Anda di halaman 1dari 11

Konsep Terapi Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah Untuk

Rehabilitasi Korban Narkoba


Makalah
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Tarekat Tasawuf
Dosen:
Dr. Asep Achmad Hidayat, M.Ag

Oleh:
1. Khoerunnisa Alya 1205010204
2. Salum Humaedi Dava 1205010172
3. Syalwa Amandayeta 1205010187

Sejarah Dan Peradaban Islam


Adab Dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt , karena berkat limpahan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas
tentang “Konsep Terapi Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah Untuk Rehabilitasi Korban
Narkoba”
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun banyak mendapat tantangan dan hambatan,
akan tetapi dengan bantuan berbagai pihak tantangan dan hambatan itu bisa teratasi. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Allah ‫ ﷻ‬. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai “Konsep Terapi Tarekat
Qadiriyah Naqsyabandiyah Untuk Rehabilitasi Korban Narkoba”
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat banyak kesalahan
dan kekurangan dan jauh apa yang diharapkan. Untuk itu, kami berharap adanya sarsan dan
kritik juga usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Dan semoga makalah ini dapat nermanfaat
bagi kita semua.

Bandung, November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................................iii
PENDAHULUAN...............................................................................................................................iii
A. Latar Belakang........................................................................................................................iii
B. Rumusan Masalah..................................................................................................................iv
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................iv
BAB II..................................................................................................................................................1
KONSEP TERAPI TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH UNTUK REHABILITASI
KORBAN NARKOBA........................................................................................................................1
A. Pengertian Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah...................................................................1
B. Narkoba....................................................................................................................................1
C. Metode Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dalam Penyembuhan Korban Narkoba......2
BAB III.................................................................................................................................................5
PENUTUP............................................................................................................................................5
Kesimpulan......................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep-konsep dunia tasawuf dan praktek amaliyah dalam tradisi tarekat
merupakan sumber yang sangat kaya bagi pengembangan terapi berwawasan Islami,
khususnya untuk proses dan teknik terapi. Berkaitan dengan proses pembinaan ahlak
manusia dalam dunia tasawuf dan tarekat dikenal adannya tiga tahap, yaitu: tahali
(pengosongan yang diridhoi sifat buruk dan hawa nafsu), takhalli (pengisian sifat-sifat
baik), tajalli (terungkapnya rahasia ketuhanan) (Anangsyah, 2006: 102-103)
Hal ini yang kemudian menginspirasi teknik dan metode psikoterapi Islam.
Psikoterapi Islam. Psikoterapi Islam atau sering disebut terapi pendekatan Islami
adalah bentuk khusus dari religius psychotherapy, yaitu suatu proses pengobatan
gangguan melalui kejiwaan yang didasari dengan nilai keagamaan (Islam), lihat
Mubarakh, Terapi Al-Qur’an, (Jakarta: PT Niaga Swadaya), 87. Menurut Hawari
(1998) terapi pendekatan Islami adalah proses pengobatan yang diberikan sesuai
dengan keimanan masing-masing untuk menyadarkan penderita yang diimbangi
dengan do’a dan dzikir (Hawari, 1998: 4). Sebagai terapi religius memiliki ruang
lingkup dan jangkauan yang lebih luas, tidak hanya menjangkau pada ruang lingkup
psikologis, tetapi juga lingkup moral-spiritual. Disamping itu, psikoterapi Islam tidak
hanya menaruh perhatian pada proses penyembuhan tetapi juga berorientasi pada
penekanan usaha peningkatan diri.
Saat ini banyak dijumpai ragam dan model terapi dalam proses penyembuhan
bagi para korban penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif
lainya). Selain terapi psikofarma dan farmakoterapi bagi korban penyalahgunaan
NAPZA, juga diberikan terapi non farmakologik seperti: psikoterapi dengan berbagai
variasi antara lain terapi sosial, therapiutik community, akupuntur, terapi religius dan
lain sebagainya (http//infokes.com/terapi, 2002 diakses 22 Oktober 2012).
Mintarsih (2001) mengatakan bahwa dari berbagai sistem terapi (detoksifikasi)
yang ada dan diterapkan saat ini di Indonesia pada garis besarnya terintegrasi kepada
lima sistem, yaitu sistem Cold Turkey, sistem Hydro Therapy, sistem Substitution,
sistem Rapid Detoxification dan sistem Abstinentia Totalis. Dari kelima sistem Terapi
yang disebutkan di atas dapat dibedakan kepada 2 (dua) penggolongan, masing-
masing: terapi yang menggunakan aspek religi (terapi pendekatan agama Islam)
seperti sistem Hydro Therapy dan sistem Terapi Abstinentia Totalis; dan terapi yang
tidak menggunakan aspek religi (pengamalan agama), seperti sistem Terapi Cold
Turkey, sistem Terapi Substitution dan Sistem Terapi Rapid Detoxification.
Pesantren sebagai lembaga dakwah tidak kalah penting dalam upaya
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA. Meskipun tidak semua pesantren
menyelenggarakan penyembuhan atau rehabilitasi pengguna NAPZA karena masing-

