selanjutnya dijabarkan secara rinci pada program semester. Program tahunan dipersiapkan dan
dikembangkan oleh guru sebelum tahun pelajaran dimulai, karena merupakan pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya.

________________________________________

• Program Semester

Rencana program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Program tahunan
disusun untuk menentukan jumlah jam yang diperlukan untuk mencapai kompetensi dasar,
sedangkan program semester diarahkan untuk menjawab minggu keberapa atau kapan
pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar itu dilakukan. (Sanjaya, 2010:53)

Program semester adalah rancangan kegiatan belajar mengajar secara garis besar yang dibuat
dalam jangka waktu satu semester dengan memperhatikan program tahunan dan alokasi waktu
tiap minggu . Program semester merupakan penjabaran dari program tahunan. Isi dari program
semester adalah tentang bulan, pokok bahasan yang hendak disampaikan, waktu yang
direncanakan, dan keterangan-keterangan.

________________________________________

• Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per
unit yang akan ditetapkan guru dalam pembelajaran di kelas. RPP pada hakekatnya merupakan
perencanaan untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan upaya untuk memperkirakan tindakan yang
akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. RPP perlu dikembangkan untuk menkoordinasikan
komponen pembelajaran, yakni: kompetensi dasar, materi standar, indikator hasil belajar, dan
penilaian.

Baca Juga : Asal Muasal Dana Toba Secara Lengkap


Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik, materi standar berfungsi
memberi makna terhadap kompetensi dasar, indikator hasil belajar berfungsi menunjukan
keberhasilan pembentukan kompetensi peserta didik, sedangkan penilaian berfungsi mengukur
pembentukan kompetensi dan menentukan tindakan yang harus dilakukan apabila kompetensi
standar belum terbentuk atau belum tercapai. (Khaeruddin dkk, 2007:145)

________________________________________

• Kalender Akademik

Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan mengikuti
kalender pendidikan pada setiap tahun ajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu
untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran
pada setiap satuan pendidikan.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal
pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-
hari besar nasional, dan hari libur khusus.

• Rincian Pekan Efektif

Rincian Pekan Efektif (RPE) adalah hitungan hari-hari efektif yang ada pada tahun pelajaran
berlangsung. Untuk menyusun RPE yang harus dilihat dan diperhentikan adalah kalender
akademik yang sedang berlangsung serta menjadi pedoman sekolah dalam menetapkan jumlah
minggu/pekan efektif.

2. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Yang Baik

Desain pembelajaran pendidikan agma Islam yang baik adalah:

1. Menentukan tujuan pengajaran pendidikan Islam, adapun tujuan secara umum,


pendidikanagama Islam adalah bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia
muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swtserta berakhlaq mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat dan berbangsa dan bernegara.[10] Untuk mencapai tujuan tersebutjuga
perlu adanya suatu materi pengajaran tertentu.

2. Menentukan materi pengajaran/ bahan ajar, bahan ajar atau materi pengajaran di dalam
pendidikan agama Islam adalah terdiri dari Al-Qur’an dan al-hadist, keimanan, syarai’ah, Ibadah,
muamalah, aklhlaq dan tareh atau sejarah yang lebih menekankan padaperkembangan ajaran
agam, ilmu pengetahuan dan kebudayaan.

3. Menentukan pendekatan dan metode mengajar dan strategi yang akan digunakan agar bisa
menyesuaikan dengan keadaan peserta ajar., di dalam pendidikan agama Islam metode yang
banyak digunakan adalah dengan menggunakan metode ceramah, Tanya jawab dan diskusi.

4. Media pengajaran dan pengalaman belajar ini di lakukan untuk mempermudah peserta
ajar/murid untuk menerima pelajaran. Dalam hal ini bisa menngunakan media bacaaan, tape
recorde.

5. Evaluasi keberhasilan, hal ini di lakukan untuk mengetahui kemampuan siswa


dalammenerima pelajaran yang telah di berikan oleh pengajar pendidikan agama Islam.

