Anda di halaman 1dari 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

USIA DEWASA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh:

Melisa Setyawan
NIM: 119114156

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL

DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL

USIA DEWASA AWAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Oleh:

Melisa Setyawan
NIM: 119114156

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DURASI PENGGUNAAN N{EDIA SOSIAL


DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL
USIA DEWASA AWAL

p -ffiry
"\
vlr
&p
/
ry
et
ilr
T

7,)
/,El
ga

h
Pernbimbi

Mffi,
Ratri Sunar Astuti, M.Si. Pada tanggal: | $ FEB ZltB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL
USIA DEWASA AWAL

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Melisa Setyawan
:119114156

an Panitia Penguji

$&Y,vu

Tanda tangan

Penguji 1

Penguji 2

Penguji 3 : Dra. L. Pratidarrnanasititi, MS.

Yogyakarta,Z 9 FEB ?11l,q

Fak Psikologi
ata Dharma

Priyo Widiyanto, M.Si"

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN

Your ethics & working spirit are built along your education journey.

Skripsi ini kudedikasikan untuk


Para leluhurku yang kuhormati,
Kakekku yang telah mengajariku untuk jatuh cinta pada kesenian,
Nenekku yang telah mengajariku bahwa segala sesuatu yang masih bisa dilihat
oleh mata, tidak ada yang sulit untuk dilakukan,
Kedua orangtuaku yang telah mendedikasikan hidup mereka untukku dan adikku,
Segenap alam yang telah membantuku.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarla, 21 J anuai 201 6

r^t'fiI"''
kh*
MelishAetyawan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTIGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Melisa Setyawan


Nomor Mahasiswa : 1 191 14156

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dhanna karya ihniah saya yang berjudul:

HUBUNGAN ANTARA DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL
USIA DEWASA AWAL

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata


Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan
mempublikasikannya di Intemet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 21 Jartuai 2016

Yang menyatakan,

Melisa Setyawan

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA PENGGUNA MEDIA SOSIAL
USIA DEWASA AWAL

Melisa Setyawan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara durasi penggunaan
media sosial dengan kestabilan emosi pada pengguna media sosial usia dewasa awal. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif korelasional yang dilakukan terhadap 112 subjek. Subjek
merupakan individu yang tergolong dalam usia dewasa awal dan merupakan pengguna media
sosial. Analisis data yang digunakan adalah teknik uji korelasi Spearman Rho. Koefisien korelasi
(r) yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar – 0.313 dengan nilai signifikansi p = 0,000
(p < 0,01) dan koefisien determinasi sebesar (R2) 9.8%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan negatif dan signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan kestabilan
emosi pada pengguna media sosial usia dewasa awal. Durasi penggunaan media sosial
memberikan sumbangan efektif sebesar 9.8 % terhadap penurunan atau kenaikan kestabilan emosi
pengguna media sosial usia dewasa awal.

Kata kunci : media sosial, durasi, kestabilan emosi, dewasa awal

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORELATION OF SOCIAL MEDIA USAGE DURATION AND


EMOTIONAL STABILITY AMONG YOUNG-ADULT SOCIAL MEDIA
USERS

Melisa Setyawan

ABSTRACT

This study aimed to measure the correlation between social media usage duration and
emotional stability among young-adult social media users. Quantitative research methods was
used and applied to 112 young-adult social media users as subjects. This study used the Spearman
Rho correlation to analyze the strength of the correlation. Correlation coefficient (r) was found at
– 0.313 with significance value p=0.000 (p<0.01) and determinant coefficient (R2) at 9.8%. This
findings show that there is a negative and significant correlation between social media usage
duration and emotional stability among young-adult social media users. Social media usage
duration contributes effectively at 9.8% to the change of emotional stability among young-adult
social media user.

Keywords: social media, duration, emotional stability, young-adult

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammāsambuddhassa. Segala pujian

dan hormat saya haturkan ke hadapan Buddha, Dhamma, dan Sangha atas

berkat dan penyertaan selama penyusunan skripsi ini. Saya bersyukur atas

kekuatan, kesehatan, dan kemampuan untuk menghadapi perjuangan panjang

menuju akhir dari pendidikan sarjana saya di Fakultas Psikologi ini.

Terima kasih saya yang dalam saya ucapkan kepada keluarga kecil saya

yang terkasih, Yanuar Setyawan, Ninik Setyawati, Monica Setyawan, Sora,

dan Snoopy untuk cinta tanpa syarat mereka yang tiada akhir dan dukungan

mereka yang sangat luar biasa. Saya berterima kasih atas kesediaan mereka

mendampingi saya dalam suka dan duka, terutama karena mereka tidak pernah

menyerah atas saya. Saya berterima kasih untuk segala bentuk bantuan, hiburan,

sindiran, dan pengorbanan mereka, semua itu sungguh sangat berharga! Secara

khusus, saya juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih saya kepada tante

terkasih Kumiayi Agung Saputra dan nenek terbaik yang sangat bijaksana Sri

Widjayanti. Saya berterima kasih dan merasa beruntung memiliki sahabat,

sparing partner, penasihat, sumber ilmu hidup, motivator, penyedia makanan

yang lezat, dan atas segala yang telah kami lewati bersama. I love them!

Saya mengucapkam terima kasih yang mendalam kepada dosen

pembimbing skripsi saya yang sekaligus menjabat sebagai kepala program studi

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma pada saat pengerjaan skripsi, Ibu

Ratri Sunar Astuti, M.Si. atas penyertaan, perhatian, dan kesabaran beliau. Saya

berterima kasih untuk kejelian dan ketulusan beliau dalam membimbing saya.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Saya ucapkan pula terima kasih yang mendalam untuk Bapak Carolus Wijoyo

Adinugroho, M.Psi. sebagai pembimbing akademik saya yang tidak pernah lelah

memberikan semangat, tips, dan berbagi ilmu hidup.

Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si.

selaku dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dan dosen penguji

atas masukan dan bimbingan yang diberikan. Saya ucapkan terima kasih kepada

Bapak P. Eddy Suhartanto, M.Si. selaku sebagai kepala program studi Fakultas

Psikologi Universitas Sanata Dharma yang baru. Saya ucapkan terima kasih

kepada Ibu L. Pratidarmanasititi, MS. selaku dosen penguji saya atas masukan

dan bimbingan yang belau berikan, terima kasih pula karena semangat beliau telah

mengajarkan saya untuk tidak mudah menyerah dan mengeluh. Saya

mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh dosen Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi pelita semasa perjalanan saya

menuntut ilmu. Saya ucapkan terima kasih khususnya kepada Ibu Debri

Pristinella, M.Si. yang telah menjadi pembina PKM, dosen yang sekaligus bisa

menjadi teman dan motivator. Demikian pula kepada Bapak Victorius Didik

Suryo Hartoko, M.Si. Terima kasih karena Bapak telah menginspirasi saya untuk

berpikir dengan cara yang berbeda, selalu semangat untuk belajar, dan menjadi

psikolog yang benar-benar mampu. Terima kasih saya haturkan juga kepada ibu

Nanik, mas Gandung, pak Giyono selaku staff sekretariat untuk bantuan dan

dukungan yang telah mereka berikan, serta pada mas Muji selaku petugas lab

psikologi yang selalu siap sedia melayani dan menyemangati para mahasiswa.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Secara khusus saya berterima kasih kepada Ibu Dr. Fransisca Ninik

Yudianti, M.Acc. dan Romo Cyprianus Kuntoro Adi, S.J. yang telah

mendukung saya dan memudahkan saya mengurus kehidupan ganda saya selama

kuliah. Terima kasih untuk perhatian yang hangat dan semangat yang selalu saya

terima kapan pun dan di mana pun kami bertemu.

Saya berterima kasih kepada teman-teman dekat yang menemukan dan

saya temukan selama saya belajar dan bermain di Universitas Sanata Dharma,

Venni, Bayu, Nut2, Ani, Icha, Tuti, Yunika, Ruth, Tara, Mbak Herlina,

Dimas, Bibin, Wila, Nina, Tammy, Disty, Budi, Mandana, Rere, Reza, Seno,

si kembar Ko Billy & Ko Willy, Fil, dan Sandy. Saya berterima kasih karena

mereka selalu ada ketika dunia serasa memusuhi. Saya berterima kasih untuk

kesetiaan, tawa dan tangis, rasa sayang dan sebal, dan terutama untuk kesempatan

saling membantu. Terima kasih karena telah menjadi bagian dari inspirasiku!

Saya juga berterima kasih kepada keluarga baru yang kutemukan dalam

perjalanan ini, Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus, Komunitas Mahasiswa

Buddhis Konghucu Dharma Viriya, Komunitas Buddhis Vidyasena, Komunitas

Buddhis Kadam Coeling Indonesia, all fellow 2010 PBI students, all fellow

“Latu” play performance team, teman-teman Psikologi angkatan 2011, teman-

teman Psikologi angkatan 2010, teman-teman Beswan Djarum Batch 28, staff

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, teman-teman sekelompok dan adik-adik

atlet Taekwondo PKM-M Mood Modification Skill, dan teman-teman PPL SMA

Kolese de Britto 2013/2014. Terima kasih untuk pengalaman tak tergantikan yang

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

telah kita jalani bersama. Terutama terima kasih karena telah memberikan begitu

banyak pelajaran tentang hidup.

Tak lupa, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah

dengan tulus membantu dan menyemangati saya. Terima kasih karena saya telah

diingatkan untuk selalu berbuat lebih dari sekedar baik.

Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.

May all beings be happy.

Semoga semua makhluk hidup berbahagia.

Sadhu, sadhu, sadhu.

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ...........................................................................................................viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... .ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ...xvii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... ..xviii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ....xix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian .............................................................................................. 10

D. Manfaat Penelitian ............................................................................................ 10

1. Manfaat Teoretis ....................................................................................... 10

2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 11

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 12

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Masa Dewasa Awal .......................................................................................... 12

1. Pengertian Masa Dewasa Awal ................................................................. 12

2. Karakteristik Masa Dewasa Awal ............................................................. 14

3. Tugas-tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal ..................................... 17

B. Kestabilan Emosi .............................................................................................. 19

1. Pengertian Kestabilan Emosi ................................................................... 19

2. Indikator Kestabilan Emosi ....................................................................... 23

3. Ciri-ciri Kestabilan Emosi ........................................................................ 26

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi .............................. 28

C. Media Sosial ..................................................................................................... 29

1. Pengertian Media Sosial............................................................................. 29

2. Fungsi Media Sosial ................................................................................... 30

3. Bentuk-Bentuk Media Sosial ..................................................................... 32

4. Tipe Penggunaan Media Sosial ................................................................... 32

D. Durasi Penggunaan Media Sosial ..................................................................... 34

E. Dinamika Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial dengan Kestabilan


Emosi Pengguna Media Sosial Usia Dewasa Awal ......................................... 34

F. Skema............................................................................................................... 39

G. Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 39

BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 40

A. Jenis Penelitian ................................................................................................ 40

B. Identifikasi Variabel Penelitian ....................................................................... 40

C. Definisi Operasional ........................................................................................ 41

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Variabel Bebas ........................................................................................... 41

2. Variabel Tergantung................................................................................... 41

D. Subjek Penelitian ............................................................................................. 42

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................................... 43

1. Angket Durasi Penggunaan Media Sosial .................................................. 43

2. Skala Kestabilan Emosi ............................................................................. 44

F. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ................... 46

1. Validitas ..................................................................................................... 46

2. Reliabilitas ................................................................................................. 47

3. Analisis Aitem............................................................................................ 48

G. Metode Analisis Data ..................................................................................... 50

1. Uji Asumsi ................................................................................................ 50

a. Uji Normalitas ...................................................................................... 50

b. Uji Linearitas ........................................................................................ 51

3. Uji Hipotesis ............................................................................................. 51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 53

A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................................... 53

B. Deskripsi Subjek Penelitian............................................................................. 53

C. Deskripsi Data Penelitian ................................................................................ 55

D. Hasil Analisis Data Penelitian ......................................................................... 58

1. Hasil Uji Asumsi Penelitian ....................................................................... 58

a. Uji Normalitas ...................................................................................... 58

b. Uji Linearitas ........................................................................................ 59

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Hasil Uji Hipotesis ..................................................................................... 60

E. Pembahasan ..................................................................................................... 62

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 70

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 70

B. Saran ................................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 73

LAMPIRAN .......................................................................................................... 80

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tabel Penilaian skala .............................................................................. 48

Tabel 2. Tabel Blueprint Skala Kestabilan Emosi ................................................ 48

Tabel 3. Tabel Distribusi Aitem Skala Kestabilan Emosi (sebelum uji coba) ...... 49

Tabel 4. Tabel Distrbusi Aitem Skala Kestabilan Emosi (setelah uji coba) ......... 53

Tabel 5. Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Tipe Pengguna Media Sosial ....... 54

Tabel 6. Tabel Deskripsi Jenis Media Sosial ........................................................ 54

Tabel 7. Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Media Sosial yang Dimiliki
dan Digunakan ...................................................................................................... 55

Tabel 8. Tabel Deksripsi Statistik Data Penelitian ............................................... 56

Tabel 9. Tabel Data Empiris Durasi Penggunaan Media Sosial ........................... 57

Tabel 10. Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov............................... 59

Tabel 11. Tabel Hasil Uji Linearitas ..................................................................... 60

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan model afek ............................................................................ 21

Gambar 2. Histogram data durasi penggunaan media sosial ............................ 57

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Angket Durasi Penggunaan Media Sosial dan Skala Kestabilan


Emosi .................................................................................................................... 81

Lampiran 2. Hasil Seleksi Aitem Skala Kestabilan Emosi ................................. 87

Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas Skala Kestabilan Emosi ............................... 89

Lampiran 4. Hasil Uji Deskriptif Mean Empiris ................................................. 90

Lampiran 5. Hasil Uji Normalitas ....................................................................... 91

Lampiran 6. Hasil Uji Linearitas......................................................................... 92

Lampiran 7. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 94

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet

Indonesia (APJII) dan Pusat Kajian dan Komunikasi (Puskakom) UI

pengguna internet di Indonesia telah mencapai 88,1 juta orang pada akhir

tahun 2014 dan 95% dari pengguna internet tersebut menggunakan internet

untuk mengakses media sosial (kominfo.go.id). Hasil survei tersebut juga

menemukan bahwa mayoritas pengguna internet di Indonesia adalah individu

yang berada dalam kelompok usia dewasa awal dengan rentang usia 18 – 25

(49%) tahun dan diikuti oleh usia 28 – 35 tahun (33,8 %). Masa dewasa awal

meliputi usia 19 hingga 40 tahun (Hurlock, 1999) atau usia 20 hingga 40

tahun (Papalia, 2007).

Secara umum, media sosial mengacu pada media atau alat interaksi

antar manusia yang berbasis komputerisasi dimana setiap orang dapat

menciptakan, membagikan, dan bertukar informasi di dalamnya melalui

internet (Ahlqvist dkk, 2008; Jones, 2011; Jalonen, 2014). Media sosial

merupakan wadah yang mampu menyatukan antara teknologi, manusia, dan

informasi. Media sosial memungkinkan orang untuk menyimpan,

mempublikasi, berdiskusi, menyampaikan pendapat, dan termasuk di

dalamnya mempengaruhi masyarakat (Jalonen, 2014). Media sosial yang

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

digemari oleh masyarakat Indonesia setelah Facebook adalah Twitter,

Instagram, dan LINE secara berurutan (id.techinasia.com).

Media sosial dinilai sebagai gebrakan baru tempat dimana pengalaman

emosional dibagikan dan diperkuat, seperti dikatakan oleh Rubin (2011).

Meskipun emosi dirasakan pada level individual, melalui media sosial, emosi

dapat langsung dibagikan pada dan oleh orang lain (Jalonen, 2014).

Kemampuan media sosial untuk menghapus rintangan waktu dan jarak,

memungkinkan apa yang terjadi pada taraf lokal kini dapat menjadi isu

global.

Salah satu efek yang terjadi apabila terlalu banyak menggunakan media

sosial adalah emosi yang diungkapkan melalui media sosial dapat ditularkan

tanpa sadar. Hal ini memungkinkan pengguna media sosial untuk merasakan

emosi yang sama tanpa sadar. Kramer dkk (2014) menyatakan bahwa

penularan emosi dapat terjadi tanpa melalui interaksi secara langsung dan

meski tanpa informasi non-verbal. Hal ini dibuktikan pula dalam penelitian

Fowler & Christakis (2008) serta Rosenquist dkk (2011) yang dilakukan

selama 20 tahun pada sebuah media sosial yang menunjukkan bahwa mood

yang bertahan lama, seperti depresi dan kebahagiaan, dapat ditularkan melalui

media masa.

