Anda di halaman 1dari 2

Ada Nuansa Bandung Barat di Batik Lembang

Salah satu kota penghasil batik yang cukup terkenal di Jawa Barat adalah Cirebon. Batik Trusmi khas
Cirebon itu menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pelancong yang datang. Namun sejak 2005 Jawa
Barat memiliki satu lagi daerah penghasil batik yang berada di Kabupaten Bandung Barat.

Di salah satu bangunan di Desa Kayu Ambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat batik
tersebut diproduksi. Bangunan tersebut terlihat cukup unik dengan tembok yang dilapisi kayu bekas
perabotan dan memiliki motif yang bernuansa Bandung Barat. Di pekarangannya terdapat saung kayu
yang memiliki nuansa sama dengan bangunan utamanya.

Bangunan tersebut adalah Rumah Batik Lembang. Di sanalah tempat diproduksinya batik lembang yang
khas dengan nuansa Kabupaten Bandung Barat. Pemiliknya bernama Ian Marianto (70) yang juga
merupakan perintis batik tersebut.

Pria yang akrab disapa Kang Ian ini mengatakan bahwa awalnya dia merintis batik lembang karena
kecintaannya terhadap budaya. Membatik pun dia pelajari secara otodidak. Selain itu, batik yang
dirintisnya ini memiliki perbedaan dengan batik trusmi.

"Beda antara batik trusmi dan batik lembang terletak dari aliran dan motifnya. Trusmi lebih tradisional
dengan aliran keraton. Sementara batik lembang lebih modern dengan motif yang bernuansa bandung
barat seperti Boscha, Tangkuban Parahu, dan Sangkuriang. Pokoknya segala sesuatu yang menjadi ikon
Bandung Barat," tuturnya saat ditemui di Rumah Batik Lembang, Kamis (28/5/2015).

Batik yang dijual di Galerinya tersebut bermacam-macam dari mulai batik tulis hingga batik cap. Selain itu,
dia juga menerima pesanan kain yang dibuat dengan teknik print. "Yang di print itu sebenarnya bukan batik
melainkan corak batik. Karena batik itu hanya ada dua jenis. Batik tulis yang menggunakan canting dan
cap," tuturnya.

Menurut Kang Ian, untuk batik tulis, kain yang digunakan dalam adalah kain mori berwarna putih. Kain mori
tersebut di gambar terlebih dahulu dengan menggunakan pensil kemudian dibatik menggunakan canting.
Setelah itu di warnai dengan menggunakan teknik celup. Saat ini Ian mempunyai 20 pegawai termasuk
penjahit. Setiap pegawai mampu memproduksi 15 buah kain batik setiap harinya untuk batik cap.
Sementara itu untuk batik tulis, satu helai kain pengerjaannya bisa mencapai satu bulan.

Harga yang ditawarkan pun bervariasi dari Rp 75.000 hingga Rp 100.000 untuk batik cap. Sedangkan
untuk batik tulis harganya berkisar antara Rp 400.000 hingga Rp 4.000.000. "Harga untuk batik tulis
bergantung dari bahan dan tingkat kesulitan. Untuk yang 4 juta kainnya manggunakan bahan sutera,"
ucapnya.

Menurut salah seorang pengunjung Aan (44), batik yang diproduksi oleh Rumah Batik Lembang sangat
bagus. Oleh karena itu dia menjadi salah seorang pengunjung setia Rumah Batik Lembang. "Modelmodelnya bagus.Variasi motifnya banyak. Bajunya pun model jaman sekarang. selain itu harganya
terjangkau," ucapnya.

Menurut Ian, Rumah Batik Lembang memproduksi batik sendiri dan tidak menerima pasokan. Oleh karena
itu, produksinya masih sedikit dan kebanyakan masih berupa pesanan. "Ada juga yang pesan dari luar
Pulau Jawa seperti Batam, Kalimantan, dan Sulawesi," tuturnya. (Rizky Subardy)***

Anda mungkin juga menyukai