Anda di halaman 1dari 22

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA OLIMPUS 2019

PEMANFAATAN KARAT LOGAM DENGAN TEKNIK RUST DYEING


SEBAGAI ARTWORK BERNILAI ESTETIS

DISUSULKAN OLEH :

YOSUA NOVALESI C0917061 2017

MERLITA FITRIANI C0917031 2017

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN


HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Karya Tulis : PEMANFAATAN KARAT


LOGAM DENGAN TEKNIK RUST DYEING SEBAGAI ARTWORK
BERNILAI ESTETIS
2. Sub Tema : Pemanfaatan limbah logam
3. Instansi : Universitas Sebelas Maret
4. Ketua Tim
a. Nama lengkap : Yosua Novalesi
b. NIM : C0917061
c. Jurusan/Fakultas : Kriya Tekstil/Fakultas Seni Rupa
dan Desain
d. Universitas :Universitas Sebelas Maret Surakarta
e. Alamat Email : joshnovalesh@gmail.com
f. Alamat Rumah dan : Jalan Awan 24, Surakarta. dan
No. Telp/HP 081578190940
5. Anggota tim : Merlita Fitriani
6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap : Ratna Endah Santoso, S.Sn, M.Sn
b. NIDN : 001107604
c. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Perum Pucangan Baru 1 No. 11
RT 02 RW 03, Pucangan, Kartasura, Sukoharjo. 081329562822.

Surakarta, 16 Oktober 2019

Dosen Pendamping, Ketua Tim,

Ratna Endah Santoso, S.Sn, M.Sn Yosua Novalesi

NIDN 0011107604 C0917061

ii
Mengetahui Dekan Bidang Kemahasiswaan

(Dr. Nooryan Bahari, M.Sn)

NIP 196502201990031001

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEORISINALITAS KARYA

LOMBA KARYA TULIS ILMIAH MAHASISWA OLIMPUS 2019

Judul Karya Tulis : PEMANFAATAN KARAT LOGAM DENGAN


TEKNIK RUST DYEING SEBAGAI ARTWORK BERNILAI ESTETIS

Nama Ketua : Yosua Novalesi

Nama Anggota :

1. Merlita Fitriani

Kami yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa karya tulis
dengan judul diatas benar merupakan karya orisinil yang dibuat oleh penulis dan
belum pernah dipublikasikan dan atau dilombakan diluar kegiatan “Lomba Karya
Tulis Ilmiah Mahasiswa OLIMPUS 2019” Universitas Sebelas Maret.

Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya, dan apabila terbukti
terdapat pelanggaran didalamnya, maka kami siap untuk didiskualifikasi dari
kompetisi ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kami.

Surakarta, 16 Oktober 2019

Menyetujui,
Dosen Pembimbing Ketua tim

Ratna Endah Santoso, S.Sn, M.Sn Yosua Novalesi


NIDN 0011107604 C0917061

iv
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami haturkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas limpahan
kasih dan rahmat-Nya, tim LKTI Kriya Tekstil UNS dapat menyelesaikan karya
tulis ini untuk diajukan dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah OLIMPUS 2019.

Kami berterimakasih kepada setiap pihak yang sudah membantu dalam


proses penelitian dan kekaryaan ini. Diharapkan dengan adanya tulisan ini, dapat
membuat masyarakat dapat mengerti tentang pentingnya pengolahan barang non-
fungsional karena mengingat jumlah limbah terus menerus mengalami
peningkatan dari segi kuantitas dan jenis. Dan salah satu keberadaan barang non-
fungsional ini adalah karat logam.

Ditangan yang tepat, karat pun bisa menjadi suatu karya yang indah dan
memiliki value tersendiri dalam dunia fashion. Konsep sustainable fashion terus
dicanangkan guna mengatasi persoalan lingkungan yang ada salah satunya adalah
limbah. Sehingga dengan adanya karya tulis ilmiah “PEMANFAATAN KARAT
LOGAM DENGAN TEKNIK RUST DYEING SEBAGAI ARTWORK
BERNILAI ESTETIS” diharapkan kedepannya dapat membuka pandangan
khalayak tentang hal potensial yang dapat dikembangkan dimasa mendatang.

