PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Skripsi
Oleh:
Indriyani Tunjungsari
Nim : 099114134
FAKULTAS PSIKOLOGI
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Indriyani Tunjungsari
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penerimaan orangtua dan
tingkat interaksi sosial pada anak autis. Hipotesis yang diajukan yaitu terdapat korelasi yang
positif dan signifikan antara penerimaan orangtua dengan tingkat interaksi sosial anak autis.
Subyek yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 37 anak autis usia 6-11 tahun dan
melibatkan 74 orangtua anak-anak tersebut. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
skala penerimaan orangtua dan observasi interaksi sosial anak autis dengan pencatatan kejadian.
Koefisien reliabilitas dalam skala penerimaan orangtua menggunakan Alpha Cronbach dengan
hasil koefisien 0.970, sedangkan skala interaksi sosial diolah dengan menggunakan reliabilitas
antarobserver dengan persentase reliabilitas sebesar 90.09%. Data dianalisis dengan menggunakan
korelasi Product-Moment Pearson. Hasilnya menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki
koefisien korelasi sebesar 0.525 dengan signifikansi 0.000. Angka tersebut menunjukkan bahwa
kedua variabel memiliki korelasi yang positif dan signifikan.
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Indriyani Tunjungsari
ABSTRACT
This research is aim to find out the relation between parental acceptance and the level of
social interaction to children with autism. The hypothesis was proposed that there is a positive and
significant correlation between parental acceptance and the level of social interaction to autism
children. The amount of subjects in this research are 37 autism children with aged 6 to 11 years
old and involved their parents. Data collection in this research used Parental Acceptance Scale
and Social Interaction’s Event Recording Observation. Reliability Coefficient in parental
acceptance scale used Cronbach’s Alpha with coefficient result 0.970, whereas the social
interaction scale process used Interobserver Reliability with the reliability percentage 90.09%.
Data was analysis used Pearson Product-Moment correlation method. The result shows that both
of variables have a correlation coefficient’s value 0.525 with signification value 0.000.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
menyadari keterbatasan yang dimiliki, sehingga banyak bantuan yang berasal dari
berbagai pihak dalam proses menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
Akademik. Terima kasih atas bantuan Bapak dari awal perkuliahan saya
4. Ibu Agnes Indar Etikawati, M.Si., Psi. selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terima kasih telah membantu saya dalam proses menyelesaikan skripsi ini.
saya.
6. Bu Nanik, Mas Gandung, Mas Muji, Mas Doni, dan karyawan Fakultas yang
7. Orangtua dan saudara saya yang selalu mendukung dan membantu dalam
proses menyelesaikan skripsi ini, beserta semua keluarga yang tidak henti-
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Para orangtua, guru, dan pihak sekolah autis yang berkenan membantu peneliti
dalam proses pengambilan data, beserta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungan, doa, dan kerjasama
kalian.
Penulis percaya bahwa Tuhan akan selalu menyertai semua pihak yang
penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun.
Penulis
(Indriyani Tunjungsari)
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................... vi
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 10
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Autisme ............................................................................................. 16
1. Definisi Autisme.......................................................................... 16
E. Hipotesis ........................................................................................... 39
1. Penerimaan Orangtua................................................................... 41
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1. Penerimaan Orangtua................................................................... 45
2. Uji Hipotesis................................................................................ 61
E. Pembahasan ...................................................................................... 62
A. Kesimpulan ....................................................................................... 66
B. Saran ................................................................................................. 66
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN ................................................................................................ 75
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.2. Blue Print Alat Pencatatan Data Interaksi Sosial .................... 51
Tabel 4.1. Data Siswa SLB Autis dan Hiperaktif CMM Yogyakarta dan
Tabel 4.2. Data Mean Teoritik dan Empirik Penerimaan Orangtua ......... 58
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
normal. Namun karena beberapa faktor, anak dapat terlahir atau berkembang
dengan hambatan atau gangguan tertentu yang salah satunya adalah Autisme.
