Anda di halaman 1dari 128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENYESUAIAN PSIKOSOSIAL PEKERJA SEKS KOMERSIAL


USIA SETENGAH BAYA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling

Disusun oleh:
Mario Tindangen
151114066

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Hidup itu simple, ambil keputusan dan jangan pernah menyesalinya”

“Kita tidak bisa mengubah arah angin, tapi kita bisa meyesuaikan layar”

“Masalah sesungguhnya dalam hidup adalah keinginan untuk mencari alasan”

“Aku melakukan kejahatan, karna aku suka melakukannya”

(Joker)

“Fides, Scientia, et Fraternitas”

“Fortiter In Re Suaviter In Modo”

“I YAYAT U SANTI”

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ilmiahku ini ku persembahkan kepada :

Allah Tritunggal Maha Kudus,

Yang selalu memberikan nafas kehidupan serta berkat melimpah sepanjang

hidupku.

Bunda Maria,

Santa pelindung yang selalu menaungiku di setiap langkah yang ku ambil

Orang Tua,

Yang selalu menempa diriku hingga bisa menjadi seperti saat ini.

Babe Gendon Barus,

Yang sudah menyediakan waktu, memberikan bimbingan, dan memberikan

semangat kepadaku selama proses berproses hingga mampu menyelesaikan studi.

Orang-orang Terkasih

Program Studi BK Universitas Sanata Dharma

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENYESUAIAN PSIKOSOSIAL PEKERJA SEKS KOMERSIAL

USIA SETENGAH BAYA

Mario Tindangen

Universitas Sanata Dharama

2019

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui perubahan psikososial apa


saja yang terjadi di dalam diri PSK setengah baya, 2) mengungkap bagaimana
cara seorang PSK setengah baya menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
psikososial yang terjadi pada dirinya, 3) mengetahui dampak psikologis yang
muncul akibat perubahan psikososial yang terjadi pada PSK usia setengah baya 4)
Mengungkap keberhasilan atau kegagalan seorang PSK usia setengah baya, dalam
melewati tahapan perkembangan psikososial usia dewasa.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus.
Penelitian ini bertempat di salah satu lokalisasi PSK di kota Yogyakarta, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Sumber data penelitian ini adalah PSK usia setengah baya.
Teknk pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara.
Teknik analisis data kualitatif yang digunakan adalah merangkum atau mereduksi
data, penyajian data, dan kesimpulan atau verivikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan psikososial PSK usia
setengah baya terjadi pada fisik dan fisiologis, minat, hal-hal mengenai jabatan-
pekerjaan, pola-pola dalam keluarga, dan menyongsong usia tua. PSK usia
setengah baya menggunakan cara-cara tertentu untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan psikososial yang terjadi. PSK usia setengah baya juga
mengalami dampak psikologis yakni menjadi tidak percaya diri. Pada akhirnya,
PSK setengah baya cukup berhasil menyesuaikan diri dengan perubahan
psikososial yang terjadi dan berhasil menjalani tahap perkembangan psikososial
usia dewasa.

Kata kunci : Penyesuaian psikososial, Setengah baya, Pekerja seks komersial

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

The Psychosocial Adjustment of Middle-aged Prostitute

Mario Tindangen

Sanata Dharma University

2019

This research aims to 1) know any psychosocial changes that happened in


middle-aged prostitute 2) reveal how a middle aged prostitute adjust themself
with psychosocial changes that happened to them 3) know the psychological
impact that appears because of the psychosocial changes that happened to them
4) reveal their achievement or their failure when they went through an adult's
psychosocial growth.
This is a cumulative research in a form of case studies. This research took
placenat one of the prostitution localization in the city of Yogyakarta, DIY. The
data source of this research is a middle aged prostitute. The data-collecting
technique used is observation and interview. Cumulative data analysis technique
used for this research is summarizing or reducting data, data presentation, and
conclusion or verification.
The result of this research shows that a psychosocial changes that
happened in a middle-aged prostitute, appears in their physical, physiological,
interest, things about occupation / job, family patterns, and approaching their
aging life. Middle-aged prostitutes use a certain ways to adjust themselves with
those psychosocial changes. They also experience one of the psychological
impact, which is they lose their confidence. In the end, a middle-aged prostitute
succeed with adjusting themself with the psychosocial changes that happened to
them, and also succeed to go through the step of adult's psychosocial growth.

Keywords : Psychosocial adjustment, middle-aged, prostitute

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat yang

dilimpahkan kepada peneliti ehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan

karya ilmiah ini. Karya ilmiah ini merupakan tugas akhir sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di FKIP Universitas Sanata Dharma. Proses

penulisan karya ilmiah ini memberikan pengalaman dan wawasan baru bagi

peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama masa studi.

Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah ini tidak akan

selesai dan berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang

telah mendukung dan mendampingi selama proses penyusunan. Oleh karena itu

aecara khusus peneliti mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Universitas Sanata Dharma dan selaku dosen pembimbing

yang selalu membantu, mendampingi, dan menyemangati peneliti dari

awal hingga penyelesaian karya ilmiah ini.

2. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling, Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan ilmu yang berharga serta bimbingan

kepada peneliti dari awal masa studi hingga penyelesaian masa studi.

3. Orang tua yang selalu memberikan masukan dan semangat selama

penulis melaksanakan studi.

4. Keluarga besar ku yang selalu memberikan doa dan dukungan yang

sangat berharga.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Romo Adri yang telah membantu menyediakan jalan dan kesempatan

untuk melaksanakan penelitian.

6. W, selaku responden penelitian ini yang telah bersedia untuk menjadi

bagian dari penelitian.

7. Sahabat-sahabatku yang tergabung dalam Pasukan yang selalu

memberikan masukan dan semangat kepadaku.

8. Kekasihku Jessica E. Mamangkey yang selalu membeikan doa,

semangat, dan dukungan yang terbaik.

9. Teman-teman BK angkatan 2015 yang telah sama-sama berjuang dalam

proses penyelesaian perkuliahan di Program Studi Bimbingan dan

Konseling Universitas Sanata Dharma.

10. Seluruh pihak yang yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah

berperan dalam penyelesaian masa studi ini.

Peneliti menyadari bahwa penelitian karya ilmiah ini masih terdapat

banyak kekurangan. Namun demikian peneliti berharap karya ilmiah ini

bermanfaat sekaligus memberikan referensi bagi siapa saja yang membaca dan

membutuhkannya.

Peneliti

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

HALAMAN MOTTO iv

HALAMAN PERSEMBAHAN v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA


ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS vii

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

KATA PENGANTAR x

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakan Masalah 1

B. Fokus Penelitian 6

C. Rumusan Masalah 6

D. Tujuan Penelitian 6

E. Manfaat Penelitian 7

F. Batasan Istilah 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA 9

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Hakikat Psikososial 9

1. Pengertian Psikososial 9

2. Teori Perkembangan Psikososial 10

B. Usia Setengah Baya (Dewasa Madya) 15

1. Rentang Usia Stengah Baya 15

2. Perubahan-perubahan Pisis dan Pisiologis Setengah Baya 17

3. Perubahan Minat Setengah Baya 22

4. Hal-hal Jabatan-pekerjaan, Pola-pola Keluarga, dan

Menyongsong Usia Tua Bagi Setengah Baya 32

5. Pandangan Psikologis Masa Setengah Baya 37

C. Potret Kehidupan Pekerja Seks Komersial 38

1. Pengertian PSK 38

2. Motivasi Ekonomi PSK 38

3. Pekerja Seks Komersial Usia Setengah Baya 39

4. Psikososial PSK Usia Setengah Baya 40

BAB III METODE PENELITIAN 41

A. Metode Penelitian 41

B. Tempat dan Waktu Penelitian 41

C. Instrumen Penelitian 41

D. Sumber Data 42

E. Teknik Pengumpulan Data 42

F. Teknik Analisis Data 45

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data 46

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

A. Deskripsi Data 49

B. Hasil Penelitian 50

1. Perubahan Psikososial 50

2. Cara Menyesuaikan Diri 57

3. Dampak Psikologis 58

4. Keberhasilan atau Kegagalan 60

C. Pembahasan 61

1. Perubahan Psikososial 62

2. Cara Menyesuaikan Diri 70

3. Dampak Psikologis yang Terjadi pada PSK Setengah Baya 72

4. Keberhasilan atau Kegagalan PSK Setengah Baya Melewati

Tahap Perkembangan Psikososial Usia Dewasa 74

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76

A. Kesimpulan 76

B. Keterbatasan Penelitian 77

C. Saran 78

DAFTAR PUSTAKA 79

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Pedoman Pertanyaan Wawancara 44

Tabel 2 : Agenda Pelaksanaan Wawancara dan Observasi 49

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Observasi 81

Lampiran 2 : Lembar Verbatim Wawancara 82

Lampiran 3 : Lembar Kategorisasi Wawancara 99

Lampiran 4 : Lembar Kategorisasi Wawancara 113

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Pada bab ini dipaparkan latar belakang masalah, fokus penelitian, rumusan

masalah, tujuan penelitian, mafaat penelitian, dan batasan istilah.

A. Latar Belakang Masalah

Pekerja seks komersial atau yang biasa disingkat dengan PSK,

merupakan pekerjaan yang telah digeluti oleh berbagai kalangan

masyarakat di dunia. Pekerjaan ini banyak digeluti oleh kaum wanita yang

biasa disebut ladies night. Namun, tentu saja di zaman sekarang ini tidak

hanya kaum wanita saja yang menngeluti pekerjaan ini. Saat ini kaum pria

juga ikut menggeluti profesi sebagai PSK. Hebatnya lagi pekerjaan ini

juga digeluti oleh orang-orang dari berbagai rentang usia. Mulai dari usia

anak-anak sampai dengan orang-orang yang mencapai kategori usia lanjut

bisa terjun ke dalam pekerjaan ini.

Pekerja seks komersial (PSK), merupakan pekerjaan yang

dilakukan dengan cara menjual tubuh untuk berhubungan seksual.

Pekerjaan ini merupakan sebuah pekerjaan yang tua dan sampai sekarang

masih eksis di tengah-tengah peradaban dunia yang modern. Di Indonesia,

PSK wanita biasa dikenal dengan berbagai sebutan yaitu wanita malam,

wanita penghibur, kupu-kupu malam, wanita panggilan, sampai pada

sebutan yang sangat kasar seperti lonte / perek. Sedangkan PSK pria biasa

dikenal dengan sebutan gigolo. Namun di Indonesia, biasanya PSK pria

pergerakannya lebih tersembunyi dari pada PSK wanita. Di Indonesia

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terdapat lokasi-lokasi khusus yang dijadikan area tempat kegiatan

prostitusi berlangsung. Biasanya area ini disebut dengan lokalisasi PSK.

Mirisnya adalah lokalisai-lokalisasi ini banyak yang terletak sangat

berdekatan dengan pemukiman masyarakat. Lokalisasi juga biasanya

berada pada daerah-daerah dengan konsentrasi pariwisata yang ramai

pengunjung. Bahkan beberapa lokalisasi juga berada di daerah-daerah

konsentrasi masa yang tinggi seperti stasiun dan area industri.

Biasanya di area lokasilasi, para PSK wanita akan memamerkan

kecantikan dan keindahan tubuhnya untuk menarik perhatian lelaki yang

ingin mencari kepuasan seksual. Mereka akan berdandan sangat cantik

serta berpakaian serba seksi untuk memanjakan mata para lelaki calon

pelanggan mereka. PSK yang sering ditemui dan banyak diketahui oleh

masyarakat luas adalah wanita-wanita muda yang cantik dan seksi. Namun

ternyata ada juga PSK yang sudah berusia setengah baya. Dengan tubuh

dan wajah yang sudah mulai berkeriput, PSK setengah baya ini masih aktif

menjajakan diri di dunia prostitusi yang keras. Mereka bahkan masih

berusaha tampil cantik dan mempesona untuk menarik perhatian para

pelanggan.

Ada berbagai tempat di Indonesia yang menjadi pusat prostitusi.

Bahkan kota sekelas dan sekaliber Yogyakarta tidak lepas dari dunia

kenikmatan duniawi tersebut. Lokasi-lokasi prostitusi ini, kebanyakan

berada di area sekitar Malioboro dan Stasiun Tugu. Potret masyarakat

umum yang menjalankan bisnis prostitusi ini sebagian besar adalah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

masyarakat yang berekonomi menengah ke bawah. Para PSK ini mulai

bekerja sekitar jam 9 malam sampai jam 3 pagi. Para PSK ini memiliki

germo (mami atau papi yang menjadi bos) yang akan melakukan

penawaran dan transaksi dengan pengunjung. Di pintu masuk menuju

lokasi prostitusi biasanya ada beberapa warga yang menjaga dan menagih

biaya masuk. Di wilayah prostitusi ini, telah disediakan tempat untuk

berhubungan intim dan bahkan alat kontrasepsi berupa kondom.

Pengunjung bebas memilih PSK yang akan diajak untuk berhubungan

intim. Hanya dengan menghubungi germo yang ada di sana dan memilih

PSK, pengunjung sudah dapat melakukan hubungan intim. Transaksi

pembayaran dapat dilakukan setelah selesai melakukan hubungan intim.

Dibalik semua itu, ada hal yang sangat miris terjadi. Sebagian dari

germo ini adalah suami dan bahkan keluarga dari PSK. Suami yang

menjadi germo ini menawarkan istrinya untuk berhubungan badan dengan

orang lain hanya demi mendapatkan uang. Sebuah kondisi yang sangat

memprihatinkan. Anak-anak yang tinggal di lokasi prostitusi ini pun ikut

menjadi korban dari kondisi lingkungan yang ada di sekitar mereka. Anak-

anak di daerah ini sudah sangat akrab dengan yang namanya seks bebas

dan bahasa makian. Kerasnya lingkungan membuat mereka harus

mengikuti trend yang ada di lingkungan tersebut. Namun, kondisi ini

hanya terjadi saat malam hari setelah jam belajar masyarakat selesai.

Kehidupan antara warga sekitar dan PSK sangat harmonis. Warga dan

PSK sangat dekat dan saling bertegursapa serta saling membantu jika ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesulitan. Anak-anak pun bebas bermain dan bergaul tanpa ada

diskriminasi dari warga sekitar.

Di Indonesia, belum diketahui pasti ada berapa jumlah PSK yang

masih aktf menjajakan diri. Hal ini disebabkan oleh sulitnya mendata

jumlah PSK yang berada di tiap daerah di Indonesia. Apalagi di zaman

modern ini, banyak PSK yang menjajakan dirinya secara online. Namun,

dilansir dari laman web CNN Indonesia berdasarkan pernyataan dari

kementrian sosial ada sekitar 40.000 PSK yang menghuni lokalisasi di

berbagai daerah yang ada di Indonesia. Tentu saja, diantaranya terdapat

PSK yang telah berusia setengah baya. Sampai saat ini belum diadakan

pendataan yang pasti mengenai jumlah PSK setengah baya yang ada di

Indonesia bahkan di daerah-daerah.

Prostitusi setengah baya adalah tindakan mendapatkan atau

menawarkan jasa seksual seorang yang berusia setengah baya oleh

seseorang atau kepada orang lainnya dengan imbalan uang atau imbalan

lainnya. Bentuk eksploitasi seksual komersial terhadap wanita setengah

baya ini lainnya adalah perdagangan wanita setengah baya untuk tujuan

seksual dan pornografi . Bahkan saat ini, banyak beredar film porno yang

diperankan oleh wanita yang telah berusia setengah baya. Prostitusi

setengah baya yang didorong oleh eksploitasi seksual terjadi karena

kemiskinan, disfungsi keluarga, pendidikan rendah, pengangguran,

penghasilan kurang, tradisi, dan peningkatan kebutuhan perempuan usia

setengah baya pada industri seks. Wanita setengah baya yang tereksploitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

secara seksual mempunyai mobilitas tinggi dan mereka yang sudah

terperangkap sulit keluar karena sering kali teman dan lingkungan

masyarakat bersikap menghakimi. Tidak adanya keterampilan yang pada

bidang pekerjaan lain yang memadai membuat para PSK setengah baya

terpaksa tetap hidup dalam dunia kelam ini.

Namun, seiring berjalannya waktu, faktor usia yang tidak bisa

dipungkiri membuat PSK setengah baya tidak lagi menarik di mata

pelanggan. Hal ini membawa perubahan pada PSK setengah baya,

terutama pada aspek psikososial. Perubahan psikososial pada PSK

setengah baya ini terjadi akibat perubahan iklim lingkungan yang ada

disekitarnya. Mulai dari kehilangan pelanggan, kemampuan fisik yang

menurun, serta kurangnya penghasilan dari profesi PSK ini dapat

mengubah pemikiran dan perilaku dari PSK setengah baya tersebut.

Kondisi-kondisi inilah yang memaksa PSK setengah baya untuk keluar

dari dunia prostitusi. Pada akhirnya PSK setengah baya harus kembali

mencari keterampilan baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-

hari.

Merujuk pada realitas sosial yang menimpa PSK setengah baya di

Indonesia. Mengingat bahwa sudah selayaknya orang-orang yang telah

memasuki usia setengah baya mendapatkan kehidupan dan perhatian yang

layak. Serta adanya peubahan psikososial yang terjadi pada diri PSK

setengah baya di Indonesia. Maka, peneliti tertarik untuk meneliti

“Penyesuaian Psikososial Seorang PSK Usia Setengah Baya”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Fokus Penelitian

Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, komprehensif, dan

mendalam maka penulis memandang permasalahan penelitian yang

diangkat perlu dibatasi pembahasannya. Oleh sebab itu, penulis membatasi

diri hanya berkaitan dengan “Penyesuaian Psikososial Seorang PSK Usia

Setengah Baya”.

C. Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut :

1. Perubahan psikososial apa saja yang terjadi di dalam diri PSK setengah

baya ?

2. Apa saja dampak psikologis yang ditimbulkan dari perubahan

psikososial yang terjadi pada PSK usia setengah baya ?

3. Bagaimana PSK setengah baya menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan psikososial yang terjadi pada dirinya ?

4. Apakah PSK usia setengah baya berhasil atau tidak berhasil melewati

tahapan perkembangan psikososial usia dewasa ?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perubahan psikososial apa saja yang terjadi di dalam diri

PSK setengah baya.

2. Mengungkap bagaimana cara seorang PSK setengah baya

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikososial yang

terjadi pada dirinya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Mengetahui dampak psikologis yang muncul akibat perubahan

psikososial yang terjadi pada PSK usia stengah baya.

4. Mengungkap keberhasilan atau kegagalan seorang PSK usia setengah

baya, dalam melewati tahapan perkembangan psikososial usia dewasa.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan

informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang

bimbingan dan konseling khususnya mengenai penyesuaian

psikososial PSK setengah baya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Pekerja Seks Komersial

Menambah informasi kepada PSK mengenai perubahan-

perubahan psikososial sehingga kedepannya, para PSK mampu

menyesuaikan diri dengan perubahan psikososial yang terjadi

di dalam diri mereka.

b. Bagi Mahasiswa

Memberikan referensi untuk penelitian berikutnya terkait

dengan penyesuaian psikososial PSK.

c. Bagi Penulis

Sebagai calon konselor, penulis mendapatkan pengalaman

baru dan keterampilan baru untuk semakin peka dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengkaji permasalahan konkret yang sedang terjadi di

masyarakat khususnya pada pekerja seks komersial.

F. Batasan Istilah

Untuk tidak menimbulkan adanya perbedaan pengertian, perlu ada

penjelasan istilah yang digunakan dalam peneltian ini. Batasan istilah yang

digunakan diambil dari beberapa pendapat pakar dalam bidangnya.

Namun, sebagian ditentukan oleh peneliti dengan maksud kepentingan

penelitian ini. Beberapa batasan istilah yang dijelaskan adalah sebagai

berikut :

1. Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan

dengan emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta

perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain.

2. Setengah baya merupakan istilah atau sebutan lain dari orang-orang

yang telah sampai pada rentang usia dewasa madya.

3. Pekerja Seks Komersial (PSK) adalah seseorang yang menjual

jasanya untuk melakukan hubungan seksual demi memperoleh

sejumlah uang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini dipaparkan hakikat psikososial, Usia setengah baya, dan

potret kehidupan pekerja seks komersial.

A. Hakikat Psikososial

1. Pengertian Psikososial

Psikososial adalah suatu kondisi yang terjadi pada individu.

Psikososial individu terlihat dari sikap yang muncul dari gejala psikis

dan sosial, yang saling memengaruhi satu sama lain. Psikososial

sendiri berasal dari kata psiko dan sosial. Kata psiko mengacu pada

aspek psikologis dari individu (pikiran, perasaan dan perilaku)

sedangkan sosial mengacu pada hubungan eksternal individu dengan

orang-orang di sekitarnya. Hal ini ditegaskan oleh Chaplin (2011)

bahwa istilah psikososial berarti menyinggung relasi sosial yang

mencakup faktor-faktor psikologis.

Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan

dengan emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta

perubahan dalam bagaimana individu berhubungan dengan orang lain.

Jadi, perkembangan psikososial merupakan kepribadian yang saling

berkaitan dengan hubungan sosial. Psikososial adalah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan hubungan antara kondisi sosial

seseorang dengan kesehatan mental atau emosionalnya. Contohnya,

hubungan antara ketakutan yang dimiliki seseorang (psikologis)

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

terhadap bagaimana cara ia berinteraksi dengan orang lain di

lingkungan sosialnya. Seseorang yang sehat mentalnya akan bereaksi

dengan cara yang positif dalam banyak situasi. Berbeda dengan orang

yang tidak stabil mentalnya, ia akan bereaksi negatif terhadap segala

sesuatu yang terjadi dalam hidup.