iii
masing pesantren memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Salah satu metode dakwah
yang diterapkan di Pesantren adalah thariqah. Thariqah sebagai metode dakwah juga
bisa sebagai salah satu alternatif penanggulangan NAPZA. Hal ini seperti yang telah
diterapkan oleh Pondok Pesantren Suryalaya, Tasikmalaya, Jawa Barat. Tentunya
santri biasa dengan santri pengguna NAPZA ditempatkan pada tempat yang berbeda.
Untuk itu dibuatlah Pondok khusus untuk menangani para pengguna NAPZA yang
diberi nama Pondok Remaja Inabah Beberapa pesantren di Indonesia telah
menggunakan terapi pendekatan agama Islam untuk merehabilitasi para korban
penyalahgunaan NAPZA, sebut saja Pesantren Suryalaya Tasikmalaya, Pesantren
Raudhatul Muttaqien dan AlIslamy di Yogyakarta, Pesantren Al-Ghafur di Situbondo,
Pesantren An-Nawawi di Bojonegoro serta Pesantren Al- Islamy Yogyakarta).
Yuliaturrahmah (2008), Andam (2010), Haryanto (1993), Aqib (2001) melakukan
kajian tentang penerapan terapi Inabah di Pondok Remaja Inabah Pondok Pesantren
Suryalaya. Dari hasil kajian yang dilakukan beberapa diantaranya menunjukkan
bahwa; pertama, korban penyalahgunaan Narkoba mendapatkan ketenangan dan
keyakinan diri selama mengikuti terapi Inabah di Pondok Remaja Inabah Pondok
Pesantren Suryalaya. Kedua, terapi yang digunakan di Pondok Remaja Inabah adalah
terapi zikir dan do'a sebagaimana doktrin yang diajarkan dalam TQN. Langkah-
langkah pengobatan dengan terapi ini, dilakukan secara bertahap, yaitu: tahap
penyadaran diri, tahap penyucian jiwa, tahap perawatan dan tahap pemantapan jiwa.
Adalah hal menarik untuk diungkap bagaimana penerapan metode terapi Inabah serta
bagaimana Anak Bina memaknainya. Hal ini dikarenakan jika melihat Anak Bina
yang umumnya datang dari kalangan remaja, masa pencarian identitas diri, masa
dimana bayang-bayang ketakutan tersembunyi dan perselisihan kolektif berada di dua
alam, alam keremajaan yang diliputi dengan berbagai gejolak, kebingungan orientasi
dan alam kedewasaan yang menuntut keutuhan dan keteraturan. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan gambaran tentang penerapan terapi Inabah di Inabah VII
serta gambaran pandangan Anak Bina terhadap pelaksanaan terapi Inabah yang
bersumber dari amaliyah TQN.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah?
2. Apa itu Narkoba?
3. Bagaimana Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dalam membantu rehabilitas
korban narkoba?
4. Langkah – langkah terapi Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah untuk rehabilitasi
korban Narkoba?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu tarekat qadiriyah naqsyabandiyah
2. Mengetahui apa itu narkoba
3. Mengetaui korelasi tarekat qadiriyah nasyabandiyah dalam penyembuhan korban
narkoba
4. Mengetahui Langkah – Langkah terapi rehabilitasi untuk orang korban narkoba