Istilah autisme dipakai pertama kali oleh Leo Kanner pada tahun 1943.
terkenal dengan sebutan “Wing’s Triad of Autism” atau Trias Autisme antara
lain interaksi sosial, bahasa dan komunikasi, pikiran dan imajinasi (Wing dkk
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
Gambar 1
Grafik Peningkatan Kasus Autisme di Amerika
3:1000 anak autis
Tahun peningkatan
hingga 8 kali lipat dimana pada awal tahun 2006 dinyatakan bahwa ada 15
kasus/ 1000 orang/ tahun (Growup Clinic, 2012) dari yang sebelumnya hanya
ada 2 kasus/ 1000 orang/ tahun. Studi terbaru menyebutkan bahwa kembali
terjadi peningkatan kasus menjadi 1/ 110 orang/ tahun di Amerika pada 2010
untuk di Indonesia tercatat 475.000 orang dengan ciri-ciri autistik pada tahun
Penyebab dari autis sendiri belum dapat diketahui secara pasti. Para ahli
pada anak, mulai dari genetik, gangguan metabolisme, gangguan pada syaraf
pusat, infeksi virus pada ibu yang mengandung, gangguan pencernaan, hingga
tentu saja sumber ini perlu dibuktikan oleh beberapa studi dan penelitian
Salah satu gejala autisme yang akan disoroti dalam penelitian ini adalah
2004., Yuwono, 2009). Pandangan ini beralasan karena aspek interaksi sosial
dengan orang lain (Hurlock, 1989). Hal ini juga akan meningkatkan tugas-
antara anak dan dunia di sekelilingnya karena terkait dengan cara anak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
membangun hubungan dengan orang lain. Pada anak normal, interaksi sosial
Widyorini & Roswita, tanpa tahun., Supartini, 2009., Alimin, Homdijah &
lazim pada orangtua maupun orang lain misalnya kontak mata dan tersenyum.
Pada anak autis, interaksi sosial merupakan kesulitan nyata yang dihadapi
pada tahap awal perkembangan. Jika anak kurang mampu berinteraksi, hal ini
melalui pengalamanan sosial dengan orang lain. Anak autis yang bersekolah
tentunya akan mempunyai interaksi yang sulit dengan guru maupun teman-
karena mereka kurang mampu terlibat dalam kegiatan sosial dengan teman
nonverbal misalnya kontak mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gestur
spontanitas untuk berbagi kesenangan, minat, atau prestasi dengan orang lain
yang menarik), dan terakhir kurangnya hubungan timbal balik sosial atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
emosi (APA, 1994). Anak autis tidak mampu membaca sinyal sosial seperti
tersenyum atau bahasa nonverbal orang lain, sehingga mereka tidak belajar
untuk meniru dan kurang mampu merespon perilaku yang kita harapkan.
berkembang dengan baik antara lain diet terkait dengan zat-zat yang tidak
komunikasi, interaksi sosial dan emosi, dan peran serta orangtua antara lain
terdekat untuk membantu anak autis berinteraksi sosial. Oleh karena itu,
mereka.
anak mereka. Pusat Terapi Anak Ceria Jakarta (dalam Yuwono, 2009)
cenderung menanggapi anak autis mereka dengan cara-cara yang kurang tepat
anak terutama yang berkebutuhan khusus. Hal ini tentu tidak baik mengingat
anak autis butuh “perhatian ekstra” dari orangtua mereka. Jika orangtua
terkesan tidak peduli dengan kondisi yang dialami anak mereka, maka ini
yang penuh pada anak serta pola asuh yang tepat mampu membuat anak autis
pada anak autis agar mampu berkembang dengan positif. Orang tua sebagai
menyejahterakan anak autis. Oleh karena itu orang tua menjadi sosok kunci
optimal dalam hal ini adalah pada aspek interaksi sosial. Bentuk penerimaan
kebiasaan anak, menyadari apa yang anak bisa lakukan dan tidak bisa
2000). Penerimaan orangtua mulai terjadi saat masa awal kehamilan anak.
