Anda di halaman 1dari 112

PLAGIAT

PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGUNGKAPAN DIRI MASA DEWASA AWAL DITINJAU DARI

PERSPEKTIF GENDER PADA ETNIS JAWA DAN ETNIS FLORES

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh

Maria Agustina Tokan

099114053

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2013

i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Sebab itulah janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok

mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Matius 6 :34

iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk:

My Lord Jesus Christ,

Orang tuaku Bapa Mama

Adik-adikku

dan almamaterku Universitas Sanata Dharma

v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGUNGKAPAN DIRI MASA DEWASA AWAL DITINJAU DARI


PERSPEKTIF GENDER PADA ETNIS JAWA DAN ETNIS FLORES

Maria Agustina Tokan

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri masa laki-laki
dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores, 2) untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri
masa perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores, dan 3) untuk mengetahui
perbedaan pengungkapan diri laki-laki dan perempuan masa dewasa awal pada etnis Jawa dan
etnis Flores. Subyek penelitian ini adalah individu dewasa awal berusia 18 sampai 25 tahun
berjumlah subjek 144 orang yang terdiri dari 72 individu etnis Jawa dan 72 individu etnis Flores.
Pengumpulan data menggunakan skala pengungkapan diri yang diadaptasi dan dimodifikasi dari
Jourard Self Disclosure Questionnaire (JSDQ). Reliabilitas skala pengungkapan diri tersebut diuji
degan menggunakan metode koefisien reliabilitias Alpha Cronbach dan diperoleh hasil 0,739 dari
27 item dengan rentang korelasi item total antara 0,370 sampai 0,634. Kemudian data dianalisis
dengan menggunakan independent sample t-test dengan menggunakan SPSS versi 16 for windows.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai t untuk hipotesis 1) sebesar t= -1.862 (p<0,033)
berarti bahwa ada perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores,
2) sebesar t= -0,923 (p>0.179) berarti bahwa tidak ada perbedaan pengungkapan diri perempuan
dewasa awal etnis Jawa dan Flores, 3) sebesar t= -0.692 (p>0,245) berarti bahwa tidak ada
perbedaan pengungkapan diri antara laki-laki dan perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan
Flores.

Kata kunci : pengungkapan diri, masa dewasa awal, gender, dan etnis Jawa dan etnis Flores

vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

SELF DISCLOSURE EARLY ADULTHOOD BASED ON GENDER


PERSPECTIVE AT JAVANESE ETHNIC AND FLORES ETHNIC

Maria Agustina Tokan

ABSTRACT

This research was aimed 1) to seek for the difference of self disclosure males early
adulthood at Javanese ethnic and Flores ethnic, 2) to seek for the difference of self disclosure
females early adulthood at Javanese ethnic and Flores ethnic, 3 ) to seek for the difference of self
disclosure males and females early adulthood atJavanese ethnic and Flores ethnic. Subject of this
research is individual early adulthood aged 18 to 25 years, total 144 people consists of 72
Javanese ethnic and 72 Flores ethnic. Data collection used a self disclosure scale adapted and
modified from the Jourard Self Disclosure Questionnaire (JSDQ). The reliability of self disclosure
scale was verified by using method Alpha Cronbach and the result found was 0,739 from 27 items
with total item correlation ranges from 0,370 to 0,639. Then, data was analyzed by using
independent sample t-test with SPSS version 16 for windows. Based on the result was found that
hypothesis 1) t = -1.862 (p<0,033) means that there are difference of self disclosure males early
adulthood Javanese ethnic and Flores ethnic, 2) t= -0,923 (p>0.179) means that there isn’t
difference of self disclosure female early adulthood Javanese ethnic and Flores ethnic, 3) t= -
0.692 (p>0,245) means that there isn’t difference of self disclosure between male and female early
adulthood at Javanese ethnic and Flores ethnic.

Keywords: self disclosure, early adulthood, gender, Javanese ethnic, Flores ethnic

viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah

memberikan anugrahNya sampai saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Pengungkapan Diri Masa Dewasa Awal Ditinjau Dari

Perspektif gender Pada Etnis Jawa Dan Etnis Flores.”

Penulis juga menyadari banyak sekali orang-orang yang sangat berperan

serta baik dalam memberikan waktu, tenaga, dan pikiran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin

mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberkati dan memberikan cinta, berkat

dan anugrahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

2. Cornelius S. Widyatmoko, M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universita Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu mendukung kelancaran

skripsi ini.

3. Ratri Sunar Astuti, M.Si selaku dosen pembimbing skirpsi yang telah

mambantu dan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dalam

pembuatan skripsi ini.

4. Monica E. M, M.App. Psych selaku dosen pembimbing skripsi pernah

mambantu dan membimbing penulis dalam pembuatan skripsi ini.

5. Agung Santoso, M.A selaku dosen pembimbing akademik yang selalu

memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis menjalankan studi.

x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6. Dr. Tjipto Susana selaku dosen pembimbing akademik penulis saat ini,

yang telah memberikan bimbingan dan dukungan selama penulis

menjalankan studi.

7. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang selama penulis menjalan studi di

Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma telah memberikan ilmu dan

pengetahuannya baik mengenai ilmu psikologi serta ilmu dalam

menjalankan kehidupan.

8. Seluruh staf Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Mas Gandung,

Bu Nanik, Pak Gie, Mas Doni, Mas Muji yang banyak membantu penulis

dalam menjalani studi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

9. Bapak Hendrikus Baro Sili dan Mama Maria Magdalena Rawa Borot yang

telah memberikan cinta, kasih sayang, serta dukungannya dalam doa dan

materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. I love you..:3

10. Kak Ester dan Inggrid yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan,

dan penghiburan kepada penulis dan membantu kelancaran penulisan

skripsi ini, khususnya Inggrid terima kasih atas suka duka, kebersamaan,

kekonyolan yang kita lakukan. Adik Roy dan Ellen kata-kata kalian

memberikannku semangat juga untuk semua keluargaku yang selalu

mendukungku dalam doa. Terima kasih banyak..:D

11. Sahabat-sahabatku Cela dan Xyannie, yang selalu memberikan dukungan

kepada penulis baik dalam suka maupun duka selama proses perkuliahan

ini.. I’ll miss you, guys...terima kasih untuk Evy yang sudah mau repotin di

xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

ujian serta semua teman-teman angkatan 2009. Terima kasih buat setiap

proses, tawa riang, kekonyolan, dan keceriaan selama kebersamaan kita

selam empat taun ya, kawan..sukses buat kita semua....

12. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam mendukung kelancaran

proses penulisan skripsi ini..Teman-teman yang telah membantu dalam

menyebar skala dan juga untuk seluruh subjek yang telah

berpartisipasi..Semoga kalian mendapatkan berkat dari Tuhan...

13. Sylvia Carolina. M.Y.M yang telah memberikan kesempatan belajar di

PSIBK (Pusat Studi Invidivu Berkebutuhan Khusus), serta teman-teman

CEPRIEZ PSIBK (Dien, Ika, Vivid, Daning, Ghea & Vienna) untuk

setiap dukungan dan pengalaman berharga dan suka duka selama bekerja

sebagai asisten PSIBK...

Penulis menyadari juga bahwa skripsi ini masih banyak terdapat

kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan

kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semogo karya ini dapat bermanfaat

bagi kita semua.

xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ......................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii

HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................ vi

ABSTRAK .................................................................................................... vii

ABSTRACT .................................................................................................. viii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH ........................................................................................................ ix

KATA PENGANTAR .................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii

BAB 1. PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 8

1. Manfaat Teoretis .......................................................................... 8

2. Manfaat Praktis ............................................................................ 8

xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II. LANDASAN TEORI ..................................................................... 9

A. Pengungkapan Diri ............................................................................. 9

1. Pengertian Pengungkapan Diri .................................................... 9

2. Dimensi Pengungkapan Diri ....................................................... 10

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri ............. 12

4. Fungsi Pengungkapan Diri .......................................................... 14

5. Dampak Negatif Pengungkapan Diri .......................................... 16

B. Masa Dewasa Awal ............................................................................ 17

1. Pengertian Masa Dewasa Awal ................................................... 17

2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal ....................................................... 18

C. Gender ................................................................................................ 21

1. Pengertian Gender ....................................................................... 21

D. Etnis .................................................................................................... 24

1. Pengertian Etnis .......................................................................... 24

2. Etnis Jawa ................................................................................... 26

3. Etnis Flores ................................................................................. 28

E. Dinamika Perbedaan Pengungkapan Diri Masa Dewasa Awal

Ditinjau dari Perspektif Gender pada Etnis Jawa dan Etnis Flores .... 31

F. Hipotesis ............................................................................................. 35

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 36

A. Jenis Penelitian ................................................................................... 36

B. Identifikasi Variabel Penelitian .......................................................... 36

C. Defenisi Operasional .......................................................................... 36

xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

1. Variabel Bebas ............................................................................. 36

2. Variabel Tergantung ..................................................................... 37

D. Subjek Penelitian ................................................................................ 38

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 38

F. Alat Pengumpulan Data ..................................................................... 39

1. Skala Pengungkapan Diri ............................................................. 39

2. Penyusunan Item Pernyataan ....................................................... 39

3. Distribusi Item Sebelum Uji Coba ............................................... 41

G. Validitas, Seleksi Item dan Reliabilitas ............................................. 41

1. Validitias ..................................................................................... 41

2. Seleksi Item ................................................................................. 41

3. Reliabilitas .................................................................................. 43

H. Metode Analisis Data ......................................................................... 44

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................... 45

A. Pelaksanaan Penelitian ....................................................................... 45

B. Deskripsi Data Penelitian ................................................................... 46

1. Deskripsi Subjek Penelitan ......................................................... 46

2. Deskripsi Data Penelitan ............................................................. 46

C. Analisis Data Penelitian ..................................................................... 47

1. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 47

2. Hasil Analisis Tambahan ............................................................ 53

D. Pembahasan ........................................................................................ 55

xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 62

A. Kesimpulan ........................................................................................ 62

B. Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 63

C. Saran ................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 64

LAMPIRAN .................................................................................................. 68

xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala Pengungkapan Diri ............................................. 40

Tabel 2. Distribusi Item Skala Pengungkapan Diri Sebelum Uji Coba ....... 41

Tabel 3. Distribusi Item yang Gugur pada Skala Pengungkapan Diri Saat 42

Uji Coba ........................................................................................

Tabel 4. Distribusi Item yang Gugur pada Skala Pengungkapan Diri 43

Setelah Uji Coba.............................................................................

Tabel 5. Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Gender .................................. 46

Tabel 6. Mean Empiris dan Mean Teoretis .................................................. 47

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas ..................................................................... 48

Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas .................................................................. 49

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis ......................................................................... 51

Tabel 10. Hasil Kategorisasi .......................................................................... 54

xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Jourard Self Disclosure Questionnaire .................................. 69

Lampiran II. Terjemahan Modifikasi Skala Pengungkapan Diri ................. 73

Lampiran III. Skala Pengungkapan Diri Uji Coba ....................................... 76

Lampiran IV. Reliabilitas dan Seleksi Item Skala Pengungkapan Diri Uji 81

Coba .......................................................................................

Lampiran V. Skala Pengungkapan Diri untuk Penelitian ............................ 83

Lampiran V. Reliabilitas Skala Pengungkapan Diri Penelitian ................... 88

Lampiran VI. Hasil Uji Normalitas .............................................................. 90

Lampiran VII.Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 92

xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengungkapan diri atau self disclosure adalah proses penyampaian

informasi yang berhubungan dengan diri sendiri kepada orang lain (Jourard,

1964). Menurut Cozby (1973); Derlega dkk., (1993); Altman & Taylor (1973),

pengungkapan diri mengacu pada pemberian informasi melalui komunikasi verbal

atau lisan tentang diri sendiri berupa informasi demografis, pikiran, perasaan dan

pengalaman kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang

akrab. Johnson (Supratiknya, 1995) mengemukakan bahwa pengungkapan diri

adalah proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan tentang masa lalu yang

relevan atau berguna untuk memahami tanggapannya pada masa kini.

Pengungkapan diri memiliki peran yang sangat penting dalam

perkembangan seorang individu. Hal ini dikarenakan pengungkapan diri yang

tepat merupakan indikasi dari kesehatan mental (Jourard & Smith dalam Cozby,

1973). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh beberapa ahli

diantaranya Cahloun & Acocella (Gainau, 2009) menunjukkan bahwa

pengungkapan diri dapat melepas perasaan bersalah dan cemas. Sementara itu,

Dindia & Allen (1992) menemukan bahwa pengungkapan diri adalah kunci untuk

memulai, mengembangkan dan memelihara suatu hubungan. Selain itu, Johnson

(Supratiknya, 1995) menunjukkan tentang sifat-sifat yang dimiliki oleh individu

1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

yang rela mengungkapan diri diantarnya kompeten, ekstrover, fleksibel, adaptif,

terbuka, inteligen, dan yakin sebagai ciri-ciri individu yang masak dan bahagia.

Disamping itu, sifat-sifat individu yang kurang mampu mengungkapkan diri

diantaranya tidak mampu menyesuaikan diri, kurang percaya diri, timbul perasaan

takut, cemas, rendah diri dan tertutup.

Pada kenyataannya, tidak semua individu memiliki pengungkapan diri

yang tepat. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor diantaranya 1) faktor

resiko yang diterima dikemudian hari berupa penyalahgunaan informasi pribadi

yang penting sehingga mengganggu hubungan interpersonal yang telah terjalin

dengan baik; 2) kurangnya rasa aman dan kemampuan untuk menyesuaikan diri,

terjadi jika pengungkapan diri dilakukan pada individu atau kondisi yang tidak

tepat sehingga dapat menjadi ancaman bagi individu yang memberikan informasi;

3) kurangnya rasa percaya diri individu dalam mengungkapan tentang dirinya

sendiri kepada orang lain. Hal tersebutlah yang menyebabkan mengapa sebagian

individu sulit berbagi informasi dengan individu lain, sekali pun informasi

tersebut sangat positif bagi dirinya maupun individu lain (Papu, 2002).

Menurut survei yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa individu

dewasa awal mengalami kesulitan atau keengganan dalam mengungkapkan diri.

Hasil survei tersebut diketahui bahwa 50% individu dewasa awal tidak memiliki

rasa percaya diri untuk mengungkapkan informasi pribadinya, 44% individu

dewasa awal merasa kurang aman dan nyaman terhadap lawan bicara dan 25%

individu dewasa awal merasa takut akan resiko yang akan diterimanya

dikemudian hari. Selain itu, peneliti juga menemukan bahwa 72% individu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

dewasa awal merasa bahwa pengungkapan diri memiliki peran yang sangat

penting dalam perkembangan kepribadian dan hubungan mereka dengan individu

lain.

Masa dewasa awal merupakan masa penyesuaian diri terhadap pola-pola

kehidupan dan harapan sosial yang baru (Hurlock, 1980). Oleh karena itu, untuk

dapat menyesuaikan diri individu membutuhkan keterampilan sosial sehingga

dapat menunjang keberhasilannya dalam berinteraksi. Menurut Buhrmester

(Gainau, 2009) salah satu aspek penting dalam keterampilan sosial adalah

pengungkapan diri (self disclosure). Dengan adanya keterampilan pengungkapan

diri yang dimiliki oleh individu dewasa awal dapat menentukan keberhasilannya

dalam berinteraksi. Selain itu, Gainau (2009) menjelaskan bahwa tanpa

pengungkapan diri individu cenderung mendapatkan penerimaan yang kurang

baik sehingga berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya.

Pengungkapan diri dapat berlangsung secara optimal dalam situasi yang

mendukung daripada situasi yang kurang mendukung. Oleh karena itu, Devito

(2011) menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya

pengungkapan diri seorang individu. Faktor-faktor tersebut antara lain (1) besar

kelompok, (2) perasaan menyukai, (3) efek diadik, (4) kompetensi, (5)

kepribadian, (6) topik, (7) jenis kelamin/gender. Selain itu, Taylor (Sari dkk.,

2006) menambahkan salah satu faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri

adalah faktor budaya. Pada penelitian ini, peneliti memfokuskan penelitian pada

faktor gender dan budaya. Faktor budaya yang dimaksudkan oleh peneliti yaitu

etnis Jawa dan etnis Flores.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gender adalah perilaku dan pola-pola aktivitas yang dianggap cocok atau

pantas bagi laki-laki dan perempuan oleh suatu masyarakat atau budaya

(Dayaksini & Yuniardi, 2008). Gender menjadi faktor yang sangat penting dalam

proses pengungkapan diri. Hasil penelitian terdahulu tentang pengungkapan diri

dan gender menunjukkan hasil yang masih terus diperdebatkan. Jourard (1971)

menemukan bahwa perempuan memiliki tingkat pengungkapan diri yang lebih

tinggi daripada laki-laki. Namun terdapat ketidakkonsitenan hasil penelitian

terkait pengungkapan diri. Dindia & Allen (1992) melakukan meta-analisis dari

205 studi perbedaan jenis kelamin dalam pengungkapan diri menemukan bahwa

perempuan mengungkapkan diri lebih sedikit daripada laki-laki. Sementara itu,

Jourard (Cozby, 1973) mengemukakan bahwa pengungkapan diri yang rendah

pada laki-laki berhubungan dengan empati yang kurang, insight atau wawasan,

dan umur yang lebih pendek daripada perempuan.

