PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh:
Ignatius Galang Ananta
NIM: 101124038
SKRIPSI
Oleh:
Ignatius Galang Ananta
NIM: 101124038
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Y.B. Kukuh Iriyanto dan Maria Yosephine Suliyem selaku orangtua saya,
Yohanes Genta Oktariyanto, Laurensia Nata Dewi, dan Yusuf Guruh Andita
Katolik yang turut serta dalam proses mendampingi perkembangan saya baik secara
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan
bersorak sorai. Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur
benih, pasti pulang dengan sorak sorai sambil membawa berkas-berkasnya.”
(Mzm 126:5-6)
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
dapat terselesaikan.
waktu, sarana, maupun ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Untuk itu, penulis
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik berupa nasehat,
petunjuk maupun dorongan kepada penulis. Oleh karena itu, dengan penuh
1. Tuhan Yang Maha Esa yang selalu memberikan kekuatan, penghiburan, dan
2. Drs. F.X. Heryatno W.W., S.J., M.Ed. selaku Ketua Program Studi Ilmu
mengenai pastoral orang sakit bagi pasien kanker pasca kemoterapi ini.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. F.X. Dapiyanta, SFK., M.Pd. selaku dosen pembimbing utama yang telah
4. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A. selaku dosen pembimbing akademik dan
5. Y.H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum. selaku dosen penguji III yang selalu
6. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, yang telah mendidik dan membimbing
karyawan bagian lain yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam
9. Y.B. Kukuh Iriyanto dan Maria Yosephine Suliyem selaku orang tua yang
10. Yohanes Genta Oktariyanto, Laurensia Nata Dewi, dan Yusuf Guruh Andita
skripsi ini.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. viii
ABSTRACT ............................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalahan ................................................................... 6
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 7
D. Manfaat Penulisan ...................................................................... 7
E. Metode Penulisan ....................................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 9
BAB II. SITUASI DAN KONDISI ORANG SAKIT KANKER PASCA
KEMOTERAPI ............................................................................. 11
A. Situasi dan Kondisi Orang Sakit ................................................. 11
1. Definisi Sakit ......................................................................... 11
2. Sakit Menurut Iman Kristiani ................................................ 14
a. Sakit dalam Gambaran Penderitaan Manusia di dalam
Kitab Suci........................................................... ............... 14
b. Sakit dalam Pandangan Ajaran Gereja............................... 23
c. Sikap terhadap Sakit menurut Iman Kristiani..................... 27
3. Situasi dan Kondisi Fisik Orang Sakit.................................... 30
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama
Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal
8.
Februari 1984.
C. Singkatan Lain
Art : Artikel
Bdk : Berdasarkan
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Ed : Editor
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Tu’u, 2007: 20) dirumuskan pemahaman pastoral sebagai suatu kegiatan yang
dilakukan untuk mencari dan mengunjungi anggota jemaat satu per satu, terutama
Pemahaman ini membawa kepada sebuah konsep yang menunjuk kepada suatu
istilah pendampingan pastoral untuk orang sakit atau acap kali disebut sebagai
pastoral care. Menurut G. Heitink (Hommes & Singgih, 1992: 405) sebagaimana
dikutib oleh Tjaard G. Hommes dan Gerrit Singgih dalam Teologi dan Praksis
diri dalam hubungan pertolongan dengan orang lain, agar dengan terang Injil dan
bagi pergumulan dan persoalan kehidupan iman. Praktik pastoral orang sakit atau
pastoral care ini sering kali dirasakan di dalam sebuah pelayanan di rumah sakit,
meski sebenarnya praktik pastoral orang sakit atau pastoral care ini sebenarnya
pastoral atau pastoral care yang diperuntukkan bagi orang sakit dapat benar-benar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dirasakan ketika salah satu anggota keluarga atau kerabat sakit dan dirawat di
sebuah rumah sakit. Tidak sedikit perhatian dari sejumlah anggota Gereja, petugas
pastoral di rumah sakit, bahkan pastor turut hadir dan memberikan pendampingan
kepada anggota keluarga atau kerabat yang sedang sakit tersebut. Pendampingan
pastoral atau pastoral care yang diberikan pun begitu banyak ragamnya, mulai
dari doa bersama, sharing pengalaman sampai pada memberikan motivasi kepada
keluarga atau kerabat yang sakit. Pastoral orang sakit atau pastoral care ini tidak
terbatas pada pasien yang menderita sakit ringan. Pastoral orang sakit atau
pastoral care ini juga diberlakukan kepada pasien yang menderita sakit parah atau
oleh pastor. Akan tetapi mengingat sejumlah tugas dan tanggung jawab yang
diemban, pastor mengajak kaum awam untuk turut terlibat dalam pendampingan
pastoral ini. Hal ini selaras dengan yang termuat di dalam dekrit Konsili Vatikan
membawa keselamatan (AA, art. 4). Namun, pada kenyataan yang terjadi tidaklah
sedikitnya orang yang mau terlibat di dalam pendampingan pastoral atau pastoral
care kepada orang sakit. Dalam pengantar bukunya, Tulus Tu’u (2007: vii)
dengan perjuangan dan pencapaian kariernya, ada sejumlah golongan yang merasa
dalam hidup bermasyarakat. Kondisi yang dialami oleh golongan ini acap kali
hanya bisa terbaring lemah di atas ranjang dengan sejumlah obat yang mampu
agar permasalahan dapat teratasi. Jenis golongan ini sering kali luput dari
perhatian banyak orang, karena yang dapat merasakan persoalan ini hanyalah
merasa tidak berdaya dan tidak berguna karena segala keperluan untuk hidup
dilayani oleh orang lain. Bahkan ada juga yang merasa bahwa pengalaman ini
merupakan hukuman atas apa yang sudah dia lakukan selama ini di dunia,
kondisi tersebut di atas, dapat dikatakan bahwa keadaan orang sakit yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17). Ia mengalami ketegangan jiwa yang tampak di dalam sejumlah gejala emosi,
Dewasa ini, penyakit yang cukup ditakuti oleh sejumlah orang di dunia
pertumbuhan sel yang tidak terkontrol, terus menerus, tidak terbatas, merusak
jaringan setempat dan sekitarnya, serta dapat menyebar luas (distant metastases)”.
menjadi perhatian serius di bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah
korban yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang
efektif untuk pengobatannya (Yuswanto & Sinaradi, 2000: 2). Terdapat ragam
pengobatan kanker yang selama ini sudah dicoba dilakukan untuk mengatasi
(radiasi), dan terapi kimia (kemoterapi). Salah satu yang menjadi perhatian dalam
yaitu penggunaan bahan-bahan bioaktif dari hasil sintesis atau isolasi bahan alam.
(kemoterapi) akan menunjukkan efek samping yang cukup besar, seperti semakin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dimuat dalam jurnal Psikologi Kesehatan, Nimas Ayu Fitriana dan Tri Kurniati
munculnya perasaan takut, tidak berdaya, rendah diri, sedih, dan lebih mudah
mengalami ketergantungan pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
harga diri pasien (Ayu Fitriana & Tri Kurniati Ambarini, 2012: 2).
tidak dapat disembuhkan secara medis, atau belum diketemukannya obat yang
depresi. Proses penyembuhan tidak dapat dilakukan oleh dokter dan suster, tetapi
baik juga jika diadakan kolaborasi dan kerjasama dengan pelayan rohani atau
sering disebut dengan petugas pastoral care. Dalam hal inilah pastoral orang sakit
sangat kecil, dokter dan perawat perlu bekerja sama dengan petugas rohani untuk
menolong agar pasien dapat menerima kondisi yang dialami saat ini sebagai
berkat dari Tuhan dan dapat membangun konsepsi yang positif mengenai hidup
dan Tuhan. Jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan
Melalui pastoral orang sakit yang akan diterapkan bagi pribadi pasien, maka
harapan yang hendak dihadirkan adalah penyakit yang tak tersembuhkan itu dapat
berkurang bahkan dan timbul motivasi kesembuhan yang membuat pasien lebih
khusus dalam usaha pastoral orang sakit nampaknya harus segera diwujudkan
secara nyata. Untuk mewujudkan perhatian ini tidaklah mudah, terlebih untuk
menentukan perhatian apa yang paling tepat bagi mereka, karena kondisi pasien
penderita kanker pasca kemoterapi ini cukup dinamis. Oleh karena itu, penulis
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam hal ini dapat
2. Bagaimana konsep pastoral bagi orang sakit, secara khusus bagi pasien kanker
pasca kemoterapi?
3. Model pastoral orang sakit manakah yang relevan bagi pasien kanker pasca
kemoterapi?
C. Tujuan Penulisan
KEMOTERAPI yaitu:
2. Mendeskripsikan gagasan pastoral bagi orang sakit, secara khusus bagi pasien
3. Merumuskan model pastoral orang sakit yang relevan bagi pasien kanker pasca
kemoterapi.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoristis
juga memperkaya kajian mengenai model pastoral orang sakit yang dapat
diterapkan bagi pasien kanker pasca kemoterapi dalam ranah kerohanian yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
disesuaikan dengan tingkatan usia pasien, serta bisa menjadi referensi untuk
2. Manfaat Praktis
rohani, secara khusus model pendampingan pastoral bagi pasien kanker pasca
kemoterapi.
katekese di bidang pastoral orang sakit dan kerasulan kaum awam terlebih
E. Metode Penulisan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami dengan cara mendeskripsikan dan
(Suprihatin, 1999: 7). Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi atau
gabungan. Data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan
Kemudian, penulis ingin mengetahui secara teoritis konsep pastoral orang sakit.
F. Sistematika Penulisan
Bab II berisi tentang situasi dan kondisi orang sakit kanker pasca
kemoterapi, diuraikan tentang definisi sakit, sakit menurut Kitab Suci berdasarkan
dokumen Salvifici Doloris, situasi dan kondisi orang sakit, baik secara batin
maupun spiritual, serta sikap terhadap sakit dalam iman Kristiani. Kemudian
dilanjutkan dengan situasi dan kondisi pasien kanker pasca kemoterapi yang
manusia, dampak psikologis kanker bagi pasien, kemoterapi sebagai salah satu
tindakan medis (medical treatment), dan dampak spiritual kanker pada pasien
10
Bab III membahas mengenai pastoral orang sakit. Pada bab ini diuraikan
hakikat dari pastoral, yang mencakup definisi pastoral, ruang lingkup pastoral,
konsep mengenai pastoral orang sakit yang di dalamnya termuat hakikat pastoral
orang sakit, alasan perlu dilaksanakan pastoral orang sakit, pendekatan yang
digunakan dalam pastoral orang sakit, fungsi pendampingan pastoral untuk orang
sakit, dinamika pastoral orang sakit, ragam pendekatan pastoral orang sakit, dan
dengan pastoral orang sakit bagi pasien kanker pasca kemoterapi sampai pada
penyusunan usulan program pastoral orang sakit yang dapat diterapkan bagi
BAB II
KEMOTERAPI
Dewasa ini, penyakit yang cukup ditakuti oleh sejumlah orang di dunia adalah
kanker. Berdasarkan karangan dr. Med Juliar Sihlman (1980: 15) yang dimuat
dalam majalah Mawas Diri edisi Januari 1980, diungkapkan bahwa kanker
termasuk dalam salah satu dari empat besar golongan penyakit utama yang
diderita oleh manusia, yakni jantung koroner, kanker, gangguan jiwa, dan
serius di bidang kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah korban yang terus
meningkat dari tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk
(kemoterapi). Salah satu yang menjadi perhatian di dalam pembahasan ini adalah
kemoterapi, yaitu penggunaan bahan-bahan bioaktif dari hasil sintesis atau isolasi
bahan alam.
1. Definisi Sakit
khususnya pernah mengalami apa yang dinamakan dengan rasa sakit. Sakit
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
layaknya hidup dan mati manusia, dengan demikian sakit menjadi bagian dari
situasi atau keadaan, di mana terjadi gangguan keseimbangan yang dinamis antara
fungsinya di dalam keadaan yang tidak normal dalam kehidupannya dan di dalam
Situasi yang demikian ini sedikit banyak akan membawa dampak bagi
orang yang menderita sakit maupun orang–orang di sekitarnya. Situasi sakit juga
secara finansial, fokus perhatian menjadi tertuju pada penderita, dan lain
sebagainya.
sebaya. Menurut penelitian yang sudah dilakukan oleh Ivan Illich sebagaimana
dikutib oleh Kieser (1984: 32) dalam Ikut Menderita Ikut Percaya: Pastoral
Orang Sakit menyatakan bahwa kesehatan bukanlah akibat dari naluri manusia,
melainkan akibat adanya reaksi otonom, di mana reaksi tersebut terbentuk dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
pola hidup dan kemampuan menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan yang
contoh perikop berusaha menggambarkan kaitan antara sakit dengan dosa yang
telah diperbuat oleh manusia. Sakit diyakini sebagai hukuman dari Allah atas dosa
manusia (Mzm 107:17, Yoh 9:1-2, Yoh 5:14). Di dalam perikop yang lain, sakit
juga dihubungkan dengan adanya pengaruh roh jahat yang mencoba masuk dalam
tubuh manusia.
Berdasarkan kaitan sakit dengan dosa dan pengaruh roh jahat yang
berada di dalam keadaan yang tidak sehat (Abineno, 1972: 10). Kondisi ini bukan
hanya dilihat dari hal rohaniah semata, melainkan juga jasmaniah. Terdapat
hubungan yang erat di antara kondisi rohani dengan jasmani. Dengan tubuh dan
jiwanya, manusia memuji dan membesarkan nama Tuhan, dengan tubuh dan
jiwanya pula, manusia dapat menderita karena hukuman yang diterima dari Allah.
Yang menarik di dalam pembahasan tentang kaitan sakit dengan dosa dan
pengaruh roh jahat yang ditulis oleh Dr. J.L. Ch. Abineno dalam Pelajanan
pula kuasa lain yakni anugerah dari Allah sekalipun tersembunyi kuasa tersebut
14
dengan nasib, yakni suatu situasi yang dengan sendirinya datang ke dalam hidup
pasien; hal ini tidak dapat dihindari melainkan harus dihadapi. Sebagai mahkluk
bahkan berharap dapat menikmati rasa sakit itu dengan dalih dapat sejenak
pernah mengalami apa yang dinamakan dengan rasa sakit. Di dalam paragraf
Kieser (1984: 31), menyatakan bahwa sakit menjadi suatu situasi di mana terjadi
yang tidak normal dalam kehidupannya dan di dalam fase–fase tertentu dalam
siklus hidup.
Dalam pembahasan awal bab ini digagas bahwa Kitab Suci turut
berusaha menunjukkan hubungan antara sakit dengan dosa dan pengaruh roh
jahat. Gagasan ini diungkapkan oleh Dr. J.L. Ch. Abineno dalam Penjakit dan
15
dalam keadaan yang tidak sehat. Gagasan ini diperkuat dengan konsep yang
sebelumnya dituangkan dalam Pelajanan Pastoral oleh Dr. J.L. Ch. Abineno
(1967: 43) yang menyatakan bahwa penyakit yang diderita oleh seseorang
Gagasan yang dirumuskan oleh Dr. J.L. Ch. Abineno dalam karyanya,
melihat adanya sejumlah perikop Kitab Suci dan menjadikannya acuan untuk
menemukan konsep penderitaan yang dialami oleh manusia. Gagasan dari Dr. J.L.
Ch. Abineno dipertegas oleh P. Go. dalam Hidup dan Kesehatan (1984: 51)
bahwa di dalam Kitab Suci, sakit dan penderitaan bukan melulu soal hal-hal
interpretasi religius.
seseorang yang berusaha menemukan jawaban dari sebuah pertanyaan besar yang
sering menjadi pergulatan hidup manusia, yakni mengapa orang saleh menderita.
orang saleh yang kaya raya. Pada jaman itu, Ayub memiliki hewan ternak dan
pekerja dengan jumlah yang tidak sedikit. Ia merupakan orang paling kaya di
kawasan negeri sebelah timur dengan memiliki 7.000 ekor domba, 3.000 ekor
unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina, dan pekerja dengan jumlah besar
(Ayb 1:3). Selain kekayaan yang dimiliki oleh Ayub sehingga ia dikatakan
sebagai orang paling kaya, Ayub juga merupakan sosok orang yang saleh dan
jujur. Ayub senantiasa berusaha untuk takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Ia juga sosok yang dermawan, berbudi luhur, dan begitu dihormati oleh pekerja-
pekerja.
Sebagai seorang yang bijak, saleh, kaya, dermawan, berbudi luhur, dan
tidak lurus dan mulus-mulus saja. Ia yang memiliki keyakinan dan iman yang kuat
dalam kurun waktu satu hari. Musibah datang bertubi-tubi, dimulai dari lembu
sapi yang sedang membajak dan keledai betina yang sedang makan rumput tiba-
tiba diserang oleh segerombolan orang-orang Syeba dan merampas seluruh lembu
sapi dan keledai betina dan membunuh pekerjanya. Kemudian disambut peristiwa
memilukan berikutnya yakni kambing domba yang lenyap beserta dengan pekerja
karena tersambar oleh api yang turun dari langit. Lalu unta yang dijarah oleh
pasukan dari Kasdim dan membunuh serta pekerjanya. Peristiwa ini membuat
Ayub yang habis dalam waktu satu hari, melainkan kini mulai mengena juga pada
harta yang teramat penting yang dimiliki Ayub, yakni anak-anaknya. Ayub
memiliki 7 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan buah dari
perkawinannya dengan istrinya. Akan tetapi tidak semua pola ayub tertuang pada
diri puteranya. Anak laki-laki Ayub sering mengadakan pesta di rumah dan
mengundang saudarinya (Ayb 1:4-5). Suatu hari ketika anak-anak Ayub sedang
makan dan minum anggur di rumah saudara mereka, tiba-tiba angin ribut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
digunakan anak-anak Ayub dari pelbagai penjuru, sehingga rumah itu roboh dan
manusia normal pada umumnya, jika mendapatkan situasi dan kondisi yang
demikian ini tentu pemberontakan merupakan respon pertama yang akan muncul.
Demikian juga Ayub, reaksi Ayub mula-mula adalah berontak dan menuduh
Tuhan Allah sebagai sosok yang tidak adil (Gannet, 1987: 38). Banyak orang di
sekitar Ayub termasuk istri dan tiga orang teman Ayub meyakinkan Ayub bahwa
apa yang dialami saat ini merupakan hukuman yang diberikan oleh Tuhan Allah
kepada Ayub karena ketidaktaatan Ayub dan sejumlah dosa-dosa yang dibuat
Ayub semasa hidupnya. Peristiwa semacam ini juga dialami oleh kebanyakan
orang yang berada dalam kondisi dan situasi yang terhimpit. Banyak orang datang
entah itu saudara, kerabat, atau teman-teman datang dengan tujuan untuk
menghibur dan meyakinkan, namun acap kali penghiburan yang diberikan adalah
ungkapan yang menyatakan bahwa apa yang dialami adalah akibat dari apa yang
Di dalam Tuhan di Balik Air Mata, Dr. Alden A. Gannet (1987: 29)
dari setiap persoalan yang dialami oleh Ayub. Jawaban yang disediakan oleh
Tuhan begitu sederhana dan sering tidak tampak oleh manusia, karena pandangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
jika air mata deras membanjir, bagaimana kita bisa terus memandang Tuhan di
Suci, sakit lebih-lebih dikaitkan dengan hubungan antara dosa dan kesalahan
seseorang sehingga sakit diyakini sebagai hukuman yang diberikan oleh Tuhan
atas kesalahan yang telah dilakukan manusia tersebut. Tetapi ada juga pandangan
lain namun masih lekat kaitannya dengan dosa dan sakit. Dalam pandangan lain,
ada orang yang berpandangan bahwa sakit merupakan ujian yang diberikan oleh
Tuhan kepada umatnya dan manusia sebagai umat-Nya pun memiliki keyakinan
bahwa Tuhan tidak akan memberikan tingkat ujian yang berat dibandingkan
dengan kemampuan manusia tersebut. Hal ini juga dapat dilihat dalam kisah Ayub
tatkala iman Ayub diuji oleh Iblis yang telah mengadakan negosiasi dengan
Tuhan. Dengan demikian berdasarkan Kitab Ayub ini, sakit fasih dengan
pemahaman konsep antara sakit yang merupakan akibat yang ditimbulkan karena
dosa terutama ketidaksetiaan manusia terhadap perjanjian yang telah dibuat antara
Allah dengan Bangsa Israel. Mengingat perjanjian ini merupakan suatu ikatan
dalam paragraf di atas, bahwa arah dari Kitab Ayub ini hendak mengingatkan
segenap umat Kristiani bahwa penderitaan atau pengalaman sakit yang sedang
dialami tidak dapat diejawantahkan dan dikupas secara rasional dengan bekal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
sakit bukan sebuah soal matematika yang dapat dijawab dengan menggunakan
rumus yang sudah ada, karena Tuhan Allah mengatasi segala bentuk dinamika
manusia secara absolut dan tidak akan pernah dapat dikupas oleh manusia (Buku,
2010: 6).
dari penderitaan yang dialami secara langsung akan membuat gejolak iman yang
besar. Gambaran berikutnya yang dapat menunjukkan apa yang dialami oleh
seseorang yang menderita adalah Mazmur 13. Kitab Mazmur 13 ini dikenal
dari segi bentuknya, mazmur ini berisi permohonan perseorangan. Mazmur ini
berujung kesia-siaan belaka dan iman yang dimiliki selama ini tidak ditanggapi
Perasaan yang sama juga acap kali ditemukan di sejumlah kisah yang
dialami oleh sejumlah orang yang sedang sakit. Di beberapa peristiwa, sering
ditemukan orang yang sedang menderita suatu penyakit dengan jenis penyakit
yang tergolong sering merasa hopeless atau harapannya mulai padam. Dalam
keadaan seperti ini, pasien berteriak minta tolong bahkan mengajukan protes
kepada Tuhan karena beratnya penderitaan yang dialami. Acap kali pasien merasa
bahwa dirinya sepenuhnya benar tetapi diberi cobaan yang bahkan menurut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
dirinya seharusnya ini tidak ditimpakan kepadanya, karena pasien merasa sudah
melakukan segala hal sesuai dengan apa yang diajarkan dan diperintahkan
kepadanya oleh Tuhan. Hal ini terjadi seperti yang dialami oleh Mickey Fellows
salah satu tokoh dalam novel berjudul Mengapa Tuhan Tertawa karangan Depak
Chopra (2009: 18). Kala itu Mickey tengah berada di dalam situasi dan kondisi
yang sangat sulit, di mana ayahnya terkena infeksi miokardia akut, yakni serangan
jantung yang cukup serius dan berlangsung dalam jangka waktu yang cukup
singkat. Mickey Fellows yang adalah penganut agama Kristiani merasa sudah
ketika ia sedang berjuang hidup melawan sel-sel kanker yang mulai menggerogoti
Mickey yang disapa demikian merasa bahwa apa yang selama ini Ia laukan dan
kesengsaraan ataupun rasa sakit sudah menjadi dinamika paten dalam kehidupan
manusia dan tidak akan pernah absen dari hidup manusia tersebut. Dihadapkan
pada dinamika yang demikian ini, manusia senantiasa berusaha membebaskan diri
dari penderitaan yang dialami. Semakin manusia berusaha, kenyataan yang sering
terjadi semakin manusia menderita, tetapi saat disadari penderitaan yang dialami
21
Tuhan akan doa dan harapan yang ditujukan kepada Tuhan. Situasi dan suasana
menghadapi setiap persoalan dan kesesakan dihadapinya seorang diri (Barth &
Pareira, 1999: 201). Kondisi seperti ini juga dapat ditemui dalam pergumulan
iman orang yang sedang menderita entah itu penderitaan yang ditimbulkan dari
untuk dinamika hidup manusia dalam sejumlah kitab, seperti Kitab Yesaya. Salah
22
sedang menderita. Penderitaan yang dialami bukan berasal dari kesalahan atau
dosa personal yang dilakukan oleh diri sendiri, melainkan penderitaan yang
dialami oleh hamba Allah ini merupakan penderitaan yang dialami sebagai akibat
dari dosa atau kesalahan orang lain. Penderitaan yang dialami oleh hamba Allah
tersebut menjadi anugerah bagi orang lain, karena dosa yang ditanggungkan
Peristiwa dalam Kitab Yesaya ini selaras dengan kisah Yesus dalam
Perjanjian Baru, lebih-lebih kisah hidup Tuhan Yesus. Di dalam Kitab Perjanjian
Baru, sering dituliskan bahwa sabda dan karya yang dilakukan oleh Yesus sering
igerakkan dan diresapi oleh cinta kasih-Nya kepada manusia, terutama manusia
yang lemah dan tidak berdaya (Go., 1984: 52). Pewartaan yang dilakukan oleh
Yesus di setiap penjuru kota memancarkan sikap optimisme yang timbul dari
lakukan, Yesus mengajak semua orang untuk meminta adanya pembebasan dari
segala hal yang buruk dalam arti yang sangat luas (bdk. Mat 6:13; Luk 11:4).
penafsiran penderitaan sebagai akibat dari dosa (Yoh 9:3). Namun, kondisi
seseorang yang sedang dilanda sakit atau penderitaan ini menjadi siatuasi
seseorang yang memerlukan penebusan (Go., 1984: 52). Kisah hidup Yesus
menanggapi penderitaan itu. Penderitaan yang dialami Tuhan Yesus yang ditulis
di dalam Injil juga pada akhirnya harus dimaknai sebagai permohonan ampun atas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
dosa-dosa yang telah diperbuat oleh manusia dan pernyataan tentang keselamatan
abadi.
penyakit dan penderitaan dilihat dalam konteks religius yang dihubungkan dengan
kelemahan dan kesalaham manusia itu sendiri. Hal ini dilihat dari dasar Tuhan
sebagai Pencipta alam semesta dan Tuhan sebagai Yahwe yang senantiasa
bentuk penolakan terhadap konteks hubungan kausal antara penyakit dan dosa.
Perjanjian Lama (Go., 1984: 53). Dalam hal ini, Yesus hendak menegaskan
Kerajaan Allah di dunia, dan tanda kasih sayang, serta perhatian khusus dari Allah
Sakit dan Derita (Buku, 2010: 5) P. Josef Pieniazek, SVD mengungkapkan bahwa
penderitaan dalam arti luas merupakan suatu kenyataan dan pengalaman universal
yang dialami oleh setiap orang yang hidup di dunia. Berdasarkan terang Kitab
Suci, sakit atau penderitaan dipandang sebagai sebuah siksaan dari Tuhan sebagai
akibat dari pelanggaran moral yang telah dilakukan yang disebabkan oleh
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
kelalaian manusia dalam menjalankan kewajiban yang sudah disahkan oleh tradisi
bangsa itu.
Pieniazek, SVD dinilai tidak terbatas karena Yesus sebagai Allah, melainkan
penderitaan yang dialami begitu nyata karena posisi Yesus adalah seorang
manusia yang benar, yang berusaha membela nilai-nilai kemanusiaan yang pada
saat itu bertolak belakang dengan hukum yang mereka hayati dan imani (Buku,
2010: 7).
Kitab Suci belaka, melainkan terdapat sejumlah gagasan yang dikeluarkan oleh
para Paus, salah satunya adalah Paus Yohanes Paulus II sosok yang senantiasa
Salah satu dokumen yang membahas mengenai hal ini adalah Salfivici
Doloris. Dokumen ini merupakan salah satu dokumen yang dibuat oleh Paus
Yohanes Paulus II dan dibahas dengan begitu dalam mengenai arti dari
sendiri oleh manusia sesuai dengan kewajibannya (SD, art. 23). Ini merupakan
sebuah keutamaan ketekunan dalam melaksanakan apa saja yang secara personal
membuatnya bingung dan merasa rugi. Penderitaan yang dialami bukanlah sebuah
hukuman yang datang akibat dari dosa manusia atau ujian yang diberikan oleh
segala dosa-dosa ataupun kesalahan yang sudah secara sadar ataupun tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25
dikutib oleh Richardus M. Buku (2010: 13), mengajak segenap orang yang sedang
mengalami penderitaan entah fisik berupa sakit ataupun psikis untuk tidak
bahwa mereka mempunyai posisi dan tempat yang penting di dalam Gereja.
karena berakar dalam misteri Ilahi dari sebuah karya penebusan. Sedangkan
menghendaki kehidupan di dunia ini harmonis. Pertanyaan ini dijawab oleh Paus
jika hendak menjawab pertanyaan tersebut di atas perlu juga melihat pada
perwahyuan mengenai kasih Ilahi, yang merupakan sumber terdalam dari makna
setiap hal yang ada. Kasih juga merupakan sumber yang terkaya dari arti
penderitaan, yang selalu tetap merupakan suatu misteri: kita sadar akan tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
cukupnya dan tidak memadainya penjelasan-penjelasan kita (SD, art. 26). Kristus
menyebabkan kita masuk dalam misteri ini dan untuk menemukan “mengapa ada
Tuhan yang diwahyukan, diperlukan keterbukaan diri yang lebar terhadap subyek
manusia harus menerima cahaya perwahyuan tidak hanya sejauh hal itu
itu menyinari tatanan tadi dengan kasih, sebagai sumber definitif dari tiap hal
yang ada. Kasih juga merupakan sumber yang paling penuh dari jawaban terhadap
pertanyaan mengenai arti penderitaan. Jawaban ini telah diberikan oleh Tuhan
oleh Paus Yohanes Paulus II tidak hanya disinggung di dalam dokumen Salvifici
Doloris saja. Konsep mengenai hidup dan penderitaan yang dialami oleh manusia
juga disinggung bahkan dibahas oleh sejumlah dokumen gereja yang dirumuskan
oleh Paus Yohanes Paulus II melalui ensiklik Evangeli Vitae. Dikatakan di sana
bahwa hidup di dalam Tuhan berarti mengakui bahwa penderitaan kendati itu
kebaikan (EV, art. 67). Demikianlah artikel yang ada di dalam dokumen ini
bergabung lebih erat dengan karya penebusan-Nya dengan Gereja dan umat
27
Paulus yang menyatakan, “Aku bergembira akan penderitaanku demi kamu, dan
dalam dagingku kulengkapi apa yang masih kurang dalam sengsara Kristus demi
Konsep sakit dan penderitaan yang dialami oleh manusia sudah dengan
jelas digagas dalam pembahasan sebelumnya dari pelbagai sumber. Dari sudut
pandang bidang medis, sakit memperoleh ruang yang besar untuk sebuah konsep
mengenai gangguan terhadap kondisi fisik yang disebabkan oleh sejumlah faktor.
Sedangkan dari sudut pandang agama atau spiritual, konsep sakit memperoleh
pemaknaan yang cukup dalam dari sekedar sebuah konsep yang menyatakan
bahwa sakit merupakan terjadinya perubahan kondisi fisik pada manusia yang
disebabkan karena makhluk mikrobiologis atau virus. Sakit mendapatkan arti dan
atau pemaknaan yang lebih dalam, karena sakit dapat membuat seseorang
merenungkan arti hidup bagi diri pribadinya dan mendesak seseorang yang sedang
sakit untuk berpikir lebih lanjut mengenai permasalahan atau konflik pribadinya
28
memiliki kaitan dengan dosa yang telah dilakukan oleh manusia. Tetapi,
tampaknya tidak dapat dikatakan bahwa setiap orang yang mederita sakit
merupakan akibat dari dosa yang ditanggungnya atau bahkan kondisi sakit yang
sedang dialaminya sesuai dengan berat ringannya ganjaran dosa yang diterimanya.
Hal ini dikarenakan, Yesus yang tidak berdosa, mengalami penderitaan yang amat
berat di dalam perjalanan hidup-Nya. Bahkan Ia menanggung setiap dosa dan luka
sebagai akibat dari kesalahan umat manusia, serta mengambil bagian di dalam
penderitaan manusia (Yes 53:4-5). Di dalam kisah hidupnya, Yesus bahkan masih
mengalami penderitaan berupa siksaan dan hukuman mati di kayu salib sebagai
bentuk konsekuensi yang dipilih oleh Yesus untuk menanggung luka yang timbul
dari kesalahan umat-Nya. Tetapi sekali lagi, Yesus memandang bahwa segala
penderitaan yang dialami itu ringan rasanya dan sifatnya hanya sementara, karena
Nya, penderitaan yang dialami oleh Yesus ibarat sebutir debu di tengah lautan
Melalui hal ini, sebagaimana ditulis oleh Dr. P. Go., O. Carm. (1984: 57)
dalam Hidup dan Kesehatan, Allah menghendaki agar manusia berjuang dengan
gigih melawan setiap penyakit dan memelihara kesehatan jiwa dan raganya
pada kondisi sakit dan menderita, manusia tersebut harus siap menghadapinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
Hal ini dikarenakan, ketika manusia siap menghadapi situasi dan kondisi sakit
atau menderita, secara langsung manusia tersebut menggenapi apa yang masih
kurang dalam penderitaan yang dialami oleh Yesus Kristus sebagai pilihan
ciptaan ke dalam kemerdekaan dan kemuliaan anak-anak Allah (bdk. Kol 1:24;
Rom 8:19-21).
kesehatan merupakan nilai dasar dan nilai yang sangat tinggi dalam hidup
manusia (Go., 1984: 55). Dari sudut pandang teoritis, ketika manusia kehilangan
kesehatannya hal ini menjadi pukulan berat baginya, hal ini menggambarkan
bahwa manusia itu kehilangan nilai dasar dan nilai yang memiliki kedudukan
tinggi di dalam hidupnya. Akan tetapi, hal ini tidak serta merta harus ditekankan
ke dalam pola berpikir manusia, karena kesehatan juga memiliki nilai relatif, di
mana kehilangan kesehatan bukan menjadi sebuah bencana terbesar dalam hidup
Sebagai sebuah gagasan teori hal ini menjadi tampak begitu ideal, namun
pada kenyataannya, ketika seseorang diadapkan pada kondisi sakit, yang terjadi
adalah seseorang akan menimbulkan rasa putus asa dan penderitaan yang hebat di
dalam hidupnya. Akan tetapi, hal ini akan berbeda jika pemahaman mengenainilai
dasar dan nilai tertinggi itu disejajarkan posisinya dengan konsep dan gagasan
30
Kesaksian orang beriman akan situasi dan kondisi sakit atau menderita
yang sedang dialami dapat menjadi peringatan bagi orang lain yang mengalami
hal yang sama, bahwa hidup abadi lebih luhur nilainya jika dibandingkan dengan
kehidupan yang sifatnya fana belaka, bahkan hidup yang abadi ini perlu ditebus
sebuah pengalaman subyektif tentunya pengalaman sakit ini akan berbeda satu
sakit yang dialami. Sakit itu sendiri akan mempengaruhi sejumlah aspek di dalam
membuat dirinya merasa nyaman dan bebas. Situasi yang demikian ini membuat
manusia dapat melakukan apa saja dengan bebas dan tanpa ada batasan kecuali
norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam situasi seperti ini,
dan kenikmatan dalam sagala bidang. Namun, kenyataan yang demikian ini akan
tampak berbeda ketika manusia dinyatakan mengalami sakit atau divonis oleh
pihak Rumah Sakit untuk beristirahat baik di rumah ataupun di bangsal Rumah
Sakit. Kenyataan ini akan mendatangkan perubahan besar pada kebebasan yang
31
Orang sakit tiba-tiba dicabut dari lingkungan akrabnya, dari karyanya yang
memberinya kedudukan dan peranan serta identitas dirinya, dan ia dengan
terpaksa memutuskan hubungannya dengan hidup normal. Ia hidup dalam
lingkungan baru yang tidak akrab dan merasakan dirinya asing di
lingkungan baru itu. Ia kehilangan kebebasan, kehilangan peranan
sosialnya atau merasa takut kehilangan kedudukannya yang mungkin
diintai oleh orang-orang yang lebih muda dan dinamis yang ingin merebut
kedudukannya.
tidak berguna, yang terbaring lemah dan mengalami ketergantungan dengan orang
lain, dengan obat, dan peralatan medis. Kondisi yang demikian ini secara tidak
langsung membuat orang menjadi minder, merasa diri kosong, hanya bisa
keadaan yang demikian, keluarga acap kali memberikan perhatian yang penuh
kepada orang yang sedang sakit, memberikan waktu yang cukup untuk menemani
ataupun mendengarkan cerita dari orang yang sedang sakit. Tetapi ada juga
perlakuan yang berbeda dari lingkungan seandainya orang yang menderita sakit
tersebut kurang dapat bersosialisasi dengan orang lain secara baik, lingkungan
juga memiliki pengaruh terhadap aksi dan reaksi yang akan ditimbulkan.
Kieser dalam Ikut Menderita Ikut Percaya: Pastoral Orang Sakit melihat dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
sudut pandang yang lain terkait dengan situasi dan kondisi dari orang yang sedang
berpendapat bahwa:
lingkungan baru, di mana orang tersebut harus taat, menerima pola hidup yang
seluruhnya ditentukan oleh perhatian untuk kesehatan yang mungkin tidak biasa ia
dapatkan, pola makan dan asupan gizi pun diatur, dan hampir seluruh aspek
hidupnya diatur dengan pusat perhatian adalah penyakit yang sedang dialami atau
dikeluhkan. Dengan demikian, mau tidak mau orang benar-benar ditarik keluar
dari kebiasaan dan kenyamanannya selama ini dan dihadapkan pada situasi dan
Dewasa ini orang sering kali membicarakan sifat simbolis dari penyakit,
Pandangan itu melihat manusia sebagai makhluk dikotomi yang terdiri dari tubuh
dan jiwa saja, sedangkan penyakit dilihat sebagai sesuatu yang hanya mengenai
dan menyerang tubuh saja (Abineno, 1972: 38). Namun, seiring dengan
33
lebih akurat. Kini kalangan medis meihat manusia sebagai suatu kesatuan yang
utuh dan penyakit sebagai sesuatu yang mengenai keseluruhan manusia dan
menjadi tanda dari kekacauan batin manusia. Kekacauan batin manusia itu bisa
dipicu oleh penyakit atau disebabkan oleh penyakit. Kekacauan itu dapat dipicu
juga oleh adanya gangguan-gangguan psikis dari dalam diri manusia itu ataupun
dapat terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan emosi manusia. Setiap manusia
tentunya memiliki perasaan dan dinamika emosi yang akhirnya membentuk suatu
sikap tertentu dalam menghadapi kenyataan yang sedang dialaminya (Go., 1984:
72-75). Sebuah penelitian dilakukan oleh Dr. Elisabeth Kubler yang bekerjasama
pengalaman pasien di kala sakit dan saat menghadapi atau mempersiapkan diri
menghadapi kematian sebagaimana dikutib oleh Dr. P. Go., O. Carm. Dari hasil
penelitian yang diakukan Dr. Elisabeth Kulber Ross bersama dengan mahasiswa,
Dr. Elisabeth Kulber Ross menemukan tahapan-tahapan emosi yang muncul dari
dalam diri pasien ketika sakit dan saat menghadapi atau mempersiapkan diri
menghadapi kematian (Go., 1984: 72). Ada 5 tahapan atau fase yang dialami oleh
pasien di kala sakit dan saat menghadapi atau mempersiapkan diri menghadapi
kematian sebagaimana dikutib oleh Dr. P. Go., O. Carm. (1984: 72-75). Tahap
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
atau fase tersebut adalah fase penolakan, fase marah-marah sampai mengamuk,
yang terjadi adalah penolakan atau penyangkalan. Tidak ada satupun manusia di
dunia ini ketika dinyatakan sedang mengidap penyakit dengan gembira dan
senang hati. Sering kali hal pertama yang terjadi adalah penolakan,
bersifat kronis. Hal ini dirasa begitu manusiawi, mengingat karena pasien ketika
terjadi (Go., 1984: 72). Pasien tersebut akan merasa sedih, marah, gugup, dan
depan yang sudah dibangun sejak usia anak-anak. Fase ini biasanya berlangsung
pada diagnosa awal sampai pada akhir hidupnya. Namun, seiring berjalannya
waktu dan melalui sejumlah pendampingan dan usaha pendekatan yang dilakukan,
pasien tersebut akan melewati fase ini dan mulai menuju kepada fase berikutnya.
ini, pasien sudah tidak lagi menyangkal kenyataan yang sedang dialami. Pada fase
sering kali terjadi adalah Tuhan, dokter, petugas pendampingan pastoral, bahkan
keluarga yang mendampingi yang menjadi sasaran kemarahannya (Go., 1984: 73).
Suasana yang muncul tatkala pasien sedang berada di dalam kondisi seperti ini
adalah suasana yang tidak mengenakkan bagi pasien ataupun keluarga. Suasana
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
Berbeda dengan dua fase sebelumnya, pasien yang pada mulanya tidak
Tuhan dan orang-orang yang berada di sekitarnya, pada fase ini pasien sudah
mulai lunak secara emosional. Tahap ini berjalan cukup singkat, pasien sudah
memahami dan menyadari bahwa sakit yang sedang dialami tidak dapat dihindari,
mau atau tidak, pasien harus menjalani proses penyembuhannya. Pada fase ini,
pasien cenderung bersikap baik, menjadi lebih penurut, dan mau bekerjasama
dengan dokter dan petugas pendampingan pastoral. Namun, di dalam upaya yang
dapat membujuk Tuhan agar Tuhan turut campur tangan dalam proses
pelayanan Gereja, dan lain-lain. Hal ini sama dengan yang dialami oleh Hizkia di
dalam Kitab Suci. Pada waktu itu, adalah saat bagi Hizkia mendekati ajalnya
Tuhan Allah. Hizkia menyebutkan segala perbuatan baik yang sudah dia lakukan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
semasa hidupnya dan mengingatkan Tuhan bahwa selama ini Hizkia sudah
berusaha mengikuti apa yang diperintahkan Tuhan kepada Hizkia (Yes 38:3).
kepada Nabi Yesaya, yakni sepotong kue ara untuk diletakkan di atas luka yang
sedang diderita Hezkia, maka sembuhlah Hezkia seketika itu jua (2 Raj 20:7).
