Anda di halaman 1dari 19

APLIKASI TERAPI ISLAM MELALUI MUHASABAH, MURAQABAH,

DAN AIR (HYDROTERAPI)


(Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikoterapi Islam)

Dosen Pengampu:
Tri Riwayatiningsih, M. Kes

Dibuat oleh: Kelompok 9


Annisa Fitri 2141040057
Fatmah Islamiyah 2141040063
Nadia Askha Fitriani 2141040075

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM FAKULTAS


DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN RADEN INTAN LAMPUNG
1445 H/2023 M
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-
Nya sehingga makalah dengan berjudul Aplikasi Terapi Islam Melalui Muhasabah, Muroqobah,
dan Air (hydroterapi) dapat selesai. Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas kelas Bki-
c dari ibu Tri Riwayatiningsih, M.Kes selaku dosen pengampu. Selain itu, penyusunan makalah
ini bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Aplikasi Terapi Islam Melalui
Muhasabah, Muroqobah, dan Air (hydroterapi).

Pemakalah menyampaikan ucapan terima kasih, kepada ibu Tri Riwayatiningsih, M.Kes
selaku dosen pengampu. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan pemakalah
berkaitan dengan topik yang diberikan. Pemakalah juga mengucapkan terima kasih yang
sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Pemakalah menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu pemakalah memohon maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan
yang pembaca temukan dalam makalah ini. Pemakalah juga mengharap adanya kritik serta saran
dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Bandar Lampung, 26 November 2023

Pemakalah

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i


KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ................................................................................ 4
1.2 RUMUSAN MASALAH.................................................................................................. 5
1.3 TUJUAN MASALAH ...................................................................................................... 5
BAB 2 PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
2.1 APLIKASI TERAPI ISLAM MELALUI MUHASABAH .......................................... 6
2.1.1 Muhasabah Dalam Psikoterapi Islam.............................................................................. 6
2.1.2 Tujuan Muhasabah .......................................................................................................... 7
2.1.3 Aspek-Aspek Muhasabah ............................................................................................... 8
2.1.4 Indikator Keberhasilan Proses Terapi ............................................................................. 9
2.2 APLIKASI TERAPI ISLAM MELALUI MURAQABAH .......................................... 10
2.2.1 Pengertian Muraqabah .................................................................................................... 10
2.2.2 Tujuan Muraqabah .......................................................................................................... 11
2.2.3 Macam-Macam Muraqabah ............................................................................................ 12
2.2.4 Indikator Keberhasilab Proses Terapi ............................................................................. 13
2.3 APLIKASI TERAPI ISLAM MELALUI AIR (HYDROTERAPI) ............................ 14
2.3.1 Pengartian Air (Hydroterapi) .......................................................................................... 14
2.3.2 Tujuan Terapi Air (Hydroterapi) .................................................................................... 15
2.3.3 Jenis-Jenis Terapi Air (Hydroterapi) .............................................................................. 16
2.3.4 Indikator Keberhasilan Proses Terapi ............................................................................. 17
BAB 3 PENUTUP .................................................................................................................. 18
3.1 KESIMPULAN ................................................................................................................ 18
3.2 SARAN .............................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 19

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Akhlak adalah salah satu kategori yang sangat berperan dalam menentukan kualitas
perjalanan hidup manusia. Sebagai sifat yang tertanam dalam jiwa, akhlak perlu dididik dan
dibentuk dengan berbagai usaha dan terapi yang dapat melatih dan membiasakan jiwa untuk
berakhlak baik serta menghindari akhlak yang buruk.

Muhasabah bagi al-Ghazali merupakan salah satu bentuk pendidikan akhlak yang berupaya
memahami keadaan diri dengan menjaga perhatian hanya kepada Allah (muraqabah), sehingga
akhlak yang dibentuk dengan konsep muhasabah ini benar-benar berasal dari hati yang tulus dan
bersandar pada Allah dan muraqabah merupakan seseorang yang menjaga hati dan jiwanya, untuk
mendapatkan wawasan tentang hubungan seseorang dengan penciptanya, dan lingkungannya.
Muraqabah adalah tradisi yang banyak ditemukan dalam tarekat Sufi.

Hydrotherapy atau bisa artikan menjadi terapi air merupakan sebuah metode perawatan
dan penyembuahan dengan mengunakan air sebagai medianya untuk mendapatkan efek-efek terapi
(Chaiton, 2002). Dalam terapi air ini penggunaan air bisa digunakan karena faktor buoyancy
(keterapungan) baik dikolam renang maupun di kolam terapi dalam kondisi baik secara internal
maupun eksternal dan pada suhu yang bervareasi panas, hangat, netral, dingin untuk mendapatkan
manfaat dan kesehatan dari terapi air. Hydrotherapy mencakup perawatan terapeuntik seperti
sauna, mandi kaki, terapi kontras, mandi uap, pembersihan usus besar dan mandi sitz. Beberapa
keuntungan yang diperoleh dari terapi air, yaitu untuk mencegah flu/demam, menyembuhkan
kelelahan, memperbaiki fertilitas, meningkatkan fungsi imunitas, meningkatkan energy tubuh, dan
membantu melancarkan sirkulasi darah (Chaiton, 2002).

