SKRIPSI
OLEH:
Abdullah Saefulbar
204201446071
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
HUBUNGAN ANTARA INTENSISTAS MENGGUNAKAN
SOSIAL MEDIA DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA
ANGGOTA BIDDOKKES POLDA METRO JAYA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional
Jakarta
OLEH:
Abdullah Saefulbar
204201446071
UNIVERSITAS NASIONAL
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
JAKARTA
2021
ii
PERSETUJUAN
NPM : 204201446071
Menyetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
OLEH:
Abdullah Saefulbar
204201446071
Pembimbing 1, Pembimbing 2,
Mengesahkan
Dekan Fakultas Ilmu Kese hatan
iv
LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH SIDANG
NPM : 204201446071
Menyetujui
Menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan yang lain atau di perguruan tinggi lain.
Sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka .
Abdullah Saefulbar
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan rahmat, hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan
Emosi Pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya”.
Saya menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya Ridho Illahi, dukugan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu
pada kesempatan ini dengan rendah hati dan rasa hotmat yang besar penulis
mengucapkan “Alhamdulillahi rabbil 'alamin” beserta terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Nasional Dr. Retno Widowati, M.Si.
2. Ns. Dayan Hisni, MNS selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Nasional dan Pembimbing 1 yang telah memberikan
bantuan dan pengarahan dalam pembuatan skripsi saya.
3. Ns.Nurfajariyah, M.Kep selaku Pembimbing 2 yang telah memberikan
dukungan penuh dalam pembuatan skripsi saya.
4. Seluruh Dosen dan Staf Karyawan Fakultas Ilmu Kesehatan Kesehatan
Universitas Nasional yang telah mendidik dan memfasilitasi proses pembelajaran
di kampus.
5. Kepala Biddokes Polda Metro Jaya yang telah memberikan kesempatan untuk
saya dalam melakukan penelitian.
6. Orang Tua saya yang selalu mensupport dan memberikan do’a serta dukungan
selama proses pembuatan skripsi ini.
7. Teman-teman Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang memberikan semangat
dan bantuan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan tepat waktu.
8. Semua pihak yang sudah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak bisa
saya sebutkan satu persatu.
vii
Akhir kata, saya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu khususnya ilmu epidemiologi. Aamiin.
Abdullah Saefulbar
viii
ABSTRAK
ix
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
xi
2.2. Kestabilan Emosi. ................................................................................ 10
2.2.1. Pengertian Kestabilan Emosi .................................................... 10
2.2.2. Karakteristik Individu yang Memiliki Emosi Stabil
dan Tidak Stabil ........................................................................ 11
2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kestabilan Emosi ............ 11
2.2.4. Aspek –Aspek Stabilitas Emosi……………………………….11
2.3. Usia…………………………………………………………………..14
2.3.1. Pengertian Usia ......................................................................... 14
2.3.2. Klasifikasi Usia ......................................................................... 14
2.4. Jenis Kelamin ................................................................................... 15
2.5. Anggota Biddokkes ............................................................................. 16
2.5.1. Pengertian Anggota Biddokkes................................................. 16
2.5.2. Tugas Anggota Biddokkes ........................................................ 16
2.6 Kerangka Teori ................................................................................... 17
2.7. Kerangka Konsep ................................................................................. 17
2.8. Hipotesis Penelitian ............................................................................. 18
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 19
3.1. Desain Penelitian. ............................................................................. 19
3.2. Populasi dan Sampel ......................................................................... 19
3.3. Lokasi Penelitian............................................................................... 22
3.4. Waktu Penelitian. .............................................................................. 22
3.5. Variabel Penelitian............................................................................ 22
3.6. Definisi Operasional ......................................................................... 22
3.7. Instrumen Penelitian ......................................................................... 24
3.8. Validitas dan Reliabilitas .................................................................. 25
3.9. Prosedur Pengumpulan Data ............................................................. 26
3.10.Analisa Data..................................................................................... 27
3.11.Etika Penelitian ................................................................................28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................................30
4.1. Hasil Penelitian ....................................................................................................30
4.2. Analisa Univariat.................................................................................................31
4.2. Analisa Bivariat ...................................................................................................31
xii
BAB V Kesimpulan Dan Saran ......................................................................................30
5.1. Kesimpulan ..........................................................................................................30
5.2. Saran ....................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................53
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional................................................................................ 18
Tabel 4.1 Rekapitulasi Distribusi Frekuensi Variabel dependent dan Independent 25
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya …………………………………………………………………….. 26
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Usia Anggota Biddokes Polda Metro Jaya………. 26
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya……………………………………………………………………… 27
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Intensitas Menggunakan Sosial Media mAnggota
Biddokes Polda Metro Jaya…………………………………………….. 27
Tabel 4.6 Hubungan Antara Usia Dengan Kestabilan Emosi Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya……………………………………………………….. 28
Tabel 4.7 Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya…………………………………………….. 29
Tabel 4.8 Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya……………….. 29
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
Intensitas pengguna sosial media di seluruh dunia berada pada angka 3,8 miliar
pada bulan Januari 2020 dan angka penggunaannya akan terus meningkat seiring
waktu berjalan (Home page We Are Social, 2021). Adapun intensitas pengguna sosial
media, tersebar pada seluruh platform yang ada mulai dari facebook, instagram,
twitter, youtube, pinterest, tik tok, whatsapp, dan masih banyak lagi.
Di Indonesia sendiri pengguna aktif sosial media mencapai angka 160 juta
tersebar diseluruh platform, yaitu: youtube berada di posisi pertama disusul oleh
whatsapp, facebook, instagram, twitter, line, dan lain-lain (Home page We Are Social,
2021). Adapun sebagian besar pemakaian media sosial dilakukan oleh wanita dengan
selisih sekitar 25% dari pada pria (Home page Wizcase, 2021). Pengguna media sosial
ini tersebar dari seluruh kalangan baik anak-anak, remaja, dewasa, ataupun lansia.
Pengguna media sosial dari 3891 pengguna mayoritas berada pada rentang usia 19
tahun keatas yaitu mereka yang berada pada usia dewasa awal.
1
Salah satu efek yang terjadi apabila terlalu banyak menggunakan intensitas sosial
media adalah emosi. Emosi adalah kemampuan individu dalam merespon emosi
dengan tepat sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu (Goleman, 2018). Sosial media
dapat mendorong terjadinya ledakan konten emosional yang melibatkan banyak orang,
dimana apa yang orang bagikan, baik informasi maupun emosi, di dalam sosial media
dapat berlipat ganda (Chmiel dkk, 2011 & Tadic dkk, 2017). Hal ini makin
menguatkan pernyataan bahwa sosial media memungkinkan emosi untuk ditularkan
dari satu orang ke orang yang lain melalui konten emosional.
Saat ini sebagian Anggota Biddokes Polda Metro Jaya sering mengekspresikan
emosinya di sosial media. Pada sebagian besar Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
hampir menggunakan seharian waktunya untuk mengakses sosial media. Intensitas
penggunaan sosial media pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan sosial
media sangatlah luas. Disaat anggota Biddokes Polda Metro Jaya mendapatkan like
atau love sedikit dan komentar yang negatif anggota Biddokes Polda Metro Jaya
cenderung terpancing emosinya karena sebagian anggota Biddokes Polda Metro Jaya
masih belum stabil dalam mejaga emosinya akibat menggunakan sosial media.
2
Melihat keadaan seperti saat ini, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
hubungan antara intensitas menggunakan sosial media dengan kestabilan emosi pada
anggota Biddokes Polda Metro Jaya, karena peneliti sebagai anggota Biddokes Polda
Metro Jaya lebih mudah dalam perizinan dan pengambilan data penelitian ini.
3
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan dan acuan bagi penelitian
selanjutnya mengenai hubungan antara intensitas menggunakan sosial media dengan
kestabilan emosi.
4
BAB II
KAJIAN TEORI
sebuah kekuatan yang sifatnya mendukung suatu pendapat ataupun sikap dalam
media ialah penggunaan waktu untuk melakukan aktivitas tertentu (durasi) dengan
Menurut (Van Dijk, 2015), intensitas menggunakan sosial media adalah platform
media yang memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka dalam
dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan hubungan antar
konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di antara individu
(to be shared one to one) dan media publik untuk berbagi kepada siapa saja tanpa ada
kekhususan individu.
dimiliki oleh beberapa jenis media lainnya. Ada batasan maupun ciri khusus yang
5
hanya dimiliki oleh media social. Berikut beberapa karakteristik dalam Intensitas
1. Jaringan
Media sosial terbangun dari struktur sosial yang terbentuk dalam jaringan atau
sehinga kehadiran media sosial memberikan media bagi pengguna untuk terhubung
2. Informasi
Informasi menjadi hal yang penting dari media sosial karena dalam media sosial
informasi.
3. Arsip
Bagi pengguna media sosial arsip merupakan sebuah karakter yang menjelaskan
bahwa informasi telah tersimpan dan bisa diakses kapanpun dan melalui perangkat
apapun.
4. Interaksi
Karakter dasar dari media sosial adalah terbentuknya jaringan antar pengguna.
5. Simulasi Sosial
dunia virtual (maya). Ibarat sebuah Negara, media sosial juga memiliki aturan dan
6
etika bagi para penggunanya. Interaksi yang terjadi di media sosial mampu
menggambarkan realitas yang terjadi akan tetapi interaksi yang terjadi adalah
milik dan juga berdasarkan pengguna maupun pemilik akun. Konten oleh pengguna
ini menandakan bahwa di media sosial khalayak tidak hanya memproduksi konten
pengguna lain.
7. Penyebaran
Penyebaran adalah karakter lain dari media sosial, tidak hanya menghasilkan dan
1. Emotional Coping
Sebagai pengalihan dari kesepian, keterasingan, kebosanan, melepaskan
stres, relaksasi, pembebasan dari rasa marah dan frustrasi. Beberapa hal tersebut
yang kemudian menjadikan media sosial sebagai pengalihan dari lama kelamaan
Individu dapat sejenak keluar dari dunia nyata yang tidak sesuai dengan
sosial.
3. Lingkungan
Intensitas penggunaan media sosial juga dapat dipengaruhi oleh orang lain
atau lingkungan, salah satunya adalah sikap konformitas mahasiswa dengan teman
sebayanya.
3. Faktor emosional
Faktor emosional dapat mempengaruhi intensitas penggunaan media sosial.
8
2.1.4. Aspek-Aspek Intensitas Penggunaan Sosial Media
Menurut Ajzen (dalam Frisnawati, 2018) mengemukakan bahwa aspek
a. Perhatian
Merupakan ketertarikan seseorang terhadap aktivitas yang sesuai dengan
minatnya dan akan jauh lebih intensif daripada aktivitas yang lain yang tidak
menimbulkan minat.
b. Penghayatan
c. Durasi
Merupakan kebutuhan individu dalam selang waktu tertentu untuk
melakukan perilaku yang menjadi target. Durasi adalah lamanya selang waktu atau
seseorang menjadi lupa waktu karena terlalu fokus menikmati. Dengan kategori
durasi penggunaan media sosial dikatakan tinggi apabila lebih dari 4 jam per hari
dan masuk dalam kategori rendah jika pengulangan penggunaanya hanya 1-4 jam
per hari.
d. Frekuensi
Merupakan banyaknya seseorang dalam melakukan pengulangan perilaku
9
berulangkali dalam setiap harinya untuk berinteraksi sosial dengan teman-teman
apabila lebih dari 4 kali per hari dan masuk dalam kategori rendah jika pengulangan
berubah-ubah dari suatu emosi atau perubahan suasana hati ke suasana hati lain seperti
bahwa kestabilan emosi dapat diartikan sebagai keseimbangan emosi yaitu dominasi
emosi yang tidak menyenangkan, dapat dilawan sampai pada batas tertentu dengan
kondisi seorang individu yang dapat mengontrol diri atas luapan ekspresi emosi agar
emosi yang ditampilkan tepat, sehingga dapat menyikapi stimulus yang berupa
stability) adalah keadaan dimana seseorang terbebas dari sejumlah besar variasi atau
perselangselingan dalam suasana hati dan sifat karakteristik orang yang memiliki
keadaan yang dipengaruhi oleh rasa aman, rasa percaya diri (trust), kontrol (control)
10
Menurut (Widianti, 2018) mengungkapkan bahwa kestabilan emosi adalah
kondisi yang benar-benar kokoh dan memiliki keseimbangan yang baik serta mampu
menghadapi segala sesuatu dengan kondisi emosi yang tetap (sama), tidak terganggu
adalah keadaan emosi yang tetap, tidak mengalami perubahan dan tidak cepat
mengekspresikan emosi dengan tepat dan tidak berlebihan, sehingga emosi yang
sedang dialaminya tidak mengganggu aktivitas yang lain. Dengan demikian, seseorang
yang emosinya stabil dapat mengarahkan diri untuk memusatkan perhatian pada
aktivitas yang dijalani dan dapat menggunakan pikiran yang lebih positif untuk tidak
adalah keseimbangan emosi seseorang antara emosi yang menyenangkan dan tidak
menyenangkan serta bisa mengontrol diri atas luapan ekspresi emosi agar emosi yang
2.2.2. Karakteristik Individu yang Memiliki Emosi Stabil dan Tidak Stabil
merespon perubahan situasi dengan baik, mampu menunda respon, terutama respon
negatif, bebas dari rasa takut yang tidak beralasan dan mau mengakui kesalahan tanpa
merasa malu.
11
Menurut (King, 2018) mengemukakan adanya perbedaan karakteristik psikologi
antara individu yang mempunyai emosistabil dengan individu yang memiliki emosi
tidak stabil. Individu yang mempunyai emosi stabil adalah individu yang mempunyai
ciri-ciri kreatifitas, produktif; tidak mudah cemas, tegang serta frustasi, mandiri,
semangat tinggi, dan efisien. Sebaliknya, individu yang menunjukkan sifat- sifat antara
lain: tidak produktif, mudah cemas, tegang, frustasi serta kurang hati-hati, tergantung,
seseorang yaitu :
a) Kondisi fisik
b) Pembawaan
kesehatan emosi serta penyesuaian emosi yang terdiri tiga aspek yaitu:
1. Adekuasi emosi
Aspek ini berhubungan dengan respon emosi, mempunyai sifat baik dan
sehat, oleh karena itu untuk memperoleh kesehatan emosi tidak dengan cara
menahan atau menghilangkan reaksi emosi yang timbul. Sikap tenang dan dingin
reaksi emosi yang memadai atau adekuasi yang isinya tidak menyulutkan dan tidak
12
2. Kematangan emosi
reaksi emosi sesuai dengan tingkat perkembangan pribadi. Kematangan emosi tidak
mempunyai batasan umur, artinya kematangan emosi seseorang tidak bisa dilihat.
diri terhadap stress, tidak mudah khawatir atau cemas dan tidak mudah marah.
3. Kontrol emosi
Kontrol emosi merupakan fase khusus dari kontrol diri yang sangat penting
bagi tercapainya kematangan, penyesuaian dan kesehatan mental. Kontrol emosi ini
meliputi pengaturan emosi dan perasaan sesuai dengan tuntutan lingkungan atau
situasi dan standar dalam diri individu yangberhubungan dengan nilai-nilai, cita-
cita serta prinsip. Indikasi kontrolyang kurang baik dapat di lihat dari timbulnya
penghindaran diri sedikit dari stimulus yang menyulitkan individu yang mampu
penyesuaian emosi yang terdiri tiga aspek yaitu: Adekuasi emosi, kematangan emosi
dan kontrol emosi. Apabila ketiga aspek itu berfungsi dengan baik maka dapat
lingkungan atau situasi dan standar dalam diri, kematangan emosi seseorang dapat
dilihat dari kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap stress, tidak mudah
13
khawatir atau cemas dan tidak mudah marah dan pada akhirnya mencapai suatu
2.3. Usia
2.3.1. Pengertian Usia
Usia merupakan kurun waktu sejak adanya seseorang dan dapat diukur
menggunakan satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu normal dapat
dilihat derajat perkembangan anatomis dan fisiologis sama (Nuswantari, 2018). Usia
juga merupakan waktu lamanya hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)
(Hoetomo, 2018).
14
2.4. Jenis Kelamin
Menurut (Fakih, 2018) jenis kelamim merupakan penggolongan secara gramatikal
atau kenetralan. Jenis kelamin juga berkaitan dengan pembedaan peran, fungsi
Jenis kelamin juga merupakan suatu konstruksi budaya yang sifatnya terbuka bagi
segala perubahan (Caroll, G.J. and Judith, 2018). Menurut (Hungu, 2019) jenis
kelamin adalah perbedaan antara perempuan dengan laki-laki secara biologis sejak
Perbedaan biologis dan fungsi biologis laki-laki dan perempuan tidak dapat
dipertukarkan diantara keduanya, dan fungsinya tetap dengan laki-laki dan perempuan
yang ada di muka bumi. Seperti pada fakta lapangan yang sering kita temui saat ini,
banyak sekali tenaga kerja bagian lapangan pada umumnya didominasi oleh laki-laki,
sedangkan pada bagian kantor suatu perusahaan pada umumnya didominasi oleh
wanita.
spesifikasi dari masing-masing gender atau jenis kelamin. Faktor jenis kelamin ikut
kerja pada dasarnya tidak dapat dibedakan berdasarkan pada jenis kelamin.
15
Tetapi pada umumnya laki-laki akan lebih produktif untuk pekerjaan yang
perempuan bisa lebih tinggi daripada laki-laki, dikarenakan perempuan lebih teliti,
kepolisian, rumah sakit dan poliklinik. Anggota Biddokkes terdiri dari personil Polisi
dan ASN yang mempunyai kompetensi keahlian di bidang Kesehatan yaitu medis dan
tugas ops kesehatan lapangan, secara nasional dibidang bencana alam, pengobatan
16
2.6. Kerangka Teori
Berdasarkan teori-teori diatas, diperoleh kerangka teori sebagai berikut :
Predisposing Factors
Intensitas menggunakan
sosial media
Durasi penggunaan sosial
media Kestabilan Emosi
.
Enabling Factors
- Usia
- Jenis kelamin
Gambar 2.1
Kerangka Teori
(Sumber : Grand, 2016)
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
17
2.8. Hipotesis Penelitian
rumusan masalah penelitian dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
H1 : Ada hubungan antara distibusi frekuensi usia dan jenis kelamin serta
H0 : Tidak ada hubungan antara distibusi frekuensi usia dan jenis kelamin serta
18
BAB III
METODE PENELITIAN
dengan kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan pendekatan
Cross Sectional (potong silang) yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi
atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).
3.2.1. Populasi
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang
3.2.2. Sampel
Menurut (Sugiyono, 2019) sampel adalah bagian jumlah dan karakteristik yang
19
faktor keterbatasan yang tidak memungkinkan seluruh populasi untuk diteliti. Sampel
dalam penelitian ini sebanyak 54 anggota Biddokes Polda Metro Jaya. Pengambilan
sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik Simple Random
𝑁
n= 2
1+𝑁(𝑒)
Keterangan:
n : Jumlah Sampel
N : Jumlah Populasi
117
n=
2
1 + 117(0,1)
117
n=
2,17
n = 53,91
n = 54
20
Jumlah populasi ini merupakan ukuran populasi (N) daam rumus slovin.
sebesar 90% dikurangi dengan 100%, sehingga memberikan hasil jumlah sampel
terpenuhinya jumlah sebanyak 54 sampel untuk anggota Biddokes Polda Metro Jaya.
Kriteria sampel yang dapat dimasukan atau layak untuk diteliti dalam penelitian ini
adalah :
1. Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili dalam
sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Adapun kriteria inklusi
2. Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat mewakili
sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Adapun kriteria
a. Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang sedang cuti bekerja saat penelitian
ini.
b. Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang sedang tugas keluar kota saat
penelitian ini
21
3.3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Biddokkes Polda Metro Jaya yang beralamat di Jalan
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2021 - Februari Tahun
2022.
Menurut (Sugiyono, 2019) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari oang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Varibel
terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Varibel bebas dalam penelitian ini
penelitian ini adalah kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya.
konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.
22
Tabel 3.1
Definisi Operasional
NO Variabel Definisi Operasional Cara Hasil Ukur Skala
Ukur/Alat Ukur
Ukur
Dependen
1 Kestabilan Kemampuan Kuesioner 1. Skor < 20 Ordinal
emosi mengendalikan emosi tentang Tidak Stabil
sehingga tercapai Kestabilan 2. Stabil
kematangan emosi dan emosi yang Total skor 21
penyesuaian diri yang menggunakan – 24
sesuai dengan diri dan skala Likert.
lingkungannya Terdiri dari
10 item
Independen
Kategori usia
menurut Depkes
RI (2016)
23
3.7. Instrumen Penelitian
3.7.1. Kestabilan emosi
Menurut (Arthur dan Emily, 2018), kestabilan emosi adalah kondisi kematangan
emosi atau jiwa seseorang dalam menghadapi keadaan yang berubah-ubah dengan
reaksi yang tepat dan cepat, baik secara teknis maupun non teknis.
dengan skor 1 untuk jawaban dimana responden tidak stabil dalam emosi, dan skor 2
untuk jawaban responden stabil dalam emosi. Skala pengukuran yang digunakan
waktu penggunaan sosial media dalam satuan jam baik durasi maupun frekuensinya
kepada responden dengan skor 1 untuk jawaban tinggi, skor 2 untuk jawaban sedang,
dan skor 3 untuk jawaban rendah. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala
1. Tinggi
Skor 20-30
2. Sedang
Skor 10-19
3. Rendah
Skor 1-9
24
3.8. Validitas dan Reliabilitas
3.8.1. Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kecermatan
alat ukur untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Notoadmodjo, 2018).
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Pengujian validitas
dilakukan dengan cara mengukur butir soal dimana skor yang ada pada setiap butir
(Arikunto, 2016) jumlah ideal untuk pengujian validitas dan reliabilitas sebuah
Uji validitas dilakukan pada Anggota anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan
pernyataan pada kuesioner yang harus dibuang atau diganti karena dianggap tidak
3.8.2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
reliabel atau handal jika jawaban responden terhadap pertanyaan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu. Menurut (Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa uji
reliabilitas adalah sejauh mana hasil pengukuran dengan menggunakan objek yang
25
sama, akan menghasilkan data yang sama. Variabel dikatakan baik apabila memiliki
anggota Biddokes Polda Metro Jaya dengan jumlah 10 pertanyaan pada 30 responden.
Peneliti menggunakan uji validitas Product Moment, yaitu uji validitas = r hitung
(Corrected Item-Total Correlation) > r tabel. r tabel dapat diketahui dari df = n-2 =
30-2=28. Pada tingkat kemaknaan 5%, didapat angka r tabel yaitu 0,3610. Dari hasil
uji validitas instrument Kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya,
semua data r hitung > r tabel, maka kuesioner tentang kestabilan emosi pada anggota
nilai r hitung (0,3610) yang artinya 10 pertanyaan tentang kestabilan emosi pada
Kuesioner kestabilan emosi pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam
penelitian ini telah diuji reliabilitasnya dengan menggunakan uji Alpha Cronbach’s
dengan nilai r = 0,913, yang berarti kuesioner kestabilan emosi pada anggota Biddokes
Polda Metro Jaya reliabel. Nilai uji reliabilitas dikatakan reliabel apabila nilai
dalam melakukan penelitian mulai dari persiapan, pengumpulan data sampai analisis
26
1. Mempersiapkan materi dan konsep teori yang mendukung.
(Setiadi, 2007). Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis univariat dan analisis
bivariat.
kedua variabel.
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2018). Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square
(Kai Kuadrat). Uji Chi Square digunakan untuk menguji perbedaan persentase antara
27
independen dan jenis data yang dihubungkan adalah kategorik dengan
kategorik.(Hastono, 2016). Rumus dasar Chi Square seperti dibawah ini (Sugiyono,
2019)
∑(𝑓𝑜 − 𝑓𝑒 )2
𝑋2 =
𝑓𝑒
Keterangan :
kemaknaan 5% (α=0,05)
dependen.
dependen.
hubungan dua vareiabel, sehingga uji ini tidak dapat untuk mengetahui kekuatan
metodenya tergantung latar belakang disiplin ilmu, untuk bidang ksehatan di gunakan
28
3.11. Etika Penelitian
Etika penelitian adalah hubungan timbal balik antara peneliti dan orang yang
diteliti sesuai dengan prinsip etika (Notoatmodjo, 2018). Masalah etika yang harus
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy and
confidentiality)
29
BAB IV
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022
pada anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang beralamat di Jalan Jendral Sudirman
No.55, RT.5/RW.3, Senayan, Kebayoran Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus
Ibukota Jakarta. Sampel pada penelitian ini adalah anggota Biddokes Polda Metro Jaya
yang berjumlah 54 anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer
menggunakan alat bantu penelitian berupa kuesioner yang diisi secara online melalui
google formulir.
30
4.2. Analisa Univariat
4.2.1. Distribusi Frekuensi Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Kestabilan Emosi
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Total 54 100
Dari tabel 4.2 menunjukan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya dalam menggunakan sosial media, yang tidak stabil berjumlah 32 orang
(59,3%), sedangkan yang stabil dalam menggunakan sosial media berjumlah 22 orang
(40,7 %).
Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Usia Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya
Usia Frekuensi Persentase (%)
Dari tabel 4.3 menunjukan hasil usia Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang
berusia dewasa awal berjumlah 27 orang (50,0 %), yang berusia dewasa akhir
berjumlah 21 orang (38,9 %), yang berusia lansia awal berjumlah 6 orang (11,1 %).
31
4.2.3. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Perempuan 29 53,7
Laki-Laki 35 46,3
Total 54 100
Dari tabel 4.4 menunjukan hasil jenis kelamin Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 29 orang (53,7%), sedangkan yang
Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Intensitas Menggunakan Sosial Media
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya, yang menyatakan tinggi berjumlah 40 orang
32
4.3. Analisa Bivariat
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini chi-squere yang hanya dapat
digunakan untk mengetahui ada tidaknya hubungan dua variabel (Hastono, 2016).
f % f % N %
Dari tabel 4.6 menunjukan hasil bahwa usia Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media yaitu
yang berusia dewasa awal berjumlah 16 orang (59,3%) menyatakan tidak stabil dan 11
orang (40,7%) menyatakan stabil. Usia dewasa akhir berjumlah 12 orang (57,1%)
menyatakan tidak stabil dan 9 orang (42,9%) menyatakan stabil. Sedangkan usia lansia
awal berjumlah 4 orang (66,7%) menyatakan tidak stabil dan 2 orang (33,3%
menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,916 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kestabilan emosi pada
33
4.3.2. Hasil Analisa Hubungan Jenis kelamin Dengan Kestabilan Emosi Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya
Tabel 4.7
Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Kestabilan Emosi Total P Value
f % f % N %
Dari tabel 4.7 menunjukan hasil jenis kelamin Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media
yaitu dari jenis kelamin perempuan berjumlah 14 orang (56,0%) menyatakan tidak
stabil dan 11 orang (44,0%) menyatakan stabil. Sedangkan yang berjenis kelamin laki-
laki berjumlah 18 orang (62,1) menyatakan tidak stabil dan 11 orang (37,9%)
menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,861 maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan dengan
kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan
sosial media.
34
4.3.3. Hasil Analisa Hubungan Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Tabel 4.8
Hubungan Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Intensitas Kestabilan Emosi Total P Value
Sosial Media f % f % N %
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi
dalam menggunakan sosial media yaitu dari kategori tinggi berjumlah 28 orang
(70,0%) menyatakan tidak stabil dan 12 orang (30,0%) menyatakan stabil. Sedangkan
dari kategori rendah berjumlah 4 orang (28,6%) menyatakan tidak stabil dan 10 orang
(71,4%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,016 maka
media dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
35
4.4. Pembahasan
4.4.1. Pembahasan Analisa Univariat
4.4.1.1. Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kestabilan emosi pada Anggota
Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan sosial media, yang tidak stabil
berjumlah 32 orang (59,3%), sedangkan yang stabil dalam menggunakan sosial media
kematangan emosi atau jiwa seseorang dalam menghadapi keadaan yang berubah-
ubah dengan reaksi yang tepat dan cepat, baik secara teknis maupun non teknis.
Seseorang yang memiliki emosi yang matang akan memberikan reaksi emosional yang
stabil, tidak mudah berubah-ubah dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati
yang lain. Emosi yang stabil dan positif antara lain adalah hidup tenang, tidak mudah
tersinggung, tidak cemas, tidak sedih, tidak lekas marah, dan tidak iri hati.
Hasil penelitian ini sejalan dengan (Utami, 2018) terdapat hubungan kestabilan
emosi dengan penggunaan sosial media pada siswa SMK 17 Agustus 1945 Surabaya.
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang terlalu banyak dapat memberikan efek pada
memengaruhi suasana hati ini kemudian berdampak pada perubahan kestabilan emosi
36
4.4.1.2. Usia Dengan Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa usia Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya yang berusia dewasa awal berjumlah 27 orang (50,0 %), yang berusia dewasa
akhir berjumlah 21 orang (38,9 %), yang berusia lansia awal berjumlah 6 orang (11,1
%).
Usia merupakan kurun waktu sejak adanya seseorang dan dapat diukur
menggunakan satuan waktu dipandang dari segi kronologis, individu normal dapat
dilihat derajat perkembangan anatomis dan fisiologis sama (Nuswantari, 2018). Usia
juga merupakan waktu lamanya hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan)
(Hoetomo, 2017).
bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara durasi penggunaan media
sosial dengan kestabilan emosi pada pengguna media sosial usia dewasa awal.
Asumsi peneliti bahwa usia dewasa awal termasuk usia yang mempuyai
tingkat ketidak stabilan yang tinggi dalam menggunakan sosial media. Karena sosial
media yang ada pada zaman sekarang semakin banyak aplikasinya, sehingga semua
4.4.1.3. Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi Anggota Biddokes Polda Metro
Jaya
Hasil penelitian ini menunjukan hasil jenis kelamin Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 29 orang (53,7%), sedangkan
yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial
dan kultural.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Siti Annisa, 2019) Berdasarkan hasil
penelitiannya terdapat perbedaan kestabilan emosi remaja laki laki dan perempuan
dimana, kestabilan emosi dalam menggunkan sosial media pada remaja perempuan
berada pada kategori rendah, Sedangkan kestabilan emosi dalam menggunkan sosial
psikologis dan kemampuan verbal, wanita cenderung mempunyai sifat lemah lembut
dan kemampuan verbal yang baik, sehingga kebanyakan anggota Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya berjenis laki-laki lebih sering dalam mengunakan sosial media.
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya, yang menyatakan tinggi berjumlah 40 orang
sebagai seberapa sering (tingkatan waktu penggunaan dalam satuan jam baik durasi
38
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Aziz,
2020) Intensitas penggunaan social media berkaitan dengan tingkat kestabilan emosi
seseorang.
tersebut diantaranya adalah cyberbullying dan perasaan insecure. Emosi dapat muncul
pandagan negatif terhadap diri sendiri atau perasaan insecure dan menjelekan diri
Biddokes Polda Metro Jaya dalam instensitas yang tinggi. Karena penggunaan media
sosial di era sekarang sudah seperti menjadi kebutuhan banyak Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya. Banyak Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang seolah tidak bisa
lepas dari medsos dan sering merasa khawatir jika terlalu lama jauh dari medsos.
Metro Jaya yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media
yaitu yang berusia dewasa awal berjumlah 16 orang (59,3%) menyatakan tidak stabil
dan 11 orang (40,7%) menyatakan stabil. Usia dewasa akhir berjumlah 12 orang
(57,1%) menyatakan tidak stabil dan 9 orang (42,9%) menyatakan stabil. Sedangkan
usia lansia awal berjumlah 4 orang (66,7%) menyatakan tidak stabil dan 2 orang
bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan kestabilan emosi pada Anggota
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Aziz, 2020) yang menyatakan
bahwa ada tidak ada hubungan antara usia dengan kestabilan emosi pada mahasiswa
Universitas Negeri Yogyakarta (FIP UNY) dengan nilai P Value 0,530. Hasil
penelitian menunjukan bahwa responsden dengan usia dewasa awal lebih tidak stabil
dalam menggunakan sosial media dibandingkan responden dengan usia lansia akhir.
Hasil penelitian ini didukung oleh (Widanti, 2018) mengenai hubungan antara
usia dengan kestabilan emosi pada peserta didik SMA 30 Cirebon. Hasil penelitian
menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang sangat signifikan antara usia dengan
kestabilan emosi pada peserta didik SMA 30 Cirebon dengan nilai p value = 0,796.
Hal ini menunjukan rata rata usia responden dewasa awal tidak stabil dalam
menggunakan sosial media, karena tingkat emosi usia dewasa awal lebih tinggi
dikarenakan faktor dari teman dan lingkungan dalam menggunakan sosial media.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis berasumsi bahwa usia dengan kategori
dewasa awal Anggota Biddokes Polda Metro Jaya menyatakan tidak stabil dari segi
Hal ini disebabkan bahwa usia dewa awal lebih mudah tersinggung dalam kata-
kata atau ucapan dari rekan kerja, keluarga atau orang lain bila sedang menggunakan
sosial media. Apabila Anggota Biddokes Polda Metro Jaya memiliki kondisi
sosial media.
40
4.4.2.2.Hasil Analisa Hubungan Jenis Kelamin Dengan Kestabilan Emosi
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam
menggunakan sosial media yaitu dari jenis kelamin perempuan berjumlah 14 orang
(56,0%) menyatakan tidak stabil dan 11 orang (44,0%) menyatakan stabil. Sedangkan
yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 18 orang (62,1) menyatakan tidak stabil dan
11 orang (37,9%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,861
maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan
dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Ulfa, 2017) Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, terdapat perbedaan kestabilan emosi remaja laki laki dan
perempuan pada Remaja di SMAS Sinar Husni Medan dimana, kestabilan emosi pada
remaja perempuan berada pada kategori stabil, sedangkan kestabilan emosi pada
Hasil penelitian ini didukung oleh (Nur Ajiaajah, 2018) hasil penelitian
menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan
kestabilan emosi pada remaja SMA 19 Semarang dengan hasil nilai p value (0,985).
berintraksi lewat sosial media, baik remaja berjenis kelamin perempuan maupun laki-
41
pertimbangan dan cenderung mudah terprovokasi, namun ada juga remaja yang
kelamin dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya cenderung di
dominasi oleh responden yang berjenis kelamin laki-laki dengan jumlah 18 orang
Hal ini dikarenakan Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang berjenis
kelamin laki-laki lebih sering merasakan emosi yang tinggi setelah menggunakan
sosial media misalnya dalam kondisi emosional dan suasana hati yang tidak baik ketika
menggunakan sosial media, hal ini menunjukkan adanya perbedaan tingkat kestabilan
emosi pada laki-laki dan perempuan, dimana tingkat kestabilan emosi perempuan lebih
kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat
kestabilan emosi dalam menggunakan sosial media yaitu dari kategori tinggi
Hasil uji chi squere diperoleh nilai P Value 0,016 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara intensitas menggunakan sosial media dengan dengan
42
kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam menggunakan
sosial media.
(0,000) yang berarti kurang dari (a = 0,005) sehingga terdapat hubungan intensitas
penggunaan sosial media dengan kestabilan emosi pada remaja di SMA Negeri 3
Gorontalo.
Muhammadiyah 2 Malang.
menggunakan sosial media dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda Metro
beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi beberapa faktor yang agar
dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti yang akan datang dalam lebih
43
kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam penelitian-penelitian kedepannya.
2. Penelitian ini diambil saat pandemi Covid-19 dimana peneliti sangat takut tertular.
3. Waktu penyusunan skripsi yang relatif singkat yaitu hanya 3 bulan, idealnya
44
BAB V
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan hasil penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian, hipotesis dan
1. Hasil analisa hubungan usia dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes Polda
Metro Jaya yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam menggunakan sosial
media yaitu yang berusia dewasa awal berjumlah 16 orang (59,3%) menyatakan
tidak stabil dan 11 orang (40,7%) menyatakan stabil. Usia dewasa akhir berjumlah
12 orang (57,1%) menyatakan tidak stabil dan 9 orang (42,9%) menyatakan stabil.
Sedangkan usia lansia awal berjumlah 4 orang (66,7%) menyatakan tidak stabil
dan 2 orang (33,3% menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai P
Value 0,916 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia
dengan kestabilan emosi pada Anggota Biddokes Polda Metro Jaya dalam
2. Hasil analisa hubungan jenis kelamin dengan kestabilan emosi Anggota Biddokes
Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan emosi dalam
orang (56,0%) menyatakan tidak stabil dan 11 orang (44,0%) menyatakan stabil.
tidak stabil dan 11 orang (37,9%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere
diperoleh nilai P Value 0,861 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
45
hubungan antara jenis kelamin dengan dengan kestabilan emosi pada Anggota
emosi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya yang yang memiliki tingkat kestabilan
emosi dalam menggunakan sosial media yaitu dari kategori tinggi berjumlah 28
orang (70,0%) menyatakan tidak stabil dan 12 orang (30,0%) menyatakan stabil.
stabil dan 10 orang (71,4%) menyatakan stabil. Hasil uji chi squere diperoleh nilai
P Value 0,016 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara intensitas
3.1. Saran
1. Bagi Anggota Biddokes Polda Metro Jaya
Sosial media sosial adalah perkembangan teknologi yang sangat digemari
saat ini, menjadikan Anggota Biddokes Polda Metro Jaya harus mengontrol
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya, sehingga Anggota Biddokes Polda Metro
46
3. Bagi penelitian Selanjutnya
sosial media dengan Kestabilan Emosi Pada Anggota Biddokes Polda Metro
47
DAFTAR PUSTAKA
Aleem, S. (2018). Emotional Stability among College Youth. Journal of the Indian
Academy of Applied Psychology, 31, 100–102.
Aziz, A. A. Al. (2020). Hubungan Antara Intensitas Penggunaan Media Sosial dan
Tingkat Depresi pada Mahasiswa. Acta Psychologia, Volume 2 N, 92–107.
Caroll, G.J. and Judith, W. . (2018). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal dan Bayi
Baru Lahir (EGC (ed.)).
Chaplin, J. . (2018). Kamus Lengkap Psikologi. Diterjemahkan oleh Kartini Kartono
(P. R. G. Persada (ed.)).
Departemen Kesehatan RI. (2009). Kategori Usia. Dalam http://kategori-
umurmenurut-Depkes.html.
Fakih, M. (2018). Analisis Gender & Transformasi Sosial. (P. Pelajar (ed.)).
Goleman, D. (2018). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi (P. G. P.
Utama (ed.); Edisi Terb).
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data pada Bidang Kesehatan (Edisi 1). PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Hoetomo. (2018). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (M. Pelajar (ed.)).
Home page We Are Social. (2021). A comprehensive look at the state of the internet,
mobile devices, social media, and ecommerce from Hootsuite and We Are Social.
Read the Report.
Hungu. (2019). Pengertian Jenis Kelamin (Erlangga (ed.)).
Hurlock, E. B. (2012). Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan (terjemahan). (Erlangga (ed.)).
Ibrahim, N. (2019). Hubungan Intensitas Penggunaan Sosial Media Dengan
Kestabilan Emosi Pada Remaja Di SMA Negeri 3 Gorontalo. Universitas
Gorontalo.
King, C. T. M. dan R. A. (2018). Introduction to Psychology, (G. Hill (ed.)).
Marliani, R. (2018). Psikologi Industri & Organisasi (P. Setia (ed.)).
Munajiyah. (2017). Hubungan Intensitas Penggunaan Sosual Media Dengan
Kestabilan Emosi Remaja Di SMK Muhammadiyah 2 Malang. Universitas
Brawijaya.
48
Nasrullah, R. (2016). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Sosioteknologi,
Cet.kedua (S. R. Media (ed.); Cet.kedua).
Nasrullah, R. (2018). Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya dan Sosioteknologi
(Simbiosa Rekatama Media (ed.)).
Notoatmodjo, S. (2018). Metodelogi Penelitian Kesehatan (cetakan ke). PT.Rineka
Cipta. Jakarta.
Nuswantari, D. (2018). Kamus Kedokteran Dorland Edisi 25 (EGC (ed.)).
Rakhmat, J. (2018). Psikologi Komunikasi (Remaja Rosdakarya).
Rohmadi, A. (2016). Tips Produktif Ber-sosial Media (E. Media & Komputindo
(eds.)).
Safaria, T, Saputra, E., N. (2017). Manajemen emosi, sebuah panduan cerdas
bagaimana mengelola emosi positif dalam hidup anda (P. Bumi & Aksara (eds.)).
Setiadi. (2007). Konsep dan Riset Keperawatan (Cetakan Pe). Graha Ilmu.Yogyakarta.
Setyawan, M. (2020). Hubungan antara durasi penggunaan media sosial dengan
kestabilan emosi pada pengguna media sosial usia dewasa awal.
Jurnal.Fkm.Untad.Ac.Id, 2 (3), 110–120.
Siti Annisa, S. (2019). Perbedaan Kestabilan Emosi Ditinjau dari Jenis Kelamin pada
Remaja di SMAS Sinar Husni Medan. Jurnal Diversita, 2 (3), 120–123.
Soetjiningsih. (2017). Tumbuh Kembang Anak (EGC (ed.); Edisi Ceta).
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D (Edisi
kedu). Alfabeta. Bandung.
Tenia, H. (2017). Pengertian Media Sosial. Undang-Undang. 2014, No. 5.
Ulfa, S. A. (2017). Hubungan antara jenis kelamin dengan kestabilan emosi pada
remaja di SMA Swasta Sinar Husni Medan. Jurnal Diversita, 3 No. 2.
Utami, C. D. (2018). Hubungan antara penggunaan sosial media dengan kestabilan
emosi pada remaja. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.
Van Dijk. (2015). Toward a Multifaceted Model of Internet Access for Understanding
Digital Divides (N. M. Society (ed.)).
Widanti, M. C. (2018). Hubungan Antara Usia Dengan Kestabilan Emosi Pada
Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jurnal
Nasional.Ump.Ac.Id, 13 (2).
Widianti, M. C. (2018). Hubungan antara Kestabilan Emosi dengan Problem Solving
pada Mahasiswa Program Studi Psikologi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Universitas Sebelas Maret Surakarta. UNS.
49
Young, M. dan. (2016). Hubungan Intensitas Mengakses Sosial Media terhadap
Perilaku Belajar Mata Pelajaran Produktif pada Siswa Kelas XI Jasa Boga di
SMK N 3 Klaten. Dalam Yuzi Akbari Vindita Riyanti (2016). Universitas Negeri
Yogyakarta.
50
SURAT PERMOHONAN UNTUK MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Abdullah Saefulbar
51
FORMAT PERSETUJUAN RESPONDEN
(Informed Consent)
Nama :
Umur :
Dengan ini saya menyatakan bersedia dan tidak keberatan untuk berperan serta
menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Saefulbar, Mahasiswa
Program Studi Keperawatan, Universitas Nasional dengan judul “Hubungan
Antara Intensitas Menggunakan Sosial Media Dengan Kestabilan Emosi Pada
Anggota Biddokes Polda Metro Jaya”. Demikian surat persetujuan ini dibuat dengan
sejujur-jujurnya tanpa paksaan dari pihak manapun. Saya juga memperkenankan
kepada peneliti untuk menggunakan data yang saya berikan untuk dipergunakan sesuai
tujun kepentingan penelitian. Saya menyadari dan memahami bahwa data yang saya
berikan adalah data yang sebenarnya sesuai apa yang saya alami dan sesuai pendapat
saya.
(Responden)
52
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA INTENSISTAS MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA
DENGAN KESTABILAN EMOSI PADA ANGGOTA BIDDOKKES POLDA
METRO JAYA
Usia :
Jenis Kelamin :
Petunjuk Pengisian :
JAWABAN
NO PERNYATAAN
YA TIDAK
1 Berteriak saat mengungkapkan rasa tidak nyaman atau
kesal terhadap sosial media
2 Marah pada orang lain ketika menyinggung perasaan
lewat sosial media
3 Berkata kasar ketika berkomunikasi pada sosial media
53
KUESIONER : INTENSITAS MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA
Petunjuk Pengisian :
JAWABAN
NO PERNYATAAN
RENDAH SEDANG TINGGI
1 Menurut saya, banyak manfaat yang didapat saat
bermain sosial media
2 Saya senang berkomunikasi lewat sosial media
3 Berkomunikasi lewat sosial media sangat
mudah dari pada berkomunikasi secara langsung
4 Saya sering update kegiatan dalam sehari ke
sosial media
5 Sayadapat menghabiskan waktu berjam-jam
untuk bermain sosial media
6 Saya senang membagikan konten di sosial media
54
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner
A. Karakteristik Responden
Kestabilan Emosi
Tidak Stabil 32 59,3
Stabil 22 40,7
Total 54 100%
Usia
Dewasa Awal 27 50,0
Dewasa Akhir 21 38,9
Lansia Awal 6 11,1
Total 54 100%
Jenis Kelamin
Perempuan 29 53,7
Laki-Laki 35 46,3
Total 54 100%
Intensitas Menggunakan Sosial Media
Tinggi 40 74,1
Rendah 14 25,9
Total 54 100%
55
Pertanyaan Nilai R hitung R Tabel Validitas
1 0.904 0,3610 Valid
2 0.903 0,3610 Valid
3 0.892 0,3610 Valid
4 0.892 0,3610 Valid
5 0.893 0,3610 Valid
6 0.914 0,3610 Valid
7 0.914 0,3610 Valid
8 0.906 0,3610 Valid
9 0.904 0,3610 Valid
10 0.915 0,3610 Valid
56
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KESTABILAN EMOSI
Reliability
Notes
Output Created 19-JAN-2022 11:25:58
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=E1 E2 E3 E4 E5 E6 E7 E8
E9 E10
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
57
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.913 10
Item Statistics
E1 1.40 .498 30
E2 1.43 .504 30
E3 1.57 .504 30
E4 1.57 .504 30
E5 1.53 .507 30
E6 1.10 .305 30
E7 1.10 .305 30
E8 1.50 .509 30
E9 1.43 .504 30
58
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
59
INTENSITAS MENGGUNAKAN SOSIAL MEDIA
Reliability
Notes
Output Created 19-JAN-2022 11:43:01
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
Syntax RELIABILITY
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
60
Scale: ALL VARIABLES
N %
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.872 10
Item Statistics
61
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
Scale Statistics
62
KESIMPULAN HASIL UJI VALIDITAS
a. Uji Validitas
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan membandingkan
nilai r tabel dengan nilai r hitung.
*) Menentukan nilai r tabel
Nilai r tabel dilihat dengan tabel r (pada lampiran) dengan menggunakan
df = n-2 = 30-2=28. Pada tingkat kemaknaan 5%, didapat angka r tabel
= 0,3610
**) Menentukan nilai r hasil perhitungan
Nilai r hasil dapat dilihat pada kolom “Corrected item-Total Correlation”
***) Keputusan
Masing-masing pertanyaan/variabel dibandingkan nilai r hasil dengan nilai
r tabel, ketentuan: bila r hasil > r tabel, maka pertanyaan tersebut valid.
Kesimpulan:
1) KESTABILAN EMOSI
Terlihat dari 10 pertanyaan, TIDAK ADA pertanyaan r hasil nilainya lebih kecil
dari r tabel (r=0,3610), sehingga semua pertanyaan dinyatakan VALID.
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
63
E10 12.63 10.516 .476 .915
Terlihat dari 10 pertanyaan, Tidak ada pertanyaan r hasil nilainya lebih kecil
dari r tabel (r=0,3610), sehingga semua pertanyaan dinyatakan VALID.
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Total Correlation Deleted
b. Uji Reliabilitas
setelah semua pertanyaan valid semua, amnalisis dilanjutkan dengan uji
reliabilitas. Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah; membandingkan
nilai r hasil dengan r tabel. Dalam uji reliabilitas sebagai nilai r hasil adalah
nilai “Alpha” (terletak di akhir output). Ketentuannya: bila r Alpha > r tabel,
maka pertanyaan tersebut reliabel
1) Dari hasil uji di atas ternyata, nilai r Alpha untuk Kestabilan emosi lebih besar
dibandingkan dengan nilai r tabel, maka kesepuluh pertanyaan di atas
dinyatakan reliabel.
64
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.913 10
2) Dari hasil uji di atas ternyata, nilai r Alpha untuk Intensitas menggunakan
sosial media lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel, maka kesepuluh
pertanyaan di atas dinyatakan reliabel.
Reliability Statistics
.872 10
65
HASIL UJI SPSS
Frequencies
Notes
Output Created 25-JAN-2022 13:01:28
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as
missing.
/ORDER=ANALYSIS.
66
Statistics
Intensitas
menggunakan
Umur Jenis Kelamin sosial media Kestabilan emosi
N Valid 54 54 54 54
Missing 0 0 0 0
Mode 24a 2 16 20
Range 35 1 15 10
Minimum 21 1 12 10
Maximum 56 2 27 20
Frequency Table
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
67
35 3 5.6 5.6 50.0
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
68
Intensitas menggunakan sosial media
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Kestabilan emosi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
69
Total 54 100.0 100.0
Frequencies
Notes
Output Created 25-JAN-2022 13:23:31
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Syntax FREQUENCIES
VARIABLES=emosi2 umur2 jk2
intensitas2
/ORDER=ANALYSIS.
Statistics
Intensitas
menggunakan
Kestabilan emosi Umur Jenis Kelamin sosial media
N Valid 54 54 54 54
Missing 0 0 0 0
70
Frequency Table
Kestabilan emosi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Umur
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
71
Intensitas menggunakan sosial media
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Crosstabs
Notes
Output Created 25-JAN-2022 13:26:19
Comments
Filter <none>
Weight <none>
Cases Used Statistics for each table are based on all the
cases with valid data in the specified
range(s) for all variables in each table.
Syntax CROSSTABS
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ RISK
/CELLS=COUNT ROW
72
Dimensions Requested 2
Cases
Crosstab
Kestabilan emosi
Total Count 32 22 54
73
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
N of Valid Cases 54
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2.44.
Risk Estimate
Value
Crosstab
Kestabilan emosi
Perempuan Count 18 11 29
Total Count 32 22 54
74
% within Jenis Kelamin 59.3% 40.7% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. Exact Sig.
Value df sided) (2-sided) (1-sided)
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.19.
Risk Estimate
N of Valid Cases 54
75
Intensitas menggunakan sosial media * Kestabilan emosi
Crosstab
Kestabilan emosi
Rendah Count 4 10 14
Total Count 32 22 54
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance Exact Sig. Exact Sig.
Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
N of Valid Cases 54
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.70.
76
Risk Estimate
N of Valid Cases 54
No variabel P value OR
Sosial Media
77