Anda di halaman 1dari 163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA ORGANIZATIONAL JUSTICE DAN


ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN
TOKO RITEL DI YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Stefanus Krisna Primantara
NIM : 139114125

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA ORGANIZATIONAL JUSTICE DAN


ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA KARYAWAN
TOKO RITEL DI YOGYAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :
Stefanus Krisna Primantara
NIM : 139114125

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D juko,u MeolBbisid, sdusld


MmGord cdr s6ias Pflkobgi

r ds d$rliur ddi

2 0 fiP 20rs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

Ojo rumongso biso, nanging bisoho


rumongso – unknown

Ajining manungso iku gumantung


ono ing tanggung jawabe marang
kewajibane – Mbah Maridjan

Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda


bisa mengubah dunia – Ir. Soekarno

Tidak penting apapun agamamu atau sukumu, kalau


kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua
orang, orang tidak pernah tanya agamamu – Gus Dur

If you cannot do great things, do small things in a


great way – Napoleon Hill

Live as if you were to die tomorrow. Learn as if


you were to live forever – Mahatma Gandhi

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa bahagia dan sukacita, hasil karya dan


usaha ini saya persembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu melindungi, menguatkan,


dan menyertai saya

Bapak, Ibu, Adik dan seluruh keluarga yang selalu


memberikan dukungan, semangat, dan doa di setiap saat.

Semua teman dan sahabat yang selalu memberikan


penghiburan serta canda dan tawa.

Setiap orang yang selalu menyebutkan nama saya dalam


setiap doanya.

Terimakaih atas semua dukungan dan doa untuk saya.

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA ORGANIZATIONAL JUSTICE DAN


ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR PADA KARYAWAN
TOKO RITEL DI YOGYAKARTA
Stefanus Krisna Primantara

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Organizational Citizenship Behavior
dengan Organizational Justice. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Organizational
Citizenship Behavior, sedangkan variabel bebas pada penelitian ini adalah Organizational Justice.
Penelitian ini memiliki satu hipotesis, hipotesis tersebut adalah Organizational Justice memiliki
hubungan yang positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship Behavior. Jenis
penelitian ini adalah penelitian survey dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive
sampling. Subjek dari penelitian ini adalah karyawan pada salah satu perusahaan ritel di
Yogyakarta yang berjumlah 214 karyawan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skala yang telah diadaptasi dari Podsakoff et al. (1990) untuk variabel
Organizational Citizenship Behavior dengan koefisien reliabilitas alpha stratified setelah
diujicobakan sebesar 0.87. Selain itu, untuk variabel Organizational Justice skala yang digunakan
diadaptasi dari Neihoff & Moorman (1993) dengan koefisien reliabilitas alpha stratified setelah
diujicobakan sebesar 0.89. Skala tersebut diisi oleh subjek secara self-report. Teknik analisis data
yang digunakan adalah teknik analisis korelasi non-parametrik dengan bantuan IBM SPSS 21.00.
Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara Organizational Justice dengan Organizational Citizenship Behavior (r: 0.268;
sig: 0.000). Hal ini berarti semakin tinggi keadilan organisasi dalam sebuah perusahaan maka
semakin tinggi pula Organizational Citizenship Behavior yang dimiliki oleh karyawan.

Kata Kunci : Organizational Citizenship Behavior, Organizational Justice, Alpha stratified

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN ORGANIZATIONAL JUSTICE AND


ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR ON EMPLOYEES AT
RETAIL COMPANY IN YOGYAKARTA
Stefanus Krisna Primantara

ABSTRACT
This research aims to find the relationship between Organizational Citizenship Behavior and
Organizational Justice. Organizational Citizenship Behavior as independent variable and
Organizational Justice as dependent variable. Researcher hypothesized that there is a significant
positive correlation between Organizational Justice towards Organizational Citizenship Behavior.
Researchers used survey method and purposive sampling technique to collect the data. The
subjects of this research was a 214 employees in one of retail company in Yogyakarta. This
research used a scale that has been adapted from Podsakoff et al. (1990) for Organizational
Citizenship Behavior’s variable with reliability coefficient’s alpha stratified obtain a value of 0,87
after being tested. For Organizational Justice, researcher used a scale that has been adapted from
Neihoff & Moorman (1993) with reliability coefficient’s alpha stratified obtain a value of 0,89
after being tested. The scale was filled by subject by using self-report. Researcher used a non-
parametric analysis with IBM SPSS 21.00. The result showed that there is a significant positive
correlation between Organizational Justice towards Organizational Citizenship Behavior (r: 0.268;
sig:0.000). This means the higher Organizational Justice in one company, hence the higher
Organizational Citizenship Behavior owned by its employees.

Keywords : Organizational Citizenship Behavior, Organizational Justice, Alpha stratified

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

opkry! oid y@s edudd:

nlnihilidln$y!nnDun@e
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yesus Kristus atas


berkat, rahmat, dan penyertaan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan
tugas akhir dengan judul “Hubungan Antara Organizational Justice dan
Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Toko Ritel di Yogyakarta“
dengan baik dan lancar.
Terimakasih pula saya haturkan kepada Bapak, Ibu, Rama yang tidak
pernah lelah selalu menemani, mendukung, dan mengingatkan penulis selama
proses penulisan skripsi ini berlangsung. Terimakasih selalu memberikan
dukungan dan doa selama proses studi dan penulisan skripsi selama ini.
Terimakasih kepada Somawati Retno Kiswari, sosok yang selalu memberikan
dukungan, motivasi, mengingatkan, dan mendengarkan keluh kesah penulis
selama proses penulisan skripsi ini. Terimakasih selalu “menyentil” penulis agar
tetap semangat dalam melewati segala kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama
ini.
Selama proses studi dan penulisan skripsi, peneliti menyadari banyak
sekali pihak yang berkontribusi membantu peneliti melewati proses studi dan
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Dr. Y. Titik Kristiyani, M. Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
2. Bapak Drs.Hadrianus Wahyudi M.Si. selaku Dosen Pembimbing
Akademik. Terimakasih atas saran dan masukan selama proses studi
yang saya lewati.
3. Bapak R. Landung Eko Prihatmoko M. Psi. selaku Dosen Pembimbing
Skripsi, atas kesediaan meluangkan waktu, pikiran, kesabaran, kritik
serta saran selama proses penulisan skripsi. Terimakasih atas
wejangan-wejangan dan semangat yang diberikan selama proses
penulisan skripsi ini.
4. Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Terimakasih atas ilmu dan nasehat-nasehat yang telah diberikan
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

selama proses studi berlangsung. Terkhusus kepada Bapak Timotius


Maria Raditya Hernawa M.Psi., Ibu P. Henrietta P.D.A.D.S., S. Psi.,
MA. yang bersedia meluangkan waktu dan bersedia direpotkan oleh
peneliti selama penulisan skripsi ini.
5. Seluruh staff Fakultas Psikologi (Ibu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji)
atas sapaan, senyum, canda gurau, dan kesempatan untuk terlibat
sebagai staff Laboratorium Psikologi dan Asisten Ujian.
6. Teman- teman saya di grup “5 dari 7: Skripsi”, Age, Arma, Boni,
Cyus, Dewok, Niko yang selalu berusaha menghibur dan mengolok-
olok penulis sebagai bentuk semangat kepada penulis ketika
mengalami kesulitan.
7. Teman-teman “Pelarian Skripsi” Aurelia, Isabela Elga, Kasita, Clara,
Citra, Leviana Bella, Anette Isabella, Gabby, Vionny, Yogi yang selalu
mendengarkan keluh kesah saya, mengingatkan saya, serta
memberikan kritik dan saran yang membangun bagi diri saya selama
proses penulisan skripsi.
8. Teman-teman di grup “Skripsi P. Landung” yang selalu memberikan
informasi terkait dengan bimbingan dan semangat dalam mengerjakan
skripsi.
9. Edwin Gandawijaya. Terimakasih atas tenaga dan waktu yang
diberikan dalam membantu penulis memahami dan mengerti
pengolahan data dengan menggunakan program SPSS.
10. Teman-teman Staff Laboratorium Psikologi Leviana Bella, Ignatia
Rohan, Dewa Ndaru, Yohana Kadek, Benedicta Kusuma W., Alfonsa
Cindy atas kesempatan belajar bersama dan mendapatkan pengalaman
yang berguna bagi saya.
11. Seluruh teman –teman Angkatan 2013 Fakultas Psikologi. Terimakasih
telah menjadi teman dan keluarga selama proses perkuliahan selama

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ini dan terimakasih sudah mau terbuka serta mengenal saya.


"Semangat'e Sampe Tumpe-Tumpe" t

12. Saudari Caecillia Devy Kumiawati, S. Pd., M. Hum., Giovanna Gistha


Wicita, S. Pd., M. Hum., dan Yosephine Wastu Prajnaputri, S. Pd.

yang telah membantu penulis dalam men)'usun skripsi ini sebagai


translator alat ukur yang digunakan penulis untuk mengumpulkan data
penelitian.
13. Ibu Sri Suryani, Ibu Rina Trisnawati, dan Ibu Utari Praharsini yang
sudah mernberikan ijin dan membantu peneliti dalam proses
pengambilan data penelitian
14. Seluruh karyawan salah satu perusahaan ritel di Yogyakarta yang
sudah bersedia menjadi subjek penelitian saya. Terimakasih sudah
bersedia meluangkan waktu dan mengisi skala penelitian ini. Skripsi
ini tidak akan selesai tanpa bantuan Anda sekalian.
Akhir kata, terimakasih sebesar-besamya kepada semua pihak yang telah
membantu proses penulisan skripsi ini. Saya menyadari usaha penulisan skripsi
ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu, saya
sangat terbuka menerima kritik dan samn guna memperbaiki penelitian
selaniutnva. Terimakasih

Yogyakarta, 14 Jar:uai 2017


Penulis,

\NNu,
'"-
--/

Stefanus Krisna Primantara

xtl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ..................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
ABSTRACT ................................................................................................ viii
PERNYATAN PUBLIKASI KARYA ....................................................... ix
KATA PENGANTAR ................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 11
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 11
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 12
1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 12
2. Manfaat Praktis ......................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 14
A. Organizational Citizenship Behavior (OCB) .................................. 14
1. Definisi OCB............................................................................. 14
2. Dimensi OCB ............................................................................ 17
3. Faktor yang mempengaruhi OCB ............................................. 22
4. Dampak OCB ............................................................................ 28
B. Organizational Justice ..................................................................... 30
1. Definisi Organizational Justice ................................................. 30
2. Dimensi Organizational Justice................................................. 34

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Dampak Organizational Justice................................................. 40


C. Dinamika Hubungan OCB dengan Organizational Justice ............. 41
D. Perusahaan Ritel X .......................................................................... 46
E. Skema Penelitian ............................................................................. 47
F. Hipotesis.......................................................................................... 47
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 48
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 48
B. Variabel Penelitian .......................................................................... 49
C. Definisi Operasional........................................................................ 50
1. Organizational Citizenship Behavior ........................................ 50
2. Organizational Justice ............................................................... 53
D. Subjek Penelitian............................................................................. 54
E. Metode dan Alat Pengambilan Data ............................................... 55
1. Skala Organizational Citizenship Behavior .............................. 56
2. Skala Organizational Justice ..................................................... 58
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ............................................... 60
1. Validitas .................................................................................... 60
2. Daya Beda ................................................................................. 61
3. Reliabilitas ................................................................................ 64
G. Metode Analisis Data ...................................................................... 66
H. Teknik Analisis Data ....................................................................... 67
1. Uji Asumsi ................................................................................ 67
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................69
A. Pelaksanaan Penelitian .................................................................... 69
B. Deskripsi Penelitian ........................................................................ 70
1. Deskripsi Subjek Penelitian ...................................................... 70
2. Deskripsi Data Penelitian .......................................................... 72
C. Analisis Data Penelitian .................................................................. 73
1. Uji Asumsi ................................................................................ 73
2. Uji Hipotesis ............................................................................. 75

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Pembahasan ..................................................................................... 77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 80
A. Kesimpulan ..................................................................................... 80
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 80
C. Saran ................................................................................................ 82
1. Bagi Karyawan Perusahaan....................................................... 82
2. Bagi Perusahaan ........................................................................ 83
3. Bagi Penelitian Selanjutnya ...................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 85
LAMPIRAN ................................................................................................ 98

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pemberian Skor pada Skala OCB .................................................. 57


Tabel 2 Cetak Sebaran Skala OCB Sebelum Seleksi Item ......................... 57
Tabel 2. 1 Cetak Sebaran Skala OCB Sesudah Seleksi Item ...................... 58
Tabel 3 Pemberian Skor pada Skala Organizational Justice ....................... 59
Tabel 4 Cetak Sebaran Skala OJ Sebelum Seleksi Item ............................. 59
Tabel 4.1 Cetak Sebaran Skala OJ Sesudah Seleksi Item ........................... 60
Tabel 5 Hasil Uji Daya Beda ...................................................................... 62
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Skala OCB ................................................... 65
Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Skala Organizational Justice ....................... 66
Tabel 8 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin ....................... 70
Tabel 9 Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Usia ...................................... 71
Tabel 10 Mean Teoritik dan Mean Empirik ................................................ 72
Tabel 11 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 73
Tabel 12 Hasil Uji Linearitas ...................................................................... 74
Tabel 13 Kriteria Korelasi........................................................................... 75
Tabel 14 Uji Hipotesis ................................................................................ 76

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Blueprint OCB ................................................................... 99


LAMPIRAN 2 Blueprint Organizational Justice ....................................... 103
LAMPIRAN 3 Skala Tryout ....................................................................... 105
LAMPIRAN 4 Skala Pengukuran Psikologi ............................................... 116
LAMPIRAN 5 Uji Daya Beda .................................................................... 127
LAMPIRAN 6 Reliabilitas.......................................................................... 131
LAMPIRAN 7 Data Deskriptif ................................................................... 140
LAMPIRAN 8 Analisis Data Penelitian ..................................................... 143

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang

sangat penting dan sangat dibutuhkan dengan tidak mengabaikan fungsi dari

sumber daya lain dalam sebuah perusahaan (Amrita, Sutaryadi, &

Ninghardjanti, 2012). Sumber daya ini menjadi penting bagi sebuah

perusahaan karena manusia berperan aktif menjadi perencana, pelaku, dan

penentu dalam mewujudkan tujuan perusahaan (Hasibuan dalam Amrita,

Sutaryadi, & Ninghardjanti, 2012). Oleh sebab itu, sebuah perusahaan

berharap memiliki sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas agar

tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai.

Sebagai bentuk kontribusi kepada sebuah perusahaan, karyawan

akan berusaha berperilaku sesuai dengan kriteria kinerja yang telah ditentukan

oleh perusahaan. Perilaku ini tidak hanya mencakup in-role yaitu bekerja

sesuai dengan standar job description saja namun juga extra-role yaitu

memberikan kemampuan yang dimilikinya kepada perusahaan lebih dari pada

yang diharapkan (Soegandhi, Sutanto, & Setiawan, 2013). Perilaku tambahan

di luar deskripsi pekerjaan dalam sebuah organisasi sering juga disebut

sebagai perilaku kewarganegaraan dalam organisasi atau organizational

citizenship behavior (OCB) (Sumiyarsih, Mujiasih, & Ariati 2012).

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Greenberg dan Baron (2003) menyatakan bahwa OCB merupakan

perilaku informal, melebihi harapan organisasi dan pada akhirnya dapat

memberikan kesejahteraan pada organisasi. Selain itu, Organ (1988; dalam

Hoffman et al., 2007) juga berpendapat bahwa OCB merupakan salah satu

tipe spesial dari kebiasaan kerja yang didefinisikan sebagai perilaku individu

yang sangat menguntungkan untuk organisasi dan merupakan kebebasan

dalam memilih, yang secara tidak langsung diakui oleh sistem penghargaan

formal dalam sebuah perusahaan.

Terdapat berbagai jenis perusahaan yang sedang berkembang di

Indonesia, mulai dari perusahaan industri, perusahaan jasa sampai dengan

perusahaan perdagangan. Salah satu bentuk perusahaan perdagangan adalah

perusahaan yang bergerak dalam bidang ritel (Pengertian, Ciri dan Jenis

Perusahaan Dagang Beserta Contohnya Terlengkap, 1 November 2016).

Perkembangan industri ritel di Indonesia sendiri telah bertumbuh pesat sekitar

10% pada tahun 2016 dan hal tersebut diperkirakan akan terus berlanjut pada

setiap tahunnya, dengan perputaran uang mencapai Rp 200 Triliun pada tahun

2016 (Aprindo: Industri Ritel Tumbuh Sekitar 10 Persen pada 2016, 28

Desember 2016). Selain itu, berdasarkan hasil wawancara didapatkan hasil

bahwa perkembangan bisnis ritel di Yogyakarta mengalami peningkatan 5,8%

lebih tinggi dari peningkatan nasional sebesar 5,5%. Hal ini mengindikasikan

bahwa masih banyak peluang bagi pengusaha bisnis ritel untuk melakukan

ekspansi sehingga iklim persaingan bisnis ritel baik di Yogyakarta maupun

Indonesia dari tahun ke tahun semakin sulit dan menantang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam persaingan ini, banyak perusahaan ritel yang bersaing antara

satu dengan yang lain untuk mempertahankan pelanggan yang telah menjadi

customer setia mereka. Oleh sebab itu, setiap perusahaan ritel akan terus

mencoba meningkatkan kualitas layanan mereka secara berkala. Salah satu

kunci dari bisnis ritel yang sukses adalah pengusaha harus dapat beradaptasi,

memahami, serta memiliki kemauan mendengarkan pelanggan (10 Kunci

Agar Bisnis Ritel Sukses di Negeri Orang, 27 Maret 2013). Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Amalina (2010) menunjukkan hasil bahwa

keterampilan karyawan, kesopanan, keramahan, rasa hormat, perhatian, serta

keterampilan komunikasi karyawan berpengaruh pada nilai penjualan

perusahaan sebesar 48,9%.

Berbagai usaha akan dilakukan oleh setiap perusahaan untuk

bersaing dengan perusahaan lain untuk mencapai kesuksesan. Perusahaan ritel

akan berusaha mencari karyawan berkualitas yang memenuhi kriteria-kriteria

yang ada dan tak jarang juga perusahaan menginginkan karyawan yang

bersedia untuk melakukan tugas-tugas yang tidak tercantum dalam deskripsi

pekerjaan mereka atau sering juga disebut dengan OCB. Robbins dan Judge

(2008) menambahkan bahwa faktanya perusahaan/organisasi yang memiliki

karyawan dengan tingkat OCB yang tinggi, akan memiliki kinerja yang lebih

baik pula dibandingkan dengan organisasi lain.

Di sisi lain berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan oleh

Badan Pusat Statistik pada tahun 2017 didapatkan hasil bahwa jumlah tenaga

kerja Indonesia berjumlah kurang lebih 124.500.000 yang tersebar di seluruh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

wilayah Indonesia (Badan Pusat Statisk, 2017).Apabila para tenaga kerja

tersebut mengerti dan dapat menerapkan konsep OCB ketika bekerja maka hal

tersebut akan memberikan dampak positif baik bagi pekerja itu sendiri,

perusahaan, maupun pemerintah. Namun, dalam kenyataannya tidak semua

tenaga kerja Indonesia mengerti dan menerapkan konsep OCB ini ketika

mereka bekerja sehingga memunculkan permasalahan-permasalahan baru.

Dalam rentang waktu 5 tahun ke belakang terdapat pelbagai permasalahan

yang muncul terkait dengan perilaku pekerja. Pada hari Jumat, 4 November

2016 sebanyak 15.341 PNS DKI mangkir bekerja dengan rincian 1.121 tidak

hadir dengan keterangan, 27 pegawai shift siang, serta 14.193 tidak hadir

tanpa keterangan (Lebih dari 15 ribu PNS DKI Terpantau Mangkir Kerja, 4

November 2016).

Pada tahun 2016 Kepolisian sektor Kembangan, Jakarta Barat,

menangkap salah seorang karyawan Alfamart berinisial YA. Ia diduga

mencuri kartu debit BCA milik salah seorang konsumen berinisial RY dengan

cara menukar kartu debitnya (Curi Kartu Debit Konsumen, Karyawan

Alfamart Dipecat, 15 Agustus 2016). Di sisi lain, pada tahun 2016 lima orang

karyawan salah satu Supermarket di Solo bekerja sama mencuri berbagai

barang di tempat mereka bekerja sehingga membuat Supermarket tersebut

mengalami kerugian sampai dengan Rp 100 juta (5 Karyawan Superindo Jajar

Curi Sembako, Supermarket Rugi Rp 100 Juta, 28 Maret 2014).

Berdasarkan beberapa fenomena di atas menunjukkan bahwa

terdapat gap yang terjadi antara konsep OCB dengan apa yang sebenarnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh para karyawan pada

saat bekerja. Masih cukup banyak perilaku-perilaku menyimpang yang

dilakukan oleh para karyawan demi kepentingan pribadi mereka yang

mengakibatkan kerugian bagi perusahaan tempat di mana mereka bekerja.

Namun, tidak sedikit pula karyawan yang menerapkan konsep OCB dalam

perilakunya ketika mereka bekerja.

Perilaku OCB dapat kita lihat dalam diri Houtman Zainal Arifin.

Beliau adalah seorang OB (Office Boy) di salah satu bank swasta di Indonesia.

Beliau menjalankan dan melaksanakan pekerjaan serta tanggung jawabnya

dengan baik. Selepas seluruh pekerjaannya telah diselesaikan, ia tidak segan

untuk bertanya dan belajar kepada para staff bank tersebut mengenai istilah-

istilah bank yang cukup rumit. Walaupun terkadang mendapatkan cibiran dan

menjadi bahan tertawaan oleh para staff tetapi ia tetap ingin berusaha belajar

hal-hal baru yang belum pernah ia pelajari. Houtman terus mencoba hal-hal

baru dan tak segan menawarkan bantuan kepada para staff yang sedang

mengalami kesusahan dalam mengerjakan pekerjaannya. Berkat ketekunannya

dan kemauannya dalam mempelajari hal-hal baru akhirnya pada suatu hari ia

diangkat menjadi seorang pegawai tetap dan pada akhirnya ia menjadi seorang

Vice President pada bank swasta tersebut dan membawa kesuksesan pada

bank swasta tersebut (Biografi Houtman Zainal Arifin, biografiku.com, 2012).

Contoh kasus di atas dapat menunjukkan bahwa OCB bukan saja

bermanfaat bagi para karyawan yang melakukannya. Namun, juga sangat

bermanfaat bagi perusahaan/organisasi yang bersangkutan. Seperti halnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan apa yang dikatakan oleh Borman dan Motowidlo (1993; dalam

Novliadi, 2007), yang menyatakan bahwa OCB dapat meningkatkan kinerja

organisasi karena perilaku ini merupakan “pelumas” dari mesin sosial dalam

sebuah organisasi. Selain itu, Organ menambahkan (1988; dalam Podsakoff &

MacKenzie, 1997) bahwa OCB secara spesifik dapat mempengaruhi kinerja

organisasi dalam beberapa hal seperti mendorong peningkatan produktifitas

manajer dan karyawan, mendorong penggunaan sumber-sumber daya yang

dimiliki organisasi untuk tujuan yang lebih spesifik, memfasilitasi aktifitas

koordinasi di antara anggota tim dan kelompok kerja, dan lain sebagainya.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dilihat bahwa suatu organisasi/perusahaan

sangat memerlukan adanya OCB pada setiap diri karyawannya, karena

dimensi-dimensi yang terdapat dalam OCB dapat meningkatkan kinerja setiap

karyawan sehingga sebuah perusahaan/organisasi dapat mencapai tujuannya

serta dapat bersaing dengan perusahaan/organisasi yang lain.

