Anda di halaman 1dari 11

Unsur pendukung seni tari

Unsur pendukung hanyalah sebuah ajang untuk memikat orang yang melihat agar sebuah tarian
lebih menarik. Sebetulnya jika unsur ini tidak dipenuhi maka suatuk gerakan yang ritmis sudah
dikatakan gerakan seni tari. Tapi ada baiknya jika unsur pendukung seni tari juga dipenuhi,
supaya lebih memiliki daya pesona jika digunakan pada sebuah pementasan atau pertunjukan.
Unsur tersebut adalah.

 Ragam gerak
Sebuah tari akan terlihat indah bila seluruh anggota badan berkaloborasi. Bukan hanya kaki dan
tangan, kombinasi dari raut muka dan lirikan mata juga ekspresi wajah akan menambah daya
tarik tersendiri. Sehingga tarian tersebut akan terlihat lebih estetis.

 Ragam iringan
Suatu tari bisa dinikmati jika diiringi dengan musik yang ritmis dan cocok dengan gerak suatu
tarian. Sehingga menampilkan paduan yang indah antar gerakan dan musik. Namun, tari akan
jauh lebih indah dan dapat dinikmati jika diiringi dengan keluarnya suara dari tubuh penarinya.
Baik berupa tepukan, hentakan, maupun terikan.

 Rias dan kostum


Sebuah tarian tidak akan lengkap jika tidak memenuhi semua unsur. Begitu juga dengan unsur
rias dan kostum. Tanpa rias wajah dan kostum, sebuah tarian akan terasa hambar. Tidak
bermakna, juga tidak menarik ditonton.

Bayangkan saja jika penari bali pake daster dan tanpa make up lalu menari di atas panggung.

Gimana?

Pastinya akan sangat tidak menarik penonton untuk melihatnya.

Gunanya juga adalah agar nemambah pesona dan daya tarik lalu dapat lebih mendalami sebuah
tarian itu sendiri.

 Pola lantai/bloking
Tarian juga akan terlihat lebih berseni jika pola lantainya terlihat indah. Penari tidak hanya
berdiri pada satu titik saja. Penari harus menyesuaikan dengan tempat dan penontonya.

Istilah lainya adalah penguasaan panggung.

Lalu, jika tariannya dilakukan dengan berkelompok, maka gerakannya juga harus tertata rapi
antar sesama penari. Supaya terlihat bagus di mata para penonton.

Jenis-Jenis Seni Tari


Pada dasarnya, seni tari dapat dikelompokkan menjadi dua jenis tari.

Dari kedua itu maka kita bisa mengetahui perbedaan dari seni tari sendiri.
Dua macam berbedaan itu bisa dilihat dari jumlah penarinya dan macam genre/aliranya.

kebudayaan.kemdikbud.go.id

1. Tari Berdasarkan Jumlah Penarinya


Dalam sebuah tarian pasti ada sebuah subjek utama yang menjalankan tarian tersebut. Subjek
tersebut adalah penari.

Yang lain hanya pendukung agar lebih terlihat indah saja.

Seperti para pemain musik yang mengiringi tari tersebut, dan lain sebagainya.

Maka dari itu, tidak akan dikatakan seni tari jika subjek utama ini tidak ada.

Dalam hal ini maka dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Berikut penjabarannya.

 Tari tunggal (solo)


Sebuah tari seni yang dibawakan oleh satu orang penari. Baik itu penari laki-laki maupun
perempuan. Contoh : Tari Gatotkaca asal Jawa Tengah.
 Tari berpasangan (duet)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh dua orang penari. Baik itu penari laki-laki dengan
laki-laki, perempuan dengan perempuan, ataupun campur laki-laki perempuan. Contoh :
Tari Topeng asal Jawa Barat.
 Tari berkelompok (group)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh banyak orang atau berkelompok. Penari biasanya
lebih dari dua orang. Baik dilakukan dengan laki-laki semua, perempuan semua, ataupun
campur laki-laki dan perempuan. Contoh : Tari Saman asal Aceh.

muza-chan.net

2. Tari Berdasarkan Genre/Aliranya


Seni tari juga dibedakan berdasarkan genre atau alirannya. Dalam hal ini mencangkum
aliran gerakan tarian itu sendiri dan variasi musik yang dibawakan. Aliran seni tersebut dapat
dikelompokan menjadi lima kategori.

