Abstrak — Objek heritage memiliki karakter yang dapat menjadi penanda untuk menentukan masa pembangunan. Salah satu
seniman otodidak perempuan Indonesia yang usianya sudah tidak muda lagi, Moel Soenarko, menjadikan heritage sebagai tema
dalam lukisannya dengan menghubungkan kenangan dalam dirinya sebagai ide berkarya. Banyaknya apresiator yang tertarik
pada karya-karya beliau mendorong penulis untuk memperkaya, memperluas, dan mengkaji lebih dalam karya lukis Moel
Soenarko yang bertema heritage. Oleh karena itu, penelitian dilakukan untuk meneliti bagaimana ide kreatif dalam berkarya lukis
dan visual estetik lukisan Moel Soenarko yang bertema heritage. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan analisis
deskriptif yang didapatkan melalui observasi, wawancara mendalam dengan Moel Soenarko, studi pustaka, dan dokumentasi. Ide
kreatif yang dihasilkan berasal dari faktor internal dan eksternal, dengan melalui beberapa tahapan atau proses. Mayoritas
lukisan-lukisanya memiliki karakter. Terlihat dari penggunaan unsur garis dan adanya perspektif. Warna-warna sederhana yang
digunakan mampu memberikan kesan kuno yang menjadi ciri khas Moel Soenarko dalam melukis. Namun warna tersebut
mengalami perubahan karena adanya eksperimen. Bidang lukisan selalu dibagi menjadi tiga bagian yang memiliki keterkaitan
satu sama lainnya. Penempatan objek yang disusun dan diolah sedemikian rupa mampu menghasilkan komposisi yang kreatif,
menarik, dan variatif, namun tetap mengandung asas-asas estetis.
Pagi, Tabloid Teduh, PATROLI, dan masih banyak Dalam dunia seni lukis yang Moel Soenarko
lagi. tekuni, tentunya bukan tanpa tujuan. Beliau ingin
Ketertarikan Friska Br Ginting, alumni jurusan menyuarakan visi dan misinya melalui karya lukisnya,
Pendidikan Seni Rupa UPI angkatan 2009, terhadap yang tentunya mempertimbangkan estetika, artistika,
salah satu karya Moel Soenarko yakni pada seni lukis dan filosofi. Filosofi kuat yang berhubungan dengan
sulam yang dijadikan objek penelitian sebagai tugas dirinya maupun kenangan-kenangan dalam
akhir dengan judul Analisis Lukisan Sulam Karya kehidupannya. Baginya, lukisan tanpa filosofi
Moel Soenarko. Menurutnya, seni lukis dengan teknik bagaikan gambar kosong tanpa makna. Filosofi yang
sulam yang Moel Soenarko buat masih belum terlalu terkandung dalam lukisan Moel sangat menarik dan
terkenal di kalangan seni lukis, khususnya di menyentuh. Dalam praktik dan wacana seni rupa
Indonesia. sekarang, karya-karya Moel Soenarko memang
Beberapa lukisannya yang menggambarkan membutuhkan pendekatan yang berbeda untuk
suasana heritage di Malang yang dipamerkan pada memahami isi dan konteksnya. Maka dari itu,
acara pameran Dewan Kesenian Malang, mampu komunikasi diperlukan, komunikasi antar manusia
memberikan kesan hangat pada sosok Djuli melalui penafsiran atas sebuah karya. Lukisan juga
Djatiprambudi, penulis dan kurator seni rupa yang sebuah bahasa, yang merepresentasikan tuturan
berdomisili di Jawa Timur. Menurutnya lukisan karya pengalaman dan pendalaman,
Moel Soenarko memiliki daya tarik yang cukup kuat Oleh karena banyaknya apresiator yang tertarik
dari segi warna dan suasana yang digambarkannya, dengan karya-karya Moel Soenarko, maka penulis
serta sosok Moel yang tidak hanya sebagai pelukis. akan membahas mengenai gagasan berkarya dan
Dari ketertarikannya itulah Pak Djuli mewujudkan deskripsi visual estetik lukisan heritage Moel
apresiasinya dalam bentuk buku Moel Soenarko: Soenarko pada bagian pembahasan. Tujuan lain
Pelukis Realis – Humanis. yaituuntukmemperkaya, memperluas pembahasan,
Pengalaman perjalanan dari satu kota ke kota lain serta mengkaji lebih dalam karya seni lukis lukis
memberikan pengalaman yang berharga bagi Moel beliau yang bertema heritage.
Soenarko, baik dalam berkarya maupun psikologis.
Dalam konteks membuat karya, hal itu menjadi
inspirasi ide berkarya. Salah satu tema yang II. LANDASAN TEORITIK
dihadirkan dalam lukisannya adalah warisan atau A. Teori Kreatif
heritage. Dari pengalamannya, Moel telah melihat Dalam menghasilkan sebuah ide atau gagasan
banyak benda atau bangunan kuno, tidak hanya itu, dalam membuat karya seni, seniman pasti mengalami
tempat-tempat seperti Banjarmasin, Malang, Jakarta,
proses kreatif dalam pembuatan karyanya. Dimulai
dan Bandung memiliki keunikan tersendiri yang dapat dari memikirkan sebuah konsep, mencari ide,
Moel hadirkan melalui filososfi lukisannya. stimulasi, dan kontemplasi. Banyak hal yang bisa
Alasannya adalah suatu kebanggaan bahwa menstimulus agar sisi kreatif dapat muncul, seperti
terbangunnya gedung atau bangunan pada era tersebut kebiasaan, pola pemikiran, ciri khas, karakteristik, dan
yang memiliki nilai sejarah. Gedung tersebut masih pola tindakan. Tidak hanya itu, dari sistem terfikir,
tetap berdiri sampai sekarang, tetap diminati orang, sistem gagasan, dan sistem pengetahuan serta
dan tidak berkurang keindahannya. Seperti saksi bisu pengalaman juga mendukung itu semua.