iv
BAB II
KONSEP TERAPI TAREKAT QADIRIYAH NAQSYABANDIYAH UNTUK
REHABILITASI KORBAN NARKOBA

A. Pengertian Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah


Tarekat Qoodiriyah Naqsyabandiyah atau Thoriqoh Qoodiriyah
Naqsyabandiyah adalah perpaduan dari dua buah tharekat besar, yaitu Thariqah
Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah. Pendiri tarekat baru ini adalah seorang
Syekh Sufi besar yang saat itu menjadi Imam Masjid AlHaram di Makkah al-
Mukarramah, Syaikh Ahmad Khatib Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi (w.1878
M.). Dia adalah ulama besar nusantara yang tinggal sampai akhir hayatnya di
Makkah. Syaikh Ahmad Khatib adalah mursyid Thariqah Qadiriyah. Kesalehan Sosial
merupakan salah satu sendi penting dalam Islam. Kesalehan sosial merupakan
aplikasi dari muamalah seseorang yang menjadi salah satu barometer bagi tingkat
Kesalehan ritual seseorang. Tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah (TQN) merupakan
lembaga Sosial keagamaan yang juga mempunyai andil dalam mewujudkan program
kesalehan social minimal bagi kelompoknya. Dalam hal ini TQN bersinergi
melakukan kedua kesalehan baik ritual maupun social demi mencapai khairu ummah
yang diidamkan.

B. Narkoba
1. Pengertian Narkoba
NARKOBA merupakan singkatan dari NARkotika, PsiKOtropika, dan Bahan
Adiktif lainnya. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-
Undang. (UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika).
Psikotropika merupakan zat atau obat bukan narkotika, baik alamiah maupun
sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku.
Bahan adiktif adalah bahan/zat yang berpengaruh psikoaktif di luar Narkotika
dan Psikotropika dan dapatmenyebabkan kecanduan.
Penyalahgunaan narkoba adalah pemakaian narkoba di luar indikasi medis, tanpa
petunjuk/resep dokter. Masalah akan muncul ketika barang itu mulai
disalahgunakan. Berbagai dampak dan resiko akan datang.

2. Jenis-jenis Narkoba
 Ganja Dikenal juga istilah ganja, marijuna, pot, cimeng, Mary Jane, gele’,
grass, weed

1
 Heroin Dikenal juga istilah white smack, serbukputih, medicine, ubat,
putau
 Kokain Dikenal juga istilah crack, daun koka, pasta koka
 Shabu Dikenal juga istilah Ice, ubas, methamphetamine, crysta
 Ecstasy Dikenal juga istilah XTC, kancing, ineks, flash, flipper, hammer
 Ketamine Dikenal juga istilah vit K, kitkat K, spesial K
 Lysergide Dikenal juga istilah Acid, trips, blotters, stamp, black sesame,
seed, micro, micro dot
 Ermin-5 Contoh : Nimetazepam
 Inhalants Contoh : lem aica aibon, soulvent
 Prescription Drugs Contoh : Pil BK Hingga, Tramadol, Xanax, Sanadril
saat ini BNN telah menemukan 71 jenis zat NPS terbaru yang beredar di
Indonesia

3. Ciri Penyalahguna Narkoba


a. Terjadinya perubahan perilaku
 Prestasi di sekolah / di tempat kerja turun secara mendadak, membolos,
tidak menyelesaikan tugas;
 Pola tidurnya berubah : malam suka begadang dan pagi hari sulit
dibangunkan;
 Selera makan berkurang;
 Banyak menghindari pertemuan dengan keluarga lainnya karena takut
ketahuan menggunakan.
 Banyak mengurung diri dikamar & menolak diajak makan bersama – sama
oleh anggota keluarga lainnya;
 Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan
dengan sebelumnya
 Perubahan kelompok pertemanan.
b. Tanda - tanda fisik
 Tanda -tanda ini biasanya terlihat saat intoksikasi atau saat terjadi keadaan
putus zat, sesuai dengan jenis Narkoba yang digunakannya.
 Ditemukannya narkoba atau alat untuk menggunakan narkoba
Narkoba (dalam bentuk pil, serbuk, lintingan ganja, kristal) yang mungkin
dapat dijumpai di tas, lipatan baju, kaset,di lembaran buku, di laci meja,
dll;
Alat untuk menggunakan narkoba seperti: jarum suntik, kertas timah,
gulungan uang, dll