4
1.2 RUMUSAN MASALAH

1) Bagaimanakah Aplikasi Terapi Islam Melalui Muhasabah?


2) Bagaimanakah Aplikasi Terapi Islam Melalui Muraqabah?
3) Bagaimanakah Aplikasi Terapi Islam Melalui Air (Hydroterapi)?

1.3 TUJUAN MASALAH

1) Mengetahui bagaimana aplikasi terapi islam melalui muhasabah.


2) Mengetahui bagaimana aplikasi terapi islam melalu muraqabah.
3) Mengetahui bagaimana aplikasi terapi islam melalui air (Hydroterapi).

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 APLIKASI TERAPI ISLAM MELALUI MUHASABAH

2.1.1 Muhasabah Dalam Psikoterai Islam

Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghisab atau menghitung. Dengan
kata lain muhasabah bisa diartikan dengan evaluasi atau proses menilai diri sendiri.
Muhasabah adalah salah satu ajaran Islam yang dapat digunakan untuk membantu seseorang
dalam menangani masalah. Ajaran Islam seperti yang termuat dalam Alquran dan Hadis Rasulullah
saw memerintahkan supaya umat Islam selalu melakukan instropeksi dan evaluasi terhadap dirinya
sendiri.

Menurut Prawitasari, 1993 (dalam Subandi, 2000) istilah psikoterapi (dankonseling)


memiliki pengertian sebagai suatu cara yang dilakukan oleh para profesional (psikolog,
psikiater, konselor, dokter, guru, dsb.) dengan tujuan untuk menolong klien yang mengalami
problematika psikologis. Lebih lanjut Prawitasari menjelaskan tentang tujuan psikoterapi secara
lebih spesifik meliputi beberapa aspek kehidupan manusia antara lain:

1) Memperkuat motivasi untuk melakukan hal-hal yang benar.


2) Mengurangi tekanan emosi melalui pemberian kesempatan untukmengekspresikan
perasaan yang dalam.
3) Membantu klien mengembangkan potensinya.
4) Mengubah kebiasaan dan membentuk tingkah laku baru.
5) Mengubah struktur kognitif.

Allah swt berfirman sebagaimana yang tercantum dalam surah al-Hasyr ayat 18 yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiapdiri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada
Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamukerjakan.”

6
Selanjutnya Rasulullah saw., bersabda: Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa
beliau berkata, ‘Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta
beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya
mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Turmudzi, ia
berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’)

Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian
untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari
kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia. Berdasarkan ayat 18 surah al-Hasyr
dan Hadis Rasulullah saw di atas, maka setiaporang muslim dituntut untuk selalu melakukan
muhasabah

2.1.2 Tujuan Muhasabah

Muhasabah artinya mengadakan perhitungan dan kritik, atau evaluasi olehdirinya sendiri
terhadap apa yang sudah, sedang, dan akan dikerjakannya (Jaelani,2000). Evaluasi terhadap diri
sendiri meliputi evaluasi terhadap pemanfaatan umurnya dari waktu ke waktu dan hal-hal yang
telah dilakukan oleh anggota tubuhnya, termasuk oleh fikirannya, kata-katanya, dan sebagainya.

Kita bisa memulai proses muhasabah dengan melangkah mundur dari kehidupan kita dan
mengamati keadaan yang melibatkan diri kita sekarang hubungan kita denganorang-orang,
pekerjaan, rumah, dan komunitas sosial yang lebih luas. Sediakan waktu untuk memeriksa motif-
motif yang menyertai keterlibatan diri kita dalam aktivitas-aktivitas tertentu; selamilah harapan-
harapan kita terhadap orang-orang tertentu; tanyakan mengapa kita memprakarsai cara-cara
tertentu dalam bertindak, Rasululloh SAW menyuruh kita ber-muhasabah setiap hari.

Terlebih menjelang tidur, sebagai sarana kita menutup hari dengan syukur (ketika menemukan
kebaikan telah kita lakukan) atau taubat (ketika menjumpai dosa dan kesalahan telah dikerjakan).
Kita menghitung apa saja kebaikan yang sudah dikerjakan hari ini dan keburukan apa saja yang
telah dilakukan. Kemudian berpikir untuk menentukan langkah apa yang akan kita lakukan untuk
meningkatkan kebaikan dihari esok dan mencegah agar tak mengulang melakukan dosa. Semakin
sering kita melakukan muhasabah, kita akan semakin lebih berhati-hati dalam berbuat.

7
2.1.3 Aspek-Aspek Muhasabah

Terdapat beberapa aspek untuk dimuhasabahi oleh para muslim, yaitu sebagai berikut:

1) Aspek ibadah
Pertama kali yang harus dievaluasi setiap muslim adalah aspek ibadah. Karena ibadah
merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini. [QS. Adz-Dzaariyaat
(51): 56].
2) Aspek pekerjaan dan perolehan Rizki
Aspek kedua ini sering kali dianggap remeh atau bahkan ditinggalkan dan tidak diperlukan
oleh kebanyakan kaum muslimin karena sebagian menganggap bahwa aspek ini adalah
urusan duniawi yang tidak memberikan pengaruh pada aspek ukgrowinya sementara dalam
sebuah hadis rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud ra dari
Nabi Muhammad saw bahwa beliau bersabda, “Tidak akan bergerak tapak kaki ibnu Adam
pada hati kiamat, hingga ia ditanyai tentang lima perkara yaitu umurnya untuk apa
dihabiskan, masa mudanya kemana dipergunakan, hartanya darimana ia memeperolehnya
dan kemana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengalamannya” (HR. Turmudzi).
3) Aspek kehidupan sosial keislaman
Aspek yang tidak kalah penting untuk dievaluasi adalah aspek kehidupan sosial dalam
artian hubungan muamalah akhlak dan adab dengan sesama manusia karena kenyataannya
aspek ini juga sangat penting sebagaimana yang digambarkan oleh Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam dalam sebuah hadis
Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, 'Tahukah kalian siapakah orang
yang bangkrut itu?' Sahabat menjawab, 'Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang
yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan.' Rasulullah saw. bersabda,
'Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan
(pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa)
menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain.
Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga
manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah

8
dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api
neraka. (HR. Muslim)
Melalaikan aspek ini, dapat menjadi orang yang muflis sebagaimana digambarkan
Rasulullah saw. dalam hadits di atas. Datang ke akhirat dengan membawa pahala amal
ibadah yang begitu banyak, namun bersamaan dengan itu, ia juga datang ke akhirat dengan
membawa dosa yang terkait dengan interaksinya yang negatif terhadap orang lain;
mencaci, menuduh, memfitnah, memakan harta tetangganya, dsb. Sehingga pahala
kebaikannya habis untuk menutupi keburukannya. Bahkan karena kebaikannya tidak
cukup untuk menutupi keburukannya tersebut, maka dosa-dosa orang-orang yang
dizaliminya tersebut dicampakkan pada dirinya. Hingga jadilah ia tidak memiliki apa-apa,
selain hanya dosa dan dosa, akibat tidak memperhatikan aspek ini.

2.1.4 Indikator Keberhasilan Proses Terapi

Metode muhasabah merupakan metode mawas diri, dimana metode ini lebih
mengedepankan hati nurani untuk mengetahui baik buruknya perilaku dan juga sebagai bentuk
tanggung jawab perilaku (Permad, 1985). Secara teknis bisa dikatakan sebagai metode introspeksi
diri, dimana individu menela’ah apa yang sudah dilakukan, kalau perbuatannya ada yang kurang
baik maka maka introspeksi diri ini merupakan latihan dengan keteguhan hati untuk menjadi
manusia yang lebih baik lagi (Abdullah Hadziq, 2005).

Ada enam tahapan dalam melakukan muhasabah menurut al-Ghazali, antara lain:

1) Musyarathah (penetapan syarat).


Melakukan segala sesuatu dengan menetapkan berbagai syarat dengan pemikiran
mendalam dengan mengukur manfaat dan keuntungan yang diperoleh baik dunaiwi
maupun ukhrowi.
2) Muraqabah (mengawasi)
Mawas diri dengan menyakini bahwa Allah selalu mengawasi perilaku kita sehingga
menimbulak kehati-hatian dalam berprilaku (Al-Ghazali, 1996). Karena dalam kehidupan
manusia bersifat dinamis dalam berinteraksi dengan lingkungannya (Al-Ghazali, 1996).
3) Muhasabah (introspeksi diri)

9
Berusaha menela’ah apa yang sudah dilakukan dan berusaha memperbaiki kesalahan
dengan tidak mengulangnya kembali (Abu Ziyad, 2007).
4) Mu’aqabah (menghitung diri atas segala kekurangan)
Dengan menghitung kesalahan manusia menjadi tau perbuatannya merugikan diri sendiri
dan orang lain, sehingga ada usaha untuk memberi hukuman pada diri sendiri untuk tidak
melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah (Al-Ghazali, 1996).
5) Mujahadah (bersungguh-sungguh)
Bersungguh-sungguh dalam setiap introspeksi diri sebagai bahan pertimbangan dalam
melakukan perbuatan yang tidak diridhoi Allah. Kesungguhan dalam berintrospeksi
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam muhasabah, karena besungguh-sungguh
merupakn betuk tanggung jawab kita pada Allah pada semua amal perbuatan yang kita
lakukan.
6) Mu’atabah (mencela diri)
Tahapan ini merupakan tahapan untuk mengajarkan diri untuk selalu rendah diri dengan
menasehati diri sendiri untuk selalu melakukan semua perintah Allah dan menjaduhi
larangan Allah (Al-Ghazali, 1996). Penting bagi individu untuk memberikan sanksi dan
menasehati diri sendiri denagn terus melatih diri dengan selalu rendah diri dan
membiasakan sikap tawadhu’ dalam kehdiupan sehari-hari.

