\/
PENGARUHPOLAASUH
Oleh
i
RfNI KURNIASIH
NI· : 198070014527
I
!
FAKtLTAS PSIKOLOGI
I JAKARTA
SKRIPSI
Olch
RINI KURNIASIH
1981914527
Di bawah Bimbingan
F'ernbimbing I Pembimbing II
Fakultas Psikologi
Ur:i~ 1 ersitas Islam f;iegerl Syarif Hidayatullali
Jakarta
1424 H/ 2004 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Sidang Skripsi
Anggota
o~s; Pembimbing I
Dra. Afidah Mas'ud, M.Pd
Pernbimbing II
KAT A PENGANTAR
SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesabaran scrta kesehatan lahir dan ba1in
kemampuan yang dimiliki, tetapi berkat dorongan, bi111bingan, nasehat 'erta b.intu""
dari berbagai pihak, maka penulis dapal 111enyeleoaikan skripsi ini walaupun drngan
basil yang jauh dari sempurna. Beribu terima kasih penulis, ticlak akan bisa 111e111halas
semua pihak yang telah membantu memberikan clorongan kepacla pcnulis hallla du'a
yang selalu clan tiada pernah putus memberikan clorong(ln moral dan matcnl 'L'll,1
yang tiada bosen memberikan do'a dan 111erestui setiap langkah 1111 vanµ ,elalu
memendam duka disaat penulis berbuat salah, yang selalu sabar dis.iat n1t·n~.il.11111
kekurangan dan yang selalu mengingatkan cliri ini kepada Tuhan. l'capan
terimakasih ticlak akan cukup untuk membalas se111ua ... hanya clo'a va11~ b"" pc-11111"
yang msya Allah jika di Atas merestui menjadi ayah clan ibu mertuaku Trn111a b'ih
atas setiap do'anya clan yang selalu .. selalu .. clan selalu membuat din 1111 tega1
menjalankan tunangan ini , sampai saat ini bcrusia 2 th lcbih. Do«1l-,u sl'lalu 111!-,
membantu n1e1nberikan dorongan n1oral kepada penulis dengan sayang yang t1ada
putus . Yanto + Edi, Teruntuk Mar .. yang selalu bikin ketawa kalo lagi Ill. \ancc
selalu nen1enin tidur gara-gara takut color ljo. l1l1ah .. yang udah nggak h;i\'.t.:I L1~i
Uji. yang selalu banyak ngedorong clalam hal materi. Dan semua k;1kak 1p<11k11
"always be happy".
kuliah .. yang selalu sabar dijadikan pelampiasan amarah jika penul" ,1, ,·" d.1n
2002 ... sweet memory kita ... are you remember "111
Kura-kura kecilku yang cantik-cantik. Dinda, Dita, Diva, QQ, Lala, lrha.
Ram, Eko, Cahyo, Fajar, Bayu .. . yang selalu buat. hati ini terscn)·um 1i<llam
menyelesaikan tugas beral ini karcna kclucuan kalian, clan kcponkanku yang lucu
Vika, Iki ,Aldi ,Ines ,Ad it ... moga-moga jacli anak yang pinter clan snlch
Temen-temen SMU ku nun jauh disana, yang selalu nyempctin nclpon buat
nanya kabar penulis dan selalu nanya kabar kuliahnya, terutama Lia ;111d Gank
ARIL nya (Ai, Rini,llal ,Lia ), moga kita tetcp salu sekalipun jauh, clan Little Star
Ibu Ora. Alidah Mas'ud selaku Dasen Pembimbing II, yang tel ah ball\ ak
Bapak Ors. Choliluddin, AS,MA, Penguji I penulis, yang dengan murah hati
!bu Hj. Ora. Netty llartati, M.si, selaku Dckan Fakultas Psiklllogi Ull\
Ciputat yang telah bersedia dan meluangkan waktu untuk membantu menjadi
Pcnulis
14 Februari 200..J
ABSTRAK
( A) FAKULT AS PSIKOLOGI
( B ) JURUSAN PSIKOLOGI
( C ) FEBRUARI 2004
( D ) RINI KURNIASIH
( F ) VII + 84Halaman
( G ) Pola asuh orang tua adalah cara bagaimana orang tua mengasuh anaknya,
dalam arti memenuhi kebutuhan fisik dan psikis, dimana cara tersebut akan
otoriter. Pola asuh1, demokratis merangsang anak untuk lebih banyak berpartisipasi
keputusan akhir tetap berada ditangan orang tua. Dalam pola asuh permissifpengaruh
anak melebihi besarnya pengaruh orang tua dalam mengambil keputusan. Sedangkan
pola asul1 otoriler anak tidak diizinkan untuk mengemukakan pendapatnya, ataupun
mengatur tingkah laku mereka sendiri. Menurut Roger (1961 ), kepercayaan diri
tanpa harus bergantung pada orang lain, kepercayaan dili juga merupakan keyakinan
dengan kepercayaan diri". Dan "apakah ada perbedaan kepercayaan diri anak dilihat
dari tipe pola asuh yang berbeda". Selain itu, penelitian ini juga ingin menjawab
"apakah ada perbedaan kepercayaan diri antara siswa lalci-laki dan siswa perempuan".
Skala pola asuh yang digunakan peneliti adalah skala pola asuh dari Baumrind yang
sudah diadaptasi oleh Natris lndriani (2002) Dan skala percaya diri yang terdiri dari
Sampel ditarik dengan teknik Random Sampling. Penelitian ini dilakukan Pada
tanggal 30 desember 2003 terhadap responden siswa siswa MIP Ciputat. Hasil
penelitian menunjukkan (I) Pola asuh berkorelasi positif dengan kepercayan diri
anak. (2) Tidak ada perbedaan kepercayaan diri ditinjau dari perbedaan jenis
kelamin. (3) Terdapat perbedaan kepercayaan diri pada individu dengan tipe pola
DAFTAR ISi
HALAMANJUDUL
ABSTRAK.....................................•..............................................................•...........• x
A. Kesimpulan ............................................................................................ 80
B. Diskusi .................................................................................................... 81
C. Saran ....................................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFT AR TABEL
Tabel 3.3 Distribusi Item Skala Percaya Diri Setelah Uji Caba
PENDAHULUAN
A. LATARBELAKANG MASALAH
Anda temui orang-orang yang pandai di sekolah, tetapi apa yang diraihnya saat ini
tidak sepadan dengan prestasinya ketika sekolah. Sebaliknya, ada pula orang-orang
yang sukses dalam masyarakat, tetapi <lulu prestasinya di sekolah tergolong sedang-
sedang saja.
Meraih sukses memang tidak harus didahului oleh prestasi yang hebat di
sekolah atau bakat yang menonjol disuatu bidang. Kedua ha! itu memang penting,
tetapi yang tidak boleh diabaikan adalah bagaimana anak mengenali kemampuannya,
kemauannya dan tahu bagaimana cara mencapainya. Itu semua merupakan proses
yang jauh lebih rumit dibanding usaha meraih prestasi sekolah yang setinggi-
tingginya.
hambatan yang berasal dari lingkungan maupun diri sendiri. Situasi kurang percaya
diri sering menjadi hambatan bagi seorang anak yang sebenarnya mampu, tetapi tidak
1
Majalah "Ayah Bunda", ll-24 Januari 1991, Nol
2
oleh scorang anak, jika ia tidak mcmiliki rasa percaya diri yang cukup. Sayan1,'llya ,
tidak setiap orang dapat memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan mudah .
seorang anak hanya mengalami gejala tidak percaya diri yang terbatas pada waktu
Gejala tidak percaya diri ini umumnya dianggap sebagai gangguan ringan
karena tidak menimbulkan masalah besar. Disadari atau tidak, sebagian besar anak
ternyata mengalami gejala tidak percaya diri seperti ini. Selain itu, adapula anak-anak
yang mengalami gejala tidak percaya diri yang berat. Gejala tersebut selalu menjadi
hambatan besar didalarn menjalankan hidupnya sehari-hari. Bahkan tidak sedikit anak
yang didalam sikap hidup sehari-harinya menunjukkan gejala bahwa dia mengalami
Percaya diri rnenurut Elly Risman (2001), adalah merasa nyaman tentang
dirinya sendiri dan penilaian dari orang lain terhadap diri sendiri, konsekuensinya
saat orang menyebut istilah tidak PeDe adalah apabila ia tidak nyaman tentang diri
•.. 3
senam.
2
Thursan Hakim, Menga/asi Rasa Tidak Percaya Diri, (Jakarta : Puspa Swara ,2002), h. l
3
Menumbuhkan Rasa PeDe Anak, l/epublika, (Jakarta), 23 September 2001, h. 10
3
atau cacat-cacat, tetapi mereka tidak merasa malu atau bersalah terhadap hal-hal
Seorang anak yang percaya kepada dirinya dapat mengatasi segala faktor
dan situasi frustasi, bahkan mungkin frustasi-frustasi ringan tidak akan terasa sama
sekali.Tapi sebaliknya anak yang kurang percaya diri akan sangat peka terhadap
dipengaruhi oleh tanggapannya terhadap situasi. 6 Seluruh perilaku anak yang salah
dan menyimpang bersumber dari hilangnya rasa percaya diri, dan rasa takut untuk
berbuat, karena tidak pernah mendapatkan dorongan keberanian berbuat, atau merasa
Menurut pakar pendidikan DR. Arif Rahtnan (1999) bahwa " Rasa percaya
diri merupakan salah satu sifat atau watak dari sepuluh jenis watak yang perlu
ditumbullican pada seorang anak untuk meraih kesuksesan dan kebahagiaan hidup ".
4
E. Koswma, Teori-Teori Kepribadia11, (Bandung: PT Eresco ,1991), h. 126
'Duane Schultz, Psikologi Pertumbuhan, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1991), h.10
1
' Zakiah Daradjat, Keseha1a11 Me/Ila/, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1996) ,h.25
7
Maurice Balson, JJagaimana Me11jadi Orang Tua Yang Baik, (Jakarta: Bumi Aksara,
1987), h. 85
4
kepercayaan diri kepada dirinya sendiri. Rasa percaya diri dalam konsep Islam adalah
rasa percaya diri yang dibangun atas dasar keimanan kepada Allah SWT , sebab
keimanan kepada Allah SWT mengakibatkan seseorang tersebut tidak akan merasa
takut dan ragu-ragu dalam menjalani hidup ini. Ia akan selalu optimis, tenang dan
berani.
psikoedukatit; psikososial, dan spiritual . Peran orang tua amat penting pada faktor
.. 9
1111.
sikap, dan perilaku anak. Lingkungan keluarga memiliki peran yang sangat besar
•Arif Rahman," Tanamkan Watak Anak Sejak Dalarn Kandungan", Republika, (Jakarta), 29
agustus 1999, h. 25
9
Dadang Hawari, Al- Q11ra11 !/mu Keduktera11 .Jiwa dan Kesehata11 .Jiwa, (Yogyakarta : PT
Dana Bhakti Piima Vasa, 1997), h.3
5
" Dari Abu Hurairah ra. Rosulullah SAW, bersabda : " Tidaklah anak yang
baru lahir melainkan ia dilahirkan atas fitrah (Islam). Maka kedua orang tuanyalah
10
yang menjadikanmereka Yahudi, Nasrani, dan Majusi ".
tugas dan kewajiban orang tua. Kegagalan anak memperoleh kemajuan yang
rasa takut berbuat sesuatu. Keadaan demikian terjadi karena ia kurang atau tidak
Membangun rasa percaya diri adalah suatu proses yang berjalan lambat
Kesabaran dan ketabahan adalah sifat penting yang harus dimiliki setiap orang tua,
guru, pembimbing dan semua orang dewasa lain yang ingin membantu membangun
rasa percaya diri anak-anak yang mereka asuh. Rupanva ada dorongan keinginan di
dalam diri anak-anak untuk dicintai, dihargai, dihonnati, dan juga untuk mencintai,
Menurut Elly Risman (2001), langkah awal untuk membentuk percaya diri
Hormatilah anakmu, hargailah anakmu. " Bahasa respek adalah bahasa baik dan
\0 !bid ' h. 5
"Patricia H. Berne dan Louis M. Savary, !vfemba11g1111 Harga Diri Anak, Yogyakarta:
(Penerbit Kanisius 1988) h.15
12
Dadang Hawaii, op.cit. , h. 18
6
bicara secara baik-baik ini, harus dirasakan dan harus ditunjukkan dengan perbuatan.
Dengan begitu anak akan merasa dihargai dan tumbuh percaya dirinya. Timbulnya
kepercayaan diri anak didorong dari lingkuni,,'lm atau motivasi ekstemal yang berupa
apresiasi, dukungan, pemberian penghargaan, pujian intensif, dan didorong dalam diri
13
anak itu sendiri atau motivasi internal untuk menghasilkan sesuatu.
diri, salah satu diantaranya adalah sikap orang tua. Sikap orang tua ini berkaitan erat
dengan cara orang tua mengasuh atau mendidik anaknya. Menurut Hurlock terdapat
tiga macam cara orang tua mengasuh yang terkenal dengan pola asuh, yaitu: (1) Pola
asuh otoriter, (2) Pola asuh permissil~ (3) Pola asuh demokratis.
Setiap pola asuh akan selalu berdampak pada mnnculnya perilaku, dan
Dengan kata lain, pola asuh telah memiliki andil yang sangat besar terhadap
mereka yang mempunyai latar belakang kehidupan keluarga yang baik sejak masa
kecil . Paling sedikit kehidupan keluarganya di masa lalu telah menempa pribadinya
Oleh karena itu, jika seseorang mengalami kelemahan pribadi dalam bentuk
tidak percaya diri, lebih <lulu perlu dilakukan peninjauan tentang masa lalunya,
13
Elly Risman, Joe.
7
perkembangan mental seseorang, masalah tidak percaya diri sudah bisa terjadi sejak
masa kanak-kanak. Jika tidak ditangani sedini mungkin, maka akan menjadi semakin
parah dan menghambat tahap perkembangan berikutnya, baik pada masa remaja,
dewasa maupun orang tua. Gejala tidak percaya diri pada anak bisa dilihat didalam
berbagai situasi, misalnya saat ini masih banyak anak yang tidak berani tampil di
depan kelas. Ketidakberanian anak untuk ampil di depan kelas merupakan salah satu
bentuk gejala adanya rasa tidak percaya diri. Misalnya anak menolak setiap kali guru
percaya diri di atas merupakan akibat dari anak kurang dididik untuk berani
mengekspresikan isi hatinya. Selain itu, anak juga kurang dibiasakan untuk
beradaptasi dengan berbagai situasi yang muncul dari lingkungan baru, seperti
interaksi dengan banyak orang atau dengan tamu orang tuanya yang mengajak bicara.
Gejala tidak percaya diri lainnya yang dialami anak usia sekolah yaitu seperti takut
bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua yang berdampak kepada
lrnpercayaan diri anak, maka penulis merasa tertarik untu,\ melakukan suatu
penelitian dan menuliskannya dalam skripsi yang berjudul : " J>ENGARUH POLA
1. Pembatasan Masalah
Karena begitu luas dan kompleksnya permasalahan dalam skripsi ini, maka
a. Pola asuh orang tua yang dimaksud disini adalah bentuk atau cara mengasuh,
mendidik atau membimbing anak yang dilakukan oleh kedua orang tua. Pola
asuh yang dimaksud adalah pola asuh otoriter, demokratis dan permissif. Dalam
ha! : disiplin sekolah, interaksi sosial, hukuman dan ganjaran, serta komunikasi
Ciputat
e. Pengaruh po la asuh orang tua terhadap kepercayaan diri anak, dilihat dari ada atau
tidaknya perbedaan kepercayaan diri anak berdasarkan pada pola asuh orang
tuanya.
mengarahkan diri pada kesuksesan. Dalam ha! ini berkaitan dengan cinta diri,
2. Perumusan Masalah
a. Apakah ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan
Pembangunan Ciputat.
c. Apakah ada perbedaan kepercayaan diri siswa dilihat dari tipe pola asuh
I. Tujuan Peneliti:rn
tentang percaya diri dan pola asuh serta untuk memperoleh gambaran tentang
2. Manfaat Penelitian
mengenai kepercayaan diri dan pola asuh pada anak bagi hasanah ilmu
masyarakat, para orang tua dan pendidik. Terutama untuk para orang tua
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sisematika Penulisan.
Bab II Landasan Teori, membahas mengenai beberapa konsep yang menjadi dasar
teoritis dari penelitian ini . Pada bab ini akan diuraikan tentang Pola Asuh;
Definisi Pola Asuh, Aspek-Aspek dalam Pola Asuh, Jenis-Jenis Pola Asuh,
Diri. Pengaruh Pola Asuh terhadap Kepercayaan Diri. Anak, dan selanjutnya
Hipotesis Penelitian.
11
lanjutan.
E. TEKNIK PENULISAN
Universitas Islam Negeri Jakarta. Skripsi ini disusun dengan menggunakan metode
dengan bahan yang akan dikaji, dan mengumpulkan data-data lapangan, dan diolah
KAJIAN TEORI
Pola asuh di dalam keluarga adalah kegiatan orang tua untuk mengasuh,
mendidik atau membimbing anak baik fisik maupun mentalnya, sejak anak berusia 0
Pola asuh di dalam keluarga dapat pula diartikan sebagai perilaku atau sikap
orang tua ketika bergaul atau berkornunikasi dengan anaknya, karena secara sadar
atau tidak, ketika orang tua berkomunikasi dengan anaknya dalam kehidupan sehari-
hari mereka berbuat sesuai sikap atau perilakunya sendiri, keras, !embut atau
bij aksana. 2
.Jadi, pola asuh dalam keluarga adalah bentuk atau cara mengasuh, mendidik
atau membimbing anak yang dilakukan oleh pasangan suami isteri (orang tua) dalam
Ketika seorang anak pertama kali lahir ke dunia dan melihat apa yang ada di
dalam rumah dan sekelilingnya, tergambar dalam benaknya sosok awal dari sebuah
di dunia ini. Jiwanya yang masih suci dan bersih yang menerima segala bentuk apa
saja yang datang mempengaruhinya. Maka seorang anak dibentuk oleh setiap
pengaruh yang datang dalam dirinya. Imam Al- Ghazali berkata : " Anak adalah
amanat bagi orang tuanya, hatinya yang bersih, suci dan polos. Kosong dengan
segala ukiran dan gambaran. Anak yang selalu menerima segala yang diukirnya, dan
ruscaya akan seperti itulah anak terbentuk. Sehingga kedua orang tuanya akan
mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat. Seorang anak akan menjadi orang yang
ditelantarkan bagaikan binatang liar, sengsara dan celakalah dia. Dosanya akan
ditanggung langsung oleh kedua orang tuanya sebagai penanggungjawab amanat dari
Allah SWT.
anak sebagaimana perlakuan dan pembiasaan orang tuanya terhadapnya, anak tidak
akan mungkin menjadi hina dan tercela dengan tiba-tiba, tetapi orang yang
kehidupan anak, maka kedua orang tuanya yang melakukan kewajiban penuh dalam
3
lbid.
14
konstitusi biologi, psikoedukatif, dan spiritual. Peran orang tua amat penting pada
faktor ini.
Anak akan tumbuh berkembang dengan baik dan memiliki kepribadian yang
matang apabila ia diasuh dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan
bahagia. Kepribadian menurut paham kesehatan jiwa adalah: "Segala corak kebiasaan
manusia yang terhimpun di dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta
menyesuaikan diri lerhadap scgala rangsangan, baik yang timbul dari lingkungannya
(dunia luar), maupun yang datang dari dalam dirinya (dunia dalam) sebagai eorak dan
kebiasaan itu merupakan satu kesatuan fungsional yang khas untuk individu itu .4
pertama bagi anak, lingkungan pertama yang memberi penampungan baginya, tempat
Definisi lain tentang pola asuh adalah cara orang tua mengasuh, menjaga,
membimbing anak yang dilakukan oleh kedua orang tua supaya anak tersebut dapat
berdiri sendiri.
4
Dadang Hawari, A I Q11r 'an J/11111 Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, ( Yogyakarta : PT .
Dana Bakti Primayasa, 1997 ), h. 7
15
Pola asuh yang dimaksud dalam penelitian ini diartikan sebagai perlakuan
dalam berkomunikasi dengan anaknya menggunakan bahasa yang halus, tidak dengan
nada keras dan kalimat yang bijaksana, ataupun memperlakukan anak dalam tindakan
bersifat mendidik dan tidak bersikap kasar. Sikap dan perilaku ini diwujudkan
melalui hubungan orang tua dan anak berkenaan dengan tugasnya sebagai orang tua.
Dengan demikian yang dimaksud dengan pola pengasuhan orang tua adalah
cara bagaimana orang tua mcngasuh anaknya, dalam arti memenuhi kebutuhan fisik,
anak.
hubungan orang tua dan anak. Menurut Mussen ( 1984 ) ada 4 aspek dalam
a. Aspek Kontrol
memodifikasi ekspresi dari rasa ketergantungan anak, agresivitas atau tingkah laku
bermain, selain itu termasuk pula mengembangkan internlisasi standart yang dimiliki
b. Aspek Tuntutan
tuntutan atau penekanan pada anak agar dapat menampilkan dengan sebaik-
baiknya kemampuan dalam bidang sosial, intelektual, serta emosional. Orang tua
c. Aspek Kejelasan
d. Aspek Pemeliharaan
keterlibatan orang tua dalam pengasuhan, pengungkapan rasa kasih sayang, rasa
bangga dan senang, kehangatan serta pengertian terhadap anak. Selain itu termasuk
pula mengembangkan fisik serta emosi anak. Hal tersebut dilakukan melalui
Pola asuh lebih menekankan keterlibatan orang tua dan anak dalam
mengambil keputusan untuk segala ha! yang berhubungan dengan tingkah Iaku anak.
5
Elizabeth 13. Hurlock, l'crsonalily J)epefopment, (New Delhi : Tata Mc. Graw Hill, I 974 ),
h. 428
17
Dalam penelitian tentang " parental power legitimation and its effect on the
a. Otoriter (authocratic)
Orang tua yang menerapkan pola pengasuhan dengan cara otoriter tidak
b. Demokratis (demokratic)
c. Pennissif (permissive)
berbeda-beda. Jika kita membuat sualu kontinum, maka akan tampak adanya gradasi
mulai dari Jominasi yang sepenuhnya dari orang tua hingga dominasi yang
Pola asuh otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang
tua. Kebebasan anak dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berperilaku seperti yang
diinginkannya. Bila aturan-aturan ini dilanggar anak, orang tua akan menghukumnya,
biasanya dengan hukuman fisik. Tapi bila anak patuh, orang tua tidak memberikan
Pola asuh demokralis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua
dan anak. Mereka membuat aturan-aturan yang disetujui bersama. Anak diberi
Pola asuh permissif ditandai dengan adanya sikap orang tua yang memberikan
kebebasan penuh pada anak untuk berbuat. Orang tua tidak membori aturan dan
arahan pada anak. Semua keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan
orang tua.
6
Agustina Yuanita Prananto, "Hubungan Antara Pola Asuh Dengan Lokus Kontrol ", Skripsi,
( Jakarta : Perpustakaan UI Dcpok, 1993 ) h. 19
19
withdraw!).
0
Berikut beberapa cara menanamkan pola asuh :
b. Cara otoriter : orang tua menentukan aturan dan batasan mutlak yang harus
ditaati.
c. Cara permissif: anak mencari sendiri batasan perilaku baik dan yang tidak baik
d. Cara demokratis :
3 ). Keterangan yang rasional terhadap yang boleh dan yang tidak boleh
dilakukan7
Pola as uh menurut Baum rind ( 1971) ada 3 : yaitu po la asuh otoriter yang
bercirikan tegas, suka menghukum, dan tidak simpatik. Anak-anak dipaksa untuk
patuh terhadap nilai-nilai yang dianut orang tua dan cenderung mengekang keinginan
anak, akibatnya anak suka menentang, ragu, mudah gugup, dan tidak simpatik. Pola
asuh permissif, memberi kebebasan sebanyak mungkin, anak tidak dituntut tanggung
jawab, dan tidak diperdulikan akibatnya anak kurang percaya diri, emosi tidak Jabil,
7
Yulia Singgih D. Gunarsa, Asas Asas Psikologi, (Jakarta : PT BPK Gunung Mulia, 2000 ),
h.46
20
dan kurang bersahabat. Pola asuh demokratis bercirikan anak dilatih untuk
bertanggung jawab , menentukan perilaku sendiri agar kelak mandiri dan mencapai
kedewasaannya, akibatnya anak mempunyai percaya diri yang kuat, emosi anak Jabil,
Sofyan Wilis (1993), membagi sikap orang tua dalam cara mengasuh anak
menjadi 3 yaitu :
a. Keras artinya orang tua merasa berkuasa di rumah tangga sehingga segala
b. Orang tua yang bersikap terlalu lunak dan tidak berdaya, maksudnya orang tua
yang terlalu memberi kebebasan terhadap anak tanpa norma-norma tertentu yang
harus diikuti oleh mereka. Dalam ha! ini mungkin orang tua terlalu sayang
c. Sikap orang tua yang demokratis artinya orang tua yang memberikan kesempatan
8
Neni Zikri, "Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua dan Sikap Remaja Terhadap
Premarita.Sex", Skrip.vi, (Jakarta : Perpustakaan UTN, 2003 )
9
Sofyan Wilis, Problem Remaja dan Pemecahannya, ( Bandung : Penerbit Angkasa , J993 ),
h. 44
21
Dari pola asuh yng otoriter dapat membentuk anak yang apabila berada
disekitar orang tuanya, ia nampak sangat penurut, namun menjadi agressif bila tidak
ada mereka, anak menjadi Iebih egois dihadapan teman-temannya, pada pola asuh
lainnya yaitu permissit: anak tampak seperti suka mementingkan diri sendiri, suka
yang berlaku, sedangkan pola asuh demokrasi akan tumbuh kemampuan anak dalam
mengendalikan dirinya, dan si anak umumnya memiliki konsep diri yang positif.
seperti yang dijelaskan di atas. Orang tua memiliki kecenderungan dalam mendidik
anak-anaknya dengan pola asuh otoriter, acuh tak acuh dan demokratis. Jadi ada
saatnya orang tua bersikap keras dan lunak tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi.
Jarang orang tua yang secara mutlak menerapkan satu pola asuh tertentu saja.
Meskipun demikian, dari berbagai pola asuh tersebut ada salah satu kecenderungan
pola asuh tertentu yang lebih banyak diterapkan misalnya: otoriter, demokratis, acuh
Setiap orang tua baik sadar atau pun tidak sadar , menginginkan ha! yang
terbaik bagi anaknya. Ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pemilihan tipe
po Ia as uh, yai tu
a. Pola asuh yang diterima dari orang tua sewaktu masih kanak-kanak.
22
untuk menerapkan pola asuh yang mereka terima dari orang tua mereka pada
anaknya.
anak. Orang tua yang mendapat pendidikan yang baik, cenderung menerapkan pola
asuh yang lebih demokratis ataupun permissif dibandingkan dengan orang tua yang
kebutuhan anak.
c. Kelas sosial.
Perbedaan dari kelas sosial orang tua mempengaruhi pemilihan pola asuh.
Elder (1963) mengatakan bahwa orang tua dari kelas sosial menengah cenderung
lebih permissif dibandingkan dengan orang tua dari kelas sosial bawah.
Orang tua dengan konsep tradisional cenderung untuk memilih pola asuh yang ketat
Pemilihan pola asuh dipengaruhi oleh kepribadian dari orang tua Selain itu
tertutup dan konservatif cenderung untuk memperlakukan anaknya dengan ketat dan
otoriter.
f Kepribadian anak.
pola asuh, tetapi juga kepribadian anak. Anak yang ekstrovert akan bersikap lebih
yang introvert. Hal ini akan mempengaruhi pemilihan pola asuh yang diberikan
kedudukan anak sejajar dengan orang tua. Namun di negara timur, nampaknya orang
h. Usiaanak
Tingkah laku dan sikap orang tua dipengaruhi usia anak. Orang tua Iebih
prasekolah dari pada remaja. Banyak ha! yang mempengaruhi pola pengasuhan yang
diterapkan oleh orang tua kepada anaknya, pola pengasuhan yang dipilih oleh orang
tua kepada anak, tentulah merupakan cara yang dianggap paling tepat untuk mencapai
tujuan yang dimiliki oleh orang tua terhadap anaknya, pola pengasuhan yan berbeda-
24
beda tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masmg- masing, yang akan
B. KEPERCAYAAN DIR!
Istilah kepercayaan diri erat kaitannya dengan konsep diri, jadi sebelum
membahas tentang kepercayaan diri akan dibahas konsep diri terlebih dahulu.
Membahas tentang konsep diri, mengingatkan kita pada cerita fabel tentang
Burung Elang yang dibesarkan dalam lingkungan Ayam. Selama dirinya masih
merasa sebagai Ayam, ia bertindak dan berperilaku seperti ayam. Suatu saat, ia
melihat ada burung yang terbang. Ketika itu sadarlah ia bahwa ia berbeda dengan
Cerita itu mengajarkan kepada kita tentang bagaimana konsep diri orang
berpengaruh terhadap tindakan yang ditampilkannya. Bagaimana kita menilai diri kita
dengan diperbandingkan dengan diri orang lain, biasa disebut dengan harga diri atau
rasa percaya diri . Karena itu apa yang kita persepsikan tentang diri kita, seberapa
memperbandingkan perilaku kita dengan orang lain akan menentukan seberapa besar
10
Hurlock, Elizabeth B, op.cit. , h. 428
11
Asep Khaerul Gani, Maka/ah Psikologi, ( Jakarta : 1998 )
25
seseorang terhadap dirinya ; baik dari sisi apa yang dipahami oleh dirinya sendiri,
dari sisi apa yang dipahami oleh orang lain terhadap dirinya dan dari sisi nilai-nilai
Fitts( 1971) mendefinisikan konsep diri sebagai : "The selfas seen perceived
and experience by him. This is the perceived self or individuals self concept ".
Sedangkan Rosenberg (1992) menyatakan "self concept is all the thought and
feelings that have reference to self as an object". Dari dua definisi di atas dapat
disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan persepsi, ide dan sikap individu
tentang keseluruhan aspek yang ada dalam dirinya baik fisik, psikis, maupun sosial. 13
Konsep diri terbentuk melalui pengalaman dan melalui tahapan yang berupa
siklus :
Tahap keempat, Tingkah laku anda dilihat, diamati dan dipersepsikan orang lain
12
Bambang Sunaryo, " Lebih Percaya Diri dalam Berdakwah ", Majalah Ummt, XIV, 4 (
Agustus- September, 2002 ), h.11
13
Fitts, W.H. . Adam, J.L. . Radford, G.. Rich, WC., Thomas, B.K M. murphy, Thompson,
W , The self Concept and Se!f Act11a/izatio11. Monograph III, (Los Angeles, California : Western
Psychological Service. 197 I )
26
Tahap keenam, Kita menerima orang lain yang menerima atau menolak ke X-an
kita. 14
Sering kali terjadi, kita menjadi diri kita sekarang ini sangat tergantung
kepada kata-kata yang sering kita terapkan kepada diri kita sendiri. Bila tanpa kita
sadari banyak kualitas diri yang negatif yang kita nyatakan pada diri kita ( Lemah,
Bodoh, Malas, tak berdaya, dll ) tanpa kita sadari bila ha! ini tidak kita perangi, maka
secara sadar dan tidak sadar, kita membentuk tingkah laku yang sesuai dengan yang
kita nyatakan. Karena itu periksa kembali apa yang sering kita nyatakan kepada diri
kita, bagaimana pemikiran kita tentang diri kita. Bila kita mampu mengendalikan
pemikiran kita, kita pun dapat pula mengendalikan perasaan kita." Pikiran baik adalah
sebuah jalan yang lurus , namun bila tidak pernah di lewati, ia akan tertutup oleh
tumbuhnya rumput liar dan semak belukar " Karena itu kuasailah pikiran kita dan
Setiap orang memiliki konsep diri yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Tidak bisa kita meniru orang lain dalam segala hal. Kepribadian manusia itu unik,
karena dibentuk oleh akumulasi pengalaman hidupnya sendiri. Yang penting adalah
bagaimana seseorang memiliki konsep diri yang jelas, seseorang akan mempercayai
dirinya sendiri, mampu menilai posisi dan kualitas dirinya, serta dapat menempatkan
14
Asep Khaerul Gani, Loe. cil.
"Asep Khaerul Gani, Loe.cit
16
Bambang Sunaryo~op.ci(, h. 11
27
sebagai suatu kcyakinan atau kcpastian akan kemampuan dan kelebihan seseorang
secara tepat. 18
Sebuah definisi yang sangat luas yang disetujui kebanyakan orang adalah:"
Orang yang percaya diri ialah orang yang merasa puas dengan dirinya." 20
Sesungguhnya ada dua jenis percaya diri yang cukup berbeda : batin dan
lahir. Jenis percaya diri batin adalah percaya diri yang memberi kepada kita perasaan
dan anggapan bahwa kita. dalam keadaan baik ; jenis percaya diri lahir
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahesa, Kamus besar Bahasa
h1do11esia, ( Jakarta : Depdikbud Balai Pustaka , 1998 )
18
Hasan dkk, Kamus Jsti/ah Psikologi, ( Jakarta : Pusat Pengembangan Bahasa Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan , 1990 ), h. 46
19
E. Koswara. Motimsi 1'eori dan Pe11elitia1111ya, (Bandung; Angkasa, 1989), cet. Ke-I, h.
221
20
Gael Lindenfield, Me11didik A11ak Agar Percaya Diri, (Jakarta; Penerbit Arcan 1997 ), h. 4
28
memungkinkan kita untuk tampil dan berperilaku dengan cara yang menunjukkan
kcpada dunia Juar bahwa kita yakin akan diri kita. Dan karcnajenis percaya diri batin
dan percaya diri labir saling mendukung, keduanya membentuk sesuatu yang jauh
alamiah mereka untuk menghargai baik kebutuhan jasmani maupun rohaninya, dan
menempatkannya pada pijakan yang setara kepada kebutuhan orang lain. l\/Iereka
sangat menyadari kekuatan mereka dan karena itu jauh lebih mampu
sendiri tujuan yang bisa dicapai ; mereka tidak selalu hams bergantung pada orang
lain untuk melakukan kcgialannya. Orang yang percaya diri batin akan tumbuh
dengan orang dari segala usia dan segala jenis latar belakang. Mereka juga mampu
menyatakan kebutuhan mereka secara langsung dan terns terang. Mereka mampu
memilih gaya pakaian dan wama yang paling cocok dengan kepribadian dan kondisi
fisik mereka masing-masing. Mereka juga lebih percaya diri karena tidak khawatir
membawa resiko fisik, tetapi juga resiko sosial. Orang bisa dikatakan tidak punya
kepercayaan diri jika tidak berani mengungkapkan ide dalam suatu rapat, tidak berani
29
bicara didepan umum, tidak berani berkenalan dengan lawan jenis , tidak berani
anggapan bahwa yang bersangkutan kurang hebat, atau memiliki cacat-cacat tertentu.
Misal orang mengatakan tidi\k percaya diri karena wajah penuhjerawat, bau badan.,
kehebatan diri.
hanya mencanturnkan kesanggupan dan keterampilan namun dalam alat ukur yang
penampilan.
membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
21
Evie Mahrita," Perkembangan lnventori kepercayaan did '',Skripsi,
( Jakarta: UI Depok 1997 )
30
Ciri- ciri orang yang pcrcaya diri menurut Thursan Hakim ( 2002 ):
dengan tetap tegar, sabar dan tabah, dalam menghadapi berbagai cobaan
hidup. Dengan sikap ini, adanya masalah hidup yang berat justru semakin
22
Thursan Hakim, Mengatasi Rasa Tidak Percaya D;ri, (Jakarta: Puspa Swara, 2002 ), h.5
31
Keinginan untuk menutup diri, selain karena konsep diri yang negatif timbul
menyenangi dirinya merasa bahwa dirinya tidak akan mampu mengatasi persoalan.
Orang yang kurang percaya diri akan eenderung sedapat mungkin menghindari situasi
apprehension. Orang yang apprehensif dalam komunikasi, akan menarik diri dalam
pergaulan, berusaha sekecil mungkin berkomunikasi, dan hanya akan berbicara bila
relevan, sebab berbicara yang rclevan tentu akan mengundang reaksi orang lain, dan
ia akan ditw1tut berbicara lagi. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan bahwa I0-
croskey, 1978:148). Kita tidak mengetahui berapa persen mahasiswa seperti itu di
komunikasi, cenderung dianggap tidak menarik oleh orang lain, kurang kredibel, dan
sangat jarang menduduki jabatan pemimpin. Pada pekerjaan mereka cenderung malas
Menurut Jalaluddin Rakhmat (1998), orang yang percaya diri, tidak akan
23
Jalaluddin Rahmat. Psikologi Ko1111111ikasi, ( Bandung : PT . Remaja Rosda Karya , 1998 ),
h.105
32
a. Toleran
c. Optimis
d. Tidak ragu-ragu
e. Krcatif
a. Cinta diri
Orang yang percaya diri mencintai diri mereka, dan cinta diri ini bukanlah
sesuatu yang dirahasiakan. Jelaslah bagi orang luar bahwa mereka perduli tentang diri
mereka karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri.
b. Pemahaman Diri
24
Ibid.
"Evie Mahrita, Loe. Ci1.
33
Orang dengan percaya diri batin sangat sadar diri. Mereka tidak terus
menerus merenungi diri sendiri, tetapi secara teratur mereka memikirkan perasaan,
fikiran, dan perilaku mereka, dan mereka selalu ingin tahu bagaimana pendapat orang
Orang yang percaya diri selalu tahu tujuan hidupnya. lni disebabkan karena
mereka punya pikiran yang jelas mengapa mereka melakukan tindakan tertentu dan
d. Berfikir Positif
Orang yang percaya diri biasanya teman yang menyenangkan, salah satu
sebabnya ialaJ1 karena rnereka bisa, melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan
e. Komunikasi
berkomunikasi, anak-anak akan dapat mendengarkan orang lain dengan tepat, tenang
f. Ketegasan
Kalau kita bisa mengajarkan sikap tegas kepada anak-anak kita, jarang
sekali mereka akan berlaku agressif dan pasif demi mendapatkan keberhasilan dalam
g. Penampilan Diri
Karena ini akan mengajarkan pada anak betapa pentingnya tampil dengan
h. Pengendalian Perasaan
Kalau perasaan tidak dikelola dengan baik, maka bisa membentuk suatu
kekuatan besar yang tidak terduga, kadang-kadang menyenangkan dan menarik untuk
membiarkan hati memerintah pikiran, tetapi pada umumnya dalam hidup sehari-hari
g. Tidak membuang waktu hanya untuk mencari cara yang terbaik demi
h. Nada penuh percaya diri mampu menyatakan " saya tidak tahu " atau "
pertanyaan
bakat IQ yang tinggi. Tapi untuk mcmiliki percaya diri yang baik, seorang anak perlu
konsep diri. Yang dimaksud dengan konsep diri adalah cara pandang seseorang
terhadap dirinya; baik dari sisi apa yang dipahami oleh dirinya sendiri, dari sisi apa
yang dipahami oleh orang lain terhadap dirinya dan dari sisi nilai-nilai idealitas yang
dituntut oleh masyarakat secara umum terhadap dirinya. Setiap orang memiliki
konsep diri yang berbeda satu dengan yang lainnya tidak bisa kita meniru orang lain
dalam segala ha!. Kepribadian manusia itu unik, karena dibentuk oleh akumulasi
konsep diri yang jelas. Dcngan konscp diri yang jclas, seseorang akan mempercayai
36
dirinya sendiri, mampu menilai posisi dan kualitas dirinya, serta dapat menempatkan
Pada dasamya, konsep diri manusia berkembang dan berubah seiring dengan
yang ketinggalan dan tidak berkembang adalah orang yang tidak mau berubah.
mempelajari "al haq" yang dilanjutkan dengan upaya penghayatan. Pada fase
posisi diri. Selanjutnya adalah perubahan sikap. Sikapnya positif maka ia berubah.
Orang yang memiliki konsep diri positif ditandai dengan lima hal :
a. Kondisi Fisik
27
Ba1nbang Socnaryo, OJJ.cil .• h.1 l
28
Jalaluddin Rakhmat, op.cit., h. 105
37
Kesehatan yang buruk dan cacat-cacat fisik menghalangi anak untuk bennain
dengan teman-teman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan terbelakang.
b. Bentuk Tubuh
u
Anak yang terlalu gemuk atau terlalu kurus menurut usianya tidak
d. Lingkungan Sekolah
Penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan yang
penuh pengcrtian. Sedangkan guru yang menerupkan disiplin yang dianggap tidak
adil oleh anak alau yang menentang anak akan mcmberi pengaruh yang berbeda.
e. Dukungan Sosial
kepribadian anak melalui konsep diri yang terbentuk. Yang paling terpengaruh adalah
g. Seks
Anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan lebih
penilaian diri.
h. Inteligensi
Tnteligensi yang sangat berbeda dari yang normal akan memberikan pengaruh
Kalau anak merasa bahwa status sosial ekonominya lebih rendah dari teman-
Pada masa kanak-kanak akhir (6-13 th pada wanita, 6-14 th pada pria),
hubungan lingkungan mulai meluas. Namun, hubungan keluarga masih tetap sangat
diri ideal. Mulanya konsep diri ideal mengikuti pola yang digariskan orang tua, guru
Pada masa ini anak mulai bergaul dengan teman-teman sebayanya apabila ia
menjadi tidak puas terhadap diri sendiri dan iri terhadap anak yang populer. Hal ini
29
E!izabeth B. Hurlock. Psikologi Perke111ba11ga11, ( Jkt: Penerbit Erlangga 1991 )
39
sangat berpengarnh terhadap kepribadian anak. Apabila dukungan kurang, anak akan
mengembangkan sikap negatif. Sebaliknya apabila dukungan cukup, maka ha! ini
akan mengembangkan kepribadian positif seperti percaya diri, dan mudah bergaul.
a. Pola Asuh
Didikan dan asuhan yang diberikan oleh orang tua kepada anak di dalam
keluarga merupakan faktor utama yang besar pengaruhnya bagi perkembangan anak
dimasa mendatang.
b. Jenis Kelamin
terhadap kaum pria atau perempuan memi!iki efek tersendiri .pada pola
c. Pendidikan
seseorang, ini berarti semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka semakin
d. Penampilan Fisik
Hampir menjadi anggapan umum, orang yang memiliki penampilan fisik baik
dianggap memiliki watak dan sifat-sifat baik. Mereka dianggap cakap, berbudi dan
mencerminkan kualitas orang tua pada umumnya di dalam mendidik anak. Dan hal
ini mencerminkan adanya gejala rasa kurang percaya diri anak dalam bentuk kurang
merasa aman.
Gejala mudah takut pada anak bisa dilihat ketika ia dihadapkan pada berbagai
situasi. Ketakutan terhadap berbagai objek mungkin disebabkan anak sering ditakut-
takuti.
Gejala ini bisanya dialami oleh anak usia taman kanak-kanak, terkadang
sampai usia sekolah dasar. Hal ini disebabkan karena oarng tua sering bersikap terlalu
melindungi.
Gejala ini akan terlihat ketika anak menghadapi suatu hal dengan tingkat
dengan sekolahnya.
Anak merasakan pekerjaan rumah sebagai satu beban yang menyusahkan dan
membuatnya tidak percaya diri untuk bisa mengerjakannya sendiri dengan mudah.
Gejala tidak percaya diri juga banyak terjadi adalah anak selalu minta dilayani
Anak yang tidak percaya diri akan merasakannya sebagai beban yang
Karena hal-hal te1ientu yang tidak jelas, anak memperlihatkan gejala tidak
Adakalanya guru yang mempunyai disiplin yang tinggi dan emosi tinggi
kurang menyadari bahwa sikap mereka bisa membuat anak-anak takut. Pada anak-
anak tertentu, ketakutan ini bisa terjadi secara berlebihan dan menimbulkan rasa tidak
percaya diri.
42
bentuk gejala adanya rasa tidak percaya diri. Hal ini karena anak kurang dididik
Gejala ini merupakan gejala umum, dalam arti, sebagian besar murid
mengalaminya. Hal ini bisa terjadi pada keluarga dengan pola pendidikan otoriter.
tidak percaya diri bisa dilihat dari ketidakberanian anak untuk menghadapi anak yang
lebih tua.
Masalah yang cukup serius akan terjadi jika pada usia tertentu saat seharusnya
anak sudah harus berani tidur sendirian, tetapi ia selalu menangis untuk ditemani
Gejala terscbut merupakan salah satu bentuk gejala tidak percaya diri yang
JUga merupakan gangguan mental yang bisa berkembang menjadi fobia sampai
dewasa.
tetapi lebih sering karena adanya rasa tidak percaya diri bahwa ia akan mampu
mengatasinya.
Hal ini terlihat pada anak yang tidak memiliki kelainan pada alat-alat
mengajar di sekolah
Hanya orang-orang dengan rasa percaya diri yang baik sajalah yang akan bisa
menghadapi tantangan.
Diri
Keadaan keluarga, sebagai lingkungan hidup yang pertama dan utama dalam
kehidupan setiap orang, sangat mempengaruhi pembentukan rasa percaya diri. Rasa
44
percaya diri bisa tumbuh dan berkembang baik sejak kecil jika seseorang berada di
a. Keadaan Keluarga
2) Ayah dan ibu mempunyai Jatar belakang perkawinan yang baik ketika mereka
anak.
5) Secara garis besar keadaan kondisi ekonomi keluarga harus bisa memenuhi
2) Kondisi rumah cukup luas agar anggota keluarga tidak tinggal berdesakkan
dengan tenang.
I) Tempat tinggal hendaknya tidak terletak pada lingkungan yang sering terjadi
keributan.
2) Tempat tinggal juga tidak berada pada lokasi yang dihuni oleh masyarakat
4) Perlu diusahakan agar anak diberi kesempatan untnk bergaul dan bermain
dengan teman sebayanya. Dan perlu pula diberi kesempatan untuk bergaul
1) Suatu perkawinan yang baik dengan rasa saling mencintai bukan karena
keterpaksaan
3) Latar belakang pendidikan formal ayah clan ibu yang cukup memadai sebagai
4) Figur, penampilan dan tingkah laku ayah dan ibu harus mencerminkan contoh
kepribadian yang baik , terutama dari segi wibawa dan rasa percaya diri.
5) Hubungan yang harmonis antara suami isteri dan juga antara orang tua dan
anak.
2) Rasa sayang terhadap anak perlu diusahakan agar tidak membuat orang tua
3) Jika orang tua hendak menanamkan rasa percaya diri yang kuat pada diri anak
semangat untuk bersikap mandiri clan ditumbuhkan pula rasa malu atau gengsi
Akhir masa kanak-kanak akhir (Later Childhood) atau masa anak sekolah
berlangsung antara usia 6 tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara
seksual. Pada awal dan akhirnya, masa akhir kanak-kanak ditandai oleh kondisi yang
satu, ha! yang wajib untuk anak berusia 6 tahun di Amerika saat ini. Sementara
penyesuaian diri dengan tuntutan dan harapan barn dari kelas satu, kebanyakan anak
31
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 1991 ),
h.146
l1
I•
¥ ....•••.,.,
47
sehingga sulit untuk hidup bersama. Masuk kelas satu merupakan peristiwa penting
bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap ,
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi
perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga mengakibatkan perubahan dalam
sikap, nilai, dan perilaku dengan menjelang berakhimya periode ini dan anak
mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja.
Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat secara tepat diketahui, tetapi orang
tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini berakhir karena kematangan
seksual yaitu !criteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan
Akhir masa kanak-kanak ini, disebut orang tua dengan masa tidak rapih
Masa ini disebut usia bertengkar karena pada masa ini senng terjadi
pertengkaran antara anak-anak dan antara anak dengan anggota keluarga lainnya,
Dan masa ini oleh orang tua disebut dengan masa menyulitkan karena anak-
anak tidak menurut lagi perintah, mereka lebih banyak dipengaruhi atau menuruti
teman-temannya dari pada orang tua dan anggota keluarga lainnya. Karena dalam
usia sekolah, anak-anak sudah jauh lebih mandiri, anak mulai membandingkan segala
48
sesuatu di rurnahnya dengan yang ditemui di luar, baik di sekolah ataupun di rurnah
relati£ Oleh karena itu, anak-anak dalarn rnasa ini suka mernbantah dan rnernbanding-
sekolah dasar dan usia kritis ; Sedangkan para ahli psikologi rnenyebutnya dengan
Anak di sekolah bertemu dengan anak-anak lain dan guru, anak bergaul,
berinteraksi dengan anak-anak sebaya. Semua ha! yang dibenarkan oleh guru adalah
Anak senang bergaul dengan teman sebaya dan senang berkumpul dengan
berbagai kelompok tcman sebaya. Anak mengubah tingkah lakunya dan ingin sekali
belajar berbagai ketangkasan dan keterampilan yang perlu untuk dapat diterima
32
M. Alisuf Sabri~Pe11ga11tar Psikologi Umum dan Perkemba11ga11 , ( Jakarta : Penerbit
Pedoman Ilmu Jaya ), cet. ke-1, h. 155
33
Irwnto, Psikologi Umum , ( Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama , 1997) , h. 44
34
Yulia Singgih D. Gunarsa, op.cit., h. 51
49
dan menghitung
ANAK.
Masa kanak-kanak adalah masa yang indah, sekaligus masa yang riskan,
betapa tidak, karena saat inilah dasar pcmbentukan kepribadian dibangun. Usia 6-9 th
adalah usia disaat anak mulai mcngasah diri untuk menyerap serta memahami
permainan yang ada, bertanggung jawab serta mandiri, seyogianya dihargai. Orang
tua harus peka danjeli menangkap setiap langkah perkembangan dari anak-anaknya.
Anak-anak adalah jiwa yang suci, bersih dan mencinta kegembiraan, bahkan
Penanaman jiwa periang dalam diri anak akan mewariskan jiwa optimis dan
daya juang yang tinggi dalam menghadapi hidup dan berbagai rintangannya.
Rosululloh SAW pun selalu menanamkan jiwa periang dalam diri anak-anak dengan
cara : Menyambut mereka dengan hangat ketika bertemu, mencium dan mencandai
mereka, mengelus-elus kepala mereka , memberi mereka makanan yang baik, dan
makan bersama-sama dengan mereka . Hal tersebut di atas beliau lakukan untuk
Harry Stack Sullivan (1953) menjelaskan bahwa jika anak diterima orang
lain, dihormati, dan disenangi karena keadaan dirinya, anak akan cenderung bersikap
menyenangi dirinya.
Tidak semua orang lain mempunyai pengaruh yang sama terhadap diri anak.
George Herbert Mead (1934) menyebut mereka significant other'- orang laiH yang
sangat penting. Ketika anak masih kecil, mereka adalah orang tua , saudara , dan
orang lain yang dengan mereka anak mempunyai ikatan emosional. Dari merekalah,
36
Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Rosulu//ah , ( Bandung : J>enerbit
Al Bayan 1998) h. 310
51
Ejekan, cemoohan, dan hardikan, membuat anak memandang diri anak secara negatif.
Jalaluddin Rakhmat terkesan pada sebuah sajak dari Dorothy Law Nolte.
terbentuk dari pengalaman sejak kecil , terutama pada tahun-tahun pertama dari si
37
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, ( Bandung : Penerbit PT Remaja Rosdakarya
1998)h 102.
52
orang tua terhadap si anak, atau sikap orang tua satu sama lain.
Berdasarkan uraian tersebut semakin jelaslah betapa besar pengaruh sikap dan
perilaku orang tua terhadap anaknya, terhadap kep~r~ayaa~ diri dan kepribadian anak
yang dapat mewujudkan kebahagiaan atau ketidakbahagiaan pada diri anak kelak.
E. HIPOTESIS PENELITIAN
2. individu dengan pola asuh demokratis tidak lebih percaya diri dari individu
Hipotesis alternatif ( Ha ) :
2. individu dengan pola asuh demokratis tidak percaya diri dari individu dengan pola
"Zakiah Daradjat, Kese/Jatan Mental, (Jakarta: PT Toko Gunung Agung 1996) h.65
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
diteliti dalam penelitian ini, apakah ada pengaruh antara pola asuh orang tua
J A. SUBJEK PENELITIAN
lbtidayah Ciputat.
lbtidayah Ciputat, dengan siswa dan siswi kelas VI D dan VIG. Teknik yang
acak, sehingga semua responden mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi
anggota sample.
3.. Jmnlah Sampel . Dari populaoi sebanyak kurang lebih 240 orang , jwnlah
1. Identifilmsi Variabcl
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel . Variabel pertama adalah
variabel bebas ( independent variabel ) dan yang kedua adalah variabel terikat
( dependent variabel ).
( variabel terikat )
2. Definisi Operasional
a. Pola Asuh
Pola asuh ndalah cara orang tua 111cngasuh , tnenjaga , 1nc1nbi111bing anak
yang dilakukan oleh kcdua orang lua supaya anak terscbut dnpal bcrdiri scndiri.
Gambaran pola asuh dipernleh dari alat bcrupa skala dengan teknik force choice.
pemyataan menggambarkan tipc pola asuh orang tua yang mengacu pada teori
demokratis ditandai dengan adanya sikap terbuka antara orang tua dan anak.
sebagai pemberi pendapat dan pertimhangan terhadap aktivitas anak. Pola asuh
otoriter ditandai dengan adanya aturan-aturan yang kaku dari orang hia.
Kebebasan anak sangat dibatasi, orang tua memaksa anak untuk berperilaku
55
seperti yang diinginkannya . Bila aturan-aturan ini dilanggar anak , orang tua akan
tnenghukumnya, biasanya dengan hukuman fisik. Tapi bila anak patuh, orang tua
tidak memberi hadiah karena sudah sewajamya. Pola asuh permissif ditandai
dengan adanya sikap orang tua yang memberikan kebebasan penuh pada anak
untuk berbuat . Orang tua tidak memberi aturan dan arahan pada anak . Semua
Adapun aspek yang diungkap dalam skala pola asuh ini merupakan
modifikasi dari teori-teori yang berkaitan dengan pola asuh, dengan susunan item
yang meliputi : disiplin sekolah , interaksi sosial, hukuman dan ganjaran di rumah,
b. Kepercayaan Diri
benar.
dengan teknik skala sikap ( metode rating yang dijumahkan ) merupakan metode
mengacu pada teori Gael Lindenfield ( 1997 ) yaitu : cinta diri, pemahaman diri,
pengendalian perasaan.
56
yaitu dengan menggunakan 2 buah skala , yaitu skala pola asuh untuk mengetahui
kecenderungan pola asuh responden dan skala kepercayaan diri untuk mengukur
Gambaran mengenai pola asuh diperoleh dari alat berupa skala dengan
teknik force choice. Dalam skala ini setiap item berisi 3 pernyataan yang rnasing-
rnasing pernyataan menggambarkan ripe pola asuh orang tua yaitu, otoriter,
demokratis dan pennissif .Dari skala ini rcsponden diminta untuk membcrikan
Adapun aspek yang diangkat dalam skala pola asuh ini diambil dari jenis-
jenis pola asuh yang tclah dijclaska11 dala1n landasan tc<>ri. rncrupakan pcn1yataan
hasil modifikasi dnri ala! ukur yang digunakan olch Natris Idriyani mcngacu pada
Hasil analisis korelasi item total dari uji coba terhadap 36 item skala pola
asuh menunjukkan 32 item yang valid dan 4 yang gugur, item-item yang gugur
disiplin sekolah sebanyak 9 item, interaksi sosial sebanyak 8 item, hukuman dan
ganjaran di rumah sebanyak 9 item, serta komunikasi orang tna dan anak
sebanyak 7 item.
57
sebesar 0,7611, sehingga dapat dikatakan reliabilitas skala ini culrnp tinggi, berarti
skala ini layak digunakan sebagai alat untnk mengurnpulkan data dalam penelitian
llll.
yang menggambarkan pola asuh demokrasi diberi skor (3), pola asuli permissif
diperoleh adalah antara 32-96 .Dengan demikian dapat ditentnkan rentang skor
dengan teknik skala sikap ( metode rating yang dijumla!Ikan ). Metode rating yang
dijumlalikan ini, popnler dengan nama penskalaan dengan metode Likert ( Gable ,
Skala sikap ini diberikan kepada subjek penelitian sehagai sebuah stimulus
yang diharapkan dapat menrnnculkan respons atas perilaku yang ada sehingga
dapat terlihat seberapa besar pengaruli pola asuh orang tua terhadap kepercayaan
diri anak.
58
skala yang telah ditetapkan. Responden akan diminta untuk menyatakan sering
,kadang-kadang, atau tidak pemah merasakan apa yang ada di dalam isi
pemyataan dalam 3 macam kategori jawaban , yaitu " Sering " ( S ) ," Kadang-
Tabet 3.1
diperoleh adalah antara 42-126. Dengan demikian secara teori dapat dilentukan
asums1:
a. Setiap pemyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati sebagai pemyataan
b.Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif hams
diberi bobot atau nilai yang Jebih tinggi dari pada jawaban yang diberikan o!eh
Alat tes atau skala ini dibuat berdasarkan teori kepercayan diri dari Gael
Tabet II
~ D. TEKHNIKANALISIS DATA
Untuk melihat sejauh mana suatu alat ukur dapat mengungkap dengan
tepat gejala-gejala yang hendak diukur, dan seberapa jauh alat ukur tersebut dapat
memberikau basil yang teliti dan dapat menunjukkan dengan sebenarnya status
atau gejala yang akan kita ukur, maka sebelum alat ukur tersebut kita gunakan
dengan tujuan agar alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian memiliki
kesimpulan yang diambil berdasarkan analisis dari data yang diperoleh dengan
masing-masing item dengan skor total. Rurnus yang dignnakan adalah korelasi
Keterangan Rumus :
x Skor Item
y = Skor Total
L(
11 (sD,' )- ~')
= - - --·--- ·--
17 - J SD,'
Dimana:
u -· Koefisien Reliabilitas
61
n Jumlah Item
3. Chi Square
rendah ) pada subjek yang memiliki pola asuh ( demokratis, permisif, dan
.!.,, .\_I
_I
Dimana:
z 2
indcks pcrbedaan aJltara rrckuc11si ubscrvasi dcngan
Moment yaitu :
62
N = Jumlah Subjek
I. Tahap persiapan
penelitian.
f. Melakukan uji coba alat ukur (try out )Uji coba dilakukan pada tanggal 15
tidak memenuhi kriteria karena ada beberapa pernyataan yang tidak diisi.
Setelah uji coba dilakukan, penulis melakukan uji validitas dan uji
setelah uji validitas terdapat 42 item yang valid, dan ada 28 yang gugur.
Berikut ini adalah distribusi item valid dan tidak valid setelah uji coba.
Tabel Ill
No lndilmtor ----
lfav ------~
Unfav Jml
I. Cinta Diri 1,2,14~*,24**, 8**,9,10, 12
63** ,64,27** 15,25
2. Pemahaman Diri 4,16** ,26** 3**,11,12, 9
18,62,17
3. Pemikiran yang 5** ,7, 13** ,22** 6*,19**,23, 9
Positif
----·--- ----------·------------ --- .. - - - -
20** 21**
- -- - --- --.-------------- ---- ··- ______ !_ ·---···---·------~-
____________ ,.
Berikut label Blue Print Skala Kepercayaan Diri yang digunakan untuk
penelitian sesungguhnya:
Tabet IV
Alpha Cronbach. Hasil reliabilitas untuk 42 item pada skala kepercayaan diri
kuesioner penelitian.
0
65
4. Tahap Pcmbahasan
teori.
HASIL PENELITIAN
Berikut ini akan diuraikan gambaran umum responden berdasarkan usia, jenis
kelamin, kelas ,aktivitas subjek, pekerjaan orang tua, pendidikkan orang tua,
Tabet 4.1
Usia Responden
-----
No Usia Jumlah o/4,
---··--I---·------
l l l tahun 57 89,0
2 12 tahun 6 9,37
~
J 13 tahun 1 1,56
Jumlah 64 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar subjek berusia 11
66
67
2. Jenis Ketamin.
Tabet 4.2
1 Laki-Laki 37 57,8
2 Perempuan 27 42,2
Jumtah 64 100
Tabet 4.3
No Ketas
- · Jumlah 'Yt.
1 Kelas VI D 33 51,5
Tabet 4.4
2 Tidak Mengikuti 32 so
.Jumlah 64 too
Untuk kegiatan intra atau ckstra kurikuler di sekolah, tcrdapat jumlah yang
seimbang antara subjek yang mcngikuti kegiatan. Untuk subjek yang mengikuti
kegiatan intra atau ekstra kurikuler, didapat dari penelitian bahwa kegiatan intra atau
ekstra terdiri dari : PMR, paduan suara, pramuka, dan olah raga.
Tabel 4.5
Jumlah 64 100
Subjek ditinjau dari aktivitas di luar rumah maka . dapat dikatakan hampir
semua subjek memiliki aktivitas di luar rumah .Adapun aktivitas di luar rumah yang
mereka lakukan adalah : kursus bahasa inggris, matemtika, komputer , dan bermain
musik.
Tabel 4.6
No Ayah Jumlah %-
-
1 S3 3 4,87
2 S2 8 12,5
3 Sl 41 64,0
4 03 1 1,6
5 SMA 10 39,0
6 SMP 1 0
Jnmlah 64 100
70
Pada tabel di atas pendidikan orang tua subjek sangat bervariasi, ternyata ayah
subjek ada yang memiliki pendidikan tertinggi S3 (Strata Tiga), dan terendah SMP
Tabel 4.7
No Ibu Jumlah 0
/o
1 S3 0 0
2 S2 1 1,6
3 SI 25 39,0
4 03 0 0
5 SMA 37 57,8
6 SMP I 1,6
- · · · ----------·-
.J umlah 64 100
~-·--- -------~--·
-··----·- -·--
Tabet 4.8
No Avah Jumtah %
1 PNS 20 31,2
2 Dokter 3 4,7
3 Arsitek 2 3, 1
4 Pilot 2 3, 1
5 Kary aw 17 26,6
6 Wiras 8 12,5
7 Do sen 6 9,4'
8 Guru 5 7,8
9 Jaksa I 1,6
Jumtah 64 100
Berdasarkan pekerjaan orang tua, subjek terlihat bahwa orang tua subjek
yaitu ayah sebagian besar beke1ja sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS) .
Tabet 4.9
I lRT 37 57,8
2 Karyaw 5 7,8
3 Wirasw 3 4,7
4 PNS ll 17, 1
5 Guru 6 9,4
6 Sekret 2 3,1
Jumlah 64 100
72
Sedangkan ibu subjek sebagian besar menjadi !RT (lbu Rumah Tangga) dan
Tabel 4.10
yang bertipe demokrasi, sedangkan sisanya, yaitu terdapat 6 orang sebanyak 9,3 %
adalah yang bertipe pola asuh pennissif. Dari hasil penelitian ini tidak terdapat
Tabel 4.11
Dari basil tersebut, menunjukkan bahwa skor rata-rata kepercayan diri subjek
adalah 96, 70. Ada 29 subjek yang mempunyai skor diatas rata-rata, dan 35 subjek
3, 1 % ) dari subjek yang memiliki kepercayaan diri yang rendah . 23 orang atau
Tipe pola asuh dan derajat kepercayaan diri subjek, dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabcl 4.12
9 135 77
10 157 85
11 161 94
12 180 70
13 177 93
14 158 103
15 166 97
16 160 68
17 150 88
18 148 85
19 183 89
20 155 88
21 144 98
22 173 91
23 158 103
24 146 96
25 153 102
26 173 83
27 141 104
28 183 104
29 161 106
30
~-·-
169 86
. --·-·-··--------··· --------·--· --·-------·--------------
31 154 95
32 164 91
33 156 86
34 185 98
35 152 121
36 165 80
37 148 106
38 148 102
39 156 109
40 167 88
41 169 102
42 165 96 ·:--
43 165 91
44 174 83
45 152 74
46 158 96
47 152 109
48 157 88
49 145 109
75
50 169 89
51 166 95
52 ·---- '.
138
---~--"------
105
53 167 92
54 135 82
55 165 97
56 162 97
57 158 89
58 177 101
59 167 87
60 174 106
61 161 98
62 132 91
63 152 95
64 166 102
Jml 10268 6189
Dari data diatas menunjukkan bahwa dengan pola asuh yang tinggi maka
Gambaran kepercayaan diri pada anak laki-laki dan rempuan terlihat pada
tabel berikut :
Tabel 4.13
orang yang memiliki kepercayaan diri yang rendah, 20 orang dengan kepercayaan diri
sedang, dan 7 orang memiliki kepercayaan diri tinggi. Sedangkan pada subjek
76
/~.
!
\
C.) Analisa dan
,
Interpretasi Basil Penelitian
moment dari Person sebesar 0,404 ( p < 0,05 ).berdasarkan hasil ini, maka hipotesa
nol yang menyatakan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara pola asuh
terdapat korelasi yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan diri diterima.
Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara pola asuh dengan kepercayaan
diri. Nilai koefisien yang positif menunjukkan hubungan antar variabel, yaitu
Berikut hasil penghitungan korelasi pola asuh dan kepercayaan diri yang
Tabel 4.14
Hasil Korelasi
0
Correlations
Correlations
Kepercayaan
Pola Asuh Diri
Pola Asuh Pearson Correlation 1 .404"
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64
Kepercayaan Diri Pearson Correlation .404*' 1
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64
•• · Correlation 1s significant at the 0.01 level (2-tailed).
77
antara variabel pola asuh dengan variabel kepercayaan diri. Dari tabel di atas tampak
bahwa koefisien korelasi product moment Pearson sebesar 0,404 yang menunjukkan
Dari hasil penelitian menunjukkan tidak ada subjek yang tergolong otoriter.
Oleh karena itu analisis ini hanya memperbandingkan antara individu yang memiliki
pola asuh demokrasi dengan individu yang memiliki pola asuh permissif.
Tabel 4.15
Tabel Fo
----~-~ ----"·-------· ·--~···--
Tabel 4.16
Tabel Fh
2
x' = L: (fo-fu)
fn
2 2
(4-3,656~2_)
2 2
=(1-0,1875) + + (1-2,15625) + (1-1,8125)
0,1875 3,65625 2,15625 1,8125
2 2
+ (35-35,34375) + (22-20,84375)
35,34375 20,84375
= 2,58
Dengan menggunakan rumus chi square diperoleh harga X 2 sebesar 7,94 lebih
kecil dari harga kritik yaitu 5,99, maka hipotesa nihil yang berbunyi " individu
dengan tipe pola asuh demokrasi tidak lebih percaya diri dari pada individu dengan ·
tipe pola asuh permissif dan otoriter", ditolak. Sedangkan hipotesa alternatif yang
menyatakan bahwa "individu dengan pola asuh demokrasi lebih percaya diri dari
pada individu dengan tipe pol a asuh pemissif dan otoriter ", diterima ..
Tabel Fo
Tabel 4.17
Tabet Fh
Tabet 4.18
Rend ah Sedam! Tinm1'i Total
Perempuan 0,875 17,0625 10,0625 28
Laki-Laki 1, 125 21,9375 12,9375 36
Total 2 39 23 64
=(1-0,875]
0,875
2
+ ( 20 - 17,0625
17,0625
J' + ( 7 -10,0625
10,0625
J' +(1-1,125]
1,125
2
2
+ (19-21,9375]' + (16-12,9375]
2 l,9375 12,9375
= 7,94
Oleh karena harga X 2 hitung lebih kecil dari pada harga kritik yaitu sebesar 5,99
untuk taraf signifikansi 0,05. maka hipotesa nihil yang menyatakan bahwa" laki-laki
alternatif yang menyatakan bahwa " anak laki-laki lebih percaya diri dari anak
Pada bagian akhir ini akan dibahas mengenai kesimpulan basil penelitian,
A. KESIMPULAN
menyimpulkan bahwa :
kepercayaan diri anak . Dengan kata lain semakin demokrasi pola asuh
yang diberikan orang tua pada seorang anak, maka akan semakin tinggi
orang tua pada anak maka akan semakin rendah kepercayaan dirinya.
kelamin. Dalam arti siswa laki-laki tidak lebih percaya diri dari siswa
Masa kanak-kanak adalah masa yang indah, sekaligus masa yang riskan,
betapa tidak, karena saat inilah dasar pembentukkan kepribadian dibangun. Usia
6-9 tahun adalah usia disaat anak mulai mengasah diri untuk menyerap serta
dihargai. Orang tua hams peka dan jeli menangkap setiap langkah perkembangan
dari anak-anaknya. Hal ini menuntut peran serta orang tua membimbing anak
kepercayaan dirinya.
3 macam pola asnh menurut Elder ( 1963), adalah pola asuh pennissif,
demokratis dan otoriter, yang dikaitkan dengan kepercayaan diri. Secara lllllum,
sorang anak yang kurang mcmiliki kepcrcayaan diri mcmiliki pola pengasuhan
dari orang tuanya yang ccndcrung pcrmissif. Pola asuh yang permissif yang
ditandai dengan adanya sikap orang tua yang memberi kebebasan penuh pada
anak untuk berbuat. Orang tua tidak memberi aturan dan arahan pada anak. Semua
keputusan diserahkan kepada anak tanpa pertimbangan orang tua. Orang tua yang
Pola asuh demokratis yang diterapkan orang tua kepada anak akan
membentuk anak yang cenderung memiliki pribadi yang percaya diri. Di dalam
pola asuh demokratis adanya hak anak dan kewajiban orang tua dan anak,
m<;,rupakan ciri pola asuh demokratitis, tua dan anak yang saling melengkapi.