Kramer dkk (2014) juga melakukan penelitian yang membuktikan efek

media sosial terhadap emosi penggunanya. Kramer dkk menemukan bahwa

ketika seseorang banyak terpapar konten media sosial yang bernada negatif,

kemungkinan ia akan memposting konten yang bernada negatif juga akan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

meningkat. Sebaliknya, jika seseorang lebih sering terpapar pada konten

positif, kemungkinan ia memposting konten yang bernada positif juga akan

bertambah. Namun, pada kenyataannya, konten informasi yang banyak

disajikan kepada masyarakat kini cenderung bernada negatif, yang berisiskan

keresahan, kekerasan dan rusaknya moral. Hal ini menyebabkan

berkembangnya angka depresi dan tingkat agresi dalam masyarakat

(Chaturvedi & Chander, 2010).

Penelitian lain (Shweiter & Garcia, 2010; Chmiel dkk, 2011; Tadic dkk,

2013; Kwon, Kim, & Kim, 2013, Jalonen, 2014) menunjukkan bahwa media

sosial dapat mengendalikan kondisi emosi kolektif manusia baik emosi positif

maupun negatif. Media sosial dapat mendorong terjadinya ledakan konten

emosional yang melibatkan banyak orang, dimana apa yang orang bagikan,

baik informasi maupun emosi, di dalam media sosial dapat berlipat ganda

(Chmiel dkk, 2011 & Tadic dkk, 2013). Hal ini makin menguatkan

pernyataan bahwa media sosial memungkinkan emosi untuk ditularkan dari

satu orang ke orang yang lain melalui konten emosional.

Menurut penelitian Hartfield dkk (1994), beberapa orang akan lebih

mudah mengalami penularan emosi dari pada yang lain. Mereka menemukan

bahwa orang yang paling mudah tertular adalah orang yang cenderung

bersifat perhatian dan sensitif, menghargai kebersamaan daripada

individualitas dan keunikan, serta mereka yang pengalaman emosionalnya

sangat dipengaruhi oleh umpan balik dari lingkungan sekitar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain dapat menjadi media penularan emosi, penggunaan media sosial

yang terlalu banyak juga telah terbukti dapat mempengaruhi suasana hati

seseorang. Sebuah studi (Steer, 2014) menemukan bahwa saat menghabiskan

waktu menelusuri media sosial, seseorang secara otomatis akan mulai

membandingkan apa yang terjadi dalam hidupnya dengan apa yang terjadi

pada hidup orang lain dan pencapaian mereka. Hal ini tidak dapat

dikendalikan karena pengguna media sosial tidak dapat memprediksi apa

yang akan diunggah oleh sesama pengguna media sosial. Seberapa lama

seseorang menghabiskan waktu menelusuri media sosial dan mengalami

proses pembandingan sosial ini menghasilkan reaksi depresif akibat

munculnya efek “alone together” (Turkle, 2011). Turkle (2011) menjelaskan

bahwa melalui media sosial, seperti Facebook, seseorang dapat menciptakan

profil yang diinginkan atau yang dipikirkan sesuai dengan diri. Hal ini dapat

menjadi sumber stres karena melalui proses inilah seseorang membangun

citra diri.

Perubahan suasana hati terjadi karena orang akan melalui proses

pembandingan profil dirinya dengan profil milik orang lain. Terutama ketika

seseorang dihadapkan pada kebahagiaan orang lain, maka akan menghasilkan

perasaan iri dan muram. Sejalan dengan studi ini, studi lain menemukan

bahwa semakin sering seseorang membuka Facebook, semakin orang tersebut

merasa tidak bahagia (Kross dkk, 2013; telegraph.co.uk). Hal ini

menunjukkan bahwa media sosial yang memaparkan kebahagiaan seseorang,

dapat membuat pengguna media sosial lain merasa kesepian dan muram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dilansir pula dalam situs sains.kompas.com dan solopos.com bahwa

gaya hidup yang tidak terlepas dari penggunaan media sosial dapat memicu

gejala depresif yang dikenal dengan sebutan ”Facebook depression”. Gejala

ini muncul akibat terpaparnya seseorang pada laman yang berisi kesenangan

atau pengalaman bahagia yang membuat berkurangnya rasa percaya diri

orang tersebut karena tidak bernasib sama. Selain itu, tidak mendapatkan

respon yang diharapkan, terpaparnya masa lalu yang memalukan atau

menyakitkan, dan tidak memiliki jumlah teman yang banyak dapat pula

menjadi sumber munculnya gejala depresif pada pengguna media sosial.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

penggunaan media sosial yang terlalu banyak dapat memberikan efek pada

kondisi emosional dan suasana hati penggunanya. Munculnya media sosial

menjadi salah satu media yang dapat memberikan rangsangan dari luar yang

memicu keadaan emosional atau perubahan suasana hati. Oleh karena itu,

media sosial dapat menjadi sumber stressor tambahan bagi individu dewasa

awal.

Adanya rangsangan emosional dari media sosial yang dapat

mempengaruhi suasana hati ini kemudian berdampak pada perubahan

kestabilan emosi seseorang. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kestabilan emosi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kestabilan emosi

seseorang adalah faktor steming atau suasana hati atau mood (Morgan & King

dalam Walgito, 1970). Faktor ini terkait dengan keterpaparan individu pada

berbagai macam emosi, termasuk di dalamnya emosi positif atau negatif yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sangat mempengaruhi suasana hati individu tersebut. Kemunculan kondisi

atau rangsangan dari luar inilah yang memicu keadaan emosional atau

perubahan suasana hati.

Individu dewasa awal yang berkembang dengan normal seharusnya

telah mencapai kestabilan emosi yang baik (Chaturvedi & Chander, 2010).

Individu dewasa awal membutuhkan kestabilan emosi agar dapat menemukan

cara yang efektif, realistis, dan seimbang dalam mengahadapi masalah dan

tekanan yang timbul. Pencapaian ini didukung oleh perkembangan emosi

yang telah mencapai kematangan (Santrock, 2009). Individu dewasa awal

telah memiliki kemampuan pengendalian emosi yang lebih baik dibandingkan

dengan individu pada masa perkembangan sebelumnya, yaitu pada masa

anak-anak dan remaja dimana individu masih melewati tahap perkembangan

emosi. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan strategi coping individu dewasa

awal yang lebih realistis dan tidak kekanak-kanakan.

Kestabilan emosi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

kemampuan sistem emosi yang kompleks pada individu untuk tetap menjaga

ketenang-seimbangannya secara efektif (Li, 2005). Kestabilan emosi menurut

Thorndike dan Hagen (1979) ditandai dengan adanya kesamaan mood, niat,

ketertarikan, keceriaan, ketenangan dan kendali, perasaan sehat, tidak adanya

perasaan bersalah, tidak adanya kecemasan atau kesepian, tidak adanya

lamunan, serta tidak adanya dominasi ide-ide dan mood. Maka, dapat

disimpulkan bahwa kestabilan emosi merupakan faktor yang memampukan

seseorang untuk mengembangkan cara yang tenang dan seimbang dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menghadapi tekanan dalam hidup. Keseimbangan ini muncul dalam bentuk

cara pikir yang berfokus pada realita, kemampuan yang baik untuk menilai

dan mengevaluasi, serta berkembangnya perasaan, persepsi, dan sikap yang

mendukung dalam memahami kondisi yang tidak menyenangkan dalam hidup

(Smithson, 1974).

Sebaliknya, ketidakstabilan emosi merujuk pada kegagalan seseorang

dalam mengembangkan kemandirian yang seharusnya tampak pada orang

dewasa yang normal (Chaturvedi & Chander, 2010). Ketidakmandirian ini

menyebabkan pola penyesuaian diri yang kekanak-kanakan dan

ketidakmampuan untuk menjaga ketenang-seimbangan di tengah tekanan.

Kanfer & Heggestad (1997) menyebutkan bahwa orang yang memiliki

ketidakstabilan emosi tidak mampu mengendalikan emosi dan oleh karenanya

membuat mereka sulit berkonsentrasi dan menyelesaikan tugas terutama

dalam kondisi penuh tekanan. Kurangnya kemampuan berkonsentrasi ini

dapat menyebabkan menurunnya produktivitas, meningkatnya kesalahan, dan

akibatnya performa seseorang akan menjadi buruk.

Pandangan yang sama mengenai kestidakstabilan emosi diungkapkan

pula oleh Judge & Ilies (2002) yang menyebutkan bahwa mereka yang mudah

mengalami kecemasan dan rasa tidak aman (ciri-ciri ketidakstabilan emosi)

cenderung merasa ketakutan, lebih sering memikirkan kegagalan, serta lebih

merasa tidak mampu berbuat apa-apa dan membutuhkan bantuan orang lain.

Dalam kata lain, ketidakstabilan emosi dapat memicu munculnya perasaan

ketidakberdayaan yang umum disebut, meminjam istilah dari Rodewalt


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(1994), ”self-handicapping”. Merangkum dari apa yang sudah dijelaskan

sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa individu dengan

ketidakstabilan emosi akan menunjukkan keringkihan, ketidakberdayaan,

keputusasaan, sikap kekanak-kanakan, selalu mencari simpati dari orang lain,

rendahnya kemampuan mengendalikan, dan rendahnya kemampuan untuk

menyelesaikan masalah.

Sebuah penelitian (Kendler dkk, 2004) menemukan bahwa individu

yang megalami ketidakstabilan emosi (individu dengan neurotisme tinggi)

lebih rentan terhadap efek depresif akibat ancaman kontekstual jangka

panjang dari pada individu yang memiliki kestabilan emosi (individu dengan

neurotisme rendah). Penelitian lain oleh Kling dkk (2003) mendapatkan hasil

bahwa kestabilan emosi mampu memprediksi perubahan gejala depresif pada

wanita yang mengalami perubahan hidup secara signifikan.

Hasil dari kedua penelitian ini menunjukkan bahwa kestabilan emosi

merupakan faktor yang penting untuk menghadapi tekanan yang dialami oleh

manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kestabilan emosi dapat berperan

menjadi penengah dalam menghadapi stressor bagi individu dewasa awal

sehubungan dengan tugas perkembangan membutuhkan keterampilan sosial

dan emosional (Santrock, 2009). Keterampilan ini nantinya akan membantu

memudahkan individu dewasa awal dalam beradaptasi dengan perubahan

pola hidup dan mengahadapi masalah. Salah satu hal yang termasuk dalam

keterampilan emosional yang harus dimiliki oleh individu dewasa awal

adalah kestabilan emosi (Chaturvedi & Chander, 2010). Berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti kestabilan emosi individu

dewasa awal terkait dengan adanya perkembangan teknologi media sosial

yang dapat menjadi sumber stress tambahan. Maka, peneliti hendak meneliti

hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan kestabilan emosi

pengguna usia dewasa awal.

Peneliti juga tertarik melakukan penelitian ini pada masyarakat

Indonesia karena masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang

menganut budaya kolektif (Rahmani, 2014). Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya, individu yang lebih mudah mengalami penularan emosi, yaitu

cenderung bersifat perhatian dan sensitif, mengahargai kebersamaan dan

pengalaman emosionalnya sangat dipengaruhi oleh umpan balik dari

lingkungan sekitar (Hartfield dkk, 1994). Hal-hal tersebut merupakan ciri

individu yang merupakan bagian dari masyarakat kolektif (Matsumoto,

1999).

Subjek dari penelitian ini adalah individu dewasa awal pengguna media

sosial. Subjek meliputi individu yang berusia usia 19 hingga 40 tahun. Subjek

penelitian dewasa awal pada saat penelitian ini dilakukan tergolong dalam

generasi Y yang lebih dekat dengan pengggunaan media sosial yang juga

merupakan kelompok usia mayoritas pengguna media sosial di Indonesia.

Dalam penelitian ini, kestabilan emosi yang terdiri dari lima indikator

berperan sebagai variabel tergantung dan durasi penggunaan media sosial

akan berperan sebagai variabel bebas. Kelima indikator kestabilan emosi

meliputi optimisme, empati, kemandirian, ketenangan, dan toleransi. Variabel


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

ini akan diukur menggunakan skala yang disusun berdasarkan teori yang

diajukan oleh Chaturvedi & Chander (2010), sedangkan durasi penggunaan

media sosial akan diukur menggunakan angket.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

yang diajukan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan antara

durasi penggunaan media sosial dan kestabilan emosi pengguna media sosial

usia dewasa awal.

C. TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa hubungan antara durasi

penggunaan media sosial dan kestabilan emosi pengguna media sosial usia

dewasa awal.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ulasan dan

informasi bagi perkembangan ilmu psikologi perkembangan, terutama

pada bidang perkembangan dewasa awal dan perkembangan emosi

terkait dengan pengaruh perkembangan teknologi dan informasi terhadap

perkembangan psikologi. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

membantu menyediakan referensi bagi peneliti selanjutnya yang tertarik

pada bidang yang sama.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pembaca

memahami bahwa penggunaan media sosial dapat mempengaruhi

suasana hati yang dapat mengganggu kestabilan emosi, sehingga

diharapkan hasil penelitian ini dapat mendorong pembaca untuk

meningkatkan sikap kritis dalam menggunakan media sosial serta

memberi informasi bagi pembaca akan pentingnya kestabilan emosi

untuk menyikapi permasalahan hidup dengan efektif.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Masa Dewasa Awal

1. Pengertian Masa Dewasa Awal

Masa dewasa awal adalah periode perkembangan manusia yang

mencakup individu yang berusia 18 hingga 40 tahun (Hurlock, 1999).

Pendapat lain, Papalia (2007) menjelaskan bahwa masa dewasa awal

mencakup individu yang berusia 20 hingga 40 tahun. Masa ini

merupakan masa transisi dari masa remaja menuju masa dewasa. Pada

masa remaja, perubahan yang terjadi pada individu terbatas pada

perubahan dalam diri, baik secara fisik maupun secara mental (Papalia,

2007). Berbeda dengan masa remaja, individu pada masa dewasa awal

dihadapkan pada perubahan tanggung jawab, yang melibatkan tidak

hanya diri individu tetapi juga orang lain (Papalia, 2007).

Individu yang telah memasuki masa dewasa awal adalah individu

yang telah menyelesaikan proses pertumbuhannya dan siap menerima

kedudukan bersama individu dewasa lain dalam masyarakat. Pada masa

ini, individu akan meninggalkan rumah orangtuanya untuk

menyelesaikan pendidikan, untuk bekerja demi mencapai kemandirian

ekonomi dan kestabilan hubungan dengan pasangan, atau untuk

berkeluarga (Berk, 2007). Pada masa ini, individu sudah dianggap dapat

membuat keptusan sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya, tidak

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

seperti remaja dan anak-anak yang masih menjadi tanggung jawab orang

tua. Oleh karena itu, pada masa ini individu dituntut untuk menyesuaikan

diri dengan pola kehidupan yang baru serta harapan sosial yang baru

(Hurlock, 1999).

Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu dewasa awal

membutuhkan keterampilan sosial dan emosional (Santrock, 2009). Hal

ini berkaitan dengan masa dewasa awal adalah tahap dimana individu

mulai membangun hubungan yang intim dengan individu lain (Erickson

dalam Santrock, 2009). Jika individu dewasa awal gagal membangun

keintiman, ia akan mengalami keterkucilan atau isolasi yang kemudian

akan mempengaruhi hubungan interpersonalnya (Santrock, 2009).

Masa dewasa awal ini ditandai dengan adanya kemandirian secara

finansial maupun tanggung jawab atas tindakan diri sendiri (Lemme,

1995). Pada masa ini pula terdapat keputusan penting yang dibuat

berkaitan dengan pekerjaan, keluarga, dan gaya hidup. Papalia dkk

(2007) menjelaskan bahwa keputusan penting inilah yang mengganggu

keseimbangan hidup individu pada masa ini. Hal ini terkait dengan

pengaruh keputusan yang mereka buat pada kehidupan mereka

selanjutnya, baik dalam bidang kesehatan, kebahagiaan, atau kesuksesan

karir.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masa dewasa

awal merupakan masa manusia memasuki transisi dari remaja ke dewasa

yang mencakup usia 18 tahun hingga 40 tahun. Masa dewasa merupakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

masa penyesuaian diri individu terhadap pola kehidupan dan harapan

sosial yang baru.