Metode muhasabah dalam psikologi dilakukan dengan kesadaran beragama untuk diterapkan
dalam kehidupan sebagai alternatif penanganan problematika kehidupan manusia disesuaikan
dengan ajaran Islam dengan introspeksi diri dari perbuatan tercela yang dilakukan sehingga
manusia memperbaiki diri untuk tidak menulang lagi perbuatan tersebut, kemudian melakukan
perbuatan yang terpuji sebagai usaha untuk mencapai penyucian jiwa (tazkiyatun nafs).

2.2 APLIKASI TERAPI ISLAM MELALUI

2.2.1 Pengrtian Muraqabah

Secara bahasa muraqabah berasal dari isim masdar (kata dasar) raqaba, yang berarti
memerhatikan, menyaksikan, mengawasi. Muraqabah sendiri secara bahasa berarti pengawasan,

10
pemerhatian, Imam al-Ghazali dalam Asmaran, (2002:77) mengatakan perkataan muraqabah sama
artinya dengan Ihsan. Sedangkan menurut Abu Zakaria Ansari, kata muraqabah jika dilihat dari
segi bahasanya (etimologi) dapat diartikan dengan “selalu memperhatikan yang diperhatikan”.

Secara istilah (Asmaran, 2002:77), muraqabah dikatakan: “senantiasa memandang dengan hati
kepada Allah dan selalu memperhatikan apa yang diciptakanNya dan tentang hukum-hukumNya”.
Jadi, sesuai dengan pengertian ini bahwa muraqabah itu merupakan sikap mental yang senantiasa
melihat dan memandang, baik dalam keadaan bangun/jaga atau tidur, baik dalam keadaan bergerak
atau diam, baik diwaktu lapang atau susah. Dalam mempraktekkan sikap muraqabah harus
dibarengi dengan mujahadah (bersungguh-sungguh dalam menempuh kebaikan), dan muraqabah
dapat dicapai oleh seseorang apabila ia mengadakan muhasabah (memperhitungkan ulang
terhadap perilaku-perilaku dan amal perbuatan sendiri yang telah dilakukan [self-correction].

2.2.2 Tujuan Muraqabah

Melalui muraqabah seseorang menjaga hati dan jiwanya, untuk mendapatkan wawasan
tentang hubungan seseorang dengan penciptanya, dan lingkungannya. Muraqabah adalah tradisi
yang banyak ditemukan dalam tarekat Sufi. Hakikat muraqabah ialah perhatian yang terjaga dan
terarah hanya kepada Allah. Adapun tujuannya adalah keadaan hati yang terarah hanya kepada
Allah, yang dihasilkan oleh ma’rifah. Dengan keadaan hati seperti ini, maka akan menjadi sebab
dilakukannya kebaikan oleh hati itu sendiri dan anggota tubuh lainnya.

Muraqabah sangat dibutuhkan dalam mengarahkan perbuatan seorang hamba agar selalu
diniatkan karena Allah dan ditujukan kepada Allah. Al-Ghazali mengutip beberapa ayat al-Qur’an
sebagai berikut: َ

“Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat (segala perbuatannya)”. (al-
Alaq ayat 14).

Menurut Quraish Shihab, ayat di atas mengisyaratkan penyebab kesewenang-wenangan dan


kedurhakaan. Kesadaran akan kehadiran Tuhan di alam raya ini serta pengetahuan-Nya akan gerak
langkah serta detak detik hati manusia akan mengantar kepada kesadaran akan jati diri manusia
serta peran yang harus diembannya dalam kehidupan ini.

11
Adapun orang-orang yang bermurȃqabah, terbagi menjadi dua derajat:

1) Murȃqabah-nya para muqarrabîn (orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah)


Dari golongan orang-orang as-shiddiqîn. Orang-orang yang ber-murȃqabah dengan derajat
pertama ini adalah orang-orang yang hatinya tenggelam dalam perhatian kepada Allah,
sehingga anggota tubuhnya tidak tertarik kepada melakukan hal-hal yang diperbolehkan
(almubȃhȃt), terlebih lagi hal-hal yang dilarang.
2) Murȃqabah-nya orang-orang yang wara’ dari golongan kanan (aṣhȃbul yamîn).
Mereka adalah orang-orang yang memiliki keyakinan yang kuat bahwa Allah melihat sisi
zahir dan batin dari hati mereka. Akan tetapi hati yang seperti ini tidak terlalu tenggelam
dalam perhatian kepada Allah. Mereka tetap melakukan amal atau perbuatan yang
diperbolehkan disertai dengan al-murȃqabah, yang didasari atas rasa malu kepada Allah.

2.2.3 Macam Macam Muraqabah

Macam macam muraqabah sebagai berikut

1) Muraqabah al-Ahadiyyah
Artinya seorang hamba merasa kehadiran Allah di dalam hatinya dan memperhatikan
kepada sifat Ke-Esa-an Allah SWT, mengi’tikadkan bahwa sesungguhnya Allah itu Esa
Sifat, Zat, Af’al (perbuatan)Nya, dan hal tersebut tidak terbatas kesempurnaannya. Firman
Allah: “Katakanlah: Dialah Allah Yang Maha Esa.” (QS. Al-Ikhlas [112]: 1).
2) Muraqabah al-Ma’iyyah
Artinya seorang hamba merasa kehadiran Allah di dalam hatinya bahwa Allah mengawasi
penglihatan hati manusia, Allah ada dimana kita berada dan menjaga seluruh maupun
sebagian dari organ tubuh dari perilaku yang buruk. Firman Allah “Dan Dia (Allah SWT)
bersama mu dimana pun kamu berada” (QS: al-Hadid [57]: 4).
3) Muraqabah al-Aqrabiyyah
Artinya seorang hamba merasa kehadiran Allah di dalam hatinya bahwa hamba selalu
mawas diri kepada sifat lebih dekatnya Allah kepada dirinya dibandingkan dekatnya urat
leher manusia, pendengaran telinga, penglihatan mata, penciuman hidung, pengecap lidah,
peraba kulit, pikiran hati, dan seluruh anggota tubuh lainnya. Kemudian hamba

12
mengiktikadkan bahwa Allah lebih dekat darinya dalam arti dekat ma’nawy (tidak bisa
diketahui cara, tingkah lakunya), kemudian hamba memikirkan penciptaan Allah kepada
seluruh Alam dan isinya. Firman Allah: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia
dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari
pada urat lehernya” (QS: Qaaf [50]:16).
4) Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Ula
Artinya seorang hamba merasakan kehadiran Allah dalam hatinya bahwa Allah mencintai
hambaNya dengan pahala dan ridhaNya, dan hamba juga mencintaiNya pada maqam yang
pertama dengan berbagai cara mendekatkan diri kepadaNya, dengan menjalankan ibadah
wajib kemudian ibadah sunnah karena mengharap keridhaanNya, dan menjauhi
kemurkaanNya. Mengingat kepada nilai dari Asmau al-Husna yang berjumlah 99,
merenungkan indahnya penciptaan Allah yang tidak ada hujungnya kita memikirkannya.
5) Muraqabah al-Mahabbah fi al-Daerah al-Tsaniyyah
Artinya seorang hamba merasakan kehadiran Allah dalam hatinya bahwa Allah mencintai
hambaNya dan hamba mencintaiNya pada maqam yang kedua, mengiktikadkan bahwa
Allah mempunyai sifat ma’ani (qudrat, iradat, ilmu, hayat, sama’, bashar, dan kalam) dan
ma’nawiyyah (qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran, dan mutakalliman).

2.2.4 Indikator Keberhasialan Proses Terapi

Muraqabah memiliki makna dapat membuat seseorang lebih berhati-hati dalam bertindak,
jika dilakukan terus menerus akan timbul kebiasaan melekat pada diri individu sebagai sebuah
karakter atau dengan makna lain muraqabah menuntun individu untuk mengintrospeksi dirinya
menjadi pribadi yang lebih baik serta diimplementasikan dalam kehidupannya.

Muraqabah diharapkan dapat menjadi solusi dari masalah yang dihadapi oleh seorang individu.
Menerapkan nilai-nilai muraqabah diharapkan mampu membentengi dan mengarahkan individu
untuk sesuai dengan ketentuan agama, sosial, dan budaya. Muraqabah memiliki peran penting
dalam membentuk karakter seseorang, sebab dengan muraqabah individu dapat
mempertimbangkan tindakan yang akan dilakukannya sesuai dengan syariat Islam.

13
Keuntungan yang didapatkan oleh individu yang mampu bermuraqabah yaitu dapat
menjaga kesucian dalam dirinya karena selalu berusaha mendekatkan dirinya kepada Allah agar
dapat meraih ridha-Nya. Tujuan dari muraqabah sebagai landasan untuk beribadah kepada Allah.
Hal ini disebabkan orang yang mulia adalah orang yang mampu melahirkan perilaku yang mulia.

2.3 APLIKASI TERAPI ISLAM MELALUI AIR (HYDROTERAPI

2.3.1 Pengertian Air (Hydroterapi)

Air merupakan unsur utama penyusun kehidupan bagi makhluk hidup, khususnya manusia
dalam melakukan aktivitas. Pemanfaatan air bagi kelangsungan hidup manusia tidak hanya
sekedar pemenuhan kebutuhan sehari-hari dalam melaksanakan aktivitas secara umum, seperti
minum, mandi, dan lainnya. Air ternyata mempunyai peran sangat penting bagi proses kehidupan
yang ada dan terjadi di dalam tubuh manusia.
Kesadaran manusia akan pentingnya peran air dalam kehidupannya kini semakin
meningkat. Telah banyak penelitian dilakukan oleh para ahli berkaitan dengan air yang
menghasilkan berbagai temuan pemanfaatan air bagi manusia. Salah satu temuan yang telah
berkembang dan populer saat ini adalah air merupakan salah satu obat terbaik untuk
menyembuhkan berbagai penyakit. Air ternyata mampu memberikan efek pengobatan terhadap
berbagai jenis penyakit manusia, air sebagai media untuk menyembuhkan penyakit pada dasarnya
telah berkembang sejak lama dan dengan beragam cara yang berbeda untuk setiap suku, tradisi,
tempat, wilayah atau negara, khususnya dalam dunia pengobatan tradisional/alternatif. Hal ini
dapat dilihat dari fenomena seperti masyarakat di pelosok daerah menggunakan air yang diberi
doa, mantra atau sejenisnya untuk menangkal berbagai penyakit fisik dan non fisik. Metode
tersebut telah berlangsung turun-temurun dan menjadi tradisi, yang sampai saat ini
masih digunakan.
Menggunakan air sebagai terapi bukanlah konsep baru, metode ini telah digunakan berabad-abad
lalu dalam berbagai kebudayaan seperti Cina, Jepang, Mesir, Yunani, dan Romawi. Misalnya,
orang-orang Yunani menjadikan mandi sebagai terapi, begitu pula bangsawan mesir yang
menambahkan bunga dan minyak esensial kedalam air mandi mereka. Hippocrates, yang dijuluki
sebagai bapak kedokteran menyarankan mandi di mata air untuk meringankan berbagai penyakit.
Pada abad ke-19, Pastor Sebastian Kneipp seorang biarawan dari Bavaria, merupakan orang yang
berjasa menghidupkan Kembali terapi air.
Hydroterapi berasal dari dua kata Yunani yaitu “hudor” yang berarti air dan “therapeia”
yang berarti penyembuhan. Jadi Hydroterapi adalah metode pengobatan menggunakan air untuk
mengobati penyakit atau meringankan kondisi yang menyakitkan dan merupakan metode terapi
dengan pendekatan “Lowtech” dengan mengandalkan respon-respon tubuh terhadpa air, air bisa

14
menjadi media untuk meningkatkan relaksasi tubuh karena di dalam air anggota tubuh yang sulit
digerakkan di darat karena adanya kekuatan otot dan persendian, akan lebih mudah digerakkan
dan dilatih kelenturannya. Hidroterapi terkait dengan terapi hidrotermal, dimana suhu air yang
diubah-ubah digunakan untuk menyembuhkan. Hydroterapi dapat digunakan dalam bentuk
apapun, termasuk es dan uap, baik secara internal maupun eksternal untuk menyembuhkan
penyakit.

2.3.2 Tujuan Terapi Air (Hydroterapi)


Tujuan utama hidroterapi adalah meredakan gejala seperti nyeri dan kekakuan, namun terapi
ini bisa digunakan untuk membantu mengatasi beberapa kondisi medis tertentu, yaitu sebagai
berikut:
1) Untuk meredakan rasa sakit, terapi air juga memiliki manfaat untuk mengurangi rasa sakit
karena air memiliki sifat untuk mengurangi tekanan sendi, terapi air atau hydroterapi juga
memberikan manfaat yang signifikan untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan
kesehatan, terutama yang berkaitan dengan syaraf dan otot.
2) Meningkatkan kesehatan mental, terapi hydroterapi juga cocok untuk mereka yang
memiliki gangguan kesehatan mental, Bahkan, menurut Pusat Pengendalian dan
Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), hidroterapi sangat baik untuk pengidap
fibromyalgia. Ini karena terapi tersebut dapat mengurangi kecemasan dan depresi.
Menariknya lagi, terapi air ini juga berguna untuk meningkatkan suasana hati, yang
memiliki keterkaitan dengan kesehatan mental.
3) Untuk mengatasi radang sendi, pengidap beberapa radang sendi atau arthritis juga dapat
merasakan manfaat kesehatan dari terrapin air.
4) Untuk membantu proses pemulihan pasca olahraga, Sebagian atlet terkadang
menggunakan berbagai bentuk terapi air hangat dan dingin secara bergantian usai
berolahraga. Banyak yang percaya bentuk hidroterapi yang kontras ini dapat membantu
proses pemulihan dari latihan keras. Selain itu, hidroterapi tersebut juga dapat
menghindari nyeri otot yang rentan terjadi pasca berlatih.
5) Untuk menyembuhkan penyakit dan kemudahan segala hal, dalam hal ini biasanya air
yang digunakan adalah air yang sudah didoakan oleh orang “alim” atau ustadz, kiyai,
syekh, ulama, dll. Air akan di doakan dengan bacaan-bacaan entah itu doa, ayat Al-
Qura’an atau bacaan lainnya kemudian ditiupkan ke air yang ada di botol atau wadah. Air
yang sudah di doakan itu dipercaya dapat dihilangkan penyakit yang diderita,
mendapatkan keselamatan, serta dimudahkan dan dilancarkan segala urusan yang di
hadapi.

