Anda di halaman 1dari 118

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU SEKSUAL DENGAN

RASA BERSALAH (GUILTY FEELING) PADA REMAJA


DI KELURAHAN BOJONGSARI SAWAN GAN DEPOK

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam


memperoleh gelar Sarjana Psikologi

-----..
111
Universitas Islam Negeri
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

I >iterht _ . __ -· -~~-.,,--~-
ol....<>h ••
·1.. . : ·:r;:-r: . . . . . J ..... IA........... ..
-le1ri '

. 1 1 . '().'L"v"~::kTf~·).........1"
W AHYUDI IMAN · "rl" ' • ........ 2.:::.............::-.~.l.\?i
' ;nk:l~i : ............................................ ..

NIM: 105070002262

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2009 M
'. Pl.~r~~USTAKA~;~TA~-;;"'"1
UIN SYAHIO JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU SEKSUAL DENGAN


RASA BERSALAH (GUILTY FEELING) PADA REMAJA
DI KELURAHAN BOJONGSARI SAWAN GAN DEPOI(

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi
syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh:
WAHYUDI IMAN
NIM: 105070002262
Dibawah bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Bamban di Ph.D
~i
Rena Latifa, M.Psi
NIP. 150 326 891 NIP. 150 408 704

Fakultas Psikologi
Universitas Islan1 Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
1430 H/2009 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA PERILAKU SEKSUAL DENGAN
RASA BERSALAH (GUILTY FEELING) PADA REMAJA DI KECAMATAN
BOJONGSARI SAWANGAN DEPOK telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas
Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulllah Jakarta Pada Tanggal 3
Desember 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi.

Jakarta,3 Desember 2009

Sidang Munaqasyah

Dekan/ Pembantu Dekan/


Ketua Merangkap Anggota Sekretaris Merangkap Anggota

/z. ~. "l'..
Jahja Umar, Ph.D
NIP. 130 885 522

Anggota

p7W:) Penguji II

Neneng Tati Sumiatim, M.Psi,Psi


~ 5-
Bamban u di Ph.D
NIP. 105 0300 679 NIP. 150 326 891

Pembimbing I

~
mbpribi II

;1:;:tf£.D~
NIP. 150 326 891
/
?: .
Rena Latifa, M.Psi
NIP. 150 408 704
:Motto:
''Jiicfup acfa[afi petjuangan"
<Betjuang untuk,mendapatk,an impian untuk,RJ,ta clan orang yang
senantiasa 6erdoa untuk,Rjta

PERSEMBAHAN:

Skripsi Ini kupersembahkan Untuk Kedua Orang

Tua soya, Semua Orang yang soya Sayangi dan

Orang yang masih Peduli dengan Maso Depanya.


ABSTRAK

( A) Fakultas Psikologi
( B ) Desember 2009
( C) Wahyudi Iman
( D ) Hubungan Antara Prilaku Seksual Dengan Rasa Bersalah (Guilty Feeling) Pada
Remaja
( E ) 77 halaman + Lampiran
( F) Perubahan yang dialami remaja merupakan perubahan biologis dan fisiologis
yang berlansung pada masa pubertas atau masa awal remaja, inilah yang membuat
para remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok dengan gejolak hasrat seks,
sehingga muncul berbagai masalah perilaku seksual pada remaja.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan perilaku seksual dengan rasa
bersalah pada remaj a dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
penelitian korelasi. Penelitian dilaksanakan di Keluraban Bojongsari Sawangan
Depok dengan jumlah sampel 50 orang yang ditentukan dengan teknik insidental.
Karakteristik sampel adalah remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok.
Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah skala perilaku seksual dan rasa
bersalah skala model likert.

Uji reliabilitas menggunakan analisis Alpha Cronbach basil yang diperoleb skala
prilaku seksual 0.865 dan skala rasa bersalah 0.916. Korelasi (r) bitung sebesar 0.018
dan R Square aspek perilaku seksual menyumbang sebesar 11.2% bagi perubaban
variabel rasa bersalab. Dengan demikian terdapat 89.8% aspek lain yang mereka
kontribusi terhadap rasa bersalab yang tidak terukur dalam penelitian ini, yang dapat
memberikan perubahan terhadap variabel perilaku seksual. Maka dapat disimpulkan
ada hubungan antara perilaku seksual dengan rasa bersalab pada remaja di Keluraban
Bojongsari Sawangan Depok dengan arah signifikan yaitu semakin tinggi perilaku
seksual maka semakin tinggi juga rasa bersalah. ·

Untuk penelitian selanjutnya dibarapkan melaksanakan penelitian dengan pendekatan


kualitatif mengenai perilaku seksual agar didapatkan basil yang lebib mendalam

( G) Bahan bacaan : 24 Buku, 2 Skripsi dan 6 Pustaka Online (2007-2009)


Kata kunci : prilaku seksual, rasa bersalah (guilty feeling), pada remaja.
ii

ABSTRACT

( A ) Faculty of Psychology
( B ) 2009 December
( C) Wahyudi Iman
( D ) Relation Between Sexual Behavior And Adolescent Guilty Feeling
( E ) 77 page+ Enclosures.
( F) Adolescent changing represent change of biological and physiological
(sexual organ maturity) when adolescent period or puberty, it makes adolescents at of
Bojongsari Sawangan Depok Sub - district, sexuality ambition distortion, it emerging
various problem of free sex at adolescent, one of them is sexual behavior and in the
same time ambition appearance to conduct the relation.

The purpose of this research is to see relation between sexual behavioral with guilty
feeling at adolescent by using quantitative approach and method research of
correlation. Research held in by ofBojongsari Sawangan Depok Sub - district with
amount of 50 samples who are determined with incidental technique sampling.
Characteristic of sample is adolescent at ofBojongsari Sawangan Depok Sub-district.
Used collecting data for sexual behavioral scale and guilty feeling by likert model.

Reliability test use Alpha Cronbach analysis the result that be obtained is the scale of
sexual is 0.865 and scale guilty feeling is 0.916. Correlation (r) count equal to 0.018
and behavioral R Square aspect of sexual equal to 11.2% to change of variable guilty
feeling. There are 89 .8% other aspect which is contribution to guilty feeling which
not measured in this research, which can give change to behavioral variable of sexual.
So, we can concluded that these is relation between sexual behavior guilty feeling at
adolescent at ofBojongsari Sawangan Depok Sub - district with significant direction
that is more high the sexual excelsior it also had a high guilty feeling.

For further research, the writer suggests to use qualitative approach about sexual
behavior to get a descriptive result.

( G) References: 24 Books, 2 Thesis and 6 I-Books (2007-2009)


Keyword: sexual behavior, feeling guilty, adolescent.
iii

KATAPENGANTAR

Segala puja dan puji bagi Illahi Rabb, Sang Pemillik Langit dan Bumi yang Maha
segalanya dan tidak ada yang mampu mengalahkan rasa kasih sayang - Nya kepada
seluruh umat manusia. Shalawat serta salam tercurahkan bagi Rasulullah SAW, suri
tauladan sepanjang masa.

Penulis bersyukur telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul


"HUB UNGAN ANT ARA PERILAKU SEKSUAL DEN GAN RASA BERSALAH
(GUILTY FEELING) PADA REMAJA DI KELURAHAN BOJONGSARI
SAWANGAN DEPOK" sebagai syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Psikologi di
UIN SyarifHidayatullah Jakarta.

Kelancaran dalam pembuatan skripsi ini tidak luput dari bantuan yang diberikan oleh
semua pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Jahja Umar, Ph.D Dekan Fakultas Psikologi besertajajarannya.


2. Bambang Suryadi, Ph.D Pembimbing I yang selalu memberikan arahan dan
masukan kepada peneliti untuk skripsi ini.
3. Rena Latifa, M.Psi Pembimbing II yang memberikan saran positif sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Seluruh Civitas Akatemik Fakultas Psikologi UIN Jakarta untuk ilmu yang
telah diberikan.
5. Orang yang terpenting dalam hidupku Sucipto (Ayah) dan Eny Sulastri (Thu),
Nur'aini Safitri, Maulika Fajar Alfilani (Adik), Lina Awalina Zulfa dan Mbah
Akung dan Mbah Putri dan semua saudara saya yang tiada henti-hentinya
mencurahkan kasih dan sayangnya melalui doa dan motivasinya kepada saya.
Semoga saya selalu dapat memberikan yang terbaik untuk semuanya.
iv

6. Om Endra dan Mba Erma, terima kasih atas bantuan dana untuk membeli
buku.
7. Remon dan Ganes terima kasih atas bantuan untuk mencari referensi.
8. Nina, Rohyat, Ida, Tika, Romi, dan Risti terima kasih atas bantuannya untuk
menyebarkan angket.
9. Lina, Dian, Rahmi, Nisa (teman-teman KKL), terima kasih atas semangatnya
dalam menyelesaikan skripsi ini
10. Aini,Eva dan Nuri, terima kasih atas terjemahkan bahasa dari indonesia ke
mggns.
11. Seluruh remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok, terima kasih sudah
membantu untuk mengisi angket

Semoga Allah SWT membalas kebaikan kalian dengan berlipat ganda dan skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin yaa Rabbal 'alamin.

Jakarta, 3 Des ember 2009

Penulis
v

DAFTARISI

Abstrak ........................................................................................................... .i

Kata Pengantar.............................................................................................. iii

Daftar lsi ......................................................................................................... v

Daftar Table .................................................................................................... x

Daftar Lampiran ............................................................................................. xi

BABIPENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 5

1.3. Pembatasan Masalahan dan Rumusan Masalah 5

1.3.1. Pembatasan Masalah 5

1.3.2. Rumusan Masalah 6

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 6

1.4.1. Tujuan Penelitian 6

1.4.2. Manfaat Penelitian 7

1.4.2.1. Manfaat Teoritis 7

1.4.2.2. Manfaat Praktis 7

1.5. Teknik Penulisan 7

1.6. Sistematika Penulisan. 8


vi

BAB II KAJIAN TEORI

2.1. Perilaku Seksual 10

2.1.1. Definisi Perilaku Seksual 10

2.1.2. Faktor Pendukung Perilaku Seksual 13

2.1.3. Tujuan Perilaku Seksual 15

2.1.4. Macam - Macam Perilaku Seksual 16

2.1.5. Motif Perilaku Seksual. 19

2.2. Rasa Bersalah 21

2.2.1. Definisi Rasa Bersalah (Guilty Feeling) 21

2.2.2. Rasa Bersalah Timbul Rasa Malu 24

2.2.3. Sumber Rasa Bersalah 25

2.2.4. Akibat-Akibat Rasa Bersalah 26

2.2.5. Macam - Macam Rasa Bersalah 28

2.2.6. Perbedaan Kategori Rasa Bersalah 28

2.2.7. Cara Mencegah Rasa Bersalah 31

2.2.8. Cara Mengatasi Rasa Bersalah 32

2.2.9. Kecenderungan Rasa Bersalah 35

2.3. Remaja 36

2.3.1. Pengertian Remaja 36

2.3.2. Ciri - Ciri Masa Remaja 37

2.3.3. Perubahan Tubuh Pada Remaja 39


vii

2.3.3.1. Perubahan External 39

2.3.3.2. Perubahan Internal 40

2.3.4. Perkembangan Seksualitas Remaja 4I

2.3.5. Perkembangan Moral Remaja 42

2.4. Kerangka Berfikir 44

2.5. Hipotesis Penelitian. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian 47

3. I. I. Pendekatan dan Metode Penelitian 47

3.2. Definisi Variabel dan Operasinal 47

3.2.1. Definisi Konseptual 47

3.2.2. Definisi Variabel 48

3.2.3. Definisi Operasional 48

3.3. Pengambilan Sampel 49

3.3.1. Populasi dan Sampel 49

3.3.2.Teknik Pengambilan Sampel 49

3.4. Pegumpulan Data 49

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data 49

3 .4.2. Instrumen Pengumpulan Data 51

3.4.3. Hasil Uji Coba Alat Ukur Perilaku Seksual 54


viii

3.4.4. Hasil Uji Coba Alat Ukur Rasa Bersalah 55

3.4.5. Teknik Analisis Data 57

3.5. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian 59

3.5.1. Persiapan Penelitian 59

3.5.2. Pelaksanaan Penelitian. 60

BAB IV AN ALIS DATA DAN PRESENTASI

4.1. Gambaran Umum Responden Penelitian 61

4.2. Uji Persyaratan 63

4.2.1. Uji Normalitas 63

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian 66

4.3.1. Kategorisasi Skor Skala Perilaku Seksual 66

4.3.2. Kategorisasi Skor Skala Rasa Bersalah 67

4.3.3. Uji Hipotesis 68

4.3.4. Hasil Utama Penerlitian 70

4.4. Uji Regresi 70

4.4. I. Hasil Tambahan. 72


ix

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 74

5.2. Diskusi 74

5.3. Saran 76

5.3.1. Saran Teoritis 76

5 .3 .2. Saran Praktis 76

Daftar Pustaka. 78

LAMPIRAN.
x

DAFTAR TABEL

I. Blue Print Try Out

2. Blue Print field Study

3. Gambaran Responden Berdasarkan Kategori Usia, Pendidikan Terakbir,


Agama, Suku, dan Jenis Kelamin

4. Tabel Uji Normalitas dan Gambar Q - Q plot

5. Kategori Perilaku Seksual

6. Kategori Skor Skala Rasa Bersalah

7. Tabel Uji Hipotesis

8. Table Uji Regresi

9. Hasil Tambahan.
xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Skala Perilaku Seksual Try Out dan Rasa Bersalah Try Out

Lampiran 2. Skala Perilaku Seksual Field Study Dan Rasa Bersalah

Lampiran 3. Data Mentah Hasil Try Out

Lampiran 4. Uji Reabilitas Try Out

Lampiran 5. Hasil Field Study

Lampiran 6. Data Mentah Hasil Field Study.


BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini terjadi pergeseran moral mengenai pergaulan remaja

yang semakin menghawatirkan terutama dalam masalah seksual, ha! ini mengarahkan

remaj a pad a perilaku seksual menyimpang dari norma - norm a yang ada di

masyarakat.

Menurut Sarwono (2008), pada masa remaja merupakan masa peralihan dari masa

kanak-kanak ke masa dewasa. Sementara itu ada perubahan-perubahan psikologis

yang muncul diakibatkan dari perubahan fisik. Pengaruh perkembangan jiwa yang

sangat besar pada remaja adalah pertumbuhan tubuh, selanjutnya ada perubahan

secara biologis, pada wanita terdiri dari datangnya haid, sedangkan pada laki-laki

yaitu te1jadinya mimpi basah dan tanda-tanda seksual sekunder yang tumbuh.

Agustiani (2006) menyatakan bahwa remaja merupakan masa transisi yaitu peralihan

dari masa anak-anak sampai masa dewasa. Menurut Hurlock (1996), perubahan yang

dialami pada remaja adalah perubahan biologis dan fisiologis (kematangan organ-
2

organ seksual) yang berlangsung pada masa pubertas atau masa awal remaja, pada

wanita sekitar umur (12 - 16 tahun) dan pada pria (14- 16 talmn).

Carles (2008) menyatakan bahwa dorongan atau hasrat melakukan hubungan seks,

selalu muncul jauh lebih awal pada kesempatan untuk melakukan secara bebas. Inilah

yang terjadi pada remaja dengan gejolak hasrat seks yang besar, pada ha! mereka

belum menikah dan karena itulah muncul berbagai masalah seks bebas pada remaja

salah satunya adalah perilaku seksual dan sekaligus munculnya dorongan (hasrat)

untuk melakukan hubungan tersebut.

Ada beberapa penelitian yang meneliti tentang perilaku seksual pada anak remaja.

Pertama, dalam Sarwono (2005) sebagimana mengutip dari penelitian Fakultas

Psikologi UI (1987) di Jakrta dan Banjarmasin para remaja yang tercatat 93%

berpacaran, 61,6% berciuman (pria) dan 39,4% (wanita), dan anak remaja yang

meraba di wilayah dada 2,32% (pria) dan 6, 7% (wanita). Sementara itu untuk anak

remaja yang memegang ala! kelamin 7.1 % (pria) dan 1.0% (wanita), dan yang

berhubungan di luar nikah 2.0% (semuanya pria).

Kedua, penelitian Dwiyanto (1992) menyatakan bahwa remaja berusia 20- 24 tahun

(remaja akhir) di Malang menemukan bahwa 26% remaja telah aktifsecara seksual

(meningkatnya perilaku seksual). Ketiga penelitian Muninjaya (1993) terhadap


3

remaja berusia 20 - 24 tahun (remaja akhir) di Bali menemukan bahwa 29% remaja

telah aktif secara seksual (mulai dari yang berciman sampai melakukan hubungan

seksual).

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Tim Skala (Sentra Kaula Muda Lampung)

dalam Carles (2008), I 00 remaja yang melakukan hubungan seks menemukan bahwa

20% di antaranya menyatakan hubungan seksual di luar nikah boleh - boleh saja

(sudah menjadi ha! yang biasa atau sudah tidak tabu), 41 % yang menyatakan bahwa

alasan remaja melakukan hubungan seks karena cinta dan merupakan kebutuhan

biologis, sedangkan 54% menyatakan bahwa aktivitas seksual terjadi karena kurang

perhatian atau retaknya komunikasi antar orang tua dan anak khususnya remaja.

Soekatno (2008) mengatakan bahwa selama berabad-abad, seks dan seksualitas

secara moralitas selalu distigmakan sebagai suatu yang buruk dan gelap. Seksual

bersifat apatis bila disangsikan oleh sakramen perkawinan. Setiap aktifitasnya

seksualitas yang bukan bertujuan untuk menciptaan (sex as procreational), terutama

semua penyimpangan seksual, secara moral dianggap tabu danjahat. Asumsi ini di

latar belakangi oleh satu pandangan bahwa tubuh manusia adalah sumber keburukan

dan hanya dengan menekankan tuntutan - tuntutan naluriah.


4

Setelah para rernaja rnelakukan seks dan seks itu tabu rnaka rnuncul rnasalah yaitu

rasa bersalah (guilty feeling), hal ini mengakibatkan banyak para ahli melakukan

sebuah penelitian. Dimana seseorang mengalami rasa bersalah temyata dapat

berkembang menjadi gangguan psikologis yang lebih parah seperti bisa menimbulkan

rasa malu, ketakutan, putus asa, cemas, kesepian, depresi, bahkan sampai bunuh diri

(Kanai dalam Ucup, 2007).

Pusat Studi Wanita (PSW) beke1ja sama dengan Kementrian Pemberdayaan

Perempuan dalam Sobary (2008), menemukan fakta bahwa para pelaku seks bebas

rata-rata menyesali perbuatannya dan mengaku perilaku itu tidak benar atau salab.

