Tugas Eksegesa Yudas
Tugas Eksegesa Yudas
Pendahuluan
Dalam Alkitab, Injil sinoptik mencatat mengenai pemanggilan murid-murid
Yesus yang pertama (Matius 4:18-22; Markus 1:16-20; Lukas 5:1-11), dan
memanggil rasul-rasul lainnya (Matius 10:1-4; Markus 3:13-19; Lukas 6:12-16).
Setelah pemanggilan tersebut, Yesus mengutus kedua belas rasul untuk
memberitakan tentang ‘kerajaan Sorga sudah dekat’ (Matius 10:5-15). Cari footnote
mengenai tugas murid-murid yesus.
Namun, Alkitab pun mencatat bahwa diantara murid-murid Yesus terdapat
seorang murid yang mengkhianati Yesus. Jelas hal ini menimbulkan pertanyaan-
pertanyaan khususnya dikalangan orang Kristen. “apakah Yesus tidak mengetahui
dari semula bahwa ada murid yang akan mengkhianatinya?”, Yesus adalah Allah
yang Maha Tahu, tetapi mengapa Yesus tetap memilih murid yang akan
mengkhianatinya?”, “pada perjamuan terakhir (Yohanes 13:27) bukankah Yesus
sendiri yang menyuruh murid itu untuk segera melakukan kejahatannya?”. Sampai
saat ini, Yudas Iskariot disebut sebagai murid yang telah mengkhianati Yesus, karena
rela menyerahkan Yesus sehingga dihukum mati di kayu salib. Dengan
menghubungkan ayat-ayat Alkitab, orang-orangpun berupaya untuk mengkaji teka-
teki mengenai tindakan jahat yang Yudas Iskariot lakukan.
Fokus penulis dalam tulisan ini adalah untuk mengkaji perkataan Yesus yang
terdapat dalam Yohanes 17:12 dengan rumusan sebagai berikut
C. Pembahasan
Yohanes 17:12 merupakan bagian dari doa Yesus. Dalam terjemahan versi
LAI terjemahan baru menulis: “Selama Aku bersama mereka, Aku memelihara
mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku
telah menjaga mereka dan tidak ada seorangpun dari mereka yang binasa selain dari
pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam
Kitab Suci”. Terjemahan ini cenderung mengarahkan pembaca pada pengertian
bahwa Yudas Iskariot telah ditentukan untuk menjadi pengkhianat. Konsep pemikiran
2
Kamus alkitab
seperti ini dianut oleh golongan Calvinisme. Salah satu konsep pemikirannya yaitu
pemilihan dan predestinasi adalah tanpa syarat, semua tidak berdasar pada respon
manusia.3
Bandingkan terjemahan LAI dengan naskah dalam Bahasa Yunani. “ὅτε ἤμην
μετ᾽ αὐτῶν ἐγὼ ἐτήρουν αὐτοὺς ἐν τῷ ὀνόματί σου ᾧ δέδωκάς μοι, καὶ ἐφύλαξα, καὶ
οὐδεὶς ἐξ αὐτῶν ἀπώλετο εἰ μὴ ὁ υἱὸς τῆς ἀπωλείας, ἵνα ἡ γραφὴ πληρωθῇ”.
Terjemahan interlinearnya yaitu “selama aku bersama mereka di dalam dunia Aku
memelihara mereka dalam namaMu yang sudah Engkau memberikan kepadaKu Aku
menjaga dan tidak ada seorangpun dari mereka ia binasa selain dari pada anak
kebinasaan supaya yang tertulis ia genapi”. Dalam terjemahan ini, tidak ditemukan
kata “ditentukan”. Naskah bahasa asli Yunani menulis ὁ υἱὸς τῆς ἀπωλείας, artinya
anak kebinasaan.
3
Paul Enns, The Moody Handbook of Theology, Literatur SAAT, p. 109
D. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat penulis jabarkan adalah sebagai berikut
1. Pengkhianatan salah satu murid Yesus memang telah dinubuatkan, tetapi
bukan berarti Yudas Iskariotlah yang di tetapkan sebagai pengkhianatnya.
2. Alasan pemanggilan Yesus terhadap Yudas, meskipun tahu bahwa Yudas
Iskariotlah yang akan mengkhianatinya