15
2.3.3 Jenis-Jenis Terapi Air (Hydroterapi)
Ada beberapa jenis terapi hydroterapi yang umum digunakan, yaitu sebagai berikut:
1) Mandi kneipp, dinamakan mandi kneipp karena pertama kali dipopulerkan oleh seorang
warga Jerman bernama Sabastian Kneipp. Mandi kneipp dilakukan dengan menggunakan
air panas dan air dingin di dua tempat yang berbeda missal dua bak rendam atau dua kolam
renang dengan air yang satu panas dan yang satunya dingin.
2) Sauna dan uap, dalam sebuah sauna bebatuan dipanaskan sedemikian rupa sehingga ketika
disiram air akan menghasilkan panas yang kering dan bersifat mengisap keluar racun,
dalam ruangan uap air dipanaskan sedemikian rupa sehingga menguap seperti uap air dari
ketel yang dipompakan ke ruangan tertutup sehingga menciptakan panas basah. Sauna dan
uap membantu mengeluarkan racun melalui keringat sekaligus pembersihan kulit,
pengeluaran racun dilakukan oleh panas kering dan pembersihan kulit dilakukan oleh panas
basah.
3) Pijat dengan es, jenis ini dapat digunakan pada semua cedera otot, peradangan, dan
pembengkakan di sendi, sakit kepala, dan wasir. Dengan membuat butiran-butiran es batu
yang dimasukan dalam handuk tipis kemudian masukan kedalam plastic tertutup, tekan
pada daerah nyeri selama 30 menit dan dapat diulang setiap 1 jam.
4) Kompres dingin dan panas bergantian, metode ini merupakan pengobatan standae pada
hidroterapi. Kompres dapat dilakukan seluruh tubuh, dapat dilakukan dengan berbaring
dalam posisi terlentang, pertama-tama gunakan kompres panas dengan handuk yang
sebelumnya dicelup dengan air panas kemudian dilapisi lagi dengan selimut, setelah 20
menit kemudian ganti dengan handuk dingin. Tubuh kita akan bereaksi dengan perubahan
temperatur ini akan meningkatkan aliran darah ke organ dalam sehingga tidak hanya
meningkatkan sirkulasi tapi juga menstimulus sistem kekebalan tubuh.
5) Rendam air hangat, Penggunaan air hangat sebagai terapi bertujuan untuk meningkatkan
sirkulasi darah, mengurangi edema, relaksasi otot menjadi meningkat, menyehatkan
jantung, menghilangkan stres, meringankan kekakuan otot, nyeri otot, meringankan rasa
sakit, meningkatkan permeabilitas kapiler, memberikan kehangatan pada tubuh sehingga
sangat bermanfaat untuk terapi penurunan tekanan darah pada hipertensi. Jenis terapi
hidroterapi rendam air hangat ini dapat dilakukan dengan mandi air hangat dan merendam
kaki dengan air hangat.
6) Mendoakan air, dengan membawa air kepada ustadz, ulamma, kiyai, atau syekh dan lain-
lainnya. Lalu air dibacakan-bacaan doa-doa, shalawat, atau ayat Al-Quran, kemudian air
itu bisa digunakan dengan diminum, dimandikan, atau dibasuhkan. Air itu dipercaya
mempunyai kekuatan yang dapat menyembuhkan penyakit.
7) Berwudhu, jenis terapi dengan air wudhu merupakan sebuah alat yang sering dilakukan
untuk menyucikan diri, sebagai bentuk penyembuhan yang dapat mengobati luka batin
pada jiwa manusia. Dengan kesegaran air wudhu juga dapat membuat pikiran menjadi
rileks dan kembali segar dan membuat hati menjadi tentram dan damai.

16
2.3.4 Indikator Keberhasilan Proses Terapi

Terapi air (hydroterapi) ini bekerja berdasarkan prinsip bahwa perawatan air dapat
menenangkan tubuh dan menenangkan pikiran, serta mengurangi beban sendi yang nyeri. Bentuk
terapi ini telah digunakan pada individu dengan arthritis, nyeri punggung bawah, cedera olahraga,
dan fibromyalgia (kondisi kesehta yang menyebabkan nyeri musculoskeletal umum disertai
kelelahan, tidur, ingatan, dan gangguan suasana hati) dengan tingkat keberhasilan yang wajar.
Penggunaan terapi air (hydroterapi) ini juga terbukti memberikan manfaat kesehatan seperti
meningkatkan aliran darah, mengatur sistem kekebalan tubuh, memperbaiki pencernaan,
mengurangi peradangan.

Studi ilmiah telah menunjukan bahwa terapi air (hydroterapi) meningkatkan kekuatan dan
kebugaran penderita arthritis dan kekuatan otot. Protokol latihan yang disesuaikan secara bertahap
membantu membangun kekuatan dan fleksibilitas sendi.

Suhu air yang spesifik memungkinkan otot yang sakit menjadi rileks, yang membantu mengatasi
kecemasan, insomnia, dan gangguan mood pada banyak individu. Karena air menopang berat
badan, selain itu air memberikan ketahanan pada persendian, meningkatkan jangkauan geraknya.

Terapi air (hydroterapi) adalah pendekatan terapeutik yang aman bagi Sebagian besar
individu asalkan dilakukan di air yang higenis dan dibawah pengawasan terlatih. Beberapa orang
melaporkan sakit kepala, pusing, mual, dan menggigil setelah sesi, tapi ini hanya berlaku sebentar.

Namun ada situasi tertentu dimana tidak bisa melakukan terapi air (hydroterapi) yaitu seperti
adanya luka terbuka atau infeksi, demam, inkontinensia, alergi klorin, kondisi jantung, dan
epilepsy. Seseorang dengan kondisi seperti itu sebaiknya konsultasikan dengan dokter dan
fisioterapi sebelum memulai terapi air (hydroterapi). Selain itu terapi air (hydroterapi) tidak dapat
menggantikan pengobatan konvensional dan obat-obatan untuk kondisi sendi dan mukuloskeletal
lanjut.

17
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghisab atau menghitung. Dengan
kata lain muhasabah bisa diartikan dengan evaluasi atau proses menilai diri sendiri.
Muhasabah adalah salah satu ajaran Islam yang dapat digunakan untuk membantu seseorang
dalam menangani masalah. Ajaran Islam seperti yang termuat dalam Alquran dan Hadis Rasulullah
saw memerintahkan supaya umat Islam selalu melakukan instropeksi dan evaluasi terhadap dirinya
sendiri.

Secara bahasa muraqabah berasal dari isim masdar (kata dasar) raqaba, yang berarti
memerhatikan, menyaksikan, mengawasi. Muraqabah sendiri secara bahasa berarti pengawasan,
pemerhatian, Imam al-Ghazali dalam Asmaran, (2002:77) mengatakan perkataan muraqabah sama
artinya dengan Ihsan. Sedangkan menurut Abu Zakaria Ansari, kata muraqabah jika dilihat dari
segi bahasanya (etimologi) dapat diartikan dengan “selalu memperhatikan yang diperhatikan”.

Menggunakan air sebagai terapi bukanlah konsep baru, metode ini telah digunakan
berabad-abad lalu dalam berbagai kebudayaan seperti Cina, Jepang, Mesir, Yunani, dan Romawi.
Misalnya, orang-orang Yunani menjadikan mandi sebagai terapi, begitu pula bangsawan mesir
yang menambahkan bunga dan minyak esensial kedalam air mandi mereka. Hippocrates, yang
dijuluki sebagai bapak kedokteran menyarankan mandi di mata air untuk meringankan berbagai
penyakit. Pada abad ke-19, Pastor Sebastian Kneipp seorang biarawan dari Bavaria, merupakan
orang yang berjasa menghidupkan Kembali terapi air.

3.2 SARAN

Dari hasil penyusunan makalah ini pemakalah menyadari bahwa makalah diatas banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Pemakalah akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu
pemakalah mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam diatas.

18
DAFTAR PUSTAKA

Najib Afif bin Arip & Mohd Zohdi bin Mohd Amin. (2022). TERAPI AIR DINGIN SEBAGAI
IKHTIAR PENYEMBUHAN MASALAH KEROHANIAN MENURUT PERSPEKTIF
SUNNAH. Journal of Ma’alim al-Quran wa al-Sunnah, vol 18 (2), 36-37.

Wardiani, Sri Rijati & Gunawan, Djarlis. (2017). AKTUALISASI BUDAYA TERAPI AIR
SEBAGAI MEDIA PENGOBATAN OLEH JAMAAH DI PESANTREN SURYALAYA
PAGERAGEUNG TASIKMALAYA. Journal Aplikasi Ipteks Untuk Masyarakat, vol 6
(1), 33-34.

Purwanto, Yadi. (2008). SENI TERAPI AIR. Journal Sosioteknologi, vol 13 (7), 383-384.

(Kabupaten et al., 2010)Kabupaten, R., Meranti, K., & Rohmat, M. (2010). Muraqabah dan
Perubahan Perilaku ( Sebuah Kajian Fenomenologi pada Jam ’ iyah Thoriqoh
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI. 1–115.

Mutmainah. (2021). Metode Muhasabah: Analisis Pendekatan Psikologi Sufistik Perspektif Al–
Ghazali. Pendidikan Dan Pranata Islam STAI Syichona Moh. Cholil Bangkalan, 12(1), 41–
51.

Wicaksana, A., & Rachman, T. (2018). Implementasi Muraqabah Terhadap Perilaku Menyontek
Pada Siswa Kleas X MA AL-ISHLAH. Angewandte Chemie International Edition, 6(11),
951–952., 3(1), 10–27. https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-
a7e576e1b6bf

(Mutmainah, 2021)Kabupaten, R., Meranti, K., & Rohmat, M. (2010). Muraqabah dan
Perubahan Perilaku ( Sebuah Kajian Fenomenologi pada Jam ’ iyah Thoriqoh
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI. 1–115.

19

Anda mungkin juga menyukai