C. Metode Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah dalam Penyembuhan


Korban Narkoba
Dalam pandangan tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah, jiwa (nafs) adalah
kelembutan (latifah) yang bersifat ketuhanan (rabbaniyah). Semakin dekat

2
kecenderungan seseorang dengan unsur jasmaniyah akan semakin jelek dan rendah
nilai jiwanya, dan semakin jauh unsur jasmaniyahakan semakin baik dan suci.
Sehingga ada pengaruh antara keadaan kejiwaan dengan tabi’at, tingkah laku kondisi
kesehatan fisik manusia.
Dalam pandangan tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah khususny, dan umat
Islam pada umumnya jiwa merupakan esensi manusia, ia adalah raja bagi eksistensi
kemanusiaannya, sehingga pola pikir, sikap dan tingkah laku seseorang akan
ditentukan oleh keadaan jiwanya. Bahkan keberadaannya juga menentukan sehat dan
sakitnya badan jasmani seseorang. Dalam istilah psikologi modern dieknal adanya
penyakit-penyakit psikosomatif.
Dalam tarekat Qadariyah wa Naqsabandiyah proses peleburan dan
pembentukan jiwa ini melalui usaha keras (mujahadah) yang Continue yang disebut
Riyadlat An-Nafsi. Latihan jiwa sebagai sebuat metode memiliki dua proses, yaitu
takhalli dan tahalli.1
Dalam Takhalli, seorang murid harus menempa jiwanya dengan perilaku-
perilaku yang dapat membersihkan, dan meleburkan jiwa. Iya harus terus menerus
melakukan dzikir setiap waktu. Dalam proses takhalliyat, seorang murid juga harus
senantiasa bersikap zuhud, wara’, tawadhu, dan ikhlas. Sedangkan tahalliyat
merupakan proses penghiasan diri dengan amalan-amalan sholeh atau amalan-amalan
sunah seperti puasa, membaca al-Qur’an, sholat sunah, tafakur di waktu sahur.
Demikian juga menjaga kesucian dan adab serta akhlak merupakan proses tahalliyat
yang sangat utama.
Tazkiyat an-nafsi, pada tataran prakteknya melahirkan beberapa metode
amalan kesufian, di antaranya:
1. Dzikir
Dzikir merupakan amalan khas yang selalu ada setiap tarekat. Yang dimaksud dengan
dzikir dalam suatu tarekat adalah mengingat dan menyebut nama Allah baik secara
lisan maupun batin. Dzikir diyakini sebagai cara paling efektif dan efisien untuk
membersihkan jiwa dari segala macam kotoran dan penyakit-penyakitnya.
Dzikir yang dipergunakan sebagi metode pembersihan jiwa (Tazkiyat an-nafsi) dalam
tarekat ini adalah dzikir dengan suara keras “Laa Iilaaha Illallahu” dan zikir dengan
tanpa suara, nama dzat “Allah Allah Allah”.
2. Mengamalkan Syariat
Menetapi syariat merupakan bagian dari tasawuf. Karena menurut keyakinan para sufi
sunni, justru perilaku kesufian itu dilaksanakan dalam rangka mendukung tegaknya
syariat.
3. Melaksanakan amalan-amalan sunnah
Amalan-amalan sunnah yang diyakini memiliki dampak besar terhadap proses dan
metode tazkiyat an-nafsi adalah: membaca Al-Qur’an dengan merenungkan arti dan
maknanya, melaksanakan shalat malam (tahajud), berzikir dimalam hari, banyak
berpuasa sunnah dan bergaul dengan orang-otang shaleh.
4. Berperilaku zuhud dan wara’

3
Kedua perilaku ini akan sangat mendukung upaya tazkiyat an-nafsi, karena
berperilaku zuhud adalah tidak ada ketergantungan hati pada harta, dan wara adalah
sikap hidup yang selektif.

4
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

5
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai