Motivasi Yudas Iskariot Dalam Mengikut Yesus Berdasarkan Injil Sinoptik
Motivasi Yudas Iskariot Dalam Mengikut Yesus Berdasarkan Injil Sinoptik
SINOPTIK
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu fenomena yang muncul pada abad ke-21 adalah fenomena Generasi
Y atau Y Generation disebut dengan Millennial Generation. Kelompok anak muda yang
berusia belasan tahun hingga awal tiga puluhan, lahir awal 1980 hingga awal 2000. 1
Generasi Y memiliki beberapa karakter, baik yang bersifat positif maupun negatif. Sifat
positif generasi Y adalah rasa memiliki terhadap komunitas yang kuat, baik dalam
internet. Karena sudah menjadi kebutuhan pokok dan kebanyakan dari mereka memiliki
1
Eric Hoover, the Milleneal Muddle: How Stereothyping Students Became a Thriving Industry and
a Bundle of Contradictions. The Chronicle of Higher Education. Retrieved 18 April 2015.
2
Pusat Data Republika, Mengela Generasi Milenial, http://Mengenal Generasi Millennial _
Republika Online.html, di unduh tanggal Monday, 15 October 2018.
istilah net generation.3 Peneliti memakai istilah generasi milenial untuk mendeskripsikan
generasi yang lahir pada perkembangan informasi yang cepat, di mana teknologi media
membuat generasi milenial harus memilah informasi yang benar. Mayoritas milenial
mendapatkan berita bersumber dari media sosial seperti facebook dan twitter. Di mana
kredibilitas sumber berita sangat sulit untuk diukur. Generasi milenial cenderung malas
untuk memvalidasi kebenaran berita yang mereka terima dan cenderung menerima
informasi hanya dari satu sumber, yaitu media sosial. Tantangan yang di hadapi oleh
terjadi pada waktu Yesus berjalan menyusuri danau Galilea (Mrk. 1:16-20, Mat. 4:18-
22, Luk. 5:1-11). Kemudian Yesus memanggil dua belas rasul untuk diutus
memberitakan Injil (Mrk. 3:13-19. Mat. 10:1-4, Luk. 6:12-16). Di mana, Yudas Iskariot
juga ikut dipanggil dengan keterangan, yang mengkhianati Dia (Mrk.3:19, bnd. Mat.
10:4, Luk 6:16). Dalam Matius 10:1-4, Yesus memanggil murid-murid dengan memberi
kuasa mengusir roh jahat. Injil Sinoptik menegaskan bahwa Simon Petrus, Andreas,
3
Don Tapscott, Grown Up Digital: How The Net Generation Is Changing Your World, (McGraw-
Hill, New York. 2008). p.20
4
Samuel B. Hakh, Pemberitaan tentang Yesus: Menurut Injil-Injil Sinoptik. (Jakarta: Jurnal Info
Media), p.75
Dalam Injil Markus, Yudas Iskariot, salah seorang dari kedua belas
murid pergi bertemu imam-imam, setelah peristiwa pengurapan Yesus di
Betania (Mrk. 14:10). Imam-imam berjanji memberikan uang kepada Yudas
Iskariot. Dan mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus (Mrk.
14:11). Tetapi dalam Injil Matius, Yudas yang meminta; apa yang hendak
kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia Kepada kamu? (Mat.
26:15a).
Peristiwa yang penting adalah makan Paskah, di mana kedua belas
murid hadir dalam perjamuan tersebut. Dan saat berbincang-bincang Yesus
mengatakan bahwa salah seorang dari antara akan menyerahkan-Nya (Mat.
26:21, Mrk. 14:18, Luk. 22:21, bnd. Yoh. 13:21). Yudas Iskariot datang
bersama serombongan orang besar membawa pedang dan pentung yang
disuruh oleh imam-imam kepala dan tua-tua bangsa Yahudi (Mat. 26: 47,
Mrk. 14:43, Luk. 22:47, bnd. Yoh. 18:3). Kedatangan Yudas dan orang
banyak adalah menangkap Yesus. Dalam proses penangkapan Yesus,
Yudas memberi tanda dengan ciuman (Mat. 26:48-50, Mrk. 14:44-46, Luk.
22:47-48).
