Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN PERAN

KELUARGA DALAM PERAWATAN PASIEN


DENGAN GANGGUAN JIWA DI UNIT PELAYANAN
INTENSIF (UPI)
RSJ SOEROJO MAGELANG
Stase Jiwa

Disusun Oleh:
1. Agus Lukman
2. Erica Aprilia
3. Lendra Diana F
4. M.Khafidh Rio
5. Sintania

PROGRAM PROFESI NERS


STIKES MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan            : Peran Keluarga Dalam Perawatan Pasien Dengan


Gangguan Jiwa
Sub Pokok Bahasan     : Perawatan pasien gangguan jiwa dirumah
Peran keluarga dalam keteraturan minum obat klien
dirumah.
Sasaran                         : Keluarga pasien
Waktu                           : 25 menit
Tanggal                         : 07 Maret 2018
Tempat                          : Unit Pelayanan Intensif (UPI)
Penyuluh                       : Kelompok Profesi Ners

A.    Latar Belakang


Keperawatan jiwa merupakan bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu keperawatan jiwa bentuk pelayanan Bio-Psiko-
Sosio-Spritual yang komperhensif. Klien dapat berupa individu, keluarga
dan komunitas baik dalam keadaan sakit maupun sehat. Bentuk Asuhan
keperawatan jiwa meluputi pencegahan primer adalah pendidikan
kesehatan, pengubahan lingkungan dan dukungan sistem sosial.
Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem
pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien
berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam
upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa.
Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai
pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami
gangguan jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat
melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada
keluarga.

B.    Tujuan Intruksional Umum


Tujuan umum dari penyuluhan ini adalah agar keluarga mampu
memberi dukungan bagi anggota keluarga mereka yang mengalami
gangguan jiwa dalam proses perawatannya.

C.    Tujuan Intruksional Khusus


1. Mengembangkan dan meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga tersebut.
2. Menekankan kepada keluarga bahwa keluarga merupakan sistem
pendukung utama yang memberikan perawatan langsung pada setiap
keadaan sehat maupun sakit pasien.

D. Waktu Pelaksanaan
Rabu, 07 Maret 2018
25 menit

E. Sasaran
Keluarga pasien

F. Metode dan Media 


Metode yang digunakan adalah ceramah, tanya jawab dan
mendemonstrasi.
Media yang digunakan lembar balik dan leaflet.

G. Pogram Antisipasi

H. Materi Penyuluhan
- Peran penting keluarga.
- Fungsi dukungan keluarga.
- Peran keluarga dalam perantara klien gangguan jiwa.
- Peran Keluarga dalam mengawasi keteraturan minum obat klien
gangguan jiwa
I. Pengorganisasian
Leader : Erica Aprilia
Fasilitator : Lendra Diana Fika
Agus Lukman
Observer : M.Khafidh Rio Irwansyah
Sintania

J. Strategi Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 3 menit Pembukaan 1. Menjawab


1) Salam Pembuka salam
(memperkenalkan diri dan 2. Mendengarkan
menentukan kontrak dan
waktu dengan keluarga) memperhatika
2) Memahami tujuan n penyuluhan
penyuluhan
3) Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
2 10 menit Pelaksanaan 1. Peserta
1. Memberikan materi memperhatika
a) Pengertian Dukungan n materi yang
Keluarga diberikan
b) Peran Dukungan 2. Peserta
Keluarga mengajukan
c) Fungsi Dukungan pertanyaan
Keluarga tentang meteri
d) Upaya perawatan yang kurang
keluarga selama di dipahami
rumah dalam
menghadapi pasien
yang mengalami
gangguan jiwa
e) Peran Keluarga dalam
mengawasi
keteraturan minum
obat klien gangguan
jiwa
2. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk
menanyakan materi
yang kurang dipahami
3 10 menit Evaluasi 1. Para peserta
1. Menanyakan kembali menjawab
kepada para peserta pertanyaan
tentang materi yang yang diberikan
telah disampaikan penyuluh

2. Penyuluh 2. Para peserta


menyimpulkan mendengarkan
kembali penjelasan kesimpulan
yang telah diberikan materi yang
3. Petugas membagikan disampaikan
leaflet

