Anda di halaman 1dari 4

Ja’i dari Ngada

Ja’i adalah salah satu tarian asal Ngada , Flores. Ngada adalah kabupaten yang terletak di
Flores bagian tengah dengan Bajawa sebagai ibukotanya.

Ja’i biasanya ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan dan pada saat upacara adat. Saat
ini, Ja’i adalah tarian paling populer di NTT. Bahkan Ja’i sudah menjadi tarian wajib saat
pesta. Tanpa Ja’i pesta terasa tak lengkap. Formasi Ja’i mirip barisan tentara. Jumlah dan
panjang barisan bisa disesuaikan dengan kondisi ruangan. Orang yang berada di barisan
paling depan biasanya jadi pemimpin, yang lain tinggal mengikutinya saja. Gerak dan irama
kaki tarian Ja’i sebenarnya sangat sederhana. Gerak maju berupa langkah kaki yang tidak
utuh, berputar setengah lingkaran di tempat sambil merentangkan tangan kemudian berjalan
maju lagi dengan gerakan kaki setengah pincang. Seiring makin terkenalnya tarian Ja’i, versi
baru tarian Ja’i pun bermunculan. Tarian Ja’i dimodifikasi hingga menjadi lebih menarik,
meski gerak dasarnya tetap.

Sebenarnya Ja’i diiringi suara dari Gong-Gendang, namun seiring berjalannya waktu musik pop
yang telah dikombinasikan dengan musik daerah menjadikan tarian Ja’i semakin menarik. Musik
untuk tarian Ja’i atau sering disebut Lagu Ja’i akan membosankan kalau hanya
didengarkan. Menikmati musik jenis ini harus dengan gerakan Ja’i. Lagu-lagu Ja’i bertempo
cepat dan terdengar lantang dari awal hingga akhir. Di sinilah bedanya tarian Ja’i. Tarian Ja’i
yang sederhana dan kini menjadi terkenal di NTT bukan hanya sebuah tarian yang memeriahkan
sebuah pesta, Ja’i merupakan simbol kebersamaan dan kegembiraan.

LATAR BELAKANG TARIAN JA’I

Melestarikan seni atau tradisi budaya Ngadha di tanah asalnya Nusa Tenggara Timur itu sudah
jamak dilakukan. Namun menjadi menarik ketika sekelompok generasi muda Ngadha berusaha
pertahankan budaya leluhur di tanah rantau. Sekilas tentang Ngadha adalah sebuah kabupaten
di tengah pulau Nusa Tenggara Timur dengan pusat Ibukotanya Bhajawa. Ada tiga suku besar di
sana yakni Bhajawa, Nagekeo dan Riung. Rumah adat Bena menjadi salah satu tujuan wisata
tradisional yang sangat terkenal terletak di desa Tiworiwu 18 km arah selatan kota Bhajawa.
Daerah Ngadha dimasukkan dalam Word heritage tentative list UNESCO tanggal 19 Oktober
1995 dalam kategori kebudayaan. Uniknya setiap kecamatan dari kabupaten Ngadha ini memiliki
bahasa adat yang berbeda beda. Namun ikatan kekeluargaan mereka sangat kuat.

i) Tarian Ja'I

Tarian Ja'I merupakan tarian perang, tarian ini dilakukan setelah menyelesaikan
peperangan.tarian ini berasal dari daerah Ngada

Ja’i adalah salah satu tarian asal Ngada, Flores. Ngada adalah kabupaten yang terletak
di Flores bagian tengah dengan Bajawa sebagai ibukotanya.

Ja’i biasanya ditarikan untuk menyambut tamu kehormatan dan pada saat upacara adat. Saat ini, Ja’i
adalah tarian paling populer di NTT. Bahkan Ja’i sudah menjadi tarian wajib saat pesta. Tanpa Ja’i
pesta terasa tak lengkap. Formasi Ja’i mirip barisan tentara. Jumlah dan panjang barisan bisa
disesuaikan dengan kondisi ruangan. Orang yang berada di barisan paling depan biasanya jadi
pemimpin, yang lain tinggal mengikutinya saja.

Gerak dan irama kaki tarian Ja’i sebenarnya sangat sederhana. Gerak maju berupa langkah kaki yang
tidak utuh, berputar setengah lingkaran di tempat sambil merentangkan tangan kemudian berjalan
maju lagi dengan gerakan kaki setengah pincang. Seiring makin terkenalnya tarian Ja’i, versi baru
tarian Ja’i pun bermunculan. Tarian Ja’i dimodifikasi hingga menjadi lebih menarik, meski gerak
dasarnya tetap.

Sebenarnya Ja’i diiringi suara dari Gong-Gendang, namun seiring berjalannya waktu musik pop yang
telah dikombinasikan dengan musik daerah menjadikan tarian Ja’i semakin menarik. Musik untuk
tarian Ja’i atau sering disebut Lagu Ja’i akan membosankan kalau hanya didengarkan. Menikmati
musik jenis ini harus dengan gerakan Ja’i. Lagu-lagu Ja’i bertempo cepat dan terdengar lantang dari
awal hingga akhir. Di sinilah bedanya tarian Ja’i. Tarian Ja’i yang sederhana dan kini menjadi terkenal
di NTT bukan hanya sebuah tarian yang memeriahkan sebuah pesta, Ja’i merupakan simbol
kebersamaan dan kegembiraan.

Tarian jai sendiri sebenarnya sudah mendunia. Hal ini terbukti dengan tampilnya tari Ja’i dalam
dalam Host Partner Country for Vakantiebeurs 2010 di Kota Utrecht, Belanda, 11-7 Januari 2010.
Pameran pariwisata terbesar di Belanda ini diikuti 160 negara. Di arena pameran dengan tajuk
"Meet the Locals", tari Ja’i mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat sekitar.

Ja’i, tari asal Ngada, Flores. Ini tari paling populer di NTT saat ini. Malah sudah jadi semacam tari
wajib saat pesta. Tanpa ja’i, pesta terasa tak lengkap. Setelah semua acara resmi berlalu, tutupnya
mesti dengan ja’i. Semacam pamungkas, memuncaki kemeriahan dan kegembiraan pesta.

Formasi ja’i mirip tentara berbaris. Jumlah barisan bisa lebih dari satu, tergantung dari kondisi
ruangan. Demikian juga panjangnya. Pemimpin ja’i anggota barisan juga, di urutan pertama, paling
depan. Ia primus inter pares. Yang pertama dari yang lain. Ia memandu gerak: maju, berputar
seperempat lingkaran di tempat, maju lagi, dengan ayunan kaki setengah pincang.

Gerak dan irama kaki ja’i umumnya stabil. Tapi goyang tubuh dan kiprah tangannya, aduhai, sangat
variatif, meski pola dasarnya tetap. Si pemimpin, sang pemandu geraklah yang menentukan kapan
maju, kapan berputar, kapan berbelok, dst. Tiap peserta tinggal sesuaikan diri dengan orang di
depan atau di samping. Mudah dipelajari. Lima menit, langsung ”on”.

Lagu ja’i membosankan kalau hanya didengarkan. Hampir tak ada cepat-lambat dan keras-
lembutnya. Semuanya cepat dan keras dari ujung ke ujung. Telinga musik klasik sebaiknya disumbat.
Ini bukan lagu kontemplatif. Ini lagu superaktif. Menikmatinya tidak pas pake diam. Mesti pake
gerak. Sebab, lagunya diciptakan untuk ditarikan. Ia lebih optik ketimbang akustik.

Anda mungkin juga menyukai