bagi perkembangan sejarah dikota itu, sebagai pendapat Agus Sachari [2] mengenai proses
identitas suatu kota, dan dapat menunjukkan tanda kreatif dikemukakannya sebagai kegiatan mental dan
zaman ketika gedung itu dibangun. Menurutnya, fisik yang dimulai dari dorongan awal berupa ide
sangat disayangkan jika gedung atau bangunan kreatif atau gagasan, hingga sentuhan akhir. Graham
tersebut tidak diabadikan. Wallas [3] membagi proses kreatif tersebut menjadi
Berbicara tentang warisan atau heritage sangat empat tahapan yang ditampilkan dalam bagan berikut:
erat kaitannya dengan waktu, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Moel Soenarko “sesuatu yang Tahap Persiapan
bermakna dan jangan dilepas menjadi sesuatu yang
kosong tak berguna dengan tidak melakukan apa-apa. Tahap Inkubasi
Waktu adalah jalan sejarah dan hikmah kehidupan.
Berkarya dan terus berkarya adalah hitungan menuju
akhir yang indah” [1]. Moel merupakan sosok yang Tahap Pencerahan
senang mencoba dan mempelajari hal-hal baru. Selalu
menghasilkan karya dalam hidupnya menjadi alasan Tahap Pembuktian
sendiri untuk terus semangat dan maju dalam Proses Kreatif menurut Wallas
mengembangkan kemampuannya dalam dunia seni. (Sumber: Data Pribadi, 2016)
1. Tahap persiapan atau preparation yaitu tahap menyoroti situasi kontemplasi rasa indah yang sedang
dimana seseorang melakukan riset dengan dialami si subjek, yang kemudian melahirkan
mengumpulkan data dan informasi terlebih pengalaman estetika. Kajian estetik dalam bentuk
dahulu. Dapat dilakukan dengan cara membaca, karya seni, Parker [2] membaginya kedalam enam asas
mewawancarai, bertualang atau kegiatan lain yaitu
yang berfungsi mengumpulkan fakta, ide, dan a. The principle of organic unity (asas kesatuan/utuh).
opini. Hal itu dilakukan dengan tujun untuk Nilai dari suatu karya sebagai keseluruhan
memecahkan suatu masalah. tergantung pada hubungan timbal balik dari unsur-
2. Tahap inkubasi disebut pula sebagai tahap unsurnya, yakni setiap unsur memerlukan,
pengeraman atau tahap istirahat. Proses menanggapi, dan menuntut setiap unsur lainnya.
mengaitkan ide, pikiran sebenarnya melakukan b. The principle of theme (asas tema).
berbagai proses seperti menjajarkan, memadukan, Di setiap karya seni terdapat satu atau beberapa ide
menyortir atau memilah, mengitari, dan induk atau peranan yang unggul berupa apa saja
membayangkan. Dalam tahap ini pikiran bawah (bentuk, warna, pola irama, tokoh atau makna) yang
sadar yang bekerja atau mengambil alih menjadi titik pemusatan dari nilai keseluruhan karya
informasi, mengaitkan berbagai ide dari itu.
informasi-informasi yang telah terkumpul untuk c. The principle of thematic variation (asas variasi
menghasilkan sesuatu yang baru dan unik. menurut tema).
3. Tahap pencerahan, dikenal luas sebagai Tema pada karya seni harus disempurnakan dan
pengalaman eureka atau ‘Aha!’ yaitu ketika diperbagus dengan terus-menerus. Tema yang harus
inspirasi sebuah gagasan baru muncul dalam tetap sama itu harus dihadirkan dalam berbagai variasi
pikiran. Tahap pencerahan merupakan titik tolak agar tidak menimbulkan kebosanan.
ketika gagasan berpindah dari pikiran bawah d. The principle of balance (asas keseimbangan).
sadar ke alam pikiran sadar. Tahap pencerahan Didalam karya seni walaupun unsur-unsurnya
ini biasanya muncul ketika mengerjakan sesuatu tampak bertentangan tetapi sesungguhnya saling
yang tidak ada kaitannya dengan tindak kreatif, memerlukan, karena bersama-sama akan menciptakan
ketika seseorang dalam keadaan sedang santai dan suatu kebulatan.
terbebas dari tekanan. Misalnya, ketika berada e. The principle of evolution (asas perkembangan).
dikamar mandi, melamun, mau tidur, atau yang Proses yang bagian awalnya menentukan bagian-
lainnya. bagian selanjutnya dan bersama menciptakan suatu
4. Tahap pembuktian atau verification disebut juga makna yang menyeluruh.
sebagai tahap pengujian dan penyempurnaan ide. f. The principle of hierarchy (asas tata jenjang)
pada tahap ini, pikiran sadar dan logis mengambil Jika asas-asas variasi pada tema, keseimbangan dan
alih, bekerja dengan masukan ide dari proses tak perkembangan mendukung asas utama kesatuan utuh,
sadar sebelumnya. Waktu yang dibutuhkan pada maka asas yang terakhir ini merupakan penyususnan
tahap pembuktian ini berbeda-beda, ada yang khusus dari unsur-unsur dalam asas-asas tersebut.