Kurang lebihnya dalam penulisan ini, tim LKTI Olimpus 2019 dari Kriya
Tekstil UNS meminta maaf untuk segala kekurangan yang ada. Dan akhir kata,
selamat berkarya!

Tim Penyusun

v
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................... v
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL............................................................ vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 2
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat ................................................................................. 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 3
2.1 Rust Dyeing.............................................................................................. 3
2.2 Slow Fashion ............................................................................................ 3
2.3 Kain Primisima ........................................................................................ 4
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................. 5
3.1 Tempat dan Waktu .................................................................................. 5
3.2 Waktu Pengerjaan .................................................................................... 5
3.3 Bahan dan Alat ........................................................................................ 5
3.4 Cara pembuatan ....................................................................................... 5
3.5 Rincian Biaya .......................................................................................... 6
3.6 Metode perolehan data ............................................................................. 6
BAB 4. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 7
4.1 Hasil Pengujian ........................................................................................ 7
BAB 5. PENUTUP ........................................................................................ 8
5.1 Simpulan .................................................................................................. 9
5.2 Saran ......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 10
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................... 11
Lampiran 1. Daftar Riwayat Hidup .............................................................. 11

vi
DAFTAR GAMBAR/TABEL

Tabel 3.1 ........................................................................................................ 6


Gambar 4.1 .................................................................................................... 7

vii
PEMANFAATAN KARAT LOGAM DENGAN TEKNIK RUST DYEING
SEBAGAI ARTWORK BERNILAI ESTETIS

(Yosua Novalesi, Merlita Fitriani)

Universitas Sebelas Maret

joshnovalesh@gmail.com

ABSTRAK

Konsep eco-green sedang gencar dilakukan oleh beberapa artisan sebagai bentuk
kampanye penyelamatan lingkungan dengan memunculkan beberapa karya
artisan-artisan yang bersifat ramah lingkungan yang sudah banyak dilakukan di
berbagai tempat. Kebermanfaatan karat secara fungsional jarang ditemukan pada
saat ini disaat kondisi maraknya penggunaan logam dalam kehidupan sehari-hari
manusia. Karat merupakan hasil oksidasi logam dengan udara, air, asam yang
menyebabkan besi kehilangan kekuatannya. Karat memiliki pigmen berwarna
coklat kekuningan yang dapat menodai kain. Kain rust dyeing memiliki konsep
slow fashion yang tidak terpacu pada tren yang berkembang sehingga
pengaplikasiannya tidak selalu mengikuti perkembangan yang ada. Rust dyeing
keberadaannya di Indonesia belum begitu dikenal masyarakat disamping
mengingat kondisi iklim Indonesia dengan kelembaban yang tinggi
memungkinkan konsep ini digunakan untuk pembuatan artwork. Artwork dalam
bentuk kain ini memiliki nilai/value yang bernilai estetis dan berpotensial untuk
terus dikembangkan menjadi salah satu produk komoditas yang memiliki nilai
ekonomis. Hasil yang didapat dalam penelitian ini adalah sebuah kain rust dyeing
yang memiliki motif abstrak dan memiliki rust print yang bagus. Keberlanjutan
pengaplikasian dimasa mendatang dapat dilakukan demi keberlangsungan
sustainable fashion yang tengah digencarkan oleh dunia dalam mengatasi
persoalan fast fashion yang marak terjadi dan memiliki efek samping
menghasilkan limbah dan eksploitasi sumber daya manusia berlebihan dalam
pemenuhan kebutuhan industri fashion saat ini.