Motivasi Yudas dalam mengikut Yesus yakni: pertama, keinginan
untuk pemulihan kerajaan Israel (bnd. Kis1:6). 5 Garry Wills juga mengatakan
bahwa tindakan Yudas Iskariot menyerahkan Yesus, didasari oleh harapan
bahwa Yesus akan melawan kekuasaan Romawi untuk memerdekakan
negerinya.6 Surip Stanislaus berpendapat bahwa penghianatan Yudas
Iskariot erat kaitannya dengan krisis ketidakmampuannya memahami
kemesisan Yesus, juga kuasa-Nya sebagai Raja yang harus mengusir
penjajah Romawi dan mengambil alih Yerusalem untuk membebaskan
seluruh bangsa Israel.7 Kedua, Motivasi uang (Mat 26:14-15). Karl Schmidt
menyatakan bahwa Yudas melakukan hal itu karena cinta akan uang yang
ditawarkan oleh para imam.8 Jumlah uang yang didapatkan Yudas, tiga puluh
keping perak (bnd. Zak. 11:12-13).9 Dan ketidakpuasan Yudas atas sikap
Yesus yang mengapresiasi pemborosan si perempuan (Yoh. 12:4-6). Serta
menerima suap dari Imam Besar (Mat. 26:15, Mrk. 14:11).
Ketiga, karena Yudas dipengaruhi oleh sifat jahat (Luk. 22:3-4, bnd.
Yoh. 6:70-71). Marvin Meyer menjelaskan bahwa Yudas Iskariot adalah
sosok yang kurang baik. Yudas Iskariot seakan peduli dengan kebutuhan Bait
Suci.10 William Klassen menggambarkan pengkhianatan Yudas dengan kata
seperti tipu daya, keserakahan, kekecewaan, kejahatan, dan kegagalan. 11
5
Wawancara Paulus Trimanto Wibowo, Motivasi Utama Yudas mengikut Yesus, 13 Februari
2019
6
Garry Wills, What Jesus Meant: Maksud Yesus yang Sebenarnya (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2006), p.113, 116
7
Surip Stanislaus, Kegilaan Orang-Orang Galilea, (Yogyakarta: Kanisius, 2012), p.92
8
Karl Schmidt, "Judas Iscariot," The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious
Knowledge, Vol. 6, editor, Samuel M. Jackson (Grand Rapids: Baker Books, 1977), p. 244.
9
K. Pafferonth, Judas: Image of the Lost Disciples (Louisville:Westminster John Knox Press),
p.20
10
Marvin Meyer, Judas the Definitive Collection of Gospels and Legends about the infamous
apostle of Jesus, (Harpercollins ebook, p.16-17, diunduh tanggal 25 Oktober 2017).
11
Ibid. p. 30
William Barclay mengecam tindakan Yudas Iskariot sebagai sebuah
kepahitan dari ketidakpastian. Ketidaksetiaan Yudas Iskariot merupakan
suatu hal yang memedihkan. Pengkhianatan Yudas terlihat dalam keadaan
yang paling buruk.12 Henry Schneider Gehman mengemukakan teori
mengenai alasan pengkhianatan Yudas karena merasa sakit hati ketika
Yesus menegur dia waktu ia mencela perempuan yang mengurapi Yesus. 13
Penelitian yang dilakukan oleh Yohanes Yuniatika menemukan pokok
teologis yakni pertama, pengkhianatan Yudas Iskariot menggenapi Perjanjian
Lama. Kedua, pengkhianatan Yudas memperlihatkan kebobrokan institusi
agama. Ketiga, pengkhianatan Yudas Iskariot merupakan penyataan Yesus
adalah anak manusia yang memperlihatkan pola hukum baru sebagai umat
Allah.14
Dalam pengkhianatan Yudas Iskariot ditemukan beberapa persoalan
yakni: pertama, mengenai pribadi Yudas Iskariot. Kedua, Yudas ditafsirkan
tidak setia kepada Yesus. Ketiga, cerita proses pengkianatan dalam injil
Matius dengan ketiga injil berbeda. Keempat, penyesalan Yudas dan uang
darah. Jika Yudas sudah ditakdirkan, itu sama saja menutup mata akan
catatan Alkitab, yang memperlihatkan himbauan peringatan Yesus. 15
Persoalan menjadi menarik karena Yudas kemudian menyesal.
Bahasa Yunani yang digunakan adalah metameleteis artinya menyesali diri
sendiri, berubah pikiran dalam bentuk aorist. Kata kerja aorist menyatakan
bahwa sesuatu hal pernah terjadi atau pernah dilakukan, bukan sesuatu yang
terus menerus terjadi.16 Meier mengatakan bahwa pembaca perlu
memperhatikan terjemahan yang benar untuk paradidomi.17 Dalam keempat
Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes), misalkan di dalam Injil Matius
menceritakan bahwa Yudas menyerahkan Yesus untuk disalib demi
mendapatkan tiga puluh keping perak (Mat. 26:15).
Akhir hidup Yudas digambarkan dalam cara dari kematiannya. Lalu ia
melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci, lalu pergi dari situ dan
menggantungkan diri (Mat. 27:5). Uang yang dikembalikan Yudas tidak diterima oleh
Imam-Imam karena uang darah (Mat. 27:6). Uang ini disebut sebagai uang darah.