Budaya menjadi faktor yang sangat penting dalam pengungkapan diri

masing-masing individu. Hal ini dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh

Jourard & Lasakow (Cozby, 1973) menunjukkan bahwa pengungkapan diri pada

ras berkulit hitam lebih rendah dibandingkan pengungkapan diri pada ras berkulit

putih. Sementara itu, Barnlund (Kim & Dindia, 2008) mengemukakan bahwa

orang Amerika dan Jepang memiliki perbedaan komunikasi yang mendalam

dalam hubungan interpersonal. Dimana orang Jepang hanya mengungkapkan

pemikiran pribadi mereka secara umum, sedangkan orang Amerika

mengungkapkan pemikiran pribadi mereka secara lengkap.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Pada kenyataannya, peneliti melihat seperti ada perbedaan yang cukup

menonjol di antara etnis Jawa dan etnis Flores dalam perilaku pengungkapan diri.

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap individu dewasa awal beretnis Jawa

dan etnis Flores, peneliti melihat individu yang berasal dari etnis Flores lebih

banyak mengungkapan diri daripada individu yang berasal dari etnis Jawa.

Perilaku pengungkapan diri ini terlihat sama dalam berbagai situasi dimana

individu beretnis Jawa dan Flores itu berada.

Individu beretnis Flores cenderung lebih spontan dan banyak

mengungkapkan diri dengan mengatakan terus terang apa yang diinginkan.

Menurut Sewa (2002), karakteristik dari individu beretnis Flores yaitu cenderung

memperlihatkan emosi yang sulit terkendali, banyak bicara dengan suara yang

keras dan tidak dapat menahan diri. Selain itu, dalam kehidupan sehari-hari etnis

Flores memiliki kebiasaan yang menonjol yaitu dalam menyapa individu di

sekitarnya dengan sebutan kekerabatan. Hal ini membuat mereka lebih cepat

beradaptasi dan akrab dengan individu lain.

Ketika ditanya, individu beretnis Flores mengaku ingin individu lain tahu

tentang apa yang mereka pikirkan dan rasakan. Selain itu, dengan

mengungkapkan diri individu beretnis Flores dapat dengan mudah menjalin

hubungan yang baik dengan individu lain. Hal ini lantaran menurut individu etnis

Flores menjadi alasan mengapa mereka dapat secara langsung mengungkapan

pikiran dan perasaannya. Perilaku ini menunjukkan bahwa individu etnis Flores

merupakan etnis yang terbuka.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Hal berbeda diamati peneliti pada individu beretnis Jawa. Beberapa

individu beretnis Jawa yang diamati oleh peneliti lebih banyak memilih untuk

menahan diri atau tidak mengungkapkan pikiran dan perasaan kepada individu

lain. Hal ini dikarenakan dalam budaya Jawa individu yang diam atau tertutup

dinilai baik, namun individu yang terbuka atau mengungkapkan diri (self

disclosure) dinilai tabu karena dipandang sebagai sikap menyombongkan diri,

angkuh, tinggi hati (Suseno & Reksosusilo dalam Guinau, 2009). Dalam situasi

yang lain, individu beretnis Jawa lebih memilih untuk mengemas apa yang

dipikirkan dan dirasakan dengan menggunakan bahasa yang pas sehingga tidak

menimbulkan konflik (Gainau, 2009).

Ketika ditanya, individu beretnis Jawa mengaku “ewoh pakewoh” yang

sering disebut sungkan atau tidak enak. Perasaan sungkan ini membuat individu

beretnis Jawa menjadi enggan, segan dan malu untuk mengungkapan tentang diri

mereka. Hal ini lantaran menurut individu etnis Jawa menjadi alasan mengapa

mereka tidak secara langsung mengungkapkan pikiran dan perasaan mereka.

Perilaku ini menunjukkan bahwa individu beretnis Jawa merupakan etnis yang

tertutup.

Berdasarkan uraian sebelumnya, nampak bahwa pengungkapan diri

dipengaruhi oleh faktor gender dan budaya khususya etnis Jawa dan etnis Flores.

Oleh karena itu, timbul pertanyaan pada peneliti apakah ada perbedaan

pengungkapan diri individu laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan Flores?

Bagaimana perbedaan antara pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada

etnis Jawa dan Flores? Bagaimana perbedaan antara pengungkapan diri laki-laki
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

dan perempuan pada etnis Jawa dan etnis Flores? Peneliti berasumsi dengan

adanya perbedaan gender pada etnis Jawa dan etnis Flores, maka diduga akan

memunculkan perbedaan pengungkapan diri pada individu masa dewasa awal.

Peneliti berharap penelitian ini, dapat berguna untuk menambah kajian

mengenai psikologi lintas budaya khususnya menyangkut pengungkapan diri dan

kebudayaan di Indonesia. Temuan penelitian ini, diharapkan dapat menjadi

referensi tentang pengungkapan diri masa dewasa awal, dengan perbedaan gender

dan budaya dalam pengungkapan diri. Khususnya untuk etnis Flores sampai

sejauh ini penelitian tentang pengungkapan diri masih sangat jarang ditemukan.

Jika dalam penelitian ini ditemukan adanya perbedaan pengungkapan diri dewasa

awal yang ditinjau dari perspektif gender pada etnis Jawa dan etnis Flores, maka

dapat menjadi masukkan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan masing-

masing etnis.

Berdasarkan argumen di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengungkapan Diri Masa Dewasa Awal Ditinjau dari

Perspektif Gender pada Kelompok Etnis Jawa dan Flores.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis

Flores?

2. Bagaimana pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan

etnis Flores?
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

3. Bagaimana pengungkapan diri laki-laki dan perempuan masa dewasa awal

pada etnis Jawa dan etnis Flores?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada

etnis Jawa dan etnis Flores.

2. Untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal

pada etnis Jawa dan etnis Flores.

3. Untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri laki-laki dan perempuan

dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian mengenai

penelitian dalam bidang psikologi lintas budaya khususnya menyangkut

pengungkapan diri dan kebudayaan yang ada di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagi para

akademisi terkait proses pengungkapan diri individu dewasa awal yang berasal

dari etnis Jawa dan etnis Flores.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengungkapan Diri

1. Pengertian Pengungkapan Diri

Menurut Jourard (1964), pengungkapan diri atau self disclosure adalah

proses penyampaian informasi yang berhubungan dengan diri sendiri kepada

orang lain. Sementara itu menurut Cozby (1973); Derlega dkk., (1993); Altman

& Taylor (1973) mengemukakan bahwa pengungkapan diri merupakan proses

pemberian informasi melalui komunikasi verbal atau lisan tentang diri

termasuk informasi demografis, pikiran, perasaan, dan pengalaman kepada

orang lain yang bertujuan mencapai hubungan yang akrab. Dindia & Allen

(1992) mengemukakan bahwa pengungkapan diri merupakan suatu variabel

kepribadian yang stabil sehingga menjadi kunci untuk memulai,

mengembangkan dan memeliharan suatu hubungan.

Devito (2011) mengemukakan bahwa pengungkapan diri merupakan

suatu jenis komunikasi dimana individu mengungkapkan informasi tentang

dirinya sendiri yang biasanya disembunyikan. Selain itu, Johnson (1981)

mengemukakan bahwa pengungkapan diri (self disclosure) adalah proses

pengungkapan reaksi atau tanggapan terhadap situasi yang sedang dihadapi dan

memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau berguna untuk

memahami tanggapannya pada masa kini. Johnson juga menjelaskan bahwa

pengungkapan diri memiliki dua sisi, yaitu bersikap terbuka kepada yang lain

9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

10

dan bersikap terbuka bagi yang lain. Kedua proses tersebut berlangsung secara

serentak apabila kedua individu menghasilkan hubungan yang terbuka antara

dirinya dan orang lain (Johnson dalam Supratiknya, 1995).

Menurut Morton (1978), pengungkapan diri merupakan kegiatan

membagi perasaan dan informasi yang akrab dengan orang lain. Informasi

dalam pengungkapan diri dapat bersifat deskriptif maupun evaluatif.

Pengungkapan diri yang bersifat deskriptif berarti individu melukiskan

berbagai fakta mengenai dirinya yang mungkin belum diketahui oleh

pendengarnya seperti pekerjaan, tempat tinggal, dan sebagainya. Sementara itu,

pengungkapan diri yang bersifat evaluatif berarti individu mengemukakan

pendapat atau perasaan pribadinya seperti perasaan menyukai orang tertentu,

merasa cemas karena terlalu gemuk, tidak suka bangun pagi, dan sebagainya

(Marton dalam Sears dkk., 1992).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan diri

(self disclosure) adalah kemampuan seorang individu untuk mengungkapakan

tentang dirinya sendiri kepada orang lain sehingga terjalin hubungan yang

akrab.

2. Dimensi Pengungkapan Diri

Jourard dan Lasakow (1958) mengemukakan tiga dimensi dalam

pengungkapan diri, yaitu :


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

11

a. Keluasan (breadth)

Keluasan mengacu pada jumlah infomasi yang diungkap. Informasi

tentang diri tersebut terdiri dari enam kategori yaitu sikap dan pendapat,

rasa dan minat, pekerjaan dan kuliah, uang, kepribadian dan tubuh.

b. Kedalaman (depth)

Kedalaman mengacu pada tingkatan dimana seorang individu

mengungkapkan informasi. Ada empat tingkatan pengungkapan diri, yaitu

tidak pernah bercerita kepada orang lain tentang aspek diri, berbicara secara

umum, bercerita secara penuh dan sangat mendetail, dan berbohong atau

salah mengartikan aspek diri sendiri sehingga yang diberikan kepada orang

lain berupa gambaran diri yang salah.

c. Target dan Sasaran (target person)

Target dan sasaran pengungkapan diri terdiri atas lima orang yaitu

ibu, ayah, teman pria, teman wanita dan pasangan.

Altman & Taylor (1973) mengemukakan dua dimensi utama dalam

pengungkapan diri, yaitu kedalaman dan keluasan. Dimensi kedalaman berkaitan

dengan perkembangan suatu hubungan dari yang dangkal sampai menjadi

hubungan yang akrab, orang semakin berani mengungkapkan hal-hal yang bersifat

pribadi tentang dirinya. Dimensi keluasan berkaitan dengan hubungan yang akan

berubah dari sempit menjadi semakin luas, sejalan dengan waktu, topik

pembicaraan akan semakin banyak, kegiatan yang diikuti bersama akan semakin

beragam (Altman & Taylor dalam Sears dkk., 1992).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

12

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dimensi pengungkapan diri

yang dikemukan oleh Jourard dan Lasakow (1958) yaitu dimensi keluasan dan

kedalaman.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Diri

Menurut Devito (2011) faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

diri diantaranya :

a. Besar kelompok

Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil

daripada kelompok besar. Kelompok yang terdiri atas dua orang

merupakan lingkungan yang paling cocok untuk pengungkapan diri.

b. Perasaan menyukai

Individu cenderung membuka diri kepada orang-orang yang

disukai atau dicintai, dan tidak akan membuka diri kepada orang yang

tidak disukai.

c. Efek diadik

Individu melakukan pengungkapan diri bila orang yang

bersamanya juga melakukan pengungkapan diri. Hal ini akan membuat

individu tersebut merasa lebih aman dan memperkuat perilaku

pengungkapan dirinya.

d. Kompetensi

Individu yang kompeten lebih banyak melakukan pengungkapan

diri daripada individu yang kurang kompeten. Hal ini dikarenakan orang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

13

yang kompeten mempunyai kepercayaan diri yang diperlukan untuk lebih

memanfaatkan pengungkapan diri atau lebih memiliki banyak hal positif

tentang diri mereka sendiri untuk diungkapkan.

e. Kepribadian

Individu yang pandai bergaul (sociabel) dan ekstrovert melakukan

pengungkapan diri lebih banyak daripada mereka yang kurang pandai

bergaul dan lebih introvert. Orang yang kurang berani untuk berbicara

pada umumnya juga kurang mengungkapkan diri daripada mereka yang

lebih nyaman dalam berbicara.

f. Topik

Individu lebih banyak mengungkapkan informasi diri tentang

pekerjaan dan hobi daripada tentang kehidupan seks dan situasi

keuangannya. Umumnya, makin pribadi dan makin negatif sutu topik

maka makin kecil kemungkinan kita untuk mengungkapkannya.

g. Jenis kelamin/gender

Jenis kelamin atau gender merupakan faktor terpenting yang

mempengaruhi pengungkapan diri. Umumnya pria lebih kurang terbuka

daripada wanita.

Sementara itu, Taylor (Sari dkk., 2006) mengemukakan bahwa salah satu

faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri adalah faktor budaya. Oleh karena

itu, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

diri adalah besarnya kelompok, perasaan menyukai, efek diadik, kompetensi,

kepribadian, topik, jenis kelamin/gender dan budaya. Faktor yang diteliti dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

14

penelitian ini, yaitu jenis kelamin/gender dan budaya. Faktor budaya yang

dimaksudkan peneliti adalah etnis, yaitu etnis Jawa dan etnis Flores.

4. Fungsi Pengungkapan Diri

Menurut Derlega & Grzelak (Sears dkk., 1992) fungsi dari pengungkapan

diri diantaranya :

a. Ekspresi

Kadang-kadang seorang individu mengatakan perasaannya sebagai

pelampiasan. Dengan mengungkapkan diri, individu mendapatkan

kesempatan untuk mengekspresikan perasaannya.

b. Penjernihan diri

Dalam proses berbagi perasaan atau pengalaman pada orang lain,

individu dapat memahami dan menyadari siapa dirinya sebenarnya.

c. Keabsahan sosial

Dengan mengamati bagaimana reaksi pendengar sewaktu sedang

mengungkapkan diri, individu dapat memperoleh informasi tentang

ketepatan pandangannya.

d. Kendati sosial

Individu dapat mengemukakan atau menyembunyikan informasi

tentang diri, sama seperti arti dari kontrol sosial.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

15

e. Perkembangan hubungan

Dengan saling berbagi informasi dan saling mempercayai

merupakan sarana yang paling penting dalam usaha merintis suatu

hubungan dan semakin meningkatkan keakraban.

Disamping itu, Johnson (dalam Supratiknya, 1995) beberapa manfaat dari

pengungkapan diri terhadap hubungan antarpribadi adalah sebagai berikut:

a. Pembukaan diri merupakan dasar bagi hubungan yang sehat antar dua

orang.

b. Semakin kita bersikap terbuka kepada orang lain, semakin orang lain

tersebut akan menyukai diri kita. Akibatnya, ia akan semakin membuka

diri kepada kita.

c. Orang yang rela membuka diri kepada orang lain terbukti cenderung

memiliki sifat-sifat sebagai berikut kompeten, terbuka, ekstrover,

fleksibel, adaptif, dan inteligen, yakni sebagai ciri orang yang masak dan

bahagia.

d. Membuka diri kepada orang lain merupakan dasar relasi yang

memungkinkan komunikasi intim baik dengan diri sendiri maupun dengan

orang lain.

e. Membuka diri berarti bersikap realistik. Oleh karena itu, pembukaan diri

kita haruslah jujur, tulus dan autentik.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa fungsi pengungkapan diri

diantaranya sebagai kesempatan untuk mengekspresikan perasaan, penjernihan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

16

diri, keabsahan sosial atau ketepatan pandangan, kendati sosial atau kontrol diri,

dan perkembangan hubungan.

5. Dampak Negatif Pengungkapan Diri

Menurut Devito (2011) dampak negatif dari pengungkapan diri

diantaranya :

a. Penolakan pribadi dan sosial

Biasanya seorang individu melakukan pengungkapan diri kepada

individu lain yang telah dipercayanya. Hal ini dikarenakan individu

tersebut mengaggap individu yang menjadi lawan bicaranya akan

mendukung pengungkapan dirinya tetapi mungkin saja ternyata individu

yang menjadi lawan bicara menolaknya.

b. Kerugian material

Adakalanya, pengungkapan diri mengakibatkan kerugian material.

Misalnya politisi yang mengungkapkan bahwa ia pernah dirawat psikiater

mungkin akan kehilangan dukungan partai politiknya sendiri dan rakyat

akan enggan memberikan suara kepadanya.

c. Kesulitan intrapribadi

Bila reaksi individu lain tidak seperti yang diduga, maka dapat

terjadi kesulitan intrapribadi. Misalnya bila Anda ditolak dan bukan

didukung dan bila kawan-kawan Anda menghindari Anda dan bukan

mendekati Anda seperti sebelumnya, maka Anda berada dalam jalur

menuju kesulitan intrapribadi.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

17

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa dampak negatif dari

pengungkapan diri diantaranya dapat menyebabkan penolakan pribadi dan sosial,

kerugian material dan kesulitan intrapribadi.

B. Masa Dewasa Awal

1. Pengertian Masa Dewasa Awal

Menurut Hurlock (1980) individu dewasa awal adalah individu yang

telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukannya di

dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya. Rentang usia masa

dewasa awal dimulai pada usia 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun.

Kenneth (Santrock, 2002) mengemukan bahwa masa muda (youth) adalah

masa transisi antara masa remaja dan masa dewasa yang sementara terkait

dengan kondisi ekonomi dan pribadi.

Individu pada masa dituntut untuk menyesuaikan diri terhadap pola-

pola kehidupan baru dan harapan sosial yang baru (Hurlock, 1980). Jika

individu yang pada masa dewasa awal tidak dapat menyesuaikan diri maka

akan muncul masalah, diantaranya kurang mampu berkomunikasi dengan

orang lain. Proses penyesuaian diri yang dilakukan individu akan

membutuhkan keterampilan sosial.

Sebagai salah satu aspek penting dalam keterampilan sosial,

pengungkapan diri sangat diperlukan pada masa dewasa awal. Dalam

perkembangannya, individu pada masa dewasa awal membutuhkan berbagai

penyesuaian diri terhadap tuntutan yang ada di lingkungan sosial. Dengan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

18

adanya keterampilan pengungkapan diri yang dimiliki oleh individu pada masa

dewasa awal, maka akan menentukan keberhasilan dalam berinteraksi dengan

lingkungan sosial. Selain itu, menurut Erikson (Santrock, 1995) masa dewasa

awal adalah masa dimana individu membangun hubungan yang akrab (intim)

dengan individu lain sehingga pengungkapan diri memiliki peran penting pada

masa ini sehingga individu dapat mencapai hubungan yang akrab (Derlega

dkk., 1993; Altman & Taylor, 1973). Sebaliknya jika individu gagal maka

individu tersebut akan mengalami keterkucilan (isolasi) yang akan berpengaruh

pada hubungan interpersonalnya (Santrock, 1995).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa dewasa awal

adalah suatu masa peralihan dari masa remaja menuju kedewasaan. Oleh

karena itu, seorang individu pada masa dewasa awal harus dapat menyesuaikan

diri terhadap pola kehidupan dan harapan sosial yang ada di lingkungan.

2. Ciri-ciri Masa Dewasa Awal

Hurlock (1980) mengemukakan ciri-ciri yang menonjol dalam tahun-

tahun masa dewasa awal, antara lain :

a. Masa dewasa awal sebagai “Masa Pengaturan”

Tiba waktunya individu untuk menerima tanggungjawab sebagai

orang dewasa. Terlihat dari banyaknya individu mulai mencoba berbagai

pekerjaan untuk menentukan mana yang paling sesuai untuk memenuhi

berbagai kebutuhan dan memberikan kepuasan yang lebih permanen.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

19

b. Masa dewasa awal sebagai “Usia Reproduktif”

Dimana pada masa ini individu yang belum menikah akan memulai

kehidupan kariernya sedangkan individu yang menikah akan menjadi

orang tua.

c. Masa dewasa awal sebagai “Masa Bermasalah”

Banyak masalah baru yang harus dihadapai dan masalah tersebut

berbeda dari masalah-masalah yang sudah dialami sebelumnya. Salah

satunya adalah kebebasan baru yang dijalani individu akan menimbulkan

masalah-masalah yang tidak dapat diramalkan oleh orang dewasa muda itu

sendiri maupun oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, perlu dilakukan

penyesuian diri secara intensif terkait dengan peralihan dari masa kanak-

kanak ke masa dewasa.

d. Masa dewasa awal sebagai “Masa Emosional.”

Individu agak merasa kebingungan dan mengalami keresahan

emosional. Keresahan ini terkait dengan masalah penyesuai diri yang

dihadapi saat itu dan berhasil tidaknya upaya penyelesaiannya.

e. Masa dewasa awal sebagai “Masa Keterasingan Sosial”

Keterasingan terkait dengan adanya semangat bersaingan dan

hasrat untuk maju dalam karir. Akibatnya individu menjadi egosentries

dan tentu menambah kesepian mereka.

f. Masa dewasa awal sebagai “Masa Komitmen”

Dengan adanya pola hidup baru, maka individu dituntut untuk

memikul tanggungjawab, dan membuat komitmen-komitmen baru.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

20

g. Masa dewasa awal sebagai “Masa Ketergantungan”

Individu mengharapkan dan menuntut otonomi yang sama dengan

teman-teman seusia mereka yang dapat membiaya diri mereka secara

mandiri.

h. Masa dewasa awal sebagai “Masa Perubahan Nilai”

Nilai yang dibawa selama masa kanak-kanak dan remaja berubah

kerena pengalaman dan hubungan yang berbeda usia. Nilai-nilai itu kini

dilihat dari kacamata orang dewasa.

i. Masa dewasa awal sebagai “Masa Penyesuaian Diri dengan Cara Hidup

Baru”

Penyesuaian diri pada suatu gaya hidup baru memang selalu sulit.

Terlebih lagi individu muda zaman sekarang kerena adanya persaingan

yang terima individu sewaktu masih anak-anak dan remaja biasanya tidak

berkaitan dengan atau bahkan tidak cocok dengan gaya-gaya hidup baru

ini.

j. Masa dewasa awal sebagai “Masa Kreatif”

Bentuk kreatifitas yang terlihat sesudah individu dewasa

tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk

mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan

sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkannya melalui hobi, ada juga yang

menyalurkannya melalui pekerjaan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri masa dewasa awal

diantaranya dapat melakukan pengaturan terhadap diri sendiri, menjadi seorang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

21

yang reproduktif, mampu menghadapi berbagai masalah, mampu mengontrol

emosi, mampu untuk bersaing di lingkungan sosial, mampu berkomitmen,

memiliki otonomi, mampu melakukan perubahan nilai, mampu menyesuaikan diri

dengan cara hidup baru, dan memiliki kreativitas.

C. Gender

1. Pengertian Gender

Gender adalah perilaku dan pola-pola aktivitas yang dianggap cocok

atau pantas bagi laki-laki dan perempuan oleh suatu masyarakat atau budaya

(Dayaksini & Yuniardi, 2008). Seks adalah perbedaan biologis dan fisiologis

antara laki-laki dan perempuan, dengan perbedaan yang menyolok pada

perbedaan anatomi tentang sistem reproduksi dari laki-laki dan perempuan.

Sementara dalam psikologi, pendekatan pespektif gender adalah sebuah

karakteristik, baik yang dipengaruhi oleh biologis maupun sosial yang

digunakan untuk menentukan antara laki-laki dan perempuan (Myers, 2012).

Sejak kecil anak laki-laki dan perempuan dibesarkan dengan cara yang

berbeda. Anak laki-laki dibesarkan lebih pada kebebasan, kemandirian, dan

berprestasi, sementara anak perempuan dibesarkan lebih pada pemeliharaan,

tanggungjawab, dan penurut. Perbedaan pola sosialisasi ini juga berkaitan

dengan beberapa faktor budaya dan faktor ekologi (Berry dkk., 1999).

Gender merupakan hasil konstruksi yang berkembang selama masa

kanak-kanak sebagaimana yang disosialisasikan di lingkungan mereka. Adanya

perbedaan reproduksi dan biologis mengarahkan pada pembagian kerja yang


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

22

berbeda antara laki-laki dan perempuan dalam keluarga. Menurut Berry, dkk

(1999) perbedaan tersebut dapat berupa perbedaan pola pengasuhan anak,

penetapan peran, stereotipe gender, dan ideologi peran jenis kelamin.

Perbedaan-perbedaan ini yang mengakibatkan perbedaan ciri-ciri dan

karakteristik psikologis yang berbeda antara laki-laki dan perempuan (Berry

dkk., 1992).

Pola pengasuhan yang berbeda terhadap anak laki-laki dan perempuan

secara tidak langsung berhubungan dengan sikap atau perilaku dan pribadi

anak di masa mendatang. Oleh karena itu, pola pengasuhan harus dilakukan

dengan cara yang sesuai misalnya cara orang dewasa berbicara kepada anak

laki-laki dan perempuan. Orang tua atau orang dewasa memiliki cara yang

berbeda untuk berbicara kepada anak laki-laki dan perempuan. Hal ini

dikarenakan orang tua atau orang dewasa memiliki harapan dan kriteria peran

yang tidak sama kepada anak laki-laki maupun anak perempuan (dalam

Santrock, 2003).

Menurut Reber & Reber (2010), peran mengacu pada pola perilaku apa

pun yang melibatkan hak, kewajiban, dan tugas-tugas tertentu yang diharapkan

dari seseorang, dilatih, dan diperkuat untuk ditampilkan di dalam situasi sosial

tertentu. Peran antara laki-laki dan perempuan berbeda satu sama lainnya

sehingga peran yang akan dikenakan pada laki-laki dan perempuan akan

menimbulkan sebuah stereotipe. Menurut Reber & Reber (2010), stereotipe

adalah seperangkat generalisasi yang berlebihan yang menyederhanakan dan

relatif tetap mengenai suatu kelompok atau kelas masyarakat.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

23

Stereotipe gender adalah suatu keyakinan konsensual yang dianut

mengenai ciri-ciri laki-laki dan perempuan. Keyakinan ini telah tersebar luas di

dalam suatu masyarakat. Stereotipe tentang laki-laki dan perempuan sangat

berbeda satu sama lain. Laki-laki dipandang seorang seorang yang dominan,

tak tergantung, dan memiliki sifat petualangan sedangkan perempuan

dipandang sebagai seorang yang emosional, tunduk (submitif) dan lemah.

Sementara itu, ideologi peran jenis kelamin merupakan suatu keyakinan

normatif tentang seperti apa seharusnya laki-laki dan perempuan, apa

seharusnya yang dilakukan dan sebagainya (Berry dkk., 1999).

Jourard (1971) menunjukkan bahwa perempuan memiliki tingkat

pengungkapan diri yang lebih tinggi daripada laki-laki. Namun terdapat

ketidakkonsitenan hasil penelitian terkait pengungkapan diri. Dindia & Allen

(1992) melakukan meta-analisis dari 205 studi perbedaan jenis kelamin dalam

pengungkapan diri menemukan bahwa perempuan mengungkapkan diri lebih

sedikit daripada laki-laki.

Jourard (Cozby, 1973) mengemukakan bahwa pengungkapan diri yang

rendah pada laki-laki berhubungan dengan empati yang kurang, insight atau

wawasan, dan umur yang lebih pendek daripada perempuan. Selain itu, Jourard

& Lasakow (1957) menegaskan bahwa perbedaan jenis kelamin dalam

pengungkapan diri memberikan nilai yang bertentangan dan membawa harapan

untuk bersosialisasi. Hal ini tampak dari perempuan berharap agar hubungan

emosionalnya dapat terpuaskan sedangkan laki-laki berharap agar hubungan

fungsionalnya dapat terpuaskan (misalnya, persahabatan).


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

24

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa gender adalah

suatu konsep kultur yang merujuk pada karakteristik yang membedakan antara

laki-laki dan perempuan. Perbedaan gender dapat berupa perbedaan pola

pengasuhan anak, penetapan peran, stereotipe gender, dan ideologi peran jenis

kelamin ( Berry, dkk., 1999).

D. Etnis

1. Pengertian Etnis

Menurut Koentjaraningrat (Liliweri, 2005) etnis adalah kelompok sosial

atau kesatuan hidup manusia yang mempunyai sistem interaksi, sistem norma

yang mengatur interaksi tersebut, adanya kontinuitas dan rasa identitas yang

mempersatukan semua anggotanya serta memiliki sistem kepemimpinan

sendiri. Sementara itu, menurut Tseng (Dayaksini & Yuniardi, 2008) etnis

merujuk pada sekelompok orang yang membedakan diri mereka dalam

kelompok lain berdasarkan kesamaan mereka dalam hal sejarah, norma

perilaku, bahasa, dan beberapa karakteristik.

Kebudayaan adalah pandangan hidup dari sekelompok orang dalam

bentuk perilaku, kepercayaan, nilai, dan simbol-simbol yang diterima tanpa

sadar atau tanpa dipikirkan, yang diwariskan melalui proses komunikasi dan

peniruan dari satu generasi kepada generasi berikutnya (Liliweri, 2003)).

Budaya dapat mempengaruhi cara berpikir dan sikap seseorang terhadap orang

lain. Kebudayaan mempunyai peran yang besar dalam mendidik perilaku

pengungkapan diri seseorang seperti bahasa, tutur kata, penyampaian pesan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

25

yang ada dalam pikiran, sampai pada pengungkapan dan pengekspresian

perasaan mereka (Brehm dalam Gainau, 2009).

Indonesia merupakan merupakan negara multietnis dan multikultur,

terdiri atas beragam budaya, etnis, agama, dan bahasa yang tersebar di sekitar

14.000 pulau yang membentuk wilayah Republik Indonesia. Setiap etnis

memiliki adat, kebiasaan, dan bahasa sendiri yang sering tidak dimengerti oleh

golongan etnis bangsa lain (Handayani & Novianto, 2004). Dari keberagaman

etnis dan budaya yang ada terdapat etnis Jawa dan Flores yang memiliki

penduduk yang cukup banyak yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

Berikut diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan etnis Jawa dan etnis

Flores kerena penelitian ini akan berfokus pada pengungkapan diri masa

dewasa awal ditinjau dari perspektif gender pada individu yang berasal dari

kedua etnis tersebut. Penulis akan menguraikan ajaran hidup dan persepsi

terhadap pengungkapan diri dari kedua etnis tersebut karena diasumsikan

bahwa terdapat perbedaan pola pengungkapan diri.

Berdasarkan perjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa etnis adalah

sekelompok individu yang membedakan diri dengan kelompok lain kerena

memiliki kesamaan dalam sejarah, norma, perilaku, bahasa dan beberapa

karakteristik lain. Dalam penelitian ini, menggunakan variabel bebas etnis

dengan dua variasi subjek yaitu etnis Jawa dan etnis Flores.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

26

2. Etnis Jawa

Menurut Yana MH (2012) orang Jawa adalah orang yang bahasa ibunya

menggunakan bahasa Jawa dan merupakan penduduk asli bagian tengah dan

timur pulau Jawa. Di Indonesia, etnis Jawa termaksud etnis yang menjunjung

tinggi nilai-nilai dan kebudayaan. Nilai-nilai tersebut dihayati oleh etnis Jawa

dalam menjalani kehidupan mereka.

Hakikat hidup orang Jawa pada dasarnya menganggap hidup sebagai

rangkaian peristiwa yang penuh dengan kesengsaraan dimana harus dijalankan

dengan tabah dan pasrah. Selain itu, masyarakat Jawa juga mengajarkan untuk

melakukan pengekangan. Sering dikenal dengan istilah “ngono yo ngono ning

ojo ngona” (begitu yang begitu namun jangan begitu) menunjukkan agar

individu tidak mengungkapkan pikiran, perasaan apa adanya kepada individu

lain, tetapi harus dikemas dengan bahasa yang pas (Koentjaranigrat dalam

Gainau 2009).

Geetz, (1983) ; Handayani & Novianto, (2004) menjelaskan prinsip

hidup orang Jawa diantaranya rukun, hormat, dan toleransi. Prinsip pertama

yaitu rukun, menuntut agar seorang individu dapat bersikap sedemikian rupa

sehingga tidak menimbulkan konflik atau menghindari konflik. Cara yang

dilakukan untuk menghindari dari konflik adalah membiarkan permasalahan

berlalu atau dibatinkan. Prinsip kedua yaitu hormat, berhubungan dengan cara

berbicara dan membawa diri dengan selalu menujukkan hormat kepada

individu lain. Prinsip ketiga yaitu toleransi, berhubungan dengan kepercayaan

atau agama, tradisi, dan kepribadian.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

27

Dalam kehidupan sehari-hari, individu beretnis Jawa menerapkan

empat prinsip utama dalam tata krama kesopanan, diantaranya pertama

mengambil sikap sesuai dengan derajat masing-masing pihak terkait dengan

sikap hormat dan bagaiman kedudukan lawan bicara. Kedua pendekatan tidak

langsung, terkait dengan sopan santun dalam mengajukan maksud dan tujuan

pembicaraan. Ketiga dengan disimulasi, terkait dengan kebiasaan untuk tidak

memberikan informasi tentang kenyataan yang sebenarnya pada hal yang tidak

penting. Keempat mencegah segala ungkapan yang menunjukkan kekacauan

batin atau kurang kontrol diri. Kontrol diri yang sempurna artinya menghindari

segala bentuk pergaulan yang kasar (Handayani & Novianto, 2004).