4 2 menit Terminasi Menjawab salam


1. Mengucapkan
terimakasih
2. Memberikan salam
penutup

K. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Kesiapan media meliputi:
 Leaflet
 Lembar balik
 Penentuan waktu
 Penentuan tempat
 Pemberitahuan kepada keluarga
b. Evaluasi Proses
 Kegiatan penyuluhan berjalan tertib
 Peserta mengajukan pertanyaan
 Peserta mengikuti kegiatan sampai selesai
c. Evaluasi Hasil
Peserta yang mengikuti penyuluhan 80% aktif dalam kegiatan
penyuluhan dan penyuluhan berjalan dengan tertib dan lancar.

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Dukungan Keluarga


Keluarga adalah sebuah sistem, maka gangguan yang terjadi pada
salah satu anggota dapat mempengaruhi seluruh sistem. Sebaliknya,
disfungsi keluarga dapat pula merupakan salah satu penyebeb terjadinya
gangguan pada anggotanya. Keluarga merupakan tempat individu
memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya.
Keluarga merupakan “institusi” pendidikan utama bagi individu
untuk belajar dan mengembangkan nilai, keyakinan, sikap, dan perilaku.
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberikan
perawatan langsung pada setiap keadaan sehat sakit penderita.
Keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita, dan
merupakan “perawat utama” bagi penderita.
Umumnya, keluarga meminta bantuan tenaga kesehatan jika mereka
tidak sanggup lagi merawatnya. Oleh karena itu, perawatan yang
berfokus pada keluarga bukan hanya memulihkan keadaan penderita,
tetapi bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan
keluarga dalam mengatasi kesehatan dalam keluarga tersebut.
Keluarga merupakan suatu system terbuka yang terdiri dari semua
unsure dalam system, mempunyai struktur tujuan atau fungsi dan
mempunyai organisasi internal, seperti system yang lain. Bila salah satu
anggota keluarga mengalami gangguan, hal ini akan mempengaruhi
anggota keluarga yang lain (Indriyati. 2004).
Keluarga juga merupakan suatu matriks dari perasaan beridentitas
dari anggota-anggotanya, merasa memiliki dan berbeda. Tugas utamanya
adalah memelihara pertumbuhan psikososial anggotanya dan
kesejahteraan selama hidupnya (Friedman. Marrillyn. 1998).
Secara umum keluarga juga membentuk unit social yang paling kecil
yang mentransmisikan tuntutan-tuntutan dan nilai-nilai dari suatu
masyarakat, dan demikian melestarikannya. Keluarga harus dapat
beradaptasi dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat sementara keluarga
juga membantu perkembangan dan pertumbuhan anggotanya sementara
itu semua menjaga kontinuitas secara cukup untuk memenuhi fungsinya
sebagai kelompok referensi dari individu (Dwi. 2001).
Seluruh anggota keluarga saling tergantung dan selalu berinteraksi
satu dengan yang lainnya. Seluruh anggota keluarga berusaha untuk
menghilangkan gangguan-gangguan baik yang bersifat fisik atau psikis
yang ada pada anggota keluarga yang lain. Berdasarkan hal ini keluarga
selalu menjaga yang satu dengan yang lain tidak hanya dalam keadaan
sehat, tetapi juga dalm keadaan sakit dan menghadapi kematian.
Dukungan social keluarga adalah sebuah proses yang terjadi
sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan social berbeda
dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan social keluarga
dapat berupa dukungan social internal, seperti dukungan dari suami, istri,
atau dukungan dari saudara kandung, dan dapat juga berupa dukungan
keluarga eksternal bagi keluarga inti. Dukungan social keluarga membuat
keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal.
Sebagai akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga
(Friedman. Marrillyn. 1998).
2. Peran Keluarga Dalam Perawatan Klien
Keluarga berperan dalam menentukan cara atau perawatan yang
diperlukan penderita di rumah. Keberhasilan perawat di rumah sakit akan
sia-sia jika tidak diteruskan di rumah yang kemudian mengakibatkan
penderita harus dirawat kembali (kambuh). Peran serta keluarga sejak
awal perawatan di rumah sakit akan meningkatkan kemampuan keluarga
merawat penderita di rumah sehingga kemungkinan kambuh dapat
dicegah.