viii
Kata Kunci : Rust dyeing, Karat logam, Artwork

ix
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Logam besi adalah salah satu bahan yang dibutuhkan oleh manusia dalam
memenuhi kebutuhan. Secara fungsional, besi digunakan dalam berbagai hal
seperti pembuatan mesin, barang teknologi hingga kerangka pondasi rumah juga
buat dari besi. Kementrian Perindustrian Indonesia juga melansir bahwa Indonesia
juga masih melakukan import besi baja besar-besaran dari beberapa negara dan itu
menandakan kebutuhan besi secara fungsional memang sangat penting di
Indonesia. Finance.detik.com mengatakan bahwa sebesar 45% kebutuhan logam
baja dalam negeri masih mengandalkan impor sehingga keberadaan logam secara
fungsional banyak ditemukan pada beberapa barang elektronik, transportasi, dan
infrastruktur.
Usia penggunaan besi tidak semata-mata dapat bertahan hingga lama.
Inilah yang mendorong munculnya berbagai tempat rosokan besi yang
menampung logam logam disfungsional yang sudah mengalami pelapukan dan
secara fungsional tidak dapat digunakan. Senyawa asam dapat mempercepat
proses pengkaratan besi (Cahyono, 2007). Karat adalah senyawa besi oksida, yang
terbentuk dari reaksi oksidasi besi oleh oksigen dengan adanya air (Rajendran,
2012). Besi yang telah berkarat biasanya akan dibuang karena dianggap sudah
rapuh dan tidak dapat dimanfaatkan. Kemudian, limbah besi terbentuk dan
mencemari lingkungan alam. Kondisi kelembaban Indonesia yang tinggi menjadi
salah satu penyebab logam cepat untuk mengalami korosi/berkarat.
Karat memiliki warna coklat kemerahan dan dapat menodai kain. Warna
coklat kemerahan pada karat sangat cocok diaplikasikan sebagai kain rustic
dengan teknik rust dyeing. Selain itu, warna coklat kemerahan yang dihasilkan
dari karat tidak mudah luntur dan aman pada kain. Hal ini dapat dibuktikan
dengan adanya noda kekuningan yang sering dijumpai pada pakaian yang dijemur
dan terkena kontak dengan logam. Warna noda karat yang mencolok dan sifatnya
yang tidak mudah luntur menjadikan karat sebagai suatu bahan alternatif dalam
mewarnai dan menodai kain.
2

Rust dyeing dalam perkembangannya sudah dikembangkan di beberapa


negara di dunia. Namun di Indonesia, rust dyeing belum banyak dikembangkan.
Terlebih dari itu, konsep rust dyeing ini sendiri dikategorikan sebagai konsep slow
fashion yang mana tidak terpaku pada acuan trend sehingga keberlangsungan
teknik ini bisa terus diterapkan dimasa mendatang dengan pengembangan yang
terus dilakukan. Maka dari itu, ini yang menginspirasi tim penulis untuk
menciptakan sebuah artwork rust dyeing yang kemudiannya dapat diolah secara
fungsional sesuai dengan kebutuhan.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan Masalah yang dapat dibuat yaitu:
a. Bagaimana cara membuat kain rust dyeing?
b. Bagaimana bentuk visualisasi dari kain rust dyeing ini?

2. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dan Manfaat dari topik/gagasan ini adalah:
a. Mengenalkan produk artwork kain rust dyeing kepada khalayak.
b. Mengenalkan beberapa nilai tambahan yang didapat dalam
pemanfaatan ini.
c. Memungkinkan bagi para artisan untuk mengembangkan teknik ini
sehingga teknik ini dapat berkembang luas dan menjadi jawaban
permasalahan lingkungan dalam limbah logam.
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rust Dyeing


Proses dengan memanfaatkan karat sebagai pewarna/penodaan yang mana
karat berasal dari proses korosi suatu logam dengan oksigen. Pada prinsipnya
secara alamiah mekanisme reaksi korosi pada besi dapat di tuliskan sebagai
berikut :
Fe (s) + H2O (l) + ½ O2 → Fe(OH)2 (s) …(1)
Ferro hidroksida [Fe(OH)2] yang terjadi merupakan hasil sementara yang dapat
teroksidasi secara alami oleh air dan udara menjadi ferri hidroksida [Fe(OH)3],
sehingga mekanisme reaksi selanjutnya adalah :
4 Fe(OH)2(s) + O2 (g) + 2H2O (l) → 4Fe(OH)3 (s) ...(2)
Ferri hidroksida yang terbentuk akan berubah menjadi Fe2O3 yang berwarna
merah kecoklatan yang biasa kita sebut karat. (Vogel, 1979), Reaksinya adalah:
2Fe(OH)3 (s) → Fe2O3 (s) + 3H2O ….(3)