berhasil dengan cepat, ada pula yang mebutuhkan
waktu berbulan-bulan atau bahkan sampai 2. Seni Lukis
bertahun-tahun. Tidak hanya ungkapan, gagasan, imajinasi, dan
Pola proses kreatif menurut Monroe [3] dibagi ekspresi yang dituangkan oleh seniman terhadap
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut karyanya. Dalam pembentukan sebuah karya,
1. Adanya karakteristik yang sama pada setiap seni khususnya karya lukis harus memiliki berbagai
apapun medianya, hal ini tampak karena hampir macam unsur dan prinsip rupa. termasuk juga gaya
di setiap karya seni menggunakan topik utama. atau aliran, teknik, dan media yang digunakan. Hal
2. Adanya analogi pengalaman estetis, terbukti tersebut bertujuan untuk memberikan kesan estetik
karena adanya apresiasi dan penghargaan untuk dan menunjukkan karakter karya seniman.
dinilai.
3. Adanya analogi antara satu kegiatan kreatif a. Unsur-unsur Seni Rupa
dengan kegiatan kreatif lainnya.
1) Garis
Garis dibedakan menjadi dua bentuk yaitu garis
B. Teori Visual nyata dan garis semu. jenis garis terdiri dari garis
1. Estetika lurus, garis lengkung, garis majemuk, dan garis
Estetika memiliki dua pendekatan: pertama gabungan. Garis zig-zag dan garis berombak termasuk
langsung meneliti dalam objek-objek atau benda- dalam bagian garis majemuk. Garis geometris seperti
benda atau alam indah serta karya seni, kedua garis lurus dan garis zig-zag termasuk kedalam garis
yang teratur sehingga memiliki sifat formal dan resmi. Istilah monokromatik atau monochrome menunjukkan
Sedangkan sifat non formal, tak resmi, lemah gemulai kecendrungan penggunaan dalam satu jenis warna.
lembut, acak-acakan terdapat pada garis non Untuk menunjukkan efek kedalaman dalam
geometris, seperti garis lengkung dan garis berombak. pewarnaan monochrome dilakukan dengan menambah
2) Bidang atau mengurangi intensitas warna. Kebalikan dari
Bidang atau shape terbentuk dari garis yang monokromatik adalah polikromatik, yaitu penggunaan
mencakup ukuran luas tertentu atau dibatasi oleh lebih dari satu jenis warna. Sedangkan kontras yakni
adanya warna yang berbeda atau karena adanya tekstur menggunakan beberapa warna yang berbeda,
atau gelap terang pada arsiran. Bidang selalu berkaitan bertentangan, atau berlawanan.
dengan benda, baik yang menyerupai wujud alam Perpaduan antara dua warna yang berdampingan dapat
(figur) atau tidak sama sekali menyerupai wujud alam, membentuk garis semu atau maya.
berupa bangun beraturan (non figur). Figur dikenal Setiap warna dapat memberikan kesan secara
juga sebagai bidang non geometri dapat berbentuk
psikologis, dapat mempengaruhi jiwa atau emosi
bidang organik, bidang bersudut bebas, bidang
manusia, dan dapat pula menggambarkan susana hati
gabungan, dan bidang maya. Sedangkan non figur
seseorang. Konflik antara warna dan bentuk persepsi
dikenal juga sebagai bidang geometri
manusia telah dipelajari oleh ahli-ahli psikologi. Hal
3) Ruang
Ruang dalam unsur rupa pada sebuah karya tersebut berhubungan dengan beberapa aspek, di
menunjukan dimensi dan volume memberikan kesan antaranya aspek indra, aspek budaya, dan aspek
kedalaman, ruang dua dimensi menunjukkan ukuran lainnya. Sanyoto [4] merangkum makna warna
atau dimensi panjang dan lebar sedangkan ruang pada berdasarkan karakter dan simbolisasi seperti pada
karya tiga dimensi memiliki panjang, lebar, dan tinggi. tabel di bawah ini
Warna Melambangkan Karakter
Seniman yang membuat karya dua dimensi dapat
Kuat, cepat,
menghadirkan kesan keruangan atau tiga dimensi enerjik,
dengan pengolahan unsur-unsur rupa seperti Nafsu primitif, marah, semangat,
perbedaan intensitas warna, terang-gelap, dapat juga berani, perselisihan, bahaya, gairah, marah,
Merah
menciptakan ruang semu (khayal) dengan perang, seks, kekejaman, berani, bahaya,
bahaya, dan kesadisan. positif, agresif,
menggunakan teknik gambar perspektif. Usaha untuk merangsang, dan
menampilkan kesan ruang sering ditunjukkan dengan panas.
penumpukkan objek atau penempatan objek, yang Kecerahan, kehidupan,
Terang, gembira,
dekat dengan pengamat digambarkan di bagian bawah kemenangan, kegembiraan,
ramah, supel,
Kuning kemeriahan, kecemerlangan,
sedangkan yang lebih jauh berada di bagian atas. Pada keagungan, peringatan, dan
riang, cerah,
seniman yang membuat karya tiga dimensi, ruang tiga hangat
humor.
dimensi adalah ruang yang sebenarnya. Keagungan, keyakinan, Dingin, pasif,
4) Tekstur keteguhan iman, kesetiaan, melankoli, sayu,
kebenaran, kemurahan hati, sendu, sedih,
Tekstur dalam seni dua dimensi biasanya dibagi Biru kecerdasan, perdamaian, tenang, berkesan
menjadi tekstur raba yang dapat dirasakan oleh indra stabilitas, keharmonisan, jauh, mendalam,
peraba dan tekstur lihat yang dirasakan melalui indra kesatuan, kepercayaan, dan tak terhingga,
penglihatan. Tekstur lihat memiliki sifat semu yang keamanan cerah.