1. Tari tradisional
Seni tari tradisional yaitu tarian yang diwariskan dari masa ke masa sejak zaman dahulu, yang
dilestarikan lalu menjadi budaya di sebuah daerah. Dalam tarian tersebut terdapat nilai, filosofi,
simbol dan unsur religius.
Tari tradisional biasanya tidak berubah dari masa ke masa. Dari segi pakaian tari, rias, kostum,
dan tarian itu sendiri. Karena tarian seperti ini biasanya salah satu tujuannya adalah agar tetap
terjaga dan tidak hilang dimakan zaman.

Baca juga : Jenis Paragraf Lengkap dengan Pengertian dan Contohnya

jogjatrip.com
 Tari tradisional klasik
Tari ini merupakan tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan bangsawan istana atau
keraton saja. Dikatakan bahwa tarian ini tidak boleh diganti gerakannya, pun juga semua jenis
tari tradisional memang tidak bisa diganti gerakannya.

Jika tarian tersebut diganti atau hanya sekedar ditambah, yang isi tarian tersebut adalah budaya
kerajaan, maka hanya akan merusak nilai sebuah tarian itu sendiri. Walaupun zaman sudah
berganti puluhan tahun, atau bahkan ratusan tahun. Tarian itu tidak boleh diotak-atik.

Ciri seni tarian tradisional klasik adalah tarian yang bernuansa anggun dan berwibawa, juga
jubah dan aksesoris mewah yang dikenakan oleh para penari.

Biasanya tarian ini diadakan untuk menyambut sebuah tamu kehormatan dan berkebangsaan.
Contoh dari tarian ini adalah Tari Bedhaya Srimpi asal Jawa Tengah dan Tari Sang Hyang asal
Bali.

 Tari tradisional kerakyatan


Kebalikan dari tari tradisional klasik, tari tradisional kerakyatan justru dikembangkan dari
masyarakat kaum bawah atau rakyat biasa.

Berbeda dengan tradisional klasik, tarian yang satu ini gerakannya tidak terlalu baku. Bahkan
bisa di satu padukan dengan gerakan baru yang lebih menarik. Karena tarian ini tidak harus
memilki syarat yang berbelit untuk melakukannya. Dari segi gerakan maupun penampilan.

Tari tradisional kerakyatan biasanya di laksanakan atau di adakan dalam bentuk upacara
perayaan dan sebagai tari pergaulan.

Contoh dari tarian ini adalah Tari Jaipong asal Jawa Barat dan Tari Lilin asal Sumatra Barat.

inspiratorfreak.com

2. Tari kreasi baru


Tari kreasi baru adalah sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang koreaografer atau juga
disebut penata tari.
Seni gerakan yang ditampilkan juga sudah jauh dari kaku. Gerakan yang ditampilkan bersifat
bebas, tapi masih tetap dalam kaidah gerakan tari yang estetis dan indah.

Riasan dan iringan musik dalam tari kreasi baru juga sangat beragam. Tergantung dengan tema
dan tujuan yang ingin dibawakan oleh penari tersebut.

Tari kreasi baru dibagi menjadi dua bagian. Yaitu tari kreasi baru pola tradisi dan tari kreasi baru
pola non tradisi.

