Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

Tuberkulosis (TB) masih menjadi permasalahan kesehatan di Indonesia. Sementara pelaksanaan


penetapan diagnosa ,pengobatan TB, dan monitoring kemajuan pengobatan TB masih sangat
banyak yang tidak menggunakan strategi DOTS. Adanya kelalaian dalam penatalaksanaan
pengendalian TB, menimbulkan masalah baru, dimana akibat kelalaian itu menyebabkan
munculnya TB Kebal Obat, yang membutuhkan jangka waktu pengobatan yang lebih lama,
penggunaan jenis obat yang lebih banyak, efek samping obat yang lebih besar, serta
kecenderungan mangkir (berhenti pengobatan) sangat besar.

Penanganan pengawasan pengobatan TB Kebal Obat harus lebih intensif dibandingkan TB


regular. Sementara jumlah petugas kesehatan dan waktu yang dimiliki oleh petugas sangat
terbatas untuk lebih memperhatikan paasien TB Kebal Obat.

Untuk itu dibutuhkan keterllibatan/peran masyarakat untuk membantu keberlangsungan


pengobatan Tb Kebal Obat. Melalui peran Pasien Suporter Aisyiyah Community TB Care,
diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan TB Kebal Obat dengan proses
pendampingan selama masa pengobatan.

Untuk dapat menjalankan tugas dan perannya sebagai pasien supporter, diselenggarakan
pelatihan bagi pasien supporter yang bertujuan untuk membentuk pasien supporter yang
handal dan memiliki kemampuan membimbing pasien TB Kebal Obat dengan baik. Kegiatan
pelatihan ini merupakan salah satu bagian dari Program Pengendalian TB, khususnya TB Kebal
Obat berbasis masyarakat.

Fungsi dari pelatihan adalah untuk memberikan bekal yang cukup bagi pasien supporter
sehingga mampu mendampingi pasien TB Kebal Obat saat pengobatan, saat pemeriksaan rutin
pemantauan pengobatan, mendeteksi efek samping obat, memotivasi pasien untuk terus
menjalani pengobatan, serta memberikan edukasi bagi keluarga pasien sehingga keluarga
pasien ikut mendukung keberlangsungan pengobatan pasien sampai selesai.

Pelatihan dilakukan dengan pendekatan persuasive dikombinasikan dengan teknik


pembelajaran orang dewasa. Fasilitator dituntut secara aktif melibatkan peserta pelatihan pada
semua proses pembelajaran. Fasilitator harus memiliki kemampuan memahami yang baik atas
materi yang disampaikan terutama teknik komunikasi bagi pasien supporter. Oleh karena itu
fasilitator dituntut untuk mempelajari materi semaksimal mungkin.

Peran penyelenggara pelatihan juga tidak kalah penting dalam mencapai tujuan pelatihan.
Penyelenggara berperan dalam menyiapkan logistik pelatihan, pengaturan administrative dan
membantu fasilitator mengevaluasi kegiatan. Kerjasama fasilitator dan penyelenggara wajib
dilakukan mulai dari pra pelatihan, saat proses pelatihan berlangsung dan pasca pelatihan.
Tujuan pelatihan pasien supporter

Dari hasil pelatihan dimana pasien supporter mendapatkan pembekalan materi, diskusi dan
juga bermain peran, diharapkan pasien supporter secara mandiri dapat melakukan proses
pendampingan pasien TB Kebal Obat sampai pengobatan selesai.

Pengguna buku panduan

Agar penyelenggaran pelatihan berjalan lancar dan mencapai tujuan, maka seyogyanya
penyelenggara terutama fasilitator diwajibkan membaca serta mempelajari buku panduan ini
hingga selesai. Kerjasama antara penyelenggara dan fasilitator pelatihan sebelum pelaksanaan,
hingga pelaksanaan pelatihan berjalan harus terjalin dengan baik sehingga tujuan dari pelatihan
yaitu menghasilkan pasien supporter yang handal dapat tercapai, dan menghasilkan manfaat
untuk masyarakat pasca pelatihan.
PANDUAN UMUM DAN KURIKULUM PELATIHAN PASIEN SUPORTER

1. LATAR BELAKANG
Kurikulum pelatihan adalah dasar pelatihan yang terdiri dari tujuan, komponen yang ada di
pelatihan, struktur pelatihan, monitoring dan evaluasi, kurikulum pelatihan dan garis-garis
besar program pembelajaran yang terdiri dari ringkasan pelaksanaan fasilitasi pelatihan.
Agar terjadi sinergi yang baik antara fasilitator yang bertanggung jawab terhadap isi dan
kualitas suatu pelatihan dan penyelenggara sebagai penanggung jawab pelaksanaan latihan,
fasilitator dan penyelenggara harus mempelajari kurikulum dan panduan umum pelatihan
pasien supporter. Sehingga menjadi dasar bagi fasilitator untuk mengawal proses pelatihan
dan juga sebagai acuan bagi penyelenggara dalam mempersiapkan logistic dan material
pendukung pelatihan.