3. Manfaat Desain pembelajaran:

Manfaat design pembelajaran yaitu :

1. Sebagai penunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.


2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terliat
dalam kegiatan.

3. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatandan kelambatan kerja.

4. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur pengajar maupun unsur yang diajar.

5. Untuk bahan penyususnan data agar terjadi keseimbangan kerja

6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

4. Komponen Desain Pembelajaran

Komponen utama dari desain pembelajaran adalah:

1. Tujuan Pembelajaran (umum dan khusus) Adalah penjabaran kompetensi yang akan
dikuasai oleh pembelajar.

2. Pembelajar (pihak yang menjadi fokus) yang perlu diketahui meliputi, karakteristik
mereka, kemampuan awal dan pra syarat.

3. Analisis Pembelajaran, merupakan proses menganalisis topik atau materi yang akan
dipelajari.

4. Strategi Pembelajaran, dapat dilakukan secara makro dalam kurun satu tahun atau mikro
dalam kurun satu kegiatan belajar mengajar. Bahan Ajar, adalah format materi yang akan
diberikan kepada pembelajar .

5. Penilaian Belajar, tentang pengukuran kemampuan atau kompetensi yang sudah dikuasai
atau belum.

5. Model-model desain pembelajaran

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara
umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas,
model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas)
yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE.
Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu
produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran,
atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.

Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan
suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan,
kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita
sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah
model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa
keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita
dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun
kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan
diperbaiki.

Beberapa contoh dari model-model diatas akan diuraikan secara lebih jelas berikut ini:

a. Model Jerold E. Kemp

Model desain pembelaaran yang digunakan oleh Kemp meupakan model yang membentuk siklus
yang terdiri atas komponen-komponen yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, tujuan dan
berbagai kendala yang timbul.

Adapun kompnen-komponen tersebut adalah sebagai berikut :

1) Hasil yang ingin dicapai

2) Analisis tes mata pelajaran

3) Tujuan khusus belajar

4) Aktivitas belajar
5) Sumber belajar

6) Layanan pendukung

7) Evaluasi belajar

8) Tes awal

9) Karakteristik belajar.[11]

b. Model Gerlach and Ely

Berikut ini adalah langkah – langkah deesain pembelajaran model Gerlach and Ely:

1) Merumuskan tujuan pembelajaran

2) Menentukan isi materi

3) Menilai kemampuan awal siswa

4) Menentukan strategi

5) Pengelompokan belajar

6) Pembagian waktu

7) Menentukan ruangan

8) Memilih media

9) Evaluasi hasil belajar

10) Menganalisis umpan balik.[12]

c. Model Dick and Carey

Dick dan Carey memulai dengan mengidentifikasi tujuan pembelajaran :

1) Mengidentifikasi tujuan umum pembelajaran


2) Melakukan analisis pembelajaran

3) Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa

4) Merumuskan tujuan performansi

5) Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan

6) Mengembangkan strategi pembelajaran

7) Mengembangkan dan memilih material pembelajaran

8) Melaksanakan evaluasi formatif

9) Merevisi bahan pembelajaran

10) Melaksanakan Evaluasi Sumatif.[13]

d. Model Banathy

Model ini memandang bahwa penyusunan desain pembelajaran dilakukan melalui tahapan-
tahapan yang jelas. Terdapat enam tahapan dalam mendesain suatu program pebelajaran, yakni:

1) Menganalisis dan merumuskan tujuan

2) Merumuskan kriteria tes yang sesuai dengan tujuan yang hendak docapai

3) Menganalisis dan merumuskan kegiatan belajar

4) Merancang system

5) Mengimplelentasikan dan melakukan kontrol kualitas sistem

6) Mengadakan perbaikan dan perbuatan berdasarkan hasil evaluasi.[14]

C. ANALISIS

1. Pernyataan yang mendukung teori

Pada desain pembelajaran semua itu bagian suatu komponen pengajaran yang telah dirancang
sebelum melakukan atau melaksanakan sistem pembelajaran yang berhasil, yang menggunakan
pola efektif dan efisien. Karena system pendidikan pada zaman modern pada saat sekarang ini,
karena seorang guru yang penuh dengan banyaknya tuntutan dan kebutuhan yang dihadapi oleh
pada saat ini guru dituntut harus bisa dalam segala bidang sebagai bentuk untuk menfasilitasi
bakat anak yang sangat banyak berkembang.

Proses belajar mengajar adalah interaksi yang dilakukan antara guru dan peserta didik dalam
suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan yang telah di rencanakan dan ditetapkan. Agar bisa
brjalan dengan lancar maka seorang guru harus mampu mendesain pembelajaran dengan baik.

Adapun model desain pembelajaran yang kerap dijalankan adalah teori Dick dan Carey sebab
langkah-langkah, tahapan-tahapan proses belajar mengajar dalam prakteknya yang dilakukan
oleh guru dan siswa dapat berjalan dengan baik, sehingga dalam berintraksi jelas dan hasilnya
lebih maksimal. Selain itu pengajar dapat menyampaikan materi yang telah dikuasainya.

2. Kritis dalam konsep.

Adanya desain pembelajaran adalah untuk memberikan kemudahan bagi pengajar untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan banyaknya model desain pembelajaran pengajar dapat
memilih salah satu dari beberapa model desain pembelajaran yang ada. Namun meskipun
banyaknya model desain pembelajran masih terdapat kendala dalam langkah – langkah tersebut
sehingga membutuhkan pengembangan desain pembelajaran yang lebih cocok terhadap pengajar
dan peserta didik.

RELATED:

• KAJIAN TAAFSIR DAN HADIST TENTANG NASIB MANUSIA TELAH


DITENTUKAN

• Pola Umum Penetapan Hukum Pada Masa Khulafaur Rasyidin

• Perbedaan Pendapat di Kalangan Shahabat

DAFTAR RUJUKAN
Ali, Lukman, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.Balai Pustaka, 1997)

B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan
Efektif, (Jakarta: PT. Umi Aksara, 2012)

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008)

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),


Jakarta:Rajawali Pers, 2009.

Nasution, S., Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 1999)

Rusman, Model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: PT. Raja


Grafindp Persada, 2011

Saefudin sa’ud, Udin dan abin syansuddin makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehensif, (bandung, PTremaja rosda karya, 2006 )

Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:


Kecana Pernada Media Group, 2006)

Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta : Kencana Prenada Media
Group, 2009.

Zaini, Hisyam, dkk, Desain Pembelajaran di Perdosenan Tinggi, (Yogyakarta: center For
Teaching staff Development (CTSDP), 2002.

________________________________________

[1]Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)


(Jakarta:Rajawali Pers, 2009).
[2] Udin saefudin sa’ud dan abin syansuddin makmun, Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif, (bandung, PTremaja rosda karya, 2006 ) hlm.121

[3] Lukman Ali, Kamus Besar bahasa Indonesia, (Jakarta: PT.Balai Pustaka, 1997), cetakan
kesembilan, hlm.227

[4] Ibid., hlm.1076

[5] S. Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 1999), cetakan ketiga,
hlm.,60

[6]Lukman Ali, Kamus…., hlm.15

[7]Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 95

[8] Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kecana Pernada Media Group, 2006), hlm. 37

[9] Hisyam Zaini, dkk, Desain Pembelajaran di Perdosenan Tinggi, (Yogyakarta: center For
Teaching staff Development (CTSDP), 2002, hlm. 18

[10]Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam upaya Mengefektifkan pendidikan Agama Islam di


Sekolah, (Bandung, Rosda Karya,2001), hlm. 75

[11] Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2009), hlm. 72

[12] Rusman, model-model Pembelajaran; Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: PT.


Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 155-162

[13] Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran; Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif, (Jakarta: PT. Umi Aksara, 2012), hlm. 89

[14] Harjanto, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 73

SHARE THIS POST


Newer PostOlder Post

Anda mungkin juga menyukai