Anda di halaman 1dari 17

MENGAPRESIASI KARYA SENI

1. Seni Rupa

Pengertian Seni Rupa Tradisional


Tradisional berasal dari kata “tradisi” yang di mana memiliki arti bahwa suatu
kelompok atau lembaga, kebiasaan, artefak ataupun perilaku yang didasari oleh
aturan maupun norma tertentu baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis dan
di turunkan secara turun temurun dari suatu generasi ke generasi selanjutnya.

Seni rupa tradisional merupakan semua hal yang berkaitan dengan nalai-nilai
filosofi di dalam suatu komunitas masyarakat tertentu yang dijaga kemurnian dan
keutuhannya secara turun-temurun. Karya seni rupa tradisional diciptakan dan
dibentuk kembali dengan mengikuti aturan yang ketat berdasarkan sistem yang
sesuai dengan keyakinan tertentu yang berada di masyarakat.

Karya seni rupa umumnya ditemukan dan dibuat di daerah yang masih
memegang erat norma atau adat istiadat yang diwariskan para leluhur. Dalam
konteks perkembangan seni rupa di Barat “Eropa” istilah seni rupatradisional ini
menunjukkan pada otoritas pengusaha agama “gereja”, raja dan para
bangsawan. Para seniman tradisonal menciptakan sebuah karya berdasarkan
keinginan atau aturan yang telah ditetapkan sesuai “selera” institusi-institusi
tersebut dan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang.

Perubahan umumnya terjadi pada fungsi dari benda-benda kriya tersebut semula
sebagai benda pakai atau benda-benda pusaka kini kedudukannya sebagai
benda hias atau cindera mata. Perubahan sistem sosial dan budaya masyarakat
serta kemajuan teknologi berperan besar mempengaruhi perubahan fungsi
benda-benda tersebut.
Ciri-Ciri Seni Rupa Tradisional
Adapun ciri-ciri seni rupa tradisional yang diantaranya yaitu:

 Bersifat distinktif, antara kebudayaan satu dengan yang lain berbeda.


 Mengutamakan kegunaan, lebih dari estetika.
 Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam
suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun
seremonial/istanasentris.
 Terikat dengan pakem-pakem tertentu.
 Tidak terpengaruh aliran dalam akademis dan ruang lingkup seni murni.

Contoh Seni Rupa Tradisional


Adapun contoh seni rupa tradisional yang diantaranya yaitu:

 Wayang kulit
 Wayang golek
 Wayang beber
 Ornamen pada rumah-rumah tradisional di tiap daerah
 Batik
 Songket
 Dan lain-lain

Pengertian Seni Rupa Modern


Pengertian seni rupa modern didefinisikan sebagai sebagai seni rupa diciptakan
dengan idedan wujud yang tidak terbatas pada budaya atau pakem-pakem suatu
daerah. Seni rupa modern adalah hasil karya seni rupa yang tercipta dari
kreativitas dan inovas. Karya-karya dalam seni rupa modern menekankan
beberapa unsur yang antara lain unsur eksperimen, pembaruan, kebaruan, dan
orisinalitas.

Ciri-ciri Seni Rupa Modern


Karya-karya dalam seni rupa modern dapat dikenali melalui
beberapa ciri. Ciri-ciri seni rupa modern tersebut antara lain:
 Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.
 Minimalis
 Rasionalitas
 Dominan bentuk-bentuk geometris
 Tidak ada unsur ornament
 Universal
 Fungsionalitas diprioritaskan
 Orisinalitas
 Penguatan dalam konsep
 Kreativitas
 Memutus hubungan dengan sejarah

Contoh Seni Rupa Modern


Contoh seni rupa modern dapat kita temukan pada lukisan-lukisan karya
beberapa seniman tanah airseperti Raden Saleh, Abdullah Sr, Syarif Bustaman,
Pringadi, Wakidi, Basuki Abdullah, Wahid Somantri, S. Sujuyono, Agus Jaya
Suminta, Ramli, Otto Jaya S, dan Ernira Sunarsa.

2.Seni Musik
Pengertian, Makna, dan Peranan Musik Tradisional
Nusantara

1. Pengertian
Seni musik adalah seni yang diekspresikan dengan media suara yang
dituangkan secara teratur, indah, dan dapat dinikmati oleh pendengarnya.
Musik tradisional adalah musik yang diciptakan dan dipelajari secara turun
menurun sebagai salah satu kekayaan budaya daerah. Media suara ada 2
macam, antara lain:

a. Suara manusia
Musik yang dituangkan dalam media suara manusia biasa disebut vokal.

b. Alat musik
Alat musik tradisional memiliki kekhasan, yaitu:
- Vokal
Musik tradisi biasanya dituangkan dalam bahasa daerah setempat.
- Instrumen
Alat musik yang digunakan sebagai instrumen biasanya terbuat dari bahan
yang mudah didapatkan di daerah yang bersangkutan.
- Gagasan
Gagasan yang tertuang dalam musik trafisional sangat erat kaitannya dengan
falsafah yang dianut oleh daerah tersebut.

2. Makna
Musik tradisional memiliki makna khusus bagi daerah pemiliknya, yaitu
makna religius dan makna hiburan.

3. Peranan
Peranannya antara lain sebagai:

a. Sebagai kebanggaan daerah tersebut yang mencerminkan kekayaan


budaya dengan karakter dan ciri khas yang berbeda dengan daerah lain.

b. Sebagai media ekspresi dan komunikasi sosial budaya dalam masyarakat


tersebut.

c. Sebagai motivasi untuk mencintai dan menjaga budaya daerahnya sebagai


bagian dari budaya nasional.

3. Seni Tari
Pengertian Seni Tari
Seni tari adalah suatu gerakan yang berirama, dilakukan di suatu tempat dan
waktu tertentu untuk mengekpresikan suatu perasaan dan menyampaikan pesan
dari seseorang maupun kelompok.
Unsur-Unsur Seni dalam Tari
Suatu tari tidak bisa dikatakan seni bila tidak memenuhi unsur yang ada di
dalamnya. Dengan adanya unsur-unsur tersebut maka akan tercipta gerakan
ritmis yang indah.Seni tari mempunyai dua unsur, yaitu unsur utama dan unsur
pendukung.

Unsur utama dalam seni tari


Suatu gerakan tidak bisa dikatakan sebagai tarian bila tidak memenuhi tiga
unsur. Jika salah satu saja dari unsur tersebut tidak ada, maka gerakan tersebut
tidak bisa dikatakan sebuah tari. Apa sajakah unsur tersebut?

 Wiraga (Raga) : Sebuah tarian harus menampakkan gerakan badan, baik


dengan posisi duduk ataupun berdiri.
 Wirama (Irama) : Sebuah seni tari harus memiliki unsur irama yang
menyatukan gerakan badan dengan musik pengiringnya, baik dari segi
tempo maupun iramanya.
 Wirasa (rasa) : Sebuah seni tari harus mampu untuk menyampaikan
sebuah perasaan yang ada di dalam jiwa, melalui sebuah tarian dan
gerakan juga ekspresi penarinya.

Unsur pendukung seni tari


Unsur pendukung hanyalah sebuah ajang untuk memikat orang yang melihat
agar sebuah tarian lebih menarik. Sebetulnya jika unsur ini tidak dipenuhi maka
suatuk gerakan yang ritmis sudah dikatakan gerakan seni tari. Tapi ada baiknya
jika unsur pendukung seni tari juga dipenuhi, supaya lebih memiliki daya pesona
jika digunakan pada sebuah pementasan atau pertunjukan. Unsur tersebut
adalah.

 Ragam gerak
Sebuah tari akan terlihat indah bila seluruh anggota badan berkaloborasi. Bukan
hanya kaki dan tangan, kombinasi dari raut muka dan lirikan mata juga ekspresi
wajah akan menambah daya tarik tersendiri. Sehingga tarian tersebut akan
terlihat lebih estetis.

 Ragam iringan
Suatu tari bisa dinikmati jika diiringi dengan musik yang ritmis dan cocok dengan
gerak suatu tarian. Sehingga menampilkan paduan yang indah antar gerakan
dan musik. Namun, tari akan jauh lebih indah dan dapat dinikmati jika diiringi
dengan keluarnya suara dari tubuh penarinya. Baik berupa tepukan, hentakan,
maupun terikan.
 Rias dan kostum
Sebuah tarian tidak akan lengkap jika tidak memenuhi semua unsur. Begitu juga
dengan unsur rias dan kostum. Tanpa rias wajah dan kostum, sebuah tarian
akan terasa hambar. Tidak bermakna, juga tidak menarik ditonton.

Bayangkan saja jika penari bali pake daster dan tanpa make up lalu menari di
atas panggung.

Gimana?

Pastinya akan sangat tidak menarik penonton untuk melihatnya.

Gunanya juga adalah agar nemambah pesona dan daya tarik lalu dapat lebih
mendalami sebuah tarian itu sendiri.

 Pola Lantai/bloking

Tarian akan terlihat lebih berseni jika pola lantainya terlihat indah. Penari tidak
hanya berdiri pada satu titik saja. Penari harus menyesuaikan dengan tempat
dan penontonnya. Isitilah lainnya adalah penguasaan panggung.

Lalu, jika dilakukan dengan berkelompok, maka gerakannya juga harus tertata
rapi antar sesame penari. Supaya terlihat bagus di mata para penonton.

Jenis-jenis Seni Tari


Pada dasarnya, seni tari dapat dikeompokkan mejadi dua jenis tari. Dari kedua
itu maka kita harus bisa mengetahui perbedaan dari seni tari sendiri.

Dua macam perbedaan itu bisa dilihat dari jumlah penarinya dan macam
genre/alirannya.

1. Tari Berdasarkan Jumlah Penarinya


Dalam sebuah tarian pasti ada sebuah subjek utama yang menjalankan tarian
tersebut. Subjek tersebut adalah penari.

Yang lain hanya pendukung agar lebih terlihat indah saja.

Seperti para pemain musik yang mengiringi tari tersebut, dan lain sebagainya.
Maka dari itu, tidak akan dikatakan seni tari jika subjek utama ini tidak ada.

Dalam hal ini maka dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori. Berikut
penjabarannya.

 Tari tunggal (solo)


Sebuah tari seni yang dibawakan oleh satu orang penari. Baik itu penari
laki-laki maupun perempuan. Contoh : Tari Gatotkaca asal Jawa Tengah.
 Tari berpasangan (duet)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh dua orang penari. Baik itu penari
laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan, ataupun campur
laki-laki perempuan. Contoh : Tari Topeng asal Jawa Barat.
 Tari berkelompok (group)
Sebuah tari seni yang dibawakan oleh banyak orang atau berkelompok.
Penari biasanya lebih dari dua orang. Baik dilakukan dengan laki-laki
semua, perempuan semua, ataupun campur laki-laki dan perempuan.
Contoh : Tari Saman asal Aceh.

2. Tari Berdasarkan Genre/Aliranya


Seni tari juga dibedakan berdasarkan genre atau alirannya. Dalam hal ini
mencangkum aliran  gerakan tarian itu sendiri dan variasi musik yang
dibawakan. Aliran seni tersebut dapat dikelompokan menjadi lima kategori.

1. Tari tradisional
Seni tari tradisional yaitu tarian yang diwariskan dari masa ke masa sejak zaman
dahulu, yang dilestarikan lalu menjadi budaya di sebuah daerah. Dalam tarian
tersebut terdapat nilai, filosofi, simbol dan unsur religius.

Tari tradisional biasanya tidak berubah dari masa ke masa. Dari segi pakaian
tari, rias, kostum, dan tarian itu sendiri. Karena tarian seperti ini biasanya salah
satu tujuannya adalah agar tetap terjaga dan tidak hilang dimakan zaman.

 Tari tradisional klasik


Tari ini merupakan tarian tradisional yang dikembangkan oleh kalangan
bangsawan istana atau keraton saja. Dikatakan bahwa tarian ini tidak boleh
diganti gerakannya, pun juga semua jenis tari tradisional memang tidak bisa
diganti gerakannya.
Jika tarian tersebut diganti atau hanya sekedar ditambah, yang isi tarian tersebut
adalah budaya kerajaan, maka hanya akan merusak nilai sebuah tarian itu
sendiri. Walaupun zaman sudah berganti puluhan tahun, atau bahkan ratusan
tahun. Tarian itu tidak boleh diotak-atik.

Ciri seni tarian tradisional klasik adalah tarian yang bernuansa anggun dan
berwibawa, juga jubah dan aksesoris mewah yang dikenakan oleh para penari.

Biasanya tarian ini diadakan untuk menyambut sebuah tamu kehormatan dan
berkebangsaan.

Contoh dari tarian ini adalah Tari Bedhaya Srimpi asal Jawa Tengah dan Tari
Sang Hyang asal Bali.

 Tari tradisional kerakyatan


Kebalikan dari tari tradisional klasik, tari tradisional kerakyatan justru
dikembangkan dari masyarakat kaum bawah atau rakyat biasa.

Berbeda dengan tradisional klasik, tarian yang satu ini gerakannya tidak terlalu
baku. Bahkan bisa di satu padukan dengan gerakan baru yang lebih menarik.
Karena tarian ini tidak harus memilki syarat yang berbelit untuk melakukannya.
Dari segi gerakan maupun penampilan.

Tari tradisional kerakyatan biasanya di laksanakan atau di adakan dalam bentuk


upacara perayaan dan sebagai tari pergaulan.

Contoh dari tarian ini adalah Tari Jaipong asal Jawa Barat dan Tari Lilin asal
Sumatra Barat.

2. Tari kreasi baru


Tari kreasi baru adalah sebuah tarian yang dikembangkan oleh seorang
koreaografer atau juga disebut penata tari.

Seni gerakan yang ditampilkan juga sudah jauh dari kaku. Gerakan yang
ditampilkan bersifat bebas, tapi masih tetap dalam kaidah gerakan tari yang
estetis dan indah.

Riasan dan iringan musik dalam tari kreasi baru juga sangat beragam.
Tergantung dengan tema dan tujuan yang ingin dibawakan oleh penari tersebut.
Tari kreasi baru dibagi menjadi dua bagian. Yaitu tari kreasi baru pola tradisi dan
tari kreasi baru pola non tradisi.

 Tari kreasi baru pola tradisi


Tari seni ini menggunakan sentuhan unsur tradisional. Baik itu
gerakannya, rias dan kostum, iramanya. Ada nilai-nilai tradisi yang
dibawakan dalam tarian jenis ini.
 Tari kreasi baru pola non tradisi
Sebaliknya, tarian ini adalah tarian yang tidak menggunakan sama sekali
unsur tradisional dalam tariannya. Baik itu gerakannya, rias dan kostum,
iramanya. Dari sini kita bisa mengartikan bahwa tarian ini adalah tarian
modern.
3. Tari kontemporer
Tarian jenis ini memupakan sebuah tarian yang mengunakan gerakan-gerakan
yang beresifat simbolik, unik dan mengandung pesan tertentu didalamnya.