2. TUJUAN PELATIHAN
 Tujuan Umum:
Menghasilkan pasien supporter komunitas yang terampil dan memiliki semangat Al
Maun dalam melaksanakan pendampingan pasien TB Kebal Obat

 Tujuan Khusus:
1. Peserta memahami tugas dan peran pasien supporter TB Kebal Obat Komunitas
2. Peserta memahami Informasi Dasar Tb Kebal Obat
3. Peserta memahami proses pemeriksaan dan pengobatan pasien TB Kebal Obat
4. Peserta mampu melaksanakan pendampingan pengobatan TB Kebal Obat
5. Peserta terampil berkomunikasi
6. Peserta terampil dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan pasien TB Kebal
Obat

3. PESERTA
Pemilihan awal peserta merupakan langkah awal yang penting dilakukan oleh
penyelenggara. Adapun kriteria pasien supporter:
1. Pendidikan minimal D3 (lebih baik jika lulusan fakultas ilmu kesehatan), misal : FKM,
Stikes, Akper, STKS
2. Mampu berkomunikasi yang baik
3. Sehat jasmani dan rohani
4. Sangat baik jika memiliki pengalaman menjadi social worker (jika di daerah ada
IPSI/Ikatan Pekerja Sosial Indonesia bisa menjadi sumber recruitment).
5. Mantan pasien dan keluarga mantan pasien (TB dan TB MDR) juga bisa menjadi
pasien supporter karena pengalamannya.
6. Orang yang sebelumnya terlibat dalam program kesehatan: hiv/aids, dll.
7. Bersedia menjadi pasien supporter TB Kebal Obat Komunitas dibuktikan dengan surat
kesediaan sebagai pasien supporter TB Kebal Obat

4. STRUKTUR PELATIHAN
Pelatihan pasien supporter TB Kebal Obat Komunitas berlangsung selama…… JPL (Jam
Pelajaran) dan diakhiri dengan pertemuan evaluasi akhir pelatihan.
Pelatihan ini akan dilangsungkan selama 3 (tiga) hari terdiri dari:
1. Pelatihan di dalam kelas/Pengkayaan Teori (T)
Merupakan kegiatan pembelajaran di dalam kelas yaitu penyampaian materi
pembelajaran oleh fasilitator.
2. Praktek di dalam kelas (PK)
Merupakan kegiatan praktek di dalam kelas dengan bentuk simulasi, diskusi, bermain
peran, dan curah pendapat yang didampingi oleh fasilitator
3. Praktek Lapangan (PL)
Merupakan kegiatan praktek lapangan pasca pelatihan di dalam kelas. Dalam
pelaksanaannya peserta akan didampingi oleh fasilitator. Kegiatan paraktek lapangan
dilaksanakan di unit rawat jalan fase lanjutan TB Kebal Obat

STRUKTUR PELATIHAN

Waktu (jpl)
Sesi Materi
T PK PL Jumlah
A Materi Dasar
1. Peran pasien supporter dalam 1 0 0 1
penanggulangan TB Kebal Obat
Sub Total 1 0 0 1
B Materi Inti
1. Tugas pasien supporter komunitas 1 1 1 3
2. Informasi dasar TB Kebal Obat 1 1 0 2
3. Pemeriksaan dan Pengobatan pasien TB Kebal 1 1 1 3
Obat
4. Pendampingan pengobatan pasien TB Kebal 1 1 1 3
Obat
5. Komunikasi Efektif 1 1 1 3
6. Pencatatan dan pelaporan suspek TB 1 1 1 3
Sub Total 6 6 5 17
C Materi Penunjang
1. Bina Suasana 0 1 0 1
2. Rencana tindak lanjut 0 1 0 1
Sub Total 0 2 0 2
TOTAL 7 8 5 20
Keterangan:
 Waktu 1 JPL adalah 45 menit
 Materi dasar disampaikan oleh fasilitator organisasi
 Materi Inti dan Meteri Penunjang merupakan tanggung jawab fasilitator pelatihan

5. STRATEGI PELATIHAN
A. Persiapan Pelatihan
Persiapan pelaksanaan dilaksanakan bersama-sama antara fasilitator, penyelenggara
dan pelaksana program yang berkoordinasi untuk membahas beberapa hal antara
lain:
1) Seleksi Pasien Suporter
Untuk menyeleksi calon pasien supporter, pelaksana program harus terlibat dan
harus memiliki pertimbangan dalam memilih pasien supporter yang akan
melaksanakan tugas di wilayahnya. Kriteria pasien supporter berdasarkan acuan
dan kriteria pasien TB Kebal Obat di RS PMDT (kriteria pasien)

2) Persiapan Material Pelatihan


Sebelum pelatihan dimulai, harus dipastikan material pelatihan sudah
dipersiapkan. Material pelatihan menjadi tanggung jawab penyelenggara,
menyediakan segala kebutuhan fasilitator dalam pelatihan, antara lain alat tulis,
modul pelatihan, dll

3) Teknik Pelatihan yang akan diterapkan oleh fasilitator


Teknik pelatihan dapat disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kemampuan
fasilitator dalam menerapkan teknik pelatihan. Fasilitator dapat melakukan
improvisasi tanpa merubah isi dan tujuan dari pelatihan berdasarkan kurikulum
dan panduan fasilitasi yang ada

4) Orang yang terlibat


Orang yang terlibat dalam proses pelatihan berjumlah 2 orang, terdiri dari :
a. 1 orang fasilitator bertugas sebagai penanggung jawab pelaksanaan
proses pelatihan
b. 1 orang panitia yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan logistic dan
administratif.

Dikarenakan dalam budget pelatihan tidak ada budget narasumber, diharapkan


penyelenggara dapat berkoordinasi dengan RS PMDT, untuk dapat mensupport
kegiatan ini (ruangan pelatihan, narasumber/dr. unit TB MDR, dan tempat
PKL/unit rawat jalan lanjutan TB MDR)

5) Jadwal Pelatihan
Jadwal Pelatihan disesuaikan dengan struktur pelatihan yang ada.