Dalam Kisah Para Rasul 1:18; kematian Yudas sangat mengerikan. Yudas telah
12
Wlliam Barclay, Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Yohanes Pasal 8-21 (Jakarta: BPK
Gunung mulia, 2010), p.215, 232
13
Henry Schneider Gehman, (ed). The New Westminster Dictionary of the Bible, (Philadelphia:
Westminster Press, 1970), p. 526.
14
Yohanes Yuniatika, Yusak B Setiawan, Pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus dalam
Injil Yohanes, ejournal.uksw.edu, Vol 6, No.1, 2014, diakses tanggal 23 Oktober 2017.
15
Petrus Budi Setiawan, Yudas Iskariot si Pengkhianat; Yohanes 13:21-30, renungan Minggu, 8
Oktober 2017
16
Susanna Tamaro, Va Dove Ti Porta II Cuore (Pergilah, Kemana Hati Membawamu) dalam
harian Kompas, terjemahan A. Sudiarja, 2004.
17
John Meier, A Marginal Jew, vol. 3, (New York: Random House, 2001), p. 142.
membeli sebidang tanah dengan upah kejahatannya, lalu ia jatuh tertelungkup, dan
berbelanja sudah menggunakan kartu debit atau kartu kredit. Tentunya gaya
hidup milenial tidak bisa terlepas dari kemajuan teknologi yang pesat.
2. Menurut Ahastari Nataliza, efek dari urban poor adalah pertama, stres,
karena memikirkan gaya dan eksistensi sesuai dengan kemunitas elit. Kedua,
perilaku kompulsif, perilaku ini membuat boros dan tidak bisa menentukan
18
Ezra Tari, “PENERAPAN POLA PELAYANAN YESUS” (2017).
19
Arum Faiza, Sabila J Firda, dkk, Arus Metmorfosa Milenial (Kendal: Ernest, CV. Achmad Jaya
Group, 2018), p.19
20
Ibid. p.20
Pembelajaran online yang memudahkan dari semua daerah untuk berkumpul
pembelajar.
memiliki satu tujuan. Generasi milenial tidak suka diatur, sebab mampu
ketika berinteraksi dengan paman dan bibi membuat cenderung lupa dengan
usia.
4. Genersi milenial lebih asik dengan diri sendiri. Dan kadang lebih asik di
kurang.23
antara lain studi yang dilakukan oleh Boston Consulting Group (BCG) bersama
21
Arum Faiza, Sabila J Firda, Loc. cit.p.24
22
Arum Faiza, Sabila J Firda, Loc. cit. p.25
23
Arum Faiza, Sabila J Firda, Loc. cit. p.26
University of Berkley tahun 2011 dengan mengambil tema American Millennials:
Deciphering the Enigma Generation. Tahun sebelumnya, 2010, Pew Research Center
juga merilis laporan riset dengan judul Millennials: A Portrait of Generation Next.
1. Generasi milenial lebih percaya User Generated Content (UGC) dari pada
informasi searah. Bisa dibilang milenial tidak percaya lagi kepada distribusi
2. Generasi milenial lebih memilih ponsel dibanding TV. Generasi ini lahir di era
berekspresi.
orang yang suka membaca buku turun drastis pada generasi milenial.
semua serba digital dan online, tak heran generasi milenial juga
pada tahun 2025 mendatang, milenial akan menduduki porsi tenaga kerja di
transaksi pembelian yang sudah tidak menggunakan uang tunai lagi alias
cashless.24
Iskariot yakni: pertama: perilaku konsumtif. Kedua, perilaku kompulsif, perilaku ini
membuat boros dan tidak bisa menentukan mana kebutuhan dan keinginan. Ketiga,
banyak tawaran informasi seperti keuangan kejahatan dan lain-lain di media online.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan problematika dalam latar belakang di atas, peneliti
mengikut Yesus berdasarkan Injil Sinoptik dan relevansinya bagi generasi milenial
sebagai berikut:
2. Motivasi Yudas dalam mengikut Yesus diindikasikan cinta uang (Mat 26:14-
3. Diindikasikan Yudas Iskariot dipengaruhi iblis (Luk. 22:3, bnd. Yoh. 13:2,
27.).
24
Agnes Winastiti, Generasi Millenial dan Karakteristiknya. https://student.cnnindonesia.com/
edukasi/ 20160823145217-445-153268/ a/ diakses tanggal 15 Desember 2017
6. Yudas diindikasikan menyerahkan Yesus karena untuk menggenapi nubuat
nabi (Mat. 26:23, Mrk. 14:18, Luk. 22:21, bnd. Mzm. 41:10).
membuat boros dan tidak bisa menentukan mana kebutuhan dan keinginan.
13. Generasi milenial diindikasikan cenderung tidak loyal dalam suatu organisasi.
Batasan Masalah
maka penulis merumuskan batasan masalah penelitian yang diajukan dalam karya
ilmiah yang berkaitan dengan motivasi Yudas Iskariot dalam mengikut Yesus
berdasarkan Injil Sinoptik. Penulis memilih fokus penelitian pada masalah nomor 2, 3,
5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, dan 13 dipilih karena peneliti memilih motivasi Yudas Iskariot yang
paling dominan mengikut Yesus. Masalah nomor 1, 4, dan 7, belum diteliti karena
Peneliti mengharapkan masalah yang belum diteiliti, ditulis oleh peneliti yang
2. Diindikasikan Yudas Iskariot dipengaruhi iblis (Luk. 22:3, bnd. Yoh. 13:2,
27.).
nabi (Mat. 26:23, Mrk. 14:18, Luk. 22:21, bnd. Mzm. 41:10).
membuat boros dan tidak bisa menentukan mana kebutuhan dan keinginan.
10. Generasi milenial diindikasikan cenderung tidak loyal dalam suatu organisasi.
Rumusan Masalah
berdasarkan Injil Sinoptik dan relevansinya bagi genersi milenial yang diuraikan di atas.
Maka penulis merumuskan masalah penelitian yang diajukan dalam karya ilmiah ini
sebagai berikut:
1. Apakah motivasi Yudas Iskariot dalam mengikut Yesus berdasarkan Injil
Sinoptik?
Injil Sinoptik?
generasi milenial?
Tujuan Penelitian
Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk menemukan motivasi mengikut
Yesus menurut Injil Sinoptik. Menurut Sugiyono, tujuan penelitian adalah untuk
25
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfa Beta, 2013),
p.290
5. Untuk menemukan relevansi motivasi Yudas Iskariot dalam mengikut Yesus
Manfaat Penelitian
Iskariot Mengikut Yesus Berdasarkan Injil Sinoptik, secara akademis dan praktis.
Menurut Yount ada tiga pertanyaan penting yang perlu dijawab dalam manfaat
pentingnya peneltian bagi ilmu peneliti? Ketiga, sumbangan apa yang akan diberikan? 26
Manfaat Akademis
Manfaat akademis penelitian ini yakni pertama, mengembangkan sikap kritis, kretif dan
motivasi Yudas Iskariot dalam mengikut Yesus serta relevansinya bagi generasi
milenial.
Manfaat Praktis
Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti, di mana pengembangan ilmu
teologi khususnya dalam bidang Koloqium Biblika Perjanjian Baru. Dalam hal ini,
26
Andreas B. Subagyo, Pengantar Riset Kualitatif dan Kuantitatif; Riset Teologi dan Keagamaan,
(Bandung: Kalam Hidup, 2004), p.216
27
Muner Daliman, Research Design (Metodologi Penelitian), (Yogyakarta, 13 Mei 2018), p. 8
Yogyakarta. Manfaat praktis dari penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan:
Injil Sinoptik. Kedua, menghasilkan pemikiran bagi para hamba Tuhan, para dosen dan
Sinoptik. Ketiga, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi STT Kadesi Yogyakarta,
melakukan Kajian Biblika tentang motivasi Yudas Iskariot dalam mengikut Yesus
DAFTAR PUSTAKA
Alkitab
Ensiklopedi
Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini Jilid II: M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi
Bina Kasih, 1999.
Gehman, Hendry Schneider (ed). the New Westminster Dicitonary of the Bible.
Philadelphia: Westminster Press, 1970.
Tafsiran
Tafsiran Alkitab Masa Kini Jilid 1-3. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1999.
Pfeiffer,Charles F. dan Everett F. Harrison. Peny. Tafsiran Alkitab Wycliffe: Jilid 1-3.
Malang: Gandum Mas, 2001.
Kamus
Interlinier
Buku
Baigent, Michael, Richard Leigh, dan Henry Lincoln. The Messianic Legacy, Warisan
Abadi Seorang Mesias, United Kingdom: Arrow Books. 2006. e-book diakses
tanggal 11 desember 2017.
Barclay, William. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Matius Pasal 11-28. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2009.
Barclay, Wlliam. Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Injil Yohanes Pasal 8-21. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2010.
Barr, James. Alkitab di Dunia Modern. Jakarta: 1979.
Baxter, J. Sidlow. Menggali Isi Alkitab Jilid 3, ( Jakarta: Yayasan KOmuniksi Bina Kasih,
2012.
Bergan, Deanne dan Robert J. Karris, Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta:
Kanisius, 2002.
Bermejo, Luis M. Selubung Kirmizi, Jejak-jejak Penyaliban Al masih. Yogyakarta:
Kanisius, 2008.
Bock, Darrell L, Buist M. Fanning, Interpreting the New testament Text. Wheaton Illionis,
Crossway, 2006.
Boland, B.J. Tafsiran Alkitab: Injil Lukas. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Bruce, F.F. Ucapan Yesus yang Sulit. Malang: Literatur SAAT, 2015.
Busthan, Abdy Mesias dalam Progeni. Kupang: Desna Life Ministry, 2017
Cane, Anthony. the Place of Judas Iscariot in Christology. London and New York:
Routledge Taylor and Francis Group, 2017.
Carlton,Matthew E.Injil Matius; Terjemahan Khusus untuk Penerjemahan dan
Pendalaman Alkitab. Jakarta: Yayasan Kartidaya, 2002.
Carson, D.A. and Douglas J Moo, an Introduction to the New Testament. Malang:
Gandum Mas, 2016.
Chilton, Bruce.Studi Perjanjian Baru Bagi Pemula. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994.
Claire, Marie Barth dan B.A. Pareira. Tafsiran Alkitab: Kitab Mazmur 1-72: Pembimbing
danTafsirannya. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Creswell, John W. alih bahasa Nurhabibah DKK. Desain Penelitian Pendekatan
Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : KIK Press, 2002.
Darmawijaya, Para RasulYesus: Kisah Kelompok Dua Belas. Yogyakarta: Kanisius,
2003.
Davids, Peter H. Ucapan yang Sulit dalam Perjanjian Baru. Malang: Literatur SAAT,
2009.
de Heer, J.J. Tafsiran Alkitab Injil Matius Posal 1-22, tersedi di
https://books.google.co.id/books?
id=8t705s3aJmcC&pg=PR5&dq=tafsiran+matius&hl=id&sa=X&ved=0ahUKE
wiZmMKi_I_hAhXKe30KHVMoDV8Q6AEILTAB#v=onepage&q&f=false,
diunduh tanggal 20 Maret 2019
Drane, John.Memahami Perjanjian Baru: Pengantar Historis-Teologis. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1996.
Drewes, B.F. Satu Injil Tiga Pekabar. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012.
Duyverman, M.E. Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2017.
Ehrman, Bart D. the Lost Gospel of Judas Iscariot: a New Look at Betrayer and
Betrayed (New Yor: Oxford University Press, 2006.
Enre, Fachruddin Ambro. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta: DEPDIKBUD.
Faiza, Arum Sabila J Firda, dkk. Arus Metmorfosa Milenial. Kendal: Ernest, CV.
Achmad Jaya Group, 2018.
Francis, Swami D. Unshackling an Apostle: Judas Iskariot in Christology. Frist
Published by Notion Press 2014. diunduh http//books.google.co.id, pada
tanggal 12 Desember 2017.
Garna, Yudistira K. Metoda Penelitian; Pendekatan Kualitatif. Bandung :Primato
Akademika,1999.
Green,Joel B. Memahami Injil-Injil dan Kisah Para Rasul. Jakarta: Persekutuan
Pembaca Alkitab, 2005.
Groenen, C. dan Stefan Leks. Percakapan Mengikut Yesus. Yogyakarta: Kanisius,
1989.
Gutrhrie,Donald.Pengantar Perjanjian Baru. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.
Hakh, Samuel B. Pemberitaan tentangYesus: Menurut Injil-Injil Sinoptik. Jakarta: Jurnal
Info Media, 2008.
Hegelberg, Dave. Tafsiran Injil Yohanes (Pasal 13-21). Yogyakarta: ANDI, 2009.
Hoover, Eric. The Milleneal Muddle: How Stereothyping Students Became a Thriving
Industry and a Bundle of Contradictions. The Chronicle of Higher Education.
Retrieved 18 April 2015.
Ismail, Andar. Selamat Sejahtera: 33 Renungan tentang Kedamaian. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 2008.
Kasser, Rodolphe, Marvin Meyer, dan Gregor Wurst. The Gospel Of Judas: injil Yudas.
Jakarta: GramediaPustakaUtama, 2006.
Kawangung,Yudhi. Teologi Kehormatan Sang Pemimpi(n). Yogyakarta: Kadesi
Publisher, 2019.
Keener, Craig S. The Gospel of John vol II. Peabody: Hendrickson. 2003.
Keraf, Gorys. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Berbahasa. Flores: Nusa
Indah. 2004.
Klassen, William. Judas: Betrayer or Friend of Jesus? London: Augsburg Fortress,
1996.
Krosney,Herbert.The Lost Gospel: Pencarian Injil Yudas Iskariot. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2006.
Leks, Stefan. Tafsiran Injil Markus. Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Leks, Stefan. Tafsiran Injil Matius. Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Leks, Stefan. Tafsir Injil Lukas. Yogyakarta: Kanisius, 2007.
Lumintang, Stevri Indra dan Danik AstutiLumintang, Theologia Penelitian dan Penelitian
Theologis Science-Ascience serta Metodologinya. Jakarta: Geneva Insani
Indonesia, 2016.
Lumintang, Stevri Indra. Analisis Peningkatan Mutu Manajemen Perguruan Tinggi
Keagamaan berhaluan Injili dengan Menggunakan Ishikwa Fishbone
Diagram. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Jakarta,
2013.
Maccobby, Hyam.Judas Iscariot and the Myth of Jewish Evil. New York, 1992.
Mayer, Marvin.Judasthe Definitive Collection of Gospels and Legends about the
infamous apostle of Jesus, Harpercollins ebooks, download tanggal 25
Oktober 2017.
Meier, John. A Marginal Jew, vol. 3. New York: Random House, 2001.
Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2006.
Mulyono, Edi. Dkk. Belajar Hermeneutika: Dari Konfigurasi Filosofis Menuju Praktis
Islamic Studies. Yogjakarta: IRCiSoD, 2012.
Murray, Beasley- George R., Word Biblical Commentary, Volume 36: John, Dallas,
Texas: Word Books, Publisher. 1998.
Neuman, W. Lawrence. Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif.
Jakarta: Indeks, 2013.
Nielsen, J. T. Tafsiran Alkitab: Kitab Injil Matius 23-28. Jakarta: BPK Gunung Mulia,
2009.
Osborn, Grant R. Spiral Hermeneutik: Pengantar Komprehensif bagi penafsiran Alkitab,
Surabaya: Momentum, 2012.
Pafferonth,K. Judas: Image of the Lost Disciples. Louisville: Westminster John Knox
Press.
Pagels, Elaine and Karen L.King. Reading Judas: the Gospel of Judas and the Shaping
of Christianity. USA: the Penguin Group, 2007.
Pasaribu, Marulak. Eksposisi Injil Sinoptik: Mengenal Yesus yang Diberitakan dalam
Injil Matius, Markus, Lukas. Malang: Gandum Mas, 2005.
Raharjo, Mudjia. Dasar-Dasar Hermeneutika: Antara Intensionalisme dan Gadamerian.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008.
Robinson,James M. the Secrets of Judas: Menafsir Ulang Peran Yudas. Jakarta:
Cahaya Insan Suci Ufuk Press, 2006.
Rogers,Ivan.Judas Iscariot: Revisited and Restored Discovering grace in an Unlikely
Place. USA: Xulon Press, 2008.
Rumahlatu, Jerry. Hermeneutika Sepanjang Masa. Jakarta: Cipta Varia Sarana, 2011.
Saari, A.M.A. the Many Death of Judas Iscariot: a Meditation on Sucide. Routledge
Taylor & Francis Group: London and New York, 2006.
Santoso, David Iman. Tafsioran Injil Markus. Malang: Literatur SAAT, 2014.
Sasmoko. Metode Penelitian Pengukuran dan Analisis Data. Tangerang: Lippo
Karawaci, HITS, 2005.
Schiffman, Lean dan Leslie Lazar Kanuk. Consumer Behavior. Seventh Edition, New
Jersey: Patience Hall International, Inc. 2007.
Schmidt, Karl. "Judas Iscariot," The New Schaff-Herzog Encyclopedia of Religious
Knowledge, Vol. 6, editor, Samuel M. Jackson. Grand Rapids: Baker Books,
1977
Singgih, E.G. Dari Israel ke Asia: Masalah Hubungan Antara Kontekstualisasi Teologi
Dengan Interpretasi Alkitab. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016.
Singgih, Emanuel Gerrit. Masa Depan Membaca dan Menafsir Alkitab di Indonesia;
dalam Wahju S.Wibowo dan Robert Setio (Ed), Teologi yang membebaskan
dan Membebaskan Teologi. Yogyakarta: Yayasan Taman Pustaka Kristen
Indonesia, 2016.
Sirait, Bigman. Jawaban Inspiratif. E-book, diakses tanggl 11Desember 2017.
Sitompul, A.A. dan Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab. Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2009.
Spong, Jhon Shelby. the Sins of Scripture: Exposing the Bible’s Text of Hale to Reveal
the God of Love. San Fransisco: Harper Collins Publisher, 2005.
Sproul, R.C. Kebenaran-Kebenaran Dasar Imaan Kristen. Malang: SAAT, 2000.
Sutopo,H.B. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan Terapannya dalam
Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2006.
Stanislaus, Surip. Kegilaan Orang-orang Galilea. Yogyakarta: Kanisius, 2008.
Subagyo, Andreas B. Pengantar Riset Kualitatif dan Kuantitatif; Riset Teologi dan
Keagamaan. Bandung: Kalam Hidup, 2004.
Subandrijo, Bambang. Menyingkap Pesan-Pesan Perjanjian Baru 1. Jakarta: Bina
Media Informasi, 2010.
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta : Raja GrafindoPersada, 1995.
Sudarwan, Danim. Menjadi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia, 2002.
Sugiyono.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta, 2013.
Suharyo, I. Pengantar Injil Sinoptik. Yogyakarta: Kanisius, 2017.
Sukidindan Basrowi. Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro (Surabaya :Insan.
Cendikia, 2002.
Sukmadinata, N.S. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
Cet. 5, 2009.
Sumaryono, E. Hermeneutik, Sebuah Metode Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 2013.
Suprayogo, Imam Tobroni. Metode Penelitian Sosial Agama cet. 1. Bandung :Remaja
Rosdakarya, 2001.
Sutanto,Hasan. Hermeneutik: Prinsip dan Metode Penafsiran Alkitab. Malang, SAAT,
2007.
Swanson, J. Dictionary of Biblical Languages with Semantic Domains : Hebrew (Old
Testament) (electronic ed.). Oak Harbor: Logos Research Systems, Inc,
1997). diunduh dari http://books.google.co.id, tanggal 17 Desember 2017.
Tapscott, Don. Grown Up Digital: How The Net Generation Is Changing Your World.
McGraw-Hill, New York. 2008.
Tari, Ezra dan Marsi B. Rantesalu. Bahan Ajar Pengetahuan Perjanjian Baru. Kupang:
Inara, 2016.
Tari, Ezra. “PENERAPAN POLA PELAYANAN YESUS” (2017).
Thomas, Gordon. the Jesus Conspiracy. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Thomas, R. L. New American Standard Hebrew-Aramaic and Greek dictionaries:
Updated edition. Anaheim: Foundation Publications, Inc, 1998. diunduh dari
http://books.google.co.id, tanggal 17 Desember 2017.
Tridarmanto, Yusak.Hermeneutika Perjanjian Baru 1. Yogyakarta: Kanisius, 2015.
Usman, Husaini, Purnomo Setiady. Metodelogi PenelitianSosial. Jakarta: BumiAksara,
1996.
Utley, Bob. Injil Menurut Petrus: Markus dan I & II Petrus; Kumpulan Komentari
Panduan Belajar Perjanjian Baru, Vol.2. Marshal, Texas: Bible Lesson
International, 2001.
Utley, Bob. Mazmur: Kumpulan Himne Israel Buku I dan II, Kumpulan Komentari
Panduan Belajar Perjanjian Lama, vol. 9B. Marshal, Texas: Bible Lesson
International, 2012.
Uytantlet, Samson L. dan Kiem-Kiok-Kwa, Matthew: a Pastoral and Contextual
Commentary. Philipina: Langham Global Library, 2017.
Wibowo, Wahyu. Manajemen Bahasa: Pengorgnisasian Karangan Pragmatik dalam
Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa dan Praktisi Bisnis. Jakarta: PT
GramediaPustakaUtama. 2001.
Wills, Garry. What Jesus Meant: Maksud Yesus yang Sebenarnya. Jakarta: Gramedia
PustakaUtama, 2006.
Zwiep, Arie W.Judas and the Choice of Matthias; a Study on Context and Concern of
Acts 1:15-25. Germany: Mohr Siebeck Tubigen, 2004.
Diktat
Daliman, Muner. New Testament Theocracy. Yogyakarta, 16-19 Oktober 2017, Diktat
Mata Kuliah Teokrasi Perjanjian Baru.
Muner Daliman. Research Design (Metodologi Penelitian). Yogyakarta: 13 Mei 2018.
Kee Hyung, Woo. Wahyu Keselamatan/Teosentrisme dan Humanisme. Yogyakarta: 20-
22 Maret 2018.
Shi Sun, Yoo. Rencana Tuhan yang Berpusat pada Gerakan Kerajaan Sorga.
Yogyakarta: 11 April 2018, Materi Seminar Nasional.
Website
Jurnal
Afandi, Yahya. Gereja dan Pengaruh Teknologi Informasi: Digital Ecclesiology. Jurnal
FIDEI, Vol. 1. No. 2, Desember 2018: 270-283, http://www.stt-
tawangmangu.ac.id/e-journal/index.php/fidei.
Aman, Peter C. Moral Kristiani dan Keprihatinan Sosial. MELINTAS 22.1.2006.
Barclay, A. Kilber, J., danOhmer, D, Seven Tips for Managing Generation Y. Journal of
Management Policy and Practice. 2014, 15: 4.
Bazzana, Giovanni Battista. Early Christian Missionaries as Physicians: Healings and
Its Cultural Value in Greco-Roman Context, NovT51, no.3 (2009): p.234.
Bencsik,A, G.Csikos, & Juhaz, T. (2016). Y and Z Generations at Workplaces. Journal
of Competitiveness, 8(3), 90–106. https://doi.org/10.7441/joc.2016.03.06,
diunduhtanggal 9 November 2018
Budiman, R. Bagaimana Berexegese Kontekstual. Gema Duta Wacana, Majalah untuk
kalangan sendiri, No. 18, Maret 1981.
Comber, Joseph A. the Verb Therapeuo in Matthew’s Gospel, JBL 97, no.3 (1978):
p.433-434.
Darmawan, I Putu Ayub. Pendidikan Kisten Di Era Postmodern. Jurnal Simpson, ISSN:
2356-1901. https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/Js/article/download/3/2.
Hartono, Handreas. Mengaktualisasikan Amanat Agung Matius 28:19-20 dalam
Konteks era digital. (Kurios: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen,
Vol. 4, No. 2, Oktober 2018, http://www.sttpb.ac.id/e-journal/index.php/kurios.
Johnson,R.B. Examining the Validity Structure of Qualitative Research. Education; 118
(2): 1997
Lalo, Kalfaris. Menciptakan Generasi Milenial Berkarakter dengan Pendidikan Karakter
guna Menyongsong Era Globalisasi. Jurnal Ilmu Kepolisian, Volume 12,
nomor 2, Juli 2018.
Lyons,S. An exploration of generational values in life and at work. ProQuest
Dissertations and Theses, 2004. Diunduh dari
http://ezproxy.um.edu.my/docview/305203456?accountid=28930, tanggal 9
November 2018
Madjid, Nurcholish.Beberapa Renungan Tentang kehidupan Keagamaan Untuk
Generasi Mendatang, dalam Jurnal Qulumul Qur’an, Mengkaji Pembaruan
Pemikiran.
Panggarra, Robi. Kerajaan Allah Menurut Injil-Injil Sinoptik,
ojs.sttjaffray.ac.id/index.php/JJV71/article/view/74 , diunduh tanggal 3 April
2019
Prihartanta, Widayat. Teori-TeoriMotivasi. Jurnal Adabiya, Vol. 1 No. 83 Tahun 2015.
Priyowidodo, Gatut. Misi Gereja di Era Disruption,
repository.petra.ac.id/17908/1/Publikasi1_06016_3923.pdf, diunduh tanggal 2
April 2019.
Sianturi, Reymond Pandapotan. Komunitas Visrtual Kristen: Era baru Eklesia dalam
Konteks Virtual dan KOntribusinya bagi Kebebasan Beragama di Indonesia.
Gema Teologi, Vol. 38, No. 1, April 2014.
Sitompul, Ronal Paul. Pelayanan Pemuda di Era Teknologi Digital. Jurnal Antusias;
Volume 5, No. 1. Juni 2017.
Sukmaputri, H.E. 2016. repository.uksw.edu/bitstream/123456789/.../2/T2_912014003_
%20BAB%20II.pdf, diunduh tanggal 25 Desember 2018.
Tafonao,Talizaro. Peran Guru Agama Kristen Dalam Membangun Karakter Siswa Di
Era Digital. Jurnal Bijak Vol. 2, No. 1, November 2018.
Talizaro Tafonao. Peran Guru dalam Mengajar dan Mendisiplinkan Siswa di Era Digital
(Jurnal Koulutus: Jurnal Pendidikan Kahuripan, Volume 1, Nomor 2,
Sepetember 2019.
Tarmedi,P.A. Didi Analisis Naratif: Sebuah Metode Hermeneutik Kristiani Kitab Suci.
Jurnal Melintas UNPAR, 29:351. Bandung: Maret 2013.
Walidah,Iffah Al. Tabayyun di Era Generasi Millenial. JURNAL LIVING HADIS, Vol. 2
Nomor 1, Oktober, 2017.
Wulandari,Dwi Karakter Positif Generasi Milenial,
https://journal.sociolla.com/lifestyle/karakter-positif-yang-dimiliki-para-
generasi-millenial/, di unduh tanggal 10 November 2018
Yuniatika, Yohanes, Yusak B Setiawan, Pengkhianatan Yudas Iskariot terhadap Yesus
dalam Injil Yohanes, ejournal.uksw.edu, Vol 6, No.1, 2014, diakses tanggal
23 Oktober 2017.
NN, 10 BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi ..., http://e-
journal.uajy.ac.id/2726/3/2EM15429.pdf, diunduh tanggal 29 Desember 2018