Penelitian yang dilakukan oleh Suseno & Reksosusilo (Gainau, 2009)

menunjukkan bahwa dalam budaya Jawa tentang seorang individu yang diam

atau tertutup dinilai baik tetapi individu yang mengungkapkan diri (self

disclosure) dinilai tabu karena dipandang sebagai sikap menyombongkan diri,

angkuh, tinggi hati, dan lain-lain. Nilai budaya tersebut telah dilatih sejak

individu masih berada pada masa kanak-kanak. Dimana latihan itu,

menekankan bagaimana cara seorang individu untuk berafiliasi dan konfromis.

Latihan tersebut, lama kelamaan membentuk benteng pertahanan diri yang

sangat kuat sehingga sulit untuk terbuka kepada individu lain.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa etnis Jawa termasuk

individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan kebudayaan. Hal ini tampak

dari ajaran hidup yang dianut oleh individu beretnis Jawa yaitu rukun, hormat

dan toleransi. Karakteristik individu beretnis Jawa yaitu menjunjung tinggi tata
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

28

krama kesopanan, cenderung mengotrol diri, berbicara dengan suara yang

halus (Handayani & Novianto, 2004).

3. Etnis Flores

Menurut Liliweri (Liliweri, 1993), etnis Flores adalah individu yang

karena status kelahirannya mengikuti status ayah yang berasal dari Pulau

Flores, yaitu Flores Timur, Sikka, Ende, Ngada, Lembata, dan Manggarai.

Keraf & Fernandez (Taum, 2011) menjelaskan bahwa etnis Flores terdiri dari

enam sub etnis yang terdiri atas etnis Manggarai-Riung, etnis Ngada, etnis Lio,

etnis Mukang, etnis Lamaholot, dan etnis Kedang. Menurut Barlow & Taum

(Taum, 2011) masing-masing etnis menempati wilayah tertentu lengkap

dengan pranata sosial budaya dan ideologi yang mengikat anggota masyarakat

secara utuh.

Pada dasarnya, hakikat hidup individu beretnis Flores yaitu sangat

menjunjung tinggi nilai adat istiadat serta tata cara yang telah menjadi tradisi

dari generasi ke generasi. Hal ini tampak dalam prinsip hidup yang dimiliki

oleh individu beretnis Flores. Prinsip pertama adalah kepercayaan dan

penyerahan diri seutuhnya kepada Tuhan. Hal ini dikarenakan, etnis ini percaya

bahwa kehidupan yang mereka jalani adalah miliki Tuhan sehingga Tuhan

dapat mengambil kembali apa yang menjadi miliknya. Dalam kehidupan

masyarakat etnis Flores sangat menekankan pada kejujuran dan keadilan. Hal

ini didasarkan pada keyakinan individu bahwa Tuhan mempunyai mata untuk

melihat segala tindakan mereka sehingga Tuhan akan menghukum yang jahat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

29

dan mengajarkan kebaikan. Selain itu, masyarakat etnis Flores memiliki

penghargaan yang tinggi terhadap adat dan upacara ritual (Taum, 2011).

Prinsip kedua adalah sikap toleransi, etnis Flores menekankan pada

sikap tolerasi antar sesama individu yang cukup tinggi. Hal ini dikarenakan

dalam kehidupan sehari-hari etnis ini memiliki banyak perbedaan-perbedaan

yang ada di masyarakatnya baik perbedaan etnis, agama, bahasa, dan adat

istiadat. Akan tetapi, perbedaan-perbedaan ini tidak menghilangkan rasa

kesatuaan antar etnis ini. Prinsip ketiga adalah kerukunan nampak dari tekad

yang dimiliki masing-masing individu untuk menjalin kerjasama yang

harmonis demi kesejahtraan masyarakat Flores. Oleh karena itu, dalam

kehidupan sehari-hari masyarakat Flores dikenal sebagai etnis yang ramah.

Dapat dilihat dari kebiasaan menyapa orang-orang sekitar dengan sebutan

kekerabatan seperti Om, Tante, Kakak, Adik dan kadang mereka mengaku

sebagai saudara. Seringkali ketika mereka berada di luar daerah, maka mereka

akan mengidentifikasi diri mereka sebagai satu etnis yaitu etnis Flores. Hal ini

membuat individu dari luar Flores menganggap individu beretnis Flores

sebagai individu yang etnosentris tetapi tidak begitu tampak dalam kehidupan

keseharian mereka.

Vetter (1932) dalam bukunya berjudul “atakiwan” menunjukkan bahwa

kehidupan sehari-hari individu beretnis Flores memiliki ciri-ciri yang masih

cenderung sombong dan memiliki sikap primitif. Dikatakan sombong karena

masih dipengaruhi oleh tradisi di masa lalu dimana Pulau Flores pernah

menjadi Koloni Portugis. Sementara itu, sikap primitif terbentuk dari


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

30

kepercayaan yang dianut yakni keyakinannya baik kepada Tuhan maupun

nenek moyang.

Menurut Sewa (2002), karakteristik individu beretnis Flores

diantaranya cenderung memperlihatkan emosi yang sulit terkendali, banyak

bicara dengan suara keras, dan tidak dapat menahan diri. Ketika

mengungkapkan diri individu beretnis Flores cenderung spontan untuk

mengungkapkan tujuannya. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh

Liliweri (1993) menunjukkan bahwa etnis Flores memiliki keterbukaan diri

terhadap sesama etnis 57,3% lebih tinggi dibandingkan antar etnis 41,2%.

Ketika individu beretnis Flores melakukan komunikasi antarpribadi dengan

sesama etnis, mereka lebih terbuka, merasa empati, merasa positif,

memberikan dukungan dan memelihara keseimbangan dengan etnis sendiri.

Sebaliknya terhadap etnis lain, individu etnis Flores kurang terbuka, kurang

merasa positif dan kurang memberikan dukungan kepada etnis lain.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa etnis Flores termasuk etnis

yang menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang dianut. Hal ini tampak dari

ajaran hidup yang dianut oleh individu beretnis Flores yaitu menjunjung tinggi

nilai adat istidat, toleransi, dan kerukunan. Karakteristik individu beretnis

Flores yaitu cenderung memperlihatkan emosi yang sulit terkendali, banyak

bicara dengan suara keras, dan tidak dapat menahan diri (Sewa, 2002).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

31

E. Dinamika Perbedaan Pengungkapan Diri Masa Dewasa Awal Ditinjau dari

Perspektif Gender pada Etnis Jawa dan Flores

Pengungkapan diri diartikan sebagai suatu kemampuan seorang individu

dalam menyampaikan informasi tentang dirinya sendiri kepada orang lain

sehingga terjalin suatu hubungan yang akrab. Pengungkapan diri memiliki dua

dimensi yaitu dimensi keluasan dan kedalaman (Jourard & Lasakow, 1958).

Pengungkapan diri sebagai salah satu komunikasi dipengaruhi oleh beberapa

faktor, antara lain besarnya kelompok, perasan menyukai, efek diadik,

kompetensi, kepribadian, topik, dan jenis kelamin/gender (Devito, 2011).

Sementara itu, pengungkapan diri juga dipengaruhi oleh faktor kebudayaan

(Taylor dalam Sari dkk., 2006).

Penelitian ini berfokus pada peninjauan gender terhadap peran budaya

yang memungkinkan terjadinya pengungkapan diri. Penelitian ini menggunakan

individu dewasa awal beretnis Jawa dan Flores dan gender sebagai variasi

kelompok penelitian ini karena peneliti menangkap fenomena adanya perbedaan

proses pengungkapan diri terhadap interaksi interpersonal mereka. Oleh karena

itu, berikut akan diuraikan tentang perbedaan gender dan beberapa bagian budaya

dari etnis Jawa dan etnis Flores yaitu ajaran hidup dan persepsi tentang

pengungkapan diri. Nampaknya dapat mendukung atau menghambat proses

pengungkapan diri pada masa dewasa awal beretnis Jawa dan Flores.

Dalam perkembangannya, individu pada masa dewasa awal sangat

membutuhkan berbagai penyesuaian terhadap tuntutan-tuntutan yang ada di

lingkungan sosial. Oleh karena itu, individu dewasa awal membutuhkan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

32

keterampilan sosial. Salah satu aspek penting dalam keterampilan sosial adalah

pengungkapan diri. Dengan adanya pengungkapan diri dapat menentukan

keberhasilan individu dewasa awal dalam berinteraksi. Dalam perkembangannya,

terdapat banyak tuntutan-tuntutan pada masa dewasa awal diantaranya melakukan

pengaturan terhadap diri sendiri, menjadi seorang yang reproduktif, mampu

menghadapi berbagai masalah, mampu mengontrol emosi, mampu untuk bersaing

sosial, mampu membuat suatu komitmen, memiliki otonomi, mampu melakukan

perubahan nilai, mampu menyesuaikan diri dengan cara hidup baru, dan memiliki

kreativitas.

Gender adalah suatu konsep kultur yang merujuk pada karakteristik yang

membedakan antara laki-laki dan perempuan. Sementara dalam psikologi,

pendekatan perspektif gender adalah sebuah karakteristik baik yang dipengaruhi

oleh biologis maupun sosial yang digunakan untuk menentukan antara laki-laki

dan perempuan (Myers, 2012). Perbedaan gender dapat berupa perbedaan pola

pengasuhan anak, penetapan peran, stereotipe gender, dan ideologi peran jenis

kelamin ( Berry dkk., 1999). Perbedaan gender sangat mempengaruhi proses

pengungkapan diri seorang individu. Penelitian yang dilakukan oleh Jourard

(Cozby, 1973) menemukan bahwa pengungkapan diri yang rendah pada laki-laki

berhubungan dengan empati yang kurang, insight atau wawasan, dan umur yang

lebih pendek daripada perempuan. Jourard & Lasakow (1957) menegaskan bahwa

perbedaan jenis kelamin dalam pengungkapan diri memberikan nilai yang

bertentangan dan membawa harapan untuk bersosialisasi. Hal ini tampak dari

perempuan berharap agar hubungan emosionalnya dapat terpuaskan sedangkan


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

33

laki-laki berharap agar hubungan fungsionalnya dapat terpuaskan (misalnya,

persahabatan).

Budaya dapat mempengaruhi proses pengungkapan diri seorang individu.

Faktor budaya yang difokuskan pada penelitian ini adalah etnis. Etnis adalah

sekelompok individu yang membedakan diri dengen kelompok lain karena

memiliki kesamaan dalam sejarah, norma, perilaku, bahasa dan beberapa

karakteristik lain. Dalam penelitian ini, peneliti secara khusus membahas tentang

etnis Jawa dan etnis Flores yang mempengaruhi proses pengungkapan diri karena

penulis berasumsi terdapat perbedaan pengungkapan diri antar etnis tersebut.

Etnis Jawa termasuk individu yang menjunjung tinggi nilai-nilai dan

kebudayaan. Hal ini tampak dari ajaran hidup yang dianut oleh individu beretnis

Jawa yaitu rukun, hormat dan toleransi. Karakteristik individu beretnis Jawa yaitu

menjunjung tinggi tata krama kesopanan, cenderung mengotrol diri, berbicara

dengan suara yang halus (Handayani & Novianto, 2004).

Sementara itu, etnis Flores juga termasuk etnis yang menjunjung tinggi

nilai-nilai budaya yang dianut. Hal ini tampak dari ajaran hidup yang dianut oleh

individu beretnis Flores yaitu menjunjung tinggi nilai adat istiadat, toleransi, dan

kerukunan. Karakteristik individu beretnis Flores yaitu cenderung

memperlihatkan emosi yang sulit terkendali, banyak bicara dengan suara keras,

dan tidak dapat menahan diri (Sewa, 2002).

Berdasarkan paparan sebelumnya, peneliti memiliki beberapa asumsi yaitu

(1) terdapat perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis Jawa dan

Flores, (2) terdapat perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

34

Jawa dan Flores (3) terdapat perbedaan pengungkapan diri antara laki-laki dan

perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores.

Gambar 1. Skema perbedaan pengungkapan diri masa dewasa awal


ditinjau dari perspektif gender pada etnis Jawa dan etnis Flores

KEBUDAYAAN

ETNIS JAWA ETNIS FLORES

Karakteristik Karakteristik
1. Menahan diri 1. Tidak dapat menahan diri
2. Dapat mengontrol emosi 2. Sulit mengontrol emosi
3. Banyak bicara dengan suara 3. Banyak bicara dengan suara
halus keras
Sumber:Handayani & Novianto (2004) Sumber: Sewa (2002)

GENDER
1. Pola pengasuhan
2. Penetapan peran
3. Stereotipe gender
4. Idiologi peran jeniskelamin
Sumber: Berry dkk., (1999)

LAKI-LAKI PEREMPUAN

Ciri-ciri Ciri-ciri
1. Dominan 1. Tunduk (Submitif)
2. Tidak tergantung 2. Emosional
3. Bersifat Petualang 3. Lemah
Sumber: Berry dkk., (1999) Sumber: Berry dkk., (1999)

PENGUNGKAPAN
DIRI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

35

F. Hipotesis

1. Pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Flores lebih tinggi

daripada pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa.

2. Pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis Flores lebih tinggi

daripada pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis Jawa.

3. Pengungkapan diri perempuan dewasa awal lebih tinggi daripada

pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

komparasi. Metode komparasi adalah metode yang membandingkan keberadaan

suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada

waktu yang berbeda (Sugiyono, 2011). Dengan metode ini, peneliti akan

membandingakan perbedaan pengungkapan diri masa dewasa awal ditinjau dari

perspektif gender pada etnis Jawa dan etnis Flores.

B. Indentifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : a. Gender

b. Etnis yang terdiri dari etnis Jawa dan etnis Flores

2. Variabel tergantung : Pengungkapan diri

C. Definisi Operasional

1. Variabel Bebas

a. Gender adalah suatu konsep kultur yang merujuk pada karakteristik

yang membedakan antara laki-laki dan perempuan.

b. Etnis adalah sekelompok individu yang membedakan diri dengan

kelompok lain kerena memiliki kesamaan dalam sejarah, norma,

36
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

37

perilaku, bahasa dan beberapa karakteristik lain. Dalam penelitian ini,

menggunakan variabel bebas etnis dengan dua variasi subjek yaitu etnis

Jawa dan etnis Flores.

 Etnis Jawa adalah etnis yang memiliki karakteristik seperti

melakukan pengekangan terhadap emosi dan pikiran yang

dimiliki, berbicara dengan suara yang halus, dan cenderung

menahan diri (Handayani & Noviantoo, 2004).

 Etnis Flores adalah etnis yang memiliki karakteristik seperti

memperlihatkan emosi yang sulit terkendali, berbicara dengan

suara keras, dan tidak dapat menahan diri (Sewa, 2002).

2. Variabel Tergantung

Pengungkapan diri adalah kemampuan seorang individu untuk

mengungkapkan tentang dirinya sendiri kepada orang lain sehingga

terjalin hubungan yang akrab. Pengungkapan diri diukur menggunakan

skala pengungkapan diri yang diadaptasi dan dimodifikasi dari dimensi

pengungkapan diri yang dikemukakan oleh Jourard dan Lasakow (1958)

yaitu keluasan (breadth) dan kedalaman (depth).

a. Dimensi keluasan (breadth) adalah jumlah informasi yang diungkap

oleh seorang individu.

b. Dimensi kedalaman (depth) adalah tingkatan dimana seorang individu

menceritakan tentang diri.

Hasil skala pengungkapan diri tersebut akan menunjukkan tingkat

pengungkapan diri individu dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

38

Apabila semakin tinggi skor yang didapat dari skala tersebut maka semakin tinggi

perilaku pengungkapan diri yang dilakukan oleh individu masa dewasa awal.

Sebaliknya, semakin rendah skor yang didapatkan maka semakin rendah perilaku

pengungkapan diri yang dilakukan individu masa dewasa awal.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah individu dewasa awal dengan rentang usia 18

hingga 25 tahun, laki-laki dan perempuan, serta beretnis Jawa dan Flores. Alasan

pemilihan subjek yaitu individu berada pada usia ini merupakan masa transisi dari

masa remaja ke masa dewasa awal sehingga membutuhkan keterampilan sosial.

Menurut Buhmester (Gainau, 2009) aspek penting dari keterampilan sosial adalah

pengungkapan diri. Dengan adanya keterampilan pengungkapan diri individu

dapat menetukan keberhasilannya dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.

Subjek penelitian akan dibagi menjadi enam kelompok besar yaitu kelompok laki-

laki dewasa awal etnis Jawa, kelompok laki-laki dewasa awal etnis Flores,

kelompok perempuan dewasa awal etnis Jawa, kelompok perempuan dewasa awal

etnis Flores, kelompok laki-laki dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores, dan

kelompok perempuan dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2011) teknik purposive sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Alasan memilih


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

39

teknik purposive sampling adalah dengan teknik ini peneliti akan mendapatkan

sampel sesuai dengan karakteristik subjek yang diinginkan dalam penelitian.

Adapun karakteristik dari subjek penelitian ini, yaitu:

a. Individu berada pada usia 18 – 25 tahun

b. Individu yang tergolong etnis Jawa dan etnis Flores. Untuk ciri-ciri etnis

ini dikontrol melalui pertanyaan mengenai kemampuan subjek dalam

berbahasa sesuai dengan etnis mereka.

F. Alat Pengumpulan Data

1. Skala Pengungkapan Diri

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan

skala pengungkapan diri. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala self

disclosure (pengungkapan diri) yang diadaptasi dan dimodifikasi oleh peneliti

dari Jourard Self Dislosure Questionnaire (Jourard dan Lasakow, 1958).

Alasan peneliti melakukan adaptasi dan modifikasi yaitu karena adanya

perbedaan budaya dan berpikir bahwa perubahan yang dilakukan tidak akan

mempengaruhi hasil penelitian secara signifikan, namun akan membuat skala

penelitian ini menjadi lebih mudah dipahami.

2. Penyusunan Item Pernyataan

Penyusunan item pada skala pengungkapan diri didasarkan pada

dimensi pengungkapan diri yang dikemukan oleh Jourard dan Lasakow (1958)

yaitu keluasan (breadth) dan kedalaman (depth). Dimensi keluasan terkait

dengan jumlah informasi yang diungkapkan oleh seseorang. Dimensi ini


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

40

memiliki enam kategori topik pembicaraan yaitu sikap dan pendapat, rasa dan

minat, pekerjaan dan kuliah, uang, kepribadian, dan tubuh. Dimana aspek-

aspek dari enam kategori topik tersebut dijadikan sebagai pedoman dalam

menyusun item-item penyataan dalam skala pengungkapan diri. Sementara itu,

aspek kedalaman (depth) terkait dengan tingkatan dimana seseorang

menceritakan tentang dirinya. Tingkatan tersebut dikategorikan menjadi sangat

mendetail, mendetail, kurang mendetail, dan tidak pernah bercerita. Dimensi

kedalaman ini dijadikan sebagai pedoman dalam pemberian skor pada masing-

masing pernyataan. Skala JSDQ ini berisi 60 item pernyataan yang diadaptasi

dan dimodifikasi oleh peneliti menjadi 30 item.

Tabel 1

Blue Print Skala Pengungkapan Diri

No Dimensi Indikator Jumlah


1. Keluasan Sikap dan Pendapat 5
Rasa dan Minat 5
Pekerjaan & Kuliah 5
Uang 5
Kepribadian 5
Tubuh 5
Jumlah 30
2. Kedalaman Kategori Jawaban Skor
Sangat Mendetail (SM) 4
Mendetail (M) 3
Kurang Mendetail (KM) 2
Tidak Penah (TP) 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

41

3. Distribusi Item Sebelum Uji Coba

Atribut pengungkapan diri diukur melalui skala pengungkapan diri

yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori Jourard dan Lasakow (1958).

Berikut ini distribusi item pada skala pengungkapan diri sebelum uji coba :

Tabel 2

Distribusi Item Skala Pengungkapan Diri Sebelum Uji Coba

No Dimensi Indikator Jumlah Total

1. Keluasan Sikap & Pendapat 1,2,3,4,5 5


Rasa & Minat 6,7,8,9,10 5
Pekerjaan & Kuliah 11,12,13,14,15 5
Uang 16,17,18,19,20 5
Kepribadian 21,22,23,24,25 5
Tubuh 26,27,28,29,30 5
Jumlah Total 30

G. Validitas, Seleksi Item, dan Reliabilias

1. Validitas

Pada penelitian ini, pengujian validitas yang digunakan oleh peneliti

adalah validitas isi. Sebelum melakukan try out peneliti berkonsultasi dan

meminta pertimbangan dari dosen pembimbing dan dua orang teman yang

bertindak sebagai profesional jugdment yang menilai sesuai atau tidaknya tiap

item untuk kawasan ukur pengungkapan diri.

2. Seleksi Item

Dalam melakukan seleksi item, peneliti menggunakan program SPSS

versi 16 for windows. Penyeleksian ini dilakukan dengan cara melihat


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

42

konsistensi antar item dengan skala secara keseluruhan dalam mengungkap

perbedaan individu (Azwar, 2011). Hal tersebut sering disebut dengan korelasi

item total. Dalam penelitian ini peneliti, menggunaan kriteria pemilihan item

dengan batasan rix ≥ 0.30. Oleh karena itu, setiap item yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0.30 maka item tersebut dianggap memuaskan

(Azwar, 2010).

Oleh karena itu, item-item yang gugur pada uji coba yang telah

dilakukan pada tanggal 26 Agustus 2013 sampai 30 Agustus 2013 dengan

subjek sebanyak 80 subjek terdiri dari 40 subjek beretnis Jawa (20 subjek laki-

laki dan 20 subjek perempuan) dan 40 subjek beretnis Flores (20 subjek laki-

laki dan 20 subjek perempuan) sebagai berikut :

Tabel 3

Distribusi Item yang Gugur pada Skala Pengungkapan Diri Saat Uji Coba

No Dimensi Indikator Pernyataan Jumlah


Total
1. Keluasan Sikap & Pendapat 1,2,3,4,5* 5
Rasa & Minat 6,7,8*, 9,10 5
Pekerjaan & Kuliah 11,12,13,14*,15 5
Uang 16,17,18*,19, 20 5
Kepribadian 21,22,23,24,25 5
Tubuh 26,27,28,29,30 5
Total 30
Keterangan :
*) item yang gugur karena koefisien korelasi rix ≥ 0,30

Berdasarkan perhitungan tersebut, koefisien korelasi total (rix) berkisar

dari 0.320 sampai dengan 0.599. Oleh karena itu, dari 30 item yang telah

disusun terdapat 4 item yang gugur. Item-item tersebut adalah 5, 8, 14, dan 18.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

43

Akan tetapi, item no 5, tidak digugurkan oleh peneliti karena item no 5

digunakan peneliti sebagai indikator untuk membandingkan antara dua etnis

yaitu etnis Jawa dan etnis Flores yang akan diteliti.

Berikut ini distribusi data setelah uji coba dan untuk digunakan dalam

penelitian :

Tabel 4

Distribusi Item Skala Pengungkapan Diri Setelah Uji Coba

No Dimensi Indikator Pernyataan Jumlah


Total
1. Keluasan Sikap & Pendapat 1,2,3,4,5** 5
Rasa & Minat 6,7, 9,10 4
Pekerjaan & Kuliah 11,12,13,15 4
Uang 16,17,19,20 4
Kepribadian 21,22,23,24,25 5
Tubuh 26,27,28,29,30 5
Total 27

Keterangan :
**) untuk item no 5 tidak digugurkan karena pertimbangan terkait perbedaan
budaya

3. Reliabilitas

Dalam menilai apakah skala pengungkapan diri yang disusun peneliti

merupakan skala yang reliabel maka peneliti menguji skala pengungkapan diri

tersebut dengan menggunakan teknik Alpah Cronbach yang dihitung melalui

program SPSS versi 16 for windows. Setelah dihitung dengan teknik tersebut

didapatkan koefisien sebesar 0,733 yang berarti bahwa skala pengungkapan

diri yang telah diadapatasi, dimodifikasi oleh peneliti bersifat reliabel atau

dapat dipercaya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

44

H. Metode Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengungkapan diri

masa dewasa awal ditinjau dari perspektif gender pada etnis Jawa dan Flores.

Oleh karena itu, metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

uji t dengan menggunakan Independent Sample t-test.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Pengambilan data pada penelitian ini kurang lebih selama satu minggu,

sejak tanggal 5 September 2013 sampai dengan 11 September 2013. Waktu untuk

pengambilan data termasuk cepat karena peneliti mudah untuk mencari subjek

yang sesuai dengan kriteria.

Subjek penelitian adalah individu dewasa awal berusia 18 sampai 25

tahun, baik laki-laki maupun perempuan, beretnis Jawa dan Flores, dan adanya

kontrol. Subjek yang dijadikan sampel dalam penelitian diambil dari berbagai

Universitas di Yogyakarta. Mulai dari Universitas Sanata Dharma, Universitas

Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Respati Yogyakarta dan beberapa Universitas

lain yang di dalamnya terdapat subjek yang dibutuhkan.

Penelitian dilakukan dengan cara menyebar 180 skala pengungkapan diri

yang telah disusun dimodifikasi oleh peneliti, baik langsung maupun melalui

internet. Peneliti kemudian meminta bantuan teman-teman yang menjadi jembatan

antara peneliti dengan subjek terkait. Selain itu, skala yang kembali adalah 176

skala dan yang memenuhi kriteria yang ditentukan peneliti sebanyak 144 skala.

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 72 individu dewasa awal etnis Jawa

(terdiri dari 36 subjek laki-laki dan 36 subjek perempuan) dan 72 individu dewasa

awal etnis Flores (terdiri dari 36 subjek laki-laki dan 36 subjek perempuan).

45
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

46

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini terdiri dari laki-laki dan perempuan dewasa

awal dari etnis Jawa dan etnis Flores. Berikut tabel deskripsi subjek penelitian

berdasarkan perspektif gender :

Tabel 5

Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Gender

Etnis Total
Jawa Flores
Laki-laki 36 36 72
Perempuan 36 36 72
Total 72 72 144

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian dilakukan untuk mengetahui gambaran

kecenderungan subjek menjawab dan untuk mengetahui apakah subjek

penelitian memiliki pengungkapan diri yang tinggi atau rendah. Hal tersebut

dilakukan dengan membandingkan Mean Teoretis (MT) dan Mean Empiris

(ME) untuk masing-masing hipotesis. MT dihitung dengan cara manual dan

didapatkan hasil yaitu 67,79.


Mean Teoretis (MT) = = = 67.79

Sementara untuk ME dihitung dengan menggunakan Independent

Sample t-Test melalui program SPSS versi 16 for window dan menghasilkan

data sebagai berikut:


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

47

Tabel 6

Mean Empiris dan Mean Teoretis

Etnis N Mean Mean T P


Empiris Teoretis
Hipotesis I Jawa 36 64.31 -1.862 0.765
Flores 36 69.94
Hipotesis II Jawa 36 67.39 67.79 - 0.923 0.563
Flores 36 69.53
Hipotesis III Laki-laki 72 67.12 - 0.692 0.020
Perempuan 72 68.46

C. Analisis Data Penelitian

1. Hasil Uji Hipotesis

a. Uji Normalitas dan Homogenitas

Peneliti melakukan uji normalitas dengan tujuan untuk

mengetahui apakah data dalam penelitian normal atau tidak. Uji

normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data pada

penelitian bersifat normal atau tidak (Santoso, 2010). Peneliti

menggunakan uji One Sampel Kolmogorov-Smirnov melalui program

SPSS versi 16 for window. Data dikatakan normal sebarannya ketika p

> 0.1 dan sebaliknya sebaran data dianggap tidak normal apabila p <

0.1 (Santoso, 2010). Peneliti menggunakan nilai alpha sebesar 0.1

dengan alasan memperkecil kesalahan dalam menarik kesimpulan

(Santoso, 2010).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

48

Tabel 7

Hasil Uji Normalitas

Kelompok N Asymp.Sig.(2-tailed) Keterangan


P > 0.05
Hipotesis I Jawa 36 0.964 Normal
Flores 36 0.920 Normal
Hipotesis II Jawa 36 0.744 Normal
Flores 36 0.611 Normal
Hipotesis III Laki-laki 72 0.720 Normal
Perempuan 72 0.443 Normal

Berdasarkan analisis pada uji normalitas data pengungkapan

diri laki-laki dewasa awal ada etnis Jawa dan etnis Flores didapatkan

bahwa taraf signifikansi atau nilai probabilitas individu laki-laki

dewasa awal etnis Jawa adalah 0.964. Sementara nilai probabilitas

individu laki-laki dewasa awal etnis Flores adalah 0.920. Dengan

demikian sebaran skala untuk data dewasa awal laki-laki etnis Jawa

dan etnis Flores dapat dikatakan normal.

Berdasarkan analisis pada uji normalitas data pengungkapan

diri perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores

didapatkan bahwa taraf signifikansi atau nilai probabilitas individu

perempuan dewasa awal etnis Jawa adalah 0,744. Sementara nilai

probabilitas individu perempuan dewasa awal etnis Flores adalah

0.611. Dengan demikian sebaran skala untuk data dewasa awal

perempuan etnis Jawa dan etnis Flores dapat dikatakan normal.

Berdasarkan analisis pada uji normalitas data pengungkapan

diri laki-laki dan perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

49

Flores didapatkan bahwa taraf signifikansi atau nilai probabilitas

individu laki-laki dewasa awal adalah 0.720. Sementara nilai

probabilitas individu perempuan dewasa awal perempuan adalah

0.443. Dengan demikian sebaran data dewasa awal laki-laki dan

perempuan beretnis Jawa dan Flores dapat dikatakan normal.

Dalam hasil uji normalitas tersebut dapat dilihat bahwa sebaran

data pada masing-masing kelompok bersifat normal.

Setelah uji normalitas, peneliti kemudian melanjutkan dengan

uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan dengan tujuan untuk

melihat apakah sampel pada penelitian ini memiliki varians yang

sama. Pengujian homogenitas tersebut dilakukan dengan

menggunakan Levene’s Test melalui SPSS versi 16 for window.

Sebaran data dikatakan memiliki varians yang sama apabila p > 0,05

dan sebaliknya sebaran data memiliki varians yang tidak sama apabila

p < 0,05. Berikut tabel yang memaparkan uji homogenitas yang

dilakukan oleh peneliti:

Tabel 8

Hasil Uji Homogenitas

Levene’s Test for Equality of F Signifikansi


Variances
Hipotesis I Equal variances assumed 0.900 0.765
Hipotesis II Equal variances assumed 0.338 0.563
Hipotesis III Equal variances assumed 5.521 0.020
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

50

Berdasarkan hasil uji homogenitas laki-laki dewasa awal pada

etnis Jawa dan etnis Flores didapatkan bahwa taraf signifikansi atau

nilai probabilitas adalah 0.765 yang berarti 0.765 > 0.05 sehingga Ho

tidak dapat ditolak. Dengan kata lain asumsi kedua varians sama besar

(equal variances assumed) terpenuhi.

Berdasarkan hasil uji homogenitas perempuan dewasa awal

pada etnis Jawa dan etnis Flores didapatkan bahwa taraf signifikansi

atau nilai probabilitas adalah 0.563 yang berarti 0.563 > 0.05 sehingga

Ho tidak dapat ditolak. Dengan kata lain asumsi kedua varians sama

besar (equal variances assumed) terpenuhi.

Berdasarkan hasil uji homogenitas laki-laki dan perempuan

dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores didapatkan bahwa taraf

signifikansi atau nilai probabilitas adalah 0.020 yang berarti 0.020 >

0.05 sehingga H1 tidak dapat ditolak. Dengan kata lain asumsi kedua

varians sama besar (equal variances not assumed) tidak terpenuhi.

b. Uji t

Uji perbedaan atau uji t dilakukan untuk menguji hipotesis

dalam penelitian ini. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

Independent Sample t-Test dengan menggunakan program SPSS versi

16 for windows.

Berdasarkan hasil uji homogenitas yang menunjukkan bahwa

data I dan II memiliki varians yang sama (equal variances assumed)

sedangkan untuk data III memiliki varians yag tidak sama (equal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

51

variances not assumed). Dalam penelitian ini, peneliti mengajukan

tiga hipotesis diantarannya :

Tabel 9

Hasil Uji Hipotesis

Kelompok N Mean Mean T P Keterangan


Diffrence
Hipotesis I Jawa 36 64.31 -5.639 -1.862 0.067 P < 0,05
Flores 36 69.94 signifikan
Hipotesis II Jawa 36 67.39 -2.139 -0.923 0.359 P < 0,05
Flores 36 69.53 Signifikan
Hipotesis III Laki-laki 72 67.12 -1.333 0.020 0.490 P < 0,05
Perempuan 72 68.46 Signifikan

1. Pengujian Hipotesis I

H0 : Tidak ada perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa

awal etnis Jawa dan etnis Flores

H1 : Ada perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal

etnis Jawa dan etnis Flores

Pengujian hipotesis menggunakan satu arah (one-tailed) maka

penentuan nilai probabilitas adalah sebagai berikut:

Jika > 0.05 maka Ho diterima

Jika < 0.05 maka H0 ditolak

Dari tabel tersebut, terlihat t hitung dengan varians sama besar

(equal variance assumed) adalah -1.862 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.067. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis satu arah

(one-tailed) maka 0.067 dibagi 2 sehingga menjadi 0.033. Oleh karena


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

52

itu, 0.033 < 0.05 maka Ho ditolak. Dengan kata lain, ada perbedaan

pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores

yang mana pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis Flores lebih

tinggi daripada laki-laki dewasa awal etnis Jawa.

2. Pengujian hipotesis II

H0 : Tidak ada perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal

etnis Jawa dan etnis Flores

H1 : Ada perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis

Jawa dan etnis Flores

Pengujian hipotesis menggunakan satu arah (one-tailed) maka

penentuan nilai probabilitas adalah sebagai berikut:

Jika > 0.05 maka Ho diterima

Jika < 0.05 maka H0 ditolak

Dari tabel tersebut, terlihat t hitung dengan varians sama besar

(equal variance assumed) adalah -0.923 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.359. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis satu arah

(one-tailed) maka 0.359 dibagi 2 sehingga menjadi 0.179. Oleh karena

itu, 0.179 > 0.05 maka H0 diterima. Dengan kata lain, tidak ada

perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis Jawa dan

etnis Flores.

3. Pengujian Hipotesis III

H0 : Tidak ada perbedaan pengungkapan diri dewasa awal laki-laki

dan perempuan beretnis Jawa dan Flores.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

53

H1: Ada perbedaan pengungkapan diri dewasa awal laki-laki dan

perempuan beretnis Jawa dan Flores.

Pengujian hipotesis menggunakan satu arah (one-tailed) maka

penentuan nilai probabilitas adalah sebagai berikut:

Jika > 0.05 maka Ho diterima

Jika < 0.05 maka H0 ditolak

Dari tabel tersebut, terlihat t hitung dengan varians sama besar

(equal variance not assumed) adalah 0.020 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.490. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis satu arah

(one-tailed) maka 0.490 dibagi 2 sehingga menjadi 0.245. Oleh karena

itu, 0.245 > 0.05 maka Ho diterima. Dengan kata lain, tidak ada

perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis Jawa dan

etnis Flores.

2. Hasil Analisis Tambahan

a. Kategorisasi

Setelah dilakukan uji hipotesis, peneliti kemudian

mengkategorisasikan subjek ke dalam tiga kategori rendah, sedang,

dan tinggi. Untuk menghasilkan kategorisasi norma tersebut maka

dilakukan perhitungan sebagai berikut: skala pengungkapan diri

memiliki 27 item. Setiap item memiliki rentang skor terendah 1 dan

tertinggi 4. Skor minimum yang mungkin diperoleh subjek adalah 27

(27 x 1) dan skor maksimal yaitu 108 (27 x 4). Oleh karena itu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

54

rentang skor skala maksimal yaitu 81 (108 – 27), yang kemudian

dibagi dalam enam satuan deviasi standar (σ) sehingga diperoleh 13.5

(81/6). Selanjutnya, mean teoritisnya (µ) adalah 67,79. Maka norma

yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

x < 53 rendah

53 ≤ x < 81 sedang

81 ≤ x tinggi

Tabel 10

Hasil Kategorisasi

Rentang Kategori Frekuensi Presentase


Jawa Flores Jawa Flores
Hipotesis I x < 53 Rendah 8 3 22% 8%
53 ≤ x < 81 Sedang 24 26 67% 72%
81 ≤ x Tinggi 4 7 11% 20%
Hipotesis II x < 53 Rendah 3 0 8% 0%
53 ≤ x < 81 Sedang 30 33 84% 92%
81 ≤ x Tinggi 3 3 8% 8%
Hipotesis III x < 53 Rendah 11 3 15% 4%
53 ≤ x < 81 Sedang 50 63 70% 88%
81 ≤ x Tinggi 11 6 15% 8%

Berdasarkan ketegorisasi yang telah dilakukan pada

pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores

maka dapat diketahui bahwa 22% laki-laki dewasa awal etnis Jawa

masuk dalam kategori rendah, 67% sedang, dan 11 % tinggi.

Sementara 8% laki-laki dewasa awal etnis Flores masuk dalam

kategori rendah, 72% sedang, dan 7% tinggi.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

55

Berdasarkan kategorisasi yang telah dilakukan pada

pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis Jawa dan etnis

Flores maka dapat diketahui bahwa 8% perempuan dewasa awal etnis

Jawa masuk dalam kategori rendah, 84% sedang, dan 8% tinggi.

Sementara 0% perempuan dewasa awal etnis Flores masuk dalam

kategori rendah, 92% perempuan dewasa awal etnis Flores masuk

dalam kategori sedang dan 8 % tinggi.

Berdasarkan kategorisasi yang telah dilakukan pada

pengungkapan diri laki-laki dan perempuan dewasa awal pada etnis

Jawa dan etnis Flores maka dapat diketahui bahwa 15% laki-laki

dewasa awal masuk dalam kategori rendah, 70% sedang, dan 15%

tinggi. Sementara 4% perempuan dewasa awal masuk dalam kategori

rendah, 88% sedang, 8% tinggi.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama, disimpulkan bahwa ada

perbedaan pengungkapan diri laki-laki pada etnis Jawa dan etnis Flores. Hal ini

ditunjukkan dengan hasil uji t dengan menggunakan Independent Sample t-

Test, yang menghasilkan nilai t= -1.862, p (1-tailed) 0.033 (p<0.05). Sementara

itu, nilai rata-rata (mean) laki-laki dewasa awal etnis Flores sebesar 69.94%

lebih tinggi daripada laki-laki dewasa awal etnis Jawa sebesar 64,31%. Dengan

demikian, adanya dugaan perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal

etnis Jawa dan etnis Flores adalah terbukti. Berikut ini akan di jelaskan tentang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

56

faktor yang mempengaruhi ada perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa

awal etnis Jawa dan etnis Flores.

Dalam kehidupan sehari-hari, etnis Jawa dan etnis Flores memiliki

perbedaan persepsi dalam proses pengungkapan diri. Menurut Suseno dan

Reksosusilo (Gainau, 2009) dalam budaya Jawa menganggap individu yang

terbuka atau mengungkapkan diri dinilai tabu karena dianggap sebagai sikap

menyombongkan diri, angkuh, dan tinggi hati sedangkan orang yang tertutup

atau diam dinilai baik. Sementara etnis Flores merupakan etnis yang sombong

dan primitif (Vetter, 1932). Individu etnis Flores memiliki karakeristik yang

cenderung memperlihatkan emosi yang sulit terkendali, banyak bicara dengan

suara keras, dan tidak dapat menahan diri (Sewa, 2002).

Adanya perbedaan pengungkapan diri ini juga dipengaruhi oleh peran

laki-laki di dalam lingkungan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, laki-

laki Jawa dituntut untuk selalu tampil tenang, terkontrol, halus tutur bahasanya,

tidak suka berkonflik, lebih baik diam dari bertengkar sehingga laki-laki Jawa

cenderung memendam atau membungkam diri mereka (Handayani &

Novianto, 2004). Sementara, laki-laki dalam budaya Flores, laki-laki lebih

dituntut untuk menjunjung tinggi nilai ada istiadat sehingga sering dikatakan

primitif, sombong, aktif, tidak terkontrol dan spontan (Vetter, 1932; Sewa,

2002). Dengan adanya perbedaan persepsi pengungkapan diri dan peran inilah

yang mungkin menyebabkan perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa

awal etnis Jawa dan etnis Flores.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

57

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua, disimpulkan bahwa tidak

ada perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis Jawa dan etnis

Flores. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t dengan menggunakan

Independent Sample t-Test, yang menghasilkan nilai t = -0.932, p (1-tailed) =

0.179 (p>0.05). Sementara itu, nilai rata-rata (mean) perempuan dewasa awal

etnis Jawa sebesar 67.39% dan perempuan etnis Flores 69.53%. Tampak

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengungkapan diri

perempuan dewasa awal etnis Jawa dan perempuan dewasa awal etnis Flores.

Dengan demikian adanya dugaan perbedaan pengungkapan diri perempuan

dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores ternyata tidak terbukti. Berikut ini

akan dijelaskan tentang faktor yang mempengaruhi ada persamaan

pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores.

Pada dasarnya perempuan etnis Jawa dan etnis Flores dituntut untuk

untuk menjalin kerjasama yang harmonis dengan individu lain. Oleh karena itu,

perempuan etnis Jawa dan etnis Flores dituntut untuk mengembangkan rasa

empati, positif, terbuka, saling memberi dukungan, dan memelihara

keseimbangan sehingga dapat membentuk komunikasi yang efektif. Dengan

adanya persamaan dalam tuntutan untuk berkomunikasi memungkinkan

perempuan dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores mengembangkan

keterampilan pengungkapan diri yang hampir sama.

Disamping itu, perempuan dewasa awal etnis Jawa dan etnis Flores

lebih mudah bersikap spontan (Handayani & Novianto, 2004; Sewa, 2002).

Sikap spontan yang dimiliki oleh perempuan etnis Jawa dan etnis Flores dapat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

58

mempengaruhi perilaku dan persepsi terhadap keterampilan pengungkapan diri.

Menurut Handayani & Novianto (2004), perempuan Jawa lebih mudah

mengikuti rasa spontan mereka seperti berbicara dengan kasar, mengumpat-

umpat dengan suara keras, dan mudah mengungkapakan kemarahan.

Sementara, dalam pengamatan terhadap perempuan etnis Flores lebih

mengutamkan perkataan dan perbuatan, berbicara dengan suara keras, dan sulit

mengontrol emosi. Dengan adanya kesamaan terhadap tuntutan peran dan sikap

spontan inilah yang mungkin menyebabkan persamaan pengungkapan diri

perempuan dewasa awal etnis Jawa dan Flores.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis ketiga, disimpulkan bahwa tidak

ada perbedaan pengungkapan diri antara laki-laki dan perempuan dewasa awal

pada etnis Jawa dan etnis Flores. Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji t dengan

menggunakan Independent Sample t-Test, menghasilkan nilai t = -0.692, p (1-

tailed) = 0.245 (p> 0.05). Sementara itu, nilai rata-rata (mean) laki-laki dewasa

awal sebesar 67,12% dan perempuan dewasa awal sebesar 68,46%. Tampak

bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pengungkapan diri laki-laki

dan perempuan dewasa awal. Dengan demikian adanya dugaan perbedaan

pengungkapan diri laki-laki dan perempuan dewasa awal ternyata tidak

didukung oleh data. Berikut akan dijelaskan tentang faktor yang menyebabkan

tidak adanya perbedaan pengungkapan diri antara laki-laki dan perempuan

dewasa awal.

Adanya kesetaraan gender, membuat laki-laki dan perempuan memiliki

kepentingan yang sama, sama-sama bernilai dan berharga, dan saling


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

59

memerlukan. Salah satu bentuk kesetaraan tersebut, dapat dilihat dalam proses

pengungkapan diri yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Dimana

dewasa ini laki-laki dan perempuan menunjukkan tingkat pengungkapan diri

yang sama. Hal ini dikarenakan adanya kenyataan bahwa laki-laki dan

perempuan mengakui adanya peranan yang sama. Dengan adanya pemahaman

tentang persamaan peran antara laki-laki dan perempuan maka pengungkapan

diri yang dilakukan dapat meningkatkan suasana akrab (Gainaun, 2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Spencher & Hendrick (2004),

menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan menunjukkan tingkat

pengungkapan diri yang sama tinggi. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh

Papini dkk (1988) juga tidak menunjukkan adanya perbedaan antara

pengungkapan diri laki-laki dan perempuan. Sementara itu, Sears dkk (1992)

menyebutkan pengaruh perbedaan pengungkapan diri antara laki-laki dan

perempuan tidak terlalu menyolok. Pola yang sering terbentuk adalah

pengungkapan diri yang seimbang antara laki-laki dan perempuan

(Komarovsky dalam Sears dkk, 1992).

Sementara itu faktor lain yang dapat mempengaruhi persamaan

pengungkapan diri antara laki-laki dan perempuan adalah adanya norma timbal

balik. Norma timbal balik dapat mendorong laki-laki atau perempuan untuk

saling mengungkapkan diri pada taraf yang setara. Hal ini dikarenakan dewasa

ini, individu mengharapkan pengungkapan diri yang lebih banyak dalam satu

hubungan yang akrab dibandingkan dengan generasi sebelumnya (Sears dkk,

1992). Dengan adanya kesetaraan antara perspektif gender dan norma timbal
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

60

balik inilah yang mungkin menyebabkan adanya persamaan pengungkapan diri

antara laki-laki dan perempuan dewasa awal.

Hasil dari penelitian tersebut dapat terjadi kemungkinan kerena subjek

diambil di kota-kota besar seperti Yogyakarta yang di dalamnya terdapat

banyak kebudayaan (heterogen). Hal ini memungkinkan terjadinya

pencampuran kebudayaan sehingga proses pengungkapan diri yang dihayati

oleh masing-masing etnis mengalami perubahan. Oleh karena itu, hasil

penelitian ini tidak semata-mata dapat mengatakan adanya perbedaan atau

tidak antara pengungkapan diri laki-laki etnis Jawa dan Flores, perempuan

etnis Jawa dan Flores, serta laki-laki dan perempuan namun masih banyak

faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengungkapan diri tersebut. Dengan

demikian hasil temuan ini berarti tidak mendukung asumsi Devito (2011) yang

menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri yaitu jenis

kelamin atau gender.

Berdasarkan hasil kategorisasi dapat diketahui bahwa 1) pengungkapan

diri laki-laki dewasa awal etnis Jawa 22% yang termaksud dalam kategori

rendah, 67% sedang, dan tinggi 11% sedangkan pengungkapan diri laki-laki

etnis Flores 8% yang termaksud dalam kategori rendah, 72% sedang dan 7%

tinggi. 2) Pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis Jawa 8% yang

termaksud dalam kategori rendah, 84% sedang, dan 8% tinggi sedangkan

pengungkapan diri perempuan etnis Flores 92% termaksud dalam kategori

sedang dan 8 % tinggi. 3) Pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis Jawa

dan etnis Flores 15% yang termaksud dalam kategori rendah, 70% sedang, dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

61

15% tinggi sedangkan pengungkapan diri perempuan dewasa awal etnis Jawa

dan etnis Flores 4% yang termaksud dalam kategori rendah, 88% sedang, dan

8% tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pengungkapan diri masa dewasa awal

pada etnis Jawa dan etnis Flores masih tergolong sedang.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. Ada perbedaan pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan

etnis Flores. Tampak bahwa pengungkapan diri laki-laki dewasa awal etnis

Flores lebih tinggi dibandingkan laki-laki dewasa awal etnis Jawa. Hal ini

ditunjukkan dari nilai t = -1.862 dengan nilai probabilitas (1-tailed) 0.033 (p <

0.05) sehingga hipotesis diterima.

2. Tidak ada perbedaan pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis

Jawa dan etnis Flores. Tampak bahwa pengungkapan diri perempuan dewasa

awal etnis Jawa seimbang dengan etnis Flores. Hal ini ditunjukkan dari nilai t

= -0.923 dengan nilai probabilitas (1-tailed) 0.179 (p> 0.05) sehingga hipotesis

ditolak.

3. Tidak ada perbedaan pengungkapan diri laki-laki dan perempuan dewasa awal

pada etnis Jawa dan etnis Flores. Tampak bahwa pengungkapan diri laki-laki

dewaasa awal seimbang perempuan dewaasa awal. Hal ini ditunjukkan dengan

nilai t = -0.692 dengan nilai probabilitas (1-tailed) 0.245 (p>0.05) sehingga

hipotesis ditolak.

62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

63

B. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu peneliti melakukan penelitian

dengan subjek penelitian yang bertempat tinggal di Yogyakarta tanpa

memperhatikan lama subjek tinggal di Yogyakarta dan kemampuan dalam

penguasaan dan penggunaan bahasa yang dimiliki subjek penelitian.

C. Saran

Bagi penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji tentang pengungkapan

diri, disarankan untuk memperhatikan aspek bahasa sebagai aspek yang

digunakan untuk mengukur proses pengungkapan diri. Selanjutnya

memperhatikan lokasi pengambilan sampel penelitian sehingga hasil penelitian

tersebut dapat lebih akurat dalam proses perbadingannya.


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Altman, I., & Taylor, D. A. (1973). Social Penetration : The Development of


Interpersonal Relationship. New York. Holt, Rinehart & Winston. Diakses
secara online pada tanggal 23 April 2013 dari http://www.questia.
com/read/94281251/social-penetration-the- development-of-interpersonal

Azwar, S. (2011). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta. Penerbit Pustaka


Belajar

Berry, J. W., Poortinga, Y. H,. Segall, M. H., & Dasen, P. R. (1999). Psikologi
Lintas Budaya : Riset dan Aplikasi. Jakarta. Penerbit Gramedia Pustaka

Chulune, G. J. (1975). Self Disclosure : An Elaboration Of Its Basic Dimensions.


Psychological Reports. Vol. 36 : 79-85. Diunduh pada tanggal 05 April
2013 dari http://www.amsciepub.com/doi/pdf/10.2466/pr0.1975.36.1.79

Cozby, P.C. (1973). Self Disclosure : A Literature Review. Psychological


Bulletin. Vol. 79 : 73-91. Diunduh pada tanggal 08 September 2012 dari
http://psycnet.apa.org/journals/bul/79/2/73/

Dariyo, A. (2008). Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta. Penerbit


Grasindo

Dayksini, T., & Yuniardi, S., (2008). Psikologi Lintas Budaya. Malang.
Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang

Derlega, V. J., Winstead, B. A & Greene, K., (1987). Self Disclosure and Starting
a Close Relationship. Handbook of relationship. Diunduh pada tanggal 17
September 2012 dari http://comminfo.rutgers.edu/~kgreene/research/pdf/
derlega%20et%20al.%20Selfdisclosure%20and%20starting%20a%20clos
e%20relationship.PDF

DeVito, J. A., (2011). Komunikasi Antarmanusia (Edisi 5). Hunter College of the
University of New York. Karisma Publishing Group

Dindia, K., & Allen, M. (1992). Sex Differences in Self-Disclosure: A Meta-


Analysis. Psychological Bulletin, Vol. 112 (1) : 106-124. Diunduh pada
tanggal 24 Februari 2013 dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/
1388280

64
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

65

Gainau, M. B. (2009). Keterbukaan Diri Siswa Dalam Perspektif Budaya Dan


Implikasinya Bagi Konseling. Jurnal ilmiah Universitas Katolik Widya
Mandala. Vol. 33 (1). Diunduh pada tanggal 17 September 2013 dari
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/jiw/article/view/17061

Geetz, H. (1983). Keluarga Jawa. Jakarta. Penerbit Grafiti Pers

Handayani, C. H., & Novianto, A. (2004). Kuasa Wanita Jawa. Yogyakarta.


Penerbit LKis

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga

Jourard, S.M., & Lasakow, P. (1957). Some Factors In Self Disclosure. University
Of Alabama Medical Center & University Of Alabama Birmingham Center.
Diunduh pada tanggal 15 November 2012 dari http://www.ncbi.
nlm.nih.gov/pubmed/13501977

Jourard, S. M. (1964). The Transparent Self. New York : Van Nostrand Reinhold
Company

Kim, J., & Dindia, K. (2008). Gender, Culture, anda Self Disclosure in
Cyberspace : A Study of Korean and American Social Network Websites.
Canada. Diunduh pada tanggal 02 Februari 2013 dari https://perswww.
kuleuven.be/~u0041092/Facebook%20resources/Kim%20and%20Dindia_
gender%20culture%20and%20selfdisclosure%20in%20cyberspace_a%20s
tudy%20of%20korean%20and%20american%20SNS.pdf

Liliweri, A. (1993). Prasangka Sosial dan Efektivitas Komunikasi Antaretnik


(Disertasi). Universitas Padjajaran. Bandung

_________. (2003). Dasar – Dasar Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta.


Penerbit Pustaka Belajar

_________. (2005). Prasangka & Konflik : Komunikasi Lintas Budaya


Masyarakat Multikultur. Yogyakarta. Penerbit LKiS

MH, Y., (2012). Falsafah dan Pandangan Hidup Orang Jawa. Yogyakarta.
Penerbit Bintang Cemerlang

Mustafa, Z. EQ. (2009). Mungurai Variabel hingga Instrumentasi (Ed 1).


Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

66

Masturah, A. N (2013). Pengungkapan Diri antara Etnis Jawa dan Madura. Jurnal
Online Psikologi Vol 1 (1). Diunduh pada tanggal 27 April 2013 dari
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jop/article/view/1443

Ogunleye, A. J., & Balogun,S. K. (2013). Gender, Age and Length of


Relationship as Factors Affecting. Journal of Humanitirs and Social
Science. Vol. 7 (5). Diunduh pada tanggal 23 April 2013 dari http://www.
iosrjournals.org/iosr-jhss/papers/Vol7-issue5/B0750913.pdf

Papini, D. R., Farmer, F. L., Clark,S. M., & Snell, W. E. (1988). An Evaluation of
Adolescent Patterns of Sexual Self-Disclosure to Parents and Friends.
Journal of Adolescent Research. Vol. 3 : 387- 401. Diakses secara online
pada tanggal 23 April 2013 dari http://jar.sagepub.com/content/3/3-
4/387.short

Papu, J. 2002. Pengungkapan Diri. Diunduh pada tanggal 08 April 2013 dari
http://ww.e-psikologi.com/epsi/sosial_detail.asp?id=271.

Reber, A.S., & Reber, E. S. (2010). Kamus Psikologi. Yogyakarta. Penerbit


Pustaka Belajar

Santoso, A. (2010). Statistik Psikologi dari Blog menjadi Buku. Yogyakarta.


Penerbit Universitas Sanata Dharma

Santrock, J.W. (2002). Life Span Development Perkembangan Masa Hidup. Edisi
5. Erlangga. Penerbit Jakarta

Sari, R. P., Andayani, T. R., & Masykur, A. M. (2006). Pengungkapan Diri


Mahasiswa Tahun Pertama Universitas Diponegoro Ditinjau dari Jenis
Kelamin dan Harga Diri. Jurnal Psikologi Universitas Diponegoro. Vol. 3
(2). Diunduh pada tanggal 23 April 2013 dari http://ejournal.undip.ac.id/
index.php/psikologi/article/view/653

Seamon, C. M. (2003). Self Esteem, Sex Differences, and Self Disclosure : A


Study of the Closeness of Relationship.Vol 2003-2008 (99). Diunduh pada
tanggal 23 April 2013 dari http://digitalcommons.unf.edu/cgi/viewcontent.
cgi?article=1106&context=ojii_volumes

Sears, D. O., Freedman, J. L., & Peplau, A. L. (1992). Psikologi Sosial.


Diterjemahkan dari Social Psychology oleh Michael Adryanto & Savitri
Soekisno Jakarta. Penerit Erlangga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

67

Sewa, T. F.S. (2002). Pola Komunikasi antar Etnis Asli dengan Etnis Pendatang
(Studi Komunikasi Antarbudaya Etnis Ende dan Lio dengan Etnis Cina
dan Padang di Kota Ende – Flores (Tesis). Jurnal Universitas Indonesia.
Diakses secara online pada tanggal 27 April 2013 dari http://lontar.ui.ac.id/
file?file=pdf/abstrak-72016.pdf

Shapiro, A. & Swensen, C.H. (1977). Self Disclosure as a Function of Self


Concept and Sex. Journal of Personality Assessment. Vol. 41 (2). Diakses
secara online pada tanggal 28 April 2013 dari http://www.ncbi.nlm.
nih.gov/pubmed/856966

Siregar, S. (2013) Statistika Parametik untuk Penelitian Kuantitatif : dilengkapi


dengan perhitungan manual dan aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta. Penerbit
PT Bumi Aksara

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi


(Mixed Methods). Bandung. Penerbit Alfabeta

Supratiknya, A. (1995 ). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta. Penerbit Kanisius

____________. (1998). Psikometri. Yogyakarta. Pusat Penerbitan dan


Pengembangan Belajar Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Sprecher, S., & Hendrick, S. S. (2004). Self-Disclosure in Intimate Relationships:


Associations with Individual and Relationship Characteristics Over Time.
Journal of Social and Clinical Psychology. Vol. 23 (6) : 857-877. Diakses
secara online pada tanggal 23 April 2013 dari http://guilfordjournals.com/
doi/abs/0.1521/jscp.23.6.857.54803

Tukan, B., & Tukan, J. S. (1995). Keluarga Lamaholot Opu Lake – Opu Bine.
Larantuka. Komisi Pastoral Keluarga Keuskupan Larantuka

Trihendradi, C. (2008). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta.


Penerbit Andi

Taum, Y.Y., (2011). Wawasan Kebangsaan dari Perspektif Budaya Flores.


Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Diunduh pada tanggal 27 April
2013 dari http://www.javanologi.info/main/themes/images/pdf/Wawasan_
kebangsaan_Flores.pdf

Vetter, E., (1984). Ata Kiwan. Diterjemahkan dari Ata Kiwan Unbekannte
Bergvolker Im Tropischen Holland oleh S. D. Sjah. Ende. Penerbit Nusa
Indah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN

68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN I

JOURARD SELF DISCLOSURE QUESTIONNAIRE

(www.sidneyjourard.com)

This questionnaire was written in 1958 as part of a study of self-disclosure by Sidney


M. Jourard and Paul Lasakow. Note: The questionnaire may be used or modified by
researchers without written permission.

[Subjects were given the following instructions for completing the questionnaire:]

The answer sheet which you have been given has columns with the headings Mother,
Father, Male Friend, Female Friend, and Spouse. You are to read each item on the
questionnaire, and then indicate on the answer sheet the extent that you have talked
about that item to each person; that is, the extent to which you have made yourself
known to that person. Use the rating scale that you see on the answer sheet to describe
the extent that you have talked about each item.

The self-disclosure rating scale was as follows:


0: Have told the other person nothing about this aspect of me.
1: Have talked in general terms about this. The other person has only a general idea
about this aspect of me.
2:. Have talked in full and complete detail about this item to the other person. They
know me fully in this respect and could describe me accurately.
X: Have lied or misrepresented myself to the other person so that they have a false
picture of me.
The numerical entries were summed (X's were counted as zeros), yielding
totals which constituted the self-disclosure scores.

69
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

70

Attitudes and Opinions


1. What I think and feel about religion; my personal religious views.
2. My personal opinions and feelings about other religious groups than my own,
e.g., Protestants, Catholics, Jews, atheists.
3. My views on communism.
4. My views on the present government—the president, government policies, etc.
5. My views on the quetion of racial integration in schools, transportation, etc.
6. My personal views on drinking.
7. My personal views on sexual morality—how I feel that I and others ought to
behave in sexual matters.
8. My personal standards of beauty and attractiveness in women—what I consider
to be attractive in a woman.
9. The things I regard as desirable for a man to be—what I look for in a man.
10. My feelings about how parents ought to deal with children.
Tastes and Interests
1. My favorite foods, the ways I like food prepared, and my food dislikes.
2. My favorite beverages, and the ones I don't like.
3. My likes and dislikes in music.
4. My favorite reading matter.
5. The kinds of movies that I like to see best; the TV shows that are my favorites.
6. My tastes in clothing.
7. The style of house, and the kinds of furnishings that I like best.
8. The kind of party, or social gathering that I like best, and the kind that would
bore me, or that I wouldn't enjoy.
9. My favorite ways of spending spare time, e.g., hunting, reading, cards, sports
events, parties, dancing, etc.
10. What I would appreciate most for a present.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

71

Work (or Studies)


1. What I find to be the worst pressures and strains in my work.
2. What I find to be the most boring and unenjoyable aspects of my work.
3. What I enjoy most, and get the most satisfaction from in my present work.
4. What I feel are my shortcomings and handicaps that prevent me from working
as I'd like to, or that prevent me from getting further ahead in my work.
5. What I feel are my special strong points and qualifications for my work.
6. How I feel that my work is appreciated by others (e.g., boss, fellow-workers,
teacher, husband, etc.)
7. My ambitions and goals in my work.
8. My feelings about the salary or rewards that I get for my work.
9. How I feel about the choice of career that I have made—whether or not I'm
satisfied with it.
10. How I really feel about the people that I work for, or work with.
Money
1. How much money I make at my work, or get as an allowance.
2. Whether or not I owe money; if so how much.
3. Whom I owe money to at present; or whom I have borrowed from in the past.
4. Whether or not I have savings, and the amount.
5. Whether or not others owe me money; the amount, and who owes it to me.
6. Whether or not I gamble; if so, the way I gamble, and the extent of it.
7. All of my present sources of income—wages, fees, allowance, dividends, etc.
8. My total financial worth, including property, savings, bonds, insurance, etc.
9. My most pressing need for money right now, e.g., outstanding bills, some
major purhase that is deired or needed.
10. How I budget my money—the proportion that goes to necessities, luxuries, etc.
Personality
1. The aspects of my personality that I dislike, worry about, that I regard as a
handicap to me.
2. What feelings if any, that I have trouble expressing or controlling.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

72

3. The facts of my present sex life—including knowledge of how I get sexual


gratification; any problems that I might have, with whom I have relaltions, if
anybody.
4. Whether or not I feel that I am attractive to the opposite sex; my problems, if
any, about getting favorable attention from the opposite sex [or same sex if so
oriented].
5. Things in the past or present that I feel ashamed and guilty about.
6. The kind of things that just make me furious.
7. What it takes to get me feeling real depressed and blue.
8. What it takes to get me real worried, anxious and afraid.
9. What it takes to hurt my feelings deeply.
10. The kinds of things that make me especially proud of myself, elated, full of self-
esteem or self-respect.
Body
1. My feelings about the appearance of my face—things I don't like, and things
that I might like about my face and head—nose, eyes, hair, teeth, etc.
2. How I wish I looked: my ideals for overall appearance.
3. My feelings about different parts of my body—legs, hips, waist, weight, chest,
or bust, etc.
4. Any problems and worries that I had with my appearance in the past.
5. Whether or not I now have any health problems—eg., trouble with sleep,
digestion, female complaints, heart condition, allergies, headaches, piles, etc.
6. Whether or not I have any long-range worries or concerns about my health,
e.g., cancer, ulcers, heart trouble.
7. My past record of illness and treatment.
8. Whether or not I now make special efforts to keep fit, healthy, and attractive,
eg., calisthenics, diet.
9. My present physical measurements, e.g., height, weight, waist, etc.
10. My feelings about my adequacy in sexual behavior—whether or not I feel able
to perform adequately in sex-relationships.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN II

TERJEMAHAN MODIFIKASI SKALA PENGUNGKAPAN DIRI

No PERNYATAAN TERJEMAHAN
Saya menceritakan keyakinan I telling about religion belief that I
1
beragama yang saya anut profess
Saya menceritakan pendapat saya
I telling my opinion about about how
2 tentang bagaimana orang tua
parents ought to deal his children
memperlakukan anaknya
Saya menceritakan ketertarikan saya I telling about my attractiveness to the
3
terhadap lawan jenis opposite sex
Saya menceritakan standar ideal
I telling about the ideal standards for
4 untuk kriteria pasangan yang saya
criteria partner that my desirable
diidamkan
Saya menceritakan pendapat saya
I telling my opinions about view on
5 tentang kebiasaan minum minuman
drinking habits
keras
Saya menceritakan makanan favorit
6 I telling about my favorite food
saya
Saya menceritakan hal yang saya
7 I telling about my desire in the now
inginkan saat ini
Saya menceritakan kebiasaan saya I telling about my habit in the spend
8
saat menghabiskan waktu luang free time
Saya menceritakan pesta (ulang
I telling about my favorite party (e.g., a
9 tahun, penikahan, adat) yang saya
birthday, wedding, tradition)
sukai
Saya menceritakan jenis film yang I telling about the kind of film that I like
10
paling saya sukai the most
Saya menceritakan kelebihan yang
11 I telling about my excess when I lecture
saya miliki saat kuliah
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

74

Saya menceritakan kelemahan yang I telling about my weakness when I


12
saya miliki saat kuliah lecture
Saya menceritakan hal yang paling I telling about the most gratify when I
13
menyenangkan saat kuliah lecture
Saya menceritakan hal yang paling I telling about the most boring when I
14
membosankan saat kuliah lecture
Saya menceritakan ambisi saya
15 I telling about my ambition for succeed
untuk menjadi sukses
Saya menceritakan masalah
16 I telling about my financial problems
keuangan yang saya miliki
Saya menceritakan jumlah uang yang I telling about total money I receive
17
saya terima dari orang tua from my parents
Saya menceritakan cara mengatur
18 I telling about how budget my money
keuangan saya
Saya menceritakan sumber I telling about my sources of income at
19
penghasilan yang saya miliki saat ini this time
Saya menceritakan penekanan I telling about my emphasis need to do
20
kebutuhan yang saya lakukan saat ini now
I telling about my experience that make
Saya menceritakan pengalaman saya
21 me especially proud of myself in the
yang membanggakan di masa lalu
past
Saya menceritakan pengalaman saya I telling about my experience that
22
yang memalukan diri saja embarrassing myself alone
Saya menceritakan hal yang I telling about the things that makes me
23
membuat saya marah furious
Saya menceritakan hal yang
I telling about the things makes me
24 membuat saya merasa khawatir,
worry, anxious and fearful
cemas, dan takut
Saya menceritakan perasaan saya I telling about my feeling against the
25
terhadap perhatian yang diberikan attention given by the same sex or
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

75

oleh sesama jenis atau lawan jenis opposite sex


Saya menceritakan masalah I telling about my sexual life issues
26
kehidupan seksual yang saya miliki possess
Saya menceritakan standar
I telling about standard my ideal for
27 penampilan ideal saya secara
overall appearance
menyeluruh
Saya menceritakan masalah I telling about any health problem in the
28
kesehatan yang saya alami saat ini now
Saya menceritakan masalah I telling about the the appearance
29
penampilan fisik saya di masa lalu physical problem in the past
Saya menceritakan riwayat sakit dan I telling about my medical history and
30
pengobatan saya di masa lalu treatment in the past
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN III

SKALA PENGUNGKAPAN DIRI UJI COBA

Yogyakarta, Agustus 2013

Saya merupakan mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma


Yogyakarta angkatan 2009. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir (skripsi),
saya ingin meneliti mengenai Self Disclosure (pengungkapan diri). Oleh karena
itu, saya akan membagikan skala yang berisi pernyataan yang berkaitan dengan
tema penelitian saya.
Anda diminta untuk memberikan respon terhadap pernyataan dengan cara
memilih jawaban yang telah disediakan. Harapan saya, Anda mengisi skala ini
secara lengkap, sesuai dengan keadaan, perasaan, dan pikiran Anda. Dalam skala
ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah. Usahakan jangan sampai ada
penyataan yang terlewatkan.
Hasil dari skala ini akan digunakan bagi kepentingan akademik. Saya akan
menjamin kerahasian informasi yang Anda berikan. Atas segala bantuan dan
perhatian yang telah Anda berikan, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,
(Maria Agustina Tokan)
09/PSI/USD

76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

77

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini
dengan tidak di bawah paksaan atau tekan dari pihak tertentu akan tetapi dengan
sukarela demi mambantu terlaksannya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan
berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan
bahwa dengan tidak mencantumkan identitas diri maka jawaban saya tersebut
dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, Agustus 2013

(....................................)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

78

IDENTITAS DIRI
Usia :...............................................................................
Gender :........................................................................
Asal Daerah :...............................................................................
Etnis : Jawa/Flores/Campuran/lainnya...........................*
Anda dapat menggunakan/memahami bahasa daerah : Ya / Tidak *
*Coret yang tidak sesuai & jika memilih lain-lain mohon disi

PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubugan dengan proses
pengungkapan diri. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang
paling sesuai dengan keadaan Anda dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memilih
jawaban, Anda hanya diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada angka
yang telah disediakan sesuai dengan keadaan Anda. Empat pilihan jawaban yang
tersedia adalah sebagai berikut :
Angka 4, bila Anda mengungkapkan diri Sangat Mendetail (SM)
Angka 3, bila Anda mengungkapkan diri Mendetail (M)
Angka 2, bila Anda mengungkapkan diri Kurang Mendetail (KM)
Angka 1, bila Anda mengungkapkan diri Tidak Pernah (TP)
Masing-masing dari Anda mempunyai jawaban yang berbeda, maka dari
itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Tidak ada jawaban yang
salah!
Mohon dikerjakan dengan teliti, jangan sampai ada yang terlewatkan.......
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

79

No PERNYATAAN SM M KM TP
1. Saya menceritakan keyakinan beragama yang saya anut 4 3 2 1
2. Saya menceritakan pendapat saya tentang bagaimana orang
4 3 2 1
tua memperlakukan anaknya
3. Saya menceritakan ketertarikan saya terhadap lawan jenis 4 3 2 1
4. Saya menceritakan standar ideal untuk kriteria pasangan
4 3 2 1
yang saya diidamkan
5. Saya menceritakan pendapat saya tentang kebiasaan
4 3 2 1
minum minuman keras
6. Saya menceritakan makanan favorit saya 4 3 2 1
7. Saya menceritakan hal yang saya inginkan saat ini 4 3 2 1
8. Saya menceritakan kebiasaan saya saat menghabiskan
4 3 2 1
waktu luang
9. Saya menceritakan pesta (ulang tahun, penikahan, adat)
4 3 2 1
yang saya sukai
10. Saya menceritakan jenis film yang paling saya sukai 4 3 2 1
11. Saya menceritakan kelebihan yang saya miliki saat kuliah 4 3 2 1
12. Saya menceritakan kelemahan yang saya miliki saat kuliah 4 3 2 1
13. Saya menceritakan hal yang paling menyenangkan saat
4 3 2 1
kuliah
14. Saya menceritakan hal yang paling membosankan saat
4 3 2 1
kuliah
15. Saya menceritakan ambisi saya untuk menjadi sukses 4 3 2 1
16. Saya menceritakan masalah keuangan yang saya miliki 4 3 2 1
17. Saya menceritakan jumlah uang yang saya terima dari
4 3 2 1
orang tua
18. Saya menceritakan cara mengatur keuangan saya 4 3 2 1
19 Saya menceritakan sumber penghasilan yang saya miliki
saat ini 4 3 2 1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

80

20. Saya menceritakan penekanan kebutuhan yang saya


4 3 2 1
lakukan saat ini
21. Saya menceritakan pengalaman saya yang membanggakan
4 3 2 1
di masa lalu
22. Saya menceritakan pengalaman saya yang memalukan diri
4 3 2 1
saja
23. Saya menceritakan hal yang membuat saya marah 4 3 2 1
24. Saya menceritakan hal yang membuat saya merasa
4 3 2 1
khawatir, cemas, dan takut
25. Saya menceritakan perasaan saya terhadap perhatian yang
4 3 2 1
diberikan oleh sesama jenis atau lawan jenis
26. Saya menceritakan masalah kehidupan seksual yang saya
4 3 2 1
miliki
27. Saya menceritakan standar penampilan ideal saya secara
4 3 2 1
menyeluruh
28. Saya menceritakan masalah kesehatan yang saya alami saat
4 3 2 1
ini
29. Saya menceritakan masalah penampilan fisik saya di masa
4 3 2 1
lalu
30. Saya menceritakan riwayat sakit dan pengobatan saya di
4 3 2 1
masa lalu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN IV

RELIABILITAS DAN SELEKSI ITEM SKALA PENGUNGKAPAN DIRI


UJI COBA

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.733 31

Item-Total Statistics

Corrected Item- Cronbach's


Scale Mean if Scale Variance if Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

x1 146.05 496.327 .350 .727

x2 146.09 496.587 .334 .727

x3 146.05 495.390 .369 .727

x4 146.14 486.804 .525 .722

x5 146.71 494.663 .287 .727


x6 145.91 489.473 .498 .723

x7 146.00 484.962 .599 .720

x8 146.19 497.496 .286 .728


x9 146.34 494.758 .331 .727

x10 145.92 488.627 .489 .723

x11 146.61 487.278 .522 .722


x12 146.52 493.746 .426 .726

x13 145.86 495.259 .362 .727

x14 146.04 497.859 .292 .728


x15 146.19 487.268 .513 .722

x16 146.77 492.126 .435 .725


x17 147.05 497.061 .320 .728

x18 146.62 495.832 .297 .727

81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

82

x19 146.77 490.253 .487 .724

x20 146.80 492.111 .484 .725


x21 146.30 492.592 .403 .725

x22 146.72 493.189 .419 .725


x23 146.16 492.543 .458 .725

x24 146.31 487.104 .531 .722


x25 146.34 487.340 .533 .722
x26 147.26 497.006 .345 .728

x27 146.80 486.061 .541 .721

x28 146.56 492.882 .426 .725


x29 146.65 490.914 .398 .725

x30 146.79 495.182 .368 .727

TX1 74.45 127.137 1.000 .865


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN V

SKALA PENGUNGKAPAN DIRI UNTUK PENELITIAN

Yogyakarta, September 2013

Saya adalah mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta


angkatan 2009. Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir, saya ingin meneliti
mengenai Self Disclosure (Pengungkapan Diri). Oleh karena itu, saya akan
membagikan skala yang berisi pernyataan yang berkaitan dengan tema penelitian
saya.
Anda diminta untuk memberikan respon terhadap pernyataan dengan cara
memilih jawaban yang telah disediakan. Harapan saya, Anda mengisi skala ini
secara lengkap, sesuai dengan keadaan, perasaan, dan pikiran Anda. Dalam skala
ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah. Usahakan jangan sampai ada
penyataan yang terlewatkan.
Hasil dari skala ini akan digunakan bagi kepentingan akademik. Saya akan
menjamin kerahasian informasi yang Anda berikan. Atas segala bantuan dan
perhatian yang telah Anda berikan, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Hormat saya,
(Maria Agustina Tokan)
09/PSI/USD

83
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

84

PERNYATAAN KESEDIAAN

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia mengisi skala ini
dengan tidak di bawah paksaan atau tekan dari pihak tertentu akan tetapi dengan
sukarela demi mambantu terlaksannya penelitian ilmiah ini.
Semua jawaban yang saya berikan, murni dari apa yang saya alami bukan
berdasarkan pada pandangan masyarakat pada umumnya. Saya juga mengijinkan
bahwa dengan tidak mencantumkan identitas diri maka jawaban saya tersebut
dapat dipergunakan sebagai data untuk penelitian ilmiah ini.

Yogyakarta, September 2013

(....................................)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

85

IDENTITAS DIRI
Usia :...............................................................................
Gender :...............................................................................
Asal Daerah :...............................................................................
Etnis : Jawa / Flores / Campuran / lainnya.......................*
Anda dapat menggunakan/memahami bahasa daerah : Ya / Tidak *
*Coret yang tidak sesuai & jika memilih lain-lain mohon diisi

PETUNJUK PENGERJAAN
Berikut ini terdapat beberapa pernyataan yang berhubugan dengan proses
pengungkapan diri. Anda diminta kesediaannya untuk memilih jawaban yang
paling sesuai dengan keadaan Anda dalam kehidupan sehari-hari. Untuk memilih
jawaban, Anda hanya diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada angka
yang telah disediakan sesuai dengan keadaan Anda. Empat pilihan jawaban yang
tersedia adalah sebagai berikut :
Angka 4, bila Anda mengungkapkan diri Sangat Mendetail (SM)
Angka 3, bila Anda mengungkapkan diri Mendetail (M)
Angka 2, bila Anda mengungkapkan diri Kurang Mendetail (KM)
Angka 1, bila Anda mengungkapkan diri Tidak Pernah (TP)
Masing-masing dari Anda mempunyai jawaban yang berbeda, maka dari
itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan diri Anda. Tidak ada jawaban yang
salah!
Mohon dikerjakan dengan teliti, jangan sampai ada yang terlewatkan.......
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

86

No PERNYATAAN SM M KM TP
1. Saya menceritakan keyakinan beragama yang saya anut 4 3 2 1
2. Saya menceritakan pendapat saya tentang bagaimana
4 3 2 1
orang tua memperlakukan anaknya
3. Saya menceritakan ketertarikan saya terhadap lawan jenis 4 3 2 1
4. Saya menceritakan standar ideal untuk kriteria pasangan
4 3 2 1
yang saya diidamkan
5. Saya menceritakan pendapat saya tentang kebiasaan
4 3 2 1
minum minuman keras
6. Saya menceritakan makanan favorit saya 4 3 2 1
7. Saya menceritakan hal yang saya inginkan saat ini 4 3 2 1
8. Saya menceritakan pesta (ulang tahun, penikahan, adat)
4 3 2 1
yang saya sukai
9. Saya menceritakan jenis film yang paling saya sukai 4 3 2 1
10. Saya menceritakan kelebihan yang saya miliki saat kuliah 4 3 2 1
11. Saya menceritakan kelemahan yang saya miliki saat
4 3 2 1
kuliah
12. Saya menceritakan hal yang paling menyenangkan saat
4 3 2 1
kuliah
13. Saya menceritakan ambisi saya untuk menjadi sukses 4 3 2 1
14. Saya menceritakan masalah keuangan yang saya miliki 4 3 2 1
15. Saya menceritakan jumlah uang yang saya terima dari
4 3 2 1
orang tua
16. Saya menceritakan sumber penghasilan yang saya miliki
4 3 2 1
saat ini
17. Saya menceritakan penekanan kebutuhan yang saya
4 3 2 1
lakukan saat ini
18. Saya menceritakan pengalaman saya yang
4 3 2 1
membanggakan di masa lalu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

87

19. Saya menceritakan pengalaman saya yang memalukan


4 3 2 1
diri saja
20. Saya menceritakan hal yang membuat saya marah 4 3 2 1
21. Saya menceritakan hal yang membuat saya merasa
4 3 2 1
khawatir, cemas, dan takut
22. Saya menceritakan perasaan saya terhadap perhatian yang
4 3 2 1
diberikan oleh sesama jenis atau lawan jenis
23. Saya menceritakan masalah kehidupan seksual yang saya
4 3 2 1
miliki
24. Saya menceritakan standar penampilan ideal saya secara
4 3 2 1
menyeluruh
25. Saya menceritakan masalah kesehatan yang saya alami
4 3 2 1
saat ini
26. Saya menceritakan masalah penampilan fisik saya di
4 3 2 1
masa lalu
27. Saya menceritakan riwayat sakit dan pengobatan saya di
4 3 2 1
masa lalu

Bacalah kembali jawaban Anda dan jangan sampai ada yang terlewat.

Terima Kasih 


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN VI

RELIABITAS SKALA PENGUNGKAPAN DIRI PENELITIAN

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

.739 28

Item-Total Statistics

Corrected Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance Item-Total Alpha if Item
Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted

sd1 132.66 524.084 .298 .734

sd2 132.70 517.465 .474 .730


sd3 132.64 521.444 .384 .733

sd4 132.80 514.412 .549 .729


sd5 133.47 526.011 .181 .736

sd6 132.67 518.264 .408 .731


sd7 132.75 515.049 .579 .729

sd8 133.08 515.824 .464 .730

sd9 132.64 520.513 .370 .732


sd10 133.19 515.098 .489 .729

sd11 133.10 515.080 .531 .729


sd12 132.54 520.236 .418 .732

sd13 132.76 516.098 .483 .730


sd14 133.42 512.020 .610 .727

sd15 133.62 516.279 .474 .730

88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

89

sd16 133.85 519.323 .429 .731


sd17 133.46 513.687 .554 .728

sd18 132.71 519.505 .447 .731


sd19 133.36 518.273 .437 .731

sd20 132.95 513.779 .562 .728

sd21 132.82 514.755 .554 .729


sd22 133.01 513.120 .547 .728

sd23 133.89 519.973 .378 .732


sd24 133.41 512.906 .546 .728

sd25 133.08 513.528 .635 .728


sd26 133.43 520.232 .399 .732

sd27 133.23 514.432 .544 .729


skor_SD 67.80 134.050 1.000 .882
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN VII

HASIL UJI NORMALITAS

1. Pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


etnis_jawa etnis_flores
N 36 36
Normal Parametersa Mean 64.31 69.94
Std. Deviation 13.171 12.520
Most Extreme Absolute .083 .092
Differences Positive .083 .092
Negative -.062 -.085
Kolmogorov-Smirnov Z .500 .552
Asymp. Sig. (2-tailed) .964 .920
a. Test distribution is Normal.

2. Pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


etnis_Jawa etnis_flores
N 36 36
Normal Parametersa Mean 67.39 69.53
Std. Deviation 9.548 10.098
Most Extreme Absolute .113 .127
Differences Positive .113 .127
Negative -.101 -.090
Kolmogorov-Smirnov Z .680 .760
Asymp. Sig. (2-tailed) .744 .611
a. Test distribution is Normal.

90
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

91

3. Pengungkapan diri laki-laki dan perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan
etnis Flores

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


skor_laki2 skor_perem
N 72 72
Normal Parametersa Mean 67.12 68.46
Std. Deviation 13.071 9.817
Most Extreme Absolute .082 .102
Differences Positive .082 .102
Negative -.054 -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .695 .865
Asymp. Sig. (2-tailed) .720 .443
a. Test distribution is Normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

LAMPIRAN VIII

HASIL UJI HIPOTESIS

1. Pengungkapan diri laki-laki dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores
T-Test
Group Statistics
Std. Error
Etnis N Mean Std. Deviation Mean
skor_SD Jawa 36 64.33 13.171 2.195
Flores 36 69.94 12.520 2.087

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Std. Confidence
Sig. Mean Error Interval of the
(2- Differe Differenc Difference
F Sig. t df tailed) nce e Lower Upper
skor_SD Equal
variances .090 .765 -1.862 70 .067 -5.639 3.029 -11.679 .402
assumed
Equal
variances
-1.862 69.821 .067 -5.639 3.029 -11.680 .402
not
assumed

92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

93

2. Pengungkapan diri perempuan dewasa awal pada etnis Jawa dan etnis Flores
T-Test
Group Statistics
Std. Std. Error
Etnis N Mean Deviation Mean
skor_SD Jawa 36 67.39 9.548 1.591
Flores 36 69.53 10.098 1.683

Independent Samples Test


Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Std. Interval of
Sig. Mean Error the
(2- Differe Differenc Difference
F Sig. T df tailed) nce e Lower Upper
skor_SD Equal
variances .338 .563 -.923 70 .359 -2.139 2.316 -6.758 2.481
assumed
Equal
69.78
variances -.923 .359 -2.139 2.316 -6.759 2.481
1
not assumed
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

94

3. Pengungkapan diri laki-laki dan perempuan pada etnis Jawa dan etnis Flores
T-Test
Group Statistics
Std. Std. Error
jen_kel N Mean Deviation Mean
skor_SD laki-laki 72 67.14 13.071 1.540
perempuan 72 68.46 9.817 1.157

Independent Samples Test

Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Std. Confidence
Mean Error Interval of the
Sig. (2- Differ Differe Difference
F Sig. t df tailed) ence nce Lower Upper
skor_SD Equal
variances
assumed 5.521 .020 -.692 142 .490 -1.333 1.926 -5.142 2.475

Equal
variances
-.692 131.763 .490 -1.333 1.926 -5.144 2.477
not
assumed

Anda mungkin juga menyukai