Full PDF
Full PDF
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Skripsi
Disusun Oleh:
Mario Febryan Heimbach
NIM : 089114094
SKRIPSI
Oleh:
NIM: 089114094
Pembimbing Skripsi,
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
“Your vision will become clear only when you can look into your own heart.
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian dari karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRAK
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
This research aimed to explore the role of mindfulness meditation towards the meaning of
happiness. The research question was how mindfulness meditation can affect the meaning of
happiness. This was a qualitative research that applied interpretative phenomenological analysis
as an approach. Three respondents were involved during this reseach. The data was collected by
using semi-structured interview. Credibilty in this research was built by communicative and
argumentative validation. Communicative validation was applied when the data can portray the
respondents’ experience correctly. While argumentative validation was applied when the
research’s result can be confirmed by looking at the raw data. The result suggested that by
practicing mindfulness meditation, the meaning of happiness was shifted. Previously, the
meditators defined happiness as a state that can be achieved by pursuing and holding on to
something. After practicing mindfulness meditation, the meditators defined happiness as a state
when people can accept reality in the present moment, as the way it is. This shifting meaning of
happiness can be achieved because by practicing mindfulness meditation, the meditators learned
to not getting attached to any thoughts through observing the stream of thoughts, focusing on the
quality of breath, and fully accepting the occuring present moment as well as themselves.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERSETUJUAN
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Ada banyak cara untuk melihat esensi sebuah tugas akhir dari suatu proses
perkuliahan. Jika dilihat dari sudut pandang akademis formal, tugas akhir yang
berupa tulisan ini adalah salah satu syarat untuk mendapat gelar sarjana psikologi
dari sudut pandang personal penulis, tulisan ini merupakan sebuah langkah awal
individu-individu lain, dari masyarakat luas. Oleh karena itu, tulisan ini juga
atau apapun) kepada khalayak luas. Biarlah pengetahuan yang mampir dalam rupa
tidak langsung terhadap terwujudnya tulisan ini. Ucapan terima kasih penulis
persembahkan kepada:
fakultas.
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. Semua staf Fakultas Psikologi: Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Bu
Nanik, dan Pak Gie. Terima kasih atas dedikasinya yang luar biasa.
suatu apapun.
mendewasakan.
Bahasa Realia. Terima kasih atas segala cerita, ilmu, dan wawasan
tentang betapa luasnya dunia. Diskusi dan obrolan dengan kalian adalah
dijelajahi.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10. Segala entitas yang (tentu saja) tidak bisa disebutkan satu per satu.
membuka mata hati dan pikiran terhadap kritik dan saran yang terkait dengan
Penulis
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………. i
ABSTRAK .................................................................................................... vi
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Meditasi ……………………………………………………… 12
C. Meditasi Mindfulness…………………………………………. 15
C. Responden Penelitian............................................................... 27
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C. Pembahasan ............................................................................ 81
Mindfulness ........................................................................ 83
A. Kesimpulan …………………………………………………. 91
D. Saran ...................................................................................... 93
LAMPIRAN …………................................................................................. 98
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam eksistensinya, semua manusia tidak bisa lepas dari beberapa hal
“bahagia”.
mengejar hal tersebut, antara lain dengan berpuasa (seperti puasa di bulan
menggunakan mantra serta susuk, dan masih banyak lagi (Endraswara, 2010).
permohonan, seperti ingin lulus ujian atau ingin memenangkan undian dengan
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 2
atas sebenarnya tidak berasal dari eksistensi manusia itu sendiri, tetapi berasal
Michelbach, 2011).
Sejak dahulu, mulai dari era Yunani kuno sampai era fisafat modern,
atau makna kebahagiaan (Eid & Larsen, 2008). Kebahagiaan (happiness) atau
merupakan kombinasi dari kepuasan hidup, adanya afek positif, dan tidak
kekhawatiran.
tinggi (dengan kata lain, orang yang bahagia) adalah orang yang lebih sehat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 3
(Davidson. Mostofsky, & Whang, dalam Leyden et al., 2011). Melalui mental
memiliki lebih banyak emosi positif dan dapat berfungsi secara optimal dalam
berbagai aspek. Pada aspek psikologis dan sosial, individu yang sehat mental
dapat memiliki tujuan hidup dan kedekatan dengan sahabat dan keluarga.
Mereka juga dapat beraktivitas lebih optimal, khususnya dalam performa kerja
(Keyes, et al. dalam Lopez 2008). Hal ini disebabkan karena setiap individu
memiliki nilai-nilai, tujuan hidup, dan daya yang berbeda (Diener et al., dalam
Lopez, 2008). Oleh karena itu, hasil subjektif yang mendalam dapat didapat
tidak terikat pada tujuan yang gagal tercapai serta dapat memiliki tujuan lain
juga berhubungan dengan gejala-gejala depresif (Kim, Ann, & Kim, 2011).