2. Karakteristik Masa Dewasa Awal

Hurlock (1999) menjelaskan ada beberapa karakteristik atau ciri

yang membedakan masa dewasa awal dengan tahap perkembangan

lainnya. Karakteristik tersebut adalah:

a. Masa Pengaturan

Pada masa dewasa awal, individu mulai menerima tanggung

jawab yang lebih besar sebagai orang dewasa. Salah satu pengaturan

yang dilakukan oleh individu pada masa ini adalah menentukan

pekerjaan yang paling sesuai dengan diri untuk memenuhi kebutuhan

dan kepuasan yang lebih permanen.

b. Masa Usia Reproduktif

Pada masa dewasa awal, individu mulai memasuki tahap

pembanguan hubungan intim yang mengarah pada pernikahan,

bekeluarga, dan menjadi orang tua. Di sisi lain, individu yang belum

menikah akan membangun kehidupan karirnya.

c. Masa Bermasalah atau Ketidakstabilan

Pada tahap perkembangan ini, bermunculan banyak masalah

baru yang harus dihadapi. Hal ini berkaitan dengan peralihan masa

kanak-kanak ke masa dewasa yang berbeda pola hidup dan tanggung


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

jawab. Ketidakstabilan terjadi dalam berbagai aspek kehidupan

individu dewasa awal karena pola hidupnya berubah.

d. Masa Emosional

Pada masa ini, individu akan mengalami kebingungan dan

keresahan emosional. Berbeda dengan masa remaja, dimana keresahan

emosional terjadi karena perubahan secara fisik dan hormonal, pada

masa dewasa awal hal ini terkait dengan penyesuaian diri yang penuh

dengan konflik yang harus dihadapi berkaitan dengan pola hidup baru

serta tuntutan sosial dan upaya penyelesaian masalah baru yang

bermunculan.

e. Masa Keterasingan Sosial

Pada masa ini, individu menjadi lebih egosentris. Hal ini

berkaitan dengan tuntutan persaingan dan kemajuan dalam berkarir.

Maka, individu dapat pula mengalami kesepian.

f. Masa Komitmen

Pada masa ini, individu memasuki pola hidup yang baru dimana

ia dituntut untuk memikul sendiri tanggung jawab dan komitmen baru.

g. Masa di antara

Pada masa ini, individu menganggap dirinya bukan remaja lagi

tetapi juga belum sepenuhnya dewasa. Individu mengharapkan

otonomi atas hidup mereka dengan membiayai diri sendiri secara

mandiri meski sebenarnya mereka menyadari bahwa mereka masih


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

memiliki ketergantungan pada orang lain, seperti misalnya pada orang

tua untuk membiayai pendidikan.

h. Masa Perubahan Nilai

Pada masa ini, individu akan mengalami perubahan nilai yang ia

bawa semasa kanak-kanak dan remaja. Nilai-nilai itu pada masa ini

mulai dilihat menggunakan kacamata orang dewasa.

i. Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup Baru

Pada masa ini, individu harus melakukan penyesuaian diri pada

gaya hidup yang baru. Penyesuaian yang dilakukan pada umumnya

adalah dalam bidang pekerjaan, kehidupan perkawinan, peran sebagai

orang tua, maupun dalam hal berkeluarga. Hal ini sulit karena pada

umumnya terdapat ketidakcocokan antara gaya hidup yang lama

dengan gaya hidup yang baru.

j. Masa Kreatif

Pada masa ini, individu memusatkan minat dan kemampuan

individual mereka pada kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan

seperti hobi atau pekerjaan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa masa dewasa

awal merupakan masa yang ditandai dengan dimasukinya masa

pengaturan, masa usia reproduktif, masa bermasalah atau ketidakstabilan,

masa emosional, masa keterasiangan sosial, masa komitmen, masa di

antara, masa perubahan nilai, masa penyesuaian diri, dan masa kreatif.

Karakter yang paling menonjol dari masa dewasa awal yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

membedakan masa ini dengan masa remaja yang juga bergejolak adalah

adanya tuntutan sosial yang berkaitan dengan peran sosial dan tanggung

jawab sosial dari individu kepada masyarakat, serta adanya perubahan

pola hidup dimana hidup tidak lagi berfokus ke dalam diri (perubahan

fisik dan kelenjar), melainkan keluar diri. Individu dewasa awal mulai

memasuki pola hidup dimana individu mulai membangun hidup bersama

dengan orang lain (keluarga dan pekerjaan).

3. Tugas-Tugas Perkembangan Masa Dewasa Awal

Setiap melewati sebuah tahap perkembangan, individu memiliki

tugas-tugas perkembangan yang harus dipenuhi sebelum akhirnya masa

perkembagan pada tahap itu berakhir dan individu memasuki tahap

perkembangan yang selanjutnya (Hurlock, 1999). Dariyo (2003)

menjabarkan ada beberapa tugas perkembangan individu dewasa awal,

yaitu:

a. Mencari dan menemukan pasangan hidup

Ketika memasuki masa dewasa awal, individu akan semakin

matang secara seksual dan menjadi siap untuk melakukan reproduksi

melalui proses pernikahan resmi. Maka, pada masa ini, individu akan

berusaha untuk menemukan pasangan hidup yang cocok dengan

kriteria tertentu untuk membina rumah tangga.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

b. Membina kehidupan rumah tanggga

Individu yang berada di masa dewasa awal akan berusaha untuk

membuktikan diri dengan menunjukkan bahwa mereka telah mandiri

secara ekonomi dan tidak bergantung pada orangtua. Hal ini berkaitan

dengan persiapan membangun rumah tangga sendiri. Individu dituntut

untuk mampu membentuk, membina, dan mengembangkan kehidupan

rumah tangga dengan baik agar mencapai kebahagiaan. Selain itu,

individu juga memiliki kewajiban untuk melahirkan (bagi wanita),

membesarkan anak, mendidik anak, dan membina anak dalam

keluarga. Maka, individu harus dapat bekerja sama dengan pasangan

hidupnya.

c. Meniti karir untuk memantapkan kehidupan ekonomi rumah tangga

Setelah menyelesaikan pendidikannya, individu dewasa awal

akan memasuki dunia kerja dan menerapkan ilmunya. Individu akan

berusaha menemukan dan menekuni karir yang cocok dengan minat

dan bakat mereka, meski tidak sedikit individu yang tetap bekerja

pada bidang yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya.

Hal ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan jaminan masa

depan keuangan yang baik. Penghasilan yang layak dapat membantu

individu untuk membangun kehidupan ekonomi keluarga yang mapan.

Selain itu, masa ini merupakan masa individu mencapai puncak

prestasi. Individu akan bersemangat dan penuh idealisme sehingga

pada masa ini mereka akan bekerja dengan keras dan bersaing dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

individu sebaya untuk menunjukkan prestasi kerja yang baik. Dengan

demikian, individu tersebut akan mampu mendapatkan pengahasilan

yang baik dan mampu memberi kehidupan yang sejahtera bagi

keluarganya.

d. Menjadi warga negara yang bertangggung jawab

Individu pada masa ini wajib memenuhi seluruh syarat yang

tertera dalam undang-undang, seperti mengurus dan memiliki surat

tanda penduduk, akta kelahiran, paspor/visa bagi yang akan bepergian,

membayar pajak, serta turut menjaga ketertiban dan keamanan

masyarakat dengan mengendalikan diri serta terlibat dalam kegiatan

gotong-royong, dsb.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada beberapa

tugas perkembangan yang harus dilaksanakan oleh individu dewasa awal.

Tugas tersebut meliputi tugas mencari pasangan hidup, membina

kehidupan rumah tangga, meniti karir dan memantapkan perekonomian

keluarga, dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

B. Kestabilan Emosi

1. Pengertian Kestabilan Emosi

Emosi diartikan sebagai keadaan perasan yang melibatkan pikiran-

pikiran dan perubahan fisiologis, ekspresi seperti reaksi wajah, gestur

atau postur tubuh (Brehm, 1999; Cacioppo & Gardner, 1990 dalam

Jalonen, 2014). Emosi memiliki objek yang secara intuitif dan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

sengaja dituju. Janlonen (2014) mengutip literatur (Russel, 1980;

Schweiter & Garcia, 2010) yang menjelaskan bahwa emosi dibagi

menjadi dua bagian yaitu yang menggambarkan jenis emosi (valence)

dan bagian yang mengambarkan efek emosi (arousal). Valence mengacu

pada apakah perasaan yang berkaitan dengan emosi tertentu bersifat

positif atau negatif, sedangkan arousal mengacu pada aktivitas personal

yang dilakukan akibat emosi tertentu. Pejelasan mengenai bagian ini

dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Bagan model afek (diadaptasi dari Russel, 1980)

Locke (2001) menjelaskan bahwa terdapat sebuah pola universal

terbentuknya setiap emosi. Pola tersebut adalah: objek  kognisi 

apraisal nilai  emosi. Objek di sini dapat berupa berbagai macam

benda, orang, perbuatan, kejadian, ide, kenangan atau emosi pendahulu.

Objek ini seringkali tidak disadari oleh individu pada umumnya. Tahap

kognisi di sini melibatkan persepsi seseorang terhadap objek tersebut dan

konteksnya beserta pengetahuan pendahulu yang secara bawah sadar

otomatis diasosiasikan dengan objek tersebut. Tahap penilaian di sini


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

melibatkan pengukuran objek secara bawah sadar berdasarkan apakah

nilai yang muncul dipersepsi sebagai ancaman atau pemenuhan dengan

tingkatan tertentu. Kedua tahap tengah pada pola ini, yaitu tahap kognisi

dan apraisal nilai, merupakan proses otomatis bukan dikendalikan

kehendak serta merupakan proses bawah sadar dan bukan sadari.

Locke (2001) juga memberikan penjelasan mengenai mood. Mood

adalah keadaan emosional yang bertahan karena objek emosi tersebut

terdapat di mana-mana atau karena pemicu kondisi emosi tersebut adalah

alam bawah sadar yang merupakan bagian ingatan atau karena terus-

menerus mengingat kejadian yang memicu.

Lokus kendali emosi pada umumnya terletak pada masing-masing

individu. Namun, ada pula (Bar-Tal dkk, 2007) yang berargumen bahwa

ada yang disebut dengan emosi kolektif. Bar-Tal dkk menjelaskan bahwa

emosi kolektif merupakan pengalaman emosional yang dikuatkan oleh

masyarakat.

Li (2005) mengartikan kestabilan emosi, berdasarkan teori self-

organization, sebagai label yang menggambarkan mampu atau tidaknya

suatu sistem emosi yang kompleks untuk secara otomatis

mempertahankan keseimbangannya dengan efisien. Sedangkan menurut

Thorndike dan Hagen (1979), seseorang yang memiliki kestabilan emosi

adalah yang memiliki kesamaan atau keseimbangan mood, intensi,

ketertarikan, optimisme, keceriaan, ketenangan dan kendali, perasaan

sehat, tidak adanya perasaan bersalah, tidak adanya kecemasan atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

kesepian, tidak adanya lamunan, serta tidak adanya dominasi ide-ide dan

mood. Tokoh lain, Smithson (1974), mengartikan kestabilan emosi

sebagai sebuah proses dimana kepribadian secara terus-menerus berjuang

untuk mencapai kondisi kesehatan emosional yang lebih baik, secara

intra-fisik maupun intra-kepribadian, sehingga orang menjadi mampu

untuk mengembangkan cara memandang hidup yang terintegrasi dan

berimbang, serta cara berpikir yang berorientasi pada realita. Pemahaman

terhadap hidup dengan cara ini kemudian juga menguatkan ego

seseorang.

Di sisi lain, ketidakstabilan emosi merujuk pada kegagalan

seseorang untuk mengembangkan kemandirian atau kebergantungan pada

diri sendiri yang seharusnya muncul pada orang dewasa yang normal,

yang disertai dengan penggunaan terus-menerus penyesuaian diri yang

kekanak-kanakan dan ketidakmampuan untuk menjaga keseimbangan di

bawah kondisi yang penuh tekanan (Chaturvedi & Chander, 2010).

Individu yang memiliki ketidakstabilan emosi menunjukkan

ketidakmampuan untuk mengatasi masalah dan selalu membutuhkan

bantuan orang lain dalam menyelesaikan tugas sehari-hari. Selain itu,

individu ini juga menunjukkan sikap kekanak-kanakan, egois, mudah

terpengaruh, dan penuntut.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa emosi

merupakan keadaan perasaan yang melibatkan pikiran dan perubahan

fisiologis. Mood merupakan keadaan emosional yang bertahan karena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

objek emosi yang bertahan. Kestabilan emosi merupakan kemampuan

suatu sistem emosi, yang terdapat pada individu dewasa yang normal,

untuk secara otomatis mempertahankan keseimbangannya dengan efisien

dalam menghadapi masalah atau ketika berada di bawah kondisi yang

penuh tekanan, sehingga tercapai penyesuaian diri yang baik.

2. Indikator Kestabilan Emosi

Chaturvedi & Chander (2010) menjelaskan bahwa ada lima

indikator dari kestabilan emosi. Kelima indikator tersebut merupakan

hasil seleksi dan penilaian pakar psikologi yang telah memiliki

pengalaman setidaknya 10 tahun dalam bidang asesmen kepribadian.

Kelima indikator tersebut adalah:

a. Optimisme

Individu optimis adalah mereka yang selalu ceria dan terlihat

positif. Individu ini merasa puas dengan dirinya, memandang hidup

itu menyenangkan, dan berdamai dengan dunia. Mereka menunjukkan

sikap tekun dalam mencari tujuan-tujuan meski terhalang hambatan,

menjalani hidup dengan dasar pemikiran ada harapan untuk sukses

daripada dengan dasar rasa takut akan kegagalan. Mereka memandang

kegagalan sebagai situasi yang bisa dikendalikan daripada sebagai

kekurangan individual. Sebaliknya, individu pesimis adalah mereka

yang muram dan tertekan, kecewa dengan keberadaan mereka dan

merasa bermusuhan dengan dunia. Individu ini memiliki harga diri


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

yang rendah, bersifat introvert, memiliki rasa bersalah, memiliki

ketergantungan interpersonal, dan pasif dalam situasi sosial.

b. Empati

Empati merupakan kemampuan untuk merasakan apa yang

dirasakan oleh orang lain. Individu yang bersifat empatik selalu

mempertimbangkan apa yang orang lain rasakan sekaligus

mempertimbangkan faktor-faktor yang berkaitan dalam membuat

keputusan. Individu ini memiliki kehangatan, kepercayaan, kejujuran,

dan sifat altruisme. Sebaliknya, individu yang bersifat apatis adalah

mereka yang dingin, duniawi, serta memusatkan perhatiannya pada

urusan mereka dengan orang lain.

c. Kemandirian/otonomi

Individu yang memiliki sifat otonom yang tinggi menikmati

adanya kebebasan dan kemandirian, membuat keputusan sendiri,

memandang diri mereka sebagai tuan atas takdir diri mereka, dan

mengambil tindakan realistik dalam menyelesaikan masalah.

Sebaliknya, individu yang begantung pada orang lain adalah mereka

yang kekurangan kemandirian, berpikir bahwa dirinya tidak berdaya

atas takdir, dikendalikan oleh orang lain dan situasi, serta

menunjukkan sifat submisif dan kepatuhan yang sangat tingi terhadap

sosok otoritas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

d. Ketenangan

Individu yang memiliki ketenangan selalu bersikap tenang, tidak

mudah terganggu, tentram, dan menolak ketakutan atau kecemasan

yang tidak masuk akal. Kemampuan-kemampuan ini membuat

individu dapat tetap tenang, tetap dapat berpikir dengan jernih dan

fokus meski berada di bawah tekanan. Sebaliknya, individu yang

cemas sangat mudah terganggu saat ada hal yang salah dan cenderung

merasa cemas tanpa alasan yang jelas mengenai hal-hal yang mungkin

atau tidak mungkin terjadi.

e. Toleransi

Individu yang toleran bersifat lembut, bertemperamen tenang,

tidak memiliki konflik personal, dan tidak melakukan kekerasan baik

secara langsung maupun tidak langsung. Mereka mampu mengatur

perasaan-perasaan yang mengganggu dan impuls dengan efisien.

Sebaliknya, individu yang agresif ditandai dengan ekspresi kemarahan

secara langsung atau tidak langsung, seperti ditunjukkan dengan

perilaku tantrum, berkelahi, perdebatan yang kasar, atau keikutsertaan

pada kegiatan menantang seperti balapan mobil. Mereka tidak dapat

memaklumi orang lain dan merasa harus membalas siapa pun yang

bertentangan dengan mereka.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kestabilan

emosi memiliki lima indikator. Indikator tersebut meliputi optimisme,

empati, kemandirian/otonomi, ketenangan, dan toleransi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

3. Ciri-Ciri Kestabilan Emosi

Kestabilan emosi merupakan salah satu prediktor kepribadian yang

paling kuat dari kesejahteraan atau kepuasan hidup individu (DeNeve &

Cooper, 1998; Steel, Schmidt, & Schulz, 2008 dalam Barrick & Mount,

2001). Karakter kestabilan emosi dapat dengan lebih jelas dilihat apabila

dipandang dari sisi lain yaitu dari sisi neurotisme. Individu yang

memiliki kestabilan emosi yang rendah disebut pula dengan istilah

individu neurotik.

Individu yang memiliki kestabilan emosi yang rendah ini

mengalami tingkat stress yang lebih besar dan penurunan tingkat

kepuasan hidup karena mereka mengalami lebih banyak peristiwa yang

merugikan, dan bereaksi secara negatif dengan kuat ketika masalah

muncul. Individu neurotik tidak mampu mengatasi stres dengan efektif

karena ketergantungan mereka pada emosi dan coping style mereka yang

berorientasi pada penghindaran masalah (Barrick & Mount, 2001).

Burger (2000) menambahkan bahwa individu yang memiliki kestabilan

emosi yang rendah akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan

lingkungan. Selain itu, individu neurotik cenderung bersifat emosional,

mudah cemas, tegang, dan marah (De Raad & Perugini, 2002).

Sebaliknya, individu yang memiliki kestabilan emosi yang lebih

tinggi memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi pula karena mereka

lebih percaya diri dalam mengahadapi keadaan penuh tekanan, memiliki

pandangan yang positif terhadap diri sendiri, orang lain, maupun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

terhadap lingkungan, serta mereka tidak membiarkan emosi-emosi

negatif dan pemikiran yang merusak mengalihkan mereka dari apa yang

sedang dikerjakan atau dilakukan (Barrick & Mount, 2001). Individu ini

lebih tenang dalam mengahadapi stres dan kegagalan. Goldberg (dalam

Suhartanto, 2003) menjelaskan beberapa facet atau sifat-sifat khusus

untuk kestabilan emosi (neuroticism) yaitu stabilitas, ketenangan,

ketidakcemburuan, kepuasaan, rasa aman, kegembiraan, ketabahan,

berkepala dingin, dan kendali/terkontrol.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa individu yang

memiliki kestabilan emosi yang baik adalah individu yang memiliki

kepuasan hidup lebih tinggi, bepandangan positif, tidak tergoyahkan oleh

emosi-emosi dan pikiran negatif, lebih tenang dalam menghadapi stres

dan kegagalan, merasa aman, tidak iri hati, dan berkepala dingin.

Sedangkan individu yang memiliki kestabilan emosi yang rendah adalah

individu yang mudah stres, tidak puas terhadap hidup, menghindari

masalah, sulit beradaptasi, emosional, mudah cemas, tegang, dan marah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi

Ada beberapa faktor menurut Morgan & King (dalam Walgito,

1970) yang dapat mempengaruhi kestabilan emosi seseorang, yaitu:

a. Keadaan jasmani individu

Kondisi fisik meliputi kondisi kesehatan jasmani individu.

Individu yang berada dalam kondisi sehat akan memiliki kestabilan

emosi yang lebih baik daripada individu yang sedang sakit.

b. Pembawaan (Keadaan dasar individu)

Faktor pembawaan merupakan faktor yang melekat pada diri

individu. Faktor ini meliputi faktor genetika, gender, kepribadian,

etnis, dan kondisi sosial ekonomi.

c. Stemming atau suasana hati

Faktor suasana hati merupakan keadaan individu pada suatu

waktu tertentu, dalam kata lain adalah mood. Keterpaparan individu

pada berbagai macam stimulus emosi, termasuk di dalamnya emosi

positif atau negatif sangat mempengaruhi suasana hati individu

tersebut. Hal ini berkaitan dengan kemunculan kondisi atau

rangsangan dari luar yang memicu keadaan emosional atau perubahan

suasana hati.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada tiga

faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan emosi seseorang. Ketiga

faktor tersebut adalah faktor keadaan jasmani individu, faktor keadaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

dasar individu atau faktor bawaan, serta faktor suasana hati atau

stemming.

C. Media Sosial

1. Pengertian Media Sosial

Media dalam komunikasi menurut Effendi (1986) adalah

komponen dari komunikasi interpersonal yang merupakan saluran atau

sarana yang memfasilitasi pihak yang saling berkomunikasi secara tidak

langsung. Dengan adanya perkembangan teknologi, muncul internet yang

menghapus batasan waktu dan tempat, sehingga memungkinkan orang

untuk berkomunikasi dengan orang di bagian bumi yang lain kapan pun.

Komunikasi yang bermediakan internet inilah yang kemudian disebut

dengan media sosial.

Yunus (2010) menjelaskan bahwa media sosial merupakan media

yang terhubung dengan jaringan internet yang memungkinkan pengguna

melakukan komunikasi dalam dunia virtual atau online. Media sosial

juga diartikan sebagai sekumpulan aplikasi berbasis internet yang

menjalankan fungsinya melalui partisipasi pengguna dengan

menciptakan isi, merubah isi yang telah ada, berkontribusi pada dialog

masyarakat, dan menyatukan berbagai media (Tapscott & Williams,

2007; Kaplan & Haenlein, 2010). Jalonen (2014) menjelaskan bahwa

pada umumnya media sosial merujuk pada alat komunikasi antar manusia

dimana mereka dapat menciptakan, berbagi, dan bertukar informasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

dalam jaringan internet (networks). Selain itu, media sosial juga diartikan

sebagai sebuah bentuk komunikasi yang bermediasikan komputerisasi,

seperti email dan percakapan online yang memungkinkan pengguna

untuk bertukar konten melalui internet (Ahlqvist dkk, 2008; Collins,

2004).

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media

sosial merupakan media terkomputerisasi yang dapat berupa aplikasi

yang terhubung dengan internet yang memungkinkan penggunanya untuk

melakukan berbagai aktivitas komunikasi secara tidak langsung (online)

dalam networks.

2. Fungsi Media Sosial

Media sosial dalam perannya sebagai alat komunikasi memiliki

beberapa fungsi utama, di antaranya adalah sebagai berikut (Jalonen,

2014):

a. Media komunikasi (communication)

Sebagai alat komunikasi, media sosial menyediakan alat untuk

berbagi, menyimpan, mempublikasikan isi, berdiskusi, menyatakan

pendapat, dan termasuk mempengaruhi.

b. Media kolaborasi (collaboration)

Media sosial memungkinkan pengguna menciptakan konten kolektif

dan merubahnya tanpa batasan waktu dan tempat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

c. Media penghubung (connecting)

Dalam tugasnya sebagai penghubung, media sosial menyediakan

sebuah platform baru dimana orang mendapatkan cara baru untuk

membangun jaringan dengan orang lain, mensosialisasikan profil diri

kepada masyarakat, dan menciptakan dunia virtual.

d. Media pelengkap (completing)

Media sosial memiliki alat yang menungkinkan pengguna untuk

melengkapi konten dengan mendeskripsikan, menambahi atau

menyaring informasi, menandai konten, dan menunjukkan hubungan

antar konten.

e. Media penggabung (combining)

Media sosial penghubung atau yang biasa disebut dengan istilah

mash-ups diciptakan untuk memungkinkan pengguna untuk

menggabungkan, mencampurkan, atau membuka konten-konten dari

berbagai aplikasi.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media sosial

memiliki lima fungsi. Fungsi tersebut meliputi fungsi sebagai media

komunikasi, media kolaborasi, media penghubung, media pelengkap, dan

media penggabung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

3. Bentuk-Bentuk Media Sosial

Komunikasi secara tidak langsung melalui internet dapat dilakukan

melalui berbagai bentuk media sosial (Jalonen, 2014), di antaranya:

a. Blog (misalnya: blogger, wordpress, Facebook)

b. Mikroblog (mislanya: Twitter, Google+, LinkedIn)

c. Podcasts (misalnya: iTunes)

d. Videocasts (misalnya: YouTube)

e. Media sharing system (misalnya: SlideShare, dropbox)

f. Forum diskusi (misalnya: Apple Support Communities, Kaskus)

g. Pesan instan (misalnya: Skype, Whatsapp, LINE)

h. Shared workspaces (misalnya: GoogleDocs)

i. Mash-ups (misalnya: Google Maps, Foursquare)

j. Wikis (misalnya: Wikipedia, dramaWiki)

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media sosial

dapat ditemukan dalam berbagai bentuk. Media sosial tidak terbatas pada

media yang berupa tulisan, tetapi juga media gambar dan suara, maupun

gabungan antara ketiganya.

4. Tipe Penggunaan Media Sosial

Penggunaan media sosial dapat dibagi menjadi dua tipe

penggunaan, yaitu pengunaan yang aktif dan penggunaan yang bersifat

pasif. Askalani (2012) menjelaskan bahwa pengguna media sosial dapat

dibedakan berdasarkan seberapa aktif atau pasif pengguna tersebut dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

menggunakan media sosial. Penggunaan aktif atau pun pasif dibedakan

berdasarkan bagaimana pengguna menggunakan berbagai fungsi dalam

media sosial, seperti misalnya: melihat gambar, berbagi pemikiran atau

pengalaman, meng-klik link atau simbol tertentu sebagai bentuk

feedback, atau sekedar menjelajahi konten halaman media sosial tersebut.

Penggunaan yang aktif adalah dimana pengguna media sosial

terlibat dalam interaksi online dengan pengguna yang lain melalui

berbagai fitur media sosial seperti memberikan komentar pada postingan

pengguna lain, memposting status atau foto, atau pun menggunakan fitur

chat. Pengguna aktif mengendalikan dialog dan dengan leluasa

membagikan informasi personalnya. Pengguna yang bersifat aktif akan

melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Sebaliknya, penggunaan yang

pasif adalah dimana pengguna media sosial kurang terlibat dalam

interaksi menggunakan fitur online. Pengguna yang pasif hanya akan

menjelajahi isi halaman media sosial saja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pengguna

media sosial dibagi menjadi dua tipe, pengguna aktif dan pasif. Pengguna

aktif adalah pengguna yang terlibat aktif dalam interaksi online melalui

berbagai fitur media sosial, termasuk di dalamnya meng-klik link atau

simbol tertentu, menerima dan memberikan komentar, memposting

status, foto, atau tautan, menggunakan fitur chat, dll. Pengguna pasif

adalah pengguna yang hanya menjelajahi isi media sosial tanpa

melakukan interaksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

D. Durasi Penggunaan Media Sosial

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan kata durasi

sebagai lamanya sesuatu berlangsung, rentang waktu. Tubbs & Sylvia (1983)

menjelaskan bahwa intensitas pengunaan dapat diukur berdasarkan durasi

atau durasi. Berdasarkan Andarwati & Sankarto (2005), durasi dinyatakan

dalam satuan kurun waktu tertentu (menit atau jam). Oleh karena itu, durasi

penggunaan media sosial dapat diukur melalui seberapa seberapa lama waktu

yang dihabiskan oleh pengguna untuk mengakses media sosial. Semakin lama

pengguna media sosial mengakses media sosialnya, semakin tinggi pula

durasi penggunaan media sosial. Sebaliknya, semakin sebnetar pengguna

media sosial mengakses media sosialnya, semakin rendah pula durasi

penggunaan media sosial.

E. Dinamika Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial dengan

Kestabilan Emosi Pengguna Media Sosial Usia Dewasa Awal

Kestabilan emosi merupakan faktor yang memampukan seseorang

untuk mengembangkan cara yang tenang dan seimbang dalam menghadapi

masalah hidup (Smithson, 1974). Scott (1986) berpendapat bahwa kestabilan

emosi merupakan salah satu dari tujuh faktor penting yang mengindikasi

kesehatan mental superior. Rendahnya kestabilan emosi merujuk pada

kegagalan seseorang dalam mengembangkan kemandirian yang seharusnya

tampak pada orang dewasa yang normal (Chaturvedi & Chander, 2010).

Individu yang memiliki kestabilan emosi yang baik adalah individu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

memiliki kepuasan hidup lebih tinggi, bepandangan positif, tidak tergoyahkan

oleh emosi-emosi dan pikiran negatif, lebih tenang dalam menghadapi stress

dan kegagalan, merasa aman, tidak iri hati, dan berkepala dingin. Sebaliknya,

individu yang memiliki kestabilan emosi yang rendah adalah individu yang

mudah stress, tidak puas terhadap hidup, menghindari masalah, sulit

beradaptasi, emosional, mudah cemas, tegang, dan marah.

Sebuah penelitian (Kendler dkk, 2004) menemukan bahwa individu

yang megalami ketidakstabilan emosi (individu dengan neurotisme tinggi)

lebih rentan terhadap efek depresif akibat ancaman kontekstual jangka

panjang dari pada individu yang memiliki kestabilan emosi (individu dengan

neurotisme rendah). Penelitian lain oleh Kling dkk (2003) mendapatkan hasil

bahwa kestabilan emosi mampu memprediksi perubahan gejala depresif pada

wanita yang mengalami perubahan hidup secara signifikan. Dari hasil kedua

penelitian ini dapat dilihat bahwa kestabilan emosi merupakan faktor yang

penting untuk menghadapi tekanan yang dialami oleh manusia dalam

kehidupan sehari-hari. Kestabilan emosi dapat berperan menjadi pendukung

dalam menyelesaikan masalah dan penengah dalam menghadapi stres.

Individu dewasa awal yang telah memiliki kestabilan emosi yang baik

dan telah mampu mengendalikan emosi pun tetap dapat mengalami

ketidakstabilan emosi pada saat tertentu. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kestabilan emosi seseorang adalah faktor steming atau suasana

hati atau mood (Morgan & King dalam Walgito, 1970). Faktor ini terkait

dengan keterpaparan individu pada berbagai macam emosi, termasuk di


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

dalamnya emosi positif atau negatif yang sangat mempengaruhi suasana hati

individu tersebut. Kemunculan kondisi atau rangsangan dari luar inilah yang

memicu keadaan emosional atau perubahan suasana hati.

Adanya perkembangan zaman membuat faktor yang mempengaruhi

kestabilan emosi semakin bervariasi. Salah satunya adalah gaya hidup yang

tidak terlepas dari penggunaan media sosial yang dapat memicu munculnya

gejala depresif yang dikenal dengan sebutan ”Facebook depression”

(sains.kompas.com. & solopos.com). Gejala ini muncul akibat terpaparnya

seseorang pada laman yang berisi kesenangan atau pengalaman bahagia yang

membuat berkurangnya rasa percaya diri orang tersebut karena tidak bernasib

sama. Hal ini menjelaskan bahwa media sosial dapat mempengaruhi suasana

hati seseorang yang kemudian berdampak pada kestabilan emosi.

Perubahan suasana hati terjadi karena orang melalui proses

pembandingan profil dirinya dengan profil milik orang lain. Terutama ketika

seseorang dihadapkan pada kebahagiaan orang lain, maka akan menghasilkan

perasaan iri dan muram. Sebuah studi menemukan bahwa semakin sering

seseorang membuka Facebook, semakin orang tersebut merasa tidak bahagia

(Kross dkk, 2013; telegraph.co.uk). Hal ini menunjukkan bahwa media sosial

yang memaparkan kebahagiaan seseorang, dapat membuat pengguna media

sosial lain merasa kesepian dan muram.

Penelitian lain (Kramer dkk, 2014) membuktikan efek dari media sosial

terhadap emosi penggunanya. Kramer dkk (2014) menemukan bahwa ketika

seseorang banyak terpapar konten media sosial yang bernada negatif,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

kemungkinan ia akan memposting konten yang bernada negatif juga akan

meningkat. Sebaliknya, jika seseorang lebih sering terpapar pada konten

positif, kemungkinan ia memposting konten yang bernada positif juga akan

bertambah. Menurut penelitian Hartfield dkk (1994), beberapa orang akan

lebih mudah mengalami penularan emosi dari pada yang lain. Orang yang

paling mudah tertular adalah orang yang cenderung bersifat perhatian dan

sensitif, menghargai kebersamaan daripada individualitas dan keunikan, serta

mereka yang pengalaman emosionalnya sangat dipengaruhi oleh umpan balik

dari lingkungan sekitar. Chaturvedi & Chander (2010) menemukan bahwa

keterpaparan terhadap informasi yang pada umumnya lebih bersifat negatif

menghasilkan berkembangnya angka depresi dan tingkat agresi dalam

masyarakat.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media sosial dapat menjadi

media penularan emosi yang menjadi stimulus pemicu terjadinya perubahan

suasana hati. Media sosial dapat menjadi sumber stressor tambahan bagi

individu dewasa awal. Individu dapat ikut memposting status bernada negatif

apabila individu tersebut banyak terpapar pada postingan yang bernada

negatif pula. Semakin sering individu terpapar konten yang bernada negatif,

semakin meningkat kemungkinan individu untuk menulis konten yang

bernada negatif pula. Selain itu, individu dapat merasa muram apabila

mengetahui kebahagiaan orang lain. Maka dapat diduga apabila individu

menghabiskan waktu semakin lama untuk menggunakan media sosial,

semakin rendah kestabilan emosi yang individu tersebut miliki. Sebaliknya,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

semakin sedikit waktu yang individu habiskan untuk menggunakan media

sosial, semakin tinggi kestabilan emosi yang dimiliki. Oleh karena itu, dapat

ditarik asumsi bahwa ada hubungan negatif antara durasi penggunaan media

sosial dengan kestabilan emosi pengguna media sosial usia dewasa awal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Skema hubungan durasi penggunaan media sosial dengan kestabilan emosi


pengguna media sosial usia dewasa awal

Durasi penggunaan media sosial

Tinggi Rendah
- Durasi lama - Durasi sebentar

Yang dialami oleh pengguna media Yang dialami oleh pengguna media
sosial: sosial:
- Sering terpapar stimulus - Jarang/tidak terpapar stimulus
emosional emosional
- Sering terpapar konten emosional - Jarang/ tidak terpapar konten
- Sering mengalami proses emosional
pembandingan - Jarang/tidak mengalami proses
pembandingan

Terjadi perubahan suasana hati Jarang/tidak terjadi perubahan


Suasana hati menjadi tidak stabil suasana hati
Suasana hati stabil

Kestabilan Emosi Rendah Kestabilan Emosi Tinggi

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah terdapat hubungan

negatif antara durasi penggunaan media sosial dan kestabilan emosi pengguna

media sosial usia dewasa awal. Apabila durasi penggunaan media sosial

tinggi maka kestabilan emosi pengguna media sosial semakin rendah.

Sebaliknya, apabila durasi penggunaan media sosial rendah maka kestabilan

emosi pengguna media sosial akan tinggi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan

untuk menganalisa hubungan antara dua variabel (Azwar, 2005). Analisis

korelasi ini menghasilkan arah hubungan (positif atau negatif) dan besar

hubungan (kuat atau lemah) (Trihendradi, 2013). Penelitian kuantitatif

merupakan penelitian yang menggunakan aspek pengukuran, penghitungan,

rumus, dan kepastian dalam proses pengerjaannya (Musianto, 2002).

Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional untuk mengetahui

hubungan durasi penggunaan media sosial sebagai variabel bebas dan

kestabilan emosi pengguna media sosial usia dewasa awal sebagai variabel

tergantung.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian yang menjadi pusat perhatian dalam

suatu penelitian (Arikunto, 2002). Ada dua variabel dalam penelitian ini,

yaitu:

a. Variabel bebas : Durasi penggunaan media sosial

b. Variabel tergantung : Kestabilan emosi

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

C. Definisi Operasional

1. Variabel Bebas

Durasi penggunaan media sosial mengacu pada lamanya pengguna

media sosial menggunakan media sosialnya dalam interaksi online

melalui berbagai fitur media sosial. Semakin lama seseorang

menggunakan media sosial, semakin tinggi pula tingkat durasi

penggunaannya. Sebaliknya, semakin sedikit waktu yang dihabiskan

seseorang untuk menggunakan media sosial, semakin rendah pula tingkat

durasi penggunaan media sosialnya. Durasi dalam penelitian ini diukur

dengan menggunakan angket. Angket yang digunakan berisi pertanyaan

langsung yang terarah pada informasi yang ingin diungkap, yaitu data

baik berupa fakta maupun opini yang menyangkut diri subjek (Azwar,

2011). Angket durasi penggunaan media sosial ini berisi pertanyaan

mengenai kepemilikan media sosial, tipe penguna media sosial, dan

durasi penggunaan media sosial yang dinyatakan dalam jumlah jam

dalam seminggu.

2. Variabel Tergantung

Kestabilan emosi adalah kemampuan suatu sistem emosi, yang

terdapat pada individu dewasa yang normal, untuk secara otomatis

mempertahankan keseimbangannya dengan efisien di bawah kondisi

yang penuh tekanan (Li, 2005; Chaturvedi & Chander, 2010). Kestabilan

emosi akan diukur menggunakan skala yang disusun berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

indikator kestabilan emosi dari Chaturvedi & Chander (2010), yaitu:

optimisme, empati, kemandirian/otonomi, ketenangan, toleransi. Hasil

dari skala ini akan menunjukkan tingkat kestabilan emosi yang dimiliki

oleh subjek. Semakin tinggi skor yang diperoleh subjek pada skala ini,

semakin tinggi pula tingkat kestabilan emosi yang dimiliki oleh subjek.

Sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh subjek pada skala ini,

semakin rendah pula tingkat kestabilan emosi subjek.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah individu yang tergolong dalam individu

dewasa awal, yang mencakup rentang usia 18 hingga 40 tahun (Hurlock,

1999) yang merupakan pengguna media sosial. Subjek penelitian ini dipilih

dengan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan karateristik tertentu (Azwar, 2010).

Teknik ini dipilih agar peneliti mendapatkan sampel sesuai dengan

karateristik subjek yang diinginkan, yaitu individu dewasa awal yang berusia

antara 18 hingga 40 tahun yang menggunakan media sosial. Pengumpulan

sampel ini dilakukan melalui voluntary sampling dengan meminta kesediaan

subjek untuk mengisi angket dan skala online menggunakan layanan website

GoogleForms.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

penyebaran skala dan angket. Azwar (2012) menjelaskan bahwa skala

merupakan alat ukur psikologi yang digunakan untuk mengungkap atribut

tertentu.

1. Angket Durasi Penggunaan Media Sosial

Bersama dengan skala kestabilan emosi, peneliti menyertakan

angket yang bertujuan untuk mengetahui apakah subjek menggunakan

media sosial. Media sosial tidak terbatas pada media yang berupa tulisan,

tetapi juga media gambar dan suara, maupun gabungan antara ketiganya.

Bentuk-bentuk media sosial yang digunakan termasuk di antaranya:

Facebook, Twitter, Instagram, dan LINE. Angket durasi penggunaan

media sosial ini berisi pertanyaan mengenai kepemilikan media sosial,

tipe penguna media sosial, dan durasi penggunaan media sosial yang

dinyatakan dalam jumlah jam dalam seminggu. Dengan keterbatasan

teori mengenai durasi penggunaan media sosial, maka peneliti tidak

mendapatkan dasar yang jelas tentang jumlah maksimal atau minimal

durasi penggunaan media sosial. Maka, subjek dapat mengisi secara

bebas jumlah jam yang dihabiskan untuk menggunakan media sosial.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini, peneliti tidak mencantumkan nilai

maksimal, minimal, mean, dan standar deviasi teoretis untuk data yang

berasal dari angket ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

2. Skala Kestabilan Emosi

Skala kestabilan emosi disusun oleh peneliti dengan mengacu pada

indikator kestabilan emosi yang diajukan oleh Chaturvedi & Chander

(2010), yaitu: optimisme, empati, kemandirian/otonomi, ketenangan,

serta toleransi. Skala kestabilan emosi menggunakan jenis skala Likert,

yaitu skala yang menggunakan metode meminta subjek menyatakan

kesetujuan atau ketidaksetujuannya pada sebuah kontinum dari

pernyataan yang terdapat dalam skala (Anderson dalam Supratiknya,

2014). Skala dalam penelitian ini dibuat dengan memodifikasi skala

Likert dari 5 respon jawaban menjadi 4 respon jawaban karena subjek

penelitian ini adalah orang Indonesia, yang pada umumnya memilih

jawaban netral yang menandakan tidak adanya jawaban yang kemudian

tidak memiliki nilai (Hadi, 2011). Maka modifikasi ini dilakukan untuk

menghilangkan respon jawaban netral sehingga subjek yang ragu-ragu

dalam merespon tidak dapat melakukan central tendency effect.

Skala ini terdiri dari aitem-aitem berupa pernyataan yang memiliki

4 respon jawaban, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai

(TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Aitem-aitem pada skala ini terdiri

dari dua jenis aitem, yaitu: aitem favorable yang merupakan pernyataan

yang bila disetujui menunjukkan sikap positif terhadap objek sasaran,

dan aitem unfavorable yang merupakan pernyataan yang bila disetujui

menunjukkan sikap negatif terhadap objek sasaran (Anderson dalam

Supratiknya, 2014). Pernyataan pada skala ini memiliki bobot skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

berbeda, berikut adalah rincian pemberian bobot skor aitem pada skala

kestabilan emosi:

Tabel 1. Tabel Penilaian Aitem Skala Kestabilan Emosi

Respon Favorable Unfavorable

Sangat Sesuai (SS) 4 1

Sesuai (S) 3 2

Tidak Sesuai (TS) 2 3

Sangat Tidak Sesuai (STS) 1 4

Skala Kestabilan Emosi disusun dengan tujuan sebagai alat ukur

tingkat kestabilan emosi yang dimiliki oleh individu. Berikut adalah

rincian blueprint dan distribusi aitem Skala Kestabilan Emosi:

Tabel 2. Tabel Blueprint Skala Kestabilan Emosi

Indikator Favorable Unfavorable Total

4 aitem (10%) 4 aitem (10%) 8 aitem (20%)


optimisme
4 aitem (10%) 4 aitem (10%) 8 aitem (20%)
empati
4 aitem (10%) 4 aitem (10%) 8 aitem (20%)
kemandirian/otonomi
4 aitem (10%) 4 aitem (10%) 8 aitem (20%)
ketenangan
4 aitem (10%) 4 aitem (10%) 8 aitem (20%)
toleransi
20 aitem 20 aitem 40 aitem
Total
(50%) (50%) (100%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

Tabel 3. Tabel Distribusi Aitem Skala Kestabilan Emosi (sebelum uji

coba)

No. Item
Indikator Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable

optimisme 1, 24, 30, 8 20%


5, 18, 21, 39
34
empati 8 20%
3, 7, 16, 23 11, 28, 29, 35

kemandirian/otonomi 8 20%
2, 8, 32, 38 13, 15, 26, 36

ketenangan 8 20%
4, 9, 19, 33 6, 14, 27, 31

toleransi 10, 17, 37, 8 20%


12, 20, 22, 25
40
Total 40 100%
20 20

F. Validitas, Reliabilitas, dan Seleksi Aitem Alat Pengumpulan Data

1. Validitas

Validitas menunjukkan seberapa jauh ketepatan dan kecermatan

alat ukur dalam menjalankan fungsi ukurnya, semakin alat ukur dapat

menjalankan fungsinya dengan tepat sesuai dengan tujuannya maka alat

ukur tersebut memiliki nilai validitas yang semakin tinggi (Azwar, 2012).

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas isi.

Skala yang telah dibuat akan diuji validitas isinya melalui analisis isi

aitem alat ukur berdasarkan pertimbangan expert judgment untuk

menentukan sejauh mana setiap aitem dalam alat ukur tersebut mencakup

kawasan ukur. Uji validitas ini dilakukan peneliti dengan berkonsultasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

pada ahli (expert judgment) dalam hal ini adalah dosen pembimbing

peneliti. Selain itu, peneliti melakukan uji validitas isi dengan

membandingkan kesesuaian aitem dalam alat ukur dengan blueprint alat

ukur untuk memastikan kesesuaian aitem dengan indikator variabel yang

hendak diukur. Kedua hal tersebut dilakukan sebelum skala diujicobakan.

2. Reliabilitas

Reliabilias adalah konsistensi atau tingkat keterpercayaan hasil

pengukuran suatu alat ukur (Azwar, 2012). Pada penelitian ini, uji

reliabilitas dilakukan dengan mencari konsistensi internal aitem pada alat

ukur (internal consistency) dengan teknik analisis Alpha Cronbach yang

dilakukan menggunakan SPSS versi 22.0 for windows. Uji ini akan

menghasilkan koefisien reliabilitas.

Koefisien reliabilitas memiliki range dari 0 hingga 1,00. Semakin

koefisien yang dihasilkan mendekati nilai 1,00 maka semakin reliabel

alat ukur tersebut, demikian sebaliknya. Suatu skala dapat dikatakan

reliabel apabila memiliki skor koefisien Alpha Cronbach ≥ 0,600

(Azwar, 2011).

Hasil penghitungan menggunakan SPSS versi 22.0 for windows

terhadap reliabilitas skala kestabilan emosi setelah uji coba didapatkan

koefisien Alpha Cronbach (α) sebesar 0,838. Oleh karena itu, skala

kestabilan emosi dinyatakan sangat reliabel.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

3. Analisis Aitem

Pada penelitian ini analisis aitem dilakukan dengan

mengkorelasikan skor tiap aitem dengan skor total seluruh aitem yang

menghasilkan angka daya diskriminasi aitem (Supratiknya, 2014). Daya

diskriminasi yang dihasilkan menunjukkan kemampuan aitem untuk

membedakan kelompok yang memiliki atau tidak memiliki atribut yang

diukur. Hal ini berkaitan dengan konsistensi antara hal yang diukur oleh

tiap aitem dengan hal yang diukur oleh skala. Semakin tinggi angka

korelasi positif atau angka daya beda antara skor aitem dengan skor skala

berarti semakin tinggi pula konsistensi aitem tersebut dengan skala secara

keseluruhan. Apabila angka daya beda yang dihasilkan rendah, aitem

tersebut harus gugur karena aitem tersebut tidak cocok dengan fungsi

ukur skala atau memiliki daya beda yang tidak cukup baik. Analisis

aitem ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 22.0 for windows.

Kriteria yang digunakan dalam menganalisis aitem adalah aitem

yang dipilih memiliki daya diskriminasi (rix) ≥ 0,30 (Azwar, 2012).

Aitem yang memiliki daya diskriminasi sama dengan atau lebih dari 0,30

merupakan aitem yang memuaskan dan lolos seleksi (Azwar, 2012).

Teknik yang digunakan untuk menganalisis aitem-aitem skala penelitian

ini adalah dengan mengkorelasikan skor tiap aitem dengan skor total

seluruh aitem yang penghitungannya dilakukan menggunakan SPSS versi

22.0 for windows.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Uji coba skala dilakukan pada tanggal 8 Desember 2015 hingga 10

Desember 2015. Subjek dalam uji coba skala ini adalah pengguna media

sosial usia dewasa awal. Uji coba dilakukan melalui penyebaran skala

secara online menggunakan layanan GoogleForms. Skala online yang

disebarkan oleh peneliti dapat diakses pada tautan

http://goo.gl/forms/IWMvtz8ZzE. Total responden yang mengisi skala

online adalah 120 orang, 56 responden mengisi pada tangal 8 Desember

2015, 49 orang mengisi pada tanggal 9 Desember 2015, dan 15 orang

mengisi pada tanggal 10 Desember 2015. Subjek terdiri dari 66 subjek

perempuan dan 54 subjek laki-laki. Hasil analisis yang dilakukan

menggunakan SPSS versi 22.0 for windows menunjukkan sebanyak 15

dari total 40 aitem skala kestabilan emosi gugur karena memiliki daya

diskriminasi < 0,30. Aitem yang gugur adalah aitem dengan daya

diskriminasi 0,257, 0,181, 0,161, 0,235, 0,169, 0,213, 0,060, 0,241,

0,258, 0,165, 0,291, 0,228, -0,260, 0,109, dan 0,199. Oleh karena itu dari

hasil analisis aitem ini diperoleh jumlah aitem total yang sahih sebanyak

25 aitem dengan kisaran daya diskriminasi antara 0,301 hingga 0,500.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Tabel 4. Tabel Distribusi Aitem Skala Kestabilan Emosi (setelah uji

coba)

No. Aitem
No. Indikator Jumlah Bobot
Favorable Unfavorable

1. optimisme 1, 24, 30*, 5, 18*, 21*, 5 20%


34 39
2. empati 3, 7*, 16, 11, 28, 29*, 5 20%
23* 35
3. kemandirian/otonomi 2, 8*, 32, 13, 15*, 26, 5 20%
38 36*
4. ketenangan 4, 9, 19*, 6, 14, 27*, 5 20%
33* 31
5. toleransi 10, 17*, 12*, 20, 5 20%
37, 40 22*, 25
Jumlah 25 100%

*) Aitem gugur karena daya diskriminasi yang dimiliki < 0,30

G. Metode Analisis Data

Azwar (1998) menjelaskan bahwa analisis data dilakukan dengan tujuan

untuk mengorganisasi data sehingga data hasil penelitian dapat dibaca dan

kemudian ditafsirkan.

1. Uji Asumsi

Tujuan dilakukannya uji asumsi adalah agar kesimpulan yang didapatkan

tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Uji asumsi ini terdiri dari uji

normalitas dan uji linearitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah bentuk

sebaran dari skor jawaban subjek tergolong normal atau tidak (Santoso,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

2010). Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan rumus One Sample Kolmogorov-Sminov Test dalam

program SPSS versi 22.0 for windows. Data yang dikatakan normal

adalah data yang mengikuti atau tersebar di sekitar garis normal.

Kaidah uji normalitas ini adalah apabila nilai signifikansi lebih besar

dari 0,05 (p>0,05) maka distribusi data dikatakan normal (Nisfiannoor,

2009). Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) maka

distribusi data dikatakan tidak normal.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan

yang linier antara variabel bebas dengan variabel tergantung

(Nisfiannoor, 2009). Uji linearitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan Test for Linearity dalam program SPSS versi 22.0 for windows.

Hubungan yang linier adalah hubungan yang memiliki nilai signifikansi

lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Hubungan yang tidak linier adalah

hubungan yang memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05

(p>0,05). Hubungan yang linier memiliki arti bahwa kuantitas data

variabel tergantung akan meningkat atau menurun seiring dengan

perubahan yang terjadi pada variabel bebas secara linier.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada

atau tidaknya hubungan yang negatif antara durasi penggunaan media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

sosial dengan kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal. Uji

hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik

korelasi Pearson Product Moment yang disediakan oleh SPSS versi 22.0

for windows. Teknik ini dilakukan apabila data penelitian tergolong

normal dan linier. Apabila data penelitian tidak normal atau tidak linier,

maka pengujian korelasi dilakukan dengan mengunakan teknik Spearman

Rho. Teknik ini tidak mensyaratkan data bersifat normal atau linier. Baik

teknik korelasi Pearson Product Moment maupun Spearman Rho dapat

digunakan untuk menganalisa data yang berjenis ordinal, interval atau

rasio. Berikut penjelasan kategorisasi koefisien korelasi:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengumpulan data penelitian dilakukan sejak tanggal 21 Desember

2015 hingga 27 Desember 2015. Pengambilan data penelitian dilakukan

melalui penyebaran angket durasi penggunaan media sosial dan skala

kestabilan emosi secara online menggunakan layanan GoogleForms. Skala

online yang disebarkan oleh peneliti dapat diakses pada tautan

http://goo.gl/forms/ClakLO8CNc. Subjek yang menjadi sasaran penyebaran

skala penelitian adalah pengguna media sosial yang tergolong dalam usia

dewasa awal. Total responden yang mengisi skala online adalah 112 orang.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini berjumlah 112 orang dengan kriteria

minimal berusia 19 tahun dan maksimal 40 tahun serta merupakan pengguna

media sosial. Deskripsi subjek penelitian ini dapat dilihat pada rincian tabel

berikut:

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Tabel 5. Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Tipe Penguna Media Sosial

Tipe Pengguna Jumlah Subjek Prosentase

Pengguna Aktif 66 59%

Pengguna Pasif 46 41%

Total 112 100%

Tabel 6. Tabel Deskripsi Jenis Media Sosial

Jenis Media Sosial Jumlah Subjek Prosentase

Facebook 95 81.1%

Twitter 57 50.9%

Instagram 99 84.8%

LINE 102 91.1%


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Tabel 7. Tabel Deskripsi Subjek Berdasarkan Jenis Media Sosial yang

Dimiliki dan Digunakan

Jenis Media Sosial Jumlah Subjek Prosentase

Facebook 1 0.9%

Instagram 3 2.7%

LINE 4 3.6%

Facebook, Twitter 1 0.9%

Facebook, Instagram 4 3.6%

Facebook, LINE 3 2.7%

Twitter, LINE 1 0.9%

Instagram, LINE 10 8.9%

Facebook, Twitter, Instagram 1 0.9%

Facebook, Instagram, LINE 30 26.7%

Facebook, Twitter, LINE 4 3.6%

Facebook, Twitter, Instagram, LINE 50 44.6%

Total 112 100%

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data dilakukan untuk mengetahui tinggi rendahnya nilai

kestabilan emosi subjek secara keseluruhan. Analisis data statistik deskriptif

dilakukan dengan membandingkan data teoretis dan data empiris. Data

teoretis dihitung secara manual. Skala kestabilan emosi terdiri dari 25 aitem

dengan skor per aitem berjangka 1 – 4, maka skor maksimal adalah 100 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

skor minimal adalah 25. Maka mean teoretis data adalah = 62.5, dan

deviasi teoretis data yang dihasilkan adalah = 12.5. Sedangkan data

empiris didapatkan dari penghitungan menggunakan analisis SPSS versi 22.0

for windows.

Tabel 8. Tabel Deskripsi Statistik Data Penelitian

Teoretis Empiris
Variabel N
Min Maks M SD Min Maks M SD

Kestabilan emosi 25 25 100 62.5 12.5 57 96 72.40 7.365

Mean teoretis merupakan rata-rata yang didapatkan dari penghitungan

pada alat ukur penelitian, sedangkan mean empiris merupakan rata-rata yang

didapatkan dari data penelitian. Dari tabel di atas ditemukan bahwa mean

empiris variabel kestabilan emosi (M=72.40) lebih besar daripada mean

teoretis kestabilan emosi (M=62.5). Berdasarkan hasil analisa bahwa mean

empiris lebih besar dari mean teoretis maka dapat disimpulkan bahwa secara

keseluruhan subjek memiliki kestabilan emosi yang tinggi.

Untuk data durasi, berdasarkan data empiris yang diperoleh maka dapat

dibuat histogram persebaran data untuk mendeskripsikan jumlah subjek

penelitian dan durasi penggunaan media sosial subjek.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Tabel 9. Tabel Data Empiris Durasi Penggunaan Media Sosial

Statistik Data Empiris

N 112

Skor Maksimum 90

Skor Minimum 1

Mean 22.27

SD 21.134

Gambar 2. Histogram Data Durasi Penggunaan Media Sosial


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Berdasarkan hasil analsis yang tampak dalam bentuk grafik data durasi

penggunaan media sosial, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subjek

memiliki durasi penggunaan media sosial yang tergolong rendah.

D. Hasil Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Asumsi Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat normal

atau tidaknya persebaran data hasil penelitian, dalam penelitian ini

adalah data dari skala kestabilan emosi dan angket durasi

penggunaan media sosial. Uji normalitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Kolmogorov-Sminov Test dalam program

SPSS versi 22.0 for windows. Data yang dikatakan normal adalah

data yang mengikuti atau tersebar di sekitar garis normal. Kaidah

uji normalitas ini adalah apabila nilai signifikansi lebih besar dari

0,05 (p>0,05) maka distribusi data dikatakan normal (Nisfiannoor,

2009). Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05)

maka distribusi data dikatakan tidak normal. Dari hasil

penghitungan SPSS versi 22.0 for windows didapatkan nilai p skala

kestabilan emosi sebesar 0.200 dan nilai p angket durasi

penggunaan media sosial sebesar 0.000. Maka dapat disimpulkan

bahwa distribusi sebaran data skala kestabilan emosi tergolong

normal, sedangkan distribusi sebaran data angket penggunaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

media sosial tergolong tidak normal karena nilai p kurang dari

0,05. Rincian mengenai hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Tabel Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Kestabilan Durasi Penggunaan Media


Data
Emosi Sosial
Kolmogorov-
0.200 0.000
Smirnov

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan dengan tujuan mengetahui kelinearan

hubungan antara variabel kestabilan emosi dengan durasi

penggunaan media sosial. Uji linearitas dalam penelitian ini

dilakukan dengan Test for Linearity dalam program SPSS versi

22.0 for windows. Hubungan yang linier adalah hubungan yang

memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05).

Hubungan yang tidak linear adalah hubungan yang memiliki nilai

signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05). Hubungan yang linear

memiliki arti bahwa kuantitas data variabel tergantung akan

meningkat atau menurun seiring dengan perubahan yang terjadi

pada variabel bebas secara linear. Hasil penghitungan

menggunakan SPSS versi 22.0 for windows menghasilkan nilai F

sebesar 5.340 dan nilai signifikansi sebesar 0.023 (p<0.05).

Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang linear antara kestabilan emosi dan durasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

penggunaan media sosial. Berikut adalah rincian hasil uji linearitas

antara variabel kestabilan emosi dengan durasi penggunaan media

sosial.

Tabel 11. Tabel Hasil Uji Linearitas

F Sig
Combined 1.595 .049
Kestabilan Linearity 5.340 .023
emosi*Durasi Deviation from
1.475 .086
Linearity

2. Hasil Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang

diajukan oleh peneliti diterima atau tidak. Pada penelitian ini, uji

hipotesis dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara

kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal dengan durasi

penggunaan media sosial. Uji hipotesis dilakukan setelah uji asumsi.

Hasil uji asumsi normalitas menunjukkan bahwa salah satu data variabel

penelitian tidak terdistribusi secara normal. Hasil uji linearitas

menunjukkan bahwa ada hubungan yang linear di antara dua variabel.

Oleh karena itu, uji hipotesis dilakukan menggunakan uji hipotesis non

parametrik dengan analisis korelasi Spearman Rho one-tailed. Uji

korelasi one-tailed dipilih karena hipotesis terarah. Pengujian korelasi

kedua variabel dilakukan dengan cara membandingkan probability value


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

(p) dengan tingkat signifikansi (a). Nilai (a) yang digunakan dalam

penelitian ini adlah 0,01. Jika nilai p<a, maka dapat disimpulkan bawa

terdapat korelasi yang signifikan (Santoso, 2010). Hasil analisis data

korelasi antara kedua variabel menghasilkan koefisien korelasi (rs)

sebesar -0.313 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0.000 (p<0.01). Hasil

tersebut menunjukkan adanya hubungan negatif yang cukup kuat dan

signifikan antara kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal

dengan durasi penggunaan media sosial. Oleh karena itu, hipotesis yang

diajukan oleh peneliti diterima, dengan kesimpulan bahwa semakin tinggi

durasi penggunaan media sosial, maka semakin rendah kestabilan emosi

pengguna media sosial dewasa awal. Demikian sebaliknya, semakin

rendah durasi penggunaan media sosial, semakin tinggi kestabilan emosi

yang dimiliki oleh pengguna media sosial dewasa awal.

Koefisien korelasi (rs) yang dihasilkan yaitu sebesar -0.313 maka

didapatkan nilai koefisien determinasi sebesar 0.098. Koefisien

determinasi menunjukkan sejauh mana suatu variabel berpengaruh

terhadap variabel lain. Koefisien determinasi didapatkan dari

mengkuadratkan nilai koefisien korelasi. Koefisien determinasi (R2)

sebesar 0.098 menunjukkan bahwa variabel durasi penggunaam media

sosial memiliki pengaruh sebesar 9.8 % terhadap kestabilan emosi

pengguna media sosial usia dewasa awal. Sebesar 90.2% merupakan

faktor lain yang mempengaruhi variabel kestabilan emosi pengguna

media sosial dewasa awal yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara durasi

penggunaan media sosial dengan kestabilan emosi pengguna media sosial

dewasa awal. Hasil analisis data terhadap kedua variabel tersebut dilakukan

dengan uji korelasi Spearman Rho program SPSS versi 22.0 for windows.

Hipotesis penelitian diterima apabila nilai koefisien (rs) antara variabel durasi

penggunaan media sosial dengan kestabilan emosi pengguna media sosial

dewasa awal bernilai negatif dan taraf signifikansi yang dihasilkan adalah

lebih kecil dari 0.01 (p<0.01). Dengan hipotesis yang telah dirumuskan

terarah, maka analisis korelasi one-tailed dipilih untuk menentukan arah

hubungan. Nilai koefisien korelasi yang didapatkan adalah sebesar -0.313

dengan nilai signifikansi sebesar 0.000 (p<0.01). Hasil analisis ini

menunjukkan bahwa hipotesis penelitian diterima, yaitu ada hubungan yang

negatif antara durasi penggunaan media sosial dengan kestabilan emosi

pengguna media sosial dewasa awal. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis

non parametrik karena salah satu data variabel tidak tersebar secara normal.

Oleh karena itu, hasil analisis data terhadap durasi penggunaan media sosial

dan kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal ini tidak dapat

digeneralisasikan pada seluruh individu dewasa awal pada umumnya meski

hasil analisa menunjukkan hubungan yang negatif.

Subjek yang terlibat dalam penelitian ini merupakan individu dewasa

awal berusia antara 18 – 30 tahun yang berdomisili di Indonesia dan yang

menggunakan media sosial. Individu yang menjadi subjek penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

merupakan individu yang sedang menjalani masa dewasa yang

berkarakteristik masa yang penuh penyesuaian, masa bermasalah, dan masa

emosional (Hurlock, 1999). Individu pada masa dewasa awal dihadapkan

pada tugas perkembangan yang membutuhkan kemampuan untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan pola hidup dan kemampuan

pengendalian emosi yang baik. Hal ini disebabkan pada masa inilah banyak

keputusan yang menentukan masa depan yang harus diambil dan proses inilah

yang dapat mengganggu keseimbangan hidup individu dewasa awal (Papalia

dkk, 2007).

Data hasil penelitian menunjukkan mayoritas subjek penelitian (59%)

merupakan pengguna media sosial yang aktif. Jenis media sosial yang paling

digemari oleh pengguna media sosial usia dewasa awal di Indonesia dalam

penelitian ini adalah media sosial LINE, dengan jumlah subjek sebanyak 102

orang (91.1%). Media sosial Instagram memiliki pengguna terbanyak kedua

dengan jumlah subjek yang sebanyak 99 orang (81%). Media sosial Facebook

dan Twitter mengikuti dengan jumlah subjek masing-masing sebanyak 95

orang (84.8%) dan 57 orang (50.9%). LINE lebih digemari oleh pengguna

media sosial usia dewasa awal karena LINE merupakan media sosial yang

tergolong baru dan memiliki fasilitas yang menggabungkan fungsi pesan

singkat dan blog sederhana. Data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

sebagian besar subjek (44.6%) memiliki dan menggunakan keempat jenis

media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, dan LINE).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

. Berdasarkan hasil analisis data deskriptif skala kestabilan emosi

ditemukan bahwa mean empiris variabel kestabilan emosi (M=72.40) lebih

besar daripada mean teoretis kestabilan emosi (M=62.5). Oleh karena hasil

analisa menunjukkan mean empiris lebih besar dari mean teoretis maka dapat

disimpulkan bahwa secara keseluruhan subjek memiliki kestabilan emosi

yang tinggi.

Berdasarkan hasil analisa data empiris durasi pengunaan media sosial,

diketahui bahwa sebagian besar subjek memiliki durasi penggunaan media

sosial yang tergolong rendah. Hasil ini dapat dilihat pada histogram data

durasi penggunaan media sosial (gambar 2).

Kedua hasil analisis di atas menunjukkan bahwa kestabilan emosi yang

tinggi didapatkan oleh subjek yang menggunakan media sosial dengan durasi

yang rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori tentang mood yang

diungkapkan oleh Locke (2001) bahwa mood seseorang terpicu karena objek

emosi yang memicu terdapat di mana-mana atau terus-menerus muncul.

Media sosial yang mengandung konten emosional, terutama konten

emosional yang bersumber dari significant others subjek, berperan sebagai

stimulus yang memicu perubahan suasana hati (mood). Ketika stimulus yang

berupa stimulus emosional ini didapatkan oleh subjek dengan intensitas yang

tinggi, maka subjek akan lebih terlibat secara emosional sehingga terjadi

perubahan suasana hati yang berdampak pada perubahan kestabilan emosi

subjek. Dalam penelitian ini, mayoritas subjek diketahui menggunakan media

sosial dengan durasi yang rendah, maka stimulus emosional yang didapatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

oleh subjek menjadi sedikit. Oleh karena itu, subjek tidak terlalu terlibat

secara emosional sehingga kondisi suasana hati subjek tidak terpengaruhi.

Hal inilah yang menjelaskan hasil kestabilan emosi mayoritas subjek

penelitian yang tergolong tinggi.

Hasil penelitian ini membuktikan teori yang diajukan oleh Morgan &

King (dalam Walgito, 1970) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi kestabilan emosi adalah faktor stemming atau suasana hati.

Ketika suasana hati terpengaruh stimulus emosional dan menjadi buruk, maka

kestabilan emosi akan berubah pula. Selain itu, hasil yang didapatkan dari

penelitian ini juga mendukung penelitian sebelumnya (Turkle, 2011; Kross

dkk, 2013; dan Kramer dkk, 2014) mengenai penggunaan media sosial yang

dapat mempengaruhi tingkat depresi atau kesejahteraan penggunanya. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa dengan lebih sedikit terpapar pada media

sosial, dampak yang dihasilkan adalah individu dewasa awal tidak

mendapatkan gangguan emosional tambahan yang berasal dari konten

emosional yang terdapat pada media sosial. Data penelitian menunjukkan

bahwa mayoritas subjek penelitian menggunakan media sosial dengan durasi

yang rendah, yang berarti keterpaparan subjek terhadap stimulus emosional

rendah. Oleh karena itu, kestabilan emosi mayoritas subjek dalam penelitian

ini berada pada golongan yang tergolong tinggi.

Selain itu, hasil penelitian ini juga sejalan dengan argumen Bar-Tal dkk

(2007) yang menyatakan bahwa emosi kolektif dapat pula menjadi lokus

kendali emosi seseorang. Emosi kolektif, yang merupakan pengalaman


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

emosional yang dikuatkan oleh masyarakat, dialami oleh subjek melalui

media sosial. Dengan demikian, apabila subjek menggunakan media sosial

dengan durasi yang rendah maka subjek tidak akan terpengaruh oleh emosi

kolektif. Subjek akan memiliki lokus kendali emosi internal yang lebih kuat

sehingga kestabilan emosi subjek menjadi tinggi. Hasil analisa dalam

penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas subjek penelitian menggunakan

media sosial dengan durasi yang rendah sehingga subjek tidak dikendalikan

oleh emosi kolektif dan oleh karenanya mayoritas subjek penelitian memiliki

kestabilan emosi yang tinggi.

Koefisien determinasi (R2) dari hasil analisis sebesar 0.098

menunjukkan bahwa variabel durasi penggunaan media sosial memberikan

sumbangan efektif sebesar 9.8 % terhadap penurunan atau kenaikan

kestabilan emosi pengguna media sosial usia dewasa awal. Sebesar 90.2%

merupakan faktor lain yang mempengaruhi variabel kestabilan emosi

pengguna media sosial dewasa awal yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kontribusi yang relatif kecil ini dapat disebabkan oleh beberapa hal. Turkle

(2011) menjelaskan dalam bukunya, didukung oleh hasil penelitian Kross dkk

(2013) dan Kramer dkk (2014), bahwa konten emosional dapat memberikan

efek terhadap emosi apabila konten tersebut diakses secara rutin atau dalam

kata lain terprogram dalam jadwal harian individu tersebut. Apabila konten

emosional yang diakses oleh individu hanya diakses pada saat tertentu, secara

acak, atau pada saat ingin, maka pengaruh yang terjadi terhadap emosi tidak

begitu kuat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Selain itu, kepemilikan jenis media sosial yang berbeda dapat pula

menyebabkan pengaruh yang terjadi relatif kecil. Data hasil penelitian

menunjukkan bahwa jenis media sosial yang dimiliki oleh mayoritas subjek

(91.1%) adalah LINE. Dalam pembahasan dan penelitian yang pernah

dilakukan sebelumnya, media sosial yang digunakan dalam penelitian terbatas

pada media sosial Facebook (Turkle, 2013; Kross dkk, 2013; Kramer dkk,

2014). Facebook memiliki fitur atau fasilitas yang lebih banyak untuk

mengolah konten dibandingkan dengan Twitter, Instagram, serta LINE

sehingga dapat dikatakan bahwa media penularan emosi atau stimulus

emosional yang lebih luas terdapat pada media sosial Facebook.

Sumbangan efektif sebesar 9.8 % terhadap perubahan kestabilan emosi

pengguna media sosial usia dewasa awal tersebut mengindikasikan bahwa ada

variabel-variabel lain di luar variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini

yang dapat memberikan kontribusi terhadap perubahan kestabilan emosi pada

individu dewasa awal. Morgan & King (dalam Walgito, 1970) menjelaskan

bahwa faktor keadaan jasmani subjek dapat pula berpengaruh terhadap

kestabilan emosi subjek tersebut. Individu yang berada dalam kondisi sehat

akan memiliki kestabilan emosi yang lebih baik daripada individu yang

sedang sakit. Faktor lain, yaitu pembawaan atau faktor keadaan dasar

individu dapat pula mempengaruhi kestabilan emosi subjek. Faktor ini

termasuk dalam faktor internal, faktor yang melekat pada diri individu. Faktor

ini meliputi faktor genetika, gender, kepribadian, etnis, dan kondisi sosial

ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Subjek dalam penelitian ini merupakan subjek yang memiliki status

sosial ekonomi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari kepemilikan gadget atau

teknologi yang menunjang pengaksesan internet, dalam hal ini untuk

penggunaan media sosial. Subjek yang memiliki status sosial ekonomi yang

baik akan memiliki kestabilan emosi yang lebih tinggi daripada individu yang

memiliki status sosial ekonomi yang kurang baik. Hal ini terkait salah satu

karakter dari masa dewasa awal yang dilalui oleh subjek. Subjek yang adalah

individu dewasa awal memiliki tugas perkembangan yang salah satunya

adalah meniti karir untuk membangun kestabilan kehidupan ekonomi rumah

tangga (Hurlock, 1999). Ketika subjek sudah melalui tugas perkembangan ini,

maka tekanan permasalahan yang harus dihadapi oleh subjek dalam

kehidupan sehari-hari menjadi lebih ringan. Hal ini berdampak pada

berkurangnya gangguan terhadap kestabilan emosi.

Menarik kesimpulan dari penjelasan mengenai hasil analisis data

penelitian yang telah disampaikan, penelitian ini telah mencapai tujuan

penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan yaitu adanya

hubungan negatif yang signifikan antara durasi penggunaan media sosial

dengan kestabilan emosi pada pengguna media sosial dewasa awal. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa semakin rendah durasi penggunaan media

sosial maka semakin tinggi kestabilan emosi yang dimiliki oleh pengguna

media sosial dewasa awal, demikian pula sebaliknya.

Meski kontribusi durasi penggunaan media sosial terhadap perubahan

kestabilan emosi pada pengguna media sosial dewasa awal relatif kecil,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

pengurangan terhadap durasi penggunaan media sosial tetap dapat menjadi

salah satu solusi untuk mempertahankan kestabilan emosi yang baik atau

meningkatkan kestabilan emosi pada individu dewasa awal. Individu dewasa

awal yang sedang mengalami masa ketidakstabilan tetap dapat mengambil

manfaat dari mengurangi stressor tambahan karena keterpaparan diri pada

konten emosional yang kini banyak tersebar melalui media sosial yang dapat

menjadi stimulus yang mempengaruhi kestabilan emosi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan dalam

penelitian diterima. Durasi penggunaan media sosial berkorelasi dengan

kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal dengan kekuatan

korelasi sebesar -0.313, taraf signifikansi sebesar 0.000 (0<0.01), dan

koefisien determinasi sebesar 9.8%. Maka, disimpulkan bahwa ada hubungan

yang negatif dan signifikan antara durasi penggunaan media sosial dengan

kestabilan emosi pengguna media sosial dewasa awal. Semakin rendah durasi

penggunaan media sosial, semakin tinggi kestabilan emosi yang dimiliki oleh

pengguna media sosial dewasa awal, begitu pula sebaliknya. Durasi

penggunaan media sosial memberikan sumbangan efektif sebesar 9.8%

terhadap perubahan kestabilan emosi pengguna media sosial usia dewasa

awal. Pada penelitian ini, mayoritas subjek memiliki kestabilan emosi yang

tinggi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jenis media sosial yang

paling digemari oleh individu dewasa awal adalah media sosial LINE.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

B. Saran

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, beberapa

saran yang dapat diajukan oleh peneliti yaitu:

1. Bagi Pengguna Media Sosial Dewasa Awal

Media sosial merupakan perkembangan teknologi yang digemari

saat ini. Berdasarkan hasil penelitian, didapati bahwa meski kontibusi

penggunaan media sosial terhadap perubahan kestabilan emosi relatif

kecil, tetapi terlalu sering mengkonsumsi konten emosional pada media

sosial dapat menurunkan kestabilan emosi. Pengguna media sosial

dewasa awal diharapkan dapat mengurangi durasi penggunaan media

sosial dan meningkatkan kewaspadaan dalam menggunakan media sosial

agar tetap dapat memiliki kestabilan emosi yang baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian, diharapkan bahwa penemuan tentang

adanya hubungan antara durasi pengunaan media sosial dengan kestabilan

emosi penguna media sosial dewasa awal dapat dijadikan referensi untuk

penelitian berikutnya. Berdasarkan proses penelitian, didapati bahwa ada

keterbatasan kemampuan peneliti dalam menyusun alat ukur untuk durasi

penggunaan media sosial. Keterbatasan teori yang membahas mengenai

durasi penggunaan media sosial membuat alat ukur disusun secara

minimalis. Adanya keterbatasan ini membuat alat ukur hanya dapat berupa

angket yang menanyakan penggunaan media sosial dalam satuan jam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

selama seminggu. Kekurangan dari alat ukur ini adalah tidak adanya

batasan yang jelas sehingga sulit membuat pengkategorian hasil skor.

Diharapkan, peneliti selanjutnya dapat mengembangkan alat ukur durasi

penggunaan media sosial yang lebih baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

DAFTAR PUSTAKA

Ahlqvist, T., Back, A., Halonen, M., & Heinonen, S. (2008). Social media
roadmap: Exploring the utures triggered by social media. Diunduh dari:
http://www.vtt.fi/inf/pdf/tiedotteet/2008/T2454.pdf. (diakses pada 24 April
2015).

Andarwati, S.R. & Sankarto, B.S. (2005). Pemenuhan Kepuasan Penggunaan


Internet oleh Peneliti Badan Litbang Pertanian di Bogor.Jurnal
Perpustakaan Pertanian. Vol.14(1). Diunduh dari : http://www.pustaka-
deptan.go.id/publikasi/pp141052.pdf (diakses pada 24 April 2015).

Arfiani, S. (2013). Waspada! Facebook Bisa Picu Depresi!


http://solopos.com/2013/10/24/waspada-facebook-bisa-picu-depresi-
458964 (diakses pada 24 April 2015).

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rinek Cipta.

Askalani, M. (2012). Staring at the sun: Identifying, understanding, and


influencing social media users. Diunduh dari:
http://aimmia.com/files/doc_downloads/Aimia_SocialMedia_Whitepaper.
pdf. (diakses pada 24 April 2015).

Azwar, S. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

________ (2011). Reliabilitas dan Validitas (edisi ketiga). Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

________ (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Bar-Tal, D., Halperin, E., & De Rivera, J. (2007). “Collective emotions in conflict
situations: Societal implications”. Journal of Social Issues. Vol. 63(2) :
441 – 460.

Barrick, M.R., Mount, M.K., & Judge, T.A. (2001). The FFM personality
dimensions and job performance: Meta-analysis of meta-analyses.
International Journal of Selection and Assesment. Vol.9 : 9 – 30.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Berk, L.E. (2007). Development Through the Lifespan. Boston: Allyn n Bacon.

Burger, J.M. (2000). Personality. USA: Wadsworth.

Candra, A. (2011). Facebook Bisa Memicu Depresi?


http://sains.kompas.com/read/2011/03/28/16352190/facebook.bisa.memicu
.depresi (diakses pada 24 April 2015).

Chaturvedi, M. & Chander, R. (2010). Development of emotional stability scale.


Industrial Psychiatry Journal. Vol. 19(1) : 37 – 40.

Chmiel, A., Sienkiewicz, J., Thellwall, M., Paltoglou, G., Buckeley, K., Kappas,
A., & Holyst, J.A. (2011). Collective emotions online and their influence
on community life. PLoS ONE. Vol. 6(7) : 1-9.

Collins, F.M. (2014). The relationship between social media and empathy.
College of Graduate Studies (COGS). Georgia Southern University.

Dariyo, A. (2003). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta: PT Gramedia


Widiasarana Indonesia.

Departemen Pendidikan Nasional. (2011). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi


Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

De Raad, B. & Perugini, M. (2002). Big Five Assesment. Gottingen: Hogefe &
Huber Pub.

Effendy, O.U. (1986). Dinamika komunikasi. Bandung: CV Remaja Karya.

Fatimah, A. (2015). Pasti Ini Alasan yang Bikin Anak Muda Usia 20-an Sering
Galau. http://www.idntimes.com/agustin/pasti-ini-5-alasan-yang-bikin-
anak-muda-usia-20-an-sering-galau-1 (diakses pada 28 Juni 2015).

Fowler, J.H., and Christakis, N.A. (2008). Dynamic spread of happiness in a large
social network: Longitudinal analysis over 20 years in the Framingham
Heart Study. BMJ. Vol.337 : a2338.

Hadi, S. (2011). Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offset.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Hartfield, E., Cacioppo, J.T., & Rapson, R.L. (1994). Emotional contagion.
Cambridge: Cambrige University Press.

Hurlock, B.E. (1999). Psikologi perkembangan: suatu pendekatan sepanjang


rentang kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Jalonen, H. (2014). Social media – an area for venting negative motions.


International Conference on Communication, Media, Technology and
Design. 24 26 April 2014. Turkey.

Jalonen, H. (2014). Social media and emotions in organizational knowledge


creation. ACSIS. Vol.2 : 1371 – 1379.

Jones, G. (2011, 22 Mei). Social Media. Diakses dari:


http://www.grahamjones.co.uk/category/encyclopaedia/social-media-
encyclopaedia. (diakses pada 24 April 2015).

Judge, T.A. & Ilies, R. (2002). Relationship of personality to performance


motivation: A meta-analytic review. Journal of Applied Psychology.
Vol.87 : 797 – 807.

Kanfer, R. & Heggestad, E.D. (1997). Motivational traits and skills: A person-
centered approach to work motivation. Research in Organizational
Behavior. Vol.19 : 1 – 56.

Kaplan, A.M. & Haenlein, M. (2010). “Usersof the world, unite! The challenges
and opportunities of social media”. Business Horizons. Vol. 53 : 59 – 68.

Kendler, K.S., Kuhn, J., Prescott, C.A. (2004). The Interrelationship of


Neuroticism, Sex, and Stressful Life Events in the Prediction of Episodes
of Major Depression. The American Journal of Psychiatry. Vol.161(4) :
631 – 636.

Kling, K.C., Ryff, C.D., Love, G., Essex, M. (2003). Exploring the Influence of
Personality on Depressive Symptoms and Self-Esteem Across a
Significant Life Transition. Journal of Personality and Social Psychology.
Vol.85(5) : 922 – 932.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Kramer, A., Guillory, J.E., & Hancock, J.T. (2014). Experimental evidence of
massive scale emotional contagion through social networks. Diunduh dari
: http://www.pnas.org/content/111/24/8788.full.

Kross, E., Verduyn, P., Demiralp, E., Park, J., Lee, D.S., Lin, N. et al. (2013).
Facebook use predicts declines in subjective well-being in young-
adults.PLoS ONE. Vol.8(8) : e69841.

Kumar, P. (2013). A Study of Emotional Stability and Socio-Economic-Status of


Students Studying in Secondary Schools. International Journal of
Education and Information Studies. Vol.3(1) : 7 – 11.

Kwon, O., Kim, C-R., & Kim, G. (2013). Factors affecting the intensity of
emotional expressions in mobile communications. Online Information
Review. Vol. 37(1) : 114 – 131.

Lemme, B.H. (1995). Development in Adulthood. USA: Simon & Schuster


Company.

Li, Y. (2005). Construct of emotional stability and its moderating effects between
proximal organizational conflicts and individual outcomes. AOM
Conference Paper.

Locke, E.A. (2001). Attain Emotional Control by Understanding What Emotions


Are. Handbook of Principles of Organizational Behavior: Indispensable
Knowledge for Evidence-Based Management. Hoboken: John Wiley &
Sons, Inc.

Maggiani, R. (2012). Social media and its effect on communication:


Multidimensional interactions have altered the basic rules of
communication. Diunduh dari: http://www.solari.net/documents/position-
papers/Solari-Social-Media-and-Communication.pdf. (diakses pada 24
April 2015).

Matsumoto, D., Juang, L. (2011).Culture and Psychology (5th Ed). United States:
Wadsworth Cengage Learning.

Musianto, L.K. (2002). Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dengan Pendekatan


Kualitatif dalam Metode Penelitian Jurnal Manajemen & Kewirausahaan.
Vol. 4(2) : 123 – 136.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Nisfiannoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta:


Salemba Humanika.

N.N. (2013). Kominfo: Pengguna Internet di Indonesia 63 Juta Orang.


http://kominfo.go.id/index.php/content/detail/3415/Kominfo+%E2%80%A
6di+Indonesia+63+Juta+Orang/0/berita_satker#.VnC84V9Xec1 (diakses
pada 15 Mei 2015).

Papalia, D.E. & Olds, S.W., (2007). Human Development 10th Ed. New York:
McGraw Hill.

Rahmani, Noor S. (2014). Pengembangan SDM di Era Globalosaso: Sebuah


Tinjauan Budaya. Perkembangan Psikologi Masa Kini Kajian Berbagai
Bidang. Yogyakarta: Beta Offset.

Rhodewalt, F. (1994). Conceptions of ability, acjievement goals and individual-


differences in self-handicapping behavior – on the application of implicit
theories. Journal of Personality. Vol.62 : 67 – 85.

Rosenquist, J.N., Fowler, J.H., & Christakis, N.A. (2011). Social network
determinants of depression. Mol Psychiatry. Vol. 16(3) : 273 – 281.

Rubin, A. (2011). Living in the age of emotional rationality: Wendell Bendell,


social media and the challenges of value change. Futures. Vol.43: 583 –
589.

Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi: dari Blog menjadi Buku.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Santrock, J.W. (2009). Life Span Development 12th Ed. Boston: McGraw Hill
Companies.

Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantoitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Schwaitzer, F. & Garcia, D. (2010). An agent-based model of collective emotions


in online communities. European Physical Journal B. Vol. 77 : 533 – 545.

Smithson WB. (1974). Psychological adjustment: Current concepts and


applications. New York: McGraw Hill Book Company.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Steers, Mai-Ly N., Wickham, Robert E., Acitelli, Linda K. (2014). Seeing
Everyone Else's Highlight Reels: How Facebook Usage is Linked to
Depressive Symptoms. Journal of Social and Clinical Psychology,
Vol.33(8): 701.

Suhartanto, P.E. (2003). Hubungan dimensi kepribadian Big Five dan


karakteristik kerja dengan performansi kerja. (Skripsi tidak
dipublikasikan). Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Yogyakarta: Universitas Sanata


Dharma.

Tadic, B., Gligorijevic, V., Mitrovic, M., & Suvakov, M. (2013). Co-evolutionary
mechanisms of emotional bursts in online social dynamics and networks.
Entropy. Vol. 15 : 5048 – 5120.

Tapscott, D. & Williams, A.D. (2007). Wikinomics: How Mass Collaboration


Changes Everything. Toronto: Penguinn.

Thorndike, R.L., & Hagen, E.P. (1979). Measurement and Evaluation in


Psychology and Education. New Delhi: Wiley Eastern Limited.

Trihendradi, C. (2013). Langkah Praktis Menguasai Statistik untuk Ilmu Sosial


dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset.

Tubb, S.L. & Sylvia, M. (1983). Human Communication Fourth Edition. United
States: Ramdom House, Inc.

Turke, S. (2011). Alone together: Why we expect more from technology and less
from each other. New York: Basic Books.

Walgito, B. 1970. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Yayasan Penerbit


Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada.

Wijaya, Ketut K. (2015). Berapa jumlah pengguna website, mobile, dan


media sosial di Indonesia? https://id.techinasia.com/laporan-pengguna-website-
mobile-media-sosial-indonesia/ (diakses pada 15 Mei 2015).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

Williams, R. (2014). Moods and emotions are spread by social media: Happiness,
anger and other emotions can be spread from person to person via updates
posted on social networks, scientists have found.
http://www.telegraph.co.uk/technology/social-media/10694417/Moods-
and-emotions-are-spread-by-social-media.html (diakses pada 24 April
2015).

Yunus, S. (2010). Jurnalistik terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Lampiran 1

Angket Durasi Penggunaan Media Sosial dan Skala Kestabilan Emosi

Halo teman-teman, dalam rangka memenuhi tugas akhir (skripsi), saya hendak memohon
bantuan teman-teman untuk mengisi skala penelitian ini.
Berikut saya sediakan beberapa informasi mengenai skala penelitian yang saya sajikan.

Skala penelitian ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama adalah pertanyaan
seputar penggunaan media sosial.
Bagian kedua adalah skala kestabilan emosi. Tujuan dari skala ini adalah sebagai
alat pengukur tingkat kestabilan emosi seseorang. Data hasil pengisian skala ini
nantinya akan saya gunakan untuk data penelitian skripsi saya.
Tentunya hal ini akan membutuhkan waktu teman-teman. Tidak ada resiko yang
akan Anda alami karena pengisian skala ini. Partisipasi Anda dalam pengisian
skala ini bersifat suka rela. Anda berhak untuk tidak menyetujui.
Jika teman-teman memiliki pertanyaan yang ingin ditanyakan tentang pengisian
skala ini yang berkaitan dengan partisipasi teman-teman, teman-teman dapat
menghubungi pelaksana di nomor (085647506445).

Petunjuk pengerjaan :
Skala ini berisi dua bagian:
1. Bagian pertama
Pada bagian pertama ini, Anda diharapkan untuk menjawab beberapa pertanyaan
yang berkaitan dengan penggunaan media sosial.
2. Bagian kedua
Pada bagian kedua, Anda diharapkan untuk mengisi skala yang berkaitan dengan
kemampuan Anda dalam menjaga keseimbangan emosi dalam kehidupan sehari-
hari.

Selamat mengerjakan.

* Required
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

BAGIAN I

Berapa usia Anda? (usia minimal partisipan adalah 18 tahun) ____

Jenis Kelamin
□ Perempuan
□ Laki-laki

ANGKET DURASI PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL


Angket ini terdiri dari 4 pertanyaan. Anda diharapkan untuk mengisi jawaban
sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya berkaitan dengan penggunaan
media sosial.

1. Pilihlah media sosial yang Anda miliki dan gunakan *


Anda dapat memilih lebih dari satu pilihan.
 Facebook
 Twitter
 Instagram
 LINE

2. Pilihlah tipe pengguna media sosial berikut ini yang sesuai dengan diri Anda. *
 Penguna Aktif (Anda lebih cenderung untuk aktif terlibat dalam
interaksi secara online dengan menggunakan fitur media sosial seperti
misalnya membuat status, memberikan feedback, mengunggah
gambar/foto, mengunduh, dll.)
 Pengguna Pasif (Anda lebih cenderung hanya sekedar menjelajahi
media sosial yang Anda gunakan, seperti misalnya menjelajah laman milik
teman.)

3. Sudah berapa lama Anda menggunakan media sosial Anda? *


 < 2 tahun
 2 - 5 tahun
 > 5 tahun

4. Berapa lama waktu yang Anda gunakan setiap minggunya untuk mengakses
media sosial Anda? ………………………..jam / minggu. *
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

BAGIAN II

SKALA KESTABILAN EMOSI Skala ini terdiri dari 25 pernyataan. Bacalah


dengan cermat dan pahami setiap pernyataan yang ada. Kemudian pilihlah salah
satu respon jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda dengan meng-klik
respon jawaban yang Anda pilih pada salah satu bulatan. Penggantian jawaban
dapat dilakukan dengan cara meng-klik pada bulatan baru yang Anda kehendaki.
Pilihan respon yang disediakan adalah: 1 (STS) = untuk pernyataan yang
SANGAT TIDAK SESUAI dengan keadaan Anda 2 (TS) = untuk pernyataan
yang TIDAK SESUAI dengan keadaan AndaI 3 (S) = untuk pernyataan yang
SESUAI dengan keadaan Anda 4 (SS) = untuk pernyataan yang SANGAT
SESUAI dengan keadaan Anda Pilihlah jawaban yang BENAR-BENAR
menggambarkan keadaan Anda yang sesungguhnya, jawaban tidak ada yang
benar/ salah. Anda diharapkan untuk merespon SEMUA pernyataan. Pastikan
tidak ada pernyataan yang terlewati. Hasil pengisian skala ini bersifat rahasia,
tidak akan dipublikasikan.

1. Anda merasa puas dengan diri Anda. *


1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


2. Pada umumnya Anda mampu mengambil keputusan sendiri tanpa bantuan
pendapat orang lain. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


3. Anda berinisiatif memberikan tempat duduk Anda untuk orang tua atau ibu
yang sedang hamil. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


4. Anda merasa mampu bekerja di bawah tekanan dengan baik. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai

5. Anda merasa diri Anda selalu mendapatkan nasib buruk. *


1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

6. Anda sering merasa tidak tenang seperti Anda ingin melakukan sesuatu tetapi
Anda tidak tahu harus melakukan apa. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


7. Anda tetap dapat merasa tenang meski orang-orang di sekitar Anda panik dan
keadaan kacau. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


8. Anda memiliki banyak teman atau relasi. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


9. Anda merasa terganggu apabila ada teman Anda yang mengeluhkan
masalahnya kepada Anda. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


10. Anda mengalami kebingungan saat perintah yang Anda terima tidak
memberikan batasan-batasan yang jelas bagi Anda. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


11. Anda mudah merasa panik. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


12. Apabila ada kecelakaan di depan Anda, Anda segera ikut membantu. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai

13. Anda mudah marah saat berkendara dalam situasi yang terburu-buru atau
dalam lalu lintas yang padat. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

14. Anda merasa bahwa halangan dalam mencapai tujuan merupakan tantangan
yang positif. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


15. Anda berusaha memberikan pelajaran yang setimpal kepada orang yang telah
berbuat salah kepada Anda. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


16. Anda menyalahkan orang lain atau hal diluar diri Anda apabila Anda
mengalami kegagalan. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


17. Anda merasa kecewa dan muram ketika Anda mendapatkan hal yang lebih
buruk daripada orang lain. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


18. Anda mengkhawatirkan masa depan Anda sehingga terkadang Anda susah
tidur karena gelisah. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


19. Anda berani dan percaya diri untuk menjadi pejuang tunggal (single fighter). *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


20. Anda berani mengambil resiko untuk mencoba hal baru. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai

21. Anda lebih memilih untuk menghindari teman yang tampaknya akan meminta
bantuan Anda. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

22. Anda bersedia untuk kehilangan jatah berlibur Anda karena harus membantu
teman yang membutuhkan bantuan Anda. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


23. Anda menikmati kebebasan mengekspresikan diri. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


24. Anda merasa kurang berdaya dan membutuhkan dukungan dari orang lain
untuk mengatasi masalah atau kegagalan Anda. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


25. Anda dapat mentolerir apabila ada perubahan yang terjadi secara tiba-tiba. *
1 2 3 4

Sangat Tidak Sesuai Sangat Sesuai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Lampiran 2

Hasil Seleksi Aitem Skala Kestabilan Emosi

Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's Alpha
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation if Item Deleted

x1 108.54 114.839 .414 . .832

x2 108.62 113.969 .453 . .831

x3 107.71 117.402 .359 . .834

x4 108.66 112.933 .499 . .829

x5 108.21 113.410 .487 . .830

x6 109.09 110.840 .497 . .829

x7 108.23 117.273 .257 . .836

x8 108.39 118.190 .181 . .838

x9 108.78 115.465 .341 . .834

x10 108.33 114.557 .448 . .831

x11 108.24 117.244 .301 . .835

x12 108.21 117.830 .161 . .839

x13 109.52 115.781 .367 . .833

x14 108.84 112.202 .487 . .829

x15 108.94 117.114 .235 . .836

x16 108.63 116.554 .304 . .835

x17 108.46 118.923 .169 . .838

x18 109.54 118.049 .213 . .837


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

x19 109.18 120.218 .060 . .840

x20 109.02 113.311 .365 . .833

x21 108.51 117.311 .241 . .836

x22 109.08 116.137 .258 . .836

x23 108.21 118.889 .165 . .838

x24 108.26 117.185 .310 . .835

x25 108.72 113.448 .407 . .832

x26 108.37 113.663 .500 . .830

x27 109.20 116.161 .291 . .835

x28 109.18 114.112 .413 . .832

x29 108.67 117.669 .228 . .836

x30 108.73 125.323 -.260 . .848

x31 108.93 111.777 .399 . .832

x32 108.38 114.541 .386 . .832

x33 109.06 118.341 .109 . .842

x34 108.46 115.276 .397 . .832

x35 108.57 114.970 .404 . .832

x36 108.44 117.829 .199 . .837

x37 108.38 117.146 .358 . .834

x38 108.08 116.574 .362 . .834

x39 109.21 115.175 .359 . .833

x40 109.32 115.227 .390 . .833


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Lampiran 3

Hasil Uji Reliabilitas Skala Kestabilan Emosi

Hasil Ujii Reliabilitas I

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.838 40

Hasil Uji Reliabilitas II

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 120 100.0

Excludeda 0 .0

Total 120 100.0

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.851 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Lampiran 4

Hasil Uji Deskriptif Mean Empiris

Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Mean Std. Deviation

KE 112 39 57 96 72.40 7.365


DURASI 112 89 1 90 22.27 21.134
Valid N (listwise) 112

One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

KE 112 72.40 7.365 .696

One-Sample Test
Test Value = 0

95% Confidence Interval of the


Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

KE 104.037 111 .000 72.402 71.02 73.78

One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

DURASI 112 22.27 21.134 1.997

One-Sample Test
Test Value = 0

95% Confidence Interval of the


Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

DURASI 11.151 111 .000 22.268 18.31 26.22


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Lampiran 5

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

KE .067 112 .200* .988 112 .404

DURASI .179 112 .000 .824 112 .000


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Lampiran 6

Hasil Uji Linearitas

Case Processing Summary

Cases

Included Excluded Total

N Percent N Percent N Percent

KE * DURASI 112 100.0% 0 0.0% 112 100.0%

ANOVA Table

Sum of Squares df Mean Square

KE * DURASI Between Groups (Combined) 2363.504 32 73.860

Linearity 247.244 1 247.244

Deviation from
2116.260 31 68.266
Linearity

Within Groups 3657.415 79 46.296

Total 6020.920 111

ANOVA Table

F Sig.

KE * DURASI Between Groups (Combined) 1.595 .049

Linearity 5.340 .023

Deviation from
1.475 .086
Linearity

Within Groups

Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Measures of Association

R R Squared Eta Eta Squared

KE * DURASI -.203 .041 .627 .393


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Lampiran 7

Hasil Uji Hipotesis

Correlations

KE FREQ

Spearman's rho KE Correlation Coefficient 1.000 -.313**

Sig. (1-tailed) . .000

N 112 112

DURASI Correlation Coefficient -.313** 1.000

Sig. (1-tailed) .000 .

N 112 112

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

Anda mungkin juga menyukai