3. Fungsi Dukungan Keluarga


Caplan menerangkan bahwa keluarga memiliki empat fungsi suportif,
antara lain : 5
 Dukungan informasional
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan penyebar
informasi tentang dunia.
 Dukungan penilaian
Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,
membimbing dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai
sumber dan validator identitas keluarga.
 Dukungan Instrumental
Keluarga merupakan sebuah sebuah sumber pertolongan gratis
dan konkrit
 Dukungan emosional
Keluarga sebagai suatu tempat yang aman dan damai untuk
istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
emosi (Caplan & Sadock. 1995).

4. Upaya Perawatan Keluarga Selama Di Rumah Dalam Menghadapi


Pasien Yang Mengalami Gangguan Jiwa
Berikut ini adalah masalah keperawatan yang dihadapi oleh pasien
yang mengalami gangguan jiwa dan bagaimana upaya perawatan
keluarga selama di rumah (Budi Anna Keliat. 2002) antara lain:
- Pasien dengan masalah perawatan perilaku kekerasan (PK)
Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga adalah :
 Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaan marah atau
jengkelnya
 Bantu klien mengidentifikasi penyebab marah
 Bicarakan dengan klien akibat/kerugian akibat marah
 Bantu klien untuk memilih cara yang tepat dan bantu klien
mengidentifikasi manfaat cara yang dipilih
 Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam jika sedang marah
 Anjurkan klien untuk mengatakan bahwa dirinya sedang
marah/jengkel/kesal
 Bantu klien untuk melakukan cara marah yang sehat
 Bantu klien untuk minum obat sesuai dengan yang diprogramkan
dokter
 Anjurkan pasien untuk bribadah dan berdoa

- Pasien dengan masalah perawatan Halusinasi


Upaya perawatan yang dilakuakn oleh keuarga pada pasien yang
mengalami halusinasi adalah sebagai berikut :
 Jangan biarkan pasien sendiri
 Anjurkan untuk terlibat dalam kegiatan di rumah (buat jadwal
kegiatan pasien)
 Bantu klien untuk berlatih cara mengehentikan halusinasi
 Mengawasi pasien minum obat
 Jika psien terlihat bicara sendiri atau tertawa sendiri segera sapa
dan diajak bicara
 Beri pujian yang positif pada psien jika mampu melakukan apa
yang dianjurkan
 Segera bawa ke rumah sakit jika halusinasi berlanjut
- Pasien dengan masalah perawatan Harga Diri Rendah (HDR)
Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga pada pasien dengan
HDR adalah sebagai berikut :
 Meningkatkan harga diri pasien
 Menjalin hubungan saling percaya
 Member kegiatan sesuai kemampuan pasien
 Menggali kekuatan pasien
 Dorong pasien mengungkapkan perasaannya
 Bantu melihat kemapuan klien
 Bantu mengenal harapan
 Mengevaluasi diri
 Menetapkan tujuan nyata
 Mengambil keputusan
 Sikap keluarga

- Pasien dengan masalah perawatan Menarik Diri (MD)


Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga pada pasien dengan
MD adalah sebagai berikut :
 Memenuhi kebutuhan sehari-hari
 Membantu komunikasi teratur
 Melibatkan dalam kegiatan di keluarga dan masyarakat

- Pasien dengan masalah perawatan Defisit Perawatan Diri (DPD)


Upaya perawatan yang dilakukan oleh keluarga pada psien dengan
DPD adalah sebgai berikut :
 Meningkatkan kesadaran dan percaya diri pasien
 Membimbing dan mendorong pasien merawat diri
 Menciptakan lingkungan yang mendukung
 Sikap memperhatikan kepada pasien

PERAN KELUARGA DALAM MENDUKUNG PASIEN TERHADAP


KEPATUHAN MINUM OBAT

A. KONSEP KEPATUHAN
1. Definisi Kepatuhan
Kepatuhan merupakan tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan
dan perilaku yang disarankan dokter atau yang lain. Kepatuhan adalah suatu
bentuk perilaku yang timbul akibat adanya interaksi antara petugas
kesehatan dan pasien sehingga pasien mengerti rencana dengan segala
konsekuensinya dan menyetujui rencana tersebut serta melaksanakannya.
(Kemenkes RI, 2011)
Kepatuhan dalam pengobatan menurut Slamet (2007) merupakan
tingkat ketaatan pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan oleh dokter atau orang lain yang diberikan dalam bentuk terapi
apapun yang ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji
pertemuan dengan dokter.