Cahaya, kesucian, kemurnia,
terbagi menjadi tekstur hias manual, tekstur mekanik, kekanakan, kejujuran,
dan tekstur ekspresi. Tekstur hias manual dibuat ketulusan, kedamaian,
Positif,
secara manual, tektur jenis ini hanya sekedar ketentraman, kebenaran,
merangsang,
menghiasi permukaan saja, jika teksturnya Putih kesopanan, keadaan tak
cerah, tegas, dan
bersalah, kehalusan,
dihilangkan tidak memengaruhi raut. Tekstur mekanik kelembutan, kewanitaan,
mengalah
dibuat dengan alat mekanik seperti mistar, alat foto, kebersihan, simple,
cetak computer, dan sebagainya. Dan yang terakhir, kehormatan
tekstur ekspresi merupakan bagian dari proses Kesedihan, malapetaka,
kesuraman, kemurungan,
penciptaan seni rupa. Raut dan tekstur adalah satu kegelapan, kematian, teror,
kesatuan dan tak dapat terpisahkan. Jika, teksturnya kejahatan, keburukan ilmu
ditiadakan, maka makna dari objek tersebut menjadi sihir, kedurjanaan, kesalahan,
Menekan, tegas,
berbeda bahkan hilang [4]. kekejaman, kebusukan,
Hitam mendalam, dan
rahasia, ketakutan,
5) Warna seksualitas,
depresi
Dalam warna dikenal juga dengan susunan warna ketidakbahagiaan,
selaras. Menurut jenisnya, warna selaras dibagi penyesalan, amarah, duka
cita, kekuatan, keanggunan,
menjadi monokromatik, polikromatik, dan kontras. formalitas.
Indonesia meliputi pusaka alam, pusaka budaya, dan Dunia atas diibaratkan dengan langit, biasanya
pusaka saujana. Pusaka alam adalah bentukan alam digunakan sebagai simbolisasi dari agung, Esa, dan
yang istimewa. Pusaka budaya adalah hasil cipta, rasa, kuasa. Dunia bawah diibaratkan sebagai bumi. Dunia
karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku atas dan dunia bawah merupakan pertentangan yang
bangsa di tanah air Indonesia, secara sendiri-sendiri, saling melengkapi. Wujud ketiga dari dunia atas dan
sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam dunia bawah yaitu dunia tengah. Ungkapan Sumardjo
interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah [9] “dunia tengah adalah dunia paradoks itu” memiliki
keberadaannya. Pusaka budaya mencakup pusaka penjelasan bahwa dunia tengah hadir sebagai medium
berwujud (tangible) yaitu benda yang dapat disentuh. atau penghubung dari dua dunia tersebut yang saling
Sedangkan pusaka tak berwujud (intangible) yaitu tak bertentangan.
dapat disentuh seperti bahasa, ritual, musik, tarian,
kepercayaan, kenangan, dan lain sebagainya. Pusaka
saujana adalah gabungan pusaka alam dan pusaka III. METODOLOGI PENELITIAN
budaya dalam kesatuan ruang dan waktu, yang Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu
sekarang lebih dikenal dengan cultural landscape atau metode deskriptif analisis dengan pendekatan
saujana budaya. Pusaka yang diterima dari generasi- kualitatif. Pendekatan kualitatif lebih kepada
generasi sebelumnya sangat penting sebagai landasan pemaparan hasil penelitian berupa penjelasan kata-
dan modal awal bagi pembangunan masyarakat kata atau gambar-gambar. Teknik pengumpulan data
Indonesia di masa depan, karena itu harus dilestarikan meliputi observasi, wawancara mendalam,
untuk diteruskan kepada generasi berikutnya dalam dokumentasi, dan studi pustaka. Metode analisis
keadaan baik, tidak berkurang nilainya, bahkan perlu dalam penelitian ini menggunakan disiplin estetik,
ditingkatkan untuk membentuk pusaka masa datang. yaitu menganalisis unsur visual lukisan Moel
Brian Graham and Peter Howard [7] memaknai Soenarko yang bertema heritage berdasarkan unsur
heritage sebagai upaya penyelamatan secara selektif rupa dan komposisi, ide berkarya, asas-asas estetik,
material masa lalu seperti benda budaya, atau bahkan makna yang terkandung didalamnya.
pemandangan alam, mitologi atau mitos, kenangan Lokasi penelitian yang dijadikan sumber
dan tradisi menjadi budaya, politik, dan ekonomi di informasi secara langsung adalah Rumah Seni Moel
masa sekarang ini. Soenarko di Jl. Rafflesia No.12, Ciwaruga,
Warisan berkaitan erat dengan nilai sosial dalam Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
kehidupan bermasyarakat, sebab itu dimaknai sebagai Jawa Barat.Nomer telepon (022) 820275 / 081 655 281
cultural heritage atau warisan budaya. Icon dari suatu 3.
daerah biasanya diambil dari warisan budaya Terdapat 32 lukisan Moel Soenarko dengan tema
setempat. Pembicaraan mengenai cultural heritage heritage, baik itu yang di Indonesia maupun di luar
pastinya tidak terlepas dari persoalan budaya dan Indonesia.Berdasarkan pertimbangan penulis hanya
masyarakatnya. Sifat memaknai kebudayaannya untuk akanmengambil fokus penelitian karya lukis beliau
beradaptasi dengan lingkungannya dibedakan menjadi yang bertema heritage tersebut berdasarkan kenangan
dua yaitu makna sosial dan makna individual. dalam ide berkarya dan visual dari masing-masing
Spradley [8] menjelaskan bahwa terbentuknya makna wilayah yang pernah menjadi tempat menetap Moel
sosial berasal dari proses interaksi individu dengan Soenarko.
orang lain, sedangkan makna individual lahir dari
pengalaman-pengalaman pribadinya. Pemaknaan tiap-
tiap individu pasti berbeda. Termasuk di tingkat IV. ANALISIS PENELITIAN
keluarga, kelompok, masyarakat, dan lainnya. Hal a. Temuan
tersebut yang dimaksud dengan keanekaragaman
Karya-karya lukis Moel Soenarko dengan tema
budaya. Keanekaragaman terjadi karna dua hal yaitu
heritage terdapat antara tahun 1998-2010 dengan
proses sosialisasi dan pengalaman pribadi [8]. berbagai media seperti cat minyak, pastel, dan cat air.
Wujud benda-benda budaya Indonesia yang dapat Adapun rincian banyaknya lukisan dengan tema
disentuh mengandung banyak makna, yang datang heritage yang penulis temukan per tahun sebagai
dari kenangan. Contoh benda-benda budaya Indonesia berikut:
di antaranya keris, candi, wayang, dan sebagainya.
Secara visual, benda-benda budaya tersebut memiliki No Tahun Pembuatan Jumlah Lukisan
pola yang sama yakni pola tiga dengan susunan 1 1998 1 buah
vertikal linear. Pola dalam benda-benda budaya 2 1999 2 buah
3 2000 5 buah
tersebut diadaptasi dari pemaknaan spiritualitas 4 2001 1 buah
sebuah kehidupan manusia yakni dunia atas (langit), 5 2002 1 buah
dunia bawah (bumi), dan dunia tengah (manusia) [9]. 6 2003 4 buah
7 2004 3 buah
8 2006 1 buah
9 2007 1 buah
10 2008 1 buah
11 2009 1 buah
12 2010 10 buah
Jumlah Lukisan Bertema Heritage Berdasarkan Tahun Pembuatan
(Sumber: Data Pribadi, 2016)
di Banjarmasin dan lingkungannya yang dikelilingi ekonomi menengah kebawah. Misi yang diberikan
oleh perahu dayung dan rumah lanting tak lantas dalam karya lukis ini adalah indahnya sebuah
membuatnya bisa bermain sesuka hatinya seperti kehidupan bila ditata dengan rencana.
anak-anak lain. Moel Soenarko merupakan anak
bangsawan, ayahnya yang berasal dari kalangan b. Jembatan Splendid
keraton Surakarta Hadiningrat, kala itu adalah seorang Jembatan Splendid yang terletak di Kota Malang
Kepala Polisi Kota Banjarmasin. Mereka tidak tinggal tersebut masih difungsikan dan digunakan oleh
di sekitar rumah lanting tersebut, di seberang terdapat masyarakat sampai sekarang sebagai jalan
daratan atau lebih tepatnya menurut beliau seperti penghubung desa. Sungai yang terdapat di bawah
rawa dan disitulah mereka tinggal. Jembatan Splendid ini adalah Sungai Brantas.
Pada masa kecilnya dulu, larangan untuk menaiki Semangat terlihat ketika Moel menceritakan
perahu dayung yang ada disekitarnya sangat lukisan Jembatan Splendid tersebut. Sebab, makna
membekas. Hanya wujud dan suaranya yang dirasa. terhadap Jembatan Splendid ini, bukan tentang
Begitu juga dengan rumah-rumah lanting, dilihatnya keprihatinan atau pun mengenang masa kecilnya.
dari kejauhan, dari daratan. Jika Moel ingin berjalan- Pengalamannya menjadi seorang istri prajurit yang
jalan di sekitar sungai tersebut, ia hanya diperbolehkan dijadikan ide dan konsep dalam membuat lukisan
menggunakan speedboat sebagai alat transportasinya. dengan judul Jembatan Splendid.
Rumah lanting adalah rumah apung yang menjadi Selain itu, beliau mengaku terinspirasi dari lirik
rumah tradisional suku Banjar. lagu Mars PERSIT yang berbunyi ‘mendorong suami
Moel menjelaskan bahwa objek lokasi dalam ke medan juang, untuk nusa dan bangsa’. Penulis
lukisan Dermaga Banjarmasin merupakan wilayah menginterpretasikan lirik tersebut seperti seorang istri
terpencil, berada di Sungai Martapura ke arah muara prajurit yang harus merelakkan sang suami pergi
Sungai Kapuas. Seiring perkembangan jaman, bertugas demi kepentingan nusa dan bangsa.
keberadaan rumah lanting kini perlahan-lahan hilang Moel menjelaskan dengan mengibaratkan bahwa
dan digantikan oleh rumah panggung yang lebih jembatan tersebut sebagai tentara yang mengawal dan
permanen dengan menggunakan tiang panjang yang menyangga negara dan bangsa agar berjalan dengan
menancap di tepian sungai. Padahal rumah lanting baik dan lancar. Jembatan tidak akan berdiri tanpa
sudah ada sejak jaman kerajaan-kerajaan dulu di adanya tiang-tiang penyangga. Seperti yang
Tanah Banjar, kemudian masa kolonial Belanda. diungkapkan Moel [10] bahwa untuk menyangga
Dapat dikatakan bahwa rumah lanting menjadi bagian sebuah jembatan diperlukan tiang-tiang yang kokoh
dari heritage atau warisan Banjarmasin. agar jembatan tersebut tidak runtuh. Tiang-tiang
tersebut diibaratkan sebagai istri tentara yang harus
dapat menjadi penopang yang kuat bagi tugas-tugas
suaminya, jika penyangganya tidak kokoh maka
jembatan tersebut akan mudah runtuh.