Lucas, 2012). Setiap peristiwa hidup yang berbeda memiliki pengaruh yang
Semakin mindful seseorang, maka semakin tinggi pula tingkat subjective well-
being seseorang. Salah satu modifikasi dari terapi kognitif, yaitu mindfulness-
Avny, & Boniwell, 2008). Meditasi mindfulness adalah salah satu pendekatan
beberapa contoh dari banyak penelitian lainnya yang masih berfokus pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 5
penelitian yang dapat menjelaskan apa sebenarnya esensi atau makna dari
mindfulness pada dasarnya merupakan jantung atau inti dari meditasi dalam
bekerja dengan tidak menghakimi segala yang muncul dan terjadi di sana
(Baer, 2003). Mindfulnes bukan aktivitas mistis atau spiritual, juga bukan
permasalahan dalam hidup dapat dilihat dengan lebih jelas melalui pikiran
signifikan dan kepuasan hidup dapat meningkat (Collard, Avny, & Boniwell,
2008). Brown dan Ryan (dalam Collard, et al., 2008) juga menyatakan bahwa
tidak hanya dalam meditasi duduk, namun juga dalam aktivitas sehari-hari
seperti berjalan, berdiri, dan makan. Dalam MBSR, partisipan juga mendapat
sebagai peristiwa mental yang selalu berlalu dan tidak lekat terhadapnya.
yang dialami individu dapat berkurang (Kabat-Zinn et al., 1992; Greeson &
dan binge eating disorder (Wolever & Best, dalam Didonna, 2009). Menurut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 7
Teasdale et al. (2000) serta Barnhofer dan Crane (dalam Didonna, 2009),
disorder, & psychosis (Didonna, Rizvi et al., Bien, Follette & Vijay, Zylowska
dipahami dengan baik (Chambers, Lo, & Allen, 2007). Oleh karena itu,
empiris yang sistematis, khususnya dalam konteks klinis saat ini sehingga
diharapkan akan didapat data yang sesuai dengan pengalaman, kondisi mental,
dan kondisi pikiran individu. Dengan demikian, pada akhirnya data yang
secara khusus.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat teoretis
2. Manfaat praktis
salah satu cara yang terbukti empiris dan therapeutic untuk meraih
BAB II
LANDASAN TEORI
A. SUBJECTIVE WELL-BEING
tinggi adalah individu yang mengalami banyak emosi positif dan sedikit
hidup, afek positif, dan afek negatif. Kepuasan hidup merupakan faktor
10
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 11
2. Jenis-jenis kebahagiaan
menunjukkan adanya korelasi. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa individu
yang bahagia dan puas atas hidupnya (secara hedonis) juga merasa hidupnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 12
2009).
karena adanya pergeseran fokus dan orientasi kehidupan dari masa depan
B. MEDITASI
Meditasi telah menjadi bagian dari budaya manusia sejak ribuan tahun
dikenal manusia sejak 2500 tahun yang lalu. Karena berakar dari Buddhisme,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 13
untuk mengurangi stres dan hidup lebih sehat. Baik terapis maupun peneliti
telah membawa praktik meditasi tanpa nuansa tradisi dan agama (Linehan,
mengalir dalam kesadaran. Hal ini merupakan hal yang utama karena pada
satu maupun sekaligus, dalam rangkaian tanpa akhir. Fenomena ini adalah sifat
dasar pikiran (nature of the mind). Oleh karena itu, meditasi tidak bertujuan
menjadi lebih dapat mengamati dan menerima, tanpa niat untuk mengubah
1. Meditasi konsentrasi.
pikiran, seperti mantra atau nafas. Dalam teknik ini, praktisi memusatkan
bhavana.
2. Meditasi mindfulness.
mindfulness dalam bahasa Pali disebut sebagai sati, yang berarti “alat”
untuk mengamati segala yang terjadi dalam pikiran dari waktu ke waktu.
3. Meditasi loving-kindness
Saat ketrampilan sati (mindfulness) sudah terlatih dengan baik, individu dapat
pada nafas, suara-suara, atau apapun (samatha) saat sedang diliputi stressor.
menjadi lebih tenang dan dipenuhi emosi positif. Ketika memori buruk muncul,
ketika emosi dan pikiran negatif menguasai pikiran, individu dapat mengamati
dan menerima semua hal yang terjadi tersebut (vipassana). Jadi, ketiga jenis
C. MEDITASI MINDFULNESS
1. Definisi mindfulness
saat ini, secara tanpa menghakimi dari waktu ke waktu. Germer (dalam
objek. Tidak seperti meditasi lain, objek dari meditasi mindfulness adalah
kemudian diarahkan pada objek yang bergerak, yaitu aliran kesadaran (the
termanifestasi.
sebagai realitas, individu dapat mepersepsikan pikiran atau buah pikir yang
memasuki persepsi dan mengalami kontak dengan indera atau ketika objek
menyenangkan, dan netral. Dalam konteks ini, “perasaan” di sini tidak sama
selalu berubah, tidak kekal, serta datang dan pergi dengan cepat, perasaan-
perasaan ini sering kali tidak disadari sehingga dapat memicu reaksi
muncul dalam segala hal atau peristiwa yang terjadi di pikiran. Secara
kelekatan dan aversi muncul dalam perasaan yang ditimbulkan suatu objek.
lain. Adanya kelekatan dan aversi yang muncul bersamaan dengan suatu
ini disebut sebagai proliferasi mental. Menurut BPM, ketika individu tidak
maladaptif.
segala hal yang terjadi di pikiran bersifat sementara. Hal-hal tersebut selalu
segala hal yang terjadi di pikiran bukanlah bagian dari diri. Hal ini dikenal
lagi, penderitaan dalam konteks umum dan konteks klinis merupakan akibat
sensasi inderawi dan segala hal di pikiran dibiarkan datang dan pergi secara
Ketika tidak ada kelekatan dan aversi, maka tidak ada proliferasi mental,
tidak beraturan difokuskan pada kualitas napas. Setiap napas yang dihirup
melihat bahwa mereka akan mengejar gaya bernapas tertentu (pelan atau
kelekatan. Meskipun tidak dikejar dan tidak disadari, napas akan tetap
batin. Hal ini juga sering dikenal sebagai pencerahan atau enlightenment.
latihan untuk menerima diri. Ketika individu berlatih untuk menerima diri
saat bermeditasi, sensasi-sensasi serta segala hal yang terjadi dalam pikiran
menjadi lebih mudah untuk disadari karena kondisi pikiran yang bebas dari
Latihan regulasi atensi dan penerimaan diri yang dijalani dalam praktik
(behavioral self-regulation).
momen saat ini. Perls (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa momen di
sini dan kini (here and now) adalah satu-satunya kenyataan yang ada. Masa
lampau dan masa depan adalah sesuatu yang tidak riil. Orang-orang yang
melekat pada masa lampau ataupun masa depan memiliki kepribadian yang
tidak seimbang. Ketika individu melekat pada masa lampau ataupun masa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 22
karena adanya realitas yang dihindari. Oleh karena itu, ketika individu dapat
BEING
1992; Greeson & Brantley, dalam Didonna, 2009). Intervensi mindfulness juga
bullimia nervosa, dan binge eating disorder (Wolever & Best, dalam Didonna,
2009). Menurut Teasdale et al. (2000) dan Barnhofer dan Crane (dalam
disorder, & psychosis (Didonna, Rizvi et al., Bien, Follette & Vijay, Zylowska
merupakan salah satu bagian dari SWB (Keyes, et al. dalam Lopez, 2008).
seseorang. Orang yang memiliki tingkat SWB yang tinggi (dengan kata lain,
orang yang bahagia) adalah orang yang lebih sehat (Davidson. Mostofsky, &
Whang, dalam Leyden et al., 2011). Melalui mental yang sehat, manusia dapat
(Schultz, 1991).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 24
Dengan demikian, perlu dilakukan suatu penelitian yang dapat menjelaskan apa
sebenarnya esensi atau makna dari kebahagiaan tersebut (Mogilner, Kamvar, &
Aaker, 2011).
dalam menangani kondisi psikologis dan fisik, Chambers, Lo, dan Allen (2007)
dikemukakan oleh Chambers, Lo, Allen (2007), dan Shapiro (2005) tersebut,
(Smith, 2008). Dengan demikian, IPA merupakan metode yang tepat untuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
utama. Pertama, responden yang dilibatkan dalam penelitian ini berusaha untuk
26
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 27
Penelitian ini memiliki suatu nilai lebih dari metode IPA yang
dan Philipot (2009), intervensi berbasis mindfulness (dalam hal ini, MBCT)
B. FOKUS PENELITIAN
C. RESPONDEN PENELITIAN
tertentu (Patton, dalam Poerwandari 2005), yaitu para meditator yang secara
Peneliti merasa satu tahun adalah waktu yang cukup untuk melihat pengaruh
delapan minggu. Agar dapat menghasilkan data dan analisa yang mendalam,
Hal ini bisa disepakati bersama karena panduan wawancara yang digunakan
Tabel 1
Persiapan Wawancara
Dharma, poin-poin
Yogyakarta pemandu
3 25 Juli Mendiskusikan 13:00 – Fakultas Ingat untuk
2012 panduan 15:00 Psikologi, fleksibel
wawancara Universitas dalam
dengan dosen Sanata penggunaan
pembimbing Dharma, panduan
skripsi Yogyakarta wawancara
4 27 Juli Wawancara 17:20 – Vihara Menggunakan
2012 percobaan 18:30 Buddha wawancara
dengan Prabha, semi-
responden R Gondomanan, terstruktur
Yogyakarta
Tabel 2
Pedoman Wawancara
(Creswell, 1998). Creswell (1998) menyatakan bahwa dengan pola ini, peneliti
lapangan jika data yang didapat ternyata belum mencukupi. Hal ini dilakukan
berikut:
penelitian.
ketika mendatangi dan bertanya kepada responden satu per satu, terkait
dan ketiga
Tabel 3
Pelaksanaan Wawancara
mengenai
wawancara yang
akan dilakukan
2 27 Juli Wawancara 17:20 – Vihara Menggunakan
2012 kedua 18:30 Buddha wawancara
dengan Prabha, semi-terstruktur
responden Gondomanan,
R Yogyakarta
3 26 Oktober Wawancara 20:55 – Vihara Wawancara
2012 pertama 21:15 Buddha informal; untuk
dengan Prabha, mengembangkan
responden Gondomanan, rapport dan
A Yogyakarta memberikan
gambaran besar
mengenai
wawancara yang
akan dilakukan
4 31 Oktober Wawancara 12:30 – Jalan Menggunakan
2012 kedua 13:40 Pakuningratan wawancara
dengan 53, semi-terstruktur;
responden Yogyakarta Ada sedikit
A interupsi dari
karyawan
responden yang
datang di tengah
wawancara
5 17 Wawancara 10:00 – Vihara Wawancara
November pertama 10:30 Buddha informal; untuk
2012 dengan Prabha, mengembangkan
responden Gondomanan, rapport dan
N Yogyakarta memberikan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 36
gambaran besar
mengenai
wawancara yang
akan dilakukan
6 18 Wawancara 09:00 – Vihara Menggunakan
November kedua 10:15 Buddha wawancara
2012 dengan Prabha, semi-terstruktur;
responden Gondomanan, suasana sedikit
N Yogyakarta ramai karena
adanya ibadah di
vihara
7 3 Wawancara 19:10 – Jl. Taman Melakukan
Desember ketiga 19:50 Siswa MG konfirmasi atas
2012 dengan II/76, hasil wawancara
responden Yogyakarta sebelumnya
R
8 5 Wawancara 12:00 – Jl. Melakukan
Desember ketiga 12:40 Pakuningratan konfirmasi atas
2012 dengan 53, hasil wawancara
responden Yogyakarta sebelumnya; ada
A sedikit data
tambahan
9 16 Wawancara 09:20 – Vihara Melakukan
Desember ketiga 10:15 Buddha konfirmasi atas
2012 dengan Prabha, hasil wawancara
responden Gondomanan, sebelumnya
N Yogyakarta
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 37
setiap hal-hal atau kalimat yang dirasa menarik oleh peneliti. Langkah
2. Menghubungkan tema-tema
tema superordinat
yang memiliki ketertarikan yang sama pada tema mindfulness. Hal ini
yang tidak terlibat secara langsung dengan responden. Langkah kedua adalah
tabel tema-tema dari ketiga responden disajikan ke dalam satu tabel tema yang
Tabel 4
Dharma, berulang
Yogyakarta
G. KREDIBILITAS PENELITIAN
dua cara. Pertama, peneliti melakukan validasi komunikatif. Pada langkah ini,
Responden penelitian berhak untuk menyetujui atau tidak menyetujui data dan
hasil analisis yang didapat. Langkah kedua adalah validasi argumentatif. Pada
langkah ini, peneliti melihat kembali keterkaitan antara hasil dan kesimpulan
sebelumnya. Hal ini dapat tercapai jika hasil dan kesimpulan penelitian
memiliki alur berpikir yang baik serta dapat dibuktikan dengan melihat
BAB IV
A. PROFIL RESPONDEN
Berikut ini adalah profil dari ketiga responden yang terlibat dalam
penelitian ini:
1. Responden I
sikap yang santai dan sering tertawa. Jawaban R cenderung singkat, padat,
dan ringkas.
untuk mencari fondasi hidup. Gereja adalah salah satu tempat yang pernah
42
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 43
menjadi tempat pencariannya. Namun, gereja tidak bisa memenuhi hal yang
2. Responden II
tahun dengan postur yang relatif tinggi. Ciri khas dari A adalah rambutnya
banyak hal sampai mendetail dan dengan wajah yang selalu nampak
antusias.
gaya hidup pensiunan sambil mementori anak sulungnya yang juga bekerja
anaknya.
intensif di Amerika Serikat karena tidak adanya lembaga atau guru meditasi
yang secara khusus mengajarkan meditasi beraliran Zen. Saat ini, A menjadi
beragama Buddha.
3. Responden III
berusia 36 tahun ini nampak gemar bercerita. Setiap kali berada dalam sesi
perhatian darinya.
meditasi. Selain aktif dalam komunitas meditasi, N juga aktif berlatih yoga
B. ANALISIS DATA
dalam penelitian ini dilakukan secara terpisah, dari satu responden kemudian
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 45
Pada tahap analisis lanjutan ini, ada beberapa proses yang dilalui oleh
munculnya tema-tema yang baru dan unik dari responden selanjutnya. Peneliti
Dengan cara ini, pola-pola yang sama dan berbeda pada masing-masing
lain.
1. Responden I
semakin larut.
“Nah, kalau selama ini kan kalau kesibukan di luar kita terlalu
larut dalam segala macam. Ada pekerjaan, ada interaksi dengan
teman, dengan pasangan, dengan tetangga.. itu lebih eksternal”
(R, 6)
menyebabkan hal ini adalah kesan asing yang dirasakan R terhadap ilmu-
untuk mempelajari ilmu kuno yang berasal dari budaya Timur. sesuai
Timur.
“Terus akhirnya saya cari yang lebih ke “arah timur” gitu ya.
Saya lihat kalau gereja tu agak ke barat-baratan, jadi saya cari
ilmu-ilmu lama yang kuno, yang timur... antara lain aku ketemunya
meditasi, terus mulailah belajar meditasi” (R, 4)
kehidupan sehari-harinya.
secara spontan terhadap apa pun yang terjadi di sana – hanya mengamati
dan mengenali.
“Karena kita belajar untuk ‘diam’ gitu ya... ‘Diam’ itu artinya kita
enggak spontan bereaksi terhadap apa pun yang muncul di dalam
pikiran kita. Melihat, mengamati. Terus... dari situ pelan-pelan,
‘oh ternyata kecenderungan pikiran saya tuh begini’. Nah, setelah
menemukan seperti itu, nanti ‘oh, mengatasinya begini...” (R, 22)
“Oh, oke. Memang kalau secara fisik kalau meditasi itu kita duduk
diam, antara melamun atau apa gitu enggak jelas ya. Cuman,
proses yang terjadi di dalam diri kita pada saat meditasi adalah
kita melihat tentang pikiran kita, batin kita. Dari situ ya kita bisa
mengenali. Karena kalau kita terlalu, yang contoh... apa
namanya... yang berlawanan ya, kita sering lebih frontal, lebih
opposite gitu dengan problem kita. Padahal, kalau kita dengan
meditasi tu lebih.. ya... sebenarnya sederhana kayaknya ya. Cuman
mengenali, merasakan, dan menata kembali pikiran kita (R, 24)”
“Jadi, kita juga harus waspada dengan pikiran kita sendiri dan
menempatkannya pada proporsi yang seimbang aja... Seimbang itu
pas... seperti timbangan, kiri kanan imbang, hehe...” (R, 38)
fleksibel.
“Karena di dalam meditasi itu kita juga membuat pikiran kita itu
tidak ada ‘engagement’ terhadap apa pun... Eee.... Keterikatan...
yang benar-benar mencengkram sesuatu atau memikirkan sesuatu
sampai pusing sendiri. Jadi, kita lebih rileks” (R, 30)
“Ternyata dengan relaks itu, pikiran kita akhirnya relaks” (R, 29)
adaptif pula. Perubahan yang positif ini diwujudkan dalam sikap yang
yang tidak mudah melekat, tidak mudah larut, atau terbawa hal-hal di
luar diri.
“Karena kita jadi lebih terkendali ya. Kita nggak terlarut dengan
segala hal yang ada di luar kita” (R, 11)
lebih relaks.
h. Pemaknaan kebahagiaan
berlebihan.
menjalani hidup dengan ringan. Bagi R, hidup ringan ini bisa dicapai
dengan tidak melekat pada masalah. Masalah adalah hal yang tidak
2. Responden II
memiliki kendali atas pikirannya. Pikiran yang tidak terkendali ini sering
rasa jengkel. Saat rasa jengkel muncul, demikian juga pikiran otomatis
Rasa jengkel yang muncul sebagai respons dari suatu stimulus (dalam hal
menjadi kebiasaan.
tersebut.
sing jenenge apik ki opo to? Sing jenenge buruk ki opo to? Terus,
bagaimana saya harus menjalankan kehidupan saya? Apakah saya
jadi orang baik? Kalau tentang begitu kenapa? Apakah saya jadi
orang jahat? Kalau memang begitu, kenapa alasan’e? Pertanyaan
itu yang muncul pada saat itu. Katakanlah waktu itu mungkin usia
27, sekitar itu lah” (A, 12)
orang lain sering kali nampak lebih sukses dalam bekerja. Bahkan,
norma sosial yang tidak memedulikan orang lain tersebut nampak lebih
yang baik... Tidak sekedar lebih sukses, bahkan. Yang saya jumpai,
sing jahat, sing tegel kuwi lebih “bahagia”, lebih “beruntung”
ketimbang yang baik... dalam tanda kutip. Sekali lagi saya bilang,
sudut pandang saya pada saat itu, gitu ya. Ya itu given fact
situasiku pada saat itu, gitu lho. Itu yang saya alami. Orang lain
mungkin bisa punya pengalaman yang lain” (A, 9)
sensasi tubuh pada momen saat ini, A juga berlatih untuk meninggalkan
terus bergerak.
yang dulu selalu diikuti oleh respons maladaptif kini mulai disadari tanpa
aspek sikap. Karena pikiran yang lebih adaptif, sikap A pun mengalami
“Kalau sekarang, saya tahu, dari jauh ada orang nyalip, ngebut,
lampunya dia enggak terang, cepat-cepat saya dim lampu mobil
saya. Saya dim, mugo-mugo yang sana juga lihat bahwa ini ada
orang ngebut, yang ngebut pun juga jadi lihat, ada orang
nyebrang. Itu wis otomatis. Saya akan begitu otomatis” (A, 80)
lalu lintas. Dulu, A selalu tergesa-gesa dan ingin berebut ketika di jalan,
adanya orang lain yang juga ingin menggunakan jalan yang sama. Untuk
dahulu.
“Sekarang enggak. Kalau saya lihat, saya akan kasih jalan kalau
dia lewat dulu. Saya akan cari celah untuk menepi. Minggir, agar
lawan saya bisa lewat lebih dulu” (A, 90)
meditasi mindfulness.
terhadap cara orang lain bersikap. Sikap orang lain yang positif
disebabkan karena sikap A yang juga positif. Karena sikap yang tidak
positif.
Sikap yang positif dari orang lain juga berhubungan dengan fakta
orang lain dapat menjadi lebih relaks karena adanya kondisi relaks pada
diri A.
Selain karena tubuh yang rileks, gaya hidup yang lebih positif juga
“Ya, plus yang lain-lain, maksudnya, pola kita, jadwal hidup kita,
respons-respons kita terhadap orang lain, lingkungan, dan
seterusnya lebih baik lah, lebih sehat” (A, 108)
Kondisi tubuh yang lebih relaks dan lebih sehat juga membuat
lebih sehat dan lebih nyaman mulai dapat dirasakan setelah praktik
“Nah, itu setelah dipraktikkan sekian bulan, itu cukup bulanan aja.
Jadi lebih sehat ya, lebih nyaman gitu lho”(A, 84)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 65
positif terhadap orang lain, pada akhirnya akan membawa efek relaksasi
terjadi di pikiran.
dicapai melalui upaya melatih pikiran. Salah satu cara untuk melatih
“Ya, agar bisa happy, pikirane kudu dikelola ben happy, gitu. Nah,
saya sudah tahu, pikiran dikelola itu, sama dengan meditasi” (A,
52)
hal tersebut tidak bisa menjadi akhir. Jika terpenuhi, akan selalu
hal lain.
“Tapi kalau kamu bilang bahagia... wis, selesai. The end by itself.
Kamu udah enggak perlu apa-apa yang lain, wong sudah happy
kok” (A, 24)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 68
sebagaimana adanya, realitas pada momen saat ini ketika pikiran tidak
3. Responden III
“Tapi biasanya karena kita geraknya acak, dan self ini dipandangi
oleh pandangan subjektivitas yang tinggi dan pekat... termasuk
pandangan self yang kuat itu tadi, jadi akhirnya kan penuntutan.
“Mbok kamu begini terhadap saya, mbok kamu begitu terhadap
saya”, kan menjadi begitu to? Pokoknya intinya, berusaha
memuaskan self, kalau perlu ya menggunakan self-self yang lain”
(N, 52)
waktu.
Fokus pada pengalaman dan momen saat ini juga melatih N untuk
menerima diri, untuk puas pada diri. Dengan kepuasan terhadap diri, N
juga berlatih menjadi individu yang mandiri karena dilatih untuk tidak
“Saat meditasi itu, ini bajiknya kita dilatih mandiri, untuk puas
pada diri kita sendiri, atau puas pada self kita sendiri. Betul-betul
mandiri, gitu lho” (N, 53)
oleh adanya kebutuhan akan pemenuhan kebutuhan diri dan pikiran yang
lebih objektif.
fleksibel.
mengembangkan pikiran yang lebih aware, lebih dapat melihat yang terjadi
berpengaruh terhadap pikiran, tetapi juga terhadap sikap. Sikap yang lebih
“Saya hanya ingin satu, saya enggak ingin menderita. Saya ingin
bahagia” (N, 69)
g. Pemaknaan kebahagiaan
penderitaan. Pada sisi lain, ketika kebutuhan dapat dibatasi, dapat diakhiri,
terus-menerus.
adanya rasa ringan dan optimisme di dalam diri, meskipun individu belum
Tabel 5
R A N
8. Menerima diri 53
C. PEMBAHASAN
mindfulness.
tersebut, penelitian ini dapat melihat proses yang terjadi di dalam meditasi
mindfulness. Hal ini dapat mengisi kekosongan yang dilontarkan oleh Shapiro
(2005) dan Chambers et al. (2007), serta berkontribusi terhadap validitas dalam
kebahagiaan yang nampak dalam hasil penelitian ini juga dapat menjawab
al. (2011) serta penelitian-penelitian lain yang akan dibahas pada bagian
berikut ini.
dalamnya selalu berubah, tidak kekal, serta datang dan pergi dengan cepat.
Ketika hal ini tidak disadari, maka akan timbul reaksi-reaksi yang memicu
ketidakbahagiaan.
untuk mencari pemenuhan kebutuhan dari orang lain atau hal-hal eksternal
mencari fondasi atau suatu pegangan dalam kehidupan sebagai awal dari
menyadari sifat dasar pikiran yang selalu berubah, tidak kekal, serta datang
dan pergi dengan cepat. Individu akan selalu mengejar hal yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 83
terhadap pikiran. Hal ini serupa dengan definisi mindfulness dalam Didonna
perhatian pada napas. Melalui fokus pada napas, individu dapat memperoleh
dapat dicapai karena menurut BPM (Grabocav et al., 2011), kualitas setiap
pada napas, meditator dapat menyadari bahwa tidak ada kualitas napas yang
dikejar dan tidak disadari, napas akan tetap terjadi tanpa intevensi diri (not-
self).
momen here and now. Perls (dalam Schultz, 1991) menyatakan bahwa
momen here and now adalah hal yang penting karena merupakan satu-
satunya kenyataan yang ada. Masa lampau dan masa depan adalah sesuatu
yang tidak riil. Dengan demikian, kelekatan terhadap masa lampau ataupun
individu seutuhnya. Dengan fokus pada momen here and now, para
meditator cenderung tidak melekat pada hasil yang diharapkan dari praktik
tidak melekat pada hasil merupakan hal radikal, khususnya dalam konteks
intervensi klinis.
sensasi-sensasi serta segala hal yang terjadi dalam pikiran menjadi lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 85
mudah untuk disadari. Kesadaran yang terhanyut dalam aliran pikiran juga
dicegah.
mindfulness
ternyata juga dirasakan pada tubuh meditator secara otomatis sehingga para
meditator merasa tubuh mereka menjadi lebih sehat dan nyaman. Para
sehingga tubuh menjadi lebih sehat. Menurut Baer (2003), meskipun praktik
relaksasi.
segala hal yang terjadi di pikiran. Dengan kata lain, pikiran yang fleksibel
menerima diri, tetapi juga karena kemampuan untuk fokus pada momen
here and now. Dengan fokus pada momen saat ini, para meditator menjadi
lebih terbuka terhadap lingkungan dan diri. Oleh karena itu, fleksibilitas ini
menyadari dan menerima segala hal yang terjadi di pikiran, sikap para
Dengan adanya pengendalian diri, gaya hidup para meditator menjadi lebih
teratur.
yang muncul dalam diri (Collard et al., 2008). Coffey et al. (2008) juga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 87
Sikap yang lebih adaptif juga nampak dalam kemampuan untuk lebih
maupun aversi. Dalam BPM (Grabovac et al., 2011), kondisi ini disebut
tersebut, orang lain yang berada di sekitar para meditator juga memunculkan
sikap positif. Karena belum adanya referensi dari penelitian maupun sumber
empiris lain, maka hal ini perlu diperiksa keakuratannya pada penelitian-
penelitian selanjutnya.
tidak dapat dipenuhi oleh hal-hal eksternal. Dengan demikian, cara untuk
pemahaman yang didapat melalui praktik ini dimaknai oleh para meditator
segala hal di pikiran hanyalah fenomena sensoris, bukan bagian dari diri.
realitas dihayati oleh para meditator sebagai kondisi ketika individu tidak
ini. Hal ini juga dimaknai para meditator sebagai kondisi ketika individu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 89
tidak lagi memiliki kebutuhan dan dapat merasa nyaman dengan diri
realitas dalam momen saat ini. Hal ini konsisten dengan hasil penelitian
yang juga berorientasi pada momen saat ini, seperti makna kebahagiaan
pada subyek dari kelompok usia lebih tua. Meskipun dapat dilihat bahwa
mindfulness yang dijalani oleh para meditator atau karena usia mereka
yang berbeda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
90
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
menerima diri dan momen saat ini seutuhnya. Dengan dilakukannya hal ini,
pikiran dan sikap berkembang menjadi lebih adaptif. Selain itu, praktik
dimaknai sebagai kondisi ketika individu dapat menerima realitas yang ada
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 92
akurat.
B. KEKUATAN PENELITIAN
kontekstual.
C. KETERBATASAN PENELITIAN
mencapai titik jenuh. Oleh karena itu hasil dari penelitian ini belum dapat
D. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Collard, P., Avny, N., Boniwell, I. (2008). Teaching mindfulness based cognitive
therapy (MBCT) to students: The effects of MBCT on the levels of
mindfulness and subjective well-being. Counselling Psychology
Quarterly, 21(4), 323-336, doi: 10.1080/09515070802602112
Eid, M., Larsen, R. J. (2008). The science of subjective well-being. New York:
The Guilford Press.
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 95
Heeren, A., Van Broeck, N., Philipot, P. (2009). The effects of mindfulness on
executive process and autobiographical memory specificity.
Behaviour Research and Therapy, 47(5), 403-409, doi:
10.106/j.brat.2009.01.017
Kabat-Zinn, J. (1990). Full catastrophe living: using the wisdom of your body and
mind to face stress, pain, and illness. New York: Delacourt.
Kabat-Zinn, J., Massion, M. D., Kristeller, J., Peterson, L. G., Fletcher, K. E.,
Pbert., L., et al. (1992). Effectiveness of a meditation-based stress
reduction program in a treatment of anxiety disorders. American
Journal of Psychiatry, 149, 936-943.
Luhman, M., Hoffman, W., Eid, E,m Lucas, R. (2012). Subjective well-being and
adaptation to life events: A meta-analysis. Journal of Personality &
Social Psychology, 102(3), 592-613, doi :10.1037/a0025948
Mogilner, C., Kamvas, S. D., Aaker, J. (2011). The shifting meaning of happiness.
Social Psychology and Personality Science, 2(4), 395-402, doi:
10.1177/1948550610393987
Padash, Z., Dehnavi, S. R., Botlani, S. (2012). The study of efficacy of cognitive
therapy basis on positive psychology on subjective well being.
International Journal of Business and Social Science, 3(10), 202-207.
Sartono, A. (2012, Juni 21). Hujan aneh di sekitar kedhung. Koran Merapi, h.12.
Teasdale, J. D., Williams, J. M., Soulsby, J. M., Segal, Z. V., Ridgeway, V. A.,
Lau, M. A. (2000). Prevention of relapse/recurrence in major
depression by mindfulness-based cognitive therapy. Journal of
Consulting and Clinical Psychology, 68, 615-623.
Wrosch, C., Amir, E., Miller, G. (2011). Goal adjustment capacities, coping, and
subjective well-being: The sample case of caregiving for a family
member with mental illness. Journal of Personality and Social
Psychology, 100(5), 943-936, doi: 10.1037/a0022873
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 99
H. Pemaknaan kebahagiaan
1. Kebahagiaan dicapai dengan terpenuhinya keinginan secara 37
seimbang
2. Kebahagiaan dicapai dengan kehidupan yang seimbang 39
3. Kebahagiaan dicapai dengan hidup ringan dan tidak 32
melekat pada masalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI 112