2. Kepatuhan Minum Obat


Kepatuhan terhadap pengobatan adalah sejauh mana upaya dan perilaku
seorang individu menunjukkan kesesuaian dengan peraturan atau anjuran
yang diberikan oleh profesional kesehatan untuk menunjang
kesembuhannya. (Ian & Marcus, 2011).

3. Jenis – jenis Kepatuhan


Menurut Cramer (2007), jenis – jenis kepatuhan diantaranya terbagi
dua yaitu :
a) Kepatuhan penuh (total Complience)
Pada keadaan ini penderita tidak hanya berobat secara teratur sesuai
batas waktu yang ditetapkan melainkan juga patuh memakai
b) Penderita yang sama sekali tidak patuh (Non Complience) yaitu
penderita yang putus obat atau tidak menggunakan obat sama sekali.

4. Cara Meningkatkan Kepatuhan Minum Obat


Menurut Cramer (2007), antara lain :
a. Berikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya
pengobatan
b. Berikan keyakinan kepada pasien akan efektifitas obat dalam
penyembuhan.
c. Berikan informasi resiko ketidakpatuhan.
d. Adanya dukungan dari pihak keluarga, teman, dan orang-orang
sekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien agar teratur minum
obat demi keberhasilan pengobatan.

5. Obat-obatan untuk Pasien Gangguan Jiwa


1. Obat-obatan
a) Anti psikotik
1) Anti psikotik termasuk golongan mayor trasquilizer atau
psikotropik : neuroleptika.
2) Mekanisme kerja : menahan kerja reseptor dopamin dalam
otak (diganglia dan substansia nigra) pada sistem limbik dan
sistem ekstrapiramidal.
3) Efek farmakologi : sebagai penenang, menurunkan aktivitas
motorik, mengurangi insomnia, sangat efektif untuk
mengatasi : delusi, halusinasi, ilusi dan gangguan proses
berpikir.
4) Jenis obat anti psikotik yang sering digunakan :
Chlorpromazine (thorazin) disingkat (CPZ), Halloperidol
disingkat Haldol, Serenase.
b) Anti depresi
1) Efek farmakologi : Mengurangi gejala depresi, penenang.
2) Efek samping : yaitu efek samping kolonergik (efek samping
terhadap sistem saraf perifer) yang meliputi mulut kering,
penglihatan kabur, konstipasi, hipotensi orthostatik.
3) Jenis obat yang sering digunakan : trisiklik (generik), MAO
inhibitor, amitriptyline (nama dagang).
c) Anti maniak
Mekanisme kerja : menghambat pelepasan serotonim
dan mengurangi sensitivitas reseptor dopamine, mengurangi
hiperaktivitas, tidak menimbulkan efek sulit tidur, mengontrol
pola tidur dan perasaan mudah tersinggung.
1) Efek farmakologi : Mengurangi agresivitas, tidak
menimbulkan efek sedative, mengoreksi/mengontrol pola
tidur, iritabel dan adanya flight of idea.
2) Efek samping : Efek neurologik ringan : fatique, lethargi,
tremor di tangan terjadi pada awal terapi dapat juga terjadi
nausea, diare.
3) Efek toksik : Pada ginjal (poliuria, edema), pada SSP (tremor,
kurang koordinasi, nistagmus dan disorientasi : pada ginjal
(meningkatkan jumlah lithium, sehingga menambah keadaan
oedema.
d) Anti cemas

Ansxiolytic agent, termasuk minor tranquilizer. Jenis obat antara


lain : diazepam (chlordiazepoxide).
e) Anti insomnia

Phenobarbital
f) Anti panik

Imipramine
2. Manfaat Obat
a. Membantu istirahat
b. Membantu mengendalikan emosi
c. Membantu mengendalikan perilaku
d. Membantu proses pikir (konsentrasi)
e. Membantu pasien untuk istirahat
f. Membantu pasien dalam mengendalikan emosi
g. Membantu pasien untuk proses berfikir
h. Membantu pasien dalam berinteraksi dengan orang lain
3. Reaksi obat efektif jika
a. Emosional stabil
b. Kemampuan berhubungan interpersonal meningkat
c. Halusinasim agresi, delusi, menarik diri menurun
d. Perilaku mudah diarahkan
e. Proses berpikir ke arah logika
f. Efek samping obat
g. Tanda-tanda vital : tekanan darah, denyut nadi dalam batas
normal.