Anak dilatih untuk bertanggung jawab dan menentukan perilaku sendiri kelak
dapat mandiri dan mencapai kcdcwasaannya . Orang tua selalu mendorong w1tuk
saling membantu dan bertindak secara obyektif, tegas tetapi hangat dan penuh
tindakan tersebnt disertai alasan yang rasional. Suasana pola asuh yang
demikian membuat emosi anak stabil, mempWlyai percaya diri yang kuat dan
Dapat dijelaskan lebih Ianjut bahwa menurut Sofyan Willis (1993) ,sikap
mengendalikan dirinya, dan si anak wnumnya memiliki konsep diri yang positif
Hal ini juga scsuai dcngan pcnelitian Ncni Zikri (2003) yang menelili
tentang hubungan anlara pola asuh orang tua dan sikap rcmaja terhadap premarital
sex. Pola asuh dcmokratis yang ditwerapkan orang tua merupakan kecenderungan
Adapun pola asuh demokratis adalah pola hubungan orang tua dan anak
yang hangat, terjalinnya komunikasi yang efektif, saling percaya ,artinya orangtua
percaya diri. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Natris ( 2002 )
, bahwa penm serta orang tua yang demokrasi dalam mendidik dan membina anak
yang nantinya akan memjadi remaja yang memiliki kaitan yang cukup erat
Dengan demikian secara garis besar dari penelitian yang diperoleh penulis
mennnjukkan bahwa pola asuh demokrasi merupakan pola asuh yang paling
efektif Wltuk membentuk anak agar memiliki percaya diri yang tinggi. Kemudian,
jika dilihat dari adanya pengaruh antara pola asuh dengan kepercayaan diri, ini
C.SARAN
I. Didikan dan asuhan yang dibcrikan olch orang tua kepada anak didalmn
kepada para orang tua untuk sclalu memberikm1 pola asuh yang terbaik
untuk anak-anaknya.
2. Kepercayan diri yang dipengaruhi oleh tiga macam pola asuh orang tua,
ini memberi saran yang berdasarkan dari diskusi di alas, maka saran yang
Azra, Azumardi, Pedoman Penulisan Skripsi, Tes is, dan Disertasi, Jakarta:
Penerbit Universitas Islam Negeri Jakarta Press, 2002
Balsom, Maurice, !iagaimana Menjadi Orang '!ita yang v/iaik, Jakarta: Bumi
Aksara, 1987
Berne, Patricia H., and Louis M. Savary, Memhangun Harga l!m ilnak, V
Yot,>yakarta: Penerbit Kanisius, 1988
Dzikri, Neni, Huhungan Antara Pola Asuh Orang liw dan S1kap l?e111u1a v
Terhadap Premarital Sex, Jakarta: Tesis Psikologi Universitas Indonesia.
2003
Fitts, W.H., Adam, J.L, Radford, G, Rich, W.C, Thomas, B.K.M. Murphy,
Thompson, 'l'lie Sell Consept and Se(l Acrua/ization, Los Angeles.
California: Western Psychological Service, 1971, Monot,>raph Ill
Hawari, Dadang, Al-Qur 'un !/mu Kedok1eru11 Jiwa dan Keseha1u11 J1wa.
Yob>yakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1997
Hakim, Thursan, Mengalasi Rasa lldak Percaya /Jiri, Jakarta: Puspa Swara. v
2002, Cet. Ke-I
lrwanto, Psikologi (/11111111, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1997, Cct. kc-5
lndriani, Natris, Huhungan Pola Asuh dengan Kemampuan He11w1a
Ma.rnlah, Jakarta: Sripsi Sarjana Psikologi Universitas ]slam Negeri. 2002
Mussen, P.H, J.J. Conger, and J. Kagan, Child DeFe/opme/1/ and l'erso11a/J1;-.
New York: Harper and Row, Publishers, 1984
Prananto, Agustina Yuanita, Hubungan Antara Pola Asuh dengan Lokus Kontrol,
Jakarta: Skripsi Smjana Psikologi, 1993
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kumus /ie.1ur
Bahasa !11do11esia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Balai
Pustaka, 1998
~.·
UNIVERSJTAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
.JI. l(crta i\'lukti No. 5 Circunck•u, Ciput:it - ,lakarta St•lal:1n 15419 Tclp. 7433060 F:1x. 7433060
•
:>mar- ~ E.Psi/OT.01.7~X/2003 Jakarta, 15 Oktobcr 2003
.mp
1! : Izi11 Pe11elitia11
Kepacla
Yth. Kepala Sekolah Madrasah Pembangm1an
Ciputat
Semester : XI (Sebelas)
Nomor Pokok : 1981914527
Talmn Akademik : 2003/2004
Progran1 : Stral<1 I(S-1)
A.n. Dekan
Pembanlu Dekan
!n1b11sr1n:
ekan Fakult<IS Psikulof/
SKALA PER CAY A DIR!
tiga ) pilihan jawaban. Adik diminta untuk memberi tanda (X) pada
salali satu pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri adik.
lticntitas Rcspondcn
Usi:i
.Jcnis Kcla111i11
I< e!as :
CONTOH
Tidak l'crnah adik lakukan, rasakan dan alarni rnaka adik harus
TERIMA KASIII
\
SKALA POLA ASUH
yang paling sesuai Jengan yang adik ketahui, alan1i, dan ras<i.kan.
Idcntitas Rcspondcn :
Usia
.Jcnis kclmnin
Kclas
CONTOH
2. Saya pcrgi :
S. Pcra(uran di ru111ah :
a. Biasanya dlicnfulrnn hcrsama antara saya <lan orang tua
scsuai kch11tuhan
h. Bias:rnya ditcntuk111 orang tua dan tidak bolch <lilanggar
c. Discrnhkan scsuk;i anak
0
0
Correlations
Correlations
Kepercayaan
Pola Asuh Diri
PolaAsuh Pearson Correlation 1 .404"
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64
Kepercayaan Diri Pearson Correlation .404*' 1
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64
••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
P-value < a , maka keputusan tolak Ho atau terima Ha yang artinya bahwa ada hubungan antara
variabel pola asuh dengan kepercayaan diri.
Nilai koefisien yang positif menunjukkan arah hubungan antar variabel, yaitu semakin balk pola
asuh maka kepercayaan diri juga akan baik.
Korelasi product moment Pearson digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabal pola
asuh dengan variabel kepercayaan diri. Dari label di atas tampak bahwa koeflsien korelasi
product moment Pearson sebesar 0,404 yang menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh
dengan kepercayaan diri.
Correlations
Corrd .. Uons
VARMOCH TOTAL
VA.ROOO(IL l'e:tr$(\!fC,,rrel'11l•'ll I 000 : .M~
V1\l<lllJOIJ:1 Hff.'\L
VA!lUUIHl'.I l'••U"WU ~:,,1rc1;~i''" ! 000
TOTAL
Sig (2-Jailcd)
N ., oo::
"'
I 00(';
CurrdaU011s Currd~Uo11s
N M M
••. C,,rreluti<'ll lS siµrnficn.ul :.1 lhc II.OJ ltvtl (2-!uikd)
Corrd~Unu'
Corrd~tlant
Corrd~Uon$
VAR.00010 TOTAL
.,. (00010 .-elUliOl\<.lllTCHlllOn LOOO .116
VAROOOOl TOTAi.
vAR00007 l'Clll'llOll <...OITCJOl!WU l,000 .140 l>iJ!,. (2-tailed) ,)GO
SiJ<. (2-ulikd/ .'lW N 64 6-1
N ro1~moncom=1ilt.iOO ---:m ----i:oM
TOTAL Pear.;on C1'1td!llion '"
.!~'} "
!.000 Sig. {2-llliled) .UO
Sig. (2-Lailed) .2liN N G4 64
N
" "'
CorrclaUons CorrclaUons
"
Sig. (2·!ailed)
N
" .
.Ml
"'
fOTAL Pearson CC>rrelation
Sii;. (Z·b.ilcd)
N
.186
.141
"
1.000
••
CorrclaUons
VAIW01)1~ l'c<1fS<'11(',,nd:~1ou
VA]l000l2
UJOu
TOTAJ.
.21~ · vAIWOO~·l
- l'o;US•'H Conen~um
VAR00024
J.000
TOTAL
~·;)-
N 64 .,
TOTAL
N
l'eaHCIU Co1nMiC1J1 "
.2l~ 1.000 " TOTAL Pt:lfSQILCorrtla!ion .49J• \ 000
sii;. (Z-1ai!odl
N ..
.oss
.. Sig, (2-tailcd)
N
.000
64
--. CNT!h<tiC1J1 is si1;nifica11l Ill ll1e O.Ol level (2-laiJed)
"'
Corrch1Uo1u
VAR0002$ TOTAL
('.?·ll~;~d)
Sig.
N ., .002
64
VAR0002S 1'ear;C111 Correlaloon
Sig. (2·lailcd)
1.000 .0)0
.SI)
TbTAL Pearson Corrolation .n9'" l.000 N 6.\ 64
Sig. (2·1ai!cd) 002 .o~o
N ., ''
TOTA!. Poarscin Ccirrel<11ion
:ilj:. (2-lailed) .!ID
1.000
Currd~Hou~
:;1~ ('.!·111110<1)
M
l.OOU
N M N
... CcirrchUio;>111s si)'.nilic:m! ;~\ho O.Ol levc\\2-1:iib!] -- CciuclolL<>n 11 u~uflmnl !ll lho O.Ul lovol ('.!·tlulc11)
CorrolaUont Currclntlmu
Sig. {2·tailtd)
N
l'curscin Correllllicin "
.107
"
Sig. {2-tailcd)
N . .000
"
.,
TOTAL .20) 1.000 TOTAL P•W11C111 Conelu1ion .4G~· LOOll
Sig. (2-tailcd)
N
.l01
M
Sig. (2·tailtd}
N
.ooo
"
••. Co1uh1tio11!a1it)Lific1111t lll U10 0.0l l~vtl {2-lail~d).
.
Corr.faU01a
CorrchtUona
VAR00016 TOTAi.
. VAR.00016 t'•l'll'lio11 l;1m·c.1&1m11 1.000 ,524* VAR000211 TOTAL
,000
Sig. {2-tai!ed)
N 64 ., · vAR00028 umon 1-orrcu11iou 1.000 A•O•
VAR00017 TOTAL
00017 Pearson Correlation 1.000 .197
Sig. (2-tailed) .119
N 64 64
AL Pearson Correlation .197 1.000
Sig. (2-talled) .119
N 64 64
Correlations
VAR00018 TOTAL
:ooorn Pearson Correlation 1.000 .157
Sig. (2-tailed) .215
N 64 64
Al Pearson Correlation .157 1.000
Sig. (2-tailed) .215
N 64 64
Correlations
VAR00019 TOTAL
:00019 Pearson Correlation 1.000 .486. 0
Sig. (2-tailed) .000
N 64 64
'Al Pearson Correlation .486 •• 1.000
Sig. (2-tailed) .000
N 64 64
', Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).·
Correlations
VAR00020 TOT/\l
~R00020 Pearson Correlation 1.000 .385-
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64
---·----- - - - -
JTAL Pearson Correlation .395 .. 1.0GO
Sig. (2-tailed) .001
N 64 64
•• · Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
VAR00021 TOTAL
~00021 Pearson Correlation 1.000 Ass·
Sig. (2-tailed) .000
N 64 64
rAL Pearson CorrelaUon .459 .. 1.000
Sig. (2-tailed) .000
N 64 64
•. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tai!ed).
Correlation~
N
.QQ1
64'
I 64
Corrd~lfous Corrd~UOM
Corn·bttlon. Corrr.l~tlons
" '"
Correl~Uuu• Corr~hUons
Corr~luUOll'
Corrd~t!ous
VAR0003B TOT Al.
I vAROOO)H 1canon1..o.rrc1auon 1.000 .1~9
VAllOOOJ2 TOTAL
i VA!l00032 l'e:ir:sou Conela11on l.000 .121 Sig. (2.iniled) .210
Sir.. (2·hlik<I) .)1~
N 04
TOTAL Pelll'ton C<'!Tclation "'
.11(- ~·-Ii:lo·o· Sig. (2·hlikd) .2l0
!>ii;. {2·!a.ilo,I) .)·!) N M
N ,., M
Currrlutlmu
CorrdaHmu
VAll00039 TOTAi.
vruwuun l'cWlil\ll (.;Q1nh1huu 1.000
VAROOO).l TOTAL
t YAROOOJJ Pearson c..,nc!allon 1.000 .n~ Sig. (2·htilcd) .00\1
Sig. (2-!uiled) .326 N M <.<
N M TOTAL 1'a1111nu ComlWllln ---,nG• -·--1.000-
TOTAL PcnrsN1 Corrdillion
. ·····.-,25 1.000 "' Slt. (2·hillcd) ,0011
Sig. (2-cailed) .n6 N .. <A
N
"' '·' ••. Currch11lnn I• ug.uincanl l>I Llio 0.01 lcvtl (2-utltcd)
"
Sig. (2-tailcd)
N
.012
64
".Correlation is fl&i!ific.nt at U10 0,05 level (2·Uilled).
.
c"rn·l.<!I""' CnrrdaUoni
T<i'!.-\-1.
, , , .,."" I
PcarSN1 c.,rrclal!Cll
N
l 1 ~;u-,;,,,; (\1i1~1;-J:,,a
I UJOU
,~L
I
I
.I:\.\
JN
,;1
!_ll!I()
VAR.00047
TOTAL
Pearson
N
Corrd~tion
Si,o,. (:"!·L'liled)
Pearson Correlillion
1.000
..
.Dl
.l3l
,)04
••
i '" l 000
~'-"- ;:-1.ukd~ 2;-1
(d
I
I ,.,
Sii;.P·t:likd)
N ..
.~04
'"'
Corrcl:ttlmu
''f(j'f.-,"\I."--
Si.~- p.1;1'101\J
~c;lf<:;;,·z-:~;;-cl;;;;:;;~ -- -~i~\-~-1-0~;:
Q\1
TOTAL
Sig. ('..!·tailed)
N
Pearson C"rrelation
..
·.C~l
..
.996
l.000
:ii]! {~·1a:!od)
N
O~l
r..-1
I
I 6-l
. ~lg.
'1
(2-l:li!td)
.,
.9%
..
Corrcl~Uons
Corrdal!ou~
VAR00049 TOTAL
VAgOO(l..19 J>e:u-son Correlation 1.000· .:to9·
VAllflOlJ-D TOTAi.
,,\R~.:nH l'o:::.''"' c •• Tel;u•·'11
Sig. (2·!,ub1)
N
uw .. ~oo·
..
000
TOTAL
Sig. (2-tailcd)
N
Pearson Corre!alion
.
.Jo9•
.
,:;13
LOOO
TOTA!. l'c'U"•'llC,,nch1lic•11 "
.C.00* J.000 Sig. {2·lailcd) .OJ;t
~ii: ('.:'-lail"l) N &I
N
!){Ill
,,, •. Crnroh~iou i.• ~i&11ifirnnt lll U1u 0,05 l~vd (2·hUlcd). "
'"
Corrd11Uu111
0
{ orrd.illu11'
VAll00050 TOTAi.
VAltOOO~O l'•ar~<'IL c,,rrdall<'ll 1.000 ;\HO•
\IA!W\l!l-H TOTAL
Sig (:!·1•~!<•1>
N
621
M TOTA!.
Sig. (2·1Nlod)
N
P«ltS•'U Corrc!nlfoll
..
.)80•
.
..
002
! 000
~fiff,\1:-- --1>.:;m;;;;t',;1ur.;1;~~i•
.~II\ (~·l•ule<!J
!ilOll !-lir.. (2-mikd)
N ..
.002
..
N
'·'
~----·-
TOTAL
N
Pearson Corrchuion
Sig. (2·1.:Ii!cd)
..
-------·-
3911·
.{;01
64
1.000
TOTAL
N
Sig. (2-tailed)
l.000
N
*'*,Correlation iscii;nifi=ll Ill the O.Ol levd (2-c;Ukd).
64 Sig. {2-llliled)
N
.01)5
"
.... Corrcllllit>n !g sigiUtku.nt Ill the 0.01 levd (2·11\il~d)
..
Curn·J.oll<>ll' Corrd~Uo11~
1,i1,v.
'
l'"·U'"" 1·,.,,,.j,,1"'" I·
N
··;:"i"rr,\L~ --p~,;-,.sc;;-c;;-n.1a1 •.;;1 ---~~J---
474•:
---·-~~
J.OOll
!'l.~ i~-1a1l"tl I Sip,. (2-1>cled) 000 !
(,.1 ! N 6-1: M
'
••Ot<'i.UO<•U '"""''"''"·"" .U Ill' H•11 J.·1..J1: l,n\c•!f
Corrd.•1!<>11> CorrclaUons
CnrrelaHol\\ Corn:aUoni
Corrrl~Uoni
VAlW0062 TOTAi.
\I Al(O\lO,~r, TOTAL
VA!l00-06:l 1•can:on 1..e>neu~1on 1.000 on
\"t\IW0056 !'eanwn Concl:~1,1n LOOO AO!• Sig. (:l-t111lcd) -~"~
N
Sii~-
N
{2-tailo•lJ
<.J f,.J ·=r61·~nrwt1Z~;;rnr.;i10il '"
--.ii-1T --l:OOii '"
TOTAL""""PC:u.;;,;i"IC~~ii~],;if,~;;· ,, .. - .rn1· I 00!\ Sh: (2-tai!otl) .~6~ .
N
Sii;. ('.l:-l:iikd)
N
Otll
M M
" M
C1>rrrl~Uon1
VAR0006) TOTA!.
VA1wvO(o~ l'co.nt1n Con•lDllon I ooo :t<J6•
:1111 (2-talltd) .OOl
VAROtm~7 TOTAL
v /\R0u0~7 1>enn;C\n Co1nlnhon J.000 .~))•
N M M
TC:ffA1----r;-ai1011 CQOt.\flliou .:i<J6• 1.000
TOTAL
Sig. {2·1ailcd)
N
·~~----------11---~
Pear.;on C<;11TcJ:ititH1 .~)\ •
Sig. [2·1:u!ed)
G4
000
-----
.000
G-1
\.000
!lig. (:l·lallod)
N
••. Corrolollon ii 1iplifit-.i1t ..i: tho 0.01
.
.001
lovo! (2-hliltd}.
'"
N
••. Correlali~n Ls si~.nitkm1l !il !he 0 Ol levd {2-1aile1l)
'"
C:orul~Uon1
N
Pearson Corrdation
..
.105
.
.409
1.000
Sig. (2-Wled) .409
N 64
TOTAL Pearson Correhllion '"
.2GO"' 1.00U
N 64
'"
Sig. {2-tailcd) .o~s
N
"
• C1m·eia1;<111 i< sir.nifica11I '~th~ 0.0~ le vol (2·la.i!od)
"
RELIABILITY ANALYSIS s
VAR0006S I TOTAL C A L E (A L P H A)
VAR0006~ Pcar:mn Correlnl1on
Sig. (2·tailed)
•. 00~ I
N (•I 6-1
TOTAL Pearson co,nl<111ou
·- ---
A)5•
-
l.000
Sig. (2·1ail<d)
°"" Reliability Coefficients
N
'"
N of Cases= 64.0 N of Items
= 42
N &<
1 0 ,c,.c1 ,c.,c0 c,.·l--~,c,c5 1---i0ili)
0 ,c,.c,,c,.occ
lcTc,c,TcAcl-.-~,.c
Sii; !1-t<1tkd) u~~ 1·
N "°' 1 (el
c:1"1d.1Ch•11•
\c 1\HOIJ067 T<Yl'1\L
vAH000(.1 f>ctITT<.'11 Correh~!<'li LOOO .)ll~·
S1y,. (2-l:ulcd)
""
TOTAL
N
l'carwnC,;irrolal.i•'ll ~
~
1.000"'
Sir,. (1-tai!cd] ,001
N
" <A
VAROOO(o? TOTA!.
Sir- (2-uuk<I)
N M ""G.1
lcTcO'-T~AL~--pe;;;on CotT~f:il"f~jj - .~o~-; --1.noo
Sig. {2-1ailcd)
N "'"
•• CorrehlliC<n is mr.iuficnnl al 1:.c 0.01 kvel (2-huled).
Corrtbtlons
VAR00070 TOTAi.
•• ..,,00070 l'cacson Com::falw11 J.()()0 .199
Sig. {2-Laikd) .IM
N 64 64
TOTAL Pe11r:so11 Correlation ~m 1.000
Sig. (2-tailod) .114
N 64 64
Reliability
****** Method 1 (space. saver) will be used
for this analysis ****** ·
2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 2 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 1 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 1 3 1 3 1 3 3 3 1
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 2 3
2 3 3 3 1 2 3 3 0
3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3
2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 1 3 2 1 3 3 1 1 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 L 3
2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 3 2 3 3 1 3 2 3 3 3
3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 ·1 3 3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3
3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3
2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 0 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 1 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3 1 2 3 3 3
2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
2 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 3 1 3 3 1 3 2 1 3 3 3 3 1 3
2 1 3 3 1 1 3 3 3 3 33111313331133131
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1
2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 1 3 1 3 3 3 1 3 3 2
2 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 2 1 1 1 2 1 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3
3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3133331133233,.2333
2 3 3 2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 . 3 3 3 3 1 2 2 3 2 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 3 1 3 3 2 3
3 1 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3
3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 1 3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3313333333333333
2 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 3 1 1 3 3 2 3 3 1 3 2 3 2 2 3
152 146 192 171 157 166 189 167 170 172 175 179 151 110 164 154 122 172 168 144 165 180 158 124 178 153 178 172 161 171
2 1 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 3 1 1 2 3 3 1 3 1 3 3 2 3
.2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3
2 1 3 2 1 3 3 3 2 1 2 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 1 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2 1 3 3 3 1 3 3 3 1 3 1 3 3 1 2 3 3 1 3 2 3 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 2
' 2 3 3 2 2 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 3 1 2 3
3 3 3 2 3 1 3 2 3 :: 1 3 3 1 3 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
2 i 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3
2 1 3 3 3 2 2 3 3 1 1 3 2 3 1 3 2 1 3 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 .3 3 2 3 3 3 1 1 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3
2 1 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 3
2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3
3 3 3 2 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 1 2 3 3 1 3 1
3 1 3 3 3 0
3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
2 1 3 1 0 3 2 3 2 3 1 1 1 1 1 3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 1 3 3 3 3 0
3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3
3 3 3 1 2 2 2 2 1 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 ·3
2 3 3 3 2 3 3 3
3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 .1 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 ..1 2 3 2 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 2 3 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 1
3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3 1 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3
2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 3 2 1 3 2 2 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 .3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 3
3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3
3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 1 ·2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2
2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 1 2 2 1 2
3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2
2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 2 '· 2
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 1 2
3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 ? 2 3
2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 2
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3
2 2 3
'2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 1 2 2 3
2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 2
2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2
1 2 2 2 " 2
2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 . ·3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2
2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3
2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 1 2 3 3 2 1 2 2 2 1
2 3 2 3 3 .. "l
2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 1 1 3 1 2
2 1 2 3 J 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 1 1 2 3 2 2 3 1 2 1 2 3 2 2 3
3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 1 2
2 2 2 2 3 3 0
3 2 1 3 3 3 3 2 1 1 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3
2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2
3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2
2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1
'2 2 1 2 3 L 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2
2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 1 I 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1
3 3 2 31 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3
2 3 3 3i 0
3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3
2 3 3 3\ :; 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2
2 2 2 2 ' 2 0 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 3 3 3 1 2 2 1 2 2 2 1 3
2 2 2 3 L 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2
2 3 2 2 2 L 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 1 3 2 2 2 3 2