Anda di halaman 1dari 23

SAP (SATUAN ACARA PEMBELAJARAN)

HIPERTENSI
DI DESA MEDINI RT. 01 RW. 04
KEC. UNDAAN KAB. KUDUS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Profesi Ners Stase Komunitas

Di susun oleh :
DEWI SARTIKA
NIM : 72020040345

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Keperawatan Keluarga


Sub Pokok Bahasan : Pendidikan Kesehatan Hipertensi
Penyaji : Dewi Sartika
Hari/Tanggal : Jum'at, 5 November 2021
Waktu : 10.00 WIB - Selesai
Sasaran : Warga Desa Medini RT 01 RW 04
Tempat : Rumah Warga

I. Latar Belakang

Menurut Data WHO (2011) menunjukkan di seluruh dunia, sekitar 972


juta orang atau 26,4% penghuni bumi mengidap hipertensi dengan
perbandingan 26,6% pria dan 26,1% wanita. Angka ini kemungkinan akan
meningkat menjadi 29,2% di tahun 2025. Dari 972 juta pengidap hipertensi,
333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada di negara berkembang
temasuk Indonesia (Hamid, 2011).
Prevalensi hipertensi di Indonesia pada tahun 2005 yaitu 8,3%
(pengukuran standar WHO yaitu pada batas tekanan darah normal 140/90
mmHg). Pada tahun 2010 prevalensi penderita hipertensi di indonesia
mencapai 21% (pengukuran standar Depkes yaitu pada batas tekanan darah
normal 139/89 mmHg). Selanjutnya akan diestimasi akan meningkat menjadi
37% pada tahun 2015 dan menjadi 42% pada tahun 2025.
Prevalensi hipertensi menurut hasil wawancara Riset Kesehatan
Daerah Jawa Tengah pada tahun 2007 di Provinsi Jawa Tengah sebesar 7,9%
sedangkan menurut hasil pengukuran tekanan darah sebesar 34,9% (Zamhir,
2015).
Dari hasil pengkajian, banyak warga belum tahu tentang hipertensi
sehingga perlu dilaksanakan penyuluhan tentang hipertensi. Warga juga

1
mengatakan belum mengerti cara mengatasi hipertensi yang sering dialami
oleh warganya.
Berdasarkan uraian di atas, kami mencoba memberikan pendidikan
kesehatan tentang hipertensi sampai cara mengatasi hipertensi.

II. Tujuan Umum

Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media lembar balik


dan leaflet selama kurang lebih 1 X 30 menit pada Tn. M tentang hipertensi
diharapkan dapat memahami dan menambah pengetahuan tentang hipertensi
sampai cara mengatasi hipertensi.

III. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama kurang lebih 1 X 30


menit, diharapkan Tn.M mampu :
1. Menjelaskan pengertian hipertensi
2. Menyebutkan Klasifikasi hipertensi
3. Menyebutkan etiologi hipertensi
4. Mengetahui tanda gejala hipertensi
5. Mengetahui penatalaksanaan hipertensi

IV. Materi (Terlampir)

1. Materi tentang hipertensi (leaflet)


2. Lembar balik

V. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Media


Keluarga
1. Pembukaan 5 Menit a. Salam Menjawab salam
b. Memperkenalka Mendengarkan
n diri
c. Menjelaskan Mendengarkan

2
tujuan dari
pertemuan Menjawab
2. Isi Materi 20 Menit d. Apersepsi Memperhatikan Leaflet
a. Menjelaskan
pengertian
hipertensi Memperhatikan
b. Menjelaskan
klasifikasi
hipertensi Memperhatikan
c. Menjelaskan
etiologi hipertensi Memperhatikan
d. Menjelaskan
tanda dan gejala
hipertensi Memperhatikan
e. Menjelaskan
penatalaksanaan
hipertensi Bertanya
f. Menjelaskan
cara pengobatan
tradisional untuk Menjawab
hipertensi
g. Mengajarkan
3. Penutup 5 Menit teknik Memperhatikan
menghilangkan
nyeri dengan teknik
relaksasi nafas
dalam Menjawab salam
h. Memberikan
kesempatan
bertanya
i. Memberikan
pertanyaan kepada

3
warga
a. Menyim
pulkan kegiatan
yang telah
disampaikan ke
warga
b. Member
ikan salam penutup

VI. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyuluh

: Warga

VII. Metode

1. Ceramah
2. Tanya Jawab

VIII. Media

Leaflet

IX. Strategi Pelaksanaan

1. Tahap Orientasi
a. Mengenalkan diri

4
b. Menyampaikan tujuan
pendidikan kesehatan

2. Tahap Kerja
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan klasifikasi hipertensi
c. Menjelaskan etiologi hipertensi
d. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
e. Menjelaskan penatalaksanaan hipertensi
3. Tahap Terminasi
a. Memberikan pertanyaan lisan
1) Jelaskan pengertian hipertensi
2) Sebutkan klasifikasi hipertensi
3) Jelaskan etiologi hipertensi
4) Jelaskan tanda gejala hipertensi
5) Jelaskan penatalaksaan hipertensi
b. Menyimpulkan hasil kegiatan
Warga masih kurang mampu menyebutkan/menjawab pertanyaan yang
diajukan penyuluh.