autis kemudian merencanakan seperti apa akan menangani anak autis mereka
kehadiran anak autis mereka. Menjadi hal yang lazim jika orangtua menjadi
kaget, kecewa, merasa bersalah, marah, menolak, dan malu ketika mendapati
membatasi ruang lingkup sosialnya sebagai bentuk penolakan akan rasa malu
anak mereka ditandai dengan adanya sikap dingin dan tidak menunjukkan
kasih sayang, bermusuhan dan agresif, acuh tak acuh dan mengabaikan, serta
berkembang secara optimal. Tentu hal ini membawa dampak yang negatif
bagi orangtua sendiri maupun bagi anak penyandang autis. Dampaknya, anak
anak autis. Kepercayaan diri yang rendah dalam diri anak terbentuk sebagai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
hasil dari pengalaman mereka dengan orangtua dan orang dewasa lainnya
hanya dengan ekspresi tertentu. Ketika kasih sayang dan cinta tampak
bersyarat, anak memunculkan dorongan dan perasaan negatif, dan konsep diri
Karen, Verno & Vernoy, 2000). Orangtua yang menolak anak tidak mampu
menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri dan memandang diri mereka
tidak berharga sehingga anak memilih untuk menutup diri dari lingkungannya
terdapat setting yang mana anak menyadari bahwa mereka akan diterima
pola gambaran diri yang konsisten dan tumbuh menjadi pribadi yang positif
1997., Rohner, 1998., Hurley, 1965., Bowlby, 1969., Rothbaum, 1988., Hart,
Dewolf, Wozniak & Burts, 1992., Booth dkk, 1994). Anak yang diterima
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
emosi, dan gembira (Hurlock, 1989., Gulay, 2011). Anak yang diterima akan
emosional yang sehat, dan memiliki kepercayaan diri yang positif (Kapur &
Gill, 1986., Rohner, 2000., Rohner, Varan & Koberstein, 2010., Khaleque &
Rohner, 2011a., Khaleque, Rohner & Rahman, 2011b., Ansari & Qureshi,
2013).
autis? Penelitian ini akan menjadi berbeda karena diteliti pada anak autis,
dimana anak autis itu sendiri memiliki salah satu hambatan pada aspek
interaksi sosial. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan pada anak autis
sejak lahir. Ini berarti anak autis tidak menunjukkan adanya ketertarikan
untuk menjalin relasi dengan orang lain seperti kurangnya minat sosial,
hubungan timbal balik serta spontanitas dalam bermain. Dengan kata lain,
anak autis menjauhkan diri secara sosial dengan cara menyendiri dan tidak
peduli dalam sebagian besar situasi. Belum ada penelitian yang secara
spesifik meneliti penerimaan orangtua yang dikaitkan dengan salah satu aspek
dari trias autisme. Oleh karena itu, peneliti ingin melihat bagaimana hal
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
hubungan antara penerimaan orangtua dan tingkat interaksi sosial anak autis.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
kesehariannya.
2. Manfaat Praktis
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penerimaan Orangtua
menjawab atau mengakui apa yang anak katakan tanpa mencoba untuk
penyelesaian masalah, atau menggurui apa yang anak katakan. Selain itu,
orangtua yang menerima berarti tidak merespon anak dengan mencela dan
11
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Gambar 2
anak.
mendidik, menjaga perkataan atau tidak berkata buruk, sabar atau tidak
menurut Porter (dalam Hurlock dalam Astuti, 2007) ciri-ciri orangtua yang
pikiran yang tenang terhadap konflik yang dialami anak. Hurlock (1989)
anak.
hal-hal yang baik pada anak, atau gestur tertentu berdasarkan kultur
tertentu.
orangtua kepada anak mencakup empat aspek, yaitu adanya sikap dingin
atau tidak adanya kasih sayang baik secara fisik maupun verbal,
diantaranya:
bermusuhan atau agresi secara fisik dan atau verbal. Secara fisik,
mengatakan hal yang tidak baik dan tanpa dipikirkan dahulu kepada
anak.
kebutuhan anak.
yang lebih baik, makin besar pula kemungkinan orang tua untuk
mencari penyembuhan.
B. Autisme
1. Definisi Autisme
pengertian yang harfiah dapat berarti terpusat pada diri sendiri (Monks
anak yang tidak tertarik pada dunia di sekitarnya. Kanner (dalam Yuwono,
2009) adalah orang yang pertama kali menggunakan istilah autis untuk
menonjol yang disebut Sindrom Kanner. Ciri-ciri dari Sindrom Kanner itu
melamun, kehilangan pikiran dan tidak gampang bagi orang lain untuk
pervasif yang ditandai dengan tiga ciri utama, yaitu pengasingan yang
kesamaan dan mutism atau cara berbicara yang tidak komunikatif termasuk
Gejala yang muncul pada tiap anak berbeda, sehingga manifestasi pada
bermain yang stereotipik dan berulang, memiliki rute ingatan yang kuat
komunikasi mereka menjadi terbatas dan kurang “terasah”. Selain itu, anak
autis memiliki perilaku yang dianggap kurang normal pada anak seusia
2. Penyebab Autisme
kehamilan, keracunan logam berat, hingga struktur otak yang tidak normal
(Yuwono, 2009).
a. Faktor Psikogenik
faktor-faktor psikologis.
asap knalpot mobil, hingga zat yang terkandung dalam tambalan gigi
ibu saat kehamilan. Zat pada tambalan gigi ibu menguap di dalam
mulut yang kemudian uapannya dihirup oleh ibu secara tidak sadar.
a. Perspektif Psikodinamika
b. Perspektif Biologis
1) Pendekatan Biologis
kognisi.
2) Pendekatan Kromosom
fragile X.
3) Pendekatan Biokimia
5) Pendekatan Neurologikal
lengkap.
c. Perspektif Kognitif
dalam satu waktu, dan hal ini juga terkait dengan masalah
perseptual.
Enam atau lebih gejala dari (1), (2), dan (3) dengan paling sedikit dua dari
interaksi sosial.
menarik).
gangguan berikut:
perkembangannnya.
berikut:
untuk fokus.
aspek ini, dengan onset sebelum tiga tahun: (1) Interaksi sosial, (2)
pada anak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
& Pratitis, 2004), interaksi sosial adalah hubungan antara dua individu atau
stimulus orang lain dan dapat terjadi bila memenuhi dua aspek yaitu
mengalami kesulitan yang besar dalam berelasi dengan orang lain, bahkan
dkk dalam Mash & Wolfe, 2007). Pada anak autis hambatan dalam
dan gestur. Selain itu, anak autis gagal mengembangkan relasi dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
dengan orang lain serta kurangnya hubungan timbal balik sosial dan
emosi.
misalnya meniru orang lain, fokus pada stimulasi sosial, berbagi perhatian
dengan orang lain, memahami emosi orang lain, dan terlibat dalam
orang lain sebagai obyek, misalnya memegang tangan orang lain untuk
berlebih pada satu bagian dari wajah seperti mulut daripada keseluruhan
situasi tersebut. Hal ini lah yang kemudian menjadikan mereka tampak
ekspresi wajah, atau suara. Anak autis pra sekolah tidak memahami isyarat
gestur ekspresif, aneh, kaku, atau ekspresi wajah yang mekanis (Mash &
Wolfe, 2007).
Tabel 2.1.
Tabel Perbedaan Perkembangan Interaksi Sosial Anak Normal dan Anak Autis
Usia Anak Normal Anak Autis
Ada kontak mata dan ekspresi wajah Tidak ada kontak mata dan ekspresi
1 bulan bila bertemu dengan ibunya wajah bila bertemu ibunya
dibandingkan dengan anak normal seusia mereka. Pada usia 6 tahun, anak
merespon stimulus dari orang lain (Gonzales & Kamps dalam Sugiarto,
bagi anak autis dan selama proses bermain. Melalui teman sebaya ini
interaksi sosial yang dilakukan oleh teman sebaya (Shafer, Egel &
son rise dimana metode ini lebih menekankan pada bantuan kepada
anak untuk belajar tentang apa yang ingin anak pelajari sehingga
mengajari anak hal-hal yang simpel dan mudah (White, Keonig &
a. Diet
tubuh anak autis diubah menjadi zat lain yang bersifat meracuni.
mendengar anak.
b. Perbaikan Neurotransmitter
makanan, tetapi tidak serta merta dapat berfungsi dengan baik dalam
yang baik untuk mendukung hal tersebut adalah terapi yang bersifat
dan jaringannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
c. Dukungan Orangtua
penting karena tak sedikit orangtua yang bersikap acuh tak acuh
optimal dan hal ini akan menciptakan dorongan bagi anak autis
d. Psikoterapi
penglihatan.
9) Perbaikan penginderaan
menerima dari orangtua kepada anak adalah dasar dari semua interaksi
kooperatif, ramah, loyal, stabil secara emosi, dan gembira (Hurlock, 1989).
terhadap perkembangan interaksi sosial anak untuk dapat mengenal orang lain
kemudian mencari tahu bagaimana keadaan dan cara menangani anak mereka
melalui informasi yang bisa didapat oleh para ahli yaitu dokter, psikolog, atau
kelebihan dan kelemahan) dan mencari tahu bagaimana cara yang tepat
dengan dokter, psikolog, terapis, dan ahli yang menangani anak dalam
4. Orangtua memahami ada penyebab perilaku buruk dan baik anak. Tidak
dihargai.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
keterikatan antara orangtua dan anak yang baik dengan memahami keadaan
berikut:
Gambar 3
Skema Hubungan Penerimaan Orangtua dengan Tingkat Interaksi Sosial Anak Autis
Autisme Penerimaan
Gangguan Komunikasi Orangtua
Gangguan Interaksi Sosial
Gangguan Perilaku (Stereotip & Repetitif)
tepat. Pemahaman orangtua terhadap perilaku anak autis akan membuat anak
kasar dan halus pada anak autis. Hal ini dapat membantu anak untuk lebih
mandiri dan percaya diri karena mereka dilatih untuk melakukan segala
orangtua tersebut (White, Keonig & Scahill, 2006., Astuti, 2007., Novia &
orangtua dapat menentukan terapi apa yang paling sesuai untuk anak mereka.
berkembang dengan baik. Selain itu, informasi yang didapat bisa pula berupa
mengenai asupan yang sesuai dengan kondisi anak. Diet pada anak autis akan
meredam agresifitas terkait dengan sensitivitas anak autis pada zat tertentu
(Yuwono, 2009).
Secara umum, anak yang dipahami dan ditangani dengan baik oleh
anak yang diterima memiliki IQ yang lebih tinggi dibandingkan anak yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
ditolak. Penjelasan untuk hal ini adalah karena orangtua yang menerima akan
obyek dan gagasan di lingkungan. Selain itu, anak yang diterima juga akan
(Hurley, 1965). Secara afektif dan perilaku, anak yang diterima stabil secara
menyesuaikan diri, dan memiliki kepercayaan diri yang positif (Kapur & Gill,
1986., Hurlock, 1989., Rohner, 2000., Rohner, Varan & Koberstein, 2010.,
Khaleque & Rohner, 2011a., Khaleque, Rohner & Rahman, 2011b., Ansari &
Qureshi, 2013).
Dari uraian di atas, perilaku orangtua dalam hal ini adalah penerimaan,
membuat anak dan orangtua memiliki interaksi yang baik. Interaksi antara
orangtua dan anak ini kemudian menjadi bekal bagi anak untuk memiliki
hubungan baik dengan orang lain di luar rumah. Hubungan baik tersebut bisa
di lingkungan yang lebih luas lagi. Interaksi sosial merupakan salah satu
kemampuan wajib yang harus dimiliki anak autis agar mereka mampu
E. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
hasilnya (Hadi dalam Lubis, 2009). Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini disesuaikan dengan tujuan penelitian yaitu untuk melihat hubungan
A. Jenis Penelitian
mendeteksi sejauh mana variabel suatu faktor berkaitan dengan variabel pada
Variabel adalah suatu sebutan yang dapat diberi nilai angka (kuantitatif)
dari dua atau lebih atribut dari obyek yang diteliti (Noor, 2011). Variabel
yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah hubungan antara penerimaan
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
41
orangtua dan tingkat interaksi sosial anak autis dengan rincian sebagai
berikut:
1. Penerimaan orangtua
2. Interaksi Sosial
a) Kontak mata
sering kita melihat pada orang lain dan dengan siapa kita
berkomunikasi.
c) Ekspresi wajah
mereka.
D. Subyek Penelitian
suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian dari obyek penelitian. Luasnya
lagi menjadi sampel penelitian. Menurut Noor (2011) sampel adalah sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi. Sampel harus merupakan bagian yang
melihat interaksi sosial anak dengan lingkungan di luar rumah pada saat
anak beristirahat, karena pada saat itu anak berinteraksi dengan teman-
teman dan atau guru mereka. Hal ini sesuai dengan pendapat Payton,
2. Anak Autis usia 6-11 tahun. Pertimbangan usia pada anak autis
dengan teman sebaya pada saat bermain di waktu siang sebanyak 40%
pada usia 7-11 tahun, sisanya sebanyak 10% pada usia 2 tahun, dan
20% pada usia 4 tahun (Barker dkk dalam Santrock, 2002). Selain itu,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
1. Penerimaan Orangtua
a. Rancangan
1) Metode
2) Skoring
responden ragu.
3) Blue Print
Tabel 3.1.
Blue Print Skala Penerimaan Orangtua
Kategori Jumlah
Aspek Komponen Penerimaan Orangtua
SL SR JR TP %
Menunjukkan kasih sayang
Mencium anak
Memeluk anak
Membelai anak
Membuat anak merasa senang
Merawat
Menyiapkan segala kebutuhan anak sehari-hari
Merasa senang dalam merawat anak
Membuatkan makanan kesukaan anak
Memastikan diet yang sesuai untuk autisme
Penerimaan Memberikan perhatian lebih ketika anak sakit 17
Fisik Melakukan aktivitas bersama 33.33%
Bermain bersama anak
Mengajak anak jalan-jalan
Melibatkan anak dalam pekerjaan rumah sehari-hari
Melakukan permainan bersama anak
Suka berada di dekat anak
Meluangkan waktu bersama anak
Mengawasi anak bermain
Merasa senang berada di dekat anak
Menemani anak bermain
b. Uji Coba
1) Validitas
dosen pembimbing.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
2) Reliabilitas
3) Daya beda
2. Interaksi Sosial
a. Rancangan
1) Metode
Tabel 3.2.
Blue Print Alat Pencatatan Data Interaksi Sosial
Event #1
Setting Tgl Observer ___________
Nama anak _______________ Kelas_____________ Jenis Kelamin _______
Waktu Mulai _______ Waktu Akhir _______ Total Waktu _________
*Perilaku Interaksi Sosial
No Perilaku Jumlah Perilaku
1 Kontak mata
2 Gestur/ gerak isyarat
3 Ekspresi wajah
4 Menghampiri untuk menyapa teman
5 Menunjuk pada obyek yang menarik
6 Merespon saat orang lain tersenyum
anak autis.
A tot = Jumlah kesepakatan antarobserver pada perilaku yang muncul dan tidak
muncul
muncul
Tabel 3.3.
Hasil Reliabilitas Indikator Interaksi Sosial
Interobserver N of N of N of total N of total N of total
Reliability indicators subjects behavior agreement disagreement
90.09% 6 37 222 200 22
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
1. Tahap Persiapan
a. Persiapan Alat
b. Persiapan Subyek
diteliti. Dalam penelitian ini, subyek yang digunakan adalah anak autis
2. Tahap Pelaksanaan
1) Preliminary
yaitu (SL) Selalu, (SR) Sering, (JR) Jarang, dan (TP) Tidak Pernah.
2) Uji coba
dianalisis, tidak ada item yang gugur dalam penelitian ini karena
1) Pra observasi
2) Pencatatan Observasi
2014 pada dua sekolah dibantu oleh guru sebagai observer yang
ditunjuk sekolah.
tailed).
(rix). Dari total 51 aitem, tidak ada aitem yang gugur dengan
observasi sesungguhnya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
A. Pelaksanaan Penelitian
November – 4 Januari 2014 pada dua sekolah. Sekolah tersebut adalah SLB
Autis dan Hiperaktif Citra Mulia Mandiri dan SLBN Balikpapan. Atas izin
dengan meminta kesediaan sekolah untuk menunjuk salah satu guru yang
terhadap anak-anak autis di sekolah tersebut saat jam istirahat. Jadi total
penelitian ini sengaja dirahasiakan. Berikut adalah data identitas para subyek:
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
Tabel 4.1.
Data Siswa SLB Autis dan Hiperaktif CMM Yogyakarta dan SLBN Balikpapan
Jenis Kelamin
Umur Jumlah
L P
6 3 0 3
7 1 0 1
8 3 2 5
9 1 2 3
10 2 2 4
11 17 4 21
27 10 37
Tabel 4.2
Data Mean Teoritik dan Empirik Penerimaan Orangtua
V N Min Max T Mean Mean SD Sig. Std.
Teoritik Empirik Error
Mean
Dari hasil penghitungan data diketahui bahwa mean empirik lebih besar
daripada mean teoritik. Hal ini berarti penerimaan orangtua terhadap anak
Tabel 4.4.
Rerata dari Aspek Penerimaan Orangtua
Aspek Mean
Penerimaan Fisik 2.90
Penerimaan Verbal 2.85
Penerimaan Psikologis 2.99
skor pada masing-masing indikator. Mean teoritik hanya bisa didapat jika
variabel memiliki skor pada tiap item atau indikatornya. Berikut rerata
Tabel 4.5.
Rerata dari Aspek Interaksi Sosial
Aspek Mean
Perilaku Nonverbal 4.98
Relasi dengan Teman Sebaya 3.81
Spontanitas 0
Hubungan Timbal Balik atau Emosi 3.99
D. Hasil Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
dikatakan normal apabila probabilitas (p) > 0.05. Hasil dari uji
dinyatakan normal.
Tabel 4.6.
Uji Normalitas
Penerimaan Interaksi
N 37 37
Normal Mean 148.96 12.64
Parametersa Std. Deviation 24.017 2.864
Most Extreme Absolute .145 .098
Differences Positive .145 .098
Negative -.090 -.091
Kolmogorov-Smirnov Z .881 .596
Asymp. Sig. (2-tailed) .419 .870
a. Test distribution is Normal.
b. Uji Linearitas
untuk variabel uji lebih dari satu. Data dari skala penerimaan orangtua
dan skala interaksi sosial dapat dikatakan linear apabila nilai Sig. lebih
interaksi sosial dinyatakan linear karena nilai probabilitas (p) atau Sig.
Tabel 4.7.
Uji Linearitas
Sum of Mean
df F Sig.
Squares Square
Between Groups
Penerimaan Linearity 105.088 1 105.088 14.371 .041
* Interaksi Deviation from
160.986 31 5.193 .710 .746
Linearity
Within Groups 29.250 4 7.312
Total 295.324 36
2. Uji Hipotesis
for Windows.
coefficient (r) 0.525 atau lebih besar dari 0.05 dan nilai Sig. (1-tailed)
0.000 atau lebih kecil dari 0.01. Berdasarkan nilai Sig. (1-tailed), maka
Tabel 4.8.
Uji Hipotesis
Penerimaan Interaksi
Penerimaan Pearson Correlation 1 .525**
Sig. (1-tailed) .000
N 37 37
**
Interaksi Pearson Correlation .525 1
Sig. (1-tailed) .000
N 37 37
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
E. Pembahasan
orangtua dan tingkat interaksi sosial anak autis. Dengan kata lain, hipotesis
pada penelitian ini diterima. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
penerimaan orangtua maka semakin tinggi pula interaksi sosial anak autis.
orangtua kepada anak memberikan efek terapeutik bagi anak dalam proses
perkembangan sosial dan emosi pada anak autis dan schizophrenia. White,
menyenangkan bagi anak diselingi juga dengan mengajari anak hal-hal yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
simpel dan mudah. Senada dengan itu, Baker (2010) mengatakan bahwa
psikologis. Hal ini berarti, perilaku yang ditunjukkan orangtua sebagai bentuk
lain. Selain itu, penerimaan orangtua juga membuat anak autis tidak merasa
ketika anak autis merasa cemas, mereka gagal menunjukkan respon yang
Perilaku hangat dari orangtua sebagai penerimaan kepada anak membuat anak
Wozniak & Burts, 1992., Booth dkk, 1994). Senada dengan itu, Gulay (2011)
bersosialisasi dengan baik, kooperatif, ramah, loyal, stabil secara emosi, dan
dan memiliki kepercayaan diri yang positif (Kapur & Gill, 1986., Rohner,
2000., Rohner, Varan & Koberstein, 2010., Khaleque & Rohner, 2011a.,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Khaleque, Rohner & Rahman, 2011b., Ansari & Qureshi, 2013). Oleh karena
itu, perilaku orangtua yang hangat, ekspresi kasih sayang, serta berbagai
orang lain.
sebanyak 27.56% untuk meningkatkan interaksi sosial anak autis. Hal ini
tingkat interaksi sosial anak autis antara lain keterlibatan teman sebaya,
2009., Shafer, Egel & Neef, 1984., Krantz & McClannahan, 1998., Rollins,
2005., Wang & Spillane, 2009., Yuwono, 2009., Suparno, Supartini &
Aspek yang paling tinggi dari penerimaan orangtua terhadap anak autis
keadaan dan penanganan anak. Kedua, aspek penerimaan fisik sebesar 2.90.
senantiasa berada di samping anak. Urutan terakhir dan terendah pada aspek
lain saat menjawab kuesioner. Selain itu, jawaban dari satu pernyataan
BAB V
A. Kesimpulan
Korelasi tersebut cukup kuat dan signifikan (Sig. 1 tailed = 0.000) yang
B. Saran
autis. Selain itu, bagi guru, menerima anak autis bisa juga
66
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
anak autis.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Baker, Jed. (2010). Social Skills Training for Children on the Autism
Spectrum: Current Research and Integration. Autism Advocate:
Social Skills Training, 1, 8-13.
68
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Payton, J., Wardlaw, D., Graczyk, P., Bloodworth, M., Tompsett, C. &
Weissberg, R. (2000). Social And Emotional Learning: A
Framework for Promoting Mental Health and Reducing Risk
Behaviors in Children and Youth. Journal of School Health, 70,
179-185.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Shafer, M.S., Egel, A.L., & Neef, N.A. (1984). Training Mildly
Handicapped Peers To Facilitate Changes In The Social
Interaction Skills Of Autistic Children. Journal of Applied
Behavior Analysis. Virginia Commonwealth University and The
University of Maryland, College Park, 17, 461-476 .
LAMPIRAN
75
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1
Skala Penelitian Penerimaan
Orangtua
76
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
SKALA PENELITIAN
Disusun oleh:
Indriyani Tunjungsari
099114134
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
Nama :
Jenis kelamin :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
Orangtua dari : Kelas :
Jumlah Anak :
Tertanda,
tandatangan partisipan
( nama )
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
SKALA A
PETUNJUK PENGISIAN
Skala ini berisi sejumlah pernyataan dan pada setiap pernyataan
terdapat empat pilihan jawaban diantaranya adalah (SL) Selalu, (SR)
Sering, (JR) Jarang, dan (TP) Tidak Pernah. Berikan tanda silang (X)
pada kotak pilihan yang dianggap paling sesuai dengan keadaan
yang sesungguhnya pada diri Bapak/ Ibu.
Contoh:
No Pernyataan TP JR SR SL
Membangun komunikasi terbuka dengan
1
anak
Tidak ada jawaban benar atau salah dalam tiap pernyataan, jadi
mohon agar pernyataan dijawab sesuai dengan apa yang Bapak/ Ibu
alami atau rasakan. Kerahasiaan identitas dan jawaban Bapak/ Ibu
dijamin oleh peneliti.
Jika sudah selesai, mohon agar Bapak/ Ibu meneliti kembali dan
memastikan tidak ada pernyataan yang terlewati untuk dijawab.
Selamat mengerjakan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
No. Pernyataan TP JR SR SL
No. Pernyataan TP JR SR SL
33. Mengawasi anak bermain
34. Peduli dengan siapa anak berteman
sayang
51. Mencari tahu kekurangan anak
Hormat saya,
Indriyani Tunjungsari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2
Seleksi Item Skala Penerimaan
Orangtua
84
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
Item-Total Statistics
LAMPIRAN 3
Uji Reliabilitas Skala Penerimaan
Orangtua
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
88
Reliability Statistics
Cronbach's
Cronbach's Alpha Based on
N of Items
Alpha Standardized
Items
.970 .972 51
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 4
Uji Reliabilitas Observasi Interaksi
Sosial
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
Cara menghitung:
LAMPIRAN 5
Scatterplot
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
92
Scatterplot
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 6
Q-Q Plot Penerimaan Orangtua
dan Interaksi Sosial
93
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
94
LAMPIRAN 6
Surat Izin Penelitian
95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI