Anda di halaman 1dari 133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AKTUALISASI DIRI PADA WANITA KARIR YANG MENGURUS

RUMAH TANGGA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Christian Soetanto
119114087

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya kecil dan sederhana ini penulis dedikasikan untuk

Tuhan Yesus yang selalu membimbing penulis dalam menjalankan

kehidupan yang penuh dengan suka dan duka. Orangtua, kakak, dan adik yang

selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan kuliah. Semua orang terkasih yang

telah memberi kesan, makna, dan warna dalam kehidupan penulis.

SEMOGA KARYA INI BERMANFAAT BAGI SEMUA PIHAK

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN MOTTO

“Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau

Janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu

Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau;

Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang

membawa Kemenangan”

Yesaya 41:10

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

AKTUALISASI DIRI PADA WANITA KARIR YANG MENGURUS

RUMAH TANGGA

Christian Soetanto

ABSTRAK

Penelitian ini berujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus
rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan metode pengambilan
data berupa wawancara terbuka dengan metode semi terstruktur dan observasi tertutup. Pengambilan
sampel dilakukan dengan purposive sample. Subjek penelitian berjumlah tiga orang dengan karakteristik:
wanita sudah menikah, masih mempunyai suami, memiliki satu anak atau lebih, aktivitas bekerja lebih
dari 6-8 jam, berdomisili di kota Solo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan yang
menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga mempunyai latarbelakang yang berbeda-
beda dalam bekerja. Wanita yang mempunyai latarbelakang pendidikan tinggi dapat mengaktualisasikan
dirinya dengan sangat baik saat bekerja namun tidak optimal dalam mengurus rumah tangga. Sebaliknya,
wanita yang bekerja karena keharusan ekonomi tidak dapat menikmati pekerjaannya tetapi dapat
mengaktualisasikan dirinya dengan mengurus rumah tangga dengan baik.

Kata kunci: aktualisasi diri, wanita karir yang mengurus rumah tangga

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SELF ACTUALIZATION TO CAREER WOMAN WHO

HANDLE HOUSEHOLD

Christian Soetanto

ABSTRACK

This research is aimed to know self actualization to career woman who handle household.
This research uses a qualitative method.The research data are gained by using open interview with the
semi structured method and observation closed. The sample uses purposive sample. The subject this
research are three career woman with characteristics: woman married , still have husband , to have one
child or more , activity work in excess of the 6-8 hours , reside in Solo.The research results show that
women who run the role as a career woman and housewives have different background in working.
Woman who have background higher education can actualize her self with very good while working but
not optimal in the house households . On the other hand , woman who works because the requirement
economic not have access to her job but can be actualize her self with the care of the households well .

Keyword: self actualization, career woman who handle household

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih penulis sampaikan pada Tuhan Yesus Kristus

atas berkat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak

bantuan, dukungan, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan bimbingan-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik

2. Papah dan Mamah, terimakasih atas kasih sayang dan doa yang selalu

menyertai penulis. Penulis merasa termotivasi dengan dukungan yang selalu

diberikan oleh orangtua penulis.

3. Dr. T. Priyo Widiyanto, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi dan Ibu Ratri

Sunar Astuti, M.Si. selalu Kaprodi untuk semua kesempatan belajar yang

diberikan.

4. Bapak Drs. H.Wahyudi, M.Si. selalu dosen pembimbing skripsi, yang telah

memberikan banyak inspirasi, dukungan, masukan, tenaga, waktu, dan nasehat

hidup yang tak terlupakan. Terima kasih atas kesabaran bapak yang mau

menerima penulis selama menjalankan bimbingan skripsi.

5. Ibu Debri Pristinella, M.Si. selalu dosen pembimbing akademik, terima kasih

atas segala bimbingan dan motivasinya sehingga penulis dapat terus

bersemangat berkuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, terima kasih atas bekal ilmu yang

diberikan. Terimakasih juga untuk Mas Gandung, Mbak Nanik, Mas Muji, dan

seluruh karyawan di Fakultas Psikologi untuk bantuannya selama ini.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Para subjek, terima kasih atas kesediannya meluangkan waktu dan tenaga

dalam membantu terselesaikannya skripsi ini.

8. Kakakku, Andreas, yang selalu mendukung dan membantu mencari inspirasi

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.

9. Adikku, Grace, yang telah menjadi motivasi penulis untuk segera lulus. Tetap

menjadi adik yang lucu dan selalu hormat pada orangtua.

10. Kakek dan nenek yang selalu memotivasi dan mendoakan penulis untuk

menjadi orang yang sukses.

11. Teman-teman terbaik penulis yaitu Herry, Brama, Adit, dan Hogi yang selalu

mendukung dan membantu penulis baik secara langsung maupun tidak

langsung.

12. Teman-teman sebimbingan Pak Wahyudi yaitu Ratna, kak Firsta, kak Galih,

Brama, dan Veronica yang sudah menjadi teman diskusi dalam penyelesaian

skripsi.

13. Teman-teman angkatan 2011, terima kasih atas segala pengalaman dan

kebersamaannya selama berdinamika di Psikologi.

14. Untuk nama-nama yang berperan dalam penyelesaian skripsi ini namun belum

disebutkan, maaf atas keterbatasan penulis. Terima kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari tulisan ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki

karya ini. Akhir kata, penulis berharap semoga karya ini dapat bermanfaat bagi

semua orang yang membaca. Terimakasih.

Penulis

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii

HALAMAN MOTTO.......................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN.......................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................ vi

ABSRAK............................................................................................................... vii

ABSTRACT.......................................................................................................... viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..................... ix

KATA PENGANTAR.......................................................................................... x

DAFTAR ISI.......................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................... xv

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................................... 9

C. Tujuan Penelitian...................................................................................... 9

D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 9

1. Manfaat Teoritis................................................................................ 9

2. Manfaat Praktis................................................................................. 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 10

A. Aktualisasi diri......................................................................................... 10

1. Definisi Aktualisasi Diri....................................................................... 10

2. Ciri-ciri Aktualisasi Diri....................................................................... 11

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri........................... 14

4. Cara Mencapai Aktualisasi diri............................................................ 16

5. Tingkatan Kebutuhan Aktualisasi Diri................................................. 20

B. Wanita Karir.............................................................................................. 23

1. Definisi Wanita Karir............................................................................ 23

2. Aspek-Aspek Konflik pada Wanita Karir............................................. 24

3. Konflik Peran Ganda............................................................................. 28

C. Dinamika Aktualisasi Diri pada Wanita Karir yang mengurus

Rumah Tangga.............................................................................................. 29

D. Kerangka Berpikir.................................................................................... 32

BAB III. METODE PENELITIAN.................................................................... 33

A. Paradigma Penelitian Kualitatif............................................................. 33

B. Subjek Penelitian.................................................................................... 35

C. Metode Pengumpulan Data................................................................... 36

D. Metode Analisis Data............................................................................ 36

E. Uji Kesahihan dan Keandalan Data....................................................... 40

F. Pedoman Wawancara............................................................................. 41

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................ 43

A. Persiapan Penelitian............................................................................... 43

B. Pelaksanaan Penelitian........................................................................... 44

C. Hasil Penelitian....................................................................................... 45

1. Kasus Subjek 1................................................................................... 45

a. Identitas Subjek 1.......................................................................... 45

b. Hasil Observasi Subjek 1.............................................................. 45

c. Hasil Wawancara Subjek 1........................................................... 47

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Analisis.......................................................................................... 52

2. Kasus Subjek 2.................................................................................. 59

a. Identitas Subjek 2......................................................................... 59

b. Hasil Observasi Subjek 2............................................................. 59

c. Hasil Wawancara Subjek 2.......................................................... 60

d. Analisis........................................................................................ 65

3. Kasus Subjek 3.................................................................................. 70

a. Identitas Subjek 3......................................................................... 70

b. Hasil Observasi Subjek 3............................................................. 70

c. Hasil Wawancara Subjek 3.......................................................... 71

d. Analisis......................................................................................... 75

D. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................... 80

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................... 90

A. Kesimpulan................................................................................ 90

B. Kelemahan Penelitian................................................................. 91

C. Saran........................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA............................................................................. 94

LAMPIRAN............................................................................................ 97

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Hasil Wawancara Subjek 1............................................... 45

Lampiran 2 : Tabel Wawancara Subjek 1.............................................. 98

Lampiran 3 : Hasil Wawancara Subjek 2............................................... 60

Lampiran 4 : Tabel Wawancara Subjek 2............................................... 105

Lampiran 5 : Hasil Wawancara Subjek 3................................................ 70

Lampiran 6 : Tabel Wawancara Subjek 3............................................... 112

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peran perempuan dalam kehidupan rumah tangga adalah mendidik

anak dan mengurus rumah tangga. Pada umumnya perempuan melakukan

tugas rumah tangga seperti mencuci,menyapu,membersihkan

rumah,memasak,mendampingi anak belajar maupun mengatur keuangan

rumah tangga. Peran tersebut merupakan kodrat dan kewajiban yang harus

dijalani oleh wanita (Mulyawati,1986, dalam Pika, Winanti,& Safitri,

2009). Namun seiring perkembangan jaman yang semakin maju, peran

perempuan di dunia industri belakangan ini mulai diperhitungkan.

Beberapa tahun belakangan ini, ada kecenderungan banyak

perusahaan memilih mempekerjakan perempuan daripada laki-laki. Pilihan

tersebut disebabkan karena perempuan dirasa lebih kompeten,tekun,hati-

hati, dan mampu mempengaruhi orang. Prestasi perempuan juga lebih

bagus daripada pria dalam pekerjaan tertentu. Beberapa jabatan clerical

misalnya bagian keuangan,administrasi umum, dan bidang-bidang sejenis

dengan itu banyak dijabat oleh perempuan (Goldsmit,dalam Apollo &

Cahyadi, 2012). Perempuan bekerja tidak semata-mata untuk mencari

uang namun ada berbagai motif yang mendasarinya. Pilihan wanita untuk

bekerja menurut Aryatmi (Kartono,1985, dalam Lilyant, Sri,&Endang,

2011) dilandasi oleh motif kerja sebagai berikut: (a) keharusan ekonomi,

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(b) keinginan untuk membina karir dan (c) kesadaran bahwa pembangunan

memerlukan tenaga kerja,baik pria maupun wanita. Adanya tuntutan untuk

mendukung ekonomi rumah tangga menjadi salah satu alasan bagi wanita

untuk bekerja.

Dalam beberapa tahun ini perkembangan dan pertumbuhan

ekonomi berjalan dengan sangat pesat. Hal ini mendorong perempuan

untuk ikut ambil bagian dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Terlepas dari semua peran ganda bahkan multi peran perempuan

merupakan salah satu alternatif dari sekian alternatif yang ada untuk

mempertahankan ekonomi keluarga terutama bagi mereka yang tergolong

dalam ekonomi menengah ke bawah (Tuti, 1990, dalam Triastutik, 2013).

Peran perempuan dalam bekerja juga mengalami peningkatan dalam

beberapa tahun terakhir.Media Indonesia Nasional (dalam Yunita, 2013)

mencatat jumlah pekerja perempuan di Indonesia mengalami peningkatan

secara signifikan. Hal senada juga diungkapkan oleh Biro Pusat Statistik

(dalam Apollo & Cahyadi, 2012) bahwa partisipasi pekerja perempuan di

Indonesia setiap tahun semakin meningkat. Pada tahun 1988 jumlah

pekerja perempuan di Indonesia berkisar 23.874.000 orang. Tahun 2003

mencapai 35,37% dari jumlah pekerja perempuan secara keseluruhan

100.316.000 orang. Tahun 2007 meningkat menjadi 35.479.000 orang,

sedangkan jumlah pekerja laki-laki hanya bertambah 287 ribu orang.

Beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan

kaum perempuan untuk berpartisipasi langsung dalam dunia kerja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

diantaranya yang pertama yaitu banyaknya kursus dan pendidikan tinggi,

adanya kursus dan pendidikan yang tinggi membentuk pikiran wanita yang

dulu beranggapan bahwa lapangan kerja wanita hanyalah sebagai ibu

rumah tangga menjadi lebih maju. Penelitian barnett & Bruch (dalam

Apollo & Cahyadi, 2012) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang

perempuan berhubungan dengan tinggi rendahnya konflik dalam

menjalankan peran ganda. Kedua yaitu keinginan mengembangkan potensi

yang dimiliki, adanya peningkatan potensi secara terus menerus akan

meningkatkan rasa percaya diri dan dapat mendatangkan nilai lebih pada

wanita sebagai seorang pekerja. Ketiga yaitu sebagai pemenuhan

kebutuhan ekonomi keluarga.Wanita karir membuat pendapatan dalam

keluarga akan bertambah sehingga keluarga tersebut dapat menikmati

kualitas hidup yang lebih baik, seperti gizi, pendidikan, tempat tinggal,

sandang, hiburan, dan fasilitas kesehatan (Mappiare, 1983, dalam

Diansari, 2006).

Adanya konflik peran yang dialami oleh wanita karirakan

menghambat kepuasan dalam hidupnya. Perasaan bersalah seperti

meninggalkan peransementara waktu sebagai ibu rumah tangga akan

membuat wanita karir tidak dapat menikmati perannya dalam dunia kerja.

Penelitian yang dilakukan oleh Walters danMcKenry (1985, dalam Pika

dkk, 2009) menunjukkan, bahwa ibu bekerja cenderung merasa bahagia

selama para ibu bekerja tersebut dapat mengintegrasikan kehidupan

keluarga dan kehidupan kerja secara harmonis. Bagi seorang wanita karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang telah menikah dan mempunyai anak, tentu akan dihadapkan pada

tugas dan tanggung jawabanya sebagai karyawati namun juga dihadapkan

perannya sebagai ibu rumah tangga. Menurut Sadli (dalam Apollo &

Cahyadi, 2012) keinginan perempuan menjalankan perannya domistik-

publik dapat menimbulkan konflik peran dalam dirinya. Konflik peran

muncul jika seorang perempuan bekerja mengalami pertentangan antara

tangggung jawab yang dimilikinya dengan tugas-tugas yang harus

dilakukannya. Hal ini dikarenakan perempuan yang bekerja menyandang

dua peranan yang penting, yaitu sebagai pekerja dan perannya sebagai ibu

rumah tangga.

Konflik peran lebih dirasakan oleh perempuan daripada laki-laki.

Perempuan yang menjalankan peran ganda sering kali mengalami konflik

akibat tuntutan karir dan tuntutan dalam mengurus rumah tangga.Menurut

Moen (dalam Apollo & Cahyadi, 2012) perbedaan terjadi dikarenakan

tuntutan peran yang berbeda. Perempuan dihadapkan pada tuntutan peran

pekerjaan dan peran keluarga secara serentak. Hal tersebut dapat

menimbulkan konflik apabila perempuan tidak dapat membagi waktu

antara perannya sebagai ibu rumah tangga dan sebagai pekerja.

Partisipasi wanita dalam bekerja saat ini bukan sekedar menuntut

persamaan hak dengan laki-laki, tetapi juga menyatakan aktualisasi dirinya

sebagai manusia yang bermanfaat bagi keluarga, lingkungan kerja bahkan

dirinya sendiri. Partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan transisi

(indriyani, 2000, dalam Benhard & Florensia, 2014). Peran tradisi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga.

Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja,

anggota masyarakat dan manusia pembangunan. Peran transisi wanita

sebagai tenaga kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis seperti mencari

nafkah di berbagai kegiatan sesuai dengan keterampilan dan pendidikan

yang dimiliki.

Ada sebuah fenomena yang terjadi pada wanita yang bekerja

sebagai Eselon di Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan. Wanita karir

tersebut mempunyai masalah dalam hal menjalankan perannya sebagai ibu

rumah tangga, seperti mengurus anak dan mengurus pekerjaan rumah

tangga.Hal tersebut tidak bisa dilakukan sepenuhnya oleh seorang wanita

karir yang menjabat Eselon di Pemerintah Daerah Kabupaten Bulungan.

Hal ini dikarenakan waktu untuk mengurus dan mendidik anak sangat

terbatas. Masalahnya adalah waktu bekerja yang dimiliki wanita karir

tersebut berlangsung selama 10 jam, yakni masuk kerja pada pukul 07.15

hingga pulang kerja pukul 17.00 dan setiap hari melaksanakan apel pagi

pada pukul 07.30 (Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bulungan,

2013 dalam Yunita, 2013).Kesibukan wanita karir yang luar biasa

sehingga sering tidak lagi punya waktu untuk mengurusi masalah

keluarga, termasuk dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai

pendidik dan mendidik anak-anaknya di rumah (Kaerudin, 2010 dalam

Yunita, 2013).Di sisi lain, wanita karir harus dapat mengembangkan

kemampuan yang dimilikinya. Menurut Rogers (dalam Patioran, 2012)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

manusia memiliki motif dasar yaitu kecenderungan untuk

mengaktualisasikan diri. Kecenderungan ini adalah keinginan untuk

memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap human beingness

yang setinggi-tingginya.

Wanita karir akan dapat mengeluarkan potensi-potensi yang

dimiliki secara optimal jika mengetahui kelemahan dan kelebihannya

sendiri. Menurut teori Maslow (Poduska, 1997) orang yang mempunyai

aktualisasi diri harus dapat menyeimbangkan dan mengendalikan kekuatan

maupun kelemahannya. Hal ini berguna agar orang tersebut dapat menjadi

diri sendiri sesuai dengan bidang yang dimiliki.Hal ini diperkuat oleh

pernyataan Schultz (dalam Anisa, dkk, 2012) yang mengungkapkan bahwa

perkembangan pengaktualisasian diri bergantung pada potensi-potensi dan

sumber-sumber dalam diri. Wanita karir juga dituntut untuk bisa kreatif

dalam menjalankan peran untuk bekerja dan mengurus rumah tangga.

Menurut Alwisol (dalam Betsy & Reny, 2014) seseorang dapat

memperoleh kepuasan dirinya dengan menyadari semua potensi yang

dimiliki dan menjadi kreatif dalam mencapai puncak potensinya.

Persaingan yang semakin berat membuat wanita karir dituntut untuk lebih

mengembangkan potensi yang dimiliki. Maslow (Nasir dkk, 2010 dalam

Anisa dkk, 2012) mengatakan bahwa aktualisasi diri sebagai kebutuhan

untuk tumbuh dan berkembang yang didasarkan pada kebutuhan untuk

berprestasi dan kebutuhan kompetensi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Wanita karir yang mengurus rumah tangga harus mengetahui

potensi yang dimiliki. Hal ini berguna untuk mengetahui bakat dan minat

yang dipunya sehingga dapat sesuai dengan pekerjaan yang akan

dilakukan. Menurut Siswandi (dalam Betsy & Reny, 2014) menyebutkan

bahwa kebutuhan aktualisasi diri pada dasarnya memberi perhatian pada

manusia, khususnya terhadap nilai-nilai martabat secara penuh. Hal

tersebut dicapai melalui segenap potensi, bakat, dan kemampuan yang

dimikiki dengan bekerja sebaik-baiknya sehingga tercapai suatu keadaan

eksistensi yang ideal bagi pertumbuhan dan perkembangan diri.

Kecenderungan mengaktualisasikan diri ini bersifat selektif karena hanya

menaruh perhatian pada aspek-aspek lingkungan yang memungkinkan

individu bergerak secara konstruktif. Rogers (Supraktiknya, 1993 dalam

Betsy & Reny, 2014) mengatakan aktualisasi diri dirasa penting bagi

wanita karir sebagai pemenuhan akan segala potensi dan kapasitas diri

secara penuh. Orang yang dapat mengaktualisasikan diri cenderung dapat

menjalin hubungan baik dengan lingkungan yang berada di sekitarnya.

Menurut Maslow (Feist & Feist, 2010 dalam Betsy & Reny, 2014)

individu yang mengaktualisasikan diri mempunyai kecenderungan untuk

menjalin hubungan baik, akrab, dan penuh rasa cinta dan kasih sayang

dengan orang yang berada di sekitarnya.

Peran wanita karir yang mengurus rumah tangga sering kali

berjalan tidak seimbang. Hal tersebut membuat wanita karir cenderung

tidak bisa mengembangkan potensi yang dimiliki. Rogers (dalam Putri,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2007) berpendapat bahwa pada hakikatnya manusia mempunyai potensi

untuk tumbuh dan berkembang ke arah yang lebih baik. Di sisi lain

manusia yang mempunyai perilaku menyimpang bukan disebabkan oleh

itikad yang negatif tetapi karena tidak adanya kesempatan bagi orang

tersebut untuk mengembangkan potensinya. Wanita karir dikatakan

mempunyai aktualisasi diri jika dirinya merasa yakin dengan

keputusannya untuk bekerja dan mengurus rumah tangga. Menurut

Maslow (Jarvis, 2010 dalam Patioran, 2012) seseorang yang mencapai

aktualisasi diri harus memenuhi kebutuhan akan kepercayaan diri terlebih

dahulu karena pada dasarnya manusia akan merasa puas jika suatu

kebutuhannya terpenuhi, namun akan merasa kurang dari sisi kebutuhan

lainnya sehingga individu akan melengkapi kebutuhan-kebutuhannya

tersebut sepanjang hidupnya. Wanita karir yang ambisius biasanya akan

mengejar jabatan tertentu sampai dirinya merasa puas. Menurut Maslow

(dalam Goble, 1987) menyebutkan bahwa kodratnya manusia

memperlihatkan desakan ke arah aktualisasi diri yang membawa individu

untuk berkembang secara psikologis. Hal tersebut dikarenakan aktualisasi

diri bagi seseorang tidaklah ada batasan-batasannya, seorang ibu rumah

tanggapun bisa mengaktualisasikan dirinya dengan bekerja sebaik-baiknya

sesuai bidangnya masing-masing. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini

peneliti tertarik untuk meneliti aktualisasi diri pada wanita karir yang

mengurus rumah tangga.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

Bagaimanawanita karir yang mengurus rumah tangga dapat

mengaktualisasikan diri?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah peneliti uraikan tersebut,

maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada

wanita karir yang mengurus rumah tangga

D. Manfaat Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini diharapkan dapat

memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis:

1. Manfaat teoritis: dapat memberikan informasi yang dapat digunakan

sebagai bahan kajian dan memperkaya hasil penelitian dalam bidang

psikologi industri organisasi dan psikologi sosial terutama yang berkaitan

dengan aktualisasi diri pada wanita karir yang mengurus rumah tangga.

2. Manfaat praktis: dapat memberikan informasi mengenai aktualisasi diri

pada wanita karir yang mengurus rumah tangga pada pimpinan organisasi,

keluarga maupun perempuan itu sendiri. Dengan mengetahui informasi

tersebut diharapkan pimpinan organisasi dan keluarga dapat memberikan

dukungan yang positif dan dapat memahami peran ganda yang dialami

wanita karir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Aktualisasi Diri

1. Definisi aktualisasi diri

Aktualisasi diri menurut Maslow (Feist & Feist, 2010,

dalam Betsy & Reny, 2014) menyebutkan bahwa aktualisasi diri

mencakup pemenuhan diri, sadar akan semua potensi diri yang

dipunya, dan menjadi diri sekreatif mungkin. Menurut Siswandi

(dalam Betsy & Reny, 2014) bahwa kebutuhan aktualisasi diri pada

dasarnya memberikan perhatian pada manusia, khususnya terhadap

nilai-nilai martabat secara penuh. Hal tersebut dapat tercapai

melalui penggunaan segenap potensi, bakat, dan kemampuan yang

dimiliki melalui dengan bekerja sebaik-baiknya, sehingga tercapai

suatu keadaan eksistensi yang ideal bagi pertumbuhan dan

perkembangan diri. Menurut Maslow (dalam Hersinta & Veronika,

2011) aktualisasi diri merupakan potensi atau kemampuan diri

yang seseorang mampu untuk mencapainya.

Menurut Rogers (Hambali & Jaenudin, dalam Patioran,

2012) mengatakan bahwa aktualisasi diri merupakan proses

menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi-

potensi psikologis yang unik. Aktualisasi diri akan dibantu maupun

dihalangi oleh pengalaman dan belajar khususnya pada masa

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

kanak-kanak. Aktualisasi akan berubah sejalan dengan

perkembangan hidup seseorang ketika mencapai usia tertentu

seseorang akan mengalami pergeseran aktualisasi diri dari

fisiologis ke psikologis. Aktualisasi diri adalah segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk menjadi yang terbaik yang bisa

dilakukan. Rogers menyatakan bahwa tiap orang memiliki

kecenderungan akan kebutuhan aktualisasi diri untuk

mengembangkan seluruh potensinya. Rogers berpendapat bahwa

pada hakikatnya manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan

berkembang ke arah yang lebih baik. Dengan demikian, maka

manusia yang mempunyai perilaku menyimpang pada dasarnya

bukan disebabkan oleh itikad yang negatif, tetapi karena tidak

adanya kesempatan bagi orang tersebut untuk mengembangkan

potensinya.

Dari penjelasan di atas aktualisasi diri dapat dimaknai

sebagai keinginan bawaan individu untuk mengembangkan potensi

yang dimilikinya dan mencapai prestasi sesuai dengan bidangnya

masing-masing

2. Ciri-Ciri Aktualisasi Diri

Maslow mengungkapkan bahwa seseorang yang

mengaktualisasikan diri mempunyai ciri-ciri sebagai berikut

(Jaenudin, 2015):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

a) Persepsi yang tepat terhadap realita

Individu ini orientasinya realistik, memandang

realitas secara efisien, menerima diri, orang lain, dan alam

sekitar apa adanya. Orang ini lebih memperhatikan masalah

(problem centered) dan memperhatikan diri sendiri (self

centered) (Alwisol, 2011, dalam Patioran 2012). Maslow

(Jaenudin, 2015) orang ini dapat melihat dunia secara jernih

tanpa dipengaruhi oleh keinginan, kebutuhan, atau sikap

emosional.

b) Fokus pada target pencapaian

Maslow (Goble, 1987) mengatakan individu yang

dapat mengaktualisasikan diri berarti membaktikan

hidupnya untuk pekerjaan, tugas, dan kewajiban atau

panggilan tertentu yang mereka pandang penting.Menurut

Maslow (Jaenudin, 2015) seseorang mampu

mengaktualisasikan dirinya dengan melakukan hal yang

terbaik atau bekerja sebaik-baiknya sesuai bidangnya

masing-masing.

c) Mempunyai spontanitas

Maslow (Goble, 1987) mengatakan individu yang

mengaktualisasikan diri tidak malu-malu karena lebih

ekspresif, wajar, dan polos. Individu ini tidak perlu

menyembunyikan perasaan-perasaan, pikiran-pikiran atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

bertingkah laku yang dibuat-buat. Maslow (Poduska, 1987)

mengatakan orang ini dapat menjalankan kehidupan secara

alami, mampu menjadi diri sendiri, dan merasa dapat

mengekspresikan pikiran maupun emosi yang sebenarnya.

Selain itu, Maslow (Jaenudin, 2015) orang yang dapat

mengaktualisasikan diri dapat bertingkah laku secara

terbuka, jujur, dan wajar (Jaenudin, 2015).

d) Dapat menerima diri sendiri dan orang lain dengan

baik

Maslow (Goble, 1987) mengatakan orang ini

mampu untuk meminimalkan konflik yang terjadi. Individu

yang sudah terpenuhi aktualisasi dirinya cenderung dapat

menerima diri, orang lain, dan lingkungan (Wilcox, 2012,

dalamdalam Teguh & Arundati, 2015).Maslow (Feist &

Feist, 2010, dalam Betsy & Reny, 2014) mengatakan

individu yang mengaktualisasikan diri cenderung untuk

menjalin hubungan akrab, baik, dan penuh rasa kasih

sayang dengan orang lain. Maslow (Jaenudin, 2015)

mengatakan bahwa orang yang mengaktualisasikan diri

menaruh hormat pada diri sendiri dan orang lain, mampu

menerima kodrat dengan segala kekurangan dan

kelemahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

Anari (dalam Putri, 2007) menyebutkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi aktualisasi diri adalah:

a) Kreativitas

Sikap yang diharapkan ada pada orang yang

mempunyai aktualisasi diri. Kreativitas merupakan suatu

sikap. Sikap ini asli, inventif dan inovatif meski tidak harus

menghasilkan sesuatu (Goble, 1987). Individu yang mampu

mengaktualisasikan diri memiliki kemampuan memandang

sesuatu dari sudut pandang yang unik (Wilcox, 2012, dalam

Teguh & Arundati, 2015). Menurut Maslow (Jaenudin,

2015) kreativitas dapat menghasilkan karya baru maupun

menggabungkan beberapa penemuan sesuatu yang berbeda.

Kreativitas ini datang dari fakta para pengaktualialisasi diri

terbuka pada pengalaman dan lebih spontan dalam

perasaannya (Goble, 1987, dalam Matthew & Hergenhahn,

2013).

b) Berfungsi Secara Otonom Terhadap Lingkungan

Menurut Maslow (Jaenudin, 2015) orang yang

mengaktualisasikan diri mampu melepaskan diri dari

kebergantungan yang berlebihan terhadap lingkungan sosial

dan fisik. Pemuasan motif-motif pertumbuhan datang dari

dalam diri sendiri melalui pemanfaatan penuh bakat dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

potensinya (Goble, 1987, dalam Matthew & Hergenhahn,

2013).

c) Transendensi

Menurut Anari (Putri, 2007) individu lebih tinggi,

unggul, agung, melampaui superlatif arti yang lain tidak

tergantung dengan orang lain. Individu yang beraktualisasi

diri akan berusaha menjadi yang terbaik. Seseorang yang

mengaktualisasikan dirinya berarti mampu menjadi dirinya

sendiri dan tidak terpengaruh oleh perkataan orang lain.

d) Demokratis

Menurut Anari (Putri, 2007)orang yang mempunyai

aktualisasi diri selalu menjalin komunikasi dengan berbagai

pihak. Meski individu menyadari bahwa ada perbedaan-

perbedaan dengan orang lain tetapi individu dapat

menerima semua orang tanpa memperhatikan tingkat

pendidikan dan kelas sosial. Maslow (Jaenudin, 2015)

seseorang yang mempunyai aktualisasi diri memiliki

karakter demokrasi yang baik. Individu mampu belajar dari

siapa saja yang bisa mengajar tanpa memandang adanya

perbedaan.

e) Hubungan sosial

Menurut Anari (Putri, 2007) individu akan lebih

menghargai keberadaan oranglain dalam lingkungannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Seseorang yang mengaktualisasikan diri berarti mampu

menjalin hubungan yang baik dengan orang yang berada di

sekitarnya. Individu merasa senang dan nyaman dalam

melakukan interaksi dengan banyak orang. Seseorang yang

mempunyai aktualisasi diri mempunyai hasrat yang tulus

untuk membantu orang lain (Matthew & Hergenhahn,

2013).

4. Cara Seseorang Mencapai Aktualisasi Diri

Maslow mengatakan ada beberapa cara agar seseorang

dapat mencapai aktualisasi diri (Alberto, 2002):

a) Adanya kemauan untuk berubah

Menurut Maslow (Alberto, 2002) orang yang mau

maju, tumbuh, dan berkembang harus mempunyai kemauan

untuk berubah. Namun hal tersebut harus dimulai dari diri

sendiri Orang dapat memulai dengan cara menanyakan

pada diri sendiri mengenai kegunaan dari potensi yang

dimiliki. Menurut Rogers (Hidayat, 2011) orang yang

berfungsi sepenuhnya harus mampu hidup secara

konstruktif karena masa depan tergantung pada dirinya

sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

b) Memiliki sikap tanggung jawab

Menurut Maslow (Alberto, 2002) bertanggungjawab

berarti adanya kemampuan untuk menghadapi semua

tantangan yang ada dalam kehidupan. Sikap tanggung

jawab dengan sendirinya akan terwujud di dalam

perbuatan-perbuatan seseorang secara nyata. Sikap

tanggung jawab dapat dilatih dengan mencoba bertanggung

jawab dengan hal-hal kecil.Orang ini memandang dirinya

sebagai agen yang aktif dan bertanggungjawab dalam

menentukan nasibnya sendiri (Hidayat, 2011)

c) Memiliki motivasi hidup

Menuruw Maslow (Alberto, 2002) seseorang harus

dapat mempunyai motivasi hidup dalam menjalankan

kehidupan. Individu yang mempunyai motivasi hidup

berarti mempunyai tujuan dan komitmen. Selain itu,

individu membutuhkan suatu faktor yang dapat

menggerakkan agar individu tersebut dapat terus

berkembang. Orang yang mengaktualisasikan diri bisa

menjadikan kegiatan yang paling kecil menjadi kegiatan

yang menyenangkan karena mempunyai tujuan tertentu

(Hidayat, 2011)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

d) Pengalaman yang jujur dan langsung

Maslow (Alberto, 2002) mengatakan bahwa

kejujuran terhadap pengalaman dan hidup seseorang dalam

dunia akan memampukan seseorang terbuka terhadap

realitas yang ada, terbuka terhadap dunia akan

memampukan seseorang terbuka terhadap pengalaman-

pengalaman nyata yang dialami. Menurut Rogers (Hidayat,

2011) seseorang yang mampu terbuka terhadap

pengalamannya berarti mampu menerima kenyataan

termasuk perasaannya sendiri.

e) Siap untuk bersikap beda

Maslow (Alberto, 2002) orang yang memiliki sikap

dan pemikiran yang berbeda dari orang lain, membutuhkan

suatu landasan yang kuat, yakni kejujuran, keterbukaan,

keberanian, dan pengetahuan yang luas. Orang ini berani

mengatakan dalam hal yang benar dan yang salah. Menurut

Rogers (Hidayat, 2011) orang yang berfungsi sepenuhnya

percaya bahwa cara mereka bereaksi bukan berdasarkan

atas opini orang lain. Orang ini bereaksi dengan sesuatu

yang ia anggap benar namun bukan berarti ia tidak

menggunakan daya intelektual dan informasi dari orang

lain, tetapi semua data kongruen dengan konsep dirinya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

f) Melibatkan diri

Menurut Maslow (Alberto, 2002) melibatkan diri

mengandung maka bahwa seseorang memiliki suatu

komitmen. Komitmen mengantarkan seseorang pada suatu

penghayatan yang mendalam terhadap perbuatan yang ada

di luar diri kita. Biasanya orang ini mempunyai visi dan

misi yang jelas tentang dirinya sendiri. Menurut Rogers

(Hidayat, 2011) mengatakan bahwa perasaan bebas

membuat seseorang bebas untuk bertindak. Kondisi ini

membuat individu memiliki perasaan berdaya karena

mereka mengetahui bahwa masa depan bergantung pada

tindakannya.

g) Menilai kemajuan Diri

Menurut Maslow (Alberto, 2002) menilai kemajuan

diri berarti seseorang mampu merefleksikan dirinya sejauh

mana dirinya telah berkembang. Hal ini diperlukan untuk

memberikan penilaian terhadapi diri sendiri. Seseorang

dapat menilai kemajuan dari potensi yang dimiliki sehingga

orang tersebut dapat terus menilai kelebihan dan

kekurangannya sendiri. Menurut Rogers (Hidayat, 2011)

eksistensi hidup seseorang merupakan segala sesuatu yang

dilakukan sekarang bukan masa lalu atau masa depan.

Namun seseorang harus tetap belajar dari pengalamannya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

masa lalu untuk menjalankan kehidupannya sekarang

bahkan untuk masa depan.

5. Tingkatan Kebutuhan Aktualisasi Diri

Maslow mengajukan gagasan bahwa kebutuhan pada

manusia adalah bawaan, tersusun menurut tingkatan atau Hierarki

Maslow. Maslow memerinci kebutuhan manusia dalam lima

tingkat kebutuhan (Hidayat, 2011):

a) Kebutuhan Jasmani atau Fisiologis

Seseorang harus dapat mencapai tingkat kebutuhan

jasmani secara memadai, tingkat-tingkat daerah biologis

dan psikologis harus terpuaskan. Pemuasan segi-segi

biologis dari tingkat ini saja tidaklah cukup. Beberapa

daerah kebutuhan jasmani manusia adalah: lapar, haus,

oksigen, seks, tempat berteduh dan tidur. (Poduska,

1997). Maslow (Matthew & Hergenhahn, 2013)

mengatakan bahwa ia tidak begitu yakin bahwa

seperangkat kebutuhan harus dipuaskan sepenuhnya

sebelum individu bisa naik ke tingkat kebutuhan

selanjutnya. Dengan kata lain, seseorang bisa saja merasa

lapar dan haus sesekali dan masih bisa mengejar

kebutuhan lebih tinggi, namun hidupnya tidak boleh

didominasi oleh rasa lapar dan haus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

b) Kebutuhan Rasa Aman

Kebutuhan dasariah terpuaskan, muncullah apa

yangdigambarkan Maslow sebagai kebutuhan akan rasa

aman atau keselamatan. Kebutuhan ini menampilkan diri

dalam kategori kebutuhan akan kemantapan,

perlindungan, kebebasan dari rasa takut, cemas dan

kekalutan; kebutuhan akan struktur, ketertiban, hukum,

batas-batas, dan sebagainya (Goble, 1987). Menurut

Maslow kebutuhan-kebutuhan ini paling jelas terlihat

dalam kehidupan anak-anak, yang biasanya ketakutan

ketika dihadapkan dengan situasi baru. pemenuhan

kebutuhan rasa aman memastikan individu bahwa mereka

tinggal di suatu lingkungan yang bebas dari bahaya, rasa

takut, dan kekacauan (Matthew & Hergenhahn, 2013)

c) Kebutuhan Cinta dan Rasa Memiliki

Kebutuhan fisiologis dan kebutuhan rasa aman

seseorang telah terpenuhi, maka muncullah kebutuhan

akan cinta, kasih sayang dan rasa memiliki dan dimiliki.

Bagi maslow, cinta menyangkut suatu hubungan sehat

dan penuh kasih mesra antara dua orang, termasuk sikap

saling percaya (Goble, 1987). Kebutuhan ini membuat

seseorang mencari pengakuan dan kasih sayang dari

orang lain. Rogers (Jaenudin, 2015) kebutuhan ini dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dibangun melalui hubungan akrab dan penuh perhatian

dengan orang lain, dalam hal ini memberi dan menerima

cinta sama-sama penting. Maslow (Matthew &

Hergenhahn, 2013) mengatakan jika kebutuhan ini tidak

terpenuhi maka individu akan merasa sendiri, kesepian,

dan hampa.

d) Kebutuhan Harga Diri

Maslow menemukan bahwa setiap orang memiliki

dua kategori kebutuhan akan penghargaan: yakni, harga

diri dan penghargaan dari orang lain. 1. Harga diri

meliputi kebutuhan akan kepercayaan diri, kompetensi,

penguasaan, kecukupan, prestasi, ketidaktergantungan

dan kebebasan. 2. Penghargaan dari orang lain meliputi

prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, kedudukan,

nama baik serta pernghargaan (Goble,1987). Maslow

(Jaenudin, 2015) mengatakan bahwa kebutuhan harga diri

yang terpuaskan akan membuat individu menghasilkan

rasa percaya diri, rasa kuat, rasa mampu, dan perasaan

berguna. Seseorang yang mengalami kekurangan dalam

pemenuhan kebutuhan ini akan menghasilkan pelemahan

semangat dan rasa inferior (Matthew & Hergenhahn,

2013)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

e) Kebutuhan Beraktualisasi Diri

Maslow mengatakan aktualisasi diri adalah setiap

orang yang berkembang sepenuh kemampuannya.

Pemaparan tentang kebutuhan psikologis untuk

menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan

kemampuan (Goble, 1987). Aktualisasi diri didefinisikan

sebagai perkembangan yang paling tinggi dan

penggunaan semua bakat kita, pemenuhan semua

kualitas dan kapasitas kita. Manusia dapat mencapai

tingkat aktualisasi diri ini menjadi manusia yang utuh

dan mampu berkembang sepenuh kemampuannya

(Jaenudin, 2015).

B. Wanita Karir

1. Definisi Wanita Karir

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008

dalam Paputungan, 2011) wanita adalah seorangperempuan atau

kaum putri. Dalam penelitian ini menggunakan kata wanita karir

bukan perempuan karir karena terkait dengan istilah umum yang

berlaku dan mengikuti perkembangan Bahasa Indonesia saat ini,

bahwa kata wanita menduduki posisi dan konotasi terhormat.

Kata ini mengalami proses ameliorasi, yaitu suatu perubahan

makna yang semakin positif, arti sekarang lebih tinggi dari pada

arti dahulu. Karir dalam arti umum ialah pekerjaan yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

memberikan harapan untuk maju. Selain itu, kata karir selalu

dihubungkan dengan tingkat atau jenis pekerjaan

seseorang.Wanita karir berarti wanita yang berkecimpung dalam

kegiatan profesi baik usaha sendiri maupun ikut dalam suatu

perusahaan.

Seorang wanita karir berarti memiliki pekerjaan khusus di

luar rumah dalam rangka mengaktualisasikan diri dan menekuni

suatu bidang tertentu (Etiwati, 2009, dalam Paputungan, 2011).

Selain itu, wanita karir adalah wanita yang menekuni dan

mencintai sesuatu atau beberapa pekerjaan secara penuh dalam

waktu yang relatif lama untuk mencapai suatu kemajuan hidup

(Muriah, 2011). Dengan demikian dapat dirumuskan bahwa

wanita karir adalah wanita yang menekuni sesuatu atau beberapa

pekerjaan yang dilandasi oleh keahlian tertentu yang dimilikinya

untuk mencapai suatu kemajuan hidup, pekerjaan, atau jabatan.

2. Aspek-Aspek Konflik padaWanita Karir

Ada beberapa aspek konflik peran ganda yang

dikemukakan menurut Kopelman & Burley (dalam Diansari,

2006) yaitu:

a) Masalah Pengasuhan Anak

Pada umumya wanita karir mencemaskan kesehatan

jasmani dan emosi anak-anaknya. Hal ini berarti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

wanitakarir harus dapat memberikan perhatian, tenaga dan

pikirannya ketika berada di rumah. Wanita karir harus

dapat memberi pengertian kepada anaknya agar anak

dapat memahami alasan ibunya bekerja (Diansari, 2006).

Menurut Yuarsi (Fitri, 2000, dalam Apollo dan Cahyadi,

2012) wanita yang bekerja sering merasa takut karena

sebagian masyarakat menganggap tugas seorang wanita

adalah mengasuh anak.

b) Bantuan Pekerjaan Rumah Tangga

Menurut Hurlock (dalam Apollo & Cahyadi, 2012)

tugas-tugas yang berkaitan dengan pekerjaan dan keluarga

merupakan tugas yang sangat penting dan sulit, bahkan

bagi orang dewasa telah mempunyai pengalaman kerja,

telah menikah, dan telah menjadi orang tua, mereka masih

tetap harus melakukan penyesuaian diri dengan peran-

peran tersebut. Wanita yang berperan ganda membutuhkan

bantuan dari berbagai pihak baik dari suami, anak maupun

seorang pembantu untuk turut serta dalam urusan

pekerjaan rumah tangga. Hal ini dikarenakan perempuan

tersebut terlalu sibuk dengan urusan pekerjaan (Diansari,

2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

c) Komunikasi dan Interaksi dengan keluarga

Menurut Kopelman & Burley (Diansari, 2006)

komunikasi merupakan sarana untuk kita dapat berinteraksi

dengan orang lain. Dengan komunikasi kita dapat

mengutarakan kebutuhan, keinginan bahkan keluhan pada

seseorang. Wanita yang bekerja dituntut untuk bisa

menjaga komunikasi dengan keluarga walaupun harus

menjalankan peran ganda. Hal ini didukung oleh

pernyataan dari Kaufmann & Beehr (Fitri, 2000, dalam

Apollo & Cahyadi, 2012) komitmen dan dukungan moral

dari pasangan hidup dapat membantu mencapai kepuasan

hidup dan pada akhirnya dapat menekan munculnya

konflik peran ganda.

d) Waktu untuk Keluarga

Menurut Sukanto, dll (1999), ibu yang bekerja

sering merasa kekurangan waktu untuk suami, anak-anak

bahkan untuk dirinya sendiri. Pengaturan waktu menjadi

masalah yang sering muncul dalam menjalankan peran

ganda. Menurut Moen (Triwahyuni, 2009, dalam Apollo &

Cahyadi, 2012) perbedaan terjadi dikarenakan tuntutan

peran yang berbeda. Perempuan dihadapkan pada tuntutan

peran pekerjaan dan peran keluarga secara serentak. Hal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

tersebut dapat menimbulkan konflik apabila perempuan

tidak dapat membagi waktu antara perannya sebagai ibu

rumah tangga dan sebagai pekerja.

e) Penentuan Prioritas

Prioritas itu disusun tergantung pada kepentingan

individu yang bersangkutan agar tidak menimbulkan

pertentangan antara kepentingan yang satu dengan

kepentingan yang lain. Wanita karir harus mempunyai

dasar yang kuat dalam menentukan prioritasnya (Diansari,

2006).

f) Tekanan Karir dan Keluarga

Dalam bekerja, akan terdapat banyak masalah yang

menuntut pekerja untuk menyelesaikannya. Begitu juga di

rumah, akan terdapat banyak pekerjaan rumah yang

menuntut untuk diselesaikan. Tuntutan tersebut dapat

menjadi sebuah tekanan bagi seseorang yang kemudian

akan menjadi konflik dalam dirinya (Diansari, 2006).

Menurut Greenhaus & Beutel (Ginting, 2011, dalam

Apollo & Cahyadi, 2012) mengatakan bahwa suatu bentuk

konflik peran terjadi karena tekanan-tekanan pekerjaan dan

keluarga ada ketidakcocokan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3. Konflik Peran Ganda (Work Familiy Conflict)

Greenhaus & Beutel (dalam Rahmadita, 2013) mendefinisikan

tiga jenis work family conflict, yaitu:

a) Konflik yang disebabkan waktu (time based conflict)

Waktu yang dimilikiindividu digunakan untuk

memenuhi satu peran tertentu sehinggamenimbulkan

kesulitan untuk memenuhi satu peran tertentusehingga

menimbulkan kesulitan untuk memenuhi perannya

yanglain (Rahmadita, 2013). Konsep-konsep yang

termasuk dalam konflik ini diantaranya: waktu untuk

bekerja yang berlebihan, kurangnya waktu untuk pasangan

dan anak, dan jadwal yang tidak fleksibel (Triwahyuni,

2009, dalam Apollo & Cahyadi, 2012)

b) Konflik yang disebabkan oleh ketegangan (strain based

conflict)

Ketegangan-ketegangan yangdihasilkan oleh suatu

peran mengganggu peran yang lain. Konflik yang

disebabkan gejala-gejala stres seperti kelelahan dan mudah

marah yang diakibatkan oleh satu peran menganggu peran

yang lain (Triwahyuni, 2009, dalam Apollo & Cahyadi,

2012). Konflik ini melibatkan stres dalam keluarga dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

pekerjaan, meluapnya emosi yang negatif dan dukungan

dari pasangan (Rahmadita, 2013).

c) Konflik yang disebabkan oleh perilaku (behaviour

based conflict)

Konflik yang disebabkan karena kesulitan

perubahan perilaku dari satu peran ke peran lain. Konflik

yang terjadi jika tingkah laku yang tertentu yang dituntut

oleh satu peran mempersulit individu dalam memenuhi

tuntutan peran yang lain, misalnya tuntutan peran keluarga

dan peran pekerjaan (Rahmadita, 2013). Konflik ini terjadi

karena adanya ketidaksesuaian antara pola perilaku dengan

yang diinginkan oleh kedua bagian, yaitu pekerjaan atau

keluarga (Yang, Chen, Choi, & Zou, 2000, dalam Benhard

& Florensia, 2014).

C. Dinamika Aktualisasi Diri pada Wanita Karir yang Mengurus Rumah

Tangga

Peran wanita dalam bekerja selalu mengalami peningkatan setiap

tahunnya. Ihromi (dalam Rahmadita, 2013) menyatakan bahwa jumlah

wanita pencari kerja akan semakin meningkat di sebagian wilayah dunia.

Wanita mempunyai motif yang berbeda-beda dalam bekerja. Menurut

hasil penelitian oleh Irma Rahmadita (2013), menyebutkan bahwa wanita

ingin tetap bekerja karena pekerjaan memberikan banyak arti bagi diri:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

mulai dari dukungan finansial, mengembangkan pengetahuan dan

wawasan, memungkinkan aktualisasi kemampuan, memberikan

kebanggaan diri dan kemandirian (meskipun penghasilan suami

mencukupi), serta memungkinkan subyekmengaktualisasikan aspirasi

pribadi lain yang mendasar seperti memberi rasa berarti sebagai

pribadi.Keterlibatan dalam berbagai peran ini dapat memberikan

keuntungan psiko sosial, seperti peningkatan kepercayaan diri, moral, serta

kebahagiaan.

Di sisi lain, wanita karir yang menjalankan peran ganda sebagai

ibu rumah tangga dan wanita karir berpotensi mengalami konflik peran.

Prihanto & Lasmono(Fitri, 2000, dalam Apollo & Cahyadi, 2012)

mengatakan beberapa konflik yang dihadapi oleh seorang perempuan

dalam menjalankan peran gandanya, yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri sendiri, yaitu takut akan konsekuensi negatif dari kesuksesan yang

dicapainya, seperti kesulitan mendapatkan perlindungan dan perhatian dari

lawan jenis dan adanya perasaan takut anak maupun suami tidak terurus

Faktor dari luar menurut Yuarsi (dalam Fitriani, 1999, dalam Apollo &

Cahyadi, 2012) yaitu takut dianggap menyalahi kodrat, karena masyarakat

masih beranggapan bahwa tugas-tugas rumah tangga dan pengasuhan anak

adalah tugas perempuan, walaupun mereka bekerja di luar rumah. Menurut

Kahn, et al. (dalam Benhard dan Florensia, 2014) mengemukakan bahwa

konflik peran terjadi ketika dua atau lebih tuntutan terjadi secara

bersamaan dan saling bertentangan satu dengan yang lain. Kesibukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

wanita karir yang luar biasa sehingga sering tidak lagi punya waktu untuk

mengurusi masalah keluarga, termasuk dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya sebagai pendidik dan mendidik anak-anaknya di rumah

(Kaerudin, 2010, dalam Yunita, 2013). Di sisi lain, wanita karir harus

dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Menurut Rogers

(dalam Patioran, 2012) manusia memiliki motif dasar yaitu kecenderungan

untuk mengaktualisasikan diri. Kecenderungan ini adalah keinginan untuk

memenuhi potensi yang dimiliki dan mencapai tahap human beingness

yang setinggi-tingginya. Menurut Maslow (dalam Hersinta & Veronika,

2011) aktualisasi diri merupakan potensi atau kemampuan diri yang

seseorang mampu untuk mencapainya. Hal ini didukung oleh Rogers

(Hambali & Jaenudin, dalam Patioran, 2012) mengatakan bahwa

aktualisasi diri merupakan proses menjadi diri sendiri dan

mengembangkan sifat-sifat dan potensi-potensi psikologis yang unik.

Wanita karir yang mempunyai aktualisasi diri harus dapat

membagi waktu yang baik dalam keluarga maupun pekerjaan.Hambatan

terbesar perempuan yang menjalankan peran ganda adalah dalam hal

pengaturan waktu. Sedyono & Hasibuan (Setyowati, 2003, dalam

Diansari, 2006) mengemukakan bahwa salah satu tantangan terbesar bagi

wanita karir adalah persepsi tentang kekurangan waktu, perasaan bahwa

adanya perbedaan yang sangat besar antara waktu yang dimiliki dengan

jumlah tugas yang harus dikerjakan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

D. Kerangka Berpikir

Peran sebagai Ibu Rumah Tangga Peran sebagai Wanita Karir

Mengurus rumah tangga PotensiKonflik Peran Mengurus Pekerjaan

Time Based Conflict

Behaviour Based Conflict

Strain Based Conflict

Cara Mencapai Aktualisasi Diri

Kemauan untuk berubah

Mempunyai rasa tanggungjawab

Mempunyai motivasi

Pengalaman yang jujur dan langsung

Bersiap untuk bersikap beda

Melibatkan diri

Menilai kemajuan diri

Aktualisasi Diri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

Metode Penelitian

A. Paradigma Penelitian Kualitatif

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif untuk

menghasilkan dan pengolahan data yang sifatnya deskriptif, seperti

transkip wawancara dan perilaku-perilaku yang diamati. Penelitian

kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami masalah sosial

yang didasari pada penelitian yang menyeluruh dibentuk oleh kata-kata,

dan diperoleh dari situasi yang alamiah.

Penelitian kualitatif didefinisikan secara beragam sesuai dengan

sudut pandang yang dipakai oleh para ahli. Bogdan dan Taylor (Moleong,

2007) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang

atau perilaku yang diamati. Definisi tersebut lebih menitikberatkan pada

jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian yakni data deskriptif

kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan

data deskriptif dan berupaya menggali makna dari suatu fenomena. Hal ini

hampir sama denga yang dikatakan Matthew B. Milees dan A. Michael

hubertman (Ghony & Almanshur, 2012:13, dalam Pika dkk, 2009) yang

mengatakan bahwa penelitian kualitatif lebih menekankan aspek proses

mendapatkan data melalui kontak secara intensif dalam situasi sosial.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Pada penelitian kualitatif, peneliti berusaha memahami subjek dari

kerangka berpikirnya sendiri. Dengan demikian, yang penting adalah

pengalaman, pendapat, perasaan dan pengetahuan partisipan (Poerwandari,

2005). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktualisasi diri pada

wanita karir yang mengurus rumah tangga. Penelitiakan menggali

penghayatan subjek terhadap usahanya dalam menjalankanproses

aktualisasi diri yang sesungguhnya. Menurut Poerwandari (2005) untuk

mendapatkan pemahaman mendalam dan khususnya atas suatu fenomena

serta untuk memahami manusia dalam segalakompleksitasnya sebagai

makhluk yang subjektif, maka pendekatan kulitatif adalah pendekatan

yang paling sesuai untuk digunakan. Metode yang digunakan dalam

pendekatan ini tidak kaku. Penelitian kualitatif sifatnya fleksibel, dalam

arti kesesuaiannya tergantung dari tujuan setiap penelitian. Walaupun

demikian selalu ada pedoman untuk diikuti, tapi bukan aturan yang mati

(Cassel &Symon, 1994:Strauss, 1987:Taylor & Bogdan, 1984 dalam Pika

dkk, 2009).

Penelitian ini akan menggunakan pendekatanfenomenologis untuk

mengetahui aktualisasi diri dengan menggali penghayatan subjek terhadap

usahanya sendiri agar memperoleh aktualisasi dirinya. Hal ini dikarenakan

fenomenologis merupakan suatumetode atau pendekatan untuk

mendeskripsikan gejala sebagaimana gejala itu menampakkan dirinya

pada pengamat. Gejala yang dimaksud adalah baik gejala yang secara

langsung bisa diamati oleh panca indera (gejala eksternal), maupun gejala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

yang hanya bisa dialami, dirasakan, atau dipikirkan oleh pengamat, tanpa

ada referensi empirisnya atau gejala internal (dalam Pika dkk, 2009).

Fenomenologi berupaya menjelaskan situasi yang dialami pribadi dalam

kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, fenomenologi mencari makna-

makna psikologis yang membentuk gejala melalui investigasi dan analisis

contoh-contoh gejala yang dialami dalam konteks kehidupan para

partisipan (Smith, 2013).

B. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan sejumlah individu yang paling sedilit

mempunyai satu ciri atau sifat yang sama (Hadi, 1990, h.62 dalam Pika

dkk, 2009). Populasi ini kemudian diambil contoh atau sampel yang

diharapkan dapat mewakili populasi. Pada penelitian ini, peneliti

mengambil populasi para wanita karir yang mengurus rumah tangga.

Adapun kriteria-kriteria subyek adalah sebagai berikut:

a. Ibu yang berusia 24 sampai 55 tahun, karenabiasanya pada usia itu

mereka sudah memilikianak dan sudah mulai memiliki posisi

kariryang cukup baik.

b. Memiliki minimal 1 orang anak, karena dengan adanya 1 orang

anak atau lebih akan membuat ibu harus lebih memperhatikan dan

meluangkan waktu untuk mengurus anak.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

c. Memiliki jam kerja minima 7-8 jam setiap harinya selama 5 atau 6

hari dalam 1 minggu karenakebanyakan perusahaan swasta memiliki

aturanwaktu kerja 8 jam per hari.

d. Masih memiliki suami, karena subyek yang dibutuhkanbukan ibu

yang menjadi tulang punggungkeluarga melainkan hanya untuk

membantuatau menambah perekonomian keluarga.

e. Berdomisli di Solo

2. Sampel

Dalam memperoleh subyek penelitian, peneliti menggunakan

teknik pengambilan sampel purposive sampling. Purposivesampling

adalah teknik pengambilan subjek yang didasarkan atas adanya tujuan

tertentu dan kriteria tertentu (Herdiansyah, 2015). Teknik ini dilakukan

karena beberapa pertimbangan yaitu keterbatasan waktu, tenaga, dan

dana sehingga tidak mengambil sampel yang besar dan jauh.

Pengambilan sampel pada penelitian ini tidak dilakukan secara acak

tetapi dipilih mengikuti kriteria tertentu dan kepada subyek juga

ditanyakan mengenai kesediannya untuk menjadi subyek penelitian.

C. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulandata esensial dalam

penelitian, apa lagi penelitian dengan pendekatan kualitatif

(Poerwandari, 2005). Tujuan observasi adalah mendeskripsikan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

settingyang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-

orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari

perspektif mereka yangterlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.

Penting untuk selalu diingat adalah peneliti yang baikakan melaporkan

hasil observasinya secara deskriptif,tidak interpretative. Deskripsi harus

memadai dalam detail dan ditulis sedemikian rupa untuk

memungkinkan pembaca memvisualisasikan setting yang

diamati.Peneliti melakukan observasi secaratertutup, observasi tertutup

adalah observasi yang dilakukan tanpa diketahui oleh subyek dan

dilakukan secara diam-diam. Hal ini dikarenakan bahwa manusia pada

umumnya bertingkah laku berbeda bila tahu mereka diamati.

Sebaliknya, individu yang tidak menyadari bahwa mereka diamati akan

bertingkah laku biasa (tidak dibuat-buat atau disesuaikan dengan

harapan sosial). Peneliti mencatat segala sesuatu yang dilakukan subjek

yang dapat memberikan makna dan informasi.

Hal-hal yang perlu diobservasi dalam penelitian ini adalah:

a. Kesan umum terdiri dari kondisi fisik subyek serta lingkungan

tempat subjek tinggal.

b. Kegiatan sehari-hari terdiri dari interaksi subyek dengan

keluarga dan lingkungan kerja.

c. Ekspresi dan perilaku subyek saat proses wawancara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

2. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawabyang diarahkan

untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 2005). Wawancara dalam

penelitian ini merupakan wawancara secara mendalam yaitu, peneliti

mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subyek

secara urut dan mendalam. Wawancara kualitatif dilakukan untuk

memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang

dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud

melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut dan tidak dapat dilakukan

melalui pendekatan lain (Poerwandari, 2005).

Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian dan significant

other (orang terdekat dan sekeliling subjek).Penulis akan menggunakan

wawancara semi terstruktur. Peneliti merancang serangkaian pertanyaan

yang disusun dalam suatu daftar wawancara, akan tetapi daftar tersebut

digunakan untuk menuntun dan bukan untuk mendikte wawancara

tersebut. Wawancara semi terstruktur memfasilitasi terbentuknya

hubungan atau empati, memungkinkan keluwesan yang lebih besar

dalam peliputan dan memungkinkan wawancara untuk memasuki

daerah-daerah baru, dan cenderung untuk menghasilkan data yang lebih

subur (Smith, 2013: 76).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

D. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif merupakan proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh melalui wawancara

mendalam, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah

dipahami dan hasil temuannya dapat disampaikan kepada orang lain

(Sugiyono, 2010:88 dalam Pika, 2009). Definisi analisis data menurut

Paton (dalam Pika dkk, 2009) adalah proses mengatur urutan data,

mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Adapun proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut: proses analisis data dimulai dengan menelaah

seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara dan

pengamatan yang sudah dituliskan. Setelah dibaca, dipelajari dan ditelaah,

maka langkah selanjutnya ialah mengadakan reduksi data yang dilakukan

dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat

rangkuman yang inti, proses dan pernyataan-peryataan yang perlu dijaga

sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah

menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan ini kemudian

dikategorikan pada langlah berikutnya. Kategori-kategori ini dilakukan

sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis ini ialah mengadakan

pemeriksaan keabsahan data (Moleong, 2000.h.190 dalam Pika dkk, 2009)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

E. Uji Kesahihan dan Keandalan data

Menurut Moleong (2000, h.188 dalam Pika dkk, 2009),

pemeriksaan keabsahan data didasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria itu

terdiri atas derajat kepercayaan ( kredibilitas), keteralihan, ketergantungan

dan kepastian. Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik

pemeriksaa sendiri-sendiri. Kriteria derajat kepercayaan datanya dilakukan

dengan tehnik perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan,

triangulasi, pengecekan, kecukupan refensial, kajian kasus negatif dan

pengecekan anggota.Pada penelitian ini uji kesahihan dan keandalan data

dilakukan dengan metode:

1. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dalam

penelitian ini peneliti memakai data triangulation yaitu penggunaan

lebih dari satu metode pengumpulan data dalam kasus tunggal yaitu

wawancara dan observasi. Selain itu, peneliti menggunakan triangulasi

sumber yaitu peneliti melakukan wawancara dengan orang yang berada

di sekitar subjek dalam hal ini adalah suami subjek.Selain itu, peneliti

menggunakan triangulasi waktu yaitu peneliti mengumpulkan data

dengan melakukan lebih dari satu kali wawancara untuk mendapatkan

data yang lebih banyak (Djamal, 2015).

2. Pemeriksaan data melalui diskusi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Teknik pemeriksaan keabsahan data ini adalah untuk

menyingkapkan kemencengan peneliti dan menelaah pengertian

mendalam yang nantinya menjadi dasar bagi klarifikasi penafsiran serta

untuk menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran

peneliti. Diskusi analitik ini dimungkinkan dapat mengungkap segi-segi

lainnya yang justru akan membongkar pemikiran peneliti.

F. Pedoman Wawancara

1. Identitas

- Identitas diri subyek (nama,alamat,usia,pekerjaan,lamanya

bekerja,namasuami,pekerjaan suami,jumlah,nama, dan umur anak)

2. Faktor yang Mempengaruhi Aktualisasi Diri

-Apa alasan yang melatarbelakangi anda bekerja?

3. Ciri Aktualisasi Diri

-Menurut pandangan anda, bagaimanakah gambaran sosok wanita

karir yang ideal? Bagaimana anda memandang diri anda?

-Menurut pandangan anda, bagaimana gambaran sosok ibu rumah

tangga yang ideal? Bagaimana anda memandang diri anda?

4. Tingkat Kebutuhan Aktualisasi Diri

-Manfaat apa yang anda peroleh dengan bekerja?

5. Aspek-Aspek Konflik Pada Wanita Karir

- Bagaimana hubungan anda dengan keluarga?

- Bagaimana hubungan anda dengan rekan kerja?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

6. Work Family Conflict

- Apa saja hambatan yang anda alami ketika menjalankan peran

sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga?

7. Cara Mencapai Aktualisasi Diri

- Bagaimana cara anda mengembangkan potensi yang anda miliki

ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir?

- Apa harapan anda dalam menjalankan peran sebagai ibu rumah

tangga dan wanita karir?


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Persiapan Penelitian

1) Kesediaan Subjek

Persiapan penelitian dilakukan dengan berkunjung ke rumah,

tempat kerja atau menelepon subjek untuk memohon kesediannya

menjadi subjek penelitian.

2) Penyusunan Pedoman Observasi dan Wawancara

Pedoman observasi dan wawancara disusun dengan mengacu pada

tinjauan pustaka. Adapun hal-hal yang menjadi fokus observasi

adalah kondisi rumah subjek, penampilan fisik subjek, hubungan

antara subjek dengan suami, hubungan subjek dengan anak-

anaknya, dan hubungan subjek dengan teman subjek.

Dalam hal wawancara, hal-hal yang menjadi fokus wawancara

adalah identitas subjek meliputi nama, alamat, usia, pekerjaan,

lama bekerja, nama suami, pekerjaan suami, jumlah anak, motif

bekerja, pandangan subjek tentang wanita karir yang ideal dan

persepsi subjek terhadap dirinya sendiri, pandangan subjek

terhadap ibu rumah tangga yang ideal dan persepsi terhadap

dirinya, manfaat yang diperoleh dalam bekerja, proses aktualisasi

diri pada subjek, hubungan dan dukungan subjek dengan keluarga,

hubungan subjek dengan rekan kerja, dan hambatan yang dialami

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

subjek selama menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan

ibu yang bekerja.

B. Pelaksanaan Penelitiaan

Pengumpulan data dilakukan pada 02 Agustus 2015 sampai 15

Desember 2015 dengan subjek sebanyak tiga orang. Data diperoleh dengan

metode observasi dan wawancara. Wawancara dan observasi dilakukan

beberapa kali sampai data yang dibutuhkan terpenuhi.

Selama proses wawancara, peneliti menggunakan alat bantu tape

recorder, bolpoin dan kertas. Handphone digunakan untuk merekam

setiap jawaban subjek. Sedangkan bolpoin dan kertas digunakan untuk

mencatat hal-hal yang diperlukan peneliti sekaligus sebagai cadangan

ketika handphonemengalami gangguan. Selain itu fungsi bolpoin dan

kertas adalah untuk mencatat respon subjek ketika menjawab pertanyaan

yang tidak didokumentasikan oleh handphone. Sebelum melakukan proses

wawancara, peneliti terlebih dahulu meminta ijin pada subjek untuk

merekam hasil wawancara. Ada dua subjek yang merasa keberatan untuk

direkam namun mereka berjanji akan menceritakannya secara berlahan-

lahan. Terkadang diluar kontrol, subjek menceritakan dengan cepat

namun subjek menyadari dan mau menceritakannya kembali. Adapun

yang menolak untuk direkam adalah subjek satu dan dua. Mereka merasa

tidak nyaman ketika pembicaraannya direkam karena tidak ingin

kehidupannya dipublikasikan oleh banyak orang.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

C. Hasil Penelitian

1. Kasus Subjek 1

a. Identitas subjek 1

Nama : ES

Alamat : Jalan Sungai Mahakam no 23, Lojiwetan, Solo.

Usia : 45 tahun

Pekerjaan : Manager Perusahaan

Lama bekerja : 15 tahun

Nama suami : HS

Pekerjaan suami : Manager Perusahaan

Nama anak : Dion ( 15 tahun)

Sarah ( 11 tahun)

b. Hasil observasi

Subjek mempunyai rumah sendiri di daerah Lojiwetan.

daerah tersebut merupakan daerah yang mayoritas dihuni oleh orang

keturunan tionghoa. Rumah subjek terlihat megah dengan pagar

tinggi yang menutupi teras rumah. Di teras rumah, terdapat 2 mobil

mewah yang terpakir rapi. Di bagian teras rumah, juga terlihat taman

dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang membuat suasana

rumah terasa sejuk. Di dalam rumah terdapat sofa mewah, pigura,

dan foto-foto keluarga.

Subjek mengenakan kaos dan celana panjang ketika

wawancara berlangsung. Subjek mempunyai kulit yang putih,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

rambut panjang, dan mempunyai badan yang kurus. Pada wawancara

pertama, suami subjek menyambut peneliti dengan sangat baik.

Bahkan suami subjek mengajak bicara pada peneliti mengenai

urusan gereja. Ketika wawancara akan dimulai, suami subjek

menawarkan peneliti untuk makan. Anak subjek yang perempuan

tampak sedang bermain dengan temannya di depan rumah. Ketika

bermain, sesekali mereka berteriak sehingga subjek pun menegur

anaknya karena dianggap menganggu jalannya wawancara peneliti

dengan subjek. Anaknya yang pertama tampak sedang bermain

laptop di ruang keluarga. Terkadang anak laki-laki subjek

memberikan senyuman pada peneliti.

Pada wawancara kedua, subjek tampak serius menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Ketika wawancara pertama,

subjek tampak agak sungkan menjawab karena terganggu dengan

keberadaan suami dan anaknya. Namun ketika wawancara kedua,

subjek tampak santai namun tetap serius dalam menjawab

pertanyaan. Subjek mengatakan suaminya baru berada di luar kota

sedangkan anak laki-lakinya sedang berada di kamar dan anak

perempuannya sedang ekstrakurikuler di sekolah. Subjek juga

mengatakan kalau suaminya di rumah, subjek merasa tidak nyaman

melakukan wawancara karena takut suaminya tersinggung dengan

perkataannya ketika menjawab pertanyaan peneliti. Oleh sebab itu,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

subjek mencari waktu yang tepat agar peneliti bisa melakukan

wawancara dengan baik.

c. Hasil wawancara

Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu pada kamistanggal 03

September 2015 dan Sabtu 10 Oktober 2015. Kedua wawancara

dilakukan di rumah subjek di Jalan Sungai Mahakam no 23,

Lojiwetan, Solo. Hasil wawancara subjek 1 sebagai berikut:

1) Latar belakang subjek

Subjek merupakan lulusan akademi perawat di universitas

yang berada di kota Solo. Subjek mengatakan lulus pada tahun

1992 atau 1993. Ketika masih duduk di bangku sekolah

menengah atas, subjek memulai karir dengan berjualan kripik dari

rumah ke rumah. Namun ketika sudah lulus kuliah sebagai

perawat, subjek bekerja di sebuah perusahaan yang beroperasi

pada bidang kesehatan. Subjek mengatakan bahwa ia lahir dari

keluarga yang sederhana namun karena subjek mempunyai niat

untuk menjadi orang yang sukses maka ia selalu berusaha dengan

cara bekerja ketika masih muda.

Subjek sendiri lahir di Karanganyar pada tanggal 08

Agustus 1970. Subjek merupakan anak ketiga dari empat

bersaudara. Dua kakak subjek berjenis kelamin laki-laki.

Sedangkan adik subjek berjenis kelamin perempuan. Orangtua

subjek telah meninggal beberapa tahun lalu. Subjek mengatakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

bahwa suaminya merupakan teman sejak SMA. Subjek menikah

ketika telah beberapa tahun bekerja sebagai karyawan dari sebuah

perusahaan. Subjek mengatakan tidak pernah berpindah-pindah

perusahaan. Subjek mengatakan bahwa ia memulai karir dari

bawah sampai sekarang menjabat sebagai manager perusahaan.

Subjek dapat membeli rumah bersama suaminya ketika

sudah lima tahun bekerja. Rumah tersebut merupakan hasil kerja

keras dirinya dengan suaminya. Sebelumnya subjek dan suaminya

mengontrak rumah sederhana di kawasan Gandekan, Solo. Subjek

mengatakan bahwa suami subjek dapat memahami karakter

istrinya sehingga suami subjek memperbolehkan istrinya untuk

bekerja. Subjek juga mengatakan hal itu sudah menjadi komitmen

mereka dalam kehidupan rumah tangga. Suami subjek pernah

mengatakan pada subjek bahwa dirinya boleh bekerja namun anak

harus tetap terurus.

2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek

Subjek bekerja sebagai manager perusahaan yang

beroperasi di bidang kesehatan. Peran subjek adalah mengatur

bawahan dan menjalin hubungan dengan rumah sakit maupun

apotek. Subjek bekerja selama 8 jam dalam sehari. Subjek telah

bekerja kurang lebih 15 tahun di perusahaan tersebut. Semenjak

lulus kuliah, subjek tetap bekerja pada perusahaan yang sama. Hal

tersebut dikarenakan subjek merasa nyaman dan cocok dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

rekan kerjanya. Subjek mengatakan mendapat penghasilan lebih

dari 5 juta setiap bulannya.

Subjek mempunyai pandangan bahwa wanita karir yang

ideal itu adalah wanita yang dapat menikmati pekerjaannya dan

dapat menikmati hasil dai pekerjaan itu sendiri. Subjek merasa

selama ini telah menjadi wanita karir yang ideal walaupun

sebenarnya ada beberapa hal yang membuat subjek merasa

terganggu. Hal yang menganggu tersebut adalah ketika lembur,

suami selalu menegur subjek agar tidak melupakan untuk

mengurus anaknya. Anaknya bersekolah dengan menggunakan

jasa antar jemput. Subjek merasa telah bisa mengembangkan

semua potensi yang dimilikinya bahkan menurut subjek, ia selalu

diberikan jalan dari Tuhan hingga ia dapat memperoleh jabatan

sebagai manager perusahaan.

Dalam perannya sebagai ibu rumah tangga, biasanya subjek

selalu memberikan perhatian penuh pada keluarganya saaat

berada di rumah. Hal-hal seperti mencuci dan menyapu

diserahkan kepada pembantu rumah tangganya. Namun terkadang

subjek tetap memasak untuk keluarganya ketika ada waktu.

Subjek mengakui terkadang perannya sebagai ibu rumah tangga

menganggu dalam pekerjaan. Namun subjek menganggap itu

sebagai masalah yang sudah jauh hari ia prediksi karena sebagai

wanita karir pengaturan waktu menjadi sangat penting. Komitmen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

dalam bekerja dan menjadi ibu rumah tangga yang baik juga

harus tetap dijaga karena telah menjadi komitmen bersama

suaminya sejak menikah. Menurut subjek, suaminya selalu

mendukungnya bekerja selama anak-anaknya dapat terurus

dengan baik. Subjek mengatakan bahwa sebenarnya anak-

anaknya lebih suka kalau ibunya berada di rumah. Namun anak

yang paling besar sudah dapat memahami alasan ibunya bekerja.

Sedangkan anak perempuannya sering mengatakan bahwa lebih

baik ibunya selalu di rumah dan mengajak bermain dirinya.

Subjek mengatakan cara mengatur waktu bekerja dan

waktu untuk keluarga dengan cara selalu memberikan waktu

untuk keluarga ketika hari sabtu, minggu ataupun tanggal merah.

Biasanya subjek dan keluarga melakukan liburan ke

Tawangmangu. Subjek merasa selama ini belum dapat mengatur

waktu dengan baik karena terkadang tuntutan pekerjaan dari

perusahaan membuat dirinya tidak ada waktu untuk keluarga.

Manfaat yang diperoleh subjek dalam bekerja adalah kesenangan

karena passion subjek adalah bekerja. Bagi subjek, dengan

bekerja, subjek merasa bangga dengan hasil kerja keras yang ia

peroleh. Bagi subjek dalam bekerja ia sudah melakukannya secara

maksimal karena subjek merasa benar-benar memulai dari bawah

hingga menjadi sampai saat ini. Subjek mengatakan bahwa ia

sudah merasa puas dengan karir yang saat ini dia capai sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

sekarang dia tidak lagi terlalu mengejar jabatan. Namun subjek

mempunyai keinginan untuk membuka bisnis baju batik. Hal itu

dikarenakan subjek merasa harus mengeksplor kemampuannya

yang terpendam yaitu dengan cara berdagang. Subjek

menganggap hambatan terbesarnya sekarang adalah ketika

perusahaan memintanya untuk lembur maka hal tersebut akan

menganggu waktunya bersama keluarga. Hubungan subjek

dengan rekan kerja sangat baik. Subjek mengatakan salah satu

yang membuat dirinya betah bekerja di perusahaan tersebut

adalah rekan kerja yang profesional dan enak untuk diajak teman.

Subjek mengatakan bahwa kerja pasti selalu mengalami konflik

dengan rekan kerja namun biasanya subjek tidak ingin

memperpanjang masalah.

Subjek mengatakan masalah yang terjadi di keluarga

biasanya karena misskomunikasi. Misalnya telat membayar spp

sekolah. Subjek mengatakan pernah suatu kali subjek merasa

bersalah ketika anaknya perempuan menangis karena dijahili oleh

temannya. Namun karna pada saat itu ada rapat sehingga

membuat subjek tidak bisa menemani anaknya. Pada waktu itu

juga, anaknya marah terhadap subjek. Subjek merasa hal tersebut

menganggunya dalam bekerja. Subjek merasa belum dapat

menjadi ibu rumah tangga yang ideal karena belum dapat

mengurus anaknya dengan baik. Subjek mengatakan ibu rumah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

tangga yang ideal ya selalu ada untuk keluarga, memasak di

rumah. Dampak positif dari subjek yang bekerja adalah

kesenangan dan dapat menikmati hasil kerja kerasnya untuk

keluarga. Sedangkan dampak negatifnya adalah belum bisa

mengatur waktu dengan baik. Motivasi ibu dalam bekerja adalah

adanya kebanggaan ketika mempunyai uang dari jerih payah

sendiri dan hasil jerih payahnya bisa untuk membelikan

kebutuhan anak. Subjek mengatakan bahwa belum tahu sampai

kapan ia bekerja. Subjek mengatakan merasa senang ketika ia

bekerja karena sesuai dengan bidang yang ia tekuni. Subjek

mempunyai harapan agar lebih dapat mempunyai waktu yang

lebih banyak untuk keluarganya.

3) Analisis

a) Latar Belakang Subjek Bekerja

Subjek mengatakan bahwa ia lahir dari keluarga

yang sederhana namun karena subjek mempunyai niat untuk

menjadi orang yang sukses maka ia selalu berusaha dengan

cara bekerja ketika masih muda.Subjek bekerja sebagai

manager perusahaan yang beroperasi di bidang kesehatan.

Pekerjaan tersebut merupakan passion yang sudah ditekuni

subjek sejak lama. Subjek memulai bekerja di perusahaan

tersebut dari bawah hingga menjadi manager perusahaan.

Subjek sendiri telah merasa nyaman bekerja di perusahaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

tersebut selama 15 tahun tanpa berpindah ke perusahaan lain.

Selain itu, subjek beranggapan bekerja merupakan suatu

kesenangan dan kebanggan tersendiri karena dapat

menghasilkan uang dari jerih payah sendiri.

“Apa yang melatarbelakangi tante bekerja? Bisa tante

ceritakan?Dulu tante dari kecil emang suka bekerja, kalau

enggak salah waktu SMA dulu tante jualan kripik muter

kompleks dari rumah satu ke rumah yang lain, setelah itu tante

kuliah ya masih nyambi kerja, terus lulus kuliah tahun 92 atau

93 tante kerja di Prodia.Dulu tante lulusan mana? Profesinya

apa?Dulu tante lulusan akademi perawat di Solo juga. Apa

yang memotivasi tante bekerja dari dulu sampai sekarang?

Dulu tante lahir dari keluarga yang sederhana maka dari itu

tante pengen jadi orang sukses, ya caranya tadi itu sejak muda

tante udah kerja” (Subjek 1, 3-8)

b)Pandangan Subjek tentang Wanita Karir yang Ideal dan

Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Subjek mengatakan bahwa wanita karir yang ideal

adalah wanita yang bisa menikmati pekerjaannya dan hasil

dari jerih payahnya sendiri. Subjek telah menjadi wanita karir

yang ideal namun terkadang suaminya selalu menegur subjek

karena bekerja lembur sehingga anak menjadi tidak terurus

dan subjek tidak bisa meluangkan waktu untuk keluarga.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

“Menurut tante, wanita karir yang ideal itu seperti apa?

Seperti apa ya, mungkin wanita yang bisa menikmati

pekerjaannya dan bisa nikmati hasil dari kerjanya itu sendiri.

Oh gitu ya tante, Lalu apakah tante sudah merasa menjadi

wanita karir yang ideal?Tante sih merasa sudah tapi kadang

waktu lembur, suami tante menegur tante karena kerja terus,

anak mbok ya diurus” (Subjek 1,19-22)

c)Pandangan Subjek tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal

dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Subjek mengatakan bahwa ibu rumah tangga yang

ideal adalah selalu ada untuk keluarga, bisa memasak di

rumah, dan dapat meluangkan waktu untuk keluarga. Namun

subjek merasa belum menjadi ibu rumah tangga yang ideal.

Hal itu dikarenakan subjek tidak dapat mengurus anak

dengan baik, jarang meluangkan waktu untuk keluarga

maupun menyerahkan tugas rumah tangga pada

pembantunya.

“Apa peran tante ketika menjadi ibu rumah tangga? Kalau di

rumah tentunya selalu beri perhatian buat keluarga. Kalau

pekerjaan rumah kaya mencuci, nyapu gitu biasanya sudah

diurus pembantu. Tap kadang tante juga masakk kalau lagi

pengen masak, kalau ada waktu buat masak. Lalu apakah

tante merasa sudah menjadi ibu rumah tangga yang ideal?

Untuk saat ini mungkin belum ya soalnya kaya tadi anak kan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

jadi kurang terurus. Lalu menurut tante yang ideal itu seperti

apa?Kan yang ideal kan biasanya selalu ada waktu untuk

keluarg, masak di rumah” (Subjek 1,27-28 & 59-62)

d) Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja

Subjek bekerja merupakan sebuah passion. Oleh

sebab itu manfaat yang diperoleh subjek dalam bekerja

adalah sebuah kebanggan dan kesenangan. Subjek merasa

senang dengan pekerjaannya dan bangga akan hasil dari jerih

payahnya yang akan digunakan untuk keperluan anak-

anaknya.

“Dari 15 tahun tante bekerja, apa manfaat yang tante

rasakan selama bekerja? Bekerja bagi tante merupakan suatu

kesenangan, kebanggan tersendiri karena passionnya

memang suka bekerja, punya uang dari jerih payah sendiri tu

rasanya bangga gitu. Apa motivasi tante dalam bekerja?

Motivasinya ya tante merasa senang aja kalau kerja, punya

kebanggan sendiri kalau misal punya uang dari kerih payah

sendiri, uangnya juga bisa dipakai untuk keperluan keluarga,

anak” (Subjek 1, 41-42 & 63-64)

e) Aktualisasi Diri Pada Subjek.

Subjek berjanji dapat mengatur waktu untuk

keluarga dan waktu untuk bekerja. Namun sampai saat ini

subjek merasa belum bisa mengatur waktu dengan baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Subjek telah bekerja secara maksimal dan puas dengan karir

yang telah ia capai. Saat ini, subjek tidak lagi mengejar karir.

Subjek justru ingin mengeksplor kemampuannya di bidang

berdagang dengan berjualan baju batik. Hal itu merupakan

keinginan terpendam yang dimiliki subjek.

“Apakah tante sudah dapat mengembangkan potensi-potensi

yang dimiliki tante secara maksimal saat bekerja? Kalau

menurut tante, tante ngerasa sudah bisa ngembangin

kemampuan tante, tante ngerasa Tuhan selalu memberikan

jalan buat tante sampai bisa jadi manager sekarang ini. Lalu

apakah tante merasa sudah bekerja secara maksimal? Bagi

tante, tante merasa sudah maksimal dalam bekerja, dulu tante

kerja benar-benar mulai dari bawah hingga tante mendapat

jabatan seperti sekarang. Lalu apakah tante masih mengejar

jabatan lebih tinggi atau mengejar karir lain? Sebenarnya

tante sudah cukup puas dengan jabatan yang tante peroleh,

mungkin tante malah pengen punya usaha baju batik sendiri

soalnya dari dulu keinginan terpendam tante juga ingin

berdagang” (Subjek 1, 25-26 & 43-46)

f)Hubungan dan Dukungan Keluarga Terhadap Subjek

Suami subjek sangat mendukung subjek dalam

bekerja selama anak-anaknya terurus dengan baik.

Begitupula dengan anak pertama subjek yang dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

memahami alasan subjek bekerja. Namun anak kedua,

yaitu anak perempuannya lebih suka subjek berada di

rumah. Hal ini dikarenakan anak subjek suka mengajak

subjek bermain. Subjek mengatakan sebenarnya kedua

anaknya menginginkan subjek berada di rumah. Subjek

selalu meluangkan waktu pada hari sabtu minggu maupun

tanggal merah untuk bepergian bersama.

“Lalu apa suami mendukung tante dalam bekerja? Itu kan

udah jadi komitmen bersama jadi suami mendukung saja

selama anak-anak terurus dengan baik. Bagaimana dengan

sikap anak-anak tante? Sebenarnya anak-anak lebih suka

mamahnya di rumah. Tapi anak yang nomor satu ngerti

mamahnya kerja. Na, anak perempuan tante selalu ngomong

mamah di rumah saja soalnya anak tante ini suka ngajak

main mamahnya haha. Lalu bagaimana pengaturan waktu

tante ketika menjalankan peran sebagai ibu rumah tangg

dan wanita karir? Tante meluangkan waktu untuk keluarga

waktu hari sabtu minggu atau mungkin waktu tanggal

merah. Biasanya tante dan keluarga pergi ke

Tawangmangu. (Subjek 1, 33-38)

g) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran

Ganda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Peran subjek sebagai ibu rumah tangga menganggu

subjek dalam bekerja. Namun subjek sudah berkomitmen

dengan suaminya untuk dapat membagi waktu dengan baik.

Akan tetapi subjek sendiri merasa belum dapat membagi

waktunya dengan baik. Subjek merasa belum dapat

berkomunikasi baik dengan keluarganya. Hal ini dikarenakan

tuntutan pekerjaan yang membuat waktu untuk keluarga

menjadi berkurang. Begitupula ketika anak perempuannya

marah terhadap subjek karena anak subjek mempunyai

masalah akan tetapi subjek tidak ada di samping anaknya.

Hal itu membuat subjek merasa bersalah karena tidak bisa

menemani anaknya. Di sisi lain, subjek juga tidak bisa

menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga dengan

baik. Hal ini dikarenakan subjek menyerahkan pekerjaan

rumah tangganya kepada pembantunya. Subjek belum dapat

menentukan prioritasnya sebagai wanita karir atau sebagai

ibu rumah tangga.

“Apakah peran tante sebagai ibu rumah tangga mengganggu

tante dalam bekerja?Terkadang tante juga merasa terganggu

menjankan peran rumah tangga maupun pekerjaan. Bisa tante

ceritakan? Tante ngerasa terkadang menjadi ibu rumah tangga

tu membuat tante terganggu pada saat tante kerja. Tapi tante

dan suami tante sudah komitmen jauh-jauh hari bahkan

sebelum menikah soalnya butuh ngatur waktu yang baik.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Selanjutnya, apa hambatan yang tante dapatkan dalam

bekerja? Hambatannya, mungkin ketika perusahaan minta

untuk lembur biasanya waktu pulang ke rumah jadi terlambat,

ganggu waktu keluarga juga sebenarnya.

(Subjek 1, 29-32 & 47-48)

2. Kasus Subjek 2

a. Identitas subjek 2

Nama : ST

Alamat : Joyotakan RT02/04

Usia : 34 tahun

Pekerjaan : Pedagang

Lama bekerja : 5 tahun

Nama suami : KL

Pekerjaan Suami : Buruh

Nama anak : Tommy ( 9 tahun )

Bayu ( 6 tahun )

b. Hasil observasi

Subjek mempunyai rumah di gang sempit pada daerah

Joyotakan, Solo. Rumah tersebut terlihat didesain untuk berjualan

kelontong seperti beras, minyak, gula, dan lain-lain. Terlihat ada

beberapa pakaian yang dijemur di depan rumah. Jarak antara rumah

satu dengan yang lainpun sangat dekat. Di depan rumah juga terlihat

ada sepeda dan sepeda motor yang terpakir bersampingan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Pada wawancara pertama, subjek memakai daster dan

menggunakan sandal. Subjek mempunyai perawakan yang agak

gemuk dan mempunyai kulit sawomatang. Ketika wawancara

berlangsung, subjek sangat berhati-hati dalam menjawab. Namun pada

saat wawancara, ada beberapa pembeli yang datang sehingga

wawancarapun dihentikan sementara. Setelah itu wawancara

dilanjutkan. Namun ternyata ada pembeli lagi sehingga peneliti

memutuskan untuk menghentikan wawancara dan berdiskusi dengan

subjek mengenai waktu yang tepat untuk wawancara.

Pada wawancara kedua, subjek mempersilahkan peneliti

duduk di kursi kayu yang ada di dalam rumah. Terlihat ada dua anak

laki-lakinya yang sedang bermain lempar bola. Di dalam rumah juga

terlihat lemari besar berwarna cokelat yang berisi foto anak-anaknya.

Ketika wawancara mulai, tampak subjek memakai celana jeans dan

baju rapi. Selama jalannya wawancara tampak subjek fokus dan serius

dalam menjawab. Namun terkadang ada suara bising yang terdengar

dari luar rumah seperti motor yang lewat.

c. Hasil wawancara

Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu pada Sabtu

tanggal 05 September 2015 dan Selasa tanggal 03 November 2015.

Kedua wawancara dilakukan di rumah subjek di Joyotakan RT02/04.

Hasil wawancara subjek 2 sebagai berikut:

1) Latar belakang subjek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Subjek terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Subjek

mengatakan bahwa dirinya masih tidur menumpang rumah ibunya.

Subjek lahir di Solo, 05 Juli 1971. Subjek merupakan anak dari dua

bersaudara. Subjek sendiri merupakan anak bungsu. Kakak laki-

lakinya merantau di Jakarta sejak tahun 2008. Ayah subjek telah

meninggal ketika subjek masih kecil. Subjek merupakan lulusan

SMA negeri di Solo. Setelah lulus, beberapa tahun kemudian,

subjek memutuskan untuk menikah. Subjek menikah pada saat usia

20 tahun, hal itu dikarenakan subjek sudah merasa cocok dan telah

disetujui oleh orangtuanya.

Subjek mempunyai dua anak laki-laki yang bernama

Tommy dan Bayu. Subjek mengatakan bahwa anaknya selalu

membuat suasana rumah menjadi ramai. Subjek mengatakan bahwa

ia mempunyai masalah dalam hal keuangan. Hal tersebut

dikarenakan kebutuhan untuk makan, sekolah maupun ibunya yang

sakit-sakitan. Subjek sendiri telah membuka toko kecilnya dari 4

tahun lalu. Hal ini dimaksudkan untuk membantu perekonomian

keluarga. Subjek mengatakan kebutuhan yang semakin banyak

membuat dirinya harus bekerja lebih keras.

Pada pagi hari, subjek selalu pergi ke pasar untuk

kulakansayur, bumbu dapur maupun telur untuk dijual lagi. Subjek

mengatakan bahwa setiap pagi subjek selalu memutarkan

dagangannya ke perumahan-perumahan. Jika masih ada yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

belum laku, subjek menjualkan dagangannya di rumah. Suami yang

pekerjaannya sebagai buruh tidak dapat mencukupi kebutuhan

keluarga. Oleh sebab itu subjek berinisitatif untuk berjualan di

rumah. Hal tersebut tentu mendapat dukungan dari suaminya.

Subjek mengatakan bahwa pernah ditawari untuk menjadi buruh di

sebuah pabrik kain oleh temannya. Namun subjek menolak karena

lokasi kerja yang terlalu jauh dengan tempat tinggalnya.

2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek

Subjek mempunyai pekerjaan sebagai pedagang. Subjek

berjualan beras, telur, gula, minyak, sayur, bumbu dapur, dan lain-

lain. Subjek bekerja karena ingin membantu perekonomian

keluarganya. Sebelumnya subjek merupakan ibu rumah tangga.

Setiap hari subjek bekerja dari jam 04.00 sampai jam 12.00. Subjek

harus berangkat subuh karena harus beli barang dagangan di pasar.

Jika dia datang siang maka subjek telah kehabisan barang yang ia

ingin jual. Penghasilan bersih yang ia dapat tidak menentu. Namun

ia mengatakan mendapatkan sekitar Rp. 100.000,- untuk sekali

berjualan. Subjek sendiri mendapatkan keuntungan bersih hanya

sekitar Rp.30.000,- sampai Rp. 40.000,-. Subjek merasa

penghasilannya tersebut tidak mencukupi kebutuhan keluarga

namun bisa membantu kebutuhan untuk anak.

Menurut subjek, wanita karir adalah wanita berpakaian rapi

yang pergi ke kantor. Subjek mengatakan dirinya bukan merupakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

wanita karir yang ideal. Hal ini dikarenakan subjek hanya bekerja

untuk membantu ekonomi keluarganya. Selain itu, subjek

menganggap wanita karir merupakan orang-orang yang sukses.

Sedangkan subjek menilai dirinya belum sukses. Sebenarnya

subjek mempunyai keinginan mempunyai toko sendiri namun

karena dana yang tidak mencukupi menyebabkan dirinya hanya

berjualan seadanya.

Subjek mengatakan bahwa tetap melakukan kewajibannya

sebagai ibu rumah tangga seperti mencuci baju dan mengepel

rumah. Menurut subjek, ia sudah menjadi ibu rumah tangga yang

ideal karena ia tetap bisa mengurus rumah ketika siang hari, ia

hanya berjualan di depan rumah jadi ia bisa “nyambi” mengurus

anak. Suaminya selalu mendukung subjek dalam bekerja bahkan

setiap hari suami subjek selalu mengantar subjek pergi ke pasar

untuk membeli barang dagangan. Anak subjek sebenarnya masih

belum begitu bisa mengerti pekerjaan orangtuanya karena dinggap

masih kecil. Subjek mengatakan bahwa dapat mengatur waktu

untuk subjek bekerja dan menjadi ibu rumah tangga.

Subjek merasa jualannya berkembang dari yang dulu

berjualan minuman sekarang sudah menjadi toko kelontong. Hal

tersebut dikarenakan permintaan dari warga sekitar yang ingin

subjek untuk berjualan lebih banyak barang agar warga dekat

dalam membeli kebutuhan rumah tangga yang dibutuhkan. Subjek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

merasa terbantu dengan lokasi sekolah anaknya yang dekat

sehingga anaknya hanya berjalan kaki menuju sekolahnya. Manfaat

yang subjek peroleh dalam bekerja adalah untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari misalnya untuk biaya sekolah anak maupun

untuk uang jajan anak. Ia mengatakan bahwa selama ini ia hanya

bisa membantu perekonomian keluarga dengan cara berdagang.

Subjek mengatakan seandainya punya toko sendiri akan

lebih enak dalam berjualan. Subjek mengatakan dulu ia hanya

berjualan keliling perumahan namun sekarang ia sudah berjualan di

rumahnya sendiri walaupun hanya kecil-kecilan. Hambatan yang

sering didapat adalah ketika barang dagangan yang datang dari

pasar, sedikit dan harganya mahal biasanya karena cuaca ataupun

gagal panen. Hal tersebut membuat subjek sulit menjual lagi

dagangannya karena pembeli biasanya tidak jadi membeli. Subjek

mengatakan hanya bekerja sendiri dan hanya mendapatkan bantuan

dari suaminya.

Masalah yang biasa terjadi dalam keluarga biasanya adalah

masalah ekonomi. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan hidup yang

semakin banyak ditambah butuhnya biaya berobat untuk ibunya.

Subjek mengatakan harus selalu mengecekkan ibunya ke rumah

sakit karena penyakit gula yang diderita ibunya. Subjek

mengatakan bahwa terkadang subjek merasa sedih karena banyak

keinginan yang belum bisa ia capai. Keinginan tersebut diantaranya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

adalah membelikan hp baru untuk anaknya, mempunyai toko

sendiri, dan bisa mengubah kehidupannya menjadi lebih baik.

Subjek mengatakan dampak negatif dari dirinya bekerja

adalah rasa jenuh dan capek. Hal tersebut dikarenakan subjek

merasa selalu bekerja namun tetap tidak bisa memenuhi kebutuhan

keluarganya. Hal yang membuat subjek bersemangat dalam bekerja

adalah anak-anaknya. Subjek mempunyai harapan besar pada

anaknya agar menjadi orang yang sukses dan tidak seperti

orangtuanya. Subjek mengatakan akan terus bekerja selama masih

diberikan kesehatan oleh yang kuasa.

3) Analisis

a) Latar Belakang Subjek Bekerja

Subjek mempunyai masalah dalam hal keuangan.

Hal tersebut dikarenakan kebutuhan subjek yang banyak

seperti kebutuhan untuk makan, sekolah anak maupun obat

untuk ibunya yang sakit-sakitan. Subjek sendiri telah

membuka toko kecilnya dari 4 tahun lalu. Hal ini

dimaksudkan untuk membantu perekonomian keluarga.

Kebutuhan subjek yang semakin banyak membuat dirinya

harus bekerja lebih keras.

“Bagaimana awalnya ibu bekerja? Bisa ibu ceritakan? Awale

ya buka di depan rumah, ya apa adane aja mas, ya seperti itu

tu. Oh ya ya, jadi alasan ibu berjualan di depan rumah ini

karna kebutuhan keluarga yang banyak? Ya iya mas. Lha


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

sekarang aja orang kan butuh buat makan, sekolah anak, ini

ibu juga sakit-sakitan jadi mau ga mau kan ya harus cari uang”

(Subjek 2, 3-6)

b) Pandangan Subjek Tentang Wanita Karir yang Ideal dan

Persepsi Subjek terhadap Dirinya

Subjek mengatakan bahwa wanita karir adalah wanita

berpakaian rapi yang pergi ke kantor. Subjek mengatakan

dirinya bukan merupakan wanita karir yang ideal. Hal ini

dikarenakan subjek hanya bekerja untuk membantu ekonomi

keluarganya. Selain itu, subjek menganggap wanita karir

merupakan orang-orang yang sukses. Sedangkan subjek

menilai dirinya belum sukses. Sebenarnya subjek mempunyai

keinginan mempunyai toko sendiri namun karena dana yang

tidak mencukupi menyebabkan dirinya hanya berjualan

seadanya.

“Menurut ibu, wanita karir yang ideal tu seperti apa sih bu?

Wanita karir kan wanita yang pakaiannya rapi terus pergi ke

kantor gitu. Apakah menurut ibu, ibu ini merupakan wanita

karir yang ideal? Ya bukanlah mas, saya ini aja kerja Cuma

untuk bantu ekonomi keluarga yang susah, kalau wanita karir

orang-orangnya tu sukses-sukses. Lalu cara inu untuk menjadi

wanita karir yang ideal bagaimana bu? Kalau ada rejeki ya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

ibu pengennya punya toko sendiri tapi kan dananya ga cukup

jadi ya jualan di depan rumah apa adanya gitu.

(Subjek 2, 23-28)

c) Pandangan Subjek Tentang Ibu Rumah Tangga yang

Ideal dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Subjek mengatakan bahwa ibu rumah tangga yang

ideal adalah orang yang bisa melakukan kewajiban rumah

tangganya seperti mencuci baju dan mengepel rumah.

Menurut subjek, ia sudah menjadi ibu rumah tangga yang

ideal karena ia tetap bisa mengurus rumah walaupun dia

bekerja.

“Apa yang ibu lakukan sehari-hari ketika menjadi ibu rumah

tangga? Banyak dongmas kaya nyuci baju, ngepel rumah.

Kalau menurut ibu, ibu ini sudah menjadi ibu rumah tangga

yang ideal belum? Sudah mungkin ya Kenapa kok ibu bisa

bilang sudah? Buktinya saya bisa kerja sambil ngurus rumah,

nyambi jualan, ngurus anak” (Subjek 2, 29-34)

d) Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja

Manfaat yang subjek peroleh dalam bekerja adalah

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari misalnya untuk biaya

sekolah anak maupun untuk uang jajan anak. Ia mengatakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

bahwa selama ini ia hanya bisa membantu perekonomian

keluarga dengan cara berdagang.

“Dari berjualan ibu selama ini, apa sih manfaat yang ibu

peroleh? Ya tadi itu mas kan butuh e banyak, buat bayar

sekolah, lak mas e tau sekarang jajane anak-anak banyak mas”

(Subjek 2, 49-50)

e) Aktualisasi Diri Pada Subjek

Subjek mempunyai kemampuan untuk berubah

menjadi lebih baik. Hal ini bisa terlihat ketika subjek

membantu perekonomian keluarganya dengan merintis karir

sebagai pedagang. Kebutuhan keluarga yang semakin banyak

membuat subjek ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan

hidup keluarganya. Subjek memiliki sikap tanggungjawab.

Hal ini terlihat ketika subjek mengatakan bahwa ia bekerja

untuk dapat memenuhi kebutuhan sekolah anak dan membeli

obat untuk ibunya. Subjek juga mempunyai motivasi besar

agar anaknya dapat menjadi sukses. Subjek tidak ingin

anaknya hidup susah seperti orangtuanya.

“Apa harapan atau keinginan ibu dalam pekerjaan yang ibu

tekuni? Pengennya tu ya punya toko sendiri kan enak buat

berjualan, dagangannya laku terus. Lalu apa yang membuat

ibu menjadi termotivasi untuk terus bekerja?Ibu tu punya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

harapan anak-anak ibu jadi orang sukses kora koyo wong tuone

uripe yo ngene ki mas” (Subjek 2, 33-34 & 73-74)

f) Hubungan dan Dukungan Keluarga Terhadap Subjek

Subjek mengatakan bahwa suaminya selalu

mendukung subjek dalam bekerja bahkan setiap hari suami

subjek selalu mengantar subjek pergi ke pasar untuk membeli

barang dagangan. Anak-anak subjek sebenarnya masih belum

begitu bisa mengerti pekerjaan orangtuanya karena mereka

masih kecil.

“Apakah suami ibu mendukung ibu dalam bekerja? Suami

mendukung, lha yang setiap hari nganter ke pasar beli

dagangan ya suami. Kalau dari anak, apakah anak

mendukung pekerjaan ibu? Lak anak masih belum ngerti opo-

opo mas, mungkin jek cilik yo mas haha”

(Subjek 2, 35-36 & 41-42)

g) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran

Ganda

Subjek mengatakan terkadang dirinya merasa jenuh

dan capek dalam bekerja. Hal tersebut dikarenakan subjek

merasa selalu bekerja namun tetap tidak bisa memenuhi

kebutuhan keluarganya. Hambatan yang sering didapat

adalah ketika barang dagangan yang datang dari pasar, sedikit


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

dan harganya mahal biasanya karena cuaca ataupun gagal

panen.

“Hambatannya apa sih bu kalau bekerja? Repotnya tu mas

kalau barang dagangan pasar tu datengnya sedikit, mahal nah

itu bingung mau kulak takut ga laku tapi lak ga kulak ya ga bisa

jualan. Bagaimana perasaan ibu dengan pekerjaan yang ibu

tekuni? Kadang tu saya ngerasa sedih, lha keinginane banyak,

tapi tetep ga bisa. Yang sabar bu, bisa saya lanjutkan ya bu,

kalau dampak negatif dari ibu bekerja apa bu? Saya sebenere

udah capek kayake udah kerja dari subuh tapi kok hasil e pas-

pasan terus. (Subjek 2, 57-58 & 67-68 & 71-72)

3. Kasus Subjek 3

a. Identitas subjek 3

Nama : AS

Alamat : Jalan Madegondo 2, Grogol, Solobaru

Usia : 48 tahun

Pekerjaan : Guru

Lama bekerja : 22 tahun

Nama suami : HB

Pekerjaan suami : Guru

Nama anak : Siska ( 16 tahun )

Monica ( 14 tahun )

b. Hasil observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Subjek mempunyai rumah yang terlihat mewah. Hal

tersebut terlihat dari halaman luas yang ada di sekitar rumah dan

berlantai dua. Di teras rumah tampak ada satu mobil, dua sepeda

motor dan dua sepeda. Ketika masuk ke dalam rumah, tampak anak

subjek yang sedang bermain handphone. Di ruang tamu, tampak ada

beberapa koran dan majalah yang tertata dengan rapi.

Suami subjek menerima peneliti dengan muka penuh

senyuman. Suami subjek mengajak peneliti untuk berbincang-

bincang sambil menunggu subjek pulang dari kerja. Ketika subjek

sampai rumah, peneliti langsung memberikan salam kepada subjek.

Subjek menggunakan baju dinas sekolahnya ketika wawancara akan

berlangsung.

Sebelum wawancara berlangsung subjek menyuruh anak-

anaknya untuk memberikan salam kepada peneliti. Ketika

wawancara berlangsung subjek tampak santai menjawab pertanyaan

dari peneliti. Subjek menjawab pertanyaan dengan panjang bahkan

subjek sering bercerita mengenai pengalaman-pengalamannya pada

masa lalu.

c. Hasil wawancara

Pengambilan data dilakukan dua kali yaitu Senin 14 September

2015 dan Rabu 11 November 2015. Kedua wawancara tersebut

dilakukan di rumah subjek Jalan Madegondo 2, Grogol, Solobaru.

Hasil wawancara subjek 3 sebagai berikut:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

1) Latar belakang subjek

Subjek merupakan lulusan Sarjana Pendidikan yang

mendalami bidang matematika. Subjek merupakan lulusan dari

Universitas Gadjah Mada. Subjek menjadi guru SMA karena

terinspirasi dari guru SMP nya yang selalu membantunya belajar.

Selain itu, subjek mengatakan bahwa guru SMP nya bisa

membuat murid-muridnya belajar dengan santai. Dari situ subjek

berkeinginan untuk menjadi seorang guru. Namun orangtua

subjek sempat menganjurkan subjek untuk tidak kuliah di bidang

keguruan. Hal tersebut dikarenakan gaji guru yang sedikit. Tetapi

subjek meyakinkan orangtuanya agar dapat mendukungnya untuk

kuliah di bidang keguruan. Akhirnya orangtua subjek mendukung

karir yang akan ditempuh anaknya.

Subjek lahir di Solo, 13 Pebruari 1968. Subjek merupakan

anak dari dua bersaudara. Adik subjek merupakan seorang dokter.

Subjek mengatakan bahwa orangtuanya mempunyai keinginan

agar anak-anaknya dapat menjadi dokter semua. Hal tersebut

dikarenakan ayah subjek merupakan seorang dokter. Suami

subjek juga berprofesi sebagai guru. Subjek mengatakan bahwa

sudah pacaran semenjak kuliah hingga saat ini menjadi suami

istri. Suami subjek merupakan guru fisika. Keduanya telah

berkomitmen bahwa tidak akan mengajar pada sekolah yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

sama. Hal tersebut dikarenakan akan mengganggu subjek maupun

suaminya dalam bekerja.

Dari kuliah, subjek dan suaminya sudah dapat mencari

uang sendiri dengan cara membuka les privat. Bagi subjek bisa

mengajar anak cara belajar yang menyenangkan merupakan suatu

hal yang menyenangkan. Subjek mencontohkan bahwa terkadang

anak-anak mengeluh bahwa matematika itu susah namun kalau

kita paham asal mula angka itu didapat maka matematika itu

sebenarnya mudah.

2) Motif Subjek Bekerja dan Aktualisasi Diri pada Subjek

Subjek bekerja sebagai guru matematika di SMA Kristen

Kalam Kudus, Solobaru. Subjek merupakan lulusan Universitas

Gadjah Mada. Subjek sudah mengajar matematika semenjak

kuliah hingga sekarang menjadi guru matematika di sekolah.

Subjek mengatakan bahwa ia tidak suka melihat anak belajar

terlalu serius. Oleh sebab itu, subjek ingin mengajar anak dengan

santai namun materinya tetap masuk. Subjek menjadi guru

matematika karena semenjak SD subjek suka berhitung dan

subjek terinspirasi dari guru SMP nya yang santai dalam

mengajar.

Subjek mempunyai penghasilan sekitar 5 juta dari gaji

sekolah dan les. Bagi subjek, wanita karir yang ideal adalah

wanita yang bisa menjadi diri sendiri dan dapat bekerja sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

dengan kemampuan yang dimiliki. Subjek merasa sudah menjadi

wanita karir yang ideal karena menjadi guru matematika

merupakan cita-cita subjek dari kecil. Subjek merasa sudah dapat

mengembangkan kemampuannya secara maksimal karena subjek

menikmati pekerjaan sebagai guru matematika. Sebagai ibu

rumah tangga, subjek membantu anak belajar dan memasak

namun tetap memakai jasa pembantu untuk menyelesaikan

pekerjaan rumah. Subjek belum dapat mengatur dengan baik

dalam menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita

karir. Subjek mengatakan bahwa terkadang ada rapat di sekolah

sehingga pulang rumah menjadi terlambat. Hal ini menyebabkan

anak subjek sering mengeluh karena anak subjek selalu bertanya

pada mamahnya ketika ada pr.

Suami selalu mendukung subjek dalam bekerja. Suami

bahkan dapat mengerti kesibukan subjek menjadi seorang guru.

Selain itu, anak juga mendukung ibunya menjadi seorang guru.

Namun subjek berpendapat bahwa ia harus dapat mengatur waktu

dengan lebih baik. Oleh sebab itu, cara mengatasinya adalah

dengan cara memberi pengarahan pada anak bahwa anak harus

dapat memaklumi bahwa itu merupakan tuntutan pekerjaan.

Manfaat yang diperoleh dari subjek bekerja adalah kesenangan

dalam mengajar murid-murid sekolah terlebih bagi murid-murid

yang mempunyai niat belajar. Subjek merasa sudah cukup


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

menjadi guru matematika saja dan tidak berminat untuk mencari

jabatan yang lebih tinggi seperti kepala sekolah.

Hambatan yang diperoleh subjek adalah tuntutan pekerjaan

yang semakin besar, contohnya ketika ada aturan yang

mengharuskan guru mempunyai gelar S2. Tetapi subjek lebih

memilih mengurus keluarga daripada harus kuliah S2 di Jogja.

Subjek mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja

walaupun biasanya muncul konflik beda pendapat. Hal tersebut

dapat diatasi dengan cara mengalah satu sama lain. Subjek pernah

mengalami masalah keluarga yang terbawa ke pekerjaan. Masalah

tersebut adalah ketika anak subjek sakit namun subjek

mempunyai tugas untuk menjaga ujian. Subjek memilih untuk

tetap menjaga ujian karena anaknya merasa sudah sembuh.

Subjek merasa belum menjadi ibu rumah tangga yang ideal

karena subjek belum dapat memberikan waktu untuk keluarga.

Subjek pernah ditegur suami karena banyak waktu yang tersita

untuk les. Subjek merasa termotivasi dengan mengajar anak-anak

SMA. Subjek belum menentukan sampai kapan subjek akan

bekerja. Subjek berharap pekerjaan dan anak-anaknya sukses

semua.

3) Analisis

a) Latar Belakang Subjek Bekerja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

Subjek bekerja sebagai guru matematika semenjak usia 20

tahun pada saat subjek masih kuliah. Subjek menjadi guru

matematika karena suka berhitung dan terinspirasi dari guru

SMP nya yang santai dalam mengajar. Dari situ subjek merasa

mengajar matematika merupakan sebuah kesenangan. Subjek

merasa belajar matematika tidak perlu terlalu serius. Subjek

lebih suka mengajar secara santai namun materi yang

disampaikan tetap masuk ke murid-muridnya.

“Apa yang melatarbelakangi tante bekerja? Tante tu dasarnya

suka ngajar anak, terus kalau lihat anak belajar serius-serius tu

kadang tante ngerasa ga seneng aja, tante tu pengennya anak-anak

belajar santai tapi materi yang dipelajari tetep masuk”

(Subjek 3,11-12)

b)Pandangan Subjek tentang Wanita Karir yang Ideal dan

Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Subjek beranggapan bahwa wanita karir yang ideal adalah

orang yang telah berkerja sesuai dengan kemampuan yang

dimiliki. Subjek sendiri merasa telah menjadi wanita karir yang

ideal karena subjek merasa senang dengan pekerjaan yang ia

jalankan. Subjek merasa menjadi guru matematika merupakan

keinginan subjek sejak kecil.

“Menurut tante, wanita karir yang ideal itu seperti apa tante?

Ehm... idealnya ya wanitanya itu bisa jadi diri sendiri atau


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

enggak...Maksudnya tante? Orang bekerja kan harus sesuai

kemampuan yang dipunya jadi kalau orang bekerja tapi ga sesuai

yang diinginkan sama aja bohong.O gitu ya tante, kalau menurut

tante, apakah tante sudah menjadi wanita karir yang ideal?

Tante ngerasanya sudah ya, Kenapa tante? Jadi guru matematika

kan udah jadi keinginan tante sejak kecil jadi tante ngerasa senang

dengan pekerjaan tante sekarang” (Subjek 3, 19-26)

c)Pandangan Subjek tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal

dan Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Subjek beranggapan bahwa ibu rumah tangga yang ideal

adalah ibu yang bisa memberikan waktu untuk keluarga. Subjek

sendiri merasa belum menjadi ibu rumah tangga yang ideal

karena tidak bisa memberikan waktu lebih untuk anak bahkan

subjek pernah ditegur suami karena jadwal les yang padat.

“Apa tante merasa sudah menjadi ibu rumah tangga yang

ideal? Tante ngerasa belum ideal Kenapa tante? Tante ngerasa

belum kasih waktu anak, suami pernah negur tante kalau bisa les-

lesannya dikurangi jadi biar ada waktu buat anak”.

(Subjek 3, 63-66)

d) Manfaat yang Diperoleh Subjek Ketika Bekerja


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Subjek mendapatkan kesenangan dalam mengajar anak-

anak didiknya. Subjek merasa senang karena dapat menikmati

pekerjaan sebagai guru matematika.

”Apa manfaat yang tante peroleh dari bekerja? Tante dapat

kesenangan mengajar anak-anak apalagi kalau anaknya bener-

bener punya niat belajar Bagaimana perasaan tante sudah

bekerja selama ini? Tante menikmati pekerjaan tante, tante

senang-senang aja. (Subjek 3, 45-46 & 71-72)

e) Aktualisasi Diri Pada Subjek.

Semenjak kuliah subjek sudah dapat mengaktualisasikan

diri dengan mencari uang dengan cara membuka les privat.

Subjek dapat menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk

mengajar matematika pada anak-anak didiknya. Selain itu,

subjek lebih memilih mengurus rumah tangga daripada harus

melanjutkan kuliah S2 di Jogja. Selain menjadi guru matematika

di sekolah, subjek juga membuka les-lesan di rumahnya.

“Dari awal bekerja tante? Dulu waktu tante kuliah kan udah

kerja, cari uang, ngelesi orang jadi ya dari umur 20 sampai

sekarang. Lalu apakah tante sekolah lagi? Tante pengennya ya

sekolah lagi, tante rasa ga mungkin soalnya kalau S2 harus kuliah

di Jogja. Takutnya keluarga jadi nggak keurus mending tante

ngelesi di rumah” (Subjek 3, 9-10 & 51-52)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

f)Hubungan dan Dukungan Keluarga Terhadap Subjek

Suami mendukung subjek untuk bekerja sebagai guru

matematika. Hal tersebut dikarenakan suami subjek juga

merupakan seorang guru jadi sudah dapat mengerti kesibukan

satu sama lain. Anak subjek mendukung subjek bekerja namun

subjek menyadari bahwa kurang pandai mengatur waktu untuk

anak-anaknya.

“Apakah suami tante mendukung tante dalam bekerja? Suami sih

mendukung aja kan sama-sama ngerti kesibukan jadi guru itu

seperti apa, udah diomongin juga jadi ga masalah Kalau sikap

anak tante gimana dengan tante bekerja sekarang ini? Anak

tante sih sebenarnya dukung-dukung aja mungkin tante aja yang

harus pinter ngatur waktu” (Subjek 3, 37-40)

g) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran Ganda

Subjek mempunyai hambatan karena tuntutan pekerjaan

yang semakin banyak terutama saat ada aturan dari sekolah yang

mengharuskan guru mempunyai gelar S2. Subjek lebih memilih

mengurus rumah tangga dan membuka les privat daripada

melanjutkan kuliah S2.

“Hambatan apa yang tante peroleh saat bekerja? Hambatannya

mungkin tuntutan pekerjaan yang semakin banyak, sekarang guru

minimal harus S2 jadi mau nggak mau harus sekolah lagi.Lalu

apakah tante sekolah lagi? Tante pengennya ya sekolah lagi,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

tante rasa ga mungkin soalnya kalau S2 harus kuliah di Jogja.

Takutnya keluarga jadi nggak keurus mending tante ngelesi di

rumah” (Subjek 3, 49-52)

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis seluruh subjek, didapatkan hasil dari

ketiga subjek yang kemudian dikaitkan dengan landasan teori. Adapun

pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1) Latar Belakang Subjek Bekerja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh subjek

mendapatkan pengalaman bekerja dengan latar belakang yang

berbeda. Subjek pertama dan ketiga bekerja karena adanya

keinginan untuk membina karir sedangkan subjek kedua membina

karir karena keharusan ekonomi. Pilihan wanita untuk bekerja

menurut Aryatmi (dalam Kartono, 1985, dalam Lilyant dkk, 2011)

dilandansi oleh motif kerja sebagai berikut:(a) keharusan ekonomi,

(b) keinginan untuk membina karir dan (c) kesadaran bahwa

pembangunan memerlukan tenaga kerja, baik pria maupun wanita.

Hal ini membuat semua subjek bekerja dengan motifnya yang

berbeda. Pada subjek kedua terlihat bahwa pendidikan membuat

subjek kesulitan dalam membina karir yang ia lakukan. Hal ini

berbeda dengan subjek pertama dan ketiga yang mempunyai

pendidikan lebih tinggi sehingga karir dapat mudah dicapai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

Penelitian Barnett & Bruch (dalam Apollo dan Cahyadi, 2012)

menyatakan bahwa tingkat pendidikan seorang perempuan

berhubungan secara signifikan dengan tinggi-rendahnya konflik

peran ganda pada perempuan.

Dari hasil triangulasi data yang peneliti lakukan, suami

subjek pertama dan ketiga mengatakan bahwa subjek bekerja

karena mereka menyukai pekerjaan yang mereka lakukan

sedangkan suami subjek lainnya mengakui bahwa subjek bekerja

karena himpitan ekonomi. Hal tersebut didukung oleh hasil

observasi yang dilakukan peneliti bahwa keadaan rumah subjek

kedua yang terletak di gang sempit dan rumah yang kecil didesain

apa adanya untuk berjualan kebutuhan pokok. Hal ini berbanding

terbalik dengan rumah dari subjek pertama dan ketiga yang

terkesan mewah.

2) Pandangan Subjek tentang Wanita Karir yang Ideal dan

Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Berdasarkan hasil analisis yang didapatkan, subjek pertama

dan ketiga menganggap bahwa dirinya sudah menjadi wanita karir

yang ideal. Subjek pertama dan ketiga beranggapan bahwa wanita

karir yang ideal harus dapat menikmati pekerjaan yang

dijalankannya. Di sisi lain, subjek kedua beranggapan bahwa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

dirinya bukan wanita karir yang ideal karena dia bekerja hanya

untuk membantu ekonomi keluarga.

Semua subjek mempunyai kesamaan dalam adanya

kemauan untuk berubah lebih baik dalam hal merintis karir.

Menurut Maslow dalam (Alberto, 2002) mengatakan bahwa orang

yang mau maju, tumbuh dan berkembang harus mempunyai

kemauan untuk berubah. Selain itu, semua subjek mempunyai

kreativitas dalam hal merintis karir. Anari (dalam Putri, 2007)

mengatakan bahwa sikap orang yang beraktualisasi adalah orang

yang tidak bingung dengan adanya perubahan namun selalu dapat

berinovasi dalam perubahan tersebut.

3) Pandangan Subjek tentang Ibu Rumah Tangga yang Ideal dan

Persepsi Subjek Terhadap Dirinya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pertama dan

ketiga belum bisa menjadi ibu rumah tangga yang ideal. Hal ini

dikarenakan mereka tidak bisa mengurus rumah tangga dengan

baik sehingga mereka memakai jasa asisten rumah tangga.

Menurut Kopelman & Burley (dalam Diansari, 2006) wanita yang

berperan ganda mempunyai konflik dalam hal mengurus rumah

tangga sehingga membutuhkan bantuan dari berbagai pihak dari

suami, anak maupun seorang pembantu turut serta dalam urusan

pekerjaan rumah tangga.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Hal ini berbanding terbalik dengan subjek kedua yang

mengaku telah menjadi ibu rumah tangga yang ideal karena

pekerjaan rumah tangga dapat ia lakukan sendiri. Selain itu, subjek

pertama dan ketiga belum bisa mengatur waktu yang baik untuk

keluarganya sehingga mereka sama-sama pernah ditegur oleh

suaminya. Menurut Sukanto (dalam Diansari, 2006), ibu yang

bekerja sering merasa kekurangan waktu untuk suami, anak-anak

bahkan untuk dirinya sendiri.

Subjek pertama dan ketiga merasa waktu yang seharusnya

digunakan untuk bersama keluarga justru harus tersita karena

tuntutan pekerjaan. Greenhaus & Beutel (dalam Diansari, 2006)

mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan time based conflict

yaitu ketika waktu yang dimiliki individu digunakan untuk

memenuhi peran yang sehahusnya dijalankan justru memenuhi

peran yang lain.

4) Hambatan yang Dialami Selama Menjalankan Peran Ganda

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pertama dan

ketiga sama-sama mempunyai masalah dalam hal tuntutan

pekerjaan yang semakin tinggi. Subjek pertama dituntut untuk

lembur di perusahaan sedangkan subjek ketiga dituntut untuk

mempunyai gelar S2. Subjek kedua mempunyai hambatan dalam

hal tehnis seperti barang dagangan pasar yang sedikit pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

kulakan barang dagangan. Namun mereka bertiga secara tidak

langsung mengalami tekanan dalam pekerjaannya. Menurut

Kopelman & Burley (dalam Diansari, 2006) dalam bekerja akan

terdapat banyak masalah yang menuntut pekerja untuk

menyelesaikannya. Begitu juga di rumah, akan terdapat banyak

pekerjaan rumah yang menuntut untuk diselesaikan. Tuntutan

tersebut dapat menjadi sebuah tekanan bagi seseorang yang

kemudian akan menjadi konflik dalam dirinya.

Subjek pertama dan ketiga sama-sama mempunyai konflik

dalam hal pembagian waktu dan kesulitan dalam menjalankan

peran sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Menurut

Greenhaus& Beutel (dalam Diansari, 2006) time based conflict

merupakan konflik dalam hal waktu dan perilaku jika menjalankan

dua peran sekaligus sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Di

sisi lain,semua subjek sama-sama mempunyai konflik yang

disebabkan oleh ketegangan seperti kelelahan maupun terlalu

banyak pikiran. Subjek pertama dan ketiga pernah merasa bersalah

karena tidak bisa mengurus anak dengan baik. Subjek kedua

merasa stres karena pendapatan dalam bekerja tidak cukup untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menurut Greenhaus& Beutel

(dalam Diansari, 2006)) strain based conflict merupakan

ketegangan-ketegangan yang dihasilkan oleh suatu peran yang

menganggu peran yang lain.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Subjek pertama dan ketiga belum dapat mengurus rumah

tangga dengan baik karena tuntutan pekerjaan yang banyak. Hal ini

membuat mereka memakai jasa asisten rumah tangga untuk

menyelesaikan pekerjaan rumah tangga. Menurut Greenhaus&

Beutel (dalam Diansari, 2006) behaviour based conflict merupakan

konflik yang terjadi jika tingkah laku tertentu dituntut oleh satu

peran mempersulit individu dalam memenuhi peran yang lain,

misalnya tuntutan peran dan peran pekerjaan.

5) Aktualisasi Diri Pada Subjek

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua subjek

mempunyai persepsi yang tepat terhadap realitas yang ada di

lingkungan sekitarnya. Subjek pertama mampu melihat realitas

kehidupannya semenjak duduk di bangku sekolah menengah atas.

Subjek sudah mempunyai keinginan untuk sukses sejak usia muda.

Oleh sebab itu, subjek sudah mulai mencari uang dengan berjualan

kripik.Subjek kedua mampu melihat realitas yang ada di dalam

kehidupan keluarganya. Subjek memutuskan untuk bekerja karena

subjek ingin membantu perekonomian keluarga.Subjek ketiga

mampu melihat realitas kehidupannya dengan cara membuka les-

lesan semenjak kuliah. Hal ini dikarenakan subjek suka mengajar

dan membutuhkan uang saat kuliah. Menurut Maslow (Frank G.

Goble, 1987) mengatakan bahwa seseorang harus mampu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

memutuskan sesuatu secara benar dan jujur. Namun harus tetap

melihat pada realitas yang ada di lingkungan tersebut sehingga

orang dapat mempunyai gambaran mengenai keadaan yang ada di

lingkungannya.

Hal ini juga dipengaruhi oleh kreativitas yang dimiliki

semua subjek dalam menjalankan peran ganda sebagai ibu rumah

tangga dan wanita karir. Anari (dalam Putri, 2007) mengatakan

bahwa kreativitas merupakan suatu sikap yang diharapkan pada

orang yang mempunyai aktualisasi diri. Kreatif adalah suatu sikap

yang asli dan inovatif. Orang yang mempunyai aktualisasi diri tidak

akan kehabisan ide untuk berkarya. Di sisi lain, semua subjek tidak

ragu-ragu dan tidak malu-malu dalam menjalankan peran

gandanya. Hal tersebut dikarenakan semua subjek merasa sudah

yakin dengan keputusan yang telah dibuat. Menurut Maslow

(Frank. G. Goble, 1987) orang yang mempunyai spontanitas akan

lebih ekspresif, wajar, dan polos dalam bertindak. Orang ini tidak

perlu menyembunyikan perasaan, pikiran atau bertingkah laku yang

dibuat-buat.

Semua subjek mendapat dukungan dari suaminya untuk

bekerja. Suami subjek pertama mendukung subjek dalam bekerja

selama anak-anak terurus dengan baik. Subjek kedua mendapat

dukungan dari suami untuk bekerja bahkan suami membantu

subjek dalam bekerja. Subjek ketiga mendapat dukungan dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

suami untuk bekerja. Hal ini dikarenakan suami subjek ketiga

mempunyai profesi yang sama dengan subjek sehingga sudah

sama-sama tahu kesibukan menjadi guru. Hasil triangulasi terhadap

semua suami subjek mengatakan bahwa mereka mendukung penuh

keputusan istrinya untuk bekerja. Namun subjek harus dapat

mengatur waktu dengan lebih baik dalam hal mengurus pekerjaan

dan keluarga. Menurut Maslow (Frank. G. Goble, 1987) seseorang

dapat meminimalkan konflik yang terjadi dengan lingkungannya

dengan cara mendengarkan orang lain dan tidak egois dalam

bertindak.

Hal tersebut dilakukan semua subjek karena sangat

mempengaruhi aktualisasi dirinya pada saat menjalankan peran

ganda sebagai ibu rumah tangga dan wanita karir. Menurut Anari

(dalam Putri, 2007) mengatakan bahwa hubungan sosial

mempengaruhi seseorang dalam mengaktualisasikan diri.

Seseorang yang mengaktualisasikan diri berarti mampu menjalin

hubungan baik dengan orang yang berada di sekitarnya.

Semua subjek mempunyai kemauan untuk berubah menjadi

lebih baik. Subjek pertama sudah bekerja semenjak SMA dengan

berjualan kripik dari rumah ke rumah hingga sekarang menjadi

manager sebuah perusahaan. Subjek kedua memutuskan untuk

bekerja karena harus mencukupi kebutuhan keluarga yang semakin

banyak sehingga subjek berinisiatif berjualan yang awalnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

minuman sekarang berkembang menjadi toko kelontong sederhana.

Subjek ketiga sudah mengaktualisasikan dirinya dengan membuka

les privat semenjak subjek masih kuliah. Menurut Maslow

(Alberto, 2002) orang yang memiliki sikap dan pemikiran yang

berbeda dengan yang ada membutuhkan suatu landasan yang kuat

yaitu kejujuran, keterbukaan dan keberanian.

Di sisi lain, semua subjek juga bertanggungjawab akan

pekerjaan yang mereka lakukan. Namun subjek pertama dan ketiga

kurang bertanggungjawab dalam mengurus rumah tangga. Maslow

(Alberto, 2002) mengatakan bahwa dalam proses aktualisasi diri,

seseorang harus bisa bertanggungjawab terhadap semua tantangan

yang dihadapi dalam kehidupan. Sikap tanggungjawab dapat dilatih

dengan mencoba bertanggungjawab dengan hal-hal kecil. Menurut

Maslow (Frank G. Goble, 1987) individu yang mengaktualisasikan

diri akan membaktikan hidupnya untuk pekerjaan, tugas, dan

kewajiban yang mereka pandang penting.

Orang yang mempunyai aktualisasi diri pasti mempunyai

motivasi hidup dalam dirinya. Ketiga subjek sama-sama

mempunyai motivasi untuk membahagiakan keluarga terutama

anak-anaknya. Maslow (Alberto, 2002) mengatakan bahwa

individu membutuhkan suatu faktor yang menggerakkan kepada

suatu aktivitas tertentu untuk terus berkembang dalam menjalankan

kehidupan.Subjek kedua mempunyai masalah dalam kebutuhan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

fisiologis. Menurut Maslow (Frank G. Goble, 1987) seseorang

harus mampu memenuhi tingkat kebutuhan fisiologis karena ini

merupakan kebutuhan yang paling dasar dari manusia.

Di sisi lain, Subjek pertama dan ketiga tidak mempunyai

masalah dalam kebutuhan fisiologis namun kurang dalam

kebutuhan akan rasa memiliki. Hal ini terlihat dari waktu yang

diberikan untuk keluarga sangatlah minim sehingga anak menjadi

kurang kasih sayang dari ibunya. Menurut Maslow (Frank G.

Goble, 1987) sering kali kebutuhan akan cinta menjadi rusak

karena salah satu pihak merasa takut kalau kelemahan-kelemahan

serta kesalahan-kesalahannya terungkap. Jadi semua subjek telah

memenuhi semua unsur ciri-ciri aktualisasi diri yang ada. Namun

kreativitas dalam pembagian waktu subjek pertama dan ketiga

sangat mempengaruhi perannya sebagai ibu rumah tangga. Hal

tersebut dikarenakan subjek pertama dan ketiga kurang bisa

meluangkan waktu untuk keluarga.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek pertama dan ketiga

bekerja karena mempunyai keinginan untuk membina karir yang dimiliki.

Selain itu, mereka ingin mengaktualisasikan pendidikan tinggi yang dipunya

dengan cara bekerja. Hal ini berbeda dengan subjek kedua yang bekerja

karena kebutuhan hidup yang banyak namun pendapatannya tetap tidak

mencukupi.

Subjek pertama dan ketiga merasa sudah menjadi wanita karir yang

ideal. Hal ini berbanding terbalik dengan subjek kedua yang bekerja karena

adanya tuntutan ekonomi keluarga. Namun semua subjek sama-sama

mempunyai keinginan untuk berubah dan kreatif dalam menjalankan

pekerjaan di bidangnya masing-masing.

Dalam hal mengurus rumah tangga, subjek kedua merasa sudah

menjadi ibu rumah tangga yang ideal. Hal ini berbanding terbalik dengan

subjek pertama dan ketiga yang merasa belum menjadi ibu rumah tangga

yang ideal

Semua subjek mempunyai tuntutan pekerjaan yang besar sehingga

menghambat mereka dalam menjalankan peran sebagai wanita karir dan ibu

rumah tangga. Tuntutan pekerjaan tidak bisa terhindarkan karena sudah

menjadi tanggungjawab yang harus dijalankan selama bekerja. Oleh sebab

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

itu, mereka harus dapat menentukan prioritas ketika menjalankan kedua

peran secara bersamaan.

Semua subjek dapat mengaktualisasikan dirinya pada bidang

pekerjaannya masing-masing. Hal ini terlihat bahwa mereka

bertanggungjawab akan pekerjaan yang mereka jalani. Namun dalam hal

mengurus rumah tangga, subjek pertama dan ketiga belum dapat

menjalankannya dengan baik.

B. Kelemahan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penelitian ini

diantaranya adalah minimnya kosa kata yang dimiliki subjek sehingga

berpengaruh pada data verbatim yang digunakan. Di sisi lain, hasil

triangulasi yang peneliti lakukan terhadap suami subjek cukup menambah

data yang diinginkan oleh peneliti. Namun, peneliti menyadari bahwa

kehadiran subjek membuat suami subjek tidak leluasa dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan peneliti begitupula sebaliknya.Peneliti juga

menyadari bahwa terdapat beberapa pemilihan kosa kata yang ditanyakan

oleh peneliti kepada subjek yang tidak cukup dipahami oleh subjek sehingga

perlu mencari padanan kata lain yang memiliki kedekatan makna. Selain itu,

minimnya penelitian terkini yang dilakukan berkaitan dengan penelitian ini

sehingga peneliti cukup kesulitan dalam mencari referensi atau rujukan.

C. Saran

1. Bagi Pihak Keluarga


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hal

merugikan yang dialami oleh perempuan yang menjalankan peran

sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga. Hal tersebut dikarenakan

tuntutan pekerjaan yang semakin banyak sehingga menyebabkan

waktu untuk keluarga menjadi berkurang. Oleh sebab itu perlu

adanya dukungan dari keluarga terutama dari suami dan anak-anak

terhadap ibunya yang menjalankan peran ganda. Hal ini dapat

menjadi gambaran bagi keluarga untuk terus menjalin komunikasi

antar anggota keluarga agar suasana keluarga tetap harmonis.

2. Bagi Pihak Perusahaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita karir yang

menjalankan peran ganda akan merasa terganggu karena tuntutan

pekerjaan yang banyak. Terlebih jika perusahaan meminta

karyawannya untuk lembur. Dalam hal ini perusahaan harus lebih

memperhatikan wanita karir yang sudah berumah tangga karena

wanita karir yang menjalankan peran ganda harus tetap membagi

waktu untuk keluarga dan pekerjaan. Oleh sebab itu wanita karir

akan dapat bekerja secara optimal jika beban dan waktu kerja sesuai

dengan kapasitas dari wanita karir itu sendiri.

3. Bagi Peneliti Lain

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan tiga

orang subjek dan setelah menyeleksi subjek didapatkan subjek

dengan latarbelakang profesi yang berbeda-beda. Saran bagi peneliti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

lain yang ingin melakukan penelitian serupa agar menambah jumlah

subjek agar memperkaya data yang didapatkan. Selain itu, para

peneliti juga diharapkan dapat memperhatikan pemilihan kosa kata

yang tepat dalam wawancara terhadap perempuan yang menjalankan

peran sebagai wanita karir dan ibu rumah tangga. Sebisa mungkin

menggunakan kosa kata yang sederhana namun memiliki padanan

kata dan kesetaraan makna yang dimaksudkan oleh peneliti.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Almasitoh, Ummu hany. 2011. Stres kerja Ditinjau dari Konflik Ganda dan
Dukungan Sosial pada Perawat. Jurnal Psikologi Islam.Vol. 8, No. 1, pp.
70.

Anisa Rahmawati, Hardjono & Arista Adi Nugroho. 2012.Hubungan antara


Efisikasi Diri dan Aktualisasi diri dengan Kecenderungan Menyontek pada
Siswa MAN Karanganyar. Jurnal Psikologi. pp.208-210.

Apollo, Andi Cahyadi. 2012. Konflik Peran Ganda Perempuan Menikah yang
bekerja Ditinjau dari Dukungan Sosial Keluarga dan Penyesuaian Diri.
Widya Marta.No.2, pp. 255-260.

Benhard Tewal & Florensia B Tewal. 2014. Pengaruh Konflik Peran Terhadap
Kinerja Wanita Karir pada Universitas Sam Ratulangi Manado. Jurnal
EMBA. Vol.2 No. 1, pp.450-456.

Betsy Amanda Syauta & Reny Yuniasanti. 2014. Hubungan antara Kebutuhan
Aktualisasi Diri dengan Motivasi Kerja pada Wanita Karier di PT Kusuma
Sandang Mekarjaya.Jurnal Sosio Humaniora.Vol.5, No. 2, pp. 134-136.

Diansari, Everina. 2006. Hubungan antara Konflik pada Wanita Peran Ganda
dengan Aspirasi Karier.Jurnal Psikologi Industri. pp.2-3 & 7-8.

Djamal, M. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Goble, Frank G. 1987. Mazhab Ketiga: Psikologi Humanistik Abraham Maslow.


Yogyakarta: Kanisius.

Herdiansyah, Haris. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Ilmu


Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Hersinta & Veronika Soepomo. 2011. Aktualisasi Diri dalam


Mengkomunikasikan Meaning of Suffering pada Ibu dengan Anak
Penyandang Autis.Journal of Communication.Vol. 4, No. 5, pp.6-7.

Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Bogor:


Ghalia Indonesia

Jaenudin, Ujam. 2015. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: CV Pustaka Setia

Kountour, Ronny. 2003. Metode Penelitian: untuk Penulisan Skripsi dan Tesis.
Jakarta: PPM.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lilyant Ch Daeng, Sri Hartati & Endang Widyastuti. 2011.Ketakutan Sukses pada
Wanita karir Ditinjau dari Konflik Peran Ganda. Jurnal Psikologi.pp 1-2.

Matthew H. Olson & B.R Hergenhahn. 2013. Pengantar Teori-Teori


Kepribadian.Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Moi, Alberto A. Djono, O.Carm. 2002. Proses Aktualisasi Diri. Probolinggo:
Mater Dei.

Moleong, J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rodaskarya.

Muriah, Siti. 2011. Nilai-Nilai Pendidikan Islam dan Wanita Karir. Semarang:
Rasail Media Group
Paputungan, Faradila. 2011. Kepuasan Pernikahan Suami yang Memiliki Istri
Berkarir. Jurnal Psikologi. pp. 9-10.

Patioran, Desi Natalia. 2012.Hubungan antara Kepercayaan diri dan Aktualisasi


Diri pada Karyawan PT. Duta Media Kaltim Press. Jurnal Psikologi.
pp.10-13.

Pika Susana Putri, Winanti Siwi Respati, Safitri. 2009. Makna Hidup Perempuan
Dewasa yang Berperan Ganda. Jurnal Psikologi. Vol.7, No. 2, pp. 43-50.

Poduska, Bernard. 1997. 4 Teori Kepribadian: Eksistensialis, Behavioris,


Psikoanalitik, Aktualisasi diri. Jakarta: Restu Agung

Poerwandari, E. K. 2005. Pendekatan Kualitatif Untuk Penelitian Perilaku


Manusia. Jakarta: LPSP3 Fakutas Psikologi Universitas Indonesia.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif: dalam Perspektif Rancangan


Penelitian. Yogyakarta: Ar Russ Media.

Putri, Tika Desytama. 2007. Kebutuhan Aktualisasi Diri pada Remaja


Penyandang Tunanetra yang Bersekolah Umum Ditinjau dari Kematangan
Emosi dan Self Diisclosure. Jurnal Psikologi,pp. 6-8.

Rahmadita, Irma. 2013. Hubungan antara Konflik Ganda dan Dukungan Sosial
Pasangan dengan Motivasi Kerja Pada Karyawati di Rumah Sakit Abdul
Rivai Berau. eJournal Psikologi, pp.4.

Siti Chotimah & Syaiful hadi. 2011. Perbedaan Tingkat Aktualisasi Diri Anggota
Persit kartika Chandra Kirana Ditinjau dari Pangkat Suami di Batalyon
Infanteri 512 Kompi C Malang.Jurnal Psikologi. Vol.I, No. 12, pp. 18-19.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Smith, Jonathan A. 2013. Dasar- Dasar Psikologi Kualitatif:Pedoman Praktis


Metode Penelitian.Bandung: Nusa Media.

Teguh Kurnia & Arundati Shinta. 2015. Hubungan antara Kohesivitas Organisasi
dengan Aktualisasi diri pada Anggota Komunitas Pemuda Gereja. Jurnal
Psikologi. pp. 396-400.

Triastutik, Anis. 2013. Tingkat Produktivitas Kerja Wanita Penggiling Rokok


ditinjau dari Konflik Peran Ganda. Jurnal Online Psikologi.Vol.1, No 1,
pp. 67.

Yunita, Awing. 2013. Peran Wanita Karir dalam Menjalankan Fungsi Keluarga:
Studi Kasus pada Wanita yang Menjabat Eselon Di Pemerintah Daerah
Kabupaten Bulungan. eJournal Ilmu Sosiatri.Vol.I, pp. 65-66.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Subjek 1

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

No Verbatim Interpretasi Tema


1. Bisa langsung kita mulai ya tante?
2. Bisa Chris, silahkan
3. Apa yang melatarbelakangi tante - Subjek ingin - Adanya kemauan
bekerja? Bisa tante ceritakan? menjadi orang sukses untuk berubah
4. Dulu tante dari kecil emang suka bekerja, dengan bekerja sejak - Kreatif
kalau enggak salah waktu SMA dulu tante usia muda (3-8)
jualan kripik muter kompleks dari rumah
satu ke rumah yang lain, setelah itu tante
kuliah ya masih nyambi kerja, terus lulus
kuliah tahun 92 atau 93 tante kerja di Prodia.
5. Dulu tante lulusan mana? Profesinya apa?
6. Dulu tante lulusan akademi perawat di Solo
juga
7. Apa yang memotivasi tante bekerja dari
dulu sampai sekarang?
8. Dulu tante lahir dari keluarga yang
sederhana maka dari itu tante pengen jadi
orang sukses, ya caranya tadi itu sejak muda
tante udah kerja
9. Apakah pekerjaan tante saat ini? - Subjek mampu - Persepsi yang tepat
10. Tante bekerja di perusahaan di bidang bekerja di satu terhadap realita
kesehatan. perusahaan dalam - Mempunyai
11. Apa peran tante dalam bekerja? tempo waktu yang hubungan sosial yang
12. Perannya....mengatur bawahan, melakukan lama karena merasa baik
komunikasi, kerja sama dengan apotek nyaman dan cocok - Pengalaman yang
rumah sakit. dengan rekan kerjanya jujur dan langsung
13. Sudah berapa lama tante bekerja? (9-16)
14. Sudah 15 tahun kerja di Prodia
15. Apa yang menyebabkan tante lama
bekerja di Prodia?
16. Dulu semenjak lulus kuliah, tante sudah
bekerja disana, ya disana saya ngerasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

nyaman, cocok aja sama teman kerjanya. - Subjek mempunyai - Kebutuhan jasmani
17. Berapa penghasilan tante dalam sebulan? gaji yang tinggi (17- tercukupi
18. Ya..5juta lebih 18)
19 Menurut tante, wanita karir yang ideal itu - Subjek merasa telah - Kurang memiliki
seperti apa? menjadi wanita karir kepribadian yang baik
20. Seperti apa ya....mungkin wanita yang bisa yang ideal karena -Kurang memiliki
menikmati pekerjaannya dan tentunya bisa dapat menikmati kebutuhan rasa cinta
nikmati hasil dari kerja itu sendiri. pekerjaan dan hasil - Mempunyai masalah
21. Oh gitu ya tante, lalu apakah tante sudah dari kerjanya namun pengasuhan anak
merasa menjadi wanita karir yang ideal? suaminya menegur -Tekanan karir dan
22. Tante sih merasa sudah tapi kadang waktu subjek karena anak keluarga
lembur, suami tante menegur tante karena menjadi tidak terurus - Behaviour based
kerja terus, anak mbok ya diurus. (19-24) conflict
23. Anak tante berangkat ke sekolah diantar
siapa ya?
24. Pakai jasa antar jemput soalnya yg nyetir tu
juga temen tante jadi tante percaya.
25. Apakah tante sudah dapat - Subjek merasa sudah - Fokus pada target
mengembangkan potensi-potensi yang bisa mengembangkan pencapaian
dimiliki tante secara maksimal saat kemampuannya - Adanya transendensi
bekerja? hingga memperoleh - Adanya kemauan
26. Kalau menurut tante, tante ngerasa sudah posisi sebagai untuk berubah
bisa ngembangin kemampuan tante...tante manager (25-26) - Kebutuhan
ngerasa Tuhan selalu memberikan jalan buat aktualisasi diri
tante sampai bisa jadi manager sekarang ini. - Kurang memiliki
27. Apa peran tante ketika menjadi ibu - Subjek selalu sikap tanggungjawab
rumah tangga? memberikan perhatian - Bantuan pekerjaan
28. Kalau di rumah tentunya selalu beri untuk keluarga namun rumah tangga
perhatian buat keluarga. Kalau pekerjaan menyerahkan - Masalah pengasuhan
rumah kaya mencuci, nyapu gitu biasanya sebagian peran rumah anak
sudah diurus pembantu. Tapi kadang tante tangganya pada - Behaviour based
juga masak juga kalau misal lagi pengen pembantunya (27-28) conflict
masak, kalau ada waktu buat masak. - Kreativitas dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

29. Apakah peran tante sebagai ibu rumah - Subjek merasa peran mengatur waktu
tangga menganggu tante dalam bekerja? ibu rumah tangga - Siap untuk bersikap
30. Terkadang tante juga merasa terganggu menganggunya dalam beda
jalanin peran rumah tangga maupun bekerja namun subjek - Melibatkan diri
pekerjaan. sudah mempunyai - Kurangnya waktu
31. Bisa tante ceritakan? komitmen sebelum untuk keluarga
32. Tante ngerasa terkadang menjadi ibu rumah menikah dengan - Time based conflict
tangga tu membuat tante terganggu pada saat suaminya yaitu subjek
tante kerja. Tapi tante dan suami tante sudah harus dapat mengatur
komitmen jauh-jauh hari bahkan sebelum waktu dengan baik
menikah soalnya butuh bisa ngatur waktu (29-32)
yang baik.
33. Lalu apa suami mendukung tante dalam - Subjek merasa - Demokratis
bekerja? suami mendukung - Penentuan prioritas
34. Itu kan udah jadi komitmen bersama jadi subjek bekerja selama - time based conflict
suami mendukung saja selama anak-anak anak-anak terurus - behaviour based
terurus dengan baik. - Subjek merasa anak- conflict
35. Bagaimana dengan sikap anak-anak anaknya lebih suka
tante? subjek berada di
36. Sebenernya anak-anak lebih suka mamahnya rumah daripada
di rumah. Tapi anak yang nomor satu ngerti bekerja (33-36)
kenapa mamahnya kerja. Naa, anak
perempuan tante selalu ngomong mamah di
rumah saja soalnya anak tante ini suka
ngajak main mamahnya haha.
- Kurang memiliki
37. Lalu bagaimana pengaturan waktu tante - Subjek merasa
tanggungjawab
ketika menjalankan peran sebagai ibu belum meluangkan
- Kurang memiliki
rumah tangga dan wanita karir? waktu untuk keluarga
kebutuhan akan cinta
38. Tante selalu meluangkan waktu untuk secara optimal karena
- Kurang komunikasi
keluarga waktu hari sabtu, minggu atau tuntutan pekerjaan
dan interaksi dengan
mungkin waktu tanggal merah. Biasanya (37-40)
keluarga
tante dan keluarga pergi ke Tawangmangu.
- Time based conflict
39. Jadi apakah tante merasa sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

mengatur waktu dengan baik?


40. Gimana ya, mungkin belum, soalnya
tuntutan pekerjaan dari perusahaan banyak
jadi ya waktu untuk keluarga jadi kurang.
41. Dari 15 tahun tante bekerja, apa manfaat - Subjek merasa - Spontanitas
yang tante rasakan selama bekerja? bangga dengan uang - Adanya kebutuhan
42. Bekerja bagi tante merupakan suatu dari kerja kerasnya akan harga diri
kesenangan, kebanggan tersendiri karena dan menurut subjek
passionnya memang suka bekerja, punya bekerja adalah
uang dari jerih payah sendiri tu rasanya kesenangan dan
bangga gitu. passionnya. (41-42)
43. Lalu, apakah tante merasa sudah bekerja - Subjek merasa sudah - Fokus terhadap
secara maksimal? maksimal dan puas target pencapaian
44. Bagi tante, tante merasa sudah maksimal dalam bekerja karena - Adanya transendensi
dalam bekerja, dulu tante kerja benar-benar telah mencapai karir - Adanya kemauan
mulai dari bawah hingga tante mendapat yang tinggi (43-44) untuk berubah
jabatan seperti sekarang. - Menilai kemajuan
45. Lalu apakah tante masih mengejar Subjek ingin dirinya
jabatan lebih tinggi atau mengejar karir membuka usaha
lain? dagang baju batik (45- - Kreatif
46. Sebenarnya tante sudah cukup puas dengan 46)
jabatan yang tante peroleh, mungkin tante
tidak akan mengejar jabatan lebih tinggi lagi.
Tante malah pengen punya usaha baju batik
sendiri soalnya dari dulu keinginan
terpendam tante juga ingin berdagang.
47. Wah, sepertinya bagus tu tante haha, - Subjek mempunyai - Kurang kreatif dalam

Selanjutnya apa hambatan yang tante hambatan dalam mengatur waktu


- Kurang memiliki
dapatkan selama bekerja? meluangkan waktu
tanggung jawab
48. Hambatannya....mungkin ketika perusahaan untuk keluarga karena
- Kurangnya waktu
minta untuk lembur biasanya waktu pulang tuntutan pekerjaan
untuk keluarga
ke rumah jadi terlambat, ganggu waktu (47-48)
- Time based conflict
keluarga juga sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

49. Bagaimana hubungan tante dengan rekan - Subjek mempunyai - Hubungan sosial
kerja? hubungan yang baik yang baik
50. Hubungannya baik dengan rekan kerja
51. Mengapa tante mengatakan punya (49-52)
hubungan baik? Bisa dikasih contoh?
52. Salah satu yang membuat tante betah,
kerasan kerja di Prodia ini karna rekan
kerjanya yg profesional dan tentu enak untuk
diajak berteman. - Subjek tidak ingin - Dapat menerima diri
53. Apakah tante pernah mempunyai konflik memperpanjang sendi dan orang lain
dengan rekan kerja? konflik yang ada (53- dengan baik
54. Dalam kerja konflik dengan rekan kerja tu 54)
udah biasa tapi tante biasanya tidak ingin
memperpanjang masalah.
55. Lalu apakah tante mempunyai masalah - Subjek merasa - Kurang memiliki
dalam keluarga?Bisa tante ceritakan? belum menjadi ibu kepribadian yang baik
56. Tentunya ada tapi biasanya hanya karna rumah tangga yang - Kurang memiliki
misskomunikasi aja, misalnya telat bayar spp ideal karena tidak bisa tanggungjawab
sekolah, pernah juga anak tante yang meluangkan waktunya - Kurang memiliki
perempuan nangis karena dijahili temennya untuk keluarga. (55- kebutuhan akan cinta
tapi karna tante saat itu tante bekerja jadi 62) - Masalah pengasuhan
tante baru tahu itu ketika anak tante marah- anak
marah di rumah. - Belum dapat
57. Bagaimana perasaan tante saat itu? menentukan prioritas
58. Ya tante merasa bersalah karena tidak bisa - Kurangnya waktu
menemani anak tante sendiri, tapi ya mau untuk keluarga
gimana lagi soalnya waktu itu juga ada rapat -Tekanan karir dan
59. Lalu apakah tante merasa sudah menjadi keluarga
ibu rumah tangga yang ideal? - Strain based conflict
60. Untuk saat ini mungkin belum ya soalnya - Time based conflict
kaya tadi anak kan jadi kurang keurus. - Behaviour based
61. Lalu menurut tante yang ideal tu seperti conflict
apa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

62. Kan yang ideal kan biasanya selalu ada


waktu untuk keluarga, masak di rumah.
63. Apa motivasi tante dalam bekerja? - Subjek bangga - Kebutuhan akan
64. Motivasinya ya tante merasa senang aja mempunyai uang dari harga diri
kalau kerja, punya kebanggaan sendiri kalau hasil jerih payahnya - Memiliki motivasi
misal punya uang dari jerih payah sendiri, sendiri namun subjek hidup
uangnya juga bisa dipakai untuk keperluan belum tahu kapan
keluarga,anak. akan berhenti kerja
65. Sampai kapan tante akan bekerja? (63-66)
66. Belum tahu...
67. Bagaimana perasaan tante bekerja selama - Subjek merasa - Kebutuhan akan
ini? senang karena bekerja aktualisasi diri
68. Perasaannya tentu senang karena dapat sesuai dengan bidang
bekerja sesuai dengan bidang yang tante yang ia sukai (67-68)
tekuni sejak lama.
69. Apa harapan tante ke depannya? - Subjek berharap - Adanya kemauan
70. Harapannya...mungkin bisa meluangkan dapat meluangkan untuk berubah
lebih banyak waktu untuk keluarga. waktu untuk keluarga - Adanya transendensi
71. O.gitu ya tante, wawancara sudah selesai, (69-70)
terimakasih banyak atas waktunya, maaf
kalau merepotkan haha
72. Haha. Nggak kok, lain kali main2 aja ke sini
kan deket.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Subjek 2

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

No Verbatim Interpretasi Tema


1. Selamat siang bu, bisa saya mulai
sekarang ya bu, bisa ibu ceritakan awal
mula ibu bekerja dan apa yang membuat
ibu bekerja?
2. Gimana ya mas ya, lha wong saya ini orang
susah jadi bekerja ya buat cari uang, kan
butuh e banyak.
3. Bagaimana awalnya ibu bekerja? Bisa ibu - Subjek bekerja - Fokus pada target
ceritakan? untuk memenuhi pencapaian
4. Awale ya buka di depan rumah, ya apa adane kebutuhan ekonomi - Memiliki sikap
aja mas, ya seperti itu tu.. keluarga. (3-6) tanggung jawab
5. Oh ya ya, jadi alasan ibu berjualan di - Tekanan karir dan
depan rumah ini karna kebutuhan keluarga
keluarga banyak? - Melibatkan diri
6. Ya iya to mas, lha sekarang aja orang kan
butuh buat makan, sekolah anak, ini ibu juga
sakit-sakitan jadi mau ga mau kan ya harus
cari uang
7. Jadi pekerjaan ibu saat ini apa?
8. Pedagang sayur, kelontong juga
9. Apa saja yang biasa ibu jual?
10. Ada beras, gula, telur, minyak, sayur sawi,
kobes, ada bumbu dapur.
11. Apa motivasi ibu dalam bekerja? - Motivasi subjek - Spontanitas
12. Kan saya orang ga mampu mas jadi ya buat bekerja untuk - Adanya kreativitas
bantu perekonomian keluarga. membantu - Memiliki motivasi
13. Sudah berapa lama ibu bekerja? perekonomian hidup
14. Udah sekitar 4 tahun keluarga. (11-12) - Adanya kemauan
15 Sebelum menjadi pedagang sayur, apa untuk berubah
pekerjaan ibu? - Melibatkan diri
16. Ga kerja, ya ngurus anak di rumah
17. Bisa ibu ceritakan, tentang pekerjaan ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

lebih detail, misalnya dari jam berapa ibu


bekerja, kulakan dimana?
18. Saya bekerja dari subuh, jam empatan
sampai jam duabelas. Subuh2 sudah bangun
kulakan barang dagangan di pasar, kalau
agak siangan biasanya habis diambil
pedagang lain.
19. Berapa pendapatan yang ibu peroleh? -Subjek merasa - Kebutuhan fisiologis
20. Ga pasti mas, biasanya dapat sekitar 100ribu pendapatannya tidak yang kurang
untuk sekali jual tapi untung bersihnya cuma mencukupi (19-20)
30-40ribu.
21. Apakah itu cukup bu?
22. Ya cukup ga cukup mas, yang penting bisa
bantu kebutuhan anak
23. Menurut ibu, wanita karir yang ideal tu - Subjek merasa - Memiliki
seperti apa sih bu? bukan wanita karir tanggungjawab
24. Wanita karir kan wanita yang pakaiannya yang ideal karena ia - Fokus pada target
rapi terus pergi ke kantor gitu. bekerja hanya untuk pencapaian
25. Apakah menurut ibu, ibu ini merupakan membantu ekonomi - Tekanan karir dan
wanita karir yang ideal? keluarga. (23-26) keluarga
26. Ya bukan lah mas, saya ini aja kerja cuma -Subjek merasa - Melibatkan diri
untuk bantu ekonomi keluarga yang susah, wanita karir yang
kalau wanita karir orang-orangnya tu sukses- ideal adalah orang
sukses. yang sukses. (25-26)
27. Lalu cara ibu untuk menjadi wanita karir - Subjek merasa bisa
yang ideal bagaimana bu? menjadi wanita karir
28. Kalau ada rejeki ya ibu pengennya punya kalau mempunyai
toko sendiri tapi kan dananya ga cukup jadi toko sendiri. (27-28)
ya jualan di depan rumah apa adanya gitu.
29. Apa yang ibu lakukan sehari-hari ketika
menjadi ibu rumah tangga?
30. Banyak dong mas kaya nyuci baju, ngepel
rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

31. Kalau menurut ibu, ibu ini sudah menjadi - Subjek merasa sudah - Memiliki sikap
ibu rumah tangga yang ideal belum? menjadi ibu rumah tanggung jawab
32. Sudah mungkin ya.eh.. tangga yang ideal
33. Kenapa kok ibu bisa bilang sudah? karena dapat
34. Buktinya saya bisa kerja sambil ngurus mengurus rumah
rumah, nyambi jualan, ngurus anak. dengan baik. (31-34)
35. Apakah suami ibu mendukung ibu dalam - Suami subjek - Hubungan sosial
bekerja? mendukung subjek yang baik
36. Suami mendukung, lha yang setiap hari dalam bekerja dengan - Demokratis
nganter ke pasar beli dagangan ya suami. cara mengantar subjek - Kebutuhan cinta dan
37. Apa suami pernah menyuruh ibu tidak untuk kulakan di rasa memiliki
bekerja? pasar. (35-39)
38. Ga pernah mas, mungkin suami juga tahu
kalau butuh e tu banyak
39. Jadi dulu ibu ijin ke suami dulu waktu
mau jualan?
40. Iya suami ngijinin
41. Kalau dari anak, apakah anak - Anak-anak subjek
mendukung pekerjaan ibu? belum begitu peduli
42. Lak anak masih belum ngerti opo-opo mas, terhadap pekerjaan
mungkin jek cilik yo mas haha orangtuanya (41-42)
43. Haha o gitu bu, lalu apakah ibu dapat - Subjek merasa sudah - Kebutuhan
mengatur waktu antara bekerja dan dapat mengatur waktu aktualisasi diri
mengurus rumah tangga? dengan baik dalam - Melibatkan diri
44. Ya bisa aja mas kan jualan di depan rumah, bekerja dan mengurus
anak-anak juga deket kalau ke sekolah. rumah tangga.
Cuma jalan kaki aja sampai jadi ga perlu (43-44)
repot-repot dianter.
45. Apakah menurut ibu, jualan ibu ini - Usaha subjek - Menilai kemajuan
berkembang? berkembang karena diri
46. Dibilang berkembang sih ya berkembang warga sekitar - Adanya kemauan
mas, dulu kan Cuma jualan minum-minuman merespon dengan baik untuk berubah
seperti pop es, nutrisari. Sekarang ya subjek dalam - Persepsi yang tepat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

mendinglah dari dulu berjualan (45-48) terhadap realita


47. Apa yang membuat ibu dulu jualan
minuman seperti pop es sekarang menjadi
toko kelontong?
48. Ya kan warga di sini bilang, mbok dodolane
digawe akeh sisan gen lak tuku2 cedak,
makanya saya jualan beras, minyak, pop es
juga masih ada.
49. Dari berjualan ibu selama ini, apa sih - Subjek dapat - Memiliki
manfaat yang ibu peroleh? membantu kebutuhan tanggungjawab
50. Ya tadi itu mas kan butuh e banyak, buat keluarga dengan - Tekanan karir dan
bayar sekolah, lak mas e tau sekarang jajane berdagang. (49-50) keluarga
anak-anak banyak mas - Transendensi
51. Apakah ibu mempunyai pekerjaan lain
selain berdagang?
52. Ga ada mas, ya cuma dagang aja
53. Apa harapan atau keinginan ibu dalam -Subjek mempunyai - Pengalaman yang
pekerjaan yang ibu tekuni? keinginan untuk jujur dan langsung
54. Pengennya tu ya punya toko sendiri kan enak mempunyai toko
buat berjualan, dagangannya laku terus. sendiri. (53-54)
55. Maksudnya ibu pengen punya toko yang - Subjek merasa capek - Tekanan karir dan
lebih besar? dan jenuh dalam keluarga
56. Ya iya mas kan ini masih gabung sama bekerja. (55-56)
rumah, dulu tu ibu jualan keliling perumahan
rasanya capek, sekarang udah bisa jualan
kecil-kecilan di rumah aja dah alhamdulilah.
57. Hambatannya apa sih bu kalau bekerja? - Subjek bingung - Tekanan karir
58. Repotnya tu mas kalau barang dagangan ketika barang
pasar tu datengnya sedikit, mahal nah itu dagangan di pasar
bingung mau kulak takutnya ga laku tapi lak sedikit dan mahal (57-
ga kulak ya ga bisa jualan 58)
59. Penyebabnya apa sih bu kalau barang
dari pasar sedikit, mahal gitu?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

60. Ya cuaca mas kalau hujan terus kan sayuran


bosok kan jadi gagal panen. Kan seng beli
jadi beli dikit malah mungkin ga jadi beli.
61. O..lalu apakah ibu mempunyai rekan - Subjek hanya - Hubungan sosial
kerja dalam berjualan? mempunyai suami yang baik
62. Ya cuma suami tok mas untuk membantunya - Kebutuhan cinta dan
63. Apakah ada masalah keluarga yang bekerja. (61-62) rasa memiliki
membuat pekerjaan ibu terganggu?
64. Masalah e tu cuma satu mas ya uang e tu ga -Subjek mempunyai - Tekanan karir dan
cukup, sekarang obat-obatan buat ibu aja masalah dalam bidang keluarga.
udah mahal. ekonomi. (63-64)
65. Kalau boleh tau, ibunya ibu sakit apa?
66. Udah lama ibu sakit gula, ben minggu mesti
dicek ke rumah sakit.
67. Bagaimana perasaan ibu dengan - Subjek merasa sedih - Tekanan karir dan
pekerjaan yang ibu tekuni? karena banyak keluarga
68. Kadang tu saya ngerasa sedih, lha keinginan yang belum - Kebutuhan harga diri
keinginane banyak, tapi tetep ga bisa tercapai. ( 67-70) yang terancam
69. Keinginan ibu tu apa bu?
70. Ya pengennya tu hidup e tu lebih enak, bisa
belike anak hp, lha anak-anak sekarang
minta e hp kabeh, punya toko sendiri.
71. Yang sabar bu, bisa saya lanjutkan ya bu, - Subjek merasa capek - Kebutuhan harga diri
kalau dampak negatif dari ibu bekerja dengan kerja keras yang terancam
apa bu? yang tidak berimbang - Tekanan karir dan
72. Saya sebenere udah capek kayake udah kerja dengan penghasilan keluarga
dari subuh tapi kok yo hasil e pas-pasan yang didapat. (71-72)
terus.
73. Lalu apa yang membuat ibu menjadi - Anak-anak membuat - Memiliki motivasi
termotivasi untuk terus bekerja? subjek termotivasi hidup
74. Ibu tu punya harapan anak-anak ibu jadi dalam bekerja. (73- - Melibatkan diri
orang sukses ora koyo wong tuone uripe yo 74)
ngene ki mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

75. Sabar bu, Lalu sampai kapan ibu akan


bekerja?
76. Ya sak kuate mas, lak seng kuoso masih
ngasih kesehatan ya kerja.
77. Saya rasa udah cukup bu, terimakasih
banyak atas waktunya
78. Sama-sama mas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN
Subjek 3

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

No Verbatim Interpretasi Tema


1. Saya mulai ya tante
2. Silahkan-silahkan
3. Apa profesi tante sekarang?
4. Guru matematika di SMA Kalam Kudus
5. Tante lulusan mana?
6. Tante lulusan UGM
7. Sudah berapa lama tante bekerja? - Subjek bekerja - Pengalaman yang
8. Maksudnya dari awal bekerja atau waktu sebagai guru jujur dan langsung
saat jadi guru? matematika sejak - Kreatif
9. Dari awal bekerja tante? kuliah karena subjek
10. Dulu waktu tante kuliah kan udah kerja, cari suka mengajar anak-
uang, ngelesi orang jadi ya dari umur 20 anak. (7-12)
sampai sekarang
11. Apa yang melatarbelakangi tante
bekerja?
12. Tante tu dasarnya suka ngajar anak, terus
kalau lihat anak belajar serius-serius tu
kadang tante ngerasa ga seneng aja, tante tu
pengennya anak-anak belajarnya santai tapi
materi yang dipelajari tetep masuk
13. Lalu apa yang membuat tante menjadi - Subjek menjadi guru - Persepsi yang tepat
guru matematika sekarang? matematika karena terhadap realita
14. Dari SD tu tante suka itung-itungan terus suka hitung-hitungan - Memiliki motivasi
waktu SMP tante ketemu guru yang baik dan termotivasi dari hidup
banget sama tante, dia kalau ngajar tu santai guru SMPnya. (13-14)
ya tante suka aja jadi guru matematika
15. Berapa penghasilan tante sekarang? - Subjek mempunyai - Kebutuhan jasmani
16. Kira-kira aja ya, ya mungkin 5 juta an penghasilan yang tercukupi
17. Apa penghasilan tante itu cukup? cukup. (15-18)
18. Cukup apalagi tante kan buka les-lesan
19. Menurut tante, wanita karir yang ideal itu - Subjek beranggapan
seperti apa tante? bahwa wanita karir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

20. ehm..idealnya ya wanitanya itu bisa jadi diri ideal adalah orang
sendiri atau enggak yang telah bekerja
21. Maksudnya tante? sesuai dengan
22. Orang bekerja kan harus sesuai kemampuan kemampuannya. (19-
yang dipunya jadi kalau orang bekerja tapi 22)
ga sesuai yang diinginkan sama aja bohong.
23. O gitu ya tante, kalau menurut tante, - Subjek merasa sudah - Memiliki sikap
apakah tante sudah menjadi wanita karir menjadi wanita karir tanggungjawab
yang ideal? yang ideal karena - Fokus pada target
24. Tante ngerasanya sudah ya subjek merasa senang pencapaian
25. Kenapa tante? dengan pekerjaannya. - Kreatif
26. Jadi guru matematika kan udah jadi (23-26)
keinginan tante sejak kecil jadi tante ngerasa
senang dengan pekerjaan tante sekarang. - Subjek merasa dapat - Menilai kemajuan
27. Lalu apakah tante dapat mengembangkan mengembangkan diri
kemampuan tante secara maksimal saat potensinya secara - Adanya kemauan
bekerja? maksimal (27-28) untuk berubah
28. Tante rasa sudah maksimal dalam kerja,
tante juga menikmati pekerjaan tante
29. Apa peran tante sebagai ibu rumah - Subjek mempunyai - Bantuan pekerjaan
tangga? pembantu rumah rumah tangga

30. Ya membantu anak belajar, masak, tapi tante tangga untuk - behaviour based
conflict
tetep pake pembantu pocokan, sore pulang. mengurus rumah (29-
- Tekanan karir dan
31. Apa peran tante sebagai ibu rumah 30)
keluarga
tangga menganggu tante saat bekerja - Subjek merasa
ataupun sebaliknya peran tante sebagai terganggu dengan
- Waktu untuk
guru menganggu tante saat menjadi ibu kedua peran yang
keluarga kurang
rumah tangga? saling mengganggu
- Time based conflict
32. Dari segi waktu perlu diakui emang terutama dalam
- Tekanan karir dan
menganggu pengaturan waktu (31-
keluarga
33. Menganggunya gimana tante? 34)
34. Masalahnya di waktu, soalnya kadang
sekolah ada rapat guru jadi pulangnya jadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

molor
35. Dampaknya buat keluarga apa tante? - Anak subjek sering - Masalah pengasuhan
36. Anak jadi sering ngeluh soalnya mamahnya mengeluh karena anak
pulangnya telat apalagi waktu ada pr subjek terlambat - Time based conflict
biasanya anak-anak tanya ke mamahnya pulang ke rumah (35- - Tekanan karir dan
semua. 36) keluarga
37. Apakah suami tante mendukung tante - Suami subjek - Hubungan sosial
dalam bekerja? mendukung subjek yang baik
38. Suami sih mendukung aja kan sama-sama dalam bekerja (37-38) - Demokratis
ngerti kesibukan jadi guru tu seperti apa,
udah diomongin juga jadi ga masalah.
39. Kalau sikap anak tante gimana dengan - Anak subjek - Hubungan sosial
tante bekerja sekarang ini? mendukung subjek yang baik
40. Anak sih sebenernya dukung-dukung aja dalam bekerja (39-40)
mungkin tantenya aja yang harus pinter bagi
waktu
41. Jadi apakah tante merasa sudah dapat - Subjek merasa - Waktu untuk
mengatur waktu dengan baik? belum dapat mengatur keluarga kurang
42. Tante rasa untuk sekarang belum ya waktu dengan baik - Kurang adanya
43. Lalu bagaimana cara tante (41-42) kreativitas
mengatasinya? - Time based conflict
44. anak mungkin diberi pengarahan kalau
kerjaan mamahnya gini jadi ya anak harus
ngerti juga
45. Apa manfaat yang tante peroleh dari - Subjek mendapat - Fokus pada target
bekerja? kesenangan dengan pencapaian
46. Tante dapat kesenangan mengajar anak-anak bekerja sebagai guru - Memiliki sikap
apalagi kalau anaknya bener-bener punya matematika (45-46) tanggung jawab
niat belajar
47. Apakah tante ingin mencari jabatan yang - Subjek sudah cukup - Fokus pada target
lebih tinggi? Kepala sekolah mungkin? puas menjadi guru pencapaian
48. Ga ga, tante cukup jadi guru matematika aja matematika (47-48) - Memiliki
udah seneng kok kepribadian yang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

49. Hambatan apa yang tante peroleh saat - Subjek mempunyai - Tekanan karir dan
bekerja? tuntutan pekerjaan keluarga
50. Hambatannya mungkin tuntutan pekerjaan yang banyak (49-50)
semakin banyak, sekarang guru minimal
harus S2 jadi mau nggak mau harus sekolah
lagi
51. Lalu apakah tante sekolah lagi? - Subjek memilih - Penentuan prioritas
52. Tante pengennya ya sekolah lagi, tante rasa tidak mengambil S2 - Waktu untuk
ga mungkin soalnya kalau S2 harus kuliah di demi mengurus keluarga berkurang
jogja. Takutnya keluarga jadi nggak keurus keluarga (51-52) - Behaviour based
mending tante ngelesi di rumah conflict
53. Bagaimana hubungan tante dengan rekan - Subjek mempunyai
kerja tante? Bisa dijelaskan? hubungan baik dengan - Hubungan sosial
54. Hubungannya baik, sekarang ini banyak rekan kerja (53-54) yang baik
guru baru jadi ya mungkin mereka yang baru
penyesuaian.
55. Apakah tante pernah punya konflik - Subjek mempunyai - Dapat menerima diri
dengan rekan kerja? konflik dalam hal sendiri dan orang lain
56. Konflik...konfliknya kebanyakan masalah beda pendapat namun dengan baik
beda pendapat aja diatasi dengan cara
57. Lalu penanganannya gimana tante? mengalah (55-58)
58. Salah satu harus ada yg ngalah gitu aja
59. Apa masalah tante dalam keluarga - Subjek mempunyai - Strain based conflict
pernah mengganggu tante dalam bekerja? masalah keluarga - Penentuan prioritas
60. Ehm..tante pernah kepikiran waktu anak yang menganggunya - Masalah pengasuhan
tante sakit , waktu itu tante jaga ujian jadi saat bekerja (59-60) anak
mau nggak mau tante harus ninggal anak
61. Bagaimana perasaan tante ketika tau - Subjek merasa - Penentuan priortas
anak tante sakit tapi tante ga bisa bingung ketika - Strain based conflict
ninggalin pekerjaan tante? memilih keluarga atau - Masalah pengasuhan
62. Tante bingung, kemrungsung tapi untung pekerjaan (61-62) anak
waktu itu anak tante dah agak baikan jadi - Tekanan karir dan
tante nggak begitu panik keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

63. Apa tante merasa sudah menjadi ibu - Subjek merasa - Waktu untuk
rumah tangga yang ideal? belum menjadi ibu keluarga sedikit
64. tante ngerasa belum ideal rumah tangga yang -Komunikasi dan
65. Kenapa tante? ideal karena subjek interaksi dengan
66. Tante ngerasa belum kasih waktu anak, kurang ada waktu keluarga kurang
suami pernah negur tante kalau bisa les- untuk keluarga (63-
lesannya dikurangi jadi biar ada waktu buat 66)
anak
67. Apa motivasi tante dalam bekerja? - Subjek mempunyai - Fokus pada target
68. Motivasinya ya seneng aja bisa ngajar anak- kesenangan dalam pencapaian
anak SMA mengajar (67-68) - Memiliki
69. Kira-kira sampai kapan tante akan - Subjek belum tahu tanggungjawab
bekerja? sampai kapan akan
70. Masih belum tahu kalau itu bekerja (69-70)
71. Bagaimana perasaan tante sudah bekerja - Subjek menikmati - Fokus pada target
selama ini? pekerjaan yang ia pencapaian

72. Tante menikmati pekerjaan tante, tante tekuni (71-72) - Memiliki


tanggungjawab
senang-senang aja
73. Apa sih harapan tante? -Subjek berharap
- Adanya kemauan
74. Tante berharap pekerjaan sama anak-anak pekerjaan dan anak-
untuk berubah
tante sama-sama suksesnya anaknya sukses (73-
75. Aminn, wawancara sudah selesai tante, 74)
terimakasih banyak buat waktunya.
76. Sama-sama, lain kali mampir sekolah chris.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

INFORMED CONCENT

Pada kesempatan ini, saya mahasiswa psikologi yang akan menyelesaikan


tugas akhir memohon bantuan dan kesediaan saudara untuk berpartisipasi menjadi
partisipan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana anda
dapat mengaktualisasikan diri anda sebagai wanita karir yang mengurus rumah tangga.
Beberapa informasi ini dibuat untuk membantu anda mengetahui potensi-potensi yang
dimiliki saudara sudah berjalan secara optimal atau tidak.

Anda terpilih dalam penelitian ini karena memenuhi beberapa kriteria yaitu
berusia 24-55 tahun, memiliki minimal 1 anak, memiliki jam kerja 7-8 jam, masih
mempunyai suami, dan berdomisili di Solo.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara. Peneliti akan meminta anda
menjawab pertanyaan terkait dengan pengalaman anda. Anda mungkin perlu
mengingat-ingat kembali pengalaman-pengalaman terdahulu sehingga anda mungkin
akan mengalami emosi atau perasaan tidak enak. Oleh karena itu, anda berhak
memutuskan untuk mundur dalam penelitian ini. Wawancara nanti akan meminta
persetujuan anda untuk direkam. Namun apabila anda tidak bersedia direkam maka
peneliti berharap anda dapat berbicara secara perlahan. Dalam prosesnya wawancara
berlangsung selama 30-45 menit. Peneliti sangat fleksibel terhadap kesediaan waktu
anda.
Kerahasiaan data akan dilindungi dan terjamin, peneliti tidak akan
membagikan hasil pengumpulan data kepada siapapun kecuali dosen pembimbing
peneliti. Nama anda akan dirahasiakan dengan menggunakan inisial. Anda berhak
untuk mempertanyakan hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini sebelum
berpartisipasi.
Keuntungan yang anda peroleh dalam penelitian ini adalah anda dapat
mengetahui seberapa besar potensi-potensi anda dalam menjalankan peran sebagai
wanita karir dan ibu rumah tangga.
Anda secara sukarela membuat keputusan untuk berpatisipasi dalam penelitian
ini, tanda tangan anda menyatakan bahwa anda telah memutuskan untuk berpartisipasi
dalam penelitian ini namun tidak mengikat keberadaan anda untuk tetap menjadi subjek
penelitian hingga penelitian berakhir.

Partisipasi peneliti Peneliti

________________ Christian Soetanto

118

Anda mungkin juga menyukai