B. Pembagian Tugas dan Fungsi


Pada pelaksanaan pelatihan, antara penyelenggara, fasilitator dan pelaksana
program harus melaksanakan tugas dan funsinya, antara lain:
1) Tugas dan Fungsi Koordinator Program:
 Bertanggung jawab terhadap jalannya keseluruhan proses pelatihan
 Mengatur jalannya kegiatan dan memandu kegiatan untuk mencapai
tujuan dari pelatihan
 Menyusun perencanaan, mengawasi proses pelaksanaan dan
bertanggung jawab terhadap proses pelaporan kegiatan, baik
administrative maupun monitoring dan evaluasi

2) Tugas dan Fungsi Penyelenggara:


Dibawah koordinasi Koordinator Program, penyelenggara memiliki tugas dan
fungsi:
 Bertanggung jawab dalam persiapan logistic, administrasi dan alat yang
digunakan dalam pelatihan
 Membantu fasilitator dalam pelaksanaan proses pelatihan (menjadi time
keeper dan observer)
 Memasukkan data hasil evaluasi untuk dinilai oleh fasilitator dan
penanggung jawab program
 Memastikan seluruh alat evaluasi dan laporan administrative siap sedia
untuk dilaporkan kepada Koordinator Program

3) Tugas dan Fungsi Fasilitator:


Dibawah koordinasi Koordinator Program, fasilitator memiliki tugas dan fungsi:
 Berkoordinasi dengan Koordinator Program dalam pelaksanaan kegiatan,
metode, input dan output kegiatan
 Bertanggung jawab terhadap kualitas pelatihan didalam dan diluar kelas
 Menilai, memonitor dan mengevaluasi hasil pelatihan
 Membuat resume kegiatan pelatihan diakhir pelatihan berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi.
Note: resume dilampirkan sebagai laporan fasilitator dalam menilai
kelulusan kader dalam mengikuti pelatihan

C. Metode Pelatihan
Metode pelatihan yang digunakan adalah metode pelatihan interaktif dengan
penerapan sistem pendidikan orang dewasa (andragogik). Pelatihan bersifat dinamis
dan fasilitator diperbolehkan mengembangkan metode pelatihan dan membuat
improvisasi tanpa mengurangi atau melebihkan standar pelatihan yang ada.

6. KRITERIA KEBERHASILAN KEGIATAN PELATIHAN


Keberhasilan pelatihan dinilai dari beberapa aspek yang dinilai secara bersama-sama oleh
penyelenggara, narasumber, coordinator program dan fasilitator. Kriteria keberhasilan yang
diukur dan dilaporkan dalam laporan kegiatan antara lain:

1. Kegiatan pelatihan

No Aspek yang Target Indikator Alat Ukur


dinilai
1 Kehadiran Seluruh peserta mengikuti Minimal 90% peserta Daftar Hadir
pelatihan secara penuh 3 hadir tepat waktu
hari berturut-turut tanpa
melewatkan satu materi
2 Pre/Post test Seluruh peserta mengalami Minimal 90% peserta Lembar jawaban
kenaikan nilai pre test dapat memenuhi pre test/post
sebanyak 20% dari nilai target test
post test, atau memiliki
nilai score minimal 65
3 Keaktifan Seluruh peserta mengikuti Minimal 95% peserta Lembar evaluasi
secara aktif kegiatan mengikuti pelatihan fasilitator
pelatihan secara aktif dinilai
dari lembar penilaian
fasilitator

2. Kegiatan praktek lapangan

No Aspek yang Target Indikator Alat Ukur


dinilai
1 Membangun Seluruh peserta masing- 100 % pasien Catatan harian
Komunikasi masing berlatih supporter dapat praktek lapangan
dengan PMO mendiskusikan data pasien menggambarkan
yang akan dibimbing status dan rencana
dengan PMO pengobatan pasien
2 Membangun Seluruh peserta masing- 100% peserta dapat Catatan Harian
Komunikasi masing berlatih menjalin menggambarkan praktek
dengan pasien komunikasi dengan pasien kondisi, kesulitan2 Lapangan
pasien saat itu
3 Memberikan Seluruh peserta masing2 100% peserta dapat Catatan harian
penyuluhan PPI mampu memberikan melakukan kegiatan lapangan
bagi penyuluhan PPI bagi penyuluhan dengan
pasien/keluarga pasien/keluarga pasien cara yang menarik
pasien
4 Pencatatan dan Seluruh peserta mahir 100% peserta mahir Catatan format
Pelaporan dalam melakukan melakukan TB MDR
pencatatan format TB MDR pencatatan format TB
MDR

Catatan:

1. Peserta latih ditekankan untuk mengikuti pelatihan secara penuh sebagai syarat
kelulusan tanpa tertinggal satupun materi (kesedian mengikuti pelatihan juga
merupakan syarat yang dicantumkan dalam lembar kesediaan menjadi pasien
supporter)
2. Jika ada peserta latih yang tidak mengikuti salah satu materi, maka fasilitator
memiliki kewajiban untuk memberikan pendampingan khusus dan menerangkan
materi yang tertinggal di waktu senggang pada masa pelatihan
PERSIAPAN AWAL PELATIHAN

Persiapan pelatihan sangat diperlukan agar segala hal yang berkaitan dengan pelatihan dapat
dipersiapkan. Persiapan pelatihan menjadi tanggung jawab tim koordinator program.

Koordinator Program dapat menggunakan lembar ceklist dibawah untuk mengingatkan panitia
tentang seluruh kebutuhan pelatihan baik persiapan fisik dan sistem peltihan.

Semua check list harus sudah terisi dengan tanda rumput sebelum pelatihan dimulai.

No Deskripsi Persiapan Ceklist


(√)
1 Menetapkan kualifikasi calon peserta:
a. Berdasarkan syarat yang sudah ditetapkan
b. Berdasarkan karakter pasien TB Kebal Obat di RS PMDT
c. Sudah menyatakan kesanggupan secara tertulis untuk menjadi pasien
supporter dan bersedia menjalani pelatihan secara penuh
2 Menyusun kerangka acuan kegiatan:
a. Proposal kerangka acuan (TOR)
b. Pengajuan administrasi pembiayaan
3 Menetapkan 1 orang panitia penyelenggara
4 Menetapkan 1 orang fasilitator pelatihan
5 Menetapkan waktu pelaksanaan dan lokasi kegiatan
6 Koordinasi mitra untuk kegiatan pelatihan:
a. Koordinasi program dengan penanggung jawab program TB setempat
b. Koordinasi dengan TIM MDR RS PMDT
c. Surat rekomendasi praktek lapangan untuk pasien supporter dari Dinas
Kesehatan setempat (perlukah?)
Keterangan: Persiapan awal pelatihan sebaiknya sudah selesai paling lambat 2 minggu sebelum
pelatihan
PERSIAPAN PESERTA

Pada persiapan peserta, Koordinator Program bekerjasama dengan panitia mempersiapkan


berbagai hal berikut:

No Deskripsi Persiapan Ceklist


(√)
1 Daftar nama calon peserta latih:
 Hasil seleksi
 Berdasarkan Surat Pernyataan Kesediaan menjadi pasien Suporter
Komunitas dan bersedia menjalani pelatihan secara lengkap
2 Persetujuan Calon Peserta:
Berdasarkan SPK yang sudah ditandatangani
3 Undangan dapat dikirimkan setelah SPK ditandangani oleh pasien suporter
Keterangan: Persiapan peserta sebaiknya sudah selesai paling lambat 2 minggu sebelum
pelatihan

PERSIAPAN FASILITATOR

Persiapan fasilitator yang dikoordinir oleh Koordinator Program dan panitia meliputi:

No Deskripsi Persiapan Ceklist


(√)
1 Pemilihan fasilitator:
Fasilitator dipilih berdasarkan keahlian yang dimiliki:
 Telah mengikuti pelatihan untuk fasilitator dan pelatihan fasilitator TB
MDR
 Menguasai materi konseling/komunikasi/psikologi berkaitan dengan
materi komunikasi efektif

2 Pemilihan fasilitator oleh pelaksana program harus mempertimbangkan isi


material pada panduan umum
3 Fasilitator harus memahami kurikulum pelatihan
4 Fasilitator memiliki rencana kerja yang memuat kegiatan selama pelatihan
pasien supporter yang dapat disesuaikan dengan panduan umum dan jadwal
kegiatan
5 Pembagian tugas dan fungsi antara fasilitator, narasumber (jika ada), pelaksana
program dan panitia kegiatan harus jelas
Keterangan: Persiapan fasilitator sebaiknya sudah selesai paling lambat 2 minggu sebelum
pelatihan

PERSIAPAN MATERIAL PELATIHAN

Material pelatihan disiapkan oleh panitia yang dikoordinir oleh Koordinator Program tingkat
kabupaten. Material pelatihan disiapkan berdasarkan tiap tahapan oleh panitia. Penggunaan
material pelatihan pada saat pelatihan dikoordinasikan oleh fasilitator.

Persiapan material pelatihan sebaiknya sudah selesai paling lambat 3 hari sebelum pelatihan

PANDUAN FASILITASI PELATIHAN

PENDAHULUAN

Panduan Fasilitasi ini diperuntukkan bagi fasilitator pelatihan pasien supporter TB MDR
Komunitas yang berisi petunjuk proses kegiatan pelatihan. Fasilitator dianjurkan untuk
mempelajari panduan ini secara keseluruhan sebelum memulai pelatihan. Di dalam
pelaksanaannya, pelatihan pasien supporter ini dapat diisi dengan improvisasi tapi tidak keluar
dari kerangka panduan umum pelatihan.

Bagian Panduan

Panduan terdiri dari beberapa bahan bacaan fasilitator yang akan menjadi petunjuk singkat
bagaimana memfasilitasi pelatihan ini:

A. Prinsip Dasar Pelatihan


B. Manajemen Pelatihan
C. Metode Fasilitasi Sesi

A. Prinsip Dasar Pelatihan


Pelatihan menggunakan metode andragogi. Modul terdiri dari 6 BAB:

BAB I Tugas Pasien Suporter Komunitas


BAB II Informasi Dasar TB Kebal Obat
BAB III Pemeriksaan dan Pengobatan Pasien TB Kebal Obat
BAB IV Pendampingan Pengobatan Pasien TB Kebal Obat oleh Pasien
Suporter
BAB V Komunikasi Efektif
BAB VI Pencatatan dan Pelaporan

Keseluruhan kerangka kurikulum dapat dipelajari dalam panduan umum dan kurikulum.
Fasilitator harus menguasai materi tersebut.
ALUR KEGIATAN

PERTEMUAN
KOORDINASI AWAL
SSR-Dinkes-RS PMDT

Info Karakter Pasien Rekruitmen Pasien SPK Pasien Pengiriman


TB Kebal Obat Suporter Supporter Undangan

Pembukaan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan Pelatihan


Pelatihan BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V BAB V

PL I: koordinasi PL II: Membangun PL III: Penyuluhan PPI PL IV: Pencatatan &


bersama PMO Komunikasi dg Pasien bagi pasien Pelaporan

Review PL I Review PL II Review PL III Review PL IV

RTL Pasien Penilaian Penutupan


Suporter Kelulusan Pelatihan
B. Manajemen Pelatihan
1. Memulai Pelatihan
Fasilitator diwajibkan datang lebih awal agar memiliki waktu yang cukup dalam
melakukan persiapan tidak hanya memandu materi, tapi juga bagaimana
menciptakan kondisi yang nyaman selama pelatihan