Irama musik yang digunakan juga tidak biasa, cukup dibilang unik. Mulai dari
musik sederhana, orkestra, sampai musik flutyloops yang diambil dari teknologi
musik digital.

Riasan wajah dan kostum dari tarian ini juga terbilang aneh sesuai dengan tema
yang dibawakan.

Terbilang aneh, mungkin karena tarian ini yang biasanya membawakan sebuah
gerakan berbentuk mengenang sebuah perjuangan seorang tokoh, atau
kejadian, atau juga hari tertentu yang mana meninggalkan cerita khusus.

Fungsi Seni Tari


Seni tari memiliki beberapa fungsi. Apa saja fungsi dari seni tersebut? Berikut
ulasanya.

 Tari pertunjukan
Yaitu tari yang disiapkan untuk suatu acara dan dipentaskan. Tarian ini
menonjolkan dari sisi koreografi artistik, konsep yang bagus dan ide yang
matang. Serta tema yang tertata sedemikian rupa sehingga tarian tersebut
menjadi menarik dan indah.
 Tari upacara
Yaitu tarian yang dilakukan hanya pada upacara adat maupun acara yang
bernuansa keagamaan. Tarian ini mengutamakan adanya ke khidmatan
dan komunikasi pada Sang Pemilik Alam.
 Tari hiburan
Yaitu tarian yang diadakan hanya untuk menghibur penonton saja.
Biasanya tarian ini dimainkan dengan alunan musik dan irama yang enak
didengar. Gerakan tarinya juga bebas dari berbagai macam nilai, tradisi,
atau adat. Yang terpenting dari tarian ini adalah mampu menghilangkan
rasa jenuh para pendengar atau penonton.
 Tari pergaulan
Yaitu tarian yang dimainkan untuk berinteraksi ke sesama saja. Tarian ini
biasanya digunakan untuk saling adu unjuk rasa dalam kesenian. Dalam
gerakanganya juga terlihat lincah dan memiliki sifat komunikatif. Sehingga
mampu memberikan interaksi atau timbal balik ke sesama.
 Tari kesenian
Yaitu tarian yang dilaksanakan untuk tujuan pelestarian budaya. Biasanya
tarian ini bernuansa tradisional. Karena menghargai warisan budaya
penggilan nenek moyang pada zaman dahulu. Tarian ini hanya
dipentaskan pada saat hari atau momen kebudayaan saja.

Peran Tari Mancanegara Non-Asia


Tari manca negara non-Asia mempunyai peran sebagai berikut:
1. Sebagai media ekspresi
2. Sebagai media komunikasi
3. Sebagai media berpikir kreatif
4. Sebagai media mengembangkan bakat

A.            Sebagai Media Ekspresi


Tari sebagai media ekspresi adalah salah satu peran tari selain sebagai media
komunikasi , media berpikir kreatif dan media mengembangkan bakat .  Tari merupakan
ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi bentuk melalui media
gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan si pencipta
tari. Masalah ungkapan tari sebagai ekspresi subyektif juga dikemukakan oleh La Meri,
di sini ungkapan dimaksud lebih diubah proporsinya menjadi bentuk obyektif. Di sisi
lain diungkapkan oleh Soedarsono, tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah.
Selanjutnya, pola dan struktur dari alur gerakan lebih berirama. Porsi alur gerak
anggota tubuhdiselaraskan dengan bunyi musik atau gamelan. Di mana bunyi gamelan
diatur oleh irama yang sesuai dengan maksud dan tujuan tari.
Fungsi seni sebagai media ekspresi adalah fungsi yang utama dari kehadirannya.
Pernah dalam suatu masa, fungsi ini adalah fungsi yang sangat ditonjolkan,
bahkan mutlak, tidak dapat dicampuri oleh fungsi-fungsi yang lain. Seakan-akan adalah
hal yang tabu bilamana seni itu dicampuri dengan soal dan masalah lain.
Seni sebagai satu-satunya media untuk mengekspresikan isi hati seniman, agar
dapat diterimaoleh masyarakat penikmat seni tari, sejak kelahirannya yang pertama
hingga sekarang mengalamiperkembangan. Dari mula-mula yang primitif
hingga sekarang seni modern. Namun fungsi utama ini tetap tidak pernah berubah,
semakin terampik dan berbakat seorang seniman menggunakan seni
untukmengekspresikan isi hatinya, semakin tinggi dan bermutu seni yang dia hasilkan
dan semakin besar pulanama seniman itu. banyak nama-nama besar, baik dalam bidang
seni rupa, musik, tari, karawitan,pedalangan atau sastra, yang adalah seniman
dengan ketrampilan dan bakatnya dalam mengekspresikanjiwanya melalui seni. Jadi
kebesaran para seniman itu selalu terletak pada fungsi seni.
Manusia mengenal berbagai media ekspresi. Media ekspresi yang mengandung
unsur artistik itu merupakan seni sedangkan yang tidak mengandung dan mengedepankan
unsur artistik merupakan non seni. Berbagai media ekspresi itu pada dasarnya
merupakan isyarat. Isyarat itu dapat menggunakan badan atau diri manusia itu sendiri dan
isyarat yang menggunakan peralatan.
Adapun isyarat-isyarat yang menggunakan badan manusia itu sendiri misalnya
dengan mengeluarkan suara seperti bersiul, berteriak, berkata. Dengan menggerakkan
badan seperti melambai, menggeleng, menginjak-injakkan kaki dan menari. Isyarat
yang menggunakan media misalnya memukul-mukul sesuatu, meniup sesuatu dan
sebagainya.
Apabila sarana-sarana ekspresi itu disertai unsur artistic maka terjadilah seni,
misalnya berkata yang disertai unsur artistik akan menjadi sastra, baik secara tertulis atau
diucapkan. Berbunyi yang disertai dengan unsure artistik akan melahirkan musik dan
nyanyi. Gerakan yang disertai unsur artistik akan melahirkan tari.
Demikianlah seni tari sebagai media ekspresi yang telah membawa seniman ke
puncak kebesarannya. Sebaliknya, berkat seniman yang memanfaatkan seni tari
untuk media ekspresinya, maka seni tari menjadi meningkat makin maju dan bermutu
tinggi.