6. Rentang Waktu Pengobatan Gangguan Jiwa


Pengobatan gangguan jiwa membutuhkan waktu yang lama dan tidak
menimbulkan ketagihan asal dilakukan sesuai dosis anjuran dokter.
a. Terapi awal, dosis dinaikan secara bertahap sampai di temukan dosis
optimal (1 sampai 3 minggu)
b. Terapi pengawasan (8 sampai 10 minggu)
c. Terapi pemeliharaan (6 sampai 3-5 tahun)

7. Penyebab Pasien Gangguan Jiwa Tidak Mau Minum Obat


a. Banyaknya obat yang harus dikonsumsi
b. Merasa bosan
c. Takut mengalami efek samping

Sebagai contoh adalah pengalaman partisipan lima macam dalam


satu hari. Kompleksitas pengguna obat (jumlah maupun dosis)
merupakan faktor resiko ketidak patuhan pasien yang mendapatkan 3
jenis medikasi dalam satu hari atu jika medikasinya harus digunakan
lebih dari 4 kali dalam sehari cenderung tidak patuh terhadap
pengobatannya.

8. Alasan Pentingnya Minum Obat


Banyak orang berharap bisa segera kembali normal dalam beberapa
hari setelah berhenti minum obat. Sama halnya dengan saat mulai minum
obat, orang ingin merasakan hasil yang instan, tetapi ternyata hasilnya
baru terasa setelah beberapa minggu, menghentikan obat terlalu cepat
dapat membuat otak seperti dialiri listrik. Seperti obat antidepresan yang
paling umum adalah jenis selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI),
yang menurut penjelasan Valuck, memblokir reabsorpsi serotonin kimia
otak dan meninggalkannya mengambang bebas.Berhenti minum obat,
maka serotonin akan diserap lagi. Ini dapat mengakibatkan perubahan
suasana hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketika orang
berhenti minum antidepresan, mereka mungkin menghadapi peningkatan
risiko keinginan untuk bunuh diri. Adapun akibat lain ketika pasien tidak
patuh minum obat sebagai berikut :
a. bisa menyebabkan parahnya penyakit
b. penyakit bisa menjadi kronis dan susah disembuhkan
c. terjadinya overdosis (untuk penggunaan yang berlebihan)
d. penyakit yang diderita sering kambuh kembali

9. Menyebutkan Cara Atau Tips Dukungan Keluarga Dalam Minum


Obat
a. Buat kesepakatan dengan penderitaan (membuat jadwal minum obat).
b. Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita. Serta akibat jika lupa
atau menolak minum obat.
c. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat
d. Modifikasi pemebrian obat seperti diberikan / dimunumkan bersama-
sama saat makan buah
e. Memberikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai
keinginan sendiri untuk minum obat
f. Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat
(memastikan obat bener-bener diminum)
DAFTAR PUSTAKA

http:// Gambaran-peran-keluarga-dalam-perawatan Html. Diakses tanggal


15-10-2011 Pukul 08.52 WIB
http:// peran-keluarga-dalam-merawat-pasien. Html. Diakses tanggal 15-10-
2011 Pukul 08.53 WIB
Cramer, JA, 2007. Compliance In Medical Practice and Clinical Trail. New
York : Raven Press
Kemenkes Kesehatan RI, 2011. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2011-2014. Jakarta
Maramis, Willy F, dan Maramis, Albert A (2009). Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya : Airlangga
Slamet, Suprapti dan Sumarmo Markam. 2007. Pengantar Psikologi
Klinis.Jakarta : UI Press
Stuart, G.W, & Sundeen, SJ. 2007. Buku saku keperawawtan jiwaEdisi 5.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai