Anda di halaman 1dari 17

STASE KEPERAWATAN KELUARGA

REFLEKSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANDASAN ULIN


Tanggal 22 Februari s/d 6 Maret 2016

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan Profesi Ners


pada Stase Keperawatan Keluarga

Oleh:
Aprilia Ayu Widiarti, S.Kep
I4B111020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2016
LEMBAR PENGESAHAN

STASE KEPERAWATAN KELUARGA


REFLEKSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANDASAN ULIN


Tanggal 29 Februari s/d 6 Maret 2016

Oleh:
Aprilia Ayu Widiarti, S.Kep
I4B111020

Banjarbaru,Desember 2016
Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kurnia Rachmawati, S.Kep., Ns., M.NSc Tri Nugroho, S.Kep., Ns


Title: : Refleksi Asuhan Keperawatan Keluarga
Penulis: : Aprilia Ayu Widiarti, S. Kep
Stase: : Keperawatan Keluarga
Pembimbing Klinik : Tri Nugroho, S.Kep., Ns
Pembimbing Akademik : Kurnia Rachmawati, S.Kep., Ns., M.NSc

ABSTRAK
Keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan
yang diberikan melalui praktik keperawatan dengan sasaran
keluarga, yang nantinya keluarga akan diberikan sebuah asuhan
keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga merupakan bagian dari asuhan
keperawatan komunitas dimana keluarga merupakan bagian terkecil dari
masyarakat yang terdiri dari individu dan kelompok. Asuhan keperawatan yang
baik memerlukan perawat yang professional salah satunya dengan cara proses
pembelajaran refleksi. Proses pembelajaran refleksi merupakan salah satu metode
pembelajaran untuk meningkatkan kinerja seorang perawat profesional, sehingga
proses pembelajaran refleksi tidak hanya digunakan pada proses pendidikan dan
pelatihan tetapi digunakan juga di lapangan baik di rumah sakit, puskesmas dan
praktek mandiri sebagai proses pembelajaran yang berkesinambungan. Masalah
yang ditemukan mahasiswa pada stase keluarga ini yaitu pada asuhan keperawatan
keluarga dengan diagnosa aktual defisiensi pengetahuan, dalam hal ini keluarga
memiliki keterbatasan pengetahuan mengenai penyakit diabetes mellitus dan
keluarga mengalami kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban
kulit dan kemerahan. Dalam praktik klinik yang telah dilaksanakan menggunakan
metode proses asuhan keperawatan melalui kunjungan perawatan dirumah (home
care visite). Metode yang ada gunakan selama pembelajaran stase keperawatan
keluarga yaitu pengkajian dengan observasi kondisi klien dengan wawancara dan
pemeriksaan fisik terhadap keluarga. Ners keluarga mendapatkan hasil pengkajian
yang lengkap dari seluruh anggota keluarga dan kemudian di rumuskan menjadi
sebuah diagnosa dan mengatasi menggunakan strategi yang telah direncanakan
(intervensi) untuk keluarga yang kemudian dilakukan implementasi dan evaluasi.

Kata kunci : Refleksi, asuhan keperawatan keluarga, keluarga.

DAFTAR ISI
A. Pendahuluan............ 1
B. Latar Belakang. 2
C. Definisi Masalah 3
D. Tujuan.. 4
E. Metode. 4
F. Hasil. 4
G. Diskusi. 8