Fase berikutnya adalah fase depresi. Pada fase ini, pasien memiliki
kecenderungan untuk menyalahkan diri sendiri dan marah dengan dirinya. Pasien
mulai mengalami penurunan kondisi fisik dan mental. Pada fase ini, pasien
berusaha untuk menarik diri dari orang lain, mulai merasakan kehilangan minat
pada dunia di luar dirinya, merasakan kehilangan aktivitas yang selama ini
Fase terakhir adalah fase penerimaan. Pada fase ini akhirnya pasien
mampu untuk menerima keadaan yang dialaminya. Hal ini nampak dari
ataupun orang lain (Go., 1984: 74). Fase ini membuat pasien kehilangan minat
akan dunia di sekitarnya, melulu ingin sendiri, dan tidak ingin banyak berbicara.
37
dalam penelitiannya Dr. Elisabeth Kulber Ross turut menjelaskan bahwa tahapan-
tahapan ini tidak bersifat mutlak dan kaku. Tidak setiap pasien mengalami
tahapan dengan pola klasik ini. Di beberapa fenomena ada yang menunjukkan
pasien mengalami dua fase dalam waktu yang bersamaan, ada juga yang
Secara tidak langsung penelitian Dr. Elisabeth Kulber Ross menunjukkan bahwa
fase ini berurutan tetapi tidak semuanya bersifat mutlak dan sistematis, karena
berhubungan dengan manusia, dan setiap orang memiliki dinamika yang berbeda
dapat dilepaskan dari apa yang disebut dengan refleksi teologis yang berpangkal
dari kedalaman iman dari masing-masing orang, selain itu juga mengindahkan
hendak dibicarakan di sini lebih pada spiritualitas seseorang tatkala sedang dalam
kondisi sakit.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
38
akan Allah membentuk cara menusia tersebut dalam memandang dunia, juga cara
seorang filsuf aliran eksistensial dengan istilah granz-situation atau the ultimate
terjadi suatu peristiwa yang tidak dapat dielakkan dan tidak dapat dipahami oleh
manusia (Sri Suparmi, 1988: 54). Karl Jasper sebagaimana dikutib oleh Sri
Suparmi (1988: 55) ingin mengatakan bahwa hidup di dalam kondisi batas daya
berarti kehidupan di mana manusia tidak memilih untuk masuk ke dalam situasi
tersebut dan situasi itu sangat menentukan hidupnya. Situasi tidak dapat diubah
oleh manusia. Bahkan hidup dan kegiatan senantiasa berpangkal dari situasi
tertentu yang tidak dapat dipilih sendiri oleh manusia. Terdapat begitu banyak
dijangkau oleh manusia. Karl Jaspers sebagaimana dikutib oleh Sri Suparmi
(1988: 56) mengungkapkan pula bahwa kemungkinan konkrit yang dimiliki oleh
manusia begitu terbatas, manusia tidak dapat menyangkal asal usul dirinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
Dengan demikian, situasi yang semacam ini membatasi ruang gerak manusia.
dituangkan di dalam ensiklik Salfivici Doloris. Melalui ensiklik ini Paus Yohanes
Paulus II menyatakan bahwa penderitaan lebih luas cakupannya dari pada sakit.
Penderitaan juga tidak dapat dilihat hanya sebatas penderitaan fisik atau materiil
semata (SD, art. 5). Secara mendalam ensiklik ini berbicara tentang penderitaan
kemalangan yang dimiliki manusia. Tidak ada satupun manusia yang memiliki
ada, akan tetapi pada kenyataannya kemalangan ini tidak dapat dihidarkan dari
hidup manusia. Dengan demikian manusia benar-benar berada pada batas daya
kemampuannya.
Kondisi sakit sama halnya dengan situasi dan kondisi manusia ketika
berada pada batas daya kemampuan manusia. Kondisi sakit merupakan suatu
kondisi yang tidak dapat dielakkan dari dinamika hidup seseorang. Memang benar
adanya bahwa terdapat suatu tindak preventif atau pencegahan supaya tidak
terjangkit penyakit. Namun, manusia hidup tidak hanya sendiri, manusia hidup
dengan lingkungan, dengan situasi sekitar yang ada, dan dengan kemungkinan
apapun yang dapat terjadi. Situasi batas daya ini menggambarkan kemampuan
40
tulisannya di dalam sebuah surat yang ditujukan kepada jemaat di Efesus bahwa
Rahmat Allah sudah selalu mendahului, sebab manusia selamat bukan karena
usaha manusia, melainkan karena Allah yang menghendaki keselamatan dan iman
bukan hasil dari usaha manusia, melainkan pemberian dari Allah (Ef 2:8). Kondisi
seseorang tatkala berada pada batas daya kemampuan acapkali merasa hidup
menjadi gelap, merasa segala hal yang sudah dicoba untuk diupayakan gagal,
Dalam sebuah cerita tentang pergulatan hidup yang ditulis oleh Jammy
diagnosa dari dokter bahwa ia divonis mengidap penyakit kanker payudara. Fase-
fase batin yang dialami selaras dengan rumusan fase-fase batin orang sakit yang
dirumuskan oleh Dr. Elisabeth Kulber Ross sebagaimana dikutib oleh Dr. P. Go.,
O. Carm. Sedangkan secara spiritual atau keimanan, Jammy Faris mengalami apa
yang dinamakan iman di dalam batas daya kemampuan manusia. Berdasakan apa
yang dituturkan oleh Jammy Farish dalam Dokter, Tolong... Saya Kena Kanker
(Ang Peng Tiam, 2006: 49-54) terbilang masih muda tatkala memperoleh
diagnosa itu, ia yang masih berusia dua puluh lima tahun dengan status sudah
menikah dan dikaruniai dua orang anak. Ketika mendengarkan diagnosa ini,
Secara naluriah hal ini tampak wajar, karena diagnosa ini seolah-olah akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
merubah pola hidup Jammy Farish seperti yang tertulis dalam pembahasan
dalam situasi yang demikian ini pula, Jammy Fanish tidak pernah berhenti untuk
membiarkan Tuhan juga turut berkerja dalam proses yang sedang dilalui oleh
Jammy Fanish. Sampai suatu saat, kepercayaan akan imannya dan kepercayaan
akan dirinya untuk sembuh pun terjadi. Jammy Fanish dapat dikatakan pulih dari
sakitnya tetapi tidak secara total, Jammy Fanish masih perlu menjalani sejumlah
terapi, mengurangi kegiatan dengan porsi yang berat, dan menjaga kondisi tubuh
serta emosinya, agar sel kanker yang ada di dalam tubuhnya tidak menjadi ganas
kembali.
Lain lagi dengan kisah yang dituturkan oleh Weni Kartika Sari dalam
Dokter, Tolong... Saya Kena Kanker (Ang Peng Tiam, 2006: 81-87) yang
menderita sakit lupus. Weni demikian akrab dikenal oleh keluarga maupun
peradangan pada mulut, hingga rontoknya rambut kepala Weni. Awalnya Weni
sebuah peradangan kronis yang terjadi ketika sistem imun tubuh menyerang organ
42
merasa masih baik dan ingin meraih impiannya, namun hal itu berbalik ketika
Weni harus mengidap penyakit ini. Tubuh Weni mulai melemah dari hari ke hari.
Di balik penderitaan yang sedang ia jalani, Weni juga tak kunjung henti untuk
berdoa. Tiada waktu baginya untuk tidak berdoa kepada Tuhan. Namun lama
kelamaan Weni mulai berpikir bahwa Tuhan tidak mengabulkan doanya. Lambat
bekerja di dalam proses yang Weni alami. Weni masih menyimpan sejumlah luka
batin yang belum terselesaikan dengan baik dan belum berdamai dengannya.
Tanpa tergesa-gesa Weni mulai menyelesaikan satu demi satu luka batin yang
masih hinggap di dalam dirinya, Weni berusaha berdamai dan legowo dengan
peristiwa buruk yang pernah menimpanya. Bersamaan dengan hal tersebut, Weni
ia menyadari sebagai manusia hal ini tidak mungkin terjadi. Weni tidak pasrah
kerohanian. Alhasil, apa yang dilakukannya selama ini menuai hasil. Weni
Berbeda pula dengan kisah yang dituturkan oleh Tuan Jo Seah yang
dimuat dalam Dokter, Tolong... Saya Kena Kanker (Ang Peng Tiam, 2006: 1-8)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
yang menderita penyakit kanker eksofagus stadium tiga. Tuan Jo Seah dirawat di
Penderitaan yang dialami Jo Seah tidaklah ringan, hal itu begitu berat, di mana
seseorang kesulitan bernafas, tergantung pada alat dan tabung oksigen, dan hanya
terbaring lemah di ranjang tidurnya. Tubuh kekar dengan balutan tatto garang
membuatnya tidak berarti, karena kini ia tidak lebih dari seorang pasien yang
berharap adanya mukjizat yang mampu merubah hidupnya kembali normal. Tiada
yang sedang dialami dan dengan penuh harap Jo Seah berdoa supaya kanker yang
usaha yang dilakukan oleh tim medis dan obat-obatan yang ia konsumsi. Ia juga
kesembuhannya tidak hanya berasal dari kemampuan tim medis dan obat-obatan
44
gelap.
Farish, Weni Kartika Sari, dan Tuan Jo Seah mengalami pergulatan yang tidak
mudah. Dalam upaya menjalani kehidupan yang mulai berubah karena kondisi
fisik dan psikis, Jammy Farish, Weni Kartika Sari, dan Tuan Jo Seah mengalami
juga apa yang dinamakan sebagai kondisi granz-situation atau the ultimate
situation.
cukup kompleks. Banyak hal-hal yang sifatnya spiritual tidak dapat dipahami oleh
nalar manusia tetapi terjadi. Sebuah penelitian dilakukan oleh Abrrnethy kepada
orang tua yang rajin menjalankan ibadah dibandingkan dengan yang jarang
bahkan tidak pernah menjalankan ibadah, kadar interleukin 6 (suatu jenis protein
sistem kekebalan tubuh) dalam darah meningkat (Dadang Hawari, 2009: 130). Hal
45
yang berdampak pada kekebalan tubuh seseorang (Dadang Hawari, 2009: 131).
bahwa kondisi spiritual seseorang ketika sakit dapat mempengaruhi kinerja organ
tubuh.
Kondisi spiritual yang lain yang dialami oleh orang sakit adalah
berpengharapan. Situasi dan kondisi yang demikian sering ditemui dalam situasi
iman orang sakit terlebih yang menderita penyakit yang tergolong dalam terminal
illness. Pengharapan dipahami sebagai suatu unsur dinamika dari iman dan kasih.
Situasi yang demikian ini merupakan sikap seorang Kristen tatkala dihadapkan
pada keselamatan yang statusnya “sudah” dan “belum” (Jacob, 1984: 115).
Dikutib dari surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma dan Galatia, Rasul Pauus
menuliskan bahwa jika kita telah mati bersama Kristus, kita percaya bahwa kita
akan hidup juga dengan Dia (Rm 6:8) dan orang yang benar karena iman akan
hidup (Gal 3:11). Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma dan Galatia ini
tetapi belum dalam dirinya sendiri. Maka demi memperoleh kesatuan dirinya
dengan Kristus itulah pengharapan orang beriman disebut hal yang khas Kristiani
setiap manusia tidak hanya terarah ke masa depan, di dalamnya juga sekaligus
diakui dan dialami realita keselamatan yang datang saat ini, seperti ada tertulis di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
dalam suratnya yang ditujukan kepada jemaat di Filipi (Jacob, 1984: 116). “Aku
kebangkitan Yesus Kristus. Hal ini diungkapkan juga oleh dokumen Konsili
manusia dari kematian. Dengan demikian secara singkat dapat dikatakan wafat
pengharapan pada segala sesuatu yang telah dikerjakan oleh Allah bagi seluruh
umat manusia dalam Yesus Kristus (Sri Suparmi, 1988: 85). Kecenderungan
orang yang sedang berada di dalam situasi dan kondisi sakit adalah berharap dan
benar-benar menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Banyak hal yang tidak dapat
dipahami oleh nalar manusia terlebih tatkala berada pada kondisi yang demikian
ini.
kesamaan dengan dinamika mental atau psikis yang dialami. Yang membedakan
apakah ini fase-fase mental seseorang ataupun fase iman adalah siapa yang
menjadi sasaran protes seseorang atas kondisi yang dialami saat itu. Fase yang
pertama adalah fase menolak. Pada fase ini pasien cenderung akan menolak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
terburuk, yakni kematian. Fase berikutnya adalah marah. Fase ini lebih ekstrim
dari fase sebelumnya. Pasien mulai benar-benar marah kepada Tuhan atas kondisi
yang disematkan oleh Tuhan. Pertanyaan yang sering muncul adalah mengapa ini
terjadi pada saya? Mengapa yang tua dan kepribadiannya tidak begitu baik malah
diberi waktu hidup yang lama, sedangkan saya, saya sudah berusaha menaati
segala hal, rajin pergi ke gereja, ikut kegiatan gereja dan lain sebagainya malah
diberi keadaan seperti ini? Apa yang kurang dari diri saya? Apa salah saya?
Fase berikutnya adalah fase tawar menawar. Dalam fase ini layaknya
dengan fase mental orang sakit, di mana pasien mulai tawar menawar dengan
Tuhan dan mengajukan sejumlah janji kepada Tuhan, seperti jika dihindarkan dari
kematian, saya akan berbuat baik ini dan itu. Atau pasien mulai lebih rajin dalam
berdoa, setiap saat mendaraskan doa rosario dengan ujub ini dan itu.
Fase berikutnya adalah fase berkabung atau mohon diri. Dalam fase
berkabung ini, pasien muai banyak diam dan acap kali menangis. Pasien mulai
menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak layak di hadapan Tuhan. Pasien merasa
begitu banyak dosa menyelimuti masa lalunya dan belum mengikuti ajaran
dengan baik. Dalam fase ini pada umumnya pasien memerlukan pendampingan
dalam ketenangan. Dan fase terakhir adalah fase menerima. Dalam fase ini pasien
mulai dapat menerima semua situasi dengan lapang dada. Pasien menyadari
bahwa hidup dan mati merupakan rencana Tuhan, manusia hanya menjalani saja.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
bagi Tuhan.
Melalui fase-fase ini dapat dilihat dinamika spiritual orang sakit. Dan di
dalam dua situasi spiritual yang dialami orang yang sedang sakit, manusia dapat
menjadi pasif dan aktif. Manusia dikatakan menjadi pasif karena manusia tidak
kehidupan. Melalui situasi yang semacam ini, manusia menyadari bahwa dirinya
lemah dan tidak berdaya. Namun, di lain pihak, manusia juga menyadari bahwa di
demikian, timbul daya juang untuk tetap hidup di tengah keterbatasan dan pada
1. Definisi Kanker
dibedakan menjadi dua jenis, yakni tumor jinak dan tumor ganas. Setiap tumor
belum tentu kanker akan tetapi setiap kanker itu dapat dipastikan adalah tumor.
pembahasan yang ditulis oleh Luciana Kusbawati yang dikutib oleh Yuswanto
dan Sinaradi di dalam sebuah buku berjudul Kanker (2000: 1), kanker
49
sekitarnya, serta dapat menyebar luas (distant metastases). Dr. Iskandar Junaedi
tempat jauh. Istilah kanker ini semakin depertegas oleh dr. Iskandar Junaidi
dengan pernyataan bahwa keadaan kanker dapat terjadi apabila sel-sel normal
(2007: 12) menjabarkan bahwa kanker tidak hanya terdiri dari satu penyakit yang
berkaitan dengan sel tubuh manusia. Sel sendiri dengan begitu jelas dijelaskan
oleh Totok dengan unit yang sangat kecil dan saling berhubungan secara sistemik
dan membuat sebuah kehidupan di dalam tubuh manusia. Kanker akan muncul
apabila sel-sel yang ada di dalam tubuh manusia ini tumbuh secara tidak normal
dan menyebar dengan cepat tanpa dapat dikendalikan. Kanker itu sendiri dapat
terjadi di setiap bagian tubuh manusia. Kanker akan mudah untuk dilihat jika
tedapat pada permukaan atau bagian luar pada tubuh manusia. Akan tetapi, jika
kanker ini terjadi di bagian dalam tubuh, hal ini akan sulit diketahui dan acap kali
tidak memiliki gejala apapun. Adapun gejala akan timbul, itu terjadi ketika sudah
pada tingkat stadium lanjut sehingga sulit untuk diobati dan bahkan acap kali
berujung pada kematian (Panitia Kanker RSUP DR. Sarjito, 1999: 37).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
tumor jinak belum tentu kanker akan tetapi setiap kanker itu dapat dipastikan
adalah tumor. Kanker memiliki ciri-ciri yang dapat diketahui dari gerak dan
karakternya dalam menyerang organ atau jaringan dalam tubuh. Ciri-ciri kanker
Berdasarkan penjelasan yang ada pada buku Onkologi yang disusun oleh
Panitia Kanker RSUP DR. Sardjito (1999: 4-16) diungkapkan bahwa sel kanker
tidak sensitif terhadap sinyal anti pertumbuhan. Secara normal, dalam tubuh
tanda pada sel yang sudah waktunya berhenti untuk tumbuh, akan tetapi sinyal
tersebut tidak dipedulikan oleh sel kanker. Dengan demikian, sel kanker terus
kanker terhadap sinyal anti-pertumbuhan telah membuat sel kanker ini begitu
Dalam buku yang sama F.T. Bosman (Panitia Kanker RSUP DR.
Sardjito, 1999: 5) juga mengungkapkan bahwa sel kanker juga mampu membuat
hormon pertumbuhan sendiri. Ini yang membuat sel kanker begitu sulit
yang kedua. Ciri kanker ini menunjukkan bagaimana otonomi sebuah sel dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
tubuh manusia.
yang terjadi di dalam tubuh manusia agar sel mati pada waktunya. Tapi hal itu
tidak dipatuhi oleh sel kanker. Sel kanker membangkang dan tidak mematuhi
Agar tetap tumbuh, sebuah sel membutuhkan asupan nutrisi. Pada sel
normal, mekanisme itu berlangsung secara wajar melalui saluran yang ada. Tetapi
tidak demikian halnya dengan sel kanker yang mampu mendapatkan nutrisi
kanker ini telah merusak sistem dalam tubuh. Ketidakwajaran yang dilakukan sel
kanker telah membuat tubuh dalam kondisi yang berbahaya karena banyak asupan
nutrisi yang diambil alih oleh sel kanker secara brutal. Inilah ciri-ciri kanker yang
keempat.
batas. Ini merupakan bentuk keganasan yang dimiliki sel kanker. Jika pada sel
normal terdapat masa waktu tertentu sampai akhirnya sel kanker berhenti
membelah, hal ini tidak berlaku bagi sel kanker. Sel kanker terus bernafsu untuk
menyebar dan berkembang tanpa batasan. Karakter pemberontak yang dimiliki sel
kanker karena terus menyebar tanpa mengikuti mekanisme tubuh inilah yang
52
Sel kanker memiliki daya tahan yang sangat tinggi. Sel normal sangat
bergantung pada mekanisme dan sistem dalam tubuh, lain halnya dengan sel
kanker. Mereka punya mekanisme sendiri dan tidak peduli dengan mekanisme
tubuh yang ada. Daya tahan yang tinggi pada sel kanker merupakan ciri-ciri
pada sel kanker, pertumbuhannya menyebar tanpa kendali. Sel kanker terus
menyerang dan tumbuh di organ atau jaringan sekitarnya. Ciri-ciri kanker yang
ketujuh ini yang membuat kanker menyebar dengan sangat dahsyat. Ini
merupakan ciri-ciri dari kanker itu sendiri. Jika di dalam sel yang telah keluar dari
pertumbuhan, sehingga pertumbuhan ini sudah tidak tunduk lagi pada regulasi
dengan satu sel kanker (Panitia Kanker RSUP DR. Sardjito, 1999: 31).
