Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HAKIKAT FILSAFAT PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU

IBU Dra.Dilinar Adlin,M.Pd.


Disusun oleh :
-ANGELITA S.W SIMARMATA(2193141001)
- SRI AMELIA(2193141004)
-FITRIANI SIAGIAN(2192141004)
- BUNGA GRASIA PASARIBU(2193141008)
-DEWI PEBRIANI(2193341004)
- SEJAHTRA MANALU(2192441003)

KELAS A
JURUSAN SENDRATASIK
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa dengan rahmat dan
karunia-Nyalah kelompok kami dapat menyelesaikan tugas makalah Mata Kuliah Filsafat
pendidikan yang berjudul Hakikat Filsafat Pendidikan. Dengan pembahasan yang sederhana
agar dapat mudah dimengerti dan pahami. Dalam waktu yang singkat ini mungkin kelompok
kami tidak dapat mencari bahan dan materi yang memuaskan tapi insya Allah dapat
memberikan manfaat yang membacanya, amin.
Kami menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
tentang Hakikat Filsafat Pendidikan. Walaupun kami sudah sedemikin rupa untuk membuat
tugas ini akan tetapi kami masih merasakan adanya kekurangan sehingga kelompok kami
berharap saran dan kritik agar kelompok kami dapat menyusun makalah dengan lebih baik
lagi. Kelompok kami menyusun makalah ini di ambil dari sumber buku filsafat pendidikan.
Kelompok kami menyadari jika mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti
menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain.
Kami mohon maaf sebesar-besarnya jika ada kata atau kalimat yang salah. Terimakasih.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN
-LATAR BELAKANG

BAB 2 PEMBAHASAN ISI


A. PENGERTIAN FILSAFAT
B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN
C. FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM
D. HUBUNGAN FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN PENDIDIKAN

BAB 3 PENUTUP
-KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Belajar adalah proses untuk menyerap ilmu pengetahuan yang di cari sendiri atau dengan di
bimbing.Di indonesia sendiri,proses belajar di mulai dari jenjang dasar yaitu sd atau sekolah
sekolah dasar.Pada jenjang ini kita akan di bekali keterampilan dasar yang harus di miliki
manusia seperti membaca dan menulis.Hal ini membuat pendidikan sangat penting karena
berupa penerapan tonggak awal ilmu pengetahuan.Ada beragam macam metode ini
memang terbilang bagus salah satu metode pendidikan sering di lakukan seperti metode
menjelaskan dan mencatat.Beberapa efektifnya pembelajaran menggunakan video
bertujuan mengamati seberapa efektif proses belajar dengan bantuan video.

BAB 2
PEMBAHASAN ISI

A. PENGERTIAN FILSAFAT
Secara umum dalam memaknai filsafat dapat di telusuri secara etimologi dan
terminologi
1. Tinjauan etimologi
Secara etimologis filsafat dalam bahasa indonesia di ambil dari bahasa yunani
philosophia dan philoshophos.Philo artinya cinta, sedangakan shopia atau shopos
arti nya kebijaksanaan,pengetahuan,dan hikmah.Filsafat berarti sejumlah gagasan
yang penuh dengan kebijaksanaan,pengetahuan,dan hikmah.
2. Tinjauan terminologi
Pengertian terminologi maksud nya adalah arti yang di dukungoleh istilah filsafat itu
sendiri.
Berikut akan di sampaikan beberapa pengertian yang di kemukakan oleh ahli
(surawijoyo,2008:3-4)
a. Plato
Menurut plato, arti filsafat adalah suatu ilmu yang mencoba untuk mencapai pengetahuan
tentang kebenaran yang sebenarnya.
b. Aristoteles
Filsafat adalah ilmu(pengetahuan)
c. Immanuel kant
Menurut imanuel kant pengertian filsafat adalah suatu ilmu (pengetahuan)yang menjadi
pokok dan pangkal dari segala pengetahuan.
d.Johann Gotlich Fickte
Pengertian filsafat adalah dasar dari segala ilmu yang membicarakan seluruh bidang dan
seluruh jenis ilmu untuk mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.
e N.Driyarkara
Permenungan yang sedalam dalam nya tentang sebab-sebab ada dan berbuat
permenungan tentang kenyataan yang sedalam dalam nya sampai yang ke mengapa yang
penghabisan.
f. Phytagoras
Memperkenalkan philosophia yang kemudian di kenal dengan istilah filsafat ini memberi
pengertian filsafat sebagai the love of wisdom.menurut nya manusia yang paling tinggi nilai
nya adalah manusia pencinta kebijakan sedangkan yang di maksuddengan wisdom adalah
kegiatan melakukan perenungan tentang Tuhan.
Dengan menelusuri pengertian etimologis dan termologi dapat di simpulkan
filsafat mengandung arti cinta terhadap kebenaran melalui pemikiran atau penalaran yang
bijaksana dan mendalam,sistematis,menyeluruh,radikal,dan universal dalam mencari
kebenaran, inti atau hakikat segala sesuatu yang ada.

B. PENGERTIAN FILSAFAT PENDIDIKAN


Membahas filsafat pendidikan tidak akan terlepas dari pokok bahasan tentang
pendidikan itu sendiri.Pendidikan dalam arti luas berarti suatu proses untuk
mengembangkan semua aspek kepribadian manusia yang mencakup
pengetahuan,nilai,sikap,dan keterampilan nya.Dari pengertian tersebut dapat di
pahami bahwa pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk menyiapkan individu
dalam keseimbangan ,kesatuan,harmonis,dan dinamis guna mencapai tujuan hidup
kemanusiaan.
Filsafat pendidikan merupakan bagian bagian dari filsafat umum.Di tinjau dari
sisi kajian nya,menurut Barbadib (1982) filsafat pendidikan sebagai ilmu yang pada
hakikat nya merupakan jawaban dari pertanyaan pertanyaan dalam lapangan
pendidikan.
Filsafat pendidikan akan membahas ilmu mengenai ilmu pendidikan itu
sendiri secara mendalam dan meluas di setiap bagian dari ilmu
pendidikan.Sedangkan jalaluddin dan Abdulah Idi (2002) filsafat pendidkan adalah
aktifitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat tersebut sebagai jalan untuk
mengatur menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan.Mudyahardjo (2004)
berpendapat bahwa filsafat pendidikan dapat di pahami secara luas dengan
mengklasifikasikannyake dalam dua sudut pandang.Pertama filsafat pendidikan
sebagai sebuah praktik pendidikan yaitu analisis kritis dan komfrehensif tentang
bagaimana seharusnya pendidikan di selenggarakan dan di laksanakan dalam
kehidupan manusia. Kedua dari sisi analisis kritis dan konfrehensif tentang dan
konsep psikologi pendidikan yang berkaitan dengan hakikat pendidikan secara
komprehensif dan kontemplatif tentang sumber belajar.Dengan mengacu pemikiran
pemikiran yang di sampaikan oleh para ahli di atas dapat di simpulkan bahwa filsafat
pendidikan pada dasarnya merupakan kegiatan berpikir kritis,bebas,teliti,radikal dan
sistematis tentang masalah masalah yang terjadi di dalam dunia pendidikan sehingga
masalah masalah yang bersifat mendasar dapat di temukan jalan keluar nya dengan
cepat dan tepat.

C. FILSAFAT PENDIDIKAN SEBAGAI SISTEM


Secara umum terdapat empat sistem filsafat umum yang menggunakan kerangka tiga
bentuk pertanyaan tentang filsafat dasar, yaitu: apa itu realitas, apa itu pengetahuan, dan apa
itu nilai. Sedangkan empat filsafat umum tersebut adalah realisme,idealisme,
experimentalisme, dan eksistensialisme. Realisme dan idealisme dikenal sebagai filsafat
tradisional, sedangkan experimentalisme dan eksistensialisme dikenal sebagai filsafat
modern. Perbedaan mendasar antara filsafat tradisional dengan filsafat modern adalah terletak
pada hubungan antara hasil akhir (tujuan) dan makna (arti). Pada filsafat tradisional, nilai
akhir ditentukan oleh pihak luar dan seseorang hanya punya hak untuk hasil akhir. Sebaliknya
pada filsafat modern, seseorang punya hak untuk menentukan hasil akhir dan makna.
Berdasarkan filsafat idealisme, pendidikan perlu mendinamisasi dua hal. Pertama,
meningkatkan kesadaran dan keakraban peserta didik terhadap seluruh potensi-potensi
rohaniah yang dimiliki oleh dirinya. Kedua, mengembangkan hubungan yang selaras antar
unsur rohaniah peserta didik dengan lingkungannya. Peranan pendidikan adalah
mengkondisikan kegiatan belajar sehingga peserta didik dapat: melakukan adaptasi yang
harmonis antara perkembangan rohani dan pertembuhuan jasmaniah dirinya,
mengembangkan sikap positif, fikiran bebas, tanggung jawab dan kesadaran terhadap diri dan
lingkungannya, menghubungkan kehidupan rohaniah dirinya dengan Tuhan sebagai
khaliknya.
Pengikut aliran realisme berpandangan bahwa setiap kenyataan berwujud materi atau
benda dan bukan dalam bentuk pikiran. Misalnya, bintang-bintang yang bertaburan dijagat
raya,gunung-gunung, pepohonan, bangunan dan benda lainnya merupakan bukti realitas itu.
Yusnadi (2015), realisme dikategorikan kedalam dua kelompok, yaitu: realis nasional, dan
realis ilmiah dan alamiah. Aliran realis nasional berpandangan bahwa dunia kebenaran berada
di luar alam pikiran manusia. Aliran realis alamiah berpandangan bahwa manusia adalah
organisme biologis yang memiliki susunan syaraf yang kompleks dan mempunyai disposisi
sosial. Aliran realis ilmiah tidak mengakui adanya kebebasan mutlak dalam kehidupan
manusia karena struktur gen sisi manusia itu sendiri dipengaruhi oleh lingkungan fisik dan
sosialnya. Berdasarkan aliran realis alamiah dan realis ilmiah, pendidikan orang sebaiknya
memuat bahan-bahan belajar inti yang memungkin peserta didik dapat memahami lingkungan
atau alam sekitar dengan sebaik-baiknya.
Aliran pragmatis menganggap bahwa pengetahuan tentang kenyataan berlangsung
sepanjang hayat yang dialami manusia melalui alat dria. Menurut aliran ini tujuan kegiatan
pendidikan harus fleksibel dan terbuka untuk mengalami perbaikan dan perubahan.
Pandangan aliran pragmatis, manusia pada dasarnya dapat berubah dengan luwes, peserta
didik adalah insan yang memilki kreatifitas, serta senantiasa selalu berupaya untuk
membentuk dan menginterpretasi pengalamannya.
Kenyataan praktek pelaksanaan pendidikan menimbulkan berbagai isu kritis yang
masih dipertanyakan atau diperdebatkan dan diseminarkan untuk mencari solusi yang tepat
dan benar. Dalam realitas hidup dan kehidupan manusia dan masyarakat saat ini ditemukan
banyak ketimpangan dan ketidaksesuaian dengan harkat dan martabat manusia sebagai
makhluk mulia, jauh dari karakter bebas. Pengembangan karakter cerdas kurang mendapat
perhatian,terlalu menekankan pada kecerdasan intelektual dan psikomotor.
Filsafat pendidikan terwujud dengan menarik garis linier antara filsafat dan
pendidikan. Dalam hal ini seolah-olah dijabarkan secara langsung kedalam pendidikan dalam
maksud untuk menghasilkan konsep pendidikan yang berasal dari satu cabang atau aliran
filsafat, misalnya dengan idealisme. Selain pendekatan linier, filsafat pendidikan dapat
disusun dengan berpangkal kepada pendekatan tertentu dari pada pendidikan itu sendiri.
Pendekatan lain yang akan dikembangkan adalah ketika pendidikan ini manghadapi
masalah atau keadaan yang tidak sepertia yang diharapkan, pasti memerlukan jawaban yang
tidak semata-mata berada dalam ruang lingkup pendidikan. Misalnya tentang manusia
seutuhnya, untuk memperjelas konsep ini memerlukan penjelasan dari filsafat.
D. HUBUNGAN FILSAFAT PENDIDIKAN DENGAN PENDIDIKAN
Filsafat dan pendidikan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan ,baik di lihat
dari proses,jalan,serta tujuan nya. Fakta ini dapat di pahami karena pendidikan pada
hakikat nya merupakan spekulasi filsafat. Filsafat, jika di cermati dari fungsi nya
secara praktis, adalah sebagai sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan
berbagai problematika kehidupan yang di hadapi nya, termasuk dalam problematika
pendidikan secara luas.
Dengan demikian,filsafat pendidikan dapat di pahami sebagai ilmu yang pada
dasar nya merupakan jawaban dari pertanyaan pertanyaan dalam bidang pendidikan
yang merupakan implementasi analisis filosofis dalam lapangan pendidikan. Apabila
filsafat umum mengkoordinasikan fakta-fakta dalam berbagai ilmu, filsafat
pendidikan menginterpretasikan fakta-fakta tersebut yang berkaitan dengan
pendidikan saja.Filsafat pendidikan dan pendidikan berhubungan sangat erat sekali.
Filsafat pendidikan yang merupakan cabang filsafat umum menjadi dasar,arah,dan
pedoman suatu sistem pendidikan.Karena nya filsafat pendidikan adalah aktifitas
pemikiran teratur yang menjadikan nya sebagai media untuk menyusun proses
pendidikan,menyelaraskan,mengharmoniskan dan merangkai nilai nilai dan tujuan
yang ingin di capai.
Berfilsafat dan mendidik adalah dua fase dalam satu usaha, di mana
berfilsafat adalah memikirkan dan mempertimbangkan nilai-nilai dan cita-cita yang
lebih baik, sedangkan mendidik adalah usaha merealisasikan nilai-nilai dan cita-cita
itu dalam kehidupan dan dalam kepribadian manusia.Tujuan pendidikan adalah
tujuan filsafat yakni untuk membimbing ke arah kebijaksanaan.Filsafat pendidikan
mempunyai peranan yang amat penting dalam sistem pendidikan karena filsafat
pendidikan merupakan pemberi arah dan pedoman dasar bagi usaha-usaha
perbaikan pendidikan, meningkat kan kemajuan dan landasan kokoh bagi tegak nya
sistem pendidikan.
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai