PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Rukini
NIM: 111114053
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Rukini
NIM: 111114053
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN MOTTO
AKU ini lemah lembut dan rendah hati (Matius 11: 29).
Berharap dengan usaha yang sabar dan berdoa, maka aku mampu
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Rukini
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Rukini
NIM : 111114053
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 12 Januari 2016
Yang menyatakan
Rukini
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Abstract
THE PROGRAM OF THE PASTORAL COUNSELING AT THE HOSPITAL
(Study on Evaluation on Pastoral Counseling Ministry
at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar-East Java, Year 2015)
Rukini
University of Sanata Dharma
2015
The puspose of this research is to: 1) determine the planning of the pastoral
counseling ministry at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East Java; 2)
know the process of the pastoral counseling ministry at the Catholic Hospital “Budi
Rahayu” Blitar, East Java; 3) apprehend the result of the pastoral counseling ministry
at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar, East Java.
This type of research was qualitative. The subject was the Catholic Hospital
“Budi Rahayu” Blitar, with respondents comprising of SSpS Sister as the owner of
the hospital, parish priest, physician, staff of Pastoral Care, nurses and assemblies.
The source of data was gathered from the respondents, two patients (a man and a
woman), a husband of patient's family, and documents. The Methods for collecting
data was through interview, observation, and study document. Meanwhile, the
instrument was the guidance interview and observation. The data analysis was
performed through the analysis of the source triangulation and the triangulation
technique.
The result of the research shows that the pastoral counseling ministry at the
Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar East Java is performed in accordance with
the pastoral care program. The program is planned in every three year stressing the
needs for spiritual life of patients. Furthermore, the planning is done in line with the
message of the Mawi/KWI on the Catholic Health Works 1978, article 52, which
gives attention and assistance to patients as a whole in such a way that the sick can
feel the support, attention, and eventually be able to find meaning of life and relate
himself/herself well to the Creator. The implementation of the pastoral counseling
ministry at the Catholic Hospital Budi Rahayu Blitar, East Java has been running
within their established procedure that visit patients every day and perform the
sacramental service for inpatients who are Catholics. The concern for improvement is
that the hospital should have more pastoral counselors from different educational
background, not only from psychology and theology. The other issue is that the need
for the availability of a comfortable counseling room at the hospital. Meanwhile, the
result of the pastoral counseling ministry is that the patients and their families feel the
attention, support and recognition of the hospital that raises their hope for a cure. The
positive impact is increasing public confidence of the city of Blitar and surrounding
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
areas to the health care and services at the Catholic Hospital “Budi Rahayu” Blitar,
East Java.
Keywords: Pastoral Counseling, Patients, Pastoral Care, Hospital
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Allah Tritunggal Maha Kudus
atas kasih, bimbingan, penyertaan, dan rahmatNya dalam seluruh proses penulisan
skripsi ini dari awal perencanaan, selama proses penulisan hingga terselesainya
skripsi ini.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling, Jurusan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa terselesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih yang tulus kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Bapak Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma, sekaligus dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih untuk kesabaran, bimbingan, motivasi, ide
dan pencerahannya selama proses penulisan skripsi hingga terselesainya
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma atas bimbingan dan pendampingan selama penulis menempuh
studi.
5. Tim Pimpinan Kongregasi SSpS dan Tim Pimpinan Provinsi Jawa, atas
kepercayaan, kesempatan, dan dukungan yang diberikan, sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma
Program Studi Bimbingan dan Konseling.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6. Mas Moko sebagai petugas sekretariat yang selalu membantu selama penulis
menempuh pendidikan.
7. Sr. Rosa Indrawikan, SSpS dan para Suster komunitas Roh Suci, serta para
suster SSpS Provinsi Jawa yang senantiasa mendukung dan mendoakan
penulis hingga terselesainya skripsi.
8. Bapak dan Ibu Thomas Soepomo selaku orang tua penulis, serta semua
saudara yang selalu mendukung dengan doa.
9. Para suster, dokter, para perawat, dan semua pihak RSK Budi Rahayu Blitar
yang membantu selama penelitian hingga terjadinya skripsi ini.
10. Sr. Redemta, SSpS, Pak Edi, dan staff Pastoral Care RSK St. Vincentius
A Paulo Surabaya yang turut membantu peneliti dalam meminjamkan
beberapa referensi buku tentang Konseling Pastoral bagi peneliti.
11. Sahabat-sahabat dan teman-teman angkatan 2011 atas motivasi yang
diberikan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi.
12. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam proses
penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari adanya keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, untuk itu
penting adanya masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini. Akhirnya, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Rukini
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................................. v
PERNYATAAN HASIL KARYA .............................................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................................................. vii
ABSTRAK ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ................................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN .................................................................................................. xvii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 10
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 11
D. Pertanyaan Penelitian .................................................................................... 11
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 12
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 12
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR BAGAN
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil Observasi
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Rumah sakit pada dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,
hal itu nampak dari semakin menjamurnya rumah sakit di Indonesia pada dewasa
ini. Hal itu tentu menjadi tantangan bagi setiap rumah sakit dalam usaha untuk
tetapi juga sarana-sarana dan media yang mendukung demi pelayanan yang
farmasi, bangsal, ruang rekam medis, administrasi keuangan, dan juga sarana
spiritual yang disediakan melalui layanan konseling melalui unit pastoral care.
Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu merupakan rumah sakit katolik satu-
satunya yang ada di Blitar-Jawa Timur. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit
swasta tipe C, dengan status penuh tingkat lengkap ini berusaha untuk
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
unit pelayanan pastoral atau biasa disebut unit Pastoral Care (PC). Unit PC
didirikan pada tahun 1994, landasan diadakan pelayanan pastoral di RSK Budi
meneruskan misi Yesus berdasarkan Visi dan Misi Kongregasi Misi Abdi Roh
dilakukan oleh para Suster SSpS (kebangsaan Eropa). Kunjungan dan sapaan
tersebut diberikan kepada seluruh pasien rawat inap dan keluarganya, tanpa
kekosongan waktu mereka. Kehadiran yang dilandasi nilai kasih Kristus, dengan
menyapa semua pasien dan keluarganya membuat pasien dan keluarganya merasa
gembira dan dikuatkan. Kunjungan yang kadang hanya menyapa dan memberi
senyum tersebut, ternyata menjadi kenangan tersendiri bagi para pasien dimasa
itu. Kegiatan tersebut selalu dirindukan pasien dan keluarganya pada zaman ini.
pihak-pihak yang terlibat dalam layanan pastoral (Romo, Suster SSpS, dan
Budi Rahayu sangat memuaskan, penuh perhatian, dan mengorangkan orang lain.
RSK Budi Rahayu Blitar merupakan rumah sakit katolik, mayoritas pasiennya
adalah muslim. Namun mereka senang memilih rumah sakit ini karena cepat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
pelayanan doa yang diberikan oleh Romo umat yang beragama lain juga minta
didoakan.
pastoral di RSK Budi Rahayu sangat dibutuhkan. Hal itu nampak ketika pasien
mendapat kunjungan dari unit PC maupun Suster SSpS dengan sendirinya mereka
menceritakan perasaan dan pergulatan, baik dengan anak, menantu, dan dengan
mendengarkannya. Ada seorang pasien muslim (32/L) yang dua kali dalam
hitungan bulan menjalani rawat inap di RSK Budi Rahayu karena psikosomatis
dengan sakit magnya, bahkan ketika sudah diijinkan untuk pulang dia masih takut
lebih siap dan mampu berpikir positip terhadap sakitnya, serta ada harapan bahwa
bisa sembuh dengan niat pola hidup yang sehat. Pasien ini menyatakan bahwa
sebelumnya tidak pernah mendapatkan kunjungan dari PC dan baru tahu bahwa
kunjungan terhadap pasien dan keluarga pasien bisa dilaksanakan setiap hari.
muslim banyak yang belum mengerti tentang unit PC fungsi dan manfaatnya bagi
mereka.
atau suster di RSK Budi Rahayu Blitar. Hal itu terjadi karena jumlah suster
biarawati yang berkarya di tempat ini berkurang, dan semakin banyaknya tuntutan
Pada awal berdirinya unit ini ada suster dan tim yang khusus dibidang ini,
tetapi karena suster tersebut harus pergi misi ke luar negeri, maka tugas tersebut
digantikan oleh awam. Kenyataan bahwa jumlah tenaga yang bergerak dalam
bidang pelayanan ini kurang, maka tim medis (dokter dan perawat) juga terlibat
melakukan layanan ini. Hal itu dilakukan sebagai bagian yang terintegrasi antara
layanan medis dan spiritual, demi kesembuhan pasien secara utuh (holistik).
Meski demikian pelayanan tersebut belum dirasakan oleh semua pasien dan
anggota keluarganya.
Pengadaan layanan ini juga sebagai bentuk jawaban atas seruan MAWI
(Majelis Agung Wali Gereja Indonesia), bahwa karya rumah sakit katolik
merupakan sarana untuk mewartakan kehadiran kerajaan Allah bagi mereka yang
menderita sakit. Maka untuk itu perlu adanya tenaga yang mampu mendampingi
pribadi pasien secara utuh agar mereka yang sakit dapat merasakan adanya
hidupnya, serta dapat berelasi dengan baik terhadap sang Pencipta (Pedoman Etis
dan Pastoral Rumah Sakit Katolik 1987 dan Pesan-Pesan MAWI Kepada Karya-
Pada fajar abad baru, spiritualitas diliput secara luas oleh media dan
perhatian pada pola pikir kreatif, lateral, dan emosional daripada pola pikir logis,
jiwa, tubuh, dan spirit. Burkhardt dan Nagai-Jacobson (Spirituality: Living Our
manusiawi khususnya kepada sesama yang menderita kearah hubungan yang lebih
baik, akrab dan percaya kepada Tuhan, diri sendiri, sesama, keluarga, dan
informasi, sebuah kehadiran dan motivasi, bagi yang mengalami masalah ataupun
tekanan batin.
(fisik, psikis, sosial, dan sebagainya). Dia mempunyai kebutuhan yang amat
mendalam yakni ingin sembuh dengan biaya terjangkau. Pelayanan yang baik
dibutuhkan mereka bukan semata-mata kebutuhan fisik saja, lebih dari itu
keramahan dan kesabaran para dokter dan perawat juga turut membantu
membantu pasien dengan hati nurani yang ikhlas dan rela demi ibadah kepada
Tuhan melalui hubungan yang baik dengan sesama manusia. Dokter adalah
penuh perhatian dan memotivasi pasien supaya cepat sembuh, maka pasien dapat
segera sembuh sebab kejiwaannya menjadi senang, tenang, dan punya harapan
Pasien adalah orang yang sakit. Sakit yang dimaksudkan tidak hanya
secara fisik tetapi secara psikologis dan mentalnya juga mengalami kemunduran.