B.            Sebagai Media Komunikasi
Tari sebagai media media komunikasi adalah salah satu peran tari selain sebagai
media ekspresi, media berpikir kreatif dan media mengembangkan bakat .
Seni merupakan alat komunikasi yang halus sebab simbolis yang terkandung dalam karya
seni yang bersangkutan sehingga dalam seni dituntut lebih banyak persyaratan untuk
dapat mengungkapkan misi yang akan di sampaikan.
Pengertian apresiasi tidak terbatas pada kemampuan mengungkap misi, baik yang
menyampaikan atau yang menerima misi (pemirsa atau pemerhati seni). Pada prinsipnya,
apresiasi seni adalah aktivitas mental yang mencakup penghargaan yang bersifat
subjektif, namun bagi kritikus seni penilaian sebuah karya tetap akan menjurus pada
objektivitas.
Tarian daerah biasanya diciptakan untuk kepentingan sosial. Tari ini digunakan
sebagai sarana pergaulan, komunikasi dan hiburan. Tarian ini sering ditampilkan dalam
suatu perayaan. Dengan fungsi tari menjadi dekat rakyat kecil sehingga tarian untuk
sosial kebanyakan digunakan tarian rakyat.
Apabila disimak secara khusus, tari membuat seseorang tergerak untu mengikuti
irama tari, gerak tari, atau unjuk kemampuan, dan kemauan kepada umum secara
jelas. Tari memberikan penghayatan rasa, empati, simpati, dan kepuasan tersendiri
terutama bagi pendukungnya. Tari pada kenyataan sesungguhnya adalah penampilan
gerak tubuh, oleh sebab itu tubuh sebagai media ungkap sangat penting perannya bagi
tari. Gerakan tubuh dapat dinkmati sebagai bagian dari komunikasi bahasa tubuh. Dengan
itu tubuh berfungsi menjadi bahasa tari untuk mendapat makna gerak.
Tari adalah salah satu cabang seni yang memperoleh perhatian besar di
masyarakat. Ibarat bahasa gerak, hal itu menjadi alat ekspresi manusia dalam karya
seni. Sebagai sarana atau media komunikasi yang universal, tari menempatkan diri pada
posisi yang dapat dinikmati oleh siapa saja dan kapan saja. Peranan tari sangat penting
dalam kehidupan manusia. Berbagai acara yang ada dalam kehidupan manusia
memnfaatkan tarian untuk mendukung prosesi acara sesuai kepentingannya. Masyarakat
membutuhkannya bukan saja sebagai kepuasan estetis saja, melainkan juga untuk
keperluan upacara agama dan adat.
Penampilan suatu seni tari menyampaikan pesan yang ada dalam setiap
gerakannya. Contoh seni tari yang digunakan sebagai media komunikasi yaitu
Tari Pakarena dari Sulawesi Selatan yang digunakan untuk mengucapkan selamat datang
kepada para tamu. Contoh lainnya merupakan Tari Topeg Cirebonan, tari
ini mengandung simbol-simbol yang melambangkan berbagai aspek kehidupan seperti
nilai kepemimpinan, kebijaksanaan, cinta bahkan angkara murka serta menggambarkan
perjalanan hidup manusia sejak dilahirkan hingga menginjak dewasa. Dalam hubungan
ini maka seni Tari Topeng ini dapat digunakan sebagai media komunikasi yang sangat
positif sekali.

C.            Sebagai Media Berpikir Kreatif


Tari sebagai media berpikir kreatif adalah salah satu peran tari selain sebagai
media ekspresi, media komunikasi dan media mengembangkan bakat . Kecerdasan
manusia meliputi tujuh aspek, yaitu logika, bahasa, visual, kinestik, musik, intrapersonal,
dan interpersonal. Ketujuh aspek itu perlu memperoleh perhatian yang seimbang dalam
pendidikan sehingga murid akan bisa lebih berpikir kreatif. Seni tari, sebagai salah satu
pendidikan seni di sekolah, dapat mengembangkan kemampuan dalam aspek kinestik.
Seni tari bisa menjadi sebuah media untuk bisa berpikir kreatif.
Era global yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membutuhkan individu- individu yang kreatif dan produktif. Oleh sebab itu, kreatifitas
perlu ditumbuhkambangkan khususnya pada anak-anak usia dini, sebab pada usia itu
berlangsung periode puncak perkembangan kreatifitas. Pada saat inilah krastivitas secara
alamiah muncul sangat tinggi, tercermin dalam perilaku anak yang selalu ingin tahu
dan senang bertanya serta mempunyai daya khayal tinggi.
Secara umum sudah banyak dipahami bahwa dalam rangka mengembangkan
kreatifitas, peran pendidik sangatlah penting. Berbagai upaya dilakukan
untuk meningkatkan kreatifitas, baik dirumah atau disekolah. Upaya itu mangacu pada
hakekat kretivitas, peranan pendidik dalam pengembangan kreatifitas, dan
upaya peningkatan kreatifitas anak pada usia dini. Anak yang kreatif dan cerdas tidak
akan jadi dengan sendirinya, melainkan harus diarahkan. Salah satunya dengan memberi
kegiatan yang dapat mengembangkan kreatifitas anak. Disisi lain kreatifitas yang
mensyaratkan kebebasan tak akan berkembang apabila si anak tidak diberi kesempatan.
Kesempatan tanpa bataspun dapat berakibat buruk dan justru tidak menunjang
kreatifitas, sebaliknya disiplin yang kaku tanpa toleransi akan berpotensi mematikan
kreatifitas. Oleh sebab itu, kebebasan dan disiplin harus dimainkan secara serasi agar
dapat mengembangkan potensi secara optimal.
Untuk menjadikan bibit unggul yang berkualitas suasana kasih sayang dan stimuli
mental diperlukan untuk merangsang daya kreatifitas anak. Rangsangan itu bias dengan
musik, mengunjungi pameran, menonton pertunjukan wayang, olah raga dan lain-lain.
Aktifitas berkesenian baik di ruangan kelas ataupun di luar kelas, pada dasarnya dapat
merangsang perkembangan jiwa anak. Kelancaran dalam mengungkapkan
perasaan dalam bentuk seni yang tidak harus mementingkan hasil sebagai tujuan, dapat
mendorong fungsi-fungsi jiwa anak berkembang aktif. Fungsi jiwa anak
seperti merasakan, berfantasi, berfikir, berkehendak dan kemampuan motorik dalam
merespon yang ada, akan terbina dan melatih kepekaan. Ketajaman inderawi yang diasah
melalui kegiatan seni yang mengedepankan proses, pada gilirannya dapat membantu jiwa
anak tanggap pada lingkungan sekitarnya. Sebab aspek emosional yang dominan dalam
kegiatan seni akan tersalurkan secara wajar.
Keragaman rangsang itu dapat memberi kontak langsung dengan potensi unggul
yang dimiliki anak pada usia dini guna meningkatkan kecerdasan serta krativitas.
Imajinasi merupakan kata kunci kreatifitas. Tanpa imajinasi kreatifitas tak
akan berkembang. Jangan heran, ada banyak penemuan-penemuan ilmiah yang berawal
justru dari imajinasi.
Dalam upaya memberdayakan seni tradisi sebagai media pengembangan
kreatifitas, selain kesiapan pendidik dan anak didik beberapa hal yang perlu diperhatian
adalah, tersedianya sarana penunjang, lingkungan yang mendukung, memberi
kesempatan bebas, keterbukaan, dan penghargaan. Jika berbicara seni tradisi
akan berhadapan dengan dua substansi yaitu benuk fisik dan non fisik. Bentuk fisik
merupakan yang terlihat oleh indera kita seperti, geraknya, komposisi
ruangnya, busananya, rias busananya, dsb. Sedangkan bentuk non fisik merupakan isi,
spirit, ceritera, rasa, kesan yang muncul dari peristiwa seni. Keduanya adalah
sumber yang tak akan habis sebagai bahan pengembangan kreatifitas.
Setting budaya jawa yang masih ada sekarang sebetulnya mempunyai kekayaan,
keragaman seni tradisi yang luar biasa banyaknya, yang semuanya dapat digunakan
sebagai bahan dalam mengembangkan kreatifitas. Tradisi kita mempunyai kekuatan yang
besar sebab berada dalam suatu lingkungan, dimana setting kulturnya jelas, yaitu
kebudayaan “jawa”. Dan apabila kita membicarakan tradisi, jangan terimajinasi
dengan pemikiran “tradisi” itu kuno, kolot, ketinggalan jaman, dan sebagainya. Tradisi
akan selalu berjalan, berkembang sesuai dengan jamannya. Oleh sebab itu nilai-nilai yang
terkandung di dalam seni, selalumacam - macam pula bentuk, gaya, corak, dan kualitas
sertafungsinya. Permasalahannya adalah; masihkah kita memahami seni tradisi kita,
jangan-jangan kita hidupdalam setting budaya jawa yang mempunyai seni tradisi banyak,
tetapi kurang mengkaji substansinya, sehingga tumpuannya hanya pada ragangane saja.
Karena kekurang pahaman kita, lalu menjadi gampang berubah moyak-mayik.
Kalau kita ingin sesuatu yang esensial, kita harus mau mancari betul atau
mengakaji sedalam-dalamnya. Sebagai contoh; kalau kita akan mengembangkan seni tari
tradisi jawa sebagai sumberkreatifitas, idealnya kita harus mengaji esensi tari sedalam-
dalamnya, “sastra gendinge” jangan hanya dari sisi geraknya saja. Sebab kalau hanya dari
sisi gerak/jogedanya saja ragangannya tipis sekali. Gerak dalam tari tradisi gaya Sala itu
terbatas sekali.
Seni tradisi secara mendasar mempunyai vokabuler-vokabuler yang lalu menyatu
dalam keutuhan yang mapan, dan digunakan secara terus menerus dari generasi
kegenerasi. Keragaman vokabuler inilah kekayaan tidak ternilai sebagai bahan yang dapat
secara leluasa dikembangkan sesuai dengan penafsiran dan kreatifitas masing-masing.
Seni tari apabila dicermati terdiri dari komponen-komponen, yang masing-
masing komponen mempunyai vokabuler yang berbeda. Diantara komponen itu al:
strukturnya, pendukungnya, geraknya, kostumnya, iringannya, propertinya, tata
pentasnya, polalantainya, fungsinya, latar belakang, ceritanya, dll. Dari komponen
geraknya, tari tradisi jawa mempunyai vokabuler seperti; tanjak, lumaksana, srisik,
besud, ulap-ulap, sabetan, nikel warti, sembahan dan masih banyak lagi. Demikian juga
rias busana tari tradisi juga mempunyai vokabuler, seperti paesan, dodot, supit urang,
panjen, dll. Beruntung sekali, bahwa gerak yang ada dalam seni tradisi jawa tidak ada
pembedaan atau klasifikasi berdasar umur, dengan demikian membuat ruang gerak kreatif
untuk keperluan kreatifitas anak-anak sangat leluasa.
Dalam laku kreatif, sebenarnya apa saja dapat digunakan sebagai sumber kreasi,
termasuk seni tradisi. Namun yang perlu diperhatikan bahwa vokabuler atau bahan yang
telah ada dalam tradisi merupakan sebagai sarana, sarana untuk kebutuhan ungkapan atau
kepentingan tertentu, bukan sebagai tujuan. Apabila kita dapat memahami hal ini, maka
perlakuan kita dalam mengolah bahan adalah wilayah kerja yang sangat leluasa,
penuh interpretasi, serta selalu terformat dalam bingkai nilai yang aktual. Pengertian
kreatifitas dalam pembelajaran seni itu sebenarnya tebanya sangat luas dan
mempunyaimodus, sistem, kerja, achievement, out put berbeda-beda. Keberhasilan
sebuah pengembangan kreatifitasakan saling berkaitan antara individu dan komunitasnya.

D.            Sebagai Media Pengembangan Bakat


Seni adalah istilah yang identik dengan keindahan, kesenangan, dan rekreasi. Saat
kita mendengar kata seni maka yang mungkin muncul dalam benak kita merupakan suatu
karya seni entah berupa benda, musik, bangunan, lukisan atau benda-benda indah lainnya
yang dihasilkan oleh seorang seniman yang tentunya sangat berbakat dan mempunyai
kreatifitas tinggi.
Tari sebagai media mengembangkan bakat adalah salah satu peran tari selain
sebagai media ekspresi, media komunikasi dan media berpikir kreatif. Umumnya
orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir, namun bakat yang terpupuk
sejak lahir akan lebih baik perkembangannya, sebaliknya walaupun berbakat tetapi tidak
dipupuk maka pudarlah bakat itu. Pendidikan seni tari yang ideal memberikan
kesempatan kepada anak yang berbakat untuk memelihara dan mengembangkanbakatnya
sejak awal masa sekolah.
Bakat merupakan kemampuan alamiah untuk mendapat pengetahuan dan
keterampilan, baik yang bersifat umum atau yang bersifat khusus. Bakat umum
apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat umum, misalnya bakat intelektual
umum, sedangkan bakat khusus apabila kemampuan yang berupa potensi itu bersifat
khusus, misalnya bakat akademik, bakat kinestetik, bakat seni, atau bakat sosial.
Berkaitan dengan adanya perbedaan individual, setiap anak mempunyai bakat yang
berbeda-beda.
Melalui seni tari kita dapat mengetahui bakat anak dalam bidang itu. Kemudian
kita juga dapat mengembangkan bakat tari itu sehingga dapat meningkatkan kualitas
diri anak itu. Dengan mempelajari seni tari, para murid dapat mengembangkan bakat dan
minatnya untuk memilih karirnya di masa mendatang. Tidak terbatas menjadi seorang
seniman tari, tetapi bidang pekerjaan lain yang terkait.
Kesenian memberikan ruang yang luas kepada seseorang untuk berimajinasi
kreatif danmengembangkan kreatifitas melalui proses kesenian khususnya seni tari. Di
dalam penelitian yang dilakukan pakar seni, dibuktikan bahwa murid yang
mempelajari kesenian pada biasanya memperlihatkan orisinalitas dan kreatifitas dalam
hal lain. Dengan adanya latihan tari, kita dapat mengukur tingkat respon anak, sensifitas
anak hingga minat anak. Biasanya dapat kita lihat pada rautmuka, tatap mata dan perilaku
anak saat latihan ini berlangsung.

PERKEMBANGAN TARI
MANCANEGARA 
Pada awalnya, tari lahir di tengah kehidupan manusiamerupakan wujud respons
atas desakan kebutuhan hidupmanusia. Di negara mana pun di dunia, sebuah tari
eksis, dantumbuh karena adanya kebutuhan masyarakat dengan identitasdan
keunikan tersendiri akibat adanya kultur yang berbedaantarnegara itu sendiri.
Selain karena dipisahkan oleh ruangdan waktu, perbedaan kultur memang
terbentuk karena faktoradat istiadat atau kebiasaan masyarakat di berbagai negara. 

Awalnya, kebiasaan bukan merupakan kesepakatan tertulis, tetapi tumbuh di bawah


sadar yang lambat laun disepakati sebagai norma karena diakui sebagai kebenaran yang
diterima semua pihak. Hal itu dipengaruhi oleh adanya pedomanhidup kerohanian
manusia terhadap Tuhan sebagai pahamkepercayaan dan agama yang dianutnya. juga
prinsip terhadapcara pandang masyarakatnya.

Kultur negara rumpun Asia akan berbeda dengan kulturrumpun dari benua Afrika,
Amerika, atau Eropa. Cara berpikiryang dianut akan menciptakan sebuah pola kebiasaan
adatistiadat dan norma yang berbeda satu sama lain. Sama halnyadengan wujud
kebebasan, cara berpikir dan paham bangsadari barat pada karya seni, seperti seni
tarinya. Tari sebagaimedia ungkap timbul dari gagasan mereka yang diilhamiliberalisme.

Karya tari diwujudkan dengan kebebasan ekspresi, dalambentuk ekspresi, desain gerak,
gagasan, bentuk sajian, danberbagai aspek pendukung sebuah karya tari. Hal
tersebutdiungkapkan dengan bentuk yang seluas-luasnya, eksplorasigerak yang
menghasilkan repertoar (kumpulan atau perbendaharaan)gerak tanpa aturan baku. Hal
itu menumbuhkanlebih banyak tari tradisi daripada tarian klasik.

Secara kontekstual, tarian merupakan media mengungkapkangagasan dalam


menyampaikan sebuah bentuk komentar,kritik, dan sikap dengan bahasa gerak.
Misalnya, pada sebuahkarya tari modern. Dalam tarian tersebut digambarkan
sedikitbahasa verbal. Bagi bangsa timur yang menjunjung tinggi adabsopan santun
dalam norma kemasyarakatan dan keagamaan, halitu menjadi sebuah sajian yang harus
disikapi secara dewasa.Namun, bagi bangsa lain, hal itu tidak tabu atau melanggaradat
dan norma mereka.

Akan tetapi, dengan mengapresiasi lebih banyak tari darinegara lain, manfaatnya adalah
untuk meningkatkan wawasandengan memandang budaya yang datang tersebut dari
disiplinilmu seni yang universal.Keunikan tersebut berbeda dengan jenis tari yang
tumbuhdi wilayah timur (Asia). Tari tumbuh dan berkembang identikdengan adat
istiadat dan kultur budaya yang khas. Menjunjungtinggi norma-norma menjadikan karya
tari sebagai wujud karyaseni yang identik dengan sifat dan perilaku manusianya.

4.Seni Teater
Seni teater adalah salah satu jenis kesenian berupa pertunjukan drama yang
dipentaskan di atas panggung. Secara spesifik, seni teater adalah sebuah seni
drama yang menampilkan perilaku manusia dengan gerak, tari, dan nyanyian
yang disajikan lengkap dengan dialog dan akting para pemainnya. Kata teater
diambil dari bahasa Yunani, theatron, yang artinya tempat atau gedung
pertunjukan.ads

Istilah ‘teater’ dapat diartikan secara luas dan sempit. Secara luas, pengertian
seni teater adalah seluruh adegan akting dan peran yang dipertunjukan di atas
panggung di depan banyak penonton. Contohnya ketopak, wayang, sintren,
dagelan, akrobat.

Sedangkan secara sempit, pengertian seni teater adalah adegan tentang


perjalanan hidup seseorang yang dibuat sedemikian rupa sehingga patut untuk
dipertontonkan kepada khalayak umum di atas panggung pertunjukan dan
didramakan sesuai dengan naskah yang telah dibuat.

pengertian teater nontradisional


Teater nontradisional adalah teater yang tidak menggunakan baju daerah,
property daerah, dan telah menggunakan property yang modern
peranan teater nontradisional
Untuk tontonan
untuk hiburan
Untuk menambah pengetahuan tentang kesenian khusunya teater

makna teater non tradisional


Theater non tradisional berarti segala properti dan pementasan bersifat
kemodernan. Dan alur cerita dlm pentas nya pun bukan tradisional

Anda mungkin juga menyukai