Rust dyeing adalah metode desain permukaan yang menambah dimensi


pada kain dan serat. menggunakan teknik ini terutama pada kain katun atau sutra.
Serat alami mengunci warna karat lebih baik daripada serat sintetis. Mewarnai
karat pada kain dapat berupa dicelup maupun diletakkan secara acak. Namun, kain
yang dicelup menggunakan pewarna sintetis, atau yang dicelup dengan pewarna
alami paling baik digunakan untuk pewarnaan karat karena biasanya tidak
memiliki lapisan anti-noda.

2.2 Slow Fahion

Gerakan slow fashion muncul sebagai respons terhadap siklus mode cepat
dan pertumbuhan bisnis 'tidak berkelanjutan'. Ini mempromosikan perilaku etis,
mengurangi mode produksi dan kualitas pembelian daripada pakaian kuantitas
(Fletcher 2010; Ertekin & Atik 2014). Slow fashion dan mode berkelanjutan
(sustainable fashion) yang lebih spesifik berupaya memberdayakan pekerja di
seluruh rantai pasokan, memanfaatkan daur ulang, daur ulang, dan tradisional
4

teknik produksi, dan memasukkan bahan baku terbarukan dan organik (Johnston
2012).

2.3 Kain Primisima


Kain mori dipilih dalam proses pembuatan batik karena dinilai memiliki
kualitas yang baik. Bisa dilihat dari segi penjualan yang tinggi, kain primisimma
adalah kain dengan kualitas terbaik dari jenis katun lain. Kain primisimma berasal
dari serat alam dan sifatnya mudah menyerap warna.
Menurut Sunoto (2000:9), kain mori adalah kain kapas yang telah dimasak
serta diputihkan dan digunakan sebagai salah satu bahan baku batik. Kualitas kain
mori ditentukan oleh beberapa hal, yaitu : kualitas benang (kekuatan, mulur,
antikan dan nomor benang), kerapatan anyaman (tetal), kekuatan kain, mulur kain
dan mengkeret kain, serta lebar kain. Berdasarkan kualitasnya kain mori
dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu :
a. Kain mori primissima (kualitas tinggi)
b. Kain mori prima (kualitas sedang)
c. Kain mori biru (kualitas rendah)
Kain mori primissima sendiri dipilih dikarenakan bahan tersebut banyak
digunakan sebagai bahan tekstil dalam pembuatan batik, pendapat tersebutpun
diperkuat oleh penjual bahan keperluan membatik. Selain itu, kain mori
primissima merupakan jenis kain mori dengan kualitas paling baik diantara kedua
jenis kain mori lainnya dan selainitu, pertimbangan lainnya didasari karena bahan
tekstil yang bisa di warnai dengan zat warna alam adalah bahan-bahan yang
berasal dari serat alam, salah satunya adalah kapas.
5

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu

Laboratorium Batik Universitas Sebelas Maret, 10-17 Oktober 2019

3.2 Waktu pengerjaan


Produk ini dikerjakan dengan estimasi 4-5 hari.
3.3 Bahan dan Alat

BAHAN :

 Kain Primisima 2 meter


 Asam Asetat kuat 0,5 liter
 Air secukupnya
 Deterjen

ALAT :

 Benang/karet
 Logam berkarat
 Ember untuk mencuci
 Baskom

3.4 Cara Pembuatan


 Kain primisima 2 meter dibasahi dengan Asam asetat 0,5 Liter yang
dilarutakan dalam 2 liter air kemudian ditiriskan.
 Setelah kain tiris, membentangkan kain dan mulai menata logam
berkarat diatas kain sesuai dengan pola yang diinginkan.
 Kemudian menggulung kain dengan perlahan hingga logam dapat
terbungkus dengan baik. Selanjutnya setelah kain sudah tergulung,
lanjutkan dengan mengikat kain dengan benang/karet/rafia dengan
kuat agar logam tidak terburai.
6

 Selanjutnya memasukkan gulungan kedalam air cuka dan didiamkan


selama 15 menit.
 Setelah 15 menit, gulungan diangkat dan ditiriskan, kemudian
dimasukkan kedalam baskom dan ditutup plastik serta didiamkan
selama 4 hari.
 Kain gulungan akan memunculkan rust print yang menandakan karat
sudah tercetak pada kain dan bisa dibuka.
 Lepaskan ikatan-ikatan dan dengan perlahan membuka gulungan dan
melepas logam logam dari kain.
 Langkah terakhir, cuci bersih kain tersebut dengan menggunakan air
biasa terlebih dahulu, selanjutnya menggunakan detergen untuk
menetralkan tingkat keasaman kain.

3.5 Rincian biaya


Tabel. 3.1 Rincian biaya produksi
No Nama Bahan/Alat Justifikasi Harga@ Harga

1. Kain primisima Bahan Rp 20.000 Rp 40.000

2. Asam Asetat Bahan Rp 22.000 Rp 11.000

3. Deterjen Bahan Rp 10.000 Rp 10.000

4. Ember Alat Rp 13.000 Rp 13.000

5. Logam rosok Alat Rp 5.000 Rp 30.000

6. Benang Alat Rp 7.500 Rp 7.500

7. Baskom Alat Rp 12.000 Rp 12.000

TOTAL Rp 123.500

3.6 METODE PEROLEHAN DATA

Adapun perolehan data diperoleh dari kajian literatur, workshop (menyangkut


mekanisme proses) dan wawancara dengan artisan.
7

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Pengujian


Setelah dilakukan uji literatur dan juga beberapa video
teknik/mekanisme produksi dapat diketahui bagaimana proses produksi
prototype dapat dibuat. Gambar prototype dapat dilihat dibawah ini.

Gambar 4.1 Hasil Uji

Dapat dilihat bahwa artwork ini memiliki nilai visual yang tidak biasa
ditemukan pada konsep eco-green yang sedang dicanangkan. Penulis berasumsi
artwork ini memiliki nilai novelty baik sehingga kedepannya, artwork ini dapat
terus dikembangkan baik dari segi teknik dan inovasi pengkombinasian dengan
teknik kekriyaan tekstil yang lain.
Proses yang sederhana dan tidak membutuhkan banyak peralatan dirasa
mampu menjadi nilai baik bagi produk ini untuk dikembangkan kelanjutannya
menjadi industri kreatif berbasis jawaban permasalahan lingkungan. Karena
belum banyak dikembangkan, nilai ekonomis yang didapatkan tergolong tinggi
mengingat artwork ini bersifat ekslusif. Evaluasi bagi prototype ini salah satunya
adalah penggunaan asam cuka yang kuat dirasa mampu membuat serat kain bisa
8

menjadi rapuh sehingga diperlukan pengontrolan berkala untuk mendapatkan hasil


yang diinginkan, kemudian perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
kadar logam berbahaya yang terkandung melalui uji logam terekstraksi oleh SNI
Tekstil di masa mendatang guna memastikan prorotype ini adalah produk aman
sebelum dipasarkan kepada masyarakat umum dikarenakan sampai sejauh ini, tim
penulis hanya melakukan kajian literatur tentang karat dan rust dyeing dan
menemukan beberapa tanggapan tentang efek samping karat bagi manusia.
9

BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Karat dalam tangan yang tepat dapat menghasilkan sebuah karya yang
memiliki nilai estetis dan berdaya jual. Karat yang seringkali dianggap
mengganggu kehadirannya karena diduga memiliki beberapa dugaan kandungan
yang berbahaya bagi manusia namun nyatanya tidak demikian. Noda karat yang
biasa ditemui pada baju yang dijemur selalu diupayakan untuk dihilangkan dan
merusak unsur estetis baju. Tetapi, dengan adanya karya tulis ini, diharapkan
dapat menjadikan pembaca mengerti dengan pemanfaatan karat secara
fungsional ini.

5.2 Saran
Saran dan evaluasi terus diupayakan guna memperbaiki dan memberikan
perkembangan bagi karya ini di masa mendatang. Pengaplikasian lebih lanjut
dapat terus dipertimbangkan dan diolah sesuai kebutuhan masyarakat. Dan untuk
penelitian lebih lanjut, perlu diadakan uji lab logam terekstrasi oleh SNI Tekstil
sebagai bukti mengetahui kadar logam berbahaya yang terkandung.
10

DAFTAR PUSTAKA

Ertekin, Z.O., & Atik, D. (2014). Sustainable markets: motivating factors,


barriers, and remedies for mobilization of slow fashion. Journal of
Macromarketing, 35(1): 53 - 69. doi : 10.1177/0276146714535932.

Fletcher, K. (2010). Slow fashion: an invitation for systems change. Fashion


Practice: The Journal of Design, Creative Process and the Fashion, 2(2):
259 -266. doi: 10.2752/175693810X12774625387594.

Johnston, A. (2012). The first steps towards considerate design incorporating


Cradle to Cradle principles. London College of Fashion [online]. retrieved
from:
http://innovatingsustainablefashion.files.wordpress.com/2012/07/cradle -to
- cradle_copenhagen_final_small.pdf.

Sunoto,S.R.(2000). Membatik. UNY. Yogyakarta.

Vogel,(1979). Buku Analis Anorganik Kualitatif Makro Dan Semimikro Edisi


V.PT.Kalma Media Pusaka.Jakarta.
11

Lampiran 1. Daftar riwayat hidup


Lampiran 1.1 Daftar riwayat hidup ketua

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Yosua Novalesi


2. Tempat/tanggal Lahir : Surabaya, 20 November 1998
3. Alamat e-mail : joshnovalesh@gmail.com
4. Alamat rumah : Jalan Awan 24, Jebres, Surakarta.
5. No. Telepon/No.HP : 081578190940
6. Pengalaman organisasi :
 Ketua Pameran Seni dan Fashion Show “PROLOG 2” oleh HMP
Kriya Tekstil UNS tahun 2018.
 Panitia di Camp Transformasi PMK UNS tahun 2018 sebagai sie
acara.
 Panitia di Camp Regenerasi dan Program Planning PMK UNS tahun
2019 sebagai sie PDD.
 Panitia dalam acara EXPO UKM UNS 2019 sebagai sie Humjin.

7. Karya ilmiah yang pernah dibuat :


 Proposal PKM Kewirausahaan berjudul TIKARA “Kolaborasi Batik
dengan Penodaan Karat Sebagai Karya Inovatif dan Berkearifan
Lokal” pada tahun 2019.

8. Penghargaan ilmiah yang pernah diraih :


 Lolos PKM Pendanaan PNPB Universitas Sebelas Maret tahun 2019.
12

Lampiran 1.2 Daftar riwayat hidup anggota

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Merlita Fitriani


2. Tempat/tanggal Lahir : Serang, 8 Januari 2000
3. Alamat e-mail : merlitafitri@gmail.com
4. Alamat rumah : Puri Citra E2 no. 17, Pipitan, Walantaka, Serang, Banten.
5. No. Telepon/No.HP : 082311861228
6. Pengalaman organisasi :
 Pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sebelas Maret
tahun 2018-2019.
 Pengurus Keluarga Mahasiswa Seni Rupa FSRD UNS tahun 2018-
2019.
7. Karya ilmiah yang pernah dibuat :
 PKM Penelitian-Eksakta berjudul “PLARN (Plastic Yarn) Plastik
Kresek Sebagai Alternatif Bahan Baku Pembuatan Benang” pada
tahun 2019.
8. Penghargaan ilmiah yang pernah diraih : -
13

Anda mungkin juga menyukai