Anda di halaman 1dari 95

HUBUNGAN ANTARA INTENSISTAS MENGGUNAKAN

SOSIAL MEDIA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA


ANGGOTA BIDDOKKES POLDA METRO JAYA

SKRIPSI

OLEH:
Abdullah Saefulbar
204201446071

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
HUBUNGAN ANTARA INTENSISTAS MENGGUNAKAN
SOSIAL MEDIA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA
ANGGOTA BIDDOKKES POLDA METRO JAYA

SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
Jakarta

OLEH:
Abdullah Saefulbar
204201446071

UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021

ii
PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media


Dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya..

Nama Mahasiswa : Abdullah Saefulbar

NPM : 204201446071

Menyetujui

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Ns. Dayan Hisni, MNS Ns.Nurfajariyah, M.Kep


SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA INTENSISTAS MENGGUNAKAN


SOSIAL MEDIA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA
ANGGOTA BIDDOKKES POLDA METRO JAYA

OLEH:
Abdullah Saefulbar
204201446071

Telah dipertahankan di hadapan Penguji Skripsi Program Studi llmu


Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
Pada tanggal 9 Februari 2022

Pembimbing 1, Pembimbing 2,

Ns. Dayan Hisni, MNS Ns.Nurfajariyah, M.Kep

Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kese hatan

Dr. Retno Widowati, M.Si

iv
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH SIDANG

Judul Skripsi : Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media


Dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya..

Nama Mahasiswa : Abdullah Saefulbar

NPM : 204201446071

Menyetujui

Penguji 1 : Dr. Retno Widowati, M.Si :

Penguji 2 : Ns. Dayan Hisni, MNS :

Penguji 3 : Ns.Nurfajariyah, M.Kep :


PERNYATAAN

Yang bertanda tangan Dibawah ini saya :

Nama : Abdullah Saefulbar


NPM : 204201446071
Judul Penelitian : Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media
Dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya.

Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi lain.
Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka .

Jakarta, 9 Februari 2021

Abdullah Saefulbar

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat, hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan
Emosi Pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya”.

Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya Ridho Illahi, dukugan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini dengan rendah hati dan rasa hotmat yang besar penulis
mengucapkan “Alhamdulillahi rabbil 'alamin” beserta terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr. Retno Widowati, M.Si.
2. Ns. Dayan Hisni, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Nasional dan Pembimbing 1 yang telah memberikan
bantuan dan pengarahan dalam pembuatan skripsi saya.
3. Ns.Nurfajariyah, M.Kep selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan
dukungan penuh dalam pembuatan skripsi saya.
4. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Kesehatan
Universitas Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran
di kampus.
5. Kepala Biddokes Polda Metro Jaya yang telah memberikan kesempatan untuk
saya dalam melakukan penelitian.
6. Orang Tua saya yang selalu mensupport dan memberikan do’a serta dukungan
selama proses pembuatan skripsi ini.
7. Teman-teman Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang memberikan semangat
dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
8. Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.

vii
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu khususnya ilmu epidemiologi. Aamiin.

Jakarta, 9 Februari 2022

Abdullah Saefulbar

viii
ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA INTENSISTAS MENGGUNAKAN


SOSIAL MEDIA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA
ANGGOTA BIDDOKKES POLDA METRO JAYA

Abdullah Saefulbar, Ns. Dayan Hisni, MNS, Ns.Nurfajariyah, M.Kep

Latar Belakang : Penggunaan sosial media sudah mendarah daging di masyarakat


dalam berkomunikasi antara satu dengan lainnya tanpa mengenal jarak dan waktu.
Penggunaan sosial media sosial menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan
sehari-hari bagi masyarakat. Menurut (Nasrullah, 2018) Sosial media adalah medium
di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun
berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk
ikatan sosial secara virtual. Salah satu efek yang terjadi apabila terlalu banyak
menggunakan intensitas sosial media adalah emosi. Emosi adalah kemampuan
individu dalam merespon emosi dengan tepat sesuai dengan situasi dan kondisi
tertentu (Goleman, 2018).
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Antara Intensitas
Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya.
Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasional
dengan pendekatan Cross Sectional (potong silang). Sampel penelitian ini berjumlah
54 anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan menggunakan rumus slovin.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik
Simple Random Sampling. Data dianalisis dengan menggunakan uji chi square untuk
mengetahui hubungan antar variabel.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara usia
dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam
menggunakan sosial media hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,916. Tidak
terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media dengan hasil uji chi
squere diperoleh nilai P Value 0,861. terdapat hubungan antara intensitas
menggunakan sosial media dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media dengan hasil uji chi squere
diperoleh nilai P Value 0,016.
Kesimpulan : Dari hasil penelitian terdapat hubungan antara intensitas menggunakan
sosial media dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya.
Keyword : Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi
Kepustakaan : 20 Kepustakaan (2016-2022)

ix
ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN INTENSITY USING SOCIAL MEDIA AND


EMOTIONAL STABILITY IN MEMBERS OF BIDDOKKES
POLDA METRO JAYA

Abdullah Saefulbar, Ns. Dayan Hisni, MNS, Ns. Nurfajariyah, M. Kep

Background: The use of social media is ingrained in society in communicating with


one another regardless of distance and time. The use of social media is an integral part
of people's daily lives. According to (Nasrullah, 2018) Social media is a medium on
the internet that allows users to represent themselves and interact, work together, share,
communicate with other users to form virtual social bonds. One of the effects that
occur when using too much intensity of social media is emotion. Emotion is an
individual's ability to respond appropriately to emotions in accordance with certain
situations and conditions (Goleman, 2018).
Objective: This study aims to determine the relationship between the intensity of using
social media with emotional stability in members of the Biddokes Polda Metro Jaya.
Methodology: This study uses a descriptive correlational research design with a Cross
Sectional approach. The sample of this study amounted to 54 members of the Biddokes
Polda Metro Jaya using the slovin formula. Sampling in this study was carried out
using the Simple Random Sampling technique. Data were analyzed using chi square
test to determine the relationship between variables.
Research Results: The results showed that there was no relationship between age and
emotional stability for members of the Biddokes Polda Metro Jaya in using social
media. The results of the chi square test obtained a P Value of 0.916. There is no
relationship between gender and emotional stability in Biddokes Polda Metro Jaya
members in using social media with the results of the chi squere test obtaining a P
Value of 0.861. there is a relationship between the intensity of using social media with
the emotional stability of Biddokes Polda Metro Jaya members in using social media
with the chi squere test results obtained a P Value of 0.016.
Conclusion: From the results of the study, there is a relationship between the intensity
of using social media with emotional stability in Biddokes Polda Metro Jaya members.
Keyword : Intensity of Using Social Media With Emotional Stability
Literature : 20 Literature (2016-2022)

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN JUDUL............................................................................................... ii
PERSETUJUAN .................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH SIDANG ..................................................v
PERNYATAAN..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
ABSTRACT .............................................................................................................x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................xv
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................
1.1.Latar Belakang…. ................................................................................... 3
1.2.Perumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum.............................................................................. 3
1.3.2. Tujuan Khusus ............................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian……. ....................................................................... 3
1.4.1. Bagi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya ................................. 3
1.4.2. Bagi Institusi Universitas Nasional……………………………. 3
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya……………………………………… 4
BAB II TINJAUAN TEORI ....................................................................................5
2.1 Intensitas Menggunakan Sosial Media ……………......... ................... 5
2.1.1 Pengertian Intensitas Menggunakan Sosial Media ..................... 5
2.1.2 Karakteristik Intensitas Menggunakan Sosial Media ................. 5
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas
Menggunakan Sosial Media ........................................................ 7
2.1.4. Aspek-Aspek Intensitas Penggunaan Sosial Media…………… 9

xi
2.2. Kestabilan Emosi. ................................................................................ 10
2.2.1. Pengertian Kestabilan Emosi .................................................... 10
2.2.2. Karakteristik Individu yang Memiliki Emosi Stabil
dan Tidak Stabil ........................................................................ 11
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi ............ 11
2.2.4. Aspek –Aspek Stabilitas Emosi……………………………….11
2.3. Usia…………………………………………………………………..14
2.3.1. Pengertian Usia ......................................................................... 14
2.3.2. Klasifikasi Usia ......................................................................... 14
2.4. Jenis Kelamin ................................................................................... 15
2.5. Anggota Biddokkes ............................................................................. 16
2.5.1. Pengertian Anggota Biddokkes................................................. 16
2.5.2. Tugas Anggota Biddokkes ........................................................ 16
2.6 Kerangka Teori ................................................................................... 17
2.7. Kerangka Konsep ................................................................................. 17
2.8. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 19
3.1. Desain Penelitian. ............................................................................. 19
3.2. Populasi dan Sampel ......................................................................... 19
3.3. Lokasi Penelitian............................................................................... 22
3.4. Waktu Penelitian. .............................................................................. 22
3.5. Variabel Penelitian............................................................................ 22
3.6. Definisi Operasional ......................................................................... 22
3.7. Instrumen Penelitian ......................................................................... 24
3.8. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 25
3.9. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 26
3.10.Analisa Data..................................................................................... 27
3.11.Etika Penelitian ................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................30
4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................................30
4.2. Analisa Univariat.................................................................................................31
4.2. Analisa Bivariat ...................................................................................................31

xii
BAB V Kesimpulan Dan Saran ......................................................................................30
5.1. Kesimpulan ..........................................................................................................30
5.2. Saran ....................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................53

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional................................................................................ 18
Tabel 4.1 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Variabel dependent dan Independent 25
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya …………………………………………………………………….. 26
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Usia Anggota Biddokes Polda Metro Jaya………. 26
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya……………………………………………………………………… 27
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Intensitas Menggunakan Sosial Media mAnggota
Biddokes Polda Metro Jaya…………………………………………….. 27
Tabel 4.6 Hubungan Antara Usia Dengan Kestabilan Emosi Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya……………………………………………………….. 28
Tabel 4.7 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya…………………………………………….. 29
Tabel 4.8 Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya……………….. 29

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Kerangka Teori ............ .................................................................................. 13


2.2. Kerangka Konsep.......... .................................................................................. 14

xv
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization


NIOSH : National Institute for Occupotional Safety and Health
DVI : Disaster Victim Investigation
KEMENKES : Kementerian Kesehatan
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

xvi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing 1


Lampiran 2 : Lembar Konsultasi Skripsi Pembimbing 2
Lampiran 3 : Surat Izin Penelitian dan Pengambilan Data dari Universitas
Lampiran 4 : Surat Keterangan Rekomendasi dari Bagian Disaster Victim Investigation
Polda Metro Jaya.
Lampiran 5 : Surat Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 6 : Surat Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 : Kuesioner
Lampiran 8 : Hasil Output SPSS
Lampiran 9 : Hasil Output Cek Plagiarisme
Lampiran 10 : Biodata Penulis

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penggunaan sosial media sudah mendarah daging di masyarakat dalam


berkomunikasi antara satu dengan lainnya tanpa mengenal jarak dan waktu.
Penggunaan sosial media sosial menjadi bagian yang menyatu dalam kehidupan
sehari-hari bagi masyarakat. Menurut (Nasrullah, 2018) Sosial media adalah medium
di internet yang memungkinkan pengguna merepresentasikan dirinya maupun
berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain membentuk
ikatan sosial secara virtual. Banyaknya intensitas penggunaan sosial media
dimasyarakat seperti e-mail, twitter, facebook, line, whatsapp, dan instagram sangat
membantu dan dapat menjalin relasi, berbagi video, foto, dan bahkan bertukar pikiran
bersama para pengguna sosial media lainnya baik itu keluarga maupun teman lama
atau baru.

