Anda di halaman 1dari 152

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRUISME


PADA PENIKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh:
Yoga Prasetyo Utomo
NIM : 069114023

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRUISME


PADA PENIKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh:
Yoga Prasetyo Utomo
NIM : 069114023

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERSETUJUAII PEMBIMBING

HUBT]NGAI\T PERILAKU AGRESI DENGAFT PERILAI(U ALTRUISME


PAI}A PEI\IKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL

Skripsi
Diajukan untuk lvlemenuhi Salah Satu Syarat

Pembimbing,

2013
Sylvia Carolina IV[YM., M.Si. Yogyakarta 2g AUG
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SKRIPSI

IIUBTJNGAII PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRTIISME


PADA PEIYIKMAT MUSIK KERAS USIA DNWASA AWAL

Dipersiapkan dan ditulis oleh :

Yoga Prasetyo Utomo


NIM: 069114023

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji


pada tanggal24 Juli 2013

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap
Ketua: Sylvia Carolina h/ffi\d., M.Si.

Ratri Sunar Astuti, M.Si.

Dra. L. Pratidarmanastiti, MS.

Yogyakarta, 28AUG ?0?3

Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

Fr'*i 5=b
A1 v
grffi
\P i*
r\ b'lt, "ffi
Widyatrnoko, M.Psi.

lll
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

TUHAN menetapkan langkah-


langkah orang yang hidupnya
berkenan kepada-Nya;
apabila ia jatuh, tidaklah sampai
tergeletak, sebab TUHAN
menopang tangannya.

(Mazmur 37 : 23-24)

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kudedikasikan untuk :

Bapa di surga dan seluruh keluargaku

-Yoga Prasetyo Utomo-

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HUBUNGAN PERILAKU AGRESI DENGAN PERILAKU ALTRUISME


PADA PENIKMAT MUSIK KERAS USIA DEWASA AWAL

Yoga Prasetyo Utomo

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku agresivitas dengan
perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Hipotesis dalam penelitian ini
adalah ada korelasi atau hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme
pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Semakin tinggi perilaku agresi maka semakin
rendah perilaku altruisme seseorang. Sebaliknya, bila semakin rendah perilaku agresi maka
semakin tinggi perilaku altruisme seseorang. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 72 orang.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode try out terpakai. Skala perilaku
agresivitas disusun berdasar teori Barbara Krahe (2005), sedangkan skala altruisme disusun
berdasar teori Baron dan Bryne (2005). Koefisien reliabilitas dari skala agresivitas adalah 0.961
alpha cronbach dan koefisien reliabilitas skala altruisme adalah adalah 0.888 alpha cronbach. Hasil
penelitian yang diperoleh menyatakan bahwa subyek memiliki perilaku agresivitas dan altruisme
yang rendah. Sehingga dapat disimpulkan hipotesis ditolak. Tidak ada hubungan yang negatif
antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal.

Kata kunci : perilaku agresivitas, perilaku altruisme.

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE RELATIONSHIP BETWEEN AGGRESSIVENESS BEHAVIOR AND


BEHAVIOR OF ALTRUISM TO EARLY ADULTHOOD ROCK MUSIC
LOVERS

Yoga Prasetyo Utomo

ABSTRACT

This study aimed to determine the relationship between the aggressiveness behavior and
the behavior of altruism to rock music lovers at early adulthood. This hypothesis had a negative
correlation or relationship between aggressive behavior with altruistic behavior on rock music
lovers early adulthood. The higher the aggressive behavior, the lower the person's altruism
behavior. Conversely, the lower the aggressive behavior, the higher a person's altruism behavior.
The subjects in this study amounted to 72 people. The method used in this study was ‘used try out’
method. Aggressive behavior scale developed based on the theory of Barbara Krahe (2005), while
the altruism scale arranged on the theory Baron and Byrne (2005). Reliability coefficient of
aggressiveness scale was 0.961 alpha Cronbach and reliability coefficient of altruism scale was
0.888 alpha Cronbach. The results obtained state that the subjects had low aggressiveness and
altruism behavior. Thus, It could be concluded that the hypothesis was rejected. There was no
negative relationship between aggressive behavior with altruistic behavior on rock music lovers at
early adulthood.

Keywords : aggressive behavior, altruistic behavior.

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji hormat, syukur dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Tuhan

Yesus Kristus atas pengampunan, berkat, kesempatan dan karuniaNya yang tidak

pernah berakhir setiap hari. Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada

pihak-pihak yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan karya ini, yaitu:

1. Bapak Cornelius Siswa Widyatmoko. M.Psi. selaku Dekan di Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si selaku Kaprodi di Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Kepada Bapak Prof. Augustinus Supratiknya, Bapak Drs. Hadrianus

Wahyudi. M.Si., dan Ibu Aquilina Tanti Arini. S.Psi., M.Si. selaku

Dosen Pembimbing Akademik.

4. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari. S.Psi., M.Si. sebagai

Dosen Pembimbing Skripsi. Terimakasih untuk bantuannya dan maaf

karena saya sering menghilang.

5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta atas bimbingan, pengajaran, dan banyak hal lainnya yang

boleh penulis dapatkan selama menjalankan masa studi.

6. Karyawan dan karyawati di Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma atas bantuan dan pelayanannya selama penulis menjalankan

masa studi.

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7. Angkatan 2006 Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Saya adalah kloter terakhir yang keluar.

8. Bapak, Ibu, Yogi, Yori, Coki, Guguk, Mbah, Pakde, Bude, Om, Bulek,

dan keluarga besar lainnya.

9. Kineta (Satria, Timo, Tari, Hayu, Mas Djarot, Gigih, Henta, Joko,

Galih, Aji, semoga gak ada yang ketinggalan) aku rindu masa kejayaan

kita hehehe. RockerMemble (Aji, Rio) teruslah menggalau hahahaha.

10. Orang-orang yang pernah datang dan pergi didalam hidupku. Kalian

adalah sebagian dari nada-nada hidupku.

11. Teman-teman dan komunitas PMK Ebenhaezer, KDM GKI Gejayan,

KOMPA GKJ Gondokusuman, Indonesian Drummer Jogja, Family Of

Locos Jogja, JMF beserta seisinya dan teman-teman saya yang lain.

Juga tak lupa saya berterimakasih kepada orang-orang yang bersedia

untuk mengisi kuesioner saya.

12. Juga semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Tuhan

memberkati kalian semua.

Penulis menyadari keterbatasan dalam melaksanakan penelitian. Mohon

maaf untuk setiap ketidaksempurnaan yang ada didalam karya ini. Semoga kita

semua dapat menjadi lebih baik dari hari ke hari.

Yogyakarta, 28 Juni 2013

Yoga Prasetyo Utomo

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………….………… i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………..………… iii

HALAMAN MOTTO…………………………………………… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………..……… vi

ABSTRAK………………………………….…………………… vii

ABSTRACT……………………………………………………… viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH… ix

KATA PENGANTAR…………………………………………… x

DAFTAR ISI……………………………………………………… xii

DAFTAR TABEL……………………………………………… xv

DAFTAR LAMPIRAN………………..……………………… xvi

BAB I. PENDAHULUAN……………………………….. 1

A. Latar Belakang Masalah………………………... 1

B. Rumusan Masalah…………………………… 8

C. Tujuan Penelitian………………………………. 8

D. Manfaat Penelitian…………………………….. 8

BAB II. LANDASAN TEORI…………………………..... 10

A. Agresivitas………………………………………… 10

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Pengertian Agresivitas……………………………. 10

2. Teori Agresivitas……………………………… 12

3. Faktor-faktor Agresivitas………………………… 17

4. Aspek-aspek Agresivitas……………………… 24

5. Jenis-jenis Agresivitas…………………………… 26

B. Altruisme……………………………………… 28

1. Pengertian Altruisme………………………… 28

2. Teori Altruisme……………………………… 31

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Altruisme…… 37

4. Aspek-aspek Altruisme…………………… 43

C. Kegemaran Musik Keras…………………… 44

1. Musik Keras…………………………… 44

2. Pengemar Musik Keras…………………… 46

D. Masa Awal Dewasa atau Pemuda……………… 46

E. Dinamika Hubungan Antar Variabel…………… 48

F. Hipotesis………………………………………… 54

BAB III. METODE PENELITIAN…………………… 55

A. Jenis Penelitian……………………………… 55

B. Variabel Penelitian……………………………… 56

C. Definisi Operasional…………………………… 56

D. Subyek Penelitian…………………………… 59

E. Metode Pengambilan Data…………………… 59

F. Validitas dan Reliabilitas…………………… 61

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

G. Analisa Data……………………………………… 62

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN….. 63

A. Pelaksanaan Penelitian…………………… 63

B. Deskripsi Subyek…………………………… 63

C. Uji Coba Alat Ukur…………………… 65

D. Hasil Penelitian……………………… 67

E. Pembahasan………………………… 72

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………… 77

A. Kesimpulan………………………… 77

B. Saran……………………………… 77

DAFTAR PUSTAKA…………………………… 79

LAMPIRAN……………………………………… 82

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue print skala agresivitas…………………………………….… 60

Tabel 2 Blue print skala altruisme………………………………………… 61

Tabel 3 Jenis kelamin subyek…………………………………………….. 64

Tabel 4 Usia subyek……………………………………………………… 64

Tabel 5 Rincian item valid dan gugur pada skala agresivitas……………. 65

Tabel 6 Rincian item valid dan gugur pada skala altruisme………………. 67

Tabel 7 Deskripsi data hasil penelitian…………………………………… 68

Tabel 8 Uji normalitas……………………………………………………. 70

Tabel 9 Uji linearitas……………………………………………………… 70

Tabel 10 Uji hipotesis……………………………………………………. 71

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A (agresivitas)……………………………………….….. 83

Lampiran B (altruisme)…………………………………………….. 88

Lampiran C (deskripsi data, normalitas, linearitas, korelasi)………. 92

Lampiran campur output SPSS……………………………………. 95

Lampiran skala……………………………………………………... 121

xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Aksi-aksi kekerasan dapat terjadi dimana saja. Seperti di jalan raya,

gang-gang kecil perkampungan, bahkan di institusi-institusi pendidikan.

Contohnya adalah, tawuran antar pelajar, perampokan, pembunuhan,

pembacokan, dan lain sebagainya. Aksi-aksi kekerasan tersebut merupakan

bentuk dari tindakan agresif. Menurut suatu penyelidikan, dari tahun 1820

hingga tahun 1945 diperkirakan tidak kurang dari 59 juta nyawa manusia

melayang akibat tindakan agresif dari sesamanya. Dari jumlah tersebut,

banyak dari separuhnya adalah korban yang jatuh dalam peperangan,

sedangkan sisanya merupakan korban perkelahian, penganiayaan, perampokan

agresi seksual dan berbagai bentuk agresi lainnya (Koeswara, 1988).

Pengertian agresi mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan untuk

membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, juga merupakan sebuah

bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai seseorang. Aksi tersebut

dapat berupa kekerasan verbal (mengejek) maupun kekerasan fisik

(menendang, menampar, meninju, dan lain-lain). Tindakan merusak barang

milik orang lain juga dapat dikategorikan sebagai tindakan agresif. Agresi

merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik

secara fisik maupun psikis (Baron, 1994). Dalam hal ini jika menyakiti orang

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 2

lain karena unsur tidak disengaja, maka perilaku tersebut tidak dikategorikan

sebagai perilaku agresif. Misalnya dokter yang memberikan suntikan

pengobatan yang menimbulkan rasa sakit pada pasien.

Berbeda dengan agresivitas, altruisme adalah tindakan menolong orang

lain tanpa mengharapkan imbalan apapun. Dengan definisi tersebut, apakah

tindakan seseorang altruistik atau tidak, tergantung pada tujuan si penolong.

Batson (2008) menyatakan altruisme adalah motivasi untuk meningkatkan

kesejahteraan orang lain. Pada altruisme, tindakan menolong orang atau

memberikan bantuan pada orang lain adalah bersifat tidak mementingkan diri

sendiri (selfless) dan bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish). Sebagai

contoh seseorang yang melihat korban kecelakaan motor lalu segera

mengangkat tubuh korban ke tepi jalan serta menghubungi rumah sakit untuk

minta dikirimkan Ambulance untuk membawa tubuh korban ke rumah sakit

dan segera dirawat, tanpa mengharapkan imbalan apapun dari korban maupun

keluarga korban dan tidak ingin mengharapkan penghargaan dari siapapun.

Altruisme adalah lawan dari egoisme. Altruisme murni memberi tanpa

memperhatikan ganjaran ataupun keuntungan.

Musik sudah menjadi bagian dari dalam kehidupan setiap manusia dan

musik dapat memberikan pengaruh baik positif maupun negatif bagi

kehidupan manusia tersebut. Musik mengandung kesinambungan analogis

antara emosi dengan karakter manusia, dan musik merupakan salah satu aspek

perilaku manusia serta memiliki pengaruh yang kuat (Djohan, 2009). Pada

awalnya musik digunakan oleh manusia untuk menyampaikan pujian dan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 3

ungkapan rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan segala sesuatu

kepada manusia, kini musik telah berkembang menjadi sarana hiburan bagi

manusia, terapi kesehatan, menumbuhkan kecerdasan, membentuk

kepribadian, dan berbagai kegunaan yang lainnya (Rasyid, 2010).

Musik dapat menghasilkan berbagai macam emosi dalam diri manusia,

seperti merasa senang, gembira, marah, jengkel bahkan menangis ketika

mendengarkan musik. Selain menghasilkan berbagai macam emosi dalam diri

manusia, musik dapat membantu pembentukan pola belajar, mengatasi

kebosanan dan membantu meningkatkan konsentrasi belajar. Musik juga dapat

membantu agar manusia dapat merasa lebih bersemangat, percaya diri,

mengurangi kesedihan, menghapus kemarahan, melepaskan stress serta

mengurangi rasa takut dan cemas. Namun disisi lain musik dapat

mengakibatkan manusia bertindak agresif dan melakukan hal-hal yang diluar

batas kewajaran.

Musik terdiri dari beberapa unsur yang menyusunnya, seperti nada,

ritme, melodi, harmoni, notasi, dan notasi Gregorian (Rasyid, 2010). Melalui

penggabungan unsur-unsur tersebut dapat dihasilkan suatu komposisi musik

yang luar biasa sesuai dengan kreativitas komposernya. Musik dapat dibagi ke

dalam beberapa aliran. Pembagian ini berdasarkan dari cepat-lambatnya

tempo, harmonisasi, keras-lembutnya suara yang dihasilkan, dan lirik lagu.

Beberapa aliran tersebut diantaranya: klasik, rock, pop, jazz, orkestra,

tradisional, dan keras. Muncul pandangan-pandangan tertentu pada tiap

alirannya. Sebagai contoh musik klasik adalah musiknya orang intelek, yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 4

mana menurut penelitian juga membantu peningkatan kecerdasan pada anak,

juga memiliki nilai seni dan ilmiah yang tinggi, berkadar keindahan dan tidak

luntur sepanjang massa (Utomo dan Natalia, 1999). Musik rock dan heavy

metal (keras) memiliki penikmat yang cenderung brutal (Utomo dan Natalia,

1999). Penikmat musik keras adalah individu atau sekumpulan individu yang

memiliki kegemaran untuk mendengarkan musik keras. Kelompok musik atau

grup band yang memainkan genre musik keras dapat tergolong kedalam

penikmat musik keras, karena mereka juga menggemari musik keras.

Musik rock adalah genre musik populer yang mulai dikenal umum

pada pertengahan tahun 1950. Musik rock berakar dari musik blues, musik

country dari tahun 1940 dan 1950 serta mengambil gaya dari musik folk dan

musik klasik. Bunyi khas musik rock banyak berasal dari gitar listrik atau gitar

akustik dengan penggunaan back beat yang sangat kentara pada rhythm

section yang diiringi dengan penggunaan gitar bass, drum, keyboard serta

syntheizer. Disamping itu, alat musik saksofon dan harmonika bergaya blues

kadang digunakan sebagai instrumen musik solo. Dalam bentuk murninya

musik rock mempunyai tiga kord, backbeat yang konsisten dan mencolok

serta melodi yang menarik. Pada tahun 1960-an, musik rock berkembang

menjadi beberapa jenis, seperti folk rock, blues rock, dan jazz rock fusion.

Pada tahun 1970-an lahir aliran soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock,

progressive rock dan punk rock. Sub kategori yang mencuat ditahun 1980-an,

seperti new wave rock, hardcore punk dan alternative rock. Sedangkan pada

tahun 1990-an terdapat aliran grunge, britpop, indie rock, dan nu metal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 5

Sebuah kelompok pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik rock

disebut rock band atau rock group. Grup musik rock memiliki personil yang

terdiri dari pemain gitar, penyanyi, pemain gitar bass dan pemain drum

sehingga membentuk kuartet. Beberapa grup menanggalkan satu atau dua

posisi dan menggunakan penyanyi sebagai pemain alat musik disamping

menyanyi, sehingga membentuk duo atau trio. Grup lainnya memiliki pemusik

tambahan seperti dua orang pemain gitar dan seorang pemain keyboard. Selain

alat-alat tersebut, grup musik rock juga menggunakan biola, cello, saksofon

terompet atau trombon (http://id.wikipedia.org/wiki/Rock).

Dalam pertunjukan musik keras biasanya terjadi kerusuhan atau aksi

saling menyakiti yang dilakukan oleh penonton atau penikmat musik keras

walaupun pada awal acara sering diberi peringatan untuk menjaga suasana

tetap kondusif. Contoh yang dapat diambil dari media massa misalnya adalah

sebagai berikut. Konser musik underground di Bandung pada tahun 2008

yang memakan korban tewas karena terhimpit dan terinjak-injak

(kompas.com). Contoh lainnya adalah terjadinya keributan dalam sebuah

konser kelompok band Superman Is Dead yang diadakan di kota Solo pada

tahun 2009, sehingga mengakibatkan satu orang tewas dan dua orang luka-

luka karena terkena benda tajam (kompas.com). Dari dua contoh diatas dapat

ditarik kesimpulan bahwa para penikmat musik keras cenderung untuk

melakukan tindakan agresif yang merugikan orang lain, walaupun pada awal

konser sudah dihimbau untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang dapat

menyebabkan suasana menjadi tidak kondusif.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 6

Ada beberapa hal yang dapat ditemukan dalam penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya, secara khusus dalam hubungan musik dan agresivitas.

Antara lain dalam sebuah penelitian yang dilakukan untuk mencari skor agresi

pada mahasiswa Universitas Loyola yang mendengarkan musik heavy metal

dan yang tidak mendengarkan musik sama sekali (Hill, 2000), dari penelitian

ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan diantara

kedua grup subyek. Penelitian yang sama juga dilakukan Coss (2000) dengan

mengambil tempat yang sama, dari penelitian tersebut juga dihasilkan

kesimpulan yang sama. Bahwa tidak ada hubungan antara musik heavy metal

dengan tingkat agresi. Chimento & Tafalla (2002) dalam penelitiannya

menemukan bahwa pendengar musik keras tidak memiliki tingkat stress yang

tinggi. Namun pada penelitian Roy (2001) dapat ditemukan bahwa subyek

yang mendengarkan musik keras memiliki skor kemarahan yang lebih tinggi

bila dibandingkan dengan subyek yang tidak mendengarkan musik. Musik

agresif atau musik keras juga dapat menurunkan tingkat kebahagiaan dan

mengurangi ketenangan (Mcquinn, 2003). Sedangkan Hamilton (2001)

menemukan bahwa penikmat musik keras memiliki kecenderungan untuk

mengkonsumsi alkohol lebih banyak dibandingkan dengan penikmat musik

lain.

Masa dewasa awal atau pemuda (young adult-hood) merupakan

perkembangan tahap keenam dalam delapan tahap perkembangan menurut

Erikson. Pada masa ini individu menghadapi tugas perkembangan

pembentukan relasi yang akrab dengan orang lain (intimacy) dan berusaha
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 7

menghindar dari sikap menyendiri (isolation). Erikson menggambarkan

keakraban sebagai penemuan diri sendiri, tetapi kehilangan diri sendiri pada

diri orang lain (Santrock, 2002).

Pada masa ini apabila individu gagal dalam mencapai tugas

perkembangannya, maka individu akan cenderung untuk meningkatkan

penggunaan obat-obatan, lebih banyak merokok, minum-minuman keras,

menggunakan ganja (mariyuana), dan menggunakan amphetamine, barbiturat

dan halusinogen (Bachman, O’Malley dan Johnston dalam Santrock, 2002).

Pesta minum-minuman keras tingkat berat dan meningkatnya penggunaan

kokain juga kerap terjadi, bahkan hal ini sudah dianggap sebagai hal yang

biasa (Johnston, O’Malley dan Bachman dalam Santrock, 2002). Hal-hal

tersebut dapat menjadi pemicu berbagai macam bentuk tindakan agresif yang

dapat merugikan orang lain.

Melalui penjabaran diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada

berbagai macam hal yang dapat terjadi pada individu yang sedang berada pada

tahap perkembangan dewasa awal. Secara khusus pada individu yang

menggemari genre musik keras, dimana penggemar musik keras ini identik

dengan kekerasan yang hampir sering terjadi pada setiap konser musik keras.

Namun hal ini juga tak dapat digeneralisasikan pada semua penggemar musik

keras. Hal tersebut dapat saja bisa terjadi karena adanya keunikan pada diri

setiap individu. Pada saat-saat ini suasana rusuh tersebut dapat dikatakan

mulai berkurang, walaupun masih terjadi beberapa kerusuhan yang dilakukan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 8

oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut dapat saja

terjadi karena kurangnya kesadaran dari masing-masing individu.

Altruisme dan agresivitas merupakan dua hal yang sangat bertolak

belakang. Altruisme merupakan tindakan menolong yang sifatnya positif,

sedangkan agresivitas cenderung bersifat destruktif atau merusak. Melalui

penjabaran ini penulis tertarik untuk meneliti dan memahami hal ini, secara

khusus hubungan antara agresivitas dan altruisme. Sehingga dapat diperoleh

hasil penelitian terbaru tentang hubungan perilaku agresi dengan perilaku

altruisme pada penikmat musik keras.

B. Rumusan Masalah

Melalui rumusan diatas, masalah yang ingin diteliti adalah “Apakah

Ada Hubungan Perilaku Agresi dengan Perilaku Altruisme pada Penikmat

Musik Keras Usia Dewasa Awal?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia

dewasa awal.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan pengetahuan bagi ilmu psikologi sosial terutama dalam memahami


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 9

perilaku altruistik dalam hubungannya dengan agresivitas pada penikmat

musik keras, serta menambah wacana bagi penelitian selanjutnya. Penelitian

ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat praktis bagi subyek (penikmat

musik keras) untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan akan perilaku

altruistik sehingga subyek dapat mempertahankan atau meningkatkan perilaku

tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Agresivitas

1. Pengertian Agresivitas

Pengertian agresi mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan

untuk membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, juga

merupakan sebuah bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai

seseorang. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mengejek,

menghina) maupun kekerasan fisik (menendang, menampar, meninju, dan

lain-lain). Tindakan merusak barang milik orang lain juga dapat

dikategorikan sebagai tindakan agresif. Agresi merupakan perilaku yang

dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis

(Baron, 1994). Definisi agresi ini mencakup empat faktor: tingkah laku,

tujuan untuk melukai dan mencelakakan (termasuk mematikan atau

membunuh), individu yang menjadi pelaku dan individu yang menjadi

korban, dan ketidakinginan si korban menerima tingkah laku si pelaku

(Koeswara, 1988). Aspek-aspek yang membentuk agresi antara lain

modalitas respon, kualitas respon, kesegeraan, visibilitas, hasutan, arah

sasaran, tipe kerusakan, durasi akibat, dan unit-unit sosial yang terlibat

(Krahe, 2005).

10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11

Leonard Berkowitz (1969) membedakan agresi sebagai tingkah

laku sebagaimana diindikasikan oleh definisi Baron dengan agresi sebagai

emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Berkowitz juga

membedakan agresi ke dalam dua macam agresi, yaitu agresi instrumental

(instrumental aggression) dan agresi benci atau agresi impulsif (hostile

aggression /impulsive aggresion). Agresi instrumental adalah agresi yang

dilakukan organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan agresi impulsif adalah agresi yang dilakukan

hanya sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti.

Agresi impulsif ini dilakukan tanpa tujuan karena hanya ingin

menimbulkan kekacauan, kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran

atau korban agresi.

Elliot Aronson (1972) mengajukan definisi yang sama dengan

definisi dari Baron dan Berkowitz. Yaitu agresi adalah tingkah laku yang

dijalankan oleh individu dengan maksud melukai atau mencelakakan

individu lain dengan ataupun tanpa tujuan tertentu. Sementara itu Moore

dan Fine (1968) mendefinisikan agresi sebagai tingkah laku kekerasan

secara fisik ataupun secara verbal terhadap individu lain atau terhadap

obyek-obyek lain. Berdasarkan dari definisi-definisi yang telah dipaparkan

diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa agresi merupakan tingkah laku

kekerasan yang dilakukan dengan sengaja baik secara fisik maupun secara

verbal yang ditujukan untuk menyakiti orang lain atau merusak obyek-

obyek lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12

2. Teori Agresivitas

Menurut Koeswara (1988), ada beberapa teori yang berkaitan

dengan agresi, yaitu :

a. Teori-teori naluri.

1.) Sigmund Freud: naluri kematian.

Freud membagi naluri ke dalam dua kelompok, yaitu naluri

kehidupan (life instinct / eros), dan naluri kematian (death instinct /

thanatos). Naluri kehidupan terdiri atas naluri reproduksi dan

naluri yang ditujukan kepada pemeliharaan hidup individu

(mencari makanan, minuman dan sebagainya). Sedangkan naluri

kematian memiliki tujuan penghancuran hidup individu. Freud

berasumsi bahwa tujuan seluruh kehidupan adalah kematian.

Dalam konteks naluri kematian ini, Freud berbicara tentang hasrat

kepada kematian (death wish), menurutnya hasrat kepada kematian

ada secara tidak disadari pada setiap individu. Sebab hasrat kepada

kematian tersebut bersumber pada naluri kematian yang terangkum

dalam id, dan id tersebut berada pada taraf tak sadar.

Pengungkapan hasrat kepada kematian itu berbentuk agresi-

diri atau tindakan menyakiti diri sendiri dan bunuh diri. Namun

sistem kepribadian yang disebut ego selalu berusaha merepresi

hasrat kepada kematian tersebut agar tetap berada pada taraf tak

sadar. Akan tetapi selalu terdapat kemungkinan hasrat tersebut

menembus ego sekaligus mengalahkan naluri kehidupan sehingga


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13

hasrat kepada kematian itu muncul ke permukaan. Kemungkinan

lain yang bisa terjadi adalah hasrat kepada kematian tersebut

ditujukan keluar diri individu, yaitu berwujud agresi kepada orang

lain. Melalui cara ini individu dapat memuaskan hasrat kepada

kematian tanpa hambatan dari naluri kehidupan (dalam Koeswara,

1988).

2.) Konrad Lorenz: naluri agresif.

Lorenz memiliki keyakinan bahwa tingkah laku naluriah

tertentu ada atau bertahan pada organisme karena memiliki nilai

survival bagi organisme tersebut. Keyakinan tersebut membawa

implikasi yang penting bagi pemahaman Lorenz terhadap fungsi

dan peranan agresi pada organisme berbagai spesies. Lorenz

(dalam Koeswara, 1988) berasumsi bahwa setiap tingkah laku

naluriah memiliki sumber energi yang disebut energi tindakan

spesifik (action specific energy) dan kemunculannya dikunci oleh

mekanisme pelepasan bawaan (innate releasing mechanism).

Stimulus yang dapat membuka kunci dari mekanisme pelepasan

bawaan sehingga suatu tingkah laku naluriah dapat muncul adalah

stimulus tertentu yang cocok dengan mekanisme pelepasan bawaan

tersebut.

3.) Robert Ardrey: naluri teritorial.

Ardrey menyatakan (dalam Koeswara, 1988) bahwa

manusia memiliki sifat yang diturunkan dari hewan-hewan primata


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 14

Australopithecus, sehingga pada manusia terbentuk killing

imperative. Melalui killing imperative ini manusia memiliki obsesi

untuk membuat senjata dan menggunakannya untuk membunuh

apabila diperlukan. Melalui tesisnya, Ardrey (dalam Koeswara,

1988) juga menyatakan bahwa manusia telah diprogram melalui

evolusi untuk mengancam, berkelahi, bahkan membunuh. Tesis ini

didasari dari homologi antara manusia dan spesies bukan manusia

(hewan sebagai subyek penelitian). Ardrey juga menekankan

bahwa naluri teritorial merupakan naluri utama pada manusia dan

agresi merupakan pengungkapan dari naluri teritorial tersebut.

b. Teori belajar dan belajar observasional tentang agresi.

Agresi juga dapat terbentuk pada manusia sebagai hasil dari proses

belajar. Belajar adalah proses yang luas yang terjadi dalam konteks

sosial yang melibatkan faktor-faktor internal berupa situasi yang

berlangsung dalam diri individu dan faktor-faktor eksternal yang

berwujud situasi, kejadian, atau tingkah laku yang ditunjukkan oleh

individu lain.

1.) Pembentukan agresi menurut teori belajar.

Thorndike (dalam Koeswara, 1988) dengan teori law of

effect-nya menekankan bahwa dalam proses belajar atau

pembentukan tingkah laku, hadiah (reward) dan hukuman

(punishment) memainkan peranan penting. Individu memiliki


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 15

kecenderungan mengulang suatu tingkah laku apabila tingkah laku

tersebut menimbulkan efek yang menyenangkan (rewarded), dan

sebaliknya tingkah laku tersebut tidak akan diulang apabila

individu mendapat efek yang tidak menyenangkan bagi dirinya

(punished). Bila hal tersebut (law of effect) digunakan untuk

menerangkan pembentukan agresi, maka dapat disimpulkan bahwa

agresi terbentuk dan diulang karena individu memperoleh efek

yang menyenangkan, dan begitu pula sebaliknya.

Dollard-Miller (dalam Koeswara, 1988) menyebutkan

bahwa belajar sebagai proses pengasosiasian stimulus-respon akan

terjadi apabila respon yang diungkapkan individu atau organisme

memperoleh perkuatan. Dollar-Miller juga menyebutkan

pereduksian dorongan sebagai kondisi yang memperkuat suatu

respon. Menurutnya, dorongan yang merupakan stimulus internal

mengaktifkan tingkah laku individu dalam rangka mengurangi atau

mereduksi dorongan itu. Apabila individu gagal untuk mereduksi

dorongannya tersebut dan gagal dalam mencapai suatu tujuan,

maka individu akan mengalami frustasi. Salah satu bentuk respon

yang akan muncul pada diri individu sebagai bentuk reaksi atas

frustasi yang dialaminya adalah agresi (teori frustasi-agresi).

Skinner (dalam Koeswara, 1988) dengan operant

conditioning-nya menekankan bahwa tingkah laku, termasuk

agresi, terbentuk karena diikuti oleh perkuatan positif. Skinner


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 16

melihat belajar sebagai proses pengasosiasian respon-kekuatan,

dimana perkuatan positif menghasilkan kemungkinan kemunculan

respon atau tingkah laku yang tinggi, dan sebaliknya perkuatan

negatif menghasilkan kemungkinan kemunculan tingkah laku yang

rendah atau bahkan menghapus kemungkinan tingkah laku yang

akan muncul.

2.) Pembentukan agresi menurut teori belajar observasional.

Teori belajar observasional ini dikembangkan oleh Albert

Bandura. Asumsi dasar dari teori ini adalah sebagian besar tingkah

laku individu diperoleh dari hasil belajar melalui pengamatan atas

tingkah laku yang ditampilkan oleh individu-individu lainnya yang

menjadi model. Contoh penelitian yang dilakukan oleh Robert

Baron (dalam Koeswara, 1988) dengan menggunakan model-

model yang melakukan agresif dan non-agresif. Sekelompok

subyek (kelompok pertama) diminta untuk menonton model yang

melakukan tindakan agresif. Sedangkan kelompok subyek yang

lain (kelompok kedua) diminta untuk menyaksikan model yang

melakukan tindakan tidak agresif, kemudian dilanjutkan dengan

menyaksikan model yang melakukan tindakan agresif. Hasil dari

penelitian ini adalah kelompok subyek pertama menunjukkan

agresivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok

kedua.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 17

3. Faktor-faktor Agresivitas

Agresi tidak muncul secara otomatis, tetapi ada faktor-faktor

tertentu yang mengarahkannya. Berikut ini beberapa faktor yang sering

ditemukan sebagai pengarah dan penyebab kemunculan agresi. Yaitu,

frustasi, stress, deindividuasi, kekuasaan dan kepatuhan, efek senjata,

provokasi, alkohol dan obat-obatan, dan suhu udara.

a. Frustasi.

Frustasi adalah suatu kondisi atau situasi dimana individu

terhambat atau gagal dalam usaha mencapai tujuan tertentu yang

diinginkannya, atau mengalami hambatan untuk bebas bertindak dalam

mencapai tujuan. Frustasi dapat mengarahkan individu kepada agresi,

sehingga menjadi biasa disebut teori frustasi-agresi. Frustasi

merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan dan agresi

merupakan salah satu cara untuk mengatasinya. Individu akan memilih

tindakan agresif sebagai reaksi atau cara untuk mengatasi frustasi yang

sedang dialaminya apabila terdapat stimulus-stimulus yang menunjang

kearah tindakan agresif tersebut. Para teoris dan peneliti lain percaya

bahwa kecenderungan individu dalam memilih agresi sebagai cara

untuk mengatasi frustasinya dipengaruhi oleh pengalaman atau belajar

(Ulrich dalam Koeswara, 1988).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 18

b. Stress.

Stress merupakan hal yang hampir sering dialami oleh manusia

dan dapat menimbulkan gangguan keseimbangan intrapsikis. Engle

(dalam Koeswara, 1988) memberikan definisi stress yang meliputi

sumber-sumber stimulasi eksternal dan internal dari individu. Stress

dapat berupa stimulus eksternal (sosiologis atau situasional) dan bisa

berupa stimulus internal (intrapsikis) yang dialami oleh individu

sebagai hal yang tidak menyenangkan serta menuntut penyesuaian. Hal

tersebut dapat menghasilkan efek somatik dan efek behavioral (dalam

hal ini kemunculan agresi).

1.) Stress eksternal

Kemajuan teknologi juga disertai oleh perubahan-

perubahan sosial yang begitu cepat. Seperti pergeseran nilai-nilai,

berkurangnya kontrol sosial, persaingan hidup yang semakin ketat,

memburuknya perekonomian, dan sebagainya. Hal-hal tersebut

dapat menimbulkan dampak berupa peningkatan stress eksternal

bagi banyak kalangan masyarakat, terutama kalangan yang tidak

mampu. Durkheim (dalam Koeswara, 1988) memiliki konsep

tentang anomie, kerusakan norma sosial antara individu dan

masyarakat, bahwa stress eksternal yang ditimbulkan oleh

perubahan-perubahan sosial dan memburuknya perekonomian

mempunyai peran terhadap meningkatnya kriminalitas termasuk

tindakan-tindakan kekerasan atau agresi. Teeters (dalam Koeswara,


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 19

1988) menekankan bahwa banyak faktor yang berperan dalam

peningkatan kriminalitas dan agresivitas, tetapi stress eksternal

tetap memiliki peranan paling penting. Schlesinger dan Revitch

(dalam Koeswara, 1988) juga mengungkapkan sumber-sumber lain

dari stress eksternal yang dapat memicu timbulnya agresi. Yaitu

isolasi, kepadatan penduduk atau sempitnya ruang hidup,

kekurangan privasi, rasa tidak bebas, irama kehidupan yang rutin

dan monoton, dan mobilisasi sosial.

2.) Stress internal

Hubungan antara stress internal dan agresi masih belum

begitu jelas. Hal itu disebabkan oleh adanya kerumitan dalam

mengukur stress internal secara obyektif. Freud (dalam Koeswara,

1988) menerangkan bahwa tindak kekerasan dan psikopatologi

pada umumnya adalah adaptasi terhadap stress internal dan

eksternal. Menninger (dalam Koeswara, 1988) juga

mengungkapkan tindakan yang tidak terkendali (termasuk agresi)

adalah akibat dari kegagalan ego untuk mengadaptasi hambatan-

hambatan sebagai upaya untuk memelihara keseimbangan

intrapsikis.

c. Deindividuasi.

Deindividuasi (penghilangan identitas diri) dapat mengarahkan

individu kepada keleluasaan dalam melakukan agresi sehingga agresi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 20

yang dilakukannya menjadi lebih intens. Dunn, Rogers, Diener, Mann,

Newton dan Innes (dalam Koeswara, 1988) mengungkapkan bahwa

deindividuasi memiliki efek memperbesar keleluasaan individu untuk

melakukan agresi. Hal tersebut disebabkan oleh karena deindividuasi

menghilangkan atau mengurangi peranan beberapa aspek yang

terdapat pada diri individu, yaitu identitas diri pelaku maupun identitas

diri korban agresi, dan keterlibatan emosional individu pelaku agresi

terhadap korbannya. Ada kalanya dalam suatu situasi deindividuasi

dapat berubah menjadi dehumanisasi. Perbedaan dari kedua istilah

tersebut adalah pada deindividuasi si korban masih dipandang sebagai

manusia, sedangkan dehumanisasi si korban dipandang oleh pelaku

agresi sebagai obyek yang layak diperlakukan secara lebih kejam dan

brutal sesuai dengan kehendak pelaku agresi.

d. Kekuasaan dan kepatuhan.

Lord Acton (dalam Koeswara, 1988) menyatakan bahwa

kekuasaan cenderung disalahgunakan menjadi sebuah kekuatan yang

memaksa (coercive) sehingga memiliki efek langsung maupun tidak

langsung terhadap kemunculan agresi. Max Weber (dalam Koeswara,

1988) menyebutkan bahwa kekuasaan adalah kesempatan dari

seseorang atau sekelompok orang untuk mewujudkan berbagai

keinginannya dalam tindakan komunal, bahkan meskipun harus

berhadapan dengan perlawanan dari kelompoknya sendiri. Adler


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 21

(dalam Koeswara, 1988) menyatakan dengan kekuasaan seseorang

atau sekelompok orang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi

dan mengendalikan tingkah laku orang lain yang pada akhirnya

menghasilkan superiority feeling. Peranan kekuasaan sebagai pengarah

kemunculan agresi tidak dapat dilepaskan dari aspek pengabdian atau

kepatuhan. Para pemegang kekuasaan sering mengeksploitasi

kepatuhan pengikutnya untuk menyingkirkan kelompok pesaing dalam

rangka memelihara kestabilan kekuasaannya. Bahkan aspek kepatuhan

ini diduga memiliki pengaruh yang kuat terhadap kecenderungan dan

intensitas agresi individu.

e. Efek senjata.

Sejak senjata ditemukan agresi intraspesies pada manusia

menjadi lebih efektif dan efisien. Sedangkan modernisasi, peningkatan

produksi dan penyebaran senjata memberikan sumbangan besar

terhadap intensitas berlangsungnya konflik-konflik lokal dan regional.

Peranan senjata dalam agresi tidak hanya karena fungsinya dapat

mengefektifkan dan mengefisienkan pelaksanaan agresi, tetapi juga

karena efek kehadirannya. Namun menurut Berkowitz (dalam

Koeswara, 1988) efek senjata api terhadap kecenderungan agresi

individu ditentukan oleh persepsi individu tersebut terhadap senjata

api. Bila kehadiran senjata api dianggap sebagai sesuatu yang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22

berbahaya oleh individu, maka individu akan lebih cenderung merasa

cemas daripada bertindak agresif.

f. Provokasi.

Mengenai hubungan antara provokasi dan agresi, beberapa

peneliti telah melakukan penelitian untuk mengungkap hal tersebut.

Wolfgang (dalam Koeswara, 1988) mengemukakan tiga perempat dari

enam ratus kasus pembunuhan yang diselidikinya terjadi karena

adanya provokasi dari korban. Ditemukan juga bahwa perampokan

yang disertai tindakan kekerasan oleh perampok dengan menggunakan

senjata api disebabkan oleh pihak korban yang menunjukkan

provokatif dalam bentuk perlawanan aktif maupun pasif terhadap

perampok. Pelaku agresi memiliki kemungkinan untuk melakukan

tindak agresi secara lebih besar apabila korban memiliki senjata dan

menunjukkan isyarat akan melawan dengan menggunakan senjata itu.

Untuk menghadapi provokasi yang mengancam, para pelaku agresi

cenderung berpegang pada prinsip lebih baik menyerang lebih dahulu

daripada diserang dan lebih baik membunuh daripada dibunuh.

g. Alkohol dan obat-obatan.

Alkohol dapat memberikan pengaruh buruk bagi diri manusia,

bila alkohol tersebut (dalam bentuk minuman keras) dikonsumsi secara

berlebihan oleh individu-individu yang memiliki karakter tertentu.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 23

Taylor dan Schmut (dalam Koeswara, 1988) melakukan sebuah

penelitian yang meneliti pengaruh alkohol pada subyek-subyek yang

mereka gunakan. Hasilnya adalah subyek-subyek yang menerima

alkohol dalam takaran tinggi menunjukkan taraf agresivitas yang lebih

tinggi bila dibandingkan dengan para subyek yang menerima alkohol

dalam takaran rendah dan para subyek yang tidak menerima alkohol.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa alkohol memiliki

pengaruh untuk mengarahkan individu kepada agresi, bahkan dapat

mengarahkan individu kearah tingkah laku antisosial lainnya. Hal itu

disebabkan karena alkohol dalam takaran yang tinggi dapat

melemahkan kendali diri peminumnya, sedangkan dalam takaran yang

rendah alkohol dapat melemahkan aktivitas sistem syaraf pusat dan

menghasilkan efek sedatif (rasa atau efek tenang).

h. Suhu udara.

Suhu udara adalah faktor yang jarang diperhatikan oleh para

peneliti agresi meskipun sejak lama sudah ada dugaan bahwa suhu

udara memiliki hubungan dengan tingkah laku, termasuk tingkah laku

agresif. Carlsmith dan Anderson (dalam Koeswara, 1988)

menyimpulkan bahwa pada musim panas sering terjadi tingkah laku

agresif karena musim panas memiliki hari-hari yang lebih panjang,

serta individu-individu memiliki keleluasaan bertindak yang lebih

besar bila dibandingkan dengan musim-musim yang lain. Namun hal


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 24

tersebut masih belum jelas, karena tidak semua negara memiliki

perubahan iklim yang mencolok. Sehingga belum diketahui bagaimana

pengaruh suhu udara terhadap agresivitas manusia di negara yang tidak

memiliki iklim yang mencolok tersebut.

4. Aspek-aspek Agresivitas

Barbara krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresif

untuk mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu:

a. Modalitas respon.

Meliputi tindakan agresif yang dilakukan secara fisik ataupun

secara verbal. Contoh tindakan agresif secara fisik adalah memukul,

menampar, dan menendang. Sedangkan contoh tindakan agresif secara

verbal adalah memaki, mengumpat, mengejek, dan menghina.

b. Kualitas respon.

Meliputi tindakan agresif yang berhasil dilakukan atau berhasil

mengenai sasaran atau tindakan agresif yang gagal dilakukan atau

gagal mengenai sasaran. Misalnya si A yang berhasil memukul si B

sehingga si B merasakan rasa sakit akibat dari pukulan tersebut. Begitu

juga sebaliknya apabila si A gagal memukul si B, maka tidak ada rasa

sakit yang dirasakan oleh si B.

c. Kesegeraan.

Meliputi tindakan agresif yang dilakukan individu langsung

kepada sasaran atau yang dilakukan melalui strategi-strategi secara tak


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 25

langsung. Misalnya si A yang langsung memukul si B dengan

menggunakan tangannya sendiri, tanpa menyuruh orang lain.

d. Visibilitas.

Meliputi perilaku agresif yang tampak dari perilaku individu

atau yang tak tampak dari luar namun dirasakan oleh individu.

Misalnya si A membenci si B dan sering memaki si B (tampak). Si A

membenci si B dan jarang menyapanya (tidak tampak).

e. Hasutan.

Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena tidak diprovokasi

atau yang merupakan tindakan balasan. Contoh si A memukul si B

sebagai suatu tindakan balasan karena sebelumnya si A pernah dipukul

oleh si B (tindakan balasan).

f. Arah sasaran.

Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena adanya rasa

permusuhan (hostility) kepada sasaran atau yang dilakukan karena

adanya tujuan lain yang diinginkan (instrumental). Contoh si A

membunuh si B karena si A membenci si B (permusuhan). Si A

membunuh si B karena ingin memiliki harta si B (instrumental).

g. Tipe kerusakan.

Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan fisik

atau yang menyebabkan kerusakan psikologis pada sasaran agresi.

Contoh perkelahian antara si A dan si B yang mengakibatkan luka-luka


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 26

pada tubuh mereka (fisik). Si B menderita stress berat setelah

perkelahiannya dengan si A (psikologis).

h. Durasi akibat.

Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan

sementara atau yang menyebabkan kerusakan jangka panjang. Contoh

si B mengalami luka ringan pada lengan kirinya setelah berkelahi

dengan si A (sementara). Si B menderita cacat pada matanya setelah

terkena pukulan dari si A (jangka panjang).

i. Unit-unit sosial yang terlibat.

Meliputi perilaku agresif yang dilakukan individu atau yang

dilakukan secara berkelompok. Misalnya perkelahian antar genk

(kelompok). Perkelahian antar individu (individu).

5. Jenis-jenis Agresivitas

Leonard Berkowitz (1969) membedakan agresi sebagai tingkah

laku sebagaimana diindikasikan oleh definisi Baron dengan agresi sebagai

emosi yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Berkowitz juga

membedakan agresi ke dalam dua macam agresi, yaitu agresi instrumental

(instrumental aggression) dan agresi benci atau agresi impulsif (hostile

aggression /impulsive aggresion). Agresi instrumental adalah agresi yang

dilakukan organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai

tujuan tertentu. Sedangkan agresi impulsif adalah agresi yang dilakukan

hanya sebagai pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 27

Agresi impulsif ini dilakukan tanpa tujuan karena hanya ingin

menimbulkan kekacauan, kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran

atau korban agresi.

Taylor, Peplau, dan Sears (2009) membedakan agresi menjadi

beberapa jenis, yaitu agresi antisosial (antisocial aggression), agresi

prososial (prosocial aggression), dan agresi yang disetujui (sanctioned

aggression). Agresi antisosial berarti agresi yang bertujuan menyakiti

orang lain dan melanggar norma sosial. Agresi prososial berarti tindakan

agresif yang mendukung norma sosial dan dapat diterima oleh masyarakat,

misalnya tindakan menegakkan hukum yang dilakukan oleh polisi dengan

cara menembak mati kelompok perampok yang telah merugikan banyak

orang. Agresi yang disetujui (sanctioned aggression) memiliki arti agresi

yang tidak diharuskan oleh norma sosial tetapi berada dalam batas-batas

wajar, tindakan agresi ini tidak melanggar standar moral yang telah

dipegang oleh masyarakat. Contohnya pelatih sepakbola yang menghukum

pemainnya yang tidak disiplin dengan menyuruhnya untuk berlari keliling

lapangan.

Kenneth Moyer (dalam Koeswara, 1988) membagi agresi kedalam

tujuh jenis, antara lain:

1. Agresi predatori, yaitu agresi yang dibangkitkan oleh kehadiran obyek

alamiah (mangsa). Agresi ini biasanya terdapat pada organisme atau

spesies hewan yang menjadikan hewan dari spesies lain sebagai

mangsanya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 28

2. Agresi antarjantan, yaitu agresi yang secara tipikal dibangkitkan oleh

kehadiran sesama jantan pada suatu spesies.

3. Agresi ketakutan, yaitu agresi yang dibangkitkan oleh tertutupnya

kesempatan untuk menghindar dari ancaman.

4. Agresi tersinggung, yaitu agresi yang muncul karena perasaan

tersinggung atau amarah. Respon menyerang muncul terhadap

stimulus yang luas dan tanpa memilih sasaran, baik berupa obyek-

obyek hidup maupun obyek-obyek mati.

5. Agresi pertahanan atau teritorial, yaitu agresi yang dilakukan oleh

organisme dalam rangka mempertahankan daerah kekuasaannya dari

ancaman atau gangguan anggota spesiesnya sendiri.

6. Agresi maternal, yaitu agresi yang spesifik pada spesies atau

organisme betina (induk) yang dilakukan untuk melindungi anak-

anaknya dari berbagai ancaman.

7. Agresi instrumental, yaitu agresi yang dipelajari, diperkuat dan

dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.

B. Altruisme

1. Pengertian Altrusime

Beberapa ahli psikologi memberikan definisi untuk membedakan

antara perilaku prososial dan perilaku altruistik. Terdapat dua hal yang

membedakan antara perilaku prososial dan perilaku altruistik. Pertama,

perilaku altruistik adalah bagian dari perilaku prososial. Kedua, pada


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 29

perilaku prososial ada tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku setelah

melakukan suatu kebaikan, sedangkan pada perilaku altruistik pelaku tidak

mengharapkan adanya balas jasa atau imbalan setelah pelaku melakukan

suatu kebaikan.

Tingkah laku prososial adalah tindakan individu untuk menolong

orang lain tanpa adanya keuntungan langsung bagi si penolong (Baron,

Bryne dan Brascombe, 2006). Tingkah laku prososial mencakup kategori

yang sangat luas, meliputi segala tindakan yang dilakukan atau

direncanakan untuk menolong orang lain, tanpa memperdulikan motif-

motis si penolong. Beberapa jenis perilaku prososial tidak merupakan

tindakan altruistik. Sebagai contoh seorang Kader partai politik yang

memberikan sumbangan dana yang cukup besar dalam suatu kegiatan

sosial yang ditujukan untuk menolong korban bencana alam, sang Kader

memilliki harapan dirinya akan mendapatkan penghargaan dari orang lain

maupun dari korban bencana dan akan dipilih untuk menduduki jabatan

penting dalan pemerintahan. Tindakan tersebut merupakan perilaku

prososial tetapi tidak altruistik. Perilaku prososial berkisar dari tindakan

altruistik atau tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya

(Rushton, 1980).

Dalam menolong yang lebih diutamakan adalah kepentingan orang

lain dibandingkan kepentingan diri sendiri, terutama dalam situasi darurat

(Deaus, Dane, dan Wrightsman, 1993). Menolong sebagai tingkah laku

yang ditujukan untuk membantu orang lain, terkadang dalam beberapa


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 30

kasus bisa saja tidak dapat mencapai tujuannya. Hal ini dapat disebabkan

karena penolong tidak mengetahui kesulitan korban yang sesungguhnya

(Holander, 1981) atau karena penolong tidak memiliki keterampilan yang

memadai untuk menolong korban sehingga dapat berakibat fatal baik bagi

penolong maupun orang yang akan ditolong. Sebagai contoh seseorang

yang tidak bisa berenang berusaha menolong rekannya yang hanyut di

lautan, sehingga orang yang menolong berpotensi untuk ikut hanyut

bahkan tenggelam juga.

Altruisme adalah tindakan menolong orang lain tanpa

mengharapkan imbalan apapun (Sears, 1994). Dengan definisi tersebut,

apakah tindakan seseorang altruistik atau tidak, tergantung pada tujuan si

penolong. Batson (2008) menyatakan altruisme adalah motivasi untuk

meningkatkan kesejahteraan orang lain. Pada altruisme, tindakan

menolong orang atau memberikan bantuan pada orang lain adalah bersifat

tidak mementingkan diri sendiri (selfless) bukan untuk kepentingan diri

sendiri (selfish) (Sarwono, 2009). Sebagai contoh seseorang yang melihat

korban kecelakaan motor lalu segera mengangkat tubuh korban ke tepi

jalan serta menghubungi rumah sakit untuk minta dikirimkan Ambulance

untuk membawa tubuh korban ke rumah sakit dan segera dirawat, tanpa

mengharapkan imbalan dan penghargaan apapun dari korban, keluarga

korban maupun orang lain.

Altruisme adalah lawan dari egoisme. Altruisme murni memberi

tanpa memperhatikan ganjaran ataupun keuntungan. Sedangkan egoisme


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 31

mengutamakan kepentingan sendiri diatas kepentingan orang lain untuk

mengejar kesenangan sendiri maupun untuk tujuan lain. Menurut Myers

(1983) dalam psikologi sosial, altruisme berarti memusatkan perhatian

pada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, menaruh perhatian pada

orang lain tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain. Maka dapat

diambil kesimpulan bahwa perilaku altruisme adalah tindakan yang

dilakukan untuk menolong dan memberikan manfaat positif bagi orang

lain tanpa mengharapkan adanya imbalan dalam bentuk apapun.

2. Teori Altruisme

Ada beberapa teori yang membahas tentang altruisme. Dalam

bukunya, Sarwono (2009) menuliskan beberapa teori altruisme, antara lain

adalah:

a. Teori evolusi.

Menurut teori evolusi, inti dari kehidupan adalah kelangsungan

hidup gen. Manusia berusaha agar gennya tetap lestari atau tidak

punah.

1.) Perlindungan kerabat (kin protection).

Menurut teori evolusi, tindakan orang tua dalam

melindungi dan membantu anaknya ini adalah demi kelangsungan

gen-gen orang tua yang ada di dalam diri anaknya. Orang tua yang

mengutamakan kesejahteraan anak dibandingkan dengan

kesejahteraan dirinya sendiri memiliki peluang yang besar agar


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 32

gennya tetap bertahan dan lestari bila dibandingkan dengan orang

tua yang mengabaikan anaknya (Myers dalam Sarwono, 1988). Hal

tersebut juga berlaku untuk keluarga jauh yang masih memiliki

kedekatan gen-gen secara biologis, sehingga manusia akan secara

otomatis memiliki keinginan untuk lebih menolong orang yang

masih memiliki hubungan keluarga dengannya.

2.) Timbal balik biologik (biological reciprocity).

Prinsip timbal balik biologik memiliki arti menolong untuk

memperoleh pertolongan kembali (Sarwono, 2002). Seseorang

menolong karena ia memiliki harapan kelak suatu saat ia akan

memperoleh balasan pertolongan dari orang yang telah ia tolong.

b. Teori belajar.

Pengaplikasian teori belajar pada tingkah laku menolong

merupakan salah satu cara untuk mengungkap bagaimana seseorang

belajar untuk menolong orang lain dan dalam kondisi yang seperti apa

seseorang memiliki kemungkinan untuk menolong.

1.) Teori belajar sosial (social learning theory).

Dalam teori belajar sosial, tingkah laku manusia dijelaskan

sebagai hasil dari proses belajar terhadap lingkungan. Seseorang

menolong karena sebelumnya telah mengalami proses belajar

melalui observasi terhadap model prososial. Jika model prososial

mendukung terjadinya tingkah laku menolong, maka sebaliknya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 33

model antisosial dapat menghambat tingkah laku menolong

(Baron, Bryne, dan Brascombe dalam Sarwono, 2009). Dengan

demikian seseorang dapat menjadi pribadi yang altruis karena

lingkungannya telah lebih dahulu memberi contoh-contoh yang

dapat diobservasi oleh orang tersebut untuk bertindak menolong.

2.) Teori pertukaran sosial (social exchange theory).

Menurut teori pertukaran sosial, interaksi sosial bergantung

pada untung dan rugi yang terjadi. Teori ini melihat tingkah laku

sosial sebagai hubungan pertukaran dengan memberi dan

menerima (take and give relationship). Menurut Deaux, Dane, dan

Wrightsman (dalam Sarwono, 2009) sesuatu yang dipertukarkan

dapat berupa materi (uang, barang, perhiasan) atau non materi

(penghargaan, penerimaan). Teori ini menyatakan bahwa interaksi

manusia mengikuti prinsip ekonomi, yaitu memaksimalkan

ganjaran (keuntungan) dan meminimalkan kerugian. Menurut

Myers (dalam Sarwono, 2009) keuntungan dari tingkah laku

menolong dapat bersifat menolong untuk memperoleh imbalan dari

lingkungan (external self rewards) atau menolong untuk

mendapatkan kepuasan batin (internal self rewards).

c. Teori empati.

Empati merupakan respon yang kompleks, mencakup

komponen afektif dan kognitif. Dengan komponen afektif seseorang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 34

dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, dan

dengan komponen kognitif seseorang mampu memahami apa yang

orang lain sedang rasakan beserta dengan alasannya. Daniel Batson

(dalam Sarwono, 2009) menjelaskan adanya hubungan antara empati

dan tingkah laku menolong, serta menjelaskan bahwa empati adalah

sumber dari moticasi altruistik.

1.) Hipotesis empati-altruisme (empathy-altruism hypothesis).

Saat seseorang melihat penderitaan orang lain maka akan

muncul perasaan empati yang mendorong seseorang tersebut untuk

menolong. Dalam kaitannya dengan hipotesis empati-altruisme,

perhatian empatik yang dirasakan seseorang terhadap penderitaan

orang lain akan menghasilkan motivasi untuk mengurangi

penderitaan orang lain tersebut. Motivasi menolong ini bisa sangat

kuat sehingga seseorang bersedia terlibat dalam aktivitas menolong

yang tidak menyenangkan, berbahaya bahkan mengancam jiwanya

(Batson dalam Sarwono, 2009). Dengan demikian motivasi

seseorang untuk menolong adalah karena adanya orang lain yang

membutuhkan bantuan dan menghasilkan rasa yang menyenangkan

bila dapat berbuat baik.

2.) Model mengurangi perasaan negatif (negative-state-relief model).

Melihat orang lain menderita dapat membuat perasaan

seseorang menjadi tidak nyaman sehingga ia berusaha untuk

mengurangi rasa tidak nyaman tersebut dengan cara menolong


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 35

orang yang menderita tersebut. Model mengurangi perasaan negatif

ini dikemukakan oleh Cialdini dan timnya (dalam Sarwono, 2009),

teori ini menjelaskan bahwa orang menolong dengan tujuan untuk

mengurangi perasaan negatif akibat dari melihat penderitaan orang

lain. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa

tingkah laku menolong dapat berperan sebagai self help agar

seseorang dapat terbebas dari suasana hati yang tidak

menyenangkan atau negatif (Sarwono, 2009).

3.) Hipotesis kesenangan empatik (empathic joy hypothesis).

Hipotesis kesenangan empatik merupakan salah satu teori

yang dapat menjelaskan tingkah laku menolong (Smith dalam

Sarwono, 2009). Menurut hipotesis tersebut, seseorang akan

menolong bila ia dapat memperkirakan bisa ikut merasakan

kebahagiaan orang yang akan menerima pertolongannya.

Seseorang yang menolong juga perlu untuk mengetahui bahwa

tindakannya akan memberikan pengaruh positif bagi orang yang

ditolong.

d. Teori perkembangan kognisi sosial.

Saat seseorang berada didalam suatu situasi darurat yang

membutuhkan pertolongan, ia perlu untuk memproses dengan cepat

sejumlah informasi sebelum ia memutuskan untuk memberikan

pertolongan. Dengan demikian, tingkah laku menolong melibatkan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 36

proses kognitif seperti persepsi, penalaran, pemecahan masalah dan

pengambilan keputusan. Pendekatan kognisi memiliki fokus pada

pemahaman yang mendasari terjadinya suatu tingkah laku sosial

(Sarwono, 2009).

e. Teori norma sosial.

Saat seseorang menolong, ia mungkin tidak sadar akan

keuntungan apa yang akan dirinya terima atas pertolongan yang ia

berikan. Ia hanya merasa bahwa ia harus memberikan pertolongan

kepada orang yang membutuhkan. Tindakan menolong ini

dipersepsikan sebagai sesuatu yang diwajibkan oleh norma-norma

masyarakat. Myers (dalam Sarwono, 2009) menyatakan bahwa norma

merupakan harapan-harapan masyarakat berkaitan dengan tingkah laku

yang seharusnya dilakukan seseorang.

1.) Norma timbal-balik (the reciprocity norm).

Alvin Gouldner (dalam Sarwono, 2009) mengemukakan

bahwa salah satu norma yang bersifat universal adalah norma

timbal balik. Yaitu individu harus menolong orang lain yang

pernah menolongnya. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan

bahwa dalam kehidupan bermasyarakat ada prinsip balas budi yang

harus dilakukan. Dengan demikian, individu harus menolong orang

lain karena kelak dimasa depan ia akan ditolong oleh orang lain,

atau sebelumnya individu tersebut pernah ditolong oleh orang lain.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 37

2.) Norma tanggung jawab sosial (the social-responsibility norm).

Menurut Schwartz (dalam Sarwono, 2009) didalam norma

tanggung jawab sosial, individu harus memberikan pertolongan

kepada orang lain yang membutuhkan pertolongan tanpa

mengharapkan adanya balasan dimasa yang akan datang. Norma

ini memotivasi orang untuk memberikan pertolongannya kepada

orang-orang yang lebih lemah dari dirinya. Misalnya membantu

orang cacat, anak kecil, dan orang-orang tua.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Altruisme

Menurut Sarwono (2009) ada beberapa faktor yang mempengaruhi

altruisme seseorang, yaitu:

a. Pengaruh faktor situasional.

1.) Bystander.

Ketika seseorang berada dalam suatu situasi darurat,

bystander atau orang-orang yang berada di sekitar lokasi kejadian

memiliki peran yang cukup besar dalam mempengaruhi seseorang

untuk memutuskan antara menolong dan tidak menolong. Efek

bystander terjadi karena:

- Pengaruh sosial (social influence).

Yaitu pengaruh dari orang lain yang dijadikan sebagai

patokan dalam menginterpretasikan suatu situasi dan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 38

mengambil keputusan untuk menolong. Seseorang akan

menolong jika orang lain juga menolong.

- Hambatan penonton (audience inhibition).

Yaitu merasa dirinya dinilai oleh orang lain dan resiko

membuat malu diri sendiri apabila tindakan menolong yang

dilakukannya kurang tepat sehingga menghambat orang lain

untuk menolong.

- Penyebaran tanggung jawab (diffusion of responsibility).

Dengan adanya kehadiran orang lain maka tanggung

jawab menjadi ikut tersebar ke masing-masing bystander atau

orang lain.

2.) Daya tarik.

Ketertarikan individu pada korban mempengaruhi

kesediaan individu untuk memberikan bantuan pada korban atau

orang yang membutuhkan pertolongan. Apapun faktor yang dapat

meningkatkan ketertarikan bystander kepada korban akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya respon untuk menolong

(Clark dalam Sarwono, 2009). Adanya kesamaan antara penolong

dengan orang yang akan ditolong juga meningkatkan kemungkinan

terjadinya tingkah laku menolong. Seseorang cenderung untuk

menolong orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya (Krebs

dalam Sarwono, 2009).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 39

3.) Atribusi terhadap korban.

Seseorang akan termotivasi untuk memberikan pertolongan

pada orang lain bila sebelumnya ia mengasumsikan bahwa

ketidakberuntungan korban merupakan sesuatu yang diluar kendali

diri korban (Weiner dalam Sarwono, 2009). Dengan demikian

pertolongan tidak akan diberikan bila penderitaan korban

merupakan akibat dari kesalahan korban sendiri.

4.) Ada model.

Seseorang akan terdorong untuk memberikan pertolongan

jika sebelumnya telah ada model yang melakukan tingkah laku

menolong untuk orang lain. Rushton dan Campbell (dalam

Sarwono, 2009) menemukan bahwa orang-orang akan bersedia

mendonorkan darahnya bila sebelumnya mereka melihat ada model

yang mendonorkan darahnya terlebih dahulu.

5.) Desakan waktu.

Orang yang sibuk atau tergesa-gesa memiliki

kecenderungan untuk tidak menolong, sedangkan orang yang

memiliki waktu luang lebih besar kemungkinannya untuk

memberikan bantuan kepada orang lain yang membutuhkan

pertolongan (Sarwono, 2009).

6.) Sifat kebutuhan korban.

Kesediaan menolong dari calon penolong dipengaruhi oleh

kejelasan bahwa korban sungguh-sungguh membutuhkan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 40

pertolongan (clarity of need). Korban memang pantas untuk

mendapatkan bantuan yang dibutuhkan (legitimate of need) dan

bukanlah tanggung jawab korban sehingga korban memerlukan

bantuan dari orang lain (atribusi eksternal) (Deaux, Dane,

Wrightsman dalam Sarwono, 2009). Jadi dapat disimpulkan bahwa

orang yang meminta pertolongan akan memiliki kesempatan yang

lebih besar untuk mendapatkan pertolongan daripada orang yang

tidak meminta pertolongan, walaupun sesungguhnya ia juga

membutuhkan pertolongan.

b. Pengaruh faktor dari dalam diri.

1.) Suasana hati (mood).

Emosi dapat mempengaruhi kecenderungan seseorang

untuk menolong (Baron, Bryne, Brascombe dalam Sarwono,

2009). Secara umum emosi positif dapat meningkatkan tingkah

laku menolong, namun apabila situasinya ambigu maka orang yang

sedang bahagia (emosi positif) cenderung untuk mengartikan

bahwa tidak ada keadaan darurat sehingga ia tidak memberikan

pertolongan. Pada emosi negatif seseorang yang sedang sedih

memiliki kemungkinan menolong yang lebih kecil, namun bila

dengan memberikan pertolongan dapat membuat suasana hati

menjadi lebih baik maka ia akan memberikan pertolongan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 41

2.) Sifat.

Terdapat hubungan antara karakteristik seseorang dengan

kecenderungannya untuk menolong. Individu yang memiliki sifat

pemaaf (forgiveness) cenderung mudah untuk menolong

(Karremans dalam Sarwono, 2009). Individu yang mempunyai

pemantauan diri (self monitoring) yang tinggi juga cenderung

mudah untuk menolong, karena dengan menjadi penolong ia akan

memperoleh penghargaan sosial yang lebih tinggi (White dan

Gerstein dalam Sarwono, 2009). Individu yang memiliki

kebutuhan yang tinggi akan pujian dan penghargaan akan

meningkatkan perilaku menolongnya bila dalam situasi menolong

tersebut dapat memberikan dirinya kesempatan untuk memperoleh

penghargaan (Deutsch dan Lamberti dalam Sarwono, 2009).

3.) Jenis kelamin.

Peranan gender atau jenis kelamin terhadap kecenderungan

individu untuk menolong sangat bergantung pada situasi dan

bentuk pertolongan yang dibutuhkan. Laki-laki cenderung untuk

lebih memilih terlibat dalam aktivitas menolong yang bersifat

darurat dan membahayakan, hal tersebut terkait dengan peran laki-

laki yang memiliki kemampuan lebih dalam hal kekuatan dan lebih

mampu untuk melindungi diri. Sedangkan perempuan lebih

mempunyai keterampilan untuk menolong dalam situasi yang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 42

bersifat memberi dukungan emosi, merawat, dan mengasuh

(Deaux, Dane, Wrightsman dalam Sarwono, 2009).

4.) Tempat tinggal.

Masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan cenderung

untuk lebih penolong bila dibandingkan dengan masyarakat yang

tinggal di daerah perkotaan. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan

menggunakan urban overload hypothesis, yaitu orang-orang yang

tinggal di daerah perkotaan terlalu banyak mendapat stimulasi dari

lingkungan. Oleh karena itu, ia harus selektif dalam menerima

paparan informasi yang sangat banyak agar ia tetap dapat

menjalankan peran-perannya dengan baik. Itulah sebabnya

mengapa masyarakat daerah perkotaan sering tidak memperdulikan

kesusahan orang lain, karena mereka sudah sangat sibuk dengan

beban tugasnya sehari-hari (Deaux, Dane, Wrightsman dalam

Sarwono, 2009).

5.) Pola asuh.

Tingkah laku sosial sebagai bentuk tingkah laku yang

menguntungkan orang lain tidak dapat dilepaskan dari peranan

pola asuh didalam keluarga. Pola asuh yang bersifat demokratis

secara signifikan mempengaruhi adanya kecenderungan anak untuk

tumbuh menjadi individu yang mau menolong. Yaitu melalui

peran-peran orangtua dalam menetapkan standar-standar dan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 43

contoh-contoh tingkah laku menolong (Bern dalam Sarwono,

2009).

4. Aspek-aspek Altruisme

Menurut Baron, Bryne (2005), ada beberapa aspek yang terdapat

pada diri individu yang altruis, yaitu:

a. Empati.

Individu yang senang menolong orang lain memiliki empati

yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan individu yang tidak senang

menolong orang lain. Individu yang altruistik menggambarkan diri

mereka sebagai pribadi yang bertanggung jawab, bersosialisasi,

menenangkan, toleran, memiliki self-control, dan termotivasi untuk

membuat impresi yang baik.

b. Mempercayai dunia yang adil.

Individu yang suka menolong mempersepsikan dunia sebagai

tempat yang adil dan percaya bahwa tingkah laku yang baik akan

diberi imbalan, sedangkan tingkah laku yang buruk akan akan

mendapatkan hukuman.

c. Tanggung jawab sosial.

Setiap individu yang altruis memiliki keyakinan bahwa setiap

orang bertanggung jawab untuk melakukan hal yang terbaik bagi

setiap orang lain yang membutuhkan pertolongan.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 44

d. Locus of control internal.

Individu yang altruis memiliki locus of control yang tinggi dan

memiliki keyakinan bahwa setiap individu berhak untuk menentukan

cara bertingkah lakunya sendiri dengan berusaha untuk

mengoptimalkan hasil akhir yang baik dan meminimalkan yang buruk.

Segala sesuatu yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari

perilaku individu itu sendiri.

e. Egosentrisme rendah.

Individu yang altruis tidak memiliki keinginan untuk menjadi

pribadi yang egosentris, self-absorbed, dan kompetitif.

C. Kegemaran Musik Keras

1. Musik Keras

Ada beragam pandangan mengenai musik sehingga musik

memiliki bermacam-macam definisi, diantaranya: bunyi atau kesan

terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indera pendengar, suatu karya seni

dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya, segala bunyi yang

dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau sekelompok orang dan

disajikan sebagai musik (Rasyid, 2010). Menurut Aristoteles, musik

memiliki kemampuan mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi

rekreatif, dan menumbuhkan jiwa patriotisme. Nietzsche, seorang filsuf

dari Jerman meyakini bahwa musik dapat memberikan kontribusi yang

positif bagi kehidupan manusia. Sehubungan dengan itu, ia mengatakan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 45

“Without music, life would be an error” (Rasyid, 2010). Sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) yang dimaksud dengan

musik adalah nada atau suara yg disusun demikian rupa sehingga

mengandung irama, lagu, dan keharmonisan. Terutama yg menggunakan

alat-alat yg dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu.

Pada tahun 1960-an, musik rock berkembang menjadi beberapa

jenis, seperti folk rock, blues rock, dan jazz rock fusion. Pada tahun 1970-

an lahir aliran soft rock, glam rock, heavy metal, hard rock, progressive

rock dan punk rock. Sub kategori yang mencuat ditahun 1980-an, seperti

new wave rock, hardcore punk dan alternative rock. Sedangkan pada

tahun 1990-an terdapat aliran grunge, britpop, indie rock, dan nu metal.

Sebuah kelompok pemusik yang mengkhususkan diri memainkan musik

rock disebut rock band atau rock group. Grup musik rock memiliki

personil yang terdiri dari pemain gitar, penyanyi, pemain gitar bass dan

pemain drum sehingga membentuk kuartet. Beberapa grup menanggalkan

satu atau dua posisi dan menggunakan penyanyi sebagai pemain alat

musik disamping menyanyi, sehingga membentuk duo atau trio. Grup

lainnya memiliki pemusik tambahan seperti dua orang pemain gitar dan

seorang pemain keyboard. Selain alat-alat tersebut, grup musik rock juga

menggunakan biola, cello, saksofon terompet atau trombon

(http://id.wikipedia.org/wiki/Rock). Musik rock sering disebut sebagai

musik setan karena penggunaan lirik yang kasar serta mengajak untuk

melakukan berbagai hal negatif yang merusak diri sendiri maupun orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 46

lain (Utomo dan Natalia, 1999) walaupun pada periode ini penggunaan

lirik yang kasar sudah mulai tidak digunakan oleh musisi rock.

2. Pengemar Musik Keras

Penggemar musik keras adalah individu atau kelompok yang

menyenangi musik keras. Berdasarkan pada perkembangan musik dunia

maka tumbuhlah berbagai pandangan yang berhubungan pada penikmat

musik. Sebagai contoh musik klasik adalah musiknya orang intelek, yang

mana menurut penelitian juga membantu peningkatan kecerdasan pada

anak, juga memiliki nilai seni dan ilmiah yang tinggi, berkadar keindahan

dan tidak luntur sepanjang massa (Utomo dan Natalia, 1999). Musik rock

dan heavy metal (keras) memiliki penikmat yang cenderung brutal (Utomo

dan Natalia, 1999). Musik keras dapat mempengaruhi pendengarnya,

pengaruh ini dapat masuk melalui lirik atau syair musik, gaya hidup

pemusik keras, gambar atau simbol yang digunakan dalam setiap aktivitas

pemusik keras, terakhir filsafat dan tujuan dari pemusik keras.

D. Masa Awal Dewasa atau Pemuda

Masa dewasa awal merupakan tahap perkembangan keenam dalam

delapan tahap perkembangan menurut Erikson dan rentang usia dalam tahap

ini adalah 18 sampai 30 tahun (Boeree, 2006). Pada masa ini individu

menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi yang akrab dengan

orang lain (intimacy) dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 47

(isolation). Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi

akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai. Apabila tidak,

isolasi akan terjadi (Santrock, 2002).

Intimasi adalah kemampuan untuk memiliki hubungan yang dekat

dengan orang lain seperti sebagai kekasih, teman, atau sahabat. Pada tahap ini

individu telah sungguh-sungguh mengetahui jati dirinya dan tidak takut untuk

kehilangan identitasnya, karena individu telah melewati tahap perkembangan

masa remaja (identity vs identity confusion). Intimasi erat kaitannya dengan

relasi interpersonal, dimana pada masa ini keakraban dan rasa percaya pada

orang lain tumbuh pada diri individu. Orang-orang yang memiliki

kepercayaan interpersonal yang tinggi terlibat lebih banyak dalam tindakan

prososial bila dibandingkan dengan orang-orang yang cenderung untuk tidak

mempercayai orang lain (Cadenhead & Richman dalam Baron, 2005).

Individu-individu yang dikarakteristikkan oleh ketidakpercayaan, sinisme,

egosentris, dan kecenderungan untuk memanipulasi orang lain

(machiavellianism) tergolong kedalam kelompok individu yang paling tidak

mungkin untuk melakukan tindak prososial (McHoskey dalam Baron, 2005).

Apabila individu gagal dalam mencapai tugas perkembangannya maka

individu akan berada pada suatu masalah, yaitu takut akan keterikatan dan

berkomitmen. Sehingga pada tahap ini banyak individu yang menggantung

hubungan mereka dengan orang lain (Boeree, 2006). Pada masa ini juga

apabila individu tidak berhasil dalam mencapai tugas perkembangannya, maka

individu akan cenderung untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan, lebih


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 48

banyak merokok, minum-minuman keras, menggunakan ganja (mariyuana),

dan menggunakan amphetamine, barbiturat dan halusinogen (Bachman,

O’Malley dan Johnston dalam Santrock, 2002). Pesta minum-minuman keras

tingkat berat dan meningkatnya penggunaan kokain juga kerap terjadi, bahkan

hal ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa (Johnston, O’Malley dan

Bachman dalam Santrock, 2002). Hal-hal tersebut dapat menjadi pemicu

berbagai macam bentuk tindakan agresif yang dapat merugikan orang lain dan

bukan merupakan suatu tindakan altruistik yang dapat memberi keuntungan

pada orang lain.

E. Dinamika Hubungan Antar Variabel

Masa dewasa awal merupakan tahap perkembangan keenam dalam

delapan tahap perkembangan menurut Erikson dan rentang usia dalam tahap

ini adalah 18 sampai 30 tahun (Boeree, 2006). Pada masa ini individu

menghadapi tugas perkembangan pembentukan relasi yang akrab dengan

orang lain (intimacy) dan berusaha menghindar dari sikap menyendiri

(isolation). Saat anak muda membentuk persahabatan yang sehat dan relasi

akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan dicapai. Apabila tidak,

isolasi akan terjadi (Santrock, 2002).

Intimasi adalah kemampuan untuk memiliki hubungan yang dekat

dengan orang lain seperti sebagai kekasih, teman, atau sahabat. Pada tahap ini

individu telah sungguh-sungguh mengetahui jati dirinya dan tidak takut untuk

kehilangan identitasnya, karena individu telah melewati tahap perkembangan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 49

masa remaja (identity vs identity confusion). Intimasi erat kaitannya dengan

relasi interpersonal, dimana pada masa ini keakraban dan rasa percaya pada

orang lain tumbuh pada diri individu. Orang-orang yang memiliki

kepercayaan interpersonal yang tinggi terlibat lebih banyak dalam tindakan

prososial bila dibandingkan dengan orang-orang yang cenderung untuk tidak

mempercayai orang lain (Cadenhead & Richman dalam Baron, 2005).

Individu-individu yang dikarakteristikkan oleh ketidakpercayaan, sinisme,

egosentris, dan kecenderungan untuk memanipulasi orang lain

(machiavellianism) tergolong kedalam kelompok individu yang paling tidak

mungkin untuk melakukan tindak prososial (McHoskey dalam Baron, 2005).

Apabila individu gagal dalam mencapai tugas perkembangannya maka

individu akan berada pada suatu masalah, yaitu takut akan keterikatan dan

berkomitmen. Sehingga pada tahap ini banyak individu yang menggantung

hubungan mereka dengan orang lain (Boeree, 2006). Pada masa ini juga

apabila individu tidak berhasil dalam mencapai tugas perkembangannya, maka

individu akan cenderung untuk meningkatkan penggunaan obat-obatan, lebih

banyak merokok, minum-minuman keras, menggunakan ganja (mariyuana),

dan menggunakan amphetamine, barbiturat dan halusinogen (Bachman,

O’Malley dan Johnston dalam Santrock, 2002). Pesta minum-minuman keras

tingkat berat dan meningkatnya penggunaan kokain juga kerap terjadi, bahkan

hal ini sudah dianggap sebagai hal yang biasa (Johnston, O’Malley dan

Bachman dalam Santrock, 2002). Hal-hal tersebut dapat menjadi pemicu

berbagai macam bentuk tindakan agresif yang dapat merugikan orang lain dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 50

bukan merupakan suatu tindakan altruistik yang dapat memberi keuntungan

pada orang lain.

Aksi-aksi kekerasan (agresivitas) dapat terjadi dimana saja. Seperti di

jalan raya, gang-gang kecil perkampungan, bahkan di institusi-institusi

pendidikan. Contohnya adalah, tawuran antar pelajar, perampokan,

pembunuhan, pembacokan, dan lain sebagainya. Aksi-aksi kekerasan tersebut

merupakan bentuk dari tindakan agresif. Menurut suatu penyelidikan

(Koeswara, 1988), dari tahun 1820 hingga tahun 1945 diperkirakan tidak

kurang dari 59 juta nyawa manusia melayang akibat tindakan agresif dari

sesamanya. Dari jumlah tersebut, banyak dari separuhnya adalah korban yang

jatuh dalam peperangan, sedangkan sisanya merupakan korban perkelahian,

penganiayaan, perampokan agresi seksual dan berbagai bentuk agresi lainnya.

Agresivitas mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan untuk

membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, dan juga merupakan

sebuah bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai seseorang. Aksi

tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mengejek, menghina) maupun

kekerasan fisik (menendang, menampar, meninju, dan lain-lain). Tindakan

merusak barang milik orang lain juga dapat dikategorikan sebagai tindakan

agresif. Agresi merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang

lain, baik secara fisik maupun psikis (Baron, 1994).

Leonard Berkowitz (1969) membedakan agresi sebagai tingkah laku

sebagaimana diindikasikan oleh definisi Baron dengan agresi sebagai emosi

yang bisa mengarah kepada tindakan agresif. Berkowitz juga membedakan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 51

agresi ke dalam dua macam agresi, yaitu agresi instrumental (instrumental

aggression) dan agresi benci atau agresi impulsif (hostile aggression /

impulsive aggresion). Agresi instrumental adalah agresi yang dilakukan

organisme atau individu sebagai alat atau cara untuk mencapai tujuan tertentu.

Sedangkan agresi impulsif adalah agresi yang dilakukan hanya sebagai

pelampiasan keinginan untuk melukai atau menyakiti. Agresi impulsif ini

dilakukan tanpa tujuan karena hanya ingin menimbulkan kekacauan,

kerusakan, kesakitan atau kematian pada sasaran atau korban agresi.

Berbeda dengan agresivitas, altruisme merupakan tindakan menolong

orang lain tanpa mengharapkan imbalan apapun, dan altruisme merupakan

bagian dari tindakan prososial. Berdasar pada hal tersebut, apakah tindakan

seseorang altruistik atau tidak, tergantung pada tujuan si penolong. Batson

(2008) menyatakan altruisme adalah motivasi untuk meningkatkan

kesejahteraan orang lain. Pada altruisme, tindakan menolong orang atau

memberikan bantuan pada orang lain adalah bersifat tidak mementingkan diri

sendiri (selfless) dan bukan untuk kepentingan diri sendiri (selfish). Menurut

Myers (1983) dalam psikologi sosial, altruisme berarti memusatkan perhatian

pada orang lain tanpa mengharapkan imbalan, menaruh perhatian pada orang

lain tanpa mengharapkan imbalan dari orang lain.

Empati merupakan syarat dasar bagi tindakan altruisme (Baron, 2005).

Menurut Clary & Orenstein (dalam Baron, 2005), empati terdiri dari

komponen afektif dan kognitif. Secara afektif orang yang berempati dapat

merasakan apa yang orang lain sedang rasakan (Darley dalam Baron, 2005)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 52

sedangkan secara kognitif orang yang berempati akan dapat memahami apa

yang orang lain sedang rasakan dan mengapa (Azar dalam Baron, 2005).

Empati dan motivasi altruistik memiliki hubungan dengan karakter positif

lainnya, seperti rasa kenyamanan, motivasi berprestasi, kemampuan sosial,

dan keadaaan emosional positif. Namun memiliki hubungan negatif dengan

agresivitas (Krueger, Hicks, & McGue; Menesini; Miller & Jansen-op-de-

Haar, dalam Baron, 2005).

Penggemar musik keras adalah individu atau sekumpulan individu

yang memiliki kegemaran untuk mendengarkan musik keras dan penikmat

musik keras biasanya identik dengan tindak kekerasan (agresivitas). Dalam

pertunjukan musik keras biasanya terjadi kerusuhan atau aksi saling menyakiti

yang dilakukan oleh penonton atau penikmat musik keras walaupun pada awal

acara sering diberi peringatan untuk menjaga suasana tetap kondusif. Contoh

yang dapat diambil dari media massa misalnya adalah sebagai berikut. Konser

musik underground di Bandung pada tahun 2008 yang memakan korban tewas

karena terhimpit dan terinjak-injak (kompas.com). Contoh lainnya adalah

terjadinya keributan dalam sebuah konser kelompok band Superman Is Dead

yang diadakan di kota Solo pada tahun 2009, sehingga mengakibatkan satu

orang tewas dan dua orang luka-luka karena terkena benda tajam

(kompas.com). Dari dua contoh diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa para

penikmat musik keras cenderung untuk melakukan tindakan agresif yang

merugikan orang lain.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 53

Ada beberapa hal yang dapat ditemukan dalam penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya, secara khusus dalam hubungan musik dan agresivitas.

Antara lain dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Roy (2001) dapat

ditemukan bahwa subyek yang mendengarkan musik keras memiliki skor

kemarahan yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan subyek yang tidak

mendengarkan musik. Musik agresif atau musik keras juga dapat menurunkan

tingkat kebahagiaan dan mengurangi ketenangan (Mcquinn, 2003). Sedangkan

Hamilton (2001) menemukan bahwa penikmat musik keras memiliki

kecenderungan untuk mengkonsumsi alkohol lebih banyak dibandingkan

dengan penikmat musik lain.

Berdasarkan dari uraian dinamika diatas dapat ditarik kesimpulan

bahwa penikmat musik keras memiliki tingkat kemarahan yang tinggi, tingkat

kebahagiaan dan ketenangan yang rendah, dan kecenderungan yang cukup

tinggi untuk mengkonsumsi alkohol. Hal-hal tersebut dapat memicu tindakan

agresif yang dapat merugikan orang lain dan tidak membangun suatu tindakan

altruistik. Berikut ini adalah bagan yang menggambarkan tentang dinamika

antar variabel penelitian.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 54

[+]

Empati / Relasi interpersonal / Intimasi Altruisme

[-] [-]

Agresivitas

[+]

Penikmat musik keras dewasa awal

Gambar 1. Dinamika hubungan antara agresivitas dengan perilaku altruisme pada

penikmat musik keras usia dewasa awal.

F. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah, ada korelasi atau hubungan yang

negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada penikmat musik

keras usia dewasa awal. Semakin tinggi perilaku agresi maka semakin rendah

perilaku altruisme seseorang. Sebaliknya, bila semakin rendah perilaku agresi

maka semakin tinggi perilaku altruisme seseorang.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, karena penelitian ini

menggunakan perolehan data kuantitatif yang berupa angka-angka lalu diuji

dengan menggunakan metode statistik (Kountour, 2003). Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi. Tujuan penelitian

ini adalah untuk melihat hubungan yang terjadi antara variabel tanpa adanya

pemberian perlakuan tertentu pada variabel-variabel yang digunakan. Variabel

yang diteliti dalam penelitian korelasi berjumlah dua variabel atau lebih. Oleh

karena dalam penelitian korelasi ini tidak ada pemberian perlakuan pada

variabel yang digunakan, maka tidak dapat dilihat hubungan sebab-akibat

antar variabel penelitian (Kountour, 2003). Menurut Kountour (2003),

penelitian korelasi pada umumnya digunakan untuk:

a. Memahami tingkah laku manusia. Melihat hubungan antara

variabel-variabel tertentu pada manusia dengan variabel-

variabel tertentu lainnya.

b. Membuat prediksi tentang kemungkinan yang akan terjadi. Jika

ada hubungan antara dua variabel, apabila terjadi sesuatu pada

variabel pertama maka dapat diprediksikan apa yang akan

terjadi pada variabel kedua.

55
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 56

B. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas : perilaku agresi.

2. Variabel tergantung : perilaku altruisme.

C. Definisi Operasional

1. Perilaku agresi.

Agresi merupakan tingkah laku kekerasan yang dilakukan dengan

sengaja baik secara fisik maupun secara verbal yang ditujukan untuk

menyakiti orang lain atau merusak obyek-obyek lain. Barbara krahe

(2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresif untuk

mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu:

a. Modalitas respon.

Meliputi tindakan agresif yang dilakukan secara fisik ataupun secara

verbal.

b. Kualitas respon.

Meliputi tindakan agresif yang berhasil dilakukan atau berhasil

mengenai sasaran atau tindakan agresif yang gagal dilakukan atau

gagal mengenai sasaran.

c. Kesegeraan.

Meliputi tindakan agresif yang dilakukan individu langsung kepada

sasaran atau yang dilakukan melalui strategi-strategi secara tak

langsung.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 57

d. Visibilitas.

Meliputi perilaku agresif yang tampak dari perilaku individu atau yang

tak tampak dari luar namun dirasakan oleh individu.

e. Hasutan.

Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena diprovokasi atau yang

merupakan tindakan balasan.

f. Arah sasaran.

Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena adanya rasa permusuhan

kepada sasaran atau yang dilakukan karena adanya tujuan lain yang

diinginkan (instrumental).

g. Tipe kerusakan.

Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan fisik atau yang

menyebabkan kerusakan psikologis pada sasaran agresi.

h. Durasi akibat.

Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan sementara atau

yang menyebabkan kerusakan jangka panjang.

i. Unit-unit sosial yang terlibat.

Meliputi perilaku agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan

secara berkelompok.

2. Perilaku altruisme.

Altruisme adalah tindakan yang dilakukan untuk menolong dan

memberikan manfaat positif bagi orang lain tanpa mengharapkan adanya


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 58

imbalan dalam bentuk apapun. Menurut Baron, Bryne (2005), ada

beberapa aspek yang terdapat pada diri individu yang altruis, yaitu:

a. Empati.

Individu yang senang menolong orang lain memiliki empati yang lebih

tinggi bila dibandingkan dengan individu yang tidak senang menolong

orang lain. Individu yang altruistik menggambarkan diri mereka

sebagai pribadi yang bertanggung jawab, bersosialisasi, menenangkan,

toleran, memiliki self-control, dan termotivasi untuk membuat impresi

yang baik.

b. Mempercayai dunia yang adil.

Individu yang suka menolong mempersepsikan dunia sebagai tempat

yang adil dan percaya bahwa tingkah laku yang baik akan diberi

imbalan, sedangkan tingkah laku yang buruk akan akan mendapatkan

hukuman.

c. Tanggung jawab sosial.

Setiap individu yang altruis memiliki keyakinan bahwa setiap orang

bertanggung jawab untuk melakukan hal yang terbaik bagi setiap

orang lain yang membutuhkan pertolongan.

d. Locus of control internal.

Individu yang altruis memiliki locus of control yang tinggi dan

memiliki keyakinan bahwa setiap individu berhak untuk menentukan

cara bertingkah lakunya sendiri dengan berusaha untuk

mengoptimalkan hasil akhir yang baik dan meminimalkan yang buruk.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 59

Segala sesuatu yang terjadi dalam diri individu merupakan hasil dari

perilaku individu itu sendiri.

e. Egosentrisme rendah.

Individu yang altruis tidak memiliki keinginan untuk menjadi pribadi

yang egosentris, self-absorbed, dan kompetitif.

D. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah para penikmat atau penggemar musik

keras (laki-laki dan perempuan) yang tergolong dalam tahap perkembangan

usia dewasa awal (usia 18 sampai 30 tahun) menurut penggolongan Erik

Erikson (Boeree, 2006). Peneliti menggunakan teknik purposive sample yang

berarti pemilihan sampel berdasar dari ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang

dianggap mempunyai kaitan yang erat dengan populasi penelitian (Hadi,

2004).

E. Metode Pengambilan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala

agresivitas dan altruisme dengan menggunakan skala Likert. Kedua skala

disusun dengan memberikan pernyataan-pernyataan yang harus direspon oleh

subyek. Skala Likert tersebut menggunakan empat respon alternatif, yaitu

sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).

Pernyataan-pernyataan disusun berdasar dari aspek-aspek agresivitas dan

altruisme dengan memakai aitem favorable dan aitem unfavorable. Peneliti


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 60

tidak menggunakan alternatif jawaban netral agar subyek dapat lebih tegas

dalam menjawab pernyataan-pernyataan yang diajukan dalam skala. Oleh

karena keterbatasan subyek dan waktu maka peneliti menggunakan metode try

out terpakai.

Skala Agresivitas bersifat favorable, maka skor bagi alternatif jawaban

pada skala agresivitas adalah sangat sesuai (SS)= 4, sesuai (S)= 3, tidak sesuai

(TS)= 2, sangat tidak sesuai (STS)= 1. Sedangkan skala Altruisme bersifat

favorable dan unfavorable, maka skor bagi alternatif jawaban pada skala

altruisme adalah sangat sesuai (SS)= 4, sesuai (S)= 3, tidak sesuai (TS)= 2,

sangat tidak sesuai (STS)= 1 untuk aitem-aitem favorable dan sangat sesuai

(SS)= 1, sesuai (S)= 2, tidak sesuai (TS)= 3, sangat tidak sesuai (STS)= 4

untuk aitem-aitem unfavorable.

Tabel 1

Blue print skala agresivitas

ASPEK NO. AITEM TOTAL

FAVORABLE

a. Modalitas respon. 1, 10, 19, 28, 37, 46 6

b. Kualitas respon. 2, 11, 20, 29, 38, 47 6

c. Kesegeraaan. 3, 12, 21, 30, 39, 48 6

d. Visibilitas. 4, 13, 22, 31, 40, 49 6

e. Hasutan. 5, 14, 23, 32, 41, 50 6

f. Arah sasaran. 6, 15, 24, 33, 42, 51 6

g. Tipe kerusakan. 7, 16, 25, 34, 43, 52 6


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 61

h. Durasi akibat. 8, 17, 26, 35, 44, 53 6

i. Unit-unit sosial yang terlibat. 9, 18, 27, 36, 45, 54 6

TOTAL 54 54

Tabel 2

Blue print skala altruisme

ASPEK NO. AITEM TOTAL

FAV UNFAV

a. Empati. 1, 11, 21 2, 12, 22 6

b. Mempercayai dunia yang adil. 3, 13, 23 4, 14, 24 6

c. Tanggung jawab sosial. 5, 15, 25 6, 16, 26 6

d. Locus of control internal. 7, 17, 27 8, 18, 28 6

e. Egosentrisme rendah. 9, 19, 29 10, 20, 30 6

TOTAL 15 15 30

F. Validitas dan Reliabilitas

Suatu penelitian dapat dikatakan baik apabila kuesionernya telah

memenuhi kriteria valid dan reliabel. Kuesioner yang baik adalah kuesioner

yang mampu mengukur gejala yang akan diukur dan menghasilkan data yang

valid.

1. Validitas

Validitas menunjukkan kinerja kuesioner dalam mengukur apa

yang seharusnya diukur dalam penelitian. Validitas kuesioner adalah


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 62

sejauh mana kuesioner mampu mengukur gejala yang sedang diukur. Tipe

validitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah validitas isi, yang berarti

sejauh mana suatu kuesioner dapat mewakili semua aspek penelitian yang

dianggap sebagai suatu kerangka konsep penelitian (Santosa, 2005).

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa kuesioner tersebut konsisten

untuk mengukur gejala yang sama bila digunakan kembali dilain

kesempatan (Santosa, 2005). Secara teori suatu kuesioner dapat dikatakan

sempurna bila koefisien reliabilitas = 1. Jika koefisien reliabilitas semakin

mendekati angka 1 maka suatu kuesioner semakin tinggi reliabilitasnya.

G. Analisa Data

Metode analisa data yang dipakai dalam penelitian ini adalah korelasi

Pearson Product Moment. Perhitungan korelasi antar variabel (agresivitas dan

altruisme) menggunakan program SPSS 16.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 – 30 Juni 2013.

Peneliti menggunakan dua metode penyebaran kuesioner, yaitu secara

fisik dan secara online. Kuesioner fisik diberikan kepada teman-teman

subyek yang memiliki minat pada musik keras. Penyebaran skala fisik ini

membutuhkan waktu tiga hari karena terdapat skala yang dibawa pulang

subyek untuk diisi sehingga peneliti harus menunggunya. Sedangkan skala

online disebar dimedia sosial dan forum internet yang memiliki kaitan

dengan kegemaran pada musik keras. Total keseluruhan subyek pada

penelitian ini adalah 72 orang dengan rincian 18 subyek pada skala fisik

dan 54 subyek pada skala online. Oleh karena keterbatasan subyek dan

waktu maka peneliti menggunakan metode try out terpakai, dimana

pengambilan data dilakukan satu kali dan digunakan sebagai try out alat

ukur sekaligus digunakan sebagai data penelitian.

B. DESKRIPSI SUBYEK

Berikut ini adalah deskripsi 72 subyek yang responnya dianalisa

dalam penelitian ini.

63
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 64

Tabel 3

Jenis kelamin subyek

JENIS KELAMIN TOTAL

Laki-laki 69

Perempuan 3

TOTAL 72

Tabel 4

Usia subyek

USIA TOTAL

20 tahun 6

21 tahun 12

22 tahun 12

23 tahun 10

24 tahun 5

25 tahun 12

26 tahun 4

27 tahun 2

28 tahun 3

29 tahun 2

30 tahun 4

TOTAL 72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 65

C. UJI COBA ALAT UKUR

1. Validitas dan reliabilitas skala agresivitas

Perhitungan validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil uji

reliabilitas terhadap skala agresivitas sebelum seleksi aitem adalah

0.959 alpha cronbach, semakin mendekati 1 maka semakin baik. Dari

hasil uji validitas terhadap skala agresivitas terdapat 7 aitem yang

dinyatakan gugur dan 47 aitem yang valid (p≥0.3). Setelah aitem-aitem

yang buruk dibuang, uji reliabilitas dilakukan kembali dan hasilnya

adalah 0.961 alpha cronbach, semakin mendekati angka 1 maka

semakin baik. Hasil penelitian dapat dilihat dilampiran A.

Rincian aitem yang valid dan gugur pada skala agresivitas

dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5

Rincian aitem valid dan gugur pada skala agresivitas

ASPEK NO. AITEM TOTAL

FAVORABLE

a. Modalitas respon. 1*, 10, 19, 28, 37, 46 5

b. Kualitas respon. 2, 11, 20, 29, 38, 47 6

c. Kesegeraaan. 3, 12, 21, 30, 39, 48 6

d. Visibilitas. 4*, 13, 22, 31, 40, 49 5

e. Hasutan. 5, 14, 23, 32, 41, 50 6

f. Arah sasaran. 6*, 15*, 24, 33, 42*, 51 3


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 66

g. Tipe kerusakan. 7, 16, 25, 34, 43, 52 6

h. Durasi akibat. 8, 17, 26, 35, 44, 53* 5

i. Unit-unit sosial yang terlibat. 9, 18*, 27, 36, 45, 54 5

TOTAL 47 47

Angka dengan tanda (*) adalah aitem yang gugur (1, 4, 6, 15, 18, 42, 53).

2. Validitas dan reliabilitas skala altruisme

Perhitungan validitas dan reliabilitas terhadap alat ukur

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Hasil uji

reliabilitas terhadap skala altruisme sebelum dilakukan seleksi aitem

adalah 0.846 alpha cronbach, semakin mendekati angka 1 maka

semakin baik. Dari hasil uji validitas terhadap skala altruisme terdapat

8 aitem yang gugur dan 22 aitem yang dinyatakan baik (p≥0.3).

Setelah aitem-aitem yang buruk dibuang, uji reliabilitas dilakukan

kembali dan hasilnya adalah 0.888 alpha cronbach, semakin mendekati

angka 1 maka semakin baik. Hasil penelitian dapat dilihat dilampiran

B.

Rincian aitem yang valid dan gugur pada skala altruisme dapat

dilihat pada tabel 6 dibawah ini.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 67

Tabel 6

Rincian aitem valid dan gugur pada skala altruisme

ASPEK NO. AITEM TOTAL

FAV. UNFAV.

a. Empati. 1*, 11, 21 2, 12, 22 5

b. Mempercayai 3*, 13, 23 4, 14, 24* 4

dunia yang adil.

c. Tanggung jawab 5, 15, 25 6, 16, 26 6

sosial.

d. Locus of control 7, 17, 27 8, 18, 28 6

internal.

e. Egosentrisme 9*, 19*, 29 10*, 20*, 30* 1

rendah.

TOTAL 11 11 22

Angka dengan tanda (*) adalah aitem yang gugur (1, 3, 9, 10, 19, 20, 24,

30).

D. HASIL PENELITIAN

1. DESKRIPSI DATA PENELITIAN

Berikut ini adalah tabel deskripsi data empiris dan teoritik pada

masing-masing variabel yang dipakai dalam penelitian ini. Untuk

selengkapnya dapat dilihat dilampiran c.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 68

Tabel 7

Deskripsi data hasil penelitian

Variabel Data Min Max Mean SD

Agresivitas Empiris 47.00 145.00 95.500 22.955

Teoritik 54 216 135 27

Altruisme Empiris 56.00 88.00 70.736 7.227

Teoritik 30 120 75 15

Nilai minimum teoritik didapat dari hasil perkalian antara skor

terendah dan jumlah aitem pada skala. Jadi nilai minimum teoritik

agresivitas dapat dihitung dengan 1x54=54. Lalu nilai maksimum

teoritik didapatkan dari hasil perkalian antara skor tertinggi dengan

jumlah aitem pada skala. Jadi nilai maksimum teoritik dapat diperoleh

dengan 4x54= 216. Mean teoritik didapatkan dengan rumus nilai

minimum ditambah dengan nilai maksimum lalu hasilnya dibagi dua.

Jadi mean teoritik agresivitas dapat diperoleh dengan (54+216) / 2=

135.

Untuk selanjutnya pada variabel altruisme, nilai minimum

teoritik didapatkan dengan 1x30=30. Nilai maksimum teoritik

didapatkan dengan cara 4x30=120. Dan mean teoritik didapatkan

dengan (30+120) / 2= 75.

Untuk nilai standar deviasi (SD) teoritik diperoleh dengan cara

pengurangan antara nilai maksimum dan nilai minimum lalu hasilnya

dibagi enam. Jadi SD teoritik agresivitas diperoleh dengan cara (216-


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 69

54) / 6= 27. Sedangkan SD teoritik altruisme diperoleh dengan cara

(120-30) / 6= 15.

Untuk perbandingan antara mean empiris dan mean teoritik

dapat dilihat dengan rumus bila mean empiris lebih besar dari mean

teoritik maka variabel perilaku yang diteliti memiliki tingkat yang

lebih tinggi. Sedangkan apabila mean empiris lebih rendah daripada

mean teoritik maka variabel perilaku yang diteliti memiliki tingkat

yang lebih rendah. Berdasar dari rumus tersebut, dapat dilihat bahwa

subyek memiliki tingkat agresivitas yang lebih rendah (95.00<135).

Dan subyek memiliki tingkat altruisme yang juga rendah (70.736<75).

2. UJI ASUMSI

a. Uji normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan suatu

distribusi data. Maksud data terdistribusi secara normal adalah

bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal dan memusat

pada nilai rata-rata dan median (Santosa, 2005). Uji normalitas

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16. Asumsi uji

normalitas adalah jika p>0.05 maka data terdistribusi normal.

Berikut ini tabel hasil pengujian normalitas pada variabel

yang digunakan pada penelitian ini (lampiran c).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 70

Tabel 8

Uji normalitas

VARIABEL KOL- ASYMP. SIG DISTRIBUSI

SMIRNOV Z (2 TAILED)

Agresivitas 0.957 0.318 Normal

Altruisme 1.127 0.158 Normal

Berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat bahwa kedua

variabel memiliki distribusi normal. Hal tersebut dapat dilihat dari

nilai asymp. Sig. (2 tailed) pada masing-masing variabel (0.318

dan 0.158) yang lebih besar dari 0.05 (p>0.05). Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa data memiliki sebaran yang normal.

b. Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah variabel

penelitian secara signifikan memiliki hubungan yang linear atau

tidak. Uji linearitas ini menggunakan program SPSS 16 dan

variabel dinyatakan linear apabila p<0.05. Berikut adalah tabel

hasil uji linearitas (lampiran c).

Tabel 9

Uji linearitas

F Sig.

Altruisme*agresivitas Combined 1.886 0.054

Linearity 2.911 0.102


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 71

Deviation from 1.865 0.057

linearity

Berdasarkan dari hasil tabel dapat diketahui bahwa nilai

signifikasinya adalah 0.102 (p>0.05), maka dapat disimpulkan

bahwa hubungan antar variabel tidak linear.

3. UJI HIPOTESIS.

Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan uji Pearson

Product Moment. Berikut adalah tabel uji hipotesis dengan

menggunakan SPSS 16 (lampiran c).

Tabel 10

Uji hipotesis

Total agresivitas Total altrusime

Agresivitas Pearson 1 -0.159

correlation

Sig. (1 tailed) 0.090

N 72 72

Altruisme Pearson -0.159 1

correlation

Sig. (1 tailed) 0.090

N 72 72

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada korelasi atau

hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 72

altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Berdasarkan

hasil tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai r (korelasi) adalah -0.159

(tidak ada hubungan) dan nilai p adalah 0.090 (p>0.05). Hal ini berarti

hipotesis ditolak dan tidak signifikan serta menjelaskan bahwa tidak

ada hubungan yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku

altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal.

Sumbangan efektif (SE) perilaku agresivitas ke perilaku

altruisme dapat dihitung dengan menggunakan cara r2 x 100% dengan

demikian (-0.159)2 x 100% = 2.528%. Hal ini menunjukkan perilaku

agresivitas memiliki sumbangan yang kecil sebesar 2.528% untuk

perilaku altruisme.

E. PEMBAHASAN

Berdasar uji hipotesis didapatkan r=-0.159 dan p=0.090 dan

menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku

agresivitas dengan perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia

dewasa awal. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai signifikansi kedua

variabel tersebut sebesar 0.090 (p>0.05). Dengan demikian, hipotesis

dalam penelitian ini ditolak.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada korelasi atau hubungan

yang negatif antara perilaku agresi dengan perilaku altruisme pada

penikmat musik keras usia dewasa awal. Semakin tinggi perilaku agresi

maka semakin rendah perilaku altruisme seseorang. Sebaliknya, bila


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 73

semakin rendah perilaku agresi maka semakin tinggi perilaku altruisme

seseorang. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan beberapa

peneliti yang menyatakan bahwa agresivitas berkorelasi negatif dengan

altruisme (dalam Baron, 2005), hasil uji korelasi menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku agresivitas dengan

perilaku altruisme pada penikmat musik keras usia dewasa awal. Hasil ini

berkaitan dengan hasil deskripsi data yang menunjukkan kedua variabel

masing-masing berada pada tingkat yang rendah. Artinya, rata-rata subyek

penelitian memiliki tingkat agresivitas yang rendah, namun juga memiliki

tingkat altruisme yang rendah.

Berdasarkan dari mean empiris dan mean teoritik deskripsi data

penelitian juga, rata-rata subyek memiliki tingkat agresivitas yang rendah

(95.00<135). Artinya, rata-rata subyek yang merupakan penikmat musik

keras tidak memiliki kecenderungan untuk berperilaku agresif. Hal ini

berbeda dengan berita-berita yang dikabarkan oleh media massa bahwa

sering terjadi kerusuhan dan aksi kekerasan pada konser musik rock.

Agresivitas mengarah pada perilaku atau aksi yang ditujukan untuk

membuat obyeknya mengalami bahaya atau kesakitan, dan juga

merupakan sebuah bentuk keinginan diri untuk menyakiti atau melukai

seseorang. Aksi tersebut dapat berupa kekerasan verbal (mengejek,

menghina) maupun kekerasan fisik (menendang, menampar, meninju, dan

lain-lain). Tindakan merusak barang milik orang lain juga dapat

dikategorikan sebagai tindakan agresif. Menurut Baron (2004), agresi


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 74

merupakan perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti orang lain, baik

secara fisik maupun psikis.

Tingkat agresivitas yang rendah tersebut juga dapat disebabkan

oleh kandungan social desirability yang cukup tinggi pada tiap isi item

pada skala agresivitas. Maksud dari item yang mengandung social

desirability adalah item yang isinya sesuai dengan keinginan sosial atau

dianggap baik oleh norma sosial yang berlaku di masyarakat (Azwar,

2013). Hal tersebut menyebabkan subyek cenderung untuk memilih

pernyataan yang isinya sesuai dengan norma masyarakat, bukan karena

pernyataan tersebut sesuai dengan keadaan diri subyek. Sehingga pada

skala agresivitas tersebut subyek memiliki kecenderungan untuk memilih

jawaban yang tidak menunjukkan bagaimana keadaan diri subyek sendiri

(agresivitas).

Sementara itu, mean empiris dan mean teoritik pada variabel

altruisme menunjukkan bahwa rata-rata subyek memiliki tingkat altruisme

yang rendah (70.736<75). Tingkat altruisme yang rendah pada rata-rata

subyek dapat disebabkan oleh kegagalan individu dalam menghadapi

tahap perkembangan masa dewasa awalnya (intimacy vs. isolation). Pada

masa perkembangan ini individu berusaha untuk membentuk relasi yang

akrab dengan orang lain (intimacy) dan berusaha menghindar dari sikap

menyendiri (isolation). Saat anak muda membentuk persahabatan yang

sehat dan relasi akrab yang intim dengan orang lain, keintiman akan

dicapai. Apabila tidak, isolasi akan terjadi (Santrock, 2002).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 75

Intimasi adalah kemampuan individu untuk memiliki hubungan

yang dekat dengan orang lain seperti sebagai kekasih, teman, atau sahabat.

Intimasi erat kaitannya dengan relasi interpersonal, dimana pada masa ini

keakraban dan rasa percaya pada orang lain tumbuh pada diri individu.

Orang-orang yang memiliki kepercayaan interpersonal yang tinggi terlibat

lebih banyak dalam tindakan prososial bila dibandingkan dengan orang-

orang yang cenderung untuk tidak mempercayai orang lain (dalam Baron,

2005), sementara altruisme merupakan bagian dari tindakan prososial.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa rata-rata subyek belum

mencapai tugas perkembangannya dengan baik. Subyek tidak memiliki

kepercayaan interpersonal yang tinggi sehingga memiliki tingkat altruisme

yang rendah.

Melalui hasil deskripsi data pada variabel altruisme, juga

menunjukkan bahwa rata-rata subyek tidak memiliki empati yang

merupakan syarat dasar bagi tindakan altruisme. Individu yang memiliki

altruisme yang tinggi juga memiliki empati yang tinggi pula. Empati dan

motivasi altruistik memiliki hubungan dengan karakter positif lainnya,

seperti rasa kenyamanan, motivasi berprestasi, kemampuan sosial, dan

keadaaan emosional positif (Baron, 2005).

Menurut Clary & Orenstein (dalam Baron, 2005), empati terdiri

dari komponen afektif dan kognitif. Secara afektif orang yang berempati

dapat merasakan apa yang orang lain sedang rasakan (Baron, 2005),
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 76

sedangkan secara kognitif orang yang berempati akan dapat memahami

apa yang orang lain sedang rasakan dan mengapa (Baron, 2005).

Dengan demikian, dapat disimpulkan juga bahwa rata-rata subyek

kurang memiliki komponen afektif dan kognitif, sehingga menghasilkan

data yang menunjukkan rata-rata subyek memiliki tingkat altruisme yang

rendah.

Secara umum hasil analisa statistik terhadap data penelitian yang

telah dilakukan dan informasi yang peneliti peroleh, tidak mendukung

hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Yaitu tidak ada hubungan yang

signifikan antara perilaku agresivitas dengan perilaku altruisme pada

penikmat musik keras usia dewasa awal.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan, diperoleh data

nilai r (korelasi) adalah -0.159 (tidak ada hubungan) dan nilai p adalah

0.090 (p>0.05) (tidak signifikan). Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak ada hubungan antara perilaku agresivitas dengan perilaku

altruisme, serta kedua variabel memiliki mean empiris yang tergolong

rendah.

B. SARAN

1. Bagi subyek penelitian.

Subyek penelitian diharapkan dapat mengendalikan perilaku

agresifnya supaya tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Serta

melatih diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih altruis dengan cara

banyak melakukan hal-hal yang bersifat positif dan membangun.

2. Bagi penelitian selanjutnya.

Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan

dasar teori yang lebih kuat. Serta menggunakan pola penyebaran

77
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 78

subyek yang lebih direncanakan agar dapat mendukung hasil

penelitian menjadi lebih baik.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Azwar, S. 2003. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. 2013. Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Baron, R. A. 1994. Social Psychology 7th Edition Understanding Human


Interaction. Boston: Allyn and Bacon.

Baron, R. A. 2005. Psikologi Sosial Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Boeree, C. G. 2006. Personality Theories. Yogyakarta: Prismasophie.

Chimento, M. M. & Tafalla, R.R. (2002). The Effects of Music on Perceived


Levels of Stress. National Undergraduate Research Clearinghouse, 5.
Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/.
Retrieved March 15, 2012.

Coss, S. L. (2000). The Effects of Heavy Metal Music on Aggression in


College Students. National Undergraduate Research Clearinghouse, 3.
Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/.
Retrieved July 15, 2012.

Goleman, D. 1996. Emotional Intelligence. New York: Bantam Books.

Hadi, S. 2004. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset.

Hamilton, A. M. (2001). The Relationship Between Genre of Music and


Alcohol Consumption by Patrons at Music Venues. National
Undergraduate Research Clearinghouse, 4. Available online at
http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15,
2012.

Hill, M. E. (2000). The Effects of Heavy Metal Music on Levels of


Aggression in College Students. National Undergraduate Research
Clearinghouse, 3. Available online at
http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15,
2011.

Koeswara, E. 1988. Agresi Manusia. Bandung: PT ERESCO.

Kountur, Ronny. 2003. Metode Penelitian untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: Penerbit PPM.

79
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 80

Krahe, B. 2005. Perilaku Agresi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kruger, D. J. 2001. Psychological aspects of adaptations for kin directed


altruistic helping behaviors. Social Behavior and Personality, 29,
323-330.

Mcquinn, N.M. & Nesslage, J.L (2003). Does Music Have an Influence on the
Moods of College Students?. National Undergraduate Research
Clearinghouse, 6. Available online at
http://www.webclearinghouse.net/volume/. Retrieved March 15,
2012.

Myers, D. G. 1983. Social Psychology. New York: Mc Graw – Hill Book


Company.

Piliavin, J., & Charng H. W. 1990. Altruism: a review of recent theory and
research. Annual Review of Sociology, 16, 27 – 65.

Santosa, P. B, Ashari. 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan


SPSS. Yogyakarta: Andi Offset.

Roy, S. E. (2001). The Effects of Different Types of Music on Cognitive


Processes. National Undergraduate Research Clearinghouse, 4.
Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/.
Retrieved March 15, 2012.

Santrock, J.W. 2002. Life Span Development: Perkembangan Masa Hidup.


Jakarta: Erlangga.

Sarwono, S. W. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Sears, D. O. 1985. Psikologi Sosial jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Sugono, D., & Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Pusat Bahasa Depdiknas.

Suryabrata, S. 2008. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Staub, E. 1978. Positive Social Behavior and Morality Vol 1. New York:
Academic Press Inc.

Taylor, S. E. 2009. Psikologi Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 81

Utomo, Kristiani & Johana Natalia. 1999. Hasil Penelitian. Pengaruh


Pemberian Musik Klasik Terhadap Perilaku Emosional Anak Usia 5-
6 Tahun (vol. 14 – no. 5, Juli-September). Anima.

White, L. S. (2001). the Relationship Between Alcohol Consumption and


Type of Music . National Undergraduate Research Clearinghouse, 4.
Available online at http://www.webclearinghouse.net/volume/.
Retrieved March 15, 2011.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN

82
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 83

LAMPIRAN A
(AGRESIVITAS)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 84

TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA AGRESIVITAS SEBELUM


SELEKSI ITEM
Validitas
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

agg1* 104.2639 564.084 .288 . .959

agg2 104.4306 549.798 .672 . .957

agg3 103.8056 542.976 .646 . .958

agg4* 104.1250 569.942 .140 . .960

agg5 104.5417 556.590 .607 . .958

agg6* 105.0278 569.887 .247 . .959

agg7 104.2917 547.477 .664 . .957

agg8 104.0556 545.039 .743 . .957

agg9 104.9583 565.421 .359 . .959

agg10 104.4583 561.829 .368 . .959

agg11 104.3333 547.014 .671 . .957

agg12 103.6111 546.551 .624 . .958

agg13 104.4861 554.563 .614 . .958

agg14 103.6806 548.164 .539 . .958

agg15* 105.0417 568.857 .299 . .959

agg16 104.7222 557.725 .592 . .958

agg17 104.6944 558.441 .550 . .958

agg18* 104.9028 569.019 .244 . .959

agg19 104.4167 560.894 .375 . .959

agg20 104.2917 557.843 .506 . .958

agg21 104.7361 563.042 .410 . .958

agg22 103.8750 561.660 .321 . .959

agg23 103.8889 553.171 .495 . .958

agg24 104.5556 551.828 .672 . .958

agg25 104.3333 549.775 .640 . .958

agg26 104.7500 560.500 .537 . .958

agg27 104.7083 563.505 .395 . .959

agg28 104.2361 562.042 .327 . .959

agg29 104.0972 559.413 .449 . .958

agg30 104.2778 562.851 .310 . .959

agg31 103.8611 563.361 .313 . .959


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 85

agg32 103.6111 548.889 .635 . .958

agg33 104.0139 539.563 .784 . .957

agg34 104.4444 553.462 .581 . .958

agg35 104.3056 546.131 .692 . .957

agg36 104.5000 554.310 .555 . .958

agg37 104.4861 553.352 .670 . .958

agg38 104.0833 543.993 .764 . .957

agg39 104.3056 553.060 .566 . .958

agg40 104.1806 549.953 .632 . .958

agg41 104.1250 544.026 .734 . .957

agg42* 104.8889 566.804 .286 . .959

agg43 104.1944 552.610 .658 . .958

agg44 104.2361 547.225 .746 . .957

agg45 103.7361 550.422 .537 . .958

agg46 104.3333 555.465 .587 . .958

agg47 104.0417 546.040 .700 . .957

agg48 104.0278 554.675 .475 . .958

agg49 104.4861 556.366 .528 . .958

agg50 104.2083 546.590 .702 . .957

agg51 104.1667 542.507 .773 . .957

agg52 104.1389 553.304 .627 . .958

agg53* 104.9167 569.148 .254 . .959

agg54 103.8333 544.620 .621 . .958

(*) item gugur p≥0.30

Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.959 .958 54

Alpha cronbach = 0.959 semakin mendekati 1 semakin baik.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 86

TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA AGRESIVITAS SESUDAH


SELEKSI ITEM
Validitas
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

agg2 93.6528 502.343 .669 . .960

agg3 93.0278 494.901 .664 . .960

agg5 93.7639 508.859 .602 . .960

agg7 93.5139 499.465 .679 . .960

agg8 93.2778 497.330 .753 . .959

agg9 94.1806 517.615 .342 . .961

agg10 93.6806 514.333 .350 . .961

agg11 93.5556 499.574 .671 . .960

agg12 92.8333 498.563 .637 . .960

agg13 93.7083 507.421 .593 . .960

agg14 92.9028 499.723 .560 . .960

agg16 93.9444 510.053 .583 . .960

agg17 93.9167 510.894 .536 . .960

agg19 93.6389 513.164 .366 . .961

agg20 93.5139 509.859 .508 . .960

agg21 93.9583 515.421 .391 . .961

agg22 93.0972 513.075 .334 . .961

agg23 93.1111 504.861 .509 . .960

agg24 93.7778 504.485 .663 . .960

agg25 93.5556 502.363 .636 . .960

agg26 93.9722 513.070 .514 . .960

agg27 93.9306 515.953 .373 . .961

agg28 93.4583 514.731 .306 . .961

agg29 93.3194 511.263 .453 . .961

agg30 93.5000 514.535 .314 . .961

agg31 93.0833 515.148 .314 . .961

agg32 92.8333 500.507 .658 . .960

agg33 93.2361 491.986 .795 . .959

agg34 93.6667 505.521 .587 . .960

agg35 93.5278 498.591 .695 . .960

agg36 93.7222 506.908 .544 . .960


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 87

agg37 93.7083 505.871 .662 . .960

agg38 93.3056 496.131 .779 . .959

agg39 93.5278 505.689 .556 . .960

agg40 93.4028 502.441 .630 . .960

agg41 93.3472 496.709 .734 . .959

agg43 93.4167 504.838 .660 . .960

agg44 93.4583 499.407 .757 . .959

agg45 92.9583 502.548 .543 . .960

agg46 93.5556 507.856 .580 . .960

agg47 93.2639 497.690 .725 . .959

agg48 93.2500 506.641 .481 . .961

agg49 93.7083 508.576 .526 . .960

agg50 93.4306 499.488 .694 . .960

agg51 93.3889 494.861 .784 . .959

agg52 93.3611 504.995 .645 . .960

agg54 93.0556 496.955 .628 . .960

Setelah item digugurkan.

Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.961 .961 47

Alpha cronbach = 0.961 semakin mendekati 1 semakin baik.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 88

LAMPIRAN B
(ALTRUISME)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 89

TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA ALTRUISME SEBELUM


SELEKSI ITEM
Validitas
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

alt1* 90.6111 65.030 .215 . .846

alt2 90.1667 64.901 .381 . .842

alt3* 90.4583 64.252 .179 . .850

alt4 90.0278 62.506 .647 . .835

alt5 90.1944 62.441 .514 . .837

alt6 90.2083 64.928 .405 . .841

alt7 89.9583 62.970 .485 . .838

alt8 90.0417 63.815 .364 . .841

alt9* 90.4722 65.098 .206 . .846

alt10* 90.9444 67.603 -.028 . .854

alt11 90.3611 63.304 .472 . .839

alt12 90.2083 63.519 .471 . .839

alt13 90.4861 62.281 .487 . .838

alt14 90.4028 63.540 .480 . .839

alt15 90.1250 62.759 .549 . .837

alt16 90.4583 62.956 .375 . .841

alt17 90.1806 62.404 .455 . .838

alt18 90.0139 62.521 .543 . .837

alt19* 90.2639 65.521 .196 . .846

alt20* 90.3889 64.945 .229 . .846

alt21 90.3750 61.364 .600 . .834

alt22 90.2500 62.951 .571 . .837

alt23 90.3750 61.336 .442 . .839

alt24* 90.4444 63.124 .254 . .847

alt25 90.0972 63.751 .400 . .841

alt26 90.0139 63.422 .401 . .840

alt27 90.0278 63.379 .390 . .841

alt28 89.9722 62.309 .589 . .836

alt29 90.4861 61.549 .476 . .838

alt30* 91.0694 69.361 -.174 . .859

(*) item gugur p≥0.30


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 90

Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.846 .865 30

Alpha cronbach = 0.846 semakin mendekati 1 semakin baik.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 91

TABEL VALIDITAS DAN RELIABILITAS SKALA ALTRUISME SESUDAH


SELEKSI ITEM
Validitas
Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

alt2 67.4861 49.324 .443 . .885

alt4 67.3472 47.807 .615 . .881

alt5 67.5139 47.070 .571 . .881

alt6 67.5278 49.323 .476 . .885

alt7 67.2778 47.443 .557 . .882

alt8 67.3611 48.487 .392 . .886

alt11 67.6806 47.742 .546 . .882

alt12 67.5278 48.365 .486 . .884

alt13 67.8056 47.229 .505 . .883

alt14 67.7222 48.034 .547 . .882

alt15 67.4444 47.715 .563 . .882

alt16 67.7778 47.358 .438 . .886

alt17 67.5000 47.493 .454 . .885

alt18 67.3333 47.634 .539 . .882

alt21 67.6944 46.497 .612 . .880

alt22 67.5694 47.939 .578 . .882

alt23 67.6944 47.370 .365 . .889

alt25 67.4167 48.641 .404 . .886

alt26 67.3333 48.169 .426 . .885

alt27 67.3472 48.371 .387 . .887

alt28 67.2917 47.364 .597 . .881

alt29 67.8056 47.060 .442 . .886

Setelah item gugur.

Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha Based on


Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.888 .896 22

Alpha cronbach = 0.888 semakin mendekati 1 semakin baik.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 92

LAMPIRAN C
(DESKRIPSI DATA, NORMALITAS,
LINEARITAS, KORELASI)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 93

Deskripsi data penelitian semua variabel (mean, nilai maksimum, nilai minimum empiris).
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

totalagg 72 47.00 145.00 95.5000 22.95495

totalalt 72 56.00 88.00 70.7361 7.22670

Valid N (listwise) 72

Tabel hasil uji normalitas


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

totalagg totalalt

N 72 72
a
Normal Parameters Mean 95.5000 70.7361

Std. Deviation 2.29549E1 7.22670

Most Extreme Differences Absolute .113 .133

Positive .059 .133

Negative -.113 -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .957 1.127

Asymp. Sig. (2-tailed) .318 .158

a. Test distribution is Normal.

Tabel uji linearitas


ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

totalalt * totalagg Between Groups (Combined) 2995.069 49 61.124 1.886 .054

Linearity 94.322 1 94.322 2.911 .102

Deviation from Linearity 2900.748 48 60.432 1.865 .057

Within Groups 712.917 22 32.405

Total 3707.986 71
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 94

Tabel uji korelasi / hipotesis


Correlations

totalagg totalalt

totalagg Pearson Correlation 1 -.159

Sig. (1-tailed) .090

N 72 72

totalalt Pearson Correlation -.159 1

Sig. (1-tailed) .090

N 72 72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 95

LAMPIRAN CAMPUR OUTPUT SPSS


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 96

SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\agg raw.sav'


/COMPRESSED.
RELIABILITY
/VARIABLES=agg1 agg2 agg3 agg4 agg5 agg6 agg7 agg8 agg9 agg10 agg11 agg12 agg13 a
gg14 agg15 agg16 agg17 agg18 agg19 agg20 agg21 ag
g22 agg23 agg24 agg25 agg26 agg27 agg28 agg29 agg30 agg31 agg32 agg33 agg34 agg3
5 agg36 agg37 agg38 agg39 agg40 agg41
agg42 agg43 agg44 agg45 agg46 agg47 agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg53 agg54
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV

/SUMMARY=TOTAL MEANS.

Reliability sebelum
Notes

Output Created 04-Jul-2013 17:46:22

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\agg raw.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data
for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=agg1 agg2 agg3 agg4 agg5
agg6 agg7 agg8 agg9 agg10 agg11 agg12
agg13 agg14 agg15 agg16 agg17 agg18 agg19
agg20 agg21 agg22 agg23 agg24 agg25 agg26
agg27 agg28 agg29 agg30 agg31 agg32 agg33
agg34 agg35 agg36 agg37 agg38 agg39 agg40
agg41
agg42 agg43 agg44 agg45 agg46 agg47
agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg53 agg54
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
COV
/SUMMARY=TOTAL MEANS.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 97

Resources Processor Time 00:00:00.265

Elapsed Time 00:00:00.172

[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\agg raw.sav


Warnings

The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix
cannot be computed and they are displayed as system missing values.

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.959 .958 54

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

agg1 2.0139 .79599 72

agg2 1.8472 .79894 72

agg3 2.4722 1.04776 72

agg4 2.1528 .76287 72

agg5 1.7361 .64988 72

agg6 1.2500 .46724 72

agg7 1.9861 .88003 72

agg8 2.2222 .85945 72

agg9 1.3194 .57718 72


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 98

agg10 1.8194 .75669 72

agg11 1.9444 .88634 72

agg12 2.6667 .96415 72

agg13 1.7917 .71083 72

agg14 2.5972 1.04355 72

agg15 1.2361 .45943 72

agg16 1.5556 .62549 72

agg17 1.5833 .64459 72

agg18 1.3750 .54223 72

agg19 1.8611 .79267 72

agg20 1.9861 .72176 72

agg21 1.5417 .62658 72

agg22 2.4028 .86659 72

agg23 2.3889 .92775 72

agg24 1.7222 .73585 72

agg25 1.9444 .83731 72

agg26 1.5278 .58073 72

agg27 1.5694 .62408 72

agg28 2.0417 .82969 72

agg29 2.1806 .73784 72

agg30 2.0000 .82223 72

agg31 2.4167 .78274 72

agg32 2.6667 .87210 72

agg33 2.2639 .96404 72

agg34 1.8333 .78722 72

agg35 1.9722 .88767 72

agg36 1.7778 .79119 72

agg37 1.7917 .69073 72

agg38 2.1944 .86625 72

agg39 1.9722 .82175 72

agg40 2.0972 .84186 72

agg41 2.1528 .89851 72

agg42 1.3889 .61794 72

agg43 2.0833 .72675 72

agg44 2.0417 .79501 72

agg45 2.5417 .96323 72


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 99

agg46 1.9444 .70987 72

agg47 2.2361 .88003 72

agg48 2.2500 .89992 72

agg49 1.7917 .74941 72

agg50 2.0694 .86116 72

agg51 2.1111 .89687 72

agg52 2.1389 .73744 72

agg53 1.3611 .51198 72

agg54 2.4444 1.03310 72

Summary Item Statistics

Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items

Item Means 1.968 1.236 2.667 1.431 2.157 .132 54

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

agg1 104.2639 564.084 .288 . .959

agg2 104.4306 549.798 .672 . .957

agg3 103.8056 542.976 .646 . .958

agg4 104.1250 569.942 .140 . .960

agg5 104.5417 556.590 .607 . .958

agg6 105.0278 569.887 .247 . .959

agg7 104.2917 547.477 .664 . .957

agg8 104.0556 545.039 .743 . .957

agg9 104.9583 565.421 .359 . .959

agg10 104.4583 561.829 .368 . .959

agg11 104.3333 547.014 .671 . .957

agg12 103.6111 546.551 .624 . .958

agg13 104.4861 554.563 .614 . .958

agg14 103.6806 548.164 .539 . .958

agg15 105.0417 568.857 .299 . .959

agg16 104.7222 557.725 .592 . .958


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 100

agg17 104.6944 558.441 .550 . .958

agg18 104.9028 569.019 .244 . .959

agg19 104.4167 560.894 .375 . .959

agg20 104.2917 557.843 .506 . .958

agg21 104.7361 563.042 .410 . .958

agg22 103.8750 561.660 .321 . .959

agg23 103.8889 553.171 .495 . .958

agg24 104.5556 551.828 .672 . .958

agg25 104.3333 549.775 .640 . .958

agg26 104.7500 560.500 .537 . .958

agg27 104.7083 563.505 .395 . .959

agg28 104.2361 562.042 .327 . .959

agg29 104.0972 559.413 .449 . .958

agg30 104.2778 562.851 .310 . .959

agg31 103.8611 563.361 .313 . .959

agg32 103.6111 548.889 .635 . .958

agg33 104.0139 539.563 .784 . .957

agg34 104.4444 553.462 .581 . .958

agg35 104.3056 546.131 .692 . .957

agg36 104.5000 554.310 .555 . .958

agg37 104.4861 553.352 .670 . .958

agg38 104.0833 543.993 .764 . .957

agg39 104.3056 553.060 .566 . .958

agg40 104.1806 549.953 .632 . .958

agg41 104.1250 544.026 .734 . .957

agg42 104.8889 566.804 .286 . .959

agg43 104.1944 552.610 .658 . .958

agg44 104.2361 547.225 .746 . .957

agg45 103.7361 550.422 .537 . .958

agg46 104.3333 555.465 .587 . .958

agg47 104.0417 546.040 .700 . .957

agg48 104.0278 554.675 .475 . .958

agg49 104.4861 556.366 .528 . .958

agg50 104.2083 546.590 .702 . .957

agg51 104.1667 542.507 .773 . .957

agg52 104.1389 553.304 .627 . .958


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 101

agg53 104.9167 569.148 .254 . .959

agg54 103.8333 544.620 .621 . .958

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

1.0628E2 575.612 23.99191 54

NEW FILE.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav'
/COMPRESSED.
DATASET ACTIVATE DataSet0.
DATASET CLOSE DataSet1.
NEW FILE.
DATASET NAME DataSet2 WINDOW=FRONT.
SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav'
/COMPRESSED.
RELIABILITY
/VARIABLES=agg2 agg3 agg5 agg7 agg8 agg9 agg10 agg11 agg12 agg13 agg14 agg16 agg1
7 agg19 agg20 agg21 agg22 agg23 agg24 agg25 agg26
agg27 agg28 agg29 agg30 agg31 agg32 agg33 agg34 agg35 agg36 agg37 agg38 agg39 a
gg40 agg41 agg43 agg44 agg45 agg46 agg47
agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg54
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV

/SUMMARY=TOTAL.

Reliability sesudah

Notes

Output Created 04-Jul-2013 18:09:13

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav

Active Dataset DataSet2

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 102

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data
for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=agg2 agg3 agg5 agg7 agg8
agg9 agg10 agg11 agg12 agg13 agg14 agg16
agg17 agg19 agg20 agg21 agg22 agg23 agg24
agg25 agg26 agg27 agg28 agg29 agg30 agg31
agg32 agg33 agg34 agg35 agg36 agg37 agg38
agg39 agg40 agg41 agg43 agg44 agg45 agg46
agg47
agg48 agg49 agg50 agg51 agg52 agg54
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
COV
/SUMMARY=TOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00.203

Elapsed Time 00:00:00.123

[DataSet2] C:\Users\acer\Documents\agg selected item.sav

Warnings

The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse matrix
cannot be computed and they are displayed as system missing values.

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 103

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.961 .961 47

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

agg2 1.8472 .79894 72

agg3 2.4722 1.04776 72

agg5 1.7361 .64988 72

agg7 1.9861 .88003 72

agg8 2.2222 .85945 72

agg9 1.3194 .57718 72

agg10 1.8194 .75669 72

agg11 1.9444 .88634 72

agg12 2.6667 .96415 72

agg13 1.7917 .71083 72

agg14 2.5972 1.04355 72

agg16 1.5556 .62549 72

agg17 1.5833 .64459 72

agg19 1.8611 .79267 72

agg20 1.9861 .72176 72

agg21 1.5417 .62658 72

agg22 2.4028 .86659 72

agg23 2.3889 .92775 72

agg24 1.7222 .73585 72

agg25 1.9444 .83731 72

agg26 1.5278 .58073 72

agg27 1.5694 .62408 72

agg28 2.0417 .82969 72

agg29 2.1806 .73784 72

agg30 2.0000 .82223 72

agg31 2.4167 .78274 72

agg32 2.6667 .87210 72


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 104

agg33 2.2639 .96404 72

agg34 1.8333 .78722 72

agg35 1.9722 .88767 72

agg36 1.7778 .79119 72

agg37 1.7917 .69073 72

agg38 2.1944 .86625 72

agg39 1.9722 .82175 72

agg40 2.0972 .84186 72

agg41 2.1528 .89851 72

agg43 2.0833 .72675 72

agg44 2.0417 .79501 72

agg45 2.5417 .96323 72

agg46 1.9444 .70987 72

agg47 2.2361 .88003 72

agg48 2.2500 .89992 72

agg49 1.7917 .74941 72

agg50 2.0694 .86116 72

agg51 2.1111 .89687 72

agg52 2.1389 .73744 72

agg54 2.4444 1.03310 72

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

agg2 93.6528 502.343 .669 . .960

agg3 93.0278 494.901 .664 . .960

agg5 93.7639 508.859 .602 . .960

agg7 93.5139 499.465 .679 . .960

agg8 93.2778 497.330 .753 . .959

agg9 94.1806 517.615 .342 . .961

agg10 93.6806 514.333 .350 . .961

agg11 93.5556 499.574 .671 . .960

agg12 92.8333 498.563 .637 . .960

agg13 93.7083 507.421 .593 . .960

agg14 92.9028 499.723 .560 . .960


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 105

agg16 93.9444 510.053 .583 . .960

agg17 93.9167 510.894 .536 . .960

agg19 93.6389 513.164 .366 . .961

agg20 93.5139 509.859 .508 . .960

agg21 93.9583 515.421 .391 . .961

agg22 93.0972 513.075 .334 . .961

agg23 93.1111 504.861 .509 . .960

agg24 93.7778 504.485 .663 . .960

agg25 93.5556 502.363 .636 . .960

agg26 93.9722 513.070 .514 . .960

agg27 93.9306 515.953 .373 . .961

agg28 93.4583 514.731 .306 . .961

agg29 93.3194 511.263 .453 . .961

agg30 93.5000 514.535 .314 . .961

agg31 93.0833 515.148 .314 . .961

agg32 92.8333 500.507 .658 . .960

agg33 93.2361 491.986 .795 . .959

agg34 93.6667 505.521 .587 . .960

agg35 93.5278 498.591 .695 . .960

agg36 93.7222 506.908 .544 . .960

agg37 93.7083 505.871 .662 . .960

agg38 93.3056 496.131 .779 . .959

agg39 93.5278 505.689 .556 . .960

agg40 93.4028 502.441 .630 . .960

agg41 93.3472 496.709 .734 . .959

agg43 93.4167 504.838 .660 . .960

agg44 93.4583 499.407 .757 . .959

agg45 92.9583 502.548 .543 . .960

agg46 93.5556 507.856 .580 . .960

agg47 93.2639 497.690 .725 . .959

agg48 93.2500 506.641 .481 . .961

agg49 93.7083 508.576 .526 . .960

agg50 93.4306 499.488 .694 . .960

agg51 93.3889 494.861 .784 . .959

agg52 93.3611 504.995 .645 . .960

agg54 93.0556 496.955 .628 . .960


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 106

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

95.5000 526.930 22.95495 47

SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\alt raw.sav'


/COMPRESSED.
RELIABILITY
/VARIABLES=alt1 alt2 alt3 alt4 alt5 alt6 alt7 alt8 alt9 alt10 alt11 alt12 alt13 a
lt14 alt15 alt16 alt17 alt18 alt19 alt20 alt21 al
t22 alt23 alt24 alt25 alt26 alt27 alt28 alt29 alt30
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV

/SUMMARY=TOTAL MEANS.

Reliability sebelum
Notes

Output Created 04-Jul-2013 18:27:23

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\alt raw.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data
for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=alt1 alt2 alt3 alt4 alt5 alt6 alt7
alt8 alt9 alt10 alt11 alt12 alt13 alt14 alt15 alt16
alt17 alt18 alt19 alt20 alt21 alt22 alt23 alt24
alt25 alt26 alt27 alt28 alt29 alt30
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
COV
/SUMMARY=TOTAL MEANS.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 107

Resources Processor Time 00:00:00.125

Elapsed Time 00:00:00.077

[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\alt raw.sav

Warnings

The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse
matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.846 .865 30

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

alt1 2.8056 .66373 72

alt2 3.2500 .43605 72

alt3 2.9583 .92596 72

alt4 3.3889 .49092 72

alt5 3.2222 .61029 72

alt6 3.2083 .40897 72

alt7 3.4583 .57989 72

alt8 3.3750 .61524 72

alt9 2.9444 .66901 72


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 108

alt10 2.4722 .69144 72

alt11 3.0556 .55383 72

alt12 3.2083 .52908 72

alt13 2.9306 .65706 72

alt14 3.0139 .51712 72

alt15 3.2917 .54223 72

alt16 2.9583 .72067 72

alt17 3.2361 .68161 72

alt18 3.4028 .57310 72

alt19 3.1528 .59717 72

alt20 3.0278 .64942 72

alt21 3.0417 .63772 72

alt22 3.1667 .50351 72

alt23 3.0417 .82969 72

alt24 2.9722 .93405 72

alt25 3.3194 .57718 72

alt26 3.4028 .62031 72

alt27 3.3889 .64032 72

alt28 3.4444 .55383 72

alt29 2.9306 .75669 72

alt30 2.3472 .73465 72

Summary Item Statistics

Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items

Item Means 3.114 2.347 3.458 1.111 1.473 .071 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

alt1 90.6111 65.030 .215 . .846

alt2 90.1667 64.901 .381 . .842

alt3 90.4583 64.252 .179 . .850

alt4 90.0278 62.506 .647 . .835

alt5 90.1944 62.441 .514 . .837

alt6 90.2083 64.928 .405 . .841


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 109

alt7 89.9583 62.970 .485 . .838

alt8 90.0417 63.815 .364 . .841

alt9 90.4722 65.098 .206 . .846

alt10 90.9444 67.603 -.028 . .854

alt11 90.3611 63.304 .472 . .839

alt12 90.2083 63.519 .471 . .839

alt13 90.4861 62.281 .487 . .838

alt14 90.4028 63.540 .480 . .839

alt15 90.1250 62.759 .549 . .837

alt16 90.4583 62.956 .375 . .841

alt17 90.1806 62.404 .455 . .838

alt18 90.0139 62.521 .543 . .837

alt19 90.2639 65.521 .196 . .846

alt20 90.3889 64.945 .229 . .846

alt21 90.3750 61.364 .600 . .834

alt22 90.2500 62.951 .571 . .837

alt23 90.3750 61.336 .442 . .839

alt24 90.4444 63.124 .254 . .847

alt25 90.0972 63.751 .400 . .841

alt26 90.0139 63.422 .401 . .840

alt27 90.0278 63.379 .390 . .841

alt28 89.9722 62.309 .589 . .836

alt29 90.4861 61.549 .476 . .838

alt30 91.0694 69.361 -.174 . .859

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

93.4167 67.768 8.23211 30

NEW FILE.
DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.
SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\alt selected item.sav'
/COMPRESSED.
RELIABILITY
/VARIABLES=alt2 alt4 alt5 alt6 alt7 alt8 alt11 alt12 alt13 alt14 alt15 alt16 alt1
7 alt18 alt21 alt22 alt23 alt25 alt26 alt27 alt28
alt29
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 110

/SUMMARY=TOTAL MEANS.
Reliability sesudah
Notes

Output Created 04-Jul-2013 18:37:13

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\alt selected item.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data
for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=alt2 alt4 alt5 alt6 alt7 alt8 alt11
alt12 alt13 alt14 alt15 alt16 alt17 alt18 alt21
alt22 alt23 alt25 alt26 alt27 alt28 alt29
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
COV
/SUMMARY=TOTAL MEANS.

Resources Processor Time 00:00:00.109

Elapsed Time 00:00:00.063

[DataSet1] C:\Users\acer\Documents\alt selected item.sav

Warnings

The determinant of the covariance matrix is zero or approximately zero. Statistics based on its inverse
matrix cannot be computed and they are displayed as system missing values.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 111

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 72 100.0


a
Excluded 0 .0

Total 72 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha
Based on
Cronbach's Alpha Standardized Items N of Items

.888 .896 22

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

alt2 3.2500 .43605 72

alt4 3.3889 .49092 72

alt5 3.2222 .61029 72

alt6 3.2083 .40897 72

alt7 3.4583 .57989 72

alt8 3.3750 .61524 72

alt11 3.0556 .55383 72

alt12 3.2083 .52908 72

alt13 2.9306 .65706 72

alt14 3.0139 .51712 72

alt15 3.2917 .54223 72

alt16 2.9583 .72067 72

alt17 3.2361 .68161 72

alt18 3.4028 .57310 72

alt21 3.0417 .63772 72

alt22 3.1667 .50351 72

alt23 3.0417 .82969 72

alt25 3.3194 .57718 72

alt26 3.4028 .62031 72


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 112

alt27 3.3889 .64032 72

alt28 3.4444 .55383 72

alt29 2.9306 .75669 72

Summary Item Statistics

Maximum /
Mean Minimum Maximum Range Minimum Variance N of Items

Item Means 3.215 2.931 3.458 .528 1.180 .031 22

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha if
Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Item Deleted

alt2 67.4861 49.324 .443 . .885

alt4 67.3472 47.807 .615 . .881

alt5 67.5139 47.070 .571 . .881

alt6 67.5278 49.323 .476 . .885

alt7 67.2778 47.443 .557 . .882

alt8 67.3611 48.487 .392 . .886

alt11 67.6806 47.742 .546 . .882

alt12 67.5278 48.365 .486 . .884

alt13 67.8056 47.229 .505 . .883

alt14 67.7222 48.034 .547 . .882

alt15 67.4444 47.715 .563 . .882

alt16 67.7778 47.358 .438 . .886

alt17 67.5000 47.493 .454 . .885

alt18 67.3333 47.634 .539 . .882

alt21 67.6944 46.497 .612 . .880

alt22 67.5694 47.939 .578 . .882

alt23 67.6944 47.370 .365 . .889

alt25 67.4167 48.641 .404 . .886

alt26 67.3333 48.169 .426 . .885

alt27 67.3472 48.371 .387 . .887

alt28 67.2917 47.364 .597 . .881

alt29 67.8056 47.060 .442 . .886


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 113

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

70.7361 52.225 7.22670 22

SAVE OUTFILE='C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav'


/COMPRESSED.
DESCRIPTIVES VARIABLES=totalagg totalalt

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.


Descriptives mean empiris agg alt, lihat mean
Notes

Output Created 04-Jul-2013 18:56:12

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\total agg alt


selected item.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as
missing.

Cases Used All non-missing data are used.

Syntax DESCRIPTIVES VARIABLES=totalagg


totalalt
/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Resources Processor Time 00:00:00.016

Elapsed Time 00:00:00.014

[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav


Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

totalagg 72 47.00 145.00 95.5000 22.95495

totalalt 72 56.00 88.00 70.7361 7.22670

Valid N (listwise) 72

NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=totalagg totalalt

/MISSING ANALYSIS.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 114

NPar Tests uji normalitas, lihat asymp sig 2 tailed > 0,05
Notes

Output Created 04-Jul-2013 19:13:12

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\total agg alt


selected item.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all


cases with valid data for the variable(s) used
in that test.

Syntax NPAR TESTS


/K-S(NORMAL)=totalagg totalalt
/MISSING ANALYSIS.

a
Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.015

Number of Cases Allowed 157286

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

totalagg totalalt

N 72 72
a
Normal Parameters Mean 95.5000 70.7361

Std. Deviation 2.29549E1 7.22670

Most Extreme Differences Absolute .113 .133

Positive .059 .133

Negative -.113 -.065

Kolmogorov-Smirnov Z .957 1.127

Asymp. Sig. (2-tailed) .318 .158

a. Test distribution is Normal.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 115

MEANS TABLES=totalalt BY totalagg


/CELLS MEAN COUNT STDDEV

/STATISTICS ANOVA LINEARITY.

Means
Notes

Output Created 04-Jul-2013 19:19:09

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\total agg alt


selected item.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Missing Value Handling Definition of Missing For each dependent variable in a table,
user-defined missing values for the
dependent and all grouping variables are
treated as missing.

Cases Used Cases used for each table have no missing


values in any independent variable, and not
all dependent variables have missing
values.

Syntax MEANS TABLES=totalalt BY totalagg


/CELLS MEAN COUNT STDDEV
/STATISTICS ANOVA LINEARITY.

Resources Processor Time 00:00:00.032

Elapsed Time 00:00:00.047

[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav


Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

totalalt * totalagg 72 100.0% 0 .0% 72 100.0%


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 116

Report

totalalt

totalagg Mean N Std. Deviation

47 74.0000 1 .

48 72.0000 1 .

49 82.0000 1 .

51 65.0000 2 1.41421

52 65.0000 1 .

56 79.0000 1 .

61 69.5000 2 4.94975

64 70.0000 1 .

66 82.0000 1 .

67 88.0000 1 .

69 70.0000 1 .

73 75.0000 1 .

74 81.0000 1 .

76 66.0000 1 .

79 75.0000 1 .

81 68.0000 1 .

83 77.0000 1 .

84 77.0000 1 .

87 67.0000 2 5.65685

90 60.0000 1 .

91 83.0000 1 .

92 80.0000 1 .

93 64.0000 1 .

94 58.5000 2 3.53553

95 87.0000 1 .

96 65.5000 2 4.94975

97 66.6667 3 3.78594

98 75.5000 2 10.60660

100 65.0000 2 .00000

102 67.5000 2 6.36396

103 69.6667 3 3.21455

104 86.0000 1 .

105 73.0000 1 .
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 117

106 65.0000 1 .

107 75.0000 1 .

108 65.0000 1 .

109 66.3333 3 1.52753

110 76.0000 1 .

112 72.2500 4 10.07886

113 70.5000 2 3.53553

114 69.6667 3 4.04145

117 66.0000 1 .

120 83.0000 1 .

122 73.0000 1 .

123 68.5000 2 7.77817

125 67.0000 1 .

126 70.0000 1 .

127 66.0000 2 .00000

131 61.0000 1 .

145 75.0000 1 .

Total 70.7361 72 7.22670

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.

totalalt * Between (Combined) 2995.069 49 61.124 1.886 .054


totalagg Groups
Linearity 94.322 1 94.322 2.911 .102

Deviation from
2900.748 48 60.432 1.865 .057
Linearity

Within Groups 712.917 22 32.405

Total 3707.986 71

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

totalalt * totalagg -.159 .025 .899 .808

CORRELATIONS
/VARIABLES=totalagg totalalt
/PRINT=ONETAIL NOSIG
/STATISTICS DESCRIPTIVES

/MISSING=PAIRWISE.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 118

Correlations
Notes

Output Created 04-Jul-2013 19:36:46

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\total agg alt


selected item.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are


based on all the cases with valid data for
that pair.

Syntax CORRELATIONS
/VARIABLES=totalagg totalalt
/PRINT=ONETAIL NOSIG
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.078

Elapsed Time 00:00:00.063

[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav


Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

totalagg 95.5000 22.95495 72

totalalt 70.7361 7.22670 72

Correlations

totalagg totalalt

totalagg Pearson Correlation 1 -.159

Sig. (1-tailed) .090

N 72 72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 119

totalalt Pearson Correlation -.159 1

Sig. (1-tailed) .090

N 72 72
NONPAR CORR
/VARIABLES=totalagg totalalt
/PRINT=SPEARMAN ONETAIL NOSIG

/MISSING=PAIRWISE.

Nonparametric Correlations
Notes

Output Created 04-Jul-2013 19:36:47

Comments

Input Data C:\Users\acer\Documents\total agg alt


selected item.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 72

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics for each pair of variables are


based on all the cases with valid data for
that pair.

Syntax NONPAR CORR


/VARIABLES=totalagg totalalt
/PRINT=SPEARMAN ONETAIL NOSIG
/MISSING=PAIRWISE.

Resources Processor Time 00:00:00.016

Elapsed Time 00:00:00.017


a
Number of Cases Allowed 174762 cases

a. Based on availability of workspace memory

[DataSet0] C:\Users\acer\Documents\total agg alt selected item.sav


Correlations

totalagg totalalt

Spearman's rho totalagg Correlation Coefficient 1.000 -.124

Sig. (1-tailed) . .149

N 72 72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 120

totalalt Correlation Coefficient -.124 1.000

Sig. (1-tailed) .149 .

N 72 72
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 121

LAMPIRAN SKALA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 122

DRAFT SKALA
1. Aspek-aspek Altruisme
Menurut Baron, Bryne (2005), ada beberapa aspek yang terdapat pada diri
individu yang altruis, yaitu:
a. Empati.
Individu yang senang menolong orang lain memiliki empati yang lebih tinggi
bila dibandingkan dengan individu yang tidak senang menolong orang lain.
Individu yang altruistik menggambarkan diri mereka sebagai pribadi yang
bertanggung jawab, bersosialisasi, menenangkan, toleran, memiliki self-control,
dan termotivasi untuk membuat impresi yang baik.
+saya dapat dengan mudah untuk kasihan pada pengemis.
-saya cuek bila ada orang lain yang membutuhkan bantuan.
+saya orang yang mudah peduli pada kesusahan orang lain.
-saya bersikap masa bodoh pada orang lain yang sedang kesulitan.
+saya mudah tersentuh ketika melihat orang lain yang kesusahan.
-saya acuh tak acuh ketika melihat orang lain yang sedang berada dalam
kondisi membutuhkan bantuan.

b. Mempercayai dunia yang adil.


Individu yang suka menolong mempersepsikan dunia sebagai tempat yang adil
dan percaya bahwa tingkah laku yang baik akan diberi imbalan, sedangkan
tingkah laku yang buruk akan akan mendapatkan hukuman.
+saya percaya bahwa saya akan mendapatkan keuntungan dari setiap kebaikan
yang saya lakukan untuk orang lain.
-saya enggan untuk menolong karena tidak memberikan keuntungan apapun.
+ketika saya melakukan hal yang jahat untuk orang lain, maka saya akan
mendapatkan hukuman.
-saya akan lolos dari hukuman, meskipun saya melakukan hal jahat.
+saya percaya segala sesuatu di dunia ini terjadi secara adil.
-menurut saya, di dunia ini keadilan adalah omong kosong.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 123

c. Tanggung jawab sosial.


Setiap individu yang altruis memiliki keyakinan bahwa setiap orang
bertanggung jawab untuk melakukan hal yang terbaik bagi setiap orang lain yang
membutuhkan pertolongan.
+ketika melihat seseorang yang sedang kesusahan, saya wajib menolongnya.
-lebih baik menghindar dan pura-pura sibuk saat saya melihat orang lain
kesusahan.
+saya harus memberikan pertolongan yang terbaik bagi orang lain.
-menolong orang lain itu bukan hal yang harus saya lakukan dengan sebaik
mungkin.
+kalau saya menghilangkan barang yang saya pinjam, maka saya akan
mencari penggantinya.
-saya tidak peduli bila barang yang saya pinjam rusak atau hilang.

d. Locus of control internal.


Individu yang altruis memiliki locus of control yang tinggi dan memiliki
keyakinan bahwa setiap individu berhak untuk menentukan cara bertingkah
lakunya sendiri dengan berusaha untuk mengoptimalkan hasil akhir yang baik dan
meminimalkan yang buruk. Segala sesuatu yang terjadi dalam diri individu
merupakan hasil dari perilaku individu itu sendiri.
+saya menolong orang lain karena digerakkan oleh keinginan saya sendiri.
-saya menolong karena takut tidak mendapat penilaian baik dari orang lain.
+ketika saya menolong, saya tidak mengharapkan pujian dari orang lain.
-saya mau menolong hanya ketika banyak orang yang melihat.
+saya merasa puas saat pertolongan yang saya berikan berasal dari inisiatif
saya sendiri.
-saya tidak akan menolong bila tidak mendapat penghargaan dari orang lain.

e. Egosentrisme rendah.
Individu yang altruis tidak memiliki keinginan untuk menjadi pribadi yang
egosentris, self-absorbed, dan kompetitif.
+saya merupakan orang yang sering mengalah.
-saya ingin selalu untuk menang.
+saya suka mendengarkan pendapat orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 124

-saya merasa diri saya paling benar.


+saya lebih suka mendahulukan kepentingan orang banyak daripada
kepentingan pribadi saya sendiri.
-saya ingin orang lain membantu saya untuk mewujudkan semua keinginan
saya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 125

2. Aspek-aspek Agresisivitas
Barbara krahe (2005) merangkum sembilan aspek perilaku agresif untuk
mengkarakteristikan berbagai macam bentuk agresi, yaitu:
a. Modalitas respon.
Meliputi tindakan agresif yang dilakukan secara fisik ataupun secara verbal.
Contoh tindakan agresif secara fisik adalah memukul, menampar, dan menendang.
Sedangkan contoh tindakan agresif secara verbal adalah memaki, mengumpat,
mengejek, dan menghina.
+ketika saya marah, saya suka memukul apapun yang ada didekat saya.
+saya suka menendang apapun untuk melampiaskan emosi saya.
+saya sering mengumpat orang-orang disekitar saya dengan kata-kata kasar.
+saya suka mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh.
+saya suka memukul orang yang membuat saya sakit hati.
+saya sering menghina orang yang sudah mengecewakan saya.

b. Kualitas respon.
Meliputi tindakan agresif yang berhasil dilakukan atau berhasil mengenai
sasaran atau tindakan agresif yang gagal dilakukan atau gagal mengenai sasaran.
Misalnya si A yang berhasil memukul si B sehingga si B merasakan rasa sakit
akibat dari pukulan tersebut. Begitu juga sebaliknya apabila si A gagal memukul
si B, maka tidak ada rasa sakit yang dirasakan oleh si B.
+saya berhasil memukul orang lain hingga berdarah.
+saya berhasil menendang musuh saya hingga terjungkal.
+musuh saya dapat menghindar dari serangan saya.
+musuh saya dapat menangkis serangan saya.
+pukulan saya telak mengenai musuh saya.
+tendangan saya mantap mengenai musuh saya.

c. Kesegeraan.
Meliputi tindakan agresif yang dilakukan individu langsung kepada sasaran
atau yang dilakukan melalui strategi-strategi secara tak langsung. Misalnya si A
yang langsung memukul si B dengan menggunakan tangannya sendiri, tanpa
menyuruh orang lain.
+saya menyerang musuh saya dengan menggunakan tangan saya sendiri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 126

+saya suka berhadapan langsung dengan musuh saya.


+saya menyuruh orang lain untuk menyerang musuh saya.
+saya tidak langsung turun tangan dalam penyerangan musuh saya.
+saya langsung mendatangi kediaman orang yang saya benci.
+saya memiliki banyak teman yang dapat diandalkan untuk menghajar musuh
saya, tanpa saya harus menghadapinya secara langsung.

d. Visibilitas.
Meliputi perilaku agresif yang tampak dari perilaku individu atau yang tak
tampak dari luar namun dirasakan oleh individu. Misalnya si A membenci si B
dan sering memaki si B (tampak). Si A membenci si B dan jarang menyapanya
(tidak tampak).
+saya terang-terangan menunjukkan kemarahan saya pada orang lain.
+saya sering mengancam orang yang saya benci.
+saya jarang menyapa dan menghindar dari orang yang saya benci.
+saya tidak ramah bila bertemu orang yang tidak saya sukai.
+saya sering memaki orang yang saya benci.
+saya menyebarkan kabar buruk secara diam-diam tentang orang yang tidak
saya sukai.

e. Hasutan.
Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena tidak diprovokasi atau yang
merupakan tindakan balasan. Contoh si A memukul si B sebagai suatu tindakan
balasan karena sebelumnya si A pernah dipukul oleh si B (tindakan balasan).
+saya menghajar orang yang saya benci sebagai suatu bentuk balas dendam.
+saya memukul bukan karena telah dipengaruhi oleh orang lain.
+saya memukul musuh saya bukan karena telah diprovokasi terlebih dahulu.
+tidak ada orang yang mempengaruhi saya ketika saya menghajar musuh saya.
+ketika saya disakiti orang lain maka saya akan membalasnya.
+saya harus membalas kesakitan yang pernah dilakukan orang lain pada saya.

f. Arah sasaran.
Meliputi perilaku agresif yang terjadi karena adanya rasa permusuhan kepada
sasaran atau yang dilakukan karena adanya tujuan lain yang diinginkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 127

(instrumental). Contoh si A membunuh si B karena si A membenci si B


(permusuhan). Si A membunuh si B karena ingin memiliki harta si B
(instrumental).
+saya ingin memiliki hape baru, maka saya mencuri dari orang lain.
+mencuri adalah cara saya untuk mendapatkan barang yang saya inginkan.
+saya hanya ingin menyiksa musuh-musuh saya.
+musuh-musuh saya memang pantas untuk mendapat serangan dari saya.
+saya iri dengan barang milik orang lain dan ingin merampasnya.
+saya memukul dia, karena dia musuh saya dan pantas untuk dihajar.

g. Tipe kerusakan.
Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan fisik atau yang
menyebabkan kerusakan psikologis pada sasaran agresi. Contoh perkelahian
antara si A dan si B yang mengakibatkan luka-luka pada tubuh mereka (fisik). Si
B menderita stress berat setelah perkelahiannya dengan si A (psikologis).
+saya menyerang dan berhasil melukai tubuh musuh saya.
+saya berhasil mematahkan tangan orang yang saya benci.
+saya berhasil membuat musuh saya stress berat oleh karena perbuatan saya.
+musuh saya pincang setelah saya tendang.
+musuh saya selalu ketakutan bila bertemu saya.
+orang yang saya benci selalu menghindar dan takut bila berpapasan dengan
saya.

h. Durasi akibat.
Meliputi perilaku agresif yang menyebabkan kerusakan sementara atau yang
menyebabkan kerusakan jangka panjang. Contoh si B mengalami luka ringan pada
lengan kirinya setelah berkelahi dengan si A (sementara). Si B menderita cacat
pada matanya setelah terkena pukulan dari si A (jangka panjang).
+musuh saya mengalami luka memar ringan setelah berkelahi dengan saya.
+retak tulang pada tangannya merupakan hasil pertengkaran saya dan dia.
+saya bertengkar dan mematahkan kaki orang yang saya benci.
+musuh saya menderita stress berkepanjangan setelah berkelahi dengan saya.
+saya berkelahi dan membuat lecet lengan orang yang saya benci.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 128

+saya meminjam barang orang lain dan sengaja merusakkannya hingga tidak
bisa diperbaiki.

i. Unit-unit sosial yang terlibat.


Meliputi perilaku agresif yang dilakukan individu atau yang dilakukan secara
berkelompok. Misalnya perkelahian antar genk (kelompok). Perkelahian antar
individu (individu).
+saya merupakan anggota genk yang sering membuat aksi onar.
+kelompok saya suka melakukan aksi vandalisme.
+saya suka berbuat onar sendirian.
+saya suka melakukan perbuatan rusuh tanpa bantuan dari orang lain.
+saya memiliki teman-teman yang siap membantu ketika berkelahi.
+saya adalah orang yang suka berkelahi sendirian.

ASPEK NO ITEM TOTAL


AGRESIVITAS FAVORABLE
a. Modalitas 1, 10, 19, 28, 37, 46 6
respon.
b. Kualitas respon. 2, 11, 20, 29, 38, 47 6
c. Kesegeraan. 3, 12, 21, 30, 39, 48 6
d. Visibilitas. 4, 13, 22, 31, 40, 49 6
e. Hasutan. 5, 14, 23, 32, 41, 50 6
f. Arah sasaran. 6, 15, 24, 33, 42, 51 6
g. Tipe kerusakan. 7, 16, 25, 34, 43, 52 6
h. Durasi akibat. 8, 17, 26, 35, 44, 53 6
i. Unit-unit sosial 9, 18, 27, 36, 45, 54 6
yang terlibat.
TOTAL 54 54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 129

ASPEK NO ITEM TOTA


ALTRUISME FAVORABLE UNFAVORABLE L
a. Empati. 1, 11, 21 2, 12, 22 6
b. Mempercayai dunia yang 3, 13, 23 4, 14, 24 6
adil.
c. Tanggung jawab sosial. 5, 15, 25 6, 16, 26 6
d. Locus of control internal. 7, 17, 27 8, 18, 28 6
e. Egosentrisme rendah. 9, 19, 29 10, 20, 30 6
TOTAL 15 15 30
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 130

KUESIONER
Perkenalkan nama saya Yoga Prasetyo Utomo mahasiswa Psikologi Universitas
Sanata Dharma. Mohon bantuan dari saudara-saudara untuk mengisi kuesioner yang saya
buat. Atas bantuannya saya mengucapkan terima kasih.

IDENTITAS DIRI
Nama / Inisial :
Usia : tahun
Jenis kelamin :
Band metal / rock favorit :

Petunjuk pengisian :
Pada kuesioner ini terdapat sejumlah pernyataan yang berhubungan dengan kehidupan
anda sehari-hari. Baca baik-baik setiap pernyataan dan jawablah seluruh pernyataan dan
pilihlah jawaban yang menggambarkan keadaan diri anda. Dalam skala ini tidak ada
jawaban yang salah, semua pilihan jawaban adalah benar. Isian kuesioner ini dijamin
kerahasiaannya. Berikan respon anda dengan memberi tanda silang (X) pada kolom
jawaban yang telah disediakan
SS : bila Sangat Sesuai dengan diri anda.
S : bila Sesuai dengan diri anda.
TS : bila Tidak Sesuai dengan diri anda.
STS : bila Sangat Tidak Sesuai dengan diri anda.
Contoh :
Nomor BUTIR JAWABAN
1. TS
Ketika saya marah, saya suka memukul apapun yang ada
SS S STS
didekat saya. X
Terima kasih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 131

Nomor SKALA I JAWABAN


BUTIR
1. Ketika saya marah, saya suka memukul apapun yang ada
SS S TS STS
didekat saya.
2. Saya berhasil memukul orang lain hingga berdarah. SS S TS STS
3. Saya menyerang musuh saya dengan menggunakan tangan
SS S TS STS
saya sendiri.
4. Saya terang-terangan menunjukkan kemarahan saya pada
SS S TS STS
orang lain.
5. Saya menghajar orang yang saya benci sebagai suatu bentuk
SS S TS STS
balas dendam.
6. Saya ingin memiliki hape baru, maka saya mencuri dari orang
SS S TS STS
lain.
7. Saya menyerang dan berhasil melukai tubuh musuh saya. SS S TS STS
8. Musuh saya mengalami luka memar ringan setelah berkelahi
SS S TS STS
dengan saya.
9. Saya merupakan anggota genk yang sering membuat aksi
SS S TS STS
onar.
10. Saya suka menendang apapun untuk melampiaskan emosi
SS S TS STS
saya.
11. Saya berhasil menendang musuh saya hingga terjungkal. SS S TS STS
12. Saya suka berhadapan langsung dengan musuh saya. SS S TS STS
13. Saya sering mengancam orang yang saya benci. SS S TS STS
14. Saya memukul bukan karena telah dipengaruhi oleh orang
SS S TS STS
lain.
15. Mencuri adalah cara saya untuk mendapatkan barang yang
SS S TS STS
saya inginkan.
16. Saya berhasil mematahkan tangan orang yang saya benci. SS S TS STS
17. Retak tulang pada tangannya merupakan hasil pertengkaran
SS S TS STS
saya dan dia.
18. Kelompok saya suka melakukan aksi vandalisme. SS S TS STS
19. Saya sering mengumpat orang-orang disekitar saya dengan
SS S TS STS
kata-kata kasar.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 132

20. Musuh saya dapat menghindar dari serangan saya. SS S TS STS


21. Saya menyuruh orang lain untuk menyerang musuh saya. SS S TS STS
22. Saya jarang menyapa dan menghindar dari orang yang saya
SS S TS STS
benci.
23. Saya memukul musuh saya bukan karena telah diprovokasi
SS S TS STS
terlebih dahulu.
24. Saya hanya ingin menyiksa musuh-musuh saya. SS S TS STS
25. Saya berhasil membuat musuh saya stress berat oleh karena
SS S TS STS
perbuatan saya.
26. Saya bertengkar dan mematahkan kaki orang yang saya benci. SS S TS STS
27. Saya suka berbuat onar sendirian. SS S TS STS
28. Saya suka mengeluarkan kata-kata yang tidak senonoh. SS S TS STS
29. Musuh saya dapat menangkis serangan saya. SS S TS STS
30. Saya tidak langsung turun tangan dalam penyerangan musuh
SS S TS STS
saya.
31. Saya tidak ramah bila bertemu orang yang tidak saya sukai. SS S TS STS
32. Tidak ada orang yang mempengaruhi saya ketika saya
SS S TS STS
menghajar musuh saya.
33. Musuh-musuh saya memang pantas untuk mendapat serangan
SS S TS STS
dari saya.
34. Musuh saya pincang setelah saya tendang. SS S TS STS
35. Musuh saya menderita stress berkepanjangan setelah
SS S TS STS
berkelahi dengan saya.
36. Saya suka melakukan perbuatan rusuh tanpa bantuan dari
SS S TS STS
orang lain.
37. Saya suka memukul orang yang membuat saya sakit hati. SS S TS STS
38. Pukulan saya telak mengenai musuh saya. SS S TS STS
39. Saya langsung mendatangi kediaman orang yang saya benci. SS S TS STS
40. Saya sering memaki orang yang saya benci. SS S TS STS
41. Ketika saya disakiti orang lain maka saya akan membalasnya. SS S TS STS
42. Saya iri dengan barang milik orang lain dan ingin
SS S TS STS
merampasnya.
43. Musuh saya selalu ketakutan bila bertemu saya. SS S TS STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 133

44. Saya berkelahi dan membuat lecet lengan orang yang saya
SS S TS STS
benci.
45. Saya memiliki teman-teman yang siap membantu ketika
SS S TS STS
berkelahi.
46. Saya sering menghina orang yang sudah mengecewakan saya. SS S TS STS
47. Tendangan saya mantap mengenai musuh saya. SS S TS STS
48. Saya memiliki banyak teman yang dapat diandalkan untuk
menghajar musuh saya, tanpa saya harus menghadapinya SS S TS STS
secara langsung.
49. Saya menyebarkan kabar buruk secara diam-diam tentang
SS S TS STS
orang yang tidak saya sukai.
50. Saya harus membalas kesakitan yang pernah dilakukan orang
SS S TS STS
lain pada saya.
51. Saya memukul dia, karena dia musuh saya dan pantas untuk
SS S TS STS
dihajar.
52. Orang yang saya benci selalu menghindar dan takut bila
SS S TS STS
berpapasan dengan saya.
53. Saya meminjam barang orang lain dan sengaja
SS S TS STS
merusakkannya hingga tidak bisa diperbaiki.
54. Saya adalah orang yang suka berkelahi sendirian. SS S TS STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 134

Nomor SKALA II JAWABAN


BUTIR
1. Saya dapat dengan mudah untuk kasihan pada pengemis. SS S TS STS
2. Saya cuek bila ada orang lain yang membutuhkan bantuan. SS S TS STS
3. Saya percaya bahwa saya akan mendapatkan keuntungan dari
SS S TS STS
setiap kebaikan yang saya lakukan untuk orang lain.
4. Saya enggan untuk menolong karena tidak memberikan
SS S TS STS
keuntungan apapun.
5. Ketika melihat seseorang yang sedang kesusahan, saya wajib
SS S TS STS
menolongnya.
6. Lebih baik menghindar dan pura-pura sibuk saat saya melihat
SS S TS STS
orang lain kesusahan.
7. Saya menolong orang lain karena digerakkan oleh keinginan
SS S TS STS
saya sendiri.
8. Saya menolong karena takut tidak mendapat penilaian baik
SS S TS STS
dari orang lain.
9. Saya merupakan orang yang sering mengalah. SS S TS STS
10. Saya ingin selalu untuk menang. SS S TS STS
11. Saya orang yang mudah peduli pada kesusahan orang lain. SS S TS STS
12. Saya bersikap masa bodoh pada orang lain yang sedang
SS S TS STS
kesulitan.
13. Ketika saya melakukan hal yang jahat untuk orang lain, maka
SS S TS STS
saya akan mendapatkan hukuman.
14. Saya akan lolos dari hukuman, meskipun saya melakukan hal
SS S TS STS
jahat.
15. Saya harus memberikan pertolongan yang terbaik bagi orang
SS S TS STS
lain.
16. Menolong orang lain itu bukan hal yang harus saya lakukan
SS S TS STS
dengan sebaik mungkin.
17. Ketika saya menolong, saya tidak mengharapkan pujian dari
SS S TS STS
orang lain.
18. Saya mau menolong hanya ketika banyak orang yang melihat. SS S TS STS
19. Saya suka mendengarkan pendapat orang lain. SS S TS STS
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 135

20. Saya merasa diri saya paling benar. SS S TS STS


21. Saya mudah tersentuh ketika melihat orang lain yang
SS S TS STS
kesusahan.
22. Saya acuh tak acuh ketika melihat orang lain yang sedang
SS S TS STS
berada dalam kondisi membutuhkan bantuan.
23. Saya percaya segala sesuatu di dunia ini terjadi secara adil. SS S TS STS
24. Menurut saya, di dunia ini keadilan adalah omong kosong. SS S TS STS
25. Kalau saya menghilangkan barang yang saya pinjam, maka
SS S TS STS
saya akan mencari penggantinya.
26. Saya tidak peduli bila barang yang saya pinjam rusak atau
SS S TS STS
hilang.
27. Saya merasa puas saat pertolongan yang saya berikan berasal
SS S TS STS
dari inisiatif saya sendiri.
28. Saya tidak akan menolong bila tidak mendapat penghargaan
SS S TS STS
dari orang lain.
29. Saya lebih suka mendahulukan kepentingan orang banyak
SS S TS STS
daripada kepentingan pribadi saya sendiri.
30. Saya ingin orang lain membantu saya untuk mewujudkan
SS S TS STS
semua keinginan saya.

Anda mungkin juga menyukai