 Tari kreasi baru pola tradisi


Tari seni ini menggunakan sentuhan unsur tradisional. Baik itu gerakannya, rias dan
kostum, iramanya. Ada nilai-nilai tradisi yang dibawakan dalam tarian jenis ini.
 Tari kreasi baru pola non tradisi
Sebaliknya, tarian ini adalah tarian yang tidak menggunakan sama sekali unsur tradisional
dalam tariannya. Baik itu gerakannya, rias dan kostum, iramanya. Dari sini kita bisa
mengartikan bahwa tarian ini adalah tarian modern.
3. Tari kontemporer
Tarian jenis ini memupakan sebuah tarian yang mengunakan gerakan-gerakan yang beresifat
simbolik, unik dan mengandung pesan tertentu didalamnya.

Irama musik yang digunakan juga tidak biasa, cukup dibilang unik. Mulai dari musik sederhana,
orkestra, sampai musik flutyloops yang diambil dari teknologi musik digital.

Riasan wajah dan kostum dari tarian ini juga terbilang aneh sesuai dengan tema yang dibawakan.

Terbilang aneh, mungkin karena tarian ini yang biasanya membawakan sebuah gerakan
berbentuk mengenang sebuah perjuangan seorang tokoh, atau kejadian, atau juga hari tertentu
yang mana meninggalkan cerita khusus.
terraceatkuta.com

Fungsi Seni Tari


Seni tari memiliki beberapa fungsi. Apa saja fungsi dari seni tersebut? Berikut ulasanya.

 Tari pertunjukan
Yaitu tari yang disiapkan untuk suatu acara dan dipentaskan. Tarian ini menonjolkan dari
sisi koreografi artistik, konsep yang bagus dan ide yang matang. Serta tema yang tertata
sedemikian rupa sehingga tarian tersebut menjadi menarik dan indah.
 Tari upacara
Yaitu tarian yang dilakukan hanya pada upacara adat maupun acara yang bernuansa
keagamaan. Tarian ini mengutamakan adanya ke khidmatan dan komunikasi pada Sang
Pemilik Alam.
 Tari hiburan
Yaitu tarian yang diadakan hanya untuk menghibur penonton saja. Biasanya tarian ini
dimainkan dengan alunan musik dan irama yang enak didengar. Gerakan tarinya juga
bebas dari berbagai macam nilai, tradisi, atau adat. Yang terpenting dari tarian ini adalah
mampu menghilangkan rasa jenuh para pendengar atau penonton.
 Tari pergaulan
Yaitu tarian yang dimainkan untuk berinteraksi ke sesama saja. Tarian ini biasanya
digunakan untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian. Dalam gerakanganya juga terlihat
lincah dan memiliki sifat komunikatif. Sehingga mampu memberikan interaksi atau timbal
balik ke sesama.
 Tari kesenian
Yaitu tarian yang dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya tarian ini
bernuansa tradisional. Karena menghargai warisan budaya penggilan nenek moyang pada
zaman dahulu. Tarian ini hanya dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan saja.
Itu dia sobat, penjelasan seputar seni tari yang terpampang di atas. Pada intinya sebetulnya seni
tari diadakan dan ditunjukan pada masyarakat atau penonton itu, bertujuan agar siapa saja yang
melihat puas dengan aski dan keindahan gerak tarian penari itu sendiri.

Sehingga mampu melampiaskan rasa rindu, mungkin juga menambah semangat, atau bisa keluar
dari kejenuhanya karena terhibur. Yah begitulah yang dinamakan sebuah tarian.

Semoga kalian bisa ambil semua manfaat dari membaca artikel ini.

Salam dan Terimakasih!


Berikut periodisasi perkembangan karya tari yang dibagi menjadi beberapa zaman.

1. Zaman Pra-Hindu

Karya tari pada zaman pra-Hindu merupakan sesuatu yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada zaman itu, masyarakat sangat yakin bahwa dengan menari bersama akan tercapai keinginannya.
Seni tari mendapatkan tempat sesuai dengan tingkat kepercayaan sejak manusia hidup berkelompok. Tari
dianggap sebagai bagian dari daur kehidupan.

Masyarakat percaya bahwa sejak kelahiran sampai meninggal dunia, tari adalah bagian penting. Oleh
karena itu, muncullah tari upacara yang bersifat sakral dan magis. Pada zaman pra-Hindu, tarian dihadirkan
dalam berbagai acara. Acara itu, di antaranya, pada saat kelahiran anak, sebelum melakukan perburuan,
dan sebelum bercocok tanam untuk meminta kesuburan.

Berikut ini beberapa ciri seni tari pada zaman pra-Hindu:

a. Gerak tari sederhana, berupa hentakan-hentakan kaki dan tepukan tangan. Gerakan itu cenderung
menirukan gerak-gerik binatang dan alam lingkungan.
b. Iringan tarinya berupa nyanyian dan suara-suara kuat bernada tinggi. Pada saat itu masyarakat juga sudah
mengenal alat musik berupa nekara.
c. Sudah mengenal aksesori untuk busana tari. Aksesori tersebut terbuat dari bulu-bulu burung dan
dedaunan.

2. Zaman Indonesia Hindu

Seni tari pada zaman Hindu dipengaruhi oleh peradaban dan kebudayaan dari India yang dibawa oleh para
pedagang. Setelah penyebaran agama Hindu dan Buddha, karya tari mengalami kemajuan pesat. Seni tari
telah mempunyai standardisasi atau patokan. Hal ini terbukti dengan adanya literatur seni tari yang berjudul
Natya Sastra karangan Bharata Muni. Buku itu berisi tentang unsur gerak tangan mudra yang berjumlah
64 motif.

Motif itu dibagi menjadi beberapa bagian berikut:

a. Dua puluh empat motif mudra yang terbentuk dari satu tangan.
b. Tiga belas motif mudra yang terbentuk dari kedua tangan.
c. Dua puluh tujuh motif mudra dari hasil kombinasi kedua motif tangan.

Motif-motif yang mengandung keindahan dalam literatur tersebut juga banyak yang diambil untuk seni tari
Indonesia. Pemerintahan pada zaman Hindu memakai sistem kerajaan. Oleh karena itu, pada saat itu
muncul tari-tarian yang bernapaskan istana. Tari-tarian di istana berkembang dengan baik karena
mendapat perhatian dari para raja. Perkembangan karya tari pada masa kerajaan Mataram Hindu
ditunjukkan dengan peninggalan budaya yang berupa candi. Pada berbagai candi dipahat relief gerak-
gerak dan alat-alat iringan tari.
Secara garis besar perkembangan seni tari pada zaman Hindu memiliki beberapa ciri berikut:

a. Gerak-gerak tari mulai disusun secara sungguh-sungguh.


b.
roman"; font-size: 7pt; font-stretch: normal;"> Pertunjukan karya tari mulai difungsikan.
c. Karya tari mendapatkan perhatian dan dukungan dari para raja dan bangsawan sehingga karya tari
mempunyai nilai artistik yang tinggi. Karya tari pada masa itu disebut sebagai karya tari tradisional.
d. Tema karya tari mulai beragam karena banyak mengambil tema dari cerita Mahabarata, Ramayana, dan
cerita Panji.
e. Iringan karya tari juga mulai beragam. Alat musik berupa cengceng, rebab, saron, dan seruling mulai
digunakan.

3. Zaman Penjajahan

Pada zaman penjajahan, seni tari di dalam istana masih terpelihara dengan baik. Namun, tari hanya
digunakan untuk kepentingan upacara istana, misalnya, penyambutan tamu raja, perkawinan putri raja,
penobatan putra-putri raja, dan jumenengan raja. Hal itu berbeda dengan seni tari di kalangan rakyat biasa.
Di kalangan rakyat biasa, pertunjukan karya tari hanya merupakan jenis hiburan atau tontonan pelepas
lelah setelah selesai bercocok tanam.

Oleh karena itu, seni tari pada zaman penjajahan dikatakan mengalami kemunduran. Namun, di kalangan
rakyat biasa, penderitaan rakyat akibat penjajahan juga menjadi ide untuk membuat karya tari yang
bertema kepahlawanan. Salah satu karya tari yang terinspirasi oleh penderitaan rakyat pada zaman
penjajahan adalah tari Prawiroguno.

4. Zaman Indonesia Islam

Seni tari yang sudah tersusun pada zaman Indonesia Hindu masih terpelihara dengan baik. Namun, seni
tari juga semakin berkembang. Karya tari baru pun mulai bermunculan. Apalagi setelah adanya perjanjian
Giyanti. Perjanjian Giyanti adalah perjanjian yang berisi tentang penetapan pembagian kerajaan Mataram
Islam menjadi dua, yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan Kesunanan Surakarta. Perjanjian itu dilakukan
pada tahun 1755.

Selanjutnya, Kesultanan Ngayogyakarta dan Kesunanan Surakarta mencari identitas diri, antara lain,
melalui karya tari yang dihasilkan. Dua kerajaan itu menciptakan karya tari dengan penampilan yang
berbeda. Perbedaan tersebut, di antaranya, dapat dilihat dari sikap anggota tubuh dalam melakukan gerak
tari. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, antara lain, mengakibatkan meluasnya tata pergaulan
hidup masyarakat daerah.

Lalu lintas budaya antardaerah dan antarbangsa pun semakin meningkat. Hal itu menimbulkan perubahan
dalam pikiran, pandangan hidup, dan tingkat kehidupan bangsa kita. Selain itu, lalu lintas budaya
memengaruhi kehidupan seni, termasuk seni tari. Kondisi tersebut mendorong seniman muda untuk
menciptakan karya tari baru. Namun, kita harus tetap selektif untuk menjaga kelangsungan hidup dan
perkembangan seni tari kita.

Seni tari hasil ciptaan yang baru diharapkan tetap memerhatikan nilai-nilai seni dan keindahan sesuai
dengan budaya bangsa kita. Agar dapat bersikap selektif, kita perlu melakukan hal-hal berikut:

a. Menjaga kelangsungan hidup seni tari bangsa kita dari kemungkinan terseret ke dalam arus penetrasi
budaya dari luar bangsa kita.
b. Menciptakan keseimbangan nilai-nilai seni tari kita dengan nilai seni tari di luar bangsa kita.
c. Memanfaatkan nilai-nilai seni tari dari luar lingkungan kita untuk memperkaya dan menyempurnakan
perkembangan seni tari kita.

Jika kamu banyak melakukan apresiasi seni tari, kamu akan mengetahui perkembangan seni tari bangsa
kita saat ini. Salah satu perkembangan itu tampak pada keragaman tema tari, misalnya, pada tema tari Ah.
Tari Ah bertema sosial. Tari ini merupakan karya tari kreasi baru yang menceritakan beberapa gadis
pemakai narkoba. Tarian ini memiliki pesan moral yang ditujukan kepada generasi muda agar tidak
mencoba narkoba. Narkoba dapat menghancurkan masa depan. Karya tari Ah diciptakan oleh seniman
muda Eka dan Titin pada saat kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta.

5. Zaman Setelah Kemerdekaan Sampai Sekarang

Setelah kemerdekaan, seni tari dalam masyarakat mulai difungsikan kembali. Tarian untuk upacara adat
dan upacara keagamaan kembali hidup dan berkembang. Tarian sebagai hiburan juga memegang peran
yang cukup besar dalam masyarakat.

Seni tari benar-benar mengalami kemajuan pesat. Bahkan, berdiri sekolah-sekolah seni, sehingga
semakin banyak bermunculan taritarian baru. Koreografer-koreografer muda pun banyak bermunculan.
Para koreografer yang ada pun selalu mencoba mewujudkan pembaruan nilai artistik dan bentuk tari. Hal
ini sebagai upaya menambah perbendaharaan karya tari.

Anda mungkin juga menyukai