Bentuk Jembatan Splendid Sebelum Diringkas Rumah Panggung di Sungai Ciliwung Sebagai Sumber Melukis Moel Soenarko
(Sumber: Data Pribadi, 2016) (Sumber: Data Pribadi, 2016)
tersebut dihilangkan. Moel menjelaskan bahwa orang bidang geometri terdapat pada
dengan strata atas mungkin menganggap lingkungan dinding rumah dan pelantar.
Bentuk gabungan bidang-bidang
tersebut milik orang strata bawah, maka harus Ruang membentuk ruang dan adanya sudut
dihilangkan. Penggusuran pasti akan terjadi di wilayah pandang yang membentuk perspektif.
sekitar aliran Sungai Ciliwung tersebut. Jika hal Memiliki satu jenis warna atau
tersebut tidak disimpan dalam bentuk karya lukis, Warna monochromeyakni hitam, abu-abu,
dan putih.
beliau akan kehilangan realita dari objek tersebut. Selain gelap-terang, adanya cahaya
“Kalo ada lukisan ini, lukisan ini yang nantinya akan Gelap-terang memberikan kesan volume dan ruang
berbicara bahwa Indonesia dulunya begini loh, semu.
terlebih lagi yang tinggal di daerah aliran Sungai Tekstur berupa maya halus.
Ciliwung yang rawan banjir” (wawancara 2016). Moel Tekstur Kombinasi garis membentuk tekstur
air, kayu, kain, dan yang lainnya.
banyak melukiskan keadaan Ciliwung, baik dari segi Prinsip-Prinsip Lukisan
suasana sampai objek rumah panggung di pinggir Menggunakan jenis warna
Sungai Ciliwung. Kesatuan monochrome pada pewarnaan. Dan
Pendapat Moel tersebut dibuktikan dengan juga posisi objek yang berdekatan.
Keseimbangan Asimetri atau informal
adanya berita nasional yang penulis rangkum dari
Irama hadir dari repetitif arah yang
surat kabar online cnnindonesia.com [11] pada Mei terdapat pada jajaran perahu dan
Irama
2016, bahwa telah terjadi penggusuran di sepanjang pelantar. Selain itu terlihat dari
Daerah Aliran Sungai Ciliwung. Bukan strata yang perbedaan ketinggian rumah
menjadikan alasan penggusuran rumah-rumah Objek pelantar menjadi
Center of Interest
centerofinterest dari lukisan ini.
tersebut dilakukan. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Asas-asas Estetika
Tjahaja Purnama atau yang biasa disapa Ahok, Kesatuan antar bidang atas, bidang
meminta warga yang tinggal di daerah tersebut untuk tengah, dan bidang bawah lukisan
pindah ke rumah susun, yang telah disediakan oleh akibat adanya unsur dan objek yang
memengaruhi. Bidang atas atau
pemerintah. Lokasi yang disediakan pun rawan dari Asas Kesatuan bidang langit terdapat cahaya yang
banjir. Hal tersebut dilakukan, agar warga mendapat mempengaruhi gelap-terang dan
kehidupan yang lebih baik ketimbang tinggal di kesan ruang pada seluruh bidang.
tempat yang seperti kandang dan tak layak huni Seluruh objek pada bidang tengah
berdiri di atas bidang bawah.
tersebut. Asas Tema Heritage
Selain itu, ahok akan memperlebar sungai yang Asas Variasi dalam Kenangan terhadap kehidupan masa
menjadi sempit akibat pembangunan liar disekitar Tema kecil Moel Soenarko.
sungai. Hal tersebut dilakukan untuk menormalisasi Keseimbangan secara estetis terlihat
fungsi sungai agar dapat menampung banjir. oleh adanya pembagian bidang atas,
Asas Keseimbangan tengah, dan bawah. Variasi
pembagian bidang membentuk
zigzag.
2. Deskripsi Visual Lukisan Moel Soenarko yang Berdasarkan sumber gambar rumah
panggung menjadi awal terbentuknya
Bertema Heritage lukisan ini. Kemudian ditambahkan
Lukisan Jembatan Splendid Asas Perkembangan objek lain yang mendukung seperti
pelantar dan perahu, yang merupakan
imajinasi dari pengalaman sekaligus
harapan
Unsur warna mendukung lukisan ini
secara tegas dapat mewakili baik dari
Asas Hierarki
segi psikologis, tema, dan juga
mendukung bagi unsur-unsur lainnya
Perspektif
Unsur-unsur Lukisan
Didominasi oleh garis nyata berupa
Garis kontur, terdapat garis lurus,
lengkung, dan garis gabungan.
Terdapat bidang non geometri berupa
Bidang
pepohonan dan manusia. Sedangkan
memberikan kesan
kesimbangan.
