Anda di halaman 1dari 77

GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN

PADA REMAJA USIA 17 – 21 TAHUN


DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

SUFIS RAHMAWATI
NIM : 0502200034

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2008
GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN
PADA REMAJA USIA 17 – 21 TAHUN
DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KEDIRI

KARYA TULIS ILMIAH

Oleh:

SUFIS RAHMAWATI
NIM : 0502200034

Karya Tulis Ilmiah ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan program pendidikan Ahli Madya Kebidanan

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2008
LEMBAR PERSETUJUAN

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN


PADA REMAJA USIA 17 – 21 TAHUN
DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KEDIRI

Oleh :
SUFIS RAHMAWATI
NIM : 0502200034

Telah disetujui untuk diseminarkan

Pembimbing I :

Dwi Estuning Rahayu, S.Pd, S.Kep. Ners Tanggal


NIP : 140 238 845

Pembimbing II :

Indah Rahmaningtyas, S.Kp, M.Kes Tanggal


NIP : 140 238 270
LEMBAR PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH


GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN
PADA REMAJA USIA 17 – 21 TAHUN
DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KEDIRI

Oleh :

SUFIS RAHMAWATI
NIM : 0502200034
Telah dipertahankan di depan tim penguji
Pada tanggal 11 Agustus 2008
Susunan tim penguji

(Eny Sendra, S.Kep.Ners.) (_______________________)


NIP. 140 207 642 Tanda tangan
Penguji I

(Ribut Eko Wijanti, SP.SST,M.Kes.) (________________________)


NIP. 140 254 174 Tanda tangan
Penguji II

(Dwi Estuning Rahayu, S.Pd,S.Kep.Ners) (________________________)


NIP. 140 238 845 Tanda tangan
Penguji III

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan

Malang, tanggal Agustus 2008


Mengetahui,
Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Depkes Malang

Surachmindari, S.ST,M.Pd.
NIP. 140 114 079
LEMBAR PERSEMBAHAN

Ketika satu pintu tertutup, pintu lain terbuka, namun terkadang kita melihat
dan menyesali pintu tertutup tersebut terlalu lama hingga kita tidak melihat
pintu lain yang terbuka.
(Alexander Graham Bell)
Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Berusaha dengan keras adalah
kemenangan yang hakiki.
(Mahatma Gandhi)

Karya Tulis Ilmiah ini aku persembahkan untuk :


U Allah SWT atas limpahan karuniaNya, KekuatanNya dan
kehendakNya, sehingga sampai detik ini aku masih bisa menjalani
setiap liku dalam kehidupan.
U Bapak ibuku tercinta yang dengan setulus hati selalu mendoakan
aku, mencurahkan kasih sayangnya, rela meneteskan setiap
keringat dan cucuran air mata yang kesemuanya hanya demi
kesuksesanku. I LOVE U…..
U Bapak ibu dosen terimakasih atas bimbingannya, didikannya dan
ilmu yang sangat bermanfaat.
U Seseorang yang aku sayangi untuk doa, motivasi, support yang
sangat berarti yang telah memberikanku kekuatan dan
menjadikanku tegar.
U Teman-temanku angkatan 2005 senasib seperjuangan dalam suka
maupun duka…..semoga jalinan persahabatan ini akan selalu
abadi selamanya….
U Mas-mas rental dan warnet yang selalu siap membantuku
U Semua pihak yang selama ini telah membantuku….terimakasih
banyak….
PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh sebutan Profesional Ahli

Madya Kebidanan di suatu Politeknik Kesehatan dan sepanjang sepengetahuan

saya tidak ada karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang

lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam

daftar pustaka.

Dan apabila terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan oleh orang lain selain dari daftar pustaka saya bersedia menerima

sanksi dari institusi.

Kediri, 2008

Sufis Rahmawati
NIM : 0502200034
ABSTRAK

Gambaran Kekerasan dalam Pacaran Pada Remaja Usia 17 – 21 Tahun di


Program Studi Kebidanan Kediri

Tahun Penelitian : 2008


Peneliti : Sufis Rahmawati
NIM : 0502200034
Pembimbing I : Dwi Estuning Rahayu, S.Pd, S.Kep. Ners
Pembimbing II : Indah Rahmaningtyas, S.Kp. M. Kes

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak – anak menuju dewasa
yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik. Dalam kehidupan
sosial remaja, mereka mulai tertarik pada lawan jenisnya dan mulai pacaran.
Banyak orang tidak sadar bahwa dibalik indahnya pacaran ternyata tidak lepas
dari hal-hal yang mengarah pada kekerasan yang populer disebut kekerasan dalam
pacaran.
Kekerasan dalam pacaran (KDP) atau dating violence adalah perilaku atau
tindakan seseorang yang dapat digolongkan sebagai tindakan kekerasan dalam
percintaan atau pacaran bila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan
disakiti dengan apa yang telah dilakukan pasangannya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kekerasan
dalam pacaran yang dialami oleh mahasiswa Program Studi Kebidanan Kediri.
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Pemilihan sampel
dilakukan dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan
dengan menyebarkan angket, setelah data terkumpul diberi kode responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 116 responden yang diteliti
didapatkan hasil 28,4 % mengalami kekerasan fisik dalam pacaran, 50,9 %
mengalami kekerasan seksual dalam pacaran, 86,2 % mengalami kekerasan
emosional dalam pacaran dan 22,4 % mengalami kekerasan ekonomi dalam
pacaran.

Kata kunci :Remaja, pacaran, kekerasan dalam pacaran.


ABSTRACT

THE FEATURE OF DATING VIOLENCE TO THE TEENAGE FROM


17 UP TO 21 YEARS OLD IN KEDIRI MIDWIFERY STUDY PROGRAM

Research year : 2008


Researcher : Sufis Rahmawati
Student Number : 0502200034
Lecture I : Dwi Estuning Rahayu, S.Pd, S.Kep. Ners
Lecture II : Indah Rahmaningtyas, S.Kp, M.Kes

Teenage period represented the transform period from the children to the adult
which involved the mature of mental, emotional, social and physic. In the teenage
social life, they started to be interested to the opposite sex and began to date. A lot
of people did not aware that on the contrary the nice of dating in fact did not
release from the matters which led to the hardness which was popular with the
term hardness in dating.
Hardness in dating or dating violence was the behaviour or activity of
someone which could clasify as the violence activity in love or date if one of the
part felt of being forced, offended and hurt with which was done by the partner.
The observation purpose was to obtain the feature of dating violence which
was experienced by the students of Kediri Midwifery Study Program. In the
observation we used the descriptive observation design. Selecting sample was
done by using the technique of simple random sampling. Taking data was done by
distributing questionaire, after the data was collected, it was given the respondent
code.
The observation result showed that from 116 respondents observed, it was
obtained 28,4 % experienced physic violence in dating, 50,9 % experienced
sexual violence in dating, 86,2 % experienced emotional violence in dating and
22,4 % experienced economic violence in dating.

Key words : Teenage, dating, dating violence.


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan berkah dan

rahmat-Nya telah dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

“Gambaran Kekerasan Dalam Pacaran Pada Remaja Usia 17 – 21 Tahun di

Program Studi Kebidanan Kediri”.

Penulis menyadari terselesainya Karya Tulis Ilmiah ini bukan hanya atas

kemampuan dan usaha penulis saja, tetapi juga berkat bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Temu Budiarti, S. Pd, M. Kes selaku Ketua Program Studi Kebidanan

Kediri.

2. Bapak Koekoeh Hardjito,S. Kep. Ners. M. Kes selaku Koordinator Karya

Tulis Ilmiah.

3. Ibu Dwi Estuning Rahayu, S. Pd. S. Kep. Ners selaku Pembimbing I Karya

Tulis Ilmiah.

4. Ibu Indah Rahmaningtyas, S. Kp. M. Kes selaku pembimbing II Karya Tulis

Ilmiah.

5. Pihak – pihak lain yang telah memberikan bantuan moral maupun material

yang tidak dapat disebutkan satu persatu.


Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat kami

harapkan untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini, akhirnya penulis berharap

semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan semua

pihak pada umumnya.

Kediri, 2008

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ iii

LEMBAR PERSEMBAHAN ......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 6

2.1 Konsep Kekerasan .............................................................................. 6

2.2 Konsep Pacaran ................................................................................. 7

2.3 Konsep Kekerasan Dalam Pacaran .................................................... 10

2.4 Konsep Remaja ................................................................................... 18


2.5 Kerangka Konsep ............................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 23

3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 23

3.2 Populasi, Sampel dan Sampling ......................................................... 23

3.3 Kriteria Sampel .................................................................................. 25

3.4 Variabel Penelitian ............................................................................ 26

3.5 Definisi Variabel ................................................................................ 26

3.6 Definisi Operasional .......................................................................... 27

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 28

3.8 Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 29

3.9 Alat Ukur yang Digunakan ................................................................. 29

3.10 Teknik Analisa Data .......................................................................... 30

3.11 Etika Penelitian .................................................................................. 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 32

4.1 Hasil Penelitian ................................................................................... 32

4.2 Pembahasan......................................................................................... 35

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 42

5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 42

5.2 Saran.................................................................................................... 42

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ……………………………………………...... 27


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Gambaran Kekerasan Dalam Pacaran ……… 22

Gambar 4.1 Diagram Pie Kekerasan Fisik Dalam Pacaran Pada


Remaja Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi Kebidanan
Kediri Juli 2008........................................................................... 32

Gambar 4.2 Diagram Pie Kekerasan Seksual Dalam Pacaran


Pada Remaja Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi Kebidanan
Kediri Juli 2008........................................................................... 33

Gambar 4.3 Diagram Pie Kekerasan Emosional Dalam Pacaran


Pada Remaja Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi Kebidanan
Kediri Juli 2008........................................................................... 34

Gambar 4.4 Diagram Pie Kekerasan Ekonomi Dalam Pacaran Pada


Remaja Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi Kebidanan
Kediri Juli 2008........................................................................... 34
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 2 Informasi Penelitian

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 4 Kisi-Kisi Angket

Lampiran 5 Angket

Lampiran 6 Rekapitulasi Angket Gambaran Kekerasan Dalam Pacaran

Lampiran 7 Hasil Tabulasi Gambaran Kekerasan Dalam Pacaran

Lampiran 8 Hasil Tabulasi Bentuk – bentuk Kekerasan Dalam Pacaran

Lampiran 9 Jadwal Penyusunan KTI

Lampiran 10 Lembar Konsultasi


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa

yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock,

Elizabeth B. 1999 : 206). Banyak hal yang terjadi dalam masa remaja salah

satu yang menarik adalah trend pacaran (http://www.cumacewe.com). Pacaran

sebagai proses dua manusia lawan jenis untuk mengenal dan memahami

lawan jenisnya dan belajar membina hubungan sebagai persiapan sebelum

menikah, untuk menghindari terjadinya ketidakcocokkan dan permasalahan

pada saat sudah menikah. Masing-masing berusaha mengenal kebiasaan,

karakter atau sifat, serta reaksi-reaksi terhadap berbagai masalah maupun

peristiwa (http://www.balipost.com). Indahnya romantika pacaran sudah

menghipnotis remaja sampai mereka lupa bahwa dibalik indahnya pacaran,

kalau tidak hati – hati justru akan terjebak dalam situasi yang tidak

menyenangkan atau bahkan akan menjadi cerita yang tidak akan terlupakan

seumur hidup (http://www.cumacewe.com). Karena dalam pacaran, ternyata

tidak lepas dari hal-hal yang berbau kekerasan (http://www.balipost.com).

Banyak yang beranggapan bahwa dalam berpacaran tidak mungkin

terjadi kekerasan, karena pada umumnya masa berpacaran adalah masa yang

penuh dengan hal – hal yang indah, dimana setiap hari diwarnai oleh

1
manisnya tingkah laku dan kata – kata yang dilakukan dan diucapkan pacar

(http://situs.kespro.info/gendervaw). Orang sering tidak sadar sebuah

hubungan pacaran dapat berubah menjadi tidak sehat dan dipenuhi kekerasan.

Jika dalam kehidupan berumah tangga dikenal ada KDRT, dalam pacaran

istilah itu disebut dengan KDP (Kekerasan Dalam Pacaran) (http:

//www.balipost.com).

KDP atau dating violence adalah perilaku atau tindakan seseorang yang

dapat digolongkan sebagai tindakan kekerasan dalam percintaan atau pacaran,

bila salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti dengan apa

yang telah dilakukan pasangannya (http://immunnes.blogspot.com).

Kekerasan yang terjadi terdiri dari beberapa jenis, misalnya serangan terhadap

fisik, emosional, ekonomi dan seksual (http://situs.kespro.info/gendervaw).

Terlepas akibat kekerasan itu dapat terlihat langsung atau baru tampak

kemudian, tetapi yang jelas dampak kekerasan seperti gangguan kesehatan,

hilangnya konsep diri dan rasa percaya diri akan menghambat perempuan

korban kekerasan untuk berpartisipasi secara optimal dalam masyarakat.

WHO memperkirakan perempuan yang mengalami kekerasan akan

kehilangan 50 % produktivitasnya (http://www.rahima.or.id).

Salah satu penelitian di Amerika Serikat menyebutkan bahwa dari 77

remaja, 66 % dari mereka mengaku mengalami kekerasan saat sedang

berpacaran (http://situs.kespro.info/gendervaw). Dalam sebuah diskusi

mengenai KDP, 70% remaja putri melaporkan mendapatkan pelecehan waktu

pacaran, sedangkan remaja putra dalam kesempatan yang sama mengaku


mendapat pelecehan dari pacarnya adalah sebesar 27%

(http://situs.kespro.info/gendervaw). Kemudian menurut data yang terkumpul

di Komnas perempuan selama kurun waktu tiga tahun, jumlah kasus kekerasan

terhadap perempuan di Indonesia mengalami pertambahan yang sangat

memprihatinkan menjadi 20,391 kasus (2005). Jumlah ini meningkat

dibandingkan tahun 2004 (14.020 kasus), 2003 (5.934 kasus), dan 2002 (5.163

kasus) (http://www.rahima.or.id). Sepanjang tahun 2005 tercatat sebanyak

20.391 kasus, 3,82 % di antaranya atau sekitar 635 kasus adalah KDP

(http://immunnes.blogspot.com).

Menurut catatan LSM Kelompok Perempuan Pro Demokrasi (KPPD)

Samitra Abhaya, kasus kekerasan terhadap perempuan di Jawa Timur selama

2007 sebesar 664 kasus, 88 (13,3%) adalah kasus kekerasan dalam pacaran

(http://www.d-infokom-jatim.go.id). Berdasarkan hasil wawancara tanggal 23

April 2008 dengan bapak Mudjiadi selaku Kanit PPA (Pelayanan Perempuan

dan Anak) Polresta Kediri, pada awal tahun 2008 ini saja sudah ada 1 kasus

kekerasan dalam pacaran yang berupa kekerasan seksual. Jumlah sebenarnya

bisa jadi lebih banyak sebab korban KDP enggan melaporkan kekerasan yang

dialaminya (http://immunnes.blogspot.com). Kasus yang tampak hanya kasus

– kasus yang dilaporkan atau tanpa sengaja terbukti dan diketahui. Dalam hal

ini yang tampak berupa fenomena gunung es (iceberg), dimana kasus

sebenarnya masih jauh lebih besar lagi, namun banyak hal yang membuatnya

tidak muncul ke permukaan (http://indomcusa.com).


Dari studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 03 April 2008 di

Program Studi Kebidanan Kediri terhadap 20 mahasiswa yang berada pada

rentang usia 17 – 21 tahun, didapatkan 19 mahasiswa mengaku pernah

mengalami kekerasan dalam pacaran dan hanya 1 mahasiswa yang tidak

pernah mendapat kekerasan saat sedang pacaran. Dari pendataan tanggal 29

April 2008 di Universitas Kadiri Jurusan Kebidanan, dari 20 mahasiswa, ada

14 mahasiswa yang pernah mendapatkan kekerasan dalam pacaran, 6

mahasiswa tidak pernah. Sedangkan di Akademi Kebidanan Dharma Husada,

dari 20 mahasiswa, 16 mahasiswa mengaku pernah mengalami kekerasan saat

pacaran dan 4 diantaranya mengaku tidak pernah mendapatkan kekerasan

dalam pacaran.

Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti gambaran

kekerasan dalam pacaran yang dialami remaja usia 17 – 21 tahun di Program

Studi Kebidanan Kediri.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka peneliti dapat merumuskan

permasalahan sebagai berikut : “Bagaimana gambaran kekerasan dalam

pacaran pada remaja usia 17 – 21 tahun di Program Studi Kebidanan Kediri?“.


1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran kekerasan dalam pacaran yang dialami oleh

mahasiswa Program Studi Kebidanan Kediri.

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengetahui bentuk kekerasan fisik dalam pacaran.

1.3.2.2 Mengetahui bentuk kekerasan seksual dalam pacaran.

1.3.2.3 Mengetahui bentuk kekerasan emosional dalam pacaran.

1.3.2.4 Mengetahui bentuk kekerasan ekonomi dalam pacaran.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Peneliti

Dapat meningkatkan pengetahuan dan memperluas cakrawala

pandang tentang gambaran kekerasan dalam pacaran yang dialami

mahasiswa Program Studi Kebidanan Kediri.

1.4.2 Bagi Mahasiswa

1.4.2.1 Mahasiswa menyadari bentuk kekerasan dalam pacaran yang

pernah di alaminya.

1.4.2.2 Mahasiswa mampu mengambil tindakan yang tepat jika

mengalami kekerasan dalam pacaran.

1.4.3 Bagi Institusi

Sebagai bahan tambahan pengetahuan dan informasi sehingga dapat

dikembangkan pada penelitian – penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kekerasan

2.1.1 Pengertian Kekerasan

2.1.1.1 Kekerasan (violence) adalah ancaman atau penggunaan

kekuatan fisik terhadap orang lain, dirinya sendiri, kelompok

atau komunitas masyarakat dengan hasil akhir luka atau

kematian, termasuk di dalamnya adalah pembunuhan, bunuh

diri, penyerangan, kekerasan seksual, pemerkosaan,

penganiayaan dan kekerasan rumah tangga (Soetjiningsih. 2004

: 268).

2.1.1.2 Kekerasan adalah perbuatan seseorang / kelompok orang yang

menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau

menyebabkan kerusakan fisik orang lain (Departemen

Pendidikan Nasional. 2003).

2.1.2 Bentuk kekerasan

2.1.2.1 Kekerasan fisik

Yaitu tindakan yang diarahkan untuk menyerang dan melukai

tubuh, seperti memukul, menusuk, membakar dan sebagainya.

6
2.1.2.2 Kekerasan psikis

Yaitu tindakan yang diarahkan untuk menyerang mental atau

perasaan perempuan dengan tujuan menghina, menghukum

atau merendahkan martabatnya, seperti caci maki, penghinaan,

pengabaian, penelantaran, pembatasan nafkah, poligami dan

perampasan kemerdekaan.

2.1.2.3 Kekerasan seksual

Yaitu tindakan yang secara khusus diarahkan untuk menyerang

seksualitas perempuan, misalnya pelecehan seksual, perkosaan,

perbudakan seksual dan penghamilan paksa (Soka Handinah

Kacasungkana . 2005 : 4).

2.2 Konsep Pacaran

2.2.1 Pengertian Pacaran

2.2.1.1 Pacaran merupakan satu bentuk ekspresi akibat adanya

perbedaan naluriah seks 2 jenis kelamin (Pratiwi. 2004 : 81).

2.2.1.2 Pacaran didefinisikan sebagai interaksi – interaksi antara pria

dan wanita yang didasari komitmen perasaan suka atau

mencintai, tanpa perlu disahkan lewat satu momentum

pernikahan (http://forum.dudung.net/index.php).
2.2.2 Gaya pacaran

2.2.2.1 Pacaran sehat

Pacaran sehat yaitu pacaran yang bermanfaat dan bertanggung

jawab.

a. Sehat fisik

Tidak adanya kekerasan dalam berpacaran. Ini berarti

bahwa pria tidak dibenarkan berbuat seenaknya terhadap

kaum wanita

b. Sehat emosional

Agar terjalin hubungan yang baik dan harmonis, yang

paling penting adalah bagaimana mengungkapkan dan

mengendalikan emosi dengan baik.

c. Sehat sosial

Pacaran sebaiknya bersifat tidak mengikat, artinya

hubungan sosial dengan orang lain tetap harus di jaga dan

tidak selalu berfokus hanya kepada pacar saja.

d. Sehat seksual

Kedekatan secara fisik dapat mendorong keinginan untuk

melakukan kontak fisik yang lebih jauh. Jika hal itu tidak

dikontrol, maka dapat menimbulkan hal – hal yang sangat

beresiko (http://mpeous.blogsome.com).
2.2.2.2 Pacaran tidak sehat

a. Kissing

b. Necking

c. Petting

d. Intercourse (http://situskespro/info).

2.2.3 Dampak Pacaran

2.2.3.1 Positif

Proses penyesuaian dengan pasangannya, belajar berkonflik,

belajar mengambil keputusan, saling terbuka, saling

menghargai satu sama lain dalam posisi yang setara.

2.2.3.2 Negatif

Apabila melibatkan seks dalam hubungan pacaran misalnya

istilah KNPI (kissing, necking, petting, intercourse), sehingga

bisa juga terjadi kehamilan yang tidak diinginkan, terkena PMS

(Penyakit Menular Seksual), HIV/AIDS, kekerasan dalam

pacaran (baik lewat perkataan/omongan dan perbuatan

misalnya menampar, memukul) (Pratiwi. 2004 : 81).

Ternyata tidak pacaran juga mempunyai dampak positif dan

dampak negatif. Dampak positif tidak pacaran meliputi belajar

lebih mandiri, lebih konsentrasi dan terhindar dari perbuatan

maksiat (http://www.halamansatu.net). Sedangkan

dampak negatif tidak pacaran diantaramya marasa malu dengan


teman sebaya yang sudah mempunyai pacar, mendapat ejekan

”tidak laku” dari orang lain (http://www.halamansatu.net).

2.3 Konsep kekerasan dalam pacaran

2.3.1 Pengertian Kekerasan Dalam Pacaran

2.3.1.1 Kekerasan dalam pacaran adalah suatu bentuk perilaku

merugikan yang banyak terjadi dalam sebuah hubungan

pacaran (http://www.cumacewe.com).

2.3.1.2 Kekerasan dalam pacaran adalah setiap tindakan berdasarkan

perbedaan jenis kelamin yang berakibat atau mungkin

berakibat kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual

atau psikologi, termasuk ancaman tindakan tertentu,

pemaksaan atau perampasan kemerdekaan secara sewenang -

wenang, baik yang terjadi didepan umum atau dalam

kehidupan pribadi (http://indomcusa.com).

2.3.1.3 Kekerasan dalam pacaran (KDP) atau dating violence adalah

perilaku atau tindakan seseorang yang dapat digolongkan

sebagai tindakan kekerasan dalam percintaan atau pacaran bila

salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti

dengan apa yang telah dilakukan pasangannya

(http://immunnes.blogspot.com).
2.3.2 Bentuk Kekerasan Dalam Pacaran (KDP)

2.3.2.1 Kekerasan Fisik

Menendang, menjambak rambut,mendorong sekuat tenaga,

menonjok, mencekik, menganiaya bagian tubuh, menyundut

dengan rokok, membakar bagian tubuh, dengan sengaja

mengajak seseorang ke tempat yang membahayakan

keselamatan (http://titiana.blogspot.com). kemudian menurut

http://situskespro.blogspot.com berupa meninju, mencubit.

Sedangkan menurut Soka Handinah Katjasungkana, 2005

bentuk kekerasan fisik diantaranya memukul, menampar,

sampai membunuh.

2.3.2.2 Kekerasan Seksual

Hubungan seks yang dipaksakan, pelecehan, penghinaan

seksual, memaksa pasangan melakukan tindakan – tindakan

seksual yang menjijikkan (http://immunnes.blogspot.com).

Menurut http://ariekaonly.multiply.com bentuk lainnya

ciuman, sentuhan tanpa persetujuan. Sedangkan dalam

http://kiatsehat.com bahwa rabaan yang tidak berkenan juga

merupakan kekerasan seksual.

2.3.2.3 Kekerasan emosional

Cemburu berlebihan, posesive, menyebut dengan sebutan

yang tidak baik, mencaci, memaki, menghina, mengumpat

(http://immunnes.blogspot.com).
Dalam http:/ariekaonly.multiply.com kekerasan emosional

berupa larangan berteman, mengisolasi. Sedangkan

menurut http://kiatsehat.com bentuk lainnya adalah melarang

berdandan, membatasi bergaul, larangan bertegur sapa atau

ramah dengan orang lain, menjadikan kita bahan olok –

olokan dan tertawaan. Dan juga dapat berupa memaksa,

mengekang, membatasi diri untuk berkembang meski

dengan alasan sayang atau cinta (http://konsekstasi.com).

2.3.2.4 Kekerasan ekonomi

Pasangan sering meminjam uang atau barang – barang lain

tanpa pernah mengembalikannya, Selalu meminta ditraktir

(http://situs.kespro.info/gendervaw). Sedangkan menurut

http://konsekstasi.com tindakan – tindakan pemerasan

misalnya : memaksa agar diberi uang juga merupakan bentuk

lain dari kekerasan ekonomi.

2.3.3 Penyebab Kekerasan Dalam Pacaran

2.3.3.1 Idiologi dan budaya patriarki

Idiologi gender telah menempatkan perempuan pada posisi –

posisi tertentu yang menyebabkan ia lemah. Sedangkan

budaya patriarki selalu menguatkan dan mengunggulkan

kaum laki – laki.


2.3.3.2 Pengertian yang salah tentang makna pacaran

Pacaran sering dianggap sebagai bentuk pemilikan atau

penguasaan atas diri pasangannya. Memang tidak salah kalau

kita berpacaran dengan seseorang berarti ada semacam ikatan

dengannya. Tetapi ikatan itu bukan berarti memiliki atau

menguasai.

2.3.3.3 Adanya upaya untuk mengendalikan perempuan

Artinya perempuan dibatasi hak dan wewenangnya untuk

mengembangkan diri. Ada anggapan bahwa perempuan harus

dikendalikan sebab jika tidak, maka akan melawan terhadap

laki – laki (http://konsekstasi.com).

2.3.3.4 Adanya mitos – mitos yang berkembang diseputar pacaran

a. Mitos : cemburu, intimidasi dan bentuk kekerasan lain

yang dilakukan laki-laki adalah bukti cinta dan

kasih sayang

Fakta : itu bukan bukti cinta, tetapi merupakan kontrol

dari laki-laki agar perempuan patuh dan menuruti

semua kemauan laki-laki.

b. Mitos : laki-laki melakukan kekerasan fisik pada

perempuan karena perempuan telah melakukan

suatu kesalahan yang membuat laki-laki marah.

Jika perempuan menuruti kemauannya, laki-laki


pasti tidak akan melakukan kekerasan fisik

tersebut.

Fakta : ketika perempuan tidak melakukan suatu

kesalahan, laki-laki tetap melakukan kekerasan

fisik tersebut (http://titiana-adinda.blogspot.com).

2.3.3.5 Pola asuh dan lingkungan keluarga yang tidak menyenangkan

2.3.3.6 Peer group

2.3.3.7 Media massa

2.3.3.8 Kepribadian

2.3.3.9 Peran jenis kelamin (http://ariekaonly.multiply.com).

2.3.4 Dampak Kekerasan Dalam Pacaran (KDP)

2.3.4.1 Dampak Kejiwaan

Perempuan menjadi trauma atau benci kepada laki – laki.

Akibatnya, perempuan menjadi takut untuk menjalin hubungan

dengan laki – laki ( frigid dan vaginismus).

2.3.4.2 Dampak Sosial

Posisi perempuan menjadi lemah dalam hubungan dengan laki

– laki. Apalagi perempuan yang merasa telah menyerahkan

keperawanannya kepada pacarnya, biasanya merasa minder

untuk menjalin hubungan lagi.

2.3.4.3 Dampak Fisik

a. Bila terjadi kehamilan tidak dikehendaki dan pacar

meninggalkan pasangannya. Ada dua kemungkinan :


melanjutkan kehamilan atau abortus. Bila melanjutkan

kehamilan, harus siap menjadi orang tua tunggal (single

parent). Bila abortus, harus siap menanggung resiko –

resiko, seperti : perdarahan, infeksi dan bahkan kematian.

b. Bila terjadi hubungan seks dalam pacaran, perempuan akan

rentan terkena Penyakit Menular Seksual (PMS) yaitu :

gonorhea, syphilis, herpes dan HIV / AIDS

(http://konsekstasi.com).

2.3.5 Pencegahan Kekerasan Dalam Pacaran (KDP)

2.3.5.1 Mulai dengan keyakinan bahwa tubuh kita berharga.

Tubuh kita adalah jiwa kita, jangan membiarkan apa pun

menimpanya. Kita harus menunjukkan kepada pacar bahwa

kita sangat menghargai tubuh kita, pacar juga akan mulai

belajar untuk menghargai tubuh kita.

2.3.5.2 Mendefinisikan dengan konkret makna pacaran dan bagaimana

hubungan akan dibina.

Pacaran seharusnya merupakan keputusan sadar dengan penuh

pertimbangan dan itikad baik antara kita dan pacar melibatkan

aspek emosi, keyakinan, sosial dan budaya. Tentu ada unsur

pembelajaran, penghargaan, penghormatan, komunikasi yang

dapat menjadi pendekatan positif. Kalau terjadi kekerasan

dalam pacaran, berarti tujuan ini tidak tercapai lagi.


2.3.5.3 Berani berkata “ tidak “.

Komunikasikan perasaan, pikiran dan keyakinan kita. Jika ada

perasaan tidak nyaman, komunikasikan dengan terbuka dan

bersikap jujur disertai penjelasan mengenai alasan kita

menolak keinginannya. Ingat, kalau pacaran atas dasar cinta

tentu dia akan melindungi orang yang dicintainya dari

kerusakan. Katakan “ tidak “ sebelum terjadi yang tidak –

tidak.

2.3.5.4 Belajar menjadi diri sendiri

Kita bisa belajar menjadi diri sendiri. Selama sikap dan

perbuatan kita positif, pertahankan, karena peran kita lebih

banyak dibentuk oleh pola pengasuhan yang dipengaruhi

budaya, untuk mengubahnya harus mulai dengan proses

pembelajaran baru.

2.3.5.5 Mencari dukungan, membuat komunitas anti kekerasan.

Mengungkapkan dan mengkampanyekan pikiran kita, mencari

teman yang sependapat. Secara bersama terus

mengkampanyekan keinginan kita untuk menolak kekerasan

dalam berpacaran.

2.3.5.6 Mencari bantuan orang tua dan juga para ahli

(http://ariekaonly.multiply.com).
2.3.5.7 Belajar menjadi mandiri sebab ketergantungan kepada pacar

akan menyulitkan untuk memandang secara obyektif atas

tindakan – tindakan pacar.

2.3.5.8 Menanamkan pada diri sendiri dan pacar bahwa manusia

memiliki hak dan kewajiban yang sama, oleh karena itu tidak

ada yang boleh merasa berkuasa atas yang lainnya.

2.3.5.9 Membentengi diri dengan keimanan dan ilmu agama yang

cukup.

2.3.5.10 Tidak pacaran.

Dengan tidak pacaran secara otomatis menjaga diri dari

kemungkinan menjadi korban ataupun pelaku kekerasan

dalam pacaran (http://immunnes.blogspot.com).

2.3.6 Sanksi hukum bagi pelaku kekerasan dalam pacaran

Pelaku kekerasan dalam pacaran dapat diancam dengan sanksi hukum

berdasarkan KUHP, misalnya :

1. Pasal 351 – 358 KUHP untuk penganiayaan fisik

2. Pasal 289 – 296 KUHP untuk pencabulan

3. Pasal 281– 283 KUHP untuk pelecehan seksual

4. Pasal 285 KUHP untuk pemerkosaan

5. Pasal 532– 533 KUHP untuk kejahatan terhadap kesopanan

6. Pasal 286–288 KUHP untuk persetubuhan dengan perempuan

dibawah umur (http://immunnes.blogspot.com).


2.4 Konsep Remaja

2.4.1 Pengertian

2.4.1.1 Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa kanak –

kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada saat terjadinya

kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai

dengan 20 tahun yaitu menjelang masa dewasa muda

(Soetjiningsih. 2004 : 45).

2.4.1.2 Fase remaja merupakan segmen perkembangan individu yang

sangat penting, yaitu diawali dengan matangnya organ – organ

fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi (Syamsu Yusuf.

2004 : 184).

2.4.1.3 Masa remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menuju

dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial

dan fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 : 206).

2.4.2 Tahap – tahap masa remaja

Masa remaja digolongkan menjadi 3 tahap yaitu :

2.4.2.1 Masa pra remaja : 12 – 14 tahun

Yaitu periode sekitar kurang lebih 2 tahun sebelum terjadinya

pemasakan seksual yang sesungguhnya tetapi sudah terjadi

perkembangan fisiologi yang berhubungan dengan pemasakan

beberapa kelenjar endokrin.


2.4.2.2 Masa remaja awal : 14 – 17 tahun

Yaitu periode dalam rentang perkembangan dimana terjadi

kematangan alat – alat seksual dan tercapai kemampuan

reproduksi.

2.4.2.3 Masa remaja akhir : 17 – 21 tahun

Berarti tumbuh menjadi dewasa yang mencakup kematangan

mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, Elizabeth B.

1999 : 206).

2.4.3 Ciri – ciri remaja

2.4.3.1 Pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik mengalami perubahan dengan cepat, lebih

cepat dibandingkan dengan masa anak – anak dan masa

dewasa.

2.4.3.2 Perkembangan seksual

Seksual mengalami perkembangan yang kadang – kadang

menimbulkan masalah dan menjadi penyebab timbulnya

perkelahian, bunuh diri dan sebagainya.

2.4.3.3 Cara berfikir

Cara berpikir causatif yaitu menyangkut hubungan sebab dan

akibat. Misalnya remaja duduk didepan pintu, kemudian orang

tua melarangnya sambil berkata “pantang“. Andai yang

dilarang itu anak kecil, pasti ia akan menuruti perintah orang


tuanya, tetapi remaja yang dilarang itu akan mempertanyakan

mengapa ia tidak boleh duduk didepan pintu.

2.4.3.4 Emosi yang meluap – luap

Keadaan emosi remaja masih labil karena erat hubungannya

dengan keadaan hormon. Suatu saat ia bisa sedih sekali, dilain

waktu ia bisa marah sekali.

2.4.3.5 Mulai tertarik pada lawan jenis

Dalam kehidupan sosial remaja, mereka lebih tertarik pada

lawan jenisnya dan mulai pacaran.

2.4.3.6 Menarik perhatian lingkungan

Pada masa ini remaja mulai mencari perhatian lingkungannya,

berusaha mendapatkan status dan peran seperti melalui

kegiatan remaja di kampung – kampung.

2.4.3.7 Terikat dengan kelompok

Remaja dalam kehidupan sosialnya tertarik pada kelompok

sebayanya sehingga tidak jarang orang tua dinomor duakan

sedangkan kelompoknya dinomor satukan (Zulkifli L. 2003 :

65 – 67).

2.4.4 Tugas perkembangan masa remaja

2.4.4.1 Memperoleh sejumlah norma – norma dan nilai – nilai.

2.4.4.2 Belajar memiliki peran sosial sesuai dengan jenis kelamin

masing – masing.
2.4.4.3 Menerima kenyataan jasmaniah serta dapat menggunakannya

secara efektif dan merasa puas terhadap keadaan tersebut.

2.4.4.4 Mencapai kebebasan dari kebergantungan terhadap orang tua

dan orang dewasa lainnya.

2.4.4.5 Mencapai kebebasan ekonomi.

2.4.4.6 Mempersiapkan diri untuk menentukan suatu pekerjaan yang

sesuai dengan bakat dan kesanggupannya.

2.4.4.7 Memperoleh informasi tentang perkawinan dan

mempersiapkannya.

2.4.4.8 Mengembangkan kecakapan intelektual dan konsep – konsep

tentang kehidupan bermasyarakat.

2.4.4.9 Memiliki konsep – konsep tentang tingkah laku sosial yang

perlu untuk kehidupan bermasyarakat (Sofyan S. Willis. 2005:

8 – 15).
2.5 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir

dalam kegiatan ilmu (Nursalam. 2003 : 56).

Ciri – ciri remaja :


- Pertumbuhan fisik
- Perkembangan seksual
- Cara berfikir kausatif
- Emosi yang meluap – luap
- Mulai tertarik pada lawan
jenis
- Menarik perhatian
lingkungan
- Terikat dengan kelompok

Remaja

Pacaran Tidak pacaran

Dampak Positif : Dampak Negatif : Dampak Positif : Dampak Negatif :


- Proses - Melibatkan seks - Belajar lebih - Malu dengan
penyesuaian dalam hubungan mandiri teman sebaya yang
dengan pacaran - Lebih konsentrasi sudah mempunyai
pasangannya - Kehamilan tidak - Terhindar dari pacar
- Belajar diinginkan perbuatan maksiat - Mendapat ejekan
berkonflik - Terkena PMS, ” tidak laku ” dari
- Belajar HIV/ AIDS orang lain
mengambil
keputusan - Kekerasan dalam
- Saling terbuka pacaran : fisik,
- Saling seksual,
menghargai emosional, dan
ekonomi

Keterangan :
_____ diteliti
- - - - - tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka konsep gambaran kekerasan dalam pacaran
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu strategi untuk mencapai tujuan

penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau

penuntun penelitian pada seluruh proses penelitian (Nursalam. 2003 : 81).

Desain penelitian yang akan dipergunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk

membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif

(Soekidjo Notoadmodjo. 2005 : 138).

3.2 Populasi, Sampel, Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi ialah semua nilai baik hasil perhitungan maupun

pengukuran, baik kuantitatif maupun kualitatif, dari karakteristik

tertentu mengenai sekelompok objek yang lengkap dan jelas (Husaini

Usman. 2006 : 181).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa tingkat I,

II dan III usia 17 - 21 tahun yang pernah atau sedang mempunyai

pacar di Program Studi Kebidanan Kediri.

23
3.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti ( Suharsimi

Arikunto. 2002 : 109).

Sampel dari penelitian ini menggunakan rumus :

N
n=
1 + N (d ) 2

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah Populasi

d : Tingkat signifikasi (p)

Pengambalian sampel dengan rumus diatas karena jumlah populasi

< 1000 (Nursalam. 2003 : 96). Dalam penelitian ini tingkat

signifikasinya 0,05, maka diperoleh jumlah sampel sebagai berikut:

163
n =
1 + 163 (0,05) 2

163
=
1 + 163 (0,0025)

= 115,6

= 116

3.2.3 Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada (Nursalam. 2003 : 95).

Dalam penelitian ini menggunakan teknik simple random

sampling. Untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara


random (acak). Jika sampling frame kecil, nama bisa ditulis pada

secarik kertas, diletakkan di kotak, diaduk dan diambil secara acak

setelah semuanya terkumpul (Nursalam. 2003 : 97).

3.3 Kriteria Sampel

3.3.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari

suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam.

2003 : 96).

Kriteria inklusi penelitian ini adalah :

3.3.1.1 Mahasiswa tingkat I, II dan III usia 17 – 21 tahun yang pernah

atau sedang mempunyai pacar waktu diadakan penelitian di

Program Studi Kebidanan Kediri.

3.3.1.2 Mahasiswa yang bersedia menjadi responden.

3.3.2 Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan / mengeluarkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi (Nursalam. 2003 : 97).

3.3.2.1 Mahasiswa yang tidak masuk kuliah waktu diadakan penelitian.


3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang

hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono. 2006 : 38).

Penelitian ini hanya mencakup satu variabel saja yaitu gambaran

kekerasan dalam pacaran pada remaja usia 17 – 21 tahun di Program Studi

Kebidanan Kediri.

3.5 Definisi Variabel

3.5.1 Definisi Konsep

3.5.1.1 Kekerasan adalah ancaman atau penggunaan kekuatan fisik

terhadap orang lain, dirinya sendiri, kelompok atau komunitas

masyarakat dengan hasil akhir luka atau kematian, termasuk

didalamnya adalah pembunuhan, bunuh diri, kekerasan rumah

tangga (Soetjiningsih. 2004 : 268).

3.5.1.2 Pacaran didefinisikan sebagai interaksi – interaksi antara pria

dan wanita yang didasari komitmen perasaan suka atau

mencintai, tanpa perlu disahkan lewat satu momentum

pernikahan (http://forum.dudung.net/index.php).

3.5.1.3 Remaja adalah masa peralihan dari anak – anak menuju

dewasa yang mencakup kematangan mental, emosional, dan

fisik (Hurlock, Elizabeth B. 1999 : 206).


3.5.1.4 Kekerasan dalam pacaran (KDP) atau dating violence adalah

perilaku atau tindakan seseorang yang dapat digolongkan

sebagai tindakan kekerasan dalam percintaan atau pacaran bila

salah satu pihak merasa terpaksa, tersinggung dan disakiti

dengan apa yang telah dilakukan pasangannya

(http://immunnes.blogspot.com).

3.6 Definisi Operasional

Difinisi operasional merupakan definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam. 2003 : 106).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Kriteria
operasional Ukur
Gambaran Remaja usia Jawaban Angket Nominal Kriteria terjadi

kekerasan 17 – 21 tahun responden kekerasan adalah

dalam yang tentang sebagai berikut :

pacaran mengalami kekerasan - Tidak pernah

yang salah satu fisik, mendapatkan

dialami atau lebih seksual, kekerasan dalam

remaja usia bentuk emosional pacaran bila

17 – 21 kekerasan dan jawaban responden

tahun. dalam ekonomi terhadap semua

pacaran yang yang pernyataan dalam


meliputi : dialaminya angket dari semua

kekerasan pada bentuk kekerasan

fisik, seksual, waktu dalam pacaran

emosional pacaran. adalah ”tidak”.

dan ekonomi - Pernah mendapatkan

yang kekerasan dalam

membuat rasa pacaran bila

terpaksa, jawaban responden

tersinggung, terhadap salah satu

dan disakiti atau lebih

dengan pernyataan dalam

tindakan angket dari masing-

yang masing bentuk

dilakukan kekerasan dalam

oleh pacaran adalah “ya”.

pasangan.

3.7 Tempat dan Waktu Penelitian

3.7.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Program Studi Kebidanan Kediri

3.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 13 – 20 Juli 2008


3.8 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan

proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu

penelitian (Nursalam. 2003 : 115).

Dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan adalah angket untuk

mengetahui gambaran kekerasan dalam pacaran yang dialami remaja usia

19 – 21 tahun di Program Studi Kebidanan Kediri.

3.8.1 Mendata jumlah mahasiswa Program Studi Kebidanan kediri yang

pernah mempunyai pacar dengan bertanya pada setiap mahasiswa.

3.8.2 Setelah jumlah populasi ditemukan 163, menentukan besar sampel

dengan menggunakan rumus, sehingga diperoleh jumlah sampel yaitu

sebesar 116.

3.8.3 Melakukan pendekatan pada responden untuk mendapatkan

persetujuan menjadi responden.

3.8.4 Memberikan penjelasan pada responden tentang cara pengisian angket.

3.8.5 Setelah responden selesai mengisi angket, angket langsung ditarik dan

diperiksa kelengkapan isinya.

3.8.6 Metabulasikan data dan kemudian dianalisa.

3.9 Alat Ukur yang Digunakan

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket yaitu

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada

responden untuk di jawabnya (Sugiyono. 2006 : 162).


3.10Teknik Analisa Data

Setelah data di tabulasi kemudian di analisa dengan kriteria sebagai

berikut :

– Tidak pernah mendapatkan kekerasan dalam pacaran bila jawaban

responden terhadap semua pernyataan dalam angket dari semua bentuk

kekerasan dalam pacaran adalah ”tidak”.

– Pernah mendapatkan kekerasan dalam pacaran bila jawaban responden

terhadap salah satu atau lebih pernyataan dalam angket dari masing-

masing bentuk kekerasan dalam pacaran adalah “ya”.

3.11Etika Penelitian

Dalam melaksanakan penelitian, peneliti mengajukan permohonan izin

kepada Ketua Program Studi Kebidanan Kediri. Setelah mendapatkan

persetujuan, peneliti mulai melakukan pendekatan kepada calon responden

dengan memperhatikan etika penelitian sebagai berikut :

3.11.1 Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Lembar ini berikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan serta

dampak yang mungkin terjadi selama atau sesudah pengumpulan data.

Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani

persetujuan tersebut. Jika menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati hak – haknya.


3.11.2 Anonimity ( tanpa nama )

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka peneliti tidak akan

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, tetapi cukup

memberi kode pada masing – masing lembar.

3.11.3 Confidentiallity (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilampirkan

sebagai hasil riset (Nursalam. 2003 : 119).


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Data hasil penelitian yang dilaksanakan tanggal 13 Juli 2008 sampai 20

Juli 2008 tentang gambaran kekerasan dalam pacaran pada remaja usia 17 –

21 tahun di Program Studi Kebidanan Kediri adalah sebagai berikut :

4.1.1 Kekerasan Fisik

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebanyak 33 responden

(28,4%) pernah mengalami kekerasan fisik dalam pacaran sedangkan

yang tidak pernah mengalami kekerasan fisik dalam pacaran 83

responden (71,6%) seperti yang tertera pada gambar 4.1.

28.4%
Pernah
Tidak pernah
71.6%

Gambar 4.1 Diagram Pie Kekerasan Fisik Dalam Pacaran Pada Remaja
Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi Kebidanan Kediri
Juli 2008

32
4.1.2 Kekerasan Seksual

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebanyak 59 responden

(50,9 %) pernah mengalami kekerasan seksual dalam pacaran

sedangkan yang tidak pernah mengalami kekerasan seksual dalam

pacaran 57 responden (49,1 %) seperti yang tertera pada gambar 4.2.

49.10%

50.90%

Pernah
Tidak pernah

Gambar 4.2 Diagram Pie Kekerasan Seksual Dalam Pacaran Pada


Remaja Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi
Kebidanan Kediri Juli 2008

4.1.3 Kekerasan Emosional

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebanyak 100 responden

(86,2 %) pernah mengalami kekerasan emosional dalam pacaran

sedangkan yang tidak pernah mengalami kekerasan emosional dalam

pacaran 16 responden (13,8 %) seperti yang tertera pada gambar 4.3.


13.80%

86.20%

Pernah
Tidak pernah

Gambar 4.3 Diagram Pie Kekerasan Emosional Dalam Pacaran Pada


Remaja Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi Kebidanan
Kediri Juli 2008

4.1.4 Kekerasan Ekonomi

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil sebanyak 26 responden

(22,4 %) pernah mengalami kekerasan ekonomi dalam pacaran

sedangkan yang tidak pernah mengalami kekerasan ekonomi dalam

pacaran 90 responden (77,6 %) seperti yang tertera pada gambar 4.4 .

22.40%

77.60% Pernah
Tidak pernah

Gambar 4.4 Diagram Pie Kekerasan Ekonomi Dalam Pacaran Pada


Remaja Usia 17 – 21 Tahun Di Program Studi
Kebidanan Kediri Juli 2008
4.2 Pembahasan

Dari hasil penelitian pada 116 responden didapatkan data :

4.2.1 Kekerasan Fisik

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil 33 responden (28,4%)

pernah mengalami kekerasan fisik dalam pacaran dan 83 responden

(71,6%) tidak pernah mengalami kekerasan fisik dalam pacaran.

Dari penelitian tersebut mayoritas responden tidak mendapatkan

kekerasan fisik. Hal ini berarti gaya pacaran sebagian besar responden

adalah gaya pacaran yang sehat secara fisik. Terbukti dari 116

responden hanya 37 responden yang mengalami kekerasan fisik dan

bentuk kekerasannya juga merupakan kekerasan yang ringan yaitu

mencubit. Fakta tersebut sesuai dengan pendapat Srie Lestari bahwa

jika tidak ada kekerasan dalam pacaran berarti gaya pacaran tersebut

termasuk kategori sehat fisik (http://mpieos.blogsome.com).

Selain itu pada saat berpacaran responden dan pasangannya dapat

saling mengerti sifat masing-masing, buktinya meskipun kondisi yang

membuat mereka jarang bertemu tetapi hubungan pacaran itu masih

bisa terjalin. Hal ini sesuai dengan pendapat Pudji Susilowati bahwa

kekerasan pada masa pacaran tidak akan terjadi jika pasangan yang

sedang berpacaran saling mengerti sifat masing-masing dan dapat

mengatakan tidak untuk kekerasan (http://e-psikologi.com). Meskipun

cowok secara fisik lebih kuat, bukan berarti boleh melakukan


kekerasan. Apapun alasannya sebenarnya tidak dibenarkan kekerasan

fisik itu sampai terjadi (http://www.kompas.com).

4.2.2 Kekerasan Seksual

Berdasarkan penelitian di dapatkan hasil 59 responden (50,9%)

pernah mengalami kekerasan seksual dalam pacaran dan 57 responden

(49,1%) tidak pernah mengalami kekerasan seksual dalam pacaran.

Saat pacaran remaja putri menjadi pihak yang rentan mengalami

kekerasan seksual dari pasangannya (dating violence). Sebuah survei

menunjukkan satu dari lima remaja putri Indonesia pernah mengalami

kekerasan dalam pacaran. Angka tersebut diperoleh berdasarkan hasil

survei sebuah lembaga yang rencananya dilakukan pada 3000

responden remaja, dan telah menjaring 957 responden remaja putri.

Mereka mengaku telah mengalami kekerasan yang menjurus pada

kekerasan seksual saat pacaran (http://khilafah-centre.com).

Berdasarkan hasil penelitian antara yang pernah mendapatkan

dan yang tidak pernah mendapatkan kekerasan seksual dalam pacaran

mempunyai prosentase yang hampir berimbang. Di dalam asrama

terdapat peraturan asrama yang memperbolehkan keluarga, teman atau

pacar untuk berkunjung dan mengajak pergi keluar asrama meskipun

ada batas waktu. Kondisi perkuliahan yang padat membuat mereka

jarang bertemu. Dengan adanya kesempatan bertemu dan pergi

bersama, kesempatan itu digunakan untuk pergi ke suatu tempat yang

tidak dapat dipantau dan hal tersebut memungkinkan terjadinya


aktifitas seksual. Karena remaja sedang mengalami kematangan

seksual, punya rasa ingin tahu yang besar dan kurangnya iman maka

akhirnya dalam kesempatan yang hanya sedikit itu memunculkan

terjadinya kekerasan seksual. Setelah mendapatkan kekerasan seksual

mereka menyembunyikan, tidak menceritakan kepada teman atau

orang tua mereka karena mereka merasa malu. Hal ini sesuai dengan

pendapat Heni Sulistyorini bahwa pada beberapa penelitian

menyebutkan bahwa aktifitas pacaran pelajar dan mahasiswa sekarang

ini cenderung pada tingkat yang lebih jauh. Alasannya karena cinta,

sayang dan alasan – alasan lainnya. Atas dasar alasan – alasan tersebut

pula apabila terjadi kekerasan dalam pacaran korban tidak

mempermasalahkannya. Selain itu kekerasan seksual akan terjadi bila

ada kesempatan. Kesempatan ada karena diciptakan, oleh karena itu

jika kesempatan diciptakan akan memungkinkan terjadi kekerasan

seksual (http://mpieos.blogsome.com).

Oleh karena itu, sebesar apapun cinta yang dirasakan pada pacar

yang telah melakukan kekerasan, kita tidak dapat membiarkan hal ini

terjadi. Karena dengan mendiamkan kekerasan yang terjadi sama

artinya membiarkan kekerasan itu terjadi.

Selain itu pada saat di asrama orang tua kurang bisa memantau

gaya pacaran responden padahal orang tua juga punya pengaruh dalam

mencegah kekerasan dalam pacaran. Selain itu responden kurang

punya banyak waktu untuk menyimak acara televisi maupun media


yang lainnya, sehingga kurang memperoleh informasi mengenai

kekerasan dalam pacaran. Menurut Pudji Susilowati sedikit sekali

orang tua dan remaja yang mengetahui bagaimana pacaran yang sehat

agar tidak mengalami kekerasan pada masa pacaran. Kurangnya

informasi dan pengetahuan mengenai hal ini menyebabkan begitu

banyak remaja putri yang mengalami kekerasan dari pacarnya (http://e-

psikologi.com).

4.2.3 Kekerasan Emosional

Berdasarkan penelitian di dapatkan hasil 100 responden (86,2%)

pernah mengalami kekerasan emosional dalam pacaran dan

16 responden (13,8%) tidak pernah mengalami kekerasan emosional

dalam pacaran.

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden

mendapatkan kekerasan emosional dalam pacaran. Dan kekerasan

emosional yang paling banyak terjadi sebanyak 71 responden

mendapat kekerasan berupa cemburu berlebihan. Hal tersebut

disebabkan karena mereka menganggap bentuk – bentuk kekerasan

emosional merupakan tanda sayang dan keromantisan dari pacar, jadi

mereka tidak menyadari bahwa mereka telah mendapatkan kekerasan

emosional. Meskipun timbul rasa tersinggung dan tertekan pada

akhirnya mereka hanya mendiamkan saja hal itu terjadi. Terbukti

sampai saat ini belum ada yang pernah melaporkan kekerasan yang
pernah dialaminya padahal jumlah yang mengalami kekerasan

emosional relatif besar yaitu 86,2%.

Yang harus mendapat perhatian bahwa dampak kekerasan

emosional, walau tidak terlihat jelas sebenarnya sama menyakitkan

(bahkan mungkin lebih parah) dibandingkan dengan kekerasan fisik.

Kejadian tersebut sesuai dengan pendapat psikolog Pamela

Brewer MSW PhD tahun 2007 mengatakan, kekerasan emosional

adalah keadaan emosi yang sengaja dibuat oleh seseorang untuk

mengendalikan pasangannya (http://www.balipost.com). Bentuk

kekerasan ini banyak terjadi, namun tidak kelihatan dan jarang di

sadari termasuk oleh korbannya sendiri (http://www.nurularifin.com).

Sedangkan menurut The alabama Coalition Domestic Violence

(Organisasi KDP di Amerika) tahun 2007 mengutarakan ada beberapa

kepercayaan yang membuat KDP terjadi salah satunya dari pihak

perempuan, mereka yakin kecemburuan pacar adalah tanda

keromantisan dan perempuan yang bertanggungjawab menyelesaikan

masalah dalam pacaran. Menganggap pasangan sebagai barang yang

bebas diapakan saja, tindakan itu akhirnya termanifestasi dalam KDP

(http://www.balipost.com).

4.2.4 Kekerasan Ekonomi

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil 26 responden (22,4%)

pernah mengalami kekerasan ekonomi dalam pacaran dan 90

responden (77,6%) tidak pernah mengalami kekerasan ekonomi dalam


pacaran. Berdasarkan penelitian sebagian besar responden tidak

mengalami kekerasan ekonomi. Responden dalam penelitian ini belum

mendapatkan penghasilan melainkan masih mendapatkan nafkah dari

orang tua. Nafkah yang diberikan tidak berlebihan, jangankan untuk

diberikan kepada laki – laki digunakan untuk membiayai kuliah saja

kadang – kadang belum mencukupi. Terbukti bahwa seringkali ada

yang telat membayar asrama dan iuran – iuran yang lain. Lagipula

berdasarkan fakta yang ada sikap materialistis sering dilakukan oleh

wanita, bukannya laki – laki.

Hal ini sesuai dengan pendapat Rina Wijayanti bahwa kekerasan

ekonomi salah satunya terjadi karena adanya sikap materialistis dari

pacar. Materialistis adalah sebuah sikap dan sifat turunan dari

kapitalisme. Dalam kehidupan sehari – hari sikap materialistis ini

sering melekat pada kaum perempuan. Seakan – akan perempuan

identik dengan materialistis dan penggila harta. Tetapi ternyata bukan

perempuan saja yang bersikap materialistis, laki – laki juga ada yang

materialistis. Hanya saja citra laki – laki materialistis kalah tenar di

banding dengan perempuan. Sikap materialistis ini terbentuk karena

orang tua dan lingkungan (http://www.bluefame.com).


4.2.5 Keterbatasan

Dari penelitian yang telah dilakukan terdapat banyak

keterbatasan diantaranya :

1. Pertanyaan dalam angket tidak menanyakan pada saat pacaran

yang ke berapa kekerasan dalam pacaran tersebut terjadi.

2. Angket yang di gunakan tidak menanyakan frekuensi terjadinya

kekerasan dalam pacaran sehingga tidak dapat diketahui frekuensi

responden dalam menolak dan menerima terjadinya kekerasan

dalam pacaran tersebut.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan sebagai akhir pembahasan dari penelitian ini,

peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa gambaran kekerasan dalam

pacaran pada remaja usia 17 – 21 tahun di Program Studi Kebidanan Kediri

adalah sebagai berikut :

1. Kekerasan fisik dalam pacaran sebanyak 28,4 %.

2. Kekerasan seksual dalam pacaran sebanyak 50,9 %.

3. Kekerasan emosional dalam pacaran sebanyak 86,2 %.

4. Kekerasan ekonomi dalam pacaran sebanyak 22,4 %.

5.2 Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

gambaran kekerasan dalam pacaran pada remaja usia 17 – 21 tahun di

Program Studi Kebidanan Kediri, maka penulis penyarankan :

5.2.1 Bagi mahasiswa

Mahasiswa yang pernah mendapatkan kekerasan dalam pacaran

sebaiknya membicarakan dengan terbuka permasalahan yang

dialaminya kepada teman, mungkin ibu asrama atau pembimbing

akademik sehingga didapatkan cara pemecahannya. Karena jika


kekerasan dalam pacaran tersebut tidak segera ditanggulangi suatu

saat pasti akan terulang lagi dan dampaknya lebih berat. Sedangkan

mahasiswa yang tidak pernah mendapatkan kekerasan dalam pacaran

sebaiknya mewaspadai segala bentuk kekerasan dalam pacaran dan

mengetahui langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah

terjadinya kekerasan dalam pacaran dengan cara bertanya kepada

teman, banyak membaca dan menyimak tayangan TV untuk

memperoleh informasi mengenai kekerasan dalam pacaran tersebut.

5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan institusi

pendidikan berusaha membantu menyelesaikan permasalahan para

mahasiswa yang telah mengalami kekerasan dalam pacaran. Hal itu

bisa dilakukan melalui ibu asrama atau pembimbing akademik dengan

cara membahas lebih jauh kekerasan dalam pacaran yang telah

dialami oleh mahasiswa kemudian dicari pemecahannya agar

kekerasan dalam pacaran tersebut tidak terus berulang.


DAFTAR PUSTAKA

Amd. (2007). Ortu Miliki Peran Agar Perempuan Terhindar Dari Kekerasan.
http://www.d-infokom-jatim.go.id/news.php?id=12497 diakses tanggal 22
April 2008.

Arieka. (2002). Dating Violence (KDP).


http://ariekaonly.multiply.com/journal/item/9/ love-shouldnt-hurt diakses
tanggal 07 Maret 2008.

Ddn/rds. (2006). Jomblo Vs Pacaran. http://halamansatu.net diakses 22 April


2008.

Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Forum Dudung. (2006). Buah Berpacaran. http://forum.dudung.net/index.php


diakses tanggal 05 April 2008.

Heni Sulistyorini. (2006). Kekerasan Dalam Pacaran Waspada Saat Jatuh Hati.
http://immunnes.blogspot.com/2006/10html diakses tanggal 07 Maret 2008.

Heri Susanto. (2006). Kekerasan Dalam Pacaran. http://www.cumacewe.com


diakses tanggal 07 Maret 2008.

Hurlock, Elizabeth B. Alih bahasa Isti Widayanti dan Sudjarwo. (1999). Psikologi
Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Husaini Usman. (2006). Pengantar Statistika. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Ihsan. (2008). Satu Dari Lima Remaja Putri Alami Kekerasan Seksual.
http://khilafah-centre.com diakses tanggal 19 Juli 2008.

Kaum Kristiani. (2007). Tanda – tanda Abusive Relationship.


http://jawaban.com/news/relationship/index.php diakses tanggal 19 Juli
2008.

Nuke. (2002). Kekerasan Dalam Pacaran. http://indomcusa.com/php-


nuke/modules.php diakses tanggal 07 Maret 2008.

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Nurul Arifin. (2003). Kekerasan Dalam Pacaran. http://www.nurularifin.com


diakses tanggal 19 Juli 2008.

PKBI Jatim. (2007). Kekerasan Dalam Pacaran. http://kiat sehat.com/indeks.php


diakses tanggal 07 Maret 2008.
Pudji Susilowati. (2008). Kekerasan Terhadap Perempuan pada Masa Pacaran.
http://www.e-psikologi.com/epsi/individual. diakses tanggal 12 Agustus
2008.

Pratiwi. (2004). Pendidikan Seks Untuk Remaja. Yogyakarta : Tugu Publisher.

Rina wijayanti. (1997). Cewek Materai Or Matre.


http://www.bluefame.com/index.php diakses tanggal 20 Juli 2008.

Setiawan. (2005). Kekerasan Dalam Pacaran. http://konsekstasi.com/tips/kdp.htm


diakses tanggal 07 Maret 2008.

Soekidjo Notoatmodjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.

Soetjiningsih. (2004). Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta :


CV Sagung Seto.

Sofyan S. Willis. (2005). Remaja dan Masalahnya Mengupas Berbagai bentuk


Kenakalan Remaja seperti Narkoba, Freesex dan Pemecahannya. Bandung :
CV Alfabeta.

Soka Handinah Kacasungkana. (2005). Memutus Rantai Kekerasan Terhadap


Perempuan. Surabaya : Lutfansah.

Srie Lestari. (2007). Pacaran Sehat….Apa Yah?!?. http://mpios.blogsome


.com/2007/02/22 diakses tanggal 05 April 2008.

Sugiyono. (2005). Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi


Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.

Tim Redaksi Bali Post. (2007). Pacaran pun Bisa Diwarnai Kekerasan.
http://www.balipost.com/balipostcetak/2007/6/10/kel2.html diakses tanggal
05 April 2008.

Tim Redaksi Kompas. (2008). Pacaran Enggak ya ?http://www.kompas.com.


diakses tanggal 12 Agustus 2008.

Titiana Adinda. (2007). Kekerasan Dalam Pacaran. http://titiana-


adinda.blogspot.com/ diakses tanggal 07 Maret 2008.

Ujang Hermawan. (2002). Gaya Pacaran Ala Remaja Kota Banda Aceh.
http://situskespro.info/krr/jun/2002/krr04.htm diakses tanggal 05 April 2008.

Yoan Ning. (2006). Dunia Menolak Kekerasan Terhadap Perempuan.


http://www.rahima.or.id/sr/20-06/fokus.htm diakses tanggal 07 Maret 2008.
Yusuf Syamsu. (2004). Psikologi Anak dan Remaja. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.

Zulfah. (2004). Kekerasan Dalam Pacaran: Sebuah Fenomena Yang Terjadi


Pada Remaja. http://situs.kespro.info/gendervaw/des/2004 diakses tanggal
07 Maret 2008.

Zulkifli L. (2003). Psikologi Perkembangan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.


Lampiran 2

INFORMASI PENELITIAN

Dengan ini saya,

Nama : Sufis Rahmawati

NIM : 0502200034

Institusi : Politeknik Kesehatan Malang

Jurusan Kebidanan

Program Studi Kebidanan Kediri

Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Kekerasan Dalam

Pacaran Pada Remaja Usia 17 – 21 Tahun di Program Studi Kebidanan Kediri”.

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran kekerasan

dalam pacaran pada remaja usia 17 – 21 tahun di Program Studi Kebidanan

Kediri.

Untuk keperluan diatas, kami mohon kesediaan responden untuk mengisi

angket yang telah kami sediakan.

Demikian informasi penelitian ini kami buat, atas partisipasi responden kami

ucapkan terima kasih.

Kediri, 2008
Peneliti

SUFIS RAHMAWATI
0502200034
Lampiran 3

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut

berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa

Politeknik Kesehatan Malang Jurusan Kebidanan Program Studi Kebidanan

Kediri atas nama Sufis Rahmawati dengan judul “Gambaran Kekerasan Dalam

Pacaran Pada Remaja Usia 17 – 21 Tahun di Program Studi Kebidanan Kediri”.

Saya mengetahui bahwa peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas saya

dan menggunakan data yang diperoleh dari saya hanya untuk kepentingan

penelitian semata.

Demikian persetujuan penelitian ini saya sampaikan secara sukarela dan

tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun.

Kediri, 2008
Responden

_________________
Lampiran 4

KISI – KISI ANGKET

GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN


PADA REMAJA USIA 17 – 21 TAHUN
DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KEDIRI

Variabel Sub variabel Jumlah No Soal Bentuk soal


soal
Gambaran kekerasan Bentuk kekerasan 5 1 Pernyataan
dalam pacaran yang fisik 2 Positif
dialami remaja usia 3
17 – 21 tahun 4
5
Bentuk kekerasan 6 6 Pernyataan
seksual 7 Positif
8
9
10
11
Bentuk kekerasan 8 12 Pernyataan
emosional 13 Positif
14
15
16
17
18
19
Bentuk kekerasan 6 20 Pernyataan
ekonomi 21 Positif
22
23
24
25
Lampiran 5

ANGKET

KODE RESPONDEN

GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN


PADA REMAJA USIA 17 – 21 TAHUN
DI PROGRAM STUDI KEBIDANAN
KEDIRI

Petunjuk soal :
1. Bacalah daftar pilihan jawaban anda dengan teliti.
2. Isilah pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda check (√) pada
jawaban yang anda pilih.

No Pernyataan Ya Tidak
1. Tanpa sebab yang saya ketahui, pacar memukul saya.

2. Tanpa sebab yang saya ketahui, pacar mendorong tubuh saya.

3. Tanpa sebab yang saya ketahui, pacar mencubit saya.

4. Tanpa sebab yang saya ketahui, pacar menjambak rambut saya.

5. Tanpa sebab yang saya ketahui, pacar menampar wajah saya.

6. Pacar pernah melakukan ciuman bibir tanpa persetujuan saya.

7. Pacar pernah ingin melakukan hubungan seksual tanpa

persetujuan saya.

8. Pacar mengajak ciuman di daerah leher padahal saya tidak

menghendakinya.

9. Saya marah karena pacar pernah berusaha meraba-raba bagian

tubuh seperti paha, pantat dll.


No Pernyataan Ya Tidak
10. Pacar menyentuh payudara tanpa persetujuan saya.

11. Saya merasa tersinggung karena pacar pernah mengucapkan

kata-kata yang melecehkan saya.

12. Saya merasa sakit hati karena pacar mencemburui saya tanpa

alasan yang jelas.

13. Pacar melarang saya berdandan yang berlebihan, padahal

menurut saya dandanan saya dalam batas wajar.

14. Saya merasa tersinggung karena pacar membatasi pergaulan

saya dengan lawan jenis kecuali ada hubungan saudara.

15. Tanpa memikirkan perasaan saya, pacar mengharuskan saya

untuk selalu menuruti kata-katanya.

16 Saya merasa tersinggung karena pacar pernah menjadikan saya

bahan tertawaan di depan banyak orang atas suatu kelemahan

saya.

17. Saya merasa jengkel karena pacar sering membatasi aktivitas

saya yang kurang disukainya.

18. Bila saya ramah dengan lawan jenis kecuali ada hubungan

saudara, pacar kurang berkenan.

19. Pacar kurang berkenan bila saya berteman dengan lawan jenis,

padahal pacar sudah mengetahui bahwa kami hanya sebatas

teman biasa.
No Pernyataan Ya Tidak
20. Saya tidak menyukai sikap pacar yang sering meminjam uang

kepada saya tanpa pernah dikembalikan.

21. Dengan berat hati saya pernah membelikan tiket untuk

menonton film atas permintaan pacar.

22. Tanpa suatu kerelaan saya pernah membelikan pulsa untuk

pacar.

23. Saya pernah memberikan uang untuk membeli bensin bukan

atas keinginan saya sendiri.

24. Dengan berat hati saya pernah membayari makan di restoran

atas permintaan pacar.

25. Tanpa suatu kerelaan saya pernah memberikan uang kepada

pacar untuk membeli rokok.


Lampiran 9

Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah

No Kegiatan Tanggal
1 Informasi Penyusunan KTI Januari – Pebruari 2008

2 Pengajuan Judul Penyusunan 3 Maret – 6 Maret 2008

3 Penyusunan Proposal 31 Maret – 17 April 2008

4 Pengumpulan Proposal 18 April 2008

5 Ujian Proposal 24 April 2008

6 Revisi Proposal 28 April – 2 Mei 2008

7 Pengambilan Data 14 - 16 Juli 2008

8 Penyusunan Hasil 17 Juli – 01 Aguatus 2008

9 Pengumpulan KTI 4 Agustus 2008

10 Ujian Sidang 11 Agustus 2008

11 Revisi Hasil 12 – 13 Agustus 2008


LEMBAR KONSULTASI

Nama : SUFIS RAHMAWATI NIM : 0502200034


Judul KTI : GAMBARAN KEKERASAN DALAM PACARAN PADA
REMAJA USIA 17 – 21 TAHUN DI PROGRAM STUDI
KEBIDANAN KEDIRI
Pembimbing I : DWI ESTUNING RAHAYU, S.Pd, S.Kep. Ners
Pembimbing II : INDAH RAHMANINGTYAS, S.Kp. M. Kes

No Tanggal / Jam Rekomendasi Tanda Tangan


BERITA ACARA PERBAIKAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Sufis Rahmawati


Nim : 0502200034
Judul KTI : Gambaran Kekerasan Dalam Pacaran Pada Remaja Usia
17 – 21 Tahun Di Program Studi Kebidanan Kediri
Pembimbing I : Dwi Estuning Rahayu, S.Pd, S.Kep.Ners
Pembimbing II : Indah Rahmaningtyas, S.Kp, M.Kes
Tanggal Ujian : 11 Agustus 2008

No Nama Dosen Penguji Usulan Perbaikan Keterangan Tanda tangan

Anda mungkin juga menyukai