Mereka sadar seks bebas itu hanya merugikan dirinya sen<liri dan dilarang agama dan

bisa mendapatkan dampak, dalam penyesalannya mereka mengaku merasa bersalah,

sehingga mempunyai perasaan menyesal dan merasa malu telah mereka lakukan.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti tertaiik untuk rnengetahui ragam perilaku

seksual di Kelurahan Bojongsari Depok. Di tempat ini tampak aktifitas remaja yang

menunjukan pergaulan bebas seperti: berciuman, berpelukan, hingga menyentuh

organ intirn (<lari basil wawancara pendahuluan). Ditemukan juga beberapa kasus

kehamilan di luar pemikahan. Lebih dalamnya, peneliti juga ingin mengetahui apakah

perilaku seksual remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok tersebut juga

mengakibatkan adanya rasa bersalah. Sehingga basil penelitian ini dapat dijadikan

sebagai masukan bagi masyarakat sekitar.


5

1.2. Identifikasi Masalah

Setelah mengetahui latar belakang pemilihan judul di atas, maka selanjutnya peneliti

mengidentifikasi masalah penelitian ini sebagai berikut:

1. Apajenis perilaku seksual yang dilakukan oleh para remaja?

2. Apa faktor yang mempengaruhi remaja sehingga menampilkan perilaku seksual?

3. Apakah ada hubungan antara perilaku seksual yang dilakukan remaja dengan rasa

bersalah (guilty feeling)?

1.3. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya dan lebih teraralmya penelitian maka penelitian akan

dibatasi permasalahan sebagai berikut:

1. Perilaku seksual adalah suatu mekanisme, kompeksitas emosi, perasaan yang

erotik (mengungkapkan perasaan sayang, membelai, dll), kepribadaian, dan gejala

tingkah laku manusia yang didorong oleh hasrat seksual dengan lawan jenis

sehingga bisa melakukan memegang, hubungan kelamin, bercumbu, mencium,

berpelukan, oral sek, masturbasi sehingga mampu mengadakan keturunan dan

dimanifestasikan diri dari masa bayi, dalam bentuk tingkah laku yang tidak

menggunakan alat kelamin.


6

2. Rasa bersalah adalah suatu emosi yang bersifat universal, perasaan emosional

alamiah dan bemilai, pelanggaran nilai-nilai moral dan spiritual, dan merupakan

fenomena internal dalam ha! ini seseorang bisa menilai perilaku mereka sendiri

seperti; gangguan fisik (nyeri dada, salah cema, sakit jantung, tukak lambung,

debaran jantung, sakit punggung, diare, penyakit kulit, sesak nafas, kelelahan dan

tidak enak badan) dan rendah diri (merasa malu, kegagalan, takut, tidak aman,

merasa kacau dan sedih karena dosa), sehingga merasa telah menyakiti dan

melanggar peraturan hukum moral pada masyarakat.

3. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa, baik secara

jasmani maupun rohani. Batas umur remaja 16- 21 tahun.

1.3.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada hubungan yang signifikan

antara perilaku seksual dengan rasa bersalah (guilty feeling) pada remaja di Kelurahan

Bojongsari Sawangan Depok.

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan mengetahui hubungan antara perilaku

seksual dengan rasa bersalah (guilty feeling) pada remaja di Kelurahan Bojongsari

Sawangan Depok.
7

1.4.2. Manfaaat Penelitian

1.4.2.1. Manfaat Teoritis

Dari hasil penelitian ini bermanfaat bagi psikologi terutama bagi perkembangan ilmu

psikologi klinis dm1 hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya dengan baik.

1.4.2.2. Manfaat Praktis

a. Dari hasil penelitian ini dapat diharapkan menambah wawasan bagi peneliti

mengenai hubungan antara perilaku seksual dengan rasa bersalah (guilty feeling)

pada remaja.

b. Diharapkan dapat memberi masukan bagi masyarakat, khususnya bagi para anak

remaja agar dapat memahami baik buruknya perilaku seksual.

c. Dari penelitian ini, diharapkan para remaja dapat memahami gambaran perilaku

seksual yang salah dan akibat yang ditimbulkannya sehingga mereka dapat

berpikir sebelum bertindak atau melakukan seksual diluar nikah.

1.5. Teknik Penulisan

Teknik penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku pedoman penyusunan dan

penulisan slaipsi APA Style.


8

1.6. Sistematika Penulisan

BAB! PENDAHULUAN

Dalam bab ini, penulis melakukan pembahasan mengenai latar

belakang penelitian, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, teknik penulisan, dan

sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Perilaku Seksual, definisi prilaku seksual, faktor-faktor pendukung

perilaku seksual, tujuan prilaku seksual, macam-macam prilaku

seksual, Motif Prilaku Seksual. Rasa bersalah, definisi rasa bersalah

(Guilty Feeling), Rasa bersalah timbul rasa malu, sumber dari rasa

bersalah, akibat-akibat dari rasa bersalah,rasa bersalah dibedakan

dengan kategori, macam-macam rasa bersalah, cara mencegah rasa

bersalah, mengatasi rasa bersalah, kecenderungan rasa bersalah.

Remaja, pengertian remaja, ciri-ciri masa remaja, perubahan tubuh

pada remaja, pennbangan seksualitas remaja, perkembangan moral

remaj a, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini, penulis akan membahas pendekatan penelitian, jenis

penelitian, definisi variable, konseptual dan operasinal, pengumpulan,

pengumpulan sample, populasi dan sample, teknik pengambilan


9

sample, teknik pengnmpulan data, instrumen pengumpulan data, hasil

uji coba ala! ukur perilaku seksual, hasil uji coba ala! ukur rasa

bersalah, teknik analisis data,persiapan dan pelaksanaan penelitian.

BABIV ANALISIS DATA DAN INTERPRETASI

Pada bab ini, penulis menguraikan tentang hasil penelitian, deskripsi

hasil analisis data, dan interpretasi dan penjelasan hasil penelitian.

Gambaran Umum Responden Penelitian.

BABY KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini, penulis akan menyebutkan temuan-temuan barn dari

hasil penelitian dan rekomendasi yang diajukan untuk penelitian

selanjutnya dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan.


10

BAB II

J(AJIAN TEORI

2.1. Perilaku Seksual

2.1.1. Definisi Prilaku Seksual

Menurut Soekatno (2008) perilaku seksual adalah merupakan repersentasi atau

bentuk ungkapan rasa cinta ataupun seks sebagai teknik semata, ha-ha! yang lebih

umum seperti cara berpakaian seronok, gerak - gerik yang erotis, membaca majalah

porno dan gambar-gambar sensual, ketertarikan pada pesona lawanjenis. Jadi

seksualitas yakni keseluruhan kompleksitas emosi, perasaan, kepribadian, dan sikap

seseorang yang berkaitan dengan prilaku serta orientasi seksualnya.

Kartono (2007) menyebutkan bahwa perilaku seksual merupakan suatu mekanisme

manusia yang mampu mengadakan keturunan, oleh karena itu seks merupakan

mekanisme vital untuk mengadakan evolusi sepanjang sejarah kehidupan manusiawi.

Disamping hubungan sosial biasa, diantara wanita dan pria bisa terjadi hubungan

khusus yang sifatnya erotis,dan yang disebut sebagai relasi seksual, dimana kedua

belah pihak saling menghayati dan dalam satu bentuk kenikmatan jika dilakukan

dalam hubungan yang normal sifatnya. Sedangkan Freud menyatakan bahwa perilaku

seksual sudah memanifestasikan diri dari masa bayi, dalam bentuk tingkah laku yang
11

tidak menggunakan alat kelamin; misalnya anak bayi yang sedang menyusui pada

ibunya, atau saat dia menikmati belaian kasih sayang dari ibunya.

Menurut Chaplin (2006) perilaku seksual adalah tingkah laku, perasan, atau emosi

yang berasosiasi dengan perangsangan alat kelamin, daerah-daerah erogenous,

dengan proses perkembangbiakan, atau perbedaan masing-masing menghasilkan

sebutir sel telur dan sperma. Seksualitas adalah kapasita untuk bertingkah laku

seksual atau untuk melakukan seksual dan cenderung untuk terlalu memperhatikan

secara berlebihan pada seks.

Sarwono (2005) mendefinisikan bahwa perilaku seksual merupakan segala tingkah

laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawanjenis maupun dengan

sama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku seks bennacam-macam, mulai dari perasaan

tertarik sampai tingkah laku, bercumbu, bersenggama.

Sedangkan Abdurrouf, Ghazali, dan Zuhria (2005) menyatakan bahwa perilaku

seksual merupakan perilaku yang mengungkapkan dengan tindakan yang dirasakan

erotik oleh individu. Dalam ungkapan ini bervariasi mulai dari penulisan puisi untuk

mengungkapkan perasaan sayang, berkata-kata manis, membelai, memegang tangan,

memeluk, mencium sampai dengan meraba bagian tubuh yang peka atau sensitif,

menggesekan alat kelamin (petting), dan berhubungan kelamin (bersenggama).


12

Menumt Gunarsa dalam Carles (2008), perilaku seksual adalah segala tingkah laku

yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawanjenis ataupun dengan sesama

jenisnya. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan

tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksual

bisa bempa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Sebagian tingkah laku

ini memang tidak berdampak apa-apa temtama jika tidak ada akibat fisik atau sosial

yang dapat ditimbulkan. Dorongan (hasrat) melakukan hubungan seks, selalu muncul

jauh lebih awal pada kesempatan untuk melakukan secara bebas. Seks bebas pada

remaja salah satunya adalah perilaku seksual dan sekaligus munculnya dorongan

(hasrat) untuk melakukan hubungan tersebut. Dorongan atau hasrat ini mempunyai

ciri kenikmatan tersendiri dan karena disebabkan adanya dorongan dengan prinsip

kenikmatan atau pleasure principle.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual merupakan suatu

mekanisme, kompeksitas emosi, perasaan yang erotik (mengungkapkan perasaan

sayang, membelai, dll), kepribadaian, dan gejala tingkah laku manusia yang didorong

oleh hasrat seksual dengan lawan jenis sehingga bisa melakukan hubungan kelamin

(bersenggama) sehingga mampu mengadakan ketumnan dan dimanifestasikan diri

dari masa bayi, dalam bentuk tingkah laku yang tidak menggunakan alat kelamin.
13

2.1.2. Faktor - faktor Pendukung Perilaku Seksual

Menurut Sarwono (2005), alasan seorang remaja melakukan seks adalah:

a. Perubahan-perubahan hormonal, yang meningkatnya hasrat seksual (libido

seksual) remaja. Peningkatan hasrat seksual ini membutuhkan penyaluran dalam

bentuk tingkat laku seksual tertentu.

b. Penundaan usia perkawinan, baik secara hukum karena adanya undang-undang

tentang perkawinan yang menetapkan batas usia menikah (16 tahun untuk wanita

dan 19 tahun untuk pria), maupun karena norma sosial yang makin lama semakin

menuntut persyaratan yang makin tinggi untuk perkawinan (pendidikan,

pekerjaan, persiapan mental,dll)

c. Norma-norma agama. Seseorang dilarang untuk melakukan hubungan seks

sebelum menikah. Bahkan larangannya berkembang lebihjauh kepada tingkah

laku yang lain seperti; beciuman dan masturbasi. Untuk remaja yang tidak dapat

menahan diri dan terdapat kecenderungan untuk melanggar saja larangan tersebut.

d. Penyebaran informasi. Rangsangan seksual melalui media massa yang adanya

teknologi canggih (video, internet, vcd, telepon genggam, dll) menjadi tidak

terbendung lagi. Sehingga remaja ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa

yang dilihat atau didengar dari media massa, pada umumnya mereka belum

pemah mengetahui msalah seksual secara lengkap dari orang tua.


14

e. Orang tua, baik karena ketidak tahuan atau karena masih tabu membicarakan

tentang seks dengan anak maka orang tua tidak terbuka dengan anak, malah orang

tua cenderung menjauhi atau menjaga jarak masalah seksual.

f. Pergaulan. Pergaulan yang semakin bebas antara pria dan wanita dalam

masyarakat. Hal ini akibat perkembangarmya peran dan pendidikan wanita

sehingga kedudukan wanita semakin sejajar dengan pria.

Dari faktor diatas dapat kita simpulkan bahwa penyebab dari timbulnya perilaku

seksual pada remaja adalah pergaulan di luar rumah. Menurut Manuaba (1999) ada

beberapa faktor yang menyebabkan remaja lebih banyak bergaul diluar rumah:

1 . Kesibukan kedua orang tua mencari nafkah sehingga kurang dapat perhatian pada

anak remaja, sehingga pengaruh kebudayaan mudah mempengaruhi remaja dalam

aktivitas pergaulan.

2. Bel um dapat diterimanya pendidikan seks remaja yang masih beranggapan bahwa

seks merupakan masalah tabu.

3. Kemampuan dalam memberikan perhatian dan pendidikan khusus masih belum

memadai.

4. Perubahan sikap moral lebih berorientasi materialistis telah mengubah remaja

untuk ikut menikmatinya.


15

2.1.3. Tujuan Perilaku Seksual

Menurut Soekatno (2005), tujuan perilaku seksual mengacu pada mekanisme tata cara

(prosedural) akting film, sebagai bumbu-bumbu" penyedap" dan pelengkap tema

dalam kerangka kerja estetika. Dalam suber Iain, Imron (2002) menyebutkan bahwa

tujuan perilaku seksual meliputi:

a. Prokreasi yaitu menciptakan atau meneruskan keturunan.

b. Rekreasi yaitu memperoleh kenikmatan biologis atau seksual.

Sedangkan menurut Kartono (2007), tujuan perilaku seksual adalah sebagai berikut:

I. Untuk reproduksi atau untuk mengadakan keturunan. Terutama pada kaum

beragama berpendapat, bahwa tujuan dan fungsi dari seks itu adalah mendapatkan

keturunan. Akan tetapi pada masa modern ini, tanpa melakukan hubungan seks

seseorang (wanita) bisa mendapatkan keturunan dengan cara pembuahan secara

buatan (inseminasi).

2. Menyatakan cinta - kasih. Khususnya ha! ini kita temukan dalam perkawinan dan

jangan lupa bahwa tanpa ikatan nikah selalu berdasarkan cinta kasih.

3. Untuk mendapatkan kesenangan (sex for fun). Untuk mengadakan keturunan dan

relasi cinta, seks juga sering kali sebagai sarana untuk menghayati kesenangan

atau kenilanatan.
16

2.1.4. Macam - macam Perilaku Seksual

Berdasarkan penelitian Kinsey, Duvall, Miller (1965), macam-macam perilaku

seksual terdiri dari: bersentuhan (touching), berciuman (kissing), bercumbu {petting),

berhubungan kelamin (sexual intercourse) dan berpelukan. Berdasarkan penelitian

tersebut, ada beberapa macam perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja antara

lain;

1. Memegang (Touching). Pada saat menjalani hubungan dengan seseorang ha! yang

pertama kali dilakukan oleh pasangan adalah berpeganggan tangan, yang

menandakan perasaan kasih sayang terhadap pasangannya. Dengan mengikuti

zaman saat ini merupakan ha! yang wajar atau lumrah yang dilakukan oleh

pasangan-pasangan remaja saat berpacaran.

2. Berpelukan. Suatu perilaku saling mendekap atau mendekatkan tubuh yang

dilakukan dengan kondisi seseorang sudah cukup mengenal pasanganya, sehingga

tidak ada perasaan canggung untuk memeluk pasangannya yang pada saat ini ha!

tersebut sudah sangat wajar dilakungan disetiap pasangan dalam berpacaran.

3. Berciuman (Kissing). Sebuah tingkah laku yang dilakukan dengan mulut yang

bersentuhan dengan anggota tubuh lainnya. Kondisi tersebut dalam berpacaran

adalah merupakan ha! yang pertama kali dalam kontak fisik yang biasa dilakukan

dengan dasar dorongan seksual yang tinggi. Ada berbagai ciuman yang dilakukan

oleh pasangannya mulai dari ciuman pipi, kening, tanggan, bibir, sehingga sampai

payudara dan kelamin. Ciuman ini berdampak pada kesehatan yaitu bila salah
18

7. Masturbasi. Rangsangan yang dilakukan oleh diri sendiri sehingga menimbulkan

gairah (erotis). Ketika seseorang sudah memasuki usia dcwasa, maka masturbasi

perlahan - lahan akan berkurang dan terganti dengan hubungan seksual.

Walaupun banyak orang yang merasa bersalah seteiah melakukan masturbasi,

pada umumnya mereka akan melakukanya lagi dengan alasan karena aman,

praktis, dan sehat, artinya tidak mengandung resiko yang berbahaya. Sejauh itu

secara medis tidak ada efek samping saat melakukan masturbasi (Ajen Dianawati

2003 dalam Nurhayati 2008). Dan menurut Llewellyn-Jones (2005) rangsangan

pada alat kelamin yang dilakuan oleh bagian tangan. Dari berbagai penelitian

hampir semua remaja pria bemrnsturbasi dan tiga perempat gadis remaja

bermasturbasi pada usia 21 tahun. Masturbasi paling banyak dipilih oleh sebagian

orang apabiala dorongan seksualnya tidak bisa dibendung lagi. Masturbasi

dikatakan menyebabnya frustasi seks dan frigiditas, tetapi peneliti lain

menemukan, masturbasi menyebabkan akses seksual, sehingga jelas anggapan

tadi bersifat emosional dan tidak nyata (tidak dapat mencapai kepuasan emosional

secara penuh melalui masturbasi).


19

2.1.5. Motif Prilaku Seksual

Freud dalam Soekatno (2008) mengatakan bahwa seksualitas sebagai pusat teori

psikoanalisis mengasumsikan bahwa sumber energi tingkah laku manusia secara luas

adalah seks. Perkembangan normal libido dapat dipengaruhi lingkungannya, terutama

ketika masa kanak-kanak dan bahwa keanehan tingkah laku karakter dalam diri orang

dewasa berakar dalam keanehan dari hasrat dan tujuan seksualitas.

Gunarsa (2004), menyatakan bahwa timbulnya suatu tingkah laku atau perbuatan

yaitu adanya dorongan, motif dan naluri. Dorongan adalah rangsangan yang timbul

didalam individu yang ada dasar fisologisnya. Sering disebut kebutuhan karena

berhubungan dengan suatu kekurangan didalam tubuh dan pemuasannya yang hanya

dapat diperoleh dengan tercapainya tujuan temtu. Motif adalah merupakan suatu

rangsangan yang kuat dan mendorong seorang kesuatu tujun tertentu, tetapi tidak

sekuat kebutuhan. Kebutuhan merupakan suatu keperluan yang harus diperlikan yang

harus dipenuhi atau harus mencapai pemuasan. Sebaliknya motiftidak merupakan

suatu keharusan yang mutlak. Naluri atau instink adalah tingkah langku yang

majemuk, timbul dengan sendirinya artinya sudah terbentk dari dalam sejak lahir

mengikuti persiapan dalam perkembangan manusia maupun hewan, dan tidak

dipelajari.
20

Selain itu Freud dalam Sabur (1998) mengatakan bahwa dalam diri seseorang

terdapat tiga sistem kepribadian, yang disebut Id, Ego, dan Super Ego. Id adalah

bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-dorongan biologis manusia - pusat

insting (Rahmat, 1994 ). Id selalu berprinsip memenuhi kesenangannya sendiri

(pleasure principel) termasuk seks dan agresivitas.