2. Tata Letak Ruang Pelatihan


Tata letak mempengaruhi kegiatan pelatihan sehingga tata ruang pelatihan
seharusnya sudah diatur sedemikian rupa sebelum peserta datang. Berikut kondisi
pengaturan tata letak:
 Ruangan sebaiknya tidak silau dengan cahaya matahari
 Di tengah ruangan atau di depan ruangan sebaiknya ada tempat yang agak
luas untuk fasilitator melakukan pendampingan dan memainkan berbagai
aktivitas seperti game atau simulasi
 Papan flipchart dapat dilihat oleh seluruh peserta dan telah dilengkapi dengan
kertas dan spidol, dan mudah untuk dipindah posisinya
 Layar LCD projector (jika ada) dapat dilihat oleh semua orang dan tidak
berada di tempat yang silau

3. Peran Fasilitator
Peran fasilitator sangat penting untuk mendapatkan output pelatihan yang
diharapkan. Fasilitator harus dapat mengelola sistem pembelajaran senyaman
mungkin bagi peserta pelatihan.
Peran dan fungsi fasilitator:
 Memimpin seluruh proses pelatihan di dalam kelas.
 Membuka sesi pelatihan dan menutup setiap sesi pelatihan dengan
memberikan kesimpulan di akhir sesi pelatihan
 Memberikan penilaian menyeluruh terhadap kemajuan peserta
 Mengatur jalannya proses praktek lapangan
 Berkoordinasi dengan panitia untuk mempersiapkan praktek lapangan
 Menilai dan memberikan kesimpulan terhadap proses praktek lapangan
C. Metode Fasilitasi Sesi

MEMBUKA PELATIHAN
Tujuan Kegiatan:
1. Membuka pelatihan secara resmi
2. Memperkenalkan tujuan pelatihan pada saat memulai pelatihan
3. Membangun persepsi bahwa pelatihan itu menyenangkan dan tidak membosankan
4. Memperkenalkan manfaat pelatihan kepada peserta latih
5. Mendorong komitmen peserta pada pelatihan
6. Mengajak semua peserta mengenal satu sama lain dan membangun keakraban dengan cara
yang menyenangkan.

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Pembukaan resmi 30’ Berisikan:
 Pernyataan resmi acara dibuka
 Memberikan gambaran secara umum yang
akan dilakukan oleh peserta dan manfaat yang
akan didapat
2 Bina Suasana 10’ Berikan kegiatan permainan untuk menciptakan
situasi dan keingintahuan peserta terhadap
sesuatu.
3 Perkenalan 10’ Perkenalan dan bina suasana dapat dijadikan
satu, Perkenalan dapat dilakukan dengan
tekhnik permainan.
4 Pengenalan & sesi Kegiatan 10’ Mengenalkan kegiatan yang akan dilalui oleh
peserta termasuk kontrak waktu dan tata tertib
pelatihan.
5 Pre test 15’ Pre test dilakukan untuk mengetahui potensi
yang dimiliki oleh peserta.
Segera lakukan penilaian sehingga fasilitator
mengetahui, peserta mana yang sudah memiliki
“isi” sebelumnya
BAB I. TUGAS PASIEN SUPORTER KOMUNITAS

TUJUAN KEGIATAN:

Diakhir pembelajaran, peserta mampu:

1. menjelaskan siapa Pasien Suporter Komunitas


2. menyebutkan persyaratan yang harus dimiliki oleh Pasien Suporter Komunitas
3. mempraktikkan tugas Pasien Supporter

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Pemberian Materi 45’ Dimulai dengan sedikit menceritakan tentang
pelatihan ini, dan harapan di akhir
pembelajaran.
Berikan pertanyaan terbuka “ apakah tugas
pasien supporter…?” Semua peserta dapat
menuliskan jawaban secara singkat di kertas
lembar balik. Disini tidak ada jawaban yang
salah. (aktivitas berlangsung slm 5’)
Kemudian Fasilitator dapat mulai masuk
kedalam materi.

2 Praktek Dalam Kelas 45’ Fasilitator memberikan contoh kasus untuk


dikerjakan oleh masing-masing peserta.
Contoh Kasus:
Ibu Mita dinyatakan sebagai pasien TB Kebal
Obat, dan Anda ditunjuk sebagai pasien
supporter untuk mendampingi ibu Mita.
Apakah yang harus anda kerjakan dalam
mendampingi ibu mita?

Peserta diminta untuk mengerjakan tugas ini


selama 15 menit
Dilanjutkan dengan diskusi kasus selama 30
menit.
BAB II. INFORMASI DASAR TB KEBAL OBAT

TUJUAN KEGIATAN

Diakhir pembelajaran, peserta mampu:

1) menjelaskan tentang TB Kebal Obat


2) menjelaskan penyebab timbulnya TB Kebal Obat
3) menjelaskan siapa orang yang beresiko terkena TB Kebal Obat
4) menjelaskan pencegahan terjadinya TB Kebal Obat
5) menjelaskan dan menjalani upaya pencegahan penularan infeksi TB Kebal Obat

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Pemberian Materi 45’ Dimulai dengan ice breaking selama 5-10 menit.
Dilanjutkan dengan pemberian materi
2 Praktek Dalam Kelas 45’ Fasilitator memberikan 2 contoh kasus untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta.
Contoh Kasus:
1. Bapak Sudirja adalahpasien TB regular.
Menurut anda, apakah yang harus dilakukan
oleh bapak Sudirja agar penyakit TB
regulernya tidak berkembang menjadi TB
Kebal Obat?
2. Kemukakan pendapat anda, adakah upaya-
upaya pencegahan penularan infeksi TB
Kebal Obat? Bagaimanakah cara yang baik
untuk menyampaikan kepada pasien dan
keluarga pasien