Biasanya orang sakit sering tidak stabil secara psikologis, dia akan mudah marah
dan sensitif terhadap sikap/perilaku dan tutur kata orang di sekitarnya, serta
membutuhkan perhatian dan dukungan di luar kebiasaan orang sehat. Secara fisik
melalui perawatan dokter dan perawat dengan obat yang diberikan mungkin bisa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
mengurangi ataupun mengatasi rasa sakitnya, namun hal itu juga masih membuat
seorang pasien belum mengalami sebuah kesembuhan karena masih ada hal-hal
lain di luar sakit fisiknya. Model keperawatan terbaru mengakui peran penting
ugahari, harapan, kelembutan, dan kesabaran, tak pernah pudar hanya karena
2007: 45), bahwa pasien yang tidak berpengharapan biasanya lebih membutuhkan
Sapaan dokter dan para perawat mungkin bisa memberi motivasi bagi
pasien, namun hal itu kurang didapatkan mengingat kesibukan para dokter dan
pasien. Selain itu Willis (2014:3) mengatakan bahwa, masalah yang dihadapi oleh
dokter dan perawat bukan soal profesinya, melainkan cara (teknik) komunikasi
kecemasan, dan sebagainya. Bila hal itu ditanggapi secara positip maka terjadilah
konseling. Hal itu menjadi masalah karena mereka kurang waktu untuk
hambatan yang disebabkan oleh pasien. Seperti diungkapkan oleh McShherry dan
Cash (Young dan Koopsen. 2007:45), pasien juga menjadi sumber hambatan
Adanya situasi seperti itu sangatlah penting bagi sebuah rumah sakit
memiliki sebuah unit yang secara khusus memberi pelayanan pendampingan bagi
para pasien. Sebuah unit yang menyediakan tenaga konseling, yang mampu hadir,
mampu memberi dukungan dan perhatian. Sebuah integrasi antara obat yang
secara utuh. Ini yang menjadi harapan dibeberapa rumah sakit yaitu mencapai
rumah sakit yang sehat secara holistik. Pelayanan rohani melalui unit pastoral
care diharapkan memberi kesembuhan bagi pasien secara holistik, demikian juga
daya yang dimilikinya untuk berubah, dengan bantuan pendampingan orang bisa
secara penuh dan utuh, sehingga orang yang didampingi benar-benar mewujudkan
dirinya yang sejati, berani, dan bersedia merubah diri untuk bertumbuh. Baik
tampak dari beberapa hal sebagai berikut: berubah menuju pertumbuhan, dapat
mencapai pemahaman diri secara utuh, dapat berkomunikasi secara sehat, dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
melatih diri untuk bertingkah laku yang lebih positip, dapat mengungkapkan diri
secara utuh dan penuh, dapat bertahan dengan keadaannya, dapat menghilangkan
menyediakan layanan konseling ataupun Pastoral Care bagi para pasiennya, maka
peneliti tertarik untuk meneliti aktivitas layanan konseling yang terjadi di rumah
sakit. Hal itu untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan dan manfaat layanan
yaitu sebuah kesembuhan secara menyeluruh dari aspek fisik, mental, maupun
spiritual. Aspek spiritual menjadi fondasi utama dalam kesehatan setiap pribadi.
(dokter dan para perawat) juga turut berperan aktif dalam proses kesembuhan
secara menyeluruh.
Bagi rumah sakit yang besar dengan pasien yang sangat banyak, mungkin
tim medis tidak bisa secara penuh memberi pelayanan bimbingan dan konseling
mendirikan sebuah unit yang bisa memberi pelayanan secara kontinyu, yaitu unit
secara holistik dapat tercapai apabila ada kerjasama yang baik antara tim medis
Setelah melihat semua hal di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat
B. IDENTIFIKASI MASALAH
hambatan layanan konseling pastoral bagi pasien di Rumah Sakit Katolik Budi
sebagai berikut:
1. Ada indikasi bahwa layanan konseling pastoral melalui unit pastoral care
Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar dan kurang memahami fungsi layanan
tersebut.
C. PEMBATASAN MASALAH
D. PERTANYAAN PENELITIAN
pastoral?
terlaksana?
pastoral?
sebagainya)
E. TUJUAN PENELITIAN
dari pelayanan konseling pastoral di Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar-
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
a. Bagi para pasien agar mereka merasa ditemani dalam masa sakit karena
holistik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini merupakan bab kajian teori. Dalam bab ini dijelaskan sejarah
(clinicsl theology).
lain. Maka tidak jarang terjadi, di rumah sakit modern, konseling pastoral
14
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
bidang religious. Setelah itu mereka juga harus memperoleh gelar lain,
pastoral.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
dalam sejarahnya bertumbuh dari suatu integrasi antara ilmu teologi dan
apa yang sedang terjadi pada dirinya sehingga ia mampu melihat tujuan
kemampuan Tuhan.
pelayanan yang dilakukan oleh gereja dengan melawat dan mencari satu
per satu jemaat yang sedang bergumul dalam hidupnya. Pencarian dan
dapat melihat tujuan hidupnya dalam relasi dan tanggung jawab kepada
layanan percakapan terarah menolong orang yang tengah dalam krisis agar
komunikasi yang ideal atau nyaman dan aman, sehingga konseli merasa
diterima dan mau terbuka. Dengan layanan ini, mereka juga terbantu untuk
sejati.
pastoral meliputi:
psikologi
h. Pertumbuhan iman
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
selanjutnya.
yang efektif harus mampu mengasihi Tuhan dan sesama. Kalau ada kasih
yang sungguh pada Tuhan, pasti akan terjadi konseling yang efektif.
serta mau belajar secara mandiri dari berbagai sumber, agar dapat
2) Pengetahuannya aplikatif
pelayanan sehari-hari.
3) Memiliki kepekaan
kebutuhan konseli.
4) Memiliki keyakinan
putus asa.
5) Memiliki kematangan
dalam pelayanannya.
menolong klien.
(Gal. 6:6), 5) sabar (Gal.6:7-8), dan 6) rajin berbuat baik (Gal. 6:10).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
antara lain:
membagikan kasih itu. Hal itu terwujud dalam sikap mengasihi dan
6) Suka menolong
(Mat.10:8)
yang membutuhkan.
8) Bersikap terbuka
pengetahuan.
9) Pengorbanan
sulit.
10) Perhatian
konseling pastoral yang dapat mencapai dan memberi hasil yang baik.
Konselor
Konselor yang efektif adalah ia yang mampu terbuka hati dan sadar
lebih berpengalaman.
memberi respons.
8) Pribadi berkualitas
lain:
Dalam hal ini konselor tidak boleh hanya menerima informasi sepihak
konseli secara tuntas. Hal itu bisa dilakukan dengan cara menjumpai
konseli yang pertama, selanjutnya konseli yang kedua. Hal itu menjadi
b. Kesimpulan tergesa-gesa
c. Terburu-buru
dirinya.
dengan sendirinya.
g. Mudah menghakimi
menerima konseli apa adanya. Apabila ada yang salah pada konselinya
h. Memaksa konseli
pastoral dan dukungan sistem administrasi yang baik agar dapat efektif
dan efisien.
ditutuptutupi. Jika rapport dapat terbangun dengan baik maka klien akan
bawah ini:
dengan konselinya.
dialog dan bukan monolog yang terjadi antara konselor dan konselinya,
mengekspresikan dirinya.
sangatlah penting bagi seorang konselor untuk: 1) belajar dari Yesus yaitu
dan rasa empati, serta kerendahan hati seorang pelayan pastoral sangatlah
ditimbulkan oleh konselinya. Hal itu meliputi dua hal, yaitu: a) dalam
objek lain pada masa lampau kepada objek yang baru pada masa kini.
Hal ini bisa terjadi karena adanya banyak kebutuhan yang tidak
kesempatan untuk dipenuhi. Hal itu pasti bisa terjadi dan konselor
dengan baik.
menyenangkan konseli).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
dihadapi konseli).
pelayanan konselingnya.
“The pastor, regardless of his training, does not enjoy the privilege of
ecleting whether or not he will counsel his people ….His choice is not
between counseling or not counseling, but between counseling in a
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
tugas pelayanannya.
hamba Tuhan. Hal itu terjadi bila dalam pelayanan dilakukan hanya
sistem file yang rapi dan aman, sistem kerja yang jelas (short-term dan
jawab
Kristus. Dia disebut hamba Tuhan bukan saja karena kotbahnya saja,
tetapi lebih karena penyerahan diri dalam kepatuhan yang total pada
adanya sikap tidak jujur terhadap diri sendiri. Alasan yang membuat
ketergantungan.
menekankan bahwa:
hukum dan perintah utama dari Tuhan sendiri (Mat.22:39). Hal itu
lebihan (guilt feeling), keramah tamahan dan basa basi, dan ringan
Selain bersikap tidak jujur terhadap diri sendiri, sikap negatif lain
mereka yang tidak mau melakukan tugas ini biasanya memberi alasan-
perlu dipelajari, pokoknya kan bisa kotbah, pelayanan lain tidak baik
Yaitu model pelayanan yang tanpa rencana, tanpa jam kantor, tanpa
formalitas, dan tanpa prosedur organisasi. Hal itu sebagai bentuk sikap
Gejala yang nampak dari pelayanan ini adalah mau cepat selesai,
jawab seorang hamba Tuhan. Namun yang terjadi justru ada unsur-
enak, tetapi lebih dari itu. Karena suasana yang demikian memang
membangun (responding).
dengan pengertian konseli. Hal ini tidak secara otomatis dimiliki oleh
utama yang harus dimilikinya adalah kasih agape, yaitu sikap hati
acceptance).
“….arises, not out of some direct effort to get along well with the
client but out or a simple and sincere effort to listen and hear
accurately what he or she has to say. Rapport automatically exist
when we are concerned enough about others not to worry about
whether they like us or not….”.
Konselor perlu memiliki sensivitas yang tinggi secara disiplin, agar
masalah konseli, tetapi lebih dari itu seorang konselor perlu membantu
hidupnya dalam relasi dan tanggung jawabnya kepada Tuhan. Hal itu
tujuan yang lebih mulia yaitu memperkenankan hati Tuhan (Gal. 1:10);
tingkah laku dan kebutuhannya; memakai sarana dan jalan yang sesuai
dengan iman Kristen dalam mencapai tujuan yang benar itu, melihat
dimilikinya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
9. Teknik-teknik Konseling
a. Perilaku attending
badan, dan bahasa lisan. Komponen ini penting agar klien mampu
b. Empati
anda itu”.
c. Refleksi
pikiran.
d. Eksplorasi
eksplorasi pikiran.
konseli.
wawasannya.
i. Interpretasi
hasilrujukan tersebut.
j. Mengarahkan (directing)
sesuatu.
l. Memimpin (leading)
m. Fokus
budaya.
n. Konfrontasi
o. Menjernihkan (clarifying)
p. Memudahkan (facilitating)
q. Diam
r. Mengambil inisiatif
s. Memberi nasihat
t. Pemberian informasi
u. Merencanakan
v. Menyimpulkan
tersebut.
a. Tahap Awal
b. Tahap Inti
solusi.
c. Tahap Penutup
bawahi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
a. Menyembuhkan (healing)
Seseorang yang sakit pasti ingin sembuh dan berpikir tentang obat
batin, dan juga rasa bersalah yang berakibat sakit pada psikis konseli.
Konselor membantu konseli agar mau terbuka dan membantu dia, agar
dia dapat kembali berfungsi seperti sedia kala. Jika memungkinkan doa
b. Menopang (sustaining)
c. Membimbing (guiding)
dan rukun diantara sesamanya, baik kelurga inti maupun saudara serta
mendidik/membina.
e. Mendidik/membina (educating/forming)
dirinya sendiri dan bahkan jika perlu menolong orang lain di masa
datang.
sakit katolik, yang merupakan salah satu ungkapan dan sarana gereja bagi
pembebasan.
MAWI kepada karya kesehatan katolik”. Dengan pedoman ini gereja ingin
Pedoman Etis dan Pastoral Rumah Sakit 1987 pada butir terhadap
bagian hakiki Rumah Sakit Katolik berdasarkan ciri khas dan inspirasi
membantu penyembuhan.
5. Agar tanggung jawab bisa terlaksana dengan baik oleh semua pihak,
dijalankan.
adalah:
al.2001)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
saya, atau tidak dalam kaitan dengan ini, saya ketahui dan dengar,
dalam hidup manusia, yang harus tidak diketahui umum, saya tidak
kode etik yang resmi. Kode etik tanggung jawab pelayanan profesional ini
sebagai usaha percobaan dan terbatas. Kode etik ini tidak hanya mencakup
1. Pembukaan
oleh iman, harapan, dan kasih. Sebagai orang beriman yang telah
sesama seperti dirinya sendiri. Kode etik ini hanya sebuah tawaran,
2. Kerangka teologis
tindakan-tindakan.
a. Kesucian
Selain itu juga dinyatakan dalam pribadi yang asli, tidak defensif,
b. Cinta kasih
Cinta kasih sebagai bela rasa terhadap orang lain, harus dimulai
d. Altruisme
e. Kebijaksanaan
4. Kewajiban profesional
a. Kompetensi teologis
sumber kristiani.
d. Pemeliharaan diri
nilai hidupnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
e. Penggunaan kuasa
yang jelas dan tahu batas-batas dalam relasi dengan pribadi yan
dilayani.
f. Tanggung jawab
tugas pelayanannya.
5. Perilaku seksual
korban.
6. Konfidensialitas
1. Definisi Pasien
bahwa pasien berarti orang sakit (yang dirawat dokter); penderita (sakit).
Jadi pasien berarti orang sakit/penderita yang dirawat oleh dokter. Ada tiga
macam pasien, yaitu: pasien dalam, pasien luar, dan pasien opname.
dan dirawat di rumah sakit. Jadi pasien adalah orang yang mengalami
keadaan diri (fisik) yang tidak nyaman. Keadaan tidak nyaman atau sakit
aktifitasnya.
dimana orang sakit berada, hal ini sangat mempengaruhi perasaan pasien.
Situasi batiniah adalah situasi orang sakit itu sendiri, terlepas dari
situasi yang di luar dirinya. Orang sakit adalah orang yang banyak atau
sedikit merasa bahwa ia dibuat menjadi pasif atau barang kali lebih baik;
dibuat menjadi non aktif terutama kalau dirawat di rumah sakit. Ia merasa
bahwa ia dengan rupa-rupa cara, misalnya diikat untuk waktu tertentu akan
kesulitan fisik, atau ketidak stabilan psikis. Maka sangat penting bagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
pastoral, pendekatan ini sebagai alat bantu agar mengerti dengan lebih baik
situasi seperti ini biasanya seorang pelayan pastoral hanya berdoa dan
baik.
yang benar. Lebih lanjut pelayanan ini bukan didasarkan atas kebaikan
sakit menunjukkan sikap percayanya pada Yesus Kristus, Tuhan dan Sang
masih berlangsung.
yang pada umumnya dialami oleh orang yang sakit, antara lain:
a. Orang sakit tergantung pada orang lain, ia tidak lagi berdiri sendiri
Hal itu biasanya dialami oleh orang yang sakit berat dan dalam
meminta perhatian yang lebih. Hal itu timbul karena mereka sudah
terlalu menyenangkan.
mengalami sakit baik secara sadar maupun tidak, ia mulai teringat akan
demikian, bukan pada pemberian nasihat tetapi lebih pada empati dan
waktu luang. Situasi yang demikian, membuat orang yang sakit lebih
kerjanya selama ini. Hal ini bisa menjadi kesempatan yang berharga
sesuatu yang lebih baik dimasa yang akan datang. Sebaliknya ada
pasien yang tidak sampai pada tahap pemaknaan, sehingga situasi sakit
terjadi. Maka sangatlah penting bagi pendamping rohani rumah sakit untuk
justru secara spiritual dinyatakan sehat. Hal itu dipengaruhi oleh banyak
penyelenggaraan Tuhan.
b. Kepuasan batin, hal ini meliputi: kepuasan dalam iman, rasa dekat
kegiatan religius.
dan finansial.
Kepuasan Batin
Spiritual
Kepuasan akan Iman
Perasaan Dekat dengan Menemukan Kesehatan
Tuhan, Makna
Berkurangnya Rasa Takut Spiritual
Spiritual dalam
Rekonsiliasi, Saat Sakit
Pengalaman
Aman dalam Cinta Allah Sakit
Kesetiaan/Iman
pengambil keputusan.
kesatuan yang terdiri dari beberapa komponen atau unsur yang saling
dalam menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk
mengambil kesimpulan.
secara rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum
yang dievaluasi.
bagian yang paling kecil dari program agar dapat dengan cermat
rinci dan akurat, sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
yang sedang atau telah dilaksanakan. Wujud dari hasil evaluasi adalah
oleh SDM (sarjana Teologi/2 orang dan pastor) dan sarana prasarana yang
Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto Semarang, tahun 2009”. Jenis
(50,7 %), dan ketepatan waktu pelayanan pastoral baik (67,8 %). Hasil
pelayanan rohani pasien Rawat Inap Rumah Sakit Panti Wilasa Dr. Cipto
Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar, beralamat di Jl. A. Yani No. 18
Blitar-Jawa Timur. RSK Budi Rahayu Blitar memiliki luas tanah: 17.142 m2
dan luas bangunan: 9.232,80 m2. Oleh Kementerian Kesehatan RI, RSK Budi
tingkat lengkap , dan tahapan 16 pelayanan. Jumlah tempat tidur 125 tempat
tidur, dan ada penambahan satu bangunan lagi untuk paviliun lima yang
sementara ini masih proses penyelesaian. Hal itu untuk menanggapi kebutuhan
bermutu dengan hati tulus dan penuh kasih; (2) Meningkatkan kualitas hidup
optimal. Nilai-nilai dasar yang dihidupi RSK Budi Rahayu, meliputi: (1) Love
(Cinta Kasih) yaitu mencintai Tuhan dengan segenap hati, segenap jiwa, dan
segenap akal budi (vertical), dan mencintai sesama manusia seperti mencintai
diri sendiri (horizontal); (2) Integrity (integritas), yaitu konsisten antara apa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
yang dikatakan/ dijanjikan dengan apa yang dibuat (terkandung nilai kejujuran
dan saling mendukung satu dengan yang lain (terkandung nilai kesetiaan,
altruisme, menginginkan apa yang terbaik satu dengan yang lain, simpati dan
solider, kejujuran dan saling pengertian); (4) Empathy (empati) yaitu sikap
keadaan emosional orang lain, mengambil perspektif orang lain dan mencoba
menyelesaikan masalah.
Filosofi RSK Budi Rahayu yaitu dengan dilandasi secara mutlak oleh
sebagai manusia seutuhnya, baik jasmani dan rohani, individual dan sosial.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
F. Kerangka Pikir
Studi Evaluasi
(Model CIPP)
Perencanaan Pelaksanaan
1. Perencanaan PROSES
program
1. Jadwal pelaksanaan
2. Tujuan KP
3. Sasaran 2. Sasaran
4. SDM 3. Jumlah pertemuan
5. Sarana dan 4. Tahap-tahap KP
prasarana 5. Teknik konseling
6. Dana 6. Kerjasama
7. Metode KP 7. hambatan
HASIL
1. Dampak bagi pasien
2. Manfaatnya:
a. Bagi pasien
b. Bagi keluarga
pasien
c. Bagi RSK Budi
Rahayu Blitar
d. Bagi pelayan
pastoral
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti.
A. Jenis Penelitian
fenomena atau gejala yang bersifat alami. Studi evaluasi adalah penelitian
konseling.
disepakati bersama.
model CIPP (conteks, input, process, and product). Model evaluasi CIPP
84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
structured).
pastoral di RSK Budi Rahayu Blitar. Model CIPP yang biasanya diterapkan
pada evaluasi program pendidikan, tetapi juga bisa diterapkan dalam dunia
kesehatan/konseling Pastoral.
information for judging decision alternative”. Ada tiga hal yang ditekankan
dari definisi ini, yaitu: 1) evaluasi merupakan proses sistematis yang terus
pertanyaan yang menuntut jawaban dan informasi yang spesifik untuk digali,
memilih salah satu alternatif pilihan dan melakukan tindak lanjut atas
keputusan tersebut.
orang, dan juga untuk menyediakan arahan untuk perbaikan. Selain itu
evaluasi ini juga bertujuan untuk melihat apakah tujuan yang lama dan
dilayani.
program?
masyarakat?
Yang menjadi fokus masalah dalam evaluasi ini adalah apakah strategi
yang dipilih untuk mencapai tujuan program sudah tepat. Tujuan evaluasi
pertanyaan:
bagi pasien?
meliputi:
maksimal?
program.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
89
Pertanyaan-pertanyaannya meliputi:
d. Apakah dampak yang diperoleh klien dalam waktu yang relatif lama
kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Mutrofin dan Hadi (Badrujaman, 2011: 64),
penting untuk melakukan riset evaluasi pada program tersebut. Lebih lanjut ia
menegaskan bahwa hal itu senada dengan apa yang disampaikan oleh Winkel dan
Hastuti, bahwa kriteria adalah patokan dalam evaluasi program. Berikut tabel
kriteria evaluasi program dari keempat aspek desain evaluasi model CIPP:
keterlaksanaan layanan konseling pastoral di rumah sakit Budi Rahayu Blitar. Hal
ini berfokus pada perencanaan, proses pelaksanaan, dan hasil layanan konseling
pastoral bagi pasien, keluarga pasien, dan bagi pihak rumah sakit. Analisis
aspek produk.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
1. Tempat penelitian
yang berada di kota itu. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit tipe C, yang
2. Waktu penelitian
pada tanggal 28 Mei-23 Juni 2015 dan tahap kedua dilaksanakan pada tanggal
C. Responden Penelitian
di rumah sakit, dengan sumber data: pasien, perawat, dokter, Romo, majelis
dan konselor Rumah Sakit Katolik Budi Rahayu Blitar-Jawa Timur. Berikut
data. Adapun teknik yang dipakai dalam pengumpulan data oleh peneliti
a. Wawancara
sendiri.
responden.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
95
b. Observasi partisipatif.
terlibat melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut
yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada
lingkungan itu, karena telah dianggap “biasa” dan karena itu tidak
Observasi ini disebut juga sebagai grand tour observation, dan peneliti
observation, maka peneliti menfokuskan pada aspek tertentu dari apa yang
2. Instrumen Penelitian
maupun logistiknya.
diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu,
tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-
sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap stimulus dari lingkungan;
sebagai alat yang dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
banyak orang.
dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan. Hal ini lebih menekankan pada hasil
data, bukan pada orangnya. Penelitian ini diakui keabsahannya bila penemuan
peneliti sesuai apa yang yang terjadi di lapangan dan sesuai data yang ada.
data yang telah ada. Tujuan dari trianggulasi bukan semata-mata untuk
sekitarnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
hubungan dan konsep dalam data sehingga hipotesis dapat dikembangkan dan
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan
orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
103
menfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, serta
terjadi dan menyusun pola sebuah penelitian. Hal itu bisa berupa uraian
sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Hal ini
A. Hasil Penelitian
pelaksanaan dan hasil layanan konseling pastoral di rumah sakit katolik Budi
Rahayu Blitar.
dilaksanakan berdasarkan visi dan misi rumah sakit. Selain itu, perencanaan
layanan konseling pastoral sejalan dengan KWI tahun 1987 yaitu memberi
Perhatian yang diberikan kepada pasien sebagai pribadi yang luhur dan
setiap pribadi (pasien) dapat mengalami kembali kasih Allah Sang pencipta
dan penyelamatnya.
Dari dokumen hasil evaluasi tim Pastoral Care tahun 2004, diketahui
104
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
105
prosedur tetap Pastoral Care pada tahun 2012. Hal itu mencakup: kegiatan
Perencanaan berlandaskan visi dan misi Rumah Sakit, serta program secara
sumber yang digunakan dan dipilih dalam pelayanan. Dari studi dokumentasi,
Dari hasil evaluasi konteks dan input dapat ditarik kesimpulan bahwa
program perencanaan sudah sesuai dengan indikator dan kriteria yang ada.
sejak tahun 2004. Hal itu terungkap dari dokumen hasil evaluasi tim pastoral
care, yang menyebutkan bahwa salah satu program layanan hidup rohani
adalah layanan konseling untuk pasien dan karyawan RSK Budi Rahayu.
tertulis. Program rutin yang dilaksanakan mengacu pada program pastoral care
secara umum, salah satunya adalah kunjungan rutin kepada para pasien dan
keluarganya.
Namun karena keterbatasan tenaga, maka yang mendapat layanan ini lebih
terfokus pada pasien dan keluarganya. Dari hasil penelitian dapat ditemukan
beberapa aspek yang terlaksana dari layanan konseling di RSK Budi Rahayu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
108
Peneliti lebih lanjut mendapatkan data dari dokumen prosedur tetap layanan
orang-orang terdekatnya.
Ketercapaian Pasien merasakan Pasien yang awalnya
layanan dampak positip dari cemas, gelisah dan tidak
konseling layanan yang merespon menjadi lebih
pastoral diperolehnya tenang dan mau terbuka
(kesembuhan, terhadap petugas dan tim
peneguhan, motivasi, medis.
makna hidup)
Dari data kriteria dalam kolom di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut:
layanan ini. Apabila layanan ini diberikan pada saat yang tepat, maka
pasien dan keluarga tentunya merasa senang dan terdukung, serta mereka
seorang petugas:
perawatan medis. Dari situasi tersebut diharapkan, bahwa para pasien dan
tidak tentu. Hal itu bergantung pada konselornya (dokter perawat, pendeta,
kunjung pasien setiap hari adalah seorang suster pemilik rumah sakit,
diberikan kepada orang sehat. Orang sakit tentu tidak sekuat orang sehat.
b. Sasaran
sangatlah penting. Hal ini akan membantu para pelayan konseling pastoral
dan perawat:
semua pasien khususnya pasien rawat inap. Kenyataan bahwa tenaga yang
beberapa perawat:
c. Jumlah Perjumpaan
mampu menyadarkan konseli akan dirinya dan ada perubahan sikap, cara
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
112
berpikir, serta ada rencana jangka pendek yang akan dibuatnya. Kehadiran
konselor. Maka untuk itu konselor perlu peka akan kebutuhan konseli dan
konseling pastoral.
pastoral:
tingkat kebutuhan pasien maupun keluarga pasien. Hal itu bertujuan agar
Rahayu melaksanakan layanan ini secara terarah. Hal itu tentu membuat
proses layanan konseling berjalan secara efektif. Proses ini bukan sekedar
konseling sampai akhir atau penutup. Hal itu juga didasari oleh
tahu dan apa adanya, meskipun demikian bila dilihat lebih dalam, mereka
juga melaksanakan sesuai prosedur. Hal itu meliputi: meminta ijin kepala
pelayanan ini. Pelayanan ini mereka sadari sebagai bagian dari pelayanan
mereka, yang mana mereka juga diundang untuk memberi perawatan secara
tahap layanan konseling pastoral di RSK Budi Rahayu tidak ada patokan
yang baku, hal itu tergantung pada setiap pelayan pastoral yang terlibat
e. Teknik Komunikasi
akan membantu pasien berani terbuka dan merasa nyaman dengan pelayan
dalam layanan konseling bagi pasien dan keluarga pasien di RSK Budi
masalah, ada usaha dan inisiatif untuk belajar, serta bertanya pada yang
lebih ahli termasuk dalam hal konseling dan teknik komunikasi yang tepat
f. Kerja Sama
apapun, hal itu sebagai bentuk kesadaran manusia bahwa mereka makhluk
sosial yang saling membutuhkan antara pribadi satu dengan yang lainnya.
pastoral dengan para perawat, serta dokter ada relasi dan kerja sama yang
“sejauh yang saya tahu ada kerjasama dan relasi yang baik antara
petugas PC dengan para perawat , karena memang ada
kesinambungan yang tidak bisa terpisah-pisah (PKs.S, PKs.P1
PKs.P2, PKs.P3, PKs.IC, PKs.S).
sebuah layanan yang saling terintegrasi antara petugas pastoral dengan tim
medis di RSK Budi Rahayu Blitar. Adanya integrasi dan kerjasama akan
baik.
merasa selama ini tidak melibatkan petugas pastoral untuk layanan ini, hal
dokter tersebut:
Rahayu Blitar.
ini terkait latar belakang pendidikan yang di luar bidang tersebut. Seperti
diungkapkan petugas:
juga dilakukan seorang suster yang tergerak bahwa layanan tersebut dinilai
penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tugas yang
diembannya. Hal itu kurang optimal dan menyeluruh karena ada pekerjaan
pokok yang harus menjadi yang utama. Karena tenaga mereka yang
layanan ini, yaitu tidak bisa secara menyeluruh dan mendalam. Seperti
yang dilayani. Mereka sadar bahwa kesembuhan bukan hanya secara fisik,
namun secara mental dan batin juga butuh untuk disembuhkan. Karena ada
kasus bahwa pasien sakit karena sebenarnya ada latar belakang masalah
Selain itu, tidak semua perawat memiliki passion dalam bidang itu.
dan dipanggil untuk itu (merawat secara holistik). Mereka kurang antusias
perawat:
sebuah kerelaan dan keterbukaan hati. Meskipun punya bekal dan ada
waktu, tetapi jika tidak ada minat juga tidak akan terjadi sebuah layanan
konseling pastoral.
berjalan sedemikian rupa, dengan tenaga yang terbatas dan daya upaya
yang ada pada akhirnya membuahkan hasil. Yaitu sebuah dampak positip
dan manfaat yang dirasakan oleh pasien dan anggota keluarganya, tim
terhadap para perawat dan tim medis lainnya. Mereka juga memiliki
Jika dilihat lebih dalam pelayanan ini juga membawa dampak bagi
menyadarkan dia, bahwa apa yang dilakukan bukan sekedar tugas pelayan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
123
lebih dari itu adalah sebuah panggilan. Seperti diungkapkan oleh seorang
pelayan pastoral:
konseling pastoral memiliki dampak yang besar bagi pasien dan keluarga
pasien, serta bagi rumah sakit (RSK Budi Rahayu, tim medis dan pelayan
percaya dan kerjasama, jika sepihak saja yang bersedia tentu akan
peneliti bahwa layanan ini sangat dibutuhkan dan bermanfaat bagi banyak
pihak. Antara lain untuk pasien dan keluarganya, bagi tim medis di rumah
pastoral. Yaitu:
1) Bagi pasien
”bagi pasien dan keluarga: pasti mereka merasa lega dan plong
ya.., karena mereka merasa didengarkan, karena selama ini tidak
ada yang mendngarkan atau didengarkan tapi sudah ada
pikirannya sendiri jadi langsung menvonis, mengadili, sehingga
ketika sudah mendengarkan mereka puas karena didengarkan ;
memuji Tuhan” (HMf.SS)
Hal itu senada yang diungkapkan oleh seorang pasien rawat inap.
atas layanan ini. Dia juga merasa didengarkan dan bisa leluasa
yang diberikan oleh petugas pastoral, juga memotivasi pasien ini. Seperti
”iya, saya sungguh berterima kasih untuk layanan ini, saya juga
menjadi lega. Gimana ya orang sakit itu butuh untuk didengarkan,
ingin menyampaikan harapannya untuk sembuh. Kalau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
125
bahwa kesembuhan tidak hanya dari obat ataupun hasil perawatan mereka
menjadi alatNYA.
2) Bagi Keluarga
respeck dari pelayanan rumah sakit. Mereka juga menjadi lebih tenang dan
percaya pada tim medis yang merawat pasien. Keluarga merasa bangga
perawat:
berjalan sedemikian, meskipun tidak ada program yang secara detail yang
diungkapkan perawat:
”untuk mengatasi saya tidak putus asa, berusaha, saya harus tahu
kenapa menolak. Mungkin karena malam tidak bisa istirahat, maka
ia butuh untuk tidur, walau ada tantangan penolakan saya tidak
nglokro/putus asa, saya mencari tahu kenapa, dan tetap semangat.
Dari semangat itu membuat kita mencari tahu, mencari solusi
”mungkin waktunya yang tidak pas”. Lebih banyak membaca,
misal: novel tentang guru dengan murid, saya mengibaratkan saya
dengan pasien, saya menyerasikan dan mempraktikkan apa yang
saya baca dari lapangan” (HDk.Pc).
”seandainya bila tidak bisa, biasanya saya tanya yang lebih
menguasai teori “suster S…”. hal itu sangat membantu karena
beliau mempunyai teori dan biasanya kita bisa lihat panduannya
via online. Bila tidak bisa saya minta bantu beliau, karena ada
trik-triknya” (HDK.P2).
memunculkan harapan yang mendalam bagi para dokter dan perawat akan
seorang dokter:
VIP:
datang ke rumah sakit tidak hanya sakit secara fisik saja, hal itu terungkap
ada masalah berat ada kalanya pasien membutuhkan seseorang yang bisa
B. Pembahasan
merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap organisasi atau lembaga
dan bagi setiap kegiatan, baik perorangan maupun kelompok. Lebih lanjut
konseling pastoral, juga perawat dan dokter yang terlibat dalam layanan
konseling pastoral ataupun pastoral care. Lebih lanjut Willis (2014: 230),
umum dan tetap setiap tahunnya. Sehingga ketika ditanya tentang program
layanan konseling pastoral tidak tahu dan mengatakan tidak ada. Hal ini
Dari hasil di atas maka sangat penting bagi RSK Budi Rahayu
oleh kedua belah pihak (Koopsen dan Young, 2007: 155). Dari pernyataan
dapat dipecahkan.
Rahayu Blitar sudah terlaksana dengan baik. Hal itu sesuai dengan
adanya usaha bagi setiap pihak yang terlibat dalam melaksanakan layanan
tersebut.
konseling pastoral di RSK Budi Rahayu Blitar. Dengan bekal yang ada
pendampingan pasien sesuai jadwal yang ada; adanya kerjasama antara tim
medis (dokter, perawat) dan pelayan pastoral (Romo, suster, pendeta, dan
mencakup tiga tahap yaitu: 1) tahap awal ; 2) tahap inti; 3) tahap penutup.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
134
Menurut Willis (2014: 50), proses konseling dibagi menjadi tiga tahapan
pasien dan mencari informasi kepada tim medis yang bertugas, setelah itu
dan keluarga memberi dampak positip dan manfaat bagi para pasien dan
(educating/forming).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
kesimpulan dari penelitian. Hal ini mencakup garis besar hasil yang didapatkan
oleh peneliti. Bagian saran memuat saran, saran ditujukan untuk pihak rumah
ataupun pihak yang terlibat dalam pelayanan konseling pastoral), dan bagi
A. Kesimpulan
kesimpulan:
Timur.
137
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
138
c. Layanan ini sudah tepat sasaran yaitu bagi semua pasien tanpa
d. Selain petugas PC (pastoral care) yang terlibat dalam layanan ini, juga
ada dokter, para perawat, dan suster pemilik rumah sakit yang tergerak
Timur.
membedakan agama.
b. Ada kerjasama dan keterlibatan dari banyak pihak, yaitu: dokter, para
yang bersahabat).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
139
berikut: 1) tahap awal, yaitu mencari data pasien. Hal itu dilakukan
dibutuhkan.
1) Keterbatasan tenaga
ulang-ulang.
Timur.
Selain pasien, keluarga juga merasakan manfaat dari layanan ini yaitu
B. Saran
berikut:
untuk ruang konseling yang aman dan nyaman bagi klien. Selain itu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
141
konselor rumah sakit sangat dibutuhkan pada masa sekarang terkait kasus-
kasus yang dialami pasien tidak hanya secara fisik melainkan mental dan
spiritual.
konseling pastoral.
Dharma.
tersebut.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
142
C. Keterbatasan Penelitian
penulis kurang mempersiapkan diri. Ada beberapa hal yang belum secara
penuh dikuasai oleh peneliti. Bagi peneliti, konseling pastoral adalah sesuatu
Ada beberapa hal yang kurang bisa tergali datanya, karena waktu
penelitian yang terbatas. Selain itu juga ada beberapa responden/pasien yang
sakit dan pendekatan konseling yang tepat bagi pasien, serta evaluasi program
konseling pastoral.
penelitian kualitatif perlu persiapan yang matang dan penguasaan tentang apa
DAFTAR PUSTAKA
143
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
144
L
A
M
P
I
R
A
N
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DATA HASIL WAWANCARA RESPONDEN (Suster, Pastor, Dokter, Perawat, Petugas PC, Majelis)
Sasaran PC 1. Ya semua pasien (px) dan keluarganya suster, tapi 1. Semua pasien (px) dan 1. Semua pasien (px) /
(PSs) biasanya saya berani sedikit-sedikit yang katolik (PSs.D1) keluarganya, khususnya yang penderita dan
2. Menurut saya yang menjadi sasaran utama ya semua beragama katolik (PSs.D1; keluarganya (PSs. D1,
penderita suster, tanpa memandang agama (PSs.D2) Rm; PSs.PC) Pc, D2, P1, Rm).
3. Menurut saya ya seluruh pasien rawat inap di rumah sakit 2. Semua penderita, tanpa 2. Tanpa memandang
ini sus, tanpa memandang agama memandang agama (PSs.D2). agama (PSs.D2).
(PSs.D3) 3. Seluruh pasien rawat inap di 3. Seluruh pasien rawat
PELAKSANAAN
4. umat kristiani pada umumnya dan beberapa umat lain yang rumah sakit, tanpa inap (PSs.D3)
minta untuk didoakan dan memiliki dasar iman yang sama/ memandang agama 4. Pasien-pasien yang
orang lain yang sudah terbiasa dengan iman katolik ( PSs.P1; PSs.D3, IC) dalam proses persalinan
(PSs.Rm) 4. Pasien dengan kasus/penyakit atau setelah operasi
5. Selama ini yang saya lihat itu, semua pasien terutama ini yang istimewa, komplikasi; 5. pasien dengan
ter, pasien-pasien yang dalam proses persalinan atau yang mengalami kasus/penyakit yang
setelah operasi. Misalnya pasien yang post SC hari I, psikosomatis; Stroke (CVA), istimewa, Stroke (CVA),
operasi Caesar.biasanya kadang kan merasa cemas, itu Hipertensi pasien post Hipertensi komplikasi;
biasanya (PSs.P1) operasi; dan pasien yang yang mengalami psiko-
6. Yaitu ter, biasanya pasien dengan kasus/penyakit yang tidak dijaga keluarganya somatis (kecemasan
istimewa; dengan sakit yang sudah komplikasi; yang (PSs.P1; PSs.P2; P2.1; P3; tinggi); dan juga pasien
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mengalami psikosomatis; pasien post operasi; dan juga P4, IC) yang tidak dijaga
pasien yang tidak dijaga keluarganya (PSs.P2) 5. pasien-pasien dengan kondisi keluarganya (PSs.P2),
7. Biasanya ini ter, pasien dengan kasus istimewa, pasien penyakit yang berat seperti (2.1), (PSs.P4).
kritis dan pasien yang mengalami gangguan mental (PSs.P3)
(psikosa) (PSs.P2.1). 6. pasien yang membutuhkan
8. Suster setahu saya, biasanya yang dikunjungi adalah pendampingan khusus(IC) 6. pasien yang
pasien-pasien dengan kondisi penyakit yang berat seperti membutuhkan
Stroke (CVA), Hipertensi, tapi juga ke pasien-pasien yang pendampingan khusus.
dengan kondisi yang mulai membaik, menurut saya semua Jadi sasaran layanan
ter dikunjungi walau hanya disapa (PSs.P3) konseling pastoral
9. Biasanya pasien dengan kasus atau penyakit yang adalah: semua pasien
istimewa, misalnya: penyakit-penyakit yang komplikasi, rawat inap dan ke-
penyakit dengan kasus operasi/kasus bedah, pasien yang luarganya tanpa me-
mengalami masalah psikologis (PSs.P4). mandang agama. Ter-
10. rata-rata hampir semua kasus di ICU ter, dan bila kondisi utama untuk pasien yang
pasien tidak sadar, biasanya didoakan saja. Contoh kasus mem-butuhkan
px yang dikunjungi adalah: pasien-pasien di ICU dengan pendampingan khusus
kasus jantung, px anak-anak yang rata-rata dengan kasus dan pasien yang
(PSs.IC) istimewa (sakit berat).
11. ya selama ini ya pasien yang membutuhkan pendampingan
khusus, pasien yang mengalami kecemasan yang tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3. Jam kunjung 10.00-12.15, ya..karena diruangan ketika 4. setiap hari mulai pukul toral dilakukan setiap
pagi masih sibuk dengan keperawatan, obat, rawat luka, 08.30-09.30 dilanjutkan pukul hari, waktunya tidak
dll. Karena memang disini jam besuk 24 jam, makanya kita 10.30-12.15 WIB (PW.PC) tentu. Hal itu men-
harus mengusahakan sendiri, kalau banyak tamu ya yesuaikan konselornya
ditinggal dulu (PW.SS) (dokter, perawat,
4. utk pendampingan dilakukan setiap hari ter, mulai pukul pendeta, romo). Tetapi
08.30-09.30 dilanjutkan pukul 10.30-12.15 WIB. Karena untuk unit PC melakukan
jam itu pasien sudah selesai mendapat perawatan dan jam setiap hari 08.30-
09.30 kembali kePC karena saat jam itu banyak 09.30/10.00 WIB
pengunjung yang datang menjengguk pasien biasanya dilanjutkan pukul 10.30-
tidak bisa ditargetkan sus, tergantung situasi pasiennya. 12.15 WIB (PW.PC),
Biasanya per paviliun bergantian setiap hari. Jika perlu sedangkan suster 10.00-
biasanya setelah jam kunjung, saya lanjutkan (PW.PC) 12.15 (PW.SS). Ada
tindak lanjut bila
dibutuhkan.
AUDIO Audio diaktifkan dari jam 07.00-13.00 suster, jam13.00 Audio diaktifkan dari jam 07.00- Ada renungan pagi, doa, dan
berhenti, karena jam istirahat selain itu jam13.00 saya 13.00 suster instrument mulai pukul
bertugas di perpustakaan rumah sakit dan bila saya ada di 07.00-13.00
PC karena tidak ada komputer diruangan itu sehingga
untuk pencatatan saya kerjakan di PC. Hal itu juga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Jumlah 1. Itu juga tergantung kasusnya ter, biasanya pasien dan 1. tergantung kasusnya (PJP Jumlah pertemuan
pertemuan keluarganya kalau sudah tenang ya sudah cukup, dan bila .IC, PC ) pendampingan/konseling
(PJP) dan mereka konsultasi lagi ya kita layani. Tapi biasanya cuma 2. sekali (PJP. IC, SS, Rm) hanya satu kali (PJP. IC, SS,
dinyata sekali (IC) 3. mereka sudah mencari Rm), ada tindak lanjut bila
kan Selesai 2. biasanya terjadi hanya satu kali, tidak pernah ada kasus alternative, saya rasa ada kasus tertentu/pasien
(PS) yang terlalu serius (PJP.Rm) mereka sudah bisa membutuhkan kehadiran
3. Biasanya ketika mereka sudah mencari alternative- mandiri; sudah merasa konselor lagi.
alternatif dan sudah cocok dengan dirinya. Saya rasa senang, mau apa sudah Dinyatakan cukup dan
mereka sudah bisa mandiri, saya menghindari adanya direncanakan (PS.PC) selesai bila:
ketergantungan, menghibur-hibur, memang aranya tidak 1. tidak ada kasus yang
kesana, dan saya rasa ia sudah bisa (SS). terlalu serius
4. Mungkin sekali dilihat, ternyata dia sudah merasa senang, 2. pasien sudah mengalami
mau apa sudah direncanakan, biasanya ya sudah jalan perubahan dan mencari
sendiri. (SS) alternatif-alternatif yang
5. tergantung sus, biasanya sekali. Biasanya saya cocok dengannya.
menawarkan apakah saya perlu datang atau tidak? Jika ya 3. pasien dipercaya bahwa
saya akan hadir lagi. (PC) bisa mandiri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kerja sama 1. Suster, saya merasa sebagai dokter, belum menjalin 1. belum menjalin kerjasama Ada kerjasama dan relasi
(PKs) kerjasama dengan unit PC, dalam penanganan pasien- 2. bekerja sama dengan baik yang baik antara tenaga PC
pasien di ruang rawat inap (PKs.D1) (PKs.P1, PKs.P2, PKs.IC, dengan tim medis (dokter
2. Ya, selama ini kami bekerja sama dengan baik sus PKs.P4, PKs.S) dan perawat), karena
(PKs.P1) 3. kerjasama selama ini sebatas layanan ini diterima sebagai
3. Ya suster selama ini ada kerjasama sus (PKs.P2) pemberitahuan, dan bagian yang saling
kerjasama selama ini sebatas pemberitahuan, pemberian pemberian layanan berkesinambungan dan
layanan sakramental (2.1). sakramental (Rm). tidak bisa terpisah-pisah (Pks
4. Ya ter relasinya cukup baik, petugas PC sering P1, P2, P3, P4, IC, S). hal
menanyakan tentang jumlah pasien dan agamanya,dan yang berbeda diungkapkan
perawat sering menghubungi petugas PC saat ada seorang responden yang
permintaan sakramen perminyakan dari keluarga pasien menyatakan belum menjalin
(PKs.P3) kerjasama. (PKs.D1).
mengunjungi pasien dan keluarga bila ada yang jaga; mengunjungi pasien dan masalah yang didengar
Menanyakan: sakit yang dirasakan,cari tahu apa yang keluarga; bertanya; dan klarifikasi dengan
menjadi ganjalan (masalah) yang dialami. Menangkap (mendengarkan pasien dan keluarga”
12. Menangkap: dimana masalah yang didengar dan klarifikasi dan klarifikasi); pemberian (SS)
dengan pasien dan keluarga. saran dan alternatif yang 4. Penyelesaian masalah:
13. Menyarankan beberapa alternatif yang sesuai dengan sesuai; kontrak waktu; pamit menyalurkan arus
kondisi pasien dan pasien membuat pilihan untuk pemikiran konseli.
15. dilihat dari kasus atau
dijalankan. “maka saat itu saya
diagnose & masalah-masalah
14. Selesai dan pamit. Bila perlu kontrak waktu untuk ketemu mengajak mereka utk
yang sedang dipikirkan;
lagi (PLL.SS). berpikir, juga memberi
konseling;, 1) kita memberi
15. saya mencari datanya dulu, kondisi bagaimana, hasil alternative-alternatif,
gambaran secara medis
pemeriksaan lab bagaimana, mencari informasi ke perawat disamping itu juga tak
kepada pasien, 2) kita
kira-kira pasien butuh bantuan apa?, jadi saya datang tidak terlepas dari campur
memberi dukungan secara
kosong-kosong. Saya datang kepx sudah tahu dan punya tangan Tuhan, sambil
psikis (senyum, sapaan,
gambaran, kira-kira saya bisa memberi apa pada mereka. mengajak mereka untuk
pujian/komunikasi
Awalnya saya memperkenalkan diri, kemudian tanya tetap berdoa. Jika
teraupetik), 3) memberi
gejala yang dirasakan, dan memang segala penyakit itu mungkin saya ajak
motivasi kepada pasien
memiliki gejala yang berbeda karena secara ilmu saya tahu berdoa, menganjurkan
supaya mau makan, 4)
dan mengingat itu. Kemudian baru secara ekonomi, saya doa Rosario jika
memberikan saran supaya
jelaskan untuk pengobatan selanjutnya, biaya dan mungkin bagi keluarga
banyak berdoa, membaca
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
kondisinya bagaimana, pasti secara kejiwaan, mereka ada kitab suci, dan novena bagi yang menjaganya.” (SS)
rasa sedih, cemas, maka saat itu saya mengajak mereka umat katolik (P1). 5. Penutup : mengakhiri
utk berpikir, juga memberi alternative-alternatif, disamping 16. 1) meminta ijin pada pasien hubungan pribadi dengan
itu juga tak terlepas dari campur tangan Tuhan, sambil atau keluarga, menjelaskan konseli “memberi
mengajak mereka untuk tetap berdoa. Jika mungkin saya maksud dan tujuan yang akan motivasi kepada pasien
ajak berdoa, menganjurkan doa Rosario jika mungkin bagi dilakukan; 2) setuju dilakukan supaya mau makan
keluarga yang menjaganya. Saya sampai follow up untuk pendampingan & bimbingan; Selesai dan pamit.
hari selanjutnya mereka biasanya lebih baik (PLL.SS) 3) bila tidak setuju kita Mengajak berdoa jika
16. ya hari pertama nampak kecemasan….kemudian baru menerima dengan lapang mungkin. Bila perlu
mengecek latar belakang dari data yang saya pelajari dada; 4) saat akan melakukan kontrak waktu untuk
sebelumnya, saya menyapaikan kelengkapan data, kegiatan pendampingan dan ketemu lagi (PLL.SS)”;
perawatan dan arahnya kemana, sehingga mereka semakin bimbingan, PC melihat menguatkan mereka,
paham dan senang. Dan itu memang yang diharapkan oleh medical raport dan orang sakit tidak bisa
mereka, karena kadang mereka kosong dan tidak mengerti menanyakan agama apa yang disamakan dengan orang
apa-apa, kalau dari penjelasan, saya menanyakan gejala- dianut pasien (agar sesuai) pada umumnya”
gejalanya, maka mereka lansung menerima dan (P2). (PLL.Rm)
mengiyakan, mereka senang dan memperoleh 17. melakukan pendekatan
pemahaman, supaya nanti ditolong diberi obat, sehhg emosional, jika pasien kritis
paham dan mengerti. Mereka justru mengharapkan melihat situasi pasien;
penjelasan-penjelasan seperti itu. (PTK.SS)/LL Memberikan pengertian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17. dilihat dari kasus atau diagnose yang sedang dihadapi kepada keluarga tentang
pasien terlebih dahulu, kemudian masalah-masalah yang kondisi pasien; Menganjurkan
sedang dipikirkan lalu konseling; ada suster, begini pasien agar berdoa sesuai
biasanya yang saya lakukan, 1) kita memberi gambaran agama dan kepercayaan
secara medis kepada pasien, 2) kita memberi dukungan pasien; Menenangkan
secara psikis (senyum, sapaan, pujian/komunikasi keluarga bahwa dokter dan
teraupetik), 3) memberi motivasi kepada pasien supaya petugas kesehatan sudah
mau makan, 4) memberikan saran supaya banyak berdoa, berusaha sekuat tenaga.
membaca kitab suci, dan novena bagi umat katolik (P1). 18. komunikasi dengan pasien;
18. langkah-langkahnya: 1) meminta ijin pada pasien atau mendekati keluarga pasien
keluarga, menjelaskan maksud dan tujuan yang akan untuk menggali informasi
dilakukan; 2) bila setuju langsung dilakukan tentang keadaan pasien
pendampingan & bimbingan; 3) bila tidak setuju kita sehari-hari; mengulas dan
menerima dengan lapang dada; 4) saat akan melakukan menanyakan ke pasien-pasien
kegiatan pendampingan dan bimbingan, PC melihat juga kebiasaan–kebiasaan
medical raport dan menanyakan agama apa yang dianut yang menyenangkan bagi
pasien (agar sesuai) (P2). pasien
19. P2.1: 19. menyapa px/keluarga px
melakukan pendekatan emosional, jika pasien sambil memberikan sentuhan;
kritis melihat situasi pasien. Melakukan pendekatan agar
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tehnik 1. khususnya yang katolik ya, jadi memang baik sakit ringan, 1. Pertama pasrah, saya sering 1 Penerimaan (kita sabar
Komunikasi berat, sedang penting untuk membangkitkan mentalnya. minta doa “pak, bu bantu doa menunggu, tidak
PC (PTK) Pertama pasrah, saya sering minta doa “pak, bu bantu doa ya”, saya hanya sebagai memaksa, pelan-pelan
ya”, saya hanya sebagai perantara saja, yang membantu perantara saja, yang (2x) menyadarkan px
tetap yang di atas. Itu suster yang secara umum yang bisa membantu tetap yang di atas untuk terbuka (D1); kita
saya berikan. Bahwa proses pengobatan tidak hanya proses 2. bu, pak…nggih bantu doa ya tidak bisa memaksa, lho
medis, karena Gusi Allah juga turut bekerja. Karena ada biar cepat sembuh kok ceritanya kesana
pengalaman suster, ketika saya jadi dokter muda, ketika 3. Ketika kita ragu-ragu kemari, kita berusaha
pasien kita sembuh saya merasa wah hebat. Hal itu biasanya kita Tanya kepada megikuti alurnya.
berbalik, suatu ketika saya mempunyai pasien yang rawat keluarga yang menjaga (PTK.SS)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
jalan, hari-hari waktu ringan datang pada saya, suatu ketika 4. kita sabar menunggu, tidak 2 Klarifikasi pikiran
dia datang dalam keadaan yang berat (jantung), pikiran memaksa, pelan-pelan (2x) “Tanya ada rencana apa?
saya bahwa orang ini tidak ada harapan mungkin tinggal menyadarkan px untuk Kenapa demikian?” (SS)
menunggu beberapa hari saja, eh..ternyata sembuh dan terbuka 3 Pemberian saran
pulang dalam keadaan sehat, satu bulan kemudian dia 5. menjelaskan (PTK.D1) (PTK.IC; D1)
datang kondisi lebih baik dari kondisi awal dia datang, 6. kita menganjurkan untuk ikut 4 Ajakan melanjutkan
mungkin sudah rasa tidak enak ternyata dia meninggal di BPJS. Kita memberi solusi (bagaimana...., lalu.......)
rumah sakit. Yang datang dalam kondisi ga sehat ternyata dengan menjelaskan cara- 5 Pemberian informasi
pulang dalam keadaan sehat, eh ternyata sebaliknya. Orang caranya dan bagaimana (cara dan bagaimana
yang saya pikir “sehat”, ternyata meninggal. sejak saat itu prosedurnya (PTK.D1) prosedurnya misalnya
saya sadar bahwa dokter itu ga ada apa-apanya.; secara 18. tergantung masing-masing tentang BPJS?)
umum ya…itu tadi, bu, pak…nggih bantu doa ya biar cepat pribadi, itu tidak bisa (PTK.D1)
sembuh ; Ada suster yang kadang kita tidak bisa terang- dijadikan pedoman. Karena 6 tergantung masing-
terangan menyampaikan penyakitnya misalnya kanker, tipe-tipe tiap pasien berbeda masing pribadi. Karena
karena kalau terang-terangan pasien down tidak mau (PTK.SS) tipe-tipe tiap pasien
makan dan minum, maka kita menjelaskan bahwa di rumah 19. awalnya saya Tanya berbeda (PTK.SS)
sakit ini kurang lengkap fasilitasnya maka kita rujuk ke rumahnya dimana? Dengan 7 Pertanyaan hal tertentu
rumah sakit yang lebih lengkap dan akan mendapat siapa?. Akhirnya ceritanya (rumahnya dimana?
penanganan yang lebih baik. Tapi ada pasien yang lebih mengalir, dan kita perlu sabar dengan siapa?)
kuat dan ingin tahu, gak apa-apa dok saya sudah siap kok! menunggu, kita tidak bisa 8 Refleksi perasaan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
psikosomatis ini psikisnya tidak ada intervensi, salam sambil tersenyum focus mendengarkan,
penyakitnya tidak akan sembuh. Kadang suami istri mendengarkan, mengangguk, )
bertengkar, kalau yang pribadi malah kadang kita tidak manatap/kontak mata yang ASPEK LAIN:
bisa apa-apa (PTK.D1) menunjukkan pandangan 1. Pendekatan secara
3. pada kenyataannya ga semua px jujur, mungkin ada dokter yang bersahabat, teduh, saya halus dan tidak
yang lansung marah bila px terlambat untuk datang berusaha menghargai, jangan mendikte
berobat, walau penyakit fisik mereka tidak selalu jujur sampai pandangan ketempat 2. Mendengarkan
(PTK.D1). lain (mengangguk, tersenyum, mereka sampai
4. Ketika kita ragu-ragu biasanya kita Tanya kepada keluarga ya kadang-kadang) (PTK selesai , walaupun
yang menjaga, ternyata sudah satu bulan NVb) ada kalanya cara
(PTK.D1).misalnya px, dengan kasus HIV, AIDS, 22. memberi pengarahan dan juga pikir mereka yang
seringkali mereka malu, ia tahu penyakitnya dianggap ditawarkan untuk tidak sesuai/Empati
tabu, px 1-2 hari belum mau terbuka, kita sabar menunggu, dipanggilkan romo paroki (ciri konselor efektif)
tidak memaksa, pelan-pelan menyadarkan px untuk atau boleh mencari romo 3. ada rasa percaya,
terbuka. Karena ada ketakutan untuk pengobatam sendiri, demikian yang mereka sampai
selanjutnya. Biasanya saya bilang “pak,bu, untuk beragama lain bila butuh terbuka, mau
penyakitnya jika ditangani dengan baik, maka hasilnya didoakan oleh pemuka agama, bercerita dan pasien
juga lebih baik. Nah untuk itu kita juga perlu tahu diperbolehkan. hanya saran, meminta hanya
bagaimana gejala dan juga sebabnya, tapi kalau tidak mau keputusan tetap pada mereka untuk pribadi
terus terang, kita tidak tahu penyebabnya , kita nanganinya kita tidak bisa memaksakan 4. Komunikasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
juga susah ”. kalau bapak, ibu mau jujur maka akan saran kita. (PTK.IC) teraupetik/ada
mempermudah dalam penangannya. Kalau tidak cepat (PTK.Vb) empatinya yaitu kita
memperoleh pengobatan yang tepat, akan dapat berakibat ikut merasakan apa
pada orang-orang yang anda sayangi (istri,anak). Untuk itu 23. ada rasa percaya, mereka yang dirasakan oleh
perlu pelan-pelan, sabar, dan pengertian. Maka suster saya sampai terbuka, mau bercerita px, sehingga
berharap ada pendampingan secara psikis diluar medis, dan pasien meminta hanya permasalahan yang
Karena mereka meskipun 90% kita curigai HIVpun tidak untuk pribadi (rahasia) ada bisa
mau diperiksa, kita tidak bisa memaksa karena ada 24. Untuk mengakhiri biasanya dikomunikasikan,
peraturan pemerintah bahwa pemeriksaan darah harus atas saya mengatakan ”memang mencari solusi,
persetujuan pasien. Maka untuk mendorong agar px mau, orang hidup tidak terlepas sehingga sangat
itu harusnya ada konseling, dokterpun ada pelatihan untuk dari kesulitan dan masalah”, penting memahami
itu. (PTK.D1). tetapi bagaimanapun kita bisa apa yang dirasakan,
5. biasanya dengan pelan-pelan dan sabar kita memberi tahu mengolah dalam hidup dialami px jadi lebih
suster, pak…bu…kita lihat dulu hasil lab, nah untuk itu mengarahkan ke kepercayaan keempati ya.
harus periksa darah. Belum tentu penyakitnya seperti apa dan menyarankan untuk (PTK.P2)
yang bapak, ibu takutkan. Kalaupun benar supaya cepat membawa dalam doa.
memperoleh penanganan, secepatnya dan jika sembuh, Mengajak pasien untuk
maka bapak, ibu akan hidup seperti orang normal. Selalu menerima yang terjadi
saya bilang suster, termasuk mereka yang harus cuci darah, sebagai rencana Tuhan,
biasanya mereka kalau sudah rasa enak tidak mau cuci kemudian jika perlu bertemu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
darah, kadang mereka punya uang tetap tidak mau cuci kita menyediakan waktu
darah. Saya bilang “pak,bu mumpung penyakitnya masih (PTK.PC)
ringan bila teratur cuci darah dan minum obat, maka
apabila teratur dilakukan bapak,ibu, akan sehat lagi”,
bapak, ibu bisa bekerja dan mencari uang, tapi kalau sudah
berat… ada uang tapi kita tidak bisa buat apa-apa. Atau
yang harusnya minum obat teratur, berhenti karena sudah
merasa enak. Dokter dituntut untuk punya ilmu yang
lengkap, selain medis juga komunikasi, mungkin seperti
BK, konseling “ya..holistik” (PTK.D1) biasanya saya
menjelaskan dan ada yang tetap tidak mau ya akhirnya
meninggal. Untuk yang tidak mampu biasanya dan masih
bisa biasanya intensitasnya tidak sebanyak yang kaya. Juga
kita menganjurkan untuk ikut BPJS. Kita memberi solusi
dengan menjelaskan cara-caranya dan bagaimana
prosedurnya (PTK.D1).
6. memahami situasi orang sakit, setelah itu; Memancing
dengan pertanyaan-pertanyaan yang sederhana
(bagaimana...., lalu.......). Pasti suster sudah mengerti itu
(sambil tertawa), peneliti iya Romo tetapi teori dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
mereka yang awalnya serem, tidak mau melihat berubah 3. mereka yang awalnya serem, mampu untuk terbuka
mau tersenyum (H.Dp.IC)//adanya perubahan sikap tidak mau melihat berubah dan menerima keadaan
5. Biasanya sudah menyadari sus, ia mulai tahu apa yg boleh mau tersenyum (HDp.IC) diri sakit, sehingga
dan tidak boleh, itu kan secara fisik sus, kmudian dari 4. awalnya gelisah menjadi pasien lebih kooperatif
pribadinya biasanya mereka sudah mulai menerima tenang/lerem, merasa ada terhadap para perawat
keadaannya (H.DP.PC) penghiburan dan mendapat dan tim medis yang
6. maaf suster untuk itu saya tidak bisa memberi jawaban, perhatian sehingga pasien dan merawatnya. Hal ini
apakah mereka sungguh-sungguh sembuh atau tidak, saya keluarganya merasa senang sangat membantu
tidak tahu pasti, karena kenyataannya: dan berterima kasih kelancaran proses
Ada yang awalnya sakit menjadi sembuh (HDp.Rm, SS). pengobatan
Ada yang sakit dan terus sakit, kemudian 5. menjadi lebih terbuka dan c. Membawa perubahan
Ada yang sakit kemudian meninggal. pasrah/percaya kepada yang perasaan dan sikap yaitu
Hal itu adalah misteri dan hanya Tuhan yang punya merawat (kooperatif)” yang awalnya gelisah
kuasa.Ketiga hal di atas juga berdasarkan pengalaman saya (HDp.P1; P2; P2.1; P3) menjadi tenang, yang
pribadi ketika saya sakit maupun ketika mendampingi awalnya serem (marah,
orang sakit. Pernah ada pasien yang terkena serangan murung) berubah mau
mendadak, memperoleh perawatan dan kemudian dokter tersenyum.
menyatakan bahwa angkat tangan, saat itu hanya diminta d. Pasien dan keluarga
untuk berdoa dan memberi sakramen perminyakan. merasakan penghiburan,
E..ternyata justru terjadi mujijat orang tersebut sembuh karena memperoleh
sampai sekarang. Hal itu menjadi pengalaman iman bagi perhatian dari layanan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pasien dan keluarganya, juga untuk saya ter. Bagi saya konseling pastoral.
pendampingan pastoral adalah panggilan Tuhan, bukan 2. Bagi konselor, semakin
sekedar tugas. Saya yakini bahwa dari pelayanan ini, memperkuat pengalaman
Tuhan mau memanggil dan membentuk saya. Hal itu juga imannya “Tuhan
karena saya pernah sakit berat beberapa bulan, suster tahu mengasihi saya”
tho? Tuhan mengasihi saya.
Dampaknya, iya itu tadi awalnya gelisah menjadi
tenang/lerem, merasa ada penghiburan dan mendapat
perhatian sehingga pasien dan keluarganya merasa senang
dan berterima kasih (H.Dp.Rm)//perubahan perasaan
1. menjadi lebih terbuka dan percaya kepada yang
merawat.P1
2. pasien lebih tenang dan kooperatif; keluarga mau
menerima keadaan pasien apa adanya (H.Dp.P2).
3. pasien dan keluarga lebih tenang dan menerima keadaan
pasien (pasien kritis) dengan lebih tenang dan pasrah
dengan tenaga kesehatan (H.Dp.P2.1).
4. Selama ini pasien bisa lebih menerima dengan keadaannya
walaupun belum sepenuhnya dan berusaha untuk lebih
sabar, dibuktikan pasien sudah mau/ kooperatif dalam
segala tindakan yang perawat berikan (H.Dp.P3).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ada apa-apanya (H.Mf.D1); memang sangat bermanfaat ya pelayanan yang diterima berharap kepada Tuhan
suster, karena dengan mengetahui penyakitnya dan atau masalah pribadi yang
kemungkinan-kemungkinan bagaimana perjalanan mungkin ingin
penyakitnya, pasien dan juga keluarganya bisa diungkapkan (Hmf.P1) 2. Pasien & Keluarganya
bekerjasama dengan baik dengan dokter dan pihak RS d. pasien lebih mampu Mereka menjadi lebih
untuk proses penanganan penyakitnya.; kemudian mental menerima keadaan dan tenang/lerem, merasa
pasien juga dikuatkan, sehingga keinginan untuk pasrah kepada Tuhan dikuatkan, memperoleh
baik/sembuh selalu ada. Semangat yang kuat untuk (D1//1;S//11) penghiburan, dukungan,,
sembuh dapat mempercepat proses penyembuhan; Untuk e. mereka merasakan dan harapan, meskipun
kasus-kasus penyakit yang tidak bisa sembuh tujuan penghiburan, ketenangan, penyakitnya berat
konseling agar pasien dan keluarga siap dan harapan. mereka siap meng-
menghadapinya/pasrah kepada Tuhan.; kemudian bagi RS f. mental pasien juga hadapinya dan pasrah
juga bermanfaat karena pasien akan menceritakan dikuatkan, sehingga kepada Tuhan. Mereka
pengalaman-pengalamannya selama dirawat di RS kepada keinginan untuk baik/ bisa bekerjasama dengan
teman-teman/sanak keluarganya (tentang hal-hal yang sembuh selalu ada tim medis.
positip, termasuk layanan PC), sehingga akan terbangun Semangat yang kuat 3. Bagi keluarga pasien:
penilaian masyarakat, bahwa pelayanan di RS adalah untuk sembuh dapat a. keluarga merasa
baik/menyeluruh. Dengan demikian dapat meningkatkan mempercepat proses pasien selalu di-
jumlah kunjungan pasien/masyarakat ke RS (Mf.D1) penyembuhan perhatikan, keluarga
2. bagi pasien dan keluarga: pasti mereka merasa lega dan (HMf.D1//1) lebih tenang dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
plong ya.., karena mereka merasa didengarkan, karena 2. Pasien dan Keluarganya: sabar menghadapi
selama ini tidak ada yang mendngarkan atau didengarkan a. bisa bekerjasama dengan masalah yang terjadi
tapi sudah ada pikirannya sendiri jadi langsung menvonis, baik dengan dokter dan (IC/10;P2/8 P2.1/9);
mengadili, sehingga ketika sudah mendengarkan mereka pihak RS untuk proses b. keluarga pasien akan
puas karena didengarkan ; memuji Tuhan, melihat penanganan penyakitnya merasa puas,
kehadiranku sbg kehadiran Tuhan yang menunjukkkan (D1/1; P2//8) pelayanan
kebaikan, macem-macemlah; oya,,biasanya perawat minta b. Untuk kasus yang kerohanian bisa
sendiri dan mneyampaikan bahwa px tidak mau omong, berat/tidak bisa sembuh : dirasakan oleh
tidak mau makan. Maka saya mengunjungi dan pasien dan keluarga siap pemeluk agama lain
menjelaskan akibatnya dan juga risiskonya bila hal itu menghadapinya /pasrah (P2)//8
diterus-teruskan, maka setelah itu dia mau walau awalnya kepada Tuhan (D1//1) c. keluarga merasakan
sedikit, perawat akan menyampaikan perkembangan px c. pasti mereka merasa lega dukungan
dan memberikan feedback, malah kadang minta bantuan, dan plong ya.., karena penghargaan/respect
kita memang saling kerjasama; untuk saya ini sebagai mereka merasa dari RS
pelayanan misi. Jadi bukan untuk saya, tapi ini adalah didengarkan (SS//2) Jadi dari layanan KP ini
komitmen tugas misi (Mf.SS) d. senang dikunjungi merasa keluarga pasien
3. Saya pikir ya sangat bermanfat ya sus, karena dengan diperhatikan (Mf.PC) merasakan bahwa pasien
memperoleh pelayanan ini kan pasien menjadi lebih e. biasanya pasien dan mendapat perhatian,
tenang, tentu keluarga pasien juga merasakan adanya keluarganya menjadi sehingga mereka merasa
penghargaan/respect dari rumah sakit pada pasien; nah… lebih tenang/lerem, adanya penghargaan/
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dari pengalaman itu maka juga ada manfaatnya bagi mereka juga merasa respect dari pihak RS.
Rumah Sakit bila pasien pulang dengan rasa puas yang dikuatkan dan merasakan Keluarga pasien merasa
tinggi maka diharapkan akan menceritakan pengalaman kegembiraan, kemudian puas atas pelayanan
saat sakit dan saat dirawat kepada orang lain. Ya istilahnya pasien maupun rohani, dukungan yang
mempromosikannya (Mf.D3) keluarganya menjadi siap yang diberikan membuat
4. Apa ya sus?saya merasa bersyukur, kalau mereka sudah akan keadaan yang akan keluarga menjadi lebih
bisa tersenyum saya kan juga dapat sus? Apakah maksud terjadi di kemudian. tenang dan sabar dalam
mbak, mbak juga mengalami sukacita? Ya sus,,,saya Selain itu juga Pasien dan menghadapi masalah
mendapat energy positip dari mereka, sehingga saya juga keluarganya merasa yang terjadi.
menjadi semangat ter (Mf.IC). ditemani, diperhatikan, 4. Bagi Rumah Sakit
5. Pasien dan keluarga senang dikunjungi merasa dan memperoleh a. Pasien mengalami
diperhatikan (HMf.PC//5) dukungan (Rm//6) kepuasan dari
6. Apa ya…? Ya itu, biasanya pasien dan keluarganya 3. Keluarga pasien: layanan ini, sehingga
menjadi lebih tenang/lerem, mereka juga merasa dikuatkan a. keluarga merasakan akan
dan merasakan kegembiraan, kemuadian pasien maupun adanya penghargaan/ meceritakan/mempro
keluarganya menjadi siap akan keadaan yang akan terjadi respect dari rumah sakit mosikan ke orang
di kemudian. Selain itu juga Pasien dan keluarganya pada pasien (D3//3); lain (meningkatkan
merasa ditemani, diperhatikan, dan memperoleh dukungan; b. keluarga dapat memberi jumlah kunjungan
Sekali lagi suster, soal sembuh itu bukan saya. Hal itu saya dukungan kepada pasien pasien)
percayai sebagai karya Roh kudus; Secara pribadi untuk tidak putus b. Meningkatkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(D1)/1
Usulan & 1. Maka suster saya berharap ada pendampingan secara psikis 1. ada pendampingan secara Jadi yang menjadi harapan
Harapan diluar medis, Karena mereka meskipun 90% kita curigai psikis diluar medis oleh beberapa responden
/U&H HIVpun tidak mau periksa darah, kita tidak bisa memaksa 2. Psikolog harusnya sudah terkait layanan konseling
karena ada peraturan pemerintah bahwa pemeriksaan darah menjadi kebutuhan rumah pastoral di RSK Budi
harus atas persetujuan pasien. Maka untuk mendorong agar sakit, masa mendatang perlu Rahayu:
px mau, itu harusnya ada konseling, dokterpun ada adanya tenaga psikolog/ 1. perlu adanya
pelatihan untuk itu; Psikolog harusnya sudah menjadi suster yang memiliki basic pendampingan secara
kebutuhan rumah sakit, karena saya rasa pasien lebih puas konseling yang focus di psikis di luar medis.
jika fisiknya sehat dan masalah lain juga bisa dibantu bidang ini (H.Us.D1, P2) 2. perlu adanya psikolog/
untuk diselesaikan gitu. Pengobatan yang fisikpun butuh 3. pelayanan pastoral di rumah konselor di RSK, yang
didampingi juga secara psikis juga (Hrp.D1); pada masa sakit perlu ditingkatkan lagi, focus di bidang ini.
mendatang perlu adanya tenaga psikolog, ataupun kalau yang merupakan ciri khas RS 3. Pelayanannya perlu
tidak ada paling nggak orang yang mendapat pelatihan katolik dan mungkin bisa ditingkatkan lagi.
konseling, syukur jika ada suster yang memiliki basic menjadi pelayanan unggulan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
konseling. Saat ini untung terbantu adanya suster …, tapi di RS katolik (Usl.D2)
harapannya bahwa ada satu yang focus dibidang ini.
Karena px lebih memilih suster daripada awam. Aura
suster beda dengan awam (Usl.D1)
2. perlu lebih ditingkatkan pelayanan pastoral di rumah sakit,
yang merupakan ciri khas RS katolik dan mungkin bisa
menjadi pelayanan unggulan di RS katolik (Usl.D2)
3. Masukannnya ada tenaga konseling ter, memang saat ini
ada Sr…yang terlibat, namun bila belliau pergi. Tidak ada
pendelegasian, maka KR yang bertanggungjawab atas px
diruangan itu. Kalau KR sibuk, siapa?
Hal yang 1. Bagi saya suster pasien adalah keluarga saya, bagaimana 1. pasien adalah keluarga saya, 1. Adanya kerjasama dan
mendukung saya memanusiakan mereka yang merupakan keluarga kita. memanusiakan mereka, rasa memiliki para tim
Kita sebagai perawat suster sebenarnya diajarkan untuk 2. Secara keilmuan kita medis (dokter, perawat,
dapat memberi perawatan secara menyeluruh. Secara sebenarnya sudah dibekali suster), terhadap
keilmuan kita sebenarnya sudah dibekali, namun untuk untuk dapat memberi kesembuhan menyeluruh
bisa memberikan secara mendalam waktu kita tidak cukup. perawatan secara menyeluruh para px, sehingga ada
Selain merawat, sekarang tuntutan administrasi juga (IC) usaha untuk melakukan
banyak yaitu pencatatan-pencatatan apalagi sekarang ini 3. mencari tahu dan banyak konseling meskipun
mendekati akreditasi (Dk.IC) membaca. tidak secara mendalam.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(HDk.P2)
Hambatan 1. Hambatannya ter? Yaitu pertama tidak adanya tenaga 1. tidak adanya tenaga konseling Hambatan yang dialami
konseling ditempat ini suster, sebenarnya saya tergerak dan 2. terbatasnya tenaga (Hbt.D1, terkait pelayanan konseling
bisa sedikit-sedikit memberikan tetapi karena keterbatasan Hbt.IC, PC) pastoral dirumah sakit ini
waktu dan tenaga sehingga tidak bisa mendalam; karena 3. pemahaman px dan keluarga adalah terbatasnya tenaga
tenaga dokter umum terbatas sehingga harus dobel-dobel yang kurang, serta pendidikan konseling, selain itu yang
pekerjaan. Sepertinya bisa berjalan baik, tapi beberapa hal yang rendah (SS) bertugas secara khusus
tidak bisa terselesaikan terutama yang terkait dengan 4. jadwal jam kunjung tidak dibidang itu kurang
pendokumentasian/administrasi (Hbt.D1) ada/24jam (SS) memahami perannya. Terkait
2. Gimana ya ter,disini itu kendalanya karena terbatasnya 5. pengetahuan tentang latar belakang pendidikan
tenaga, sehingga pelayanan konselingnya kurang optimal konseling yang kurang, yang tidak sesuai. Sedangkan
(Hbt.D2) kurang percaya diri (PC) ada dokter ataupun suster,
3. emm….apa ya ter? Ini biasanya KP sudah berjalan, tetapi 6. cuek dan hanya berfokus pada perawat yang dapat
ternyata ada yang kritis sehingga proses tersebut terhenti perawatan medis saja (P2) melakukan konseling, namun
karena kita lebih mengutamakan yang kritis. Kita memang kurang optimal dan
memberi tahu, bisa dilanjutkan sesudah menangani pasien menyeluruh karena ada
tersebut . “apakah karena keterbatasan tenaga?” iya suster, pekerjaan pokok yang harus
bisa dikatakan demikian (Hbt.IC); Secara keilmuan kita menjadi utama. Mereka tidak
sebenarnya sudah dibekali, namun untuk bisa memberikan memiliki waktu yang cukup
secara mendalam waktu kita tidak cukup. Selain merawat, (Hbt.IC).Tidak semua
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
185
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Pak awalnya anda tidak terlalu antusias untuk berbicara, tetapi kemudian
semangat untuk bercerita. Faktor apakah yang mendorong anda untuk
terbuka?
“ ya..itu suster karena ada empati, maka menumbuhkan pada seseorang
untuk percaya dan terbuka” (S3.5).
6. Anda tadi sudah mengungkapkan kehadiran yang empati, menurut anda
apakah mereka (pak I…, mbak A…) sudah menunjukkan keramahan, empati,
mampu mendengarkan dalam berkomunikasi dengan anda?
“ iya, tapi supaya tidak terlalu kaku. Karena kemarin itu suasananya kaku”
(S3.6).
7. Apakah yang anda maksudkan komunikasi yang lebih hidup?
“ iya..karena awalnya saya memang merasa binggung, dan suasananya
kaku” (S3.7).
8. Pak, apakah kunjungan dari PC membuat suasana batin anda berubah?
Mungkin yang awalnya panic menjadi tenang, atau pengalaman lainnya?
“ iya saya sungguh berterima kasih untuk layanan ini, saya juga menjadi
lega. Gimana ya orang sakit itu butuh untuk didengarkan, ingin
menyampaikan harapannya untuk sembuh. Kalau dokter…”paling ya
tunggu…”. Tidak mungkin bisa mendengarkan keluhan kita” (S3.8).
9. Menurut anda apakah layanan semacam ini penting diadakan bagi pasien?
“ sangat penting, karena pada posisi sulit “saat orang mengalami sakit”, ia
butuh teman, empati, dan dorongan. Terlebih dirumah sakit katolik Budi
Rahayu ini suster, karena RS ini menjadi pusat pilihan rakyat Blitar.
Dengan layanan ini orang sakit bisa menyampaikan harapannya (rindu
untuk sembuh), mendapat motivasi, dan dukungan. Lebih baik lagi jika
ada Romo, suster biarawati, karena berbeda sus. Ada sugesti yang
berbeda” (S3.9).
10. Menurut anda, apakah layanan konseling pastoral sangat penting bagi pasien?
“ iya sangat penting, dengan persaudaraan dan keakraban. Hal itu sangat
penting suster, karena pasien dapat menyampaikan harapannya (minta doa,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
didengarkan) untuk sembuh. Itu bisa mengobati pasien, tidak hanya medis.
Tetapi batin pasien juga lega” (S3.10).
11. Pak, setelah anda mengalami secara langsung layanan PC, dapatkah anda
mensharingkan manfaat apa yang anda dapatkan dari layanan ini?
“ ya itu tadi, pasien dapat menyampaikan harapannya, termotivasi, dan
juga memperoleh dorongan atau semangat. Selain itu pasien dapat
menceritakan apa yang dialaminya, karena kalau mengeluh pada dokter
paling ya di jawab “tunggu ya lihat dulu” (S3.11).
12. Pak Paul tadi sudah bercerita banyak bahwa selama ini tidak pernah sakit
sekalipun, meskipun pekerjaan dan aktifitas padat. Nah dari pengalaman sakit
dan harus istirahat total makna apa yang anda dapatkan dari pengalaman ini?
“ ya suster…, saya menyadari bahwa manusia ada batasnya. Sekuat-
kuatnya manusia, ada yang lebih kuat yaitu DIA, Tuhan. (Kemudian
bercerita tentang aktivitasnya). Saya sudah merasa sakit, tapi saya
mengatakan pada diri saya bahwa saya masih sanggup untuk melanjutkan
perjalanan, justru saat “saya merasa kuat” ternyata ya itulah titik puncak
bahwa ternyata saya jatuh. Tuhan menyadarkan saya “bahwa saya tetap
manusia terbatas”. Sekarang saya harus berhati-hati” (S3.12).
13. Adakah masukan untuk layanan di sini terkait pelayanan konseling pastoral?
“ supaya layanan konseling ditetapkan suster, ada tenaga khusus sehingga
secara periodik bisa mendampingi pasien yang membutuhkan. Selain itu
juga penting bagi konselor yang ramah, bisa mencairkan suasana, sehingga
kedatangannya tidak terlalu kaku. Sesungguhnya saat sakit, pasien butuh
seseorang yang bisa mendengarkan untuk menyampaikan ungkapan
hatinya” (S3.13). “Terima kasih banyak. Saya masih mohon doanya untuk
kesembuhan saya” (S3.14).
pastoral yang sifatnya cinta kasih kepada sesama yang sifatnya begitu
besar.
c. Mendukung penyembuhan sepenuhnya bagi pasien” (KP1.4).
5. Menurut bapak apakah layanan pastoral ini bermanfaat bagi pasien?
“sangat bermanfaat” (KP1.5).
6. Bisakah bapak menyebutkan, apa saja manfaatnya? Tolong sebutkan!
“berdasarkan pengalaman lansung selama menjaga istri saya, saya dapat
menarik kesimpulan bahwa layanan rohani memiliki manfaat sebagai
berikut:
a. Pasien merasa lebih bahagia setelah mendapat kunjungan dan doa,
pasien menceritakan kepada keluarga setelah mendapat kunjungan itu.
b. Pasien dan keluarga percaya bahwa kesembuhan diperoleh melalui
obat juga melalui pelayanan rohani yang diberikan di Rumah Sakit ini”
(KP1.6).
7. Dari kesadaran yang anda temukan, rencana apakah yang selanjutnya akan
anda lakukan?
“Rencana jangka pendek: akan pergi kegereja lagi” (KP1.7).
8. Menurut anda apakah layanan konseling pastoral penting?
“Sangat penting pelayanan konseling bagi umat Katolik/Kristen demi
kesembuhan sepenuhnya (secara menyeluruh)” (KP1.8).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HASIL OBSERVASI
190
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
191
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b. Tujuan
1) Mendampingi pasien dalam menggumuli pengalaman hidupnya, sehingga
pasien mampu menemukan makna hidupnya yang lebih dalam.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2) Membangkitkan potensi yang ada pada diri pasien agar mampu mengambil
keputusan untuk menghadapi persoalan hidupnya.
c. Kebijakan
1) Pendampingan pasien terbuka untuk semua pasien yang dirawat di RSK.
Budi Rahayu tanpa memandang suku, agama dan ras.
2) Pendampingan pasien dilakukan du ruang rawat inap pasien dan bila
memungkinkan pasien dapat datang di Kantor Pastoral Care.
3) Pasien dapat memilih sendiri pendamping dari petugas Pastoral Care yang
dipandang cocok untuk konsultasi.
d. Prosedur
1) Pendampingan oleh petugas pastoral care dilakukan pada jam kerja pukul
07.00–14.30 WIB. Hari minggu dan hari libur nasional petugas pastoral
care libur.
2) Pasien yang memerlukan pendampingan datang ke kantor pastoral care
atau memanggil melalui keluarga atau perawat di masing-masing pavilion.
3) Petugas pastoral care mengadakan kunjungan ke ruang rawat inap pasien.
4) Bila satu sessi konsultasi belum tuntas dapat dilaksanakan berkelanjutan.