Sarwono (1997) menjelaskan bahwa ego merupakan media antara hasrat - hasrat

hewani dan tuntunan rasional dan realistis. Ego - !ah yang menyebabkan manusia

mampu hasrat hewaninya dan hidup sebagai wujud yang rasional (pribadi yang

n0tmal). Ia bergerak berdasarkan prinsip realitas (reality principle). Super Ego -

berisi kata hati. Kata hati ini berhubungan dengan lingkungan sosial dan mempunyai

nilai-nilai moral, sehingga merupakan kontrol atau sensor terhadap dorongan-

dorongan yang datang dari Id. Karena itu, ada semacam kontradiksi (bertentangan)

antara Id dan Super - Ego yang harus dapat memenuhi ketuntutan kedua sistem

kepribadian yang lainnya secara seimbang. Kalau Ego gaga! menjaga keseimbangan

antara dorongan dari larangan-larangan dari Super - Ego maka orang itu akan

menderita konflik batin yang terus-menerus dan konflik ini akan menjadi dasar dari

neurose.
21

2.2. Rasa Bersalah (Guilty Feeling)

2.2.1. Definisi Rasa Bersalah

Menurut Coleman (1985) rasa salah adalah suatu emosi yang bersifat universal yang

dimiliki oleh setiap manusia. Satu hal yang dirasakan seseorang pada saat dia

melakukan suatu kesalahan dan diberlakukan terhadap dirinya sendiri, seperti cinta

yang dapat merusak seperti rasa benci.

Chaplin (2006) mendefisinikan rasa bersalah sebagai perasaan emosional yang

berasosiasi dengan realisasi bahwa seseorang melanggar peraturan sosial, moral, atau

etis/susila. Sedangkan menurut psikoanalis, perasaan bersalah tidak disadari, dan

beberapa perasaan bersalah sifatnya justru imajinasi atau khayalan. Pada peristiwa

terakhir, diduga bahwa perasaan bersalah yang diimajinasikan yaitu simbol dari

perasaan bersalah yang benar-benar salah dan ditekan-tekan dalam ketidaksadaran.

Allen (2005) menyatakan bahwa rasa bersalah berasal dari perasaan bahwa apa yang

di!akukan secara moral adalah salah. Rasa bersalah biasanya timbul pada pasangan,

karena pada relasi ini, salah satu orang dalam hubungan tersebut mengutamankan

kesejahteraan atau kesenangan pasangannya. Seseorang akan sangat merasa bersalah

apabila menyakiti orang yang telah kita cintai, contoh; rasa bersalah muncul karena

rasa tanggung j awab yang dibebankan, akan tetapi mengalami kerugian, kehilangan,

kesusahan dan penderitaan.


22

Menurut Singh (2003) rasa bersalah adalah sebuah konsep yang membentuk bagian

dari sebuah matriks yang berkaitan dengan pembagian dan penyatuan moral;

pelanggaran, kesalahan, tuduhan, menyalahkan, dalih, malu, sedih karena dosa,

menyesal, di!. Penggunaan matriks di atas dimana seseorang melanggar hukum, atau

peraturan hukum moral pada masyarakat.

Olson (2005) menyatakan bahwa rasa bersa!ah sebagai pelanggaran nilai-nilai moral

dan spiritual seseorang. J adi rasa bersalah dapat bertindak sebagai lampu peringatan

untuk menghentikannya dari tindakan yang membuat hal-hal yang membahayakan

dirinya dan menghancurkan hidupnya.

Sedangkan menurut Mosher dalam Pitaloka (2007), konsep yang berdasar pada teori

pembelajaran sosial (social learning the01y), menjelaskan rasa bersalah sebagai

ekspektasi general pada media hukuman diri terhadap pelanggaran (antisipasi

pelanggaran) yang terinternalisasi dari standar moral perilaku. Lewis dan Havilan

(1993) mendefinisikan bahwa rasa bersalah sebagai emosi penyesalan yang

dihasilkan ketika seseorang menilai prilaku mereka sendiri sebagai kegagalan. Jadi

rasa bersalah diasosiasikan (hubungan) sebagai rasa malu untuk dapat memperbaiki

tindakan yang dapat individu ambil (tidak diambil dalam kebutuhan) untuk

memperbaiki kegagalan. Selanjutnya, menurut Ausubel dalam Warren (1995), rasa

bersalah adalah mekanisme paling penting bagi seseorang dalam bermasyarakat,


23

bahwa perbedaan antara rasa bersalah dan rasa malu terletak pada kesadaran diri

publik dan individu (pribadi).

Kanai dalam Ucup (2007} menyatakan bahwa rasa bersalah = Guilt dalam bahasa

Inggris atau Culpa = dalam bahasa Latin maupun Spanyol. Rasa bersalah timbul,

karena kita merasa telah menyakiti, mengecewakan maupun membuat duka orang

yang kita kasihi misalnya pasangan hidup, anak, orang tua maupun sahabat. Hal

lainnya bisa juga timbul, karena telah melanggar norma agama maupun masyarakat

misalnya para pelaku seksual bebas. Rasa bersalah bisa menimbulkan rasa malu,

ketakutan, putus asa, cemas, kesepian, depresi, bahkan sampai bunuh diri. Namun

rasa bersalah merupakan fenomena internal, sesuatu yang berkaitan oleh reaksi sadar

atau tidak sadar dari orang-orang disekelilingnya dan orang yang paling sering

menyebabkan kita merasa bersalah orang yang paling dekat dengan kita.

Pusat Studi Wanita (PSW) bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan

Perempuan dalam Sobary (2008) menyatakan bahwa rasa bersalah merupakan emosi

yang alamiah dan bernilai. Konsep benar dan salah yang tepat untuk dapat cukup

berfungsi dalam dunia. Kesadaran bersalah maju meninggalkan rasa menyesal di

belakang. Mekanisme perbaikan perilaku adalah pengembangan diri dan

pembentukan hubungan yang tepat. Perasaan penyesalan yang mengakibatkan dari

perilaku sengaja yang membahayakan dan harus belajar menyesuaikan untuk

keuntungan diri sendiri adalah perasaan menyesal yang sejati. Perasaan menyesal
24

adalah emosi yang lebih kompleks kelihatannya dari pada penjelasan mengenai rasa

menyesal sejati yang dinyatakan secara tidak langsung. Perasaan menyesal yang palsu

ialah datang pada kita menghancurkan segala yang ada dijalumya.

Dari definisi di atas dapat kita simpulkan bahwa rasa bersalah merupakan suatu emosi

yang bersifat universal, perasaan emosional alamiah dan bemilai, pelanggaran nilai-

nilai moral dan spiritual, dan merupakan fenomena internal dalam hal ini seseorang

bisa menilai perilaku mereka sendiri sebagai kegagalan, sehingga merasa telah

menyakiti dan melanggar peraturan hukum moral pada masyarakat.

2.2.2. Rasa Bersalah Timbul Rasa Malu

Pusat Studi Wanita (PSW) bekerja sama dengan Kementrian Pemberdayaan

Perempuan dalam Sobary (2008) menyebutkan bahwa jika seseorang menghadang

perilaku ini, kita perlu berhenti dan menetapkan jika kita bersalah karena melakukan

pelanggaran. Jika benar-benar bersalah kita seharusnya mengaku dan minta ampun,

dan mengampunni diri sendiri tanpa ada bekas perasaan malu. Bila kita tidak

bersalah, harus melindungi kepribadian kita yang berharga. Jika sudah berfikir dan

menetapkan apakah kita bersalah atau tidak, kita tidak dapat menjaga rasa malu

dalam tingkat rendah, jika pikiran kita negatif mengenai prilaku.


25

Jika unsur rasa malu rendah, ketika situasi dari rasa bersalah meningkat, kita

seharusnya mampu menjaga pikiran kita berpusat hanya pada perilaku kita. Jika tidak

!alu seseorang telah melukai kepribadian kita, membatasi potensi kita untuk

memelihara diri kita sendiri. Rasa bersalah dan rasa malu, menunjukan bahwa rasa

penyesalan yang sejati dan sedikit rasa malu penting untuk perkembangan yang tepat

dari kepandaian seseorang dan hubungannya dengan yang lain. Rasa bersalah palsu

dan terlalu ban yak rasa malu dapat menyebabkan penyimpangan emosi seperti

depresi, kekuatiran, rendah diri dan perilaku kecanduaan dan tanpa pikir.

2.2.3. Sumber dari Rasa Bersalah

Menurut Coleman (1985), sumber dari rasa bersalah dapat dikelompokkan ke dalam

dua kelompok, yaitu;

l. Rasa bersalah yang muncul dari hubungan interpersonal, terutama yang akrab,

misalnya dari hubungan antara anggota keluarga. Pada umumnya, mudahnya rasa

bersalah berkembang dalam diri kita tergantung pada intimnya hubungan tersebut.

Kita cenderung untuk lebih cepat merasa bersalah bila kita merasa mengecewakan

orang yang dekat dengan kita.

2. Rasa bersalah timbul dengan peran yang disandang seseorang dalam lingkungan

masyarakat. Setiap individu mempunyai peranan tertentu, yang disepakati oleh

lingkungan. Masyarakat menetapkan tuntutan serta harapan tertentu mengenai

perilaku apa yang sesuai bagi masing-masing individu, misalnya peran wanita dan
26

pria, lingkungan masyarakat mengharapkan individu untuk dapat menyesesuai

dengan peran masing-masing undividu dan memenuhi tuntutan masyarakat. Bila

individu berhasil maka ia akan merasa dirinya bertingkah laku yang ideal (sesuai

dengan harapan masyarakat), bila sebalilmya ia melakukan pelanggaran maka

mereka akan kena sanksi oleh masayarakat berupa cemooh, atau pun perilaku

yang tidak menyenangkan.

2.2.4. Akibat - akibat dari Rasa Bersalah

Coleman (1985) menyatakan ada beberapa akibat yang ditimbulkan dari rasa bersalah

terdiri dari:

1. Merasa rendah diri. Banyak kemungkinan rasa salah yang mempengaruhi kita

dapat disejajarkan dengan jumlah sumber rasa salah yang berpotenial. Rasa salah

tidak hanya melahirkan rasa rendah diri, rasa tidak aman, dan rasa malu, merasa

kacau, rasa takut, kegagalan, dan sedih karena dosa, rasa salah bisa jadi sumber

berkembangnya persoalan emosional seperti kasihan diri. Rasa salah yang asli

dapat dengan mudah te1iutup oleh keseluruhan rangkain trauma mental. Oleh

karena itu, sering sekali kitak mempercayai ungkapan 'kompleks rasa salah' yang

mudah dimengerti.

2. Gangguan fisik yang dapat ditimbulkan. Banyak kasus mata rantai antara penyakit

fisik dan rasa salah tidak mudah didefinisikan, mungkin lebih realistisnya kita

melihat terlebih dahulu mata rantai umum antara pikiran dan tubuh, kemudian
27

mencari tipe rasa salah yang tampak:nya paling mungkin membuahkan stres dan

ketegangan yang menimbulkan penyakit tersebut. Daftar penyakit fisik yang amat

panjang sekarang ini diakui yang disebabkan oleh stres dan ketegangan. Nyeri

dada, salah cema, sakitjantung, tukak lambung, debaranjantung, sakit punggung,

diare, penyakit kulit, sesak nafas, kelelahan, tidak enak badan dan sebagainya

hanyalah kelainan khusus yang ditemukan mempunyai kuat dengan pikiran. Stres

berhubungan dengan penyakit fisik maka rasa salah harus selalu dianggap sebagai

sumber utama stres mental. Dapat ditambahkan bahwa perasaan bersalah seperti

kelelahan dan tidak enak badan pun biasanya dihubungkan dengan gangguan

pikiran.

3. Hal-ha! yang baik. Sejauh ini rasa bersalah adalah alat yang penting dan berguna

agar kita dapat menahan diri, tanpa rasa salah kita tidak kesempatan untuk

membina hubungan pribadi atau bennasyarakat (bersosialisasi). Rasa salah juga

dapat menentukan kearah keberhasilan dalam banyak ha! dalam kehidupan. Rasa

salah serta rasa takut yang berkaitan dengan rasa salah sehingga membuat kita

jujur, berhati-hati, salah satu yang membuat kita cennat, bermoral, baik hati,

murah hati, ambisius, berkerja keras, kreatif; paling adil, dan paling penuh

perhatian,mentaati hukum, rasa sesal . Melawan rasa salah tidak dapat menjadi

sesuatu yang lain bila mereka berhasil mengalahkan hati nurani mereka sendiri.
28

. PF:RPUSTAKil.AN U~~l
2.2.5. Macam -
r UIN SYAH!D JAKART/\ _
macam dari Rasa Be1tsalah

Ucup (2007) menyatakan bahwa rasa bersalah dapat dibagi dalam empatjenis emosi

yaitu:

c. Rasa bersalah palsu adalah perasaan yang tidak dikehendaki bukan disebabkan

oleh perbutan salah, tetapi oleh mekanisme pertahananjiwa melawan rasa sakit.

d. Rasa bersalah yang membangun adalah sangat alami dalam jumlah yang sangat

kecil dan penting untuk mengembangkan keperibadian dan hati nurani seseorang.

e. Rasa bersalah yang menghancurkan adalah tidak diinginkan dan adalah akibat

dari menjadi bagian dari dunia yang melanggar.

f. Rasa bersalah yang timbul adanya rasa malu adalah dimana konsep ini lebih

da!am untuk menjelaskanjika seseorang menghadang perilaku kita, kita perlu

berhenti dan menetapkan jika kita bersalah karena melakukan pelanggaran.

2.2.6. Perbedaan Kategori Dalam Rasa Bersalah

Bruce Narramore dalam Oeniyati (2005) menyatakan bahwa rasa bersalah ada dalam

setiap masalah psikologis yang dihadapi setiap orang. Sehingga rasa bersalah di bagi

dua kategori yaitu:


29

a. Objective guilt

Adalah guilt yang menjadi masalah oleh karena ada peristiwa pelanggaran hukum,

baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Meskipun demikian, orang yang melakukan pelanggaran itu sendiri mungkin tidak

merasa bersalah. Rasa bersalah yang objektif ada tiga yaitu:

1. Social-guilt, yaitu rasa bersalah yang menjadi masalah di karena pelanggaran

terhadap hukum yang tidak tertulis yang berlaku dalam masyarakat. Misalnya:

penghinaan, ancaman terhadap sesama manusia, yang mungkin tidak ada bukti-bukti

konkrit sehingga bisa dibawa ke pengadilan, bahkan mungkin tidak ada hukum

tertulis yang menggariskan tentang ha! - ha! itu, tetapi muncul masalah.

2. Personal-guilt, yaitu rasa bersalah yang menjadi masalah di karena pelanggaran

terhadap "conscience" atau kesadaran akan kebenaran yang ada di dalam hati orang

yang bersangkutan. Misalnya: rasa bersalah yang muncul karena orangtua memukul

anaknya tanpa alasan yang benar atau suami yang makan malam di luar sendiri

meskipun tahu bahwa istrinya menantikan dia, dan sebagainya.

3. Theological-guilt, yaitu rasa bersalah yang menjadi masalah di karena pelanggaran

terhadap hukum - hukum. Dalam memberikan standar - standar tingkah laku

manusia, jika itu dilanggar, baik dengan pikiran maupun perbuatan, maka muncul

masalah walaupun orang yang bersangkutan tidak bersalah. Kebanyakan orang

merasa gelisah kemungkinan karena merasa bersalah, jika melakukan pelanggaran-

pelanggaran di atas.
30

Jadi dapat kita ketahui bahwa banyak yang begitu keras hati sehingga mematikan

perasaan bersalahnya. Banyak juga orang yang melakukan pelanggaran terhadap

hukum namun tidak merasa bersalah, hal ini mungkin disebabkan karena

keberhasilannya dalam mematikan rasa bersalahnya atau mungkinjuga disebabkan

karena kurangnya pengenalan terhadap kebenaran agama (spiritual) atau nilai-nilai

moral dalam masyarakat, jadi hanya pelanggaran-pelanggaran tertentu yang

menimbulkan guilty feeling.

b. Subjective-guilt

Adalah guilty yang menimbulkan perasaan bersalah dan menyesal dalam diri orang

yang bersangkutan. Bahkan orang yang bersangkutan bisa merasakan ketakutan,

putus asa, cemas, dan terns - menerus menyalahkan diri sendiri oleh karena

perbuatan atau pemikiran, yang dianggapnya melanggar prinsip-prinsip kebenaran

yang selama ini mereka yakini. Mungkin, apa yang mereka lakukan atau pikirkan

sebenamya tidak melanggar kebenaran yang sesungguhnya berlaku di masyarakat,

namun mereka merasa bersalah. Dalam hal ini Bruce Narramore (1974) membagi

subjective-guilty ini dalam tiga bagian, yaitu:

1. A fear ofpunishment (takut akan hukuman)

2. A loss in self-esteem (perasaan kehilangan harga diri).

3. A feeling of loneliness, rejection or isolation (perasaan kesepian, penolakan, atau

pengasingan).
31

Rasa bersalah yang semacam ini tidak selamanya bmuk, karena merupakan dorongan

untuk memperbaiki tingkah Iaku dan menimbulkan dorongan serta kebutuhan untuk

mendapatkan pengampunan. Meskipun tidak jarang guilty feeling yang semacam ini

juga bisa menjadi ha! yang merusak. Subjective-guilty, bisa begitu kuat dan juga

lemah, bisa "appropriate" memang sesuai atau beralasan, dan juga "inappropriate"

dimana untuk pelanggaran yang besar seorang tidak merasa bersalah, untuk

pelanggaran kecil (bahkan mungkin tidak sama sekali) seseorang merasakan amat

bersalah.

2.2.7. Cara Mencegah Rasa Bersalah

Menurut Olson (2005), ada beberapa strategi untuk mencegah rasa bersalah sebagai

berikut:

I. Putuskan untuk berhenti menjadi "pencatat kesalahan" adalah orang yang

diprogram unluk menerima rasa bersalah dari kesalahan - kesalahan apa saja yang

terjadi disekitarnya, tidak peduli apa kesalahan itu milikinya atau bukan.

2. Lakukan pemberian maaf. Cobalah memaafkan pada diri sendi1i.

3. Melukai seseorang, pergilah kepada orang itu dan meminta maaf. Hal ini sulit

dilakukan namn merupakan ha! yang cukup kuat untuk menghilangkan perasaan

bersalah.
32

4. Berbicara dengan seseorang. Temukanlah seseorang yang telah berdamai dengan

sifat kemanusiaanya sendiri, dengan kekuatanya dan kelemahanya. Ungkapkanlah

rasa bersalah pada orang itu. Orang-orang yang membutuhkan maaf dari dirinya

sendiri sehingga dapat menerima dan memahami kebutuhan orang lain untuk

diberi maaf.

5. Kenali rasa bersalah dan hentikan pikiran andajangan membiarkan diri sendiri

terlalu cepat mengambil kesimpulan - kesimpulan (Sobary 2008).

6. Jika ha! itu adalah persaan bersalah maka putarlah proses emosi dari rasa bersalah

pada kemarahaan yang kecil, rasakan dan lepaskan dari rasa sakit yang

ditimbulkan, hadapi atau benahi situasi yang salah jika perlu (Sobary 2008).

2.2.8. Cara Mengatasi Rasa Bersalah

Menurut Coleman (1985) ada beberapa mengatasi rasa bersalah seperti berikut:

1. Orang tua. Banyak dari kita memperoleh rasa bersalah yang besar dengan orang

tua kita. Misalnya bila kita bertanya pada diri sendiri mengapa kita selalu

mengunjungi orang tua pada hari-hari besar, mungkin kita bisa mendapatkan

bahwa kita melakukan semua ini bukan karena keinginan yang didasari tetapi

karena kita bisa merasa bersalah dila tidak melakukannya.


33

2. Sahabat. Rasa bersalah lebih sehat bila diakui sebagai daya dorong dari pada

dibiarkan diam tersembunyi dan tidak dikendalikan dan bisa memainkan perannya

dalam semua hubungan sehingga menimbulkan efek samping yang tidak di

inginkan oleh kita dan sahabat seperti iri hati, ceburu, rasa takut, kebencian, atau

penghinaan. Coba kita hubungkan ini dengan sahabat dekat kita. Bila kita

bertemu dengan sahabat kita secara teratur untuk minun warung atau nongkrong

bareng, apakah kita bertemu karena kita memang benar-benar menginginkannya

ataukah karena kita merasa harus bertemu.

3. Masyarakat. Kekhawatiran juga timbul adanya peran dan tanggung jawab kita di

dalam masyarakat, contohnya masalah agama ini merupakan daya dorong yang

kuat dan dramatis di dalam kehidupan, rasa bersalah terjadi karena adanya teori

dan dokrin yang dikemukakan oleh tokoh dongeng atau oleh orang yang hidup di

dunia yang amat berbeda dengan dunia yang didiaminya, rasa bersalahjadi tidak

terelakan seperti juga dosa

4. Membangun pertahanan diri. Mengidentifikasikan sumber dan penyebab rasa

salah adalah satu cara penting untuk mengurangi kerusakan yang terjadi. Orang

yang rentan terhadap rasa bersalah adalah orang yang kurang percaya terhadap

kekuatan dan kemampuan sendiri atau kurang percaya diri.

5. Kemukakan rasa bersalah anda. Rasa bersalah hanya dapat mendatangkan

kerngian dan menimbulkan respon emosional yang beragam bila didiamkan di

dalam diri kita.


34

6. Jangan terlalu banyak menuntut diri sendiri. Rasa salah seperti ini sangat

menggangu kita, ada ha! untuk menghindarinya adalah dengan memilih prioritas

dan menolak bila dipaksa menerima terlalu banyak tuntutan dan tanggungjawab.

7. Menempatkan segala sesuat pada tempatnya. Meletakkan segala pada posisinya

dengan ha! ini dapat menjadi amat berharga untuk alasan yang sederhana tetapi

penting yaitu bahwa kita sering kali mendapatkan kesulitan untuk melihat sesuatu

sebagaimana adanya.

8. Bila umur tinggal sehari. Coba kita bayangkan seberapa pentingnya rasa bersalah

itu bila umur anda tinggal sehari. Jadi kita hams menyadari bahwa rasa bersalah

itu penting sehingga kita hams minta maf kepada orang yang kita sakiti.

9. Manusiawi. Rasa bersalah dapat menimbulkan rasa sakit hati dan malu yang

mempunyai pengamh besar dalam hidup kita, tetapi rasa bersalah perlu diingat

bahwa rasa bersalah pada dasamya adalah emosi manusiawi. Rasa bersalah adalah

pendamping cinta dan persahabatan yang mempakan respon emosional yang pada

gilirannya menjadi daya dorong kreatif di balik sekian banyak manusia banyak

bahagia. Jika manusia tidak mengenal rasa bersalah maka tidak mengalami

adanya rasa takut, rasa malau dan rasa kecemasan.


35

2.2.9. Kecenderungan Rasa Bersalah

Freeman dan Stream dalam Arbi (1993) menyatakan bahwa perasan bersalah terjadi

pada semua orang dan seperti emosi - emosi yang lainya yang kita miliki, rasa

bersalah ini mempunyai fungsi tertentu, yaitu dalam ha! ini sebagian dari psychic

survival kita. Pada tingkatan tertentu rasa bersalah ini berfungsi sebagai alat

pengendali kita terhadap perasaan-persaan yang liar dan primitifyang dapat

menghancurkan diri kita maupun orang lain. Kita membutuhkan perasaan bersalah ini

untuk membentuk kata hati (conscience) yang menjadikan diri kita orang yang

beradap. Selain itu juga untuk membantu kita memenuhi tuntutan maupun larangan

yang berlaku dalam lingkungan sosial kita, agar dapat hidup secara damai dalam

kehidupan ini.
36

2.3. Remaja

2.3.1. Pengertian Remaja

Santrock (2002) mengatakan bahwa pada remaja awal dan remaja akhir yang disebut

dengan adolescence. Adolescence merupakan bahasa latin yaitu "adolesencere"

(kata benda adolescentia = remaja) yang berarti tumbuhnya menjadi dewasa atau

perkembangan menjadi dewasa.

Sedangkan Abdurrouf, dkk (2005) menyatakan bahwa masa remaja merupakan

peralihan dari anak - anak menuju dewasa, baik secara jasmani maupun rohani. Masa

akhir baliq ini umumnya pada anak perempuan usia 11 - 12 tahun, sedangkan pada

anak laki-laki usia 13 - 14 tahun.

Menurut Atkinson (1983) masa remaja adalah masa transisi dari masa kanak- kanak

sampai dewasa. Batas umur kurang lebih 12 tahun, ketika pertumbuhanjasmani

hampir selesai, sehingga Desmita dalam Nurhayati (2008) juga menyatakan bahwa

pada batasan usia anak remaja adalah antara 12 hingga 21 tahun.

Akan tetapi, Monk, K.noer,& Haditono (2002) membedakan pada masa remaja, ada

empat bagian, yaitu; 10- 12 tahun (Masa Pra-Remaja), 12- 15 tahun (Masa Remaja

Awai), 15 - 18 tahun (Masa Remaja Pertengahan), dan 18 - 21 tahun (Masa Remaja

Akhir).
37

Dari definisi diatas mengatakan bahwa masa remaja adalah masa peralihan, transisi

dari masa kanak- kanak sehingga bertumbuh menjadi dewasa baik secarajasmani

dan rohani, mulai dari IO - 21 tahun.

2.3.2. Ciri-ciri Masa Remaja

Hurlock (1996) menyatakan bahwa masa remaja mempunyai ciri - ciri tertentu yaitu;

!. Masa remaja sebagai periode yang penting. Pada masa ini adalah perkembangan

fisik, di mana perkembangan ini merupakan perkembangan yang cepat dan

penting disertai dengan cepatnya perkembangan mental yang cepat, terutama pada

masa awal masa remaja. Semua perkembangan itu menimbulkan perlunya

penyesuaian mental dan perlunya membentuk sikap, nilai dan minat baru.

2. Masa remaja sebagai periode peralihan. Terputusnya atau berubah dari yang telah

tejadi sebelumnya sehingga beralih dari perkembangan tahap berikutnya. Artinya

apa yang terjadi sebelumnya akan meningalkan bekasnya pada masa yang akan

datang.

3. Masa remaj a sebagai periode perubahan. Pada mas a awal remaj a, ketika

perubahan fisik menurun maka perubahan sikap dan perilaku juga menurun.

Ada empat perubahan yang bersifat universal. Pertama meningginya emosi yang

intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis. Kedua

perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk

dipesankan, menimbulkan masalah baru. Ketiga adanya perubahan minat dan po la


38

perilaku, maka nilai - nilai juga berubah. Keempat, sebagian besar anak remaja

bersikap ambivanel (mengiginkan atau menuntut kebebasan) terhadap setiap

perubahan.

4. Masa remaja sebagai usia bermasalah. Setiap periode mempunyai masalahnya

sendiri-sendiri. Ada dua masalah pada remaja yaitu; Pertama, pada masa

kanak - kanak biasanya mereka mempunyai masalah dibantu oleh orang tua dan

guru, sehingga remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalahnya. Kedua,

para remaja ingin mandiri, sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya sendiri

sehingga menolak bantuan dari orang tua dan guru.

5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Sepanjang usia geng pada akhir

masa kanak-kanak, sehinga dalam periode ini para anak remaja ingin adanya

perubahan seperti menggunakan simbol status dalam bentuk mobil, pakaian,

pemilikan barang yang mudah dilihat.

6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan. Dalam masa ini banyak

stereotype negatifyang terlanjur yakini oleh masyarakat bahwasanya remaja

adalah anak - anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya, dan cenderung

berprilaku rusak, sehinga menyebabkan orang dewasa harus membimbing dan

mengawasi kehidupan remaja karena berperilku negatif.

7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis. Pada masa remaja mereka

cenderung memandang kehidupanya sendiri dan orang lain sesuai dengan apa

yang diingginkan dan bukan sebagai adanya. Hal ini menyebabkan meningginya

emosi yang merupakan ciri dari aw al masa remaj a.


39

8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa. Dengan menambahnya usia

kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan

stereotype belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah

hampir dewasa. Pada masa ini remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang

dihubungkan pada status dewasa yaitu merokok, minum-minuman keras,

menggunakan obat-obatan, dan terlibat perilaku seks.

2.3.3. Perubahan Tubuh Pada Remaja

Hurlock (1996) menyatakan ada 2 cara pembagian perubahan tubuh pada remaja

yaitu;

2.3.3.1. Perubahan External

I. Tinggi. Rata-rata anak perempuan mempunyai tinggi yang matang antara usia

tujuh belas dan delapan belas tahun, dan anak laki-laki setahun sebelumnya.

2. Bera!. Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan

tinggi. Tetapi berat badan lebih tersebar kebagian tubuh yang mengandung sedikit

lemak atau tidak mengandung lemak sekali.

3. Proporsi tubuh. Berbagai anggota tubuh lambat laun mencapai perbandingan

tubuh yang baik, misalnya badan melebar dan memanjang sehingga anggota

badan tidak kelihatan lagi kecil.


40

4. Organ seks. Pria maupun wanita organ seks bisa mencapai ukuran yang matang

pada akhir masa reamaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun

kemudian.

5. Ciri - ciri seks sekunder. Berada pada tingkat perkembangan yang matang pada

masa akhir remaja.

2.3.3.2. Perubahan Internal

I. Sistem pencemaan. Peru! menjadi lebih panjang dan tidak lagi berbentuk pipa,

usus bertambah panjang dan besar, otot - otot dandinding perut menjadi tebal dan

lebih kuat, hati tambah besar dan kerongkongan panjang.

2. Sistem peredaran darah. Jantung tumbuh pesat selama masa remaja; Pada tujuh

belas tahun beratnya dua belas kali berat pada waktu lahir. Panjang pembulu

darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan beberapa tahun kemudian.

3. Sistem pemapasan. Kapasitas paru - paru anak perempuan hampir matang pada

usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapai tingkat kematangan beberapa

tahun kemudian.

4. Sistem endokrin. Kegiatan gona/d yang meningkat pada masa puber

menyebabkan ketidak seimbangan sementara dari seluruh sistem endokrin pada

awal mas a pub er. Kelenj ar seks berkembang pesat dan fungsi, meskipun belum

mencapai ukuran matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa.
41

5. Jaringan tubuh. Perkembangan kerangka berhenti rata- rata pada usia delapan

belas tahun. Jaringan, selai tulang, terns berkembang sampai tulang mencapai

ukuran matang, khususnya pada bagian perkembangan otot.

2.3.4. Perkembangan Seksualitas Remaja

Monks, Knoers & Haditono, (2002) menyatakan bahwa pertumbuhan organ - organ

genital yang ada baik di dalam maupun di luar tubuh sangat menentukan

perkembangan tingkah laku seksual. Di samping tanda - tanda kelamin primer ini,

adajuga tanda- tanda kelamin sekunder, dipandang dari sudut psikososial

memegang peranan penting sebagai tanda - tanda perkembangan seksual, baik bagi

remaja sendiri maupun bagi orang lain. Misalnya perubahan suara pada anak laki -

laki merupakan tanda yang jelas bagi perkembangan anak laki-laki ke arah keadaan

dewasa.

Istilah tanda-tanda kelamin primer menunjuk pada organ badan yang langsung

berhubungan dengan persetubuhan dan proses reproduksi. Jadi pada anak wanita, ha!

tadi adalah rahim dan saluran telur, vagina, bibir kemaluan, dan klitoris. Pada anak

laki-laki yakni penis, dan scrotum. Tanda-tanda kelamin sekunder adalah tanda-

tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan persetubuhan dan proses

reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang khas laki - laki.


42

2.3.5. Perkembangan Moral Remaja.

Koh Iberg dalam Monks, Knoers & Haditono (2002), menyatakan bahwa

perkembangan moralitas dipengaruhi oleh pendidikan moral. Tingkah laku moral bisa

menuntut suatu tingkat perkembangan intelektual serta pembentukan penilaian yang

tinggi. Pembentukan penilaian ini terjadi atas dasar interaksi antara potensi - potensi

yang ada dan oleh faktor - faktor lingkungan. Maka perlu kiranya untuk meninjau

perkembangan moralitas ini mulai dari waktu anak yang dilahirkan untuk dapat

mengerti, justru pada masa remaja ha! tersebut menduduki ha! yang sangat penting.

Selanjutnya Kohlberg menggambarkan perkembangan moral anak dalam 6 stadium.

Anak menganggap baik atau buruk atas dasar akibat yang ditimbulkan suatu tingkah

laku; hadiah atau hukuman (stadium I). Anak mengikuti apa yang dikaakan baik atau

buruk untuk memperoleh hadiah atau menghindari hukuman. Ha ini disebut hedonism

instrumental. Sifat timbal balik di sini memegang peran, tetapi masih dalam arti

"moral balas dendam" (stadium 2).

Anak akan menilai baik apa yang dapat menyenangkan dan disetujui oleh orang lain

dan buruk apa yang ditolak oleh orang lain, menjadi anak yang manis masih sangat

penting dalam periode ini (stadium 3). Anak akan timbul akan kesadaran dan

kewajiban dalam arti ingin mempertahankan kekuasaan dan aturan - aturan yang ada,

karena dianggap berharga, tetapi belum dapat mempe1ianggungjawabkan secara


44

1.5. Kerangka Berfikir

Fakta perilaku seksual di Indonesia;

a. Sebagian besar penyakit kelamin telah melanda kalangan


remaja umur 16 - 25 tahun baik dikota maupun dipedesaan
(Prof. Dr. M Sukandar selaku ketua panitia kongres Nasional
IV indonesia, Juni 1983 di Semarang)
b. 26% remaja di Malang telah aktif secara seksual (Penelitan
Dwiyanto, 1992)
c. 93% berpacaran dijakarta (Penelitian Psikologi UI 1987
dalam Sarwono, 2005)
d. 97.05% remaja dan mahasiswa di Yogyakarta telah
kehilangan keperawanan (Koentjaraningrat, 2007)

Perilaku seksual pada remaja Kinsey dalam


Nurhayati (2008);

a. Memegang
b. Berpelukan
c. Mencium
d. Bercumbu I Petting
e. Masturbasi
f. Oral seks
g. Hubungan seksual.

Motif prilaku seksual pada


remaja Gunarsa (2004 );

a. Dorongan
b. Motif
c. Naluri.

+
45

Moral pada remaja menurut Kohlberg


dalam Monks,dkk (2002) ada 6 stadium;

Stadium 1. Anak menggap baik dan buruk atas dasar akibat yang
ditimbulkan oleh suatu tingkah laku; hadiah dan hukuman
Stadium 2. Anak akan mengikuti apa yang dikatakan baik atau buruk untuk
memperoleh hadiah atau menghindari dari hukuman
Stadium 3. Anak akan dinilai baik apa yang dapat menyenangkan dan
disetujui oleh orang lain dan buruk yang ditolak oleh orang
lain
Stadium 4. Anak akan tumbuh kesadaran akan kewajiban dalam arti ingin
mempertahankan kekuasaan, karena dianggap berharga tapi
belum bias bertanggungjawab secara pribadi
Stadium 5. Anak masih mau diatur secara ketat oleh hukum-hukum umum
yang lebih tinggi
Stadium 6. Anak mulai menginternalisasikan moral yaitu anak remaja
melakukan tingkah laku moral yang dikemudikan oleh
tanggungjawab batin sendiri.

Sebab-sebab orang punya rasa bersalah:

a. Melakuan suatu kesalahan (Coleman, 1985)


b. Menilai prilaku sebagai kegagalan (Lewis &
Havilan, 1993)
c. Sedih karena dosa (Sing, 2003)
d. Adanya tabu/larangan (Soekatno, 2005)
e. Melanggar norma (Chaplin, 2006).
46

1.6. Hipotesa Penelitian

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku seksual dengan rasa bersalah

(guilty feeling) pada remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara perilaku seksual dengan rasa bersalah

(guilty feeling) pada remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok.


47

BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode

deskripsi korelasional dan metode penelitian yang diambil metode kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2009) penelitian kuantitatif adalah penelitian yang berupa

angka - angka dan analisa penggunaan statistik dan berlandaskan pada filsafat

positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

pengumpulan data menggunakan instrument penelitian.

3.2. Definisi Variable dan Operasional

3.2.1. Definisi Variabel

Variable yang menjadi obyek dalam peneltian ini adalah:

I. Variabel Bebas (Independent Variable): Perilaku Seksual

2. Variabel Terikat (Dependent Variable): Rasa Bersalah (Guilty Feeling).


48

3.2.2. Definisi Konseptual

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik

dengan lawan jenis maupun dengan sama jenis. Bentuk- bentuk tingkah laku seks

bennacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berpelukan,

bercumbu, bersenggama, masturbasi, dan hubungan seksual (Kinsey 1965).

Rasa Bersalah (guilty feeling) adalah emosi yang bersifat universal yang dimiliki oleh

setiap manusia. Satu ha! yang dirasakan seseorang pada saat dia melakukan suatu

kesalahan dan diberlakukan terhadap dirinya sendiri, seperti cinta yang dapat merusak

seperti rasa benci. Akibat - akibat rasa bersalah terdiri dari; rendah dri dan gangguan

fisik (Coleman 1985).

3.2.3. Definisi Operasional

1. Perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja merupakan skor skala perilaku

seksual yang meliputi aspek diantara lain; petting (bercumbu), masturbasi,

hubungan seksual, oral seks, memegang, berpelukan dan berciuman.

2. Rasa bersalah yang dilakukan oleh remaja merupakan skor skala rasa bersalah

yang meliputi aspek diantara lain; merasa rendah diri dan gangguan fisik.

3. Remaja merupakan peralihan dari kanak- kanak menuju dewasa secara

jasmani dan rohani. Batas usia remaja dari 16 - 21 tahun.


49

3.3. Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi dan Sampel

Populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu

yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan dan

sampel adalah sebagian dari populasinya (Sugiyono 2009). Populasi dalam penelitian

ini adalah seluruh remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok yang berjumlah

lebih dari 300 orang.

3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalab insidental.

Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu

siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dan cocok

sebagai sumber data (Sugiyono 2009). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 50

orang remaja yang bertempat tinggal di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok.

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan kuesioner sebagai ala! pengumpulan

data. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
50

memberi seperangkat pertanyaan atau pemyataan tertulis kepada responden untuk

dijawab (Sugiyono 2009).

Skala model Likert adalah untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Subjek menanggapi setiap item

instrument mempunyai gradasi dari sangat positif dan sangat negatif itu dengan

mengungkapkan taraf setuju (favorable) atau tidak setuju (unfavorable) terhadapnya.

Skor untuk item-item yang terdapat dalam skala semacam itu dijumlahkan, atau

dijumlah dan dirata - rata, untuk mendapatkan skor sikap seorang individu (Sugiyono

2009).

Beberapa ha! yang harus diperhatikan dalam skala model likert, antara lain bentuk

jawaban skala model likert menggunakan lima kemungkinanjawaban yaitu sangat

setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).

Adapun subjek memberikan jawaban terhadap tipe skala model likert, yaitu dengan

memberikan tanda silang atau check list ('1) pada salah satu alternatifjawaban

berkisar antara 1 - 5. Untuk item positif(javorable) skornya untukjawaban SS= 5, S

= 4, R = 3, TS= 2, STS = I. Untuk item negatif (unfavorable) sebaliknya, untuk

jawaban SS= 1, S = 2, R = 3, TS= 4, STS = 5, (Sugiyono 2009).


51

3.4.2 Instrument Pengumpulan Data

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitian dalam

mengumpulkan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti

lebih cepat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto 2002).

Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu;

I). Perilaku Seksual terdiri dari berpelukan, bercumbu, masturbasi, hubungan,

seksual, memegang, mencium oral seks. Dalam penyusunan kuesiner pada skala

perilaku seksual, penulis mengacu kepada teori Kinsey (1965).


52

Adapun Blue Print dari skala tersebut adalah sebagai berikut;

Tabel 3.1.
Blue Print Perilaku Seksual

Jumlah Item
Aspek Perilaku Indikator Nomorltem
Seksual Favorable Unfavorable

Memegang Pinggang 1 12
Tanggan 2 41
Paha 5 28 10
Payudara 24 6
Alat Kelamin 42 7
Berpelukan 13,14,26 17,30 5
Mencium Pi pi 38 3
Kening 9 43
Bibir 4 31 10
Payudara 8 20
Alat Kelamin 37 44
Petting/bercumbu Payudara 10 45
Alat Kelamin 25 32 4
Masturbasi/onani 16,23 34,39 4
Oral seks 15,19,36 11,18 5
Hubungan seksual 21,22,29,33, 27,35
40 7
TOTAL 25 20 45

2). Rasa Bersalah (guilty feeling) adalah emosi yang bersifat universal yang dimiliki

oleh setiap manusia. Satu hal yang dirasakan seseorang pada saat dia melakukan

suatu kesalahan dan diberlakukan terhadap dirinya sendiri, seperti cinta yang dapat

merusak seperti rasa benci. Akibat - akibatnya terdiri dari; rendah diri dan gangguan

fisik. Dalam penyusunan kuesioner pada skala rasa bersalah berpedoman pada teori

Coleman (1985).
53

Tabel 3.2.
Blue Print Skala Rasa Bersalah

Aspek Rasa Indikator Nomorltem


Bers al ah Favorable Unfavorable Jumlah
Item
Rendah Diri TidakAman 1 12
MerasaMalu 2 9
Kasihan Diri 13 3
Trauma 36 4 23
Takut 15 23
Merasa Kacau 21 45
Kegagalan 27,32,38,39, 44,28
43
Sedih karena dosa 6,30 29,37
Gangguan Fisik Nyeri Dada 7 41
Kelelahan 40 8
Badan Sakit 31 11
Salah Cerna 19 10
Sakit Jantung 18 26
Tukak Lambung 24 34 22
Debaran Jantung 22 33
Sakit Punggung 14 25
Di are 5 35
Penyakit Kulit 20 16
Sesak Napas 17 42
TOTAL 25 20 45
54

3.4.3. Hasil Uji Coba Alat Ukur Perilaku seksual

Untuk menganalisis validitas butir item perilaku seksual dengan menggunakan

penghitnngan SPSS 16.0 dengan memasukkan skor tiap butir item. Butir item

dinyatakan valid jika memiliki validitas diantara 0,3 - 0,5 (Azwar 2006).

Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 70 orang. Hasil penghitungan

uji coba dengan menggunakan teknik pearson product moment dihasilkan 30 item

valid dari 45 item skala prilaku seksual yang diujicobakan. Item yang dinyatakan

valid ini karena memiliki nilai r hitung > 0.3. Reliabilitas pada skala perilaku seksual

dihitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Setelah dihitung, maka

diperoleh nilai koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.865. Hal ini menunjukkan bahwa

alat ukur skala prilaku seksual yang ada memiliki reliabilitas baik sehingga

memungkinkan atau layak digunakan dalam penelitian.


55

Tabet 3.3.
Blue Priut skala perilaku seksual

Nomorltem
Aspek Perilaku Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Item
Seksual
Memegang Pinggung 1 12*
Tanggan 2 41
Paha 5 28* IO
Payudara 24* 6
Alat Kelamin 42 7*
Berpelukan 13,14,26 17*,30 5
Mencium Pipi 38 3
Kening 9 43
Bibir 4 31* 10
Payudara 8 20
Alat Kelamin 37 44*
Bercumbu/Petting Payudara 10 45
Alat Kelamin 25* 32 4
Masturbasi/onani 16*, 23 34,39 4
Oral seks 15*,19,36 11 *,18* 5
Hubungan seksual 21,22, 27,35*
29*,33, 40* 7
TOTAL 25 20 45
*) item yang gugur saat UJl coba.

3.4.4. Hasil Uji Coba Alat Ukur Rasa Bersalah

Untuk menganalisis validitas butir item rasa bersalah dengan menggunakan

penghitungan SPSS 16.0 dengan memasukkan skor tiap butir item. Butir item

dinyatakan valid jika memiliki validitas diantara 0,3 - 0,5 (Azwar 2006).

Pada penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 70 orang. Hasil penghitungan

uji coba dengan menggunakan teknikpearson product moment dihasilkan 33 item


56

valid dari 45 item skala rasa bersalah yang diujicobakan. Item yang dinyatakan valid

ini karena memiliki nilai r hitung > 0.3. Reliabilitas pada skala rasa bersalah dihitung

dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Setelah dihitung, maka diperoleh nilai

koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.914. Hal ini menunjukkan bahwa alat ukur skala

rasa bersalah memiliki reliabilitas yang sangat baik sehingga memungkinkan atau

layak digunakan dalam penelitian.

Tabet 3.4.
Blue Priut skala rasa bersalah

Aspek Rasa Indikator Nomor Item


Bersalah Favorable Unfavorable Jumlah Item

Rendah Diri Tidak Aman 1 12


MerasaMalu 2 9
Kasihan Diri 13 3*
Trauma 36 4 23
Takut 15* 23
Merasa Kacau 21 45
Kegagalan 27,32,38,39, 28*,44
43
Sedih karena dosa 6,30* 29,37,
Gangguan Fisik Nyeri Dada 7* 41
Kelelahan 40* 8
Badan Sakit 31 11
Salah Cerna 19 10
Sakit Jantung 18* 26
Tukak Lambung 24* 34 22
Debaran Jantung 22 33
Sakit Punggung 14 25*
Di are 5 35*
Penyakit Kulit 20 16*
Sesak Nanas 17 42*
TOTAL 25 20 45
..
*) item yang gugur saat UJI coba.
58

Ly= j um Iah nilai skor total


N= jumlah subyek penelitian.

Reliabilitas adalah konsistensi, keajegan atau kepercayaan hasil ukur yang

mengandung makna kecermatan pengukuran. Untuk menghitung reliabilitas skala

digunakan teknik Alpha Cronbach. Rumus ini digunakan untuk mencari reliabilitas

instrument yang bukan skornya I - 0 skor yang digunakan dalam penelitian ini

adalah antara l - 5 untuk penghitungannya penulis menggunakan program SPSS 16.0

dengan rumus sebagai berikut (Azwar 2006).

a=2[_1-~s_1_2 _+s_2_2 ~-J


s2X

Keterangan rumus:

a = reliabilitas instrument

k = j umlah belahan tes


s 12 = jumlah varians dari skor item

s'x = jumlah varians dari skor tes.


59

Dalarn penelitian ini data yang diperoleh berdistribusi normal, rnaka analisa data akan

menggunakan korelasi pearson untuk pengujian hipotesisnya agar diketahui

hubungan antar variabel. Untuk penghitungannya penulis menggunakan program

SPSS . Rurnus yang digunakan adalah (Azwar 2006).

Rxy = L,:XY-(L,:X)(L,:Y)/n
-l[NL,:X2-(L,:X)21n] [ NL,:Y2-(L,:Y)2'"

Keterangan urnum:

Rxy = koefisien korelasi variable x dengan variable y

Lxy = jurnlah hasil perkalian skor x dan skor y


L.:x = jurnlah nilai tiap butir
Ly= jurnlah nilai skor total
N = jurnlah subyek penelitian.

3.5. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

3.5.1. Persiapan Penelitian

1. Dirnulai dengan perurnusan rnasalah

2. Menentukkan variabel yang akan diteliti

3. Melakukan studi pustaka untuk mendapatkan garnbaran dan landasan teori yang

tepat rnengenai variabel penelitian.


60

4. Menentukan, menyusun, dan menyiapkan ala! ukur yang akan digunakan dalam

penelitian ini, yaitu skala perilaku seksual dengan jumlah pemyataan sebanyak 45

item dan skala rasa bersalah (guilty feeling) dengan jumlah pemyataan sebanyak

45 item.

5. Menentukkan lokasi dan menyelesaikan administrasi perizinan. Setelah jumlah

item pemyataan tersusun, lalu dilakukan uji coba untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas instrument. Uji coba dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2009 sampai

dengan 2 November 2009, yang diberikan pada remaja.

3.5.2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah melakukan proses persiapan penelitian, dan kedua alat ukur memenuhi

standar validitas, maka kedua skala tersebut disebarkan sesuai dengan responden

penelitian. Subjek dalam penelitian ini yaitu anak remaja yang berada di Kelurahan

Bojongsari Sawangan Depok.


61

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PRESENTASI

4.1. Garnbaran Urnurn Responden Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok data sampel yang

berjumlah 50 orang remaja yang berusia 16-21 tahun diantaranya anak remaja yang

masih sekolah dan yang sudah tidak sekolah.

Tabel 4.1.
Gambaran Responden Berdasarkan Kategori Usia, Pendidikan Terakhir,
Agama, Suku dan Jenis Kelamin

Kateeori Frekuensi Persen (%)


Usia
16- 18 tahun 34 74%
19-21 tahun 13 26%
Total 50 100%
Pendidikan Terakhir
SMU/Sederajat 50 100%
Total 50 100%
Agama
Islam 46 92%
Kristen Katolik 2 4%
Kristen Protestan 1 2%
Hindu 1 2%
Total 50 100%
Suku Bangsa
Sunda 26 52%
Betawi 11 22%
Jawa 10 20%
Minang 2 4%
Batak 1 2%
Total 50 100%
62

Jenis Kelamin
Perempuan 30 60%
Laki - lalci 20 40%
Total 50 100%

Pada penelitian gambaran umum responden berdasarkan usia di bagi 2 kelompok,

yaitu kelompok usia 16 - 18 tahun dan 19 - 21 tahun. Sebagian besar 34 responden

usia 16 - 18 tahun (74%) dan sebagian kecil usia 19- 21 tahun untuk 16 responden

(26%). Gambaran umum responden berdasarkan pendidikan terakhir adalah sebagai

berikut: mayoritas 50 responden berpendidikan SMU/sederajat, (100%). Gambaran

umum responden berdasarkan agama responden diperoleh, mayoritas 46 responden

atau (92%) beragama islam, dan sebagian kecil dari agama kriten khatolik 2

responden (4%), 1 responden (2%) beragama kristen protestan dan I responden (2%)

beragama hindu. Gambaran umum responden berdasrkan suku diperoleh bahwa

sebagian besar 25 responden berasal dari suku sunda (52%), dan sebagian kecil dari

suku betawi berjumlah 11 responden dari (22%), JO responden dari sukujawa (20%),

2 responden suku minang (4%) dan 1 responden suku batak (2%). Selanjutnya

gambaran responden berdasarkanjenis kelamin diperoleh sebagian besar 30

responden (60%) perempuan dan 20 responden (40%) laki-laki.


63

4.2. Uji Persyaratan

4.2.1. Uji Normalitas

Analisis statistik pertama yang harus digunakan dalam rangkaian analisis data adalah

uji statistik berupa uji normalitas. Adapun uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan Shapiro Wilk, karena responden pengujian kurang dari

100 (Kuncono, 2004).

Adapun hipotesis statistiknya adalah:

HO : Populasi berdistribusi nonnal.

HI : Populasi tidak berdistribusi normal.

Pengambilan keputusan berdasarkan nilai probabilitas dengan a= 0.05, yaitu:

Jika probabilitas > 0.05, maka HO diterima.

Jika probabilitas < 0.05, maka HI ditolak.

Berdasarkan uji normalitas perilaku seksual dengan Shapiro Wilk didapat nilai 0.492

yang lebih besar dati a= 0.05, jadi berdasarkan nilai yang didapat maka HO di terima.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa data perilaku seksual berdistribusi nonnal.

Berikut ini table uji nonnalitas skala perilaku seksual.


64

Tabel 4.2.
Hasil uji normalitas perilaku seksual

Shapiro-Wilk
Statistik Df Simifikan.

Perilakuseksual
.979 50 .492

• This is a lower bound of the true significance.

Gambar 4.2.1
Normal Q-Q plot of perilaku seksual

Normal Q.Q Plot of prllskuseksual

••

Detrended Normal Q.Q Plot of prllakus11ksual

oooo
" 0
0
0

0
" 0
0
0
0
0
0 0 0
0 0 0
00

...
0 0 0
0
0 0
0 0 0
0 0

~'
000 ,,. ,., ••
Obnrved Value '" ~
65

Sedangkan uji nonnalitas skala rasa bersalah dengan Shapiro Wilk dengan nilai 0.855

yang berarti lebih besar daripada nilai a= 0.05, jadi dapat disimpulkan bahwa skala

rasa bersa!ah berdistribusi normal. Berikut ini table uji normalitas skala rasa bersalah.

Tabet 4.3.
Hasil uji normalitas rasa bersalah

Shapiro-Wilk
Statistik Df SiQllifikan.

Rasabersalah
.987 50 .855

• This is a lower bound of the true significance.

Gambar 4.3.1.
Normal Q-Q plot of rasa bersalah

Normal 0-Q Plot or rasabersalah

-~- 0

.. mo mo ;:,oo
"o
Observed V;1lua
66

Detrended Normal 0-0 Plot ofra1111ben1alah

" 0
0

" 0
0
0
~oo 0
0 0
v~·
'

0
00
o•
0 0
0 "' 0

" 0
0

·&:· 0
0

.,
"" '~
0

""Observed
,.
V~lue
'w =

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Kategorisasi Skor Skala Perilaku Seksual

Tabel 4. 4.
Kategori perilaku seksual

Perilaku Seksual Frekuensi Persen (%)

Berciuman 8 16%%

Memegang 6 12%

Hubungan seksual 4 8%

Berpelukan 4 8%

Becumbu!Petting 3 6%

Masturbasi 2 4%

Oral seks 2 4%

Total 29 58%
67

Kategorisasi perilaku seksual dapat dideskripsikan sebagai berikut; sebagian besar

responden rnelakukan prilaku seksual sebanyak 29 responden (58%) dari 50

responden yang terdiri dari: 8 responden berciurnan (16%), 6 responden rnemegang

(12%), dan sebagian kecil 4 responden hubungan seksual (8%), 4 responden

berpelukan (8%), 3 respondenpetting/becurnbu (6%), 2 responden rnasturbasi (4%)

dan 2 responden oral seks (4%). Sedangkan responden yang rnelakukan perilaku

seksual secara normal atau biasa-biasa saja sebanyak 21 responden (42%).

4.3.2. Kategorisasi Skor Skala Rasa Bersalah

Kategorisasi ini bertujuan untuk rnenernpatkan responden ke dalarn kategori-kategori

atau kelornpok yang berjenjang, yaitu: tinggi, sedang, dan rendah. Adapun responden

yang masuk pada kategori rendah adalah responden yang rnemiliki skor di bawah

177, responden yang rnasuk pada kategori sedang adalah responden yang rnerniliki

skor antara I 77 - 214 dan responden yang rnasuk pada kategori tinggi adalah

responden yang rnerniliki skor diatas 214. Berikut ini tabel hasil kategorisasi skor

penyebaran skala rasa bersalah berdasarkan jurnlah skor yang diperoleh responden.
68

Tabet 4.5.
Kategori skor skala rasa bersalah

Kategori Rentang skor Freknensi Persen (%)

Tinggi X>M+ !SD >214 1 2%


Sedang M - !SD< X < M + lSD 177-214 41 82%
Rend ah X <M- !SD < 177 8 16%
Total so 100%

Pada table diatas menunjukkan bahwa mayoritas sampel atau sebanyak 41 responden

berada dalam kategori skor sedang (82%), sedangkan 8 responden dalam kategori

rendah (16%) dan I responden tennasuk kedalam kategori skor tinggi (2%).

4.3.3. Uji Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(Ha): Ada hubungan yang signifikan antara perilaku seksual dengan rasa bersalah

pada remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok.

(Ho): Tidak ada hubungan yang signifikan antara perilaku seksual dengan rasa

bersalah pada remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok.

Untuk menguji apakah terdapat hubungan antara perilaku seksual dengan rasa

bersalah pada remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok, peneliti

menggunakan SPSS 16.0 dengan rumus statistik pearson product moment. Dengan

menggunakan rumus tersebut, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

software SPSS 16.0. Berikut ini adalah basil pengolahan data yang dimaksud.
69

Tabet 4.6.
Nilai korelasi antara prilaku seksual dengan rasa bersalah
Correlations

Perilakuseksual Rasabersalah
Perilaku Pearson
I .334 •
seksual Correlation
Sig. (2-tailed)
.018

N 50 50

Ras a Pearson
.334 • 1
bersalah Correlation
Sig. (2-tailed) .018
N 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dengan teknik pearson 's product

moment, maka diperoleh korelasi (r) hitung sebesar 0.018. Dari tabel diatas dapat

disimpulkan bahwa nilai koefisien korelasi antara perilaku seksual dengan rasa

bersalah adalah sebesar 0.018.

Pengujian hipotesis perlu dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang

didapatkan signifikan pada taraf signifikansi yang ditentukan atau tidak. Dalam

melakukan uji hipotesis, cam yang umum dilakukan adalah dengan membandingkan

nilai r tabel dan nilai r hitung yang didapatkan.


70

Ho diterimajika fhitung < r1abcb karena nilai fhitung yang didapat (0.018) > ftabel (Sig. 5%;

N 50 = 0.279), maka hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara prilaku seksual dengan rasa bersalah diterima. Arah

hubungan yang dihasilkan menunjukkan arah nol, yang bermakna bahwa semakin

tinggi perilaku seksual akan diikuti dengan tingginya rasa bersalah.

4.3.4. Hasil Utama Penelitian

Hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara perilaku seksual

dengan rasa bersalah pada remaja di Kelurahan Bojongsari Sawangan Depok,

sehingga semakin tinggi tingkat perilaku seksual maka akan diikuti dengan tingginya

rasa bersalah.

4.4. Uji Regresi

Setelah diketahui nilai R Square signifikansi sumbangsih aspek - aspek variabel

perilaku seksua denga rasa bersalah, kemudian dilakukan penghitungan Anova untuk

mengetahui apakah model persamaan garis regresi yang dipergunakan tepat

diterapkan dalam perhitungan regresi ini. Hasilnya disajikan pada label Anova(b)

berikut:
71

Tabel 4.7.
Uji linearitas
ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


l Regression 1830.820 I 1830.820 6.034 .018'
Residual 14564.160 48 303.420
Total 16394.980 49
a. Predictors: (Constant), perilakuseksual
b. Dependent Variable: rasabersalah

Hasil penghitungan menunjukkan bahwa nilai F hitung yang didapat adalah sebesar

6.034. Sementara nilai F label dengan Df 1 dan 48 adalah sebesar 49. Karena nilai F

hitung yang didapat > F label maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan garis

regresi yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diterapkan. Setelah dilakukan

uji korelasi kemudian dilakukan penghitungan nilai R Square untuk mengetahui

seberapa besar sumbangan variable perilaku seksual terhadap variabel rasa bersalah.

Hasilnya disajikan pada label Model Summary berikut;

Tabel 4.8.
Uji regresi perilaku seksual dengan rasa bersalah

Model Summarl
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
I .334' .112 .093 17.41896
a. Predictors: (Constant), perilakuseksual
b. Dependent Variable: rasabersalah
72

Berdasarkan label di alas dikelahui bahwa nilai R Square yang didapal adalah sebesar

0.112. Hal ini berarti bahwa aspek perilaku seksual memberikan sumbangan sebesar

11.2% bagi perubahan variabel rasa bersalah. Dengan demikian lerdapal 89.8% aspek

lain yang memberikan kontribusi terhadap rasa bersalah yang tidak lerukur dalam

penelitian ini yang dapat memberikan perubahan lerhadap variabel perilaku seksual.

4.4.1. Hasil Tambahan

Table 4.9.
Dampak rasa bersalah yang paling banyak
muncul adalah rendah diri

Rendall diri Frekuensi Persen (%)

Kegagalan 6 12%%

Sedih karena dosa 3 6%

Tidak aman 2 4%

Trauma 2 4%

Merasa malu 2 4%

Merasa kacau 2 4%

Kasihan diri I 2%

Takul I 2%

Total 19 38%
73

Sebagian besar respond en yang ban yak muncul dari rasa bersalab adalah rendah diri

sebanyak 19 responden (38%) dari 23 responden yang terdiri dari: 6 responden

kegagalan (12% ), 3 responden sedih karena dosa ( 6% ), 2 responden merasa tidak

aman (4%), 2 responden merasa kacau (4%), 2 responden merasa malu (4%), 2

responden trauma (4%), I responden takut (2%) dan I responden kasihan diri (2%).
75

Hal ini bera1ii semakin tinggi perilaku seksual, maka semakin tinggi pula rasa

bersalah pada individu, dan sebaliknya. Dalam penjelasan Singh (2003), rasa bersalah

adalah merupakan sebuah konsep yang membentuk bagian dari sebuah matriks yang

berkaitan dengan pembagian dan penyatuan moral; pelanggaran, kesalahan, tuduhan,

menyalahkan, dalih, malu, sedih karena dosa, menyesal, dll. Penggunaan matriks di

atas di mana seseorang melanggar hukum, atau peraturan hukum moral pada

masyarakat. Perilaku seksual dikalangan remaja indonesia yang berbudaya timur

masihkan dianggap sebagai sebuah pelanggaran hukum moral.

Sehingga ha! ini sesuai dengan penelitian Pusat Studi Wanita (PSW) Universitas

Negeri Yogyakarta (UNY) (1995) dalam Sobary (2008) bekerja sama dengan

Kementrian Pemberdayaan Perempuan, menemukan fakta bahwa para pelaku seks

bebas rata - rata menyesali perbuatannya dan mengaku itu perilaku itu tidak benar

atau salah. Mereka sadar seks bebas itu hanya merugikan dirinya sendiri dan dilarang

agama sehingga bisa mendapatkan dampak, dalam penyesalanya mereka mengaku

merasa bersalah, sehingga mempunyai perasaan menyesal dan merasa malu yang

telah mereka lakukan.

Dan Kohlberg dalam Monks, Knoers & Haditono, (2002), menyatakan bahwa

menurutnya perkembangan moralitas karena dipengaruhi oleh pendidikan moral.

Tingkah laku moral bisa menuntut suatu tingkat perkembangan intelektual serta

pembentukan penilaian yang tinggi. Pembentukan penilaian ini terjadi atas dasar
76

interaksi antara potensi yang ada dan oleh faktor - faktor lingkungan. Maka perlu

kiranya untuk meninjau perkembangan moralitas ini mulai dari waktu anak yang

dilahirkan untuk dapat mengerti, justru pada masa remaja ha! tersebut menduduki ha!

yang sangat penting.

5.3. Saran

Berdasarkan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian dan dari hasil

penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran untuk menyempurnakan penelitian-

penelitian selanjutnya :

5.3.1. Saran Teoritis

• Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian lanjutan pada materi yang sama

dengan peneliti ini, dapat ditambah dengan menggunakan wawancara. Hal ini

dengan tujuan agar dapat didapatkan hasil yang lebih mendalam. Selain itu dapat

ditelusuri ragam efek samping (patologis lanjutan) dari rasa bersalah para remaja

yang melakukan perilaku seksual bebas.

5.3.2. Saran Praktis

• Bagi remaja harns mempunyai pengetahuan yang cukup seputar masalah seks,

agar remaja dapat mengambil keputusan yang lebih bijak tentang apa yang

seharusnya belum boleh mereka lakukan. Serta dapat disosialisasikan bahwa


77

perilaku seksual ini dapat mengakibatkan psikopatologis yang lebih parah dan

dapat merusak masa depan remaja.

• Bagi orang tua harus dapat membimbing dan mengarahkan anaknya agar tidak

terjerumus ke dalam pergaulan bebas, dan orang tuajuga wajib menjelaskan

tentang bahaya dari pergaulan bebas yang bisa merusak masa depan kelak dengan

cara memberikan infom1asi yang sejelasnya dan terbuka dengan cara pendidikan

seks sesuai dengan kemampuannya.


78

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrouf. Moh, dkk. 2005. Masa Transisi Remaja. Triasko Publisher; Jakarta.

Agustiani, Hendrianti. 2006. Psikologi Perkembangan (Pendekatan Ekologi kaitanya


dengan Konsep Diri dan Penyesuaian Diri pada Remaja). PT. Refika
Aditama; Bandung.

Allen, Jon G. 2005. Coping With Trauma. Hope Through Understanding. American
Psychiatric Publishing Inc; Washington DC.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta; Jakarta.

Atkinson, L, Rita. 1983. Pengantar Psikologi (jilid 1). Erlangga; Jakarta.

Azwar, Saifudin. 2006. Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar; Yogyakarta.

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. PT Raja Grafindo Persada; Jakarta.

CR Soekatno, Otto. 2008. Psikologi Seks ; Menyikap Problem Psikososial dan


Psikoseksual Selebritis. Garasi; Yogyakarta.

Coleman, Vernon. 1985. Rasa Salaiz. Arcan; Jakarta.

Hurlock, B, Elisabeth. 1996. Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang


Rentan Kelzidupan. Erlangga; Jakarta.

Kartono, Kartini. 2007. Psikologi wanita (iVfengenal wanita sebagai ibu dan anak).
Mandar Maju; Bandung

Kuncono. 2004. Aplikasi Komputer Psikologi. UPI YAI; Jakarta

Llewellyn-Jones, Derek. 2005. Setiap Wanita. PT. Delaprasa Publishing; Hak


Te1jemah Indonesia.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Memalzami Kesehatan Reproduksi Wanita.


Arca; Jakarta.

Martin. P. Kinsey, Duvall dan Miller. 1965. Sexual Behavior In The Human Male.
W. B. Saunders Company; Philadelpia.
----
PERPUSTAKAAN UTAM/\
-··-··· . [9l '

r
-
UIN SYAi-HD JAKARTA
' -
1r

Monks. F. J, dkk. 2002. Psikologi Perkembangan (Pengantar Dalam Berbagai


Bagiannya). Gajah Mada University Prees; Jakarta.

Ny Gunarsa, Y. Singgih D dan Gunarsah, Singgih D. 2004. (Psikologi untuk Muda-


Mudi). Gunung Mulia; Jakarta.

Olson, Ken. 2005. Psikologi Harapan; Bangkit Dari Keputusan Meraih Kesuksesan.
Pustaka Pelajar; Yogyakarta.

Santrock, John W. 2002. Life- Span Development. Edisi 5. Erlangga; Jakarta.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2005. Psikologi Remaja. PT Raja Grafindo


Persada;J akarta.

Sabur. Alex. 1998. Psikologi Umum. Pustaka Setia: Jakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitafif, kualitatif dan R&D. Alvabeta;


Jakarta.

Singh, kalu. 2003. Rasa Bersalah. Pohon Sukma; Jakarta.

Skripsi

Arbi. Fatma. 1993. Hubungan Antara Kecenderungan Merasa Bersalah Dengan


Perlibatan Kelja Dan Perlibatan Keluarga Pada !bu Yang Berperan
Ganda. Fakultas Psikologi UI; Jakarta

Nurhayati. 2008. Hubungan Antara Tingkat Religiusitas Dengan Prilaku Seksual


Pada Remaja Siswa SMA ADI LUHUR JAKARTA TIMUR.
Fakultas Psikologi UIN SyarifHidayattullah; Jakarta.
80

Internet

Carles. 2008. Faktor Pendukung Serta Akibat Seks Bebas. http://www.univrab.ac.id;


Jakarta

Mitrariset. 2009. Perilaku Seksual Remaja. http://www.mitrariset.com; Jakarta

Oeniyati .Yulia. 2005. Guilt (Rasa Bersalah). http://www.mail-archive.com. Yayasan


Lembaga SABDA; Jakarta.

Pitaloka. Ardiningtiyas. 2007. Rasa Bersalah dan Rasa Malu. http://www.e-


psikologi.com; Jakarta

Sobary. Abdul. 2008. Cara !Yfengatur Amarah dan Rasa Bersalah.


hhtp//www.sobatbarn.blogspot.com; Jakarta

Ucup. 2007. Perasaan Bersa/ah. http://www.henlia.com/?p=625; Jakarta


LAMPIRAN I

TRYOUT

PENGANTAR

Salam kenal! !
Saya Wahyudi Iman Mahasiswa Psikologi UIN SyarifHidayatullah, saat ini sedang
mengadakan penelitian untuk tugas akhir. Saya membutuhkan bantuan dari teman-
teman yang untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala
pemyataan terlampir.

Bagi teman-teman yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pernyataan
kesediaan. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah telebih
dahulu petunjuk pengisian sehinggajawaban yang anda berikan sesuai dengan apa
yang diminta. Jawaban anda tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan anda
akan terjamin.

Terima kasih atas kesediaan rekan-rekan meluangkan waktu demi membantu


terwujudnya proses penelitian ini. Semoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

Identitas Responden
Tanggal Pengisian
Nama
Usia
J enis Kelamin
Agama
Pendidikan Terakhir

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

(Tanda tangan dan inisial nama)


Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.
14 Saya akhir-akhir ini merasakan sakit
punggung
15 Saya takut akan kecurangan
16 Akhrir - akhir ini saya tidak resah dan
membuat saya tidak gatal-gatal
17 Akhir - akhir ini saya suka sesak napas
18 Jantung saya tersa berdebar kencang
kersa secara tiba-tiba akhir - akhir ini
19 Saya pemah salah cema/buang air
besar
20 Akhrir - akhir ini saya resah dan
membuat saya jadi gatal-gatal
21 Perasaan saya merasa kacau akhir -
akhir ini
22 Debaran jantung saya terasa kencang
23 Saya tidak takut akan kecurangan
24 Tukak lambung saya terasa sakit
25 Saya tidakpemah merasa sakit
punggung
26 Jantung saya baik - baik saja hari ini
27 Saya pemah gaga! dalam melakukan
sesuatu
28 Kegagalan membuat saya tambah
tidak semangat
29 Saya merasa dosa sava sedikit
30 Saya tidak sedih melihat perbuatan
saya yang banyak dosa
31 Saya merasa badan saya sakit
32 Saya merasa gaga!
33 J antung tidak pemah berdebar kencang
34 Tukak lambung saya terasa sakit bila
melakukan sesuatu
35 Peru! saya baik-baik saj a, meskipun
saya habis berbohong
36 Saya merasa trauma setelah apa yang
saya perbuat
37 Saya tidak sedih melihat perbuatan
saya yang berdosa ini
38 Walaupun gaga! saya hams tetap
berusaha terns
39 Kegagalan yang membuat saya banyak
belaiar lebih baik
40 Saya lelah/cape saat saya melakukan
sesuatu
41 Saya tidak merasaan nyeri dada saat
!Ill
42 Saya tidak sesak napas pada saat ini
43 Meskipun merasa gaga! saya masih
bersemangat
44 Saya tidak pemah gaga! dalam
melakukan sesuatu
45 Perasaan kacau membuat saya tidak
tenang

NO PERNYATAAN SS s R TS STS
I Saya sering pegang pinggang pasangan
saya.
2 Tangan saya sering dirangkul sama
pasangan saya
3 Dalam berhubungan saya tidak pernah
cipika cipiki (pipi kanan dan kiri).
4 Saya sudah bersentuhan bibir dengan
pasangan saya
5 Saya suka menonjolkan paha saya saat
pemakaian pada pasangan sava.
6 Pasangan saya tidak pernah meraba
bagian dada saya
7 Dalam berhubungan, saya belum
penah meraba alat kelamin pasangan
saya
8 Saya pernah dikecup di bagian dada
saya sama pasangan saya
9 Kening saya selalu dikecup oleh
pasangan saya sebagai tanda kasih
sayang
10 Pacar saya selalu meraba bagian
sensitif dibagian dada saya
11 Saya tidak berani mencium kelamin
pasangan saya
12 Saya tidak pernah menyentuh
pinggang pasangan saya
13 Berpelukan dalah ha! yang wajar
dalam perpacaran
14 Saya selalu berpelukan jika sedang
merindukan pacar saya
15 Dalam berpacaran saya tidak berani
berhubungan badan, tapi hanya sampai
pada mencium kelamin pasangan saya
16 Saya pernah memainkan alat kelamin
saya scndiri dan mendapat kenikmatan
17 Berpelukan bukan ha! wajar dalam
berpacaran karena itu zinah
18 Dalam berpacaran saya tidak pemah
menjilat alat kelamin pacar saya.
19 Pasangan saya selalu membuat saya
terangsang saat saya mengisap alat
kelamin pacar saya
20 Pasangan saya tidak pemah mengecup
dada saya
21 Saya mau melakukan hubungan
seksual penuh selayaknya suami istri
kalau belum menikah
22 Menikah adalah perbuatan baik dari
pada zinah.
23 Saat saya menonton blue film, saya
merasa terangsang dan melakukan
rsngsangan dengan tangan saya ke alat
kelamin saya
24 Saya selalu meraba bagian dada pacar
saya
25 Saya sempat melepas pakaian bagian
atas meskipun tidak sampai pada
hubungan intim
26 Saya selalu berpelukan dengan
pasangan saya
27 Terkadang saya ingin melakukan
hubungan suami istri dengan pasangan
sava
28 Saya tidak suka menonjolkan paha
saya saat perpakaian.
29 Hal yang penting dalam menjalani
hubungan hams ada ikatan pernikahan
30 Saya tidak pernah berpelukan dengan
pacar karena menurut saya itu adalah
perbuatan dosa
31 Saya tidak pernah bersentuhan bibir
dengan pasangan saya.
32 Saat ada pacar saya, saya suka ingin
melepas pakaian saya dan
menggesekkan alat kelamin saya
33 Saya merasa menikah lebih baik
daripada berhubungan secara bebas.
34 Saat menonton blue film, saya tidak
pernah terangsang dan berniat
melakukannya sendiri
35 Saya rasa berhubungan suami istri
sebelum menikah sah-sah saia
36 Saat berdekatan dengan pasangan, saya
memainkan alat kelamin pasangan
saya
37 Dalam berhungan saya pernah menjilat
alat kelamin pasangan saya
38 Dalam berhubungan saya pernah
cioika-cioiki (pioi kanan dan kiri).
39 Saya tidak pernah memainkan alat
kelamin saya sendiri
40 Saya hanya ingin melakukan hubungan
suami istri j ika sudah menikah
41 Saya selalu menggandeng tangan
oacar, ketika sedang berjalan
42 Ketika nonton film bioskop, pasangan
saya pernah meraba alat kelamin saya
43 Saya tidak senang ketika pacar
rnencium kening saya
44 Saya tidak menghisap alat kelamin
pacar
45 Pacar saya tidak meraba bagian
sensitif dibagian dada saya

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA .... @ ....


item
NO I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 4 4 5 4 3 4 5 5 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 5 4 2 4 4 4 4
2 3 2 5 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 3 4 1 2 2 2 3 2 4 1 4 5
3 5 4 I 5 3 5 5 3 3 4 4 5 5 5 I I 2 I 2 5 1 5 1 5 5
4 5 4 5 5 5 I 5 5 4 4 5 5 5 5 4 3 1 2 4 5 4 5 3 5 5
5 4 4 3 4 2 5 5 4 4 4 5 5 4 4 2 2 2 1 2 4 1 4 2 5 4
6 4 4 3 4 5 5 4 3 5 4 5 3 4 4 5 3 5 3 3 4 4 4 3 4 4
7 3 3 3 4 2 5 3 4 5 4 3 5 4 3 5 5 3 3 3 3 3 4 5 3 5
8 2 4 I 4 4 3 2 4 4 4 5 4 4 2 5 4 5 3 5 5 5 3 4 4 4
9 5 3 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 4
10 5 3 5 5 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 3 3 3 3 5 2 4 3 4 5
11 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 5 4 4 1 4 I 1 1 4 1 4 4 2 4
12 5 5 5 5 4 5 5 5 3 5 2 5 5 5 4 5 I 3 1 5 1 3 5 5 5
13 5 5 4 5 2 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 2 4 2 5 2 4 5 4 3
14 4 5 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 5 I 2 1 4 3 4 5 4 4
15 5 5 3 5 5 3 5 3 5 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 5 4 3 5 3 3 5 3 5 5 3 3 5 5 3 I 2 3 2 5 1 4 1 5 5
17 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 2 2 2 4 3 3 3 4 4
18 4 5 4 4 2 4 4 5 3 4 5 I 4 4 5 5 5 3 5 4 2 3 5 4 4
19 5 3 2 5 4 2 5 2 4 5 2 2 5 5 4 4 1 5 1 5 5 1 4 5 5
10 2 2 3 5 4 3 2 3 5 3 2 3 2 2 I I I 5 5 4 4 5 5 5 1
21 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 2 3 3 3 5 I 4 2 5 5
22 I 3 3 4 2 4 4 5 4 3 4 3 4 5 5 3 1 I 1 4 3 3 3 5 5
23 5 4 3 5 5 3 5 3 5 5 I 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 5 5 5 5
24 5 4 5 4 3 5 5 5 4 5 2 5 5 5 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5
25 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 2 4 4 4 3 4 5
26 5 4 4 5 2 5 5 5 1 5 3 2 5 5 5 5 2 3 2 5 3 4 5 5 5
27 4 4 4 4 I 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4
r 28 5 4 2 5 2 2 5 2 3 5 2 2 5 5 3 2 2 2 2 5 4 4 2 5 5
a 29 4 I 5 4 2 5 4 5 I 4 2 5 4 4 5 5 I 3 I 4 I 5 5 4 4
s 30 5 3 2 5 2 2 5 2 3 5 3 2 5 5 4 4 3 2 3 5 2 4 4 5 5
a 31 5 4 5 5 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 2 3 3 3 5 3 5 2 5 5
32 5 4 3 5 3 3 5 3 2 5 5 3 5 5 4 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5
b 33 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 I 4 4 4 5 4 5 I 4 4 3 4 4 4 4
e 34 4 4 5 4 2 5 4 5 4 4 5 5 5 4 3 2 5 2 4 4 3 3 2 4 4
r 35 5 5 2 5 3 2 5 2 5 5 I 2 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 5
s 36 5 4 4 4 I 4 2 4 3 3 3 4 2 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 2 2
a 37 4 2 I 4 2 I 4 I 3 4 3 I 4 4 4 4 5 2 4 4 2 4 4 4 4
I 38 4 4 2 4 I 2 4 2 4 4 5 2 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4 4
a 39 5 3 3 5 I 3 5 3 4 5 4 3 5 5 5 2 3 1 3 5 2 4 2 5 5
h 40 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
41 5 5 4 5 2 4 5 4 3 5 3 4 5 5 4 3 5 1 5 5 2 2 3 5 5
42 3 3 I 3 I I 3 I 4 3 3 I 5 3 3 4 3 3 4 4 5 3 4 3 3
43 4 4 2 4 I 2 4 2 3 4 5 2 4 4 5 5 4 2 2 4 3 4 5 4 4
44 5 2 3 5 2 3 5 3 I 5 5 3 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 4 5 5
45 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 I 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4
46 5 3 3 5 3 3 5 3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 4 3 5 2 4 5 5 J<
47 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4 4
48 5 4 3 5 2 3 5 3 4 5 2 3 5 5 5 2 4 I 4 5 I 2 2 5 5
49 5 4 4 5 2 4 5 4 3 5 2 4 5 5 5 2 4 2 4 5 2 5 2 5 5
50 5 4 3 5 4 3 5 3 2 5 4 3 5 5 2 2 4 2 4 5 3 2 2 5 5
51 5 3 2 5 3 2 5 2 4 5 2 2 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5
52 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 2 5 5 5 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5
53 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 2 5 4 4 2 5 I I 4 4 I 2 5 4 4
54 5 4 5 5 2 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 4 I I 4 5 2 I 4 5 5
55 5 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 2 2 2 4 3 2 4 2 2
56 4 3 3 4 5 3 4 3 5 4 4 3 4 4 3 3 4 5 3 4 3 2 3 4 4
57 4 3 4 4 I 4 4 4 5 4 4 4 4 4 3 5 4 5 3 4 3 2 5 4 4
58 5 4 4 5 2 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 I 5 5
59 5 2 4 5 I 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 3 2 2 2 5 3 4 3 5 5
60 4 4 4 4 I 4 4 4 2 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4
61 4 3 3 4 2 4 4 5 5 4 5 1 4 4 5 4 1 I I 4 3 4 4 4 4
26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 I
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 174
4 4 3 4 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 4 2 4 5 5 5 168
5 5 5 4 5 3 5 5 4 5 3 5 5 4 5 I 4 5 5 5 174
5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 3 5 3 4 5 4 5 5 4 4 193
5 4 5 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 5 4 163
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 181
4 4 5 5 3 3 5 3 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 169
5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 5 5 186
5 4 5 5 5 3 5 5 4 5 3 5 3 5 5 4 4 5 5 5 205
5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 199
' 5 4 5 5 5 5
5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 4 4 4 4 162
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 1 5 4 5 5 195
4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 2 5 4 5 5 192
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 171
5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 212
5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 2 5 4 5 5 1 5 5 3 5 176
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 167
4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 5 4 3 5 4 2 4 4 5 4 178
5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 189
5 5 4 4 5 5 1 2 1 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 161
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 1 5 4 5 5 189
5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 175
5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 204
5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 4 5 3 5 196
4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 5 4 4 172
5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 2 5 3 5 4 4 5 189
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 5 4 4 4 173
5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 4 5 4 2 5 4 5 4 4 5 174
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 I 4 4 4 4 165
5 5 5 3 5 4 5 5 4 5 4 5 4 3 5 2 5 5 4 5 178
5 5 5 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 4 3 5 4 3 5 194
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 5 197
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 174
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 2 4 3 4 4 4 4 172
5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 200
2 2 2 4 2 5 2 2 4 2 5 2 5 4 5 4 5 5 4 4 160
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 2 4 4 4 4 160
4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 163
5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 4 2 3 5 5 5 180
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 217
5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 5 2 5 5 4 5 191
3 3 3 3 3 5 3 3 3 4 5 3 5 3 3 5 3 3 4 3 144
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 5 2 4 3 4 4 4 4 163
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 2 5 4 5 5 3 5 188
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 5 I 4 5 4 4 4 4 175
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 2 5 5 3 5 193
4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 5 4 172
5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 4 5 1 5 5 3 5 179
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 2 5 5 2 5 191
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 5 185
5 5 5 3 5 2 5 5 5 5 2 5 5 4 5 4 5 5 5 5 187
5 5 5 3 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 5 5 5 5 202
4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 3 4 165
5 5 5 1 5 3 5 5 5 5 3 5 3 4 5 2 5 5 5 5 186
2 2 2 2 5 4 2 2 2 4 4 5 4 5 4 3 5 4 4 5 138
4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 5 4 2 3 4 3 5 4 5 4 167
4 4 4 3 4 2 4 4 4 5 5 4 2 3 5 3 4 4 5 4 172
5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 3 5 3 5 5 4 5 5 5 5 199
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 2 5 3 4 5 5 5 186
4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 5 5 4 4 5 4 4 4 17&
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 4 167
item
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3
3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 5 4 5 5 3 4 3 4 4 3 4 5 5 3 3 3 4 3 2
4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 2 4 5 4 3 5 5 3 I 5 4 5 4 4 4 5
4 4 5 4 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 3 2 2 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 2 4 4 4
4 3 4 5 3 5 2 4 5 5 5 5 4 4 2 2 4 3 5 4 4 5 4 5 5 3 4 5 4 4 4
5 5 4 4 5 5 I 4 5 5 5 5 4 4 3 5 3 5 5 4 4 5 4 3 5 5 3 3 4 5 3
5 5 2 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4
4 3 2 5 3 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 5 5 3 4 4 2 4 5 2 5 3 3 5 4 5 3
4 4 4 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 3 3 3 4 5 4 4 5 4 3 4 4 3 3 4 3 3
4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 '" 4 4 4 3 ,_
5 5 I 5 5 4 I 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 4
5 3 3 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 5 4 3 3
4 4 5 4 4 5 2 2 4 4 4 4 5 2 4 5 2 4 4 5 2 4 5 3 4 4 4 4 5 4 4
5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4
4 5 2 4 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 3 2 4 3 4 4 5 4 5 4 3 5 4 3 4 4 4
4 5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 3 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 5 5 4 3 3 3 5 4 4 5 5 3 5 3 5 4 3 5 5 5 3 5 4 5 3 5
4 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 5
4 4 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 5 4 5 2 2 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 2 4 4 4
5 4 3 5 4 5 4 4 5 5 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
5 4 5 5 4 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 3 3 4 5 3 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3 4
4 5 4 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 4 3 3 4 3 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4
4 5 3 4 5 3 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 3 5 5 3 5 3 5 3 4 3 4 3
4 3 3 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 3 3 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4
4 5 4 5 5 4 3 5 4 4 4 4 5 5 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4
4 5 2 4 5 3 4 5 2 2 4 5 5 5 3 2 2 4 2 3 5 2 3 4 4 5 5 5 3 4 5
5 3 4 4 3 5 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 5 5 4 5 5 5 4 3 3 4 5 4 3
4 4 3 4 4 4 I 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4
5 4 4 4 4 5 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 2 2 5 5 4 5 5 4 4 4 3 5 5 3 3
5 5 4 2 5 3 4 4 2 2 5 4 5 4 4 2 4 2 2 3 4 2 3 2 2 5 1 2 3 4 1
4 I 3 3 1 3 5 3 3 3 5 3 3 3 4 4 3 5 3 3 3 3 3 1 4 1 4 5 3 4 4
4 5 3 4 5 4 5 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 5 3 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 5
5 3 2 5 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 2 3 3 4 5 5 3
4 3 2 5 3 4 5 3 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 5 5 3 5 5 4 5 5
5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4
4 5 2 5 5 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5
4 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4 5 3 5 5 5
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5
5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 3 3 5 5 5 5 3 4 5
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 4 4 3
5 4 2 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 1 4 5 3 5 5 5
5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 4
4 5 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 3 5 4 4
5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 2 5 4 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4
3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 5 3 5 3 3 4 3 3 4 5 4 2 5 3 2 2
4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 3 3 5 5 4 5 4 4 3 3 5 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4
4 4 4 3 4 4 I 5 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 5 4 4 5 1 4 4 4 4 3 4
3 4 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 4 5 4 5 4 4 3 3 5 3 3 4 2 4 4 4 3 4 4
4 5 2 5 5 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4
5 4 5 4 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 5 5 4 5 5 4 4 4 4 3 3 4 3 3
4 3 3 5 3 5 2 2 4 4 4 4 4 2 5 2 5 5 4 5 2 4 5 5 2 3 5 3 5 3 5
4 3 2 4 3 5 3 3 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 5 3 4 5 4 4 3 4 2 5 3 4
5 4 4 5 4 5 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 2 3 4 4 3 5 4 4
35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 L:
5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 193
5 4 3 3 3 3 3 4 3 4 5 166
5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 4 200
5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4 194
5 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 187
5 3 5 5 4 5 5 4 3 4 5 192
4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 211
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 167
5 3 5 4 5 5 5 5 5 4 4 186
5 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 174
5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 3 204
5 3 4 5 3 4 4 5 3 4 4 175
5 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 178
4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 187
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 181
3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 184
4 5 3 5 3 3 4 4 3 5 5 180
3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 195
5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 178
5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 203
4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 178
4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 4 190
I 4 4 5 4 4 5 5 3 5 5 4 198
' 5 3 5 4 4 5 5 5 5 3 5 195
I 4 4 5 4 5 5 5 4 2 4 5 186
4 4 4 186
' 5 4 4 4 4 4 3 4
; 4 5 2 4 2 2 2 5 2 3 3 159
I 5 3 5 5 4 5 5 3 5 5 5 192
I 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 174
I 4 3 5 5 5 5 5 5 3 5 3 189
I I 1 2 5 3 2 2 5 4 4 5 142
\ I 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 143
I 3 5 3 3 3 3 3 4 3 4 3 173
I 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 193
l 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 180
; 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 209
l 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 183
; 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 4 204
5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 216
4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 201
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 171
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 206
5 l 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 203
5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 204
4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 201
4 5 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 154
5 5 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4 164
5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 175
5 5 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 163
3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 179
5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 4 5 194
2 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 174
3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 170
4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 198
3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 153
4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 155
5 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 156
3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 190
4 4 3 3 3 3 3 5 3 4 4 166
3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 171
3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 184
5 5 3 3 3 3 3 5 3 3 4 175
4 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 209
3 4 5 5 5 5 5 3 5 5 5 198
5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 186
3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 218
5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 182
5 4 3 3 3 3 3 3 3 5 3 169
4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 5 193
4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 207
5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 2 5 5 4 5 190
5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 211
5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4' 5 5 5 5 5 211
5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 3 4 5 5 4 5 3 5 195
5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 5 4 4 5 193
5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 3 5 5 4 5 189
5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 3 5 4 5 4 4 5 197
5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 4 5 4 5 199
4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 3 4 5 5 5 4 5 4 4 5 185
VAR00015 3.8000 .84442 70
VAR00016 3.8571 1.02555 70
VAR00017 3.6571 .88278 70
VAR00018 4.0000 .88465 70
V AR00019 4.1000 .90330 70
VAR00020 4.1571 .71497 70
VAR00021 4.1857 .78561 70
VAR00022 4.2143 .83219 70
VAR00023 4.2000 .73426 70
VAR00024 4.0857 .95921 70
VAR00025 3.9571 1.04168 70
VAR00026 4.1286 .81510 70
VAR00027 3.9714 .79803 70
VAR00028 3.9714 .97760 70
VAR00029 4.1714 .70137 70
VAR00030 3.9857 .77071 70
VAR00031 3.9429 .83207 70
VAR00032 4.2143 .83219 70
VAR00033 4.2429 .82419 70
VAR00034 4.1857 .78561 70
VAR00035 4.2286 1.02394 70
VAR00036 3.9857 .78929 70
VAR00037 4.2000 .84442 70
VAR00038 4.2000 .71424 70
VAR00039 4.1571 .79191 70
VAR00040 4.2000 .84442 70
VAR00041 4.1857 .82168 70
VAR00042 4.1429 .70784 70
VAR00043 4.0714 .83962 70
VAR00044 4.2857 .59327 70
VAR00045 4.1714 .65875 70
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted

V AROOOOl 179.9714 281.246 .603 .910


VAR00002 180.1143 283.639 .368 .913
VAR00003 180.7000 288.387 .181 .915
VAR00004 179.9571 285.433 .400 .912
VAR00005 180.1143 283.639 .368 .913
VAR00006 179.9714 281.680 .548 .911
VAR00007 180.7429 295.904 -.044 .920
VAR00008 180.0143 285.551 .354 .913
VAR00009 180.0286 269.275 .846 .907
V AROOOlO 180.0143 270.797 .853 .907
V AROOOl l 179.8857 278.827 .661 .910
VAR00012 179.8714 276.490 .778 .909
VAR00013 180.0571 289.301 .217 .914
V AR00014 180.0143 285.551 .354 .913
V AR00015 180.4000 291.838 .104 .915
V AR00016 180.3429 291.968 .072 .917
VAR00017 180.5429 289.324 .181 .915
V AR00018 180.2000 289.061 .190 .915
V AR00019 180.1000 273.570 .708 .909
VAR00020 180.0429 283.172 .493 .911
VAR00021 180.0143 285.551 .354 .913
VAR00022 179.9857 271.840 .839 .907
VAR00023 180.0000 283.014 .486 .911
VAR00024 180.1143 290.161 .137 .916
VAR00025 180.2429 288.592 .166 .916
VAR00026 180.0714 286.212 .315 .913
VAR00027 180.2286 286.179 .324 .913
VAR00028 180.2286 296.208 -.048 .918
VAR00029 180.0286 282.695 .524 .911
VAR00030 180.2143 289.852 .195 .914
VAR00031 180.2571 285.962 .316 .913
VAR00032 179.9857 271.840 .839 .907
VAR00033 179.9571 272.882 .808 .908
VAR00034 180.0143 285.551 .354 .913
VAR00035 179.9714 291.419 .088 .916
VAR00036 180.2143 286.693 .308 .913
VAR00037 180.0000 270.957 .859 .907
VAR00038 180.0000 279.768 .639 .910
VAR00039 180.0429 276.013 .719 .909
VAR00040 180.0000 270.957 .859 .907
VAR00041 180.0143 272.362 .830 .908
VAR00042 180.0571 291.997 .126 .915
VAR00043 180.1286 277.244 .630 .910
VAR00044 179.9143 286.456 .435 .912
VAR00045 180.0286 285.217 .445 .912
Item-Total Statistics
Scale Corrected Cronbach's
Scale Mean if Variance if Item-Total Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Correlation Deleted
V AROOOOl 178.0286 231.304 .550 .878
VAR00002 178.1429 231.718 .412 .879
VAR00003 178.7286 235.853 .224 .882
VAR00004 177.9857 235.203 .370 .880
VAR00005 178.1429 231.718 .412 .879
VAR00006 178.0429 232.679 .437 .879
VAR00007 178.7714 242.701 -.011 .888
VAR00008 178.0429 232.679 .437 .879
VAR00009 178.0571 221.881 .771 .873
VAROOOlO 178.0429 222.998 .784 .873
VAROOOll 178.6571 244.431 -.053 .887
VAR00012 178.3143 243.204 -.005 .885
VAR00013 178.1429 236.037 .284 .881
V AR00014 178.0429 232.679 .437 .879
V AR00015 178.4571 240.947 .076 .884
V AR00016 178.3714 240.469 .071 .885
V AROOOl 7 178.5714 237.698 .195 .883
VAR00018 178.2714 238.896 .144 .884
VAR00019 178.1286 225.505 .643 .875
VAR00020 178.0714 235.893 .336 .880
VAR00021 178.0429 232.679 .437 .879
VAR00022 178.0143 223.753 .776 .873
VAR00023 178.2571 235.092 .347 .880
VAR00024 178.1429 238.936 .132 .884
VAR00025 178.2857 238.845 .118 .885
VAR00026 178.1000 233.599 .382 .880
VAR00027 178.2857 1 233.048 .395 .879
VAR00028 178.2571 242.658 .005 .886
VAR00029 177.9286 242.357 .031 .885
VAR00030 178.2429 237.665 .2321 .882
VAR00031 178.2857 233.048 .395 .879
VAR00032 178.0143 223.753 .776 .873
V AR00033 178.0143 223.753 .776 .873
VAR00034 178.0429 232.679 .437 .879
V AR00035 178.0000 240.609 .067 .885
VAR00036 178.2857 233.048 .395 .879
VAR00037 178.0286 223.101 .791 .873
VAR00038 178.1571 241.091 .071 .885
VAR00039 178.0714 227.227 .667 .875
VAR00040 178.0286 223.101 .791 .873
VAR00041 178.0429 224.505 .755 .874
VAR00042 178.0857 239.877 .155 .883
VAR00043 178.1571 228.366 .579 .877
VAR00044 178.1571 235.816 .275 .881
VAR00045 178.1143 232.595 .491 .878
LAMPIRAN 2

FIELD STUDY

PENGANTAR

Salam kenal ! !
Saya Wahyudi Iman Mahasiswa Psikologi UIN SyarifHidayatullah, saat ini sedang
mengadakan penelitian untuk tugas akhir. Saya membutuhkan bantuan dari teman-
teman yang untuk menjadi responden dalam penelitian ini dengan mengisi skala
pemyataan terlampir.

Bagi teman-teman yang bersedia, harap terlebih dahulu mengisi lembar pemyataan
kesediaan. Pada setiap bagian akan tersedia petunjuk pengisian, bacalah telebih
dahulu petunjuk pengisian sehingga jawaban yang anda berikan sesuai dengan apa
yang diminta. Jawaban anda tidak akan dinilai benar atau salah, dan kerahasiaan anda
akan terj amin.

Terima kasih alas kesediaan rekan-rekan meluangkan waktu demi mernbantu


terwujudnya proses penelitian ini. Sernoga bermanfaat bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khususnya, serta bagi kesejahteraan masyarakat pada umurnnya.

Identitas Responden
Tanggal
Nama
Usia
Jenis Kelamin : 1. Laki - laki 2. Perempuan
Agama : I. Islam 2. J(risten (protestan/katolik)
3. Hindu 4. Budha 5. lainnya ...... .
Pendidikan terakhir : 1. SMNsederajat 2. Strata! 3. Dlll 4. lainya ...... .
Suku : I. Jawa 2. Sunda 3. Minang 4. Batak
5. Betawi 6. lai1mya .....

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

(Tanda tangan dan inisial nama)


Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi.
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat butir-butir pemyataan, baca dan pahami baik-baik setiap
pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan
tersebut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara memberikan check list ( '1) salah
satu dari empat kolom yang tersedia, pada bagian kanan dari masing- masing
pernyataan (garis bawah'tebalkan jawaban yang anda pilih)

Jikajawaban anda sangat setuju (SS), silanglah nomor I


Jikajawaban anda setuju (S), silanglah nomor 2
Jika jawaban anda ragu-ragu (R), silanglah nomor 3
Jikajawaban anda tidak setuju (TS), silanglah nomor 4
Jikajawaban anda sangat tidak settrju (STS), silanglah nomor 5
Contoh:
Jikajawaban anda sangat setuju (SS)

NO PERNYATAAN SS s R TS STS

I Saya orang bermoral tinggi kepada '1


orang lain.

NO PERNYATAAN SS s R TS STS

I Saya merasa tidak aman


2 Saya merasa malu
3 Saya merasa tidak trauma
4 Saya suka sakit perut.
5 Saya merasa sedih karena banyak dosa
6 Saya tidak lelah/cape
7 Saya merasa tidak malu
8 Saya tidak pemah salah cerna/buang
air besar
9 Saya merasa badan saya tidak sakit
10 Saya merasa aman sat ini
11 Saya akhir-akhir ini merasakan sakit
ounggung
12 Saya pemah salah cerna/buang air
besar
13 Akhrir - akhir ini saya resah dan
membuat saya iadi gatal-gatal
14 Perasaan saya merasa kacau akhir -
akhir ini
15 Debaran jantung saya terasa kencang
16 Saya tidak takut akan kecurangan
17 Jantung saya baik - baik saja hari ini
18 Saya pemah gaga! dalam melakukan
sesuatu
19 Sava merasa dosa saya sedikit
20 Sava merasa badan saya sakit
21 Saya merasa gaga!
22 Jantung tidak pemah berdebar kencang
23 Tukak lambung saya terasa sakit bila
melakukan sesuatu
24 Saya merasa trauma setelah apa yang
saya perbuat
25 Saya tidak sedih melihat perbuatan
saya yang berdosa ini
26 Walaupun gaga! saya hams tetap
bernsaha terns
27 Kegagalan yang membuat saya banyak
belajar lebih baik
28 Saya lelah/cape saat saya melakukan
sesuatu
29 Saya tidak merasaan nyeri dada saat
..
1111
30 Meskipun merasa gaga! saya masih
bersemangat
31 Saya tidak pemah gaga! dalam
melakukan sesuatu
32 Perasaan kacau membuat saya tidak
tenang
33 Saya merasa diri saya perlu
dikasihanin

NO PERNYATAAN SS s R TS STS

I Saya sering pegang pinggang pasangan


saya.
2 Tangan saya sering dirangkul sama
pasangan saya
3 Saya sudah bersentuhan bibir dengan
pasangan saya
4 Saya suka menonjolkan paha saya saat
oeroakaian oada pasangan saya.
5 Pasangan saya tidak pemah meraba
bagian dada saya
6 Pasangan saya selalu membuat saya
terangsang
7 Kening saya selalu dikecup oleh
pasangan saya sebagai tanda kasih
sayang
8 Pacar saya selalu meraba bagian
sensitif dibagian dada saya
9 Berpelukan adalah hal yang wajar
dalam peroacaran
10 Saya selalu berpelukan jika sedang
merindukan oacar saya
11 Pasangan saya selalu membuat saya
terangsang saat saya mengisap alat
kelamin oacar sava
12 Pasangan saya tidak pemah mengecup
dada saya
13 Saya mau melakukan hubungan
seksual penuh selayaknya suami istri
kalau belum menikah
14 Menikah adalah perbuatan baik dari
oada zinah.
15 Saat saya menonton blue film, saya
merasa terangsang dan melakukan
rasangsangan dengan tangan saya ke
alat kelamin saya
16 Saya tidak pemah bersentuhan bibir
dengan pasangan saya.
17 Saat ada pacar saya, saya suka ingin
melepas pakaian saya dan
menggesekkan alat kelamin saya
18 Saya merasa menikah lebih baik
daripada berhubungan secara bebas.
19 Saat menonton blue film, saya tidak
pemah terangsang dan bemiat
melakukannya sendiri
20 Saat berdekatan dengan pasangan, saya
memainkan alat kelamin pasangan
sava
21 Dalam berhungan saya pernah menjilat
alat kelamin pasangan saya
22 Saya tidak pernah memainkan alat
kelamin saya sendiri
23 Saya hanya ingin melakukan hubungan
suami istri jika sudah menikah
24 Saya selalu menggandeng tangan
pacar, ketika sedang berjalan
25 Saya selalu berpelukan dengan
pasangan sava
26 Saya tidak menghisap alat kelamin
pacar
27 Pacar saya tidak meraba bagian
sensitif dibagian dada saya
28 Ketika nonton film bioskop, pasangan
saya pernah meraba alat kelamin saya
29 Dalam berhubungan saya tidak pemah
cipika cipiki (pipi kanan dan kiri).
30 Terkadang saya ingin melakukan
hubungan suami istri dengan pasangan
saya

TERIMA KASIH ATAS PARTISIPASINYA .... © ....


item
NO l 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
l 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 4 5 4 4
2 5 4 3 4 3 4 4 4 3 3 5 4 4 3 4 3 3 2 3 5 4 4 3 3 3 3
3 4 5 4 5 4 5 3 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5
4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5
5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
6 5 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 5 3 3 5 5 4 3 5 5 4 5
7 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5
8 4 4 4 5 3 2 4 2 4 4 4 2 2 4 5 3 3 3 4 4 2 3 4 4 4 4
9 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 3 5 5 4 3 5 4 5 5
10 3 4 4 .5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4
II 5 4 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5
l2 5 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 4
13 5 5 4 4 4 2 5 2 3 4 5 2 2 4 5 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4
14 5 5 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4
15 4 4 4 4 5 5 4 5 3 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4
a 16 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
s 17 4 5 3 3 3 4 5 4 3 3 4 4 4 3 5 3 5 5 3 3 4 3 3 5 3 3
a 18 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4
19 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4
b 20 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 5 5 5 5
e 21 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4
r 22 4 3 5 5 4 4 3 4 5 5 4 4 4 5 3 4 4 4 5 5 3 4 5 5 5 5
s 23 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5
a 24 4 3 5 4 5 5 3 5 5 5 4 5 5 5 3 5 3 3 5 5 5 3 5 4 4 5
25 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5
a 26 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4
h 27 4 3 2 4 5 5 3 5 2 2 5 5 5 2 3 5 5 5 2 2 5 5 2 4 2 2
28 5 5 5 4 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 3 5 5 4 3 5 5 4 5
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
30 4 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 3 3 5 5 4 3 5 5 5 5
31 4 3 2 2 5 4 3 4 2 2 5 4 4 2 3 5 I 1 2 2 4 1 2 5 3 2
32 4 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 I 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3
33 4 4 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 5 5 5 3 3 4 5 3 3 3 3
34 4 5 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 3 3 5 5 4 3 5 5 5 5
35 5 4 (I 5 3 3 4 3 4 4 5 3 3 4 4 3 5 5 4 4 3 5 4 4 4 4
36 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4
37 4 5 2 5 5 4 2 3 4 4 4 4 3 3 4 5 5 5 4 4 3 4 4 4 4 5
38 4 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 3 5 4 5 5 5 5 5 4 3 4
39 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 5 5 4 5 5 5
40 5 5 4 4 5 3 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 3 4 5 3 3 5 5
41 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 4 4 3 5 4
42 5 4 2 3 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 I 4
43 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 4 4 5 4 5 5 4 4 5 5
44 4 5 2 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5
45 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 2 5 4 5 4 5 5 4 4 4
46 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 5 3 5 3 3 4 3 3 4 5 4
47 4 4 4 3 4 3 3 5 3 3 3 3 5 5 4 5 4 4 3 3 5 3 3 4 2 4
48 4 4 4 3 4 4 I 5 4 4 4 4 4 5 2 2 4 4 4 4 5 4 4 5 1 4
49 3 4 4 4 4 3 3 5 3 3 3 3 4 5 4 5 4 4 3 3 5 3 3 4 2 4
50 4 5 2 5 5 4 5 3 4 4 4 4 3 3 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 5
27 28 29 30 31 32 33 L:
4 4 5 4 4 4 3 141
3 3 4 5 4 3 2 119
5 5 4 4 5 5 5 156
4 5 4 4 4 4 4 153
4 4 4 4 4 4 4 146
5 4 4 5 5 3 3 149
5 5 4 5 5 4 4 164
4 4 4 4 4 3 3 125
5 5 4 4 5 3 3 148
4 4 4 3 4 3 3 136
5 4 4 3 5 4 4 161
4 3 4 4 4 3 3 137
4 4 5 5 4 4 4 140
4 4 5 4 4 4 4 150
4 4 4 4 4 4 4 154
4 4 4 4 4 4 4 155
4 3 5 5 3 5 5 144
4 5 5 4 4 5 5 160
4 4 4 4 4 4 4 150
5 5 5 5 5 4 4 169
4 4 4 4 4 4 4 154
5 3 5 4 5 4 4 163
5 5 5 4 5 4 4 175
5 5 3 5 5 3 3 166
5 2 4 5 5 4 4 165
3 4 4 4 4 4 4 166
2 2 3 3 2 5 5 143
5 5 5 5 5 3 3 171
4 4 4 3 4 4 4 158
5 3 5 3 5 3 3 171
2 4 4 5 2 l l 127
3 3 4 3 3 4 4 135
3 3 4 3 3 5 5 157
5 5 5 4 5 3 3 177
4 4 4 4 4 5 5 168
4 5 5 5 4 4 5 189
5 5 4 5 5 5 5 174
5 3 5 5 5 5 4 186
5 5 4 5 5 3 5 196
5 5 3 4 5 4 4 182
3 4 4 4 3 3 2 162
5 3 5 5 5 5 5 188
4 4 4 5 4 4 4 192
4 3 5 4 4 4 4 189
4 5 5 4 4 2 5 186
2 5 3 2 2 3 5 161
4 2 3 4 4 4 4 168
4 4 4 3 4 4 4 172
4 4 3 4 4 4 4 171
4 5 4 3 4 4 3 180
item
NO I 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4
2 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 4 3 3 2 4 4 5 4 5 3 5 5 5 4
3 3 5 4 3 3 4 5 3 5 5 3 5 4 2 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5
4 5 5 3 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
5 3 4 4 2 2 4 4 3 4 4 2 4 2 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
7 2 3 3 2 2 3 3 3 5 4 2 3 3 5 4 4 5 5 5 3 5 5 3 3
8 4 2 5 4 4 5 2 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5
9 3 5 5 3 3 5 5 4 4 5 3 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5
10 4 5 5 4 4 2 5 2 5 5 4 5 2 3 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
11 2 4 4 2 2 1 4 4 4 4 2 4 1 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4
12 4 5 5 4 4 3 5 4 5 5 4 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
13 2 5 5 2 2 2 5 2 5 5 2 5 2 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5
14 2 4 4 2 2 3 4 3 4 4 2 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
16 3 5 5 3 3 1 5 3 5 5 3 5 1 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
17 2 4 4 2 2 3 4 3 4 4 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 2 4 4 2 2 2 4 2 4 4 2 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
p 19 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
e 20 4 2 2 4 4 4 2 4 1 5 4 4 4 5 5 5 1 4 1 2 1 1 5 4
r 21 4 5 5 4 4 1 5 1 5 5 4 5 1 2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
22 2 5 1 2 2 3 5 3 5 4 2 4 3 3 5 5 5 4 5 1 5 5 5 4
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
a 24 3 5 5 3 3 4 5 4 5 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
k 25 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
u 26 2 5 5 2 2 3 5 3 4 5 2 5 3 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5
27 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4
s 28 3 5 5 2 2 4 5 4 4 5 2 5 4 2 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5
e 29 4 4 4 2 2 1 4 1 4 4 2 4 1 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
k 30 4 5 5 2 2 2 5 2 4 5 2 5 2 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5
s 31 2 5 5 2 2 3 5 3 4 5 2 5 3 2 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5
u 32 3 5 5 3 3 4 5 4 5 5 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
a 33 2 4 4 2 2 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
34 2 4 4 5 2 3 4 3 4 4 5 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
35 3 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5
36 5 5 2 5 3 2 5 2 5 5 1 2 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 5
37 5 4 4 4 1 4 2 4 3 3 3 4 2 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 2
38 4 2 1 4 2 1 4 1 3 4 3 1 4 4 4 4 5 2 4 4 2 4 4 4
39 4 4 2 4 1 2 4 2 4 4 5 2 4 4 4 3 2 3 2 4 4 4 3 4
40 5 3 3 5 1 3 5 3 4 5 4 3 5 5 5 2 3 1 3 5 2 4 2 5
41 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 2 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5
42 5 5 4 5 2 4 5 4 3 5 3 4 5 5 4 3 5 1 5 5 2 2 3 5
43 3 3 1 3 1 1 3 1 4 3 3 1 5 3 3 4 3 3 4 4 5 3 4 3
44 4 4 2 4 1 2 4 2 3 4 5 2 4 4 5 5 4 2 2 4 3 4 5 4
45 5 2 3 5 2 3 5 3 1 5 5 3 5 5 4 4 4 2 4 5 4 5 4 5
46 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 1 4 4 5 4 4 5 5 4 4
47 5 3 3 5 3 3 5 3 4 5 4 3 5 5 5 5 4 4 3 5 2 4 5 5
48 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 4
49 5 4 3 5 2 3 5 3 4 5 2 3 5 5 5 2 4 1 4 5 1 2 2 5
50 5 4 4 5 2 4 5 4 3 5 2 4 5 5 5 2 4 2 4 5 2 s 2 s
Shapiro-Wilk
Statistik Df Signifikan.

Peri lakuseksual
.979 50 .492

• This is a lower bound of the true significance.

Normal Q.Q Plot of prilakuseksual

•E
0
0

z
~
~
'
•::-
w
_,

""' '"' '" '"


Observed Value
'"'

Detrended Normal Q-Q Plot of prllakuseksual

02
oooo
0
0
0

0
0
0
a
0
0 0
0
0 0
0
0 0
oo 0 0
0
0
0 0
0 0
0 0
0 0

-02

140 180
"" Obuirved Value
""
Shapiro-Wilk
Statistik Df Signifikan.

Rasabersalah
.987 50 .855

• This is a lower bound of the true significance

Detrended Normal Q-Q Plot ofrasabersalah

-·-----------------------~

O.J-

0
0
0
;;; 0.1- 0
E o
~ n. 00 oosPoo 0
0

E o.o-J---------~---"'-"<"'---'l<l-,,-"-------l
._g 0 0 '1J
> 0 0 0 0
GI 0 0 0
0-CU
0
0

0
0

.QJ- 0

'" 140
'"
Observ«id Value

Normal Q-Q Plot of rasabersalah

'

'
~0
0

z
~
0
ti
~
~
~
w
00
0

mo 120 ,60 ,.o ::oo


Observed Value
PERPUSTAKAAN UYAM,\
UIN SYAHID JAKAr(T,!\
Correlations

perilakuseksual Rasabersalah
Perilaku Pearson .334*
1
seksual Correlation
Sig. (2-tailed) .018
N 50 50
Rasa Pearson
.334' 1
bersalah Correlation
Sig. (2-tailed) .018
N 50 50
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

ANOVAb

Sum of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
I Regression 1830.820 I 1830.820 6.034 .013•
Residual 14564.160 48 303.420
Total 16394.980 49
a. Predictors: (Constant), perilakuseksual
b. Dependent Variable: rasabersalah

Model Summarl

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
3
I .334 .112 .093 17.41896
a. Predictors: (Constant), perilakuseksual
b. Dependent Variable: rasabersalah

Anda mungkin juga menyukai