Peserta diminta untuk mengerjakan tugas ini


selama 15 menit
Dilanjutkan dengan diskusi kasus selama 30
menit.
BAB III. PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN PASIEN TB KEBAL OBAT

TUJUAN KEGIATAN

Diakhir pembelajaran, peserta mampu:

1. menjelaskan siapa yang dapat memastikan diagnosa pasien TB Kebal Obat dan
menentukan rencana pengobatan
2. menjelaskan dimanakah penentuan diagnosa TB Kebal Obat ditentukan
3. menjelaskan pengobatan dan pemantauan pengobatan TB Kebal Obat
4. menjelaskan dimanakah pengobatan TB Kebal Obat dan pemeriksaan pemantauan
pengobatan dapat dilakukan
5. menjelaskan efek samping obat

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Pemberian Materi 45’ Dimulai dengan ice breaking selama 5-10 menit.
Dilanjutkan dengan pemberian materi
2 Praktek Dalam Kelas 45’ Fasilitator memberikan contoh kasus untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta.
Contoh Kasus:

Ibu Dira, 24 tahun, dinyatakan sebagai pasien TB


Kebal Obat di RS PMDT X.
Anda ditunjuk sebagai pasien supporter bagi Ibu
Dira. Informasi awal apa saja yang harus anda
ketahui dan dapatkan dari petugas kesehatan?

Peserta diminta untuk mengerjakan tugas ini


selama 15 menit
Dilanjutkan dengan diskusi kasus selama 30
menit.
BAB IV. PEMERIKSAAN DAN PENGOBATAN PASIEN TB KEBAL OBAT

TUJUAN KEGIATAN

Diakhir pembelajaran, peserta mampu:

1. menjelaskan apa yang dimaksud dengan pendampingan oleh pasien suporter


2. menjelaskan bagaimana seorang pasien supporter dapat mendampingi pasien
TB Kebal Obat
3. menjelaskan kendala/kesulitan yang muncul dalam pengobatan TB Kebal Obat
4. menjelaskan apa yang dimaksud dengan mangkir dan usaha pencegahan mangkir

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Pemberian Materi 45’ Dimulai dengan ice breaking selama 5-10 menit.
Dilanjutkan dengan pemberian materi
2 Praktek Dalam Kelas 45’ Fasilitator memberikan contoh kasus untuk
dikerjakan oleh masing-masing peserta.
Contoh Kasus:

Bapak Amir adalah pasien TB Kebal Obat.


Menurut anda,perlukah pak Amir didampingi
oleh pasien supporter? Jelaskan jawaban anda,
serta uraikan bagaimana proses pendampingan
bisa dijalankan.

Peserta diminta untuk mengerjakan tugas ini


selama 15 menit
Dilanjutkan dengan diskusi kasus selama 30
menit.

BAB V. KOMUNIKASI EFEKTIF


TUJUAN KEGIATAN

Diakhir pembelajaran, peserta mampu:

1. menjelaskan apa yang dimaksud dengan komunikasi dan komunikasi efektif


2. menjelaskan kegunaan komunikasi efektif bagi pasien supporter
3. menjelaskan bagaimana melaksanakan komunikasi efektif
4. menjelaskan faktor-faktor yang menghambat komunikasi

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Pemberian Materi 45’ Dimulai dengan ice breaking selama 5-10 menit.
Dilanjutkan dengan pemberian materi
2 Praktek Dalam Kelas 45’ Fasilitator memberikan contoh tugas bagi
peserta sebagai satu kelompok untuk bermain
peran:

1 orang peserta berperan sebagai pasien TB


Kebal Obat yang mengalami mual muntah dan
ingin menghentikan pengobatan.
1 orang peserta berperan sebagai pasien
supporter
1 orang peserta bertugas sebagai pengamat

Kelompok membagi peran selama 10 menit


Kelompok melakukan bermain peran selama 10
menit
Dilanjutkan dengan diskusi hasil pengamatan
bermain peran selama 25 menit.

BAB VI. PENCATATAN DAN PELAPORAN


TUJUAN KEGIATAN

Diakhir pembelajaran, peserta mampu:

1. Melakukan pencatatan dan pelaporan


2. Melaporkan hasil kegiatan kepada tim program

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Pemberian Materi 45’ Dimulai dengan ice breaking selama 5-10 menit.
Dilanjutkan dengan pemberian materi
2 Praktek Dalam Kelas 45’ Fasilitator memberikan format laporan, dan
peserta berlatih mengisi format laporan.

PRAKTEK LAPANGAN
TUJUAN KEGIATAN:

Peserta mampu mempraktekkan secara langsung materi-materi yang sudah dipelajari.

No KEGIATAN WAKTU KETERANGAN AKTIVITAS


1 Praktek Lapangan I 45’ Kegiatan PL I adalah simulasi dari aktivitas pasien
(koordinasi/mendapatkan supporter mendapatkan informasi dari PMO tentang
informasi dari PMO atas satu pasien yang akan didampingi.
kasus TB Kebal Obat) PMO/Nakes memberikan contoh kasus TB Kebal
Obat (form baku yang digunakan oleh program).
Peserta mencatat informasi yang didapatkan dari
PMO (form pengobatan tahap awal):
1. Identitas lengkap
2. Kapan pasien ditetapkan sebagai pasien TB Kebal
Obat
3. Rencana pengobatan dan pemantauan yang akan
dijalani
4. Adakah riwayat yang diketahui sebagai penyebab
TB Kebal Obat (TB regular gagal pengobatan, TB
regular dengan riwayat sering mangkir,dll)
5. Adakah kondisi khusus pasien yang perlu
dicermati oleh pasien supporter
2 Praktek Lapangan II (Komunikasi 45’ Kegiatan PL II adalah simulasi dari aktivitas pasien
dengan pasien fase lanjutan) supporter saat mendampingi pasien TB Kebal Obat.
Petugas kesehatan Unit TB MDR , mengarahkan
masing-masing peserta untuk dapat berkomunikasi
dengan pasien TB Kebal Obat fase lanjutan.
Peserta berlatih berkomunikasi dengan dengan
pasien. Dan setelah selesai berlatih, peserta
mempunyai catatan berdasarkan perbincangan dan
pengamatan terhadap pasien:
1. Bagaimana dan kapan pasien dinyatakan sebagai
pasien TB Kebal Obat (juga riwayat pengobatan
TB sebelumnya)
2. Bagaimana pasien menjalani pengobatan selama
ini
3. Apa saja kendala yang dialami selama
pengobatan
4. Apa yang dilakukan oleh peserta selama kegiatan
berlangsung (catatan khusus peserta)
3 Praktek Lapangan III 45’ Peserta melakukan penyuluhan PPI secara individual
(Penyuluhan PPI) ataupun sekelompok pasien TB Kebal Obat fase
lanjutan.
Fasilitator bekerjasama dengan Nakes Unit TB MDR
untuk mengatur kegiatan ini.
4 Praktek Lapangan IV 45’ Kegiatan PL IV adalah simulasi aktivitas pasien
(Pencatatan dan Pelaporan) supporter melakukan pencatatan pasien TB MDR.
Nakes memberikan contoh format pencatatan
pasien TB MDR, masing2 peserta mendapatkan 1
contoh.
Peserta memasukkan informasi yang dibutuhkan ke
dalam format pencatatan pasien suporter
5 Review Fasilitator bersama dengan peserta mendiskusikan
hasil kegiatan praktek lapangan. Adakah kendala
dalam pelaksanaan dan bagaimana solusinya.

LAMPIRAN 1a. LEMBAR KERJA PRAKTEK LAPANGAN I


Nama (peserta praktek lapangan):

Lokasi praktek lapangan:

Tanggal Kegiatan:

NO INFORMASI DETAIL
1. Identitas Pasien a. Nama:

b. Tanggal Lahir/Umur: / tahun

c. Sex: Laki-laki/Perempuan

d. Alamat lengkap:

2. Diagnosa TB a. Nama RS PMDT:


Kebal Obat
b. Alamat RS PMDT:

c. Tanggal Penetapan Diagnosa:

d. Pemeriksaan penetapan Diagnosa: (centrang di kotak yang


tersedia)
□ GENEXPERT Tgl:
□ Biakan Dahak Tgl:
□ Drug Sensitivity Test Tgl:

3. Rencana a. Nama fasyankes pengobatan:


Pengobatan &
Pemantauan b. Alamat fasyankes:

c. Tanggal dirujuk (jika dirujuk ke puskesmas satelit):

d. Rencana Terapi
No Nama Obat (Dosis) Jumlah obat/ Minum/
x minum suntik

e. Rencana Pemantauan pengobatan:


 Tanggal:
 Lokasi Pemantauan:
 Jenis pemeriksaan:

f. Riwayat Pengobatan TB sebelumnya & Kontak: (jika ada)


□ Pengobatan TB gagal pengobatan
□ Pengobatan TB kambuh
□ Pengobatan TB non DOTS
□ Ada riwayat kontak erat dengan pasien TB Kebal Obat

g. Adakah riwayat mangkir pada pengobatan TB sebelumnya:


□ Ya
□ Tidak

h. Adakah kondisi khusus untuk menjadi perhatian:


□ HIV +
□ Penyakit penyerta lainnya, sebutkan…………….
Lampiran 1.b: contoh pengisian lembar praktek lapangan I

Nama (peserta praktek lapangan): Irwan Prasetyo

Lokasi praktek lapangan: RS Rujukan PMDT Dr. Soetomo

Tanggal Kegiatan: 20 Agustus 2014

NO INFORMASI DETAIL
1. Identitas Pasien a. Nama: Tn X

b. Tanggal Lahir/Umur: 12 Januari 1990 / 24 tahun

c. Sex: Laki-laki/Perempuan

d. Alamat lengkap: Jl. Kenikir no 12 Rt 001/Rw 010, Kelurahan


Pucung, Kecamatan Sidomulyo, Surabaya

2. Diagnosa TB a. Nama RS PMDT: RSUD dr. Soetomo


Kebal Obat
b. Alamat RS PMDT: Jl…….., Surabaya

c. Tanggal Penetapan DiagnosaTB MDR: 10 Februari 2014

d. Pemeriksaan penetapan Diagnosa: (centrang di kotak yang


tersedia)
√ GENEXPERT Tgl: 10 Februari 2014
√ Biakan Dahak Tgl: 3 Mei 2014
√ Drug Sensitivity Test Tgl: 3 Mei 2014

3. Rencana a. Nama fasyankes pengobatan: Puskesmas Satelit Kenari


Pengobatan &
Pemantauan b. Alamat fasyankes: Jl. Merpati no 15 Kabupaten Sidomulyo

c. Tanggal dirujuk (jika dirujuk ke puskesmas satelit): 11 Februari


2014

d. Rencana Terapi (fase pengobatan tahap awal)


No Nama Obat (Dosis) Jumlah obat/ Minum/
x minum suntik
1 Pirazinamid (1500 mg) 3 minum
2 Lefofloksasin (750 mg) 3 minum
3 Etionamid (500 mg) 2 minum
4 Cicloserin (500 mg) 2 minum
5 B6 (100 mg) 2 minum
6 Kanamisin (750 mg) suntik

e. Rencana Pemantauan pengobatan:


 Tanggal: 10 Maret 2014
 Lokasi Pemantauan: RS Rujukan PMDT dr. Soetomo
 Jenis pemeriksaan: Pemeriksaan mikroskopik dan
pemeriksaan biakan dahak

f. Riwayat Pengobatan TB sebelumnya & Kontak: (jika ada)


√ Pengobatan TB gagal pengobatan
□ Pengobatan TB kambuh
□ Pengobatan TB non DOTS
□ Ada riwayat kontak erat dengan pasien TB Kebal Obat

g. Adakah riwayat mangkir pada pengobatan TB sebelumnya:


√ Ya (catatan tambahan: pasien beberapa kali tidak
menjalani pengobatan rutin)
□ Tidak

h. Adakah kondisi khusus untuk menjadi perhatian: tidak ada


disebutkan oleh PMO
□ HIV +
□ Penyakit penyerta lainnya, sebutkan…………….
LAMPIRAN 2a. LEMBAR KERJA PRAKTEK LAPANGAN II

Nama (peserta praktek lapangan):

Lokasi praktek lapangan:

Tanggal Kegiatan:

NO INFORMASI DETAIL
1. Identitas Pasien a. Nama:

b. Tanggal Lahir/Umur: / tahun

c. Sex: Laki-laki/Perempuan

d. Alamat lengkap:

2. Bagaimana dan
kapan pasien
dinyatakan
sebagai pasien
TB MDR

3. Bagaimana
pasien selama ini
menjalani
pengobatan
4. Adakah kendala
yang dialami
pasien saat
menjalani
pengobatan

5. Catatan khusus
peserta
LAMPIRAN 2.b. contoh pengisian lembar kerja praktek lapangan

Nama (peserta praktek lapangan): Irwan Prasetyo

Lokasi praktek lapangan: RS Rujukan PMDT Dr. Soetomo

Tanggal Kegiatan: 20 Agustus 2014

NO INFORMASI DETAIL
1. Identitas Pasien a. Nama: Nn. Y

b. Tanggal Lahir/Umur: 17 April 1989 / 25 tahun

c. Sex: Laki-laki/Perempuan

d. Alamat lengkap: Jl. Satria no 20 RT 01/Rw 02 Kelurahan


Majangan, Kecamatan Maja, Kota Surabaya

2. Bagaimana dan Nn. Y adalah pasien TB Kebal Obat fase lanjutan. Sudah menjalani
kapan pasien pengobatan sejak November 2013.
dinyatakan Pasien menceritakan bahwa sebelum ditetapkan sebagai pasien TB
sebagai pasien MDR, Y adalah pasien TB kategori II yang dinyatakan gagal
TB MDR pengobatan. Y dirujuk oleh Puskesmas kecamatan Maja ke RS dr.
Soetomo. Di RS dr. Soetomo Y menjalani pemeriksaan dahak, dan
pada tanggal 10 November 2013, dinyatakan sebagai pasien TB
MDR, dan tanggal 11 November 2013 mulai menjalani pengobatan
tahap awal TB Kebal Obat. Pengobatan dilanjutkan di RS. Dr.
Soetomo

3. Bagaimana Menurut penuturan Nn. Y, pengobatan yang dijalani saat ini terasa
pasien selama ini lebih berat dibandingkan pada saat pengobatan TB kategori II.
menjalani Walaupun pada pengobatan TB Kategori II juga mendapatkan obat
pengobatan suntikan, tetapi jumlah obat yang diminum lebih banyak. Dan efek
samping minum obat yang dirasakan juga lebih berat. Efek samping
yang berat yang dirasakan adalah mual yang tidak hilang-hilang,
sakit kepala, hal ini muncul terutama pada masa-masa awal
pengobatan. Nn. Y juga merasakan perasaan yang tidak enak, ingin
menyendiri, dan tidak ingin bertemu dengan orang lain.
Sejak awal pengobatan pasien mendapat dukungan dari keluarga,
terutama orang tua, sehingga pada saat efek samping muncul
selalu ada yang menyemangati dan memotivasi untuk tidak
berhenti minum obat.
4. Adakah kendala Menurut penuturan Nn. Y, pengobatan sebenarnya sempat
yang dialami dillanjutkan di Puskesmas Maja, yang lokasinya lebih dekat dengan
pasien saat tempat tinggalnya. Tapi pelayanan yang diberikan di Puskesmas
menjalani Maja kurang berkenan. Petugas kesehatan di Puskesmas Maja
pengobatan kurang ramah.Pasien kembali melanjutkan pengobatan di RS. Dr.
Soetomo.
Kendala lain adalah saat efek samping pengobatan muncul.
Keluhan mual sebenarnya juga dirasakan pada saat pengobatan
TB Kategori II, tapi pada pengobatan TB Kebal Obat,keluhan mual
sangat hebat, dan dirasakan sepanjang hari. Oleh petugas
kesehatan, diberikan obat mual. Hal ini cukup menolong ditambah
dengan beberapa kegiatan yang dapat mengalihkan keluhan,
seperti: mendengarkan musik, membaca Al Qur’an atau mengisi
TTS.

5. Catatan khusus Selama berkomunikasi dengan pasien, tampak pasien dalam


peserta keadaan tenang.
Kegiatan lebih banyak mendengarkan cerita dari pasien. Kadang
pasien terlihat sedih, tapi kemudian kembali terlihat tenang.
Ibu pasien terlihat mendampingi putrinya, dan sesekali ikut
menanggapi perbincangan. Terlihat support yang besar dari ibu
pasien untuk kesembuhan putrinya.

Anda mungkin juga menyukai