Manusia
pengetahuan, dan kemajuan teknologi secara langsung dan tidak langsung telah
mempengaruhi gaya hidup (life style) manusia (Dadang Hawari, 2009: 11).
adanya bantuan dari teknologi dan mesin, sehingga manusia mulai meninggalkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
usaha sendiri (Barker, 1999: 55). Sedangkan dikatakan tidak langsung karena
proses perubahan tidak sertamerta diterima begitu saja oleh manusia, beberapa ada
manusia perlahan mulai merubah gaya hidup lama (Dadang Hawari, 2009: 12),
seperti pola hidup sederhana dan produktif mulai berubah ke arah pola hidup
mewah dan konsumtif, pola hidup masyarakat dari yang semula sosial-religius
struktur keluarga yang semula keluarga besar (extended family) sekarang berubah
menjadi keluarga inti (nuclear family) bahkan sampai pada keluarga tunggal
menjadi masyarakat modern dengan corak sekuler, serba boleh, dan toleransi yang
demikian ini akan mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia, termasuk juga
dengan kesehatan manusia. Perubahan tersebut di atas dapat menjadi beban atau
tekanan mental yang disebut sebagai stressor psikososial (Dadang Hawari, 2009:
54
(2009: 14) dengan suatu keadaan atau peristiwa yang dapat menyebabkan
tekanan tersebut, sehingga muncul keluhan-keluhan yang tidak lain berupa stress,
Dijelaskan pula dengan begitu detail oleh Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari
(2009: 15) yang merupakan seorang psikeatri bahwa baik stress, kecemasan
menjadi kelainan sel organ jika tidak segera ditangani. Kelainan organ tersebut
akan semakin menjadi dengan perkembangan sel-sel radikal atau acap dikenal
dengan istilah tumor ganas atau kanker. Hal ini diungkapkan pula oleh Ria
Irawan, aktris yang terkenal dengan film Red Cobek, Arisan 2 yang
diperankannya. Dalam sebuah percakapan yang dirilis oleh salah satu stasiun
televisi dan disiarkan pada tanggal 15 Mei 2015, Ria Irawan mengungkapkan
bahwa pada awalnya ia cuek dengan menstruasi pertama tatkala ia berusia remaja
yang kemudian berakibat pada penebalan dinding rahim yang kemudian berubah
Kisah lain diungkapkan oleh Joe Schneider (Jack Canfield, dkk., 2012:
420), seorang atlet dan ayah yang sudah 14 tahun berjuang melawan kanker.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Pandangan hidupnya sangat positif dan ia tidak pernah menyepelekan apapun dan
dan serius dalam memelihara gaya hidupnya dan apa yang ia konsumsi. Di
begitu cepat dan waktu senggang hanya dapat dinikmati ketika week end. Pola
hidup konsumtif dan mewah begitu menyelimuti dinamika hidupnya. Sampai pada
operasi usus buntu di salah satu Rumah Sakit di daerah Virginia. Namun sesuatu
yang lain ditemukan oleh dokter yang kala itu sedang menjalankan proses operasi
usus buntu. Joe mengungkapkan bahwa tatkala mengoperasi dirinya, dokter dan
perawat menemukan tumor seukuran bola golf menempel di salah satu bagian
ususnya (Jack Canfield, dkk., 2012: 420). Joe mengakui bahwa sakit yang
mewah, dan tidak memperhatikan kesehatannya (Jack Canfield, dkk., 2012: 422).
Dua kisah dan pengakuan tersebut di atas, baik oleh Ria Irawan maupun
Joe Schneider menunjukkan perubahan gaya hidup konsumtif dan hidup mewah
membuat mereka merasa memiliki kuasa untuk melakukan apa saja seturut apa
56
Gaya hidup yang demikian ini dikritisi oleh Donny Gahral Adian dalam artikelnya
yang dimuat dalam Resistensi Gaya Hidup : Teori dan Realitas (Alfathri Adlin,
2006: 26). Donny Gahral Adian sebagaimana dikutib oleh Alfathri Adlin (2006:
27) mengungkapkan bahwa kebutuhan saat ini telah menjelma menjadi keinginan.
Gaya hidup konsumtif melebur di antara kebutuhan (need) dan keinginan (want).
Adagium yang berlaku saat ini adalah apa saja boleh, dengan melihat syarat satu-
piramida kebutuhan menurut teori Abraham Maslow pun jungkir balik, di mana
aktualisasi diri menjadi kebutuhan yang utama saat ini (Alfathri Adlin, 2006: 27).
Kondisi yang demikian ini membuat seseorang jatuh dalam keadaan stress, cemas,
atau merasa tertekan tatkala kebutuhan yang diinginkan tidak terpenuhi yang akan
bentuk totalitas dari disposisi fisik dan psikis yang teorganisasi dengan rapi dan
bersifat dinamis. Kenyataan yang terjadi adalah manusia acapkali jatuh sakit fisik.
dimensi ketegangan yang dipicu oleh usaha pemenuhan kebutuhan fisik dan
kebutuhan psikis yang sering kali tidak seimbang bahkan bertentangan (Kartini
Kartono, 1983: 30). Konflik-konflik yang terjadi ini menyebabkan sistem jaringan
tubuh pada manusia pun juga bergulat termasuk sel-sel yang hidup dalam tubuh
manusia. Salah satu gambaran yang terjadi ketika psikofisik manusia sedang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
57
berada dalam kondisi tegang adalah jantung berdegup dengan kencang dan
kesulitan bernafas, tubuh gemetar, lemas, dan muncul keringat dingin, bahkan
yang paling parah adalah seseorang dapat pingsan atau collapse (Dadang Hawari,
2009: 24).
sejumlah hal yang mempengaruhi timbulnya penyakit, secara khusus kanker bagi
seseorang, antara lain adalah tekanan dalam dunia pekerjaan, strata sosial, dan
hukum dalam masyarakat (Dadang Hawari, 2009: 17). Dalam dunia pekerjaan
tentunya memiliki tekanan yang berbeda-beda satu devisi dengan devisi yang lain,
2009: 17). Salah satu fenomena dibuktikan oleh Prof. M. Harvey Brenner dari
Universitas John Hopkins (Siegel, 1999: 103). Dalam sebuah penelitian yang
penyakit jantung 1,9%, bertambahnya angka kematian akibat bunuh diri sekitar
4,1%, bertambahnya 4,3% dari jumlah pasien laki-laki dan 2,3% dari jumlah
58
tahapan dari tindakan medis yang diberikan oleh pihak medis. Ada tiga tindakan
treatment), tindakan medis (medical treatment), dan pasca tindakan medis (post-
kondisi pasien pada tahap pra-tindakan medis (pre-medical treatment). Tahap ini
dimulai ketika dokter memberitahukan diagnosa dan rencana tindakan yang akan
(1987: 249), diagnosa dipahami sebagai suatu usaha menentukan suatu penyakit
melalui pemeriksaan fisik, tes laboratorium, atau sejenisnya, dan dapat dibantu
yang akan diterapkan kepada pasien menimbulkan adanya dampak psikologis bagi
pasien dan relasi sosial pasien. Dampak psikologis ini juga dipengaruhi sejumlah
aspek, di antaranya adalah cara penyampaian oleh dokter kepada pasien, waktu,
kondisi psikologi pasien saat itu, dan suasana yang dipilih oleh dokter dalam
rencana tindak pengobatan, acap kali pasien menganggap penyakit kanker yang
59
menjadi beban pikiran bagi pasien belum lagi ditambah dengan situasi yang
acapkali belum siap untuk mendukung proses pengobatan, seperti belum siapnya
dukungan dana dari keluarga, kondisi sosial atau spiritual keluarga dan
penyakit kanker itu sendiri sampai pada lembaga agama yang membantu atau dari
pihak lain.
Dari penyampaian diagnosa oleh dokter dan rencana tindakan yang akan
utama. Dampak psikologis ini bersifat sistemik dan tidak memiliki batas waktu.
Menurut Totok S. Wiryasaputra (2007: 24) terdapat lima dampak psikologi utama
dengan pasrah.
kepada orang lain untuk lebih membuat dirinya yakin akan informasi yang
Wiryasaputra, 2007: 27). Acap kali terkejut juga disertai dengan gejala somatisasi
yakni sebuah gejala, seperti wajah berubah menjadi tegang, tiba-tiba terdiam,
tubuh bergetar, keluar keringat dingin, jantung berdegub kencang, sesak nafas,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
tiba-tiba pusing, tiba-tiba menjadi gagap, cegukan, atau bahkan sampai pingsan
dalam waktu yang terbilang pendek, kecuali pasien memiliki penyakit lain yang
verbal dan langsung, ada juga tipe orang yang bila dihadapkan dengan informasi
baru yang mungkin akan merubah dinamika hidupnya dengan memilih bergumul
dengan diri dan hatinya. Orang tersebut tidak mengekspresikan apa yang
dirasakan dan yang dialami saat itu secara verbal (Totok S. Wiryasaputra, 2007:
25). Orang tersebut cenderung memilih diam, pasif, dan tidak banyak membalas
respon percakapan yang dilontarkan oleh dokter. Sikap yang demikian ini oleh
Totok S. Wiryasaputra ditegaskan dalam bukunya (2007: 29) bahwa diam bukan
berarti menerima apa yang disampaikan oleh dokter, diam juga bukan berarti
secara otomatis orang tersebut setuju terhadap semua rencana tindak pengobatan
Selain dua tipe tersebut di atas ada juga orang yang bersikap menutupi
supaya orang lain tidak mengetahui apa yang sebenarnya dialami. Orang tersebut
mendengarkan diagnosa yang diperoleh dari dokter, orang tersebut berusaha untuk
bekerja lebih keras hingga memilih bekerja sampai larut malam. Orang semacam
ini hendak memunculkan kesan bahwa tidak ada masalah dalam dirinya. Hal ini
akan memberi dampak pada keluarga dan relasi sosial di sekitarnya seandainya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
terpancing dengan keadaan demikian. Dari luar orang tampak tegar, namun
Garner Lindzey (1993: 86) dalam teori psikoanalisis klasiknya, ada sejumlah
bawah tekanan yang berlebihan, acap kali ego menempuh cara-cara yang cukup
disebut sebagai mekanisme pertahanan diri (defense mechanism). Ciri umum dari
bekerja secara tidak sadar sehingga orang tersebut tidak tahu apa yang sedang
terjadi.
regresi (Hall & Lindzey, 1993: 87). Bentuk-bentuk pertahanan diri yang dibagi
oleh Sigmund Freud ini juga dapat ditemui di dalam diri pasien kanker tatkala
mereka memperoleh diagnosa dari dokter. Mekanisme pertahanan diri ini juga
Dewasa ini, pengobatan yang dilakukan oleh pihak dokter dan perawat
kepada pasien penyakit kanker acap kali melibatkan proses penyinaran, operasi,
dan kemoterapi. Dirilis oleh bagian informasi Rumah Sakit Dharmais Jakarta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
sebagaimana dikutib oleh Panitia Kanker RSUP DR. Sardjito (1999: 217),
sitostatik untuk melawan sel kanker yang tumbuh secara tidak normal dalam
tubuh manusia.
kerjanya, yakni menyerang fase tertentu atau seluruh fase pada pembelahan
pembunuh kanker. Obat ini bisa dimasukkan melalui infuse vena, suntikan, dalam
bentuk pil atau cairan. Obat ini dimasukkan ke dalam aliran darah yang nantinya
akan mengalir ke seluruh tubuh, membuat perawatan ini berguna untuk kanker
yang sudah menyebar ke organ yang jauh lebih luas. Meskipun obat ini
membunuh sel-sel kanker, obat ini juga merusak beberapa sel normal, yang dapat
menyebabkan efek samping. Adapun cara kemoterapi yang biasa digunakan pada
dan Paliatif.
pasien pasca operasi yang tampaknya tidak memiliki penyebaran kanker disebut
terapi ajuvant. Kemoterapi jenis ini ditujukan untuk mengurangi risiko timbulnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
kembali kanker. Bahkan pada tahap awal penyakit ini, sel-sel kanker dapat
melepaskan diri dari tumor payudara asal dan menyebar melalui aliran darah
operasi disebut terapi neo-ajuvant. Manfaat utama dari pendekatan ini adalah
bahwa hal itu dapat mengecilkan kanker yang berukuran besar sehingga mereka
cukup kecil untuk diangkat oleh lumpektomi, bukan mastektomi. Sejauh ini, tidak
setidaknya bekerja juga sebagai terapi ajuvant pasca operasi (Panitia Kanker
membahayakan) dan Wise (bijaksana) (Panitia Kanker RSUP DR. Sardjito, 1999:
229).
64
dan situasi sehat. Keadaan ini dapat menyebabkan timbulnya gambaran negatif
terhadap diri sendiri (negative self esteem) dan akan berpengaruh pada tingkat
Menurut Keliat yang dikutip oleh Yunita Purba dan kawan-kawan dalam
akibat dari tindakan operasi, dapat mempengaruhi konsep diri (self esteem) dan
komponennya di antaranya citra tubuh, ideal diri, harga diri, penampilan peran,
dan mempunyai pengaruh yang besar terhadap konsep diri. Seperti dikutip dalam
jurnal ilmiah yang ditulis oleh Yunita Purba dan kawan-kawan (2012: 4) apabila
konsep diri seseorang menderita, maka pikiran dan tingkah laku seseorang akan
tubuhnya tidak menarik lagi serta merasa bahwa orang lain di luar dirinya tidak
tertarik lagi pada dirinya, ini merupakan bentuk konsep diri yang negatif sebagai
gangguan harga diri pada penderita penyakit kanker, juga dapat dipengaruhi oleh
konsep diri yang terjadi dalam dirinya yakni kecacatan tubuh dan penurunan
65
Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang dengan menggunakan 30 orang pasien kanker
adalah konsep diri yang tergolong rendah yaitu (0%). Dapat disimpulkan bahwa
konsep diri penderita kanker yang mendapat kemoterapi di Ruang Rawat Inap
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Lutfa pada awal bulan
terhadap pasien kanker yang menjalani kemoterapi di ruang Cendana 1 RSUD Dr.
sebagian besar pasien rambutnya menjadi rontok, merasa mual dan muntah, 25%
mampu lagi menghidupi keluarga, tidak mampu berdekatan dengan anak dan
mengurusnya.
Tidak hanya itu saja, Yunita Purba (2012: 4) juga merujuk pada
penelitian yang dilakukan oleh salah seorng peneliti di ruang Rindu A Lantai III
berdasarkan medical record tahun 2012, jumlah pasien kanker yang telah
menjalani kemoterapi sebanyak 600 orang dalam setahun. Dari hasil wawancara
66
penjelasan dari perawat tentang tujuan pengobatan dan efek samping yang akan
dialami saat ini serta mampu memahami efek samping dari pengobatan
kemoterapi tersebut.
kemoterapi merupakan salah satu dari tiga tahapan pengobatan kanker. Dampak
dari kemoterapi ini baik secara fisik, psikis, ataupun spiritual juga sudah
Situasi dan kondisi iman pasien yang tengah menderita penyakit kanker
pasca kemoterapi ini cukup rentan dengan apa yang disebut hidup dalam
pengharapan. Kanker termasuk dalam salah satu jenis penyakit dengan tipe
terminal illness. Kualifikasi penyakit ini dipandang sebagai suatu keadaan atau
diperkirakan akan datang dalam jangka waktu satu tahun bahkan kurang dan tidak
diketahui lagi obat yang dapat membawa kesembuhan (Kieser, 1984: 53). Kondisi
yang demikian ini secara langsung akan mempengaruhi aspek hidup orang yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
menderita kanker tersebut, termasuk salah satu aspek di dalamnya adalah iman
atau daya spiritualitasnya. Iman atau daya spiritualitas seseorang ditentukan dari
sembuh kecil dan harapan untuk hidup pun juga kecil akan membuat gejolak iman
yang besar. Fase-fase yang dialami oleh pasien juga memiliki kesamaan dengan
dinamika mental atau psikis yang dialami. Yang membedakan apakah ini fase-
fase mental seseorang ataupun fase iman adalah siapa yang menjadi sasaran protes
tentunya juga memiliki keinginan untuk sembuh dari penyakit dan penderitaannya
kali ini. Inilah yang disebut sebagai situasi berpengharapan. Kondisi inilah yang
menjadi kekhasan dari pasien kanker yang sudah menjalani pengobatan melalui
iman dan kasih. Demikianlah sikap seorang Kristiani yang khas apabila
dapat memberi arti kepada perjuangan untuk mengatasi situasi krisis hidup adalah
iman kepada Allah Bapa yang telah membangkitkan Yesus Kristus dari bahaya
maut.
manusia pada umumnya, hanya yang membedakan hanyalah kondisi fisik yang
sebagai dampak yang paling dapat diihat oleh indera penglihatan. Dampak ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
akan menimbulkan pengaruh juga bagi pasien secara psikis maupun spiritual.
Secara psikis, pasien akan merasa minder untuk bertemu dengan orang lain,
sedangkan secara spiritual pasien akan semakin giat untuk menjalankan doa-doa
harian, pergi ke gereja, dan lain sebagainya. Situasi seperti inilah pada bagian
hidup pasien ketika menjalani masa pengobatan Terkadang pasien dapat dikatakan
sebagai makhluk yang pasif, karena pasien tidak dapat menentukan nasibnya
sendiri. Tetapi, pasien juga merupakan makhluk yang aktif di mana pasien
Rom 15:13). Melalui pengharapan inilah di satu pihak pasien menyadari bahwa
dirinya tidak berdaya, tetapi di lain pihak pasien menyadari bahwa dirinya
diterima oleh Allah. Dengan demikian timbul rasa optimisme untuk hidup dalam
Apabila situasi yang dialami oleh pasien saat ini dikaitkan dengan
penderitaan yang dialami oleh Yesus yang begitu solider dengan orang berdosa,
maka penerimaan terhadap situasi dan kondisi yang dialami oleh pasien saat ini
kepada Allah. Situasi dan kondisi pasien saat ini merupakan salah satu peristiwa
hidup yang seluruhnya terarah pada keselamatan yang datang dari Allah. Sembuh
dari penyakit kanker ini diterima sebagai tanda keselamatan yang datang dari
Allah secara aktual. Sedangkan jika yang terjadi adalah sebaliknya, yakni
kematian, hal ini merupakan pemenuhan pengharapan hidup manusia, yakni hidup
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
bersatu dengan Allah. Seperti pesan Rasul Paulus kepada jemaat di Roma, “jika
kita hidup, kita hidup untuk Tuhan. Dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan.
Jadi, baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan” (bdk. Rom 14: 8).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
bahwa karya pastoral di dalam Gereja dipahami sebagai sebuah bentuk tindakan
perutusan serta panggilan yang bukan hanya sebatas karya seorang pastor atau
hierarki semata. Pengertian ini melandasi paham tentang pastoral sebagai suatu
seorang pastor atau golongan hierarkis semata, melainkan juga tugas dan
pendampingan pastoral untuk orang sakit akan dibahas di dalam bab ini.
A. Hakikat Pastoral
1. Definisi Pastoral
Secara etimologis, istilah partoral berasal dari bahasa Latin “Pastor” yang
berarti gembala. Di dalam diktat yang berjudul Pastoral Paroki, Sumarno Ds.
(2003: 1), menjelaskan bahwa pastoral memiliki arti cukup esensial di dalam
kehidupan Gereja. Pastoral begitu lekat dengan seluruh karya yang dilakukan oleh
baik (Yoh 10:11). Perikop ini memberikan gambaran jelas mengenai tugas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
seorang gembala, yang mengenal domba-domba satu demi satu (Yoh 10:-14),
nyawa bagi domba-Nya (Yoh 10:15), dan menuntun kawanan domba serta
ataupun kaum hierarkis semata, melainkan segenap elemen Gereja pun diharapkan
turut terlibat aktif di dalam praktik pendampingan pastoral ini. Harapan ini
Sumarno Ds. (2003: 1) turut mempertegas hal ini, dengan mengatakan semua
orang beriman mengambil bagian dalam tugas Kristus, maka pelayanan pastoral
juga menjadi tugas seluruh umat. Hal ini dijelaskan pula di dalam dekrit Konsili
hidup yang serba biasa, tetapi juga tidak menceraikan persatuan dengan Kristus
Namun, karena di dalam pembahasan skripsi ini adalah pastoral untuk orang sakit,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
maka ranah yang dipakai adalah ruang lingkup pastoral orang sakit, jenis-jenis
pastoral orang sakit, bentuk-bentuk pastoral orang sakit, definisi sakit, pendekatan
yang digunakan dalam pastoral untuk orang sakit, metode pastoral untuk orang
sakit, dan model pendampingan pastoral untuk orang sakit. Selain itu dijelaskan
pula konsep dari subyek yang hendak digunakan sebagai fokus penerapan pastoral
orang sakit ini, yakni pasien kanker pasca kemoterapi. Maka, di dalamnya
termasuk juga konsep kanker, proses timbulnya penyakit kanker, dampak kanker
(Sumarno, 2003: 1). Ruang lingkup pelayanan yang dilakukan oleh pastor atau
imam juga merupakan ruang lingkup tugas Gereja yakni, panca tugas Gereja.
untuk menginvestasikan misinya ke dunia, yakni Gereja menjadi tanda dan buah
dari rencana Allah. Dalam tugas bidang pewartaan, Gereja merumuskan sejumlah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
dengan harapan dan kehidupan, koleksi sejumlah ritus-ritus yang ada, dan
2009: 41).
bentuk atau ritus peribadatan, devisi, dan doa menjadi suatu ensembel ritus,
karunia keselamatan.
adanya respon terhadap kerinduan umat untuk bersekutu bersama. Persekutuan ini
Tidak hanya berhenti pada tiga tugas tersebut di atas, Gereja juga
memiliki tugas pelayanan (diakonia), yakni menjadi Gereja yang melayani. Dasar
pelayanan ini bertolak dari semangat pelayanan Yesus Kristus, "Anak manusia
datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" (Mrk 10:45). Perhatian
utama dari tugas ini adalah orang-orang miskin dengan tetap menjunjung mereka
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
sebagai subyek bulan lebih pada obyek bahkan korban semata. Perlu
digarisbawahi bahwa hal ini bukan semata-mata untuk kepentingan Gereja belaka,
Yoh 2:6). Tugas ini merupakan tugas segenap umat beriman juga. Umat beriman
diundang untuk menjadi saksi dengan cara baru, dengan dedikasi, dan komitmen
dirumuskan oleh Emilio Alberich dan Jerome Vallabaraj dalam buku yang ditulis
(2009: 35) digambarkan bahwa dimensi dialogis atau tugas pelayanan ini
yang didasari oleh kasih, pengetahuan atau pendidikan, kebebasan individu dalam
mengetahui secara personal sebuah peristiwa atau seseorang yang diminta hadir
pada suatu acara untuk mengetahuinya, sehingga jika nanti ada yang bertanya
terkait dengan acara tersebut diharapkan orang yang diundang dapat memberikan
keterangan tentang acara tersebut. Dari dual hal tersebut di atas, rasanya Gereja
yang menjadi saksi Kristus juga memiliki tugas yang sama, yakni menyampaikan
atau menunjukkan apa yang dialami dan diketahui tentang Kristus kepada orang
lain, tidak terkecuali jemaat. Dalam realita yang ada, menjadi saksi Kristus
bukanlah hal yang mudah. Begitu banyak peristiwa yang diberitakan melalui
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
media masa tentang sulitnya membangun sebuah gereja di suatu kota, kisah
tentang uskup Romero yang tewas ditembak karena membela orang miskin di
kota San Salvator. Selain itu, juga kisah tentang Pater Maximilianus dari Kolbe
yang rela mati di bunuh di kamp konsentrasi Nazi demi menggantikan posisi
seorang tua yang hendak dieksekusi. Tidak hanya itu saja, ada juga kisah tentang
India. Kisah seorang Pater Damian yang selama hidupnya melayani orang-orang
kusta yang diasingkan di pulau Molokai, dan masih banyak lagi contoh kisah
hidup yang mrnggambarkan sikap pengikut Kristus yang setia. Menjadi pengikut
Kristus begitu mengandung risiko belum lagi menjadi saksi akan apa yang
akan datang saatnya setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka dan
berpikir bahwa apa yang diperbuatnya merupakan tanda bakti bagi Allah (Yoh
16:2).
pastoral dalam hidup menggereja dan menjemaat. Layaknya orang tua yang baru
saja memiliki seorang anak, tentunya akan berusaha merawat, menjaga, dan
memelihara anak tersebut dengan sebaik mungkin dan dengan pelayanan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
terbaik, demikian juga Gereja yang tentunya juga melayani jemaatnya dengan
amat baik.
mentah oleh banyak orang tanpa diolah terlebih dahulu. Konsep yang salah kaprah
tugas atau bentuk pelayanan yang dilakukan oleh pastor (Abineno, 1993: 9). Akan
jemaat, gagasan ini dirasa tidak lagi relevan. Secara kuantitas gagasan ini dikritisi
dengan begitu jelas, jumlah jemaat berkembang dengan begitu pesat namun tidak
kenyataan ini adalah munculnya konsep baru yang dirasa lebih relevan mengenai
pelayanan pastoral.
muncul sejak masa Gregorius Agung sekitar abad ke-6. Pada masa ini, istilah
pemeliharaan jiwa atau dalam bahasa Latin disebut dengan istilah cura animarum.
Istilah ini memuat penjelasan mengenai gagasan manusia yang diartikan secara
Tujuan dari itu semua sebenarnya terletak pada tercapainya suatu bentuk
dan kondisi untuk kegiatan Gereja di dalam situasi yang sangat konkrit
(Ambrosia, 1994: 10). Hal ini senada dengan apa yang dituangkan oleh Paus
77
yang menyatakan bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, Allah telah menjadi
animarum dan merupakan sebuah tugas yang diemban oleh Gereja, pelayanan
pastoral ini dibedakan menjadi empat jenis, yang pertama adalah pelayanan
Tokoh yang dikenal dalam jenis ini adalah teolog terkemuka yang
merupakan sahabat dari Karl Barth yakni Eduard Thurneysen. Eduard Thurneysen
sebagaimana dikutib oleh Dr. J.L. Ch. Abineno (1993: 20) menggagas bahwa
yang berisi tentang hal pengampunan dosa yang disampaikan dalam bentuk
percakapan antarindividu.
semata, melainkan lebih kepada keterlibatan kaum awam. Hal ini mengingat
bahwa jumlah pastor yang tidak berimbang dengan jumlah jemaat dan kegiatan
yang sudah tersusun. Gagasan yang diusung oleh Edward Thurneysen lebih
78
sebuah perjuangan, ini didasarkan pada kisah manusia jatuh di dalam dosa yang
kuasa keterikatan manusia terhadap dosa. Di tempat yang lain dikatakan bahwa
sebagaimana dikutib oleh Dr. J.L. Ch. Abineno (1993: 21), beranggapan bahwa
perhambaan manusia pada hal-hal sekuler dan kuasa-kuasa Roh yang lain, seperti
pemujaan pada dewa-dewa dan benda berhala. Maka dari itu, pelayanan pastoral
ditujukan untuk mengembalikan manusia pada hakikat Ilahi yang berpegang pada
Kuasa Ilahi semata. Dan tujuan akhir dari pelayanan pastoral adalah pelayanan
Blumhardt dirasa tidak cukup oleh tokoh bernama Asmussen. Menurut Asmussen,
sebagaimana dikutib oleh Dr. J.L. Ch. Abineno (1993: 23) pelayanan pastoral
berlangsung pada saat ibadat atau Perayaan Ekaristi, melainkan percakapan yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
terjadi antara dua orang; antara pastor dengan jemaatnya. Konsep ini diibaratkan
dengan sebuah jala yang ditebar ke lautan oleh nelayan untuk menjaring ikan.
Banyak atau sedikitnya ikan yang terjaring dipengaruhi oleh besarnya mata-mata
jaring tersebut. Semakin besar mata jaring, maka semakin besar mata jaring,
semakin besar juga peluang ikan untuk meloloskan diri dari jaring tersebut.
perlu juga memikirkan bagaimana firman yang sudah diberitakan tadi dapat
diterima dan dapat menjaring semakin banyak orang untuk terlibat dalam
oleh Muller. Menurut Muller sebagaimana dikutib oleh Dr. J.L. Ch. Abineno
(Abineno, 1993: 25), pelayanan pastoral merupakan suatu bentuk bantuan hidup
dan bantuan percaya yang berdasarkan atas keikutsertaan seseorang untuk menjadi
murid Yesus. Bantuan yang diberikan ini lebih diperuntukkan bagi kebutuhan
pribadi, untuk melayani jemaat sebagai perwujudan anggota Tubuh Kristus, dan
untuk tugas serta tanggungjawab di tengah masyarakat. Hal ini merupakan bentuk
konkritisasi apa yang sudah ditulis di dalam Kitab Suci yang kemudian
diwartakan.
Dari semuanya itu, oleh Dr. J.L. Ch. Abineno (Abineno, 1993: 26)
dirumuskan ke dalam rumusan yang lebih konkrit, bahwa pelayanan pastoral yang
80
suatu bentu apostolate atau bentuk perutusan dari kemurahan hati Allah yang
tidak terbatas yang diberikan kepada manusia yang hilang dan tersesat.
yang sedang menghadapi kuasa maut dalam ketakutan dan pergumulan hidup
Serikat oleh tokoh bernama Boisen (Abineno, 1993: 29). Gagasan yang diusulkan
pastoral sebagai bentuk konseling ini didasarkan pada konsep bahwa bentuk-
rasa aman, kebutuhan untuk memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan adanya
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri (Hall & Lindzey, 1993: 71). Tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
hanya itu saja, kelemahan manusia akan sifat tidak puas juga dapat menjadi faktor
penghambat terpenuhinya kebutuhan yang dimiliki manusia. Hal ini kiranya dapat
diri secara khusus psikis akan semakin meningkat jika kebutuhan terpenuhi,
disorder (kekalutan mental) pada diri seseorang, yakni terbenturnya diri seseorang
pada standart dan norma sosial yang berlaku; adanya konflik kebudayaan entah itu
konflik antara individu dengan masyarakat, antara individu dengan nilai dan
tingkah laku di antara dua kelompok sosial atau lebih, dan konflik batin;
kebutuhan yang dirumuskan oleh Abraham Maslow. Hal ini juga turut digagas
oleh Boisen yang merupakan bapak dari jenis pelayanan pastoral sebagai bentuk
kontak social yang tidak lancer dan konflik hidup pribadi yang belum
dilakukan di dalam institusi rumah sakit. Oleh sebab itu, gagasan Boisen
82
penyakitnya. Oleh sebab itu, ia berpandangan bahwa cukup penting bagi seorang
pastor untuk belajar membaca kondisi orang yang sedang bergumul dengan
(Abineno, 1993: 29). Dan dewasa ini gagasan yang dirumuskan oleh Boisen
dilakukan oleh pastor untuk membantu orang dengan tujuan orang yang dibantu
konflik batinnya (Abineno, 1993: 31). Konseling pastoral berada dalam posisi
bukanlah sebuah usaha pewartaan Injil belaka, bukan pula soal pekerjaan sosial,
tetapi lebih dari itu, konseling pastoral menunjang usaha pewartaan Injil, yakni
hidup jemaat yang didampingi berada di dalam kelimpahan (Melani Wikanta &
hidup dalam pelbagai relasi dengan sesama manusia (Abineno, 1993: 43).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
lebih memilih menjadi sinlge fighter dibandingkan bekerja di dalam sebuah tim.
Begitu pula dengan kenyataan hidup rohani manusia. Banyak orang lebih memilih
cara individual untuk mengungkapkan imannya, seperti doa pribadi. Asumsi yang
muncul adalah dengan pribadi ini seseornag merasa lebih intim berdialog dengan
Tuhan. Namun, hal ini secara tidak langsung membuat hidup bersekutu menjadi
konsep ini, seseorang akan berkumpul satu dengan yang lain untuk saling
yang lain.
Selain jenis pelayanan pastoral sebagai perwujudan dari kerygma, kali ini
akan diulas jenis pelayanan pastoral berikutnya yakni pelayanan pastoral sebagai
perwujudan dari diakonia. Jenis ini erat berhubungan kondisi riil jemaat. Oleh
sebab itu, jenis ini sarat akan ilmu antropologi dan juga teologi.
berfokus pada situasi jemaat (Ambrosia, 1994: 2). Diakonia menjadi salah satu
dari lima tugas Gereja, dengan demikian Gereja hendak melayani jemaatnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
melalui profesi-profesi yang ada sebagai sosok seorang sahabat yang ramah dan
cinta damai.
secara khusus pada bagian ini akan disoroti pelayanan pastoral gereja khusus bagi
orang sakit. Kekhususan ini tidak berarti akan mengurangi arti penting dari
sejumlah jenis dan atau kategori pelayanan gereja yang lain. Kekhususan ini
dilandaskan pada situasional orang sakit yang dapat menjadi medan pastoral.
sebagai kegiatan orang beriman untuk saling membantu dalam mewujudkan dan
orang sakit ini berperan untuk memperlancar proses pemecahan masalah, dilihat
dari kata pastoral yang memiliki bobot spiritual dan keimanan kepada proses
pendampingan, secara khusus berusaha melihat dan peduli akan aspek iman dan
Wiryasaputra dan Aart Martin van Beek (1984: 13) bahwa keadaan fisik dapat
85
keadaan spiritual seseorang, pun juga sebaliknya keadaan spiritual seseorang juga
pemulihan pasien dirasa tidak cukup jika pelayanan hanya secara fisik semata,
tetapi juga perlu mengindahkan pelayanan psikis dan spiritual. Konsep pelayanan
spiritual ini akrab dikenal dengan istilah pastoral care atau pendampingan
pertolongan dengan orang lain, agar melalui terang Injil dan persekutuan dengan
Gereja Kristus dapat bersama-sama menemukan jalan keluar bagi pergumulan dan
persoalan kehidupan dan iman (Heitink, 1992: 404). Maksud dari pendampingan
mengarahkan pasien secara aktif agar dapat mengembangkan sikap yang tepat
karena iman dan keyakinan yang dimiliki. Melalui kisah yang tertulis di dalam
Kitab Suci ini digunakan oleh Gereja sebagai dasar di dalam perwujudan atau
86
sembuh secara fisik melainkan juga sembuh secara rohani sehingga manusia
kembali sebagai manusia yang utuh secara fisik, psikis, ataupun spiritual (Adolfo,
1990: 20).
Pendampingan pastoral untuk orang sakit sebagai salah satu usaha untuk
keluhan atau cerita dari pasien dari segala segi untuk mewujudkan serta
umatnya dalam proses memelihara atau merawat kehidupan manusia secara utuh.
Di dalam proses pendampingan pastoral yang diperuntukkan orang sakit ini tidak
hanya melihat dari usaha pasien dan usaha petugas pastoral secara terpisah,
timbal balik yang baik di antara keduanya. Petugas pastoral di sini berperan
pendampingan pastoral untuk orang sakit ini perlu melibatkan individu secara
utuh dalam bentuk sharing dengan tujuan adanya kemajuan dan kembalinya
Peranan pastoral untuk orang sakit sebagai salah satu bentuk pelayanan
dari Gereja dilakukan bukan melulu dengan metode khotbah atau peribadatan saja,
87
atau keluhan yang dialami, dan masih banyak lagi bentuknya. Melalui
pendampingan pastoral untuk orang sakit ini, Gereja ingin bersaksi bahwa Yesus
Kritstu hadir di dunia untuk menyemuhkan manusia yang terluka dan senantiasa
mendampingi di setiap proses yang dilalui melalui pelbagai macam bentuk dan
rupa-Nya.
Reksa pastoral orang sakit merupakan hak dasar orang sakit dan
ciptaan Tuhan yang secitra dengan-Nya, oleh karena itu perlu untuk menjaga
sejumlah alasan mengapa pastoral orang sakit ini perlu untuk dilaksanakan, di
antaranya sebagai perwujudan diri anggota tubuh secara utuh, bentuk peneladanan
sikap Yesus, usaha untuk meneruskan karya pengutuhan Tuhan, usaha untuk
Dari sejumlah alasan tersebut di atas, tujuan dari pastoral orang sakit
Untuk membantu orang sakit agar tidak berada pada keterasingan dan
tanpa harapan, dengan pendampingan secara pribadi membantu orang
sakit agar mampu secara terbuka mengungkapkan perasaan atau
ganjalan-ganjalan agar masalah yang dihadapi mampu dipecahkan untuk
mewujudkan iman melalui peristiwa sakit.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
membuka jalan bagi hidup yang lebih berarti dengan memberikan perhatian
kepada pribadi orang sakit secara utuh. Hal ini juga ditekankan oleh Pedoman Etis
dan Pastoral Rumah Sakit Katolik yang diterbitkan oleh KWI sebagaimana
teknologi yang begitu pesat, Gereja kini mendapatkan tantangan untuk semakin
menderita tidak hanya dari segi fisik, melainkan dari segi psikis dan iman. Dengan
perjumpaan dengan Allah yang semakin besar yang kemudian jemaat tersebut
89
pastoral dipahami sebagai suatu profesi pertolongan dari seorang pendeta atau
pastor yang mengikatkan dirinya dalam hubungan pertolongan dengan orang lain,
agar melalui terang Injil dan persekutuan dengan Gereja Kristus dapat bersama-
sama menemukan jalan keluar bagi pergumulan dan persoalan kehidupan dan
iman (Heitink, 1992: 404). Di dalam usha untuk membantu menemukan jalan
medis secara lengkap dan tanpa disadari pengalaman atau perasaan tersebut
menjadi akar permasalahan sehingga orang tersebut sakit. Peristiwa demikian ini
justru menjadi semakin parahnya suatu penyakit jasmaniah yang sudah ada.
Berdasarkan kondisi ini, fungsi penyembuhan menjadi salah satu upaya menolong
orang sakit untuk mengbati pertama-tama adalah hatinya atau berdamai dengan
masa lalunya.
ini tergantung dari tipe individu tersebut dan kepribadiannya. Pada fungsi ini,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
berbicara dalam percakapan yang mendalam. Fungsi menopang ini manjadi salah
satu cara untuk membangkitkan kembali gairah hidup dan berpengharapan yang
sudah tertimbun oleh penerimaan diri yang negatif dan semangat hidup yang
turun. Fungsi ini berbeda dengan memberikan motivasi belaka. Dalam fungsi ini
tetapi lebih dari itu, sifat empati benar-benar perlu dilibatkan di sini, sehingga
fungsi menopang ini lebih tepat guna bagi pasien ataupun petugas yang
mendampingi.
hubungannya dengan penyakit yang sedang dialami sekalipun, tetapi tetap perlu
dibantu untuk ditangani. Fungsi ini lebih bersifat memberikan jalan keluar atas
Sakit merupakan hal yang saling berkaitan satu dengan yang lain, baik
dari segi individu itu ataupun dengan orang lain. Sakit itu sendiri acapkali
Dalam fungsi ini membangun kepercayaan benar-benar menjadi salah satu cara,
mengingat tidak semua orang dapat percaya untuk mencurahkan cerita yang
91
Fungsi kelima ini lebih pada penjaga proses yang sudah dapat dilalui oleh
pasien. Berusaha supaya pasien tidak lagi jatuh terpuruk seperti sedia kala,
melainkan sudah dapat membangun semangat hidup dan memiliki daya dalam
menghadapi kehidupan dengan keadaan fisik yang mulai terbatas. Melalui fungsi
ini, diharapkan pasien dapat menjadi lebih dewasa dalam menyikapi permasalahan
masa lalu ataupun saat ini yang dapat menimbulkan efek kurang baik bagi kondisi
fisiknya.
Banyak orang, secara khusus tim medis menyadari bahwa pasien bukan
melainkan juga pemenuhan akan kebutuhan rohani pasien. Tugas ini acap kali
diserahkan kepada pastor atau petugas gereja lainnya, karena seringkali yang
terjadi pasien tatkala dihadapkan pada peristiwa sakit pertanyaan yang muncul
dan ditujukan terkait hal-hal eksistensial, seperti arti dan tujuan hidup manusia.
Dalam proses pendampingan pastoral orang sakit ini terdapat dua pendekatan
yang berbeda, yakni merawat yang sakit sebagai wujud menolong sesama dan
Model yang pertama ini diilhami oleh kisah orang samaria yang baik hati
di dalam Injil Lukas 10:25-37. Model ini selaras dengan tugas pemeliharaan
kesehatan fisik manusia yang sudah menjadi tugas dan tanggungjawab bidang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
ilmu kedokteran dan pemeliharaan hidup rohani yang dijalankan oleh para teolog.
kepada setiap manusia yang membaca dan menglhaminya bahwa sesama bagi
setiap manusia adalah siapapun, tidak terbatas oleh ras ataupun golongan yang
kasihan, tetapi kasih itu harus diwujudkan dalam bentuk yang nyata. Perikop ini
hendak mengajarkan kepada setiap insan, sebagai murid- murid Kristus diajak
untuk membagikan belas kasih kita kepada sesama. Sesama di sini bukan hanya
teman, tetapi juga mereka yang bukan teman, bahkan musuh ataupun orang yang
musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu… “(Luk 6:27; lih.
Mat 5:43). Sebab kasih yang tulus sifatnya memberi, tanpa mengharapkan
pertolongan.
merupakan suatu kesatuan yang utuh antara tubuh dan jiwa, yang membuat cara
93
menjadi dasar dari model ini adalah sosok Yesus sebagai pribadi yang
menyembuhkkan.
dilakukan oleh Yesus merupakan sesuatu yang nyata. Namun demikian, peristiwa
ini perlu untuk dilihat hubungannya dengan Injil secara utuh. Penyembuhan yang
yang dilakukan oleh Yesus secara umum, tidaklah berhubungan dengan kesehatan
manusia secara fisik dan mental belaka, namun lebih kepada peran Yesus yang
Sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan oleh Yesus, Yesus menarik
Nya sebagai seorang tabib dan pekerja mukjizat (Mrk 1:38). Yesus tidak
koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stresor dan orang menyadari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
dampak dari stressor tersebut. Kemampuan koping dari individu tergantung dari
temperamen, persepsi, dan kognisi serta latar belakang budaya/norma di mana dia
dapat dan memiliki hak untuk turut serta dan terlibat secara aktif di dalam
seringkali dijumpai, masih sedikit orang yang sadar dan mau melakukan kegiatan
pendampingan pastoral untuk orang sakit ini. Yang menjadi fenomena umum dan
yang sakit entah itu kerabat, saudara, teman, rekan kerja bahkan tetangga dengan
berpakaian bagus dan membawa hantaran berupa bunga, makanan, dan barang-
kegiatan bagi pasien. Akan tetapi, begitu sedikit orang yang mau hadir dan ikut
mendampingi atau terlibat di dalam proses situasi hidup yang sedang dialami
untuk benar-benar merelakan dirinya untuk orang yang sedang sakit. Dengan
untuk membicarakan keadaan yang tengah dialami, pergulatan yang selama ini
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
membelenggu, perjuangan yang harus dilalui, dan segala hal yang berhubungan
spesialisasi masing-masing bidang keilmuan (Kieser, 1984: 55). Viktor Frankl dan
Paul Tillich menggambarkan tubuh, jiwa, dan roh manusia sebagai dimensi
Dimensi kehidupan tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain, karena setiap unsur
fisik seseorang yang menderita penyakit ini dapat saja kehilangan sebagian dari
organ tubuh usai, misalnya mengalami kerontokan rambut, bau mulut, kuku
jemari lepas, dan lain sebagainya. Secara psikis seseorang yang menderita kanker
pun mengalami perubahan konsep diri, seperti mulai merasa malu atau merasa
tidak enak berada di tengah keramaian dan di tempat umum, mulai merasa rendah
diri, dan gambaran tentang diri sendiri pun berubah. Tidak hanya itu saja, kanker
96
sekitar tempat tinggal (Totok S. Wiryasaputra, 2007: 60). Dampak dari perubahan
yang dialami mulai dari perubahan fisik, psikis, dan sosial ini akan mempengaruhi
Pada peringatan Hari Orang Sakit Sedunia yang diperingati pada tanggal
11 Februari 2015 yang lalu, Paus Fransiskus yang dikutib oleh tim Liturgi Gereja
Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran pada buku teks misa (2015: 15), mengajak
perkataan Ayub: “Saya adalah mata dari orang buta, dan kaki dari orang lumpuh”,
pelayanan yang dibaktikan orang benar ini, sambil menyandang suatu wewenang
dan kedudukan penting di antara para tetua kota, kepada mereka yang
berikan kepada kaum miskin yang mencari bantuan dan dalam pedulinya akan
dalam hal mencuci, mengenakan pakaian, dan memberi makan. Pelayanan ini, jika
dilakukan tanpa lapang dada, dapat melelahkan dan menbosankan karena prses
tidak hanya berhenti pada satu atau dua hari atau pada fase-fase tertentu
melainkan lebih dari itu, yakni ketika sudah siap mendampingi pun juga siap
97
demikian kiranya hati juga dilibatkan sehingga sukacita memenuhi setiap usaha
pelayanan yang dilakukan. Secara relatif dapat dikatakan mudah untuk membantu
beberapa kasus ketika dia tidak lagi mampu mengungkapkan rasa terima kasih.
Akan tetapi, Paus Fransiskus menggunakan perikop Injil Matius dan Lukas
sebagai peneguhannya, “datang tidak untuk dilayani tetapi untuk melayani, dan
menyerahkan hidup-Nya demi kebaikan banyak orang” (Mat 20:28), karena Yesus
sendiri berkata: “Aku ada di antara kamu sebagai seorang yang melayani” (Luk
22:27).
Sebagai perwujudan dari ungkapan “menjadi mata bagi yang buta dan
kaki bagi yang lumpuh” untuk diterapkan dalam pendampingan pastoral bagi
pasien kanker pasca kemoterapi, ada sejumlah metode pendampingan yang dapat
mencakup kondisi sakit. Para pemuka agama dan dokumen-dokumen yang ada
berusaha untuk memberikan makna dan rasa untuk hal tersebut menjadi perhatian
penting, dan sering memberikan kontribusi dengan cara di luar batas ilmu
98
Perawatan ini mengakui dan hadir untuk kondisi manusia, khususnya dimensi
pengalaman pelayanan, dinamika saat ini, dan dimensi teologis dan spiritual.
Proses refleksi tindakan ini merupakan bagian integral dari peserta, pemahaman
dari living human documents dan bukan dari buku-buku ataupun dari teori-teori
yang sudah ada. Beberapa tokoh yang merupakan perintis model ini adalah
William S. Keller, Anton Boisen, dan Richard C. Cabot (Suprihatin, 1999: 47).
pendekatan berbasis pastoral klinis, terdapat dua situasi nyata yang dialami oleh
99
sakit di rumah sakit, karena pelayan pastoral bertemu dan dapat mengadakan
kontak dengan anggota-anggota lain dari keluarga orang yang sakit itu
(Abineno.2003: 1). Akan tetapi, mengunjungi dan melayani orang sakit yang
(Abineno, 2003: 2). Kunjungan dan pelayanan yang dilakukan di rumah sakit juga
memiliki kesulitannya tersendiri, bukan karena adanya peraturan dari rumah sakit,
tetapi karena situasi di rumah sakit itu sendiri yang memiliki temponya tersendiri,
Sedang yang dimaksud dengan situasi batiniah adalah situasi orang yang
sedang sakit. Orang yang sedang sakit adalah orang yang merasa dirinya dibuat
menjadi pasif, sehingga memiliki harapan untuk sembuh, dan orang sakit ini
pertolongan dari orang lain dan juga memiliki ketidakstabilan psikis (Abineno,
1999: 4). Orang yang sedang sakit ini bisa saja diibaratkan bahwa orang tersebut
orang yang mengalami kedukaan saat ditinggal oleh orang yang dikasihinya,
karena kedukaan itu seringkali diartikan sebagai penderitaan, dan kata kedukaan
ini dapat dikaitkan deengan sesuatu yang kita atau seseorang alami sebagai suatu
100
2) Meditasi
pikiran dari semua hal yang menarik, membebani, maupun mencemaskan dalam
pemikiran baik dan buruk yang sangat subjektif yang secara proporsional
pemikiran, penilaian, dan pelepasan subjektif yang tiada habisnya yang secara
intuitif mulai dilepaskan. Dalam keadaan pikiran yang bebas dari aktivitas
berpikir, ternyata manusia tidak mati, tidak juga pingsan, dan tetap sadar
101
seminar, atau buku-buku meditasi yang dapat mengajarkan secara pasti bagaimana
dengan melamun sehingga meditasi dianggap hanya membuang waktu dan tidak
ada gunanya. Meditasi justru merupakan suatu tindakan sadar karena orang yang
melakukan meditasi tahu dan paham akan apa yang sedang dia lakukan.
Manfaat meditasi yang dapat dirasakan secara langsung oleh tubuh. Salah
satu manfaat tersebut adalah kesembuhan ketika tubuh sedang sakit. Dari sudut
pandang fisiologis, meditasi adalah anti-stres yang paling baik. Ketika seseorang
mengalami stres, denyut jantung dan tekanan darah akan meningkat, pernapasan
stres. Akan tetapi, ketika meditasi sedang berlangsung, detak jantung melambat,
tekanan darah menjadi normal, pernapasan menjadi tenang, dan tingkat hormon
mendengarkan denyutan jantung, bahkan lebih lanjut lagi orang tersebut dapat
orang selama ini adalah organ-organ tubuh dan sel tubuh akan mengalami
keadaan baik dan bekerja lebih teratur, mampu mengatur dan mengendalikan
orang lain serta memaafkannya, mampu mengerti orang lain dan memaafkannya,
selalu bertekun dalam hidup yang baik, sebagai pembawa berkat bagi sesama, dan
mampu menerima suka dan duka, kesulitan, dan kebaikan hidup dengan baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
dalam sejumlah aksi sosial baik yang dilaksanakan oleh gereja ataupun kelompok-
kelompok kategorial. Salah satu contohnya secara khusus dalam bidang kesehatan
adalah adanya kunjungan kepada salah satu anggota wilayah, lingkungan, kring
atau anggota komunitas yang sedang sakit, baik itu yang dirawat di rumah
dukungan kepada pasien untuk memiliki daya juang untuk pulih dari sakit yang
sedang dialami.
Bentuk pelayanan ini didukung oleh pihak Gereja melalui dekrit Konsili
Vatikan yang dikeluarkan oleh Paus Paulus VI mengenai kerasulan kaum awam,
segenap kaum awam untuk turut terlibat juga dalam irama pewartaan Kerajaan
Allah secara nyata di dalam pelbagai pelayanan yang sudah dilakukan oleh
Gereja. Hal ini mengingat terbatasnya jumlah pelayan pastoral tertahbis, yakni
keselamatan. Dengan demikian, melalui kaum awam yang ikut serta ini seluruh
dunia dapat diarahkan menuju kepada Allah. Segala kegiatan yang mengarah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
kepada tujuan ini disebut sebagai karya kerasulan, dan karya ini dilaksanakan oleh
pada bentuk ritus semata, seperti doa, pemberian sakramen pengurapan orang
sakit, atau yang lainnya, sedangkan bentuk pendampingan yang mengena di hati,
terlibat secara pribadi, adanya partisipasi berupa sharing dirasa masih jauh dari
dalam terang iman secara mendalam, membangun relasi dengan Tuhan meski
kerap ditimpa musibah. Hal ini perlu dimiliki oleh pendamping atau petugas
personal. Konsep penderitaan itu sendiri cukup lengkap dibahas di dalam bab II
mulai dari penderitaan dalam kacamata Kitab Suci ataupun Ajaran Gereja.
Namun, pada kesempatan ini akan diulang kembali secara ringkas gambaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
104
penderitaan yang nantinya perlu juga dipahami oleh petugas pastoral yang akan
mendampingi.
Hal ini dirasa perlu mengingat subyek yang didampingi juga mengalami
hal pengalaman yang sama, yakni pengalaman menderita meski dengan bentuk
penderitaan yang dialami dalam terang iman dapat didialogkan kepada orang lain
seseorang yang sedang menderita. Hal ini akan menjadi poin penting antara
yang sama meki berbeda kualitas dengan yang didampingi. Namun setidaknya
didampingi.
Menyadari bahwa tidak semua orang dapat terbuka pada orang baru,
belum lagi pengaruh gender yang kuat. Seperti, tidak semua orang laki-laki dapat
terbuka pada orang baru, apalagi keterbukaan ini sifatnya personal dan sensitif.
Kaum laki-laki cenderung menutup rapat-rapat pengalaman yang dimiliki. Hal ini
akan menjadi semakin sulit, jika pasien dalam hal ini yang didampingi tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
terbiasa terbuka dengan orang lain, pendamping yang bertugas juga memiliki jenis
kelamin yang sama dengan yang didampingi yakni laki-laki. Ini merupakan
kepribadian yang dimiliki oleh kaum laki-laki, di mana kaum laki-laki lebih
memberikan porsi yang besar kepada kemampuan nalar dari pada hati. Hal yang
serupa juga akan dialami oleh kaum perempuan seandainya yang bertugas
mendampingi memiliki jenis kelamin yang sama juga. Akan tetapi, segala
dapat di atas dengan pengalaman yang sama ini, meski berbeda secara kualitas.
bidang kajian psikologi, pun itu termasuk mempelajari spiritualitas atau kondisi
manusia. Lantas muncullah sejumlah ilmu yang memiliki relasi dengan bidang
dengan kondisi psikologi seseorang, secara khusus pasien penderita kanker pasca
gagasan dan sikap yang diperlukan sebagai pendamping atau petugas pastoral.
106
oleh Boisen ini membawa warna pada hubungan antara iman dengan psikis
29). Gagasan ini menyatakan bahwa kebanyakan gangguan psikis ataupun fisik
rasa aman, kebutuhan untuk memiliki dan kasih sayang, kebutuhan akan adanya
penghargaan, dan kebutuhan aktualisasi diri (Hall & Lindzey, 1987: 71).
standar dan norma sosial yang berlaku; adanya konflik kebudayaan entah itu
konflik antara individu dengan masyarakat, antara individu dengan nilai dan
tingkah laku di antara dua kelompok sosial atau lebih, dan konflik batin;
107
Abraham Maslow.
Kondisi penyebaran kanker ini terbuka pada segala usia, seperti sudah
dijabarkan dengan begitu jelas di dalam pembahasan mengenai konsep kanker itu
sendiri. Kanker atau puru ayal dipahami sebagai jenis penyakit yang ditandai
dengan kelainan siklus sel khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh
secara tidak terkendali (pembelahan sel yang melebihi batas normal), menyerang
jaringan biologis di dekatnya, dan bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui
sirkulasi darah atau sistem limfatik yang disebut metastasis. Munculnya penyakit
kanker ini dapat disebabkan oleh pelbagai faktor, seperti genitas, faktor stresor
psikososial, dan lain sebagainya. Sel kanker ini akan menjadi buas dan dapat
bahwa sel kanker dapat ditemukan di dalam tubuh setiap manusia di manapun
ini untuk pendampingan yang akan dilakukan oleh petugas pastoral adalah dasar
juga diselaraskan dengan kondisi dan klasivikasi jenjang usia pasien, karena
kondisi psikologi dalam diri manusia ini memiliki ciri yang berbeda di setiap
jenjang usia.
sebelum mendampingi pasien kanker pasca kemoterapi. Hal ini menjadi utama
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
karena, tidak mungkin perlakuan yang diberikan oleh pendamping kepada pasien
dengan jenjang usia remaja diterapkan juga sebagai bentuk pendampingan pada
pasien usia anak-anak. Ciri-ciri psikologi setiap jenjang usia inilah yang menjadi
kemoterapi ini sama di setiap jenjang usia adalah keterbatasan yang dimiliki.
Akan tetapi ciri-ciri kondisi psikis tetap sama dengan ciri kondisi psikis yang
Hidup manusia adalah dasar dari segala nilai yang dimiliki oleh manusia.
Hidup sekaligus juga sebagai prasyarat bagi segala macam kegiatan manusia dan
supaya hidup yang sudah dipercayakan sebagai nilai oleh Allah kepada manusia
hendaknya dapat berbuah dan diharapkan pula pada adanya ketercapaian hidup
Akan tetapi, di sisi lain dalam hidup manusia terdapat adanya suatu
misteri tentang kematian. Namun, misteri ini seakan tertutupi oleh adanya
kemajuan dalam bidang medis dan dalam budaya modern masyarakat (EV, art.
64). Kematian seolah-olah tampak layaknya sesuatu yang tidak masuk akal karena
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
109
secara tiba-tiba memutus kehidupan manusia yang tentunya masih kaya akan
ketika kondisi pasien dikatakan sebagai kondisi terminal illness dengan artian
kemampuan bertahan hidup begitu kecil, Gereja tetap menghimbau untuk tetap
sejumlah aspek hidup dan eksistensi manusia, sehingga akan berdampak pada
keterbatasan dan berada di batas daya manusia, kebanyakan orang sekitar baik itu
keluarga ataupun kerabat yang belum siap menghadapi situasi ini merasa tidak
mampu dan kasihan terhadap pasien serta keterbatasan ekonomi. Situasi yang
demikian ini dapat memicu terjadinya pengambilan keputusan yang terlalu cepat,
seperti pemilihan tindakan euthanasia atau dibiarkan begitu saja sampai ajal
Hal inilah yang secara keras ditolak oleh Gereja. Hal ini semakin
diperjelas dengan gagasan yang dirumuskan tatkala sidang biasa kongergasi pada
110
atau orang yang sedang akan meninggal. Tak seorang pun boleh minta
tindakan mematikan ini bagi diri sendiri atau bagi orang lain, yang
merupakan tanggungannya, bahkan orang tak boleh menyetujui tindakan
itu, baik secara eksplisit atau pun implisit. Karena hal ini berarti
melanggar hukum Ilahi, melecehkan martabat pibadi manusia, kejahatan
melawan kehidupan, serangan terhadap umat manusia.”
Inilah yang perlu diperhatikan dari sikap Gereja terhadap kondisional pasien
kanker pasca kemoterapi yang masuk dalam kerangka penyakit terminal illness.
ungkapan bahwa kanker merupakan salah satu dari sekian jenis penyakit yang
dinamika hidup seseorang yang menderita penyakit ini mulai diliputi dengan alur
keterbatasan.
hidup manusia, di antaranya adalah eksistensi, aktivitas fisik, psikis, dan lain
sebagainya. Keadaan atau siatuasi yang semacam inilah tidak mungkin hanya
dipercayakan kepada tim medis semata baik itu dokter atau perawat, melainkan
juga diperlukan terjalinnya kerjasama antara tim medis dengan petugas pastoral.
orang sakit yang berfokus pada mengikuti cara pelayanan Yesus dan
111
koping dapat dipelajari, sejak awal timbulnya stresor dan orang menyadari
dengan Tuhan. Pendampingan dalam hal ini lebih mengarah kepada suatu bentuk
mendengarkan orang sakit dari pelbagai segi guna terwujudnya iman pasien
kepada Tuhan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
satu dinamika yang tidak dapat dihindarkan dalam dinamika hidup manusia
adalah situasi atau kondisi sakit. Situasi atau kondisi yang tentunya setiap orang
pernah mengalaminya. Sakit merupakan satu dari sekian banyak dinamika hidup
manusia yang dapat membuat ruang gerak seseorang menjadi terbatas dan
Pola pendampingan terhadap orang sakit ini begitu beragam, mulai dari
orang sakit pun juga beragam, tetapi yang pasti adalah perlu adanya koordinasi
yang baik antara pihak medis, keluarga, pasien, dan pendamping rohani. Hal ini
mengingat bahwa sakit fisik erat kaitannya dengan kondisi psikis dan spiritual.
Dewasa ini, koordinasi yang terjalin antara tim medis, pasien, keluarga
dan pendamping rohani semakin terlaksana dengan baik. Akan tetapi, ada
pendampingan orang sakit, yakni kompetensi yang dimiliki oleh sejumlah pihak
secara khusus pendamping rohani dirasa masih kurang memadai. Dari pelbagai
sumber yang sudah ditemukan oleh penulis dan diungkapkan pada pembahasan
sebelumnya dalam tulisan ini bahwa kebanyakan pendamping rohani atau petugas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
113
semata, seperti doa, pelayanan sakramen orang sakit, dan lain sebagainya.
pendekatan pasien, dan materi pendampingan yang diberikan pun hanya berkutat
pada hal-hal yang sifatnya lebih mengarah pada ritual belaka. Maka dari itu,
dalam pembahasan kali ini akan diutarakan usulan program pendampingan pasien
kanker pasca kemoterapi yang sudah disesuaikan dengan sejumlah aspek, salah
sebelumnya, sakit kerap dihubungkan sebagai akibat dari dosa dan kesalahan yang
diperbuat oleh manusia. Merujuk pada Kitab Ayub dalam susunan Perjanjian
Lama, sakit digambarkan sebagai sebuah pergualatan hidup atas keteguhan iman
yang dimiliki oleh seseorang. Ayub yang diketahui sebagai orang yang saleh
oleh Ayub ini dirumuskan oleh Gereja dengan situasi menderita melalui dokumen
Salfivici Doloris.
114
yang harus dilaksanakan sendiri oleh manusia sesuai dengan kewajibannya (SD,
art. 23). Keutamaan ini lebih mengarah kepada hal-hal yang erat kaitannya dengan
bingung dan merasa rugi. Penderitaan yang dialami bukanlah sebuah hukuman
yang datang sebagai akibat dari dosa manusia atau ujian yang diberikan oleh
segala dosa-dosa ataupun kesalahan yang sudah secara sadar ataupun tidak
dilakukan.
Dalam pembahasan ini, salah satu jenis penyakit fisik yang diolah adalah
sakit kanker. Menurut ulasan yang diungkapkan romo Kieser, bahwa penyakit ini
merupakan salah satu jenis penyakit terminal illness. Hal serupa juga digagas oleh
jauh.
Kanker menjadi suatu momok atau penyakit yang paling ditakuti oleh
banyak orang. Tetapi kenyataan yang sering terjadi adalah banyak orang yang
pola hidupnya mengarah pada penyakit jenis ini. Kondisi yang demikian sering
dokter tidak terima dan mengatakan bahwa diagnosa yang disampaikan salah.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
115
Bentuk tidak terima ini oleh Elisabet Kulber digolongkan ke dalam fase tahap
pertama orang yang sedang sakit. Fase ini dibenarkan oleh P. Go dalam
pembahasan sebelumnya, bahwa ketika sakit kanker yang diderita oleh seseorang
tentunya akan berdampak pada terjadinya perubahan irama hidup seseorang dan
kondisi yang demikian inilah yang sering ditolak oleh kebanyakan orang. Apabila
dibahasakan dalam istilah saat ini adalah, banyak orang tidak terima ketika berada
pada area yang sudah membuat dirinya merasa nyaman (comfort zone).
mengamuk. Pada fase ini, pasien sudah tidak lagi menyangkal kenyataan yang
(katarsis). Fase berikutnya adalah fase tawar menawar, kemudian fase depresi, dan
terakhir adalah fase penerimaan. Penggolongan ini tentunya tidak serta merta
kondisi psikis dan konsep mental seseorang. Ada orang yang pertama kali ia
mendengar diagnosa dari pihak medis bahwa ia menderita kanker, orang tersebut
dapat menerima dengan lapang dada, namun ada juga yang sebaliknya bahkan
jumlahnya banyak.
suatu model pendampingan yang hanya berlagsung dalam waktu yang singkat.
Perlu diingat bahwa yang dilayani di sini adalah manusia yang memiliki dinamika
116
sudah sedikit disinggung pada bagian sebelumnya bahwa, yang menjadi sasaran
dari pendampingan ini adalah manusia yang sedang mengalami sakit yang
tergolong parah. Dengan demikian, pendampingan yang disusun tidak serta merta
dapat berlangsung dalam waktu yang singkat. Hal ini disinambungkan dengan
fase-fase emosional seperti yang dijelaskan oleh Elisabet Kulber pada bab
sebelumnya.
mengena sampai pada bagian sense seseorang atau perasaan atau hati. Dalam bab
III dituliskan bahwa pendampingan pastoral merupakan suatu usaha Gereja dalam
upaya pemeliharaan jiwa atau dalam bahasa Latin disebut dengan istilah cura
animarum. Penjelasan lebih lanjut mengenai pemeliharaan jiwa ini, oleh Dr. J. L.
Ch. Abineno pada bahasan yang sama dikatakan bahwa tujuan dari pelayanan
menyatakan bahwa di dalam pribadi Yesus Kristus, Allah telah menjadi Bapa kita.
bagaimana petugas pastoral dapat membantu orang dengan tujuan orang yang
tentang konflik batinnya. Tujuan ini dilandasi konsep bahwa manusia merupakan
makhluk dinamis dengan pelbagai dinamika hidup yang dilaluinya. Dalam proses
menjalani dinamika hidup, setiap orang memiliki kemampuan untuk memilih akan
merespon pengalaman tersebut seperti apa. Hal ini dilatarbelakangi juga dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
117
adanya pengaruh dari keluarga dan lingkungan sekitar. Melalui tujuan ini, pasien
hendak diajak untuk dapat menolong dirinya keluar dari belenggu perasaan yang
jawaban dengan Tuhan secara personal. Ini merupakan tujuan akhir dari program
Tuhan dan dapat mewujudkan imannya di tengah kuantitas waktu yang sudah
segala sesuatu, tujuan akhir hidup manusia, dan tempat di mana setiap manusia
diadakan.
program, gagasan tentang apa itu sakit, pandangan sakit menurut Kitab Suci dan
beberapa ensiklik Gereja, situasi dan kondisi pasien kanker, serta tujuan
disusunnya program pastoral ini dirumuskan. Kini sampailah pada strategi yang
pasca kemoterapi.
118
sakit yang dialami oleh pasien penderita kanker ini bukan sekedar pengalaman
sakit biasa. Kanker merupakan sebuah penyakit yang dapat mempengaruhi segala
aspek hidup manusia yang menderitanya. Maka tidak salah jika, dampak yang
ditimbulkan karena penyakit ini begitu beragam, mulai dari dampak psikologi,
sosial, ekonomi, bahkan sampai pada iman. Pada bagian ini akan lebih menyoroti
Di dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Christina BT. Yubong, S.Pd.
sebagai bentuk tugas akhir guna meraih gelar S1 yang berjudul Katekese Orang
Untuk sampai pada iman yang dewasa perlu ada pendidikan iman yang
terus menerus. Salah satu usaha pelayanan pendidikan iman adalah
katekese. Dalam katekese, orang dewasa dibantu untuk menyadari Allah
dalam segala peristiwa hidup sehari-hari. Kemudian mengkomunikasikan
pengalaman di dalam penderitaan tersebut yang sudah diolah dalam
terang iman.
perkembangan iman seseorang entah itu dalam kondisi sehat ataupun sakit kiranya
dengan kondisi yang demikian adalah katekese atau yang lebih dikenal dengan
terjadi di sini adalah segala macam bentuk pelayanan yang dapat membantu
119
sakramen orang sakit, dan upacara suci lainnya, melainkan lebih kepada bantuan
iman yang terwujud dalam bantuan praktis bagi permasalahan yang nyata, yakni
kolaborasi antara perawatan dalam segi medis dan juga pendampingan iman yang
sifatnya berkelanjutan.
berjumpa dengan Allah dalam situasi yang terbatas dan membagikan pengalaman
tersebut kepada teman sebaya yang mengalami kondisi yang sama. Pendampingan
ini diartikan juga sebagai perwujudan dari sikap ikut percaya baik dari pasien,
pasien meski dalam bentuk yang berbeda dan terlebih sama-sama mengalami
yang disesuaikan dengan tingkat usia dan lebih difokuskan dalam kaca mata iman
Kristiani. Proses ini sendiri dapat membantu pasien untuk berproses dengan
pribadinya sendiri dan segala hal terkait dengan pangalaman iman individu yang
akan dibantu dengan dialog personal dengan pendamping, baru kemudian akan
dibagikan kepada sesama penderita yang tentunya memiliki kondisi dan persoalan
yang sama sebagai wujud katekese itu sendiri. Pendampingan iman di sini
120
penyusunan program, gagasan tentang apa itu sakit, pandangan sakit menurut
Kitab Suci dan beberapa ensiklik Gereja, situasi dan kondisi pasien kanker, tujuan
dapat diterapkan dalam program pendampingan pastoral bagi pasien kanker pasca
kemoterapi. Pada bagian ini, akan dibahas mengenai bahan yang disampaikan
kepada pasien kanker pasca kemoterapi berupa konsep dan sikap yang perlu
Konsep dan sikap yang perlu dibangun serta ditumbuhkan ke dalam diri
pasien, yakni pasien dapat menerima penderitaan atau kondisi yang dialami saat
ini sebagai berkat, membangun konsep positif di dalam diri pasien tentang proses
hidup dan Tuhan, dan nantinya sampai kepada ajakan untuk berjuang
hal, hal ini dipicu karena rasa ingin tahu yang besar yang dimiliki oleh manusia.
kesusahan dan kegagalan. Kedua hal paradoks ini silih berganti hadir dalam
apakah kiranya tidak lebih baik mempunyai dunia tanpa derita, tanpa kelumpuhan,
tanpa air mata, tanpa kecacatan, tanpa penumpahan darah, tanpa penindasan,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
121
tanpa ketidakadilan, tanpa kurasi roda, dan sebagainya (Yubong, 1995: 77).
Pertanyaan ini tidak menyertakan alasan dan jawaban definitif kepada manusia.
Namun, kenyataan yang sering terjadi adalah manusia dibawa semakin jauh dalam
kesulitan dan kegagalan ini. Melihat kondisi yang semacam ini, secara tidak
diterima oleh manusia, terlebih jika penderitaan yang menimpa terlihat kurang
adil dan tidak dapat dipahami oleh kemampuan berkipir manusia. Dihadapkan
dengan kenyataan yang seperti ini, kerap kali yang muncul sebagai bentuk reaksi
atau respon dari manusia adalah menolaknya, bahkan sampai tercipta adanya
dibentuk sebagai reaksi atas adanya penderitaan tersebut tidak berujung dan tidak
terjawab, yang nantinya akan mengakibatkan kelelahan pada manusia itu sendiri.
tersebut sebagai bagian dari kenyataan hidup manusia. Sebagai orang beriman
Kristiani, sikap yang demikian ini merupakan buah dari sikap yang Yesus ajarkan
pengadilan dan dihukum mati atas kesalahan manusia. Di dalam Injil Yohanes,
122
bahwa, “Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi dan tinggal sesaat
terang iman. Yesus menghimbau untuk melihat penderitaan yang dialami sebagai
kenyataan yang pahit dengan penuh syukur. Tetapi sikap inilah yang Tuhan
ajarkan kepada segenap umat beriman Kristiani. Manusia dalam hal ini umat
akhirnya akan ada kebahagiaan yang sudah disiapkan, berharap, juga pasrah
Sikap yang demikian ini juga ditemukan dalam diri ibu Yesus, yakni
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123
Maria yang senantiasa menerima kehendak Tuhan dengan pernyataan Aku ini
menunjukkan penerimaan kehendak Allah dengan penuh percaya dan penuh harap
seperti yang diajarkan melalui teladan Yesus dan Maria ini dapat memberikan
ketentraman hidup pada manusia tatkala dihadapkan pada situasi penderitaan yang
tak kunjung usai dan tidak dapat dijawab dengan penalaran manusia. Melalui
teladan Yesus dan Maria dalam menanggapi kehendak Allah ini, pada akhirnya
manusia dibawa kepada titik fokus utama yakni Tuhan sendiri sebagai pusat hidup
terkait yang dialami, karena di dalam Allah manusia telah menemukan sesuatu
yang dapat menjawab pertanyaan dan gejolak hatinya, serta yang sulit untuk
khusus kondisi di batas daya kemampuan manusia ini, manusia secara tidak
langsung dituntut untuk memiliki pemahaman yang jernih mengenai hidup dan
segala sesuatu terlebih yang erat kaitannya dengan eksistensinya sebagai manusia.
Pertanyaan-pertanyaan itu tentunya tidak lari dari arti hidup dan tujuan hidup
manusia itu sendiri. Pertanyaan mengenai eksistensi tersebut belum usai dijawab
oleh manusia, namun manusia dihadapkan ke dalam dua kondisi paradoks. Di satu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
124
ketercukupan, dan lain sebagainya, namun di sisi lain manusia dihadapkan dengan
penderitaan, Christina BT. Yubong (1995: 80) melihat hidup sebagai realitas yang
rutinitas melainkan lebih kepada dinamika yang dinamis. Manusia lahir dari
ukurang kecil kemudian bertumbuh menjadi dewasa dan kemudian orang tua.
Dari yang awalnya hanya bisa menangis saja hingga bisa mengungkapkan sesuatu
dengan kata-kata, perasaan, mimik muda, dan gerak tubuh. Dalam menjalani
merumuskan konsep tentang seusatu. Sehingga hidup menjadi lahan bagi manusia
untuk mengenal pribadinya, sesama dan Tuhan melalui dinamika hidup manusia
itu sendiri.
kondisi batas daya kemampuan dan atau penderitaan, kerap kali yang muncul
sebagai bentuk reaksi atau respon dari manusia adalah menolaknya, bahkan
sampai tercipta suatu pemberontakan jiwa. Pemberontakan dan atau penolakan ini
kelelahan pada manusia itu sendiri. Konsep penderitaan inilah yang kemudian
125
Melalui teladan Yesus dan Maria yang juga dibahas dalam bagian
manusia dibawa kepada titik fokus utama yakni Tuhan sendiri sebagai pusat hidup
manusia dan bukan lagi berfokus pada hal-hal duniawi yang terus-terusan
mempertanyakan banyak hal terkait yang dialami, karena di dalam Allah manusia
telah menemukan sesuatu yang dapat menjawab pertanyaan dan gejolak hatinya,
Pemahaman akan konsep Allah pun juga akan berbeda-beda antara orang
yang satu dengan yang lain. Adanya perbedaan ini dipengaruhi oleh pangalaman
umat beriman Kristiani, untuk dapat mengenal Allah dan memahami-Nya secara
lebih jernih, manusia harus masuk ke dalam pengalaman akan Allah. Hal ini
disebabkan, Allah tidak dapat dilihat dan diterjemahkan secara hurufiah dan
dinamika hidupnya dan merasakan bagaimana Allah turut bekerja dan campur
tangan dalam hidup manusia itu sendiri. Apabila manusia sudah dapat mengenali
Allah, pada akhirnya manusia tersebutdapat menangkap bahwa situasi dan kondisi
yang sedang dialami, dalam hal ini situasi batas daya dan atau menderita bukanlah
ukuran bahwa Allah tidak ada, Allah tidak mendengarkan rintihan umat-Nya,
Allah itu jahat dan lain sebagainya, melainkan situasi ini merupakan bagian dari
Sikap yang demikian juga dapat ditemukan dalam diri Ayub yang sudah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
126
dijelaskan pada bagian sebelumnya, teladan sikap Yesus yang rela wafat di kayu
salib demi manusia, dan dapat ditemukan pula dalam diri Rasul Paulus.
Akan tetapi usai mendapatkan penglihatan hidup Paulus seolah berubah drastis, Ia
mulai mengalami penderitaan yang tak kunjung henti, hidup susah, bahkan sampai
yang tidak masuk akal, tetapi Ia telah turut serta dalam penderitaan yang Yesus
III, serta latar belakang yang dirumuskan ke dalam bab I, maka penulis
pendampingan pastoral bagi pasien kanker pasca kemoterapi. Program dan contoh
satuan persiapan ini bukan merupakan sesuatu yang sifatnya baku, melainkan
hanya rumusan usulan yang masih dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengan
pastoral sebagai wujud dari persekutuan dan diakonia. Penulis melihat bahwa
dewasa ini, yang dibutuhkan pasien dalam hal pendampingan bukan lagi melulu
pada hal-hal yang sifatnya ritual belaka, melainkan bagaimana pasien dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
127
keluarga dapat diantar untuk mendengarkan sapaan Allah, mengarahkan hati pada
perjumpaan dengan Allah, serta dapat mengungkapkan imannya (Kieser, 1990: 8).
Penekanan program ini lebih kepada pendampingan yang secara nyata “kena di
hati”, terlibat secara pribadi, membagikan pengalaman iman demi kemajuan dan
kembalinya harapan hidup pasien kanker pasca kemoterapi tersebut (Kieser, 1984:
41). Dengan demikian, penulis melihat bahwa katekese dapat menjadi sarana
pelayanan sabda yang menjadi salah satu tugas kenabian Gereja dalam
mewartakan misteri dan Karya Penyelamatan Allah kepada seluruh dunia dan
keselamatan yang ditawarkan itu. Sebagai suatu bentuk pelayanan sabda, katekese
pribadi maupun hidup bersama menurut pola Kristus menuju kepada hidup
Shared Christian Praxis (SCP). Pada intinya, melalui katekese dengan pelbagai
model dan pendekatan ini, pasien dapat mengungkapkan pengalaman iman kepada
128
sumbernya, yang nantinya akan diolah bersama dengan Kitab Suci dan Ajaran
Dalam usulan program ini, ada 1 contoh konsep program pastoral orang
sakit. Pada program ini, model yang digunakan yakni model katekese. Kegiatan
yang ada di dalam model ini dapat disesuaikan ke dalam tingkat usia pasien yang
akan di dampingi, misalnya model Sunday shool untuk usia anak-anak dan model
Shared Christian Praxis (SCP) untuk usia remaja dan dewasa. Di dalam usulan
program ini, akan dibuat dalam 4 kali pertemuan di dalam 1 bulan. Pertemuan
ini dibuat secara umum dan berisikan beberapakomponen di antaranya, tema dan
tujuan umum, tema dan tujuan khusus, judul pertemuan dan tujuan peremuan,
materi, sarana, dan suber bahan yang juga sudah terdapat di dalamnya.
yang digunakan sebagai tempat pertemuan adalah rumah pasien yang tentu akan
bergilir di setiap pertemuannya. Hal ini dipilih, karena selain program ini
ditujukan untuk mewujudkan semangat saling mendorong satu dengan yang lain,
129
Sebelum masuk pada program, baik jika melihat konsep Sunday School
dan Shared Christian Praxis (SCP) yang nanti akan digunakan sebagai metode
dalam program pastoral orang sakit bagi pasien kanker pasca kemoterapi ini.
1. Sunday School
and Dying sebagaimana dikutib oleh Dr. P. Go., O. Carm (1984: 72-76) dapat
menyadari bahwa pasien tidak hanya membutuhkan perawatan secara fisik belaka,
yang panjang. Pada masa ini, individu relatif tidak berdaya dan tergantung pada
orang lain (Hurlock, 2002: 108). Masa anak-anak lekat dengan amarah yang
meledak-ledak, memiliki tingkat kecemburuan yang tinggi, daya ingin tahu yang
besar, aktif, dan lain sebagainya. Inilah yang nantina mendasari usulan model
Menurut Triono Budi Sutopo (1993: 58) istilah Sekolah Minggu atau Sunday
school adalah suatu wadah kegiatan pewartaan Kabar Gembira bagi anak-anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
130
yang umumnya sudah dipermandikan atau dibaptis. Tujuan dari Sunday school
atau sekolah minggu ini sebagaimana dikutib oleh Alfons Sene (Sene, 1976:32)
adalah:
Tujuan yang dirumuskan oleh Alfons Sene mengenai Sunday School ini
Tidak semua tujuan ini berhubungan dengan kebutuhan pasien. Namun yang
menghargai pribadi dan orang lain; memupuk harga diri yang sehat dan wajar,
kritis dalam menanggapi sesuatu serta menilai tinggi hak hidup setiap makhluk;
akan dilaksanakan juga tidak banyak menguras tenaga, karena yang menjadi
pokok perhatian adalah pasien dapat melalui dan menerima situasi saat ini sebagai
131
Death and Dying sebagaimana dikutib oleh Dr. P. Go., O. Carm (1984: 72-76)
dapat membantu petugas pastoral atau pendamping untuk semakin mengenal dan
menyadari bahwa pasien tidak hanya membutuhkan perawatan secara fisik belaka,
secara khusus taraf usia remaja, usia remaja merupakan usia yang memiliki pola
yang membangkitkan emosi dan derajad, secara khusus pada pengendalian diri
untuk mengungkapkan sesuatu (Hurlock, 2002: 213). Pada usia ini kaum remaja
tidak mau lagi disebut anak-anak, cara mengungkapkan perasaan amarah pun juga
berbeda, dan lain sebagainya seperti yang diungkapkan pada bab II. Menurut
Elizabeth B. Hurlock (2002: 247) masa anak-anak dan remaja merupakan periode
“pertumbuhan” dan masa dewasa merupakan masa “pengaturan atau sattle down”.
bertumbuh mulai dari fisik, pola pikir, emosi, dan lain sebagainya. Namun mulai
pengaturan, mulai mengendalikan emosi, merencanakan masa depan yang riil dan
132
Pola pendampingan untuk usia remaja dan dewasa pun berbeda degan
pola pendampingan usia anak-anak. Pada kesempatan ini, pola yang akan
usia remaja dan dewasa adalah model Shared Christian Praxis yang disesuaikan
Thomas Groome, katekese model ini disusun sebagai sarana umat beriman
pengalaman iman mereka pada saat ini, dalam terang Tradisi dan Visi iman
Kristiani, sehingga menimbulkan suatu aksi nyata dalam iman Kristiani (Groome,
1980: 191-193). Yang khas dari katekese model ini adalah pengalaman peserta
menjadi sumber yang kemudian dibagikan kepada peserta yang lain dalam suatu
Kristiani, menerapkan iman Kristiani dalam situasi hidup peserta secara konkrit,
dan mengusahakan suatu aksi nyata sebagai bentuk tindak lanjut (Sumarno Ds.,
2009: 29-30).
pasien kanker pasca kemoterapi adalah pertama model ini bertitik tolak dari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
133
dilaksanakan oleh siapa saja, ketika peserta berasal dari kondisi yang sama
sehingga dapat membantu melihat proses pengolahan pribadi dari pengalaman dan
situasi yang sama, keempat peserta diajak untuk merumuskan niat yang akan
dan kondisi pasien kanker pasca kemoterapi yang diolah dari kajian pelbagai
sumber yang didapat oleh penulis dengan konsep pendampingan pastoral orang
sakit yang dikaji juga dari pelbagai sumber kepustakaan, yaitu untuk usia remaja
dan dewasa pertama menerima penderitaan sebagai suatu berkat dan kedua
dibedakan menjadi tema dan tujuan umum, tema dan tujuan khusus, tema dan
Tuhan
134
dari Tuhan.
Tuhan.
Penyembuhan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tujuan umum = Mengajak peserta untuk dapat menyadari dan menerima penderitaan sebagai berkat dari Tuhan,
135
kondisi yang Teks cerita Matius 15 : 21-28
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
136
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
137
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138
Kemoterapi
Tuhan.
h. Metode : Menyanyi
Sharing
Informasi
Tanya Jawab
Pemeriksaan batin
139
Madah Bakti
Ayub 1 : 1-22
Ltd.
2. Pemikiran Dasar
yang cukup ditakuti oleh sejumlah orang di dunia adalah kanker. Kanker termasuk
dalam salah satu dari empat besar golongan penyakit utama yang diderita oleh
banyak negara di belahan dunia, kanker masih menjadi perhatian serius di bidang
kedokteran. Hal ini disebabkan oleh jumlah korban yang terus meningkat dari
tahun ke tahun dan belum ditemukan cara yang efektif untuk pengobatannya.
Melihat situasi dan kondisi yang demikian ini, seringkali orang ketika
140
maka respon pertama adalah penolakan. Respon ini merupakan respon umum
yang pasti akan dialami oleh setiap orang tatkala aspek utama di dalam hidup
terancam untuk berhenti, atau lebih ekstrim diungkapkan dengan ketika manusia
Hal serupa juga dialami oleh Nabi Ayub. Dalam Kitab Ayub 1 : 1-22
menguraikan kesalehan seorang Ayub yang sedang diuji. Dikisahkan bahwa Ayub
merupakan sosok orang saleh yang kaya raya. Pada jaman itu, Ayub memiliki
hewan ternak dan pekerja dengan jumlah yang tidak sedikit. Ia merupakan orang
paling kaya di kawasan negeri sebelah timur dengan memiliki 7.000 ekor domba,
3.000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina, dan pekerja dengan
jumlah besar (Ayb 1:3). Selain kekayaan yang dimiliki oleh Ayub sehingga Ia
dikatakan sebagai orang paling kaya, Ayub juga merupakan sosok orang yang
saleh dan jujur. Ayub senantiasa berusaha untuk takut akan Allah dan menjauhi
kejahatan. Ia juga sosok yang dermawan, berbudi luhur, dan begitu dihormati oleh
pekerja-pekerja. Akan tetapi, pada suatu saat, kesalehan Ayub ini diuji dengan
waktu yang singkat. Ayub yang awalnya tersohor, kini mulai melarat bahkan
adalah tetap berpegang pada Tuhannya dan menerima apapun peristiwa yang
Dalam pertemuan kali ini, kita diajak untuk semakin menyadari bahwa
kita dicintai oleh Tuhan seperti apapun rupa dan kondisinya, sehingga kita dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
141
bangkit dari kondisi lemah dan mulai menghargai hidup sebagai anugerah dari
3. Pengembangan Langkah-Langkah
a. Pembukaan
a) Pengantar
Bapak, ibu, dan saudara/-i yang terkasih dalam Yesus, pada malam hari
ini, kita berkumpul di tempat ini karena rahmat dan kasih Yesus Yesus Kristus.
Pada pertemuan malam hari ini kita diajak untuk bersama-sama menyadari betapa
kita dicintai oleh Tuhan seperti apapun rupa dan kondisi kita saat ini melalui kisah
hidup Hasna penderita Tumor Otak. Pada kesempatan ini juga, melalui kisah dari
kita akan bersama melihat bagaimana ajaran Iman Kristiani menanggapi peristiwa
sehingga kita dapat bangkit dari kondisi lemah dan mulai menghargai hidup
c) Doa Pembukaan:
Allah Bapa kami yang bertahta di Kerajaan Surga. Kami ucapkan syukur
kepada-Mu atas segala berkat yang Engkau berikan kepada kami, sehingga pada
malam hari ini kami dapat berkumpul dalam satu ikatan Yesus Kristus. Yesus,
kami akibat dari penyakit yang hinggap di dalam tubuh kami. Penyakit ini seolah
142
tanggungan yang ada di dalam hidup kami. Pada malam hari ini Yesus, bersama-
sama kami berusaha untuk menyadari betapa kami masih Engkau seperti apapun
rupa dan kondisi kami saat ini, sehingga kami dapat bangkit dari kondisi lemah
dan mulai menghargai hidup yang singkat ini sebagai anugerah dari-Mu. Kami
serahkan seluruh rangkaian pertemuan pada malam hari ini kepada-Mu. Demi
a) Apa yang Anda rasakan ketika menyaksikan video Kick Andy : Hasna
menciptakan suasana terbuka dan nyaman, supaya peserta dapat dengan bebas
3) Arah rangkuman :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
143
dianugerahi seorang anak bernama Hasna. Akan tetapi, ketika Hasna berusia 10
tahun, Hasna mengidap penyakit tumor otak. Peristiwa ini membuat pasangan
dokter Elia dan dokter Sani ini merasa terpukul. Akan tetapi, karena cintanya
pasangan suami istri ini kepada buah hatinya, dokter Elia dan dokter Sani ini
buah hatinya ini. Pelbagai upaya pengobatan sudah diperjuangkan oleh pasangan
suami istri ini. Pelbagai kota dan negara pun juga disambangi demi kesembuhan
buah hatinya ini. Dalam kondisi lemah, sebagai seorang anak Hasna hanya
setiap hari. Hasna akhirnya menjalani 6 operasi, selain itu juga harus menjalani
proses radiasi, kemoterapi, dan injeksi untuk membuat Hasna tetap sadar, karena
perjuangan orang tua Hasna ini merupakan bentuk cinta dan kasih sayang mereka
kepada buah hatinya. Pasangan ini yakin bahwa Tuhan memiliki rencana yang
a) Mengapa Anda panik ketika mendengar hasil diagnosa dari tim medis?
144
refleksi yang diungkapkan oleh peserta. Berikut adalah suatu contoh arah
rangkuman pendamping :
Bapak, ibu, saudara/-i terkasih dalam Kristus, dari aneka macam jawaban
yang sudah terungkap dapat ditemukan bahwa mendengar diagnosa yang seolah
membuat hidup kita berhenti bukan merupakan kabar bahagia. Banyak dari kita
memberikan respon pertama dengan berontak, shock, dan lain sebagainya. Bahkan
tidak jarang jika kita sudah berkeluarga, bagaimana caranya supaya diagnosa ini
sekitar kita pun tatkala mendengarkan diagnosa ini juga akan panik. Namun,
mendukung kita. Ini merupakan bukti cinta orang-orang sekitar kepada kita.
1) Salah satu peserta diminta untuk membacakan perikop langsung dari Kitab
menanggapi perikop Kitab Suci yang baru saja dibacakan oleh salah satu
a) Coba temukan mana yang menjadi ayat kunci dalam perikop Ayub 1 : 1-22,
terkait dengan tema yang kita dalami pada malam hari ini?
b) Apa pesan inti yang saya tangkap dari perikop ini sehubungan dengan tema
malam ini?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
145
1-22 dan menghubungkan pesan inti dengan tanggapan dan hasil renungan
pribadi serta sesuai dengan tujuan dan tema pertemuan katekese ini. Misalnya ;
Ayub merupakan sosok orang saleh yang kaya raya. Pada jaman itu,
Ayub memiliki hewan ternak dan pekerja dengan jumlah yang tidak sedikit. Ia
merupakan orang paling kaya di kawasan negeri sebelah timur dengan memiliki
7.000 ekor domba, 3.000 ekor unta, 500 pasang lembu, 500 keledai betina, dan
pekerja dengan jumlah besar (Ayb 1:3). Selain kekayaan yang dimiliki oleh Ayub
sehingga Ia dikatakan sebagai orang paling kaya, Ayub juga merupakan sosok
orang yang saleh dan jujur. Ayub senantiasa berusaha untuk takut akan Allah dan
menjauhi kejahatan. Ia juga sosok yang dermawan, berbudi luhur, dan begitu
Ayub sebagai seorang yang bijak, saleh, kaya, dermawan, berbudi luhur,
dan begitu dihormati oleh pekerja-pekerja mengalami dinamika hidup yang tidak
lurus dan mulus-mulus saja. Ia yang memiliki keyakinan dan iman yang kuat
dalam kurun waktu satu hari. Musibah datang bertubi-tubi, dimulai dari lembu
sapi yang sedang membajak dan keledai betina yang sedang makan rumput tiba-
tiba diserang oleh segerombolan orang-orang Syeba dan merampas seluruh lembu
sapi dan keledai betna dan membunuh pekerjanya. Kemudian disambut peristiwa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
146
memilukan berikutnya yakni kambing domba yang lenyap beserta dengan pekerja
karena tersambar oleh api yang turun dari langit. Lalu unta yang dijarah oleh
pasukan dari Kasdim dan membunuh serta pekerjanya. Peristiwa ini membuat
Ayub yang habis dalam waktu satu hari, melainkan kini mulai mengena juga pada
harta yang teramat penting yang dimiliki Ayub, yakni anak-anaknya. Ayub
memiliki 7 orang anak laki-laki dan 3 orang anak perempuan buah dari
perkawinannya dengan istrinya. Akan tetapi tidak semua pola ayub tertuang pada
diri puteranya. Anak laki-laki Ayub sering mengadakan pesta di rumah dan
mengundang saudarinya (Ayb 1:4-5). Suatu hari ketika anak-anak Ayub sedang
makan dan minum anggur di rumah saudara mereka, tiba-tiba angin ribut
digunakan anak-anak Ayub dari pelbagai penjuru, sehingga rumah itu roboh dan
manusia normal pada umumnya, jika mendapatkan situasi dan kondisi yang
demikian ini tentu pemberontakan merupakan respon pertama yang akan muncul.
Demikian juga Ayub, reaksi Ayub mula-mula adalah berontak dan menuduh
Tuhan Allah sebagai sosok yang tidak adil. Banyak orang di sekitar Ayub
termasuk istri dan tiga orang teman Ayub meyakinkan Ayub bahwa apa yang
dialami saat ini merupakan hukuman yang diberikan oleh Tuhan Allah kepada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
147
Ayub karena ketidaktaatan Ayub dan sejumlah dosa-dosa yang dibuat Ayub
semasa hidupnya. Peristiwa semacam ini pun juga dialami oleh kebanyakan orang
yang sedang berada dalam kondisi dan situasi yang terhimpit. Banyak orang
datang entah itu saudara, kerabat, atau teman-teman datang untuk berusaha
menghibur dan meyakinkan, namun acap kali penghiburan yang diberikan adalah
ungkapan yang menyatakan bahwa apa yang dialami adalah akibat dari apa yang
Di dalam sebuah buku yang berjudul Tuhan di Balik Air Mata, Dr. Alden
pahit dan penderitaan yang dialami, Tuhan Allah sebenarnya sudah memberikan
jawaban dari setiap persoalan yang dialami oleh Ayub. Jawaban yang disediakan
oleh Tuhan begitu sederhana dan sering tidak tampak oleh manusia, karena
perumpamaan jika air mata deras membanjir, bagaimana kita bisa terus
konteks dan situasi pertemuan, serta menerapkan pesan inti Kitab Suci dalam
pengalaman, dan situasi hidup konkrit peserta sesuai dengan tema dan tujuan
betapa besar cinta dan kasih dari orang-orang di sekitar kita dengan kondisi kita
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
148
saat ini. Betapa besar perhatian yang telah diberikan kepada kita. Namun, yang
kita lakukan adalah menutup jalan cinta mereka kepada kita. Hal ini selaras
dengan apa yang dialami oleh Nabi Ayub. Sikap yang dilakukan oleh Ayub itu
merupakan suatu bentuk ketaatan dan kesalehannya kepada Tuhan. Begitu banyak
peristiwa pahit datang dalam kehidupan Ayub dalam waktu yang begitu singkat
dan bertubi-tubi. Melihat kondisi Ayub yang demikian ini, tuhan senantiasa
menemani dan melihat dari kejauhan tanpa menambah peroalan dalam hidup
Ayub. Sebagai murid Yesus, tentunya baik jika kita melakukan apa yang sudah
diajarkan oleh Yesus, yakni senantiasa memberikan kesaksian akan ajaran iman
dan memberikan kesaksian melalui perbuatan. Entah itu perbuatan besar ataupun
kecil, tentunya akan memberikan pengaruh bagi banyak orang. Tantangan yang
akan dihadapi, ada kemungkinan tidak berbeda jauh dari apa yang dialami oleh
Yesus di dalam kisah Ayub tadi. Akan tetapi yang menjadi pokok persoalan di
sini adalah bagaimana kita dapat menyadari bahwa kita dicintai oleh Tuhan seperti
apapun rupa dan kondisi kita. Dengan demikian, kita dapat bangkit dari kondisi
2) Sebagai bahan refleksi agar kita dapat menyadari bahwa kita dicintai oleh
Tuhan seperti apapun rupa dan kondisi kita, sehingga kita dapat bangkit dari
kondisi lemah dan mulai menghargai hidup sebagai anugerah dari Tuhan,
terlebih dahulu kita akan secara pribadi merenungkan pertanyaan berikut ini:
a) Sejauh mana Anda melihat bahwa kondisi yang sedang Anda alami saat ini
149
b) Dalam kondisi seperti apa, Anda merasa disadarkan, ditegur, dan diteguhkan
oleh Tuhan bahwa kondisi yang sedang anda alami saat ini juga merupakan
4) Saat hening dapat diiringi dengan alunan lembut dari suara musik instrumental
pribadinya.
Yesus sebagai seorang Bapa yang baik, sudah menunjukkan panutan dan
teladan hidup melalui pelbagai peristiwa serta perbuatan yang telah dilakukan.
memberikan ujian kepada Ayub, namun Yesus tetap menemani Ayub dan melihat
dari kejauhan. Persoalan yang dialami oleh Ayub bukan semata-mata persoalan
yang datang dati Tuhan, melainkan usaha iblis untuk menguji kesalehan Ayub.
Marilah kita menyadari bahwa kita dicintai oleh Tuhan seperti apapun rupa dan
dalami pada pertemuan kali ini, hendaknya kita sebagai anak Allah semakin dapat
menyadari bahwa kita dicintai oleh Tuhan seperti apapun rupa dan kondisi kita
bahwa kita dicintai oleh Tuhan seperti apapun rupa dan kondisi kita melalui
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
150
orang-orang di sekitar kita apalagi dalam kondisi kita saat ini. Sebagai manusia,
acap kali muncul pelbagai godaan yang merupakan bentuk naluri kita sebagai
manusia, misalnya protes kepada Tuhan, marah-marah, kecewa dengan hidup ini.
Lain lagi, ketika kita tidak diberikan persoalan dalam hidup, yang akan terjadi
adalah kita begitu senang menjalani hidup ini dan mungkin kita menjadi lupa
bagaimana rasanya jatuh dan sakit. Dari pengalaman tersebut di atas, baik jika
melalui permenungan ini, kita semakin menyadari betapa kita dicintai oleh Tuhan
seperti apapun rupa dan kondisi kita melalui orang-orang di sekitar kita, sehingga
kita dapat bangkit dari kondisi lemah dan mulai menghargai hidup sebagai
1) Pengantar :
mengungkapkan dan menggali pengalaman kita lewat video talk show Kick Andy:
Hasna survivor tumor otak. Kita juga sudah men-sharing-kan pengalaman hidup
kita di saat-saat sulit, yakni ketika menerima penyakit kanker ini menajdi bagian
dari tubuh dan hidup kita, lalu kemudian diteguhkan dengan bacaan yang kita
dalami pada malam hari ini, di mana ketika Ayub mendapatkan persoalan yang
begitu berat, ayub senantiasa berpegang pada Tuhan. Pada akhirnya, bapak, ibu,
betapa kita dicintai oleh Tuhan seperti apapun rupa dan kondisi kita melalui
orang-orang di sekitar kita, sehingga kita dapat bangkit dari kondisi lemah dan
mulai menghargai hidup sebagai anugerah dari Tuhan. Marilah Bapak, ibu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
151
saudara/-i yang terkasih dalam Yesus, kita bangun niat dan tindakan konkrit apa
yang sungguh dapat kita lakukan untuk meningkatkan semangat kita untuk kita
bangkit dari kondisi lemah dan mulai menghargai hidup sebagai anugerah dari
Tuhan.
2) Peserta memikirkan niat-niat dan tindakan nyata yang akan dilakukan (pribadi
a) Niat atau tindakan konkrit apa yang hendak Bapak, ibu, saudara/-i lakukan
untuk dapat menyadari betapa kita dicintai oleh Tuhan, sehingga kita dapat
bangkit dari kondisi lemah dan mulai menghargai hidup sebagai anugerah
dari Tuhan?
menentukan niat konkrit mana yang akan diwujudkan bersama, agar semakin
4. Penutup
pendamping mengajak peserta untuk doa umat spontan, yang diawali oleh
152
c. Doa penutup:
Alah Bapa yang maha baik, terima kasih atas segala pengalaman indah
yang terjadi pada pertemuan malam hari ini. Terima kasih atas Roh Kudus yang
telah bekerja selama proses pertemuan ini. Pada hari ini kami telah berdinamika
bersama dengan bantuan video kisah seorang Hasnah pejuang tumor otak yang
tidak jemu-jemunya berjuang demi bertahan hidup. Selain itu, kami juga
dikuatkan dengan kisah Nabi Ayub yang diuji kesalehannya dengan berbagai
persoalan yang diluar batas daya manusia. Pada akhirnya kami juga diajak untuk
membangun niat yang akan kami lakukan demi tercapainya tujuan pertemuan
pada malam hari ini. Pada akhirnya pula ya Tuhan berkatilah usaha dan niat yang
kami unjukkan kepada-Mu, sehingga kami nantinya dapat saling meneguhkan satu
betapa kita dicintai oleh Tuhan seperti apapun rupa dan kondisi kita melalui
orang-orang di sekitar kita, sehingga kita dapat bangkit dari kondisi lemah dan
mulai menghargai hidup sebagai anugerah dari Tuhan. Dalam rasa syukur kami,
kami tetap memohon penyertaanmu dalam mewujud nyatakan apa yang telah
kami proses selama pertemuan kali ini, niat-niat yang akan kami bangun dan kami
wujudkan dalam hidup sehari-hari. Doa ini, kami aturkan kepada-Mu demi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kanker pasca kemoterapi serta konsep pendampingan pastoral bagi pasien kanker
pasca kemoterapi yang diperoleh dari pelbagai sumber kepustakaan dapat diambil
kebotakan, kuku pada jari jemari lepas, kulit seolah-olah terbakar akibat dari
cairan kemo yang masuk ke dalam tubuh. Kondisi ini membuat menurunnya
tingkat kepercayaan diri dan konsep diri, karena merasa tubuhnya sudah tidak
enak dipandang.
kontribusi yang cukup untuk mendampingi orang sakit, terutama pasien kanker
dan kondisi pasien kanker pasca kemoterapi adalah model katekese. Model ini
usia anak-anak, model yang diusulkan adalah Sunday School. Sedangkan bagi
usia remaja dan dewasa, model yang diusulkan adalah Shared Christian Praxis.
4. Model ini dirasa seuai karena yang diperlukan dalam pendampingan pasien
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
154
kanker pasca kemoterapi adalah pendampingan yang “kena di hati”. Konsep ini
B. Saran
Setelah dapat dibuktikan dalam pembahasan ini dengan dasar dari pelbagai
kajian teori dan kepustakaan ini bahwa katekese dengan model Shared Christian
Praxis dan Sunday School menjadi usulan program pendampingan pastoral yang
relevan bagi pasien kanker pasca kemoterapi, adapun saran yang dapat diberikan
1. Bagi pasien kanker pasca kemoterapi, kiranya usulan program ini menjadi
acuan dalam program pendampingan iman di tengah kondisi saat ini. Kiranya
pembentukan konsep diri dan gambaran yang positif tentang hidup dan Tuhan.
melalui tulisan ini, petugas pastoral dapat memiliki gambaran terkait program
dialami oleh pasien. Selain itu, melalui tulisan ini diharapkan kompetensi yang
semakin meningkat.
3. Bagi pengelola Rumah Sakit. Melalui tulisan ini, kiranya pihak pengelola
rumah sakit, tim medis yang bertugas dapat bekerjasama dengan petugas
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
155
konsep manusia sebagai makhluk yang memiliki pelbagai aspek dan satu sama
situasi dan kondisi pasien kanker yang telah menjalani pengobatan kemoterapi
dan konsep pendampingan pastoral orang sakit, secara khusus pasien kanker
pasca kemoterapi. Dari dua hal ini, kemudian diusulkan suatu gagasan program
disesuaikan dengan situasi dan kondisi pasien dan juga analisa pendampingan
pastoral yang kiranya relevan dengan kondisi pasien kanker pasca kemoterapi.
Dalam tulisan ini tentunya masih banyak hal dan aspek yang perlu untuk
efektif dan evisien serta berdayaguna bagi proses penyembuhan pasien kanker
kepustakaan menggunakan bahasa asing, dan terlalu lama penulis berhenti dalam
pengerjaan yang mempengaruhi kualitas penulisan. Kiranya hal lain yang perlu
DAFTAR PUSTAKA
Adisusanto, F.X. (2000). Katekese dalam Konteks Pastoral Gereja (Seri Pastoral
No. 370). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
Adolfo, Nicolas. (1996). Tenaga Kesehatan Katolik Dituntut (Seri Pastoral No.
168). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
Alberich, Emilio & Vallabaraj, Jerome. (2004). Communicating A Faith That
Transforms. India: Kristu Jyoti Publications.
Amalorpavadass, Ds. (1972). Katekese sebagai Tugas Pastoral Gereja (Seri
Pastoral No. 370). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
Ang Peng Tiam. (2006). Dokter, Tolong... Saya Kena Kanker. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Ambrosia, M. (1994). Dimensi Pastoral Diakonia (Seri Pastoral No. 235).
Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
Barker, Chris. (2005). Cultural Studies : Teori dan Praktik. Bandung: Mizan
Media Utama.
Beate, Jacob, dkk. (2003). Penyembuhan yang Mengutuhkan. Kanisius:
Yogyakarta.
Bernie S. Siegerl. (1999). Love, Medicine & Miracles : Memadukan Keyakinan
Diri, Teknologi Kedokteran, dan Cinta untuk Mengalahkan Penyakit.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Blot, de Ch. (1990). Introduksi Analisis Transaksional (Seri Pastoral No. 172).
Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
Buku, M. Richardus. (2010). Yohanes Paulus II tentang Sakit dan Derita.
Maumere: Ledarelo.
Dadang Hawari. (2009). Kanker Payudara: Dimensi Psikoreligi. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI. (2010). Eutanasia (Seri
Dokumen Gerejawi No. 74). Jakarta: Departemen Dokumentasi dan
Penerangan.
Droege, A. Thomas (1991). Pelayanan Penyembuhan Yesus (Seri Pastoral No.
178). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
__________. (1991). Landasan Teologis Perawatan Kesehatan Holistik (Seri
Pastoral No. 180). Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
Field, David. (1994). Pendampingan Orang Menjelang Ajal. (R. Haryono Imam,
Penerjemah). Yogyakarta: Kanisius. (Dokumen asli diterbitkan tahun
1989).
__________. (1997). Mendampingi Pasien Terminal (Seri Pastoral No. 282).
Yogyakarta: Pusat Pastoral Yogyakarta.
Fountain, Daniel. (2002). Allah, Kesembuhan Medis Dan Mukjizat. Bandung:
Lembaga Literatur Baptis – Yayasan Baptis Indonesia.
Faber, F. (2003). Pastorat Terhadap Pasien Psikosomatis : Faktor Psikis
Penyebab Pelbagai Penyakit (Seri Pastoral No. 353). Yogyakarta: Pusat
Pastoral Yogyakarta.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
157
158
159
Yohanes Paulus II, Paus. (1993). Salfivici Doloris. (J. Hadiwikarta, Pr.,
Penerjemah). Jakarta: DEPDOKPEN KWI. (Dokumen asli diterbitkan
tahun 1984).
__________. (2004). Pesan Sri Paus Yohanes Paulus II pada Peringatan Hari
Orang Sakit Sedunia (Lordes-Perancis, 11 Februari 2004). Brosur
terjemahan dari Bahasa Italia yang disebarluaskan oleh BN Karya
Kepausan Indonesia. Jakarta.
Yubong, BT. Christina. (1995). Katekese Orang Dewasa dan Penderitaan. Skripsi
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama
Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma (hal. 62-70).
Yuswanto dan Sinaradi (Ed.). (2000). KANKER. Yogyakarta: Penerbitan
Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI