Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A.    DEFINISI PROTOKOLER
Protokoler berhubungan atau berkaitan dengan protokol, dan bersifat keprotokolan. Kata
protokol berasal dari bahasa Yunani, yang mengandung dua kata, yakni protos yang berarti
pertama dan colla berarti diletakkan atau melekatkan.
Dari pengertian tersebut, protokol dapat diartikan :
1.    Sebagai naskah rancangan pertama atau asli dari sesuatu persetujuan yang ditandatangani oleh
yang membuatnya, dalam mempersiapkan sesuatu perjanjian;
2.    Sebagai simbul dari perilaku, etika, sebagaimana aplikasikan dalam acara-acara diplomatik,
meliputi pengaturan tempat duduk dalam acara pesta malam hari tergantung kepada tata cara
protokol dan aturan-aturan yang lazim dilakukan.
Protokol adalah etiket berdiplomasi dan urusan negara. Sebuah protokol adalah sebuah
aturan yang membimbing bagaimana sebuah aktivitas selayaknya dijalankan terutama dalam
bidang diplomasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN ETIKA
Dari Buku Etika dan Filsafat Komunikasi (Muhammad Mufid) halaman 173.
Secara etmologi (bahasa) “etika” berasal dari kata bahasa Yunani ethos. Dalam bentuk
tunggal, “ethos” berarti tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaaan, adat,
akhlak, perassaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha berarti ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tetntang kebiasaan. Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah ilmu
pengethauan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu
tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan
akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Dalam
pembahasan kali ini, maka etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai atau norma yang menjadi
pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Menurut Martin  (1993),  etika  didefinisikan sebagai  “the  discpline which  canact  as the 
performance index or reference for our control system”.  Dengan demikian,etika akan memberi
kan
semacam batasan maupun standar yang akan mengaturpergaulan manusia di dalam kelompok s
osialnya. Dalam pengertiannya yang secarakhusus
dikaitkan dengan seni pergaulan manusia, etika ini kemudian dirupakan dalam
bentuk aturan  (code)  tertulis  yang  secara  sistematik  sengaja  dibuat  berdasarkanprinsip-
prinsip moral yang ada dan pada saat yang dibutuhkan akan bisa difungsikan
sebagai alat untuk menghakimi segala macam tindakan yang secara logika-rasional
umum (common sense) dinilai menyimpang dari kode etik.
Drs.  Sidi  Gajalba  dalam  sistematika filsafat  :  etika  adalah  teori  tentangtingkah laku pe
rbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.
Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicaramengenai nilai
dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam hidupnya.
Pengertian Etika Protokoler
Etika protokol adalah nilai-nilai, norma-norma atau kaidah-kaidah, ukuran-ukuran yang
berupa aturan-aturan tatanan yang harus ditaati dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang
meliputi pengaturan mengenai tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan.
Etika bertujuan meneliti tingkah laku manusia yang dianggap merupakan cerminan dari
apa yang terkandung dalam jiwa atau dalam hati nuraninya.
Etika protokoler :
a.       Syarat Penunjang Protokoler :
1.      Percaya diri
2.      Penampilan yang baik (berpakaian, sikap yang wajar, wajah yang ramah, bersemangat/tidak
emosional, memberikan penjelasan, posisi berdiri, mengatur suara)
3.      Human relation yang baik
4.      Menepati waktu yang ditentukan
5.      Kreatif dan penuh ide
6.      Tidak menyakiti hati hadirin
b.      Penampilan Protokoler
Adapun penampilan yang harus diperhatikan seorang protokoler adalah sebagai berikut :
1.    Ekspresi Diri
2.    Pancaran Mata
3.    Suara
4.    Gaya Bicara
5.    Cara Mendengarkan
6.    Sikap Tubuh
7.    Bahasa Tubuh
8.    Cara Berjalan
c.       Berbusana
Berbusana atau berpakaian seorang protokoler juga harus diperhatikan. Adapun busana yang
harus dipakai adalah :
1.    Acara resmi yang bersifat kenegaraan : pakaian nasional.
2.    Acara resmi untuk perkawinan/pernikahan: pakaian daerah disesuaikan dengan daerah setempat
atau pemilik hajad.
3.    Acara setengah resmi: dapat pakaian nasional/pakaian daerah/maupun gaun yang bersifat formal.
Lihat situasi setempat.
4.    Acara hiburan/santai: pakaian bebas, rapi, sopan

B.     PENGERTIAN PRIBADI ATAU KEPRIBADIAN


Dari Buku Penegembangan Kepribadian Untuk Mahasiswa Kesehatan dan Umum (Zuyina
Luk Lukaningsih, S. Psi). halaman 1
Dalam kehidupan sehari-hari makna kepribadian menjadi pudar oleh bermacam-macam
arti yang diberikan oleh psikolog. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang tuntas, Allport
(1937) menemukan hampir 50 definisi berbeda yang dogolongkannya ke dalam sejumlah
kategori. Disini kita hanya akan membahas beberapa dari definisi-definisi tersebut.

Dari Buku Pengembangan Kepribadian, Tinjauan Praktis Menuju Pribadi Positif ( Dra.
Hj. Inge Hutagalung, M.Si) BAB 1
Kepribadian bukanlah sesuatu yang dapat dikenakan ataupun ditanggalkan sebagaiamana
orang mengenakan pakaian ataupun mengikuti gaya mode tertentu. Kepribadian adalah tentang
diiri pribadi secara keseluruhan, kepribadian adalah sesuatu yang unik pada diri masing-masing
individu. Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan
individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang
ditunjukkan oleh seseorang.
Menurut Gordon Allport (1951), seorang psikolog Jerman yang merupakan pakar
kepribadian, kepribadian adalah organisasi dinamis dalam individu sebagai sistem psikofisik
yang menentukan caranya yang khas dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Definisi ini kiranya dapat diperjelas sebagai berikut:
(a)    Organisasi dinamis menekankan kenyataan bahwa kepribadian itu selaluberkembang dan
berubah walaupun dalam pada itu ada organisasi sistem yang mengikat dan menghubngkan
berbagai komponen dari kepribadian.
(b)   Istilah psikofisik menunjukkan bahwa kepribadian bukan hanya eksklusif (semata-mata) mental,
dan bukan pula semata-mata natural. Organisasi kepribadian melingkupi kerja tubuh dan
jiwa (tak terpisash-pisah ) dalam kesatuan kepribadian.
(c)    Satu unsur yang penting adalah kata khas (unik) yang menunjukkan pada penekanan utama
yang diberikan Allport pada individualitas.
(d)   Dengan menyatakan “ menyesuaikan diri terhadap lingkungan” allport menunjukkan
keyakinannya bahwa keperibadian mengentarai individu dengan lingkungan fisik dan lingkungan
psikologisnya. Jadi kepribadian adalah sesuatu yang mempunyai fungsi atau arti adaptasi dan
menentukan.
Tipe Kepribadian Dalam Penyampaian Informasi
Dalam kehidupan sehari hari kita harus banyak membuat keputusan. Pembuatan
keputusan yang tepat juga membutuhkan informasi yang tepat.untuk mmendapatkan informasi
yang terpat diperlukan kepribadian yang jujur. Tipe kepribadian dalam penyampaian informasi
dibedakan atas:
a.    Jujur
Orang yang mengikuti moral masyakat yaitu tidak berbohong, lurus hari, dapat dipercaya kata
katanya dan tidak berkhianat.
b.      Pembohong
Orang yang suka melanggar moral masyarakat, mengatakan sesuatu yang tidak sesuai fakta,
dusta dan berjanji palsu.
Kejujuran menduduki peringkat pertama dalam sikap yang paling disukai dari
kepribadian seorang professional. Kejujuran menjadi kunci untuk mencapai kesuksesan. Dengan
bersikap jujur seseorang akan mendapat kepercayaan yang tinggi dari lingkungan sekitarnya.
Tipe Kepribadian Terhadap Pertanggung Jawaban
Setiap keputusan atau tindakan mengandung resiko dan kita harus berani
mempertanggung jawabkan apaun hasil dari tindakan kita.
Tipe kepribadian terhadap tangggungjawab dibagi atas:
a.         Bertanggungjawab, yaitu orang yang berani mengambil tanggung jawab dan resiko serta tidak
mencari kambing hitam. Bertanggung jawab atas perbuatan anak buah dan bahkan bertanggung
jawab terhadap sesuatu yang bukan di perbuatnya.
b.        Pengecut, yaitu orang yang tidak mau menerima resiko atas segala perbuatannya, melemparkan
tanggung jawab dan mencari kambing hitam. Ia membiarkan segala sesuatu berjalan berdasarkan
nasib dan bersikap masa bodoh.
Orang pengecut tidak selalu tenang karena takut suatu saat orang lain mengetauinya.
Orang pengecut menjadi kebal dengan kepengecutannya sehingga lama kelamaan menjadi
kepribadian.

BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Dalam semua yang kita lakukan harus mempunyai yang namanya etika dan kepribadian
yang baik. Bukan hanya saja dalam protokoler saja kita harus memiliki etika dan kepribadian
yang baik. Dengan adanya etika dan kepribadian yang baik, semua yang kita informasikan
kepada orang lain akan mudah di dengarkan karena kita memiliki sifat yang baik yang kita
cerminkan.

DAFTAR PUSTAKA
Daniel Cervone, Lawrence A. Pervin, Kepribadian: Teori Dan Penelitian, Penerbit: Salemba
Humanika: Jakarta: 2008

Zuyina Luk Lukaningsih, Pengembangan Kepribadian Untuk Mahasiwa Kesehatan Dan Umum,


Penerbit: Nuha Medica: Yogjakarta: 2010

Muhammad Mufid, Etika Dan Filsafat Komunikasi, Penerbit: Kencana: Jakarta: 2010

Primi Artiningrum, Etika Dan Perilau Profesional Sarjana, Penerbit: Graha Ilmu: Yogjakarta:
2013
E .Widijo Hari Murdoko, Menjadi Pribadi Revosioner, Penerbit: Wanajati Chakra Renjana:
Yogjakarta: 2012
By campuran di October 03, 2016 
Email ThisBlogThis!Share t

Anda mungkin juga menyukai