X. Evaluasi

1. Struktur
a. Kesepakan dengan kontrak waktu
b. Tersedianya SAP hipertensi
c. Tersedianya media lembar balik dan leaflet hipertensi
d. Menguasai materi tentang hipertensi
2. Proses
a. Warga mengungkapkan persepsi tentang penyakit hipertensi
b. Warga bertanya materi yang tidak jelas
c. Warga menjawab pertanyaan yang diajukan penyuluh
3. Hasil

5
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 30 menit, semua warga
mampu menyebutkan :
a. Pengertian hipertensi
b. Klasifikasi hipertensi
c. Etiologi hipertensi
d. Tanda gejala hipertensi
e. Penatalaksaan hipertensi

XI. Daftar Pustaka

Mansjoer, Arief. 2014. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta. Penerbit Media


Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Sudoyo. 2014. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta. FKUI.
Rismayanthi. 2011. Diet Bagi Penderita Hipertensi.
http://staff.uny.ac.id/sites /default/files/penelitian/Cerika%20Rismayanthi,
%20S.Or./diet%20bagi%20penderita%20hipertensi.pdf. Di akses tanggal 27
Februari 2014.
Smeltzer & Brenda G. Bare. 2010. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. EGC. Jakarta.
WHO. 2011. Hypertension fact sheet. Department of Sustainable
Development and Healthy Environments. Diambil pada 12 maret dari
http://www. searo.who.int/linkfiles/non_sion-fs.pdf.
Zamhir,S. 2015. Prevalensi dan Determinan Hipertensi Di indonesia. Jakarta:
Jurnal Kesehatan Masyarakat.

6
7
Lampiran

HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi didefinisikan oleh Joint National Committee on Defection
Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC) yaitu tekanan darah
yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahan penderita, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal dan
tinggi sampai hipertensi maligna (Mansjoer, 2014).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada
penderita berusia lansia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160
mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg (Smeltzer, 2012).
Hipertensi didefinisikan sebagai suatu peningkatan tekanan darah
yang menetap diatas batas normal yang disepakati yaitu diastolik 90 mmHg
atau sistolik 140 mmHg (Zamhir.S, 2015).

B. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas
menurut Sudoyo (2014) yaitu sebagai berikut :
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)


1. Normal < 130 < 85
2. Normal tinggi 130 – 139 85 – 89
3. Hipertensi
a. Stadium 1 (ringan)
b. Stadium 2 (sedang) 140 –159 90 – 99
c. Stadium 3 (berat)
d. Stadium 4 (sangat berat) 160 – 170 100 – 109
180 –209 110 – 119
> 210 > 120
Sumber : Sudoyo (2014)
C. Penyebab Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi menurut (Mansjoer, 2014) dapat
dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Hipertensi esensial (primer)
Penyebabnya tidak diketahui namun banyak faktor yang
mempengaruhi seperti genetika, lingkungan, hiperaktifitas, susunan
saraf simpatik, sistem renin angiotensi, defek dalam ekskresi natrium,
obesitas, merokok dan stres.
2. Hipertensi renal (sekunder)
Penyebab spesifiknya yang telah diketahui seperti penggunaan
ekstrogen, penyakit ginjal, hipertensi, vaskuler renal, gangguan
endokrin.

D. Manifestasi Klinik
Kebanyakan pasien yang menderita hipertensi tidak mempunyai
keluhan. Tetapi beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak
nafas, kelelahan, kesadaran menurun, gelisah, mual, muntah, epistaksis,
kelemahan otot atau perubahan mental. Selain manifestasi klinik diatas ada
manifestasi klinis lain pada kasus hipertensi :
1. Kerusakan vaskuler
Penyakit arteri koroner dengan angina adalah gejala yang paling
menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respon
peningkatan beban kerja ventrikel saat di paksa kontraksi melawan
tekanan sistemik yang meningkat, apabila jantung tidak mampu lagi
menahan peningkatan beban kerja,maka dapat terjadi gagal jantung kiri.
2. Perubahan patologis pada ginjal
a) Nokturia (peningkatan urinari pada malam hari)
b) Azotemia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin).
3. Stroke atau serangan iskemik transiens yang termanifestasi sebagai
paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam
penglihatan (Sudoyo, 2014).
E. Penatalaksanaan
1. Tindakan-tindakan konservatif :
a) Modifikasi diet
b) Menghentikan merokok
c) Penatalaksanaan stress
d) Program latihan regular untuk menurunkan berat badan.
2. Farmakoterapi bila tindakan-tindakan konservatif gagal untuk
mengontrol tekanan darah secara adekuat. Salah satu dari berikut ini
dapat diberikan yaitu diuretik, penyekat beta adrenergik, penyekat
saluran kalsium dan penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE).
3. Dosis obat dapat dikurangi, obat kedua dari kelas yang berbeda dapat
ditambahkan, atau pengantian obat lainnya dari kelas yang berbeda.
4. Obat ketiga dapat ditambahkan atau obat kedua digantikan yang lain dari
kelas yang berbeda.
5. Evaluasi lanjut atau rujukan pada spesialis atau obat ketiga atau keempat
dapat ditambahkan masing-masing dari kelas yang berbeda (Mansjoer,
2014).

F. Prinsip Diet Hipertensi


Prinsip Diet Hipertensi menurut (Rismayanthi, 2011) dapat dilihat
seperti di bawah ini :
1. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
2. Jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita.
3. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis
makanan dalam daftar diet

G. Makanan yang Harus Dihindari


Jenis makanan yang sebaiknya dihindari dalam menjalankan diet ini
adalah roti, biskuit dan kue yang dimasak dengan garam dapur dan atau
baking powder dan soda kue. Makanan yang diawetkan dengan garam seperti
telur, ikan, dendeng, abon, keju, kornet, ebi, telur pindang, serta makanan
yang diawetkan lainnya (Rismayanthi, 2011).
H. Pengobatan Tradisional Untuk Hipertensi
1. Belimbing
2. Mentimun
Cara membuat obat tradisional dari bahan mentimun dan belimbing :
- ½ Kg buah mentimun atau belimbing cuci bersih
- Kupas kulitnya kemudian diminum
- Lakukan kurang lebih 2 kali sehari

I. Teknik Relaksasi Nafas Dalam


1. Menjelaskan pada pasien untuk melakukan latihan ini bila mengalami
nyeri kepala atau pusing
2. Meminta pasien meletakkan satu tangan di dada satu tangan di abdomen
3. Meminta pasien melakukan nafas dalam (menarik nafas dalam melalui
hidung hingga 4 hitungan, jaga mulut tetap tertutup, tahan dalam hitungan
2. Meminta pasien merasakan mengembangnya dada, cegah lengkung pada
punggung)
4. Meminta pasien menghembuskan nafas perlahan dalam 8 hitungan (lewat
mulut bibir seperti meniup), meminta pasien merasakan mengempisnya
dada dan kontraksi dari otot.
melainkan suatu
gangguan
Di Susun Oleh : tekanan darah
Dewi Sartika yang dapat
72020040345
Hipertensi bukan dicegah dengan
penyesuaian
suatu penyakit, gaya hidup.
Apakah tekanan darah tinggi itu ? Apakah yang menyebabkan  Kegemukan
Adalah peningkatan tekanan hipertensi ?  Stress/ banyak pikiran
dalam  Gaya hidup tidak sehat
pembuluh darah dimana bagian atas 1. Konsumsi garam berlebih
(sistolik) > 140mmHg dan bagian
bawah (diastolic) > 2. Merokok
3. Minum minuman beralkohol
90mmHg.
4. Kurang olahraga
 keletihan, napas
pendek,  sulit tidur
tengengah-  mudah lelah dan
engah, sesak lemas
Gejala : napas
 sakit kepala  telinga
 rasa berat di berdenging
tengkuk
Kenapa hipertensi harus dicegah?
karena hipertensi dapat menyebabkan:  serangan otak/stroke  kerusakan ginjal
 penyakit jantung  penglihatan menurun  kematian
 gangguan gerak dan keseimbangan
Perawatan hipertensi di rumah : Pencegahan Hipertensi Pengobatan Tradisional untuk
hipertensi :
Non-Farmakologi
Meningkatkan  Buah mentimun
aktivitas fisik Mengurangi
asupan garam

Berhenti merokok dan


mengurangi makan berkolesterol
tinggi
Menghindari
F
rokok dan armakolo
minuman gi
alcohol
Menghin
dari
makanan Obat-obatan anti
hipertensi berlemak dan
stress  buah belimbing

Olah raga yang cukup


 kupas kulitnya kemudian diparut

 saring airnya kemudian diminum

Cara membuat obat tradisional dari bahan mentimun dan belimbing:  lakukan kurang lebih 2 kali
sehari
 ½ kg buah mentimun/belimbing cuci bersih

Anda mungkin juga menyukai