Menurut Erikson (Anonim, 2017), perkembangan psikososial

adalah perkembangan persamaan ego. Persamaan ego adalah perasaan

sadar yang kita kembangkan melalui interaksi sosial. Maksudnya,

perkembangan ego selalu berubah berdasarkan pengalaman dan

informasi baru yang kita dapatkan dalam berinteraksi dengan orang

lain. Erikson juga percaya bahwa kemampuan memotivasi sikap dan

perbuatan dapat membantu perkembangan menjadi positif, inilah

alasan mengapa teori Erikson disebut sebagai teori perkembangan

psikososial

2. Teori Perkembangan Psikososial

Teori yang disampaikan oleh Erik Erikson yang membahas tentang

perkembangan manusia dikenal dengan teori perkembangan psiko-

sosial. Teori perkembangan psikososial ini adalah salah teori

perkembangan psikososial terbaik dalam psikologi. Seperti halnya

Sigmund Freud, Erikson percaya bahwa kepribadian berkembang

dalam beberapa tingkatan. Menurut Erikson, perkembangan psikologi

manusia dihasilkan dari interaksi antara proses-proses maturasional

atau kebutuhan biologis dengan tuntutan masyarakat dan kekuatan-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kekuatan sosial yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut

pandang seperti ini, teori Erikson menempatkan titik tekan yang lebih

besar pada dimensi sosialisasi dibanding teori Freud. Selain perbedaan

ini, teori Erikson membahas perkembangan psikologis di sepanjang

usia manusia, dan bukan hanya tahun-tahun antara masa bayi dan

remaja. Seperti Freud, Erikson juga meneliti akibat yang dihasilkan

oleh pengalaman-pengalaman usia dini terhadap masa-masa berkutnya,

akan tetapi ia melangkah lebih jauh lagi dengan menyelidiki perubahan

kualitatif yang terjadi selama pertengahan umur dan tahun-tahun akhir

kehidupan.

Teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erikson

merupakan salah satu teori yang memiliki pengaruh kuat dalam

psikologi. Bagi Erikson, dinamika kepribadian selalu diwujudkan

sebagai hasil interaksi antara kebutuhan dasar biologis dan

pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial. Pusat dari teori

Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumsi mengenai

perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang telah

ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia.

Erikson menggambarkan adanya sejumlah kualitas yang dimiliki

ego, yang tidak ada pada psikoanalisis Freud, yakni kepercayaan dan

penghargaan, otonomidan kemauan, kerajinan dan kompetensi,

identitas dan kesetiaan, keakraban dan cinta, generativitas dan

pemeliharaan, serta integritas. Ego semacam itu disebut juga ego-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

kreatif, ego yang dapat menemukan pemecahan kreatif atas masalah

baru pada setiap tahapkehidupan. Apabila menemui hambatan atau

konflik, ego tidak menyerah tetapi bereaksi dengan menggunakan

kombinasi antara kesiapan batin dan kesempatan yang disediakan

lingkungan. Ego bukan budak tetapi justru menjadi tuan/pengatur id,

superego dan dunia luar. Jadi, ego di samping hasil proses faktor-

faktor genetik, fisiologik, dan anatomis, juga dibentuk oleh konteks

kultural dan historik.

Menurut Erikson, ego sebagian bersifat taksadar, mengorganisir

dan mensintesa pengalaman sekarang dengan pengalaman diri masa

lalu dan dengan diri masa yang akan datang. Dia menemukan tiga

aspek ego yang saling behubungan, yakni body ego(mengacu ke

pangalaman orang dengan tubuh/fisiknya sendiri),ego ideal(gambaran

mengenai bagaimana seharusnya diri, sesuatu yang bersifat ideal), dan

ego identity(gambaran mengenai diri dalam berbagai peran sosial).

Ketiga aspek itu umumnya berkembang sangat cepat pada masa

dewasa, namun sesungguhnya perubahan ketiga elemen itu terjadi

pada semua tahap kehidupan.

Perkembangan berlangsung melalui penyelesaian krisis-krisis yang

ada pada tahapan perkembangan yang terjadi berurutan. Erikson

pertama kali memaparkan kedelapan tahapan ini dalam bukunya yang

termasyhur, Childhood and Society (1950a). Delapan Tahapan

Perkembangan Psikososial menyajikan tahapan dan menunjukkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

krisis atau tugas psikososial apa yang terkait dengan masing-masing

tahapan tersebut, kondisi-kondisi sosial yang mungkin membantu atau

mengganggu penyelesaian tahapan itu, dan hasil-hasil perilaku yang

muncul dari penyelesaian tahapan tersebut entah itu berhasil maupun

gagal.

a. Tahapan 1 (lahir s.d 1 tahun) oral-sensori. Tahap percaya vs

tidak percaya. Bisakah aku mempercayai dunia ini ?

Keberhasilan: penyediaan kebutuhan-kebutuhan dasar,

kesinambungan. Faktor kegagalan: kebutuhan yang tidak

terpenuhi, inkonsistensi rasa percaya, rasa tidak percaya.

b. Tahapan 2 (2 s.d 3 tahun) muskular-anal, otonomi vs ragu-

ragu/malu. bisakah aku mengendalikan perilakuku ?

Keberhasilan: sikap membolehkan dengan pertimbangan,

otonomi. Kegagalan: kekurangan rasa percaya diri, keraguan.

c. Tahapan 3 (4 s.d 5 tahun), lokomotor-genital, inisiatif vs rasa

bersalah. Bisakah aku mandiri dari orang tuaku dan menjelajahi

batas-batas kemampuanku ? Keberhasilan: kesempatan,

inisiatif. Kegagalan: perasaan-perasaan negatif, rasa bersalah.

d. Tahapan 4 (6 s.d 11 tahun) latensi, kerja keras vs rasa inferior.

Bisakah aku menguasai keahlian untuk hidup dan beradaptasi ?

Keberhasilan: Pelatihan yang memadai, pendidikan yang

bagus, model-model yang baik. Kegagalan: pendidikan atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

palatihan yang buruk, kurangnya pengarahan dan dukungan,

rasa rendah diri.

e. Tahapan 5 (12 s.d 18 tahun) pubertas dan masa remaja,

identitas vs kebingungan identitas. Siapa saya? Seperti apa

keyakinanku, perasaanku, dan sikap-sikapku ? Keberhasilan:

Stabilitas internal dan kesinambungan, model-model seks yang

tepat, dan umpan balik yang positif. Kegagalan: kekacauan

tujuan, umpan balik yang tidak jelas, harapan-harapan yang

tidak tepat, kekacauan atau kebingungan peran.

f. Tahapan 6 (awal masa dewasa) awal masa dewasa, keintiman

vs isolasi. Bisakah aku memberikan diriku sepenuhnya bagi

orang lain? Keberhasilan: Sikap hangat, pemahaman, rasa

percaya. Kegagalan: kesepian, perasaan terasing, keterkucilan.

g. Tahapan 7 (masa dewasa) masa dewasa, generativitas vs

stagnasi. Apa yang kutawarkan pada generasi selanjutnya ?

Keberhasilan: kepastian tujuan, produktivitas. Kegagalan:

kurang menghasilkan, kemunduran, kemandekan.

h. Tahapan 8 (masa kematangan) masa kematangan, integritas vs

Keputusasaan. Sudahkah kutemukan kepuasan dan kelegaan

dalam segala kegiatan hidupku ? Dukungan: perasaan aman,

utuh, dan terarah. Kekurangan dukungan: rasa kurang, rasa

tidak puasIntegritas ego.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Konflik-konflik ini tidak berlangsung dalam situasi “sekali untuk

selamanya” melainkan berlangsung sebagai proses di sepanjang

rangkaian (kontinum) psikologis. Titik-titik ekstrem dalam kontinum

ini tidak ada dalam kenyataan, namun bagian-bagian dari setiap titik

ekstrem itu seringkali bisa ditemukan pada semua individu dalam

tahapan mana pun. Sebagai contoh, tidak ada anak yang tumbuh

dengan rasa percaya (trust) sepenuhnya atau rasa tidak percaya

(distrust) sepenuhnya –masing-masing individu beradaptasi sesuai

dengan apa yang digariskan oleh tuntutan-tuntutan sosial.

B. Usia Setengah Baya (Dewasa Madya)

1. Rentang Usia Setengah Baya

Menurut Hurlock (1968), pada umumnya usia madya atau usia

setengah baya dipandang sebagai masa usia antara 40 sampai 60

tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai dengan adanya

perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun

biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh

penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang mengalami

perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun

garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya

kecenderungan untuk pensiun pada usia 60-an sengaja ataupun tidak

sengaja usia 60-an tahun dianggap sebagai garis batas antara usia

madya dan usia lanjut, jadi batasnya bukan usia 65 tahun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Oleh karena usia madya merupakan rentang kehidupan yang

panjang dalam usia manusia, biasanya usia tersebut dibagi-bagi dalam

2 sub-bagian, yaitu : usia madya dini yang membentang dari usia 40

hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang berbentang antara usia 50

hingga 60 tahun. Selama usia madya lanjut, perubahan fisik dan

psikologis yang pertama kali mulai selama 40-an awal menjadi lebih

kelihatan. Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan

berbeda menurut tahap dimana perubahan fisik yang membedakan

usia madya dari masa dewasa dini pada satu batas, dan usia lanjut di

batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel,

matangnya pun tidak pada waktu yang sama, ada yang pada bulan juli

dan ada pula yang pada bulan oktober. Demikian halnya juga dengaan

manusia.

Usia madya, merupakan masa yang paling sulit dalam rentang

kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu tersebut

berusaha untuk menyesuaikan diri. Hasilnya akan tergantung pada

dasar-dasar yang ditanamkan pada tahap awal kehidupan, khususnya

harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan sosial

dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik, yang diperlukan

pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemudahan untuk

menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru dan harapan sosial

usia madya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

2. Perubahan-perubahan Pisis dan Pisiologis Setengah Baya

Menurut Mappiare (1983), perubahan-perubahan pisis dan

pisiologis yang terjadi pada usia setengah baya adalah sebagai berikut:

a. Perubahan Penampilan Pisis

Manakala seseorang telah mencapai usia setengah baya, ada

kecenderungan untuk meningkat berat badannya. Berat itu

terutama berada pada daerah perut. Orang-orang setengah baya

boleh dikatakan sudah berhenti tumbuh (ke atas) dan mulai

mengembang di bagian tengahnya. Dalam usia akhir-usia akhir

40-an dan 50-an awal kebanyakan pria dan wanita menyadari

kegendutannya dalam usia stengah baya itu. Selanjutnya,

banyak diantara mereka yang mngunjungi dokter atau

melakukan olahraga dan diet untuk mengurangi kegemukan.

Kaitannya dengan faktor psikologis dalam hal ini adalah

seringnya seringnya timbul sikap menolak dan perasaan tidak

lagi “ganteng” yang tidak jarang menimbulkan usaha-usaha

diet yang berlebihan atau olahraga yang terlalu berat yang

justru berbahaya bagi jantung mereka. Kekhawatiran terkuat

agaknya terdapat pada pihak ibu-ibu. Mereka ini sering kali

mencemaskan keadaan tubuhnya yang tidak menarik lagi bagi

suami.

Perubahan rambut dan kulit merupakan ciri-ciri lain yang

sering mengikuti usia setengah baya. Dalam usia 40-an, serat-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

serat rambut mulai menyusut dan kian tahun kian menipis,

khususnya bagi pria. Warna rambut yang mulai keabu-abuan

atau memutih sebagian, nampak setelah pria atau wanita

setengah baya mencapai usia 40. Jika dalam usia tersebut

belum juga nampak perubahan warna tadi, maka penampakan

dimaksud terjadi segera setelah usia itu. Dalam usia 50

kebanyakan pria dan wanita rambutnya diliputi warna kelabu

dan beberapa diantaranya rambut diliputi warna putih.

Dalam usia setengah baya, kulit pada wajah, tengkuk,

lengan, dan tangan menjadi kasar dan mulai menunjukkan

kerutan. Kulit pada bagian atas mata biasanya mulai

mengendor mengikuti umur yang menua. Hal itu seringkali

menimbulkan kulit yang menggantung, terutama terjadi pada

tahun-tahun terakhir usia usia setengah baya. Garis biru

melengkung di bawah mata akan lebih nyata nampak dan lebih

tetap setelah seseorang berusia 40 dibanding sebelum usia itu.

Banyak orang dewasa setengah baya yang memperhatikan

perubahan-perubahan kulit, terutama kaum wanita.

Penampilan pisis lain yang berubah, tetapi tidak nampak

mata adalah tulang-tulang. Tulang-tulang orag dewasa dalam

masa setengah baya secara perlahan semakin berkurang

kekuatannya. Tulang-tulang yang kuat itu menjadi mudah

patah jika terbentur benda keras. Hal yang sangat tidak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

menguntungkan adalah tulang itu sulit untuk untuk menjadi

rekat kembali jika sudah patah atau retak. Beberapa penyakit

yang berhubungan dengan tulang juga mulai menyerang

orang-orang dengan usia setengah baya.

b. Perubahan Kemampuan Sensoris

Daya tangkap sensoris melemah dan lama-kelamaan akan

semakin melemah, umumnya dimulai pada masa setengah

baya. Daya sensoris yang sangat banyak mengandung masalah

dan sangat banyak berubah tadi adalah mata dan telinga.

Melemahnya fungsi mata disebabkan oleh menurunnya ukuran

pupil, berkurangnya ketajaman lensa mata, pengaburan lensa,

menurunnya daya tatap, dan adanya kecenderungan dihinggapi

penyakit. Pada telinga, pendengaran orang dewasa setengah

baya ini mungkin sekali berkurang daya tanggapnya sehingga

beberapa di antara mereka seringkali harus mendengar secara

lebih teliti dibandingkan dengan yang sering dilakukan pada

masa seblum itu. Karena berkurangnya kemampuan

mendengar bagi orang berusia setengah baya, menyebabkan

mereka seringkali bersuara keras dalam memulai percakapan.

Perasaan-perasaan yang seringkali menghinggapi para

setengah baya yang mengalami gangguan daya tanggap

sensoris tadi adalah rasa tidak puas dan rasa kecewa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

c. Perubahan Fungsi Pisiologis

Perubahan-perubahan bagi syaraf-syaraf penerima luar

badan tidaklah terjadi tanpa kesejajaran dengan perubahan

organ-organ dalam dan keberfungsian organ-organ yang

dimaksud. Bagi sebagian besar perubahan-perubahan tadi,

langsung atau tidak, disebabkan oleh perubahan syaraf-syaraf

di dalam tubuh. Pelindung-pelindung bagi urat nadi menjadi

mudah rusak sejalan dengan meningkatnya usia setengah baya,

dan ini menimbulakan kesukaran-kesukaran yang sambung-

menyambung dan berkait-kaitan. Bagi setengah baya,

kebanyakan kelenjar-kelenjar tubuh semakin tahun semakin

menurun atau melemah daya kerjanya. Akibat-akibat

psikologis yang mungkin terjadi yang ditimbulakan oleh

perubahan fungsi pisiologis tadi adalah kekurangan motivasi

kerja karena mudah merasa letih, merasa kurang percaya diri,

rasa takut dihinggapi penyakit, dan bahkan munculnya rasa

cemas karena penyakit yang diderita.

d. Perubahan Kesehatan

Masa setengah baya juga ditandai oleh menurunnya

kesegaran pisis secara umum dan beberapa gangguan-

gangguan kesehatan yang sering dialami. Gangguan kesehatan

umum yang sering dialami dalam masa setengah baya

meliputi; cenderung merasa letih, telinga sering mendengung,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

susah menggerakkan anggota badan tertentu, pekanya kulit

terhadap sentuhan dan rasa-rasa gatal, sakit dan ngilu secara

menyeluruh tubuh, kurang gairah makan, sakit perut dan

gangguan pencernaan, kurang bergairah dan letih lesu, dan

gangguan kecenderungan susah tidur. Ada pula orang-orang

setengah baya yang menyia-nyiakan penyesuaian pola

perilakunya terhadap kondisi-kondisi pisis yang mulai

melemah dalam masa setengah baya ini.

e. Perubahan-Perubahan Seksual

Diantara perubahan-perubahan pisis yang dialami dalam

masa setengah baya, perubahan hal seksual agaknya

merupakan yang terbanyak mengandung persoalan. Hal-hal

perubahan seksual yang banyak menuntut sikap realistis bagi

setengah baya untuk menhadapinya adalah apa yang disebut

dengan “menopause” bagi wanita atau “climacterium” bagi

kaum pria. Tibanya masa inisringkali dianggap orang sebagai

“berubahnya kehidupan”.

Perubahan seksual pada wanita ditandai dengan memasuki

masa menopause. Menopause adalah perhentian fungsi

menstrual yang terdapat selama climacteric wanita, yang

meliputi perubahan-perubahan badaniah secara menyeluruh

dan perubahan-perubahan emosional yang bersamaan

terjadinya dengan itu. Meskipun perubahan-perubahan tadi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

bersamaan, tidaklah mesti perubahan tadi adalah akibat dari

menopause atau berhubungan dengannya. Selanjutnya,

perhentian memstruasi itu hanya merupakan satu aspek dari

climacteric wanita. Itu merupakan tanda suatu transisi dari

keadaan “sexual” ke suatu keadaan “asexual”.

Sedangkan climateric bagi kaum pria sangat berbeda

dibandingkan menopause pada wanita. Datangnya climateric

pria lebih lambat, yaitu antara usia 50 atau 70, begitu biasanya.

Proses menuanya badan pria secara menyeluruh biasanya

terjadi secara lamban dan gradual. Hal itu juga menimbulkan

pengaruh bagi kelambannan dicapai penurunan kemampuan

reproduksi dan kekuatan seksual. Perubahan-perubahan pisis

ini, atau terjadinya ketidakseimbangan hormonal yang

mendatangkan climacteric itu sangat sukar diketahui pada

kaum pria. Berbeda dengan kaum wanita yang dapat diketahui

dari berhentinya menstruasi.

3. Perubahan Minat Setengah Baya

Menurut Mappiare (1983), perubahan minat yang terjadi pada PSK

setengah baya adalah sebagai berikut :

a. Minat dalam Penampilan dan Pakaian

Minat terhadap penampilan (pisis) mulai berkurag setelah

seseorang menikah, khususnya selama tahun-tahun pertama

mendapat status sebagai orang tua. Tetapi, seiring


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

meningkatnya usia sampai mencapai masa setengah baya,

minat seseorang terhadap penampilan luar pisisnya sangat

meningkat. Semakin nampak berubah ke arah menurunnya

daya tarik pisis, semakin bertambah pula minat terhadap

penampilan itu tadi. Pria dan wanita kebanyakan ingin

menytop laju perubahan pisis itu, dan berlomba daya tahan

tetap muda dengan orang-orang lain. Pendek kata, semua

penampakan ketuaan di mata orang-orang lain, akan dirombak

seluruhnya baik oleh diri mereka sendiri ataupun di salon-

salon kecantikan.

Pakaian (dan perhiasan) memegang peranan penting bagi

para setengah baya. Pakaian berfungi sebgai alat untuk

meyakinkan diri sendiri mengenai citra diri pada suatu saat,

dan untuk meyakinkan orang-orang lain tentang “siapa dia”

yang berpakaian itu. Pria kota khususnya mengakui

pentinganya pakaian dan perhiasan bagi keberhasilan kegiatan

atau usaha-usahanya. Bagi wanita, khususnya yang bermukim

di kota dan sekitarnya, juga menyadari pentingnya fungsi

pakaian dan perhiasan bagi keberhasilan dalam dunia usaha

dan kegiatan-kegiatan sosial, seperti halnya kaum pria dalam

usia ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

b. Minat Terhadap Uang

Minat terhadap uang bagi para setengah baya, ditandai oleh

keragaman yang mana bersangkutan dengan banyak sekali

faktor. Faktor umumnya adalah keperluan yang mereka

utamakan dalam masa ini, bidang pekerjaan yang pernah

mereka tekuni sejak masa muda, tingkat pekerjaan yang

pernah mereka capai, kesehatan masa lalu, dan jenis kelamin.

Itulah antara lain faktor-faktor pokok yang mempengaruhi

besar-kecilnya minat para setengah baya terhadap uang.

Keperluan umum para setegah baya kebanyakan adalah

untuk menyenangkan anak-anak cucu mereka, isteri dan sanak

keluarga lainnya, dan kebutuhan dalam lapangan pekerjaan.

Dari segi keperluan pertama tadi, tidak sedikit jumlah uang

yang ingin mereka keluarkan untuk membantu orang-orang

yang ingin mereka senangkan tadi. Karena itu, dari segi ini

minat para setengah baya terhadap uang adalah besar,

disamping juga untuk memenuhi keperluan-keperluan

pemeliharaan hidup mereka sendiri. Dari segi keperluan dalam

lapangan pekrjaan, pada umumnya setengah baya lebih

memerlukan stabilitas pekerjaan, kepuasan kerja, dan prestise

kerja dibandingkan dengan pendapatan atau gaji yang

diperolehnya. Dari segi ini, agaknya beberapa setengah baya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

boleh dikata kurang berminat terhadap uang dibandingkan

dengan pentingnya keperluan dalam lapangan kerja tadi.

Bagi orang-orang yang tidak begitu baik kesehatannya,di

masa muda atau jauh sebelum masa setengah baya, atau meeka

yang mempunyai tanggung jawab ekonomis yang kuat

terhadap keluarganya, sangat merasa khawatir terhadap

ketiadaan uang dalam masa setengah baya mereka. Ini berlaku

bagi semua orang dalam berbagai bidang pekerjaan, kecuali

mereka yang memiliki pendapatan lebih dibandingkan dengan

kebutuhannya. Karena kekhawatirannya itu, para setengah

baya dalam kondisi sepert ini memusatkan perhatian mereka

terhadap uang.

Berdasarkan perbedaan jenis kelamin, bagi para wanita

setengah baya khususnya yang bertempat tinggal di kota-kota

dan sekitarnya, nampak minat meeka terhadap uang begitu

besar, melebihi minat pria. Makna uang bag wanita ini,

beberapa yang pokok adalah jaminan rasa aman bagi diri dan

keluarga, dan untuk memperoleh kebendaan dan pemeliharaan

(dan pembungkus pisis). Hal-hal inilah yang menjadi suatu

alasan umum bagi wanita untuk keluar rumah mencari /

mengambil pekerjaan dalam masa setengah baya, tentu saja

disamping alasan-alasan lainnya. Jika tidak untuk keamanan

dan kebutuhan-kebutuhan kebendaan pada masa setengah baya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

itu sendiri, maka wanita pekerja tadi termotivasi oleh

keinginan menabung demi keamanan masa depan atau masa

tua.

c. Minat Terhadap Lambang-lambang Status

Para setengah baya boleh dikatakan sebagai “generasi

pemimpin”. Suatu generasi yang memiliki kekuatan dan

kepercayaan dari masyarakat dalam hal membuat perencanaan,

mengarahkan orang lain dan menggerakkannya, serta

mengontrol pekerjaan. Dengan kata lain, generasi ini

diharapkan oleh banyak orang untuk dapat mengambil

keputusan dalam prases penglolaan suatu kegiatan. Disamping

adanya kepercayaan masyarakat seperti tadi, para setengah

baya juga memiliki keinginan kuat untuk mendapatkan status

pemimpin itu, dalam jenis dan tingkat tertentu. Tidak heran

kalau kebanyakan pemimpin berada dalam masa setengah

baya. Paling tidak, sebagai orang terpandang.

Agar seseorang dapat memperoleh predikat sebagai

dikatakan di atas, maka sangat disadari oleh para setengah

baya pentingnya simbol-simbol atau lambang-lambang ststus

bagi diri mereka. Inilah cikal bakalnya sehingga para setengah

baya umumnya sangat berminat pada lambang-lambang status.

Seperti juga pernah dikemukakan oleh Packard (1961) seperti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

berikut : “Status itu timbul dari penilaian-penilaian banyak

orang mengenai apa yang dipunyai oleh pemimpin mereka

seperti hal-hal atau barang-barang yang bernlai sosial,

misalnya alamat rumah atau tempat tinggal, rumahnya, dan

sebagainya, sebagai lambang-lambang status”.

Disamping hal-hal di atas, para setengah baya menyadari

pentingnya lambang status yang mereka miliki untuk

mendapatkan penerimaan kelompok dan untuk mendapatkan

kedudukan dalam masa-masa muda mereka. Maka dari itu

banyak orrang yang mulai menata kehidupan ekonominya

sejak masa muda atau tahun-tahun pertama masa dewasa awal

untuk mendapatkan uang dan barang-barang lambang status.

Sudah tentu terdapat perbedaan antara individu ke individu

mengenai besar atau kecilnya minat terhaadap lambang-

lambang status tadi. Bagi mereka yang sangat tertarik dalam

hal mobilitas sosial seringkali sangat tertarik minatnya pada

lambang-lambang status tadi, dibandingkan dengan mereka

yang kurang perduli terhadap mobilitas sosial.

Persoalan psikologis yang mengiringi hal ini, khususnya

bersangkutan dengan besar atau kecilnya motivasi seorang

setengah baya untuk mendapatkan uang. Bagi mereka yang

merasa masih kurang menampilkan benda-benda miliknya

seringkali kembali terdorong untuk bekerja keras dalam masa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

setengah baya ini, kendatipun mereka telah pensiun misalnya.

Bagi mereka yang memiliki minat kuat itu dan telah pula

berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkannya, tetapi masih

juga tesaing dan tidak puas terhadap apa yang mereka dapat

“dipamerkan” maka besar kemungkinan para setengah baya

yang semacam itu akan merasakan kekecewaan yang besar,

merasa gagal, dan menyesali ketuaan mereka yang sangat

cepat datangnya.

d. Minat Terhadap Agama

Minat terhadap agama, seperti juga terhadap peraturan-

peraturan dan falsafah hidup, ada kecenderungan akan menjadi

kuat bagi para setengah baya seirama dengan meningkatnya

usia. Orang-orang dewasa setengah baya menunjukkan minat

keagamaannya dengan banyak melakukan ibadah semisla

sholat jum’at d masjid, pengajian (bagi agama Islam),

mengunjungi Gereja (bagi agama Kristen dan Katolik), serta

acara-acara ritual lainnya di rumah untuk semua jenis agama.

Jauh lebih tekun mengerjakan hal tadi pada usia setengah

bayanya seseorang kebanding dikala mereka masih muda

(khususnya dewasa awal).

Persoalan psikologis yang menyertai minat keagamaan ini

terutama sekali dipengaruhi oleh latar belakang masa lalu

(termasuk pendidikan lngkungan keluarga), dan kesehatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

mereka pada masa setengah baya itu. bagi mereka yang sejak

masa mudanya telah sering sekali melakukan badah bahkan

telah merupakan bagian dari dirinya akibat pendidikan

keluarga yang menguntungkan, maka seringkali tidak

menghadapi persoalan dalam melaksanakan minat agama

merka dalam masa setengah baya. Lain halnya dengan mereka

yang kurang terbiasa atau malahan tidak tekun sama sekali.

Mereka yang terakhir ini akan merasa tersiksa dengan

peratuan-peraturan keagamaan dan ancaman-ancamannya.

Begitu pula mereka yang keadaan pisisnya dalam masa

setengah baya dalam keadaan sehat-sehat saja tidak mengalami

perasaan-perasaan tertekan dalam melaksanakan minat agama

mereka dibandngkan dengan mereka yang sering sakit-sakitan.

e. Minat Terhadap Peristiwa dan Aktivitas Sosial

Dalam masa setengah baya rata-rata kaum pria telah

memiliki jalur pekerjaan yang telah dimantapkannya, dan rata-

rata kaum wanita telah berkurang tanggungjawabnya dalam

mengurusi rumah tangga. Akibatnya, sangat sempat mereka

untuk mengamati peristiwa-peristiwa masyarakat, mengambil

bagian di dalamnya, baik dalam bentuk memberikan layanan-

layanan maupun berperan langsung dalam kepeimpinan dalam

berbagai organisasi masyarakat. Lagi pula, banyak para

setengah baya yang memiliki banyak uang yang dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

disumbangkan atau iuran bagi keanggotaannya dalam berbagai

organisasi dan perkumpulan-perkumpulan lain, dibandingkan

dikala mereka masih muda. Hal yang deikian ini semakin

memperluas kesempatan mereka untuk berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan kemasyarakatan. Sejauh mana partisipasi

para setengah baya dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan

tadi banyak bergantung pada tingkat status sosial, daerah

tempat tinggal, bidang-bidang pekrjaannya dimasa muda.

f. Minat Terhadap Rekreasi

Bentuk-bentuk rekreasi yang paling banyak dilakukan oleh

para setengah baya antara lain adalah :

1) Membaca; terutama bacaan yang ringan-ringan dan

disenangi yang umumnya terdapat dalam majalah atau

koran.

2) Mendengarkan radio; terutama acara-acara yang

mengandung nilai-nilai kemsyarakatan atau politik

seperti warta berita.

3) “Bertandang” atau beratamu; terutama dilakukan

terhadap anak cucu, dan tetangga yang sebaya atau

sahabat-sahabat lama, yang seringkali untuk saling

menukar pengalaman atau sambil “bernostalgia”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

4) Bertamasya; seringkali mengutamakan tempat-tempat

yang memiliki arti pribadi atau sekedar menyegarkan

perasaan semisal di daerah pantai atau pegunungan.

5) Olahraga; bagi pria terutama ditujukan untuk kesegaran

jasmani, sedangkan bagi wanita dengan melakukan

senam lebih ditujukan untuk memperbesar daya tahan

tubuh terhadap proses penuaan.

6) Melaksanakan hobi; merupakan rekreasi penting bagi

para setengah baya, karena disamping mendatangkan

kesenangan juga memberi keteduhan bagi psikis

mereka.

Jenis-jenis atau bentuk-bentuk rekreasi mana yang

diutamakan untuk dilaksanakan oleh para setengah baya, serta

dalam cara bagaimana mereka jalankan adalah sangat berbeda-

beda. Perbedaan dimaksudkan dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Diantara faktor penting yang sangat dominan dalam hal

ini adalah kbiasaan-kebiasaan mereka sejak masa muda,

tingkat status sosial ekonomi, daerah tempat tinggal,

kesempatan yang ada yang sering dipengaruhi pula oleh

pekerjaan kerumah-tanggaan, dan kesehatan mereka dalam

masa setengah baya itu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

4. Hal-hal Jabatan-Pekerjaan, Pola-pola Keluarga, dan

Permasalahan-permasalahan Menyongsong Usia Tua bagi

Setengah Baya

Menurut Mappiare (1983). Perubahan mengenai hal-hal jabatan-

pekerjaan, pola-pola dalam keluarga, dan permasalahan-permasalahan

menyongsong usia tua bagi setengah baya adalah sebagai berikut :

a. Persoalan Jabatan-Pekerjaan

Persoalan-persoalan pekerjaan yang muncul bagi seseorang

yang telah mencapai setengah baya, sangat mungkin telah

kebanyakan terpecahkan oleh mereka mencapai pensiun. Akan

tetapi, berbagai situasi-situasi lain, yang masih juga

berhubungan dengan pekerjaan, dalam masa setengah baya ini

menimbulkan kondisi yang menuntut kebanyakan mereka untk

menghadapinya. Persoalan yang menantang umumnya, antara

lain adalah: “kesamaan-penuh” dengan para pekerja pria yang

banyak dituntut oleh para wanita (misalnya dalam hal upah

atau gaji, kenaikan pangkat-jabatan, vasilitas, dan perlakuan-

perlakuan sehari-hari dari atasan). Keterbatasan kemampuan

dan keterampilan yang dimiliki, yang sering kali tidak sejajar

dengan cita-cita pangkat atau jabatan. Pengakuan pria terhadap

kecakapan dan keterampilan kerja kaum wanita, dan sering

muncul “protes-protes” dari pihak suami ataupun anak-anak

yang kadangkala merasa terabaikan di rumah.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi para setengah

baya dalam rangka menghadapi atau mengadakan penyesuaian

terhadap soal-soal pekerjaan mereka. Salah satunya adalah

meningkatnya jangka kehidupan, yang berakibat pada

menumpuknya orang-orang yang berada dalam masa setengah

baya. Faktor lain adalah sikap-sikap sosial terhadap pekerja

usia setengah baya banyak yang tidak mengenakan bagi para

pekerja setengah baya. Faktor berikutnya adalah perpindahan

pekerjaan (tempat kerja) yang seringkali tidak pada pekerjaan

sejenis, sehingga para pekerja setengah baya kurang dapat

mengadakan penyesuaian terhadap kondisi yang baru yang

sama sekali berbeda dengan kondisi pekerjaan terdahulu.

Faktor selanjutnya adalah peranan suami isteri, sehubungan

dengan seringnya timbul komplikas mengenai usaha-usaha

pemanduan antara tugas-tugas rumah tangga dengan jabatan-

jabatan di luar rumah antara suami dengan isteri mereka.

Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap penyesuaian

jabatan-pekerjaan bagi para setengah baya, yang lainnya

adalah perpindahan jabatan, merasa terpaksa pensiun,

menurunnya daya kerja dan lain-lain.

b. Persoalan dalam Pola-pola Keluarga

Peranan-peranan yang berubah sepanjang garis kehidupan

hidup berkeluarga, mengandung persoalan-persoalan. Mula-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

mula mereka harus mengadakan penyesuaian antara berdua

(suami-isteri), kemudian penyesuaian terhadap peranan

sebagai orang tua. Sejalan dengan pertumbuhan dan

perkembangan anak dan mengecilnya bantuan yang diberikan,

persoalan-peroalan baru juga muncul menyertai keadaan itu

dan menuntut penyesuaian. Dalam kenyataan tidak pernah ada

orang tua yang tidak menghadapi persoalan dengan anak-anak

mereka sejak anak itu lahir sampai dia besar dan meninggalkan

rumah. Persoalan-persoalan itu dapat brhubungan dengan

pembinaan masa remaja mereka, pertentangan-pertentangan

pendapat mengenai sekolah yang akan mereka masuki, jabatan

pekerjaan yang akan ditekuni anak, dan isteri atau suami

pasangan hidup anak.

Hubungan antara suami dengan isteri, merupakan hal lain

yang mengandung persoalan dalam masa setengah baya. Para

suami dalam masa setengah baya ini seringkali sibuk dengan

urus-urusan pekerjaan yang disebabkan karena meningkatnya

prestasi yang menuntut ketekunan atau karena tuntutan

ekonomis keluarga itu sendiri. Para isteri, umumnya perhatian

mereka terpusat pada pekerjaan rumah tangga. Atau

kadangkala juga yang bekerja sibuk dengan pekerjaannya

sendiri. Hal itu tadi mendatangkan akibat semakin jarangnya

suami isteri pergi bersama-sama. Mereka kurang sempat lagi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

untuk berdua-dua seperti dikala mereka masih muda.

Kehidupan seksual adalah satu diantara hal yang sering

menimbulkan persoalan dalam masa setengah baya. Persoalan

yang timbul seringkali berakar pada perbedaan perkembangan

seksual antara pria dengan wanita yang berpasangan.

c. Permasalahan-permasalahan Setengah Baya Menyongsong

Usia Tua

Persoalan-persoalan kehidupan masa tua yang menuntut

para setengah baya (terutama) untuk menghadapinya,

sesungguhnya begitu luas. Tetapi hal-hal pokok yang

melingkupi sebagian yang lain kiranya berhubungan dengan

persoalan kesehatan, persoalan pensiun, persoalan perubahan-

perubahan peranan, dan persoalan yang berhubungan dengan

rencana-rencana keluarga. Persiapan dilakukan dalam area itu.

Persoalan kesehatan yang dihadapi dalam masa setengah

baya, banyak dipengaruhi oleh keadaan kesehatan pada masa-

masa sebelumnya. Kesehatan pisis mempunyai pengaruh

langsung terhadap kesehatan psikis, agaknya tidak perlu

dikatakan lagi. Kemampuan untuk memperoleh kegembiraan

hidup, ketenangan, keamanan perasan, dan mendayagunakan

kehidupan dalam masa tua, sangat besar bergantung pada

kesehatan pisis. Apabila seseorang melakukan pemeliharaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

pisis secara baik dan menghindari hal-hal yang dapat

merugikan kesehatan, maka dapatlah diharapkan seseorang

memiliki pisis yang sehat dalam masa tua. Ini adalah suatu hal

penting yang dapat menunjang dicapainya ketenangan, rasa

aman, dan rasa bahagia dalam masa tua.

Persoalan pensiun yang akan dialami dalam masa tua,

merupakan daerah lain yang menuntut persiapan sejak masa

dewasa, khususnya setengah baya. Beberapa persoalan yang

dihadapi setengah baya akhir atau masa tua karena tidak lagi

bekerja meliputi meningkatnya hambatan-hambatan pisis, rasa

kesepian, kurangnya kontak sosial, rasa jemu, dan lesu kerja

tau tidak aktif. Hal itu sangat tidak mengenakkan bagi orang-

orang yang biasa bekerja. Ditambah pula keadaan-keadaan tadi

tidak jarang meningkat menjadi perasaan tidak berguna, sudah

tidak berarti lagi dalam hidup. Keadaan seperti itu tidak saja

dialami oleh orang yang bersagkutan semata, tetapi sering juga

memancar ke kehidupan keluarga secara, menyeluruh terutama

sehu bungan dengan pergaulan dengan isteri / suami dan anak-

anak.

Perubahan-perubahan peranan juga terjadi dan

menimbulkan persoalan tersendiri mengikuti masuknya

seseorang dalam masa tua. Terhadap hal ini, terdapat beberapa

pendidikan dan latihan khusus yang dapat diberikan pada para


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

setengah baya. Pendidikan dan latihan yang bertujuan untuk

memeberikan para setengah baya pengetahuan tentang

perubahan-perubahan pisis dan psikologis yang akan terjadi,

dan juga untuk mengetahui kapan terjadinya hal-hal itu,

sehingga mereka dapat menghadapinya dengan penyesuaian

terhadap perubahan tadi. Beberapa keluarga seringkali pula

mengadakan program khusus bagi orang tua-orang tua mereka

yang mendekati masa setengah baya. Rencana-rencana

keluarga itu dapat berupa kegiatan-kegiatan yang diatur oleh

anak-anak itu sendiri, atau dapat juga kegiatan yang

dilaksanakan oleh suatu lembaga, apabila mereka mampu

membiayainya. Misalnya saja dengan memasukkan orang tua

mereka dalam lembaga atau yayasan penyantunan orang-orang

lanjut usia.

5. Pandangan Psikologis Masa Setengah Baya

Menurut Mappiare (1983), pada masa setengah baya, nampak

bahwa orang-orang dalam rentangan masa itu tetap memiliki minat,

kemampuan kecakapan kerja, dan kemauan kerja yang kuat bahkan

sampai pada tahun-tahun terakhir masa setengah baya. Kalau diadakan

pembagian periode dalam masa setengah baya ini, dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa dalam tahun-tahun pertama sampai pertengahan

masa ini, minat, kemampuan, dan kecakapan serta kemauan kerja jelas

mereka tetap bertahan. Kendatipun terjadi penurunan dalam masa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

pertengahannya, begitu pula kebanyakan sisa-sisa hal tadi tetap

bertahan sampai mencapai tahun-tahun terakhir masa ini. Hal yang

ingin dicapai dalam hubungan dengan yang dikatakan di atas,

(pemanfaatan minat, kemampuan, kecakapan, dan kemauan kerja)

bukan saja untuk menghindari kemubaziran. Melainkan juga untuk

mencegah timbulnya perasaan-perasaan dan sikap-sikap negatif dalam

diri mereka. Perasaan dan sikap-sikap negatif tersebut boleh jadi

berupa diabaikan, rasa terkucil, sikap kurang berarti, berkecil hati, dan

sebagainya.

C. Potret Kehidupan Pekerja Seks Komersial

1. Pengertian PSK

Pengertian pekerjaekerja seks komersial (PSK) adalah seseorang

yang menjual jasanya untuk melakukan hubungan seksual untuk uang.

Pekerjaan ini selain meresahkan juga mematikan, karena merekalah

yang ditengarai menyebarkan penyakit AIDS akibat perilaku seks

bebas tanpa pengaman bernama kondom. Pelacur adalah profesi yang

menjual jasa untuk memuaskan kebutuhan seksual pelanggan.

Biasanya pelayanan ini dalam bentuk menyewakan badannya

(Hariadhi, 2010).

2. Motivasi Ekonomi PSK

Dalam dunia protitusi, hal-hal yang menyebabkan terjadinya

kegiatan tersebut karena banyak orang-orang yang orientasi hidunya

pada materi. Karena tingginya aspirasi terhadap materi, maka


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

pelacuran yang berhasil mengumpulkan banyka materi menjadi model

atau contoh. Modeling adalah salah satu cara sosialisasi pelacuran

yang mudah dilakukan dan efektif. Modeling biasanya bermula dari

perasaan bangga kepada mereka yang bekerja sebagai PSK. Terdapat

banyak pelacuran yang telah berhasil mengumpulkan kekayaan di

komunitas yang menghasilkan PSK, sehingga mereka yang berada di

lokalisai dengan mudah dapat menemukan model yang diinginkan

(Koentjoro, 2004).

3. Pekerja Seks Komersial Usia Setengah Baya

Secara teoritis-psikologis dan pisiologis, rentang usia antara 40

sampai 60 tahun merupakan masa setengah baya bagi banyak orang

(Mappiare, 1983). Pada kenyataannya, pekerja seks komersial dengan

rentang usia setengah baya ini masih banyak ditemukan di berbagai

lokalisasi. PSK setengah baya masih marak di temukan di berbagai

daerah lokalisasi karena adanya kecenderungan untuk menghindarkan

diri dari kesulitan hidup. Mereka juga masih tetap bertahan di dunis

prostitus karena kurangnya pengertian, kurang pendidikan, dan buta

huruf, sehingga terus melakukan pekerjaan ini (Kartono, 1981).

Uniknya adalah mereka masih tetap diminati oleh beberapa kaum pria

pada golongan tertentu. Menurut Mappiare (1983) di usia sengah baya

ini pada umumnya wanita tidak lagi menggiurkan bagi suami mereka.

Artinya wanita-wanita dengan usia setengah baya harusnya sudah

tersingkir dari dunia prostitusi. Namun kemudian realitas di lapangan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

membuktikan bahwa, PSK setengah baya mengsiasati hal ini dengan

cara menurunkan tarif yang harus dibayarkan pada mereka.

4. Psikososial Pekerja Seks Komersial Usia Setengah Baya

Pekerja seks komersial usia setengah baya masuk dalam kategori

usia dewasa madya. Menurut Erickson (1950), usia dewasa masuk

pada tahap ke tujuh dalam delapan tahap perkembangan psikososial

manusia. PSK harus berhasil melewati tahapan ini dengan baik agar

supaya tidak menemui kesulitan pada tahapan selanjutnya. Pada tahap

perkembangan psikososial yang ke tujuh ini, akan dilihat apakah

seorang PSK usia setengah baya mampu meraih keberhasilan atau

malah menemui kegagalan. Keberhasilan yang sekiranya harus dicapai

pada tahap ini yaitu kepastian tujuan dan produktivitas. Sedangkan

kegagalan yang akan terjadi jika tidak mampu melewati tahap ini

adalah kurang menghasilkan, kemunduran, generativitas, dan

kemandekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan metode penelitian, tempat penelitian, instrumen

penelitian, sampel sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data,

dan rencana pengujian keabsahan data.

A. Metode Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus menekankan

pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah

daripada melihat sebuah permasalahan untuk penelitian generalisasi. Suatu

metode yang di lakukan untuk meneliti sekelompok manusia, suatu objek,

suatu kondisi, suatu sistam pemikiran, fenomena/gejala kehidupan.

Penelitian ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat maupun

tata cara yang berlaku dalam masyarakat.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini bertempat di lokalisasi Bongsuwung

(rel) yang berada di sebelah barat stasiun Tugu Daerah Istimewa

Yogyakarta. Waktu penelitian ini, berlangsung mulai pada bulan Maret

2019 sampai dengan bulan Juli 2019.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen utama dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara

dan pedoman observasi yang disusun oleh peneliti sendiri. Peneliti terjun

langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan di lokasi penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Peneliti juga mencari dan mewawancarai narasumber serta memastikan

kebenaran informasi yang didapat dari narasumber. Sebisa mungkin

peneliti mendokumentasikan seluruh informasi yang ditemukan saat terjun

ke lapangan. Peneliti mengolah data dengan baik dan menghasilkan

manfaat yang sangat besar dari penelitian ini.

D. Sumber Data

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil data dari sumber-sumber

yang dapat dipercaya. Sumber data yang digunakan peneliti, akan diambil

dari narasumber yang terlibat langsung dalam penyesuaian psikososial

PSK di usia setengah baya. Narasumber yang menjadi sasaran peneliti

adalah PSK usia setengah baya, rekan-rekan PSK, pemerintah setempat,

dan pemuka-pemuka masyarakat. Peneliti berpendapat bahwa para

narasumber ini adalah sumber informasi dan subjek penelitian yang paling

baik untuk menunjang berhasilnya penelitian ini.

E. Teknik pengumpulan data

1. Observasi

Susan Stainback (1998) menyatakan bahwa dalam observasi

partisipatif, peneliti mengamati apa yang dikerjakan orang,

mendengarkan apa yang mereka ucapkan, dan berpartisipasi dalam

aktivitas mereka (Sugiyono, 2017). Dalam teknik ini, peneliti dapat

mengamati dengan menggunakan panca indera, bisa penglihatan,

penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang

diperlukan. Observasi dapat digunakan untuk merekam berbagai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

fenomena yang terjadi (situasi, kondisi), dan untuk mempelajari

perilaku manusia, proses kerja, kegiatan, gejala-gejala alam dengan

lebih efektif dan bersifat faktual. Dalam teknik ini, peneliti akan

mengobservasi perilaku dari PSK usia setengah baya, kegiatan yang

dilakukan mereka dan sebagainya.

2. Wawancara

Menurut Esterberg (2002) wawancara adalah merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu (Sugiyono, 2017). Wawancara merupakan teknik atau metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung

kepada narasumber. Dalam penelitian ini narasumbernya adalah PSK

usia setengah baya. Teknik wawancara penelitian meliputi serangkaian

langkah yang perlu dimengerti dan dilakukan oleh peneliti sebagai

bagian dari proses pengumpulan data penelitian melalui wawancara.

Wawancara merupakan salah satu metode penting dalam penelitian

sosial, terutama kualitatif. Umumnya, wawancara yang dilakukan

berbentuk wawancara mendalam (in-depth interview). Dalam

wawancara, peneliti mengajukan pertanyaan dan narasumber atau

informan menjawab secara oral. Jawaban narasumber direkam dengan

ingatan, catatan, atau boleh juga dengan bantuan teknologi seperti alat

rekam. Wawancara sebagai sebuah metode penelitian sosial sangat

membantu dalam proses pengumpulan data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Tabel 1

Pedoman Pertanyaan Wawancara

Aspek Pertanyaan
Perubahan
psikososial a. Apakah ada perubahan yang terjadi pada
1. Perubahan Fisik penampilan fisik ibu ?
dan Fisiologis b. Apakah ada perubahan yang terjadi pada
kemampuan sensoris ibu ?
c. Apakah ada perubahan yang terjadi pada
fungsi fisiologis ibu ?
d. Apakah ibu mulai mengalami gangguan
kesehatan ?
e. Apakah ibu mulai mengalami perubahan-
perubahan seksual ?

2. Perubahan a. Apakah ibu mengalami perubahan minat pada


Minat penampilan dan cara berpakaian ?
b. Apakah ibu mengalami perubahan minat
terhadap uang ?
c. Apakah ibu mengalami perubahan minat
terhadap lamang-lambang status ?
d. Apakah ibu mengalami perubahan minat
terhadap agama ?
e. Apakah ibu mengalami perubahan minat
terhadap peristiwa dan aktivitas sosial ?
f. Apakah ibu mengalami perubahan minat
terhadap kegiatan rekreasi ?

3. Perubahan a. Apakah ibu mulai mengalami persoalan


terhadap hal-hal terkait dengan pekerjaan ?
jabatan- b. Apakah ibu mulai mengalami persoalan dalam
pekerjaan, pola-pola keluarga ?
keluarga, dan c. Apakah ibu sudah siap menghadapi berbagai
menyongsong persoalan kehidupan di usia tua nanti ?
usia tua
Cara Menyesuaikan Bagaimana cara ibu menyesuaikan diri,
Diri dengan perubahan-perubahan yang tejadi pada
usia setengah baya ini ?
Dampak Psikologis a. Apakah ada dampak psikologis yang ibu
rasakan saat terjadi perubahan-perubahan
psikososial ?
b. Bagaimana cara ibu menghadapi dampak
psikologis yang ibu terima ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

F. Teknik Analisis Data

Analisis merupakan Proses pemecahan data menjadi komponen-

komponen yang lebih kecil Menganalisis data dalam metode penelitian

kualitatif ini :

1. Merangkum data atau mereduksi data

Dalam merangkum data ini, peneliti memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang pokok, data yang di anggap penting,

sehingga data yang tidak sinkron dengan tema yang dipilih akan

dibuang. Dari itu, tujuan penelitian tidak hanya menyederhanakan data

tetapi memastikan data itu diolah dengan tema yang sesuai.

2. Penyajian Data

Dalam penyajian data, peneliti menyajikan sekumpulan informasi

yang diperoleh selama proses kualitatif dan ini biasanya berbentuk

naraftif. Pada tahap ini, peneliti berupaya mengklarifikasikan dan

menyajikan data sesuai dengan pokok permasalahan yang diawali

dengan pengkodean pada setiap sub pokok permasalahan.

3. Kesimpulan atau verifikasi

Kesimpulan atau verifikasi adalah tahap akhir dalam proses analisa

data. Pada bagian ini peneliti mengutarakan kesimpulan dari data-data

yang telah diperoleh. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari makna

data yang dikumpulkan dengan mencari hubungan, persamaan, atau

perbedaan. Penarikan kesimpulan bisa dilakan dengan jalan

membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar dalam

penelitian tersebut.

Tahapan-tahapan diatas terutama tahapan reduksi dan penyajian

data, tidak melulu terjadi secara beriringan. Akan tetapi kadang

setelah dilakukan penyajian data juga membutuhkan reduksi data lagi

sebelum ditarik sebuah kesimpulan. Tahapan-tahapan diatas bagi

penulis tidak termasuk pada metode analisis data tetapi masuk kepada

strategi analisis data. Karena, metode sudah paten sedangkan strategi

bisa dilakukan dengan keluwesan peniliti dalam menggunkan strategi

tersebut. Dengan demikian, kebiasaan peneliti menggunakan metode

analisis kualitatif menentukan kualitas analisis dan hasil penelitian

kualitatif.

G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

Data merupakan fakta atau bahan-bahan keterangan yang penting

dalam penelitian. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan tindakan (aktivitas), dan selebihnya, seperti dokumen (yang

merupakan data tambahan). Kesalahan data berarti dapat dipastikan

menghasilkan kesalahan hasil penelitian. Karena begitu pentingnya data

dalam penelitian kualitatif, maka keabsahan data perlu diperoleh melalui

teknik pemeriksaan keabsahan, seperti disarankan oleh Lincoln dan Guba,

yang meliputi: kredibilitas (credibility), transferabilitas (transferability),

dependabilitas (dependability), konfirmabilitas (confirmability) (Lincoln,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

dan Guba, 1985: 298-331). Adapun penerapannya dalam praktek adalah

bahwa untuk memenuhi nilai kebenaran penelitian yang berkaitan dengan

penyesuaian psikososial seorang PSK di usia setengah baya maka hasil

penelitian ini harus dapat dipercaya oleh semua pembaca dan dari

responden sebagai informan secara kritis, maka paling tidak ada beberapa

teknik yang diajukan oleh peneliti untuk menguji keabsahan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti untuk menyempurnakan hasil penelitian,

yaitu:

Pertama, perpanjangan kehadiran penelitian, dalam hal ini peneliti

memperpanjang waktu di dalam mencari data di lapangan, mengadakan

wawancara mendalam kepada narasumber sebagai pelaku perubahan

psikososial tidak hanya dilakukan satu kali tetapi peneliti lakukan berulang

kali, berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Hal ini

peneliti lakukan dengan tujuan untuk memperoleh data yang benar, oleh

karena itu perlu diadakan checking data sampai mendapatkan data yang

benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Selanjutnya harus

dilakukan pengamatan secara terus-menerus termasuk kegiatan

pengecekkan data melalui informan lain untuk menanyakan kebenaran

informasi dari narasumber tersebut dan data lain yang penting. Dan

kemudian data yang benar tersebut dilakukan triangulasi. Kebenaran data

juga bisa diuji melalui diskusi dengan teman-teman sejawat, diskusi ini di

samping sebagai koreksi terhadap kebenaran data yang merupakan hasil

dari interpretasi informan penelitian juga untuk mencari kebenaran bahasa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

ilmiah dalam interpretasi terhadap interpretasi tersebut. Setelah itu

dilakukan analisis kasus negatif, pengecekan atas cakupan referensi, dan

pengecekan informan yang terlibat di dalam proes penelitian.

Kriteria kedua, untuk memenuhi kriteria bahwa hasil penelitian

yang berkaitan dengan perubahan psikososial yang dilihat sebagai realitas

subjektif dari perspektif fenomenologi, dapat diaplikasikan atau ditransfer

kepada konteks atau setting lain yang memiliki tipologi yang sama.

Kriteria ketiga, digunakan untuk menilai apakah proses penelitian

kualitatif bermutu atau tidak, dengan melakukan evaluasi apakah si

peneliti sudah cukup hati-hati dalam mencari data, terjadi bias atau tidak ?

apakah membuat kesalahan dalam mengkonseptualisasikan rencana

penelitian-nya, pengumpulan datanya, dan penginterpretasiannya.

Sedangkan kriteria keempat, untuk menilai mutu tidaknya hasil

penelitian, jika dependabilitas digunakan untuk menilai kualitas dari

proses yang ditempuh oleh peneliti, maka konfirmabilitas digunakan untuk

menilai kualitas hasil penelitian itu sendiri, dengan tekanan pertanyaan

apakah data dan informasi, serta interpretasi dan lainnya didukung oleh

materi yang cukup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi data dan pembahasan brupa informasi-informasi

yang sudah diperoleh sebagai hasil penelitian. Untuk menjaga responden, maka

nama dan beberapa informasi lainnya disamarkan.

A. Deskripsi Data

Penelitian ini menggunakan metode wawancara dan observasi.

Penelitian ini dimulai dengan observasi dan melakukan pendekatan dengan

responden. Selanjutnya peneliti menanyakan kesediaan responden untuk

berpartisipasi dalam penelitian ini. Setelah menyatakan kesediaan menjadi

responden, langkah selanjutnya menentukan waktu dan tempat yang tepat

bertemu dengan responden untuk wawancara mendalam. Waktu dan tempat

pelaksanaan wawancara disesuaikan dengan waktu luang, situasi dan kondisi

responden. Sementara observasi dilakukan 2 bulan sebelum pelaksanaan

wawancara dengan responden.

Tabel 2

Agenda Pelaksanaan Wawancara dan Observasi

Inisial Waktu Tempat Keterangan


Responden
Sabtu, 6 April 2019 - Lokalisasi Observasi dilakukan
W Sabtu, 15 Juni 2019 Bongsuwung hanya setiap hari
Pukul 15.00-18.00 WIB sabtu.
Minggu 16 Juni 2019 Angkringan Wawancara
Pukul 16.00-18.00 WIB area Tugu
Yogyakarta

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Rabu, 10 Juli 2019 Angkringan Wawancara


Informan Pukul 16.00-18.00 WIB area Tugu
Yogyakarta
(R)

Jumat, 12 Juli 2019 Lokalisasi Wawancara


Informan
Pukul 21.00-23.00 WIB Bongsuwung
(T)

Deskripsi Umum Responden

Nama :W

Alamat : Jogja

Usia : 56 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : PSK

Penampilan : Bertubuh gemuk, memiliki rambut

panjang yang ikal, bentuk wajah lonjong,

tinggi badan sekitar 150cm - 160cm.

B. Hasil Penelitian

Dari observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti

terhadap responden W, diperoleh hasil yang berkaitan dengan penyesuaian

psikososial.

1. Perubahan Psikososial

a. Perubahan Fisik dan Fisiologis

Salah satu perubahan yang terjadi pada responden adalah

Perubahan fisik dan fisiologis. Perubahan ini meliputi penampilan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

fisik, kemampuan sensoris, fungsi fisiologis, gangguan kesehatan,

dan perubahan seksual. Perubahan penampilan fisik responden

dominan terjadi pada rambut dan kulit. Hal ini dapat dilihat dari

kutipan wawancara dengan responden.

“Ya, kalo fisik ada mas. Kaya rambut saya ini nih, udah
keliatan putih-putih banyak banget. Terus badan saya juga
sekarang gendut mas, padahal makannya sedikit. Kulit saya
juga mulai item kaya babu mas. Yah bisa diliat juga saya
kulitnya mulai keriput, udah jelak banget.” (DW111/DPS-
w/003-007)

Selanjutnya, responden juga mengalami perubahan pada

kemampuan sensoris khususnya mata. Hal ini senada dengan apa

yang dikatakan oleh kedua informan yakni :

“Sepengamatan saya, pada matanya saja. Terlihat pada saat


merangkai aksesoris itu, ibu W harus sangat dekat
melihatnya.” (DR222/DPS-w/009-011)

“Mata aja dia mas, keliatan banget kalo pas lagi baca gitu
dia agak susah ngeliat.” (DT333/DPS-w/008-009)

Selain kemampuan sensoris, responden mengalmi

perubahan pada fungsi fisiologis yang mulai menurun sehingga

membuat responden menjadi cepat lelah. Hal ini juga diungkapkan

oleh informan T dalam kutipan wawancara.

“Iya mas, dia saya perhatikan akhir-akhir ini gampang cape,


suka ngos-ngosan gitu mas.” (DT333/DPS-w/015-016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Responden juga mengalami gangguan kesehatan yang

membuat salah satu kakinya pincang. Hal ini telah diamati oleh

informan R dan dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut.

“Ya, saya kok melihat, akhir-akhir ini dia jalannya mulai


pincang. Saya tidak tahu kenapa, tapi jalannya mulai
pincang sebelah.” (DR222/DPS-w/019-021)

Pernyataan ini diperkuat dengan pernyataan dari informan T yang

dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut.

“Iya mas, dia kena asam urat tuh mas.” (DT333/DPS-


w/019)

Selain itu, responden mengalami perubahan-perubahan

dalam hal seksualitas. Perubahan ini disadari oleh responden dan

dapat diihat pada kutipan wawancara berikut.

“Kalo itu ya iya mas, kaya sekarang udah gak dapet-dapet


lagi, terus suka main sama laki-laki aja udah engga mas.
Sekarang ini tuh kepaksa aja karna perlu duit. Tapi yah ada
enaknya sih, kan saya bisa bebas berhubungan dan gak
perlu takut-takut hamil lagi” (DW111/DPS-w/037-041)

b. Perubahan Minat

Perubahan yang terjadi pada responden selanjutnya adalah

perubahan pada minat. Perubahan pada minat ini meliputi minat

pada penampilan dan cara berpakaian, minat terhadap uang, minat

terhadap lambang-lambang status, minat terhadap agama, minat

terhadap aktivitas sosial, minat terhadap kegiatan rekreasi.

Perubahan minat yang pertama adalah perubahan minat pada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

penampilan dan cara berpakaian. Responden ternyata didorong oleh

kebutuhan pekerjaan, sehingga minat terhadap penampilan dan cara

berpakaian ini meningkat. Hal ini dapat dilihat dari kutipan

wawancara berikut.

“Oh ya tentu mas, saya tuh sebenernya gak suka gaya-


gayaan. Tapi sekarang udah harus mas. Soale saya harus
tampil cantek klo di depan pelanggan. Nda boleh kucel kaya
gini.” (DW111/DPS-w/054-057)

Selanjutnya responden mengalami peningkatan tajam pada

minat terhadap uang. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara

berikut.

“Walah mas mas, itu gak usah di tanya. Kalo masalah duit
yah sudah jelas iya mas. Makin kesini-malah saya makin
butuh pengen punya banyak uang mas, butuh saya mas.”
(DW111/DPS-w/060-062)

Hal ini senada dengan yang disampaikan informan T pada kutipan

wawancara berikut.

“Kalo duit mah makin hari malah makin minat mas.”


(DT333/DPS-w/039)

Namun, tidak semua perubahan minat pada responden

meningkat. Responden mengalami penurunan minat terhadap

lambang-lambanng status. Hal ini diperkuat dengan pernyataan dari

informan R yang dapat dilihat dalam kutipan wawancara berikut.

“Saya pikir saat ini sudah tidak ada minat yah kalau soal itu.
Karna dia sadar siapa dirinya. Dia itu hanya sekedar punya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

uang untuk bisa makan layak saja pasti sudah sangat


bersyukur.” (DR222/DPS-w/049-052)

Perubahan selanjutnya terjadi pada perubahan minat

responden terhadap agama. Kerinduan responden terhadap

kehidupan yang sesuai ajaran agama tertuang dalam kutipan

wawancara sebagai berikut.

“Gimana ya mas, iya sih mas. Makin ke sini tuh saya makin
pengen ke jalan yang benar, ke jalan yang diajarkan agama.
Kadang tuh kalo denger suara azan tuh suka sedih saya.
Tapi gimana ya gak bisa, saya masih kaya gini soale.”
(DW111/DPS-w/077-080)

Perubahan selanjutnya terjadi pada minat responden

terhadap peristiwa dan aktifitas sosial. Responden mengalami

peningkatan minat terhadap peristiwa dan aktifitas sosial.

Peningkatan minat ini juga dipicu oleh keuntungan yang akan

responden dapatkan saat ikut serta dalam peristiwa dan aktifitas

sosial tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan wawancara

dengan responden sebagai berikut.

“Oh ya mas, makin seneng malah sekarang. Kemaren aja


saya ikut ngelayat pas ada yang meninggal, sama sekalian
bantu-bantu mas. Kalo kaya kegiatan gitu ya iya mas, saya
malah masuk ke organisasi PSK mas yah biar sekalian dapat
bantuan gitu mas. Yah sekarang saya makin minat mas, yah
karna dapat bantuan juga kan mas kalo ikut” (DW111/DPS-
w/086-091)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Perubahan minat yag dialami responden selanjutnya adalah

perubahan minat terhadap kegiatan rekreasi. Berdasarkan hasil

wawancara dengan Informan R dapat diperoleh informasi dari

kutipan wawancara berikut.

Kembali lagi pada kebutuhan dasar dia yah. Rekreasi kan


kebutuhan ke sekian yah. Sekali lagi yang penting dia bisa
makan sudah cukup. Saya kira dia jelas menurun minatnya.
(DR222/DPS-w/067-070)

Uniknya adalah responden malah bisa menganggap bahwa rekreasi

hanya membuang uang. Bagi responden seuatu yang menghasilkan

uang lah yang namanya rekreasi. Hal ini dapat dilihat dari hasil

kutipan wawancara dengan responden.

“Dulu waktu muda saya sering mas, sekarang yah udah


engga, yah kerja itu yang saya anggap rekreasi mas. Kalo
jalan-jalan gitu kan buang duit buang waktu jadi gak guna.
Ya saat kerja itu saya anggap rekreasi.” (DW111/DPS-
w/094-097)

Meskipun begitu, sangat terlihat penurunan minat responden

terhadap kegiatan rekreasi.

c. Perubahan Terhadap Hal-hal Jabatan-Pekerjaan, Pola-pola Keluarga,

dan Permasalahan-permasalahan Menyongsong Usia Tua

Perubahan terhadap pekerjaan sering kali menjadi masalah

yang umum dihadapi orang-orang di usia setengah baya. Tidak

terkecuali dengan responden. Dari kutipan wawancara berikut,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

sangat terlihat jelas bahwa responden mengalami masalah dengan

perubahan yang terjadi pada pekerjaannya.

“Iya mas, saya tuh sudah gak kuat kerja kaya gini. Saya
udah mulai ilang pelanggan. Sekarang jarang mas,
kadang ada kadang engga. Saya mulai coba kerja yang
laen tapi susah mas. Yah maklum saya gak bisa kerja
yang laen di sini, saya gak tau. Saya gak ada
kemampuan.” (DW111/DPS-w/115-119)

Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari informan R yang

dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut.

“Ya tentu saja, dia sudah selesai masanya. Dia itu


sebetulnya pengen berhenti dari pekerjaan seperti itu.
Terutama karna dia sudah tua, sudah di cap yah tidak
laku lagi. Saya ingat dia cerita, malah bercita-cita
memang ingin berhenti.” (DR222/DPS-w/085-089)

Selain pekerjaan, perubahan yang terjadi pada responden

juga terdapat pada pola-pola dalam keluarga. Responden harus

menyesuaikan diri dengan hubungan runah tangga yang sudah retak

dan sulit dipersatukan.

Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan informan T, yang

terdapat pada kutipan wawancara berikut.

“Iya mas, dia pisah ranjang sama suaminya. Cek-cok


mereka mas. Makanya dia tidur di tempat saya
sekarang.” (DT333/DPS-w/080-081)

Perubahan terakhir ada pada kesiapan responden

menyongsong masa tuanya. Responden belum siap untuk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

menyongong masa tua karena belum memiliki bekal yang cukup.

Meskipun begitu, responden tetap berusaha mempersiapkan diri

dengan baik. hal ini dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut.

“Yah saya masih siap-siap mas. Saya masih, kaya punya


rencana kedepan gitu. Ya kalo sekarang masih belum
betul-betul siap mas. Kalo bisa gak usah ngmongin itu
lah mas. Saya gak begitu suka sama yang namanya tua.”
(DW111/DPS-w/134-137)

2. Cara Menyesuaikan Diri

Responden mengalami berbagai perubahan psikososial di

salam dirinya. Namun, semua perubahan yang terjadi pada

responden menuntut responden untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan tersebut. Perubahan yang pertama terjadi pada

fisik dan fisiologis responden. Cara responden menyesuaikan diri

dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut.

“Ya saya jadi kadang kerja kadang ga kerja mas, keluar


ga lama-lama gitu mas. Saya juga dandan lebih gitu mas
biar ketutup keriputnya. Sama sering periksa ke dokter,
takut banyak penyakit. Sama kan tiap berapa bulan sekali
ada periksa dari dinkes mas. Jadi, saya kebantu sama itu
mas.” (DW111/DPS-w/046-050)

Perubahan kedua yang responden alami adalah perubahan

terhadap minat responden itu sendiri. Untuk menyesuaikan diri

dengan perubahan pada minat ini, responden menggunakan berbagai

cara seperti yang diungkapkan responden pada kutipan wawancara

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

“Yah kalo yang pakaian saya harus mas karna itu kan perlu
biar dapat pelanggan. Kalo duit mah saya tetep kerja kaya
gini mas, saya juga cari rongsok biar ada tambahan. Yang
status-status tadi itu saya gak cuek aja sih mas, gak saya
pikirin. Terus soal agama tadi, yah saya mulai dengerin
ceramahnya pak Ustad dari rumah mas. Saya gak berani ke
masjid. Yang sosial itu saya selalu ikut mas, karna nantinya
saya bakal butuh jugakan. Yang rekreasi yah itu tadi mas,
saya anggap pas saya kerja itu rekreasinya.” (DW111/DPS-
w/101-109)

Perubahan berikutnya yang responden alami adalah terkait

dengan pekerjaan, keluarga, serta kesiapan responden menghadapi

hari tua. Cara rsponden menyesuaikan diri dapat dilihat pada hasil

kutipan wawancara dengan responden berikut ini.

“Masalah kerjaan saya mulai berusaha buat gak kerja


kaya gini mas. Makanya saya sering ikut kegiatan sama
Romo itu mas. Biar dapat bekal buat nanti kalo udah
keluar. Kalo keluarga yah saya udah pasrah mas. Saya
gak ngarep lagi, kalo nanti gak sama-sama lagi yah saya
terima aja, saya ikhlas. Saya terima saya sendiri aja, toh
udah lama juga gak satu ranjang. Kalo masalah tua nanti,
yah saya usaha aja biar nanti pas tua gak banyak beban.
Kaya cari duit, jaga kesehatan, sama yah usaha dapat
kerjaan yang bagus.” (DW111/DPS-w/143-151)

3. Dampak Psikologis yang Terjadi pada PSK Setengah Baya

Berbagai perubahan yang terjadi pada responden ternyata

berdampak pada psikologis responden. Responden mengalami krisis

kepercayaan diri akibat perubahan yang datang bertubi-tubi dan

menuntuk penyesuaian yang cepat dari responden. Dampak


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

psikologis yang responden alami diungkapkan responden pada

kutipan wawancara berikut.

“Ya gimana ya, iya sih mas. Karena yang tadi-tadi itu,
saya sering malu. Kadang saya sedih, ngerasa idup saya
ini udah gak guna. Kadang juga bingung mau gimana
lagi. Saya jadi kurang PD mau ngapa-ngapain.”
(DW111/DPS-w/158-161)

Kedua informan juga mengucapkan hal senada yang mendukung

pernyataan responden. Ini dapat dilihat dalam kutipan hasil

wawancara dengan kedua informan.

“Dampaknya ada ya. Sangat terlihat ibu W menjadi


kurang percaya diri.” (DR222/DPS-w/114-115)

“Dia jadi gak PD mas, mau ngapa-ngapain kadang mesti


ditemenin.” (DT333/DPS-w/101-102)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa

perubahan tersebut memberikan dampak negatif pada sisi psikologis

responden. Namun, responden memiliki cara tersendiri untuk

mengatasi dampak negatif tersebut dengan cara berbagi cerita

dengan orang-orang yang dipilihnya. Hal ini diungkapkan kedua

informan yang menjadi tempat responden menceritakan keluh

kesahnya. Pernyataan tesebut dapat dilihat pada kutipan wawancara

berikut.

“Cara yang dia lakukan itu yaitu bercerita dengan orang-


orang yang dia percayai untuk mendapatkan dukungan
dan mengurangi beban.” (DR222/DPS-w/118-120)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

“Paling dia cerita ke saya atau ke Romo mas. Biar


dikasih semangat.” (DT333/DPS-w/105-106)

4. Keberhasilan atau Kegagalan PSK Setengah Baya Melewati

Tahap Perkembangan Psikososial Usia Dewasa.

Responden telah memasuki tahapan dimana ia harus

melewati berbagai perubahan yang terjadi di masa setengah baya.

Tentunya berhasil dan tidaknya keputusan yang diambil responden

dapat terlihat oleh orang lain. Kedua informan menilai responden

cukup berhasil menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang

datang. Hal ini dapat dilihat dari kutipan hasil wawancara dengan

kedua responden.

“Saya kira sampai saat ini cukup berhasil yah.”


(DR222/DPS-w/124)

“Lumayan sih mas. Dia cukup bisa nyesuaiin diri sama


kondisinya.” (DT333/DPS-w/109-110)

Langkah terakhir untuk menentukan apakah responden

berhasil atau tidak melewati tahap ini adalah dengan mengungkap

apakah responden memiliki produktivitas dan rencana atau

pandangan yang baik untuk masa depan. Ternyata responden

memiliki keduanya. Hal ini dapat dilihat dari kutipan wawancara

dengan responden berikut ini.

“Yah saya pengen keluar dulu dari kerjaan ini mas. Saya
udah mulai ngumpul duit buat modal. Kalo udah ada
modalnya, saya mau usaha. Nanti saya manfaatin yang
saya belajar dari kegiatannya Romo itu mas. Terus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

duitnya saya pake buat biaya idup saya, biar gak kaya
sekarang.” (DW111/DPS-w/176-180)

C. Pembahasan

Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang

sebagai masa usia antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya

ditandai dengan adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada

usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti

oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang mengalami

perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun

garis batas tradisionalnya masih nampak. Bagaimanapun baiknya individu-

individu tersebut berusaha untuk menyesuaikan diri. Hasilnya akan

tergantung pada dasar-dasar yang ditanamkan pada tahap awal kehidupan,

khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran dan harapan

sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik, yang

diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemudahan

untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru dan harapan sosial

usia madya (Hurlock, 1968).

Sejalan dengan penjelasan ini, responden juga mengalami berbagai

perubahan di dalam dirinya. Hali ini dapat dilihat pada hasil wawancara

dengan responden maupun dengan kedua informan. Maka dari itu, bagian

ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah penelitian yaitu

perubahan psikososial yang dialami oleh W, cara-cara W menyesuaikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

diri, dampak psikologi yang muncul dalam diri W, dan berhasil atau

tidaknya W melewati tahapan perkembangan psikososial.

1. Perubahan Psikososial

Manakala seseorang telah mencapai usia setengah baya, ada

kecenderungan untuk meningkat berat badannya. Berat itu terutama

berada pada daerah perut. Orang-orang setengah baya boleh dikatakan

sudah berhenti tumbuh (ke atas) dan mulai mengembang di bagian

tengahnya. Perubahan rambut dan kulit merupakan ciri-ciri lain yang

sering mengikuti usia setengah baya. Warna rambut yang mulai keabu-

abuan atau memutih sebagian, nampak setelah pria atau wanita

setengah baya mencapai usia 40. Dalam usia setengah baya, kulit pada

wajah, tengkuk, lengan, dan tangan menjadi kasar dan mulai

menunjukkan kerutan (Mappiare, 1983).

Penjelasan ini sama dengan perubahan penampilan fisik responden.

Hal tersebut dapat dilihat dari ungkapan wawancara dengan responden.

Responden mengungkapkan bahwa telah terjadi perubahan pada

rambutnya. Rambut dari responden W mulai banyak yang telah

memutih. Responden juga mengungkapkan bahwa sekarang badannya

gendut. Ungkapan dari informan juga membenarkan perubahan-

perubahan fisik yang terjadi pada responden.

Perubahan selanjutnya terjadi pada daya tangkap sensoris

responden. Daya tangkap sensoris melemah dan lama-kelamaan akan

semakin melemah, umumnya dimulai pada masa setengah baya. Daya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

sensoris yang sangat banyak mengandung masalah dan sangat banyak

berubah tadi adalah mata dan telinga. Melemahnya fungsi mata

disebabkan oleh menurunnya ukuran pupil, berkurangnya ketajaman

lensa mata, pengaburan lensa, menurunnya daya tatap, dan adanya

kecenderungan dihinggapi penyakit (Mappiare, 1983). Hal tersebut

dapat dilihat dari ungkapan kedua informan. Informan R

mengungkapkan bahwa dari hasil pengamatannya, ia melihat bahwa

responden W hanya mengalami perubahan pada mata. Hal ini diamati

informan R saat responden W merangkai aksesoris. Sejalan dengan

informan R, informan T juga melihat bahwa responden W mengalami

masalah dengan penglihatannya. Menurut responden T, saat membaca

responden W menglami kesulitan saat membaca huruf yang agak kecil.

Perubahan yang terjadi selanjutnya dalah perubahan fisiologis.

Menurut Mappiare (1983), Perubahan fungsi fisiologis dapat

mempengaruhi ketahanan tubuh saat melakukan kegiatan. Semakin

bertambahnya usia membuat fungsi-fungsi fisiologis dalam tubuh

mulai menurun kinerjanya. Perubahan ini membuat responden menjadi

cepat lelah. Hal ini juga diungkapkan oleh informan T dalam kutipan

wawancara. Informan T melihat bahwa akhir-akhir ini, responden W

terlihat mudah sekali merasa lelah dan terlihat sering terengah-engah

saat melakukan aktivitas.

Perubahan selanjutnya terjadi pada kesehatan responden W. Masa

setengah baya juga ditandai oleh menurunnya kesegaran pisis secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

umum dan beberapa gangguan-gangguan kesehatan yang sering

dialami (Mappiare, 1983). Perubahan ini terjadi pada responden W.

Hal ini telah diungkap oleh informan R bahwa responden W akhir-

akhir ini terlihat pincang sebelah saat berjalan. Sejalan dengan

ungkapan ini, informan T mengungkapkan bahwa responden W

ternyata terserang asam urat.

Selanjutnya, terjadi perubahan seksual pada responden W.

Perubahan seksual pada wanita ditandai dengan memasuki masa

menopause. Menopause adalah perhentian fungsi menstrual yang

terdapat selama climacteric wanita, yang meliputi perubahan-

perubahan badaniah secara menyeluruh dan perubahan-perubahan

emosional yang bersamaan terjadinya dengan itu (Mappiare, 1983).

Hal ini juga membuat gairah seksual menurun. Perubahan ini diungkap

oleh responden dan dapat dilihat pada kutipan wawancara berikut.

Perubahan tidak hanya terjadi pada fisik responden W. Perubahan-

perubahan ini juga terjadi pada minat responden W itu sendiri.

Perubahan minat yang pertama adalah perubahan minat dalam

penampilan dan pakaian. Minat terhadap penampilan (pisis) mulai

berkurag setelah seseorang menikah, khususnya selama tahun-tahun

pertama mendapat status sebagai orang tua. Tetapi, seiring

meningkatnya usia sampai mencapai masa setengah baya, minat

seseorang terhadap penampilan luar pisisnya sangat meningkat.

Semakin nampak berubah ke arah menurunnya daya tarik pisis,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

semakin bertambah pula minat terhadap penampilan itu tadi

(Mappiare, 1983). Responden juga ternyata didorong oleh kebutuhan

pekerjaan, sehingga minat terhadap penampilan dan cara berpakaian

ini meningkat. Hal ini diungkapkan oleh responden W dalam

wawancara. Responden W mengungkapkan bahwa ia sebenarnya tidak

suka bergaya. Tetapi, karena tuntutan pekerjaan yang mendorong

responden W untuk tampil cantik dan menarik, maka responden W

terdorong untuk menampilkan gaya yang modis dan menarik.

Perubahan minat selanjutnya yang terjadi pada responden W

adalah minat terhadap uang. Minat terhadap uang bagi para setengah

baya, ditandai oleh keragaman yang mana bersangkutan dengan

banyak sekali faktor. Faktor umumnya adalah keperluan yang mereka

utamakan dalam masa ini (Mappiare, 1983). Hal ini sesuai dengan

hasil wawancara dengan responden W. Responden W mengungkapkan

bahwa minatnya terhadap uang cenderung meningkat. Uang memiliki

daya tarik yang besar terhadap responden W karena dianggap sangat

bisa memenuhi kebutuhannya.

Perubahan minat responden W selanjutnya adalah mina terhadap

lambang-lambang status. Bagi mereka yang sangat tertarik dalam hal

mobilitas sosial seringkali sangat tertarik minatnya pada lambang-

lambang status tadi, dibandingkan dengan mereka yang kurang perduli

terhadap mobilitas sosial (Mappiare, 1983). Responden merupakan

orang berada di golongan kurang peduli terhadap mobilitas sosial. Hal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

ini diungkapkan informan R pada saat wawancara berlangsung.

Responden R mengungkapkan bahwa responden W sudah menurun

bahkan sudah tidak berminat dengan lambang-lambang status tersebut.

Menurut informan R, hanya dengan punya uang yang cukup untuk

hidup pada saat ini saja responden W sudah sangat bersyukur. Jadi,

responden W tidak lagi mengejar lambang-lambang status tersebut.

Perubahan minat selanjutnya terjadi pada minat responden W

terhadap agama. Minat terhadap agama, seperti juga terhadap

peraturan-peraturan dan falsafah hidup, ada kecenderungan akan

menjadi kuat bagi para setengah baya seirama dengan meningkatnya

usia (Mappiare, 1983). Sesuai dengan penjelasan ini, kerinduan

responden terhadap kehidupan yang sesuai ajaran agama telah

terungkap dalam wawancara. Responden W mengungkapkan bahwa

seiring berjalannya waktu, ia semakin memiliki kerinduan yang besar

untuk kembali ke jalan yang diajarkan oleh agama. Responden W juga

mengungkapkan bahwa ketika ia mendengar suara adzan, ia meresa

sedih. Namun, pekerjaan yang digeluti responden W saat ini masih

menghalangi dia untuk kembali ke jalan yang diajarkan oleh

agamanya.

Perubahan minat responden W selanjutnya terjadi pada minat

terhadap peristiwa dan aktivitas sosial. Sejauh mana partisipasi para

setengah baya dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan tadi banyak

bergantung pada tingkat status sosial, daerah tempat tinggal, bidang-


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

bidang pekerjaannya dimasa muda (Mappiare, 1983). Berdasarkan

daerah tempat tinggal dan kondisi status sosial, responden sangat

berminat pada peristiwa dan aktivitas sosial. Responden W

mengungkapkan bahwa ia sangat senang dengan hal-hal tersebut.

Responden W juga menceritakan bahwa ia pergi melayat ke rumah

temannya dan sekaligus membatu di rumah tersebut. Mengenai

aktifitas sosial, responden mengungkapkan bahwa ia masuk dan ikut

serta dalam kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh organisasi PSK

yang ada pada lokalisasi tempat ia tinggal dan bekerja..

Perubahan minat selanjutnya terjadi pada minat terhadap rekreasi.

Jenis-jenis atau bentuk-bentuk rekreasi mana yang diutamakan untuk

dilaksanakan oleh para setengah baya, serta dalam cara bagaimana

mereka jalankan adalah sangat berbeda-beda. Perbedaan dimaksudkan

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantara faktor penting yang sangat

dominan dalam hal ini adalah kebiasaan-kebiasaan mereka sejak masa

muda, tingkat status sosial ekonomi, daerah tempat tinggal,

kesempatan yang ada yang sering dipengaruhi pula oleh pekerjaan

kerumah-tanggaan, dan kesehatan mereka dalam masa setengah baya

itu (Mappiare, 1983). Penjelasan ini sejalan dengan hasil wawancara

dengan responden. Responden W mengungkapkan bahwa semasa

mudanya ia sering melakukan kegiatan rekreasi. Namun, sekarang

sudah tidak karena rekreasi dianggap hanya mumbuang-buang uang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

dan waktu. Dapat dilihat bahwa minat responden W terhadap rekreasi

menurun drastis.

Selain perubahan pada fisik dan fisiologis serta minat responden

W, responden W juga mengalami perubahan terhadap hal-hal jabatan-

pekerjaan, keluarga, dan permasalahan-permasalahan menyongsong

usia tua bagi setengah baya. Perubahan yang pertama adalah persoalan

jabatan-pekerjaan. Beberapa faktor yang dapat berpengaruh terhadap

penyesuaian jabatan-pekerjaan bagi para setengah baya adalah

perpindahan jabatan, merasa terpaksa pensiun, menurunnya daya kerja

dan lain-lain. Penjelasan ini sejalan dengan kondisi yang dihadapi oleh

responden. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara dengan

responden W. Dalam wawancara, responden W mengungkapkan

bahwa ia sudah tidak kuat menjalani profesinya saat ini. hal ini juga

dipicu dengan kondisi dimana responden W mulai kehilangan

pelanggan karena daya kerja serta penampilannya mengalami

penurunan. Responden W juga mengungkapkan bahwa ia sudah

mencoba pekerjaan lain tapi mengalami kesulitan karena minimnya

keterampilan.

Perubahan selanjutnya terjadi akibat persoalan dalam pola-pola

keluarga responden W. Hubungan antara suami dengan isteri,

merupakan hal lain yang mengandung persoalan dalam masa setengah

baya. Para suami dalam masa setengah baya ini seringkali sibuk

dengan urus-urusan pekerjaan yang disebabkan karena meningkatnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

prestasi yang menuntut ketekunan atau karena tuntutan ekonomis

keluarga itu sendiri. Para isteri, umumnya perhatian mereka terpusat

pada pekerjaan rumah tangga. Atau kadangkala juga yang bekerja

sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Hal itu tadi mendatangkan akibat

semakin jarangnya suami isteri pergi bersama-sama. Mereka kurang

sempat lagi untuk berdua-dua seperti dikala mereka masih muda

(Mappiare, 1983). Kondisi ini sejalan dengan persoalan yang dihadapi

responden. Responden W mengungkapkan bahwa saat ini, ia telah

pisah ranjang dengan suaminya. Hal ini disebabkan karena

merenggangnya hubungan suami-istri antara responden W dengan

pasangannya. Kondisi ini terjadi terus-menerus sehingga membuat

hubungan mereka semakin jauh. Kondisi inilah yang membuat

responden W pisah ranjang dengan suaminya.

Perubahan berikutnya adalah perubahan yang terjadi akibat dari

permasalahan-permasalahan usia setengah baya yang akan

menyongsong usia tua. Persoalan-persoalan kehidupan masa tua yang

menuntut para setengah baya (terutama) untuk menghadapinya,

sesungguhnya begitu luas. Tetapi hal-hal pokok yang melingkupi

sebagian yang lain kiranya berhubungan dengan persoalan kesehatan,

persoalan pensiun, persoalan perubahan-perubahan peranan, dan

persoalan yang berhubungan dengan rencana-rencana keluarga

(Mappiare, 1983). Menyongsong masa tua memang membutuhkan

persiapan yang matang. Responden juga ternyata melakukan persiapan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

untuk menyongsong masa tua meskipun belum begitu siap. Responden

W mengungkapkan bahwa ia belum siap menghadapi persoalan-

persoalan di masa tua nanti. Meskipun begitu, responden W

mengungkapkan bahwa ia telah mulai mempersiapkan diri untuk

menghadap berbagai persoalan tersebut.

2. Cara Menyesuaikan Diri

Terlepas dari perubahan-perubahan yang terjadi pada responden

W, perlu adanya penyesuaian diri responden W untuk menhadapi

perubahan-perubahan psikososial tersebut. Dalam proses penelitian

pun terungkap berbagai cara responden W menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan psikososial tersebut. Mereka yang berusia

setengah baya harus benar-benar menyadari bahwa fisiknya sudah

tidak mampu berfungsi lagi sama seperti sediakala pada saat mereka

kuat dan bahkan beberapa organ tubuh yang vitas sudah “aus”

(Hurlock, 1968). Responden mengalami berbagai perubahan fisik di

dalam dirinya. Namun, semua perubahan fisik yang terjadi pada

responden menuntut responden untuk menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan tersebut. Responden mengungkapkan bahwa saat

ini ia mengurangi jam kerjanya. Bahkan ketika bekerja pun, intensitas

waktu untuk bekerja dikurangi oleh responden sendiri. Responden W

juga mengungkapkan bahwa kondisi fisik yang mulai menurun saat ini

membuat ia harus merias tubuhnya lebih banyak lagi untuk menutupi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

keurangannya. Selain itu, kondisinya saat ini membuat responden W

menjadi sering memeriksakan diri ke dokter.

Tidak hanya pada fisik dan fisiologis, perubahan terhadap minat

yang terjadi pada responden W juga menuntut responden W untuk

melakukan penyesuaian diri. Perubahan minat yang ada pada usia

madya terjadi sebagai akibat dari perubahan tugas, tanggung jawab,

kesehatan, dan peran dalam hidup (Hurlock, 1968). Untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan pada minat ini, responden telah

menggunakan berbagai cara agar dapat menyesuaikan diri. Dalam

proses wawancara, responden W mengungkapan bahwa ia tetap akan

berpakaian bagus dan berpenampilan menarik karena itu adalah

tuntutan pekerjaannya. Mengenai keuangan, responden W

mengungkapkan bahwa ia tetap menggeluti pekerjaannya dan sebagai

tambahan untuk mendapatkan lebih banyak uang, reponden W bekerja

sebagai pemulung. Penyesuaian berikutnya adalah terhadap minat

beragama. Dalam hal ini, responden mengungkapkan bahwa ia mulai

mendengarkan ceramah-ceramah dari tokoh-tokoh agama yang

disampaikan melalui pengeras suara yang terdapat pada tempat ibadah

di dekat tempat ia tinggal. Mengenai peristiwa dan aktivitas sosial,

responden W mengungkapkan bahwa ia saat ini semakin rajin dan

sering mengikuti kegiatan tersebut dan menyadari bahwa suatu saat ia

sendiri akan membutuhkan orang lain. Sesuatu yang mengejutkan

diungkapkan responden W pada bagian penyesuaian diri terhadap


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

perubahan minat rekreasi. Responden W mengungkapkan bahwa ia

menganggap pekerjaan yang digelutinya saat ini adalah pekerjaan

sekaligus sarana rekreasi baginya.

Penyesuaian selanjutnya terkait dengan pekerjaan, keluarga, serta

kesiapan responden menghadapi hari tua. Cara responden

menyesuaikan diri diungkapkan oleh responden pada saat proses

wawancara berlangsung. Responden W mengungkapkan bahwa

pekerjaan yang saat ini digelutinya mulai coba ia tingalkan. Hal ini

dibuktikannya dengan mengikuti pelatihan keterampilan yang

dilaksanakan oleh salah seorang Romo. Hal ini responden W lakukan

untuk mendapatka keterampilan yang nantinya akan menjadi bekal

setelah tidak lagi menggeluti pekerjaannya saat ini. Mengenai

keluarga, responden sudah menerima kondisinya saat ini. Responden

W mngungkapkan bahwa ia tidak masalah jika harus hidup sendiri.

Selanjutnya adalah persoalan masa tua. Pada persoalan ini responden

menyesuaikan diri dengan cara mengumpulkan uang, menjaga

kesehatan, dan berusaha mendapatkan pekerjaan baru yang dapat

merubah hidupnya.

3. Dampak Psikologis yang Terjadi pada PSK Setengah Baya

Menurut Mappiare (1983), Orang-orang dengan usia setengah baya

memiliki kemungkinan besar untuk disinggahi pikiran-pikiran negatif.

Berbagai perubahan yang terjadi pada responden ternyata berdampak

pada psikologis responden. Responden mengalami krisis kepercayaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

diri akibat perubahan yang datang bertubi-tubi dan menuntut

penyesuaian yang cepat dari responden. Dampak psikologis yang

responden alami diungkapkan responden pada saat proses wawancara

berlangsung. Responden W mengungkapkan bahwa akibat dari

perubahan psikososial tersebut, ia sering merasa malu dengan dirinya

sendiri. Bahkan, responden W merasa hidupnya sudah tidak berguna

lagi. Perasaan bingung terus menghantui responden W di usia yang

sudah mencapai setengah baya ini. Bahkan untuk melakukan beberapa

hal, responden W jadi kurang percaya diri.

Kedua informan juga mengucapkan hal senada yang mendukung

pernyataan responden. Informan R meyebutkan bahwa responden W

menjadi kurang percaya diri dalam kesehariannya. Sejalan dengan

ungkapan informan R, informan T mengungkapkan bahwa karena

responden W menjadi kurang percaya diri maka ia sering diminta

untuk menemani responden W melakukan beberapa hal. Berdasarkan

hasil wawancara tersebut, dapat dilihat bahwa perubahan tersebut

memberikan dampak negatif pada sisi psikologis responden. Namun,

responden memiliki cara tersendiri untuk mengatasi dampak negatif

tersebut dengan cara berbagi cerita dengan orang-orang yang

dipilihnya. Hal ini diungkapkan kedua informan yang menjadi tempat

responden menceritakan keluh kesahnya. Informan R mengungkapkan

bahwa responden R akan bercerita kepada orang-orang uang ia

percayai untuk mendapatkan dukungan dan mengurangi beban yang ia


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

rasakan. Sejalan dengan ungkapan informan R, informan T

mengungkapkan bahwa responden W sering bercerita padanya atau

bercerita kepada Romo.

4. Keberhasilan atau Kegagalan PSK Setengah Baya Melewati

Tahap Perkembangan Psikososial Usia Dewasa.

Pada tahap perkembangan psikososial yang ke tujuh ini, akan

dilihat apakah seorang PSK usia setengah baya mampu meraih

keberhasilan atau malah menemui kegagalan. Menurut Erickson

(1950) keberhasilan yang sekiranya harus dicapai pada tahap ini yaitu

kepastian tujuan dan produktivitas. Responden telah memasuki

tahapan dimana ia harus melewati berbagai perubahan yang terjadi di

masa setengah baya. Tentunya berhasil dan tidaknya keputusan yang

diambil responden dapat terlihat oleh orang lain. Kedua informan

menilai responden cukup berhasil menyesuaikan diri dengan berbagai

perubahan yang datang. Hal ini diungkapkan oleh kedua informan saat

proses wawancara berlangsung. Informan R mengungkapkan bahwa,

menurutnya responden W cukup berhail dalam menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan psikososial yang terjadi. Sementara itu

informan R juga mengungkapkan hal yang sama. Menurut informan

T, responden W cukup bisa menyesuaikan diri dengan kondisinya saat

ini.

Langkah terakhir untuk menentukan apakah responden berhasil

atau tidak melewati tahap ini adalah dengan mengungkap apakah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

responden memiliki produktivitas dan rencana atau pandangan yang

baik untuk masa depan. Ternyata responden memiliki keduanya. Hal

ini terungkap saat berlangsungnya proses wawancara mendalam

dengan responden W. Responden W mengungkapkan keinginan

besarnya untuk keluar dari pekerjaan yang ia geluti saat ini. Demi

merealisasikan keinginannya itu, responden W mulai menabung dan

hasil tabungann ya itu akan dijadikan modal untuk membuka usaha

baru. Responden W juga mengungkapkan bahwa apa yang telah ia

pelajari melalui kegiatan pelatihan keterampilan bersama dengan salah

seorang Romo akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membantu

kelancaran usahanya nanti. Pada akhirnya responden W

mengungkapkan bahwa hasil dari usahanya nanti akan dia gunakan

untuk memperbaiki kehidupannya agar tidak lagi seperti

kehidupannya saat ini. Dengan demikian, responden W telah berhasil

menjalni tahap perkembangan psikososial yang ke tujuh ini dengan

cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran. Bagian

kesimpulan memuat kesimpulan penelitian. Badian keterbatasan penelitian

memuat keterbatasan peneliti dalam menggali informasi lebih dalam dari

responden. Bagian saran memuat masukan untuk peneliti lain maupun berbagai

pihak agar dapar melakukan penelitian yang lebih baik dari penelitian ini.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan

penelitian yang berkaitan dengan penyesuaian psikososial PSK usia

setengah baya adalah :

1. Perubahan psikososial PSK usia setengah baya yang pertama terjadi

pada fisik dan fisiologis. Perubahan ini meliputi penampilan fisik,

kemampuan sensoris, fungsi fisiologis, gangguan kesehatan, dan

perubahan seksual. Perubahan selanjutnya terjadi pada minat PSK.

Perubahan ini meliputi minat terhadap penampilan dan cara

berpakaian, minat terhadap uang, minat terhadap lambang status, minat

terhadap agama, minat terhadap peristiwa dan aktivitas sosial, dan

minat terhadap kegiatan rekreasi. Perubahan selanjutnya terjadi pada

hal-hal mengenai jabatan-pekerjaan, pola-pola dalam keluarga, dan

menyongsong usia tua.

2. Cara PSK usia setengah baya menyesuaikan diri terhadap perubahan

fisik dan fisiologis yaitu, mengurangi jam kerja, sering memeriksakan

diri ke dokter, ikut pemeriksaan dengan dinas kesehatan. Selanjutnya

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

cara PSK setengah baya menyesuaikan diri dengan perubahan minat

yaitu menggunakan pakaian bagus saat kerja, mencari uang tambahan,

mendengar ceramah pak Ustad dari rumah, ikut kegiatan sosial,

menganggap kerja itu sebagai sarana rekreasi. Selanjutnya perubahan

terhadap pekerjaan-jabatan, polapola keluarga, dan menyongsong hari

tua. Cara-cara meyesuaikan diri yang dilakukan responden yaitu

mencari pekerjaan baru, melatih keterampilan baru, pasrah akan

keadaan rumah tangga dan menerima kondisi hidup sendiri, menabung

unutk hari tua dan menjaga kesehatan.

3. Dampak Psikologis yang terjadi akibat dari perubahan psikososial

yang terjadi pada responden, responden menjadi kurang percaya diri.

Namun, responden mengatasinya dengan cara berbagi cerita dengan

orang-orang yang dia percaya.

4. PSK usia setengah baya cukup berhasil menyesuaikan diri dengan

berbagai perubahan yang terjadi pada dirinya. Untuk kedepannya, PSK

setengah baya akan mengumpulkan uang untuk modal lalu keluar dari

dunia prostitusi. Setelah keluar PSK setengah baya akan

memanfaatkan keterampilan yang dipelajarinya menjadi sebuah

keuntungan.

B. Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memilki keterbatasan dalam

penelitian ini, yaitu sebagai berikut :


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

1. Kurangnya buku referensi yang valid mengenai psikososial orang

dewasa.

2. Kurangnya buku referensi yang valid mengenai PSK.

3. Peneliti kurang menggali sisi PSK dari responden karena lebih

berfokus pada penyesuaian psikososial.

4. Peneliti terkendala dengan kesiapan waktu responden untuk

diwawancarai.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran kepada

pihak terkait dengan penelitian ini agar memperoleh hasil yang lebih baik

dari penelitian ini, yaitu sebagai berikut :

1. Diperlukan persiapan sumber referensi yang memadai untuk

mendukung penelitian.

2. Diperlukan penggalian data lebih mendalam.

3. Diperlukan ketelitian tinggi saat memproses data.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

AMALIA, T. (2017) Faktor-Faktor Resiko IMS pada WPS di Wilayah Puskesmas


II Baturaden.
http://repository.ump.ac.id/4293/3/Tuti%20Amalia%20BAB%20II.
pdf
(Diakses tanggal 30 April 2019)

Anonim. (2017) Teori Psikososial Erikson dan Perkembangannya.


https://dosenpsikologi.com/teori-psikososial-erikson
(Diakses tanggal 29 April 2019).
Chaplin, J.P. (2011) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

CNN Indonesia (2018) Kemensos : 40 ribu PSK Menghuni Lokalisasi Indonesia


https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180419112100-20-
291933/kemensos-40-ribu-psk-menghuni-lokalisasi-indonesia
(Diakses tanggal 30 April 2019).
Deddy, S. (2017) Kesadaran Masyarakat dan Pekerja Seks Komersial (PSK)
Mengenai Penyakit Menular Seksual (PMS) (Studi Kasus di
Lokalisasi PSK “Komplek Bintang Mas” di Desa Rasau Jaya 3
Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya)
https://docplayer.info/46656207-Oleh-deddy-sutomo-nim-e.html
(Diakses tanggal 30 April 2019).

Erickson, E.H.(2010) Childhood and Society. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hurlok, E.B.(1968) Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.

Kartono, K.(2011) Patologi sosial. Jakarta : Rajawali Pers.

Mappiare, A. (1983) Psikologi Orang Dewasa. Surabaya : Usaha Nasional

Psychology Mania(2012) Pengertian Pekerja Seks Komersial


http://www.psychologymania.com/2012/09/pengertian-pekerja-
seks-komersial.html
(Diakses: 29 April 2019).

Sugiyono, (2017) Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sugiyono, (2017) Metode Penelitian Kebijakan. Bandung : Alfabeta

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Wika, H.L., Habibah, H., & Guntur, G. (2016) Masalah Psikososial dan
Lingkungan Dalam Psikosomatis.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/62972/10-
MASALAH.pdf?sequence=1&isAllowed=y
(Diakses: 29 April 2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1

Hasil Observasi

Hari/Tanggal Inisial Responden Deskripsi Interpretasi

Sabtu, 6 April W Observasi dilakukan setiap hari sabtu pada saat kegiatan melatih Pemalu jika

2019 keterampilan di lokalisasi Bongsuwung. W memiliki perawakan gemuk, ketemu orang

- kulit agak gelap, tidak terlalu tinggi, memiliki rambut panjang yang baru kenal.

Sabtu, 15 Juni sudah mulai putih. W nampak dekat sekali dengan beberapa orang

2019 temannya. Saat mengejakan sesuatu W sangat serius mengerjakannya.

W memiliki masalah pada mata dan kaki.W mudah diajak bicara.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Lampiran 2

Lembar Verbatim Wawancara

A. Responden W

Waktu : Minggu, 16 Jumi 2019

Tempat : Angkringan area Tugu Yogyakarta

Peneliti : “Apakah ada perubahan yang terjadi pada penampilan fisik

ibu ?”

W : “Ya, kalo fisik ada mas. Kaya rambut saya ini nih, udah keliatan

putih-putih banyak banget. Terus badan saya juga sekarang gendut

mas, padahal makannya sedikit. Kulit saya juga mulai item kaya

babu mas. Yah bisa diliat juga saya kulitnya mulai keriput, udah

jelak banget.

Peneliti : “Apakah ada perubahan yang terjadi pada kemampuan

sensoris ibu ? misalnya pada mata atau telinga ibu“

W : “Kalo saya paling mata aja mas yang ke ganggu. Saya mulai gak

bisa ngeliat kalo huruf yang udah kecil-kecil banget. Kemaren kan

yang di ajarin bikin gelang itu saya susah ngeliatnya, karna

lobangnya kecil-kecil jadi saya lama baru selesai buatnya.

Peneliti : “Wah, berarti masih lumayan bagus yah bu. Kalau telinga

bagaimana bu ?”

W : “Telinga ga ada masalah tuh mas, saya denger-denger aja tetepan

sampe skarang”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Peneliti : “Baik kalo gitu bu. Selanjutnya, Apakah ada perubahan

yang terjadi pada fungsi fisiologis ibu ?

W : “Maksudnya gimana ya mas ?”

Peneliti : “Maaf bu, mungkin pertanyaan saya terlalu sulit untuk

dipahami. Begini saja, apakah ibu mulai merasa sering lelah,

sulit menelan makanan, atau sering pegal-pegal ?”

W : “Oh kalo sering lelah iya mas, jalan udah gak bisa jauh. Sama

mulai sering pegel juga, kadang suka pusing-pusing gitu mas. Saya

juga kalau tidur terus kelamaan miring ke kanan yah bahu kanannya

sakit mas”

Peneliti : “Lalu, apakah ibu mulai mengalami gangguan kesehatan ?”

W : “Iya mas, saya ini kakinya kadang bengkak. Saya kena asam urat

mas”

Peneliti : “Hmm, kalau perubahan seksual apakah ibu mengalami ?”

W : “Kalo itu ya iya mas, kaya sekarang udah gak dapet-dapet lagi,

terus suka main sama laki-laki aja udah engga mas. Sekarang ini tuh

kepaksa aja karna perlu duit. Tapi yah ada enaknya sih, kan saya

bisa bebas berhubungan dan gak perlu takut-takut hamil lagi”

Peneliti : “Baiklah bu, dengan semua perubahan fisik dan fisiologis yang

terjadi ini, bagaimana cara ibu menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi ?”

W : “Ya saya jadi kadang kerja kadang ga kerja mas, keluar ga lama-

lama gitu mas. Saya juga dandan lebih gitu mas biar ketutup

keriputnya. Sama sering periksa ke dokter, takut banyak penyakit.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Sama kan tiap berapa bulan sekali ada periksa dari dinkes mas.

Jadi, saya kebantu sama itu mas.

Peneliti : “hmm... baiklah, selanjutnya apakah ibu mengalami

perubahan minat pada penampilan dan cara berpakaian ?”

W : “Oh ya tentu mas, saya tuh sebenernya gak suka gaya-gayaan. Tapi

sekarang udah harus mas. Soale saya harus tampil cantek klo di

depan pelanggan. Nda boleh kucel kaya gini.”

Peneliti : “Oh iya juga yah, hmmm, lanjut yah bu. Apakah ibu

mengalami perubahan minat terhadap uang ?

W : “Walah mas mas, itu gak usah di tanya. Kalo masalah duit yah

sudah jelas iya mas. Makin kesini-malah saya makin butuh pengen

punya banyak uang mas, butuh saya mas.”

Penelti : “Wah jadi sepertinya memang sangat berminat yah. Baiklah

bu, kita ke pertanyaan selanjutnya. Apakah ibu mengalami

perubahan minat terhadap lamang-lambang status ?

W : “Maksudnya gimana mas ?”

Peneliti : “Maksudnya seperti ibu ingin punya barang-barang mewah,

agar supaya dipandang sebagai orang berada oleh orang lain”

W : “Oh saya gak mau kaya gitu, saya yang penting bisa makan sama

punya uang buat usaha biar bisa hidup aja, gak usah kaya gitu, gak

penting. Dulu waktu muda iya mas, sekarang yang penting bisa idup

aja udah baik mas”

Peneliti : “Baiklah bu, selanjutnya Apakah ibu mengalami perubahan

minat terhadap agama ?”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

W : “Gimana ya mas, iya sih mas. Makin ke sini tuh saya makin

pengen ke jalan yang benar, ke jalan yang diajarkan agama. Kadang

tuh kalo denger suara azan tuh suka sedih saya. Tapi gimana ya gak

bisa, saya masih kaya gini soale.

Peneliti : “hmm, selanjutnya bu, apakah ibu mengalami perubahan

minat terhadap peristiwa dan aktivitas sosial ? misalnya kalau

ada pernikahan atau teman yang sakit ibu ikut menjenguk atau

jika ada kegiatan di lingkungan sekitar ibu ikut serta”

W : “Oh ya mas, makin seneng malah sekarang. Kemaren aja saya ikut

ngelayat pas ada yang meninggal, sama sekalian bantu-bantu mas.

Kalo kaya kegiatan gitu ya iya mas, saya malah masuk ke organisasi

PSK mas yah biar sekalian dapat bantuan gitu mas. Yah sekarang

saya makin minat mas, yah karna dapat bantuan juga kan mas kalo

ikut”

Peneliti : “Lalu, apakah ibu mengalami perubahan minat terhadap

kegiatan rekreasi ?

W : “Dulu waktu muda saya sering mas, sekarang yah udah engga, yah

kerja itu yang saya anggap rekreasi mas. Kalo jalan-jalan gitu kan

buang duit buang waktu jadi gak guna. Ya saat kerja itu saya anggap

rekreasi.

Peneliti : “Baiklah bu, dengan semua perubahan minat yang terjadi ini,

bagaimana cara ibu menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan yang terjadi ?”

W : “Yah kalo yang pakaian saya harus mas karna itu kan perlu biar

dapat pelanggan. Kalo duit mah saya tetep kerja kaya gini mas, saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

juga cari rongsok biar ada tambahan. Yang status-status tadi itu saya

gak cuek aja sih mas, gak saya pikirin. Terus soal agama tadi, yah

saya mulai dengerin ceramahnya pak Ustad dari rumah mas. Saya

gak berani ke masjid. Yang sosial itu saya selalu ikut mas, karna

nantinya saya bakal butuh jugakan. Yang rekreasi yah itu tadi mas,

saya anggap pas saya kerja itu rekreasinya.

Peneliti : “Wah ingatan ibu masih sangat baik yah ternyata.”

W : “Iya dong mas, gini-gini saya gak lupaan orangnya”

Peneliti : “Baiklah bu, saya ke pertanyaan selanjutnya bu. Apakah ibu

mulai mengalami persoalan terkait dengan pekerjaan ?”

W : “Iya mas, saya tuh sudah gak kuat kerja kaya gini. Saya udah mulai

ilang pelanggan. Sekarang jarang mas, kadang ada kadang engga.

Saya mulai coba kerja yang laen tapi susah mas. Yah maklum saya

gak bisa kerja yang laen di sini, saya gak tau. Saya gak ada

kemampuan.

Peneliti : “hmmm baik bu, kita langsung ke pertanyaan berikutnya.

Apakah ibu mulai mengalami persoalan dalam pola-pola

keluarga ?

W : “Iya mas saya sampai sekarang pisah ranjang sama suami saya. Ya,

makanya saya sekarang tidurnya di tempat temen. Saya tuh sebelum

pisah ranjang emang jarang ketemu suami. Soalnya suami kerja pas

siang, pas malam kan saya yang kerja. Jadi kami jarang ketemu.

Paling ketemu yah pas udah pada tidur aja. Tapi suami gak tau saya

kerja kaya gini. Saya bilangnya bantu-bantu di tempat makan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Gimana yah mas, setelah itu tuh suami mulai jauh sama saya. Terus

akhirnya pisah ranjang.”

Peneliti : “Selanjutnya bu, Apakah ibu sudah siap menghadapi berbagai

persoalan kehidupan di usia tua nanti ?”

W : “Yah saya masih siap-siap mas. Saya masih, kaya punya rencana

kedepan gitu. Ya kalo sekarang masih belum betul-betul siap mas.

Kalo bisa gak usah ngmongin itu lah mas. Saya gak begitu suka

sama yang namanya tua.”

Peneliti : “Baiklah bu, dengan semua perubahan terkait pekerjaan, pola

keluarga, dan persiapan menyongsong hari tua yang terjadi ini,

bagaimana cara ibu menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan yang terjadi ?”

W : “Masalah kerjaan saya mulai berusaha buat gak kerja kaya gini

mas. Makanya saya sering ikut kegiatan sama Romo itu mas. Biar

dapat bekal buat nanti kalo udah keluar. Kalo keluarga yah saya

udah pasrah mas. Saya gak ngarep lagi, kalo nanti gak sama-sama

lagi yah saya terima aja, saya ikhlas. Saya terima saya sendiri aja,

toh udah lama juga gak satu ranjang. Kalo masalah tua nanti, yah

saya usaha aja biar nanti pas tua gak banyak beban. Kaya cari duit,

jaga kesehatan, sama yah usaha dapat kerjaan yang bagus.

Peneliti : “Hmm, kalau begitu kita ke pertanyaan selanjutnya bu.

Apakah ada dampak psikologis yang ibu rasakan saat terjadi

perubahan-perubahan psikososial ?. Ini contohnya seperti mulai

muncul rasa malu, mulai merasa dikucilkan, atau mulai merasa

tidak bisa apa-apa.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

W : “Ya gimana ya, iya sih mas. Karena yang tadi-tadi itu, saya sering

malu. Kadang saya sedih, ngerasa idup saya ini udah gak guna.

Kadang juga bingung mau gimana lagi. Saya jadi kurang PD mau

ngapa-ngapain.

Peneliti : “Lalu, Bagaimana cara ibu menghadapi dampak psikologis

yang ibu terima ?”

W : “Saya berdoa mas, terus selalu nguatin diri. Yah kasih semangat ke

diri sendiri. Sama cerita-cerita ke temen atau Romo, biar dapet

saran. Sama yah terus ikut kegiatan sama temen-temen biar lupa

masalah nya.

Peneliti : “Baiklah, selanjutnya. Apakah cara-cara yang ibu lakukan ini

berhasil membuat ibu menyesuaikan diri ?”

W : “Ya mas, yang saya buat ini tuh cukup berhasil kok mas. Bagi

saya, saya udah buat yang paling bagus sama yang saya mampu.”

Peneliti : “Pertanyaan terakhir nih bu. Apa rencana ibu untuk

menjalani hidup kedepannya ?”

W : “Yah saya pengen keluar dulu dari kerjaan ini mas. Saya udah

mulai ngumpul duit buat modal. Kalo udah ada modalnya, saya mau

usaha. Nanti saya manfaatin yang saya belajar dari kegiatannya

Romo itu mas. Terus duitnya saya pake buat biaya idup saya, biar

gak kaya sekarang.

B. Informan R

Waktu : Rabu, 10 Juli 2019

Tempat : Angkringan area Tugu Yogyakarta


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Peneliti : “Apakah ada perubahan yang terjadi pada penampilan fisik

ibu W ?”

Informan : “Secara penampilan dari sejak saya kenal dengan ibu W, yang

paling keliatan berubah itu rambut dan kulitnya. Rambutnya

semakin banyak yang putih dan kulitnya terlihat semakin keriput.”

Peneliti : “Apakah perubahan yang terjadi pada kemampuan sensoris

ibu W ?”

Informan : “Sepengamatan saya, pada matanya saja. Terlihat pada saat

merangkai aksesoris itu, ibu W harus sangat dekat melihatnya.

Peneliti : “Apakah ada perubahan yang terjadi pada fungsi fisiologis ibu

W ?”

Informan : “Dari yang saya amati ada ya. Saya perhatikan, dia kalo jalan

sedikit jauh, langsung beristirahat sebentar. Semakin mudah lelah

kelihatannya.”

Peneliti : “Apakah ibu W mulai mengalami gangguan kesehatan ?”

Informan : “Ya, saya kok melihat, akhir-akhir ini dia jalannya mulai pincang.

Saya tidak tahu kenapa, tapi jalannya mulai pincang sebelah.

Peneliti : “Apakah ibu W mulai mengalami perubahan-perubahan

seksual ?”

Informan : “hmm, ada ya. Dia kan sudah masuk masa menopause, itu sudah

jelas sebuah perubahan.”

Peneliti : “Baiklah Romo, dengan semua perubahan fisik dan fisiologis

yang terjadi ini, bagaimana cara ibu W menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan yang terjadi ?”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Informan : “Saya perhatikan dia jadi sering tanya-tanya seputar kesehatan.

Sepengetahuan saya juga, iya sudah mengurangi aktifitasnya di

pekerjaan ini.”

Peneliti : “Baik, selanjutnya Romo. Apakah ibu W mengalami

perubahan minat pada penampilan dan cara berpakaian ?

Informan : “Sebenarnya ibu W orangnya biasa saja yah gayanya. Tidak ada

yang spesial juga. Tapi akan berbeda saat malam hari. Ia akan

menggunakan pakaian yang bagus dan benar-benar lebih menjaga

penampilan. Alasannya saya kira untuk melayani tamu yah.

Peneliti : “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap uang

?”

Informan : “Saya pikir dia menyadari yah bahwa dia sudah mulai tidak laku,

tetapi di sisi lain dia itu semakin perlu uang untuk biaya hidupnya.

Jadi saya kira pasti minatnya semakin naik klau terhadap uang.

Peneliti : “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap

lambang-lambang status ?”

Informan : “Saya pikir saat ini sudah tidak ada minat yah kalau soal itu. Karna

dia sadar siapa dirinya. Dia itu hanya sekedar punya uang untuk bisa

makan layak saja pasti sudah sangat bersyukur.

Peneliti : “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap agama

?”

Informan : “Agama itu bagi dia bukan kebutuhan dasar yah. Dia juga tidak

pernah membicarakan itu. Saya tidak tahu kalau masalah hatinya

yah. Tetapi kalau dari yang saya amati, saya kira menurun yah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Peneliti : “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap

peristiwa dan aktivitas sosial ?”

Informan : “Saya kira meningkat yah minatnya. Dia kan ikut organisasi PSK

di lokalisasi itu. Yah dia pasti makin senang karena dengan ikut

organisasi itu dia dapat bantuan kesehatan. Dia juga ikut kegiatan

RW di daerah itu.

Peneliti : “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap

kegiatan rekreasi ?”

Informan : “Kembali lagi pada kebutuhan dasar dia yah. Rekreasi kan

kebutuhan ke sekian yah. Sekali lagi yang penting dia bisa makan

sudah cukup. Saya kira dia jelas menurun minatnya.

Peneliti : “Baiklah Romo. Selanjutnya, bagaimana ibu W menyesuaikan

diri dengan perubahan-perubahan minat yang terjadi ?”

Informan : “Kalau pada berpakaian tadi saya kira dia harus mengikuti tuntutan

profesinya yah. Jadi, saat kerja yah dia jaga penampilannya.

Masalah uang, dia mencari tambahan dengan cara mulung dan di

sisi lain tetap jadi PSK. Kalau pada aktifitas sosial dia caranya selalu

ikut berpartisipasi. Kalau pada minat yang lainnya saya kira dia

tidak terlalu mempedulikan itu. Jadi yah saya kira cuek saja dia

dengan hal itu. Sesuatu yang penting bagi dia adalah dia dapat uang,

trus lalu bisa makan saya kira sudah cukup bagi dia.

Peneliti : “Selanjutnya Romo, apakah ibu W mulai mengalami

persoalan terkait dengan pekerjaan ?”

Informan : “Ya tentu saja, dia sudah selesai masanya. Dia itu sebetulnya

pengen berhenti dari pekerjaan seperti itu. Terutama karna dia sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

tua, sudah di cap yah tidak laku lagi. Saya ingat dia cerita, malah

bercita-cita memang ingin berhenti.

Peneliti : “Apakah ibu W mulai mengalami persoalan dengan pola-pola

keluarga ?”

Informan : “Saya kira ada yah, karena sekarang dia posisinya sendiri. Setahu

saya dia sudah pisah dengan suaminya. Jadi pasti membiasakan diri

hidup tanpa keluarga.

Peneliti : “Apakah ibu W sudah siap menghadapi berbagai persoalan di

usia tua nanti ?”

Informan : “Yah saya kira belum yah. Tapi yang saya lihat saat ini ya dia

masih berusaha untuk menyiapkan itu.

Peneliti : “Baiklah Romo, dengan semua perubahan terkait pekerjaan,

pola keluarga, dan persiapan menyongsong hari tua yang

terjadi ini, bagaimana cara ibu W menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi ?”

Informan : “Terkait pekerjaan dia caranya ikut kegiatan kita yang setiap sabtu

itu yah, biar dia bisa dapat bekal kedepannya. Masalah keluarga

saya kira dia sudah tidak mengurusi lagi yah, dia sudah lepas tangan

dengan hal itu. Urusan masa tua, dia mempersiapkannya dengan

bekerja cari uang suapaya di masa tua dia bebas dari masalah

finansial yah.”

Peneliti : “Hmm ok Romo, kalau begitu kita ke pertanyaan selanjutnya.

Apakah ada dampak psikologis yang ibu W rasakan saat terjadi

perubahan-perubahan psikososial ?.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Informan : “Dampaknya ada ya. Sangat terlihat ibu W menjadi kurang percaya

diri.”

Peneliti : “hmmm, kalau begitu Romo, bagaimana cara ibu W

menghadapi dampak psikologis yang dia alami ?”

Informan : “Cara yang dia lakukan itu yaitu bercerita dengan orang-orang

yang dia percayai untuk mendapatkan dukungan dan mengurangi

beban.”

Peneliti : “Selanjutnya Romo, apakah cara-cara yang ibu W lakukan ini

berhasil membuat ibu W menyesuaikan diri ?

Informan : “Saya kira sampai saat ini cukup berhasil yah.

Peneliti : “Pertanyaan terakhir nih Romo. Apa rencana ibu W untuk

menjalani hidup ke depannya ?”

Informan : “Pertama-tama dia ingin berhenti menjadi PSK. Sehingga dia harus

mencari keterampilan baru. Makanya dia bergabung dengan

kegiatan kita setiap sabtu itu, agar supaya setelah keluar dia sudah

punya keterampilan untuk menghidupi dirinya.

C. Informan (Teman)

Waktu : Jumat, 12 Juli 2019

Tempat : Lokalisasi Bongsuwung

Peneliti : “Apakah ada perubahan yang terjadi pada penampilan fisik

ibu W ?”

Informan : “Ya, ada mas. Kaya rambut sudah keliatan uban. Kulitnya mulai

item sama mulai keriput juaga mas.”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Peneliti : “Apakah ada perubahan yang terjadi pada kemampuan

sensoris ibu W ? misalnya pada mata atau telinga ibu W“

Informan : “Mata aja dia mas, keliatan banget kalo pas lagi baca gitu dia agak

sudah ngeliat”

Peneliti : “Baiklah bu. Selanjutnya, apakah ada perubahan yang terjadi

pada fungsi fisiologis ibu ?

Informan : “Maksudnya ?”

Peneliti : “Maksudnya, apakah ibu W mulai ngeluh sering lelah, sulit

menelan makanan, atau sering pegal-pegal ?

Informan : “Iya mas, dia saya perhatikan akhir-akhir ini gampang cape, suka

ngos-ngosan gitu mas.”

Peneliti : “Berikutnya, apakah ibu mulai mengalami gangguan

kesehatan ?”

Informan : “Iya mas, dia kena asam urat tuh mas”

Peneliti : “Hmm, bagaimana dengan perubahan seksual apakah ibu W

mengalami ?”

Informan : “Tentu mas, keliatan kaya pas ada kegiatan dari dinkes gitu dia

selalu minta banyak pelumas. Pasti karna udah gak ada pelicin lagi

tuh”

Peneliti : “Baiklah, dengan semua perubahan fisik dan fisiologis yang

terjadi ini, bagaimana cara ibu W menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi ?”

Informan : “Dia sekarang keluar ga lama-lama. Terus juga dandan lebih biar

ketutup keriputnya. Sering periksa ke dokter. Sama itu tadi mas,

minta pelumas buat stok”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Peneliti : “Baiklah, selanjutnya apakah ibu W mengalami perubahan

minat pada penampilan dan cara berpakaian ?”

Informan : “Ya kalo siang dia pake baju biasa aja, pas malam baru dia pake

baju bagus sama rias-sias itu mas. Yah biar dapat tamu mas.”

Peneliti : “Hmmm, selanjutnya. Apakah ibu W mengalami perubahan

minat terhadap uang ?

Informan : “Kalo duit mah makin hari malah makin minat mas.””

Penelti : “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap lamang-

lambang status ?

Informan : “Maksudnya ?”

Peneliti : “Maksudnya seperti status sosial gitu bu.”

Informan : “Saya perhatikan dia tuh makin ke sini-makin gak peduli sih mas

soal itu.”

Peneliti : “Baiklah, selanjutnya Apakah ibu W mengalami perubahan

minat terhadap agama ?”

Informan : “Dia tuh saya perhatikan mas mulai sering dengerin ceramah dari

toa Masjid mas. Keliatan banget pengen ikut dengerin ceramah

gitu.”

Peneliti : “Selanjutnya bu, apakah ibu W mengalami perubahan minat

terhadap peristiwa dan aktivitas sosial ? misalnya kalau ada

pernikahan atau teman yang sakit ibu W ikut menjenguk atau

jika ada kegiatan di lingkungan sekitar ibu W ikut serta”

Informan : “Dia masuk ke organisasi PSK. Makin hari makin semangat, karna

dapat bantuan dinkes klo ikut”


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Peneliti : “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap

kegiatan rekreasi ?

Informan : “Saya jarang liat dia rekreasi mas, kecuali pas kita kegiatan

bersama yah di organisasi. Minatnya makin kurang kayanya mas.

Peneliti : “Baiklah bu, dengan semua perubahan minat yang terjadi ini,

bagaimana cara ibu W menyesuaikan diri dengan perubahan-

perubahan yang terjadi ?”

Informan : “Kalo yang pakaian kan harus mas karna itu kan perlu biar dapat

tamu. Kalo duit, dia juga cari rongsok biar ada tambahan. Masalah

status sosial dia gak pikirin. Soal agama yah dia Cuma bisa dengerin

doang sambil berusaha mengamalkan. Dia juga sering ikut kegiatan.

Masalah rekreasi dia gak terlalu peduli mas, jadi dia anggap saat

kerjanya itulah rekreasi.”

Peneliti : “Baiklah bu, saya ke pertanyaan selanjutnya yah bu. Apakah

ibu W mulai mengalami persoalan terkait dengan pekerjaan ?”

Informan : “Pasti itu mas. Dia sekarang banyak ilang pelanggan. Ya mulai gak

laku lagi.

Peneliti : “hmmm baik bu. Berikutnya, apakah ibu W mulai mengalami

persoalan dalam pola-pola keluarga ?

Informan : “Iya mas, dia pisah ranjang sama suaminya. Cek-cok mereka mas.

Makanya dia tidur di tempat saya sekarang.”

Peneliti : “Selanjutnya bu, apakah ibu W sudah siap menghadapi

berbagai persoalan kehidupan di usia tua nanti ?”

Informan : “Belum mas, dia tuh masih usaha banyak sekrang buat nyiapin

masa tua”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Peneliti : “Baiklah, selanjutnya, dengan semua perubahan terkait

pekerjaan, pola keluarga, dan persiapan menyongsong hari tua

yang terjadi ini, bagaimana cara ibu W menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan yang terjadi ?”

Informan : “Dia ikut itu lho mas, kegiatan sama Romo itu mas. Biar dapat

elmu buat nanti kayanya. Soal keluarga dia udah pasrah mas, sudah

siap juga dia kalo harus cerai. Dia juga sekarang mulai nabung buat

kedepannya.

Peneliti : “Pertanyaan selanjutnya bu. Apakah ada dampak psikologis

yang ibu W rasakan saat terjadi perubahan-perubahan

psikososial ?. Contohnya seperti mulai muncul rasa malu, mulai

merasa dikucilkan, atau mulai merasa tidak bisa apa-apa.”

Informan : “Dia jadi gak PD mas, mau ngapa-ngapain kadang mesti

ditemenin”

Peneliti : “Lalu, Bagaimana cara ibu W menghadapi dampak psikologis

yang ibu W terima ?

Informan : “Paling dia cerita ke saya atau ke Romo mas. Biar dikasih

semangat.”

Peneliti : “Selanjutnya. Apakah cara-cara yang ibu W lakukan ini

berhasil membuat ibu menyesuaikan diri ?”

Informan : “Lumayan sih mas. Dia cukup bisa nyesuaiin diri sama kondisinya.

Peneliti : “Pertanyaan terakhir yah bu. Apa rencana ibu W untuk

menjalani hidup kedepannya ?”

Informan : “Dia pengen usaha kaya jual aksesoris itu lho mas yang buatnya

diajarin sama Romo sama masnya juga kan. Makanya dia nabung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

juga sekarang biar nanti udah ada modal. Biar pas keluar, bisa hidup

dari jualan itu.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Lampiran 3

Lembar Koding Wawancara

A. Responden W

No. Data Teks Koding


Urut
001 “Apakah ada perubahan yang terjadi pada penampilan I.1.a.W
002 fisik ibu ?”
003 Ya, kalo fisik ada mas. Kaya rambut saya ini nih, udah - Rambut putih, kulit
004 keliatan putih-putih banyak banget. Terus badan saya juga keriput.
005 sekarang gendut mas, padahal makannya sedikit. Kulit saya
006 juga mulai item kaya babu mas. Yah bisa diliat juga saya
007 kulitnya mulai keriput, udah jelak banget.
008 “Apakah ada perubahan yang terjadi pada I.1.b.W
009 kemampuan sensoris ibu ? misalnya pada mata atau
010 telinga ibu“
011 Kalo saya paling mata aja mas yang ke ganggu. Saya mulai - Mata terganggu
012 gak bisa ngeliat kalo huruf yang udah kecil-kecil banget.
013 Kemaren kan yang di ajarin bikin gelang itu saya susah
014 ngeliatnya, karna lobangnya kecil-kecil jadi saya lama baru
015 selesai buatnya.
016 “Wah, berarti masih lumayan bagus yah bu. Kalau
017 telinga bagaimana bu ?”
018 Telinga ga ada masalah tuh mas, saya denger-denger aja - Telinga tidak
019 tetepan sampe skarang bermasalah
020 “Baik kalo gitu bu. Selanjutnya, Apakah ada I.1.c.W
021 perubahan yang terjadi pada fungsi fisiologis ibu ?”
022 Maksudnya gimana ya mas ? - Tidak memahami
023 “Maaf bu, mungkin pertanyaan saya terlalu sulit untuk
024 dipahami. Begini saja, apakah ibu mulai merasa sering
025 lelah, sulit menelan makanan, atau sering pegal-pegal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

026 ?”
027 Oh kalo sering lelah iya mas, jalan udah gak bisa jauh. - Sering pegal, pusing,
028 Sama mulai sering pegel juga, kadang suka pusing-pusing bahu kanan sakit.
029 gitu mas. Saya juga kalau tidur terus kelamaan miring ke
030 kanan yah bahu kanannya sakit mas.
031 “Lalu, apakah ibu mulai mengalami gangguan I.1.d.W
032 kesehatan ?”
033 Iya mas, saya ini kakinya kadang bengkak. Saya kena asam - asam urat
034 urat mas.
035 “Hmm, kalau perubahan seksual apakah ibu I.1.e.W
036 mengalami ?”
037 “Kalo itu ya iya mas, kaya sekarang udah gak dapet-dapet - Menopause, gairah
038 lagi, terus suka main sama laki-laki aja udah engga mas. seksual menurun,
039 Sekarang ini tuh kepaksa aja karna perlu duit. Tapi yah ada terpaksa kaena butuh
040 enaknya sih, kan saya bisa bebas berhubungan dan gak uang, tidak hamil.
041 perlu takut-takut hamil lagi”
042 “Baiklah bu, dengan semua perubahan fisik dan II.W
043 fisiologis yang terjadi ini, bagaimana cara ibu
044 menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
045 terjadi ?”
046 Ya saya jadi kadang kerja kadang ga kerja mas, keluar ga - kadang bekerja,
047 lama-lama gitu mas. Saya juga dandan lebih gitu mas biar dandan berlebih, sering
048 ketutup keriputnya. Sama sering periksa ke dokter, takut periksa ke dokter,
049 banyak penyakit. Sama kan tiap berapa bulan sekali ada terbantu.
050 periksa dari dinkes mas. Jadi, saya kebantu sama itu mas.
051 “hmm... baiklah, selanjutnya apakah ibu mengalami I.2.a.W
052 perubahan minat pada penampilan dan cara
053 berpakaian ?”
054 Oh ya tentu mas, saya tuh sebenernya gak suka gaya- - Tidak suka bergaya,
055 gayaan. Tapi sekarang udah harus mas. Soale saya harus tampil cantik di depan
056 tampil cantek klo di depan pelanggan. Nda boleh kucel pelanggan.
057 kaya gini.
058 “Oh iya juga yah, hmmm, lanjut yah bu. Apakah ibu I.2.b.W
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

059 mengalami perubahan minat terhadap uang ?


060 Walah mas mas, itu gak usah di tanya. Kalo masalah duit - semakin butuh
061 yah sudah jelas iya mas. Makin kesini-malah saya makin
062 butuh pengen punya banyak uang mas, butuh saya mas.
063 “Wah jadi sepertinya memang sangat berminat yah. I.2.c.W
064 Baiklah bu, kita ke pertanyaan selanjutnya. Apakah
065 ibu mengalami perubahan minat terhadap lamang-
066 lambang status ?
067 Maksudnya gimana mas ? - Tidak paham
068 “Maksudnya seperti ibu ingin punya barang-barang
069 mewah, agar supaya dipandang sebagai orang berada
070 oleh orang lain”
071 Oh saya gak mau kaya gitu, saya yang penting bisa makan - Bisa makan, usaha
072 sama punya uang buat usaha biar bisa hidup aja, gak usah biar bisa hidup.
073 kaya gitu, gak penting. Dulu waktu muda iya mas,
074 sekarang yang penting bisa idup aja udah baik mas
075 “Baiklah bu, selanjutnya Apakah ibu mengalami I.2.d.W
076 perubahan minat terhadap agama ?”
077 Gimana ya mas, iya sih mas. Makin ke sini tuh saya makin - Ingin ke jalan yang
078 pengen ke jalan yang benar, ke jalan yang diajarkan agama. benar, sedih dengar
079 Kadang tuh kalo denger suara azan tuh suka sedih saya. suara azan.
080 Tapi gimana ya gak bisa, saya masih kaya gini soale.
081 hmm, selanjutnya bu, apakah ibu mengalami I.2.e.W
082 perubahan minat terhadap peristiwa dan aktivitas
083 sosial ? misalnya kalau ada pernikahan atau teman
084 yang sakit ibu ikut menjenguk atau jika ada kegiatan di
085 lingkungan sekitar ibu ikut serta”
086 Oh ya mas, makin seneng malah sekarang. Kemaren aja - Ikut melayat, masuuk
087 saya ikut ngelayat pas ada yang meninggal, sama sekalian organisasi PSK, dapat
088 bantu-bantu mas. Kalo kaya kegiatan gitu ya iya mas, saya bantuan.
089 malah masuk ke organisasi PSK mas yah biar sekalian
090 dapat bantuan gitu mas. Yah sekarang saya makin minat
091 mas, yah karna dapat bantuan juga kan mas kalo ikut”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

092 “Lalu, apakah ibu mengalami perubahan minat I.2.f.W


093 terhadap kegiatan rekreasi ?
094 Dulu waktu muda saya sering mas, sekarang yah udah - Kerja sama dengan
095 engga, yah kerja itu yang saya anggap rekreasi mas. Kalo rekreasi.
096 jalan-jalan gitu kan buang duit buang waktu jadi gak guna.
097 Ya saat kerja itu saya anggap rekreasi.
098 “Baiklah bu, dengan semua perubahan minat yang II.W
099 terjadi ini, bagaimana cara ibu menyesuaikan diri
100 dengan perubahan-perubahan yang terjadi ?”
101 Yah kalo yang pakaian saya harus mas karna itu kan perlu - penyesuaian terhadap
102 biar dapat pelanggan. Kalo duit mah saya tetep kerja kaya perubahan minat.
103 gini mas, saya juga cari rongsok biar ada tambahan. Yang
104 status-status tadi itu saya gak cuek aja sih mas, gak saya
105 pikirin. Terus soal agama tadi, yah saya mulai dengerin
106 ceramahnya pak Ustad dari rumah mas. Saya gak berani ke
107 masjid. Yang sosial itu saya selalu ikut mas, karna nantinya
108 saya bakal butuh jugakan. Yang rekreasi yah itu tadi mas,
109 saya anggap pas saya kerja itu rekreasinya.
110 “Wah ingatan ibu masih sangat baik yah ternyata.”
111 Iya dong mas, gini-gini saya gak lupaan orangnya
112 “Baiklah bu, saya ke pertanyaan selanjutnya bu. I.3.a.W
113 Apakah ibu mulai mengalami persoalan terkait dengan
114 pekerjaan ?”
115 Iya mas, saya tuh sudah gak kuat kerja kaya gini. Saya - Tidak kuat jadi PSK,
116 udah mulai ilang pelanggan. Sekarang jarang mas, kadang hilang pelanggan,
117 ada kadang engga. Saya mulai coba kerja yang laen tapi mencoba pekerjaan
118 susah mas. Yah maklum saya gak bisa kerja yang laen di lain.
119 sini, saya gak tau. Saya gak ada kemampuan.
120 “hmmm baik bu, kita langsung ke pertanyaan I.3.b.W
121 berikutnya. Apakah ibu mulai mengalami persoalan
122 dalam pola-pola keluarga ?
123 Iya mas saya sampai sekarang pisah ranjang sama suami - Pisah ranjang, tinggal
124 saya. Ya, makanya saya sekarang tidurnya di tempat dengan teman, jarang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

125 temen. Saya tuh sebelum pisah ranjang emang jarang ketemu suami.
126 ketemu suami. Soalnya suami kerja pas siang, pas malam
127 kan saya yang kerja. Jadi kami jarang ketemu. Paling
128 ketemu yah pas udah pada tidur aja. Tapi suami gak tau
129 saya kerja kaya gini. Saya bilangnya bantu-bantu di tempat
130 makan. Gimana yah mas, setelah itu tuh suami mulai jauh
131 sama saya. Terus akhirnya pisah ranjang.”
132 “Selanjutnya bu, Apakah ibu sudah siap menghadapi I.3.c.W
133 berbagai persoalan kehidupan di usia tua nanti ?”
134 Yah saya masih siap-siap mas. Saya masih, kaya punya - Masih bersiap
135 rencana kedepan gitu. Ya kalo sekarang masih belum
136 betul-betul siap mas. Kalo bisa gak usah ngmongin itu lah
137 mas. Saya gak begitu suka sama yang namanya tua.
138 “Baiklah bu, dengan semua perubahan terkait II.W
139 pekerjaan, pola keluarga, dan persiapan menyongsong
140 hari tua yang terjadi ini, bagaimana cara ibu
141 menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
142 terjadi ?”
143 Masalah kerjaan saya mulai berusaha buat gak kerja kaya - Penyesuaian terhadap
144 gini mas. Makanya saya sering ikut kegiatan sama Romo pekerjaan, keluarga,
145 itu mas. Biar dapat bekal buat nanti kalo udah keluar. Kalo dan usia tua.
146 keluarga yah saya udah pasrah mas. Saya gak ngarep lagi,
147 kalo nanti gak sama-sama lagi yah saya terima aja, saya
148 ikhlas. Saya terima saya sendiri aja, toh udah lama juga gak
149 satu ranjang. Kalo masalah tua nanti, yah saya usaha aja
150 biar nanti pas tua gak banyak beban. Kaya cari duit, jaga
151 kesehatan, sama yah usaha dapat kerjaan yang bagus.
152 “Hmm, kalau begitu kita ke pertanyaan selanjutnya bu. III.a.W
153 Apakah ada dampak psikologis yang ibu rasakan saat
154 terjadi perubahan-perubahan psikososial ?. Ini
155 contohnya seperti mulai muncul rasa malu, mulai
156 merasa dikucilkan, atau mulai merasa tidak bisa apa-
157 apa.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

158 Ya gimana ya, iya sih mas. Karena yang tadi-tadi itu, saya - Merasa malu, sedih,
159 sering malu. Kadang saya sedih, ngerasa idup saya ini udah hidup tidak berguna,
160 gak guna. Kadang juga bingung mau gimana lagi. Saya jadi rendah diri.
161 kurang PD mau ngapa-ngapain.
162 “Lalu, Bagaimana cara ibu menghadapi dampak III.b.W
163 psikologis yang ibu terima ?”
164 Saya berdoa mas, terus selalu nguatin diri. Yah kasih - Berdoa, bercerita
165 semangat ke diri sendiri. Sama cerita-cerita ke temen atau pada orang lin, ikut
166 Romo, biar dapet saran. Sama yah terus ikut kegiatan sama kegiatan.
167 temen-temen biar lupa masalah nya.
168 “Baiklah, selanjutnya. Apakah cara-cara yang ibu IV.a.W
169 lakukan ini berhasil membuat ibu menyesuaikan diri
170 ?”
171 Ya mas, yang saya buat ini tuh cukup berhasil kok mas. - Cukup berhasil
172 Bagi saya, saya udah buat yang paling bagus sama yang
173 saya mampu.
174 “Pertanyaan terakhir nih bu. Apa rencana ibu untuk IV.b.W
175 menjalani hidup kedepannya ?”
176 Yah saya pengen keluar dulu dari kerjaan ini mas. Saya -kumpul modal, buka
177 udah mulai ngumpul duit buat modal. Kalo udah ada usaha baru.
178 modalnya, saya mau usaha. Nanti saya manfaatin yang
179 saya belajar dari kegiatannya Romo itu mas. Terus duitnya
180 saya pake buat biaya idup saya, biar gak kaya sekarang.

B. Informan R

No. Data Teks Koding


Urut
001 “Apakah ada perubahan yang terjadi pada I.1.a.R
002 penampilan fisik ibu W ?”
003 Secara penampilan dari sejak saya kenal dengan ibu W, - Rambut putih, kulit
004 yang paling keliatan berubah itu rambut dan kulitnya. keriput.
005 Rambutnya semakin banyak yang putih dan kulitnya
006 terlihat semakin keriput.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

007 “Apakah perubahan yang terjadi pada kemampuan I.1.b.R


008 sensoris ibu W ?”
009 Sepengamatan saya, pada matanya saja. Terlihat pada saat - Mata mulai rabun
010 merangkai aksesoris itu, ibu W harus sangat dekat
011 melihatnya.
012 “Apakah ada perubahan yang terjadi pada fungsi I.1.c.R
013 fisiologis ibu W ?”
014 Dari yang saya amati ada ya. Saya perhatikan, dia kalo - Mudah lelah
015 jalan sedikit jauh, langsung beristirahat sebentar. Semakin
016 mudah lelah kelihatannya.
017 “Apakah ibu W mulai mengalami gangguan kesehatan I.1.d.R
018 ?”
019 Ya, saya kok melihat, akhir-akhir ini dia jalannya mulai - Kaki pincang sebelah
020 pincang. Saya tidak tahu kenapa, tapi jalannya mulai
021 pincang sebelah.
022 “Apakah ibu W mulai mengalami perubahan- I.1.e.R
023 perubahan seksual ?”
024 “hmm, ada ya. Dia kan sudah masuk masa menopause, itu - Menopause
025 sudah jelas sebuah perubahan.”
026 “Baiklah Romo, dengan semua perubahan fisik dan II.R
027 fisiologis yang terjadi ini, bagaimana cara ibu W
028 menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
029 terjadi ?”
030 Saya perhatikan dia jadi sering tanya-tanya seputar - bertanya tentang
031 kesehatan. Sepengetahuan saya juga, iya sudah kesehatan, mengurangi
032 mengurangi aktifitasnya di pekerjaan ini. aktivitas kerja.
033 “Baik, selanjutnya Romo. Apakah ibu W mengalami I.2.a.R
034 perubahan minat pada penampilan dan cara
035 berpakaian ?
036 Sebenarnya ibu W orangnya biasa saja yah gayanya. Tidak - Gaya biasa saat
037 ada yang spesial juga. Tapi akan berbeda saat malam hari. siang, saat malam
038 Ia akan menggunakan pakaian yang bagus dan benar-benar bergaya mewah.
039 lebih menjaga penampilan. Alasannya saya kira untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

040 melayani tamu yah.


041 “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap I.2.b.R
042 uang ?”
043 Saya pikir dia menyadari yah bahwa dia sudah mulai tidak - Tidak laku, minat
044 laku, tetapi di sisi lain dia itu semakin perlu uang untuk terhadap uang naik.
045 biaya hidupnya. Jadi saya kira pasti minatnya semakin naik
046 kalau terhadap uang.
047 “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap I.2.c.R
048 lambang-lambang status ?”
049 Saya pikir saat ini sudah tidak ada minat yah kalau soal itu. - Tidak ada minat
050 Karna dia sadar siapa dirinya. Dia itu hanya sekedar punya
051 uang untuk bisa makan layak saja pasti sudah sangat
052 bersyukur.
053 “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap I.2.d.R
054 agama ?”
055 Agama itu bagi dia bukan kebutuhan dasar yah. Dia juga - Agama bukan
056 tidak pernah membicarakan itu. Saya tidak tahu kalau kebutuhan dasar
057 masalah hatinya yah. Tetapi kalau dari yang saya amati,
058 saya kira menurun yah.
059 “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap I.2.e.R
060 peristiwa dan aktivitas sosial ?”
061 Saya kira meningkat yah minatnya. Dia kan ikut organisasi -Minat meningkat, ikut
062 PSK di lokalisasi itu. Yah dia pasti makin senang karena organisasi PSK, ikut
063 dengan ikut organisasi itu dia dapat bantuan kesehatan. Dia kegiatan RW.
064 juga ikut kegiatan RW di daerah itu.
065 “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap I.2.f.R
066 kegiatan rekreasi ?”
067 Kembali lagi pada kebutuhan dasar dia yah. Rekreasi kan - Bukan kebutuhan
068 kebutuhan ke sekian yah. Sekali lagi yang penting dia bisa dasar.
069 makan sudah cukup. Saya kira dia jelas menurun
070 minatnya.
071 “Baiklah Romo. Selanjutnya, bagaimana ibu W II.R
072 menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

073 minat yang terjadi ?”


074 Kalau pada berpakaian tadi saya kira dia harus mengikuti - Penyesuaian diri
075 tuntutan profesinya yah. Jadi, saat kerja yah dia jaga
076 penampilannya. Masalah uang, dia mencari tambahan
077 dengan cara mulung dan di sisi lain tetap jadi PSK. Kalau
078 pada aktifitas sosial dia caranya selalu ikut berpartisipasi.
079 Kalau pada minat yang lainnya saya kira dia tidak terlalu
080 mempedulikan itu. Jadi yah saya kira cuek saja dia dengan
081 hal itu. Sesuatu yang penting bagi dia adalah dia dapat
082 uang, trus lalu bisa makan saya kira sudah cukup bagi dia.
083 “Selanjutnya Romo, apakah ibu W mulai mengalami I.3.a.R
084 persoalan terkait dengan pekerjaan ?”
085 Ya tentu saja, dia sudah selesai masanya. Dia itu - Ingin berhenti, tidak
086 sebetulnya pengen berhenti dari pekerjaan seperti itu. laku.
087 Terutama karna dia sudah tua, sudah di cap yah tidak laku
088 lagi. Saya ingat dia cerita, malah bercita-cita memang
089 ingin berhenti.
090 “Apakah ibu W mulai mengalami persoalan dengan I.3.b.R
091 pola-pola keluarga ?”
092 Saya kira ada yah, karena sekarang dia posisinya sendiri. - Pisah dengan suami,
093 Setahu saya dia sudah pisah dengan suaminya. Jadi pasti hidup sendiri.
094 membiasakan diri hidup tanpa keluarga.
095 “Apakah ibu W sudah siap menghadapi berbagai I.3.c.R
096 persoalan di usia tua nanti ?”
097 Yah saya kira belum yah. Tapi yang saya lihat saat ini ya - Belum siap.
098 dia masih berusaha untuk menyiapkan itu.
099 “Baiklah Romo, dengan semua perubahan terkait II.R
100 pekerjaan, pola keluarga, dan persiapan menyongsong
101 hari tua yang terjadi ini, bagaimana cara ibu W
102 menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
103 terjadi ?”
104 Terkait pekerjaan dia caranya ikut kegiatan kita yang - Penyesuaian diri
105 setiap sabtu itu yah, biar dia bisa dapat bekal kedepannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

106 Masalah keluarga saya kira dia sudah tidak mengurusi lagi
107 yah, dia sudah lepas tangan dengan hal itu. Urusan masa
108 tua, dia mempersiapkannya dengan bekerja cari uang
109 suapaya di masa tua dia bebas dari masalah finansial yah.”
110 “Hmm ok Romo, kalau begitu kita ke pertanyaan III.a.R
111 selanjutnya. Apakah ada dampak psikologis yang ibu
112 W rasakan saat terjadi perubahan-perubahan
113 psikososial ?.”
114 Dampaknya ada ya. Sangat terlihat ibu W menjadi kurang - Kurang percaya diri
115 percaya diri.
116 “hmmm, kalau begitu Romo, bagaimana cara ibu W III.b.R
117 menghadapi dampak psikologis yang dia alami ?”
118 Cara yang dia lakukan itu yaitu bercerita dengan orang- - Bercerita
119 orang yang dia percayai untuk mendapatkan dukungan dan
120 mengurangi beban.
121 “Selanjutnya Romo, apakah cara-cara yang ibu W IV.a.R
122 lakukan ini berhasil membuat ibu W menyesuaikan
123 diri ?
124 Saya kira sampai saat ini cukup berhasil yah. - cukup berhasil
125 “Pertanyaan terakhir nih Romo. Apa rencana ibu W IV.C.R
126 untuk menjalani hidup ke depannya ?”
127 Pertama-tama dia ingin berhenti menjadi PSK. Sehingga - Berhenti jadi PSK,
128 dia harus mencari keterampilan baru. Makanya dia cari keterampilan baru.
129 bergabung dengan kegiatan kita setiap sabtu itu, agar
130 supaya setelah keluar dia sudah punya keterampilan untuk
131 menghidupi dirinya.

C. Informan T
No. Data Teks Koding
Urut
001 “Apakah ada perubahan yang terjadi pada penampilan I.1.a.W
002 fisik ibu W ?”
003 Ya, ada mas. Kaya rambut sudah keliatan uban. Kulitnya - Rambut beruban,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

004 mulai item sama mulai keriput juaga mas.” kulit keriput.
005 “Apakah ada perubahan yang terjadi pada I.1.b.W
006 kemampuan sensoris ibu W ? misalnya pada mata atau
007 telinga ibu W“
008 Mata aja dia mas, keliatan banget kalo pas lagi baca gitu - Mata terganggu
009 dia agak susah ngeliat
010 “Baiklah bu. Selanjutnya, apakah ada perubahan yang I.1.c.W
011 terjadi pada fungsi fisiologis ibu ?
012 Maksudnya ? - Tidak memahami
013 “Maksudnya, apakah ibu W mulai ngeluh sering lelah,
014 sulit menelan makanan, atau sering pegal-pegal ?
015 Iya mas, dia saya perhatikan akhir-akhir ini gampang cape, - Sering pegal, pusing,
016 suka ngos-ngosan gitu mas. bahu kanan sakit.
017 “Berikutnya, apakah ibu mulai mengalami gangguan I.1.d.W
018 kesehatan ?”
019 Iya mas, dia kena asam urat tuh mas - asam urat
020 “Hmm, bagaimana dengan perubahan seksual apakah I.1.e.W
021 ibu W mengalami ?”
022 Tentu mas, keliatan kaya pas ada kegiatan dari dinkes gitu - Minta banyak
023 dia selalu minta banyak pelumas. Pasti karna udah gak ada pelumas, sudah tidak
024 pelicin lagi tuh. licin.
025 “Baiklah, dengan semua perubahan fisik dan fisiologis II.W
026 yang terjadi ini, bagaimana cara ibu W menyesuaikan
027 diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi ?”
028 Dia sekarang keluar ga lama-lama. Terus juga dandan - batasi waktu kerja,
029 lebih biar ketutup keriputnya. Sering periksa ke dokter. dandan, sering periksa
030 Sama itu tadi mas, minta pelumas buat stok” ke dokter, terbantu.
031 “Baiklah, selanjutnya apakah ibu W mengalami I.2.a.W
032 perubahan minat pada penampilan dan cara
033 berpakaian ?”
034 Ya kalo siang dia pake baju biasa aja, pas malam baru dia - Malam pakai baju
035 pake baju bagus sama rias-sias itu mas. Yah biar dapat bagus, merias diri.
036 tamu mas.”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

037 “Hmmm, selanjutnya. Apakah ibu W mengalami I.2.b.W


038 perubahan minat terhadap uang ?
039 Kalo duit mah makin hari malah makin minat mas. - Semakin butuh
040 “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap I.2.c.W
041 lamang-lambang status ?
042 Maksudnya ? - Tidak paham
043 “Maksudnya seperti status sosial gitu bu.”
044 Saya perhatikan dia tuh makin ke sini-makin gak peduli sih - Tidak peduli
045 mas soal itu.”
046 “Baiklah, selanjutnya Apakah ibu W mengalami I.2.d.W
047 perubahan minat terhadap agama ?”
048 Dia tuh saya perhatikan mas mulai sering dengerin - Ikut mendengar
049 ceramah dari toa Masjid mas. Keliatan banget pengen ikut ceramah.
050 dengerin ceramah gitu.
051 “Selanjutnya bu, apakah ibu W mengalami perubahan I.2.e.W
052 minat terhadap peristiwa dan aktivitas sosial ?
053 misalnya kalau ada pernikahan atau teman yang sakit
054 ibu W ikut menjenguk atau jika ada kegiatan di
055 lingkungan sekitar ibu W ikut serta”
056 Dia masuk ke organisasi PSK. Makin hari makin - Ikut organisasi PSK
057 semangat, karna dapat bantuan dinkes klo ikut”
058 “Apakah ibu W mengalami perubahan minat terhadap I.2.f.W
059 kegiatan rekreasi ?
060 Saya jarang liat dia rekreasi mas, kecuali pas kita kegiatan - Minat menurun
061 bersama yah di organisasi. Minatnya makin kurang
062 kayanya mas.
063 “Baiklah bu, dengan semua perubahan minat yang II.W
064 terjadi ini, bagaimana cara ibu W menyesuaikan diri
065 dengan perubahan-perubahan yang terjadi ?”
066 Kalo yang pakaian kan harus mas karna itu kan perlu biar - penyesuaian terhadap
067 dapat tamu. Kalo duit, dia juga cari rongsok biar ada perubahan minat.
068 tambahan. Masalah status sosial dia gak pikirin. Soal
069 agama yah dia Cuma bisa dengerin doang sambil berusaha
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

070 mengamalkan. Dia juga sering ikut kegiatan. Masalah


071 rekreasi dia gak terlalu peduli mas, jadi dia anggap saat
072 kerjanya itulah rekreasi.
073 “Baiklah bu, saya ke pertanyaan selanjutnya yah bu. I.3.a.W
074 Apakah ibu W mulai mengalami persoalan terkait
075 dengan pekerjaan ?”
076 Pasti itu mas. Dia sekarang banyak ilang pelanggan. Ya - Hilang pelanggan
077 mulai gak laku lagi.
078 “hmmm baik bu. Berikutnya, apakah ibu W mulai I.3.b.W
079 mengalami persoalan dalam pola-pola keluarga ?
080 Iya mas, dia pisah ranjang sama suaminya. Cek-cok - Pisah ranjang, tinggal
081 mereka mas. Makanya dia tidur di tempat saya sekarang.” dengan teman.
082 “Selanjutnya bu, apakah ibu W sudah siap I.3.c.W
083 menghadapi berbagai persoalan kehidupan di usia tua
084 nanti ?”
085 Belum mas, dia tuh masih usaha banyak sekrang buat -Berusaha menyiapkan
086 nyiapin masa tua masa tua.
087 “Baiklah, selanjutnya, dengan semua perubahan II.W
088 terkait pekerjaan, pola keluarga, dan persiapan
089 menyongsong hari tua yang terjadi ini, bagaimana cara
090 ibu W menyesuaikan diri dengan perubahan-
091 perubahan yang terjadi ?”
092 Dia ikut itu lho mas, kegiatan sama Romo itu mas. Biar - Penyesuaian terhadap
093 dapat elmu buat nanti kayanya. Soal keluarga dia udah pekerjaan, keluarga,
094 pasrah mas, sudah siap juga dia kalo harus cerai. Dia juga dan usia tua.
095 sekarang mulai nabung buat kedepannya.
096 “Pertanyaan selanjutnya bu. Apakah ada dampak III.a.W
097 psikologis yang ibu W rasakan saat terjadi perubahan-
098 perubahan psikososial ?. Contohnya seperti mulai
099 muncul rasa malu, mulai merasa dikucilkan, atau
100 mulai merasa tidak bisa apa-apa.”
101 Dia jadi gak PD mas, mau ngapa-ngapain kadang mesti - Tidak percaya diri.
102 ditemenin.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

103 “Lalu, Bagaimana cara ibu W menghadapi dampak III.b.W


104 psikologis yang ibu W terima ?
105 Paling dia cerita ke saya atau ke Romo mas. Biar dikasih - Bercerita pada orang
106 semangat. lain.
107 “Selanjutnya. Apakah cara-cara yang ibu W lakukan IV.a.W
108 ini berhasil membuat ibu menyesuaikan diri ?”
109 “Lumayan sih mas. Dia cukup bisa nyesuaiin diri sama - Lumayan
110 kondisinya.
111 “Pertanyaan terakhir yah bu. Apa rencana ibu W IV.b.W
112 untuk menjalani hidup kedepannya ?”
113 Dia pengen usaha kaya jual aksesoris itu lho mas yang -kumpul modal, jual
114 buatnya diajarin sama Romo sama masnya juga kan. aksesoris.
115 Makanya dia nabung juga sekarang biar nanti udah ada
116 modal. Biar pas keluar, bisa hidup dari jualan itu.

Anda mungkin juga menyukai