Organ (1988; dalam Hoffman et al., 2007) mengidentifikasi 5

dimensi OCB yaitu altruism, courtesy, civic virtue, concscientiousness, dan

sportsmanship. Altruism adalah suatu hal yang menunjukkan suatu pribadi

yang lebih mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan dengan

kepentingan pribadinya. Courtesy menunjukkan suatu perilaku membantu

orang lain secara sukarela dan bukan merupakan tugas serta kewajibannya.

Selanjutnya adalah civic virtue yaitu keterlibatan dalam aktivitas organisasi

dan peduli terhadap kelangsungan hidup organisasi. Kemudian,

conscientiousness merupakan suatu perilaku yang menunjukkan upaya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sukarela untuk meningkatkan cara dalam menjalankan pekerjaannya secara

kreatif agar kinerja organisasi meningkat. Terakhir, sportsmanship

menunjukkan suatu kerelaan/toleransi untuk bertahan dalam suatu keadaan

yang tidak menyenangkan tanpa mengeluh.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya

OCB pada diri seorang karyawan seperti kepuasan kerja, budaya dan iklim

organisasi, kepribadian dan suasana hati (mood), persepsi terhadap dukungan

organisasional, persepsi terhadap kualitas interaksi atasan bawahan, masa

kerja, jenis kelamin (Andriani, Djalali, & Sofiah, 2012), serta keadilan

organisasi (Duffy & Lilly, 2013). Salah satu faktor yang akan dibahas dalam

penelitian ini adalah faktor keadilan organisasional. Hal ini diangkat oleh

peneliti karena keadilan organisasi merupakan faktor yang sangat penting

dalam sebuah perusahaan. Karyawan yang merasakan adanya keadilan

organisasional pada instansi tempat bekerja, mereka akan merasa senang

berada dalam lingkungan organisasi tersebut dan mendukung munculnya

perilaku kepedulian terhadap organisasi (Ratnawati & Khairul, 2013).

Keadilan merupakan sesuatu hal yang penting dalam sebuah

organisasi, bukan saja melibatkan satu pihak saja melainkan melibatkan dua

pihak yang saling terhubung yaitu perusahaan dan manusia sebagai sumber

daya dalam perusahaan tersebut. Dalam hubungan industrial perusahaan dan

karyawan memiliki hak dan kewajibannya masing-masing seperti yang tertera

dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan yang mengatakan bahwa “Dalam

melaksanakan hubungan industrial, pengusaha dan organisasi pengusahanya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mempunyai fungsi menciptakan kemitraan, mengembangkan usaha,

memperluas lapangan kerja, dan memberikan kesejahteraan pekerja/buruh

secara terbuka, demokratis, dan berkeadilan” (UU No. 13 Tahun 2013 tentang

Ketenagakerjaan, Pasal 102(3)).

Pada kenyataannya pelanggaran-pelanggaran terkait dengan keadilan

organisasional masih sering terjadi di Negara Indonesia seperti halnya yang

terjadi pada 34 buruh yang dipekerjakan layaknya budak di pabrik pengolahan

limbah menjadi kuali di Kampung Bayur Opak RT 03 / RW 06, Tangerang.

Selama beberapa bulan bekerja, para karyawan tidak diperbolehkan keluar

dari pabrik untuk sekedar bersosialisasi. Karyawan tersebut diharuskan tinggal

di dalam pabrik dengan jadwal kerja yang tidak jelas (23 Buruh pabrik Kuali

Tangerang dikirim ke Penampungan Cianjur, 5 Mei 2013). Selain itu, ratusan

pekerja Tambang Freeport Indonesia mogok bekerja lantaran beberapa

tuntutan karyawan yang tidak dipenuhi oleh manajamen yang salah satunya

terkait dengan persamaan bonus bagi karyawan (Ratusan Pekerja Tambang

Freeport Indonesia Mogok Kerja, 2 Oktober 2016). Berdasarkan kasus

tersebut dapat dilihat bahwa keadilan organisasional merupakan aspek yang

penting dan tidak boleh dilupakan dalam hal hubungan industrial suatu

organisasi/perusahaan, apabila keadilan dalam organisasi dilanggar akan

memunculkan permasalahan baru pada perusahaan tersebut.

Keadilan organisasi merupakan persepsi bawahan mengenai

perlakuan adil yang diterimanya dari seluruh elemen organisasi (Wiyono,

2010). Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sareshkeh (2012) yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menyatakan bahwa keadilan organisasi merupakan sebuah konsep yang

mengungkapkan persepsi karyawan tentang sejauh mana karyawan

diperlakukan secara adil dalam sebuah organisasi dan bagaimana persepsi

tersebut memengaruhi hasil dalam organisasi itu sendiri.

Ada tiga dimensi utama dalam keadilan organisasional, yaitu

keadilan distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaksional (Usmani

& Jamal, 2013). Keadilan distributif adalah keadilan outcome yang diterima

anggota organisasi sebagai hasil dari keputusan tertentu (Cropanzano &

Greenberg, 1997). Keadilan prosedural adalah persepsi seseorang terhadap

keadilan prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengambil keputusan

dalam organisasi (Wiyono, 2010). Terakhir, keadilan interaksional merupakan

kualitas perlakuan interpersonal yang diterima pekerja selama

pengimplementasian prosedur tertentu oleh pihak yang berwenang (Colquitt,

2001).

Skitka dan Bravo (2005) berpendapat bahwa keadilan organisasi

sangat penting artinya dalam kehidupan organisasi, apabila keadilan tidak ada

dalam kehidupan organisasi maka akan memunculkan berbagai akibat negatif

dalam organisasi tersebut. Sebagai contoh, jika sebuah organisasi berlaku

tidak adil, hal tersebut akan diasosiasikan dengan tingkat komitmen yang

rendah dari para anggota organisasi, demikian juga tingkat kejahatan di

lingkungan kerja serta keinginan untuk melakukan protes yang semakin

meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Iqbal et al. (2012) melakukan sebuah penelitian tentang keadilan

organisasi dengan OCB kepada 200 responden pada salah satu institusi di

Pakistan yang menyatakan bahwa keadilan organisasi prosedural dan

distributif berpengaruh signifikan terhadap OCB. Hasil serupa juga didapatkan

dalam penelitian yang dilakukan oleh Nadiri dan Tanova (2010) dan Blakely

et al. (2015) dimana hasil yang didapatkan dalam penelitian tersebut adalah

keadilan organisasi memiliki hubungan yang positif dan signifikan pada OCB.

Selain itu, berdasarkan studi literatur penelitian yang telah dilakukan oleh

Faraz dan Fatimah (2014) didapatkan hasil bahwa keadilan transformasional

memiliki pengaruh terhadap OCB sebesar 14.7%.

Sementara itu berdasarkan review literatur yang dilakukan peneliti,

terdapat hasil yang kontradiktif dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Sjahruddin (2013) yang dilakukan pada 148

perawat di Makassar menunjukkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang

positif dan signifikan pada keadilan organisasi dengan OCB. Hasil yang

serupa juga didapatkan pada penelitian yang dilakukan oleh Batool (2013)

pada pegawai di 17 Bank di kota Peshawar, Pakistan. Penelitian ini

menunjukkan hasil bahwa keadilan organisasi tidak memiliki hubungan yang

signifikan pada perubahan OCB di kalangan pegawai bank. Selanjutnya, Sania

Usmani dan Siraj Jamal (2013) yang melakukan penelitian kepada 250

karyawan Bank di Pakistan memberikan saran bahwa sebaiknya penelitian

mendatang dapat dilakukan di negara atau sektor yang berbeda karena


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kemungkinan hasil yang diperoleh akan berbeda pula karena dipengaruhi oleh

berbagai variabel lain.

Beberapa penelitian di atas dapat diketahui bahwa keadilan

organisasi memiliki hubungan dengan OCB. Namun, penelitian-penelitian

yang sudah dilakukan sebelumnya terdapat sebuah gap karena hasil yang

didapatkan dari satu penelitian dengan penelitian yang lain kurang konsisten

sehingga menunjukkan hubungan/kausalitas yang kurang begitu jelas antara

kedua variabel tersebut. Oleh karena itu, melihat bahwa pentingnya OCB dan

keadilan organisasi dalam sebuah organisasi/perusahaan serta berdasarkan

saran dan temuan-temuan dari beberapa penelitian sebelumnya maka peneliti

ingin mencoba mengkaji kembali hubungan antara keadilan organisasi dengan

OCB pada karyawan yang bekerja di perusahaan ritel sehingga dapat

memperjelas dan memperkaya hubungan/kausalitas antara keadilan organisasi

dengan OCB.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara

Organizational Justice dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB)?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara

Organizational Justice dengan Organizational Citizenship Behavior pada

karyawan pada perusahaan ritel di Yogyakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai salah satu wujud kontribusi

akademis untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan informasi

khususnya dalam bidang ilmu Psikologi Industri dan Organisasi (PIO)

yaitu mengenai hubungan antara Organizational Justice dengan

Organizational Citizenship Behavior (OCB).

2. Manfaat Praktis

a. Perusahaan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai

hubungan antara Organizational Justice dengan Organizational

Citizenship Behavior pada perusahaan terkait. Jika hasil penelitian

menunjukkan tidak adanya hubungan antara dua variabel tersebut, hal

ini dapat menjadi acuan bagi organisasi/perusahaan dan para pemimpin

dalam organisasi untuk mengevaluasi apakah sistem yang selama ini

dibangun sudah menunjukkan adanya keadilan dalam organisasi baik

bagi organisasi maupun bagi sumber daya manusia yang ada

dalamnya, sehingga dapat memunculkan OCB pada karyawan. Selain

itu, jika hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara

kedua variabel, hal ini dapat membantu organisasi/perusahaan dan para

pemimpin dalam organisasi untuk menentukan rencana strategis guna

meningkatkan ataupun mempertahankan keadilan organisasi dan OCB

pada perusahaan tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

b. Karyawan

Karyawan dapat mengetahui tingkat OCB pada sistem keadilan

yang diterapkan dalam perusahaan di mana mereka bekerja, sehingga

karyawan dapat mengevaluasi dan meningkatkan kinerja mereka

dalam perusahaan tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

1. Definisi OCB

Organizational Citizenship Behavior (OCB) merupakan sebuah

konsep yang menjelaskan tentang bentuk-bentuk perilaku individu yang

dipilih secara bebas dan tidak secara langsung diakui oleh sistem

penghargaan formal tertentu tetapi secara kumulatif dapat meningkatkan

efisiensi dan efektivitas fungsi pada sebuah organisasi (Organ et al.,

2006). Perilaku yang dipilih secara bebas dalam hal ini merupakan pilihan

setiap pribadi karyawan di luar dari tuntutan peran dalam pekerjaannya.

Sehingga muncul atau tidaknya sebuah perilaku karyawan tidak akan

memberikan efek tertentu pada diri karyawan seperti hukuman ataupun

penghargaan resmi dari perusahaan (Organ et al., 2006).

Konsep OCB pertama kali dicetuskan oleh Organ pada tahun 1980-

an. Tetapi, jauh sebelum itu sekitar empat dekade yang lalu, Katz (1964)

menunjukkan pentingnya perilaku sukarela dan spontan yang berada di

luar persyaratan peran tertentu dalam suatu pekerjaan, namun memberikan

efektivitas bagi organisasi. Selanjutnya, dalam sebuah laporan penelitian

empiris yang disusun oleh Smith et al. (1983) terkait dengan sifat dan

anteseden perilaku tersebut, konsep kontribusi ini disebut sebagai

"perilaku kewarganegaraan organisasi" atau sering disebut juga dengan

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

OCB (Farh, J. L. et al., 2004). Dalam penelitian-penelitian berikutnya,

beberapa konsep terkait OCB telah diusulkan dan diteliti, termasuk di

dalamnya adalah perilaku prosocial behaviour (Brief dan Motowidlo,

1986), organizational spontaneity (George dan Brief 1992), civic

citizenship (Graham 1991, Van Dyne et al. 1994), extra-role (Van Dyne et

al., 1995, Van Dyne dan Lepine, 1998), dan kontekstual kinerja

(Motowidlo et al. 1997).

Organizational Citizenship Behavior (OCB) mengalami

perkembangan dari waktu ke waktu. Organ (dalam Sing dan Singh, 2009)

mencetuskan konsep OCB pertama kali sebagai perilaku sukarela yang

bukan termasuk dalam pekerjaan formal dan tidak secara langsung diakui

oleh perusahaan untuk mendapatkan penghargaan resmi tetapi dapat

meningkatkan efisiensi dalam sebuah perusahaan. Kemudian, beberapa

peneliti mencoba untuk merumuskan serta menyempurnakan kembali

konsep tersebut seperti Williams dan Anderson (1991) mencoba

menyempurnakan konsep OCB dengan berpendapat bahwa OCB dibagi

dalam dua bentuk yaitu OCB-I dan OCB-O. Secara sederhana OCB-I

menjelaskan tentang perilaku yang memberikan manfaat bagi diri individu

secara tidak langsung melalui kontribusinya terhadap organisasi. Selain

itu, Wiliams dan Anderson (1991) menjelaskan juga bahwa OCB-O

merupakan perilaku karyawan yang memberikan manfaat terhadap

organisasi secara umum.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Borman dan Motowidlo (1993; dalam Jahangir dkk, 2004)

menyebut OCB dengan istilah kinerja kontekstual karena OCB

didefinisikan sebagai perilaku yang memberi sumbangan pada efektifitas

organisasi dengan membentuk keadaan sosial, organisasional dan psikis

yang memperlancar proses terselesaikannya pekerjaan. Selanjutnya,

Podsakoff et al. (1997) mendefinisikan OCB sebagai perilaku sukarela,

melebihi tuntutan tugas yang berkontribusi terhadap kesuksesan sebuah

organisasi. OCB tidak mudah dikenakan sanksi karena merupakan perilaku

di luar persyaratan peran formal (Kinicki dan Kreitner, 2005).

Hal di atas senada dengan apa yang dikatakan oleh Organ et al.

(dalam Leon & Finkelstein, 2011) bahwa OCB merupakan kegiatan yang

dilakukan oleh karyawan yang melebihi persyaratan formal dari pekerjaan

tersebut yang memberikan kontribusi bagi efektivitas

perusahaan/organisasi. Bentuk kontribusi tersebut dapat berupa bantuan

terhadap karyawan lain untuk meringankan beban kerja, tidak banyak

beristirahat ataupun melaksanakan tugas tanpa menunggu perintah dari

atasan (Setyawan dan Sahrah, 2012).

Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan oleh tokoh-

tokoh di atas, peneliti menyimpulkan bahwa definisi dari OCB adalah

sebuah perilaku yang dilakukan karyawan melebihi tuntutan tugas dari

persyaratan peran formal tertentu yang tidak secara langsung diakui oleh

sistem formal dalam suatu organisasi namun memberikan manfaat baik

bagi setiap diri individu maupun bagi organisasi/perusahaan tersebut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

2. Dimensi OCB

Marshall (1950; dalam Vigoda dan Golembiewski, 2001)

mengemukakan bahwa secara umum citizenship behavior merujuk pada 3

elemen utama yaitu, kepatuhan (obedience), loyalitas (loyalty), dan

partisipasi. Kepatuhan dan loyalitas secara alami merupakan definisi

citizenship dalam pengertian yang luas, sehingga esensi dari citizenship

behavior adalah partisipasi. Dalam partisipasi, perhatian terutama

ditujukan pada arena nasional (governance), arena komunal (local lives),

dan arena organisasional (tempat kerja).

Sedangkan Graham (1991) memberikan konseptualisasi OCB yang

berbasis pada filosofi politik dan teori politik modern. Dengan

menggunakan perspektif teoritis ini, Graham mengemukakan tiga bentuk

OCB yaitu:

1. Ketaatan (Obedience) yang menggambarkan kemauan karyawan untuk

menerima dan mematuhi peraturan dan prosedur organisasi.

2. Loyalitas (Loyality) yang menggambarkan kemauan karyawan untuk

menempatkan kepentingan pribadi mereka untuk keuntungan dan

kelangsungan organisasi.

3. Partisipasi (Participation) yang menggambarkan kemauan karyawan

untuk secara aktif mengembangkan seluruh aspek kehidupan organisasi.

Partisipasi terdiri dari:

a. Partisipasi sosial yang menggambarkan keterlibatan karyawan

dalam urusan-urusan organisasi dan dalam aktivitas sosial


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

organisasi. Misalnya: selalu menaruh perhatian pada isu-isu aktual

organisasi atau menghadiri pertemuan-pertemuan tidak resmi.

b. Partisipasi advokasi, yang menggambarkan kemauan karyawan

untuk mengembangkan organisasi dengan memberikan dukungan

dan pemikiran inovatif. Misalnya: memberi masukan pada

organisasi dan memberi dorongan pada karyawan lain untuk turut

memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan organisasi.

c. Partisipasi fungsional, yang menggambarkan kontribusi karyawan

yang melebihi standar kerja yang diwajibkan. Misalnya:

kesukarelaan untuk melaksanakan tugas ekstra, bekerja lembur

untuk menyelesaikan proyek penting, atau mengikuti pelatihan

tambahan yang berguna bagi pengembangan organisasi.

Beberapa tokoh lain memiliki pandangan berbeda tentang OCB.

Smith, Organ & Near (1983) mengkonsepkan OCB dengan 2 dimensi:

altruism yaitu perilaku spesifik pada saat membantu individu lain yang

mengalami kesusahan dalam konteks organisasi dan pemenuhan secara

umum yaitu pemenuhan perilaku yang direfleksikan dengan menggunakan

peraturan secara umum, norma, serta harapan-harapan.

Kemudian (Organ, 1988; dalam Hoffman, 2007)

mengidentifikasikan 5 dimensi tentang OCB, yaitu: altruism, courtesy,

civic virtue, conscientiousness dan sportsmanship. Uraian bagian OCB

yang dikemukakan oleh Organ (1988; dalam Hoffman, 2007) terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

1. Altruism

Menunjukkan pribadi yang lebih mementingkan

kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingannya

sendiri. Hal senada diungkapkan oleh Smith (1983) yang

berpendapat bahwa altruism merupakan perilaku membantu rekan

kerja secara langsung. Misalnya, karyawan yang sudah selesai

dengan pekerjaannya membantu karyawan lain dalam menghadapi

pekerjaan yang sulit. Dimensi ini mengarah kepada memberi

pertolongan yang bukan merupakan kewajiban yang

ditanggungnya.

2. Courtesy

Menunjukkan suatu perilaku hormat, sopan santun dan

menghargai hak-hak sesama karyawan. Dimensi ini menunjukkan

sikap kehati-hatian terhadap orang lain serta mengenali orang lain

sebelum mengambil suatu tindakan yang akan mempengaruhi

kinerja mereka. Misalnya, berkomunikasi secara teratur dengan

rekan kerja sehingga mereka tidak akan terkejut ketika terjadi suatu

kegagalan dalam pekerjaan mereka. Seseorang yang memiliki

dimensi ini adalah orang yang menghargai dan memperhatikan

orang lain.

3. Civic Virtue

Terlibat dalam aktivitas organisasi dan peduli terhadap

kelangsungan hidup organisasi. Secara sukarela berpartisipasi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

bertanggung jawab dan terlibat dalam mengatasi masalah-masalah

organisasi demi kelangsungan organisasi. Karyawan juga aktif

mengemukakan gagasan-gagasannya serta ikut mengamati

lingkungan bisnis dalam hal ancaman dan peluang. Misalnya, aktif

berpartisipasi dalam rapat organisasi.

4. Conscientiousness

Suatu perilaku yang menunjukkan upaya sukarela untuk

meningkatkan cara dalam menjalankan pekerjaannya secara kreatif

agar kinerja organisasi meningkat. Perilaku tersebut melibatkan

kreatif dan inovatif secara sukarela untuk meningkatkan

kemampuannya dalam bekerja demi peningkatan organisasi.

Karyawan tersebut melakukan tindakan-tindakan yang

menguntungkan organisasi melebihi dari yang disyaratkan,

misalnya berinisiatif meningkatkan secara sukarela mengambil

tanggung jawab diluar wewenangnya, dan mengikuti seminar serta

kursus yang disediakan organisasi.

5. Sportmanship

Menunjukkan suatu kerelaan/toleransi untuk bertahan

dalam suatu keadaan yang tidak menyenangkan tanpa mengeluh.

Perilaku ini menunjukkan suatu daya toleransi yang tinggi terhadap

lingkungan yang kurang atau bahkan tidak menyenangkan.

Menurut Podsakoff (2000) dimensi ini kurang dapat perhatian

dalam penelitian empiris. Dikatakan pula bahwa sportsmanship


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

seharusnya memiliki cakupan yang lebih luas: dalam pengertian

individu tidak hanya menahan ketidakpuasan tetapi individu

tersebut harus tetap bersikap positif serta bersedia mengorbankan

kepentingannya sendiri demi kelangsungan organisasi. Misalnya,

saat dirinya tidak nyaman dengan kondisi pekerjaannya.

Beberapa dimensi lain terkait dengan OCB telah diusulkan dan

diterapkan oleh beberapa tokoh (Borman & Motowidlo, 1993; Morrison,

1994; Van Dyne et al., 1994). Namun, dimensi OCB tersebut tumpang

tindih dengan dimensi lain khususnya dengan dimensi OCB milik Organ

(1988) (Coleman & Borman, 2000). Sebagai contoh, kerangka OCB yang

dicetuskan oleh Van Dyne et al. (1994) yang meliputi partisipasi sosial,

tumpang tindih dengan altruism dan courtesy; loyalitas, tumpang tindih

dengan sportmanship dan sedikit civic virtue; serta ketaatan, yang

tumpang tindih dengan civic virtue dan conscientiousness. Dimensi

terakhir, partisipasi fungsional memang tidak tumpang tindih dengan

dimensi OCB milik Organ, tetapi dimensi ini sangat mirip dengan

pengertian dari job-task citizenship performance milik Coleman dan

Borman (LePine et al., 2002).

Beberapa jurnal yang telah peneliti baca dan pahami terkait dengan

dimensi OCB telah dikemukakan oleh beberapa tokoh yang memiliki

dasar berpikir yang hampir sama dengan dimensi OCB yang dikemukakan

oleh Organ. Selain itu, menurut peneliti 5 dimensi OCB milik Organ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

secara menyeluruh telah mewakili pendapat-pendapat dari tokoh-tokoh

yang lain, serta berdasarkan penelitian sebelumnya banyak peneliti

menggunakan dimensi milik Organ sebagai dasar dari penelitian tersebut

(Kursad Yilmaz & Murat Tasdan (2009); Reza Salehzadeh et al. (2015);

Arti Bakhshi et al. (2009); Hoffman et al. (2007); Young-bohk Cho &

Jeong-ran Ryu (2009)). Berdasarkan hal tersebut, terkait dengan penelitian

ini peneliti memutuskan untuk menggunakan 5 dimensi yang dikemukakan

oleh Organ (1988; dalam Hoffman, 2007) yaitu altruism, courtesy, civic

virtue, conscientiousness, dan sportsmanship.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB

Terdapat banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi OCB

dalam diri setiap karyawan. Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB

tersebut cukup kompleks dan saling terkait satu sama lain. Di antara

faktor-faktor tersebut yang akan dibahas antara lain :

a. Budaya dan Iklim Organisasi

Menurut Organ (1995), terdapat bukti kuat yang

menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu kondisi

awal yang utama yang dapat memicu terjadinya OCB. Selain itu,

Sloat (1999) berpendapat bahwa karyawan akan cenderung

melakukan tindakan yang melampaui tanggung jawab kerja

mereka jika mereka:

1. Merasa puas dengan pekerjaannya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

2. Menerima perlakuan sportif dan perhatian penuh dari

pengawas

3. Merasa diperlakukan adil oleh organisasi

Iklim organisasi dan budaya organisasi dapat menjadi salah

satu faktor utama dalam perkembangan OCB dalam suatu

organisasi. Dalam iklim organisasi yang positif, karyawan akan

melakukan pekerjaannya melebihi apa yang telah menjadi tugas

pokoknya. Selain itu, karyawan akan selalu mendukung tujuan

organisasi jika mereka diperlakukan secara adil dan sportif oleh

para atasan maupun organisasinya.

Hal tersebut sesuai dengan apa yang dipaparkan oleh

Konovsky dan Pugh (1994) yang menggunakan teori pertukaran

sosial (social exchange theory) untuk menjelaskan ketika karyawan

telah puas dengan pekerjaannya, mereka akan membalas hal

tersebut. Salah satu bentuk feedback yang diberikan oleh karyawan

adalah perasaan memiliki (sense of belonging) yang kuat terhadap

organisasi dan perilaku seperti Organizational Citizenship.

b. Kepribadian dan suasana hati (mood)

Kepribadian dan suasan hati (mood) juga memiliki

pengaruh terhadap munculnya perilaku OCB secara individu

maupun kelompok. George dan Brief (1992) berpendapat bahwa

kemauan seseorang untuk membantu orang lain sangat dipengaruhi

oleh mood. Kepribadian merupakan suatu karakteristik yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

cenderung dapat dikatakan tetap, sedangkan suasana hati

merupakan karakteristik yang dapat berubah-ubah. Suasana hati

yang positif akan meningkatkan peluang seseorang untuk

membantu orang lain dalam suatu orgaisasi

Walaupun suasana hati dipengaruhi oleh kepribadian, ia

juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti iklim dalam kelompok

kerja dan faktor-faktor keorganisasian yang lain. Jika suatu

organisasi menghargai dan memperlakukan karyawan secara adil

serta iklim kerja dalam suatu organisasi positif maka karyawan

akan cenderung memiliki dan berada dalam suasana hati yang baik

pula. Hal tersebut akan memberikan pengaruh terhadap karyawan

yaitu mereka akan secara sukarela memberikan bantuan kepada

orang lain (Sloat, 1999)

c. Persepsi terhadap dukungan organisasional

Studi yang dilakukan oleh Shore dan Wayne (1993)

menemukan bahwa persepsi terhadap dukungan organisasional

(Percieved Organizational Support / POS) dapat menjadi prediktor

dari OCB. Pekerja yang merasa bahwa mereka mendapat dukungan

dari organisasi akan memberikan feedback positif dan menurunkan

ketidakseimbangan dalam hubungan tersebut dengan terlibat dalam

perilaku citizenship (Soegandhi, 2013).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

d. Persepsi terhadap kualitas interaksi atasan-bawahan

Faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan OCB

pada karyawan dalam suatu organisasi adalah persepsi kualitas

interaksi atasan-bawahan. Miner (1988) berpendapat bahwa

interaksi atasan-bawahan yang memiliki kualitas yang tinggi akan

memberikan dampak positif seperti meningkatnya kepuasan kerja,

produktifitas, serta kinerja karyawan. Selain itu, Riggio (1990)

menambahkan apabila interaksi atasan-bawahan memiliki kualitas

yang tinggi maka seorang atasan akan memiliki pandangan positif

terhadap bawahannya sehingga karyawan akan merasakan bahwa

atasannya memberikan dukungan dan motivasi. Hal tersebut akan

meningkatkan rasa percaya dan hormat karyawan terhadap atasan

sehingga mereka termotivasi untuk melakukan sesuatu hal yang

lebih dari yang diharapkan oleh atasan mereka (Soegandhi, 2013).

e. Masa kerja

Greenberg dan Baron (2003) mengemukakan bahwa

karakteristik personal seperti masa kerja dan jenis kelamin

berpengaruh terhadap OCB. Sama halnya dengan Sommers et al.

(1996) yang berpendapat bahwa masa kerja dapat berfungsi

sebagai prediktor OCB karena variabel-variabel tersebut mewakili

“pengukuran” terhadap “investasi” karyawan dalam sebuah

organisasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Masa kerja yang lama dapat meningkatkan rasa percaya diri

dan kompetensi karyawan dalam melakukan pekerjaannya, serta

memunculkan perasaan dan perilaku positif tehadap organisasi.

Semakin lama karyawan bekerja dalam sebuah organisasi, maka

semakin tinggi persepsi karyawan bahwa mereka memiliki

“investasi” dalam organisasi tersebut (Soegandhi, 2013)

f. Jenis Kelamin

Lovell et al. (1999) mengungkapkan bahwa terdapat

perbedaan yang cukup signifikan antara pria dan wanita dalam

tingkat OCB mereka, yang mana perilaku menolong wanita lebih

besar daripada pria. Morrison (1994) membuktikan bahwa ada

perbedaan persepsi terhadap OCB antara pria dan wanita, dimana

wanita menganggap OCB merupakan bagian dari perilaku in-role

mereka dibanding dengan pria. Bukti-bukti tersebut menunjukkan

bahwa wanita cenderung menginternalisasi harapan-harapan

kelompok, rasa kebersamaan dan ativitas-aktivitas menolong

sebagai bagian dari pekerjaan mereka (Diefendorff et al., 2002).

Di sisi lain, Konrad et al. (2000) berpendapat bahwa

perilaku-perilaku kerja seperti menolong orang lain, bersahabat dan

bekerjasama dengan orang lain lebih menonjol dilakukan oleh

wanita daripada pria. Beberapa penelitian lain juga menunjukkan

bahwa wanita cenderung lebih mengutamakan pembentukan relasi

daripada pria (Gabriel dan Gardner, 1999) serta lebih menunjukkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

perilaku menolong daripada pria (Bridges, 1989; dalam George et

al., 1998). Hasil-hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara pria dan wanita

terkait dengan perilaku menolong dan interaksi sosial di tempat

mereka bekerja.

g. Kepuasan Kerja

Salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi tinggi

rendahnya OCB pada karyawan dalam organisasi adalah kepuasan

kerja. (Robbins & Judge, 2013) berpendapat bahwa karyawan yang

merasa puas terhadap pekerjaannya akan lebih memungkinkan

membicarakan hal-hal positif dan baik terkait dengan perusahaan,

membantu karyawan lain, berusaha lebih dalam menyelesaikan

pekerjaan, serta merasa bangga dapat memenuhi tuntutan tugas

secara maksimal sebagai balasan atas pengalaman positif mereka

terhadap perusahaan.

h. Keadilan Organisasi (Organizational Justice)

Schappe (1988) menyatakan bahwa keadilan organisasi

merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tingkat OCB

pada diri karyawan dalam suatu organisasi. Semakin organisasi

berlaku adil terhadap karyawannya melalui berbagai bentuk aturan

ataupun kebijakan maka akan meningkatkan OCB pada diri

karyawan yang bekerja di dalamnya. Sebaliknya, jika karyawan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

dalam suatu organisasi merasa tidak diperlakukan adil hal tersebut

akan menurunkan tingkat OCB pada diri karyawan.

4. Dampak Organizational Citizenship Behavior

OCB memiliki dampak dalam berbagai aspek seperti pada aspek

evaluasi performansi kerja serta performansi dan kesuksesan suatu

organisasi. Pada aspek evaluasi performansi kerja, OCB sangat berperan

penting bagi para manager dalam sebuah organisasi/perusahaan. Organ

(1990) dan Borman &Motowidlo (1993) berpendapat bahwa perilaku

kewarganegaraan sama halnya seperti perilaku yang meningkatkan

keefektifan fungsi dalam suatu organisasi. Secara lebih lanjut, manager

dalam sebuah perusahaan percaya bahwa OCB merupakan perilaku yang

penting untuk kesuksesan suatu organisasi. Selain itu, karena OCB

bersifat sukarela, para manager dalam organisasi dapat menjadikannya

sebagai salah satu aspek penentu komitmen seorang karyawan dalam

sebuah perusahaan.

OCB juga dapat meningkatkan efisiensi organisasi melalui rekan

kerja ataupun produktivitas manajerial (MacKenzie, Podsakoff, &Fetter,

1991, 1993; Podsakoff & MacKenzie, 1994). Sebagai contoh, karyawan

yang berpengalaman secara sukarela membantu rekan kerja baru untuk

mempelajari suatu pekerjaan sehingga memungkinkan pegawai baru

menjadi pegawai produktif secara lebih cepat, sehingga meningkatkan

efisiensi kelompok kerja atau unit kerja dalam sebuah perusahaan. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

itu, OCB juga dapat meningkatkan kinerja dengan memungkinkan suatu

organisasi untuk merekrut atau mempertahankan pegawai-pegawai

terbaik (George & Bettenhausen, 1990). Banyak karyawan dan kandidat

karyawan terbaik merasa nyaman ketika bekerja dalam lingkungan yang

positif dengan rekan kerja yang hangat. Sama halnya dengan perilaku

menolong, perilaku tersebut dapat secara langsung berkontribusi pada

lingkungan semacam itu dengan meningkatkan semangat serta

mendorong kekompakan kelompok dan rasa saling memiliki sebagai

sebuah tim, sehingga membuat organisasi menjadi sebuah tempat yang

lebih menarik untuk bekerja.

OCB dapat membantu meningkatkan kemampuan organisasi

untuk beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan berubah-ubah

(Organ, 2006). Sebagai contoh, ketika karyawan memahami keadaan

pasar dan memberikan informasi terkait perubahan lingkungan serta

memberikan saran tentang bagaimana meresponnya, mereka membantu

organisasi untuk beradaptasi. Demikian pula, ketika para pekerja secara

sukarela menghadiri dan berpartisipasi secara aktif dalam suatu

pertemuan, mereka dapat membantu meningkatkan respon organisasi

dengan menyebarkan informasi yang berharga.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

B. ORGANIZATIONAL JUSTICE

1. Definisi Organizational Justice

Keadilan organisasional (organizational justice) merupakan salah

satu konsep dalam perilaku organisasional yang terus mengalami

perkembangan hingga saat ini. Hasil berbagai kajian dan tinjauan

terhadap konsep keadilan organisasional menunjukkan bahwa konsep ini

memainkan peran yang penting dalam menentukan berbagai sikap dan

perilaku individu.

Berdasarkan KBBI keadilan organisasi terdiri dari dua suku kata

yaitu keadilan dan organisasi. Organisasi merupakan suatu kesatuan

(susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan

sebagainya) dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu. Di

sisi lain, keadilan merupakan suatu sifat (perbuatan, perlakuan, dan

sebagainya) yang adil.

Keadilan organisasi merupakan istilah yang digunakan untuk

menerangkan peran keadilan sebagai sesuatu yang secara langsung

berhubungan dengan tempat kerja. Konsep ini terus berkembang dari

masa ke masa. Pertama kali Greenberg (1990) berpendapat konsep

keadilan organisasi terkait dengan persepsi karyawan terhadap keadilan

dalam organisasi. Seturut berjalannya waktu, konsep tentang keadilan

organisasi juga berkembang dengan beberapa tokoh yang mulai

mengutarakan pendapatnya terkait dengan keadilan organisasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Teori keadilan organisasi berkaitan dengan persepsi karyawan

tentang keadilan dalam isu-isu yang terkait dengan pekerjaan mereka

(Greenberg, 1990). Dalam hal ini, konsep keadilan organisasional

berhubungan dengan persepsi karyawan tentang keputusan dan praktek

manajemen organisasi (Witt, 1993) dan persepsi mereka tentang ekuitas

dalam isu-isu yang terkait dengan pekerjaan seperti sikap karyawan yang

berhubungan dengan pekerjaan dan perilaku (Eskew, 1993). Dengan kata

lain, keadilan organisasi bersangkutan dengan aturan yang dikembangkan

untuk mendistribusikan atau untuk mengambil keputusan tentang

distribusi akuisisi seperti tugas, barang, jasa, imbalan, hukuman, upah,

posisi organisasi, peluang dan peran antara karyawan dan norma-norma

sosial yang merupakan dasar untuk aturan ini (Folger dan Cropanzano,

1998). Greenberg (1996) menambahkan bahwa keadilan organisasi

sebagai konsep yang menyatakan persepsi karyawan tentang sejauh mana

mereka diperlakukan adil dalam organisasi dan bagaimana persepsi

tersebut dipengaruhi hasil organisasi seperti komitmen dan kepuasan.

Berdasarkan beberapa pendapat tokoh di atas maka dapat dilihat bahwa

keadilan organisasi adalah sesuatu yang mendasari persepsi karyawan

tentang adanya keadilan di tempat kerjanya (Colquitt et al., 2001).

Tokoh lain juga mengatakan bahwa keadilan organisasi berkenaan

dengan perlakuan adil terhadap orang-orang yang terdapat dalam sebuah

organisasi. Hal serupa juga diungkapkan oleh Lam, Schaubroeck, dan

Aryee (2002) yang menyatakan bahwa keadilan organisasi merupakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

persepsi seseorang atau kelompok terhadap perlakuan adil yang mereka

terima dari organisasi. Pendapat ini diperkuat oleh Sarehkeh (2012) yang

memaparkan bahwa keadilan organisasi merupakan konsep yang

mengungkapkan persepsi karyawan tentang sejauh mana mereka

diperlakukan secara adil dalam suatu organisasi dan bagaimana persepsi

tersebut mempengaruhi hasil dari organisasi.

Prinsip-prinsip umum keadilan organisasi dapat diringkas sebagai

berikut (Hoy and Tarter, 2004):

i. Prinsip kesetaraan. Hal ini mengandaikan bahwa kontribusi yang

diberikan oleh individu kepada organisasi sebanding dengan apa

yang mereka dapatkan.

ii. Prinsip persepsi. Pengaruh dari persepsi secara umum terkait

dengan keadilan pada setiap individu.

iii. Prinsip polifoni. Ini mengasumsikan bahwa peningkatan

partisipasi dalam pengambilan keputusan akan membawa

peningkatan dalam keadilan suatu keputusan.

iv. Prinsip keadilan interpersonal. Hal ini mengandaikan bahwa

perilaku hormat, baik dan dewasa akan ditampilkan untuk

menjamin suatu keadilan

v. Prinsip konsistensi. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa

konsistensi perilaku para pemimpin penting dalam menciptakan

persepsi keadilan di antara mereka yang menjadi bawahan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

vi. Prinsip kesetaraan politik dan sosial. Mengasumsikan pentingnya

membagikan misi organisasi secara kolektif dalam pembuatan dan

pengambilan keputusan sesuai dengan kepentingan pribadi secara

bebas

vii. Prinsip koreksi. Hal ini terkait dengan perbaikan dari keputusan

yang salah atau keputusan yang buruk.

Secara umum, para peneliti tentang keadilan organisasional

memfokuskan diri pada tiga isu utama untuk menilai istilah keadilan

dalam organisasi. Ketiga isu yang dimaksud yaitu, hasil (outcomes),

proses (process) dan interaksi antar personal (interpersonal

interactions) (Cropanzano, Prehar, dan Chen, 2002). Penilaian yang

berkaitan dengan kewajaran hasil atau kewajaran pengalokasian

disebut dengan istilah keadilan distributif. Dengan kata lain keadilan

distributif mengacu pada kewajaran yang diterima (Greenberg, 1990).

Isu kedua dalam keadilan organisasi yaitu penilaian yang mengacu

pada elemen-elemen proses, dan diistilahkan sebagai keadilan

prosedural. Keadilan prosedural mengacu pada kewajaran proses

bagaimana suatu keputusan diambil (Konovsky, 2000). Selanjutnya isu

ketiga yaitu penilaian terhadap kewajaran mengenai hubungan

antarpersonal yang disebut sebagai keadilan interaksional.

Berdasarkan pemaparan dari beberapa tokoh di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa definisi dari keadilan organisasi adalah persepsi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

karyawan terhadap perlakuan adil yang mereka terima ataupun mereka

lakukan terhadap orang lain dalam sebuah organisasi.

2. Dimensi Organizational Justice

Keadilan organisasi dibagi menjadi tiga kategori (Colquitt, 2001),

yaitu keadilan distributif (mengacu pada keadilan dikaitkan dengan hasil

seperti imbalan), keadilan prosedural (mengacu pada bagaimana orang

memahami imbalan dan sumber daya yang dialokasikan) dan keadilan

interaksional (merujuk dengan tingkat keadilan terkait dengan perlakuan

interpersonal yang dialami dalam proses mendistribusikan sumber daya

dan imbalan).

a. Keadilan Distributif

Keadilan distributif ditemukan dalam perbandingan

proporsi akuisisi yang diperoleh berdasarkan keseimbangan

antara input dan output dari masing-masing kelompok (Paterson

et al., 2002). Keadilan distributif mengasumsikan distribusi yang

adil dari sumber daya organisasi. Hal ini menentukan persepsi

karyawan tentang pembayaran, promosi dan hasil yang sama.

Organ (1988; dalam Hofmann, 2007) menyatakan bahwa

"keadilan distributif adalah argumen tentang status, senioritas,

produksi, usaha, kebutuhan dan penentuan pembayaran". Dalam

penjelasannya, Organ menyarankan tiga aturan distribusi.

Aturan-aturan ini adalah keadilan, kesetaraan dan kebutuhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

yang juga dapat dilihat sebagai dimensi keadilan distributif

(Koopmann, 2002; dalam Yilmaz, 2009).

Dasar konseptual keadilan distribusi berasal dari teori

keadilan milik Adam tahun 1965 (Colquitt & Jackson, 2006).

Teori tersebut menyatakan bahwa orang akan membandingkan

rasio outcome terhadap inputnya dengan rasio outcome terhadap

input orang lain. Outcome adalah seluruh hal yang diterima

karyawan dari perusahaan seperti gaji, hadiah, dan fasilitas dari

perusahaan. Sedangkan input adalah seluruh hal yang diberikan

karyawan kepada perusahaan yang terkait dengan kontribusi,

keterampilan, pendidikan, dan pengalaman yang diberikan

individu kepada perusahaan. Apabila perbandingan tersebut

ternyata tidak sama, pihak yang memiliki rasio lebih tinggi akan

merasa bersalah karena dibayar terlalu tinggi, sementara pihak

yang memiliki rasio lebih rendah merasa marah karena dibayar

lebih rendah. Keadilan distributif akan tercapai jika outcome dan

input seimbang.

b. Keadilan Prosedural

Keadilan prosedural adalah persepsi karyawan tentang

keadilan dalam proses organisasi, termasuk proses pengambilan

keputusan dan prosedur organisasi dalam rangka menentukan

hasil kinerja karyawan Thibaut dan Walker, 1975 (dalam

Colquitt, 2001). Pendapat tersebut diperluas oleh Leventhal et


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

al.(1980; dalam Colquitt, 2001) yang menyatakan bahwa

keadilan prosedural merupakan sebuah persepsi keadilan

terhadap prosedur dalam menentukan sesuatu, misalnya adil

atau tidaknya prosedur yang digunakan untuk menentukan besar

kecilnya gaji karyawan. Prediktor utama dari keadilan

prosedural adalah tingkat karyawan dalam kontrol pekerjaan dan

apakah karyawan terlibat atau tidak dalam proses pengambilan

keputusan/prosedur yang mempengaruhi hasil pekerjaan

(Thibaut dan Walker, 1975).

Leventhal (1980) mengidentifikasi enam aturan pokok

dalam keadilan prosedural. Jika setiap aturan yang sudah

ditentukan ini dapat dipenuhi maka suatu prosedur atau aturan

dalam suatu organisasi dapat dikatakan adil. Enam aturan

tersebut adalah :

i. Konsisten

Prosedur yang adil harus konsisten baik terhadap

setiap orang maupun dari waktu ke waktu. Setiap orang

memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama

dalam suatu prosedur yang sama.

ii. Minimalisasi bias

Dalam upaya meminimalisasi bias sebaiknya

kepentingan individu atau pemihakan terhadap suatu

kepentingan harus dihindarkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

iii. Informasi yang akurat

Informasi yang adil haruslah akurat berdasarkan

fakta. Oleh sebab itu, informasi yang ada harus

disampaikan oleh orang yang benar-benar mengetahui

permasalahan yang terjadi dan disampaikan secara

lengkap berdasarkan fakta.

iv. Dapat diperbaiki

Prosedur yang adil juga mengandung aturan yang

bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang ada

ataupun kesalahan yang mungkin akan muncul melalui

kritik maupun saran.

v. Representatif

Prosedur yang adil adalah ketika melibatkan semua

pihak yang bersangkutan.

vi. Etis

Prosedur yang adil harus berdasarkan pada standar

etika dan moral.

Selain itu, Thibaut dan Walker (1975; dalam Colquitt,

2001) memaparkan bahwa terdapat dua kriteria untuk keadilan

prosedural, yaitu proses kontrol dan kontrol keputusan. Secara

sederhana, proses kontrol adalah kemampuan untuk

mengutarakan pandangan dan argumen terkait dengan suatu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

prosedur, dan kontrol keputusan merupakan suatu kemampuan

untuk mempengaruhi hasil.

c. Keadilan Interaksional

Keadilan interaksional merupakan konsep yang

menjelaskan tentang kualitas interaksi yang dialami oleh

karyawan dari atasan secara langsung atau dari figur otoritas (Bies

& Moag, 1986; dalam Colquitt, 2001). Bentuk keadilan dapat

mencakup sejauh mana orang merasa bahwa atasan mereka

memperlakukan mereka dengan santun, bermartabat dan hormat,

serta apakah pihak berwenang bersedia memberikan penjelasan

yang tepat tentang mengapa suatu praktik tertentu dilakukan,

keputusan atau pembagian hasil yang dlakukan dengan cara

tertentu (Colquitt, 2001).

Keadilan interaksional terdiri dari dua jenis, yaitu keadilan

interpersonal dan keadilan informasional (Colquitt, 2006).

Keadilan interpersonal mengarah kepada perlakuan sopan dan

hormat yang dilakukan oleh atasan terhadap bawahan. Sedangkan,

keadilan informasional lebih menekankan pada pemberian

informasi kepada karyawan terkait dengan alasan penggunaan

suatu prosedur ataupun ketentuan suatu hal tertentu.

Tyler (dalam Faturochman, 2002) memaparkan bahwa

terdapat tiga aspek penting dalam keadilan interaksional, yaitu:

penghargaan, netralitas, serta kepercayaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

a. Penghargaan

Penghargaan terhadap status seseorang tercermin

dalam perlakuan, khususnya dari orang yang berkuasa

terhadap anggota kelompok. Semakin baik kualitas

perlakuan dari kelompok/penguasa terhadap anggota

maka interaksi yang terjadi semakin adil. Perlakuan

yang menunjukkan penghargaan terhadap orang lain

biasa dijumpai dalam bentuk kata-kata, sikap, maupun

tindakan

b. Netralitas

Konsep netralitas dapat tercapai ketika

pengambilan keputusan didasarkan pada fakta,

dilakukan secara objektif, serta memiliki validitas yang

tinggi. Selain itu, dalam melakukan relasi sosial tidak

terdapat perlakuan yang berbeda antara satu pihak

dengan pihak yang lain

c. Kepercayaan

Aspek kepercayaan dalam keadilan interaksional

ini meliputi keyakinan, harapan, dan perasaan.

Kepercayaan merupakan harapan terhadap pihak lain

dalam melakukan hubungan sosial dan mengandung

resiko yang berkaitan dengan harapan tersebut. Jika

seseorang mempercayai orang lain namun hal tersebut


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

tidak terbukti, maka oyang bersangkutan akan

menerima resiko dari perbuatan yang telah ia lakukan

seperti dikhianati, perasaan kecewa, maupun marah.

Selain itu, Bies & Moag (1986; dalam Colquitt, 2001)

mengidentifikasi empat kriteria dari keadilan interaksional yaitu:

pembenaran yang terkait dengan penjelasan mengenai dasar

pengambilan keputusan, kebenaran yang terkait dengan sikap jujur

dan tidak terlibat tindak penipuan pada figur otoritas, menghormati

yang terkait dengan sikap sopan terhadap semua orang, serta

kesopanan yang terkait dengan sikap yang tidak mengungkapkan

sesuatu pernyataan yang tidak jelas kebenarannya.

3. Dampak dari Organizational Justice

Dalam implementasinya pada kehidupan organisasi, keadilan

organisasi memberikan dampak positif terhadap kemajuan organisasi

atau perusahaan. Keadilan yang diterima oleh karyawan baik dalam

bentuk prosedural, distributif, maupun interaksional dapat meningkat

performansi kinerja karyawan. Hal ini dikarenakan secara psikologis

keadilan dalam suatu organisasi dapat memberikan jaminan akan rasa

aman pada setiap elemen dalam suatu organisasi (Faturochman, 2002).

Rasa aman yang didapatkan oleh seseorang dalam kelompok dapat

mengurangi terjadinya konflik baik pada diri individu itu sendiri maupun

pada orang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Hal senada diungkapkan oleh Ivancevich et al., (2008) yang

memaparkan bahwa keadilan organisasi terbukti memiliki dampak positif

terhadap sejumlah reaksi perilaku maupun reaksi afektif. Reaksi yang

terjadi antara lain meliputi komitmen terhadap organisasi, rasa percaya,

kepuasan kerja, performansi kerja, maupun keinginan menetap pada

suatu organisasi. Kebijakan dalam suatu organisasi yang dirasa adil oleh

karyawan di dalamnya akan meningkatkan komitmen terhadap organisasi

dan mengurangi intensitas turnover pada diri karyawan. Keadilan dalam

pembuatan suatu keputusan juga dapat menimbulkan kepuasan kerja

pada karyawan sehingga karyawan akan meningkatkan performansi kerja

mereka. Selain itu, perlakuan adil yang dilakukan organisasi terhadap

karyawan akan membuat karyawan merasa menjadi warga dari organisasi

serta memiliki rasa percaya terhadap atasannya.

C. Dinamika hubungan Keadilan Organisasi dengan OCB

Terdapat cukup banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat OCB

yang dimiliki oleh setiap karyawan dalam sebuah perusahaan. Faktor-faktor

tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal meliput kepribadian dan suasana hati (George dan

Brief, 1992), persepsi terhadap dukungan organisasional (Shore dan Wayne,

1993), persepsi terhadap kualitas interaksi atasan-bawahan (Miner, 1988),

serta kepuasan kerja (Robbins & Judge, 2013). Selain itu, terdapat pula

faktor-faktor eksternal yang meliputi budaya dan iklim organisasi (Organ,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

1995), masa kerja (Greenberg dan Baron, 2003), jenis kelamin (Lovell et al.,

1999), serta keadilan organisai (Schappe, 1988).

Selain itu, berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya terkait dengan hubungan antara OCB dan keadilan organisasi

telah menunjukkan hasil bahwa persepsi keadilan dan keadilan organisasi

merupakan penentu utama dari hasil kerja karyawan, serta memiliki korelasi

yang kuat dengan OCB (Organ, 1990; Konovsky dan Folger, 1991;

Moorman, 1991; Niehoff dan Moorman, 1993; Konovsky dan Pugh, 1994;

Organ dan Ryan, 1995; Blakely et al., 2005; Gupta dan Singh, 2013). OCB

memiliki hubungan dengan keadilan organisasi yang bersifat kognitif.

Pandangan ini secara teoritis berakar pada teori ekuitas (Adams, 1965; dalam

Colquitt, 2001) yang menyatakan bahwa karyawan mengevaluasi situasi kerja

mereka melalui proses kognitif dengan membandingkan masukan mereka

terhadap organisasi dengan hasil yang mereka terima sebagai imbalan. Jika

karyawan merasa bahwa organisasi tersebut memperlakukan mereka dengan

adil, maka mereka cenderung untuk membalas organisasi dengan terlibat

dalam OCB. Begitu sebaliknya ketika karyawan percaya bahwa mereka

sedang diperlakukan tidak adil oleh organisasi atau oleh atasan mereka,

kemungkinan besar mereka akan percaya bahwa proses pertukaran sosial

telah dilanggar.

Organizational Citizenship Behavior memiliki lima dimensi yaitu

altruism, courtesy, civic virtue, conscientiousness dan sportsmanship.

Berdasarkan pemaparan yang dikemukakan oleh Organ (2006) altruism


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

merupakan dimensi yang mengacu pada perilaku karyawan yang lebih

mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingannya

sendiri. Ketika perusahaan mempunyai peraturan yang konsisten,

memperlakukan karyawannya secara hormat dan adil, serta memberikan hak

karyawan mereka secara adil maka karyawan akan memberikan balasan

dengan membantu karyawan lain yang membutuhkan pertolongan mereka

dengan kata lain altruism-nya tinggi. Namun, ketika perusahaan tidak

memiliki peraturan yang konsisten, tidak memperlakukan karyawannya

secara hormat dan adil, serta tidak memberikan hak karyawan secara adil

maka karyawan akan enggan untuk membantu rekan kerja yang

membutuhkan pertolongan dengan kata lain altruism-nya rendah.

Organ (2006) juga menjelaskan bahwa dimensi courtesy merupakan

sikap hormat kepada rekan kerja termasuk perilaku membantu seseorang

untuk mencegah terjadinya suatu masalah atau membuat langkah-langah

untuk mengurangi suatu permasalahan. Ketika perusahaan mempunyai

peraturan yang konsisten, memperlakukan karyawannya secara hormat dan

adil, serta memberikan hak karyawan mereka secara adil maka karyawan

akan membalasnya dengan perilaku saling menghormati antar karyawan atau

dengan kata lain memiliki courtesy yang tinggi. Sebaliknya, jika perusahaan

tidak memiliki peraturan yang konsisten, tidak memperlakukan karyawannya

secara hormat dan adil, serta memberikan hak karyawan mereka secara tidak

adil maka karyawan akan enggan untuk menunjukkan perilaku saling

menghormati dengan kata lain memiliki courtesy yang rendah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Selanjutnya, dimensi civic virtue merupakan dimensi yang mengacu

pada perilaku karyawan yang menunjukkan sikap aktif dan peduli terhadap

kelangsungan hidup suatu organisasi (Organ, 2006). Ketika perusahaan

mempunyai peraturan yang konsisten, memperlakukan karyawannya secara

hormat dan adil, serta memberikan hak karyawan mereka secara adil maka

karyawan akan membalasnya dengan ikut terlibat aktif dalam segala kegiatan

yang dilakukan oleh perusahaan atau dengan kata lain memiliki nilai civic

virtue yang tinggi. Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki peraturan yang

konsisten, tidak memperlakukan karyawannya secara hormat dan adil, serta

memberikan hak karyawan mereka secara tidak adil maka karyawan akan

enggan untuk terlibat aktif dalam seluruh kegiatan perusahaan dengan kata

lain memiliki nilai civic virtue yang rendah.

Menurut Organ (2006) dimensi conscientiousness merupakan dimensi

yang mengacu pada perilaku sukarela untuk meningkatkan cara dalam

menjalankan pekerjaannya secara kreatif agar kinerja organisasi meningkat.

Ketika perusahaan mempunyai peraturan yang konsisten, memperlakukan

karyawannya secara hormat dan adil, serta memberikan hak karyawan mereka

secara adil maka karyawan akan membalasnya dengan datang lebih awal

dalam bekerja sehingga akan siap bekerja pada waktu yang telah ditentukan

atau dengan kata lain memiliki nilai conscientiousness yang tinggi.

Sebaliknya, jika perusahaan tidak memiliki peraturan yang konsisten, tidak

memperlakukan karyawannya secara hormat dan adil, serta memberikan hak

karyawan mereka secara tidak adil maka karyawan akan enggan untuk datang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

ke kantor lebih awal dengan kata lain memiliki nilai conscientiousness yang

rendah.

Selain itu, Organ (2006) juga menjabarkan tentang dimensi

sportsmanship sebagai perilaku yang menunjukkan suatu daya toleransi yang

tinggi terhadap lingkungan yang kurang ideal. Ketika perusahaan mempunyai

peraturan yang konsisten, memperlakukan karyawannya secara hormat dan

adil, serta memberikan hak karyawan mereka secara adil maka karyawan

akan membalasnya dengan tidak mengeluh terhadap segala sesuatu yang

terjadi dalam perusahaan. Namun, jika perusahaan tidak memiliki peraturan

yang konsisten, tidak memperlakukan karyawannya secara hormat dan adil,

serta memberikan hak karyawan mereka secara tidak adil maka karyawan

akan cenderung menghabiskan banyak waktu mereka untuk membahas

masalah yang tidak penting dengan kata lain memiliki nilai sportsmanship

yang rendah.

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya menemukan

bahwa bentuk-bentuk keadilan tertentu dapat memprediksi OCB secara lebih

baik daripada bentuk keadilan yang lain. Misalnya, Moorman (1991)

menemukan bahwa prediktor terbaik dari OCB adalah keadilan interaksional.

Di sisi lain, Organ dan Moorman (1993) menemukan bahwa keadilan

prosedural dibandingkan dengan keadilan distributif akan memberikan

penjelasan yang lebih baik terkait dengan OCB. Sebaliknya, penelitian lain

telah menemukan bahwa keadilan prosedural adalah prediktor yang lebih baik

dari OCB daripada keadilan distributif (Konovsky dan Pugh, 1994). Niehoff
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

dan Moorman (1993) juga mengungkapkan bahwa dimensi keadilan

distributif dan prosedural memiliki dampak positif pada OCB pada karyawan

di Amerika Serikat. Dalam penelitian yang lebih baru dalam konteks kolektif,

terkait dengan tinjauan meta-analisis dari 55 penelitian yang melibatkan

prediktor sikap dan disposisi dari OCB, Organ dan Ryan (1995) menemukan

bahwa persepsi keadilan sebagai satu-satunya variabel yang berkorelasi

positif dengan OCB di antara berbagai anteseden lainnya.

D. Perusahaan Ritel X

Perusahaan X ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

bisnis retail. Bisnis retail adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa

kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga, atau rumah tangga

(Ma’aruf, 2005). Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dapat

diketahui bahwa perusahaan ini berdiri sejak tahun 1997 dan sekarang sudah

memiliki 141 gerai yang tersebar di 18 kota besar di Indonesia dengan

didukung lebih dari 7000 karyawan terlatih. Perusahaan ini dikembangkan

melalui kemitraan antara perusahaan lokal dengan perusahaan asing yang

bergerak dalam bidang ritel makanan dengan jaringan internasional. Di Kota

Yogyakarta sendiri, perusahaan ini memiliki 8 gerai yang tersebar di seluruh

wilayah DIY serta memiliki karyawan lebih 400 orang karyawan berkualitas

dan terlatih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

E. Skema Penelitian

Gambar 1. Hubungan antara Organizational justice dengan

Organizational Citizenship Behavior

Organizational Citizenship
Organizational Justice Behavior

 Seorang atasan  Membantu rekan kerja


memperlakukan yang mengalami overload
karyawan secara kerja (Altruism)
santun, hormat, dan  Menghindari hal-hal yang
bermartabat dapat menimbulkan
(Interactional) permasalahan dengan rekan
 Keputusan yang dibuat kerja (Courtesy)
oleh organisasi bersifat +  Mengikuti perubahan dan
konsisten (Procedural) perkembangan dalam suatu
 Reward yang diterima organisasi (Civic Virtue)
karyawan sesuai  Mematuhi semua peraturan
dengan beban kerja perusahaan
yang mereka miliki (Conscientiousness)
(Distributive)  Tidak mengeluh terhadap
segala kondisi
(Sportsmanship)

F. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran penelitian terkait dengan variabel-

variabel di atas maka dapat disusun sebuah hipotesis yaitu terdapat hubungan

yang positif dan signifikan antara Organizational Justice dan Organizational

Citizenship Behavior pada perusahaan ritel X.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Terdapat berbagai jenis penelitian, mulai dari penelitian

berdasarkan hasil yang ingin dicapai, jenis dan analisis data, bentuk dan

metode penelitian, serta tingkat eksplanasi. Berdasarkan hasil yang ingin

dicapai, suatu penelitian dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu

penelitian dasar dan penelitian terapan. Penelitian yang akan dilakukan

oleh peneliti termasuk dalam jenis penelitian dasar. Penelitian dasar adalah

penelitian yang mempunyai alasan intelektual, dalam rangka memperluas

ilmu pengetahuan manusia dan tidak untuk membuat atau menciptakan

sesuatu yang baru (Siregar, 2013)

Berdasarkan jenis dan analisis data, penelitian dapat dibagi

menjadi dua bentuk yaitu penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan bentuk kuantitatif. Penelitian kuantitatif digunakan untuk

meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan

instrumen penelitian, serta analisis data yang bersifat kuantitatif atau

statistik yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang telah dibentuk dan

ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian (Supratiknya, 2015)

Selain itu, penelitian dapat digolongkan juga berdasarkan bentuk

dan metode penelitiannya. Berbagai macam penelitian tersebut antara lain

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

penelitian survey, Ex Post Facto, eksperimen, naturalistik, policy,

tindakan, evaluasi, dan sejarah. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis

penelitian survey. Penelitian survey merupakan penelitian dengan tidak

melakukan perubahan dan perlakuan khusus terhadap variabel-variabel

yang diteliti (Siregar, 2013). Kerlinger (1990) menambahkan bahwa objek

dalam penelitian survey dilakukan pada populasi besar maupun kecil,

namun data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari

populasi tersebut, sehingga dapat ditemukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi, dan hubungan-hubungan antar variabel-variabel sosiologis

maupun psikologis.

Berdasarkan tingkat ekplanasi, penelitian dapat dibedakan menjadi

tiga yaitu, penelitian deskriptif, komparatif, serta korelasional/asosiatif.

Penelitian ini menggunakan penelitian korelasional/asosiatif. Penelitian

korelasional/asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antar dua variabel atau lebih (Siregar, 2013). Hal

tersebut selaras dengan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui

apakah ada hubungan antara Organizational Citizenship Behavior dengan

Organizational Justice pada karyawan di Yogyakarta

B. Variabel Penelitian

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas : Organizational Justice

2. Variabel Terikat : Organizational Citizenship Behavior (OCB)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

C. Definisi Operasional

1. Organizational Citizenship Behavior

OCB merupakan perilaku yang dilakukan karyawan secara

sukarela di luar dari persyaratan peran formal tertentu yang tidak

secara langsung diakui oleh sistem formal dalam suatu organisasi

namun memberikan manfaat baik bagi setiap individu maupun bagi

organisasi/perusahaan tersebut. OCB terdiri dari 5 dimensi yaitu:

a. Altruism

Perilaku yang ditunjukkan oleh seorang karyawan yang lebih

mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan

dirinya sendiri. Organ (2006) memberikan beberapa contoh terkait

dengan altruism seperti:

1. Menggantikan rekan kerja yang tidak masuk

2. Membantu rekan kerja yang mengalami overload kerja

3. Membantu karyawan meskipun tidak diminta

4. Membantu karyawan lain yang mempunyai masalah

pekerjaannya

b. Courtesy

Perilaku karyawan yang terkait dengan sikap sopan santun dan

menghargai hak sesama karyawan yang lain. Organ (2006)

menambahkan bahwa courtesy merupakan sikap hormat kepada

rekan kerja termasuk perilaku membantu seseorang untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

mencegah terjadinya suatu masalah atau membuat langkah-langah

untuk mengurangi suatu permasalahan seperti :

1. Menentukan cara untuk mencegah terjadinya suatu masalah

dengan karyawan lain

2. Berhati-hati terhadap perilaku karyawan yang akan

mempengaruhi kinerja karyawan lain

3. Menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan permasalahan

dengan rekan kerja

c. Civic Virtue

Perilaku karyawan yang menunjukkan sikap aktif dan peduli

terhadap kelangsungan hidup suatu organisasi. Selain itu, secara

sukarela berpartisipasi dalam mengemukakan gagasan dan

bertanggung jawab serta terlibat dalam mengatasi permasalahan

organisasi. Organ (2006) memberikan beberapa contoh sikap

terkait dengan civic virtue, seperti :

1. Menyimpan informasi terkait dengan peristiwa-peristiwa

maupun perubahan-perubahan dalam suatu organisasi

2. Mengikuti perubahan dan perkembangan yang terjadi dalam

suatu organisasi

3. Membaca dan mengikuti pengumuman-pengumuman dalam

organisasi

4. Membuat suatu pertimbangan dalam menilai apa yang terbaik

untuk suatu organisasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

d. Conscientiousness

Suatu perilaku yang menunjukkan upaya sukarela untuk

meningkatkan cara dalam menjalankan pekerjaannya secara kreatif

agar kinerja organisasi meningkat. Organ (2006) memberikan

beberapa contoh perilaku terkait dengan conscientiousness, yaitu :

1. Datang lebih awal, sehingga siap bekerja pada waktu yang

telah ditentukan

2. Tidak menggunakan waktu istirahat secara berlebihan

3. Mematuhi semua peraturan perusahaan

4. Tidak menghabiskan waktu untuk melakukan pembicaraan di

luar konteks pekerjaan

e. Sportsmanship

Suatu kerelaan/toleransi untuk bertahan dalam suatu keadaan

yang tidak menyenangkan tanpa mengeluh. Perilaku ini

menunjukkan suatu daya toleransi yang tinggi terhadap lingkungan

yang kurang ideal. Organ (2006) memberikan beberapa contoh

perilaku sportmanship, seperti :

1. Tidak mengeluh terhadap segala sesuatu

2. Tidak membesar-besarkan suatu permasalahan di luar proporsi

3. Tidak menghabiskan banyak waktu untuk membahas masalah

yang tidak penting

Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala

Organizational Citizenship Behavior (OCB) yang diadaptasi dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Podsakoff et al. (1990). Skala ini terdiri dari 24 item yang mencakup

lima dimensi OCB seperti altruism, civic virtue, conscientiousness,

sportsmanship, dan courtesy. Semakin tinggi skor total subjek pada

skala tersebut, maka semakin tinggi pula tingkat OCB pada diri subjek.

2. Organizational Justice

Keadilan organisasi merupakan konsep yang terkait dengan

persepsi karyawan tentang sejauh mana mereka diperlakukan adil

dalam sebuah organisasi dan bagaimana persepsi tersebut dipengaruhi

hasil dari organisasi seperti komitmen dan kepuasan. Variabel ini akan

diukur dengan menggunakan skala yang mencakup tiga dimensi dari

organizational justice yaitu procedural justice,distributive justice, dan

interactional justice.

Keadilan prosedural merupakan persepsi karyawan mengenai adil

atau tidaknya prosedur dan peraturan yang digunakan oleh suatu

perusahaan atau organisasi dalam pengambilan suatu kebijakan atau

keputusan. Keadilan distributif merupakan persepsi karyawan

mengenai keseimbangan antara seluruh hal yang diterima karyawan

(output) dari perusahaan atau organisasi yang dibandingkan dengan

seluruh usaha yang diberikan (input) oleh karyawan untuk perusahaan.

Keadilan interaksional merupakan persepsi karyawan mengenai

kualitas keadilan interaksi antara atasan dan seorang karyawan yang

dibandingkan dengan interaksi atasan dengan karyawan lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Variabel Organizational Justice akan diukur dengan menggunakan

skala Organizational Justice yang diadaptasi dari skala milik Neihoff

dan Moorman (1993). Skala ini terdiri dari 20 item yang mencakup

tiga dimensi Organizational Justice yaitu keadilan prosedural,

distributif, dan interaksional. Semakin tinggi skor total subjek dalam

skala Organizational Justice, maka semakin tinggi nilai

Organizational Justice suatu organisasi/perusahaan.

D. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada salah

satu perusahaan ritel di daerah Yogyakarta. Subjek ini dipilih guna

memenuhi saran dari penelitian-penelitian sebelumnya. Menurut Siregar

(2013), populasi merupakan serumpun/sekelompok objek yang menjadi

sasaran penelitian. Selanjutnya, Azwar (2010) menambahkan bahwa

populasi merupakan kelompok subjek yang digeneralisasi dengan hasil

penelitan yang didapat sedangkan sampel adalah bagian dari sebuah

populasi. Oleh sebab itu, sampel harus memiliki ciri-ciri yang sama

dengan populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang

bekerja pada perusahaan ritel. Berdasarkan Klasifikasi Baku Jabatan

Indonesia (2014) karyawan/tenaga penjualan ritel adalah tenaga penjual

yang menjual aneka barang dan jasa secara langsung kepada masyarakat

atau atas nama perusahaan ritel, serta menjelaskan fungsi dan kualitas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

barang dan jasa tersebut. Tugas dari karyawan/tenaga penjualan ritel

(KBJI, 2014), antara lain:

 Menjelaskan kepada pelanggan mengenai barang dan jasa.

 Menjual barang dan jasa.

 Menerima pembayaran dengan berbagai metode pembayaran.

 Menampilkan barang untuk dijual.

 Membungkus dan mengepak barang yang dijual.

Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel

penelitian adalah menggunakan purposive sampling yang termasuk ke

dalam teknik non-probability sampling. Teknik purposive sampling

merupakan penentuan sampel subjek yang berdasarkan kepada kriteria-

kriteria tertentu (Siregar, 2013). Kemudian, Supratiknya (2014)

menambahkan bahwa purposive sampling merupakan penentuan sampel

subjek berdasarkan kriteria tertentu dan bersedia untuk berpartisipasi

dalam pengisian kuisioner penelitian.

E. Metode dan Alat Pengambilan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan skala pengukuran data. Skala pengukuran data merupakan

prosedur pemberian angka pada suatu objek agar dapat menyatakan

karakteristik dari objek tersebut (Siregar, 2013). Skala yang telah disusun

akan disebarkan kepada karyawan yang bekerja pada salah satu

perusahaan ritel yang berada di wilayah Yogyakarta. Jenis skala likert


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

digunakan pada dua kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini. Skala

likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,

dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu

(Siregar, 2013). Skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Skala Organizational Citizenship Behavior

Skala Organizational Citizenship Behavior diadaptasi dari

alat ukur yang telah disusun dan dikembangkan oleh Podsakoff et

al. (1990) yang terdiri dari 24 item. Pertimbangan peneliti

menggunakan skala milik Podsakoff et al (1990) dikarenakan skala

ini mencakup lima dimensi dalam OCB yang akan menjadi

variabel dalam penelitian ini seperti altruism, civic virtue,

sportsmanship, courtesy, dan conscientiousness. Skala OCB milik

Podsakoff et al (1990) ini juga sudah banyak digunakan oleh

beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan OCB

(Humphrey, 2012; Hafidz, 2012; Kumar, 2015; Argentero, 2008;

Tepper, 2003). Selain itu, berdasarkan hasil uji reliabilitas

didapatkan hasil bahwa skala OCB ini memiliki reliabilitas sebesar

0.70 pada setiap dimensi dalam skala tersebut (Neihoff &

Moorman, 1993).

Skala OCB ini memiliki 24 item yang terdiri dari 5 item

untuk mengukur dimensi altruism, 4 item untuk civic virtue, 5 item

untuk courtesy, 5 item untuk dimensi sportsmanship, dan 5 item

untuk conscientiousness. Alat ukur ini menggunakan skala linkert


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

yang terbentang dari 1 (jika sangat-sangat tidak setuju) sampai

dengan 7 (jika sangat-sangat setuju). Variasi pilihan jawaban pada

skala ini dapat dilihat pada tabel 1, sebagai berikut:

Tabel. 1

Pemberian Skor pada Skala Organizational Citizenship Behavior

Respon Nilai Respon Nilai


Item Favorable Respon Item Unfavorable Respon
Sangat Sangat 1 Sangat Sangat Tidak 7
Tidak Setuju Setuju (SSTS)
(SSTS)
Sangat Tidak 2 Sangat Tidak Setuju 6
Setuju (STS) (STS)
Tidak Setuju (TS) 3 Tidak Setuju (TS) 5
Netral (N) 4 Netral (N) 4
Setuju (S) 5 Setuju (S) 3
Sangat Setuju (SS) 6 Sangat Setuju (SS) 2
Sangat Sangat 7 Sangat Sangat Setuju 1
Setuju (SSS) (SSS)

Peneliti menggambarkan persebaran item pada skala

Organizational Citizenship Behavior seperti tertera pada tabel 2

sebagai berikut:

Tabel. 2
Cetak Sebaran Skala Organizational Citizenship Behavior sebelum
seleksi item
Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah
Conscientiousness 3*, 18, 22, 24, 5
21*
Sportsmanship 19 2, 4, 7, 16* 5
Civic Virtue 6, 9, 11, 12 - 4
Courtesy 5, 8, 17, 20, 14 5
Altruism 1, 10, 13, 15, 23 - 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Total 24
Keterangan: *item yang digugurkan

Tabel. 2.1
Cetak Sebaran Skala Organizational Citizenship Behavior sesudah
seleksi item
Dimensi Favorable Unfavorable Jumlah
Conscientiousness 16, 19, 21 3
Sportsmanship 17 2, 3, 6 4
Civic Virtue 5, 8, 10, 11 - 4
Courtesy 4, 7, 15, 18, 13 5
Altruism 1, 9, 12, 14, 20 - 5
Total 21

2. Skala Organizational Justice

Skala Organizational Justice yang digunakan dalam

penelitian ini adalah skala yang telah diadaptasi dari alat ukur

yang disusun oleh Neihoff dan Moorman (1993). Pertimbangan

peneliti menggunakan alat ukur ini karena alat ukur yang disusun

oleh Neihoff dan Moorman (1993) mencakup tiga dimensi

keadilan organisasi yang menjadi variabel dalam penelitian ini.

Selain itu sudah cukup banyak penelitian terdahulu yang telah

menggunakan alat ukur ini dalam penelitian-penelitian yang

terkait dengan keadilan organisasi (Erkutlu, 2011; Syna, 2006;

Erturk 2007; Cassar, 2015; Tepper, 2003) dan berdasarkan hasil

uji reliabilitas skala ini memiliki reliabilitas yang baik sebesar 0.91

(Elamin & Tlaiss, 2015).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Alat ukur ini berisi 20 item yang terdiri dari 5 item untuk

keadilan distributif, 6 item untuk keadilan prosedural, dan 9 item

untuk keadilan interaksional. Skala ini menggunakan skala linkert

yang terdiri dari 5 respon dengan rentang 1-5, nilai 1 jika sangat

tidak setuju dan nilai 5 jika sangat setuju. Variasi pilihan jawaban

pada skala ini dapat dilihat pada tabel 3, sebagai berikut:

Tabel. 3

Pemberian Skor pada Skala Organizational Justice

Respon Item Favorable Nilai


Respon
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Tidak Setuju (TS) 2
Netral (N) 3
Setuju (S) 4
Sangat Setuju (SS) 5

Peneliti menggambarkan persebaran item pada skala

Organizational Justice seperti tertera pada tabel 4 sebagai berikut:

Tabel. 4
Cetak Sebaran Skala Organizational Justice sebelum seleksi item
Dimensi Favorable Jumlah
Distributive Justice 1, 2, 3, 4, 5 5
Procedural Justice 6, 7, 8, 9, 10, 11* 6
Interactional Justice 12, 13, 14, 15, 16, 9
17, 18, 19, 20
Total 20
Keterangan: *item yang digugurkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Tabel. 4.1
Cetak Sebaran Skala Organizational Justice setelah seleksi item
Dimensi Favorable Jumlah
Distributive Justice 1, 2, 3, 4, 5 5
Procedural Justice 6, 7, 8, 9, 10, 5
Interactional Justice 11, 12, 13, 14, 15, 9
16, 17, 18, 19
Total 19

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

1. Validitas

Guna mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan dalam

penelitian ini mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan

tujuan dari penelitian ini, maka diperlukan suatu proses validasi

(Azwar, 2012). Uji validitas adalah usaha yang dilakukan oleh peneliti

untuk memastikan alat tes yang digunakan memiliki kesesuaian

dengan variabel psikologis yang akan diukur (Supratiknya, 2014).

Pada dasarnya cukup banyak jenis validitas yang dapat dipakai dalam

suatu penelitian seperti content validity, predictive validity, face

validity, convergent validity, concurrent validity, dan discriminan

validity.

Terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, peneliti akan

menggunakan validitas isi atau content validity untuk melakukan

proses validasi. Validitas isi atau content validity adalah evidensi

tentang kesesuian isi dan konstruk yang diukur dalam suatu tes, yang

akan diuji dengan menggunakan analisis logis atau empiris


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

(Supratiknya, 2014). Terkait dengan hal ini, peneliti akan

menggunakan analisis IVI-I dan IVI-S untuk membantu memberikan

penilaian tentang kesesuian konten setiap item dengan tujuan konstruk

yang hendak diukur.

Berdasarkan hasil perhitungan IVI-I, diketahui rentang nilai IVI-I

pada skala OCB dan Organizational Justice yaitu 0.6 – 1 sehingga

item-item dalam kedua skala tersebut dapat digunakan dengan sedikit

perbaikan pada beberapa item yang memiliki nilai di bawah 0,78.

Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan IVI-S dapat diketahui nilai

IVI-S skala OCB sebesar 0.87 dan nilai IVI-S Organizational Justice

sebesar 0.86 sehingga dapat disimpulkan bahwa validitas dari skala

yang digunakan sudah memenuhi kriteria validitas yang telah

ditentukan.

2. Daya Beda

Skala yang telah diadaptasi akan diuji cobakan kepada beberapa

karyawan guna menguji kualitas setiap item dalam mengukur suatu

variabel. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan setiap item

memiliki hubungan yang kuat dengan item yang lain sehingga

terbentuk skala yang memiliki daya diskriminasi dan homogenitas

yang baik (Supratiknya, 2014). Kesahihan item dapat diukur dengan

menghitung korelasi item total (rit) (Azwar, 2014). Terdapat berbagai

cara dalam mengukur korelasi item total yang salah satunya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

dengan menggunakan pearson product-moment correlation

(Supratiknya, 2014).

Besarnya koefisien korelasi item total bergerak dari angka 0 hingga

1. Semakin mendekati angka 1 berarti alat ukur yang digunakan

memiliki korelasi antar item dan daya diskriminasi yang baik

(Supratiknya, 2014). Azwar (2012) menambahkan bahwa terdapat

toleransi untuk tetap menggunakan item yang memiliki skor yang

rendah, toleransi yang diberikan berada pada rentang 0,25-0,30.

Tabel. 5

Hasil Uji Daya Beda

No. Skala Skala


Item OCB Organizational
Justice
1 0,39 0,40
2 0,58 0,40
3 0,19* 0,46
4 0,41 0,29
5 0,36 0,37
6 0,43 0,47
7 0,61 0,79
8 0,27 0,66
9 0,49 0,72
10 0,43 0,52
11 0,53 0,12*
12 0,56 0,69
13 0,24 0,57
14 0,31 0,47
15 0,55 0,71
16 0,21* 0,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

17 0,55 0,54
18 0,31 0,64
19 0,29 0,69
20 0,29 0,57
21 -0,39* -
22 0,43 -
23 0,43 -
24 0,45 -
Keterangan: *item yang digugurkan

Hasil dari tabel 5 menunjukkan bahwa terdapat beberapa item yang

tidak memenuhi syarat di atas 0,3. Pada skala OCB, item nomor 13,

16, dan 21 harus digugurkan karena memiliki nilai korelasi item total

yang buruk (<0,3). Selain itu, pada skala Organizational Justice hanya

item no 11 yang memiliki nilai korelasi item total di bawah 0,3

sehingga item tersebut harus digugurkan. Di sisi lain, pada skala OCB

no 3 yang memiliki nilai di bawah 0,3 tidak digugurkan karena item

tersebut mewakili salah satu aspek penting dalam skala ini dan tidak

dapat digantikan oleh item yang lain. Hal tersebut senada dengan

Supratiknya (2014) yang mengatakan bahwa jika ada aspek yang tidak

dapat diukur karena item-item tersebut tidak lolos seleksi, periksa

kembali item-item yang tidak lolos tersebut dan ambil item-item yang

memiliki nilai korelasi item yang mendekati syarat yang ditentukan.

Berdasarkan pendekatan aposteriori, berdasarkan KBBI berarti

setelah diketahui keadaan yang sebenarnya atau istilah yang

menunjukkan bahwa pengetahuan yang dapat dicapai berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

hasil dari pengalaman/uji empiris (Wibowo, 2009). Dalam proses

adaptasi skala, sangat dimungkinkan hasil dari item pada skala tersebut

setelah melalui tahap uji empiris memiliki nilai korelasi item yang

buruk, ditambah dengan skala pengukuran tersebut diadaptasi pada

budaya yang berbeda sehingga item tersebut tidak sesuai dan memiliki

nilai korelasi item yang buruk sehingga item tersebut dapat

digugurkan. Oleh sebab itu, berdasarkan hal tersebut variabel OCB

akan diukur dengan menggunakan 21 item dan variabel Organizational

Justice diukur dengan menggunakan 19 item skala.

3. Reliabilitas

Salah satu ciri dari alat ukur yang memiliki kualitas yang baik

adalah teruji reliabilitasnya. Reliabiltas mengacu pada kemampuan alat

tes menghasilkan skor yang cermat dengan error yang kecil (Azwar,

2012). Dalam sebuah penelitian dibutuhkan sebuah alat tes yang

memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Oleh sebab itu, sebelum

melakukan pengambilan dan pengumpulan data peneliti harus

melakukan uji reliabilitas untuk memastikan alat ukur yang digunakan

memiliki kualitas yang baik dan dapat dipercaya. Reliabilitas dapat

diukur dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan

menggunakan Alpha Cronbach (Supratiknya, 2014). Koefisien

reliabilitas memiliki rentang angka mulai dari 0 sampai dengan 1,00.

Semakin alat ukur tersebut mendekati angka 1 menunjukkan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

alat tersebut memiliki reliabilitas yang baik. Gulford (dalam

Supratiknya, 2014) menambahkan bahwa syarat sebuah alat ukur dapat

dikatakan memiliki reliabilitas yang baik jika memiliki koefisien

reliabilitas ≥ 0,70.

Selain menggunakan Alpha Cronbach, untuk menghitung

reliabilitas penelitian ini menggunakan Alpha Stratified. Koefisien

alpha terstratifikasi (alpha stratified) ini diperkenalkan oleh Cronbach

yang digunakan untuk mengestimasi reliabilitas instrumen yang terdiri

dari beberapa subtes (Widhiarso, 2011). Ketika komponen pada suatu

gabungan atau susunan dapat dikelompokkan menjadi suatu subtes

berdasarkan konten/kesulitan, alpha stratifikasi mungkin merupakan

estimasi reliabilitas yang lebih baik dari pada koefisien alpha yang

dihitung pada suatu susunan yang sama (Cronbach, Schoneman, &

Mckie, 1965).

Tabel. 6
Hasil Uji Reliabilitas Skala OCB
Sebelum seleksi item Setelah seleksi item
Conscientiousness 0,26 Conscientiousness 0,72
Sportsmanship 0,65 Sportsmanship 0,69
Altruism 0,65 Altruism 0,65
Civic Virtue 0,70 Civic Virtue 0,70
Courtesy 0,58 Courtesy 0,58
𝛼 𝑎 0,87 𝛼 𝑎 0,89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel. 7
Hasil Uji Reliabilitas Skala Organizational Justice
Sebelum seleksi item Setelah seleksi item
Distributive 0,62 Distributive 0,62
Procedural 0,78 Procedural 0,85
Interactional 0,87 Interactional 0,87
𝛼 𝑎 0,89 𝛼 𝑎 0,90

Pada tabel 6 dan 7 menunjukkan bahwa setelah melakukan

penghitungan Alpha Stratified didapatkan hasil bahwa variabel OCB

memperoleh reliabilitas sebesar 0,89. Selain itu, pada variabel

Organizational Justice setelah melakukan perhitungan Alpha

Stratified, variabel ini juga memperoleh koefisien reliabilitas sebesar

0,90. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa alat ukur

ini merupakan alat ukur yang baik dan dapat dipercaya karena kedua

alat ukur ini memiliki nilai koefisien reliabilitas ≥ 0,70 sesuai dengan

apa yang disampaikan oleh Gulford (dalam Supratiknya, 2014).

G. Metode Analisis Data

Analisa data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan metode analisis korelasi. Metode analisis korelasi

adalah suatu bentuk analisis data dalam penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui kekuatan atau bentuk arah hubungan di antara dua variabel

atau lebih, dan besarnya pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas

terhadap variabel terikat (Siregar, 2013). Hal tersebut sesuai dengan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

dari penelitian yang akan dilakukan yaitu mengetahui apakah ada

hubungan antara Organizational Justice dengan Organizational

Citizenship Behavior pada karyawan perusahaan ritel di Yogyakarta

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui

apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak (Siregar,

2012). Jika data yang didapatkan berdistribusi normal, maka dapat

menggunakan uji statistik parametrik. Namun, jika data yang

didapatkan tidak berdistribusi normal, maka menggunakan uji

statistik non-parametrik. Salah satu metode yang digunakan dalam

uji normalitas yaitu analisis Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang bersifat linier antara variabel dependen dengan

sekelompok variabel independen (Santoso, 2015). Uji linearitas

dapat menggunakan metode statistik test for linearity.

2. Uji Hipotesis

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan

antara Organizational Justice dengan Organizational Citizenship


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Behavior pada karyawan di Yogyakarta. Oleh karena itu, untuk

menguji hipotesis tersebut peneliti akan menggunakan uji korelasi

product moment dari Pearson, apabila data yang didapatkan normal.

Namun, jika data yang dihasilkan tidak normal maka peneliti akan

menggunakan uji korelasi Spearman Rho.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Pelakanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada hari Kamis, 12 Oktober 2017 sampai

dengan hari Jumat, 20 Oktober 2017 pada karyawan yang bekerja di salah

satu perusahaan ritel X di kota Yogyakarta. Perusahaan ritel ini memiliki

beberapa toko yang tersebar di beberapa wilayah di daerah Yogyakarta.

Setiap toko pada perusahaan ritel ini memiliki beberapa divisi kerja seperti

security, kasir, reciever, butcher, merchandiser, dan masih banyak lagi.

Jumlah tenaga kerja yang ada pada perusahaan ritel X tersebut kurang

lebih berjumlah 400 orang yang tersebar pada 8 toko di kota Yogyakarta.

Penyebaran skala penelitian ini dilakukan dengan bantuan

Manager Area perusahaan dan General Affair perusahaan. Setelah itu,

skala tersebut didistribusikan kepada Manager toko dan selanjutnya

didistribusikan kepada setiap karyawan di perusahaan ritel tersebut.

Jumlah skala yang disebarkan oleh peneliti sebanyak 225 eksemplar.

Jumlah skala yang diterima kembali oleh peneliti sebesar 214, di mana

dari 214 skala tersebut terdapat 1 skala yang tidak dapat digunakan karena

pemberian respon jawaban yang tidak lengkap. Selain itu, peneliti juga

mengeliminasi sebanyak 10 skala karena kecenderungan menjadi outlier.

Istilah outlier di sini merujuk kepada data yang dikerjakan oleh subjek

yang kurang kooperatif sehingga dikerjakan secara asal-asalan yang

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

mengakibatkan error yang cukup besar pada pengukuran uji distribusi

normal sehingga perlu dieliminir (Santoso, 2010).

B. Deskripsi Penelitian

1. Deskripsi Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan data yang diperoleh dari 203

karyawan. Dari seluruh subjek yang terlibat dalam penelitian ini

diperoleh informasi data demografis berdasarkan jenis kelamin dan

usia sebagai berikut :

Tabel. 8
Deskripsi data subjek berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase


Laki-laki 131 64.5 %
Perempuan 72 35.5 %
Jumlah 203 100 %

Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui bahwa subjek penelitian ini

didominasi oleh laki-laki dengan persentase sebesar 64.5%. Selain itu,

jumlah subjek perempuan yang terlibat dalam penelitian ini sebesar 72

orang atau sekitar 35.5%.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Tabel. 9
Deskripsi data subjek berdasarkan usia

Umur Frekuensi Persentase


18 – 20 21 10.3 %
21 – 25 72 35.5 %
26 – 30 57 28.1 %
31 – 35 18 8.9 %
36 – 40 17 8.3 %
41 – 45 13 6.4 %
46 – 50 5 2.5 %
Jumlah 203 100 %

Data demografis pada tabel 9 memberikan informasi tentang

rentang usia subjek yang terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan

tabel tersebut, dapat dilihat bahwa subjek yang memiliki rentang usia

21-25 merupakan subjek yang paling banyak terlibat dalam penelitian

ini dengan persentase sebesar 35.5%. Selanjutnya, subjek dengan

rentang usia 26-30 tahun dengan persentase sebesar 28.1%. Selain itu,

dapat dilihat pula bahwa subjek dengan rentang usia 46-50 tahun

merupakan subjek yang paling sedikit terlibat dalam penelitian ini

dengan persentase sebesar 2.5%. Berdasarkan data tersebut diketahui

bahwa seluruh subjek penelitian ini berada di atas 18 tahun dan dalam

rentang usia produktif sesuai dengan peraturan Ketenagakerjaan

Indonesia yang tertulis bahwa perusahaan/pengusaha dilarang

mempekerjakan anak-anak yaitu masyarakat yang berusia di bawah 18

Tahun (Undang-undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

2. Deskripsi Data Penelitian

Pada bagian ini dapat dilihat perbandingan Mean Teoritik dan

Mean Empirik pada variabel Organizational Citizenship Behavior

(OCB) dan Organizational Justice

Tabel. 10
Mean Teoritik dan Mean Empirik
Mean Teoritik Mean Empirik
Variabel N Min Max Mean Min Max Mean
OCB 203 21 147 84 84 127 103.34
Organizational 203 19 95 57 37 91 64.25
Justice

Berdasarkan tabel tersebut, diketahui bahwa variabel OCB

memiliki nilai mean empirik (103.34) lebih besar dibandingkan dengan

mean teoritik (84). Selain itu, pada variabel Organizational Justice

juga memiliki mean empirik (64.25) yang lebih besar dibandingkan

dengan mean teoritik (57). Berdasarkan hasil uji t, menunjukkan nilai

signifikansi sebesar 0.000 (< 0.05) pada perbedaan mean empiris dan

mean teoritis. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek memiliki

tingkat OCB dan Organizational Justice yang cenderung tinggi dan

signifikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

C. Analisis Data Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan bertujuan untuk mengecek apakah

data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal

(Santoso, 2010). Jika data yang didapatkan berdistribusi normal,

maka dapat menggunakan uji statistik parametrik. Namun, jika data

yang didapatkan tidak berdistribusi normal, maka menggunakan uji

statistik non-parametrik. Salah satu metode yang digunakan dalam

uji normalitas yaitu analisis Kolmogorov-Smirnov dalam SPSS.

Suatu data dapat dikatakan terdistribusi normal jika memiliki nilai

lebih besar dari 0,05 (p>0,05) (Santoso, 2010).

Tabel. 11
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova
Statistic df Sig
OCB 0.053 203 0.200
Organizatonal Justice 0.070 203 0.017
a. Lilliefors Significance Correction

Hasil uji normalitas didapatkan hasil nilai probabilitas (p)

variabel OCB sebesar 0.200, dan variabel Organizational Justice

sebesar 0.017. Berdasarkan hasil yang didapatkan, nilai

probabilitas (p) dari variabel OCB lebih dari 0.05 dengan kata lain

data pada variabel OCB terdistribusi normal. Namun, berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

perhitungan yang dilakukan, nilai probabilitas (p) dari variabel

Organizational Justice kurang dari 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa data pada variabel ini terdistribusi secara tidak normal

sehingga uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji statistik

non-parametrik.

b. Uji Linearitas

Uji Linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada

hubungan yang bersifat linier antara variabel dependen dengan

sekelompok variabel independen (Santoso, 2015). Uji linearitas

dapat menggunakan metode statistik test for linearity. Suatu

variabel dapat dikatakan linear apabila memiliki nilai probabilitas

(p) < 0.05 (Santoso, 2010). Hasil uji linearitas yang telah dilakukan

adalah sebagai berikut :

Tabel. 12
Hasil Uji Linearitas
Variabel Signifikansi Keterangan
OCB * Organizational Justice 0.000 Linear

Berdasarkan hasil uji linearitas dapat diketahui bahwa nilai

probabilitas linear pada hubungan variabel OCB dengan variabel

Organizational Justice sebesar 0.000. Hasil nilai probabilitas

hubungan kedua variabel tersebut <0.05 sehingga dapat

disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang linear antara OCB

dengan Organizational Justice.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

2. Uji Hipotesis

Berdasarkan uji asumsi yang telah dilakukan, data terbukti tidak

terdistribusi normal sehingga akan menggunakan analisis non-

parametrik. Selain itu, berdasarkan hasil perhitungan didapatkan hasil

bahwa antar variabel memiliki hubungan yang linear sehingga dapat

dilakukan tahap analisis data selanjutnya yaitu uji hipotesis. Untuk

menguji hubungan antara OCB (altruism, courtesy, civic virtue,

sportsmanship, conscientiousness) dengan Organizational Justice

(distributive, procedural, interactional) digunakan analisis korelasi

Spearman’s Rho. Siregar (2013) membagi kriteria koefisien korelasi

sebagai berikut:

Tabel. 13
Kriteria Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0 – 0,199 Korelasi sangat lemah
0,20 – 0,399 Korelasi lemah
0,40 – 0,599 Korelasi cukup kuat
0,60 – 0,799 Korelasi kuat
0,80 – 1,00 Korelasi sangat kuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Hasil uji hipotesis dengan menggunakan analisis korelasi

Spearman’s Rho adalah sebagai berikut :

Tabel. 14
Uji Hipotesis
OCB Organizational
Justice
OCB Spearman 1,000 ,268**
Correlation
Sig. (1-tailed) . ,000
N 203 203
Organizational Spearman ,268** 1,000
Justice Correlation
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 203 203

Hasil uji korelasi diperoleh nilai r sebesar 0,268 dengan nilai

signifikansi (sig.) sebesar 0,000. Berdasarkan nilai probabilitas yang

kurang dari 0,05 dapat dikatakan bahwa ada hubungan yang signifikan

antara OCB dengan Organizational Justice. Sehingga berdasarkan

hasil perhitungan tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang positif, cukup kuat dan signifikan antara

Organizational Citizenship Behavior dengan Organizational Justice

yang berarti semakin tinggi Organizational Justice maka semakin

tinggi pula OCB yang ada dalam suatu perusahaan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

D. Pembahasan

Pada dasarnya, penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan

antara Organizational Citizenship Behavior dan Organizational Justice

pada karyawan di perusahaan ritel. Berdasarkan hasil uji hipotesis, dapat

diketahui bahwa koefisien korelasi antara kedua variabel tersebut sebesar

(r) 0,268 dengan nilai signifikansi (sig.) 0,00 yang lebih kecil dari 0,05.

Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif

dan signifikan antara Organizational Citizenship Behavior dengan

Organizational Justice sehingga hipotesis penelitian ini dinyatakan

diterima. Hal tersebut berarti semakin tinggi Organizational Justice pada

organisasi maka semakin tinggi pula Organizational Citizenship Behavior

yang dimiliki oleh karyawan.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nadiri dan

Tanova (2010) serta Blakely et al. (2015) yang mana hasil penelitian yang

dilakukan menunjukkan bahwa organizational justice memiliki hubungan

yang positif dan signifikan pada variabel organizational citizenship

behavior (OCB). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa karyawan yang

merasakan adanya keadilan organisasional pada perusahaan mereka

bekerja, mereka akan merasa senang dan nyaman berada dalam

lingkungan tersebut dan hal tersebut mendukung munculnya kepedulian

terhadap organisasi tersebut (Ratnawati & Khairul, 2013). Selain itu, hasil

ini didukung oleh hasil wawancara yang telah dilakukan kepada salah satu

manager toko perusahaan ritel ini yang mengatakan bahwa perilaku-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

perilaku karyawan yang terkait dengan perilaku di luar jobdesc

pekerjaannya sudah sering dilakukan oleh karyawan-karyawan yang

bekerja karena hal tersebut sudah menjadi budaya pada perusahaan ini.

(Hasil wawancara, 21 April 2017).

Organizational justice merupakan salah satu faktor penentu tingkat

OCB pada karyawan (Schappe, 1988). Ketika suatu organisasi semakin

berlaku adil terhadap karyawan melalui berbagai cara maka OCB pada diri

karyawan akan meningkat. Sebaliknya, jika karyawan dalam suatu

organisasi merasa tidak diperlakukan secara adil maka OCB pada diri

karyawan akan menurun. Di sisi lain, hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa hubungan antara Organizational Justice dan OCB termasuk ke

dalam kategori lemah. Hal tersebut terjadi mungkin dikarenakan variabel

Organizational Citizenship Behavior dipengaruhi oleh faktor-faktor lain

seperti masa kerja dan jenis kelamin (Greenberg & Baron, 2003), budaya

organisasi (Organ, 1995), kepuasan kerja (Robbins & Judge, 2013), dll.

Seperti dapat dilihat dalam bagian deskripsi subjek, dapat diketahui bahwa

persentase karyawan laki-laki dan perempuan dalam perusahaan ini tidak

seimbang. Jumlah karyawan laki-laki memiliki persentase lebih besar 64%

dibandingkan dengan persentase karyawan perempuan yang hanya 36%.

Hal tersebut yang mungkin mengakibatkan hubungan antara kedua

variabel tersebut dalam perusahaan ritel ini termasuk dalam kategori

lemah. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Morrison

(1994) yang membuktikan bahwa ada perbedaan persepsi terhadap OCB


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

antara laki-laki dan perempuan, dimana perempuan menganggap OCB

merupakan bagian dari perilaku in-role mereka dibanding dengan laki-

laki. Penelitian tersebut juga didukung oleh temuan dari Lovell et al.

(1999) yang mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup

signifikan antara laki-laki dan perempuan dalam tingkat OCB mereka,

dimana perilaku menolong perempuan lebih besar daripada laki-laki.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan model analisis korelasi Spearman’s Rho, hasil

penelitian yang dilakukan pada 203 karyawan di Perusahaan Ritel X

mendukung hipotesis dalam penelitian ini. Hasil penelitian yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa adanya hubungan yang positif dan

signifikan antara Organizational Citizenship Behavior dengan

Organizational Justice pada karyawan di Perusahaan Ritel X. Semakin

tinggi keadilan dalam organisasi tersebut maka semakin tinggi pula OCB

yang dimiliki oleh setiap karyawan dalam perusahaan tersebut.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih memiliki

banyak keterbatasan dan kekurangan. Keterbatasan dan kekurangan

tersebut antara lain subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

masih dalam perusahaan ritel di kota Yogyakarta saja sehingga hasil yang

didapatkan masih terfokus dalam wilayah kota Yogyakarta sehingga

memungkinkan adanya hasil yang berbeda apabila penelitian yang sama

dilakukan di daerah lain.

Pada saat proses pengambilan data, standard operating procedure

yang berlaku pada perusahaan ritel X tidak memungkinkan peneliti untuk

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

mendistribusikan skala secara langsung pada masing-masing subjek

sehingga peneliti tidak dapat memberikan instruksi langsung secara lisan

dan memantau langsung proses pengisian skala yang dilakukan oleh

subjek. Oleh sebab itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti

memberikan penjelasan mengenai prosedur dan secara pengisian skala

secara tertulis dan detail pada skala yang akan dibagikan kepada para

subjek penelitian. Selain itu, peneliti juga menyampaikan prosedur dan

cara pengisian skala secara detail kepada Manager Area dan General

Affair perusahaan ritel X dengan harapan pesan tersebut dapat

tersampaikan kepada setiap subjek penelitian yang akan terlibat dalam

penelitian ini.

Kurangnya pengawasan secara langsung dari peneliti sehingga

memungkinkan subjek memberikan respon yang tidak jujur atau

memberikan respon berdasarkan tuntutan sosial yang ada (social

desireability). Peneliti mencoba untuk meminimalisir kesalahan tersebut

dengan cara mengubah nama subjek penelitian dengan menggunakan

inisial pada skala yang dibagikan sehingga memungkinkan subjek untuk

lebih jujur dan lebih leluasa dalam memberikan respon pada skala

tersebut.

Sumber data dari penelitian ini menggunakan metode tunggal dan

menggunakan subjek yang sama sehingga memungkinkan munculnya

suatu bias. Suatu penelitian yang menggunakan sumber data/subjek yang

sama/tunggal akan memungkinkan terjadinya common method bias dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

sebuah penelitian (Podsakoff, McKenzie, Lee & Podsakoff, 2003).

Common method bias merupakan salah satu sumber kesalahan dalam

pengukuran yang dapat mempengaruhi validitas dalam pengukuran yang

dilakukan. Menurut Podsakoff et al. (2003), ada beberapa hal yang dapat

menyebabkan bias antara lain pemberian respon oleh subjek, kriteria

umum, karakteristik item, serta konteks pengukuran. Pada penelitian ini,

subjek mengisi skala yang telah diberikan secara self-report. Sackett dan

Larson (dalam Podsakoff et al., 2003) menyatakan bahwa banyak

penelitian yang menggunakan skala self-report memiliki bias yang

disebabkan oleh respon yang diberikan subjek. Melalui self-report

memungkinkan subjek memberikan respon secara tidak jujur atau

memberikan respon berdasarkan tuntutan sosial (social desireability).

C. Saran

1. Bagi Karyawan

Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa adanya

hubungan yang positif dan signifikan antara Organizational Justice

dan OCB. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan setiap karyawan

dapat semakin menyadari serta terus mempertahankan dan

meningkatkan perilaku ekstra yang sudah ada dalam diri setiap

karyawan demi kebaikan dan kemajuan diri karyawan sendiri maupun

perusahaan di mana karyawan bekerja. Seperti halnya yang dinyatakan

oleh Borman dan Motowidlo (1993; dalam Novliadi, 2007), yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

mengatakan bahwa OCB dapat meningkatkan kinerja organisasi

karena perilaku ini merupakan “pelumas” dari mesin sosial dalam

sebuah organisasi.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa

Organizational Justice memiliki hubungan dengan OCB pada

karyawan di tempat kerja. Meskipun Organizational Justice terbukti

memiliki hubungan dengan OCB namun tingkat hubungan dari kedua

variabel tersebut masih tergolong rendah. Oleh karena itu, peneliti

menyarankan kepada perusahaan dan pemimpin perusahaan untuk

membuat renstra (rencana strategi) guna meningkatkan keadilan

organisasi dalam perusahaan tersebut karena pada dasarnya karyawan

yang merasakan adanya keadilan organisasi pada perusahaan tempat

mereka bekerja, mereka akan merasa senang berada dalam lingkungan

organisasi tersebut dan mendukung munculnya perilaku kepedulian

terhadap organisasi (Ratnawati & Khairul, 2013). Selain itu, peneliti

juga menyarankan kepada perusahaan dan pemimpin perusahaan untuk

melihat faktor-faktor lain yang mungkin memiliki hubungan yang

lebih kuat dengan OCB karena pada faktanya perusahaan/organisasi

yang memiliki karyawan dengan tingkat OCB yang tinggi, akan

memiliki kinerja yang lebih baik pula dibandingkan dengan organisasi

lain (Robbins dan Judge, 2008).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

a. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk dapat sebisa

mungkin melakukan pengawasan secara langsung dalam proses

pengisian skala penelitian.

b. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mencari sumber data

yang lebih bervariatif dan dengan ruang lingkup penelitian yang

lebih luas sehingga data yang didapatkan semakin lebih dapat

menggambarkan keadaan yang sebenarnya.

c. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan

metode penelitian yang lebih beragam sehingga data yang didapat

menghasilkan hasil yang lebih valid.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daftar Pustaka

10 Kunci Agar Bisnis Ritel Sukses di Negeri Orang. (27 Maret 2013). Diakses
pada tanggal 06/04/2017 pukul 00.12 WIB, dari:
https://swa.co.id/swa/trends/management/10-kunci-agar-bisnis-ritel-
sukses-di-negeri-orang

23 Buruh Pabrik Kuali Tangerang Dikirim ke Penampungan Cianjur. (5 Mei


2013). Diakses pada 26/09/2016 Pukul: 14.23 WIB, dari:
http://news.liputan6.com/read/578991/23-buruh-pabrik-kuali-tangerang-
dikirim-ke-penampungan-cianjur

5 Karyawan Superindo Jajar Curi Sembako, Supermarket Rugi Rp100 Juta. (28
Maret 2014). Diakses pada 23/08/2017 Pukul 14.08 WIB, dari:
http://www.solopos.com/2014/03/28/pencurian-solo-5-karyawan-
superindo-jajar-curi-sembako-supermarket-rugi-rp100-juta-499267

Ahmadizadeh, Z., Heydarinejad, S., & Taheri, A. (2013). Investigation of the


Relationship of the openness to experience and organizational
Citizenship Behavior. International Research Journal of Applied and
Basic Science, 4, 8, 2225-2229

Amrita, D., Sutaryadi, S., & Ninghardjanti, P. (2012). Pembagian Kerja dalam
Rangka Meningkatkan Efektivitas Kerja Karyawan. Jurnal Pendidikan
Administrasi Perkantoran, 1(1), 1-6.

Andriani, G., Djalali, M. A., & Sofiah, D. (2012). Organizational Citizenship


Behavior dan Kepuasan Kerja pada Karyawan. Jurnal Penelitian
Psikologi, 3(1), 341-354

Aprindo: Industri Ritel Tumbuh Sekitar 10 Persen pada 2016. (28 Desember
2016). Diakses pada tanggal 06/04/2017 Pukul 00.10 WIB, dari:
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/12/28/172204826/aprindo.in
dustri.ritel.tumbuh.sekitar.10.persen.pada.2016

Argentero, P., Cortese, C. G., & Ferretti, M. S. (2008). An Evaluation of


Organizational Citizenship Behavior: Psychometric Characteristics of The
Italian Version of Podsakoff et al.’s Scale. TPM-Testing Psicometria
Metodologia, 15(2), 61-75.

Ariani, D.W. 2013. The Relationship between Employe Engagement,


Organizational Citizenship Behavior, and Counterproductive Work
Behavior. International Journal of Business Administration, 4(2), 46-56

Azwar, S. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi (Edisi 2). Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

Badan Pusat Statistik. Diakses pada 21/04/2017 Pukul 14.31WIB, dari:


https://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/971

Barling, J., & Phillips, M. (1993). Interactional, formal, and distributive justice in
the workplace: An exploratory study. the Journal of
Psychology, 127(6), 649-656.

Batool, S. (2013). Developing Organizational Commitment and Organizational


Justice to Amplify Organizational Citizenship Behavior in Banking
Sector. Pakistan Journal of Commerce & Social Sciences, 7(3), 646-655

Biografi Houtman Zainal Arifin – Kisah Office Boy Menjadi Vice President
Citibank. Diakses pada 05/10/2016 Pukul: 10.31 WIB, dari:
http://www.biografiku.com/2012/12/biografi-houtman-zainal-arifin-
kisah.html

Blakely, G. L., Andrews, M. C., & Moorman, R. H. (2005). The moderating


effects of equity sensitivity on the relationship between organizational
justice and organizational citizenship behaviors. Journal of Business and
Psychology,20(2), 259-273.

Bolino, M. C., Turnley, W. H., & Bloodgood, J. M. (2002). Citizenship behavior


and the creation of social capital in organizations. Academy of
management review, 27(4), 505-522.

Borman, W. C., & Motowidlo, S. J. (1997). Task performance and contextual


performance: The meaning for personnel selection research. Human
performance, 10(2), 99-109.

Brief, A. P., & Motowidlo, S. J. (1986). Prosocial organizational


behaviors. Academy of management Review, 11(4), 710-725.

Camelia, Hanifah Amalina. (2010). Hubungan antara Kepuasan Konsumen dan


Kualitas Pelayanan dengan Loyalitas Konsumen pada Ritel Modern
(diakses di http://eprints.uns.ac.id/6886/1/178812511201104161.pdf
pada tanggal 23/08/2017 pukul 09.19)

Cassar, V., & Buttigieg, S. C. (2015). Psychological contract breach,


organizational justice and emotional well-being. Personnel Review, 44(2),
217-235.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Cho, Y. B., & Ryu, J. R. (2011). Organizational Citizenship Behaviors In Relation


To Job Embeddedness, Organizational Identification, Job Performance,
Voluntary Turnover Intention In Korea. International Business &
Economics Research Journal (IBER), 8(7).

Coleman, V. I., & Bokeuarman, W. C. (2000). Investigating the underlying


structure of the citizenship performance domain. Human resource
management review, 10(1), 25-44.

Colquitt, J. A. (2001). On the dimensionality of organizational justice: a construct


validation of a measure. Journal of applied psychology, 86(3), 386-400.

Colquitt, J. A., & Jackson, C. L. (2006). Justice in teams: The context sensitivity
of justice rules across individual and team Contexts1. Journal of
Applied Social Psychology, 36(4), 868-899.

Colquitt, J. A., Conlon, D. E., Wesson, M. J., Porter, C. O., & Ng, K. Y. (2001).
Justice at the millennium: a meta-analytic review of 25 years of
organizational justice research. Journal of applied psychology, 86(3),
425-445.

Cowherd, D. M., & Levine, D. I. (1992). Product quality and pay equity between
lower-level employees and top management: An investigation of
distributive justice theory. Administrative Science Quarterly, 302-320.

Cronbach, L. J., Schonemann, P., & McKie, D. (1965). Alpha Coefficients For
Stratified-Parallel Test. Educational and Psychological Measurement,
25(2), 291-312

Cropanzano, R. And Greenberg, J. (1997). Progress in Organizational Justice:


Tunneling Through The Maze in Cooper, C. L. and Robertson, I. T.
(Eds.) International Review of Industrial and Organizational
Psychology, Volume 12, Wiley, Chichester.

Cropanzano, R., Prehar, C. A., & Chen, P. Y. (2002). Using social exchange
theory to distinguish procedural from interactional justice. Group &
Organization Management, 27(3), 324-351.

Curi Kartu Debit Konsumen, Karyawan Alfamart Dipecat. (15 Agustus 2016).
Diakses pada 23/08/2017 Pukul 13.55 WIB, dari:
https://www.jawapos.com/read/2016/08/15/44994/curi-kartu-debit-
konsumen-karyawan-alfamart-dipecat

De León, M. C. D., & Finkelstein, M. A. (2011). Individualism/collectivism and


organizational citizenship behavior. Psicothema, 23(3), 401-406.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

Diefendorff, J. M., Brown, D. J., Kamin, A. M., & Lord, R. G. (2002). Examining
the roles of job involvement and work centrality in predicting
organizational citizenship behaviors and job performance. Journal of
Organizational Behavior, 23(1), 93-108.

Duffy, J. A., & Lilly, J. (2013). Do Individual Needs Moderate the Relationships
between Organizational Citizenship Behavior, Organizational Trust
and Perceived Organizational Support?. Journal of Behavioral and
Applied Management, 14(3), 185-197.

Effendi, V. 2003. Hubungan Antara Kepemimpinan Transformasional dan


Kepuasan Kerja dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB).
Skripsi. Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945

Elamin, A. M., & Tlaiss, H. A. (2015). Exploring the relationship between


organizational citizenship behavior and organizational justice in the
Islamic Saudi Arabian context. Employee Relations, 37(1), 2-29.

Erkutlu, H. (2011). The moderating role of organizational culture in the


relationship between organizational justice and organizational citizenship
behaviors. Leadership & Organization Development Journal, 32(6),
532-554.

Ertürk, A. (2007). Increasing organizational citizenship behaviors of Turkish


academicians: Mediating role of trust in supervisor on the relationship
between organizational justice and citizenship behaviors. Journal of
Managerial Psychology, 22(3), 257-270.

Eskew, D. E. (1993). The role of organizational justice in organizational


citizenship behavior. Employee Responsibilities and Rights
Journal, 6(3), 185-194.

Faraz, N. J., & Fatimah, P. R. (2014). Assessment of Transformational


Leadership, Employees’ Commitment, Job Satisfaction and Organizational
Citizenship Behavior on Retail Business Employee Yogyakarta –
Indonesia. International journal of Science Commerce and Humanities,
2(2), 128-138

Farh, J. L., Zhong, C. B., & Organ, D. W. (2004). Organizational citizenship


behavior in the People's Republic of China. Organization Science, 15(2),
241-253

Faturochman. (2002). Keadilan Perspektif Psikologi. Yogyakarta: Unit Penerbit


Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada & Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Folger, R. G., & Cropanzano, R. (1998). Organizational justice and human


resource management (Vol. 7). Sage publications.

Folger, R., & Konovsky, M. A. (1989). Effects of procedural and distributive


justice on reactions to pay raise decisions. Academy of Management
journal, 32(1), 115-130. Organ, D. W., & Moorman, R. H. (1993).
Fairness and organizational citizenshipbehavior: What are the
connections?. Social Justice Research, 6(1), 5-18.

Gabriel, S., & Gardner, W. L. (1999). Are there" his" and" hers" types of
interdependence? The implications of gender differences in collective
versus relational interdependence for affect, behavior, and
cognition. Journal of personality and social psychology, 77(3), 642.

George, J. M., & Bettenhausen, K. (1990). Understanding prosocial behavior,


sales performance, and turnover: A group-level analysis in a service
context. Journal of applied psychology, 75(6), 698.

George, J. M., & Brief, A. P. (1992). Feeling good-doing good: a conceptual


analysis of the mood at work-organizational spontaneity
relationship. Psychological bulletin, 112(2), 310.

Graham, J. W. (1991). An essay on organizational citizenship behavior. Employee


Responsibilities and Rights Journal, 4(4), 249-270.

Greenberg, J. (1990). Organizational justice: Yesterday, today, and


tomorrow. Journal of management, 16(2), 399-432.

Greenberg, J. (1996). The quest for justice on the job: Essays and experiments.
Sage Publications, Incorporated.

Greenberg, J., & Baron, R. A. (2003). Behavior in organizations: Understanding


and managing the human side of work. Pearson College Division.

Gupta, V., & Singh, S. (2013). An empirical study of the dimensionality of


organizational justice and its relationship with organizational citizenship
behaviour in the Indian context. The International Journal of Human
Resource Management, 24(6), 1277 1299.

Hafidz, S. W. M., Hoesni, S. M., & Fatimah. O. (2012). The Relationship between
Organizational Citizenship Behavior and Counterproductive Work
Behavior. Asian Social Science, 8(9), 32-37

Hendri Ma’aruf. 2005. Pemasaran Ritel. PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Hoffman, B. J., Blair, C. A., Meriac, J. P., & Woehr, D. J. (2007). Expanding the
criterion domain? A quantitative review of the OCB literature.
Journal of Applied psychology, 92(2), 555-566.

Hoy, W. K., & Tarter, C. J. (2004). Organizational justice in schools: No justice


without trust. International Journal of Educational Management, 18(4),
250-259.

Humprey, A. M. (2012). Transformational Leadership and Organizational


Citizenship Behavior: The Role of O rganizational Identification.
Department Of Psychology Emporia State University: Thesis

Iqbal, H. K., Aziz, U., & Tasawar, A. (2012). Impact of organizational justice on
organizational citizenship behavior: An empirical evidence from Pakistan.
World Applied Sciences Journal, 19(9), 1348-1354.

Ivancevich, J. M., Konopaske, R. & Matteson, M.T. (2008). Perilaku dan


Manajemen Organisasi. Edisi 7 Jilid 1. Penerbit: Erlangga.

Jahangir, N., Akbar, M. M., & Haq, M. (2004). Organizational citizenship


behavior: Its nature and antecedents.BRAC University Journal, 1,2, 75-
85.

Jones, G. R., & George, J. M. (1998). The experience and evolution of trust:
Implications for cooperation and teamwork. Academy of management
review, 23(3), 531-546.

Kabasakal, H., Dastmalchian, A., & Imer, P. (2011). Organizational citizenship


behaviour: A study of young executives in Canada, Iran, and Turkey. The
International Journal of Human Resource Management, 22(13), 2703-
2729.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Keadilan. Diakses pada


06/04/2016 Pukul 17.33 WIB, dari: https://www.kbbi.web.id/

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Definisi Organisasi. Diakses pada


06/04/2016 Pukul 17.31 WIB, dari: https://www.kbbi.web.id/

Katz, D. (1964). The motivational basis of organizational behavior. Behavioral


science, 9(2), 131-146

Kerlinger, F. N. 1990. Asas-Asas Penelitian Behavioral. Gadjah Mada University


Press: Yogyakarta

Khan, S. K., & Rashid, M. Z. A. (2012). The Mediating Effect of Organizational


Commitment in the Organizational Culture, Leadership and
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Organizational Justice Relationship with Organizational Citizenship


Behavior: A Study of Academicians in Private Higher Learning
Institutions in Malaysia. International Journal of Business and Social
Science, 3(8), 83-91.

Klasifikasi Baku Jabatan Indonesia (KBJI) 2014. Kementerian Ketenagakerjaan


dan Badan Pusat Statistik

Konovsky, M. A. (2000). Understanding procedural justice and its impact on


business organizations. Journal of management, 26(3), 489-511.

Konovsky, M. A., & Folger, R. (1991). The effects of procedures, social accounts,
and benefits level on victims' layoff reactions. Journal of Applied
social psychology, 21(8), 630-650.

Konovsky, M. A., & Pugh, S. D. (1994). Citizenship behavior and social


exchange. Academy of management journal, 37(3), 656-669.

Konrad, A. M., Ritchie Jr, J. E., Lieb, P., & Corrigall, E. (2000). Sex differences
and similarities in job attribute preferences: a meta-
analysis. Psychological bulletin, 126(4), 593.

Koopmann, R. (2002). The relation between perceived organization justice and


organizational citizenship behaviors: A review of the literature. Journal of
Student Research.

Kreitner, R., & Kinicki, A. (2005). Perilaku organisasi. Terjemahan, Salemba


Empat, Jakarta.

Kumar, K., Bakhshi, A., & Rani, E. (2009). Linking the'Big Five'personality
domains to Organizational citizenship behavior. International journal
of Psychological studies, 1(2), 73.

Kumar, M. M., & Shah, S. A. (2015). Psychometric Properties of Podsakoff’s


Organizational Citizenship Behaviour Scale in the Asian Context. The
International Journal of Indian Psychology, 3(1), 51-60

Lam, S. S., Schaubroeck, J., & Aryee, S. (2002). Relationship between


organizational justice and employee work outcomes: a cross‐national
study. Journal of organizational behavior, 23(1), 1-18.

Lebih Dari 15 Ribu PNS DKI Terpantau Mangkir Kerja. (4 November 2016).
Diakses pada 23/08/2017 Pukul 13.43WIB, dari:
http://poskotanews.com/2016/11/04/lebih-dari-15-ribu-pns-dki-terpantau-
mangkir-kerja/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

LePine, J. A., Erez, A., & Johnson, D. E. (2002). The nature and dimensionality
of organizational citizenship behavior: a critical review and meta-
analysis. Journal of applied psychology, 87(1), 52-65

Leventhal, G. S. (1980). What should be done with equity theory?. In Social


exchange (pp. 27-55). Springer US.

Lovell, S. E., Kahn, A. S., Anton, J., Davidson, A., Dowling, E., Post, D., &
Mason, C. (1999). Does gender affect the link between organizational
citizenship behavior and performance evaluation?. Sex Roles, 41(5-6),
469-478.

MacKenzie, S. B., Podsakoff, P. M., & Fetter, R. (1991). Organizational


citizenship behavior and objective productivity as determinants of
managerial evaluations of salespersons' performance. Organizational
behavior and human decision processes, 50(1), 123-150.

MacKenzie, S. B., Podsakoff, P. M., & Fetter, R. (1993). The impact of


organizational citizenship behavior on evaluations of salesperson
performance. The Journal of Marketing, 70-80.

Miner, J. B. 1998. Organizational Behavior: Performance and Productivity. New


York: Random House, Inc.

Moorman, R. H. (1991). Relationship between organizational justice and


organizational citizenship behaviors: Do fairness perceptions influence
employee citizenship?. Journal of applied psychology, 76(6), 845- 855.

Morrison, E. W. (1994). Role definitions and organizational citizenship behavior:


The importance of the employee's perspective. Academy of
management journal, 37(6), 1543-1567.

Nadiri, H., & Tanova, C. (2010). An investigation of the role of justice in turnover
intentions, job satisfaction, and organizational citizenship behavior in
hospitality industry. International journal of hospitality management,
29(1), 33-41.

Niehoff, B. P., & Moorman, R. H. (1993). Justice as a mediator of the relationship


between methods of monitoring and organizational citizenship
behavior. Academy of Management journal, 36(3), 527-556.

Novliadi, F. (2007). Organizational Citizenship Behavior Karyawan Ditinjau dari


Persepsi Terhadap Kualitas Interaksi Atasan-Bawahan dan Persepsi
Terhadap Dukungan Organisasional. Diambil dari:
http://library.usu.ac.id/download/fk/132316960.pdf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Organ, D. W. (1990). The motivational basis of organizational citizenship


behavior. Research in organizational behavior, 12(1), 43-72.

Organ, D. W., & Ryan, K. (1995). A meta‐analytic review of attitudinal and


dispositional predictors of organizational citizenship behavior. Personnel
psychology, 48(4), 775-802.

Organ, D. W., Podsakoff, P. M., & MacKenzie, S. B.(2006). Organizational


Citizenship Behavior. Sage Publications: California

Paterson, J. M., Green, A., & Cary, J. (2002). The measurement of organizational
justice in organizational change programmes: A reliability, validity
and context‐sensitivity assessment. Journal of Occupational and
Organizational Psychology, 75(4), 393-408.

Pengertian Ciri dan Jenis Perusahaan Dagang Beserta contohnya Terlengkap. (1


November 2016). Diakses pada 22/11/2017 Pukul 01.15, dari:
http://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-ciri-dan-jenis-perusahaan-
dagang-beserta-contohnya-terlengkap/

Podsakoff, P. M., & Mackenzie, S. B. (1994). Organizational citizenship


behaviors and sales unit effectiveness. Journal of marketing research,
351-363.

Podsakoff, P. M., & MacKenzie, S. B. (1997). Impact of organizational


citizenship behavior on organizational performance: A review and
suggestion for future research. Human performance, 10(2), 133-151.

Podsakoff, P. M., Ahearne, M., & MacKenzie, S. B. (1997). Organizational


citizenship behavior and the quantity and quality of work group
performance. Journal of applied psychology, 82(2), 262.

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Lee, J. Y., & Podsakoff, N. P. (2003).


Common method biases in behavioral research: a critical review of the
literature and recommended remedies. Journal of applied psychology,
88(5), 879.

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Moorman, R. H., & Fetter, R. (1990).


Transformational leader behaviors and their effects on followers' trust in
leader, satisfaction, and organizational citizenship behaviors. The
leadership quarterly, 1(2), 107-142.

Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J. B., & Bachrach, D. G. (2000).


Organizational citizenship behaviors: A critical review of the theoretical
and empirical literature and suggestions for future research. Journal of
management, 26(3), 513-563.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Ratnawati & Khairul, A. (2013). Pengaruh Keadilan Organisasional, Kepercayaan


Pada Atasan Terhadap Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational
Citizenship Behavior). Jurnal Ekonomi Manajemen dan Bisnis, 1(1),
56-73.

Ratusan Pekerja Tambang Freeport Indonesia Mook Kerja. (2 Oktober 2016).


Diakses pada 23/08/2017 Pukul: 14.22 WIB, dari:
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20161002191221-20-
162748/ratusan-pekerja-tambang-freeport-indonesia-mogok-kerja/

Riggio, R. E. (1990). Introduction to industrial/organizational psychology.


Illinois: Scott, Foresman & Company.

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2008). Perilaku Organisasi: Organizational


Behavior Ed. 12. Salemba Empat: Jakarta

Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2013). Perilaku Organisasi: Organizational


Behavior Ed. 16. Salemba Empat: Jakarta

Salehzadeh, R., Shahin, A., Kazemi, A., & Shaemi Barzoki, A. (2015). Is
organizational citizenship behavior an attractive behavior for managers? A
Kano model approach. Journal of Management Development, 34(5),
601-620.

Santoso, A. 2010. Statistik untuk Psikologi. Dari Blog menjadi Buku.


Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Santoso, S. 2014. SPSS 22 from Essential to Expert Skills. PT Elex Media


Komputindo: Jakarta

Santoso, S. 2015. Menguasai Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo:


Jakarta

Sareshkeh, S. K., Ghaziani, F. G., & Tayebi, S. M. (2012). Impact of


organizational justice perception on job satisfaction and organizational
commitment: The Iranian sports federation perspective. Annals of
Biological Research, 3(8), 4229-4238.

Schappe, S. P. (1998). The influence of job satisfaction, organizational


commitment, and fairness perceptions on organizational citizenship
behavior. The journal of Psychology, 132(3), 277-290.

Setyawan, N. F. B., & Sahrah, A. (2012). Setyawan, N. F. B., & Sahrah, A.


Peningkatan Organizational Citizenship Behavior Pada Karyawan Melalui
Pelatihan Kerjasama. Insight, 10, 1, 17-36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Shore, L. M., & Wayne, S. J. (1993). Commitment and employee behavior:


comparison of affective commitment and continuance commitment with
perceived organizational support. Journal of applied
psychology, 78(5), 774.

Singh, A. K., & Singh, A. P. (2009). Does personality predict organizational


citizenship behavior among managerial personnel. Journal of the
Indian Academy of Applied Psychology, 35(2), 291-298.

Siregar, S (2012). Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Bumi Aksara;


Jakarta

Siregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Kencana: Jakarta

Sjahruddin, H., & Sudiro, A. A. (2013). Organizational Justice, Organizational


Commitment and Trust in Manager as predictor of Organizational
Citizenship Behavior. Interdiciplinary J. Of contemporary Res.
Bus.(IJCRB), 4(12), 133-141.

Skarlicki, D. P., Folger, R., & Tesluk, P. (1999). Personality as a moderator in the
relationship between fairness and retaliation. Academy of Management
Journal, 42(1), 100-108.

Skitka, L. J., & Bravo, J. (2005). An accessible identity approach to


understanding fairness in organizational settings. In K. van den Bos,
D. Steiner, D. Skarlicki & S. Gilliland (Eds.) What motivates
fairness in organizations? (pp. 105-128). Diakses pada 10/10/2016 Pukul:
17.34 WIB, dari:
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=IfsnDwAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PA105&dq=Skitka,+L.+J.,+%26+Bravo,+J.+%282005%29.+An+ac
cessible+identity+approach+to+%09understanding+fairness+in+%09orga
nizational+settings.+In+K.+van+den+Bos,+%09D.+Steiner,+D.+Skarlicki
+%26+S.+Gilliland+%28Eds.%29+%09What+motivates+%09fairness+in
+organizations%3F+%28pp.+105-
128%29.+&ots=P3OfyKg2jE&sig=t2Yw4jtWcTYuMbDEBGQkaBQNxO
s&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false

Sloat, K. C. (1999). Organizational citizenship. Professional safety, 44(4), 20-23

Smith, C. A., Organ, D. W., & Near, J. P. (1983). Organizational citizenship


behavior: Its nature and antecedents. Journal of applied
psychology, 68(4), 653.

Soegandhi, V. M. (2013). Pengaruh Kepuasan Kerja dan Loyalitas Kerja


Terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan PT.
Surya Timur Sakti Jatim. Agora, 1(1), 808-819.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Sommer, S. M., Bae, S. H., & Luthans, F. (1996). Organizational Commitment


Across Cultures: The Impact of Antecedents on Korean Employees.
Human Relation, 49, 977-993

Sumiyarsih, W., Mujiasih, E., & Ariati, J. (2012). Hubungan antara Kecerdasan
Emosional dengan Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada
Karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang. Jurnal Psikologi Undip, 11(1),
19-27.

Supratiknya, A. (2014). Pengukuran Psikologis. Universitas Sanata Dharma:


Yogyakarta

Supratiknya, A. (2015). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam


Psikologi. Universitas Sanata Dharma: Yogyakarta

Syna Desivilya, H., Sabag, Y., & Ashton, E. (2006). Prosocial tendencies in
organizations: The role of attachment styles and organizational justice in
shaping organizational citizenship behavior. International Journal of
Organizational Analysis, 14(1), 22-42.

Tepper, B. J., & Taylor, E. C. (2003). Relationships among supervisors' and


subordinates' procedural justice perceptions and organizational citizenship
behaviors. Academy of Management Journal, 46(1), 97-105.

Undang-undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan

Usmani, S., & Jamal, S. (2013). Impact of distributive justice, procedural justice,
interactional justice, temporal justice, spatial justice on job satisfaction
of banking employees. Review of Integrative Business and
Economics Research, 2(1), 351-383.

Van Dyne, L., & LePine, J. A. (1998). Helping and voice extra-role behaviors:
Evidence of construct and predictive validity. Academy of Management
journal, 41(1), 108-119.

Van Dyne, L., Graham, J. W., & Dienesch, R. M. (1994). Organizational


citizenship behavior: Construct redefinition, measurement, and
validation. Academy of management Journal, 37(4), 765-802

Vandewalle, D., Van Dyne, L., & Kostova, T. (1995). Psychological ownership:
An empirical examination of its consequences. Group & Organization
Management, 20(2), 210-226.

Vigoda, E., & Golembiewski, R. T. (2001). Citizenship Behavior and the Spirit of
New Managerialism A Theoretical Framework and Challenge for
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Governance. The American Review of Public Administration, 31(3),


273-295.

Wibowo, W. (2009). Kritisme Kant: Sintesisi Antara Rasionalisme dan


Empirisme. Skripsi. Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Program Studi
Filsafat, Universitas Indonesia.

Widhiarso, W. (2011). Menghitung Koefisien Alpha Berstrata. Fakultas Psikologi,


Universitas Gajah Mada.

Williams, L. J., & Anderson, S. E. (1991). Job satisfaction and organizational


commitment as predictors of organizational citizenship and in-role
behaviors. Journal of management, 17(3), 601-617.

Witt, L. A. (1993). Reactions to work assignment as predictors of organizational


commitment: The moderating effect of occupational identification.
Journal of Business Research, 26(1), 17-30.

Wiyono, W. (2010). Keadilan Organisasional dan Kepuasan Kerja: Pengujian


Keterkaitan Equity Theory dengan Work Outcomes. Benefit, 13(2), 1-15.

Yilmaz, K., & Tasdan, M. (2009). Organizational citizenship and organizational


justice in Turkish primary schools. Journal of Educational
Administration, 47(1), 108-126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

LAMPIRAN 1.
Blueprint
Organizational Citizenship Behavior Scale
Podsakoff et.al (1990)
Konsep Dimensi Aspek Indikator Nomor Item
Perilaku Favorable Unfavorable
Organizational Citizenship Conscientiousness Suatu Kehadiran Tampak secara 18 -
Behavior adalah sebuah perilaku yang menunjukkan fisik di tempat
perilaku yang dilakukan upaya sukarela untuk kerja
karyawan melebihi tuntutan meningkatkan cara dalam Ketaatan Menggunakan 21 -
tugas dari persyaratan peran menjalankan pekerjaannya secara waktu istirahat
formal tertentu yang tidak kreatif agar kinerja organisasi tidak melebihi
secara langsung diakui oleh meningkat ketentuan
sistem formal dalam suatu Mematuhi 22 -
organisasi namun peraturan yang
memberikan manfaat baik telah ditetapkan
bagi setiap diri individu Ketelitian Cermat dan teliti 24 -
maupun bagi pada pekerjaan
organisasi/perusahaan yang sedang/sudah
tersebut. dilakukan
Kepercayaan Percaya terhadap 3 -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

diri sendiri dan


berpendirian kuat
Sportsmanship Keluhan Mengeluh baik - 4, 2
Suatu kerelaan/toleransi untuk secara verbal
bertahan dalam suatu keadaan maupun non verbal
yang tidak menyenangkan tanpa Sikap terhadap Menunjukkan - 16, 7, 19
mengeluh masalah sikap/perkataan
yang bersentimen
negatif dalam
bekerja atau
menanggapi suatu
permasalahan
Civic Virtue Keterlibatan Tampak secara 9, 11 -
Perilaku karyawan yang fisik pada saat
menunjukkan sikap aktif dan kegiatan-kegiatan
peduli terhadap kelangsungan tertentu
hidup suatu organisasi berlangsung
Sikap terhadap  Mengikuti 6, 12 -
perubahan perubahan yang
terjadi dalam
sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

organisasi
 Melihat
pengumuman,
catatan yang
diberikan oleh
perusahaan
Courtesy Perilaku kerja  Berdiskusi 17, 20, 5, 8 14
Perilaku karyawan terkait sikap dengan rekan
sopan santun dan menghargai kerja
hak sesama karyawan yang lain  Tampak tenang
dan rileks saat
berelasi dengan
rekan kerja
 Menghormati
hak-hak orang
lain
Altruism Sikap terhadap rekan Membantu rekan 13, 1, 15, 10 -
Perilaku yang ditunjukkan oleh kerja kerja di luar
seorang karyawan yang lebih jobdesc pekerjaan
mementingkan kepentingan Sikap terhadap rekan  Berkomunikasi 23 -
orang lain dibandingkan kerja baru dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kepentingan dirinya sendiri karyawan baru


 Membantu
karyawan baru
dalam proses
pengenalan
kerja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

LAMPIRAN 2.
Blueprint
Organizational Justice Scale
Neihoff & Moorman (1993)

Konsep Dimensi Aspek Indikator Item


Perilaku Favorable Unfavorable
Organizational Justice adalah Distributive Justice Pembagian Dapat 1 -
persepsi karyawan terhadap Persepsi karyawan mengenai jadwal kerja menjalankan
perlakuan adil yang mereka keseimbangan antara seluruh hal yang jadwal kerja yang
terima ataupun mereka diterima karyawan (output) dari telah ditetapkan
lakukan terhadap orang lain perusahaan atau organisasi yang Penggajian/Pen Dapat menerima 2, 4
dalam sebuah organisasi. dibandingkan dengan seluruh usaha ghargaan gaji/penghargaan
yang diberikan (input) oleh karyawan yang telah
untuk perusahaan. diterima
Beban kerja Dapat 3 -
menjalankan
pembagian kerja
yang telah dibuat
Tanggung Dapat 5 -
jawab menjalankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

tanggung jawab
yang telah
diberikan
Procedural Justice Pembuatan Menerima dan 6, 7, 8, 9, 10, -
Persepsi karyawan mengenai adil atau keputusan menjalankan 11
tidaknya prosedur dan peraturan yang semua keputusan
digunakan oleh suatu perusahaan atau yang telah dibuat
organisasi dalam pengambilan suatu dan ditetapkan
kebijakan atau keputusan.

Interactional Justice Interpersonal Bersikap sopan 12, 13, 14, -


Persepsi karyawan mengenai kualitas dan menghargai 16
keadilan interaksi antara atasan dan hak orang lain
seorang karyawan dalam pembuatan
keputusan
Informasional Bersikap jujur, 15, 17, 18, -
mendiskusikan, 19, 20
serta memberikan
penjelasan dengan
rinci pada saat
pembuatan suatu
keputusan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

LAMPIRAN 3.

SKALA TRYOUT

Disusun oleh :

Stefanus Krisna Primantara

139114125

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Lembar Penjelasan

Yogyakarta, September 2017

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Di tempat

Salam sejahtera bagi kita semua,

Dengan hormat saya, Stefanus Krisna Primantara, adalah mahasiswa Fakultas


Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna
memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan saya. Saya memohon kesediaan Anda untuk
berpartisipasi dan membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini.

Sebelum mengisi skala penelitian ini, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa data
diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi skala
penelitian ini dengan jujur, spontan, serta sesuai dengan keadaan diri Anda saat ini.
Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar
maupun salah. Selain itu, jawaban yang Anda berikan akan dirahasiakan sehingga saya
maupun orang lain tidak akan mengetahui identitas serta jawaban Anda. Saya sangat
menghargai apabila Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya.

Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan memberikan tanda
tangan atau paraf Anda di lembar pernyataan pada halaman selanjutnya. Terimakasih atas
perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Pernyataan Kesediaan

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini
dengan mengisi skala penelitian ini tanpa paksaan dari pihak manapun. Seluruh jawaban yang
saya berikan, sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan sehingga bukan
berdasarkan pandangan masyarakat secara umum.

Yogyakarta, September 2017

(...........................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Petunjuk Pengisian

Dalam pengisian skala ini, anda diminta untuk memberikan jawaban dari pernyataan-
pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi Anda yang sebenarnya, serta sesuai
dengan penilaian, perasaan, ataupun pendapat Anda. Anda diharapkan untuk membaca dan
memahami masing-masing pernyataan dengan baik. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi diri Anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia, yaitu:

SSTS : Sangat Sangat Tidak Setuju


STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
SSS : Sangat Sangat Setuju

Contoh:

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


1. Saya selalu membantu rekan kerja √
saya karena rasa belas kasihan

Pada contoh di atas, terdapat pernyataan “Saya selalu membantu rekan kerja saya
karena rasa belas kasihan”. Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Anda saat ini,
maka Anda dapat memberikan tanda centang (√) pada kolom yang sudah tersedia.

Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan jawban lain, silahkan
memberikan tanda sama dengan (=) pada tanda centang (√) yang sudah Anda tulis, lalu
berikan tanda centang (√) pada jawaban baru yang lebih sesuai dengan kondisi Anda saat ini.

Contoh:

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


1. Saya selalu membantu rekan kerja √ √
saya karena rasa belas kasihan

Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap
salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri Anda. Terdapat dua skala
yang akan dibagi menjadi dua bagian dalam skala pengukuran ini.

Jika Anda sudah jelas dengan petunjuk pengisian, silahkan melanjutkan ke halaman
selanjutnya dan mulai mengisi pernyataan-pernyataan dengan jawaban yang sesuai dengan
diri Anda. Terimakasih dan selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Identitas:

Nama/Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan) *coret yang tidak perlu
Departemen :
Lama Bekerja :

Skala A

Beri tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda!

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


1 Saya membantu pekerja lain yang
mempunyai beban kerja yang berat.
2 Saya adalah orang yang banyak
mengeluh untuk mendapatkan
perhatian orang lain.
3 Saya percaya, jika saya melakukan
pekerjaaan dengan jujur maka saya
akan mendapatkan hasil yang baik.
4 Saya menghabiskan banyak waktu
untuk mengeluh tentang masalah-
masalah yang tidak penting.
5 Saya mencoba untuk tidak
menciptakan masalah bagi rekan
kerja saya.
6 Saya terus mengikuti perubahan
yang ada di dalam
organisasi/perusahaan.
7 Saya cenderung membesar-
besarkan masalah kecil.
8 Saya mempertimbangkan dampak
dari tindakan rekan kerja saya.
9 Saya menghadiri pertemuan yang
tidak bersifat wajib, namun
dianggap penting bagi perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


10 Saya selalu siap mengulurkan
tangan untuk membantu rekan-
rekan kerja yang ada di sekitar
saya.
11 Saya terlibat dalam peran yang
tidak dibutuhkan, namun membantu
citra perusahaan.
12 Saya membaca dan mengikuti
pengumuman, memo dan lain-lain
yang diberikan oleh
organisasi/perusahaan.
13 Saya membantu pekerjaan rekan
kerja saya yang tidak hadir bekerja.
14 Saya tidak menyalahgunakan hak
orang lain.
15 Dengan senang hati, saya
membantu rekan kerja yang
memiliki kesulitan dalam
pekerjaannya.
16 Saya selalu berfokus pada apa yang
salah dan bukan pada sisi
positifnya.
17 Saya mencoba untuk mencegah
adanya masalah dengan pekerja
lain.
18 Kehadiran saya di tempat kerja
berada di atas rata-rata.
19 Saya selalu menemukan kesalahan
pada apa yang sedang dilakukan
oleh organisasi/perusahaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


20 Saya sadar bagaimana perilaku saya
dapat mempengaruhi pekerjaan
orang lain.
21 Saya tidak memerlukan adanya
waktu tambahan untuk istirahat.
22 Saya mematuhi peraturan
perusahaan, bahkan saat tidak ada
yang memperhatikan.
23 Saya membantu mengorientasikan
pekerja baru meski tidak
diperlukan.
24 Saya adalah salah satu karyawan
yang paling teliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Petunjuk Pengisian
(Skala B)

Dalam pengisian skala ini, anda diminta untuk memberikan jawaban dari pernyataan-
pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi Anda yang sebenarnya, serta sesuai
dengan penilian, perasaan, ataupun pendapat Anda. Anda diharapkan untuk membaca dan
memahami masing-masing pernyataan dengan baik. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi diri Anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia, yaitu:

STS : Sangat Tidak Setuju


TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

Contoh:

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya selalu membantu rekan kerja √
saya karena rasa belas kasihan

Pada contoh di atas, terdapat pernyataan “Saya selalu membantu rekan kerja saya
karena rasa belas kasihan”. Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Anda saat ini,
maka anda dapat memberikan tanda centang (√) pada kolom yang sudah tersedia.

Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan jawban lain, silahkan
memberikan tanda sama dengan (=) pada tanda centang (√) yang sudah Anda tulis, lalu
berikan tanda centang (√) pada jawaban baru yang lebih sesuai dengan kondisi Anda saat ini.

Contoh:

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya selalu membantu rekan kerja √ √
saya karena rasa belas kasihan

Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap
salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri Anda. Terdapat dua skala
yang akan dibagi menjadi dua bagian dalam skala ini.

Jika Anda sudah jelas dengan petunjuk pengisian, silahkan melanjutkan ke halaman
selanjutnya dan mulai mengisi pernyataan-pernyataan dengan jawaban yang sesuai dengan
diri Anda. Terimakasih dan selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Skala B

Beri tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda!

No Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya rasa pembagian jadwal kerja
saya dengan rekan kerja saya sudah
seimbang.
2 Saya pikir, gaji yang saya terima
sudah sesuai dengan beban kerja
saya.
3 Saya pikir beban kerja saya sama
dengan rekan kerja saya yang lain.
4 Secara keseluruhan, penghargaan
yang saya terima sudah sesuai
dengan tenaga yang sudah saya
keluarkan.
5 Saya merasa bahwa tanggung jawab
pekerjaan saya sudah sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki.
6 Keputusan pekerjaan yang dibuat
oleh atasan saya dilakukan secara
objektif.
7 Atasan saya memperhatikan segala
hal yang berkaitan dengan
karyawan sebelum membuat
keputusan.
8 Dalam mengambil keputusan,
atasan saya mengumpulkan segala
informasi yang lengkap dan akurat.
9 Atasan saya mengklarifikasi
keputusan yang telah diambil dan
menyediakan informasi tambahan
bila diminta oleh karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

No Pernyataan STS TS N S SS
10 Segala keputusan pekerjaan
diterapkan secara konsisten kepada
setiap karyawan.
11 Karyawan diperbolehkan untuk
menolak atau mempertimbangkan
keputusan pekerjaan yang dibuat
oleh atasan.
12 Atasan saya memperlakukan saya
dengan penuh perhatian dan
pertimbangan ketika membuat
keputusan tentang pekerjaan saya.
13 Atasan saya memperlakukan saya
dengan penuh hormat sesuai dengan
harkat dan martabat manusia saat
membuat keputusan mengenai
pekerjaan saya.
14 Saat membuat keputusan mengenai
pekerjaan, atasan saya peka
terhadap kebutuhan pribadi saya.
15 Atasan saya menggunakan cara
yang jujur dan terbuka ketika
membuat keputusan mengenai
pekerjaan saya.
16 Saat membuat keputusan mengenai
pekerjaan saya, atasan saya
memperhatikan hak-hak saya
sebagai karyawan.
17 Saat membuat keputusan mengenai
pekerjaan, atasan saya
mendiskusikan dampak dari
keputusan tersebut dengan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

No Pernyataan STS TS N S SS
18 Atasan saya memberikan alasan
yang cukup memadai untuk
keputusan yang dibuat perihal
pekerjaan saya.
19 Saat membuat suatu keputusan
mengenai pekerjaan saya, atasan
saya memberikan penjelasan yang
masuk akal bagi saya.
20 Atasan saya menjelaskan dengan
rinci setiap keputusan yang dibuat
mengenai pekerjaan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

LAMPIRAN 4.

SKALA PENGUKURAN PSIKOLOGI

Disusun oleh :

Stefanus Krisna Primantara

139114125

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lembar Penjelasan

Yogyakarta, Oktober 2017

Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i

Di tempat

Salam sejahtera bagi kita semua,

Dengan hormat saya, Stefanus Krisna Primantara adalah mahasiswa Fakultas


Psikologi Universitas Sanata Dharma. Saat ini saya sedang melakukan penelitian guna
memenuhi tugas akhir sebagai syarat kelulusan saya. Saya memohon kesediaan Anda untuk
berpartisipasi dan membantu saya dengan mengisi skala penelitian ini.

Sebelum mengisi skala penelitian ini, Anda akan diminta untuk mengisi beberapa
data diri yang terkait dengan kepentingan penelitian. Selanjutnya, Anda diharapkan mengisi
skala penelitian ini dengan jujur, spontan, serta sesuai dengan keadaan diri Anda saat
ini. Anda tidak perlu ragu-ragu dalam menjawab karena tidak ada jawaban yang benar
maupun salah. Selain itu, berdasarkan Kode Etik Psikologi pasal 12 tentang Kerahasiaan
Data dan Hasil Pemeriksaan, jawaban yang Anda berikan akan dirahasiakan sehingga orang
lain tidak akan mengetahui identitas serta jawaban Anda. Saya sangat menghargai apabila
Anda bersedia mengisi skala ini dengan sejujur-jujurnya dan apa adanya.

Apabila Anda bersedia untuk mengisi skala penelitian ini, silahkan memberikan tanda
tangan atau paraf Anda di lembar pernyataan pada halaman selanjutnya. Terimakasih atas
perhatian dan kesediaan Anda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Pernyataan Kesediaan

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk terlibat dalam penelitian ini
dengan mengisi skala penelitian ini tanpa paksaan dari pihak manapun. Seluruh jawaban yang
saya berikan, sesuai dengan apa yang saya alami, rasakan, dan pikirkan sehingga bukan
berdasarkan pandangan masyarakat secara umum.

Yogyakarta, Oktober 2017

(...........................................)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Petunjuk Pengisian

Dalam pengisian skala ini, anda diminta untuk memberikan jawaban dari pernyataan-
pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi Anda yang sebenarnya, serta sesuai
dengan penilaian, perasaan, ataupun pendapat Anda. Anda diharapkan untuk membaca dan
memahami masing-masing pernyataan dengan baik. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi diri Anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia, yaitu:

SSTS : Sangat Sangat Tidak Setuju


STS : Sangat Tidak Setuju
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
SSS : Sangat Sangat Setuju

Contoh:

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


1. Saya selalu membantu rekan kerja √
saya karena rasa belas kasihan

Pada contoh di atas, terdapat pernyataan “Saya selalu membantu rekan kerja saya
karena rasa belas kasihan”. Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Anda saat ini,
maka Anda dapat memberikan tanda centang (√) pada kolom yang sudah tersedia.

Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan jawban lain, silahkan
memberikan tanda sama dengan (=) pada tanda centang (√) yang sudah Anda tulis, lalu
berikan tanda centang (√) pada jawaban baru yang lebih sesuai dengan kondisi Anda saat ini.

Contoh:

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


1. Saya selalu membantu rekan kerja √ √
saya karena rasa belas kasihan

Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap
salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri Anda. Terdapat dua skala
yang akan dibagi menjadi dua bagian dalam skala pengukuran ini.

Jika Anda sudah jelas dengan petunjuk pengisian, silahkan melanjutkan ke halaman
selanjutnya dan mulai mengisi pernyataan-pernyataan dengan jawaban yang sesuai dengan
diri Anda. Terimakasih dan selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

Identitas:

Nama/Inisial :
Usia :
Jenis Kelamin : (Laki-laki / Perempuan) *coret yang tidak perlu
Toko :
Departemen :
Lama Bekerja :

Skala A

Beri tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda!

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


1 Saya membantu pekerja lain yang
mempunyai beban kerja yang berat.
2 Saya adalah orang yang banyak
mengeluh untuk mendapatkan
perhatian orang lain.
3 Saya percaya, jika saya melakukan
pekerjaaan dengan jujur maka saya
akan mendapatkan hasil yang baik.
4 Saya menghabiskan banyak waktu
untuk mengeluh tentang masalah-
masalah yang tidak penting.
5 Saya mencoba untuk tidak
menciptakan masalah bagi rekan
kerja saya.
6 Saya terus mengikuti perubahan
yang ada di dalam
organisasi/perusahaan.
7 Saya cenderung membesar-
besarkan masalah kecil.
8 Saya mempertimbangkan dampak
dari tindakan rekan kerja saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


9 Saya menghadiri pertemuan yang
tidak bersifat wajib, namun
dianggap penting bagi perusahaan.
10 Saya selalu siap mengulurkan
tangan untuk membantu rekan-
rekan kerja yang ada di sekitar
saya.
11 Saya terlibat dalam peran yang
tidak dibutuhkan, namun membantu
citra perusahaan.
12 Saya membaca dan mengikuti
pengumuman, memo dan lain-lain
yang diberikan oleh
organisasi/perusahaan.
13 Saya tidak menyalahgunakan hak
orang lain.
14 Dengan senang hati, saya
membantu rekan kerja yang
memiliki kesulitan dalam
pekerjaannya.
15 Saya mencoba untuk mencegah
adanya masalah dengan pekerja
lain.
16 Kehadiran saya di tempat kerja
berada di atas rata-rata.
17 Saya selalu menemukan kesalahan
pada apa yang sedang dilakukan
oleh organisasi/perusahaan.
18 Saya sadar bagaimana perilaku saya
dapat mempengaruhi pekerjaan
orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

No Pernyataan SSTS STS TS N S SS SSS


19 Saya mematuhi peraturan
perusahaan, bahkan saat tidak ada
yang memperhatikan.
20 Saya membantu mengorientasikan
pekerja baru meski tidak
diperlukan.
21 Saya adalah salah satu karyawan
yang paling teliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

Petunjuk Pengisian
(Skala B)

Dalam pengisian skala ini, anda diminta untuk memberikan jawaban dari pernyataan-
pernyataan berikut dengan jujur, sesuai dengan kondisi Anda yang sebenarnya, serta sesuai
dengan penilian, perasaan, ataupun pendapat Anda. Anda diharapkan untuk membaca dan
memahami masing-masing pernyataan dengan baik. Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi diri Anda saat ini, dengan cara
memberikan tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban yang tersedia, yaitu:

STS : Sangat Tidak Setuju


TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju

Contoh:

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya selalu membantu rekan kerja √
saya karena rasa belas kasihan

Pada contoh di atas, terdapat pernyataan “Saya selalu membantu rekan kerja saya
karena rasa belas kasihan”. Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan kondisi Anda saat ini,
maka anda dapat memberikan tanda centang (√) pada kolom yang sudah tersedia.

Apabila Anda ingin mengganti jawaban yang sudah Anda isi dengan jawban lain, silahkan
memberikan tanda sama dengan (=) pada tanda centang (√) yang sudah Anda tulis, lalu
berikan tanda centang (√) pada jawaban baru yang lebih sesuai dengan kondisi Anda saat ini.

Contoh:

No Pernyataan STS TS N S SS
1. Saya selalu membantu rekan kerja √ √
saya karena rasa belas kasihan

Setiap orang memiliki jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap
salah. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang sesuai dengan diri Anda. Terdapat dua skala
yang akan dibagi menjadi dua bagian dalam skala ini.

Jika Anda sudah jelas dengan petunjuk pengisian, silahkan melanjutkan ke halaman
selanjutnya dan mulai mengisi pernyataan-pernyataan dengan jawaban yang sesuai dengan
diri Anda. Terimakasih dan selamat mengerjakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Skala B

Beri tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai dengan diri Anda!

No Pernyataan STS TS N S SS
1 Saya rasa pembagian jadwal kerja
saya dengan rekan kerja saya sudah
seimbang.
2 Saya pikir, gaji yang saya terima
sudah sesuai dengan beban kerja
saya.
3 Saya pikir beban kerja saya sama
dengan rekan kerja saya yang lain.
4 Secara keseluruhan, penghargaan
yang saya terima sudah sesuai
dengan tenaga yang sudah saya
keluarkan.
5 Saya merasa bahwa tanggung jawab
pekerjaan saya sudah sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki.
6 Keputusan pekerjaan yang dibuat
oleh atasan saya dilakukan secara
objektif.
7 Atasan saya memperhatikan segala
hal yang berkaitan dengan
karyawan sebelum membuat
keputusan.
8 Dalam mengambil keputusan,
atasan saya mengumpulkan segala
informasi yang lengkap dan akurat.
9 Atasan saya mengklarifikasi
keputusan yang telah diambil dan
menyediakan informasi tambahan
bila diminta oleh karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

No Pernyataan STS TS N S SS
10 Segala keputusan pekerjaan
diterapkan secara konsisten kepada
setiap karyawan.
11 Atasan saya memperlakukan saya
dengan penuh perhatian dan
pertimbangan ketika membuat
keputusan tentang pekerjaan saya.
12 Atasan saya memperlakukan saya
dengan penuh hormat sesuai dengan
harkat dan martabat manusia saat
membuat keputusan mengenai
pekerjaan saya.
13 Saat membuat keputusan mengenai
pekerjaan, atasan saya peka
terhadap kebutuhan pribadi saya.
14 Atasan saya menggunakan cara
yang jujur dan terbuka ketika
membuat keputusan mengenai
pekerjaan saya.
15 Saat membuat keputusan mengenai
pekerjaan saya, atasan saya
memperhatikan hak-hak saya
sebagai karyawan.
16 Saat membuat keputusan mengenai
pekerjaan, atasan saya
mendiskusikan dampak dari
keputusan tersebut dengan saya.
17 Atasan saya memberikan alasan
yang cukup memadai untuk
keputusan yang dibuat perihal
pekerjaan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

No Pernyataan STS TS N S SS
18 Saat membuat suatu keputusan
mengenai pekerjaan saya, atasan
saya memberikan penjelasan yang
masuk akal bagi saya.
19 Atasan saya menjelaskan dengan
rinci setiap keputusan yang dibuat
mengenai pekerjaan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

LAMPIRAN 5.
Uji Daya Beda
A. Organizational Citizenship Behavior
1. Altruism
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OCB1 20,20 5,061 ,394 ,232 ,603
OCB10 19,76 4,739 ,426 ,362 ,589
OCB13 20,37 5,788 ,238 ,187 ,669
OCB15 19,71 4,812 ,550 ,469 ,533
OCB23 20,66 4,980 ,429 ,228 ,587

2. Courtesy
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OCB5 20,00 4,550 ,357 ,247 ,523
OCB8 20,63 4,988 ,267 ,146 ,581
OCB14 20,07 5,670 ,305 ,252 ,546
OCB17 20,10 4,840 ,548 ,510 ,421
OCB20 20,46 6,005 ,293 ,317 ,554
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

3. Civic Virtue
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OCB6 14,32 3,872 ,429 ,265 ,677
OCB9 14,93 3,220 ,497 ,333 ,644
OCB11 14,93 3,370 ,530 ,296 ,615
OCB12 14,37 4,138 ,556 ,346 ,627

4. Conscientiousness
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OCB3 17,66 3,530 ,188 ,133 ,167
OCB18 19,37 2,988 ,311 ,411 ,025
OCB21 20,32 5,522 -,399 ,234 ,694
OCB22 18,90 2,840 ,434 ,232 -,089a
OCB24 19,76 2,739 ,445 ,440 -,118a

5. Sportsmanship
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Squared Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Deleted Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OCB2 20,00 7,050 ,583 ,467 ,525
OCB4 19,90 6,090 ,414 ,479 ,603
OCB7 19,88 6,410 ,614 ,387 ,492
OCB16 20,93 7,870 ,210 ,139 ,692
OCB19 21,34 8,630 ,298 ,251 ,640
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

B. Organizational Justice
1. Distributive Justice
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OJ1 13,10 4,940 ,402 ,291 ,558
OJ2 13,95 4,748 ,401 ,448 ,559
OJ3 13,66 4,380 ,460 ,404 ,524
OJ4 13,56 5,702 ,292 ,428 ,609
OJ5 12,95 5,998 ,369 ,327 ,587

2. Procedural Justice
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OJ6 18,41 6,249 ,465 ,287 ,755
OJ7 18,37 5,038 ,796 ,821 ,666
OJ8 18,46 4,905 ,661 ,724 ,701
OJ9 18,39 5,494 ,717 ,657 ,695
OJ10 18,51 6,156 ,515 ,308 ,744
OJ11 18,59 6,899 ,117 ,032 ,847
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

3. Interactional Justice
Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Corrected Squared Cronbach's
Item Deleted Variance if Item-Total Multiple Alpha if
Item Deleted Correlation Correlation Item Deleted
OJ12 29,27 11,451 ,689 ,553 ,847
OJ13 29,10 11,740 ,573 ,453 ,856
OJ14 29,49 11,206 ,470 ,329 ,872
OJ15 29,17 11,095 ,708 ,572 ,844
OJ16 29,07 11,620 ,628 ,530 ,852
OJ17 29,32 11,522 ,541 ,420 ,860
OJ18 29,29 10,962 ,642 ,582 ,850
OJ19 29,27 11,451 ,689 ,592 ,847
OJ20 29,24 11,889 ,567 ,512 ,857
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

LAMPIRAN 6.
Reliabilitas
A. Organizational Citizenship Behavior
1. Conscientiousness
a. Sebelum item digugurkan
Reliability Statistics
Cronbach's Cronbach's N of
Alpha Alpha Based Items
on
Standardized
Items
,264 ,358 5

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
24,00 4,650 2,156 5

b. Setelah item digugurkan


Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,720 3

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
13,98 3,974 1,994 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

2. Sportsmanship
a. Sebelum item digugurkan
Reliability Statistics
Cronbach' Cronbach's N of
s Alpha Alpha Based Items
on
Standardized
Items
,649 ,669 5

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
25,51 10,356 3,218 5

b. Setelah item digugurkan


Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,692 4

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
20,93 7,870 2,805 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

3. Altruism
Reliability
Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,651 5

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
25,17 7,295 2,701 5

4. Civic Virtue
Reliability
Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,704 4

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
19,51 5,906 2,430 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

5. Courtesy
Reliability
Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,583 5

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
25,32 7,372 2,715 5

6. OCB Keseluruhan
a. Sebelum item digugurkan
Reliability
Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,861 24

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
119,51 107,706 10,378 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

b. Setelah item digugurkan


Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,876 21

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
104,90 97,240 9,861 21

B. Organizational Justice
1. Distributive Justice
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,624 5

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
16,80 7,361 2,713 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

2. Procedural Justice
a. Sebelum item digugurkan
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,775 6

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
22,15 7,978 2,825 6

b. Setelah item digugurkan


Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,847 5

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
18,59 6,899 2,627 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

3. Interactional Justice
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
,868 9

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of Items
Deviation
32,90 14,240 3,774 9

4. Organizational Justice Keseluruhan


a. Sebelum item digugurkan
Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,882 20

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
71,85 60,178 7,757 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

b. Setelah item digugurkan


Reliability Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
,887 19

Scale Statistics
Mean Variance Std. N of
Deviation Items
68,29 57,362 7,574 19

C. Alpha Stratified
1. Rumus
∑ 𝜎𝑖2 1−𝛼𝑖
𝛼 𝑎 =1−
𝜎x2
𝜎x2 = 𝑁𝑖 𝑎𝑖 𝑎 𝑖𝑎 𝑎𝑖
𝛼𝑖 = 𝐾 𝑖 𝑖 𝑎 ℎ𝑎 𝑖 𝑖 −𝑖
𝜎𝑖2 = 𝑁𝑖 𝑎𝑖 𝑎 𝑖𝑎 𝑖 𝑖 −𝑖

2. Organizational Citizenship Behavior


a. Sebelum item digugurkan
Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3 Dimensi 4 Dimensi 5
Alpha 0,264 0,649 0,651 0,704 0,583
Varians 4,650 10,356 7,295 5,906 7,372
(1 -
0,736 0,351 0,349 0,296 0,417
αdimensi)
σ (1 -
3,422 3,635 2,546 1,748 3,074
αdimensi)
Ʃ σ (1 -
αdimensi)
14,426 αstrat = 1 - {Ʃ σ (1 - αdimensi)
0,866
/ Varians Total Skala}
σtotal 107,706
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

b. Setelah item digugurkan


Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3 Dimensi 4 Dimensi 5
Alpha 0,720 0,692 0,651 0,704 0,583
Varians 3,974 7,870 7,295 5,906 7,372
(1 -
0,280 0,308 0,349 0,296 0,417
αdimensi)
σ (1 -
1,113 2,424 2,546 1,748 3,074
αdimensi)
Ʃ σ (1 -
αdimensi)
10,905 αstrat = 1 - {Ʃ σ (1 - αdimensi)
0,888
/ Varians Total Skala}
σtotal 97,240

3. Organizational Justice
a. Sebelum item digugurkan
Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3 Dimensi 4 Dimensi 5
Alpha 0,624 0,775 0,868 - -
Varians 7,361 7,978 14,240 - -
(1 -
0,376 0,225 0,132 1,000 1,000
αdimensi)
σ (1 -
2,768 1,795 1,880 0,000 0,000
αdimensi)
Ʃ σ (1 -
αdimensi)
6,442 αstrat = 1 - {Ʃ σ (1 - αdimensi)
0,893
/ Varians Total Skala}
σtotal 60,178

b. Setelah item digugurkan


Dimensi 1 Dimensi 2 Dimensi 3 Dimensi 4 Dimensi 5
Alpha 0,624 0,847 0,868
Varians 7,361 6,899 14,240
(1 -
0,376 0,153 0,132 1,000 1,000
αdimensi)
σ (1 -
2,768 1,056 1,880 0,000 0,000
αdimensi)
Ʃ σ (1 -
αdimensi)
5,703 αstrat = 1 - {Ʃ σ (1 - αdimensi)
0,901
/ Varians Total Skala}
σtotal 57,362
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

LAMPIRAN 7.

Data Deskriptif

A. Deskripsi Subjek Penelitian


1. Jenis Kelamin

JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Laki-laki 131 64,5 64,5 64,5
Valid Perempuan 72 35,5 35,5 100,0
Total 203 100,0 100,0

2. Usia

UMUR
Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
18 3 1,5 1,5 1,5
19 9 4,4 4,4 5,9
20 9 4,4 4,4 10,3
21 11 5,4 5,4 15,8
22 14 6,9 6,9 22,7
23 16 7,9 7,9 30,5
24 13 6,4 6,4 36,9
25 18 8,9 8,9 45,8
26 12 5,9 5,9 51,7
27 13 6,4 6,4 58,1
28 9 4,4 4,4 62,6
Valid
29 13 6,4 6,4 69,0
30 10 4,9 4,9 73,9
31 4 2,0 2,0 75,9
32 3 1,5 1,5 77,3
33 9 4,4 4,4 81,8
34 1 ,5 ,5 82,3
35 1 ,5 ,5 82,8
36 4 2,0 2,0 84,7
37 3 1,5 1,5 86,2
38 5 2,5 2,5 88,7
40 5 2,5 2,5 91,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

41 3 1,5 1,5 92,6


42 1 ,5 ,5 93,1
43 3 1,5 1,5 94,6
44 3 1,5 1,5 96,1
45 3 1,5 1,5 97,5
46 1 ,5 ,5 98,0
47 2 1,0 1,0 99,0
50 2 1,0 1,0 100,0
Total 203 100,0 100,0

B. Deskripsi Data Penelitian

1. Mean Empirik

Descriptive Statistics
N Minimu Maximu Mean Std.
m m Deviation
OCB 203 84 127 103,34 9,060
OJ 203 37 91 64,25 9,031
Valid N 203
(listwise)

2. One Sample T-test


a. Organizational Citizenship Behavior

One-Sample Statistics
N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
OCB 203 103,34 9,060 ,636

One-Sample Test
Test Value = 84
t df Sig. (2- Mean 95% Confidence Interval of
tailed) Difference the Difference
Lower Upper
OCB 30,423 202 ,000 19,345 18,09 20,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

b. Organizational Justice

One-Sample Statistics
N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
OJ 203 64,25 9,031 ,634

One-Sample Test
Test Value = 57
t df Sig. (2- Mean 95% Confidence Interval of
tailed) Difference the Difference
Lower Upper
OJ 11,432 202 ,000 7,246 6,00 8,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

LAMPIRAN 8.

Analisis Data Penelitian

A. Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
OCB ,053 203 ,200 ,992 203 ,314
OJ ,070 203 ,017 ,983 203 ,018
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

B. Uji Linearitas

ANOVA Table
Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
(Combined) 4477,857 38 117,838 1,597 ,024
Between Linearity 1008,757 1 1008,757 13,670 ,000
Groups Deviation from 3469,100 37 93,759 1,271 ,157
Linearity
Within Groups 12102,006 164 73,793
16579,862 202
Total

C. Uji Hipotesis

Correlations
OCB OJ
Correlation 1,000 ,268**
Coefficient
OCB
Sig. (1-tailed) . ,000
Spearm N 203 203
**
an's rho Correlation ,268 1,000
Coefficient
OJ
Sig. (1-tailed) ,000 .
N 203 203
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

Anda mungkin juga menyukai