Penyangga rumah digambarkan
terlebih dahulu dan kemudian
menentukan bagian-bagian
selanjutnya, seperti seng,
Asas Perkembangan triplek, dan lainnya sebagai
pembentuk bangunan rumah.
kemudian, penggambaran
objek-objek pendukung yang
digambarkan secara detail.
Unsur warna merupakan unsur
Asas Hierarki yang lebih terlihat menggebu-
gebu dan bersemangat.
Unsur-unsur Lukisan
Didominasi oleh garis nyata V. KESIMPULAN
berupa outline, terdapat pula
garis nyata sebagai bidang.
Dalam menentukan konsep berkarya lukis dengan
Garis tema heritage, Moel Soenarko melewati beberapa
Kemudian garis maya yang
terbentuk akibat penumpukkan tahapan dalam mencapainya. Hal tersebut dikenal
dua warna kontras. dengan proses ide kreatif. Berdasarkan teori Graham
bidang geometri terdapat di
objek rumah. Sedangkan bidang
Wallas, beberapa tahapan tersebut yaitu tahap
Bidang persiapan, tahap pengeraman, tahap pencerahan, dan
non geometri berupa
rerumputan dan manusia. tahap pembuktian.
Terbentuk hanya dengan adanya Pada tahap persiapan, dimana beliau memikirkan
kesan cahaya karena pada dan mengeksplorasi sebuah ide untuk menghasilkan
Ruang lukisan ini tidak terdapat
perspektif sebagai pembentuk sebuah karya lukis dengan tema heritage. Munculnya
ruang. sebuah ide memerlukan adanya stimulan yang berasal
Warna
Pada background menggunakan dari dalam diri Moel (faktor internal) dan dari luar diri
jenis warna kontras (faktor eksternal). Faktor internal yang memengaruhi
Gelap terang sangat
mempengaruhi adanya
munculnya sebuah ide bagi Moel Soenarko yaitu
Gelap terang kenangan. Kenangan tercipta berdasarkan pengalaman
keruangan dan volume dalam
lukisan ini. pribadi, interaksi sosial, dan masa sejarah, serta rasa
Tekstur maya halus. Unsur garis empati yang tertanam dalam dirinya. Faktor internal
dan warna menentukan wujud
Tekstur
atau karakter. Seperti seng, tirai
didukung dengan adanya faktor eksternal seperti
bambu, kayu. melakukan observasi dan wawancara, membaca
Prinsip-Prinsip Lukisan artikel. Faktor-faktor internal yang tersimpan di dalam
Penggambaran objek-objek memori alam bawah sadar, bisa dikatakan telah
material penyusun rumah seperti memasuki tahap pengeraman atau inkubasi. Dibantu
seng, triplek, tongkat kayu, dan
Kesatuan papan kayu saling berkaitan dan dengan stimulan yang berasal dari luar diri (faktor
berhubungan karena dapat eksternal) seperti observasi, wawancara, dan membaca
membangun sebuah objek berita, berguna untuk membantu pengumpulan data
rumah panggung. lebih banyak dan semakin memperkuat misi Moel
Keseimbangan Asimetri atau informal
Adanya repetisi dari unsur garis,
dalam berkarya. Hal selanjutnya melalui proses
Irama bidang, dan warna pada objek kontemplasi yang berfungsi untuk memilah informasi-
pembentuk rumah panggung. informasi yang telah didapat.
Karpet merah muda menjadi Faktor-faktor internal yang tersimpan di dalam
Center of Interest
aksentuasi dalam lukisan ini.
memori alam bawah sadar, bisa dikatakan telah
Asas-asas Estetika
Hadirnya objek tangga dan kaki memasuki tahap pengeraman atau inkubasi.
rumah panggung pun Ditambahkan oleh stimulan yang berasal dari luar atau
Asas Kesatuan menciptakan kesatuan yang faktor eksternal. Kedua hal tersebut kemudian melalui
menghubungkan antar bidang proses kontemplasi yang berfungsi untuk memilah
rumah dan bidang sungai.
Asas Tema Heritage infosmasi-informasi yang telah dicapai.
Kenangan Moel terhadap sungai Pada tahap pencerahan, Moel telah menentukan
Asas Variasi dalam Tema dan objek yang berada di pinggir pilihan, subjectmatter dan tema-tema.Pilihannya
sungai dijatuhkan pada objek yang sederhana, kumuh,
Penempatan objek di tengah dan
Asas Keseimbangan memiliki cerita dibaliknya, sampai pada kesejarahan.
pengulangan warna pada latar
Memasuki tahap pembuktian yaitu pembuatan ataupun bangunan yang lainnya. Sebagai pendukung
karya, Moel memerlukan persiapan-persiapan seperti dan penyeimbang objek utama, beliau juga
alat dan bahan, konsep yang telah disiapkan, sumber menambahkan bidang non geometri melalui
gambar yang dibutuhkan, Media dan teknik yang penggambaran figur alam, seperti manusia, tumbuhan,
digunakan. Sumber gambar penting sebagai dan hewan. Oleh karena teknik melukis yang
penstimulasi dirinya dalam mengingat lokasi dan dilakukan beliau secara konvensional yaitu dengan
menentukan arah gambar. Sumber gambar menggunakan kuas dengan sapuan halus, maka tekstur
diperolehnya dari foto pribadi, artikel majalah atau yang ditampilkan pun berupa tekstur semu.
Koran, kartu pos, dan sebagainya. Secara komposisi dan estetis, lukisan-lukisan Moel
Sampel lukisan Moel Soenarko yang bertema tampak menyatu dengan adanya harmoni dan irama
heritage diambil berdasarkan kenangan terhadap kota- dari pengulangan-pengulangan yang digambarkan.
kota yang pernah dijadikan Moel sebagai tempat Keseimbangan yang banyak digunakan pada lukisan-
menetap. Lebih terperinci lagi pemilihan kenangan lukisannya yakni asmiteri atau informal, terlihat
tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu kenangan terhadap dengan menarik garis baik secara vertikal maupun
kehidupan masa kecil Moel yang berlokasi di horizontal pada bagian tengah bidang lukis. Meskipun,
Banjarmasin, kenangan Moel menjadi seorang istri pada kedua sisi bidang lukis memiliki objek berbeda
prajurit yang mengambil salah satu objek Kota namun secara visual memiliki bobot yang sama
Malang, dan kenangan Moel terhadap sungai juga dengan pembagian bidang pada karya-karya lukisnya,
objek yang berada di pinggir sungai daerah Jakarta. seperti bidang atas, bidang tengah, dan bidang bawah.
Tiga dari tiga puluh satu lukisan heritage yang Objek dominan selalu dihadirkan baik melalui
mewakili karya lukis beliau yaitu “Dermaga aksentuasi ataupun fokus objek.Hal tersebut
Banjarmasi” tahun 2000 ukuran karya 68x 80 cm, ditampilkan guna menyampaikan visi serta harapan
“Jembatan Splendid” tahun 2003 ukuran karya 55x76 yang diwujudkan berupa suatu objek secara tersirat
cm, dan “Rumah Pangging di Aliran Sungai oleh Moel. Objek yang menjadi fokus pada lukisannya
Ciliwung” tahun 2010 ukuran 60x80 cm. digambarkan terlebih dahulu sebagai pengembang
Berkaitan dengan hasil penellitian mengenai bagi objek-objek yang lainnya. Meskipun berada
visual estetik karya lukis heritage Moel Soenarko dalam satu tema, lukisan-lukisan tersebut memiliki
antara tahun 1998 dan 2010, dapat diketahui bahwa variasi tema dengan makna yang berbeda pula.
terdapatnya unsur-unsur dan prinsip rupa serta aspek
estetis pada lukisannya.
DAFTAR PUSTAKA
Unsur garis dominan yang terlihat pada karya
[1] A.T.H. Siregar, “Katalog: Water, Watery Landscape
lukis Moel yakni menggunakan garis nyata. Garis And Other Narratives,” Bandung: Galeri Kita, 2011.
nyata digunakan sebagai penegas dengan membentuk [2] D.S. Kartika, “Kritik Seni,” Bandung: Rekayasa sains,
kontur, outline, dan menciptakan karakter atau ciri 2007.
pada suatu objek. Namun tak jarang pula ditemukan [3] I. Darmajanti, “Psikologi Seni,” Bandung: Kiblat, 2013.
garis maya yang terbentuk akibat adanya singgungan [4] S.E. Sanyoto, “Nirmana Elemen-elemen Seni dan
atau tumpukan dari dua warna yang berbeda. Warna Desain,” Edisi kedua, Yogyakarta: Jalasutra, 2010.
yang selalu ditampilkan pada lukisannya merupakan [5] F. D. K. Ching, “Architecture; Form, Space, And Order,”
warna-warna yang terkesan lembut dan sederhana, Cetakan ke – 6, Jakarta: Penerbit Erlangga, 1996.
ataupun menggunakan jenis warna monokrom. Warna [6] Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI, “Piagam
Pelestarian Pusaka Indonesia,” Diakses dari
dominan yang sering terlihat pada lukisan-lukisan https://bbpiindonesianheritagetrust.files.wordpress.com/
beliau yaitu coklat. Pada tahun 2010, Moel mencoba 2015/03/indonesian-charter.pdf, 2003.
keluar dari warna-warna lembutnya dan mencoba [7] K. Darian, dan C. Pascoe (Penyunting), “Children,
menggunakan jenis warna yang kontras. Warna-warna Childhood, and Cultural Heritage,” Oxford: Routledge,
2013.
yang cenderung cerah dan bertabrakan pada latarnya. [8] H.S.A. Putra, “Heritage: Warisan atau Pusaka?” Diakses
Unsur gelap-terang menjadi hal yang penting bagi dari http://archive.ivaa-
lukisannya. Selain menghadirkan kesan variatif pada online.org/files/uploads/texts/heritage;warisan%20atau
pewarnaan, juga memberi kesan volume dan %20pusaka-heddy%20shri%20ahimsa-putra.pdf, 2000.
keruangan pada karya lukisnya. Kesan ruang yang [9] J. Sumardjo, “Estetika Paradoks,” Bandung: Sunan
Ambu Press, 2006.
dihadirkan didukung dengan adanya sudut pandang
[10] D. Djatiprambudi, “Moel Soenarko Pelukis Realis-
yang membentuk perspektif pada gambarnya. Humanis,” Malang: Rumah Seni Moel Soenarko, 2005.
Penggambaran objek terbentuk dari bidang geometri [11] P.T. Juniman, “Ahok Sebut Pemukiman di Tepi
dan non geometri. Bidang geometri lebih sering Ciliwung Seperti Kandang Burung,” Diakses dari
ditemukan karena Moel memang banyak http://www.cnnindonesia.com/nasional/2016051822224
0-20-131767/ahok-sebut-pemukiman-di-tepi-ciliwung-
menggambarkan bangunan, baik rumah, gedung, seperti-kandang-burung, 2016.