DOSEN PENGAMPU
Dra.Dilinar Adlin,M.Pd.
Disusun oleh :
ANGELITA S.W SIMARMATA(2193141001)
SRI AMELIA(2193141004)
FITRIANI SIAGIAN(2192141004)
BUNGA GRASIA (2193141008)
DEWI PEBRIANI(2193341004)
SEJAHTRA EMIA BR MANALU(2192441003)
KELAS A
JURUSAN SENDRATASIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan pada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
yang memberikan kesehatan dan hikmah kepada saya sehingga tugas Review Jurnal untuk mata
kuliah ilmu sosial dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Saya telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan tugas ini.
Namun, saya menyadari masih banyak kelemahan dari Review Jurnal saya ini, baik dari segi isi
maupun tata bahasa, untuk itu saya mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca untuk kesempurnaan laporan saya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
2.1 PENDAHULUAN.................................................................... 3
2.2 Deskripsi Isi Artikel................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Rasionalisasi pentingnya CJR
Agar pembaca dapat memahami jurnal dengan lebih mudah di pahami karena reviewer
telah merinci kan jurnal dengan poin-poin penting.
Agar reviewer dapat meneliti lebih lanjut dan tugas CJR membantu reviewer
mengerjakan penelitian yang nantinya bekal untuk membuat skripsi.
DOWNLOAD : http://jurnal.unimed.ac.id/2012/inder.php/anthropos
VOLUME : 3 no. 1
HALAMAN : 19-24
TAHUN : 2017
2.3 PENDAHULUAN
PEMBAHASAN/ ANALISIS
Jurnal pertama:
Pengetahuan bercocok tanam (nuan-nuan) memiliki nilai-nilai kearifan lokal untuk
dikembangkan sehingga bisa menjadi sebuah identitas suku Karo dan dapat dijadikan sebagai
pengetahuan baru yang dapat digunakan didalam kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh
masyarakat luas diluar suku Karo dapat dipopulerkan di tingkat nasional maupun internasional,
bahwa pengetahuan bercocok tanam (nuan-nuan) memiliki nilai pengetahuan yang sangat
bermanfaat untuk kehidupan manusia sehari-hari kedepannya. Desa Keling Kecamatan Merdeka
adalah salah satu desa yang ada di daerah Brastagi, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Sebagian
besar penduduk di desa ini adalah masyarakat bersuku Karo. Desa ini terletak di kaki gunung
Sinabung. Penduduk di desa ini berjumlah 1894 jiwa. Dan memiliki berbagai jenis mata
pencaharian. Dan sebagaian besar masyarakatnya mata pencahariannya sebagai Rendahnya
tingkat perekonomian mereka menyebabkan mereka harus mampu mengelola sumber daya alam
yang ada di sekitar tempat tinggal mereka.
Jurnal kedua:
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan lingkungan pertanian
masyarakat di Kabupaten Karo lebih tinggi dari pengetahuan lingkungan masyarakat di
Kabupaten Deli Serdang, hal itu dapat disebabkan Karena mayoritas penduduk di Kabupaten
Karo mata pencahariannya adalah bertani. Kabupaten Karo adalah salah satu daerah penghasil
pangan, sayuran dan buah-buahan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat. Dengan banyaknya
jumlah tanaman sayuran dan buah-buahan tentunya pengetahuan lingkungannya lebih tinggi
karena mereka harus mengetahui cara mengelola perladangan mereka dengan baik dan benar
sesuai dengan jenis tanaman yang mereka tanam.
3.2.1 Kelebihan
Secara keseluruhan jurnal ini sudah terlihat sangat baik.
Pemaparan isi jurnal terlihat sangat jelas.
Penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan kaidah pembuatan penulisan Jurnal
Kata yang digunakan juga dalam Jurnal ini bersifat baku dan sesuai dengan kamus EYD
bahasa Indonesia
Banyak mencakup pendapat para ahli
Menerangkan kelebihan serta permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
3.2.2 Kekurangan
Kesimpulan
Hasil penelitian ini ditemukan sebuah pengetahuan yang mulai jarang digunakan.
Masyarakat sekitar lebih memilih menggunakan pengetahuan bercocok tanam yang modern
dengan sistem pengerjaan yang lebih singkat dan praktis. Tetapi pengetahuan ini tidak lebih baik
dan tidak lebih unggul dari pada nuan-nuan. Dapat disimpulkan bahwa suku Karo sudah
mengetahui pengetahuan dalam bercocok tanam jauh sebelum lahirnya para ilmuwan di bidang
terkait dengan pengetahuan-pengetahuannya yang baru. Dan untuk menggunakan pengetahuan
tersebut suku Karo mendapatkannya secara otodidak.
Saran
Baiknya jurnal ini dilengkapi dengan dokumentasi berupa foto yang akan membuktikan
bahwa benar telah diadakan penelitian tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bungin,Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif – Aktualisasi Metodologis ke Arah
Ragam Varian Kontemporer. Jakarta : Grafindo
Danandjaja, 2002, Folklor Indonesia, Ilmu gosip, dongeng dan lain lain, Grafiti, Jakarta
Ihromi,T.O. 2006. Pokok – Pokok Antropologi Budaya. Jakarta : Yayasan Obor
Kaplan, D.&Manners, R.A. Teori Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.
-----------------------2003. Pengantar antropologi. Jakarta:Rineka Cipta.
Storey Jhon. 2008. Culture Studies dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta :Jalasutra
Sibarani Robert. 2012. Kearifan Lokal, Hakikat, Peran, dan Metode Tradis Lisan. Jakarta : Citra
Aditya Bakti
http://pangeranarti.blogspot.co.id/2014/11/ Pengertian-kearifan-lokallengkap.html (diakses pada
21 februari 2016)
http://salmensembiring.blogspot.co.id/2011/10/permasalahan-pertanian-Karo secara.html
(diakses pada 31 maret 2016)