Daftar Pustaka

A. Pendahuluan
Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap sebagai
salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.Seiring dengan
berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut
perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang. Saat
ini, perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, perawat juga diharapkan memandang klien
secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan
berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung
dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan edukator
(Ali, 1999).
Pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin
dicapai adalah pembangunan kesehatan masyarakat, bangsa dan negara yang
ditandai dengan penduduknya yang hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia, hal tersebut merupakan
Visi Indonesia Sehat 2010 untuk mencapai hidup sehat dan produktif, terutama
ditujukan pada golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik dipedesaan
maupun diperkotaan (SKN, 2000).
Untuk mewujudkan tujuan tersebut maka berbagai upaya kesehatan di
lakukan, salah satu program kesehatan masyarakat yang di kembangkan oleh
puskesmas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal adalah perawatan
keluarga, di keluarga merupakan unit terkecil bagi masyarakat.Apabila salah satu
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan maka akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain. Karena keluarga merupakan suatu sistem dimana ada
ketergantungan antar anggota keluarga (Djuhaeni, 2009).
Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus
dilibatkan dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia
maupun di Indonesia.Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya
kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan
dan keterampilan di berbagai bidang. Perawat menjalankan fungsi dalam
kaitannya dengan berbagai peran pemberi asuhan keperawatan, pembuat
keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
rehabilitator, komunikator dan edukator.Keperawatan sebagai suatu profesi
menekankan kepada bentuk pelayanan professional yang sesuai dengan standart
dengan memperhatikan kaidah etik dan moral sehingga pelayanan yang diberikan
dapat diterima oleh masyarakat dengan baik (Mubarak, 2005).
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah sebuah keluarga.
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan
atau kelompok penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam
menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sedang sakit.
Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi tidak berguna jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga.Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan
anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan
atau signifikan.
Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga
dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus.Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,
dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat.Dalam
pemberian pelayanan kesehatan perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan
budaya keluarga sehingga dapat menerima.

B. Latar Belakang
Pembelajaran praktik merupakan suatu proses untuk meningkatkan
keterampilan peserta didikdengan menggunakan berbagai metode yang sesuai
dengan keterampilan yang diberikan dan peralatan yang digunakan. Selain itu,
pembelajaran praktik merupakan suatu proses pendidikan yang berfungsi
membimbing peserta didik secara sistematis dan terarah untuk dapat melakukan
suatu ketrampilan (Wawan D, 2012).
Pembelajaran praktik juga digunakan oleh pendidikan keprofesian
keperawatan yang menuntut seseorang perawat untuk memiliki kompetensi
tertentu dalam melaksakan pekerjaannya sebagai seorang perawat profesional.
Sehingga pembelajaran praktik bagi seorang perawat dapat memberikan
pengalaman langsung terhadap proses belajar (Wawan D, 2012)
Sebagai perawat menjadi tujuan dan tanggung jawab kita semua khususnya
sebagai tenaga kesehatan untuk membantu keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
akan kesehatannya serta dapat menanamkan perilaku sehat dalam anggota
keluarga. Perawat sebagai tenaga kesehatan terdepan yang memberikan pelayanan
di berbagai sarana pelayanan kesehatan mempunyai nilai strategis dalam upaya
pembinaan keluarga sejahtera (Djuhaeni, 2009).
Aspek terpenting dari keperawatan keluarga adalam pemberi asuhan pada
unit terkecil yaitu keluarga. Keluarga bersama dengan individu, kelompok, dan
komunitas adalah klien atau resipien keperawatan.Secara empiris disadaari bahwa
kesehatan para anggota keluarga sudah ditanggulangi secara insidental, tetapi
keluarga belum dilihat sebagai klien dari keperawatan.keluarga sebagai unit
asuhan keperawatan sangat berpengaruh terhadap individu dan kelompok (Ali Z,
2009). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan refleksi terhadap asuhan
keperawatan keluarga yang telah dilaksanakan.
Dalam menerapkan semua teori tersebut maka pembelajaran ini dapat
diterapkan pada saat mahasiswa profesi ners menjalani stase keperawatan
keluarga. Stase keperawatan keluarga adalah salah satu stase yang wajib dijalani
oleh peserta didik yang menempuh tahap pendidikan profesi Ners (keperawatan)
di PSIK FK UNLAM. Pendidikan profesi ners merupakan lanjutan dari tahap
pendidikan akademik, dimana hal ini merupakan wahana bagi peserta didik untuk
mengaplikasikan teori yang telah didapatkan dibangku kuliah sehingga nantinya
diharapkan dapat menjadi seorang perawat yang profesional. Pendidikan profesi
ners memerlukan strategi pendekatan tersendiri khususnya dalam keperawatan
keluarga untuk menerapkan teori yang telah diperoleh selama pembelajaran
diperkuliahan.

