Anda di halaman 1dari 157

KEMAMPUAN, PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MENGENAI KESEHATAN

REPRODUKSI TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI PEER EDUCATOR


(Survei Pada Siwa/I SMK N 31 Jakarta)

SKRIPSI

YOSSI MARDIAWATI
2012130095

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA
JAKARTA
AGUSTUS 2016
KEMAMPUAN, PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MENGENAI KESEHATAN
REPRODUKSI TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI PEER EDUCATOR
(Survei Pada Siwa/I SMK N 31 Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu komunikasi

YOSSI MARDIAWATI
2012130095

PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA
JAKARTA
AGUSTUS 2016
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN KOMUNIKASI

TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

NAMA : Yossi Mardiawati


NPM : 2012130095
JUDUL : Kemampuan, Pengetahuan Dan Persepsi Mengenai Kesehatan
Reproduksi Terhadap Motivasi Siswa Menjadi Peer Educator
(Survei Pada Siwa/I Smk N 31 Jakarta)

Jakarta, 1 Agustus 2016

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Program Studi
Ilmu Manajemen Komunikasi Dosen Pembimbing

Drs. Syafril Tahar, M.Si Dra. Cholifah, M.Si

9
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK JAKARTA
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
PROGRAM STUDI ILMU MANAJEMEN KOMUNIKASI

TANDA PENGESAHAN SKRIPSI

Telah diuji di Jakarta, 12 Agustus dan dinyatakan LULUS

NAMA : Yossi Mardiawati


NPM : 2012130095
JUDUL : Kemampuan, Pengetahuan Dan Persepsi Mengenai Kesehatan
Reproduksi Terhadap Motivasi Siswa Menjadi Peer Educator
(Survei Pada Siwa/I Smk N 31 Jakarta)

Jakarta, 12 Agustus 2016

Penguji

Ir. Ilham P. Hutasuhut, MM


Ketua Penguji

Dra. Cholifah, M.Si Dra. Sadakita Br. Karo, M.si


Anggota Anggota
LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA

Bersama ini, Saya :


NAMA : Yossi Mardiawati
NPM : 2012130095
JUDUL : Kemampuan Siswa, Pengetahuan Dan Persepsi Mengenai
Kesehatan Reproduksi Terhadap Motivasi Menjadi Peer Educator
(Survei Pada Siwa/I Smk N 31 Jakarta)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:


1. Skripsi ini orisinil, bukan plagiat
2. Semua keterangan yang berkaitan dengan data primer dan sekunder benar.
Bila dikemudian hari ditemukan bahwa terdapat peniruan dan pemalsuan
pada sebagian atau keseluruhan isi skripsi ini, maka saya siap
mempertanggungjawabkan secara akademik maupun secara hukum.

Jakarta, 12 Agustus 2016


Mahasiswa,

Yossi Mardiawati
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Yossi Mardiawati
NPM : 2012130095
Program Studi : Ilmu Manajemen Komunikasi
Fakultas : Ilmu Komunikasi
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyatakan menyetujui memberikan
Hak Bebas Royalti Non-eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas skripsi
saya yang berjudul :
KEMAMPUAN, PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MENGENAI
KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI
PEER EDUCATOR (Survei Pada Siwa/I SMK N 31 Jakarta)
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan) kepada Institut Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Jakarta. Dengan Hak Bebas Royalti Non-eksklusif ini Institut Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Jakarta berhak menyimpan, mengalih mediakan/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
memublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 12 Agustus 2016


Yang menyatakan,

Yossi Mardiawati
ABSTRAK

Yossi Mardiawati (2012130095)


Ilmu Manajemen Komunikasi
Kemampuan, Pengetahuan dan Persepsi Mengenai Kesehatan Reproduksi
Terhadap Motivasi Siswa Menjadi Peer Educator (Survei Pada Siwa/I SMK N 31
Jakarta)
viii + 121 Halaman; 35 Tabel; 5 Bagan; 16 Lampiran (2016)
Kata Kunci : Teori Health Belief Model, Kemampuan, Pengetahuan, Persepsi
kerentanan, Persepsi Keseriusan, Persepsi Manfaat dan Motivasi. Tujuan
Penelitian : Mengetahui kemampuan siswa untuk menjadi agen perubahan,
pengetahuan dan persepsi (kerentanan, keseriusan, mafaat) siswa tentang
kesehatan reproduksi, dan motivasi siswa menjadi peer educator. Metode
Penelitian : Survei dengan pendekatan kuantitatif. Hasil Penelitian : Nilai rata-
rata kemampuan agen perubahan (2.63) artinya siswa mempunyai kemampuan
yang tinggi untuk menjadi agen perubahan. Nilai rata-rata pengetahuan (2.48)
artinya pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi dapat dikatakan
rendah. Persepsi kerentanan memiliki nilai rata-rata (2.55) artinya siswa
mempunyai penilaian yang tinggi bahwa mereka sebagai remaja merupakan
kelompok yang rentan mengalami suatu kondisi akibat dari pergaulan bebas,
menggunakan narkoba, kehamilan yang tidak diinginkan dan perilaku tindak
kekerasan yang akan mempengaruhi kesehatannya. Nilai rata-rata persepsi
keseriusan mengenai kesehatan reproduksi (2.51), artinya siswa memiliki
keyakinan yang tinggi mengenai efek penyakit atau kondisi tertentu yang
berkaitan dengan fisik, emosional, keuangan, dan psikologis akibat tidak
memahami aspek kesehatan reproduksi. Nilai rata-rata persepsi manfaat (2.47)
artinya siswa memiliki keyakinan yang rendah bahwa youth forum dapat
memberikan manfaat. Nilai rata-rata Motivasi (2.58) artinya siswa memiliki
motivasi yang tinggi untuk menjadi peer educator. Kesimpulan : Hasil uji
regresi, nilai koefisien korelasi(R) antara variabel kemampuan agen perubahan
(X1), pengetahuan (X2), persepsi kerentanan (X3), persepsi keseriusan (X4),
persepsi manfaat (X5), terhadap motivasi (Y) adalah 0,811. Nilai R square
sebesar 0.658, artinya variabel kemampuan agen perubahan (X1), pengetahuan
(X2), persepsi kerentanan (X3), persepsi keseriusan (X4), persepsi manfaat (X5),
terhadap motivasi (Y) berpengaruh sebesar 65,8% terhadap motivasi siswa untuk
menjadi peer educator, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar
penelitian ini. Saran : Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan pengetahuan
siswa mengenai kesehatan reproduksi masih tergolong rendah. Maka dari itu
sebaiknya penyampain informasi dapat disajikan melalui audio visual, karena
penggunaan hal-hal yang menggambarkan sesuatu secara visual mampu menarik
perhatian khalayak, serta akan mempermudah cara penyampaian dan penerimaan
pesan atau informasi kepada siswa. Rendahnya keyakinan siswa mengenai
manfaaat mengikuti youth forum dapat ditingkatkan melalui pesan persuasif yang
lebih intens.
Buku : 27 (2002-2015), Sumber lain : 10
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT dan Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan rahmat-Nya kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul,

“Kemampuan Siswa, Pengetahuan dan Persepsi Mengenai Kesehatan

Reproduksi Terhadap Motivasi Menjadi Peer Educator (Survei Pada Siwa/I

SMK N 31 Jakarta)”

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih atas

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dalam menyelesaikan skripsi ini yaitu:

1. Mama dan Papa, terima kasih atas segala dukungan, materil, dan

senantiasa mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Dra. Cholifah, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan

ilmu, motivasi, dan selalu sabar dalam membimbing penulis untuk

menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

3. Dra. Sri Dewiningsih, M.si yang selalu memberikan motivasi serta saran

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Rustini, SH selaku dosen wali yang senantiasa memberikan dukungan

kepada penulis.

5. Kakak dan Adik kandung penulis Berry Mardiwana, Angga Mardiwana

dan Dena Alfianti yang selalu memberi semangat penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Candra Yoga Swara dan Aylla qysqynda, terimakasih kakak yang selalu

memberikan dukungan serta bantuan untuk menyelesaikan skripsi ini.

i
7. Rekan senasib seperjuangan yang selalu ceria, menghibur dan saling

mendukung dalam menempuh peneylesaian skripsi ini Siti Annisa, Ardyan

Depe, Kuncoro, Abu, Betri, Mba Ella, Winni, Nadia, Dhio.

8. Sahabatku Nurika Kusuma Pertiwi dan Nurhadiyati Ratna Sari terima

kasih karena telah menjadi seseorang yang selalu hadir mendukung dan

menghibur, serta banyak memberikan saran dalam menyelesaikan skripsi

ini.

9. Anggie Fitriasya, Dinda Febriyani dan Mira Usmiza, terima kasih sahabat

sapiku yang selalu memberikan bantuan, doa, semangat, serta menghibur

penulis dalam suka dan duka hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan Dwi Istiqomah, Tiara Hapsari, Agnes

Winastiti, Isni Yuniarti, Fahmi, Faisal, Anggi, Ijal, Marlisya, Aji, Diah

Topa, Oktavia, Iis, Gege, Yasfah, Okky, Lina, Faza, Tiwi, Annisa, Novi

Fajriansyah, Yeni, Arbi, Bayu, Arbi, Ela, Fitri, Kutut, Juni, Meiga, Yuli,

Dianty, Firda, Bambang terimakasih karena telah menjadi teman terbaik

yang selalu memberikan dukungan, membantu dan menghibur untuk

melepas penat.

11. Ibu nunung selaku guru BK SMK N 31 Jakarta yang selalu memberikan

masukan dan meluangkan waktunya untuk penulis.

12. Fasilititaor YPI (Yayasan Pelita Ilmu) Mba elok, Rudi, Husein yang telah

membantu dalam memberikan informasi mengenai kegiatan youth forum.

13. Seluruh teman angkatan 2012, terima kasih atas warna warni perkuliahan

yang telah kalian berikan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

ii
14. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,

terima kasih atas doa dan bantuannya kepada penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

Atas kekurangan dan kelebihan pada skripsi ini, kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan, semoga skripsi ini dapat membawa manfaat

dalam pengembangan ilmu komunikasi.

Jakarta, 1 Agustus 2016

Penulis

Yossi Mardiawati

iii
DAFTAR ISI
Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
LEMBAR PERNYATAAN MAHASISWA
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
1.2. Masalah Pokok ...................................................................... 6
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 8
1.4. Kegunaan Penelitian .............................................................. 8
1.5. Sistematika Penulisan ............................................................ 9

BAB II KERANGKA TEORI


2.1. Kerangka Konseptual ............................................................ 10
2.1.1. Komunikasi ...................................................................... 11
2.1.1.2. Manajemen Komunikasi ............................................... 13
2.1.2. Kampanye Kesehatan Reproduksi ................................... 14
2.1.3. Social Marketing .............................................................. 16
2.1.4. Memahami Target Pasar .................................................. 17
2.1.5. Health Belief Model ......................................................... 19
2.1.6. Persepsi. ........................................................................... 23
2.1.7.MotivasiRemaja Sebagai Peer Educator........................... 24
2.1.8 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Motivasi ....................... 29
2.1.9. Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi .............................. 30
2.1.10. Pengaruh Kemampuan Terhadap Motivasi ..................... 32
2.2.Kerangka Pemikiran . .............................................................. 33
2.3. Pembangunan Hipotesis ......................................................... 34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1.1 Desain Penelitian ................................................................. 36
3.1.2. Pendekatan Penelitian ........................................................ 36
3.1.3.Metode Penelitian ................................................................ 37
3.1.4.Sifat Penelitian .................................................................... 38
3.1.5. Unit Analisis ...................................................................... 39
3.1.5.1 Populasi Sampel ............................................................... 39

iv
3.1.6.Operasionalisasi Variabel..................................................... 42
3.1.7.Model Analisis ..................................................................... 51
3.1.8.Teknik Pengumpulan Data. .................................................. 52
3.1.9. Uji Validitas dan Reliabilitas .............................................. 53
3.1.10. Teknik Analisis Data ........................................................ 60
3.2. Hipotesis................................................................................. 60
3.2.1. Hipotesis Penelitian.......................................................... 62
3.2.2.Hipotesis Statistik ............................................................. 62

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Subjek Penelitian ................................................................... 64
4.1.1. Profil SMK N 31 Jakarta .................................................. 65
4.2. Hasil Penelitian ...................................................................... 67
4.2.1. Identitas Responden ......................................................... 67
4.2.2. Analisis Deskripsi Jawaban Responden ........................... 69
4.2.3. Analisis Faktor ................................................................. 82
4.2.4. Hasil Regresi .................................................................... 85
4.2.4.1 Nilai Anova (Uji F) ........................................................ 86
4.2.4.2 Hasil Uji T ...................................................................... 87
4.3. Pembahasan ............................................................................ 88

BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan ............................................................................ 93
5.2. Saran ....................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... .... 96


DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. ...... 100
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 140

v
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Skala Likert .........................................................................................42


Tabel 2 Operasionalisasi Variabel ....................................................................43
Tabel 3 Uji Validitas Kemampuan Agen Perubahan .......................................54
Tabel 4 Uji Validitas Pengetahuan ...................................................................54
Tabel 5 Uji Validitas Persepsi Kerentanan .......................................................55
Tabel 6 Uji Validitas Persepsi Keseriusan .......................................................56
Tabel 7 Uji Validitas Persepsi Manfaat ............................................................56
Tabel 8 Uji Validitas Motivasi .........................................................................57
Tabel 9 Uji Reliabilitas Kemampuan Agen Perubahan ....................................58
Tabel 10 Uji Reliabilitas Pengetahuan ...............................................................59
Tabel 11Uji Reliabilitas Persepsi Kerentanan ....................................................59
Tabel 12Uji Reliabilitas Persepsi Keseriusan ....................................................59
Tabel 13Uji Reliabilitas Persepsi Manfaat .........................................................60
Tabel 14 Uji Reliabilitas Motivasi .....................................................................60
Tabel 15 Jenis Kelamin Responden ...................................................................67
Tabel 16 Jabatan Disekolah Responden .............................................................67
Tabel 17 Status Dalam Keluaga ........................................................................68
Tabel 18 Pendidikan Terakhir Ayah………………………………………….. 68
Tabel 19 Pendidikan Terakhir Ibu ......................................................................68
Tabel 20 Interval Kelas ......................................................................................69
Tabel 21 Rata-Rata Frekuensi Kemampuan Agen Perubahan ..........................70
Tabel 22 Rata-Rata Frekuensi Pengetahuan .......................................................71
Tabel 23 Rata-Rata Frekuensi Persepsi Kerentanan ………………………… 73
Tabel 24 Rata-Rata Frekuensi Persepsi Keseriusan ………………………… 75
Tabel 25 Rata-Rata Frekuensi Persepsi Manfaat…………………………….. .78
Tabel 26 Rata-Rata Frekuensi Motivasi ............................................................81
Tabel27Analisis Faktor Kemampuan Agen Perubahan .....................................83
Tabel28Analisis Faktor Pengetahuan .................................................................83
Tabel29Analisis Faktor Persepsi Kerentanan .....................................................83
Tabel 30 Analisis Faktor Persepsi Keseriusan ...................................................84
Tabel31 Analisis Faktor Persepsi Manfaat .........................................................84
Tabel32Analisis Faktor Motivasi .......................................................................84
Tabel 33 Hasil Regresi Berganda .......................................................................85
Tabel34 Hasil Uji Anova ...................................................................................86
Tabel 35 Hasil Uji T………………………………………………………….. 87

vi
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Proses Komunikasi ...............................................................................12

Bagan 1 Health Belief Model .............................................................................21

Bagan 2 Kerangka Pemikiran ...........................................................................33

Bagan 3 Model Analisis ....................................................................................51

Bagan 4 Struktur Organisasi ..............................................................................66

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ....................................................................... 100
Lampiran 2 Tabel Induk ..................................................................................... 109
Lampiran 3 Identitas Responden ......................................................................... 110
Lampiran 4 Nilai Rata-Rata Variabel Kemampuan Agen Perubahan ................ 112
Lampiran 5 Nilai Rata-Rata Variabel Pengetahuan ........................................... 114
Lampiran 6 Nilai Rata-rata Persepsi Kerentanan ................................................ 116
Lampiran 7 Nilai Rata-rata Variabel Persepsi Keseriusan .................................. 119
Lampiran 8 Nilai Rata-rata Variabel Persepsi Manfaat ..................................... 122
Lampiran 9Nilai Rata-rata Variabel Motivasi .................................................... 124
Lampiran 10 Anti Image Matrices Kemampuan Agen Perubahan .................... 127
Lampiran 11 Anti Image Matrices Pengetahuan ................................................. 128
Lampiran 12 Anti Image Matrices Persepsi Kerentanan ……………………….129
Lampiran 13 Anti Image Matrices Persepsi Keseriusan ……………………….130
Lampiran 14 Anti Image MatricesPersepsi Manfaat …………………………..131
Lampiran 15 Anti Image Matrices Motivasi ………………………………...…132
Lampiran 16 Dokumentasi …………………………………………………… 133

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Remaja sehat menjadi aset bangsa yang sangat berharga bagi

kelangsungan pembangunan di masa mendatang, sehingga status kesehatan remaja

merupakan hal yang perlu dipelihara dan ditingkatkan agar dapat menghasilkan

generasi penerus bangsa yang sehat, tangguh, dan produktif serta mampu bersaing

(Depkes RI 2009). Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan

psikis pada periode yang dikenal sebagai masa pubertas yang diringi dengan

perkembangan seksual, kondisi ini menyebabkan remaja menjadi rentan terhadap

masalah-masalah perilaku berisiko (http://www.bkkbn.go.id). Berbagai data

menunjukan remaja memiliki permasalahan yang kompleks terkait dengan kondisi

kesehatan reproduksi.

Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi, Badan

Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada 12 Agustus

2014 mengatakan, jumlah remaja yang melakukan hubungan seks di luar nikah

mengalami peningkatan, yaitu 46 persen remaja berusia 15-19 tahun sudah

berhubungan seksual. Data Sensus Nasional bahkan menunjukkan 48-51 persen

perempuan hamil adalah remaja (http://www.bkkbn.go.id).

Data Departemen Kesehatan mengenai situasi kesehatan reproduksi remaja

pada 2012 menunjukan, pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi belum

memadai yang dapat dilihat dengan hanya 35,3% remaja perempuan dan 31,2%

1
2

remaja laki-laki usia 15-19 tahun mengetahui bahwa perempuan dapat hamil

dengan satu kali berhubungan seksual, begitu pula gejala penyakit menular

seksual kurang diketahui oleh remaja serta tempat pelayanan yang berhubungan

dengan kesehatan reproduksi juga belum banyak di ketahui oleh remaja

(http://www.depkes.go.id).

Fenomena yang terjadi dikalangan remaja terkait permasalahan

reproduksi, menunjukan pentingnya kepedulian dalam bentuk pelayanan dan

penyediaan informasi serta kesepahaman bersama akan pentingnya kesehatan

reproduksi, dalam rangka menumbuhkembangkan perilaku hidup sehat bagi

remaja. Hal tersebut menjadi tanggung jawab bersama dalam mewujudkan

generasi muda yang berencana. Salah satu lembaga swadaya masyarakat yang

concern dalam memberikan informasi mengenai kesehatan reproduksi pada

remaja yaitu Yayasan Pelita Ilmu (YPI).

YPI melalui kegiatan youth forum, aktif dalam memberikan informasi

mengenai kesehatan reproduksi remaja. Berdasarkan hasil wawancara dengan

Elok Satiti manager program kegiatan, youth forum merupakan suatu kegiatan

pemberian informasi sebagai bentuk edukasi tentang kesehatan reproduksi. Target

kegiatan youth forum adalah remaja khususnya siswa SMP dan SMA.

Salah satu sekolah yang bermitra dengan YPI dalam pelaksanaan program

youth forum adalah SMK N 31 Jakarta. Kegiatan youth forum dilaksanakan di

SMK N 31 sejak Maret 2016. Berdasarkan hasil wawancara dengan Ibu Nunung

selaku guru bimbingan konseling, kegiatan youth forum diadakan di SMK N 31

terutama karena faktor lingkungan sekolah yang berada pada lingkungan


3

masyarakat yang padat pemukiman dan terletak di pusat perkotaan, yang rentan

terhadap pergaulan bebas dikalangan remaja, serta pernah terdapat permasalahan

siswa yang terlibat kasus penyalahgunaan narkoba dan hamil diluar nikah. Maka

dari itu kegiatan youth forum diadakan guna membekali pengetahuan dan

keterampilan diri kepada siswa, agar mereka memiliki sikap dan tingkah laku

yang bertanggung jawab serta dapat terhindar dari perilaku yang tidak di inginkan

dan merugikan dirinya.

Penyampaian pesan dalam youth forum dilengkapi dengan modul yang

dibuat khusus untuk menjadi panduan para siswa yang disebut modul DAKU

(dunia remajaku seru), dan disampaikan langsung oleh seorang fasilitator remaja

dari YPI. Menurut Kotler (2008, h. 296) kelebihan media personal adalah pemasar

dapat menyampaikan informasi secara langsung kepada khalayak yang dituju dan

bisa memberikan apa yang mereka butuhkan. Media personal dalam youth forum

ini adalah seorang fasilitator yang memberikan informasi mengenai kesehatan

reproduksi kepada siswa. Materi yang disampaikan yaitu berawal dari memahami

diri sendiri, perubahan tubuh, gender, seksualitas dan cinta, kehamilan tidak

diiniginkan, Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS, dan narkoba.

Tidak semua siswa ikut dalam kegiatan youth forum. Siswa yang

mengikuti kegiatan youth forum cenderung siswa yang aktif dalam kegiatan

ekstrakulikuler Pusat Informasi Konseling (PIK), Palang Merah Remaja (PMR),

serta beberapa siswa lainnya. Untuk itu siswa yang terlibat dalam kegiatan youth

forum diharapkan dapat menjadi seorang peer educator (pendidik sebaya).


4

Pentingnya menjadi peer educator bagi siswa yaitu dapat

menyebarluaskan informasi akurat mengenai kesehatan reproduksi yang

bermanfaaat untuk remaja sebayanya. Dengan memahami kesehatan reproduksi,

siswa dapat mencegah perilaku seks bebas serta dampaknya termasuk kehamilan

tidak diinginkan, HIV/AIDS, dan IMS (infeksi menular seksual), mencegah

penggunaan narkoba, dan manfaat lain yakni dapat mengambil keputusan yang

tepat sebab telah mempunyai pengetahuan yang benar mengenai kesehatan

reproduksi, serta dapat memberikan penilaian mengenai patut tidaknya dalam

melakukan sesuatu.

Youth forum akan dikaji dengan pendekatan social marketing. Menurut

Kotler (2008, h.7) “Social marketing is a process that applies marketing

principles and techniques to creat, communicate, and deliver value in order to

influence target audience behaviors that benefit society (public helath, safety, the

environment, and communities) as well as the target audience.”

Mengacu pada pendapat Kotler, maka tujuan youth forum dapat

dikategorikan sebagai bentuk kampanye perubahan sosial, sebab tujuan kegiatan

tersebut adalah meningkatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran akan

pentingnya kesehatan reproduksi, serta memberikan keterampilan kepada siswa

agar mereka dapat terhindar dari perilaku yang tidak di inginkan dan merugikan

dirinya. Menurut penulis, keterlibatan siswa untuk mengikuti kegiatan youth

forum, harus memperhatikan prinsip-prinsip pemasaran diantaranya kemampuan

pemasar (fasilitator) dalam menyampaikan nilai mengenai manfaat memahami

kesehatan reproduksi.
5

Menurut Kotler (2008, h. 162) “Benefit are something your target market

wants or need and therefore values that the behavior you are promoting has the

potential to provide. They are what will motivate your target audience to act.”

Manfaat merupakan nilai-nilai yang perlu diberikan kepada siswa

mengenai dampak positif yang didapatkan dengan memahami kesehatan

reproduksi, sehingga diharapkan dapat memotivasi mereka untuk menjadi peer

educator dan menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada

teman-teman sebayanya. Selain itu keberhasilan dari kegiatan youth forum juga

dipengaruhi oleh kemampuan pemasar dalam memahami persepsi target mengenai

barrier dan benefit.

Salah satu pedoman yang dapat digunakan untuk mengetahui persepsi

target, mengenai kesehatan reproduksi yaitu health belief model. Menurut Lewin

yang dikutip oleh Kotler (2008, h. 168) Health Belief Model merupakan salah satu

teori yang menekankan pada dimensi persepsi. Persepsi yang dibangun dalam

teori ini pada akhirnya akan menimbulkan suatu dorongan seseorang untuk

bertindak berdasarkan manfaat yang dirasakan.

Selain kemampuan dalam menumbuhkan keyakinan tentang manfaat

kegiatan, pemasaran sosial menjadi efektif apabila fasilitator dalam memberikan

edukasi mampu memahami faktor yang menjadi penghambat siswa untuk

melakukan perubahan. Salah satu faktor penghambat Menurut Kotler (2008, h.

162) yaitu pengetahuan. Pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi yang

diperoleh dari mengikuti kegiatan youth forum, diharapkan dapat memotivasi


6

mereka untuk menjadi peer educator dalam menyebarluaskan informasi kesehatan

reproduksi yang bermanfaat untuk remaja sebayanya.

Dalam menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan reproduksi, siswa

sebagai peer educator akan menjalankan fungsi sebagai agen perubahan. Menurut

Nasution (2007, h. 207) agen perubahan adalah orang yang mempelopori,

menyebarluaskan proses perubahan. Agen perubahan memiliki karakteristik

tertentu, dalam penelitian ini siswa sebagai agen perubahan termasuk ke dalam

karakteristik homopholi, Menurut Rogers (2003, h. 305) agen perubahan homopili

yaitu sepasang individu yang berkomunikasi sama, mereka memiliki kesamaan

seperti pendidikan, status ekonomi, saling percaya dan saling menyukai. Agen

perubahan homophili diyakini dapat menciptakan komunikasi yang efektif karena

memiliki banyak kesamaan. Seorang agen mampu melakukan perubahan apabila

memiliki kemampuan tertentu.

1.2 Masalah Pokok

Youth forum merupakan suatu kegiatan pemberian informasi sebagai

bentuk edukasi tentang kesehatan reproduksi, sebagai upaya meningkatkan

pengetahuan, menanamkan kesadaran akan pentingnya kesehatan reproduksi, serta

memberikan keterampilan kepada siswa agar terhindar dari perilaku yang tidak

diinginkan dan merugikan dirinya. Siswa yang mengikuti kegiatan youth forum

diharapkan dapat menjadi peer educator (pendidik sebaya) yang akan

menjalankan peran sebagai agen perubahan, dalam menyebarluaskan informasi

seputar kesehatan reproduksi kepada teman-teman sebayanya. Motivasi siswa


7

untuk menjadi peer educator berkaitan dengan kemampuan siswa, pengetahuan

dan persepsi mengenai kesehatan reproduksi.

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah, penulis mengangkat

pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi ?

2. Bagaimana persepsi siswa mengenai kesehatan reproduksi ?

3. Bagaimana motivasi siswa untuk menjadi peer educator ?

4. Bagaimana kemampuan yang dimiliki siswa untuk menjadi agen

perubahan ?

5. Apakah kemampuan, pengetahuan, dan persepsi mengenai kesehatan

reproduksi berpengaruh terhadap motivasi siswa menjadi peer educator?

Dari pertanyaan penelitian di atas, penulis menetapkan rumusan masalah

penelitian sebagai berikut :

Apakah kemampuan , pengetahuan, dan persepsi mengenai kesehatan

reproduksi berpengaruh terhadap motivasi siswa menjadi peer educator?

Dari rumusan masalah di atas, maka penulis menatapkan judul penelitian

sebagai berikut :

KEMAMPUAN, PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MENGENAI

KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP MOTIVASI SISWA MENJADI

PEER EDUCATOR (Survei Pada Siwa/I SMK N 31 Jakarta)


8

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa sebagai agen

perubahan, pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi, serta bagaimana

persepsi siswa mengenai kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer

educator.

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Secara Teoritis

Penelitian ini sebagai pengembangan ilmu komunikasi, khususnya ilmu

manajemen komunikasi dalam menjalankan sebuah kampanye perubahan sosial

yang berkaitkan dengan kemampuan, persepsi dan motivasi.

b. Secara Praktis

Sebagai bahan masukan bagi Yayasan Pelita Ilmu (YPI) dalam memberikan

edukasi seputar kesehatan reproduksi pada kegiatan youth forum di SMK N 31

Jakarta, terkait dengan memberikan pengetahuan dan menanamkan persepsi dalam

membangun motivasi siswa untuk menjadi peer educator.

1.5 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan : pada bab ini diuraikan latar belakang masalah mengenai data

kesehatan reproduksi dikalangan remaja, kegiatan youth forum sebagai salah satu

bentuk kepedulian menangani permasalahan remaja terkait kesehatan reproduksi

khususnya siswa SMP dan SMA. Penulis juga menjelaskan mengenai masalah

pokok penelilitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika

penulisan.
9

Bab II Kerangka Teori : pada bab ini penulis menjelaskan mengenai kerangka

konseptual dan teori yang digunakan yaitu health belief model, serta

pembangunan kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

Bab III Metode Penelitian : pada bab ini penulis menguraikan desain penelitian,

pendekatan penelitian, metode penelitian, sifat penelitian, bahan penelitian dan

unit analisis, populasi dan sampel, model analisis, operasional variabel, teknik

pengumpulan data, uji validitas, uji reliabilitas, teknis analisis data serta hipotesis

riset.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahsan : pada bab ini diuraikan mengenai subjek

penelitian, hasil penelitian dan pembahasan penelitian.

Bab V Kesimpulan : pada bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dan saran.
BAB II

LATAR BELAKANG TEORI

Untuk menjawab permasalahan penelitian yang berjudul “kemampuan,

pengetahuan dan persepsi mengenai kesehatan reproduksi terhadap motivasi siswa

menjadi peer educator” penulis akan mengkaji dengan pendekatan social

marketing dan health belief model sebagai landasan penelitian.

Youth forum dikategorikan sebagai bentuk kampanye perubahan sosial

yang dilakukan oleh Yayasan Pelita Ilmu (YPI), dalam memberikan informasi

sebagai bentuk edukasi tentang kesehatan reproduksi kepada remaja khususnya

siswa SMP dan SMA.

Health Belief Model merupakan salah satu teori yang menekankan pada

dimensi persepsi. Persepsi yang dijelaskan dalam model ini berkaitan dengan

persepsi siswa mengenai kesehatan reproduksi, yaitu persepsi kerentanan, persepsi

keseriusan dan persepsi manfaat. Manfaat merupakan nilai-nilai yang perlu

diberikan kepada siswa mengenai efek positif yang didapat dengan memahami

kesehatan reproduksi, sehingga dapat memotivasi mereka untuk menjadi peer

educator dan menyebarkan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada

teman-teman sebayanya.

2.1 Kerangka Konseptual

Untuk menjawab masalah pokok penelitian, penulis akan menjelaskan

konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah pokok penelitan yaitu :

2.1.1 Komunikasi

2.1.1.2 Manajemen Komunikasi

10
11

2.1.2 Kampanye Kesehatan Reproduksi

2.1.3 Social Marketing

2.1.4 Memahami Target Pasar

2.1.5 Health Belief Model

2.1.6 Persepsi

2.1.7 Motivasi Remaja Sebagai Peer Educator

2.1.8 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Motivasi

2.1.9 Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi

2.1.10 Pengaruh Kemampuan Terhadap Motivasi

2.1.1 Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial tentunya melakukan proses komunikasi

dengan manusia lain, sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya. Hoeta Soehoet

(2002, h.2) menjelaskan Komunikasi merupakan upaya manusia untuk

menyampaikan isi pernyataan pada manusia lain. Sebagai ilmu, komunikasi

memiliki objek kajian yaitu usaha manusia dalam menyampaikan isi pernyatannya

kepada manusia lain. Lebih lanjut Hoetasoehoet (2002, h 9) menjelaskan usaha

manusia untuk menyampaikan isi pernyataan ada karena terdapat motif

komunikasi yang akan diwujudkan kepada manusia lain.

Hoeta Soehoet (2002, h.18) mengatakan Orang yang menyampaikan isi

pernyataan disebut komunikator, sedangkan yang menerima isi pernyataan disebut

dengan komunikan. Proses komunikasi terjadi pada saat komunikator

menyampaikan isi pernyataan kepada komunikan dan ketika komunikan


12

menyampaikan feed back kepada komunikator. Bila dikaitkan dengan penelitian,

fasilitator berperan sebagai komunikator yang menyampaikan isi pernyataannya

mengenai materi kesehatan reproduksi pada kegiatan youth forum kepada siswa

sebagai komunikan.

Proses komunikasi dapat dijelaskan dalam bagan sebagai berikut :

Tahap 2
Tahap 1 Tahap 3

Komunikator Komunikan
Peralatan ljHasil kerja Peralatan Hasil kerja
rohaniah peralatan rohaniah peralatan
rohaniah rohaniah
gaahaha
Hati nurani Falsafah Hati nurani Falsafah
hidup hidup
Akal Akal
Konsepsi Konsepsi
Budi Kebahagian Budi Kebahagian
Naluri Motif Naluri Motif
kebahagiaan Isi Pernyataan kebahagiaan
Komunikasi Komunikasi
Naluri sosial Naluri sosial
Isi Isi
Naluri ingin pernyataan Tindak Komunikasi Naluri ingin pernyataan
tahu tahu

Naluri Naluri
komunikasi komunikasi

Peralatan Jasmaniah Peralatan Rohaniah

Tahap 5 Feedback/Umpan balik

Tahap 4

Proses Komunikasi
13

Berdasarkan bagan proses komunikasi di atas, penulis memberikan

penjelasan terkait dengan masalah yang sedang diteliti sebagai begikut :

 Tahap 1 : Terdapat proses yang terjadi pada komunikator, dalam penelitian

ini yang berperan menjadi komunikator yaitu fasilitator dari Yayasan

Pelita Ilmu (YPI)

 Tahap 2 : Merupakan isi pernyataan yang telah disusun oleh komunikator

untuk disampaikan kepada komunikan. Pada penelitian ini, fasilitator

sebagai komunikator menyemapaikan isi pernyataanya mengenai materi

tentang kesehatan reproduksi melalui kegiatan youth forum untuk

disampaikan kepada komunikan.

 Tahap 3 : Proses yang terjadi pada komunikan dalam menerima isi

pernyataan dari komunikator. Pada penlitian ini yang berperan sebagai

komunikakn adalah siswa SMK N 31 Jakarta yang mengikuti kegiatan

youth forum.

 Tahap 4 : Feed back (umpan balik) yang disampaikan oleh komunikan.

Pada tahap ini diharapkan agar siswa dapat memberikan feed back berupa

pengetahuan dan persepsi mengenai kesehatan reproduksi.

 Tahap 5 : Terjadi proses penerimaan timbal balik dari komunikan kepada

komunikator, yaitu pada penelitian ini motivasi siswa untuk menjadi peer

educator.

2.1.1.2 Manajemen Komunikasi

Menurut Terry (1977) dalam Hoeta Soehoet (2003, h.1) manajemen

merupakan suatu proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan


14

(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan

pengawasan (controlling) yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai

sasaran-sasaran atau tujuan-tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan

sumber daya manusia serta sumber-sumber lain.

Egan dan Cowan (1977) dalam Abidin (2015, h. 132), manajemen

komunikasi sebagai pengaplikasian penggunaan sumberdaya manusia dan

teknologi secara optimal untuk meningkatkan dialog antar manusia. Pada

prinsipnya manajemen komunikasi merupakan cara membangun dan mengelola

suatu hubungan, baik secara lisan maupun tulisan agar tidak terjadi istilah miss

communication sehingga segala aktifitas yang berkaitan dengan komunikasi dapat

berjalan dengan lancar dan efektif.

Apabila dikaitkan dengan masalah penelitian, proses penyampaian pesan

yang dilakukan oleh fasilitator terkait dengan kesehatan reproduksi sebagai suatu

proses perencanaan untuk memberikan pengetahuan, membangun persepsi serta

motivasi siswa. Proses komunikasi dilakukan secara dua arah antara fasilitator

dengan siswa melalui proses diskusi setelah pemberian materi, sehingga aktifitas

kegaiatan youth forum berjalan dengan efektif dan terhindar dari miss

communication.

2.1.2 Kampanye Kesehatan Reproduksi

Youth forum merupakan suatu kegiatan pemberian informasi sebagai

bentuk edukasi tentang kesehatan reproduksi yang dilakukan oleh Yayasan Pelita

Ilmu (YPI), sebagai wujud kepeduliannya terhadap perkembangan kesehatan


15

reproduksi dikalangan remaja khusunya siswa SMP dan SMA. Salah satu sekolah

yang bermitra dengan YPI dalam pelaksanaan kegiatan youth forum adalah SMK

N 31 Jakarta, yang aktif melaksanakan kegiatan ini sejak Maret 2016.

Menurut Venus (2007, h.9) kampanye adalah kegiatan komunikasi yang

dilakukan secara terlembaga. Penyelenggara kampanye umumnya bukanlah

individu melainkan lembaga atau organisasi. Lembaga tersebut dapat berasal dari

lingkungan pemerintah, kalangan swasta atau lembaga masyarakat.

Kegiatan kampanye dilakukan oleh Yayasan Pelita Ilmu (YPI) mengenai

kesehatan reproduksi melalui program youth forum. Kesehatan reproduksi

menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan

hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan

dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya (http://www.bkkbn.go.id).

Keadaan sehat fisik disini meliputi tidak tertular penyakit yang menggangu

kesehatan reproduksi, tidak menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, tidak

menggunankan zat-zat berbahaya seperti narkotika, serta sehat mental yaitu

percaya diri, mampu berkomunikasi, dan mampu mengambil keputusan atas

segala resiko, sedangkan sehat sosial meliputi pertimbangan nilai-nilai yang

berlaku, baik nilai-nilai agama, budaya maupun nilai-nilai sosial.

Materi yang disampaikan mengenai aspek kesehatan reproduksi dalam

kegiatan youth forum, yaitu berawal dari memahami diri sendiri, perubahan tubuh,

gender, seksualitas dan cinta, kehamilan tidak diinginkan, Infeksi Menular

Seksual (IMS), HIV/AIDS, dan narkoba.


16

Charles U Larson (1992) dalam venus (2007, h. 11) membagi jenis

kampanye ke dalam tiga kategori yakni :

1. Product oriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada


produk umumnya terjadi dilingkungan bisnis.
2. Candidate opriented campaigns atau kampanye yang berorientasi pada
kandidat umumnya dimotivasi oleh hasrat untuk meraih kekuasaan
politik/
3. Ideologically or cause oriented campaigns adalah jenis kampanye
yang berorientasi pada tujuan-tujuan yang bersifat khusus dan
seringkali berdimensi perubahan sosial. Kampanye jenis ini disebut
sebagai social change campaigns, yang ditujukan untuk menangani
masalah-masalah sosial perubahan sikap dan perilaku public yang
terkait.

Dalam kegiatan youth forum kampanye mengenai kesehatan reproduksi

yang dilakukan oleh YPI termasuk ke dalam jenis Ideologically or cause oriented

campaigns sebab tujuan dari kampanye ini berdimensi pada perubahan sosial,

yaitu meningkatkan pengetahuan, menanamkan kesadaran akan pentingnya

kesehatan reproduksi, serta memberikan keterampilan kepada siswa agar terhindar

dari perilaku yang tidak di inginkan dan merugikan dirinya.

2.1.3 Social Marketing

Youth forum dapat dikategorikan sebagai bentuk kampanye perubahan

sosial, sebagaimana dikemukakan dalam latar belakang masalah bahwa penelitian

ini akan dikaji dengan social marketing, sebab kampanye kesehatan reproduksi

pada kegiatan youth forum dapat dikatakan sebagai bentuk produk sosial. Menurut

Kotler (2008) A product is anything that can be offered to a market to satisfy a


17

want or need. it isn’t, as many typically think, just a tangible offering like soap,

tires, or hamburgers. it can be one of several types: a physical good, a service, an

experience an event, a person, a place, a property, an organization, information,

or on idea. (h.205).

Dalam produk sosial terdapat tangible product yang merupakan suatu

produk nyata, dan intangible product merupakan produk tidak nyata. Kegiatan

youth forum termasuk ke dalam intangible product dimana produk yang

dipasarkan berupa informasi mengenai aspek kesehatan reproduksi yang dapat

memberikan manfaat untuk siswa dalam tataran pengetahuan serta keterampilan

untuk terhindar dari perilaku beresiko dan merugikan dirinya.

Dalam menanamkan keyakinan melalui nilai-nilai yang disampaikan

mengenai kesehatan reproduksi kepada siswa yang termasuk kedalam intangible

product dibutuhkan suatu perencanaan. Salah satu tahap yang dilakukan dalam

membuat perencanaan kampanye perubahan sosial diantaranya yaitu memahami

target pasar.

2.1.4 Memahami Target Pasar

Keberhasilan dalam mencapai tujuan kampanye perubahan sosial akan

sangat tergantung pada aspek perencanaan. Kotler (2008) menjelaskan salah satu

tahap yang dilakukan pemasar dalam perencanaan kampanye yaitu memahami

persepsi target mengenai barrier dan benefit (h. 34). Dalam merancang kampanye

sosial, pemasar perlu mengidentifikasi atau memahami target pasar. Kotler dan

Lee (2008) target pasar merupakan target yang sudah dibagi kedalam segmentasi
18

pasar kemudian dipilih untuk dijadikan sasaran atau target utama sesuai dengan

ukuran organisasi dan produk pemasarannya.

Target dalam kegiatan youth forum yaitu siswa SMK N 31 Jakarta.

Menurut Endarmoko (2006) “Siswa adalah anak didik, murid, pelajar (h.606).”

Siswa dapat dikategorikan dalam usia remaja. Menurut Ali (2014) Masa remaja

berlangsung antara umur 12 hingga 22 tahun, rentang usia remaja dibagi menjadi

dua bagian yaitu 12 sampai 17 tahun adalah remaja awal, dan usia 18 sampai 22

tahun adalah remaja akhir. Pada usia remaja awal, umumnya anak sedang duduk

dibangku SMP dan SMA (h. 9).

Penulis memahami siswa SMK 31 sedang berada di masa remaja awal,

masa dimana terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara

fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja mempunyai rasa

keingintahuan yang besar, menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung

berani menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului oleh pertimbangan

yang matang (http://www.depkes.go.id).

Persepsi target mengenai Barrier berkaitan dengan pengetahuan siswa

mengenai aspek kesehatan reproduksi. Kotler (2008, h.142) “Knowledge

objectives (something you want your audience to know) are those relating to

statistc, facts and other information and skills your target audience would find

motivating or important”.

Pengetahuan dalam penelitian ini mengacu pada statistik, fakta, dan

informasi mengenai materi-materi kesehatan reproduksi yang diberikan dalam

kegiatan youth forum. Pengetahuan akan fakta dan informasi mengenai kesehatan
19

reproduksi merupakan suatu hal yang penting untuk remaja, agar mereka dapat

terhindar dari perilaku beresiko dan hal-hal yang dapat merugikan dirinya.

Sehingga pengetahuan siswa tentang kesehatan reproduksi memberikan pengaruh

terhadap motivasi mereka untuk menyebarluaskan informasi tersebut yang

bermanfaat bagi remaja sebayanya.

Untuk mengetahui persepsi mengenai manfaat yang diperoleh siswa

tentang aspek kesehatan reproduksi, penulis menggunakan teori health belief

model.

2.1.5 Health Belief Model

Seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang masalah bahwa,

keberhasilan dari kegiatan youth forum dipengaruhi oleh kemampuan pemasar

(fasilitator) dalam memahami persepsi target tentang manfaat. Health Belief

Model merupakan salah satu teori yang digunakan untuk mengetahui manfaat

memahami kesehatan reproduksi dalam kegiatan youth forum, dari persepsi-

persepsi yang akan dibangun. Manfaat merupakan nilai-nilai yang perlu diberikan

kepada siswa mengenai efek positif yang didapat dengan memahami kesehatan

reproduksi, sehinga dapat memotivasi mereka dalam mengikuti kegiatan untuk

menjadi peer educator dan menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan

reproduksi kepada teman-teman sebayanya.

Health belief model yang dikemukakan oleh Lewin dalam Kotler (2008,

h.168) menyatakan bahwa persepsi mengenai perilaku kesehatan dipengaruhi oleh

tiga faktor : nilai kesehatan umum (kekhawatiran tentang kesehatan), keyakinan


20

kesehatan (kerentanan terhadap ancaman kesehatan tertentu), dan keyakinan

tentang konsekuensi dari masalah kesehatan. Kemungkinan individu akan

melakukan tindakan, tergantung pada keyakinan atau penilaian kesehatan yaitu

ancaman yang dirasakan, serta pertimbangan tentang keuntungan dan kerugian.

Dalam konteks penelitian ini kemampuan fasilitator dalam menyampaikan

nilai-nilai mengenai keseriusan, kerentanan serta manfaat kesehatan reproduksi

kepada siswa, dapat dilihat dari beberapa pendekatan mengenai persepsi kesiapan

individu yang dijelaskan dalam teori health belief model sebagai berikut :

1. Perceived Susceptibility (Persepsi Kerentanan) yaitu persepsi


kemungkinan mengalami suatu kondisi yang akan mempengaruhi
kesehatan seseorang.
2. Perceived Seriousness (Persepsi Keseriusan) yaitu keyakinan seseorang
tentang efek penyakit atau kondisi tertentu akan memiliki pengaruh pada
satu keadaan: fisik, emosional, keuangan dan psikologis.
3. Perceived Benefit (persepsi manfaat) yaitu sejauhmana seseorang percaya
akan ada manfaat untuk tindakan yang disarankan.
4. Perceived Barrier (persepsi hambatan) yaitu sejauhmana pengobatan atau
pencegahan dapat dianggap sebagai suatu yang sulit, mahal, menyakitkan
atau menjengkelkan.
5. Cues to Action (isyarat untuk bertindak) yaitu strategi internal dan
eksternal yang dibutuhkan utuk perubahan perilaku yang diinginkan.
21

Lebih lanjut Notoatmodjo (2014, h.116) menggambarkan Health Belief Model

sebagai berikut:

Variabel demografis (umur, jenis kelamin, suku bangsa


atau kelompok etnis).Variabel sosial psikologis (peer
dan reference groups, kepribadian), Variabel struktur
(kelas sosial, akses pelayanan kesehatan, dan
sebagainya).

Kecenderungan yang Ancaman yang dilihat Manfaat yang dilihat


dilihat (perceived) mengenai penyakit. dari pengambilan
mengenai gejala / tindakan dikurangi
penyakit. Syaratnya biaya (rintangan) yang
yang dilihat mengenai dilihat dari
gejala dan penyakit. Pendorong (cues) untuk pengambilan.
bertindak (kampanye,
media massa, peringatan
dari dokter, tulisan dalam
Kemungkinan
surat kabar, dll)
mengambil tindakan
tepat untuk perilaku
sehat/sakit.
Dalam konteks penelitian ini persepsi-persepsi yang akan dibangun dalam

kegiatan youth forum yaitu persepsi kerentanan, persepsi keseriusan dan persepsi

manfaat. Tindakan sesesorang untuk mencari pencegahan penyakit dan perilaku

beresiko akan didorong oleh keseriusan penyakit tersebut terhadap dirinya,

apabila individu merasa dirinya rentan terkena penyakit yang dianggap serius, ia

akan melakukan suatu tindakan atas dasar manfaat (perceived benefit) yang

dirasakan.

Persepsi kerentanan merupakan kemampuan fasilitator dalam

menanamkan keyakinan kepada siswa bahwa mereka sebagai remaja merupakan


22

kelompok yang rentan terhadap perilaku beresiko. Perlikau beresiko yang

dimaksud dalam persepsi kerentanan terkait aspek kesehatan reproduksi seperti

seks bebas, kehamilan tidak dinginkan, penggunaan narkoba serta melakukan

tindak kekerasan apabila tidak memahami kesetaraan gender.

Persepsi keseriusan merupakan suatu kondisi yang diyakini oleh siswa

mengenai suatu kondisi atau efek penyakit tertentu. Dalam konteks penelitian ini

persepsi keseriusan yang dimaksud yaitu, dimana perilaku seksualitas (seks bebas)

dapat menyebabkan kehamilan yang tidak diinginkan, terjangkit Infeksi Menular

Seksual (IMS), serta penggunaan narkoba yang dapat menyebabkan tertular virus

HIV dan penyakit AIDS, yang tentunya kondisi tersebut dapat membawa efek

negatif terhadap keadaan fisik, emosional psikologis dan keuangan.

Sedangkan persepsi manfaat yang dimaksud yaitu sejauhmana siswa

percaya adanya manfaat akan tindakan yang disarankan, melalui informasi yang

disampaikan. Dengan demikian persepsi manfaat dapat diukur dengan sejauhmana

siswa percaya mengenai informasi yang disampaikan yaitu, berawal dari

memahami diri sendiri, perubahan tubuh, gender, seksualitas dan cinta, kehamilan

tidak diinginkan, Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV/AIDS, dan narkoba.

Bahwa informasi tersebut dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan

sehingga siswa dapat terhindar dari hal-hal yang merugikan dirinya.

Persepsi kerentanan, persepsi keseriusan dan persepsi manfaat yang

ditanamkan oleh fasilitator mengenai dampak yang ditimbulkan apabila tidak

memahami aspek kesehatan reproduksi, akan mendorong siswa untuk melakukan

tindakan atas dasar keyakinan tentang manfaat yang diperoleh dengan memahami
23

aspek kesehatan reproduksi. Kondisi tersebut dapat memotivasi mereka mengikuti

kegiatan dan menjadi peer educator yang nantinya dapat menyebarluaskan

informasi mengenai kesehatan reproduksi yang bermanfaat kepada teman-teman

sebayanya.

Menurut Uno (2010) motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu

kegiatan yang dipengaruhi oleh persepsi (h.6). Maka dalam penelitian ini motivasi

siswa untuk menjadi peer educator dapat dipengaruhi oleh persepsi mengenai

kesehatan reproduksi, yang berkaitan dengan persepsi kerentanan, persepsi

keseriusan dan persepsi manfaat.

2.1.6 Persepsi

Sebagaimana dikemukakan teori health belief model, yang menekankan

pada dimensi persepsi. Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis manusia

dalam merespon berbagai aspek dan gejala disekitarnya, yang berkaitan dengan

bagaimana seseorang memandang suatu objek dengan cara yang berebeda dengan

menggunakan alat indera yang dimiliki kemudian menafsirkannya.

Menurut Suranto (2011) persepsi merupakan proses internal yang dilalui


individu dalam menyeleksi, dan mengatur stimuli yang datang dari luar. Stimuli
itu ditangkap oleh indera, dan secara spontan pikiran dan perasaan akan memberi
makna atas stimuli tersebut. Persepsi dapat dikatakan sebagai proses individu
dalam memahami kontak/hubungan dengan dunia sekelilingnya. Informasi atau
stimuli ditangkap oleh indera dengan cara mendengar, melihat, meraba, mencium
dan merasa. Stimuli itu dikirim ke otak untuk dipelajari dan diinterpretasikan
(h.66).
24

Alex Sobur (2013) mendefinisikan persepsi dalam arti sempit ialah

penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, dalam arti luas persepsi

ialah bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu (h.445).

Sedangkan menurut Rakhmat (2011) Persepsi adalah pengalaman tentang objek,

peristiwa atau hubungan yang diperoleh dengan meyimpulkan informasi dan

menafsirkan pesan (h. 51).

Dalam hal ini persepsi terbentuk karena melihat fenomena yang terjadi

melalui pengamatan sehingga menimbulkan respon dan pemberian makna

terhadap suatu objek melalui cara pandang masig-masing individu. Maka dalam

penelitian ini persepsi siswa dalam kegiatan youth forum, merupakan sejauhmana

siswa memberikan penilaian dan menafsirkan informasi mengenai kesehatan

reproduksi mulai dari memahami diri sendiri, perubahan tubuh, gender,

seksualitas dan cinta, kehamilan tidak diinginkan, Infeksi Menular Seksual (IMS),

HIV/AIDS, dan narkoba. Dalam penelitian ini persepsi yang akan diukur yaitu

persepsi mengenai kerentanan, persepsi keseriusan, dan persepsi manfaat.

2.1.7 Motivasi Remaja Menjadi Peer Educator

Kemampuan pemasar dalam menyampaikan informasi mengenai aspek

kesehatan reproduksi melalui persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, dan

persepsi manfaat, yang telah ditanamkan mengenai pentingnya memahami aspek

kesehatan reproduksi dalam kegiatan youtuh forum, diharapkan dapat membangun

motivasi siswa untuk menyebarluaskan informasi tersebut kepada teman-teman

sebayanya.
25

Pada dasarnya setiap aktivitas manusia selalu berhubungan dengan adanya

dorongan, alasan ataupun kemauan. Dorongan, alasan dan kemauan yang ada

dalam diri seseorang yang bersifat aktif disebut dengan motivasi (Suranto, 2011

h.45). Sedangkan menurut Sumadi Suryabarata yang dikutip oleh Djaali (2008, h.

101) motivasi merupakan keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang

mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna pencapaian suatu tujuan.

Dalam konteks penelitian ini motivasi yang dimaksud yaitu dorongan siswa dalam

mengikuti kegiatan youth forum untuk mencari informasi seputar kesehatan

reproduksi.

Venus (2007) mengatakan individu akan termotivasi untuk bertindak jika

ia percaya bahwa nilai positif yang diharapkan dari perilaku tersebut lebih besar

dibandingkan dengan nilai negatifnya (h. 40). Siswa bertindak mengikuti kegiatan

youth forum atas dasar manfaat yang didapat dari kegiatan tersebut.

Uno (2010, h. 8) Motivasi memiliki indikator yaitu :


1. Adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan
2. Adanya dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan
3. Adanya harapan dan cita-cita
4. Penghargaan dan penghormatan atas diri
5. Adanya lingkungan yang baik
6. Adanya kegiatan yang menarik

Penjelasan diatas menggambarkan, motivasi seseorang terhadap objek

didasarkan pada dorongan internal dan eksternal mengenai keinginginan

melakukan kegiatan. Pada prinsipnya siswa yang mengikuti kegiatan youth forum

diharapkan menjadi seorang peer educator yang dapat menyebarluaskan informasi

mengenai kesehatan reproduksi kepada teman-teman sebayanya. Maka dalam


26

penelitian ini motivasi siswa untuk menjadi peer educator dapat diukur

berdasarkan adanya hasrat dan keinginan untuk melakukan kegiatan, adanya

dorongan dan kebutuhan melakukan kegiatan, penghargaan dan penghormatan

atas diri.

Dalam konteks penelitian ini remaja dihadapkan pada sejumlah persoalan

mengenai kesehatan reproduksi. Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada

remaja, dibutuhkan suatu pembangunan manusia. Usaha-usaha pembangunan

suatu masyarakat selalu ditandai oleh adanya sejumlah orang yang mempelopori,

menggerakan, menyebarluaskan proses perubahan. Havelock (1973) yang dikutip

oleh Nasution (2007) mengatakan seseorang yang membantu terlaksananya

perubahan sosial disebut agen perubahan (h. 128). Dalam penelitian ini siswa

sebagai peer educator dapat dikatakan sebagai agen perubahan yang membantu

menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan reproduksi kepada teman-teman

sebayanya.

Pentingnya peran peer educator dalam menyebarluaskan informasi

mengenai kesehatan reproduksi, agar remaja dapat mencegah perilaku seks bebas

serta dampaknya termasuk kehamilan tidak di inginkan, HIV/AIDS, dan IMS

(infeksi menular seksual), mencegah penggunaan narkoba, serta manfaat lain

yakni dapat mengambil keputusan yang tepat sebab mereka telah mempunyai

pengetahuan yang benar mengenai kesehatan reproduksi, serta dapat memberikan

penilaian mengenai patut tidaknya dalam melakukan sesuatu.

Rogers (2003, h. 305) mengatakan agen perubahan dapat dibedakan

menjadi 2 jenis karakteristik yakni homopili dan heteropili. Agen perubahan


27

homopili yaitu sepasang individu yang berkomunikasi sama, mereka memilki

kesamaan seperti pendidikan, status ekonomi, saling percaya dan saling

menyukai. Sedangkan heteropili tingkat dimana sepasang individu yang

berinteraksi mempunyai perbedaan dalam sifat-sifat tertentu dalam hal

kompetensi (h. 385).

Siswa sebagai peer educator termasuk kedalam karakteristik homopili

karena banyak memiliki kesamaan dengan siswa lainnya seperti usia, lingkungan,

dan pendidikan. Agen perubahan homopili diyakini dapat membuat komunikasi

berjalan dengan efektif karena memiliki banyak kesamaan.

Dalam konteks kampanye, khususnya kampanye perubahan sosial, Rogers

(1983) dalam Venus (2007, h. 64) mendukung bahkan sangat menekankan

pentingnya pelibatan pelaku atau aktor kampanye yang memiliki banyak

kesamaan dengan khalayak sasaran. Dengan demikian karakteristik umum

komunikator sama dengan khalayak sasaran. Kesamaan ini pada gilirannya

membuat khalayak lebih menyukai dan lebih mudah menerima gagasan yang

disampaikan oleh orang-orang yang dalam banyak hal tidak berbeda dengan

mereka.

Dalam hal ini siswa sebagai peer educator berperan sebagai agen

perubahan yang diyakini lebih terikat dengan kelompok sebayanya karena

memiliki kesamaan pada siswa lainnya, sehingga mereka lebih merasa nyaman

serta lebih leluasa dalam menyampaikan informasi mengenai kesehatan

reproduksi.
28

Seorang agen mampu melakukan perubahan apabila memiliki

kemampuan, pengetahuan, kepercayaan dan rasa empati Dilla (2010, h. 142).

Sedangkan dalam menjalin hubungan dengan klien. Havelock (1973) yang dikutip

oleh Nasution (2007, h. 140) menyatakan agar agen perubahan memiliki empat

hal, yaitu :

1. Sikap bersahabat
2. Kesamaan, usahakan agar klien tidak merasakan bahwa anda adalah
seseorang yang “berbeda” dari mereka. Seorang agen perubahan yang
efektif adalah seseorang yang sama dengan kliennya.
3. Manfaat, seorang agen perubahan hendaklah menciptakan kesan di tengah
kliennya bahwa ia memang seorang yang bermanfaat bagi mereka.
4. Responsif, seorang agen perubahan terutama disaat permulaan harus
menjadi pendengar yang baik.

Maka dari itu kemampuan siswa sebagai agen perubahan, yang dapat

memberikan pengaruh terhadap motivasi untuk menjadi peer educator dalam

mempelopori dan menyebarluaskan informasi mengenai kesehatan reproduksi

yaitu memilki kemampuan berkomunikasi, memiliki pengetahuan yang lebih

mengenai kesehatan reproduksi, kemampuan berempati, dapat dipercaya,

memiliki sikap bersahabat dan responsif.

Selanjutnya akan dijelaskan mengenai pengaruh antar variabel dalam

penelitian. Untuk menjawab permasalahan penelitian, peneulis menggunakan teori

health belief model dan jurnal penelitian terdahulu penulis gunakan sebagai

pendukung untuk membangun hipotesis penelitian.


29

2.1.8 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Motivasi

Menuurut Notoatmodjo (2014, h.27) Pengetahuan adalah hasil

pengindraan manusia, atau hasil tahu terhadap objek melalui indra yang

dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Pengetahuan seseorang

terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat berbeda-beda. Dalam penelitian

ini akan dilihat seberapa besar pengaruh pengetahuan siswa mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai “Pengetahuan Tentang

Penelitian Dan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa” oleh Dariyo Agoes (2004).

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian yaitu skala likert dengan empat pilihan

jawaban. Pengolahan data dengan menggunakan uji korelasi Pearson Product

Moment, menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan

tentang penelitian dan motivasi belajar, r(82)=0.649, p<0.01. Semakin tinggi

pengetahuan mengenai penelitian maka makin tinggi motivasi belajar.

Sedangkan hasil penelitian lainnya mengenai “Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan Dan Self Efficacy Terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa

Program Keahlian Jasa Boga SMK N 3 Wonosari” oleh Riskha Kumara (2013)

menunjukan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengetahuan

terhadap motivasi, dengan koefisien regresi = 0,229, harga t (7,536 > 2,000), dan

(R2) pengetahuan sebesar 49,5% sisanya 50,5% dipengaruhi faktor lain tidak

diteliti.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, yaitu dalam

penelitian penulis meneliti pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi


30

yang berkaitan dengan statistik, fakta, dan informasi yang diperoleh siswa dalam

kegiatan youth forum terhadap motivasi siswa untuk menjadi peer educator,

dimana siswa yang telah memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi

diharapkan dapat menyebarluaskan informasi tersebut kepada teman-teman

sebayanya.

2.1.9 Pengaruh Persepsi Terhadap Motivasi

Glassman & Hadad dalam Irham & Wiyani (2013, h.19) menyatakan
bahwa persepsi merupakan sebuah proses aktif yang mencakup pemilihan atau
seleksi informasi, pengorganisasian informasi, dan menerjemahkan informasi
tersebut. Pada tahap ini, hasil penerjemahan atau interpretasi hasil peginderaan
akan sangat mungkin berbeda pada masing-masing individu meskipun objek yang
diindera sama. Hal ini karena persepsi merupakan aktivitas yang terintegrasi
dalam diri individu, maka apa yang ada dalam diri individu akan ikut aktif dalam
persepsi.
Persepsi dapat dikatakan sebagai penilaian seseorang terhadap kesan-kesan

yang diperoleh dari suatu objek yang diinderanya, persepsi yang dimaksud dalam

penelitian ini yaitu persepsi mengenai kerentanan, persepsi keseriusan dan

persepsi manfaat yang ditanamkan oleh fasilitator mengenai aspek kesehatan

reproduksi dalam kegiatan youth forum.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu tentang “Pengaruh Persepsi

Mahasiswa Mengenai Kompetesnsi Dosen Dan Fasilitas Belajar Terhadap

Motivasi Belajar Akuntansi Keuangan” oleh Ischayati (2011) menunjukan

persepsi mengenai kompetensi dosen berpengaruh terhadap motivasi belajar. Hal

ini terbukti berdasarkan hasil perhitungan SPSS dengan nilai probabilitas uji t
31

sebesar 0.009 sehingga nilai probabilitas < dari nilai taraf signifikansi atau 0.009

< 0.05.

Penelitian sejenis juga dilakukan tentang “Hubungan Persepsi Siswa

Dengan Pola Asuh Orang Tua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sd N 2

Branti Raya” oleh Intan Lestari (2016). Teknik pengumpulan data menggunakan

kuesioner (angket) dan instrumen pengumpul data berupa angket dengan skala

likert. Teknik analisis data dalam pengujian hipotesis menggunakan rumus

korelasi product moment dengan hasil penelitian menunjukan, nilai koefisien

korelasi r = 0,464 dengan thitung > ttabel yaitu 4,626 > 2,000 (dengan α = 0,05)

artinya korelasi signifikan. Besar kontribusi persepsi siswa tentang pola asuh

orang tua terhadap motivasi belajar siswa adalah sebesar 21,5%, sedangkan 78,5%

dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang tidak dibahas pada penelitian ini.

Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa

tentang pola asuh orang tua dengan motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri 2

Branti Raya.

Berdasarkan hasil penlitian terdahulu menunjukan persepsi dapat

berpengaruh secara positif terhadap motivasi, dan pesepsi juga dapat memberikan

hubungan yang negatif terhadap motivasi. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu, persepsi yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu persepsi

kerentanan, persepsi keseriusan, dan persepsi manfaat mengenai kesehatan

reproduksi. Persepsi siswa mengenai kesahatan reproduksi akan diuji apakah

berpengaruh terhadap motivasi siswa menjadi peer educator.


32

2.1.10 Pengaruh Kemampuan Terhadap Motivasi

Menurut Robbins dan Judge (2008, h.57), kemampuan adalah kapasitas

seorang individu untuk melakukan beragam tugas dalam suatu pekerjaan.

Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kemampuan yang dimiliki

siswa untuk menjadi seorang agen perubahan.

Berdasarkan Hasil penelitian terdahulu tentang “Pengaruh Kemampuan

Dan Komitmen Terhadap Motivasi Dan Kinerja Pegawai Pada Sekertariat Daerah

Kabupaten Natuna” oleh Indarti Sri (2015) menunjukkan bahwa kemampuan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi dengan nilai t hitung

kemampuan 2.671 > t tabel 1.984 atau dengan nilai sig. 000 < 0.05.

implementasinya adalah semakin tinggi kemampuan yang dimiliki oleh pegawai

diharapkan tingkat motivasi akan semakin tinggi, sebaliknya jika kemampuannya

semakin rendah maka motivasi pegawai juga rendah.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu menunjukan bahwa kemampuan

dapat berpengaruh terhadap motivasi. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya, yaitu dalam penelitian ini penulis meneliti tentang kemampuan diri

yang dimiliki siswa untuk menjadi agen perubahan, yang berkaitan dengan

kemampuan berkomunikasi, empati, dapat dipercaya, memiliki sikap bersahabat

dan responsif. Selanjutnya akan diuji apakah kemampuan yang dimiliki siswa

untuk menjadi seorang agen perubahan berpengaruh terhadap motivasi menjadi

peer educator.
33

2.2 Kerangka Pemikiran

Yayasan Pelita Ilmu

Kampanye Kesehatan Reproduksi


(Youth Forum)

Siswa SMK N 31

\
Kemampuan Pengetahuan Persepsi Persepsi Persepsi
Siswa Sebagai Mengenai Kerentanan Keseriusan Manfaat
Agen Kesehatan Mengenai Mengenai Mengenai
Perubahan Reproduksi Kesehatan Kesehatan Kesehatan
Reproduksi Reproduksi Reproduksi

Motivasi
Menjadi Peer Educator
34

2.3 Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu kesimpulan sementara dalam penelitian, maka

penulis menetapkan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Ha1 : Ada pengaruh antara kemampuan siswa sebagai agen perubahan

terhadap motivasi menjadi peer educator.

H01: Tidak ada pengaruh antara kemampuan siswa sebagai agen

perubahan terhadap motivasi menjadi peer educator.

2. Ha2 : Ada pengaruh antara pengetahuan siswa mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

H02 : Tidak ada pengaruh antara pengetahuan siswa mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

3. Ha3 : Ada pengaruh antara persepsi kerentanan mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi siswa menjadi peer educator.

H03 : Tidak ada pengaruh antara persepsi kerentanan mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi siswa menjadi peer educator.

4. Ha4: Ada pengaruh antara persepsi keseriusan mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi siswa menjadi peer educator.

H04: Tidak ada pengaruh antara persepsi keseriusan mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi siswa menjadi peer educator.

5. Ha5: Ada pengaruh antara persepsi mengenai manfaat kesehatan

reproduksi terhadap motivasi siswa menjadi peer educator.

H05: Tidak ada pengaruh antara persepsi manfaat mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi siswa menjadi peer educator


35

Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis dalam penelitian dapat

digambarkan sebagai berikut :

Kemampuan
siswa sebagai Pengetahuan Persepsi Persepsi Persepsi
agen perubahan (X2) Kerentanan Keseriusan Manfaat
(X1) (X3) (X4) (X5)

Motivasi
Menjadi Peer Educator
(Y)

Variabel Independen / Bebas :

X1 : Kemampuan Agen Perubahan

X2 : Pengetahuan

X3 : Persepsi Kerentanan

X4 : Persepsi Keseriusan

X5 : Persepsi Manfaat

Variabel Dependen / Terikat

Y : Motivasi
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.1 Desain Penelitian

Kriyanto (2010) menyatakan, pada dasarnya desain penelitian berupa

tahapan-tahapan atau proses yang harus dilalui dalam melakukan riset dan

memudahkan peneliti agar proses penelitian terarah dan sistematis (h. 88).

Dalam penelitian, penulis akan menguraikan metode penelitian untuk

menjawab masalah pokok penelitian yaitu kemampuan, pengetahuan dan persepsi

mengenai kesehatan reproduksi terhadap motivasi siswa menjadi peer educator

(survei pada siswa/i SMK N 31 Jakarta). Pendekatan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei.

3.1.2 Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, pendekatan penelitian yang digunakan yaitu

kuantitatif. Kriyantono (2010) memaparkan, riset kuantitatif adalah riset yang

menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

digeneralisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data

atau analisis. Periset lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau

hasil riset dianggap representasi dari seluruh populasi (h. 55).

Sedangkan menurut Sugiyono (2009) mengatakan bahwa, penelitian

kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada

filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi dan sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat

36
37

kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan

(h. 8).

Riset kuantitatif merupakan penelitian yang hasilnya dapat

digeneralisasikan, berdasarkan keabsahan data dengan menggunakan teknik

analisis data statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah

ditetapkan. Jika dikaitkan dengan masalah penelitian, penulis menggunakan

pendekatan kuantitatif untuk melihat apakah ada pengaruh antara kemampuan

siswa sebagai sgen perubahan, pengetahuan dan persepsi mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

3.1.3 Metode Penelitian

Dalam pendekatan kuantitatif penulis menggunakan metode penelitian

survei. Menurut Kriyanto (2010) metode survei adalah metode riset dengan

menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan datanya, tujuannya

untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang diangggap

mewakili poplasi secara spesifik (h. 59).

Menurut Singarimbun dan Effendi (2012, h. 3) penelitian survei adalah

penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner

sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

Penulis memahami survei merupakan metode penelitian kuantitatif dalam

proses pengumpulan datanya menggunakan kuesioner yang berisikan daftar

pertanyaan atau pernyataan yang mengukur variabel-variabel dalam penelitian,

untuk memperoleh informasi dari responden. Dengan demikian, penulis


38

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang diambil dari

responden yaitu siswa SMK N 31 yang mengikuti kegiatan youth forum.

3.1.4 Sifat Penelitian

Metode penelitian survey terbagi menjadi dua jenis, seperti yang

dijelaskan oleh Kriyantono (2010, h. 59-60) yaitu :

1. Survei deskriptif : Jenis survei ini digunakan untuk menggambarkan


(mendeskripsikan) populasi yang sedang diteliti. Fokus riset ini adalah
perilaku yang sedang terjadi (what exist at the moment). Dan terdiri
dari satu variabel.
2. Survei ekspalanatif : jenis survei ini digunakan bila periset ingin
mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau apa yang
memengaruhi terjadinya sesuatu. Periset tidak sekedar
menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah mencoba menjelaskan
mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain,
periset ingin menjelaskan hubungan anatar dua atau lebih variabel.

Menurut Kriyantono (2010, h. 60) Survei eksplanatif dibagi menjadi dua

sifat, yaitu komparatif dan asosiatif. Komparatif untuk membuat komparasi

(membandingkan) antara variabel yang satu dengan variabel lainnya yang sejenis.

Asosiatif bermaksud menjelaskan hubungan (korelasi) antar variabel. Dalam

penelitian, penulis menggunakan survei eksplanatif yang bersifat asosiatif karena

ingin menjelaskan pengaruh antar variabel.


39

3.1.5 Unit Analisis

Singarimbun dan Effendi (2012, h. 156) Unit penelitian ialah unit yang

akan diteliti atau di analisis. Unit analisis yang akan diteliti dalam peneliliatn ini,

sebagai berikut :

1. Subjek penelitian :

Siswa SMK N 31 Jakarta yang mengukuti kegiatan youth forum.

2. Objek penelitian :

Kemampuan siswa sebagai agen perubahan, pengetahuan, persepsi

kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat mengenai kesehatan

reproduksi dan motivasi menjadi peer educator.

3.1.5.1 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian dengan menggunakan metode survei, maka terlebih

dahulu diketahui dan ditetapkan populasi yang akan dijadikan fokus penelitian.

Menurut Kriyantono (2010, h. 151) Populasi disebut sebagai keseluruhan objek

atau fenomena yang diriset.

Sugiyono (2011, hal 80) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas, obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.

Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini

adalah siswa SMK N 31 Jakarta yang mengikuti kegiatan youth forum.


40

Dalam riset sosial menurut Kriyantono (2010, h. 153), seorang periset

tidak harus meriset seluruh objek yang dijadikan pengamatan, hal ini disebabkan

keterbatasan yang dimiliki periset. Oleh karena itu periset dapat megambil sampel

atau bagian dari populasi yang mewakili ketentuan tertentu. Sugiyono (2011,

h.81) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik oleh populasi yang

dianggap dapat mewakili suatu populasi. Penulis memahami sampel merupakan

bagian yang mewakili keseluruhan populasi yang akan ditelili.

Mengenai teknik pengambilan sampel, Kriyantono (2010, h. 154-162)

menjelaskan prosedur pemilihan sampel disebut teknik sampling, terdapat dua

jenis teknik sampling yaitu :

1. Sampel Probabilitas yaitu sampel yang ditarik berdasarkan probabilitas

dimana setiap unsur populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih

melalui perhitungan secara sistematis. Teknik ini meliputi :

a. Sampling Random Sederhana, disini setiap anggota populasi mempunyai

peluang yang sama untuk dipilih menjadi sampel.

b. Sampling Sistematis, periset terlebih dahulu merandom untuk sampel

pertama, sedanglan data berikutnya menggunakan interval tertentu.

c. Sampling Berstrata, populasi dikelompokkan ke dalam atau kategori yang

disebut strata. Strata ini bisa berupa usia, kota, jenis kelamin, agama,

tingkat penghasilan dan sebagainya.

d. Sampling Klaster, menyeleksi atau mengelompokan populasi atau sampel

ke dalam beberapa kelompok atau kategori.


41

2. Sampel nonprobabilitas, yaitu sampel yang dipilih berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan tertentu dari periset. Teknik ini meliputi :

a. Sampling Purposif, teknik ini mencakup orang-orang yang diseleksi atas

dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat periset berdasarkan tujuan riset,

sedangkan orang-orang yang ada dalam populasi yang tidak sesuai dengan

criteria tersebut tidak dijadikan sampel.

b. Sampling kuota, teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang

mempunyai kriteria-kriteria tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan

periset.

c. Sampling berdasarkan kemudahan, periset bebas memilih siapa saja yang

menjadi anggota populasi yang mempunyai data berlimpah dan mudah

diperoleh periset.

d. Sampling kebetulan, memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk

dijadikan sampel. Teknik ini digunakan antara lain karena periset merasa

kesulitan untuk menemui responden atau karena topik adalah persoalan

umum.

e. Sampling snowball, teknik ini merupakan teknik penentuan sampel yang

awalnya berjumlah kecil, kemudian berkembang semakin banyak.

f. Teknik sampling dan sensus yaitu periset mengambil seluruh anggota

populasi sebagai respondennya.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel nonprobabilitas dengan

teknik sampling sensus, sebab penulis mengambil seluruh anggota populasi untuk

dijadikan responden, yaitu seluruh siswa yang mengikuti kegiatan youth forum.
42

Menurut Roscoe yang dikutip Sugiyono (2011, h. 91) Jumlah sampel yang

layak dalam penelitian antara 30 sampai dengan 500 orang. Dalam penelitian ini

penulis menentukan sampel penelitian sebanyak 50 orang siswa yang mengikuti

kegiatan youth forum.

3.1.6 Operasionalisasi Variabel

Untuk mengukur indikator penelitian ini, penulis menggunakan skala

likert. Kriyantono (2010, h. 138) mengatakan “Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap seseorang tentang suatu objek”. Penulis menggunakan skala likert

dengan empat pilihan jawaban, yaitu :

Tabel 1
Skala Likert
Pilihan Score
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Kurang Setuju (KS) 2
Tidak Setuju (TS) 1
43

Tabel 2
Operasionalisasi Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala
Kemampuan Kemampuan Kemampuan  Memiliki kemampuan Likert
yang
Agen komunikasi berkomunikasi dengan
dimiliki
Perubahan siswa untuk baik.
menjadi
agen  Selalu berusaha
perubahan. menyebarluaskan
informasi yang berguna
untuk teman sebaya.

Pengetahuan  Memiliki pengetahuan


yang lebih tentang
kesehatan reproduksi
remaja dibandingkan
remaja lainnya.
Kepercayaan  Dipercaya dalam

menyampaikan informasi
kesehatan reproduksi
remaja.
 Dipercaya memiliki
kemampuan
berkomunikasi yang baik.
Empati  Mampu merasakan apa
yang dirasakan seseorang
dalam menghadapi
permasalahan.
Sikap  Mampu menjalin
bersahabat pertemanan dengan siapa
saja.
 Mampu menjadi
Responsif pendengar yang baik.
44

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala


Pengetahuan Suatu hal Statistik  Mengetahui bahwa 46 persen Likert
yang remaja berusia 15-19 tahun
audience di Indonesia telah melakukan
perlu tahu hubungan seksual diluar
mengenai pernikahan.
objek yang  Mengetahui hanya 35,3
berkaitan persenremaja perempuan dan
dengan 31,2 persen remaja laki-laki
statistik, usia 15-19 tahun di Indonesia
informasi mengetahui bahwa
dan fakta. perempuan dapat hamil
dengan satu kali
berhubungan seksual.
Informasi  Mengetahui informasi
mengenai memahami diri
sendiri, perubahan tubuh,
gender, kemampuan menolak
hubungan seksual pranikah,
karena mengikuti youth
forum.
Fakta  Mengetahui fakta mengenai
dampak dari Infeksi Menular
Seksual (IMS), HIV/AIDS
dan penyalahgunaan narkoba.
45

Variabel Definisi Indikator Skala


Persepsi Persepsi  Remaja merupakan kelompok yang mudah Likert
Kerentanan
kemungkinan terjerumus kedalam pergaulan bebas.
mengalami  Remaja merupakan kelompok yang mudah
suatu kondisi terpengaruh untuk menggunakan narkoba
yang akan akibat dari pergaulan bebas dan
mempengaruhi lingkungan.
kesehatan  Remaja pengguna narkoba beresiko
seseorang. tertular virus HIV dan penyakit AIDS.
 Remaja yang melakukan hubungan seks
bebas beresiko terjangkit penyakit infeksi
menular seksual.
 Dalam berpacaran remaja perempuan
beresiko menjadi korban dalam melakukan
hubungan seksual, sehingga dibutuhkan
kemampuan untuk menolak hal tersebut.
 Perempuan beresiko menjadi korban
kehamilan yang tidak diinginkan akibat
dari perilaku seks bebas.
 Perempuan beresiko menjadi korban
kekerasan sehingga dibutuhkan
pengetahuan tentang hak dan peran dalam
kesetaraan gender.
 Remaja laki-laki perlu memahami
kesetaraan gender agar terhindar dari
perilaku tindak kekerasan terhadap
perempuan.
46

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala


Persepsi Keyakinan Fisik  Kanker leher rahim Likert
Keseriusan
seseorang merupakan penyakit
tentang efek yang mematikan bagi
penyakit atau perempuan yang
kondisi disebabkan oleh
tertentu akan penyakit Infeksi
memiliki Menular Seksual
pengaruh pada (IMS).
satu keadaan:  Infeksi menular seksual
fisik, merupakan penyakit
emosional, membahayakan karena
keuangan dan dapat menyebabkan
psikologis. kemandulan bagi laki-
laki maupun
perempuan.
 Bagi remaja perempuan
ketidakteraturan
menstruasi dan tidak
haid akibat dari
penggunaan narkoba
merupakan suatu
kondisi yang
mencemaskan.
 Tertular HIV/AIDS
merupakan penyakit
menakutkan karena
tidak dapat
disembuhkan.
47

Psikologis  Kehilangan
kepercayaan diri dan
menjadi pengkhayal
akibat dari
menggunakan narkoba
merupakan kondisi
yang mencemaskan
bagi remaja.
 Dikucilkan oleh
lingkungan karena
menderita HIV/AIDS
merupakan kondisi
yang menakutkan

Emosional  Perasaan cemas dan


tidak tenang akibat dari
menggunakan narkoba
merupakan kondisi
yang mengkhawatirkan
bagi remaja.
 Kesulitan mendapatkan
pekerjaan bagi
penederita HIV/AIDS
merupakan suatu hal
yang menakutkan.

Keuangan  Pengobatan untuk


penderita HIV/AIDS
membutuhan biaya
yang besar agar dapat
mempertahankan daya
tahan tubuhnya.
48

 Pendidikan dan masa


depan yang suram
akibat dari
menggunakan narkoba
merupakan kondisi
yang menakutkan bagi
remaja.
 Pengobatan untuk
pecandu narkoba
membutuhkan biaya
yang besar serta waktu
yang cukup lama.

Variabel Definisi Indikator Skala


Persepsi Sejauhmana  Mengikuti youth forum penting Likert
Manfaat
seseorang untuk menambah pengetahuan
percaya akan mengenai kesehatan reproduksi.
ada manfaat  Melalui youth forum saya menjadi
untuk tindakan tahu bahwa memahami diri sendiri
yang merupakan proses untuk mengetahui
disarankan potensi yang dimiliki untuk dapat
dikembangkan demi meraih prestasi.
 Dengan mengikuti youth forum saya
mengetahui hak dan peran antara
laki-laki dan perempuan dalam
kesetaran gender sehingga dapat
saling menghormati satu sama lain.
 Youth forum mengajarkan saya
memahami kesetaran gender yang
bermanfaat untuk menghindarkan
49

perilaku tindak kekerasan terhadap


perempuan.
 Youth forum mengajarkan saya
bahwa cinta seharusnya tidak saling
menyakiti, dan memberikan
kemampuan untuk menolak
melakukan hubungan seksual
pranikah.
 Informasi mengenai penyalahgunaan
narkoba yang disampaikan dalam
youth forum bermanfaat bagi saya
untuk terhindar dari berbagai
dampak negatif yang merugikan diri
sendiri.
 Melalui youth forum saya
mengetahui bahwa HIV/AIDS tidak
dapat disembuhkan, maka
menggunakan narkoba dan perilaku
seks bebas perlu dihindarkan.
 Melalui youth forum saya
mengetahui dampak yang
diakibatkan oleh penyakit infeksi
menular seksual terhadap kesehatan,
maka perilaku seks bebas perlu
dihindarkan.
 Youth forum mengajarkan saya
dalam mengambil keputusan yang
tepat dalam bertindak karena telah
mempunyai pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi.
50

 Dengan mengikuti youth forum saya


dapat memberikan suatu penilaian
mengenai patut tidaknya dalam
melakukan suatu hal yang beresiko.

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala


Motivasi Dorongan Adanya hasrat  Youth forum menumbuhkan Likert
dalam diri dan keinginan keinginan saya untuk menjadi
seseorang untuk peer educator agar memiliki
untuk melakukan pengetahuan yang lebih
melakukan kegiatan. tentang kesehatan reproduksi.
aktivitas
tertentu Adanya  Memiliki keinginan untuk
guna dorongan dan menjadi peer educator karena
pencapaian kebutuhan remaja membutuhkan
suatu melakukan informasi mengenai kesehatan
tujuan. kegiatan. reproduksi agar terhindar dari
perilaku yang beresiko.
 Terdorong menjadi peer
educator karena remaja
merupakan kelompok yang
rentan terhadap pergaulan
bebas sehingga membutuhkan
informasi mengenai kesehatan
reproduksi.
 Memiliki keinginan untuk
Menjadi peer educator karena
ingin menyebarluaskan
informasi mengenai kesehatan
reproduksi yang bermanfaat
51

untuk remaja.
Penghargaan  Memiliki keinginan yang kuat
dan untuk menjadi peer educator
penghormatan karena ingin dihormati dan
atas diri. dihargai dalam lingkungan.

3.1.7 Model Analisis

Kemampuan
siswa sebagai Pengetahuan Persepsi Persepsi Persepsi
agen perubahan (X2) Kerentanan Keseriusan Manfaat
(X3) (X4) (X5)
(X1)

Motivasi
Menjadi Peer Educator
(Y)

Keterangan :

Variabel Independen/Bebas :
X1 : Kemampuan Agen Perubahan
X2 : Pengetahuan
X3 : Persepsi Kerentanan
X4 : Persepsi Keseriusan
X5 : Persepsi Manfaat
Variabel Dependen/Terikat :
Y : Motivasi
52

3.1.8 Teknik Pengumpulan Data

Kriyantono (2010, h. 95) menjelaskan “Metode pengumpulan data adalah

teknik atau cara-cara yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data.

Lebih lanjut Kriyanto (2010, h. 41) menyatakan berdasarkan sumbernya data

dibedakan menjadi data primer dan data sekunder. Maka dalam penelitian ini

penulis menggunakan dua sumber data yaitu primer dan sekunder.

Kriyantono (2010, h. 41) mengatakan bahwa data primer adalah data yang

diperoleh dari sumber data pertama atau tangan pertama dilapangan. Data primer

yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner.

Sugiyono (2011, h. 142) menyatakan kuesioner merupakan teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawab.

Dalam peneliatian ini penulis menggunakan kuesioner tertutup. Menurut

Kriyantono (2010, h. 98) angket tertutup adalah suatu angket dimana responden

telah diberikan alternatif jawaban oleh periset.

Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data melalui beberapa

pernyataan yang harus dijawab oleh responden yaitu siswa yang mengikuti

kegiatan youth forum, dengan pilihan jawaban yang telah ditentukan oleh penulis

sehingga siswa tidak diberi kesempatan memilih jawaban lain.

Sedangkan data sekunder menurut Kriyantono (2010, h. 42) adalah data

yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini penulis peroleh dari buku, website, jurnal

penelitian, dan literatur skripsi.


53

3.1.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.1.9.1 Uji Validitas

Menurut Kriyantono (2010, h. 143) Validitas dimaksudkan untuk

menyatakan sejauhmana instrumen (kuisioner) akan mengukur apa yang ingin

diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2011, h. 121) hasil penelitian yang valid

bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti.

Penulis memahami bahwa kuesioner dikatakan valid apabila alat ukur

yang digunakan dapat menggambarkan apa yang diukur, dan hasil penelitian

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada objek yang diteliti.

Pengujian validitas dilakukan dengan cara melakukan analisis setiap

pernyataan kuesioner yang disebarkan kepada 10 orang responden. Untuk menguji

validitas setiap item pernyataan dalam kuesioner penelitian ini digunakan teknik

corrected item total correlation. Teknik ini digunakan untuk mengkorelasikan

antara skor item dengan total item, kemudian melakukan koreksi terhadap nilai

koefisien korelasi (Priyatno 2012, h. 177).

Sugiyono (2011, h. 126) menjelaskan apakah butir dalam instrument itu

valid atau tidak, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan antar skor butir

dengan skor total. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan

bahwa butir instrument tersebut tidak valid, sehingga harus dibuang.

Penulis memahami bahwa validitas dimaksudkan untuk mengukur

instrument dengan mengkorelasikan antar skor pernyataan dengan skor total,


54

suatu instrument dikatakan valid apabila hasil uji validitas yang didapat lebih dari

0,30 dan apabila korelasi lebih kecil dari 0,30 maka instrument dikatakan tidak

valid. Berikut merupakan hasil uji validitas variabel pada penelitian ini :

Tabel 3
Uji Validitas Kemampuan Agen Perubahan
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted

KAP1 21.50 8.944 .500 .872


KAP2 21.70 8.011 .712 .851
KAP3 22.00 7.333 .843 .834
KAP4 22.00 7.778 .693 .853
KAP5 21.60 7.822 .678 .855
KAP6 21.70 8.678 .485 .875
KAP7 21.50 8.722 .584 .865
KAP8 21.60 8.933 .600 .865

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji validitas pada karakteristik agen

perubahan dapat disimpulkan bahwa setiap item pada kuesioner dapat dikatakan

valid, karena hasil uji validitas pada tiap item lebih dari 0,30. Uji validitas dapat

dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

Tabel 4
Uji Validitas Pengetahuan Mengenai Kesehatan Reproduksi
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
P1 24.60 10.933 .473 .855
P2 24.60 10.933 .473 .855
P3 24.20 10.178 .601 .843
P4 24.10 10.322 .804 .832
P5 24.30 10.233 .737 .834
P6 24.30 9.789 .586 .846
P7 24.20 10.178 .415 .868
P8 23.90 9.433 .642 .840
P9 24.20 9.733 .740 .830
55

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji validitas pada variabel

pengetahuan dapat disimpulkan bahwa setiap item pada kuesioner dapat dikatakan

valid, karena hasil uji validitas pada tiap item lebih dari 0,30. Uji validitas dapat

dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

TABEL 5
Uji Validitas Persepsi Kerentanan
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
PKR1 23.10 9.211 .501 .794
PKR2 23.10 9.211 .501 .794
PKR3 22.60 10.489 .372 .808
PKR4 22.70 8.456 .599 .779
PKR5 22.50 10.500 .358 .810
PKR6 22.60 8.044 .678 .764
PKR7 22.70 9.567 .736 .770
PKR8 22.70 10.011 .574 .787

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji validitas pada variabel persepsi

kerentanan dapat disimpulkan bahwa setiap item pada kuesioner dapat dikatakan

valid, karena hasil uji validitas pada tiap item lebih dari 0,30. Uji validitas dapat

dilihat pada kolom Corrected item total correlation.


56

TABEL 6
Uji Validitas Persepsi Keseriusan
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Alpha if Item
Deleted

PKS1 31.30 17.567 .599 .853


PKS2 32.00 19.111 .526 .859
PKS3 31.50 19.833 .414 .865
PKS4 31.20 18.622 .586 .855
PKS5 31.40 18.044 .535 .858
PKS6 31.70 17.567 .636 .850
PKS7 31.40 18.489 .685 .851
PKS8 31.50 18.500 .796 .848
PKS9 31.60 16.044 .678 .848
PKS10 31.60 17.378 .469 .868
PKS11 31.80 17.511 .569 .856

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji validitas pada variabel persepsi

keseriusan dapat disimpulkan bahwa setiap item pada kuesioner dapat dikatakan

valid, karena hasil uji validitas pada tiap item lebih dari 0,30. Uji validitas dapat

dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

TABEL 7
Uji Validitas Persepsi Manfaat
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
PM1 30.20 11.289 .845 .888
PM2 30.10 11.878 .642 .901
PM3 30.40 10.933 .754 .894
PM4 30.30 11.344 .895 .886
PM5 30.30 12.456 .528 .907
PM6 30.20 11.289 .845 .888
PM7 30.30 12.456 .528 .907
PM8 30.00 12.222 .554 .906
PM9 30.30 12.233 .598 .903
PM10 30.30 12.456 .528 .907
57

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji validitas pada variabel persepsi

manfaat dapat disimpulkan bahwa setiap item pada kuesioner dapat dikatakan

valid, karena hasil uji validitas pada tiap item lebih dari 0,30. Uji validitas dapat

dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

Tabel 8
Uji Validitas Motivasi
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Cronbach's
Item Deleted if Item Deleted Total Alpha if Item
Correlation Deleted
M1 13.20 2.844 .736 .719
M2 13.20 3.067 .578 .763
M3 13.10 3.211 .432 .803
M4 13.10 2.767 .724 .718
M5 13.40 2.489 .535 .798

Berdasarkan hasil yang didapat dari uji validitas pada variabel motivasi

dapat disimpulkan bahwa setiap item pada kuesioner dapat dikatakan valid, karena

hasil uji validitas pada tiap item diatas lebih dari 0,30. Uji validitas pada tiap item

dapat dilihat pada kolom Corrected item total correlation.

Setelah melakukan uji validitas pada tiap item variabel dalam instrument

penelitian, maka langkah selanjutnya adalah menguji reliabilitas terhadap

kuesioner yang dijadikan sebagai instrument penelitian.

3.1.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2011, h. 121) “Reliabilitas adalah instrument yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan

data yang sama”. Sedangkan Kriyanto (2010, h.145) berpendapat bahwa “Alat
58

ukur disebut reliabel bila alat ukur tersebut secara konsisten memberikan hasil

atau jawaban yang sama terhadap gejala yang sama, walau digunakan berulang

kali. Reliabilitas mengandung arti bahwa alat ukur tersebut stabil (tidak berubah-

ubah), dapat diandalkan (dependable), dan tetap (consistent)”.

Penulis memahami bahwa reliabilitas merupakan suatu alat ukur

instrument yang apabaila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang

sama, dapat menghasilkan pengukuran yang konsisten.

Sementara itu, Arikunto (2010, h. 95) mengatakan, suatu instrument dapat

dikatakan reliabel atau tidak, dilihat dari perhitungan sebagai berikut :

< 200 : Sangat Rendah


0,200-0,399 : Rendah
0,400-0,599 : Cukup Rendah
0,600-0,799 : Tinggi
0,800-0,999 : Sangat Tinggi

Dengan demikian, instrument dapat dikatakan reliabel jika nilai alpha

> 0,60. Berikut adalah nilai uji realibilitas variabel pada penelitian ini :

Tabel 9
Uji Reliabilitas Variabel Kemampuan Agen Perubahan
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.875 8

Dari hasil uji reliabilitas, variabel kemampuan agen perubahan dapat

dikatakan reliabel karena memiliki koefisien alpha > 0,6 yaitu sebesar 0,875 maka

instrument bernilai sangat tinggi.


59

Tabel 10
Uji Reliabilitas Variabel Pengetahuan
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.860 9

Dari hasil uji reliabilitas, variabel pengetahuan dapat dikatakan reliabel

karena memiliki koefisien alpha > 0,6 yaitu sebesar 0,860 maka instrument dapat

bernilai sangat tinggi.

Tabel 11
Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Kerentanan
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.811 8

Dari hasil uji reliabilitas, variabel persepsi kerentanan dapat dikatakan

reliabel karena memiliki koefisien alpha > 0,6 yaitu sebesar 0,811 maka

instrument bernilai sangat tinggi.

Tabel 12
Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Keseriusan
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.867 11

Dari hasil uji reliabilitas, variabel persepsi keseriusan dapat dikatakan


reliabel karena memiliki koefisien alpha > 0,6 yaitu sebesar 0,867 maka
instrument bernilai sangat tinggi.
60

Tabel 13
Uji Reliabilitas Variabel Persepsi Manfaat
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.908 10

Dari hasil uji reliabilitas, variabel persepsi manfaat dapat dikatakan

reliabel karena memiliki koefisien alpha > 0,6 yaitu sebesar 0,908 maka

instrument bernilai sangat tinggi.

Tabel 14
Uji Reliabilitas Variabel Motivasi
Reliability Statistics

Cronbach's N of Items
Alpha

.799 5

Dari hasil uji reliabilitas, variabel motivasi dapat dikatakan reliabel karena

memiliki koefisien alpha > 0,6 yaitu sebesar 0,799 maka instrument dapat

diterima dan bernilai tinggi.

3.1.10 Teknik Analisis Data

Singarimbun (2008, h. 263) mengatakan “Analisis data sebagai proses

penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

diinterpretasikan. Sedangkan menurut Maleong (2000) yang dikutip oleh

Kriyantono (2010, h. 167) “Analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan

oleh data. Penulis memahami bahwa teknis analisis data merupakan proses
61

penyederhanaan data agar mudah dibaca dan dapat menggambarkan hasil

penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis

regresi linier berganda untuk mengetahui arah hubungan antar variabel

independen dengan dependen dan penyebab diperkirakan lebih dari satu variabel.

Langkah-langkah yang penulis ambil dalam analisis data adalah sebagai

berikut :

1. Memerikasa kembali kelengkapan pengisian kuesioner

2. Data identitas responden yang diperoleh dari hasil penelitian dimasukan

kedalam tabel induk dan dihitung berdasarkan persentase.

3. Data dari variabel kemampuan siswa sebagai agen perubahan,

pengetahuan, persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsi manfaat,

dan motivasi diberi skor/koding kemudian dimasukan kedalam tabel

tunggal dan dibuat rata-rata.

4. Semua data dari kuesioner dimasukkan kedalam tabel induk dan analisis

dengan menggunakan Program Statistical Product And Service Solution

(SPSS) versi 20.0, penulis menggunakan analisis regeresi linear berganda

untuk mengetahui pengaruh antar variabel.

3.2 Hipotesis

Menurut Kriyantono (2010, h.28) hipotesis adalah pendapat atau

pernyataan yang masih belum tentu kebenarannya, masih harus diuji lebih dulu

dan karenanya bersifat sementara atau dugaan awal.


62

3.2.1 Hipotesis Penelitian

Berikut adalah hipotesis alternatif dalam penelitian ini :

6. H1 : Ada pengaruh antara kemampuan siswa sebagai agen perubahan

terhadap motivasi menjadi peer educator.

7. H2 : Ada pengaruh antara pengetahuan siswa mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

8. H3 : Ada pengaruh antara persepsi kerentanan mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

9. H4: Ada pengaruh antara persepsi keseriusan mengenai kesehatan

reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

10. H5: Ada pengaruh antara persepsi siswa mengenai manfaat kesehatan

reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

3.2.2 Hipotesis Statistik

Menurut Sarwono (2006, h. 41) menjelaskan, hipotesis statistik merupakan

jenis hipotesis yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik, hipotesisi ini

dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti terhadap populasi dalam bentuk

angka-angka (kuantitatif).

Berikut adalah hipotesis statistik dalam penelitian ini :

1. Ha1 : β ≥ 0 → Ada pengaruh antara kemampuan siswa sebagai agen

perubahan terhadap motivasi menjadi peer educator.

H01 : β ≤ 0 → Tidak ada pengaruh antara kemampuan siswa sebagai agen

perubahan terhadap motivasi menjadi peer educator.


63

2. Ha2 : β ≥ 0 → Ada pengaruh antara pengetahuan siswa mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

H02 : β ≤ 0 → Tidak ada pengaruh antara pengetahuan siswa mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

3. Ha3 : β ≥ 0 → Ada pengaruh antara persepsi kerentanan mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

H03 : β ≤ 0 → Tidak ada pengaruh antara persepsi kerentanan mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

4. Ha4 : β ≥ 0 → Ada pengaruh antara persepsi keseriusan mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

H04 : β ≤ 0 → Tidak ada pengaruh antara persepsi keseriusan mengenai

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

5. Ha5 : β ≥ 0 → Ada pengaruh antara persepsi siswa mengenai manfaat

kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.

H05 : β ≤ 0 → Tidak ada pengaruh antara persepsi siswa mengenai

manfaat kesehatan reproduksi terhadap motivasi menjadi peer educator.


64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Subjek Penelitian

4.1.1 Sejarah Perkembangan Sekolah SMK Negeri 31 Jakarta

Berdiri sejak tahun 1966, dengan nama SMEA Negeri 8 ,beralamat

Jalan Abdul Muis, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pada Tahun 1976 SMEA

Negeri 8 pindah ke Jalan Kramat Jaya Baru, Johar Baru, Jakarta Pusat dan

pada tahun 1997, sesuai Keputusan Dirjen Pendidikan Tinggi SMEA Negeri 8

berubah nama menjadi SMK Negeri 31. Mulai tahun 2008 gedung sekolah

mulai mengalami rehab total dan selesai pada awal tahun 2010 untuk

menempati gedung baru.

Keadaan Sekolah

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 31 berada pada lingkungan

masyarakat yang padat pemukiman dan bersebelahan dengan puskesmas serta

SDNegeri. Meskipun SMKN 31 Jakarta berada pada lokasi yang padat namun

sekolah memiliki fasilitas ruang teori, lab komputer, perpustakaan, lapangan

olahraga, alat-alat seni tari, alat seni musik, masjid, bisnis center, kantin, free

wifi, ruang kelas, ruang tamu, ruang guru, ruang tata usaha, ruang kepala

program studi, ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang

bimbingan dan konseling, ruang PMR, dan ruang OSIS.

64
65

Data Identitas SMK Negeri 31 Jakarta

NSS : 341016005015
NPNS : 20100165
NIS : 040025
Kelompok : Bisnis dan Manajemen
Program Diklat : 1. Akuntansi
2. Administrasi Perkantoran
3. Pemasaran
Alamat : Jl. Kramat Jaya Baru Blok D II Rt. 03 Rw.01 Kelurahan
Johar Baru. Kecamatan Johar Baru
Telepon : 4246015
Fax : + 62-021-4223568
Email : info@smkn31-jakarta.sch.id
Web : www.smkn31-jakarta.sch.id

Visi dan Misi SMK N 31 Jakarta :

 Visi

Membentuk sumber daya manusia cerdas, terampil, dan berakhlak mulia.

 Misi

1. Melaksanakan pembelajaran yang mengoptimalkan daya pikir.

2. Melaksanakan pembelajaran berbasis pada kecakapan hidup.

3. Melaksanakan pendidikan karakter melalui pembelajaran intrakurikuler

dan ekstrakurikuler.

Motto Sekolah SMK Negeri 31 Jakarta :

Sinergi untuk meraih prestasi.


66

STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA SEKOLAH KOMITE SMK

WMM KEPALA
TATA USAHA

STAF TATA USAHA

WAKASEK WAKASEK WAKASEK


BIDANG KURIKULUM BIDANG KESISWAAN BIDANG SARPRAS

KAPROG KAPROG KAPROG


BP / BK AKUTANSI PEMASARAN ADM. PERKT.

WALI KELAS
DEWAN GURU

S I S W A
67

4.2 Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didapat dari perhitungan uji statistik menggunakan

aplikasi SPSS IBM 20, dengan jumlah responden sebanyak 50 orang siswa yang

mengikuti kegiatan youth forum.

4.2.1 Identitas Responden

Deskripsi identitas responden meliputi jenis kelamin, posisi atau jabatan

disekolah, status dalam keluarga, pendidikan terakhir ayah dan pendidikan

terakhir ibu. Berikut hasil perhitungan identitas responden dalam penelitian ini :

TABEL 15
JENIS KELAMIN
n= 50
Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
Laki-laki 12 24%
Perempuan 38 76%
Total 50 100%

Dari tabel di atas diperoleh data bahwa lebih dari sebagian responden

(76%) adalah perempuan.

TABEL 16
Jabatan di Sekolah
n= 50
Jabatan Frekuensi Presentase (%)
Pelajar Biasa 20 40%
Pengurus Kelas 16 32%
Anggota Osis 14 28%
Total 50 100%

Dari tabel di atas diperoleh data bahwa responden terbanyak (40%) yaitu

pelajar biasa.
68

TABEL 17
Status dalam Keluarga
n= 50
Status Frekuensi Presentase (%)
Anak Pertama 18 36%
Anak Kedua 15 30%
Anak Ketiga 9 18%
Anak Keempat 6 12%
Anak Kelima 2 4%
Total 50 100%

Dari tabel di atas diperoleh data bahwa, 36% responden berstatus sebagai

anak pertama dalam keluarga.

TABEL 18
Pendidikan Terakhir Ayah
n = 50
PTA Frekuensi Presentase (%)
SMA 21 42%
D3 7 14%
S1 22 44%
Total 50 100%

Dari tabel diatas diperoleh data bahwa 44% ayah dari setiap responden

berpendidikan sarjana (S1).

TABEL 19
Pendidikan Terakhir Ibu
n = 50
PTI Frekuensi Presentase (%)
SMP 2 4%
SMA 30 60%
D3 5 10%
S1 13 26%
Total 50 100%
69

Dari tabel diatas diperoleh data bahwa lebih dari separuh (60%) ibu dari

setiap responden berpendidikan SMA.

4.2.2 Analisis Deskripsi Jawaban Responden

Menurut Priyatno (2014, h. 30) Analisis deskripsi digunakan untuk

penggambaran tentang statistik data seperti min, max, sum, standar deviasi, range,

dan lain-lain.

Analisis deskripsi jawaban responden pada penelitian ini dilakukan dengan

menghitung rata-rata (mean) pada jawaban responden dari setiap pernyataan yang

terdapat dalam kuesioner. Untuk mengkategorikan rata-rata jawaban responden,

penulis menggunakan interval kelas yang dicari dengan rumus :

Interval Kelas = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah = 4 – 1 = 0,75


Jumlah Kelas 4

TABEL 20
INTERVAL KELAS
Interval Kategori
3.25<a = 4.00 Sangat Setuju/Sangat Tinggi
2.50<a = <3.25 Setuju/Tinggi
1.75<a = <2.50 Tidak Setuju Rendah
1.00<a = <1.75 Sangat Tidak Setuju/Sangat Rendah
70

TABEL 21
KEMAMPUAN AGEN PERUBAHAN
n=50
No Kemampuan
Agen Perubahan TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
1 Memiliki kemampuan
berkomunikasi yang
0 0 17 34% 23 46% 10 20% 100% 2,86
baik dengan teman
sebaya.
2 Selalu berusaha
menyebarluaskan
4 8% 13 26% 22 44% 11 22% 100% 2,80
informasi yang berguna
untuk teman sebaya.
3 Memiliki pengetahuan
yang lebih tentang
kesehatan reproduksi 9 18% 13 26% 24 48% 4 8% 100% 2,46
remaja dibandingkan
remaja lainnya.
4 Teman-teman sebaya
menilai saya dapat
dipercaya dalam
6 12% 15 30% 23 46% 6 12% 100% 2,58
menyampaikan
informasi kesehatan
reproduksi remaja.
5 Teman-teman sebaya
menilai saya memiliki
kemampuan 4 8% 14 28% 25 50% 7 14% 100% 2,70
berkomunikasi yang
baik.
6 Mampu merasakan apa
yang dirasakan teman
sebaya dalam 6 12% 18 36% 22 44% 4 8% 100% 2,48
menghadapi
permasalahanya.
7 Mampu menjalin
pertemanan dengan 5 10% 18 36% 20 40% 7 14% 100% 2,58
siapa saja.
8 Mampu menjadi
pendengar yang baik
dalam menanggapi 7 14% 16 32% 18 36% 9 18% 100% 2,58
permasalahan teman
sebaya.
Total Mean 2,63
71

Nilai rata-rata variabel kemampuan siswa menjadi agen perubahan

sebesar 2.63, artinya siswa memiliki kemampuan yang tinggi untuk menjadi agen

perubahan. Apabila dilihat pada rata-rata jawaban, sebagian besar siswa memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik dengan teman sebayanya. Namun dari

sekian instrumen mengenai kemampuan agen perubahan, menunjukan masih ada

nilai kemampuan yang rendah seperti siswa tidak mampu merasakan apa yang

dirasakan teman sebaya dalam menghadapi permasalahanya.

TABEL 22
Pengetahuan Mengenai Kesehatan Reproduksi
n=50
No
Pengetahuan
TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
1 Mengetahui informasi
bahwa 46 persen
remaja berusia 15-19
tahun di Indonesia 5 10% 20 40% 16 32% 9 18% 100% 2,58
telah melakukan
hubungan seksual di
luar pernikahan.
2 Hanya 35,3 persen
remaja perempuan dan
31,2 persen remaja
laki-laki usia 15-19
tahun di Indonesia 8 16% 14 28% 17 34% 11 22% 100% 2,62
mengetahui bahwa
perempuan dapat hamil
dengan satu kali
berhubungan seksual.
3 Mengikuti youth forum
mampu memahami diri 10 20% 19 38% 15 30% 6 12% 100% 2,34
sendiri.
4 Dengan mengikuti
youth forum
mengetahui siklus 9 18% 16 32% 18 36% 7 14% 100% 2,46
perubahan tubuh yang
terjadi pada remaja.
72

No
Pengetahuan
TS KS S SS Mean Total
F % F % F % F %
5 Melalui youth forum
mengetahui hak dan
peran antara laki-laki 8 16% 17 34% 17 34% 8 16% 100% 2,50
dan perempuan dalam
kesetaraan gender.
6 Mengetahui bagaimana
cara untuk menolak
melakukan hubungan
8 16% 19 38% 17 34% 6 12% 100% 2,42
seksual pranikah
setelah mengikuti
youth forum.
7 Melaui youth forum
menjadi tahu dampak
9 18% 18 36% 15 30% 8 16% 100% 2,44
penyalahgunaan
narkoba bagi remaja.
8 Dengan mengikuti
youth forum
10 20% 15 30% 14 28% 11 22% 100% 2,52
mengetahui dampak
dari HIV/AIDS.
9 Mengetahui dampak
dari penyakit infeksi
menular seksual karena 10 20% 16 32% 14 28% 10 20% 100% 2,48
mengikuti youth
forum.
Total Mean 2,48

Tabel di atas menunjukan nilai total rata-rata pengetahuan siswa

mengenai kesehatan reproduksi sebesar 2,48, nilai ini termasuk dalam kategori

kelas interval rendah. Artinya masih banyak siswa yang belum mengetahui cara

untuk menolak melakukan hubungan seksual pranikah, tidak mampu memahami

diri sendiri, tidak mengetahui siklus perubahan tubuh, dan tidak mengetahui

dampak penyalahgunaan narkoba bagi remaja.


73

TABEL 23
Persepsi Kerentanan
n=50
No Persepsi
Kerentanan TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
1 Remaja merupakan
kelompok yang 100% 2,54
mudah terjerumus 9 18% 14 28% 18 36% 9 18%
kedalam pergaulan
bebas.
2 Remaja merupakan
kelompok yang
mudah terpengaruh
untuk menggunakan 7 14% 15 30% 23 46% 5 10%
100% 2,52
narkoba akibat dari
pergaulan bebas dan
lingkungan.
3 Remaja pengguna
narkoba beresiko 5 10% 19 38% 20 40% 6 12% 100% 2,54
tertular HIV/AIDS
4 Remaja yang
melakukan
hubungan seks
bebas beresiko 7 14% 17 34% 22 44% 4 8%
100% 2,46
terjangkit penyakit
infeksi menular
seksual.
5 Dalam berpacaran
remaja perempuan
beresiko menjadi
korban dalam
melakukan 8 16% 12 24% 21 42% 9 18%
hubungan seksual,
sehingga dibutuhkan
kemampuan untuk 100% 2,62
menolak hal
tersebut.
6 Perempuan beresiko
menjadi korban
kehamilan yang
tidak diinginkan 6 12% 17 34% 16 32% 11 22% 100% 2,64
akibat dari perilaku
seks bebas.
74

No Persepsi
Kerentanan TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
7 Perempuan beresiko
menjadi korban
kekerasan sehingga
dibutuhkan 6 12% 17 34% 22 44% 5 10%
pengetahuan tentang 100% 2,52
hak dan peran dalam
kesetaraan gender.
8 Remaja laki-laki
perlu memahami
kesetaraan gender
agar terhindar dari 6 12% 15 30% 24 48% 5 10% 100% 2,56
perilaku tindak
kekerasan terhadap
perempuan.
Total Mean 2,55

Tabel di atas menunjukan nilai total rata-rata persepsi kerentanan

mengenai kesehatan reproduksi sebesar 2,55, nilai ini termasuk dalam kategori

kelas interval tinggi. Artinya siswa mempunyai penilaian yang tinggi bahwa

mereka sebagai remaja merupakan kelompok yang rentan mengalami suatu

kondisi akibat dari pergaulan bebas, menggunakan narkoba, kehamilan yang tidak

diinginkan dan perilaku tindak kekerasan yang akan mempengaruhi kesehatannya.


75

TABEL 24
Persepsi Keseriusan
n=50

No Persepsi
Keseriusan TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
1 Kanker leher rahim
merupakan penyakit
yang mematikan
bagi perempuan
8 16% 19 38% 15 30% 8 16%
yang disebabkan 100% 2,46
oleh penyakit
Infeksi Menular
Seksual (IMS).
2 Infeksi menular
seksual merupakan
penyakit yang
membahayakan
karena dapat 8 16% 15 30% 23 46% 5 10% 100% 2,50
menyebabkan
kemandulan bagi
laki-laki maupun
perempuan.
3 Bagi remaja
perempuan
ketidakteraturan
menstruasi dan
tidak haid akibat 8 16% 15 30% 23 46% 4 8% 100% 2,46
dari penggunaan
narkoba merupakan
suatu kondisi yang
mencemaskan.

4 Tertular HIV/AIDS
merupakan penyakit
menakutkan karena 6 12% 21 42% 17 34% 6 12% 100% 2,46
tidak dapat
disembuhkan.
76

No Persepsi
Keseriusan TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
5 Kehilangan
kepercayaan diri
dan menjadi
pengkhayal akibat 100% 2,56
7 14% 17 34% 17 34% 9 18%
dari menggunakan
narkoba merupakan
kondisi yang
mencemaskan.
6 Perasaan cemas dan
tidak tenang akibat
dari menggunakan
4 8% 22 44% 17 34% 7 14%
narkoba merupakan 100% 2,54
kondisi yang
mengkhawatirkan.
7 Pendidikan dan
masa depan yang
suram akibat dari
menggunakan 9 18% 13 26% 21 42% 7 14% 100% 2,52
narkoba merupakan
kondisi yang
menakutkan.
8 Pengobatan untuk
pecandu narkoba
membutuhkan biaya
8 16% 16 32% 19 38% 7 14%
yang besar serta 100% 2,50
waktu yang cukup
lama.
9 Dikucilkan oleh
lingkungan karena
menderita
7 14% 16 32% 18 36% 9 18%
HIV/AIDS 100% 2,58
merupakan kondisi
yang menakutkan.
77

No
Persepsi Keseriusan
TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
10 Kesulitan mendapatkan
pekerjaan bagi
penederita HIV/AIDS 8 16% 13 26% 24 48% 5 10% 100% 2,52
merupakan suatu hal
yang menakutkan.
11 Pengobatan untuk
penderita HIV/AIDS
membutuhan biaya yang 100% 2,54
8 16% 15 30% 19 38% 8 16%
besar agar dapat
mempertahankan daya
tahan tubuhnya.
Total Mean 2,51

Tabel di atas menunjukan nilai total rata-rata persepsi keseriusan mengenai

kesehatan reproduksi sebesar 2,51, nilai ini termasuk dalam kategori kelas interval

tinggi. Artinya siswa memiliki keyakinan yang tinggi mengenai efek penyakit atau

kondisi tertentu yang berkaitan dengan fisik, emosional, keuangan dan psikologis.

Tetapi bila dilihat dari rata-rata jawaban, masih banyak yang menjawab tidak

setuju, artinya siswa memiliki keyakinan bahwa kanker leher rahim merupakan

penyakit yang tidak mematikan, ketidakteraturan menstruasi akibat dari

menggunakan narkoba merupakan suatu kondisi yang tidak mencemaskan, serta

tertular HIV/AIDS adalah penyakit yang tidak menakutkan.


78

TABEL 25
Persepsi Manfaat
n=50

No Persepsi
Manfaat TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
1 Mengikuti youth forum
penting untuk
menambah pengetahuan 7 14% 14 28% 20 40% 9 18% 100% 2,62
mengenai kesehatan
reproduksi.
2 Melalui youth forum
menjadi tahu bahwa
memahami diri sendiri
merupakan proses untuk
16 32% 12 24% 17 34% 5 10%
mengetahui potensi yang 100% 2,22
dimiliki untuk dapat
dikembangkan demi
meraih prestasi.
3 Dengan mengikuti youth
forum mengetahui hak
dan peran antara laki-
laki dan perempuan
8 16% 16 32% 19 38% 7 14%
dalam kesetaran gender 100% 2,50
sehingga dapat saling
menghormati satu sama
lain.
4 Youth forum
mengajarkan tentang
memahami kesetaran
gender yang bermanfaat
13 26% 9 18% 22 44% 6 12%
untuk menghindarkan 100% 2,42
perilaku tindak
kekerasan terhadap
perempuan.
79

No
Persepsi Manfaat
TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
5 Youth forum
mengajarkan bahwa
cinta seharusnya tidak
saling menyakiti, dan
memberikan 15 30% 15 30% 10 20% 10 20% 100% 2,30
kemampuan untuk
menolak melakukan
hubungan seksual
pranikah.
6 Informasi mengenai
penyalahgunaan narkoba
yang disampaikan dalam
youth forum bermanfaat 100% 2,48
9 18% 18 36% 13 26% 10 20%
bagi untuk terhindar dari
berbagai dampak negatif
yang merugikan diri
sendiri.
7 Melalui youth forum
mengetahui bahwa
HIV/AIDS tidak dapat
disembuhkan, maka 8 16% 14 28% 16 32% 12 24% 100% 2,64
menggunakan narkoba
dan perilaku seks bebas
perlu dihindarkan.
8 Melalui youth forum
mengetahui dampak
yang diakibatkan oleh
penyakit infeksi menular
8 16% 14 28% 22 44% 6 12%
seksual terhadap 100% 2,52
kesehatan, maka
perilaku seks bebas perlu
dihindarkan.
80

No
Persepsi Manfaat
TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
9 Youth forum
mengajarkan dalam
mengambil keputusan 100% 2,52
yang tepat dalam
5 10% 19 38% 21 42% 5 10%
bertindak karena telah
mempunyai pengetahuan
mengenai kesehatan
reproduksi.
10 Dengan mengikuti youth
forum dapat
memberikan suatu
penilaian mengenai patut 7 14% 18 36% 19 38% 6 12% 100% 2,48
tidaknya dalam
melakukan suatu hal
yang beresiko.
Total Mean 2,47

Tabel di atas menunjukan nilai total rata-rata persepsi manfaat sebesar

2,47. Hal ini menunjukan persepsi siswa mengenai manfaat mengikuti kegiatan

youth forum termasuk dalam kategori kelas interval rendah. Dengan demikian

dapat dikatakan siswa kurang mempercayai adanya manfaat dalam mengikuti

kegatan youth forum.


81

TABEL 26
MOTIVASI
n=50
No
Motivasi
TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
1 Youth forum
menumbuhkan
keinginan saya untuk
menjadi peer educator
1 2% 17 34% 22 44% 10 20% 100% 2,82
agar memiliki
pengetahuan yang lebih
tentang kesehatan
reproduksi remaja.
2 Memiliki keinginan
yang kuat untuk menjadi
peer educator karena
remaja membutuhkan
6 12% 18 36% 16 32% 10 20% 100% 2,60
informasi mengenai
kesehatan reproduksi
agar terhindar dari
perilaku yang beresiko.
3 Terdorong menjadi peer
educator karena remaja
merupakan kelompok
yang rentan terhadap
8 16% 14 28% 23 46% 5 10% 100% 2,50
pergaulan bebas
sehingga membutuhkan
informasi mengenai
kesehatan reproduksi.
4 Memiliki keinginan
yang kuat untuk Menjadi
peer educator karena
ingin menyebarluaskan
8 16% 16 32% 16 32% 10 20% 100% 2,56
informasi mengenai
kesehatan reproduksi
yang bermanfaat untuk
remaja.
82

No
Motivasi
TS KS S SS Total Mean
F % F % F % F %
5 Memiliki keinginan
yang kuat untuk menjadi
peer educator karena
13 26% 12 24% 16 32% 9 18% 100% 2,42
ingin dihormati dan
dihargai dalam
lingkungan.
Mean Total 2,58

Tabel di atas menunjukan nilai total rata-rata motivasi siswa menjadi peer

educator sebesar 2.58. Nilai ini termasuk dalam kategori kelas interval tinggi.

Dengan demikian dapat dikatakan siswa memiliki motivasi yang tinggi untuk

menjadi peer educator.

4.2.3. Analisis Faktor

Analisis faktor dilakukan guna untuk mengetahui variabel mana yang

paling menonjol dan mengetahui hasil dari faktor-faktor tiap variabel untuk

dianalisis lebih lanjut.

Priyatno (2014) menjelaskan didalam metode analisis faktor suatu variabel

dinyatakan valid dan dapat dianalisis lebih lanjut apabila nilai KMO (Kaiser

Meyer Olkin) MSA (Measures of Sampling Adequency) pada kolom KMO

Bartlett’s Test harus lebih besar atau sama dengan 0,500. Sedangkan tingkat

probabilitas (signifikansi) harus lebih kecil dari 0,05 (h.60).

Dalam penelitian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 artinya peluang

memperoleh kesalahan sebesar 5% dengan kata lain 95% keputusan adalah benar.

Proses selanjutnya dengan melihat tabel Anti Image Matrices dengan angka

berkode “a” dimana angka tersebut harus lebih dari 0,5.


83

TABEL 27
Kemampuan Agen Perubahan
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .919


Approx. Chi-Square 295.507

Bartlett's Test of Sphericity Df 28

Sig. .000

Dari hasil uji KMO pada variabel kemampuan agen perubahan dapat

dilihat nilai KMO sebesar 0,919 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga analisis

dapat dilanjutkan (tabel anti image matrices terlampir pada halaman 115).

TABEL 28
Analisis Faktor Pengetahuan
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .821


Approx. Chi-Square 303.085

Bartlett's Test of Sphericity Df 36

Sig. .000

Dari hasil uji KMO pada variabel pengetahuan, dapat dilihat nilai KMO

sebesar 0,821 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga analisis dapat dilanjutkan

(tabel anti image matrices terlampir pada halaman 116).

TABEL 29
Analisis Faktor Persepsi Kerentanan
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .897


Approx. Chi-Square 291.869

Bartlett's Test of Sphericity Df 28

Sig. .000
84

Dari hasil uji KMO pada variabel persepsi kerentanan, dapat dilihat nilai

KMO sebesar 0,897 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga analisis dapat

dilanjutkan (tabel anti image matrices 117).

TABEL 30
Analisis Faktor Persepsi Keseriusan
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .917


Approx. Chi-Square 512.604

Bartlett's Test of Sphericity Df 55

Sig. .000

Dari hasil uji KMO pada variabel persepsi keseriusan, dapat dilihat nilai

KMO sebesar 0,917 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga analisis dapat

dilanjutkan (tabel anti image matrices terlampir pada halaman118).

TABEL 31
Analisis Faktor Persepsi Manfaat
KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .915


Approx. Chi-Square 428.962

Bartlett's Test of Sphericity Df 45

Sig. .000

Dari hasil uji KMO pada variabel persepsi manfaat, dapat dilihat nilai

KMO sebesar 0,915 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga analisis dapat

dilanjutkan (tabel anti image matrices terlampir pada halaman 119)

TABEL 32
Analisis Faktor Motivasi
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .857
Approx. Chi-Square 176.293
Bartlett's Test of Sphericity Df 10
Sig. .000
85

Dari hasil uji KMO pada variabel motivasi, dapat dilihat nilai KMO

sebesar 0,857 dengan nilai signifikansi 0,000 sehingga analisis dapat dilanjutkan

(tabel anti image matrices terlampir pada halaman 120).

4.2.4 Hasil Regresi

Menurut Priyatno (2014, h.134) “analisis regresi linier adalah analisis

untuk mengetahui pengaruh atau hubungan secara linear antara variabel

independen terhadap variabel dependen, dan untuk memprediksi atau meramalkan

suatu nilai variabel dependen berdasarkan variabel independen.”

Dalam penelitian ini penulis menggunakan regeresi linear berganda karena

ingin menganalisis pengaruh linear antara 5 variabel independen dan 1 variabel

dependen, yaitu apakah kemampuan agen perubahan (X1), pengetahuan (X2),

persepsi kerentanan (X3), persepsi keseriusan (X4), persepsi manfaat (X5),

mempengaruhi motivasi (Y) siswa untuk menjadi peer educator.

TABEL 33
Uji Koefisien
Kemampuan Agen Perubahan, Pengetahuan, Persepsi Kerentanan, Persepsi
Keseriusan, Persepsi Manfaat terhadap Motivasi Menjadi Peer Educator
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .811 .658 .619 .61696132
a. Predictors: (Constant), PManfaat, Pengetahuan, Kemampuan,
PKerentanan, PKeseriusan
b. Dependent Variable: Motivasi

Hasil regresi pada tabel model summary, menunjukan nilai coefficient

correlation (R) sebesar 0.811, dengan nilai coefficient determination (R square)


86

0.658. Hal ini menunjukan bahwa pengaruh antara variabel kemampuan agen

perubahan (X1), pengetahuan (X2), persepsi kerentanan (X3), persepsi keseriusan

(X4), persepsi manfaat (X5), terhadap motivasi (Y) siswa untuk menjadi peer

educator sebesar 65,8%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain dari

luar penelitian ini.

4.2.4.1 Nilai Anova (Uji F)

Uji F digunakan untuk menentukan apakah model pemikiran yang

digunakan tepat atau tidak. Untuk menguji model tersebut tepat atau tidak yaitu

dengan membandingkan probabilitas (Sig) dengan taraf nyata yaitu 0.05, jika

probabilitasnya >0,05 model ditolak, jika probabilitasnya <0,05 maka model

diterima.

TABEL 28
Uji F
Kemampuan Agen Perubahan, Pengetahuan, Persepsi Kerentanan, Persepsi
Keseriusan, Persepsi Manfaat terhadap Motivasi Menjadi Peer Educator
a
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
Regression 32.252 5 6.450 16.946 .000
1 Residual 16.748 44 .381
Total 49.000 49
a. Dependent Variable: Motivasi
b. Predictors: (Constant), PManfaat, Pengetahuan, Kemampuan, PKerentanan, PKeseriusan

Berdasarkan hasil uji anova, menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,000 <

0,05 yang artinya model analisis dapat diterima.


87

4.2.4.2 Hasil Uji T

TABEL 29
Uji T
Kemampuan Agen Perubahan, Pengetahuan, Persepsi Kerentanan, Persepsi
Keseriusan, Persepsi Manfaat terhadap Motivasi Menjadi
Peer Educator
a
Coefficients

Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 1.450E-017 .087 .000 1.000

Kemampuan -.258 .143 -.258 -1.799 .079

Pengetahuan .506 .140 .506 3.630 .001


1
PKerentanan -.102 .268 -.102 -.381 .705

PKeseriusan -.518 .381 -.518 -1.361 .180

PManfaat 1.270 .391 1.270 3.246 .002

a. Dependent Variable: Motivasi

Uji T berguna untuk menguji signifikansi koefisien regresi, yaitu apakah

variabel independen(X) berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen(Y).

Kriteria pengujian yang digunakan dengan membandingkan nilai Sig dengan nilai

alpha (α) yaitu :

1. Ho diterima apabila nilai Sig ≥ 0.05 (tidak terdapat pengaruh)

2. Ho ditolak apabila nilai Sig ≤ 0.05 (terdapat pengaruh)

Berdasarkan perhitungan uji t, maka dapat dipaparkan hasil sebagai

berikut :

1. Nilai signifikansi dari varibel kemampuan agen perubahan adalah 0.79,

artinya nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikan 0.05, maka dapat
88

dikatakan variabel kemampuan tidak berpengaruh terhadap motivasi (ho

diterima).

2. Nilai signifikansi dari variabel pengetahuan adalah 0.001, artinya nilai

tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05, maka dapat dikatakan

variabel pengetahuan berpengaruh terhadap motivasi (ho ditolak) .

3. Nilai signifikansi dari varibel persepsi kerentanan adalah 0.705, artinya

nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikan 0.05, maka dapat dikatakan

variabel persepsi kerentanan tidak berpengaruh terhadap motivasi (ho

diterima).

4. Nilai signifikansi dari varibel persepsi keseriusan adalah 0.180, artinya

nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikan 0.05, maka dapat dikatakan

variabel persepsi keseriusan tidak berpengaruh terhadap motivasi (ho

diterima).

5. Nilai signifikansi dari variabel persepsi manfaat adalah 0.002, artinya nilai

tersebut lebih kecil dari nilai signifikansi 0.05, maka dapat dikatakan

variabel persepsi manfaat berpengaruh terhadap motivasi (ho ditolak).

4.3 Pembahasan

Bila dilihat dari nilai signifikansi uji t , terlihat hanya variabel pengetahuan

dan persepsi manfaat yang mempunyai pengaruh terhadap motivasi siswa untuk

menjadi peer educator. Hasil uji regresi pada tabel coefficients menunjukan

pengetahuan dengan motivasi siswa menjadi peer educator berpengaruh secara

positif dengan nilai signifikansi 0.001 < 0,05. Namun secara keseluruhan nilai
89

rata-rata pengetahuan siswa mengenai kesehatan reproduksi masih tergolong

rendah.

Sebagaimana dijelaskan dalam latar belakang masalah bahwa pengetahuan

siswa mengenai kesehatan reproduksi, dipengaruhi oleh kemampuan pemasar

(fasilitator) dalam menyampaikan nilai-nilai mengenai kerentanan, keseriusan dan

manfaat mengenai kesehatan reproduksi kepada siswa.

Proses pembelajaran atau penyampaian pesan yang dilakukan pada

kegiatan youth forum, dilakukan melalui proses komunikasi dua arah antara

fasilitator dengan siswa, dan dilengkapi dengan modul yang dibuat khusus untuk

menjadi panduan para siswa yang disebut modul DAKU (dunia remajaku seru).

Namun berdasarkan hasil pengamatan, proses tersebut dinilai kurang efektif dan

menarik untuk meningkatkan pengetahuan siswa.

Venus (2007, h.80) mengatakan pesan-pesan kampanye harus diatur

sedemikian rupa agar dapat mempengaruhi khalayaknya, penggunaan hal-hal yang

menggambarkan sesuatu secara visual mampu menarik perhatian khalayak. Orang

lain lebih mempercayai informasi visual dari pada informasi verbal, karena

memang orang lebih mengingat gambar dalam waktu yang lama dari pada kata-

kata. Penggunaan sesuatu yang jelas dan bahasa yang sederhana dalam pembuatan

pesan akan membuat pesan terseut lebih mudah dimengerti.

Selanjutnya menurut Dale (1969) dalam jurnal milik Agida De Argarinta,

mengatakan bahwa “pemberian informasi melalui audio visual akan memberikan

hasil belajar sebesar 50% pada siswa sehingga dapat disimpulkan bahwa
90

penggunaan media audio visual akan mempermudah cara penyampaian dan

penerimaan pesan atau informasi kepada siswa”.

Maka dari itu sebaiknya penyampaian informasi disajikan melalui audio

visual, agar siswa mudah untuk mengingat dan mencerna akan informasi yang

disampaikan, karena informasi yang diterima secara visual lebih mudah diserap

dan dipahami dalam ingatan seseorang. Penayampaian informasi yang

ditampilkan melalui audio visual dapat berupa kondisi atau dampak negatif

apabila tidak dapat memahami kesehatan reproduksi.

Kemudian persepsi mengenai manfaat berpengaruh secara positif dengan

motivasi siswa menjadi peer educator dengan nilai signifikansi 0.002 < 0,05.

Namun secara keseluruhan nilai rata-rata jawaban siswa mengenai persepsi

manfaat masih tergolong rendah. Artinya siswa kurang mempercayai adanya

manfaat yang dirasakan dengan mengikuti youth forum. Maka dari itu diperlukan

kemampuan pemasar dalam menanamkan dan membangun penilaian siswa akan

pentingnya megetahui kesehatan reproduksi untuk remaja.

Pentingnya informasi untuk memahami persepsi target, dapat digunakan

sebagai acuan untuk membangun penilaian siswa mengenai manfaat yang akan

diperoleh apabila memahami kesehatan reproduksi dan mengikuti youth forum.

Kemampuan fasilitator dalam membangun persepsi siswa mengenai manfaat

kesehatan reproduksi dapat dilakukan melalui penyampain pesan yang

diprioritaskan dan menonjolkan bahwa mengetahui kesehatan reproduksi sangat

penting untuk perkembangan remaja.


91

Dengan mengetahui kesehatan reproduksi, remaja mendapatkan

keterampilan untuk menolak melakukan hubungan seksual pranikah yang bisa

berdampak pada kehamilan tidak dinginkan dikalangan remaja, memiliki

wawasan yang luas, dapat mengambil keputusan yang tepat, serta terhindar dari

berbagai perilaku beresiko seprti terjerumus kedalam penyalahgunaan narkoba,

tertular HIV/AIDS, penyakit menualar seksual. Sehingga siswa yakin bahwa

memahami kesehatan reproduksi penting untuk perkembangan diri remaja.

Venus (2007, h. 104) mengatakan dalam konteks kampanye, pengetahuan

pemasar tentang sistem keyakinan yang dimiliki khalayak akan sangat berguna

untuk (1) mengetahui persepsi khalayak tentang suatu objek kampanye (2)

mengubah keyakinan yang tidak konsisten (3) mengkonstruksi pesan sesuai

dengan keyakinan yang dipegang. Dengan demikian berkaitan dengan hasil

penelitian ini, pemasar dapat membuat dan menyampaikan pesan sesuai dengan

keyakinan yang dimiliki oleh siswa terhadap penilaiannya tentang kesehatan

reproduksi.

Fasilitator memegang peranan penting dalam menentukan keberhasilan

untuk mempengaruhi siswa sebagaimana arah perubahan yang diinginkan. Venus

(2007, h. 99) mengatakan setiap individu memiliki sistem keyakinan yang

berfungsi sebagai penyaring berbagai rangsangan yang menerpa dirinya.

Informasi apapun yang masuk kedalam benak individu akan mengalami proses

filterisasi. Dengan demikian dapat dikatakan pesan yang disampaikan oleh

fasilitator terlebih dahulu dipilah dan disamakan dengan penilaian siswa terhadap

keyakianan yang dimiliki tentang manfaat yang disampaikan.


92

Lebih lanjut Venus (2007, h.103) mengatakan bahwa keyakinan seseorang

dapat ditingkatkan melalui pesan-pesan persuasif yang lebih intens. Melalui pesan

persuasif dan penyajian informasi melalui audio visual diharapkan dapat

meningkatkan pengetahuan serta keyakinan siswa. Makin nyata visualisasi

konsekuensi pesan makin mudah khalayak mengevaluasi pesan tersebut dan

makin cepat mereka menentukan sikap untuk menerima atau menolak isi pesan

Venus (2007, h.72). Sehingga makin nyata visualisasai yang disajikan diharapkan

dapat meningkatkan pengetahuan serta keyakinan siswa, bahwa memahami

kesehatan reproduksi sangat penting dan bermanfaat untuk perkembangan diri

remaja.

Sedangkan kemampuan siswa untuk menjadi agen perubahan memiliki

total nilai rata-rata jawaban tertinggi dibandingkan variabel lain dalam penelitian

ini, dengan demikian dapat dikatakan siswa memiliki kemampuan yang tinggi

untuk menjadi agen perubahan. Rata-rata siswa dinilai memiliki kemampuan

berkomunikasi yang baik dan selalu berusaha menyebarluaskan informasi yang

berguna untuk teman sebayanya. Dalam penelitian ini siswa akan menjalankan

peran sebagai agen perubahan dalam meyebarluaskan informasi mengenai

kesehatan reproduksi kepada remaja sebayanya.


BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 50 orang responden yaitu

siswa yang mengikuti kegiatan youth forum, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Siswa yang mengikuti kegiatan youth forum 76% diantaranya adalah

perempuan dan 24% laki-laki, 40% berkedudukan sebagai pelajar biasa,

dan 36% memiliki status sebagai anak pertama dalam keluarga.

2. Nilai rata-rata kemampuan agen perubahan (2.63) artinya siswa

mempunyai kemampuan yang tinggi untuk menjadi agen perubahan.

3. Nilai rata-rata pengetahuan (2.48) artinya pengetahuan siswa mengenai

kesehatan reproduksi rendah.

4. Persepsi kerentanan memiliki nilai rata-rata (2.55) artinya siswa

mempunyai penilaian yang tinggi bahwa mereka sebagai remaja

merupakan kelompok yang rentan mengalami suatu kondisi akibat dari

pergaulan bebas, menggunakan narkoba, kehamilan yang tidak diinginkan

dan perilaku tindak kekerasan yang akan mempengaruhi kesehatannya.

5. Nilai rata-rata persepsi keseriusan mengenai kesehatan reproduksi (2.51)

artinya siswa memiliki keyakinan yang tinggi mengenai efek penyakit atau

kondisi tertentu yang berkaitan dengan fisik, emosional, keuangan, dan

psikologis akibat dari tidak memahami aspek kesehatan reproduksi.

93
94

6. Nilai rata-rata persepsi manfaat (2.47) artinya siswa kurang mempercayai

adanya manfaat yang dirasakan dengan mengikuti youth forum.

7. Nilai rata-rata Motivasi (2.58) artinya siswa memiliki motivasi yang tinggi

untuk menjadi peer educator.

8. Hasil uji regresi, nilai koefisien korelasi (R) antara variabel kemampuan

agen perubahan (X1), pengetahuan (X2), persepsi kerentanan (X3),

persepsi keseriusan (X4), persepsi manfaat (X5), terhadap motivasi (Y)

adalah 0,811. Sedangkan nilai koefisien determinasi (R square) sebesar

0.658, artinya variabel kemampuan agen perubahan (X1), pengetahuan

(X2), persepsi kerentanan (X3), persepsi keseriusan (X4), persepsi

manfaat (X5), terhadap motivasi (Y) berpengaruh sebesar 65,8% terhadap

motivasi siswa untuk menjadi peer educator, sedangkan sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

9. Hasil uji coefficient, menunjukan hanya variabel pengetahuan dan persepsi

manfaat berpengaruh terhadap motivasi siswa untuk menjadi peer

educator dengan nilai sigfinikansi > 0.05.

4.2 Saran

Mengacu pada hasil penelitian yang menunjukan bahwa pengetahuan

mengenai kesehatan reproduksi dan persepsi manfaat masih tergolong rendah.

Maka peneliti menyarankan agar proses penyampaian informasi dilengkapi

dengan media audio visual karena seseorang lebih mempercayai informasi visual

daripada informasi verbal, orang lebih mengingat gambar dalam waktu yang lama
95

dari pada kata-kata. Pemberian informasi melalui audio visual dinilai dapat

meningkatkan pengetahuan, sebab media audio visual akan mempermudah cara

penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi kepada siswa. Sedangkan

rendahnya keyakinan siswa mengenai manfaat mengikuti youth forum, dapat

ditingkatkan melalui pesan persuasif yang lebih intens sehingga dapat

meningkatkan keyakinannya.

Dalam kegiatan youth forum rata-rata siswa memilki kemampuan yang

tinggi untuk menjadi agen perubahan, maka sebaiknya diberikan pelatihan khusus

meningkatkan keahlian serta pengetahuannya dalam menyebarluaskan informasi

mengenai kesehatan reproduksi dengan tepat kepada remaja sebayanya.


96

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Abidin, Yusuf Zainal. (2015). Manajemen Komunikasi: Filosofi, Konsep, dan


Aplikasi. Bandung: Pustaka Setia.

Ali, Mohammad. (2014). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suhartini. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: PT. Rineka Cipta

Aw, Suranto. (2011). Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu

Dilla, Sumadi. (2010). Komunikasi Pembangunan. Bandung:Siombiosa Rekatama


Media

Djaali, (2008). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Endarmoko, Eko. (2006). Tesaurus Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Gramedia

Hamzah, B Uno. (2010). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi


Aksara

Hoeta Soehoet, A.M. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Yayasan

Kampus Tercinta

Hoeta Soehoet, A.M. (2003). Manajemen Media Massa. Jakarta: Yayasan

Kampus Tercinta

Irham, Muhammad & Novan Ardy Wiyani. (2013). Psikologi Pendidikan Teori
dan Aplikasi Dalam Proses Pembelajaran. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media

Kotler, Philip dan Nancy Lee. (2008). Social Marketing Influencing Behaviors for
Good. London: Sage Publication

Kriyantono, Rachmat. (2010). Teknis Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group

96
97

Nasution, Zulkarimen. (2007). Komunikasi Pembangunan pengenalan teori dan


penerapannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Notoatmodjo, Soekidjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta

Priyatno, Duwi (2012). Cara Kita Belajar Analisis Data Dengan SPSS 20.
Yogyakarta : C.V.ANDI OFFSET

_____________ .(2014). SPSS 22 Pengolah Data Praktis. Yogyakarta: ANDI.

Rakhmat, Jalaludin. (2009). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Robbins, Stephen P. & Judge, Timoty A. (2008). Perilaku Organisasi. edisi ke 12.
Jakarta : Salemba Empat

Rogers, Evvert M. (2003). Diffusion of Innovations New York: FREE PRESS

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.


Yogyakarta: Graha Ilmu

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendy. (2008). Metode Penelitian Survey.


Jakarta: LP3ES

____________________. (2012). Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES

Sobur, Alex.(2013). Psikografis Umum Dalam Lintasan Sejarah. Bandung:


CV Pustaka Setia

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Bandung:


Alfabeta

__________ .(2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D Cetakan


ke-14. Bandung: Alfabeta

Venus, Antar. (2007). Manajemen Kampanye. Bandung: Simbiosa Rekatama


Media
98

Website :
http://www.bkkbn.go.id/ViewArtikel.aspx?ArtikelID=99
http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=1761
http://bpmppkb.balikpapan.go.id
http://www.depkes.go.id

Jurnal :
Agida De Argarinta. Efek media audio visual terhadap pengetahuan dan tindakan
dalam memilih jajanan pada siswa di sdn purwoyosono 04 semarang.
Surabaya : Universitas Airlangga.
http:// journal.unair.ac.id/download-fullpapers-ijchn9ce46d0ee7full.pdf

Dariyo Agoes. (2004). Pengetahuan Tentang Penelitian Dan Motivasi Belajar


Pada Mahasiswa. Jakarta : Unvirsitas Esa Unggul.
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-4950

Indarti Sri (2015) Pengaruh Kemampuan Dan Komitmen Terhadap Motivasi Dan
Kinerja Pegawai Pada Sekertariat Daerah Kabupaten Natuna.
Universitas Riau.
http://ejournal.unri.ac.id/index.php/JTMB/article/view/3011/2943

Intan Lestari (2016) Hubungan Persepsi Siswa Dengan Pola Asuh Orang Tua
Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas V Sd N 2 Branti Raya. Bandar
Lampung : Universitas Lampung.
http://digilib.unila.ac.id/22168/3

Ischayati.(2011). Pengaruh Persepsi Mahasiswa Mengenai Kompetesnsi Dosen


Dan Fasilitas Belajar Terhadap Motivasi Belajar Akuntansi Keuangan.
Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
http://eprints.ums.ac.id/1423/
99

Riskha Kumara. (2013). Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Dan Self


Efficacy Terhadap Motivasi Berwirausaha Siswa Program Keahlian Jasa
Boga SMK N 3 Wonosari. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.
http://eprints.uny.ac.id/34009/1
100

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

Salam sejahtera

Saya Yossi Mardiawati, Mahasiswi Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(IISIP) Jakarta, Jurusan Ilmu Manajemen Komunikasi, sedang melakukan
penelitian skripsi dengan judul :
KEMAMPUAN SISWA, PENGETAHUAN DAN PERSEPSI MENGENAI
KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP MOTIVASI MENJADI
PEER EDUCATOR
(Survei Pada Siswa/I SMK N 31 Jakarta)
Partisipasi saudara/i akan sangat menentukan hasil penelitian dalam
menyelesaikan tugas akhir guna memperoleh gelar Sarjana (S1) di IISIP Jakarta.
Atas perhatian, waktu, dan kerjasamanya, saya ucapkan terimakasih.

Nomor Responden:

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sesuai dengan pilihan Saudara/I

Identitas Responden :

1. Jenis Kelamin :

2. Laki-laki Perempuan

2. Posisi atau jabatan di sekolah :

Pelajar Biasa Pengurus Kelas Anggota Osis

3. Status dalam keluarga :

Anak Pertama Anak Kedua Anak Ketiga

Anak Keempat Anak Kelima Lainnya (sebutkan)..


101

4. Pendidikan terakhir Ayah :

SD SMP SMA

D3 S1 S2

5. Pendidikan terakhir Ibu :

SD SMP SMA

D3 S1 S2

Petunjuk pengisian data responden :

1. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti

2. Berilah tanda ceklis (√) pada kolom untuk jawaban yang dipilih

 Kemampuan Siswa Sebagai Agen Perubahan


No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
1. Saya memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik dengan teman sebaya.
2. Saya selalu berusaha menyebarluaskan
informasi yang berguna untuk teman
sebaya.
3. Saya memiliki pengetahuan yang lebih
tentang kesehatan reproduksi remaja
dibandingkan remaja lainnya.
4. Teman-teman sebaya menilai saya dapat
dipercaya dalam menyampaikan informasi
kesehatan reproduksi remaja.
102

No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat


Setuju Setuju Setuju
5. Teman-teman sebaya menilai saya
memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik.
6. Saya mampu merasakan apa yang
dirasakan teman sebaya dalam
menghadapi permasalahanya.
7. Saya mampu menjalin pertemanan dengan
siapa saja.
8. Saya mampu menjadi pendengar yang
baik dalam menanggapi permasalahan
teman sebaya.

 Pengetahuan
No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
9. Melalui youth forum saya mengetahui
informasi bahwa 46 persen remaja berusia
15-19 tahun di Indonesia telah melakukan
hubungan seksual diluar pernikahan.
10. Melalui youth forum saya mengetahui
informasi bahwa hanya 35,3 persen remaja
perempuan dan 31,2 persen remaja laki-
laki usia 15-19 tahun di Indonesia
mengetahui bahwa perempuan dapat hamil
dengan satu kali berhubungan seksual.
11. Mengikuti youth forum membuat saya
mampu memahami diri sendiri.
103

No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat


Setuju Setuju Setuju

12. Dengan mengikuti youth forum saya


mengetahui siklus perubahan tubuh yang
terjadi pada remaja.
13. Melalui youth forum saya mengetahui hak
dan peran antara laki-laki dan perempuan
dalam kesetaraan gender.
14. Saya menjadi tahu bagaimana cara untuk
menolak melakukan hubungan seksual
pranikah setelah mengikuti youth forum.
15. Melalui youth forum saya menjadi tahu
dampak penyalahgunaan narkoba bagi
remaja.
16. Dengan mengikuti youth forum saya
mengetahui dampak dari HIV/AIDS.
17. Saya mengetahui dampak dari penyakit
infeksi menular seksual karena mengikuti
youth forum.

 Persepsi Kerentanan
No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
18. Remaja merupakan kelompok yang
mudah terjerumus kedalam pergaulan
bebas.
19. Remaja merupakan kelompok yang
mudah terpengaruh untuk menggunakan
narkoba akibat dari pergaulan bebas dan
lingkungan.
104

No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat


Setuju Setuju Setuju
20. Remaja pengguna narkoba beresiko
tertular HIV/AIDS.
21. Remaja yang melakukan hubungan seks
bebas beresiko terjangkit penyakit infeksi
menular seksual.
22. Dalam berpacaran remaja perempuan
beresiko menjadi korban dalam
melakukan hubungan seksual, sehingga
dibutuhkan kemampuan untuk menolak
hal tersebut.
23. Perempuan beresiko menjadi korban
kehamilan yang tidak diinginkan akibat
dari perilaku seks bebas.
24. Perempuan beresiko menjadi korban
kekerasan sehingga dibutuhkan
pengetahuan tentang hak dan peran dalam
kesetaraan gender.
25. Remaja laki-laki perlu memahami
kesetaraan gender agar terhindar dari
perilaku tindak kekerasan terhadap
perempuan.

 Persepsi Keseriusan
No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
26. Kanker leher rahim merupakan penyakit
yang mematikan bagi perempuan yang
disebabkan oleh penyakit Infeksi Menular
Seksual (IMS).
105

No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat


Setuju Setuju Setuju

27. Infeksi menular seksual merupakan


penyakit yang membahayakan karena
dapat menyebabkan kemandulan bagi
laki-laki maupun perempuan.
28. Bagi remaja perempuan ketidakteraturan
menstruasi dan tidak haid akibat dari
penggunaan narkoba merupakan suatu
kondisi yang mencemaskan.
29. Tertular HIV/AIDS merupakan penyakit
menakutkan karena tidak dapat
disembuhkan.
30. Kehilangan kepercayaan diri dan menjadi
pengkhayal akibat dari menggunakan
narkoba merupakan kondisi yang
mencemaskan bagi remaja.
31. Perasaan cemas dan tidak tenang akibat
dari menggunakan narkoba merupakan
kondisi yang mengkhawatirkan bagi
remaja.
32. Pendidikan dan masa depan yang suram
akibat dari menggunakan narkoba
merupakan kondisi yang menakutkan
bagi remaja.
33. Pengobatan untuk pecandu narkoba
membutuhkan biaya yang besar serta
waktu yang cukup lama.
34. Dikucilkan oleh lingkungan karena
menderita HIV/AIDS merupakan kondisi
yang menakutkan.
106

No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat


Setuju Setuju Setuju
35. Kesulitan mendapatkan pekerjaan bagi
penederita HIV/AIDS merupakan suatu
hal yang menakutkan.
36. Pengobatan untuk penderita HIV/AIDS
membutuhan biaya yang besar agar dapat
mempertahankan daya tahan tubuhnya.

 Persepsi Manfaat
No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
37. Mengikuti youth forum penting untuk
menambah pengetahuan mengenai
kesehatan reproduksi.
38. Melalui youth forum saya menjadi tahu
bahwa memahami diri sendiri merupakan
proses untuk mengetahui potensi yang
dimiliki untuk dapat dikembangkan demi
meraih prestasi.
39. Dengan mengikuti youth forum saya
mengetahui hak dan peran antara laki-laki
dan perempuan dalam kesetaran gender
sehingga dapat saling menghormati satu
sama lain.
40. Youth forum mengajarkan saya
memahami kesetaran gender yang
bermanfaat untuk menghindarkan
perilaku tindak kekerasan terhadap
perempuan.
107

No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat


Setuju Setuju Setuju
41. Youth forum mengajarkan saya bahwa
cinta seharusnya tidak saling menyakiti,
dan memberikan kemampuan untuk
menolak melakukan hubungan seksual
pranikah.
42. Informasi mengenai penyalahgunaan
narkoba yang disampaikan dalam youth
forum bermanfaat bagi saya untuk
terhindar dari berbagai dampak negatif
yang merugikan diri sendiri.
43. Melalui youth forum saya mengetahui
bahwa HIV/AIDS tidak dapat
disembuhkan, maka menggunakan
narkoba dan perilaku seks bebas perlu
dihindarkan.
44. Melalui youth forum saya mengetahui
dampak yang diakibatkan oleh penyakit
infeksi menular seksual terhadap
kesehatan, maka perilaku seks bebas
perlu dihindarkan.
45. Youth forum mengajarkan saya dalam
. mengambil keputusan yang tepat dalam
bertindak karena telah mempunyai
pengetahuan mengenai kesehatan
reproduksi.
46. Dengan mengikuti youth forum saya
dapat memberikan suatu penilaian
mengenai patut tidaknya dalam
melakukan suatu hal yang beresiko.
108

 Motivasi
No. Pernyataan Tidak Kurang Setuju Sangat
Setuju Setuju Setuju
47. Youth forum menumbuhkan keinginan
saya untuk menjadi peer educator agar
memiliki pengetahuan yang lebih tentang
kesehatan reproduksi remaja.
48. Saya memiliki keinginan yang kuat untuk
menjadi peer educator karena remaja
membutuhkan informasi mengenai
kesehatan reproduksi agar terhindar dari
perilaku yang beresiko.
49. Saya terdorong menjadi peer educator
karena remaja merupakan kelompok yang
rentan terhadap pergaulan bebas sehingga
membutuhkan informasi mengenai
kesehatan reproduksi.
50. Saya memiliki keinginan yang kuat untuk
Menjadi peer educator karena ingin
menyebarluaskan informasi mengenai
kesehatan reproduksi yang bermanfaat
untuk remaja.
51. Saya memiliki keinginan yang kuat untuk
menjadi peer educator karena ingin
dihormati dan dihargai dalam lingkungan.
109

Lampiran 2. Tabel Induk


110

Lampiran 3. Identitas Responden

Sumber : SPSS 20

1. Frekuensi Jenis Kelamin


JenisKelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Laki-laki 12 24.0 24.0 24.0

Valid Perempuan 38 76.0 76.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

2. Frekuensi Jabatan Disekolah


Jabatan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Pelajar Biasa 20 40.0 40.0 40.0

Pengurus Kelas 16 32.0 32.0 72.0


Valid
Anggota Osis 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

3. Frekuensi Status Dalam Keluarga

Status

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Anak Pertama 18 36.0 36.0 36.0

Anak Kedua 15 30.0 30.0 66.0

Anak Ketiga 9 18.0 18.0 84.0


Valid
Anak Keempat 6 12.0 12.0 96.0

Anak Kelima 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


111

4. Frekuensi Pendidikan Terakhir Ayah


PTA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SMA 21 42.0 42.0 42.0

Valid D3 7 14.0 14.0 56.0

S1 22 44.0 44.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

5. Frekuensi Pendidikan Terakhir Ibu


PTI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

SMP 2 4.0 4.0 4.0

SMA 30 60.0 60.0 64.0

Valid D3 5 10.0 10.0 74.0

S1 13 26.0 26.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


112

Lampiran 4. Nilai Rata-Rata Variabel Kemampuan Agen Perubahan

Statistics

KAP1 KAP2 KAP3 KAP4 KAP5 KAP6 KAP7 KAP8

Valid 50 50 50 50 50 50 50 50
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.86 2.80 2.46 2.58 2.70 2.48 2.58 2.58

Frekuensi Tabel Kemampuan Agen Perubahan


KAP1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang Setuju 17 34.0 34.0 34.0

Setuju 23 46.0 46.0 80.0


Valid
Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

KAP2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 4 8.0 8.0 8.0

Kurang Setuju 13 26.0 26.0 34.0

Valid Setuju 22 44.0 44.0 78.0

Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

KAP3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 9 18.0 18.0 18.0

Kurang Setuju 13 26.0 26.0 44.0

Valid Setuju 24 48.0 48.0 92.0

Sangat Setuju 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


113

KAP4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Kurang Setuju 15 30.0 30.0 42.0

Valid Setuju 23 46.0 46.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

KAP5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 4 8.0 8.0 8.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 36.0

Valid Setuju 25 50.0 50.0 86.0

Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

KAP6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Kurang Setuju 18 36.0 36.0 48.0

Valid Setuju 22 44.0 44.0 92.0

Sangat Setuju 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

KAP7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0

Kurang Setuju 18 36.0 36.0 46.0

Valid Setuju 20 40.0 40.0 86.0

Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


114
KAP8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0

Kurang Setuju 16 32.0 32.0 46.0

Valid Setuju 18 36.0 36.0 82.0

Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Lampiran 5. Nilai Rata-Rata Variabel Pengetahuan

Statistics

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Valid 50 50 50 50 50 50 50 50 50
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.58 2.62 2.34 2.46 2.50 2.42 2.44 2.52 2.48

Frekuensi Tabel Pengetahuan

P1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0

Kurang Setuju 20 40.0 40.0 50.0

Valid Setuju 16 32.0 32.0 82.0

Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0


Total 50 100.0 100.0

P2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 44.0

Valid Setuju 17 34.0 34.0 78.0

Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


115

P3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 10 20.0 20.0 20.0

Kurang Setuju 19 38.0 38.0 58.0

Valid Setuju 15 30.0 30.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

P4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 9 18.0 18.0 18.0

Kurang Setuju 16 32.0 32.0 50.0

Valid Setuju 18 36.0 36.0 86.0

Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

P5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 17 34.0 34.0 50.0


Valid Setuju 17 34.0 34.0 84.0

Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

P6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 19 38.0 38.0 54.0

Valid Setuju 17 34.0 34.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


116

P7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 9 18.0 18.0 18.0

Kurang Setuju 18 36.0 36.0 54.0

Valid Setuju 15 30.0 30.0 84.0

Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

P8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 10 20.0 20.0 20.0

Kurang Setuju 15 30.0 30.0 50.0

Valid Setuju 14 28.0 28.0 78.0

Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

P9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 10 20.0 20.0 20.0

Kurang Setuju 16 32.0 32.0 52.0

Valid Setuju 14 28.0 28.0 80.0

Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Lampiran 6. Nilai Rata-rata Persepsi Kerentanan

Statistics

PKR1 PKR2 PKR3 PKR4 PKR5 PKR6 PKR7 PKR8

Valid 50 50 50 50 50 50 50 50
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.54 2.52 2.54 2.46 2.62 2.64 2.52 2.56
117

Frekuensi Tabel Persepsi Kerentanan

PKR1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 9 18.0 18.0 18.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 46.0

Valid Setuju 18 36.0 36.0 82.0

Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKR2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0

Kurang Setuju 15 30.0 30.0 44.0

Valid Setuju 23 46.0 46.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKR3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0

Kurang Setuju 19 38.0 38.0 48.0

Valid Setuju 20 40.0 40.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKR4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0

Kurang Setuju 17 34.0 34.0 48.0

Valid Setuju 22 44.0 44.0 92.0

Sangat Setuju 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


118

PKR5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 12 24.0 24.0 40.0

Valid Setuju 21 42.0 42.0 82.0

Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKR6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Kurang Setuju 17 34.0 34.0 46.0

Valid Setuju 16 32.0 32.0 78.0

Sangat Setuju 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKR7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Kurang Setuju 17 34.0 34.0 46.0

Valid Setuju 22 44.0 44.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKR8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Kurang Setuju 15 30.0 30.0 42.0

Valid Setuju 24 48.0 48.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


119

Lampiran 7. Nilai Rata-rata Variabel Persepsi Keseriusan

Statistics

PKS1 PKS2 PKS3 PKS4 PKS5 PKS6 PKS7 PKS8 PKS9 PKS10 PKS11

Valid 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 2.46 2.50 2.46 2.46 2.56 2.54 2.52 2.50 2.58 2.52 2.54

Frekuensi Tabel Persepsi Keseriusan

PKS1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent
Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 19 38.0 38.0 54.0

Valid Setuju 15 30.0 30.0 84.0

Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKS2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 44.0

Valid Setuju 23 46.0 46.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKS3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 15 30.0 30.0 46.0

Valid Setuju 23 46.0 46.0 92.0

Sangat Setuju 4 8.0 8.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


120

PKS4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Kurang Setuju 21 42.0 42.0 54.0

Valid Setuju 17 34.0 34.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKS5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0

Kurang Setuju 17 34.0 34.0 48.0

Valid Setuju 17 34.0 34.0 82.0

Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKS6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 4 8.0 8.0 8.0

Kurang Setuju 22 44.0 44.0 52.0

Valid Setuju 17 34.0 34.0 86.0

Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKS7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 9 18.0 18.0 18.0

Kurang Setuju 13 26.0 26.0 44.0

Valid Setuju 21 42.0 42.0 86.0

Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


121

PKS8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 16 32.0 32.0 48.0

Valid Setuju 19 38.0 38.0 86.0

Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKS9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0
Kurang Setuju 16 32.0 32.0 46.0
Valid Setuju 18 36.0 36.0 82.0
Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0
Total 50 100.0 100.0

PKS10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 13 26.0 26.0 42.0

Valid Setuju 24 48.0 48.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PKS11

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 15 30.0 30.0 46.0

Valid Setuju 19 38.0 38.0 84.0

Sangat Setuju 8 16.0 16.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


122

Lampiran 8. Nilai Rata-rata Variabel Persepsi Manfaat

Statistics

PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7 PM8 PM9 PM10

Valid 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 2.62 2.22 2.50 2.42 2.30 2.48 2.64 2.52 2.52 2.48

Frekuensi Tabel Persepsi Manfaat

PM1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 42.0

Valid Setuju 20 40.0 40.0 82.0

Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PM2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 16 32.0 32.0 32.0

Kurang Setuju 12 24.0 24.0 56.0

Valid Setuju 17 34.0 34.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PM3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 16 32.0 32.0 48.0

Valid Setuju 19 38.0 38.0 86.0

Sangat Setuju 7 14.0 14.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


123

PM4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 13 26.0 26.0 26.0

Kurang Setuju 9 18.0 18.0 44.0

Valid Setuju 22 44.0 44.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PM5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 15 30.0 30.0 30.0

Kurang Setuju 15 30.0 30.0 60.0

Valid Setuju 10 20.0 20.0 80.0

Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PM6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 9 18.0 18.0 18.0

Kurang Setuju 18 36.0 36.0 54.0

Valid Setuju 13 26.0 26.0 80.0

Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PM7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 44.0

Valid Setuju 16 32.0 32.0 76.0

Sangat Setuju 12 24.0 24.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


124

PM8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 44.0

Valid Setuju 22 44.0 44.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PM9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 5 10.0 10.0 10.0

Kurang Setuju 19 38.0 38.0 48.0

Valid Setuju 21 42.0 42.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

PM10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 7 14.0 14.0 14.0

Kurang Setuju 18 36.0 36.0 50.0

Valid Setuju 19 38.0 38.0 88.0

Sangat Setuju 6 12.0 12.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Lampiran 9. Nilai Rata-rata Variabel Motivasi

Statistics

M1 M2 M3 M4 M5

Valid 50 50 50 50 50
N
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.82 2.60 2.50 2.56 2.42
125

Frekuensi Tabel Motivasi

M1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 1 2.0 2.0 2.0

Kurang Setuju 17 34.0 34.0 36.0

Valid Setuju 22 44.0 44.0 80.0

Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

M2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 6 12.0 12.0 12.0

Kurang Setuju 18 36.0 36.0 48.0

Valid Setuju 16 32.0 32.0 80.0

Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

M3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 14 28.0 28.0 44.0

Valid Setuju 23 46.0 46.0 90.0

Sangat Setuju 5 10.0 10.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

M4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 8 16.0 16.0 16.0

Kurang Setuju 16 32.0 32.0 48.0

Valid Setuju 16 32.0 32.0 80.0

Sangat Setuju 10 20.0 20.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


126

M5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Setuju 13 26.0 26.0 26.0

Kurang Setuju 12 24.0 24.0 50.0

Valid Setuju 16 32.0 32.0 82.0

Sangat Setuju 9 18.0 18.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


127

LAMPIRAN 10
ANTI IMAGE MATRICES
KEMAMPUAN AGEN PERUBAHAN
Anti-image Matrices

KAP1 KAP2 KAP3 KAP4 KAP5 KAP6 KAP7 KAP8

KAP1 .355 -.066 -.076 -.002 -.033 -.061 -.043 -.005

KAP2 -.066 .264 .006 -.073 -.032 .005 -.085 -.091

KAP3 -.076 .006 .302 -.038 -.130 -.077 .041 -.076

KAP4 -.002 -.073 -.038 .382 -.035 -.036 -.020 -.075


Anti-image Covariance
KAP5 -.033 -.032 -.130 -.035 .352 .075 -.087 -.024

KAP6 -.061 .005 -.077 -.036 .075 .359 -.141 -.042

KAP7 -.043 -.085 .041 -.020 -.087 -.141 .298 .014

KAP8 -.005 -.091 -.076 -.075 -.024 -.042 .014 .323


a
KAP1 .953 -.216 -.232 -.004 -.094 -.171 -.133 -.016
a
KAP2 -.216 .921 .022 -.230 -.107 .018 -.303 -.310
a
KAP3 -.232 .022 .900 -.113 -.398 -.235 .135 -.244
a
KAP4 -.004 -.230 -.113 .958 -.094 -.097 -.061 -.212
Anti-image Correlation a
KAP5 -.094 -.107 -.398 -.094 .906 .211 -.270 -.071
a
KAP6 -.171 .018 -.235 -.097 .211 .895 -.430 -.123
a
KAP7 -.133 -.303 .135 -.061 -.270 -.430 .890 .046
a
KAP8 -.016 -.310 -.244 -.212 -.071 -.123 .046 .935

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

127
128

LAMPIRAN 11
ANTI IMAGE MATRICES
PENGETAHUAN
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
P1 .344 .016 -.123 -.057 -.069 -.128 -.024 -.017 .054
P2 .016 .288 .080 -.044 -.028 -.056 -.161 -.150 .001
P3 -.123 .080 .283 .041 .015 -.006 -.120 -.064 -.106
P4 -.057 -.044 .041 .398 .082 -.011 -.108 -.106 -.078
Anti-image Covariance P5 -.069 -.028 .015 .082 .282 .097 -.054 -.077 -.160
P6 -.128 -.056 -.006 -.011 .097 .388 -.014 -.034 -.106
P7 -.024 -.161 -.120 -.108 -.054 -.014 .374 .120 .057
P8 -.017 -.150 -.064 -.106 -.077 -.034 .120 .301 .031
P9 .054 .001 -.106 -.078 -.160 -.106 .057 .031 .223
a
P1 .877 .051 -.395 -.154 -.221 -.351 -.067 -.053 .194
a
P2 .051 .802 .281 -.131 -.099 -.168 -.492 -.510 .004
a
P3 -.395 .281 .821 .121 .054 -.017 -.367 -.220 -.420
a
P4 -.154 -.131 .121 .877 .245 -.029 -.281 -.306 -.263
a
Anti-image Correlation P5 -.221 -.099 .054 .245 .787 .292 -.168 -.265 -.638
a
P6 -.351 -.168 -.017 -.029 .292 .874 -.038 -.100 -.361
a
P7 -.067 -.492 -.367 -.281 -.168 -.038 .779 .358 .196
a
P8 -.053 -.510 -.220 -.306 -.265 -.100 .358 .818 .120
a
P9 .194 .004 -.420 -.263 -.638 -.361 .196 .120 .771
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
129

LAMPIRAN 12
ANTI IMAGE MATRICES
PERSEPSI KERENTANAN
Anti-image Matrices
PKR1 PKR2 PKR3 PKR4 PKR5 PKR6 PKR7 PKR8
PKR1 .378 -.117 -.061 .055 .041 -.122 -.092 .048
PKR2 -.117 .273 .018 -.086 .008 -.040 -.008 -.125
PKR3 -.061 .018 .440 -.114 -.061 -.021 .013 -.060
PKR4 .055 -.086 -.114 .305 -.040 -.057 -.085 .052
Anti-image Covariance
PKR5 .041 .008 -.061 -.040 .271 -.094 -.113 -.046
PKR6 -.122 -.040 -.021 -.057 -.094 .303 .047 -.039
PKR7 -.092 -.008 .013 -.085 -.113 .047 .278 -.076
PKR8 .048 -.125 -.060 .052 -.046 -.039 -.076 .379

a
PKR1 .859 -.365 -.149 .162 .128 -.361 -.284 .127
a
PKR2 -.365 .893 .052 -.297 .031 -.137 -.030 -.388
a
PKR3 -.149 .052 .937 -.311 -.176 -.057 .036 -.146
a
PKR4 .162 -.297 -.311 .894 -.138 -.189 -.291 .153
Anti-image Correlation a
PKR5 .128 .031 -.176 -.138 .900 -.328 -.412 -.145
a
PKR6 -.361 -.137 -.057 -.189 -.328 .905 .163 -.114
a
PKR7 -.284 -.030 .036 -.291 -.412 .163 .886 -.235
a
PKR8 .127 -.388 -.146 .153 -.145 -.114 -.235 .903
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
130

LAMPIRAN 13
TABEL ANTI IMAGE MATRICES
PERSEPSI KESERIUSAN
Anti-image Matrices
PKS1 PKS2 PKS3 PKS4 PKS5 PKS6 PKS7 PKS8 PKS9 PKS10 PKS11
PKS1 .285 .029 -.009 .036 -.025 -.035 -.051 -.051 -.054 -.062 .004
PKS2 .029 .235 .098 .025 -.080 -.064 -.047 -.030 -.002 -.093 -.048
PKS3 -.009 .098 .227 .040 -.076 -.077 .021 -.022 -.060 -.068 -.072
PKS4 .036 .025 .040 .277 -.026 -.067 -.034 -.032 -.057 -.049 -.046
PKS5 -.025 -.080 -.076 -.026 .274 -.006 -.045 -.035 -.058 .045 .072
Anti-image Covariance PKS6 -.035 -.064 -.077 -.067 -.006 .260 .041 -.079 .025 .003 .002
PKS7 -.051 -.047 .021 -.034 -.045 .041 .172 .012 -.032 .007 -.088
PKS8 -.051 -.030 -.022 -.032 -.035 -.079 .012 .243 .040 -.056 -.013
PKS9 -.054 -.002 -.060 -.057 -.058 .025 -.032 .040 .228 -.005 -.028
PKS10 -.062 -.093 -.068 -.049 .045 .003 .007 -.056 -.005 .269 .027
PKS11 .004 -.048 -.072 -.046 .072 .002 -.088 -.013 -.028 .027 .178
a
PKS1 .953 .112 -.035 .127 -.091 -.129 -.232 -.195 -.211 -.225 .018
a
PKS2 .112 .879 .424 .097 -.317 -.260 -.234 -.124 -.011 -.371 -.235
a
PKS3 -.035 .424 .869 .160 -.305 -.319 .104 -.096 -.263 -.277 -.360
a
PKS4 .127 .097 .160 .944 -.093 -.250 -.155 -.122 -.226 -.180 -.208
a
PKS5 -.091 -.317 -.305 -.093 .911 -.024 -.205 -.136 -.232 .165 .327
a
Anti-image Correlation PKS6 -.129 -.260 -.319 -.250 -.024 .920 .194 -.314 .102 .012 .011
a
PKS7 -.232 -.234 .104 -.155 -.205 .194 .908 .060 -.161 .034 -.504
a
PKS8 -.195 -.124 -.096 -.122 -.136 -.314 .060 .946 .168 -.217 -.064
a
PKS9 -.211 -.011 -.263 -.226 -.232 .102 -.161 .168 .943 -.020 -.140
a
PKS10 -.225 -.371 -.277 -.180 .165 .012 .034 -.217 -.020 .925 .122
a
PKS11 .018 -.235 -.360 -.208 .327 .011 -.504 -.064 -.140 .122 .889
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
131

LAMPIRAN 14
TABEL ANTI IMAGE MATRICES
PERSEPSI MANFAAT
Anti-image Matrices
PM1 PM2 PM3 PM4 PM5 PM6 PM7 PM8 PM9 PM10
PM1 .220 -.036 -.049 .031 -.069 -.037 .024 -.089 -.088 -.017
PM2 -.036 .270 -.021 -.056 -.001 -.036 -.044 .007 -.030 -.021
PM3 -.049 -.021 .223 .020 -.016 -.029 -.089 .054 .058 -.121
PM4 .031 -.056 .020 .256 -.008 -.078 -.097 .020 -.026 -.036
PM5 -.069 -.001 -.016 -.008 .438 -.055 -.028 .034 .048 -.075
Anti-image Covariance
PM6 -.037 -.036 -.029 -.078 -.055 .251 .006 -.082 -.042 .061
PM7 .024 -.044 -.089 -.097 -.028 .006 .199 -.056 -.050 .047
PM8 -.089 .007 .054 .020 .034 -.082 -.056 .283 .005 -.088
PM9 -.088 -.030 .058 -.026 .048 -.042 -.050 .005 .380 -.053
PM10 -.017 -.021 -.121 -.036 -.075 .061 .047 -.088 -.053 .258
a
PM1 .920 -.149 -.222 .131 -.221 -.159 .113 -.355 -.305 -.072
a
PM2 -.149 .968 -.085 -.215 -.002 -.140 -.192 .026 -.092 -.080
a
PM3 -.222 -.085 .878 .084 -.052 -.122 -.420 .216 .197 -.505
a
PM4 .131 -.215 .084 .915 -.024 -.308 -.432 .072 -.084 -.140
a
PM5 -.221 -.002 -.052 -.024 .954 -.167 -.093 .097 .118 -.223
Anti-image Correlation a
PM6 -.159 -.140 -.122 -.308 -.167 .926 .026 -.308 -.137 .241
a
PM7 .113 -.192 -.420 -.432 -.093 .026 .893 -.235 -.181 .206
a
PM8 -.355 .026 .216 .072 .097 -.308 -.235 .902 .015 -.327
a
PM9 -.305 -.092 .197 -.084 .118 -.137 -.181 .015 .938 -.169
a
PM10 -.072 -.080 -.505 -.140 -.223 .241 .206 -.327 -.169 .877
a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
132

LAMPIRAN 15
TABEL ANTI IMAGE MATRICES
MOTIVASI
Anti-image Matrices

M1 M2 M3 M4 M5

M1 .306 -.130 -.055 -.036 -.074

M2 -.130 .327 -.001 -.138 -.024

Anti-image Covariance M3 -.055 -.001 .371 .007 -.164

M4 -.036 -.138 .007 .368 -.087

M5 -.074 -.024 -.164 -.087 .249


a
M1 .882 -.412 -.162 -.109 -.267
a
M2 -.412 .853 -.004 -.397 -.086
a
Anti-image Correlation M3 -.162 -.004 .845 .019 -.541
a
M4 -.109 -.397 .019 .882 -.286
a
M5 -.267 -.086 -.541 -.286 .828

a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)


133

DATA PENGISIAN RESPONDEN


134
135
136
137

Dokumentasi Kegiatan Youth Forum


138

Penulis bersama Ibu Nunug


(Selaku Guru BK SMK N 31 Jakarta)
139

Penulis Bersama Fasilitator YPI


140

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Yossi Mardiawati


Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Maret 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Warga Negara : Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Alamat : Jalan H.Montong RT 09 RW 03 No.13 Kelurahan
Ciganjur, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan,
12630.
No. Telepon Seluler : 082122453251
Email : yossi.mardiawati@gmail.com
Orang Tua
Bapak : Yusuf Sutiniaga
Ibu : Munawarah

PENDIDIKAN :

 MI EL-SYIFA – Jakarta Selatan : 2000-2006

 SMP Negeri 253– Jakarta Selatan : 2006-2009

 SMA Negeri 97 – Jakarta Selatan : 2009-2012

 Perguruan Tinggi IISIP Jakarta : 2012-2016

Jakarta, 1 Agustus 2016

Yossi Mardiawati

Anda mungkin juga menyukai