Intensitas pengguna sosial media di seluruh dunia berada pada angka 3,8 miliar
pada bulan Januari 2020 dan angka penggunaannya akan terus meningkat seiring
waktu berjalan (Home page We Are Social, 2021). Adapun intensitas pengguna sosial
media, tersebar pada seluruh platform yang ada mulai dari facebook, instagram,
twitter, youtube, pinterest, tik tok, whatsapp, dan masih banyak lagi.

Di Indonesia sendiri pengguna aktif sosial media mencapai angka 160 juta
tersebar diseluruh platform, yaitu: youtube berada di posisi pertama disusul oleh
whatsapp, facebook, instagram, twitter, line, dan lain-lain (Home page We Are Social,
2021). Adapun sebagian besar pemakaian media sosial dilakukan oleh wanita dengan
selisih sekitar 25% dari pada pria (Home page Wizcase, 2021). Pengguna media sosial
ini tersebar dari seluruh kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa, ataupun lansia.
Pengguna media sosial dari 3891 pengguna mayoritas berada pada rentang usia 19
tahun keatas yaitu mereka yang berada pada usia dewasa awal.
1
Salah satu efek yang terjadi apabila terlalu banyak menggunakan intensitas sosial
media adalah emosi. Emosi adalah kemampuan individu dalam merespon emosi
dengan tepat sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu (Goleman, 2018). Sosial media
dapat mendorong terjadinya ledakan konten emosional yang melibatkan banyak orang,
dimana apa yang orang bagikan, baik informasi maupun emosi, di dalam sosial media
dapat berlipat ganda (Chmiel dkk, 2011 & Tadic dkk, 2017). Hal ini makin
menguatkan pernyataan bahwa sosial media memungkinkan emosi untuk ditularkan
dari satu orang ke orang yang lain melalui konten emosional.

Tidak semua individu dapat mengendalikan emosinya, emosi dapat berubah


secara tiba-tiba. Lingkungan dan diri sendiri dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
emosi. Jika individu belum dapat menempatkan emosi pada semestinya, dapat
dikatakan individu tersebut masih labil emosinya, dan sebaliknya jika dapat
menempatkan emosinya pada semestinya maka dapat dikatakan emosinya stabil.
Menurut (Saputra, E., 2017) kestabilan emosi adalah emosi yang dapat direspon
dengan tepat, tidak mudah terganggu saat menghadapi suatu masalah.

Saat ini sebagian Anggota Biddokes Polda Metro Jaya sering mengekspresikan
emosinya di sosial media. Pada sebagian besar Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
hampir menggunakan seharian waktunya untuk mengakses sosial media. Intensitas
penggunaan sosial media pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan sosial
media sangatlah luas. Disaat anggota Biddokes Polda Metro Jaya mendapatkan like
atau love sedikit dan komentar yang negatif anggota Biddokes Polda Metro Jaya
cenderung terpancing emosinya karena sebagian anggota Biddokes Polda Metro Jaya
masih belum stabil dalam mejaga emosinya akibat menggunakan sosial media.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap anggota


Biddokes Polda Metro Jaya dengan metode wawancara pada bulan agustus Tahun
2020 didapatkan hasil sebanyak 59 anggota Biddokes Polda Metro Jaya (47,2 %)
mempunyai kestabilan emosi yang baik dalam menggunakan sosial media. Dan
sebanyak 66 anggota Biddokes Polda Metro Jaya (52,8 %) mempunyai kestabilan
emosi yang kurang baik dalam menggunakan sosial media.

2
Melihat keadaan seperti saat ini, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
hubungan antara intensitas menggunakan sosial media dengan kestabilan emosi pada
anggota Biddokes Polda Metro Jaya, karena peneliti sebagai anggota Biddokes Polda
Metro Jaya lebih mudah dalam perizinan dan pengambilan data penelitian ini.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarakan latar belakang yang diuraikan maka penulis ingin mengetahui


mengenai Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan
Emosi Pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui “Hubungan Antara Intensitas


Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya”.

1.3.1. Tujuan Khusus


1. Diketahuinya distibusi frekuensi usia dan jenis kelamin dengan dengan
Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya.

2. Diketahuinya hubungan antara intensitas menggunakan sosial media dengan


Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya.

1.4. Manfaat Penelitian


1.4.1. Bagi Biddokkes Polda Metro Jaya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan mengenai hubungan antara
intensitas menggunakan sosial media dengan kestabilan emosi pada anggota Biddokes
Polda Metro Jaya.

1.4.2. Bagi Institusi Universitas Nasional

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi tentang hubungan antara


intensitas menggunakan sosial media dengan kestabilan emosi pada anggota Biddokes
Polda Metro Jaya dan cara mengatasinya.

3
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan bagi penelitian
selanjutnya mengenai hubungan antara intensitas menggunakan sosial media dengan
kestabilan emosi.

4
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1. Intensitas Menggunakan Sosial Media


2.1.1. Pengertian Intensitas Menggunakan Sosial Media

Menurut (Nasrullah, 2017) intensitas menggunakan sosial media merupakan

sebuah kekuatan yang sifatnya mendukung suatu pendapat ataupun sikap dalam

mengunakan sosial media. Menurut (Rohmadi, 2016), intensitas menggunakan sosial

media ialah penggunaan waktu untuk melakukan aktivitas tertentu (durasi) dengan

jumlah ulangan tertentu dalam jangka waktu tertentu (frekuensi).

Menurut (Van Dijk, 2015), intensitas menggunakan sosial media adalah platform

media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam

beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, intensitas menggunakan sosial media

dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar

pengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.

(Young, 2016) mengartikan intensitas menggunakan sosial media sebagai

konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu

(to be shared one to one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada

kekhususan individu.

2.1.2. Karakteristik Intensitas Menggunakan Sosial Media


Intensitas Menggunakan Sosial Media memliki beberapa karakter yang tidak

dimiliki oleh beberapa jenis media lainnya. Ada batasan maupun ciri khusus yang

5
hanya dimiliki oleh media social. Berikut beberapa karakteristik dalam Intensitas

Menggunakan Sosial Media yaitu (Nasrullah, 2016):

1. Jaringan

Media sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk dalam jaringan atau

internet. Karakter media sosial adalah membentuk jaringan diantara penggunanya

sehinga kehadiran media sosial memberikan media bagi pengguna untuk terhubung

secara mekanisme teknologi.

2. Informasi

Informasi menjadi hal yang penting dari media sosial karena dalam media sosial

terdapat aktifitas memproduksi konten hingga interaksi yang berdasarkan

informasi.

3. Arsip

Bagi pengguna media sosial arsip merupakan sebuah karakter yang menjelaskan

bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapanpun dan melalui perangkat

apapun.

4. Interaksi

Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna.

Fungsinya tidak sekedar memperluas hubungan pertemanan maupun

memperbanyak pengikut di internet. Bentuk sederhana yang terjadi di media sosial

dapat berupa memberi komentar dan lain sebagaiannya.

5. Simulasi Sosial

Media sosial memiliki karakter sebagai media berlangsungnya masyarakat di

dunia virtual (maya). Ibarat sebuah Negara, media sosial juga memiliki aturan dan

6
etika bagi para penggunanya. Interaksi yang terjadi di media sosial mampu

menggambarkan realitas yang terjadi akan tetapi interaksi yang terjadi adalah

simulasi yang terkadang berbeda sama sekali.

6. Konten oleh Pengguna

Karakteristik ini menunjukan bahwa konten dalam media sosial sepenuhnya

milik dan juga berdasarkan pengguna maupun pemilik akun. Konten oleh pengguna

ini menandakan bahwa di media sosial khalayak tidak hanya memproduksi konten

mereka sendiri melainkan juga mengonsumsi konten yang diproduksi oleh

pengguna lain.

7. Penyebaran

Penyebaran adalah karakter lain dari media sosial, tidak hanya menghasilkan dan

mengonsumsi konten tetapi juga aktif menyebarkan sekaligus mengembangkan

konten oleh penggunanya.

2.1.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intensitas Menggunakan Sosial Media

Menurut (Tenia, 2017) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas

penggunaan media sosial yaitu sebagai berikut:

1. Emotional Coping
Sebagai pengalihan dari kesepian, keterasingan, kebosanan, melepaskan

stres, relaksasi, pembebasan dari rasa marah dan frustrasi. Beberapa hal tersebut

yang kemudian menjadikan media sosial sebagai pengalihan dari lama kelamaan

akan mempengaruhi intensitas dalam menggunakan media sosial.

2. Keluar dari dunia nyata

Individu dapat sejenak keluar dari dunia nyata yang tidak sesuai dengan

harapannya. Internet menawarkan berbagai fasilitas yang lebih menyenangkan. Hal


7
inilah yang kemudian menjadi faktor dalam mempengaruhi penggunaan media

sosial.

3. Lingkungan

Lingkungan yang mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial dapat

dibedakan menjadi dua yaitu lingkungan keluarga dan lingkungan sosial.

4. Memuaskan kebutuhan sosial dan komunikasi interpersonal

Melalui media sosial individu dapat berkomunikasi lebih efektif, menambah

teman, meperkuat persahabatan dan menghasilkan rasa memiliki dan pengakuan.

Sedangkan, menurut (Casdari, 2018) terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

intensitas penggunaan sosial media yaitu:

1. Faktor kebutuhan dari dalam

Faktor ini berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan psikologis manusia, salah

satunya kebutuhan afiliasi yang merupakan kebutuhan manusia untuk menjalin

hubungan yang dekat dengan manusia yang lain (relatedness).

2. Faktor motif sosial

Intensitas penggunaan media sosial juga dapat dipengaruhi oleh orang lain

atau lingkungan, salah satunya adalah sikap konformitas mahasiswa dengan teman

sebayanya.

3. Faktor emosional
Faktor emosional dapat mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial.

Sebagai contoh, mahasiswa akan mengulang aktivitas penggunaan media sosial

yang menimbulkan perasaan senang.

8
2.1.4. Aspek-Aspek Intensitas Penggunaan Sosial Media
Menurut Ajzen (dalam Frisnawati, 2018) mengemukakan bahwa aspek

intensitas penggunaan sosial media adalah sebagai berikut:

a. Perhatian
Merupakan ketertarikan seseorang terhadap aktivitas yang sesuai dengan

minatnya dan akan jauh lebih intensif daripada aktivitas yang lain yang tidak

menimbulkan minat.

b. Penghayatan

Merupakan pemahaman dan penyerapan terhadap informasi adanya usaha

seseorang untuk memahami, menikmati, menghayati, dan menyimpan sajian

informasi maupun pengalaman yang didapat sebagai pengetahuan.

c. Durasi
Merupakan kebutuhan individu dalam selang waktu tertentu untuk

melakukan perilaku yang menjadi target. Durasi adalah lamanya selang waktu atau

lamanya sesuatu yang berlangsung. Ketika menggunakan media sosial kadangkala

seseorang menjadi lupa waktu karena terlalu fokus menikmati. Dengan kategori

durasi penggunaan media sosial dikatakan tinggi apabila lebih dari 4 jam per hari

dan masuk dalam kategori rendah jika pengulangan penggunaanya hanya 1-4 jam

per hari.

d. Frekuensi
Merupakan banyaknya seseorang dalam melakukan pengulangan perilaku

sengaja maupun tidak sengaja. Seseorang yang sudah menikmati menggunakan

media sosial seringkali tidak menyadari bahwa penggunaannya sudah dilakukan

9
berulangkali dalam setiap harinya untuk berinteraksi sosial dengan teman-teman

media sosialnya. Kategori frekuensi penggunaan media sosial dikatakan tinggi

apabila lebih dari 4 kali per hari dan masuk dalam kategori rendah jika pengulangan

penggunaanya hanya 1-4 kali per hari.

2.2. Kestabilan Emosi


2.2.1 Pengertian Kestabilan Emosi

Pengertian Kestabilan Emosi Kestabilan emosi adalah keadaan yang tidak

berubah-ubah dari suatu emosi atau perubahan suasana hati ke suasana hati lain seperti

dalam periode sebelumnya (Hurlock, 2017). Menurut (Rakhmat, 2018) mengatakan

bahwa kestabilan emosi dapat diartikan sebagai keseimbangan emosi yaitu dominasi

emosi yang tidak menyenangkan, dapat dilawan sampai pada batas tertentu dengan

emosi yang menyenangkan dan sebaliknya.

Menutut (Aleem, 2018) menjelaskan bahwa kestabilan emosi adalah suatu

kondisi seorang individu yang dapat mengontrol diri atas luapan ekspresi emosi agar

emosi yang ditampilkan tepat, sehingga dapat menyikapi stimulus yang berupa

tekanan maupun bukan dengan baik.

Menurut (Chaplin, 2018) mengatakan bahwa kestabilan emosi (emotional

stability) adalah keadaan dimana seseorang terbebas dari sejumlah besar variasi atau

perselangselingan dalam suasana hati dan sifat karakteristik orang yang memiliki

control emosi yang baik.

Menurut (Marliani, 2018) menyatakan bahwa kestabilan emosi adalah suatu

keadaan yang dipengaruhi oleh rasa aman, rasa percaya diri (trust), kontrol (control)

dan harga diri (self esteem).

10
Menurut (Widianti, 2018) mengungkapkan bahwa kestabilan emosi adalah

kondisi yang benar-benar kokoh dan memiliki keseimbangan yang baik serta mampu

menghadapi segala sesuatu dengan kondisi emosi yang tetap (sama), tidak terganggu

dan tidak mudah berbalik. Sejalan dengan pernyataan tersebut.

Menurut (Irma dalam Jannatunnaim, 2018) menjelaskan bahwa kestabilan emosi

adalah keadaan emosi yang tetap, tidak mengalami perubahan dan tidak cepat

terganggu meskipun dalam sedang menghadapi masalah.

Seseorang yang mempunyai kestabilan emosi yang bagus mampu

mengekspresikan emosi dengan tepat dan tidak berlebihan, sehingga emosi yang

sedang dialaminya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Dengan demikian, seseorang

yang emosinya stabil dapat mengarahkan diri untuk memusatkan perhatian pada

aktivitas yang dijalani dan dapat menggunakan pikiran yang lebih positif untuk tidak

mudah konform pada hal-hal yang negatif bagi dirinya.

Berdasarkan penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa kestabilan emosi

adalah keseimbangan emosi seseorang antara emosi yang menyenangkan dan tidak

menyenangkan serta bisa mengontrol diri atas luapan ekspresi emosi agar emosi yang

ditampilkan tepat, sehingga dapat menyikapi stimulus dengan baik.

2.2.2. Karakteristik Individu yang Memiliki Emosi Stabil dan Tidak Stabil

Menurut (Aleem, 2018) karakteristik kestabilan emosi meliputi mampu

merespon perubahan situasi dengan baik, mampu menunda respon, terutama respon

negatif, bebas dari rasa takut yang tidak beralasan dan mau mengakui kesalahan tanpa

merasa malu.

11
Menurut (King, 2018) mengemukakan adanya perbedaan karakteristik psikologi

antara individu yang mempunyai emosistabil dengan individu yang memiliki emosi

tidak stabil. Individu yang mempunyai emosi stabil adalah individu yang mempunyai

ciri-ciri kreatifitas, produktif; tidak mudah cemas, tegang serta frustasi, mandiri,

semangat tinggi, dan efisien. Sebaliknya, individu yang menunjukkan sifat- sifat antara

lain: tidak produktif, mudah cemas, tegang, frustasi serta kurang hati-hati, tergantung,

kurang semangat dan tidak efisien.

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi

Menurut (King, 2018), mengemukakan beberapa faktor kestabilan emosi

seseorang yaitu :

a) Kondisi fisik

b) Pembawaan

c) Steaming atau suasana hati.

2.2.4. Aspek –Aspek Stabilitas Emosi

Mernurut (Aleem, 2018) mengemukakan bahwa stabilitas emosi didukung oleh

kesehatan emosi serta penyesuaian emosi yang terdiri tiga aspek yaitu:

1. Adekuasi emosi

Aspek ini berhubungan dengan respon emosi, mempunyai sifat baik dan

sehat, oleh karena itu untuk memperoleh kesehatan emosi tidak dengan cara

menahan atau menghilangkan reaksi emosi yang timbul. Sikap tenang dan dingin

merupakan penyesuaian emosi yang baik. Tuntunan kehidupan membutuhkan

reaksi emosi yang memadai atau adekuasi yang isinya tidak menyulutkan dan tidak

merusak penyesuaian personal, sosial dan emosi.

12
2. Kematangan emosi

Kematangan emosi merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan

reaksi emosi sesuai dengan tingkat perkembangan pribadi. Kematangan emosi tidak

mempunyai batasan umur, artinya kematangan emosi seseorang tidak bisa dilihat.

Kematangan emosi seseorang dapat dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan

diri terhadap stress, tidak mudah khawatir atau cemas dan tidak mudah marah.

3. Kontrol emosi

Kontrol emosi merupakan fase khusus dari kontrol diri yang sangat penting

bagi tercapainya kematangan, penyesuaian dan kesehatan mental. Kontrol emosi ini

meliputi pengaturan emosi dan perasaan sesuai dengan tuntutan lingkungan atau

situasi dan standar dalam diri individu yangberhubungan dengan nilai-nilai, cita-

cita serta prinsip. Indikasi kontrolyang kurang baik dapat di lihat dari timbulnya

kegagalan pada hal-hal sebagai berikut, pengaturan perasaan seksual, pembatasan

kesenangan pada materi, penempatan moralitas diatas kesenangan sementara serta

penghindaran diri sedikit dari stimulus yang menyulitkan individu yang mampu

mengekspresikan emosi secara tepat akan memperoleh kepuasan untuk

mengarahkan energi emosi ke dalam aktivitas yang kreatif dan produktif.

Aspek diatas menjelaskan bahwa stabilitas emosi kesehatan emosi serta

penyesuaian emosi yang terdiri tiga aspek yaitu: Adekuasi emosi, kematangan emosi

dan kontrol emosi. Apabila ketiga aspek itu berfungsi dengan baik maka dapat

menjadikan penyesuaian, pengaturan emosi dan perasaan sesuai dengan tuntutan

lingkungan atau situasi dan standar dalam diri, kematangan emosi seseorang dapat

dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap stress, tidak mudah

13
khawatir atau cemas dan tidak mudah marah dan pada akhirnya mencapai suatu

keadaan dengan tercapainya tingkat kedewasaan dalam perkembangan emosi.

2.3. Usia
2.3.1. Pengertian Usia

Usia merupakan kurun waktu sejak adanya seseorang dan dapat diukur

menggunakan satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu normal dapat

dilihat derajat perkembangan anatomis dan fisiologis sama (Nuswantari, 2018). Usia

juga merupakan waktu lamanya hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)

(Hoetomo, 2018).

2.3.2. Klasifikasi Usia


Klasifikasi Usia menurut (Departemen Kesehatan RI, 2009) mengkategorikan

usia atau umur dibagi menjadi :

a) Berusia 0 sampai dengan 5 Tahun merupakan Masa Balita

b) Usia 5 sampai dengan 11 Tahun merupakan Masa Kanak – kanak

c) Usia 12 sampai dengan 16 Tahun merupakan Masa Remaja Awal

d) Usia 17 sampai dengan 25 Tahun merupakan Masa Remaja Akhir

e) Usia 26 sampai dengan 35 Tahun merupakan Masa Dewsa Awal

f) Usia 36 sampai dengan 45 Tahun merupakan Masa Dewasa Akhir

g) Usia 46 sampai dengan 55 Tahun merupakan Masa Lansia Awal

h) Usia 56 sampai dengan 65 Tahun merupakan Masa Lansia Akhir

i) Sesorang dengan Usia 65 Tahun keatas masuk Masa Manula.

14
2.4. Jenis Kelamin
Menurut (Fakih, 2018) jenis kelamim merupakan penggolongan secara gramatikal

terhadap kata-kata dan kata-kata lain yang berkaitan dengannya yang

secara garis besar berhubungan dengan keberadaan dua jenis kelamin

atau kenetralan. Jenis kelamin juga berkaitan dengan pembedaan peran, fungsi

dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil kesepakatan

atau hasil bentukan masyarakat.

Jenis kelamin juga merupakan suatu konstruksi budaya yang sifatnya terbuka bagi

segala perubahan (Caroll, G.J. and Judith, 2018). Menurut (Hungu, 2019) jenis

kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak

seorang itu dilahirkan.

Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat

dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan

yang ada di muka bumi. Seperti pada fakta lapangan yang sering kita temui saat ini,

banyak sekali tenaga kerja bagian lapangan pada umumnya didominasi oleh laki-laki,

sedangkan pada bagian kantor suatu perusahaan pada umumnya didominasi oleh

wanita.

Hal tersebut bukanlah merupakan suatu kebetulan, melainkan adanya berbagai

macam pertimbangan yang dilakukan oleh sebuah perusahaan berkaitan dengan

spesifikasi dari masing-masing gender atau jenis kelamin. Faktor jenis kelamin ikut

menentukan tingkat partsipasi dan produktivitas seseorang dalam bekerja. Tenaga

kerja pada dasarnya tidak dapat dibedakan berdasarkan pada jenis kelamin.

15
Tetapi pada umumnya laki-laki akan lebih produktif untuk pekerjaan yang

mengandalkan kekuatan fisik. Namun dalam keadaan tertentu kadang produktivitas

perempuan bisa lebih tinggi daripada laki-laki, dikarenakan perempuan lebih teliti,

sabar, dan tekun.

2.5. Anggota Biddokkes


2.5.1. Pengertian Anggota Biddokkes

Anggota Bidang Kedokteran dan Kesehatan yang selanjutnya

disingkat Biddokkes adalah anggota yang bertugas menyelenggarakan pembinaan

kedokteran dan kesehatan Polri yang meliputi kedokteran kepolisian, kesehatan

kepolisian, rumah sakit dan poliklinik. Anggota Biddokkes terdiri dari personil Polisi

dan ASN yang mempunyai kompetensi keahlian di bidang Kesehatan yaitu medis dan

paramedis, ( perawat, analis , apoteker, bidan,)

2.5.2. Tugas Anggota Biddokkes


Anggota Biddokkes melaksanakan tugas tugas di bidang operasional seperti

tugas ops kesehatan lapangan, secara nasional dibidang bencana alam, pengobatan

massal, operasi DVI, dan bantuan operasional kepolisian lainnya.

16
2.6. Kerangka Teori
Berdasarkan teori-teori diatas, diperoleh kerangka teori sebagai berikut :

Predisposing Factors
Intensitas menggunakan
sosial media
Durasi penggunaan sosial
media Kestabilan Emosi
.
Enabling Factors
- Usia
- Jenis kelamin

Gambar 2.1
Kerangka Teori
(Sumber : Grand, 2016)

2.7. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Intensitas Penggunaan Sosial


Kestabilan Emosi Pada Anggota
Media Biddokes Polda Metro Jaya.

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

17
2.8. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap

rumusan masalah penelitian dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan(Sugiyono, 2019). Hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H1 : Ada hubungan antara distibusi frekuensi usia dan jenis kelamin serta

intensitas menggunakan sosial media dengan Kestabilan Emosi Pada

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

H0 : Tidak ada hubungan antara distibusi frekuensi usia dan jenis kelamin serta

intensitas menggunakan sosial media dengan Kestabilan Emosi Pada

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya.

18
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian


Desain penelitian didefinisikan mengenai keseluruhan proses yang diperlukan

dalam perencanaan dan pelaksaan penelitian. Menurut (Sugiyono, 2019) Desain

penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam

melakukan proses penelitian. Penelitian ini menggunakan desian penelitian deskriptif

korelasional yang mengidentifikasi hubungan intensitas menggunakan sosial media

dengan kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan pendekatan

Cross Sectional (potong silang) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika

korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi

atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).

3.2. Populasi dan Sampel

3.2.1. Populasi

Menurut (Sugiyono, 2019) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri

atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang

berjumlah 117 anggota.

3.2.2. Sampel

Menurut (Sugiyono, 2019) sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut, pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan

19
faktor keterbatasan yang tidak memungkinkan seluruh populasi untuk diteliti. Sampel

dalam penelitian ini sebanyak 54 anggota Biddokes Polda Metro Jaya. Pengambilan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random

Sampling. Menurut (Sugiyono, 2019), Teknik Simple Random Sampling adalah

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Metode yang digunakan dalam untuk menentukan jumlah sampel adalah

menggunakan rumus Slovin (Sugiyono, 2019) sebagai berikut :

𝑁
n= 2
1+𝑁(𝑒)

Keterangan:

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

e : Batas Toleransi Kesalahan

Berdasarkan rumus tersebut maka sampel yang akan diteliti yaitu :

117
n=
2
1 + 117(0,1)

117
n=
2,17

n = 53,91

n = 54

20
Jumlah populasi ini merupakan ukuran populasi (N) daam rumus slovin.

Derajat toleransi yang ditentukan sebesar 0,1% didapat berdasarkan akurasi

sebesar 90% dikurangi dengan 100%, sehingga memberikan hasil jumlah sampel

penelitian minimal 53,91 atau sama dengan 54.

Besarnya sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi hingga

terpenuhinya jumlah sebanyak 54 sampel untuk anggota Biddokes Polda Metro Jaya.

Kriteria sampel yang dapat dimasukan atau layak untuk diteliti dalam penelitian ini

adalah :

1. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Adapun kriteria inklusi

dalam penelitian ini adalah :

a. Anggota Biddokes Polda Metro Jaya.

b. Dapat berkomunikasi dengan baik

c. Bersedia menjadi responden

2. Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili

sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Adapun kriteria

eksklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang sedang cuti bekerja saat penelitian

ini.

b. Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang sedang tugas keluar kota saat

penelitian ini

21
3.3. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Biddokkes Polda Metro Jaya yang beralamat di Jalan

Jendral Sudirman No.55, RT.5/RW.3, Senayan, Kebayoran Baru, Kota Jakarta

Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3.4. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 - Februari Tahun

2022.

3.5. Variabel Penelitian

Menurut (Sugiyono, 2019) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari oang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Varibel

terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Varibel bebas dalam penelitian ini

adalah intensitas menggunakan sosial media. Sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya.

3.6. Definisi Operasional

Menurut (Sugiyono, 2017) Definisi Operasional merupakan penentuan

konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

Definisi Operasional variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

22
Tabel 3.1
Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Operasional Cara Hasil Ukur Skala
Ukur/Alat Ukur
Ukur
Dependen
1 Kestabilan Kemampuan Kuesioner 1. Skor < 20 Ordinal
emosi mengendalikan emosi tentang Tidak Stabil
sehingga tercapai Kestabilan 2. Stabil
kematangan emosi dan emosi yang Total skor 21
penyesuaian diri yang menggunakan – 24
sesuai dengan diri dan skala Likert.
lingkungannya Terdiri dari
10 item
Independen

1 Umur Lamanya responden hidup Kuesioner 1 = 21-35 Ordinal


yang di hitung dalam (Dewasa
tahun, semenjak responden awal)
lahir hingga saat penelitian 2 = 36-45
(Dewasa
akhir)
3= 46-55
(Lansia awal)

Kategori usia
menurut Depkes
RI (2016)

2 Jenis Kelamin Karakteristik biologis yang Kuesioner 1. Laki-Laki Nominal


dilihat dari penampilan luar 2. Perempuan
masuk sampai penelitian
ini berlangsung.
3 Intensitas Keadaan atau tingkat tinggi Kuesioner 1. Tinggi Ordinal
menggunakan rendahnya seseorang dalam tentang Skor 20-30
sosial media menggunakan sosial media Kestabilan 2. Sedang
emosi yang Skor 10-19
menggunakan 3. Rendah
skala Likert. Skor 1-9
Terdiri dari
10 item

23
3.7. Instrumen Penelitian
3.7.1. Kestabilan emosi
Menurut (Arthur dan Emily, 2018), kestabilan emosi adalah kondisi kematangan

emosi atau jiwa seseorang dalam menghadapi keadaan yang berubah-ubah dengan

reaksi yang tepat dan cepat, baik secara teknis maupun non teknis.

Kestabilan emosi terdiri dari 10 pertanyaan yang diajukan kepada responden

dengan skor 1 untuk jawaban dimana responden tidak stabil dalam emosi, dan skor 2

untuk jawaban responden stabil dalam emosi. Skala pengukuran yang digunakan

adalah skala ordinal. Tingkat Kestabilan emosi dikategorikan sebagai berikut:

1. Skor < 20 Tidak Stabil

2. Stabil Total skor 21 – 24

3.7.2. Intensitas menggunakan sosial media


Menurut (Irawan, 2018) Intensitas menggunakan sosial media adalah tingkatan

waktu penggunaan sosial media dalam satuan jam baik durasi maupun frekuensinya

dalam mengakses sosial media.

Intensitas menggunakan sosial media terdiri dari 10 pertanyaan yang diajukan

kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban tinggi, skor 2 untuk jawaban sedang,

dan skor 3 untuk jawaban rendah. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala

ordinal. Intensitas menggunakan sosial media dikategorikan sebagai berikut:

1. Tinggi
Skor 20-30
2. Sedang
Skor 10-19
3. Rendah
Skor 1-9

24
3.8. Validitas dan Reliabilitas
3.8.1. Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan

alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoadmodjo, 2018).

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Pengujian validitas

dilakukan dengan cara mengukur butir soal dimana skor yang ada pada setiap butir

soal dikorelasikan dengan skor total.

Kuesioner diuji cobakan kepada responden kemudian dihitung korelasinya untuk

mengetahui kevaliditasan dari setiap butir pertanyaan (Purnamasari, 2017). Menurut

(Arikunto, 2016) jumlah ideal untuk pengujian validitas dan reliabilitas sebuah

instrumen adalah 30 orang.

Uji validitas dilakukan pada Anggota anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan

30 responden. Uji validitas digunakan untuk mengetahui apakah ada pernyataan-

pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak

relevan. Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan

nilai r tabel dengan nilai r hitung.

3.8.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut (Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa uji

reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang

25
sama, akan menghasilkan data yang sama. Variabel dikatakan baik apabila memiliki

nilai Cronbach’s Alpha > dari 0,6 (Priyatno, 2017).

3.8.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


Peneliti telah melakukan uji validitas pada instrument kestabilan emosi pada

anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan jumlah 10 pertanyaan pada 30 responden.

Peneliti menggunakan uji validitas Product Moment, yaitu uji validitas = r hitung

(Corrected Item-Total Correlation) > r tabel. r tabel dapat diketahui dari df = n-2 =

30-2=28. Pada tingkat kemaknaan 5%, didapat angka r tabel yaitu 0,3610. Dari hasil

uji validitas instrument Kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya,

semua data r hitung > r tabel, maka kuesioner tentang kestabilan emosi pada anggota

Biddokes Polda Metro Jaya diperoleh hasil kuesioner 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10 menunjukan

nilai r hitung (0,3610) yang artinya 10 pertanyaan tentang kestabilan emosi pada

anggota Biddokes Polda Metro Jaya tersebut valid.

Kuesioner kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam

penelitian ini telah diuji reliabilitasnya dengan menggunakan uji Alpha Cronbach’s

dengan nilai r = 0,913, yang berarti kuesioner kestabilan emosi pada anggota Biddokes

Polda Metro Jaya reliabel. Nilai uji reliabilitas dikatakan reliabel apabila nilai

Koefisien Alpha Cronbach’s ≥ 0,6. (Polit et al., 2017).

3.9. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data menjelaskan tentang tahapan yang akan dilakukan

dalam melakukan penelitian mulai dari persiapan, pengumpulan data sampai analisis

data. Peneliti menjelaskan jalannya penelitian antara lain :

26
1. Mempersiapkan materi dan konsep teori yang mendukung.

2. Melakukan studi pendahuluan.

3. Melakukan konsultasi dengan pembimbing.

4. Mengurus perijinan untuk mengambil data.

5. Melakukan uji validitas dan reliabilitas.

6. Melakukan pengambilan data yang didahului dengan pemilihan sampel.

7. Mengumpulkan data dari sampel

8. Mengolah data hasil penelitian dengan melakukan editing dan coding.

3.10. Analisa Data


Data yang diolah kemudian di Analisisis, sehingga hasil Analisis data dapat

digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam penanggulangan masalah

(Setiadi, 2007). Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis

bivariat.

3.10.1. Analisis Univariat


Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2018). Dalam penelitian ini

analisis univariat dilakukan dengan menggambarkan distribusi dan frekuensi antara

kedua variabel.

3.10.2. Analisis Bivariat


Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square

(Kai Kuadrat). Uji Chi Square digunakan untuk menguji perbedaan persentase antara

dua atau lebih kelompok (sampel),dengan ketentuan sampel/kelompok bersifat

27
independen dan jenis data yang dihubungkan adalah kategorik dengan

kategorik.(Hastono, 2016). Rumus dasar Chi Square seperti dibawah ini (Sugiyono,

2019)

∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒 )2
𝑋2 =
𝑓𝑒

Keterangan :

X 2 = nilai chi square

fo= frekuensi yang diobservasi

fe= frekuensi yang diharapkan

Taraf signifikansi menggunakan derajat kepercayaan 95% dengan nilai

kemaknaan 5% (α=0,05)

a. Apabila Pvalue (nilai Probabilitas/Sign) ≤ 0,05 = Ho ditolak, berarti bahwa

variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel

dependen.

b. Apabila Pvalue (nilai Probabilitas/Sign) > 0,05% = Ho diterima, berarti bahwa

variabel independen tidak mempunyai pengaruh individual terhadap variabel

dependen.

Uji chi square hanya dapat digunakan untuk mengetahui ada/tidaknya

hubungan dua vareiabel, sehingga uji ini tidak dapat untuk mengetahui kekuatan

hubungan dua variabel. Untuk mengetahui derajat/kekuatan hubungan banyak

metodenya tergantung latar belakang disiplin ilmu, untuk bidang ksehatan di gunakan

nilai OR (Odds Ratio). OR membandungkan Odds (peluang) pada kelompok

terekspose dengan Odds (peluang) kelompok tidak terekspose.

28
3.11. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah hubungan timbal balik antara peneliti dan orang yang

diteliti sesuai dengan prinsip etika (Notoatmodjo, 2018). Masalah etika yang harus

diperhatikan oleh peneliti antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)

3. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice an inclusiveness)

4. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms


and benefits)

29
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Bidang Kedokteran dan Kesehatan yang selanjutnya disingkat Biddokkes adalah

unsur pendukung pada tingkat Polda yang berada di bawah

Kapolda. Biddokkes bertugas menyelenggarakan pembinaan kedokteran dan

kesehatan Polri yang meliputi kedokteran kepolisian, kesehatan kepolisian, rumah

sakit, dan poliklinik.

Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022

pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman

No.55, RT.5/RW.3, Senayan, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus

Ibukota Jakarta. Sampel pada penelitian ini adalah anggota Biddokes Polda Metro Jaya

yang berjumlah 54 anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer

menggunakan alat bantu penelitian berupa kuesioner yang diisi secara online melalui

google formulir.

30
4.2. Analisa Univariat
4.2.1. Distribusi Frekuensi Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kestabilan Emosi
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Kestabilan Emosi Frekuensi Persentase (%)

Tidak Stabil 32 59,3


Stabil 22 40,7

Total 54 100

Dari tabel 4.2 menunjukan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda

Metro Jaya dalam menggunakan sosial media, yang tidak stabil berjumlah 32 orang

(59,3%), sedangkan yang stabil dalam menggunakan sosial media berjumlah 22 orang

(40,7 %).

4.2.2. Distribusi Frekuensi Usia Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Usia Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya
Usia Frekuensi Persentase (%)

Dewasa Awal 27 50,0


Dewasa Akhir 21 38,9
Lansia Awal 6 11,1
Total 54 100

Dari tabel 4.3 menunjukan hasil usia Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang

berusia dewasa awal berjumlah 27 orang (50,0 %), yang berusia dewasa akhir

berjumlah 21 orang (38,9 %), yang berusia lansia awal berjumlah 6 orang (11,1 %).

31
4.2.3. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Perempuan 29 53,7
Laki-Laki 35 46,3
Total 54 100

Dari tabel 4.4 menunjukan hasil jenis kelamin Anggota Biddokes Polda Metro

Jaya yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 29 orang (53,7%), sedangkan yang

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 35 orang (46,3 %).

4.2.4. Distribusi Frekuensi Intensitas Menggunakan Sosial Media Anggota


Biddokes Polda Metro Jaya

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Intensitas Menggunakan Sosial Media
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Intensitas Frekuensi Persentase (%)


Menggunakan Sosial
Media
Tinggi 40 74,1
Rendah 14 25,9
Total 54 100

Dari tabel 4.5 menunjukan hasil Intensitas Menggunakan Sosial Media

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya, yang menyatakan tinggi berjumlah 40 orang

(74,1%), yang menyatakan rendah berjumlah 14 orang (25,9 %).

32
4.3. Analisa Bivariat
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini chi-squere yang hanya dapat

digunakan untk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel (Hastono, 2016).

4.3.1. Hasil Analisa Hubungan Usia Dengan Kestabilan Emosi Anggota


Biddokes Polda Metro Jaya
Tabel 4.6
Hubungan Antara Usia Dengan Kestabilan Emosi
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Kestabilan Emosi Total P Value

Usia Tidak Stabil Stabil

f % f % N %

Dewasa Awal 16 59.3 11 40.7 27 100

Dewasa Akhir 12 57.1 9 42.9 21 100 0,916

Lansia Awal 4 66.7 2 33.3 6 100

Total 32 59.3 22 40.7 54 100

Dari tabel 4.6 menunjukan hasil bahwa usia Anggota Biddokes Polda Metro

Jaya yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media yaitu

yang berusia dewasa awal berjumlah 16 orang (59,3%) menyatakan tidak stabil dan 11

orang (40,7%) menyatakan stabil. Usia dewasa akhir berjumlah 12 orang (57,1%)

menyatakan tidak stabil dan 9 orang (42,9%) menyatakan stabil. Sedangkan usia lansia

awal berjumlah 4 orang (66,7%) menyatakan tidak stabil dan 2 orang (33,3%

menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,916 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kestabilan emosi pada

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media.

33
4.3.2. Hasil Analisa Hubungan Jenis kelamin Dengan Kestabilan Emosi Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya

Tabel 4.7
Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Kestabilan Emosi Total P Value

Jenis Kelamin Tidak Stabil Stabil

f % f % N %

Perempuan 14 56.0 11 44.0 25 100 0,861

Laki-Laki 18 62.1 11 37.9 29 100

Total 32 59.3 22 40.7 54 100

Dari tabel 4.7 menunjukan hasil jenis kelamin Anggota Biddokes Polda Metro

Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media

yaitu dari jenis kelamin perempuan berjumlah 14 orang (56,0%) menyatakan tidak

stabil dan 11 orang (44,0%) menyatakan stabil. Sedangkan yang berjenis kelamin laki-

laki berjumlah 18 orang (62,1) menyatakan tidak stabil dan 11 orang (37,9%)

menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,861 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan dengan

kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan

sosial media.

34
4.3.3. Hasil Analisa Hubungan Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Tabel 4.8
Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Intensitas Kestabilan Emosi Total P Value

Menggunakan Tidak Stabil Stabil

Sosial Media f % f % N %

Tinggi 28 70.0 12 30.0 40 100 0,016

Rendah 4 28.6 10 71.4 14 100

Total 32 59.3 22 40.7 54 100

Dari tabel 4.8 menunjukan hasil Intensitas Menggunakan Sosial Media

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi

dalam menggunakan sosial media yaitu dari kategori tinggi berjumlah 28 orang

(70,0%) menyatakan tidak stabil dan 12 orang (30,0%) menyatakan stabil. Sedangkan

dari kategori rendah berjumlah 4 orang (28,6%) menyatakan tidak stabil dan 10 orang

(71,4%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,016 maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas menggunakan sosial

media dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

dalam menggunakan sosial media.

35
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pembahasan Analisa Univariat
4.4.1.1. Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kestabilan emosi pada Anggota

Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media, yang tidak stabil

berjumlah 32 orang (59,3%), sedangkan yang stabil dalam menggunakan sosial media

berjumlah 22 orang (40,7 %).

Kestabilan Emosi Menurut (Widianti, 2018), kestabilan emosi adalah kondisi

kematangan emosi atau jiwa seseorang dalam menghadapi keadaan yang berubah-

ubah dengan reaksi yang tepat dan cepat, baik secara teknis maupun non teknis.

Kestabilan emosi merupakan salah satu indikator dari kematangan emosi.

Seseorang yang memiliki emosi yang matang akan memberikan reaksi emosional yang

stabil, tidak mudah berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati

yang lain. Emosi yang stabil dan positif antara lain adalah hidup tenang, tidak mudah

tersinggung, tidak cemas, tidak sedih, tidak lekas marah, dan tidak iri hati.

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Utami, 2018) terdapat hubungan kestabilan

emosi dengan penggunaan sosial media pada siswa SMK 17 Agustus 1945 Surabaya.

Asusmis peneliti bahwa bahwa intensitas penggunaan sosial media pada

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang terlalu banyak dapat memberikan efek pada

kondisi emosional dan suasana hati penggunanya.

Adanya rangsangan emosional dari soasial media sosial yang dapat

memengaruhi suasana hati ini kemudian berdampak pada perubahan kestabilan emosi

pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

36
4.4.1.2. Usia Dengan Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usia Anggota Biddokes Polda Metro

Jaya yang berusia dewasa awal berjumlah 27 orang (50,0 %), yang berusia dewasa

akhir berjumlah 21 orang (38,9 %), yang berusia lansia awal berjumlah 6 orang (11,1

%).

Usia merupakan kurun waktu sejak adanya seseorang dan dapat diukur

menggunakan satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu normal dapat

dilihat derajat perkembangan anatomis dan fisiologis sama (Nuswantari, 2018). Usia

juga merupakan waktu lamanya hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)

(Hoetomo, 2017).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Setyawan, 2020) Penelitian ini

bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara durasi penggunaan media

sosial dengan kestabilan emosi pada pengguna media sosial usia dewasa awal.

Asumsi peneliti bahwa usia dewasa awal termasuk usia yang mempuyai

tingkat ketidak stabilan yang tinggi dalam menggunakan sosial media. Karena sosial

media yang ada pada zaman sekarang semakin banyak aplikasinya, sehingga semua

anggota Biddokes Polda Metro Jaya sudah mempuyainya.

4.4.1.3. Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya
Hasil penelitian ini menunjukan hasil jenis kelamin Anggota Biddokes Polda

Metro Jaya yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 29 orang (53,7%), sedangkan

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 35 orang (46,3 %).

Menurut (Hungu, 2019) jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan

dengan laki-laki secara biologis sejak seorang itu dilahirkan.


37
Sementara (Fakih, 2018) mendefinisikan jenis kelamin sebagai suatu sifat

yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial

dan kultural.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Siti Annisa, 2019) Berdasarkan hasil

penelitiannya terdapat perbedaan kestabilan emosi remaja laki laki dan perempuan

dimana, kestabilan emosi dalam menggunkan sosial media pada remaja perempuan

berada pada kategori rendah, Sedangkan kestabilan emosi dalam menggunkan sosial

media pada remaja laki-laki berada pada kategori tinggi.

Asumsi peneliti perbedaan jenis kelamin berkaitan dengan kemampuan

psikologis dan kemampuan verbal, wanita cenderung mempunyai sifat lemah lembut

dan kemampuan verbal yang baik, sehingga kebanyakan anggota Anggota Biddokes

Polda Metro Jaya berjenis laki-laki lebih sering dalam mengunakan sosial media.

4.4.1.4. Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi


Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Hasil penelitian ini menunjukan hasil Intensitas Menggunakan Sosial Media

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya, yang menyatakan tinggi berjumlah 40 orang

(74,1%), yang menyatakan rendah berjumlah 14 orang (25,9 %).

Menurut (Young, 2016) Intensitas penggunaan sosial media dapat diartikan

sebagai seberapa sering (tingkatan waktu penggunaan dalam satuan jam baik durasi

maupun frekuensinya) dalam mengakses konten-konten yang ada pada layanan

komunitas virtual berbasis website ataupun aplikasi di smartphone

38
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aziz,

2020) Intensitas penggunaan social media berkaitan dengan tingkat kestabilan emosi

seseorang.

Hal tersebut disebabkan adanya permasalahan dalam penggunaan sosial

media sehingga memicu munculnya kestabilan emosi yang tinggi. Permasalahan

tersebut diantaranya adalah cyberbullying dan perasaan insecure. Emosi dapat muncul

karena timbulnya permasalahan hubungan sosial di media dan adanya sikap

membandingkan diri dengan pengguna lain di sosial media sehingga memunculkan

pandagan negatif terhadap diri sendiri atau perasaan insecure dan menjelekan diri

Asumsi penelitia bahwa intensitas menggunakan sosial media Anggota

Biddokes Polda Metro Jaya dalam instensitas yang tinggi. Karena penggunaan media

sosial di era sekarang sudah seperti menjadi kebutuhan banyak Anggota Biddokes

Polda Metro Jaya. Banyak Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang seolah tidak bisa

lepas dari medsos dan sering merasa khawatir jika terlalu lama jauh dari medsos.

4.4.2. Pembahasan Hasil Analisa Bivariat


4.4.2.1.Hasil Analisa Hubungan Usia Dengan Kestabilan Emosi Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya.
Hasil analisa hubungan usia dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda

Metro Jaya yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media

yaitu yang berusia dewasa awal berjumlah 16 orang (59,3%) menyatakan tidak stabil

dan 11 orang (40,7%) menyatakan stabil. Usia dewasa akhir berjumlah 12 orang

(57,1%) menyatakan tidak stabil dan 9 orang (42,9%) menyatakan stabil. Sedangkan

usia lansia awal berjumlah 4 orang (66,7%) menyatakan tidak stabil dan 2 orang

(33,3% menyatakan stabil.


39
Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,916 maka dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kestabilan emosi pada Anggota

Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Aziz, 2020) yang menyatakan

bahwa ada tidak ada hubungan antara usia dengan kestabilan emosi pada mahasiswa

Universitas Negeri Yogyakarta (FIP UNY) dengan nilai P Value 0,530. Hasil

penelitian menunjukan bahwa responsden dengan usia dewasa awal lebih tidak stabil

dalam menggunakan sosial media dibandingkan responden dengan usia lansia akhir.

Hasil penelitian ini didukung oleh (Widanti, 2018) mengenai hubungan antara

usia dengan kestabilan emosi pada peserta didik SMA 30 Cirebon. Hasil penelitian

menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang sangat signifikan antara usia dengan

kestabilan emosi pada peserta didik SMA 30 Cirebon dengan nilai p value = 0,796.

Hal ini menunjukan rata rata usia responden dewasa awal tidak stabil dalam

menggunakan sosial media, karena tingkat emosi usia dewasa awal lebih tinggi

dikarenakan faktor dari teman dan lingkungan dalam menggunakan sosial media.

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis berasumsi bahwa usia dengan kategori

dewasa awal Anggota Biddokes Polda Metro Jaya menyatakan tidak stabil dari segi

usia dalam menggunakan sosial media.

Hal ini disebabkan bahwa usia dewa awal lebih mudah tersinggung dalam kata-

kata atau ucapan dari rekan kerja, keluarga atau orang lain bila sedang menggunakan

sosial media. Apabila Anggota Biddokes Polda Metro Jaya memiliki kondisi

psikologis yang baik, maka ia mampu mengendalikan emosinya dalam menggukan

sosial media.

40
4.4.2.2.Hasil Analisa Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Hasil analisa hubungan jenis kelamin dengan kestabilan emosi Anggota

Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam

menggunakan sosial media yaitu dari jenis kelamin perempuan berjumlah 14 orang

(56,0%) menyatakan tidak stabil dan 11 orang (44,0%) menyatakan stabil. Sedangkan

yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 18 orang (62,1) menyatakan tidak stabil dan

11 orang (37,9%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,861

maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan

dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam

menggunakan sosial media.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Ulfa, 2017) Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan kestabilan emosi remaja laki laki dan

perempuan pada Remaja di SMAS Sinar Husni Medan dimana, kestabilan emosi pada

remaja perempuan berada pada kategori stabil, sedangkan kestabilan emosi pada

remaja laki-laki berada pada kategori tidak stabil.

Hasil penelitian ini didukung oleh (Nur Ajiaajah, 2018) hasil penelitian

menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan

kestabilan emosi pada remaja SMA 19 Semarang dengan hasil nilai p value (0,985).

Tingginya pengguna sosial media pada remaja membuat mereka saling

berintraksi lewat sosial media, baik remaja berjenis kelamin perempuan maupun laki-

laki. Dalam mengggunakan sosial media remaja biasanya kurang memiliki

41
pertimbangan dan cenderung mudah terprovokasi, namun ada juga remaja yang

bijaksana dalam berkomentar di sosial media.

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis berasumsi bahwa hubungan jenis

kelamin dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya cenderung di

dominasi oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 18 orang

(62,1) yang menyatakan tidak stabil.

Hal ini dikarenakan Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang berjenis

kelamin laki-laki lebih sering merasakan emosi yang tinggi setelah menggunakan

sosial media misalnya dalam kondisi emosional dan suasana hati yang tidak baik ketika

menggunakan sosial media, hal ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat kestabilan

emosi pada laki-laki dan perempuan, dimana tingkat kestabilan emosi perempuan lebih

stabil dibandingkan tingkat kestabilan emosi laki-laki.

4.4.2.2.Hasil Analisa Hubungan Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan


Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya

Hasil analisa hubungan intensitas menggunakan sosial media dengan

kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat

kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media yaitu dari kategori tinggi

berjumlah 28 orang (70,0%) menyatakan tidak stabil dan 12 orang (30,0%)

menyatakan stabil. Sedangkan dari kategori rendah berjumlah 4 orang (28,6%)

menyatakan tidak stabil dan 10 orang (71,4%) menyatakan stabil.

Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,016 maka dapat disimpulkan

bahwa terdapat hubungan antara intensitas menggunakan sosial media dengan dengan

42
kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan

sosial media.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Ibrahim, 2019) mengenai

Hubungan Intensitas Penggunaan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi Pada

Remaja Di SMA Negeri 3 Gorontalo. Hasil penelitian menunjukan nilai P value =

(0,000) yang berarti kurang dari (a = 0,005) sehingga terdapat hubungan intensitas

penggunaan sosial media dengan kestabilan emosi pada remaja di SMA Negeri 3

Gorontalo.

Penelitian ini didukung oleh (Munajiyah, 2017) mengenai Hubungan Intensitas

Penggunaan Jejaring Sosial Facebook Dengan Kestabilan Emosi Remaja Di SMK

Muhammadiyah 2 Malang.

Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan antara intensitas penggunaan

sosial media dengan kestabilan emosi Remaja Di SMK Muhammadiyah 2 Malang

dengan nilai p value 0,000.

Berdasarkan hasil penelitian ini penulis berasumsi bahwa intensistas

menggunakan sosial media dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda Metro

Jaya dalam kategori tinggi dan tidak stabil.

4.5. Keterbatasan Penelitian


Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses penelitian ini, ada

beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa faktor yang agar

dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam lebih

menyempurnakan penelitiannya karna penelitian ini sendiri tentu memiliki

43
kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam penelitian-penelitian kedepannya.

Beberapa keterbatasan dalam penelitian tersebut, antara lain :

1. Jumlah responden yang hanya 54 orang, tentunya masih kurang untuk

menggambarkan keadaan yang sesungguhnya.

2. Penelitian ini diambil saat pandemi Covid-19 dimana peneliti sangat takut tertular.

3. Waktu penyusunan skripsi yang relatif singkat yaitu hanya 3 bulan, idealnya

dilakukan selama kurun waktu 6 bulan.

44
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan hasil penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian, hipotesis dan

uraian hasil, yaitu :

1. Hasil analisa hubungan usia dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda

Metro Jaya yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial

media yaitu yang berusia dewasa awal berjumlah 16 orang (59,3%) menyatakan

tidak stabil dan 11 orang (40,7%) menyatakan stabil. Usia dewasa akhir berjumlah

12 orang (57,1%) menyatakan tidak stabil dan 9 orang (42,9%) menyatakan stabil.

Sedangkan usia lansia awal berjumlah 4 orang (66,7%) menyatakan tidak stabil

dan 2 orang (33,3% menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P

Value 0,916 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia

dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam

menggunakan sosial media.

2. Hasil analisa hubungan jenis kelamin dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes

Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam

menggunakan sosial media yaitu dari jenis kelamin perempuan berjumlah 14

orang (56,0%) menyatakan tidak stabil dan 11 orang (44,0%) menyatakan stabil.

Sedangkan yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 18 orang (62,1) menyatakan

tidak stabil dan 11 orang (37,9%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere

diperoleh nilai P Value 0,861 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

45
hubungan antara jenis kelamin dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota

Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media.

3. Hasil analisa hubungan intensitas menggunakan sosial media dengan kestabilan

emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan

emosi dalam menggunakan sosial media yaitu dari kategori tinggi berjumlah 28

orang (70,0%) menyatakan tidak stabil dan 12 orang (30,0%) menyatakan stabil.

Sedangkan dari kategori rendah berjumlah 4 orang (28,6%) menyatakan tidak

stabil dan 10 orang (71,4%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai

P Value 0,016 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas

menggunakan sosial media dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota

Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media

3.1. Saran
1. Bagi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Sosial media sosial adalah perkembangan teknologi yang sangat digemari

saat ini, menjadikan Anggota Biddokes Polda Metro Jaya harus mengontrol

intensitas penggunaan sosial media. Berdasarkan penelitian, terlalu sering

menggunakan sosial media sosial akan mengakibatkan tingginya emosi pada

Anggota Biddokes Polda Metro Jaya, sehingga Anggota Biddokes Polda Metro

Jaya harus mengurangi dan lebih mengontrol penggunaan sosial medianya.

2. Bagi Universitas Nasional

Menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi pengajaran atau

pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan.

46
3. Bagi penelitian Selanjutnya

Menjadikan referensi tentang hubungan antara d intensitas menggunakan

sosial media dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda Metro

Jaya. Melakukan penelitian lebih lanjut tentang hubungan antara distibusi

intensitas menggunakan sosial media dengan Kestabilan Emosi.

47
DAFTAR PUSTAKA

Aleem, S. (2018). Emotional Stability among College Youth. Journal of the Indian
Academy of Applied Psychology, 31, 100–102.
Aziz, A. A. Al. (2020). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial dan
Tingkat Depresi pada Mahasiswa. Acta Psychologia, Volume 2 N, 92–107.
Caroll, G.J. and Judith, W. . (2018). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi
Baru Lahir (EGC (ed.)).
Chaplin, J. . (2018). Kamus Lengkap Psikologi. Diterjemahkan oleh Kartini Kartono
(P. R. G. Persada (ed.)).
Departemen Kesehatan RI. (2009). Kategori Usia. Dalam http://kategori-
umurmenurut-Depkes.html.
Fakih, M. (2018). Analisis Gender & Transformasi Sosial. (P. Pelajar (ed.)).
Goleman, D. (2018). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi (P. G. P.
Utama (ed.); Edisi Terb).
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data pada Bidang Kesehatan (Edisi 1). PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Hoetomo. (2018). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (M. Pelajar (ed.)).
Home page We Are Social. (2021). A comprehensive look at the state of the internet,
mobile devices, social media, and ecommerce from Hootsuite and We Are Social.
Read the Report.
Hungu. (2019). Pengertian Jenis Kelamin (Erlangga (ed.)).
Hurlock, E. B. (2012). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (terjemahan). (Erlangga (ed.)).
Ibrahim, N. (2019). Hubungan Intensitas Penggunaan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Pada Remaja Di SMA Negeri 3 Gorontalo. Universitas
Gorontalo.
King, C. T. M. dan R. A. (2018). Introduction to Psychology, (G. Hill (ed.)).
Marliani, R. (2018). Psikologi Industri & Organisasi (P. Setia (ed.)).
Munajiyah. (2017). Hubungan Intensitas Penggunaan Sosual Media Dengan
Kestabilan Emosi Remaja Di SMK Muhammadiyah 2 Malang. Universitas
Brawijaya.

48
Nasrullah, R. (2016). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Sosioteknologi,
Cet.kedua (S. R. Media (ed.); Cet.kedua).
Nasrullah, R. (2018). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi
(Simbiosa Rekatama Media (ed.)).
Notoatmodjo, S. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan (cetakan ke). PT.Rineka
Cipta. Jakarta.
Nuswantari, D. (2018). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 25 (EGC (ed.)).
Rakhmat, J. (2018). Psikologi Komunikasi (Remaja Rosdakarya).
Rohmadi, A. (2016). Tips Produktif Ber-sosial Media (E. Media & Komputindo
(eds.)).
Safaria, T, Saputra, E., N. (2017). Manajemen emosi, sebuah panduan cerdas
bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda (P. Bumi & Aksara (eds.)).
Setiadi. (2007). Konsep dan Riset Keperawatan (Cetakan Pe). Graha Ilmu.Yogyakarta.
Setyawan, M. (2020). Hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan
kestabilan emosi pada pengguna media sosial usia dewasa awal.
Jurnal.Fkm.Untad.Ac.Id, 2 (3), 110–120.
Siti Annisa, S. (2019). Perbedaan Kestabilan Emosi Ditinjau dari Jenis Kelamin pada
Remaja di SMAS Sinar Husni Medan. Jurnal Diversita, 2 (3), 120–123.
Soetjiningsih. (2017). Tumbuh Kembang Anak (EGC (ed.); Edisi Ceta).
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D (Edisi
kedu). Alfabeta. Bandung.
Tenia, H. (2017). Pengertian Media Sosial. Undang-Undang. 2014, No. 5.
Ulfa, S. A. (2017). Hubungan antara jenis kelamin dengan kestabilan emosi pada
remaja di SMA Swasta Sinar Husni Medan. Jurnal Diversita, 3 No. 2.
Utami, C. D. (2018). Hubungan antara penggunaan sosial media dengan kestabilan
emosi pada remaja. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Van Dijk. (2015). Toward a Multifaceted Model of Internet Access for Understanding
Digital Divides (N. M. Society (ed.)).
Widanti, M. C. (2018). Hubungan Antara Usia Dengan Kestabilan Emosi Pada
Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal
Nasional.Ump.Ac.Id, 13 (2).
Widianti, M. C. (2018). Hubungan antara Kestabilan Emosi dengan Problem Solving
pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. UNS.

49
Young, M. dan. (2016). Hubungan Intensitas Mengakses Sosial Media terhadap
Perilaku Belajar Mata Pelajaran Produktif pada Siswa Kelas XI Jasa Boga di
SMK N 3 Klaten. Dalam Yuzi Akbari Vindita Riyanti (2016). Universitas Negeri
Yogyakarta.

50
SURAT PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Abdullah Saefulbar


NPM : 204201446071
Instansi : Universitas Nasional
Jurusan : Keperawatan

Saya bermaksud akan melakukan penelitian dengan judul “ Hubungan Antara


Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya”. Memohon kesediaan bapak/ibu anggota Biddokes
Polda Metro Jaya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dan diharapkan mengisi
kuesioner dan menjawab pertanyaan yang disediakan dengan sebenar-benarnya. Saya
menjamin bahwa peneliti tidak akan merugikan bapak/ibu anggota Biddokes Polda
Metro Jaya dan berusaha menjaga kerahasiaan dan tidak akan digunakan diluar
kepentingan penelitian ini.

Atas kesediaan bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.

Jakarta, Desember 2021

Abdullah Saefulbar

51
FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN
(Informed Consent)

Saya yang bertanda tanggan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Dengan ini saya menyatakan bersedia dan tidak keberatan untuk berperan serta
menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Saefulbar, Mahasiswa
Program Studi Keperawatan, Universitas Nasional dengan judul “Hubungan
Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi Pada
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya”. Demikian surat persetujuan ini dibuat dengan
sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya juga memperkenankan
kepada peneliti untuk menggunakan data yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai
tujun kepentingan penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya
berikan adalah data yang sebenarnya sesuai apa yang saya alami dan sesuai pendapat
saya.

Jakarta, Desember 2021

(Responden)

52
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA INTENSISTAS MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA
DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA ANGGOTA BIDDOKKES POLDA
METRO JAYA

Usia :
Jenis Kelamin :

KUESIONER : KESTABILAN EMOSI

Petunjuk Pengisian :

A. Mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjawab kuesioner dibawah ini dengan


B. cara memberi tanda silang ( x ) pada jawaban yang tersedia.
C. Berilah tanda silang ( x ) pada kotak dan pernyataan jawaban pada kolom yang
anda pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.

JAWABAN
NO PERNYATAAN
YA TIDAK
1 Berteriak saat mengungkapkan rasa tidak nyaman atau
kesal terhadap sosial media
2 Marah pada orang lain ketika menyinggung perasaan
lewat sosial media
3 Berkata kasar ketika berkomunikasi pada sosial media

4 Mudah kehilangan kesabaran jika harus mendengarkan


cerita orang lain di sosial media
5 Selalu menyalahkan orang lain di sosial media

6 Mampu mengendalikan emosi dengan baik saat


mengunakan sosial media
7 sabar dalam menghadapi suatu permasalahan di sosial
media
8 Emosi saya bisa memuncak jika orang lain
menyinggung perasaan saya di sosial media
9 Sangat benci kepada orang yang mudah tersinggung di
sosial media
10 Mampu mengendalikan atau menumpahkan emosi
sesuai dengan prinsip nilai dan norma-norma di sosial
media

53
KUESIONER : INTENSITAS MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA

Petunjuk Pengisian :

a. Mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjawab kuesioner dibawah ini dengan


cara memberi tanda silang ( x ) pada jawaban yang tersedia.
b. Berilah tanda silang ( x ) pada kotak dan pernyataan jawaban pada kolom yang
anda pilih sesuai dengan keadaan sebenarnya.

JAWABAN
NO PERNYATAAN
RENDAH SEDANG TINGGI
1 Menurut saya, banyak manfaat yang didapat saat
bermain sosial media
2 Saya senang berkomunikasi lewat sosial media
3 Berkomunikasi lewat sosial media sangat
mudah dari pada berkomunikasi secara langsung
4 Saya sering update kegiatan dalam sehari ke
sosial media
5 Sayadapat menghabiskan waktu berjam-jam
untuk bermain sosial media
6 Saya senang membagikan konten di sosial media

7 Saya merasa ada yang kurang apabila tidak


mengakses sosial media
8 Saya sering berdiskusi melalui sosial media
kepada teman-teman
9 Karena terlalu sibuk mengakses sosial media,
saya sering lupa diri dan melalaikan kewajiban
saya sosial media
10 Saya mengakses sosial media hanya diwaktu
senggang

54
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner

A. Karakteristik Responden

Kestabilan Emosi
Tidak Stabil 32 59,3
Stabil 22 40,7
Total 54 100%
Usia
Dewasa Awal 27 50,0
Dewasa Akhir 21 38,9
Lansia Awal 6 11,1
Total 54 100%
Jenis Kelamin
Perempuan 29 53,7
Laki-Laki 35 46,3
Total 54 100%
Intensitas Menggunakan Sosial Media

Tinggi 40 74,1
Rendah 14 25,9
Total 54 100%

B. Uji Validitas Kestabilan Emosi


Uji Validitas dilakukan dengan memberikan kuisioner pada 30 orang.
Berdasarkan Uji Validitas dengan perbandingan r tabel (0,3610) dimana jika r
hitung lebih dari r tabel maka dapat dikatakan valid berdasakan uji SPSS didapati
hasil bahwa seluruh kuisioner valid

55
Pertanyaan Nilai R hitung R Tabel Validitas
1 0.904 0,3610 Valid
2 0.903 0,3610 Valid
3 0.892 0,3610 Valid
4 0.892 0,3610 Valid
5 0.893 0,3610 Valid
6 0.914 0,3610 Valid
7 0.914 0,3610 Valid
8 0.906 0,3610 Valid
9 0.904 0,3610 Valid
10 0.915 0,3610 Valid

C. Uji Relialibilitas Kestabilan Emosi

Uji reliabilitas digunakan dengan membadingkian nilai Cronbach’s Alpha


dimana suatu kuisioner dikatakan valid jika nilainya lebih besar dari 0,60. Berikut uji
cronbach’s alva

Kuisioner Nilai Cronbach's Alpha Reliabilitas


Kestabilan Emosi 0,913 Reliabel

56
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KESTABILAN EMOSI

Reliability
Notes
Output Created 19-JAN-2022 11:25:58

Comments

Input Data C:\Users\Jibril\Downloads\master data


validitas.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 30


File

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8
E9 E10

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,01

57
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.913 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

E1 1.40 .498 30

E2 1.43 .504 30

E3 1.57 .504 30

E4 1.57 .504 30

E5 1.53 .507 30

E6 1.10 .305 30

E7 1.10 .305 30

E8 1.50 .509 30

E9 1.43 .504 30

E10 1.13 .346 30

58
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

E1 12.37 9.344 .693 .904

E2 12.33 9.264 .712 .903

E3 12.20 8.855 .864 .892

E4 12.20 8.855 .864 .892

E5 12.23 8.875 .850 .893

E6 12.67 10.644 .485 .914

E7 12.67 10.644 .485 .914

E8 12.27 9.375 .664 .906

E9 12.33 9.333 .687 .904

E10 12.63 10.516 .476 .915

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

13.77 11.702 3.421 10

59
INTENSITAS MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA

Reliability

Notes
Output Created 19-JAN-2022 11:43:01

Comments

Input Data C:\Users\Jibril\Downloads\master data


validitas.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data 30


File

Matrix Input

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data for all variables in the procedure.

Syntax RELIABILITY

/VARIABLES=SM1 SM2 SM3 SM4 SM5 SM6


SM7 SM8 SM9 SM10

/SCALE('ALL VARIABLES') ALL

/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE

/SUMMARY=TOTAL.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,02

60
Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.872 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

SM1 2.17 .592 30

SM2 2.17 .531 30

SM3 1.93 .640 30

SM4 1.63 .615 30

SM5 1.57 .626 30

SM6 1.57 .728 30

SM7 1.43 .626 30

SM8 2.07 .640 30

SM9 1.30 .596 30

SM10 2.13 .571 30

61
Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

SM1 15.80 14.510 .642 .856

SM2 15.80 14.786 .659 .855

SM3 16.03 14.930 .489 .868

SM4 16.33 14.920 .518 .865

SM5 16.40 14.869 .517 .865

SM6 16.40 13.421 .714 .849

SM7 16.53 14.120 .690 .852

SM8 15.90 14.369 .614 .858

SM9 16.67 14.713 .588 .860

SM10 15.83 15.247 .489 .867

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

17.97 17.757 4.214 10

62
KESIMPULAN HASIL UJI VALIDITAS

a. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan
nilai r tabel dengan nilai r hitung.
*) Menentukan nilai r tabel
Nilai r tabel dilihat dengan tabel r (pada lampiran) dengan menggunakan
df = n-2 = 30-2=28. Pada tingkat kemaknaan 5%, didapat angka r tabel
= 0,3610
**) Menentukan nilai r hasil perhitungan
Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom “Corrected item-Total Correlation”
***) Keputusan
Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan nilai r hasil dengan nilai
r tabel, ketentuan: bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.
Kesimpulan:

1) KESTABILAN EMOSI

Terlihat dari 10 pertanyaan, TIDAK ADA pertanyaan r hasil nilainya lebih kecil
dari r tabel (r=0,3610), sehingga semua pertanyaan dinyatakan VALID.
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

E1 12.37 9.344 .693 .904

E2 12.33 9.264 .712 .903

E3 12.20 8.855 .864 .892

E4 12.20 8.855 .864 .892

E5 12.23 8.875 .850 .893

E6 12.67 10.644 .485 .914

E7 12.67 10.644 .485 .914

E8 12.27 9.375 .664 .906

E9 12.33 9.333 .687 .904

63
E10 12.63 10.516 .476 .915

2) INTENSITAS MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA

Terlihat dari 10 pertanyaan, Tidak ada pertanyaan r hasil nilainya lebih kecil
dari r tabel (r=0,3610), sehingga semua pertanyaan dinyatakan VALID.

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted

SM1 15.80 14.510 .642 .856

SM2 15.80 14.786 .659 .855

SM3 16.03 14.930 .489 .868

SM4 16.33 14.920 .518 .865

SM5 16.40 14.869 .517 .865

SM6 16.40 13.421 .714 .849

SM7 16.53 14.120 .690 .852

SM8 15.90 14.369 .614 .858

SM9 16.67 14.713 .588 .860

SM10 15.83 15.247 .489 .867

b. Uji Reliabilitas
setelah semua pertanyaan valid semua, amnalisis dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah; membandingkan
nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah
nilai “Alpha” (terletak di akhir output). Ketentuannya: bila r Alpha > r tabel,
maka pertanyaan tersebut reliabel
1) Dari hasil uji di atas ternyata, nilai r Alpha untuk Kestabilan emosi lebih besar
dibandingkan dengan nilai r tabel, maka kesepuluh pertanyaan di atas
dinyatakan reliabel.
64
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.913 10

2) Dari hasil uji di atas ternyata, nilai r Alpha untuk Intensitas menggunakan
sosial media lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel, maka kesepuluh
pertanyaan di atas dinyatakan reliabel.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.872 10

65
HASIL UJI SPSS

Frequencies
Notes
Output Created 25-JAN-2022 13:01:28

Comments

Input Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 54

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid


data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=umur jk


intensitas emosi

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE RANGE


MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN MODE
SUM

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,00

66
Statistics
Intensitas
menggunakan
Umur Jenis Kelamin sosial media Kestabilan emosi

N Valid 54 54 54 54

Missing 0 0 0 0

Mean 35.52 1.54 18.48 16.87

Median 35.50 2.00 18.50 18.00

Mode 24a 2 16 20

Std. Deviation 9.226 .503 3.565 3.127

Variance 85.122 .253 12.707 9.775

Range 35 1 15 10

Minimum 21 1 12 10

Maximum 56 2 27 20

Sum 1918 83 998 911

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 21 2 3.7 3.7 3.7

23 1 1.9 1.9 5.6

24 5 9.3 9.3 14.8

25 4 7.4 7.4 22.2

26 1 1.9 1.9 24.1

27 2 3.7 3.7 27.8

28 1 1.9 1.9 29.6

30 1 1.9 1.9 31.5

31 2 3.7 3.7 35.2

32 4 7.4 7.4 42.6

33 1 1.9 1.9 44.4

67
35 3 5.6 5.6 50.0

36 2 3.7 3.7 53.7

38 1 1.9 1.9 55.6

39 2 3.7 3.7 59.3

40 5 9.3 9.3 68.5

41 5 9.3 9.3 77.8

42 1 1.9 1.9 79.6

43 3 5.6 5.6 85.2

44 2 3.7 3.7 88.9

49 2 3.7 3.7 92.6

53 1 1.9 1.9 94.4

54 2 3.7 3.7 98.1

56 1 1.9 1.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 25 46.3 46.3 46.3

Perempuan 29 53.7 53.7 100.0

Total 54 100.0 100.0

68
Intensitas menggunakan sosial media
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 12 2 3.7 3.7 3.7

13 2 3.7 3.7 7.4

14 2 3.7 3.7 11.1

15 4 7.4 7.4 18.5

16 10 18.5 18.5 37.0

17 3 5.6 5.6 42.6

18 4 7.4 7.4 50.0

19 6 11.1 11.1 61.1

20 7 13.0 13.0 74.1

21 5 9.3 9.3 83.3

22 2 3.7 3.7 87.0

23 1 1.9 1.9 88.9

24 3 5.6 5.6 94.4

26 2 3.7 3.7 98.1

27 1 1.9 1.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Kestabilan emosi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 10 1 1.9 1.9 1.9

12 1 1.9 1.9 3.7

13 8 14.8 14.8 18.5

14 10 18.5 18.5 37.0

15 3 5.6 5.6 42.6

16 2 3.7 3.7 46.3

17 1 1.9 1.9 48.1

18 3 5.6 5.6 53.7

19 3 5.6 5.6 59.3

20 22 40.7 40.7 100.0

69
Total 54 100.0 100.0

Frequencies
Notes
Output Created 25-JAN-2022 13:23:31

Comments

Input Data C:\Users\Jibril\Documents\maste


r data emosi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 54

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are


treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases


with valid data.

Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=emosi2 umur2 jk2
intensitas2

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,00

Statistics

Intensitas
menggunakan
Kestabilan emosi Umur Jenis Kelamin sosial media

N Valid 54 54 54 54

Missing 0 0 0 0

70
Frequency Table

Kestabilan emosi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak stabil 32 59.3 59.3 59.3

Stabil 22 40.7 40.7 100.0

Total 54 100.0 100.0

Umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Dewasa awal 27 50.0 50.0 50.0

Dewasa akhir 21 38.9 38.9 88.9

Lansia awal 6 11.1 11.1 100.0

Total 54 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 29 53.7 53.7 53.7

Laki-laki 25 46.3 46.3 100.0

Total 54 100.0 100.0

71
Intensitas menggunakan sosial media

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tinggi 40 74.1 74.1 74.1

Rendah 14 25.9 25.9 100.0

Total 54 100.0 100.0

Crosstabs
Notes
Output Created 25-JAN-2022 13:26:19

Comments

Input Data C:\Users\Jibril\Documents\master data


emosi.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 54

Missing Value Definition of Missing User-defined missing values are treated as


Handling missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=umur2 jk intensitas2 BY emosi2

/FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ RISK

/CELLS=COUNT ROW

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 00:00:00,00

Elapsed Time 00:00:00,03

72
Dimensions Requested 2

Cells Available 524245

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Umur * Kestabilan emosi 54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%

Jenis Kelamin * Kestabilan 54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%


emosi

Intensitas menggunakan sosial 54 100.0% 0 0.0% 54 100.0%


media * Kestabilan emosi

Umur * Kestabilan emosi

Crosstab

Kestabilan emosi

Tidak stabil Stabil Total

Umur Dewasa awal Count 16 11 27

% within Umur 59.3% 40.7% 100.0%

Dewasa akhir Count 12 9 21

% within Umur 57.1% 42.9% 100.0%

Lansia awal Count 4 2 6

% within Umur 66.7% 33.3% 100.0%

Total Count 32 22 54

% within Umur 59.3% 40.7% 100.0%

73
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)

Pearson Chi-Square .175a 2 .916

Likelihood Ratio .178 2 .915

Linear-by-Linear Association .032 1 .857

N of Valid Cases 54

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.44.

Risk Estimate

Value

Odds Ratio for Umur (Dewasa a

awal / Dewasa akhir)

a. Risk Estimate statistics cannot be


computed. They are only computed for a 2*2
table without empty cells.

Jenis Kelamin * Kestabilan emosi

Crosstab

Kestabilan emosi

Tidak stabil Stabil Total

Jenis Kelamin Laki-laki Count 14 11 25

% within Jenis Kelamin 56.0% 44.0% 100.0%

Perempuan Count 18 11 29

% within Jenis Kelamin 62.1% 37.9% 100.0%

Total Count 32 22 54

74
% within Jenis Kelamin 59.3% 40.7% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square .205a 1 .651

Continuity Correctionb .031 1 .861

Likelihood Ratio .205 1 .651

Fisher's Exact Test .783 .430

Linear-by-Linear Association .201 1 .654

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.19.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Jenis Kelamin .778 .262 2.311


(Laki-laki / Perempuan)

For cohort Kestabilan emosi = .902 .576 1.414


Tidak stabil

For cohort Kestabilan emosi = 1.160 .610 2.205


Stabil

N of Valid Cases 54

75
Intensitas menggunakan sosial media * Kestabilan emosi
Crosstab

Kestabilan emosi

Tidak stabil Stabil Total

Intensitas Tinggi Count 28 12 40


menggunakan
% within Intensitas 70.0% 30.0% 100.0%
sosial media
menggunakan sosial media

Rendah Count 4 10 14

% within Intensitas 28.6% 71.4% 100.0%


menggunakan sosial media

Total Count 32 22 54

% within Intensitas 59.3% 40.7% 100.0%


menggunakan sosial media

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 7.372a 1 .007

Continuity Correctionb 5.756 1 .016

Likelihood Ratio 7.377 1 .007

Fisher's Exact Test .011 .008

Linear-by-Linear Association 7.236 1 .007

N of Valid Cases 54

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.70.

b. Computed only for a 2x2 table

76
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for Intensitas 5.833 1.524 22.330


menggunakan sosial media
(Tinggi / Rendah)

For cohort Kestabilan emosi = 2.450 1.044 5.748


Tidak stabil

For cohort Kestabilan emosi = .420 .236 .748


Stabil

N of Valid Cases 54

REKAP HASIL SPSS

No variabel P value OR

1 Umur 0,916 - Tidak ada


hubungan
2 Jenis kelamin 0,861 - Tidak ada
hubungan
Intensistas ada
hubungan
3 Menggunakan 0,016 5,833

Sosial Media

77

Anda mungkin juga menyukai