C. Definisi Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam refleksi ini yaitu masalah keluarga dengan
Diabetes Melitus. Keluarga belum mengenal dengan baik terhadap masalah yang
terjadi seperti pengertian, penyebab, tanda gejala, pencegahan dan
penatalaksanaan diet serta terapi .

D. Tujuan
Tujuan dalam penulisan refleksi ini adalah untuk mengungkapkan apa yang
telah dilakukan ners keluarga terhadap keluarga yang diasuh selama 1 minggu
mengenai tentang strategi koping pada keluarga dan mengungkapkan evaluasi
terhadap terhadap tindakan yang dilakukan.

E. Metode
Selama menjalankan praktik klinik keperawatan keluarga, mahasisawa
melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan melalui 5 tahapan proses asuhan
keperawatan. Adapun proses tersebut adalah terdiri dari pengkajian, perumusan
diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Dalam melaksanakan proses
asuhan keperawatan, mahasiswa menggunakan metodeobservasi kondisi real
dengan melakukan home care visit kepada keluarga yang menjadi sasaran asuhan
keperawatan. Pemeberian asuhan keperawatan keluarga dijalankan dengan
memfokuskan keluarga untuk dapat menjalankan 5 tugas keluarga dalam dalam
hal kesehatan seperti keluarga mampu mengenal masalah yang terjadi dalam
keluarga; keluarga mampu memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi
permasalah yang terjadi dalam kelurga; keluarga mampu memberikan perawatan
bagi anggota keluarga yang sakit; keluarga mampu untuk memelihara dan
memodifikasi lingkungan keluarga baik fisik, psikis, dan sosial sehingga dapat
meningkatkan kesehatan keluarga; dan agar keluarga mampu memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan secara tepat.Pengkajian dilakukan pada tanggal 22
februari 2016.

F. Hasil
Asuhan keperawatan keluarga yang dilaksanakan oleh mahasiswa
dilaksanakan sejak tanggal 22 29 Februari 2016. Proses asuhan keperawatan
dimulai melalui proses pengkajian sampai dengan evaluasi. Pengkajian merupakan
upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis terhadap masyarakat untuk
dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat
baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan masyarakat dan
prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Dalam proses pengkajian terhadap keluarga diperlukan beberapa alternatif
yang bisa digunakan untuk membangkitkan keinginan keluarga untuk
mengungkapkan masalah yang sedang mereka hadapi saat pengkajian dilakukan.
Beberapa cara yang bisa digunakan antara lain:
1. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan, dengan demikian keluarga akan
merasa segan, merasa lebih nyaman dan dapat mengurangi rasa sakit.
2. Menggunakan pakaian yang rapi, penampilan yang menarik dapat merefresh
keadaan keluarga dan membuat klien merasa nyaman.
3. Menggunakan panggilan atau sebutan orang yang baik, dengan demikian
maka keluarga akan merasa terhormati dan mencegah rasa ketersinggungan.
4. Intonasi (nada suara), nada suara yang lembut didengar akan memberikan rasa
nyaman pada klien dan keluarga serta membantu mengurangi rasa tegang dari
rasa sakitnya. Sebuah pesan dapat menunjukan antusiasme, perhatian,
permusuhan, atau pengabaian bergantung pada intonasinya.
Pengkajian dilanjutkan dengan analisa data, berdasarkan analisa data dapat
diketahui masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh keluarga yang
dituangkan dalam diagnosa keperawatan (Mubarak, 2005).Diagnosa keperawatan
ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan
memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata
(aktual), dan yang mungkin terjadi (potensial) (Mubarak, 2005).
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa terdapat 3 tipologi diagnosa
keperawatan keluarga yaitu, diagnosa actual, diagnosa risiko atau risiko tinggi,
dan diagnosa potensial (Suprajitno, 2004). Masalah aktual adalah masalah yang
diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang
kemudian akan timbul..Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu
pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien
yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan (Mubarak, 2005).
Diagnosa keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem
(masalah) yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari kondisi normal,
etiologi (penyebab dari masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberi
arah intervensi keperawatan), sign atau symptom (tanda dan gejala) (Mubarak,
2005).
Setelah didapatkan diagnosa untuk menentukan intervensi selanjutnya
dilakukan prioritas masalah atau pengurutan masalah. Dalam menyusun atau
mengurut masalah atau diagnosa keluarga sesuai dengan prioritas (penapisan)
yang digunakan dalam keperawatan keluarga adalah format Bailon dan Maglaya
(1978) yang terdiri dari 4 komponen yaitu sifat masalah, kemungkinan masalah
dapat diubah, potensial masalah untuk dicegah dan menonjolnya masalah
(Suprajitno, 2004).
Tahap berikutnya adalah penyusunan intervensi. Intervensi merupakan
penyusunan rencana tindakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai diagnosa keperawatan yang
telah ditetapkan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien (Mubarak, 2005)..
Menurut Friedman dalam Bailon dan Maglaya (1978) proses pengembangan
rencana keperawatan keluarga menyangkut penggunaan metode problem solving
atau pemecahan masalah yang terdiri dari penentuan masalah, sasaran, tujuan
(tujuan jangka panjang/umum dan jangka pendek/khusus), dan rencana tindakan
(Suprajitno, 2004).
Setelah dilakukan intervensi maka dilakukan implementaasi atau
pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.Implementasi (pelaksanaan)
merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun
(Mubarak, 2005).Implementasi selesai dilakukan dilanjutkan ke tahap selanjutnya
yaitu evaluasi.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor kealfaan yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Novriadi E, 2013).
Dilakukan asuhan keperawatan keluarga dengan melalui 5 proses asuhan
keperawatan keluarga yang dimulai dari pengkajian hingga evaluasi. Asuhan
keperawatan yang dilakukan pada tanggal 22 - 29 Februari 2016 dilakukan pada
keluarga Tn. Y. Pengkajian di mulai pada hari Senin tanggal 22 Februari 2016 saat
keluarga Tn. Y tidak sibuk, dari hasil pengkajian didapatkan bahwa Ny. H
menyebutkan gula darahnya tinggi. Klien mengetahui penyakit DM semenjak 2
tahun yang lalu saat adanya bisul di bagian pinggang klien yang tidak sembuh-
sembuh sehingga klien ke pelayanan kesehatan dan dilakukan pemeriksaan gula
darah dan ternyata gula darah klien 500 mg/dl. Berdasarkan wawancara dengan
Ny. H mengatakan klien mengalami penyakit kencing manis karena sering
mengonsumsi gula yang 1 harinya bisa menghabiskan kg gula dan klien kurang
tepat dalam menyebutkan masalah apa yang sedang klien alami, sehingga perawat
menentukan diagnose Defisiensi Pengetahuan pada Ny.H, Sehingga implementasi
yang diberikan kepada keluarga Tn. Y adalah pendidikan kesehatan mengenai
diabetes mellitus, senam kaki diabetes mellitus dan gizi untuk penderita diabetes
mellitus yang dilakukan pada tanggal 27-02-2016.
Pada tanggal 22 Februari 2016 Ny. H mengatakan gatal dibagian sela-sela
jari tangan tampak kemerahan dan kulit terkelupas di sela jari tangan dan sela jari
kaki, kulit teraba kering, dank lien tampak terlihat jarang mengeringkan kaki
maupun tangan setelah melakukan kegiatan rumah tangga seperti mencuci piring
maupun mencuci baju, sehinga perawat mengangkat diagnose kerusakna integritas
kulit sehngga Implementasi keperawatan yang dapat diberikan pada keluarga Tn.
Y adalah mengajarkan Ny. H cara perawatan kulit.
Ny. H mengatakan dirinya selalu melakukan cek rutin ke pelayanan
kesehatan terkait penyakit klien dan selalu di antar oleh suami klien. Sehingga
tidak ada masalah terhadap tugas kesehatan keluarga pada poin mengambil
keputusan mengenai tindakan kesehatan. Selanjutnya untuk kemampuan keluarga
merawat anggota yang sakit klien mengatakan suami dan anak-anaknya selalu
mengingatkan konsumsi gula klien dan juga menyarankan untuk ibunya
mengonsumsi gula khusus bagii penderita Diabetes. Sehingga pada poin ke 33
pada tugas kesehatan keluarga tidak ada memiliki masalah, selanjutnya
kemampuan memelihara dan memodifikasi rumah berdasakan hasil observasi
tidak tampak adanya benda-benda di sekitar rumah yang memungkinkan untuk
terjadi luka pada bagian kaki, tampak bersih. Sedangkan pada poin ke 5
kemampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga tuan.Y
sangat bagus karena Ny.H mengatakan rutin melakukan cek di Pustu maupun
Puskesmas.
Implementasi dilakukan dengan tetap memperhatikan 5 tugas keluarga
dalam kesehatan. Implementasi yang dilakukan berjalan dengan lancar, peserta
atau keluarga sasaran sangat antusias dalam pelaksanaan implementasi.
Tidak ada hambatan hambatan yang ditemukan pada keluarga Tn. Y dalam
pelamberian pendidikan kesehatan dan hanya saja waktu agak mundur dari jadwal
yang telah di janjikan.

G. Diskusi
Masing-masing keluarga memiliki karakteristik yang berbeda-beda
sehingga strategi pendekatannya pun berbeda pula. Diperlukan kesigapan dan
kesiapan fisik, mental, emosial untuk tetap menjalankan teori yang diajarkan atau
perlu sedikit modifikasi dalam praktiknya. Selama dilakukan praktik stase
keperawatan keluarga yang telah dilalui dapat tergambar dengan jelas bagaimana
cara masing-masing anggota keluarga dalam memenuhi 5 tugas keluarga. Dimulai
dari tugas pertama yaitu mengenal masalah kesehatan keluarga dapat terlihat saat
dilakukan pengkajian bagaimana pengetahuan keluarga mengenai peyakit diabetes
mellitus dan usaha apa yang telah dilakukan keluarga untuk mengenali masalah
yang ada dalam keluarga.
Dalam asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan pada keluarga Tn. Y
dengan diabetes mellitus diketahui bahwa keluarga belum mampu memahami
penyakit yang diderita oleh Ny. H Dalam hal perawat pun mengkaji dengan
pengetahuan seadanya dari anggota keluarga. Sehingga didapatkan defisiensi
pengetahuan. Dan tampak adanya kerusakan kulit dibagian luar sehingga di angkat
diagnose kerusakan integritas kulit. Pada saat pengkajian dalam 1 minggu bertemu
Tn.Y hanya 2 kali, suami Ny.H jarang ada di rumah jika pagi dan anak-anaknya
apabila pagi semuanya sekolah, sehingga klien di rumah sendiri. Setelah diberikan
pendidikan kesehatan terkait penyakit klien tampak antusias, untuk menunjang
keberhasilan tersebut perlunya dukungan dari keluarga mengingat usia Ny.H yang
masih muda 36 tahun yang telah mengalami banyak perubahan fisik akibat
penyakitnya,untuk menghindari komplikasi dari penyakit dan keberhasilan terapi
pengobatan, sehingga pentingnya untuk memberikan perhatian lebih maupun
dukungan dari semua anggota keluarga.
Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010) yaitu:
a. Dukungan Penilaian
Dukungan ini meliputi pertolongan pada individu untuk memahami
kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang
dapat digunakan dalam menghadapi stressor. Dukungan ini juga merupakan
dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian yang positif terhadap
individu. Individu mempunyai seseorang yang dapat diajak bicara tentang
masalah mereka, terjadi melalui ekspresi pengaharapan positif individu kepada
individu lain, penyemangat, persetujuan terhadap ide-ide atau perasaan
seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang lain, misalnya
orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu meningkatkan
strategi koping individu dengan strategi-strategi alternatif berdasarkan
pengalaman yang berfokus pada aspek-aspek yang positif.
b. Dukungan Instrumental
Dukungan ini meliputi penyediaan dukungan jasmaniah seperti pelayanan,
bantuan finansial dan material berupa bantuan nyata (instrumental support
material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
memecahkan masalah praktis, termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti
saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu pekerjaan sehari-
hari, menyampaikan pesan, menyediakan transportasi, menjaga dan
merawat saat sakit ataupun mengalami depresi yang dapat membantu
memecahkan masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh
individu dan mengurangi depresi individu. Pada dukungan nyata keluarga
sebagai sumber untuk mencapai tujuan praktis dan tujuan nyata.
c. Dukungan Informasional
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab
bersama, termasuk di dalamnya memberikan solusi dari masalah, memberikan
nasehat, pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan
oleh seseorang. Keluarga dapat menyediakan informasi dengan
menyarankan tentang dokter, terapi yang baik bagi dirinya dan tindakan
spesifik bagi individu untuk melawan stresor. Individu yang mengalami
depresi dapat keluar dari masalahnya dan memecahkan masalahnya dengan
dukungan dari keluarga dengan menyediakan feed back. Pada dukungan
informasi ini keluarga sebagai penghimpun informasi dan pemberi informasi.
d. Dukungan Emosional
Selama depresi berlangsung, individu sering menderita secara
emosional, sedih, cemas dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi
perasaan seseorang akan hal yang dimiliki dan dicintai. Dukungan
emosional memberikan individu perasaan nyaman, merasa dicintai saat
mengalami depresi, bantuan dalam bentuk semangat, empati, rasa percaya,
perhatian sehingga individu yang menerimanya merasa berharga. Pada dukungan
emosional ini keluarga menyediakan tempat istirahat dan memberikan semangat.
Asuhan keperawatan yang dilakukan yaitu pada minggu pertama
penugasan, hari pertama sampai ke lima saya melakukan pengkajian terhadap
keluarga dengan diabetes melitus, Setelah melakukan pengkajian, saya membuat
diagnosa keperawatan dan menentukan prioritas masalah. Setelah menentukan
prioritas masalah, saya membuat intervensi. Intervensi yang dibuat
diimplementasikan pada hari keempat dan kelima. Implementasi yang dilakukan
yaitu untuk keluarga dengan Diabetes Melitus yaitu memberikan konseling dalam
peningkatan pengetahuan kepada keluarga mengenai diabetes melitus beserta
perawatannya.
Pada Refleksi Pribadi dari pembelajaran asuhan keperawatan keluarga ini
saya yang berperan sebagai perawat keluarga, yang mana selma satu minggu
melakukan komunikasi bersama keluarga Tn.Y, sehingga merasakan bagaimana
merawat satu keluarga diluar keluarga sendiri dalam 1 minggu. Keluarga
mengatakan sangat senang dengan adanya perawat, karena akan ada yang merawat
dan memperhatikan kesehatan keluarga.
Dengan adanya praktik lapangan yang saat ini sedang berada di stase
keperawatan keluarga, saya merasa lebih mandiri dalam mengaplikasikan ilmu
yang dimiliki. Keperawatan keluarga ini benar-benar melatih untuk berkomunikasi
terapeutik secara baik. Meskipun pada awalnya saya merasa kurang percaya diri
untuk mengungkapkan ilmu yang dimiliki terhadap keluarga yang diasuh. Namun
seiring berjalannya asuhan keperawatan menjadikan saya lebih yakin dan lebih
percaya diri dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ali Z. 2009. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

2. Friedman M. 1998. Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


3. Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2006. Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 2,
Jakarta: Sagung Seto.
4. Tim Keperawatan Keluarga. 2012. Buku Praktikum Keperawatan Keluarga.
Banjarbaru: Bagian Keperawatan Keluarga Program Studi Ilmu Keperawatan
Fakultas Kedokteran Unlam.
5. Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.
6. Inayuniati. 2012. Reflective Learning Mempertajam Kemamppuan Analisis
dalam Pembelajaran Praktik. http://inayuniati.wordpress.com/2012/03/20
/reflective-learning-mempertajam-kemampuan-analisis-dalam pembelajran
-praktik/. Diakses pada tanggal 7 Maret 2014.
7. Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Jakarta, 2000.
8. Djuhaeni H. Peran perawat dalam pembinaan keluarga
sejahtera.Bandung,2009.Diunduh melalui http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2009/09/Peran_perawat_dalam_pembinaan.pdf pada 9 Maret
2014.
9. Hairunnisa.Konsep dasar keperawatan keluarga. Jakarta: Pusat Pendidikan
Tenaga Kesehatan Yayasan RS Islam, 2007.
10. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan.
Jakarta:RinekaCipta, 2003.

Anda mungkin juga menyukai