Anda di halaman 1dari 84

NILAI - NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM NOVEL

LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA

Skripsi
Diajukan kepada Fakutas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

Oleh

Ahmad Bahauddin
NIM : 108011000164

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
LENIBAR PENGESAHAN DOSEN

NII AI-NILAI PENDI DIKAN ›tGAMA ISLAM DALAM NOYEL


LASKAR PELANHI
xARYA Annnc t ›IInaXTa

Diajukan ke¡ä ida Fakiiltaii iiä iu TaiÄ yah dati keguruan


Untuk M‹itnenuhi Syatat Mancapai Gel%:Sa;j;apa
Pepdidikan

Oleb:

.NIP. 19710512 1996D3 2002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYATI DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS’ ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
I4‘S6 H/201’4 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBIN G

Skripsi jpg berjudul " Vilai-Nilai Peiididikan Agaiiia lslam Datam Novel
L ashor Prleiigi Kan,'a AndreIt Hirnte' yong disustin Oleh AhmilÚ Buhaufldin,
iN im. I (J30 i 1000‘i f›4. Jurcsuii: Pendi nau . Aggmu fslani (PAl). Fakuitas ilmu
Tarbi; ah duu Kegumon UIN."Syarif‘Hiddyatulià h:Jakà í4a.felah nielniui bimbi8gon
dan ‹lii141.kan sah sebagat karya . llmioli dan :berhak. diujikan pada sidtlng
Munaqosah .sesuai ò eiig n feteritiian yang ò i tetapiià ii ò leh:Fà kii1[as.

Jakarta,.25’ April 2814


Yang Plen esahkiin :

D Ò scn ‘PrfiïhiiiiÒ in

Heus Ú iïrèii‹laranl Hiddyitti RJ. Pd


UP. 19710512 10960.3 2001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi yany bc¿udul: Nilai-nllai Peztdidikao Agama Islazo dalam
NuveJ £as£ar de/ong/ karya Aoü rca ïtirata disusun allà Ahmaó Bekeuddin,
Nflvl 1080s 10001 ó 4. diejukan kepada Faku1tss llmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) UfV Syarif Hïda¿atu1Iah Jakarta. das tslah dinyatakan íulus dalam
ujian Munaqosah pada langga1 07 Me1 20a 4. di fjad8pan dgwan pcngu¡ i.
Karcna ita penulis berfiak mempsrcleh gelar S8 ai a SI (S.P‹i.i) dalam bidany
i’en‹Iidikan Agama Isiam.

Jakarui. 07 Mer 2014

Tan

Dr. Abdul !

Sekzetzris (Sekretoris 3urusan/PA }

Marhàinafi Saleh Le., MA


NIP: ] 7203 I É 2ò @O 1 2 0
td”

Bahri8saÏim. MA
N1P: l”9684307 I 9'18Ò 3 ] Ò 02

Penguji II

Drs. A. Besnni, M.Al


NIP: 1949 I l2ó 1979G 1 1 001

Mengetahui
Deken Fakultas llmu Tarhiy8h Dan Kegor9an

Nur1snaifai, MA. Ph,D

NIP. 1959 ï 02098603 2 00


K EMENTERIAN AGANA - No. Dozumon FiTK-FR-AND-098
:-- , UIN OAKARTA Tgl. Terbit 1 Moret 2010
FORM (FR) No. Revisi: 01
FITK

SURAT PERHYATAAN KARYA SEHDIRI


Saya yaiig bertaiida tangan di bawal ini,

Denean ini InGÏiyiit kan ballWa skripai yaiig ‘sa bü ai íiériar-biiiar 1‹Jrya ‘gGii‹1iri flan
saya benaeggung jawab secara akademis otns apa yang says tiiÍis..
Per liyat9an ini dibuai cbacui soldh ’:«etu Sy t iiieneir puli I jiaii ,Xfunnq+sali

1iiii.id Bahauddi
:N itn : I 08fl 1 10001fi
ABSTRAK

Nama : Ahmad Bahauddin


NIM 108011000164
Fak/Jurusan : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan / Pendidikan Agama Islam
Judul : Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam Dalam Novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata

Tujuan penelitian dari novel Laskar Pelangi ini yaitu untuk menemukan
bentuk pendidikan agama Islam yang ditampilkan dalam novel Laskar Pelangi,
untuk memperkaya khazanah keilmuan bagi peneliti karya sastra novel
selanjutnya dan untuk referensi dalam dunia pendidikan. Penelitian ini juga dapat
memberikan manfaat bagi pembaca, yaitu sebagai masukan dalam memahami
suatu karya sastra, membantu dalam memahami suatu karya sastra dan sebagai
rujukan dalam bidang pendidikan.
Metode dalam skripsi ini menggunakan jenis penelitian kepustakaanyaitu
suatu penelitian yang mengacu pada khazanah kepustakaan seperti buku-buku,
artikel atau dokumen-dokumen lainnya. Sedangkan teknik pengumpulan data
dilakukan dengan metode dokumentasi, yaitu suatu cara pencarian data mengenai
hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. Dalam menganalisis data, penulis
menggunakan metode analisis isi (Content analysis), yaitu sebuah analisis yang
digunakan untuk mengungkap, memahami dan menangkap isi karya sastra, serta
metode deskriptif, yaitu metode yang membahas objek penelitian secara apa
adanya sesuai dengan data-data yang diperoleh.
Penelitian ini menemukan empat bentuk nilai dari pendidikan agama Islam
dalam novel Laskar Pelangi ini yaitu: tentang nilai Tauhid atau aqidah yang
Mengesakan Allah. Nilai ibadah yang meliputi sholat, larangan berbuat taqlid dan
menuntut ilmu. Kemudian nilai akhlak yang meliputi akhlak terhadap orang tua
dan akhlak terhadap sesama manusia. Terakhir adalah nilai sosial kemasyarakatan
yang meliputi shodaqoh dan musyawarah.

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt atas taufik dan hidayah-Nya, akhirnya
penulisan skripsi yang berjudul “Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam
Novel Laskar Pelangi Karya Andrea Hirata” ini dapat diselesaikan. Shalawat
serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw, keluarga,
sahabat dan seluruh pengikut beliau hingga akhir zaman.

Peneliti menyadari betul bahwa selama proses penulisan skripsi ini dalam
rangka mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, banyak pihak yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.
Maka dari itu peneliti memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya sekaligus
ucapan terima kasih. Adapun apresiasi dan ucapan terima kasih ini peneliti
khususkan kepada:

1. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menempuh pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Abdul Majid Khon, MA dan Marhamah sholeh Lc., MA selaku Ketua
Jurusan Pendidikan Agama Islam dan Sekretaris Jurusan Pendidikan
Agama Islam juga seluruh dosen dan staf Jurusan Pendidikan Agama
Islam yang telah memberikan bimbingan dan ilmu pengetahuannya selama
penulis menempuh pendidikan S1 di UIN.Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Heny Narendrani Hidayati, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing selama
penulisan skripsi ini yang memberikan bimbingan, saran dan kritik selama
penulisan.
4. Tanenji, MA, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dan saran kepada penulis selama menjadi
mahasiswa.
5. Bapak dan Ibu dosen yang telah membimbing penulis selama kuliah di
Jurusan Pendidikan Agama Islam Ilmu Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

ii
6. Kedua orang tua Saya Ayahanda Sofan Zaen dan Ibunda Masruroh yang
selalu memberikan didikan, motivasi, doa dan kasih sayang.
Kakak saya Ummu Aeman serta adik saya Shofwatullaily dan Ahmad Anjaz Maulana yang tidak henti-hen
Kawan-kawan Kost Tarekat yang selalu menemani begadang Saya sampai akhir penyelesaian skripsi ini.
Teman-teman Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT) Ciputat.
Sahabat-sahabat saya dan teman-teman kelas ”E” PAI 2008 yang sudah memberikan banyak bantuan sampa

iii
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ……………………………………… ….. 5
D. Perumusan Masalah .................................................................. 5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Konsep Nilai Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Nilai ................................................................... 7
2. Macam-macam Nilai ............................................................. 9
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam..........................................10
4. Dasar Pendidikan Agama Islam..................................................11
5. Tujuan Pendidikan Agama Islam................................................14
6. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam...................................15
7. Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam..........................................17
B. Deskriptif Novel
1. Pengertian Novel.........................................................................28
2. Karakteristik dan Ciri-ciri Novel.................................................30
3. Jenis-Jenis Novel........................................................................31
iv
4. Unsur-Unsur Novel Jenis-Jenis Novel........................................34
C. Tinjauan Pustaka.........................................................................35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian.....................................................................37
B. Sumber Data....................................................................................37
C. Teknik Pengumpulan Data..............................................................38
D. Teknik Analisis Data.......................................................................38
E. Instrumen Penelitian........................................................................39
F. Teknik Penulisan.............................................................................40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Novel
1. Sinopsis Novel...........................................................................41
2. Unsur Instrinsik Novel..............................................................43
3. Unsur Ekstrinsik Novel (Biografi Pengarang)...........................47
B. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Novel.....................48
C. Pembahasan Hasil Analisis
1. Nilai Tauhid..............................................................................56
2. Nilai Ibadah...............................................................................57
3. Nilai Akhlak..............................................................................60
4. Nilai Sosial................................................................................63
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan.....................................................................................67
B. Saran................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................69

v
DAFTAR TABEL

Tabel 4.153

vi
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu pilar kehidupan bangsa, masa depan
suatu bangsa bias diketahui dengan sejauh mana komitmen masyarakat bangsa
ataupun Negara dalam menyelenggarakan pendidikan nasional, tidak berlebihan
apabila founding father bangsa ini meletakan cita-cita yang luhur dengan
memperhatikan masalah kesejahteraan dan kecerdasan bangsanya. Cita-cita luhur
itu ditegaskan dalam UUD 1945 yang menyatakan bahwa pembentukan
pemerintah negara Indonesia adalah dalam rangka “… melindungi segenap
bangsa, seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”1karena itu keberhasilan pendidikan,
menjadi salah satu tujuan dari bangsa ini.
Selanjutnya dalam UUD 1945 pasal 3 ayat 1, mengamanatkan kepada
pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu pendidikan
nasional yang mampu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepadaTuhan
Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Hal ini senada dengan apa yang tertuang dalam undang-undang system
pendidikan nasional yang berbunyi :

Pendidikan nasioanal berfungsi mengembangkan kemampuan dan


membentuk watak serta peradaban kemauan dan mencerdaskan watak
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa,, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepadaTuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga yang demokratis dan bertanggungjawab.2

Dari perumusan tujuan diatas, semakin menegaskan bahwa pendidikan


merupakan sarana yang mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan dalam
kehidupan.

1
Pembukaan UUD 1945 alinea 4
2
UU RI No.20 tahun 2003 tentangSistemPendidikanNasional Bab 2 Pasal 3

1
2

Pada dasarnya setiap manusia terlahir dengan potensi kecerdasan masing-


masing sebagai anugerah Tuhan. Persoalannya justru terletak pada bagaimana
cara mengembangkan potensi kecerdasan yang beragam tersebut. Selama ini kita
cenderung terjebak pada pemikiran konsevatif dengan pola pengembangan yang
seragam. Jarang sekali orang melihat ke-khasan dari masing-masing individu.
Ironisnya, hal ini tidak hanya terjadi dalam keluarga, tetapi juga di sekolah,
sebuah lembaga yang notabene bertujuan membentuk manusia yang cerdas
secara komprehensif.
Pendidikan merupakan suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa
agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan
dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang akan
memungkinkan untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat.3
Mengenai pentingnya pendidikan ini, Islam sebagai agama Rahmatan
lil’alamin,mewajibkan untuk mencari ilmu pengetahuan melalui pendidikan
didalam maupun diluar pendidikan formal. Bahkan Allah mengawali
menurunkan Al-Quran sebagai pedoman hidup manusia dengan ayat yang
memerintahkan Rasul-Nya, Muhammad Saw. Untuk membaca dan membaca.4
Membaca merupakan salah satu perwujudan dari aktifitas belajar dalam
pendidikan. Dan dalam arti yang sangat luas, dengan belajar pula manusia dapat
mengembangkan pengetahuannya dan sekaligus memperbaiki kehidupannya.
Betapa pentingnya belajar, karena itu dalam Al-Quran Allah berjanji akan
meningkatkan derajat orang-orang yang belajar daripada yang tidak belajar.5
Jadi, dapat disimpulkan bahwa tujuan akhir pendidikan islam merupakan
aplikasi nilai-nilai islam yang diwujudkan dalam pribadi anak didik dengan
konsep pendidikan islam yang sedemikian sempurnanya, dengan tujuan akhir
untuk mewujudkan nilai-nilai pendidikan Islam dalam pribadi anak didik, dan
diharapkan pendidikan islam mampu menghasilkan alumni intelektual yang

3
OemarHamalik, Proses BelajarMengajar,(Jakarta: BumiAksara, 2003), H.79.
4
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an danTerjamahnya, (Bandung:
SyaamilCipta Media, 2005), hal.543.
5
BaharuddindanEsaNurWahyuni, TeoriBelajardanpembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruz
Media, 2007), hal. 29.
3

berkualitas.6 Namun kalau kita merenungkan keadaan masyarakat di Indonesia


saat ini kita banyak menjumpai berbagai masalah, seperti masalah budaya,
masalah politik dan terutama masalah pendidikan yang sifatnya sangat mendesak
untuk segera diperbaiki.
Masyarakat Islam yang cerdas adalah masyarakat yang mampu
menyesuaikan dengan perkembangan zaman saat ini, yakni masyarakat yang
mampu memanfaatkan kemajuan tekhnologi, komunikasi, serta media cetak dan
elektronik guna menambah mutu dan kualitas pendidikan mereka. Serta buku-
buku yang dapat menjadi sarana yang efektif sebagai media penunjang
pendidikan, seperti novel dan cerpen.
Novel memiliki peranan penting terhadap masyarakat, karena novel bukan
hanya sekedar menyajikan wacana dan cerita kepada masyarkat, akan tetapi
novel juga sangat bereperan dalam kehidupan masyarakat, terlihat dari seorang
penulis atau sastrawan dapat dikatakan sebagai pejuang moral karena mereka
berupaya agar sipembaca dapat mengetahui dan memahami apa yang ada dalam
alur cerita novel tersebut sehingga dapat menggugah perasaan bagi sipembaca.
Novel termasuk karya sastra yang banyak beredar di masyarakat dan
memuat banyak nilai-nilai pendidikan untuk kehidupan manusia dalam setiap
ceritanya. Sebagai pembaca kita harus dapat menangkap nilai apa yang
sebenarnya ingin disampaikan dari novel tersebut kepada para pembaca, bukan
hanya sekadar bacaan yang menghibur semata.
Salah satu novel yang menjadi best seller adalah novel yang berjudul
“Laskar Pelangi” karya dari Andrea Hirata ini merupakan salah satu novel dari
karya anak bangsa yang dapat memberikan pesan-pesan pendidikan bagi setiap
pembaca novel Laskar Pelangi, karena kebanyakan dari novel saat ini hanya
berceritakan tentang percintaan, kekerasan, pornografi dan tidak memiliki nilai-
nilai positif untuk masayarakat islam terutama, guna dapat memberikan nilai-
nilai pendidikan untuk perkembangan bangsa Indonesia.

6
M. Arifin, (ed.), IlmuPendidikan Islam, (Jakarta: BumiAksara, 1991), hlm. 23-24.
4

Novel Laskar Pelangi termasuk novel yang bermakna. Peneliti memilih


novel lascar pelangi sebagai bahan penelitian skripsi yang berjudul Nilai-Nilai
Pendidikan Agama islam yang terkandung dalam Novel Laskar Pelangi karena,
didalamnya banyak terkandung nilai-nilai pendidikan agama islam yang dapat
memotivasi kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik, khususnya kepada para
guru di Indonesia. Didalam novel ini, dikisahkan para guru yang sangat luar
biasa.7 Para guru tersebut memiliki pola srategi pembelajaran yang sangat baik,
sehingga murid-muridnya mengikuti kepribadiannya yang baik. Walaupun
dengan fasilitas yang kurang memadai, tetapi para guru didalam novel Laskar
Pelangi tersebut mampu menghasilkan murid-murid yang sangat luar biasa.
Penulis sengaja memilih novel ini karena, di zaman sekarang ini para guru
banyak yang memiliki pola strategi pembelajaran yang kurang baik, dan itu
merupakan suatu hal yang salah. Guru itu diwajibkan untuk memiliki gaya atau
strategi pembelajaran yang baik.
Dari novel yang bertema pendidikan tersebut, diceritakan seperti apa
proses pendidakan zaman dahulu kala yang memang terbatas untuk berbagai hal,
seperti sarana dan prasarananya. Namun meskipun serba kekurangan mereka
tetap semangat untuk melakukan pendidikan, karena mereka yakin kalau
pendidikan itu sangatlah penting. Terutama peran dari Bapak Harfan Efendy
sebagai kepala sekolah yang sangat berjuang keras untuk melakukan pendidikan.
Dengan mengamalkan nilai-nilai pendidikan serta semangat pendidik dari
seorang kepala sekolah beserta gurunya untuk melakukan perubahan terhadap
pendidikan, membuat penulis tertarik untuk mengadakan analisis novel yang
tertuang dalam judul : “NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM NOVEL LASKAR PELANGI KARYA ANDREA HIRATA”

7
Andrea Hirata, LaskarPelangi, (Yogyakarta: PT Bentang,2006).
5

B. Identifikasi Masalah
Agar permasalahan tidak melebar, karena peneliti tidak mungkin
membahas semua novel yang tercantum di latar belakang masalah sebagai
berikut:
1. Banyak masalah yang dihadapi masyarakat Islam dalam hal ekonomi,
sosial, budaya hingga pendidikan.
2. Pengetahuan masyarakat Islam tentang Keislaman, Keimanan,
kepribadian, dan kemasyarakatan yang rendah serta tidak sesuai
dengan ajaran agama Islam.
3. Manifestasi nilai-nilai pendidikan Islam yang minim dalam kehidupan
sehari-hari
4. Banyak kemerosotan akidah, akhlak, ibadah, dan social
kemasyarakatan diakibatkan arus budaya yang sekuler, baik dari media
cetak seperti Koran, Majalah dan Novel.
C. Pembatasan Masalah
Agar terhindar dari meluasnya pembahasan dalam penelitiaan ini, maka
peneliti membatasi ruang lingkup penelitian hanya pada novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata meliputi sebagai berikut:
1. Nilai Pendidikan Aqidah/Tauhid
2. Nilai Pendidikan Ibadah
3. Nilai Pendidikan Akhlak
4. Nilai Pendidikan Sosial/Kemasyarakatan
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah nilai-nilai
pendidikan agama Islam dalam novel “Laskar Pelangi” karya Adrea Hirata?”.
E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan dari pada penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam novel
Laskar Pelangi.
6

b. Mendeskripsikan agar para pendidik maupun peserta didik dapat


meneladani sifat tokoh-tokoh yang ada didalam novel ini, yaitu
memiliki nilai pendidikan yang baik, terutama nilai-nilai pendidikan
agama islam.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Diharapkan dapat menambah keilmuan tentang nilai-nilai
pendidikan yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata.
2) Diharapkan dapat dijadikan masukan bagi peneliti mengenai nilai-
nilai pendidikan agama islam yang terkandung dalam novel Laskar
Pelangi karya Andrea Hirata
3) Untuk memperkaya khazanah keilmuan bagi peneliti karya sastra
novel selanjutnya.
4) Untuk referensi dalam dunia pendidikan Agama Islam
b. Manfaat Praktis
1) Guru
Sebagai bahan rujukan dan pedoman dalam menerapkan
pelaksanaan sistem pengajaran yang sesuai dengan ajaran islam
2) Siswa
Untuk lebih memotivasi dan meningkatkan semangat belajar siswa
dalam menempuh pendidikan.
3) Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah Ilmu Pengetahuan bagi
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam. Kemudian Penelitian ini,
mudah-mudahan bisa menjadi perbandingan bagi pihak-pihak yang
membutuhkan dalam penulisan karya ilmiah.
7

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Nilai Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Nilai
Kata Nilai berasal dari bahasa inggris “value” termasuk bidang kajian
filsafat. Persoalan tentang nilai dibahas dan dipelajari salah satu cabang filsafat
yaitu filsafat nilai (Axiology Theory of Value).1Filsafat juga sering diartikan
sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah dalam bidang filsafat dipakai untuk
menunjuk kata benda abstrak yang artinya “keberhargaan” (worth) atau
“kebaikan” (goodness), kata kerja yang artinya suatu tindakan kejiwaan tertentu
dalam menilai atau melakukan penilaian.2
Di dalam Dictionary of Sosciology and Related Sciences dikemukakan
nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia.Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok, (The believed capacity of any object to statisfy a human
desire).Jadi nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada
suatu objek, bukan objek itu sendiri.Sesuatu itu mengandung nilai artinya ada sifat
atau kualitas yang melekat pada sesuatu itu.Misalnya, bunga itu indah, perbuatan
itu susila. Indah, susila adalah sifat atau kualitas yang melekat pada bunga dan
perbuatan. Dengan demikian, maka nilai itu sebenarnya adalah suatu kenyataan
yang “tersembunyi” di balik kenyataan-kenyataan lainnya.Ada nilai itu karena
adanya kenyataan-kenyataan lain sebagai pembawa nilai.3 Secara umum kata nilai
diartikan sebagai harga, kadar, mutu atau kualitas. Untuk mempunyai nilai maka
sesuatu harus memiliki sifat-sifat yang penting dan bermutu atau berguna dalam
kehidupan manusia.Dalam estetika, nilai diartikan sebagai keberhargaan (worth)
dan kebaikan (goodness).Nilai berarti suatu ide yang paling baik, menjunjung

1
Jalaluudin & Abdullah, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan, (Jakarta:
PT. Gaya Media Pratama, 2002), cet. ke-2, h. 106.
2
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2008), h. 87.
3
Kaelan, op. cit., h. 87.

7
8

tinggi dan menjadi pedoman manusia atau masyarakat dalam tingkah laku,
keindahan, dan keadilan.4
Nilai bukan semata-mata untuk memenuhi dorongan intelek dan keinginan
manusia.Nilai justru berfungsi untuk membimbing dan membina manusia supaya
menjadi lebih luhur, lebih matang sesuai dengan martabat human-dignity.Dan
human-dignity ini ialah tujuan itu sendiri, tujuan dan cita manusia.5
Max Sceler mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada, tidak sama
luhurnya dan sama tingginya. Nilai-nilai itu secara nyata ada yang lebih tinggi dan
ada yang lebih rendah dibandingkan nilai-nilai lainnya. Menurut tinggi
rendahnya, nilai-nilai dapat dikelompokkan dalam empat tingkatan sebagai
berikut :
a. Nilai-nilai kenikmatan: dalam tingkatan ini terdapat deretan nilai yang
mengenakkan dan tidak mengenakkan (die Wertreihe des Angenehmen und
Unangemen), yang menyebabkan orang senang atau menderita tidak enak.
b. Nilai-nilai kehidupan: dalam tingkatan ini terdapatlah nilai-nilai yang
penting bagi kehidupan (Werte des Vitalen Fuhlens), misalnya kesehatan,
kesegaran, jasmani, dan kesejahteraan umum.
c. Nilai-nilai kejiwaan: dalam tingkatan ini terdapat nilai kejiwaan (geistige
werte) yang sama sekali tidak terkandung dari keadaan jasmani maupun
lingkungan. Nilai-nilai semacam ini ialah keindahan, kebenaran, dan
pengetahuan murni yang dicapai dalam filsafat.
d. Nilai-nilai rohani: dalam tingkat ini terdapat modalitas nilai dari yang suci
dan tidak suci (Wermodalitat des Heiligen ung Unheiligen). Nilai-nilai
semacam ini terdiri dari nilai-nilai pribadi.6
Berdasarkan pada pendapat serta pengertian sebagaimana tersebut di atas,
maka penulis dapat menyimpulkan bahwa nilai ialah suatu hal yang bersifat
normatif dan objektif, sebagai ukuran atas suatu tindakan yang menjadi norma

4
Fakultas Bahasa dan Seni, Estetika Sastra, Seni, dan Budaya, (Jakarta: Universitas Negri
Jakarta, 2008), h. 49-50.
5
Mohammad Noor Syam, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan
Pancasila, (Surabaya: Usaha Nasional,1996), h. 135
6
Kaelan, op. cit., h. 89
9

yang akan membimbing dan membina manusia supaya menjadi luhur, berguna
dan bermartabat dalam kehidupannya.
2. Macam-Macam Nilai
Nilai dapat dipandang sebagai sesuatu yang berharga, memiliki kualitas,
baik itu kualitas tinggi atau kualitas rendah.Dari uraian pengertian nilai di atas,
maka Notonegoro dalam Kaelan, menyebutkan adanya 3 macam nilai. Dari ketiga
jenis nilai tersebut adalah sebagai berikut:
a. Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani
manusia atau kebutuhan material ragawi manusia.
b. Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat
mengadakan kegiatan atau aktivitas.
c. Nilai kerohaniaan, yaitu segala sesuatu yang berguna rohani manusia.
Nilaikerohaniaan dapat dibedakan menjadi empat macam:
1) Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta
manusia).
2) Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsur perasaan
(emotion) manusia.
3) Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsur kehendak
manusia.
4) Nilai religius yang merupakan nilai kerokhanian tertinggi dan mutlak.
Nilai religius ini bersumber kepada kepercayaan atau keyakinan
manusia.7
Dari uraian mengenai macam-macam nilai di atas, dapat dikemukakan
bahwa yang mengandung nilai itu bukan hanya sesuatu yang berwujud material
saja, akan tetapi juga sesuatu yang berwujud non-material atau immaterial.
Bahkan sesuatu yang immaterial itu dapat mengandung nilai yang sangat tinggi
dan mutlak bagi manusia. Nilai-nilai material relative lebih mudah diukur, yaitu
dengan menggunakan panca indra maupun alat pengukur seperti berat, panjang,
luas, dan sebagainya. Sedangkan nilai kerohanian atau spiritual lebih sulit
mengukurnya. Dalam menilai hal-hal tersebut, yang menjadi alat ukurnya adalah

7
Ibid
1

hati nurani manusia yang dibantu oleh alat indra, cipta, rasa, karsa, dan keyakinan
manusia.8
Dari berbagai uraian macam-macam nilai diatas dapat disimpulkan bahwa
sesuatu yang mengandung nilai itu bukan hanya sesuatu yang berbentuk material
saja, namun sesuatu yang dapat diukur dengan panca indera juga mengandung
nilai.
3. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan adalah suatu Bimbingan atau pertolongan yang diberikan oleh
orang dewasa kepada perkembangan anak untuk mencapai kedewasaannya
dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.
Pendidikan dalam bahasa arab biasa disebut dengan istilah Tarbiyah yang
berasal dari kata kerja Rabba, sedang pengajaran dalam bahasa arab disebut
dengan ta’lim yang berasal dari kata kerja ‘Allama. Pendidikan Islam sama
dengan Tarbiyah Islamiyah. Kata Rabba beserta cabangnya dapat dijumpai di Al-
Quran, misalnya dalam QS. Al-Isra’ (17):24 dan QS. Asy-Syu’ara (26):18, sedang
kata ‘Allama antara lain terdapat dalam QS. Al-Baqarah (2):31 dan QS. An-Naml
(27):16 Tarbiyah sering juga disebut ta’dib seperti sabda Nabi Saw :addabani
rabbi fa ahsana ta’dibi (Tuhanku telah mendidikku, maka aku akan
menyempurnakan pendidikannya).9
Pendidikan agama Islam adalah pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran
agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar
nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan
mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah di yakininya secara
menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat
kelak.10
Musthafa Al-Ghulayani mengatakan bahwa pendidikan Islam ialah
menanamkan akhlak yang mulia di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya
8
Kaelan, op. cit., h. 90
9
Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam (Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang, 2009) h.14
10
Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). h. 86
1

dan menyiraminya dengan air petunjuk dan nasihat, sehingga akhlak itu menjadi
salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya kemudian buahnya berwujud
keutamaan, kebaikan dan cinta bekerja untuk kemanfaatan tanah air. 11
Dr.Ahmad Tafsir dalam bukunya ilmu pendidikan dalam persepektif
Islam, menyebutkan bahwa pendidikan Islam adalah bimbingan yang diberikan
oleh seseorang kepada orang lain agar ia berkembang maksimal sesuai dengan
ajaran Islam.12
Sedangkan menurut Dr. Muhammad Fadil Al-Djamali, Pendidikan Islam
adalah proses yang mengarahkan manusia kepada kehidupan yang baik dan yang
mengangkat derajat kemanusiannya sesuai dengan kemampuan dasar (fitrah) dan
kemampuan ajarnya (pengaruh dari luar).13
Dari berbagai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Agama
Islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada peserta didik
dalam masa perkembangan agar ia memiliki kepribadian muslim.
Kepribadian muslim yang dimaksud adalah suatu proses hasil dari tingkah
laku yang berpedoman sesuai ajaran Islam yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan
Hadist.
4. Dasar Pendidikan Agama Islam
Dalam kosakata bahasa Indonesia, kata dasar memiliki banyak arti,
diantaranya tanah yang di bawah air, bagian yang terbawah, bantal, latar, cat yang
menjadi lapis yang di bawah sekali, cita atau kain yang akan dibuat pakaian,
bakat, pembawaan yang di bawa sejak lahir, alas, pedoman, asas, pokok atau
pangkal.14
Secara garis besar dasar dari pendidikan agama islam terbagi menjadi 3 yaitu :
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan kalam Allah yang telah diwahyukan-Nya kepada
Nabi Muhammad SAW.Bagi seluruh umat manusia yang meliputi seluruh aspek

11
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam (Bandung : Pustaka Setia, 1998). h. 10.
12
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), h. 32.
13
Muzayyin Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta : Bumi Aksara, 2012). h. 18
14
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta : Kencana, 2010), h.79
1

kehidupan manusia dan bersifat universal.Keuniversalan ajarannya mencangkup


ilmu pengetahuan yang tinggi dan sekaligus merupakan mulia yang esensinya
tidak dapat dimengerti, kecuali bagi orang2 yang berjiwa suci dan berakal.15
Deden Makbuloh dalam bukunya Pendidikan Agama Islam mendefinisikan
Al-Qur’an yaitu Wahyu Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Yang ditulis dalam bentuk mushaf berdasarkan penukilan secara mutawatir.16
Islam adalah agama yang membawa misi agar umatnya menyelenggarakan
pendidikan dan pengajaran.Ayat Al-Quran yang pertama kali turun adalah
berkenaan disamping masalah keimanan juga pendidikan.17
Al-Qur’an merupakan kitab Allah SWT yang memiliki kelengkapan yang
sangat luas dan besar bagi pengembangan kebudayaan umat manusia.Al-Qur’an
merupakan sumber pendidikan yang terlengkap, baik pendidikan sosial, moral,
spiritual, material dan alam semesta.
b. Hadits (As-Sunnah)
Secara sederhana, Hadist atau As-sunnah merupakan jalan atau cara yang
pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam perjalanannya
melaksanakan dakwah Islam.Contoh yang dibawa beliau dapat dibagi menjadi 3
bagian.Pertama, Hadist qauliyat yaitu yang berisikan ucapan, pernyataan, dan
perstujuan Nabi Muhammad SAW.Kedua, Hadist Fi’liyat yaitu yang berisi tidakan
dan perbuatan yang pernah dilakukan oleh Nabi.Ketiga, Hadist Taqririyat yaitu
yang merupakan persetujuan nabi atas tindakan dan persitiwa yang terjadi.18
Menurut Pakar fikih (fuqaha) Al-Sunnah adalah segala ucapan, perbuatan
Rasul yang berkaitan dengan hukum, baik yang wajib, haram atau mubah.19
Rasulullah Saw. Mengatakan bahwa beliau adalah juru didik. Dalam
kaitan ini M. Athiyah al Abrasyi mengatakan: pada suatu hari Rasul keluar dari
rumahnya dan beliau menyaksikan adanya dua pertemuan; dalam pertemuan

15
Samsul Nizar, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta : Gaya
media pratama, 2001) h. 95
16
Deden Makbuloh, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Rajawali pers, 2012) h. 158
17
Nur Uhbiyati, op. cit., h, 19
18
Samsul Nizar, op. cit., h. 97
19
Deden Makbuloh, op. cit., h. 193
1

pertama, orang-orang yang berdoa kepada Allah ‘Azza wajalla, mendekatkan diri
kepada-Nya; dalam pertemuan kedua orang sedang memberikan pelajaran. 20
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Rasulullah menjungjung
tinggi kepada pendidikan dan memotivasi agar berkiprah kepada pendidikan dan
pengajaran.
c. Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia
1) UUD 1945, pasal 29
Pasal 29 UUD 1945 memberikan jaminan kepada warga Negara
republik Indonesia untuk memeluk agama dan beribadat sesuai dengan
agama yang dipeluknya, bahkan mengadakan kegiatan yang dapat
menunjang bagi pelaksanaan ibadat. Dengan demikian pendidikan
Islam yang searah dengan bentuk ibadat yang diyakininya diizinkan dan
dijamin oleh Negara.21
2) UU No. 20 Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional
Pertama.Pasal 1 ayat 2 disebutkan:“Pendidikan nasional adalah
pendidikan yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia dan terhadap tuntutan
perubahan zaman .”
Kedua.Pasal 1 ayat 3 disebutkan:“Sistem pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.”22
Sedangkan dari undang-undang no. 20 tahun 2003 ini dapat disimpulkan
bahwa pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

Nur Uhbiyati, op,cit., h. 21.


20

Nur Uhbiyati, op. cit., h. 23.


21
22
http://www.dikti.go.id/files/atur/UU20-2003Sisdiknas.pdf
1

5. Tujuan Pendidikan Agama Islam


Tujuan ialah Suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan telah selesai. Maka Pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan
kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya
bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk
tetap atau statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian
seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya.23
Secara umum tujuan pendidikan ialah kematangan dan integritas
pribadi.Adapula yang merumuskan dengan kata-kata kesempurnaan. 24
Menurut Imam Ghazali tujuan pendidikan yaitu pembentukan insan yang
baik di dunia maupun di akherat.25
Menurut Abdurrahman Saleh Abdullah mengatakan dalam bukunya
“Education Theory a Qur’anic Outlook”, bahwa pendidikan Islam bertujuan untuk
membentuk kepribadian sebagai khalifah Allah SWT. Atau sekurang-kurangnnya
mempersiapkan ke jalan yang mengacu kepada tujuan akhir.26Tujuan utama
khalifah Allah adalah beriman kepada Allah dan tunduk serta patuh secara total
kepada-Nya. Tujuan pendidikan Islam menurutnya dibangun atas tiga komponen
sifat dasar manusia yaitu: 1). Tubuh; 2). Ruh; 3). Akal yang masing-masing harus
dijaga. Bedasarkan hal tersebut maka tujuan pendidikan Islam dapat
dikelasifikasikan kepada:
a. Tujuan Pendidikan Jasmani
Kekuatan fisik merupakan bagian pokok dari tujuan pendidikan,
maka pendidikan harus memiliki tujuan kearah keterampilan-keterampilan
fisik yang dianggap perlu bagi tumbuhnya ke perkasaan yang sehat.
b. Tujuan Pendidikan Rohani
Tujuan pendidikan Islam harus mampu membawa dan
mengembalikan ruh tersebut kepada kebenaran dan kesucian. Maka

23
Zakiah Daradjat, op, cit., h. 29
24
Mohammad Noor Syam, op. cit., h. 144
25
Nur Uhbiyati, op. cit, h. 33.
26
Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidkan Islam, (Jakarta: Ciputat Pres,
2002),cet. ke-1, h. 19.
1

pendidikan Islam menurut Muhammad Qutub ialah meletakkan dasar yang


harus memberikan petunjuk agar manusia memelihara hubungannya yang
terus-menerus dengan Allah swt.
c. Tujuan Pendidikan Akal
Pendidikan yang dapat membantu tercapainya tujuan akal,
seharusnya dengan bukti-bukti yang memadai dan relevan dengan apa
yang mereka pelajari. Karena pada dasarnya pendidikan Islam bukan
hanya memberi titik tekan pada hafalan, sementara proses intelektualitas
dan pemahaman dikesampingkan.
d. Tujuan Sosial
Fungsi pendidikan dalam mewujudkan tujuan sosial adalah
menitikberatkan pada perkembangan karakter-karakter manusia yang unik,
agar manusia mampu beradaptasi dengan standar-standar masyarakat
bersama-sama dengan cita-cita yang ada padanya. Keharmonisan menjadi
karakteristik utama yang ingin dicapai dalam tujuan pendidikan Islam.27
Dari pemaparan diatas tentang tujuan pendidikan Islam adalah bertujuan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang sempurna (insan kamil),
sesuai ajaran dan kepribadian Rosulullah, guna mendekatkan diri kepada Allah
demi mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
6. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan,
dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah Swt. Hubungan
manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya
sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek
pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan
perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.

27
Armai Arief, op, cit. h. 21
1

Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup pendidikan


Agama Islam yang umum dilaksanakan disekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,
inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun islam
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran
ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang
diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah
dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk dan
memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan
materi tentang segala bentuk-bentuk hukum islam yang bersumber pada Al-
Quran, Sunnah, dan dalil-dalil syar’i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah
agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan
melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa
dapat membaca Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat
tertentu yang dimasukan dalam materi pendidikan agama islam yang
disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.
f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat
mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan Agama Islam dari
1

awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan


mencintai Agama Islam.28
7. Nilai-Nilai Pendidikan Islam
Kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari nilai dan nilai itu
diinstitusikan.Institusional nilai yang terbaik adalah melalui upaya pendidikan.
Pandangan Freeman But dalam bukunya yang berjudul Culture History Of
Westren Education yang dikutip oleh Muhaimin dan Mujib menyatakan bahwa
hakikat pendidikan adalah proses transformasi dan internalisasi nilai. Proses
pembiasaan nilai, proses rekonstruksi nilai serta penyesuaian nilai.29
Dalam pendidikan Islam terdapat bermacam-macam nilai Islam yang
mendukung dalam pelaksanaan pendidikan bahkan menjadi suatu rangkaiaan atau
sistem didalamnya. Nilai tersebut menjadi pengembangan jiwa anak sehingga
dapat memberikan out put bagi pendidikan yang sesuai dengan harapan
masyarakat luas. Dengan banyaknya nilai-nilai pendidikan peneliti mencoba
membatasi pembahasan dari penulisan skripsi ini dan membatasi nilai-nilai
pendidikan Islam dengan nilai Tauhid / aqidah, nilai Ibadah, nilai akhlaq, dan nilai
sosial / kemasyarakatan.
a. Nilai-nilai Tauhid atau Aqidah
Aqidah adalah bentuk masdar dari kata ‘aqoda-ya’qidu-‘aqidatan yang
berarti ikatan, simpulan, perjanjian, tokoh.Sedangkan secara teknis aqidah berarti
iman, keyakinan dan kepercayaan.Sehinggga jika disimpulkan aqidah adalah
keyakinan yang menghujam dalam hati manusia. 30Tauhid adalah menghambakan
diri hanya kepada Allah swt, tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah.
Hakikat tauhid adalah permulaan dan penghujung jalan hidup.Segala peningkatan
(Taraqqi) maupun penjenjangan (Tadaruj) yang dicurahkan kepada tauhid
sehingga manusia dapat mengukur kedekatan dan kejauhan hati manusia dengan
Allah.31 Dalam hal ini manusia diwajibkan untuk memiliki keimanan terhadap apa

28
Arizona.blogspot.com/2012/06.ruang-lingkup-pendidikan-agama-islam.
29
Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, ( Bandung : Trigenda karya,
1993),hal. 127.
30
Muhaimin dkk.Pemikiran Pendidikan Islam…hal. 242
31
Jamaluddin Kafie, Tasawuf Kontemporer, (Jakarta : Republika, 2003), cet.ke-2, hal.
119.
1

yang ada dalam rukun iman. Dan dilarang menyekutukan Allah terhadap segala
hal, dan hal tersebut disebut syirik.Dosa syirik tidak dapat diampuni, karena
perbuatan syirik adalah termasuk kedalam dosa besar.
Ibnu Taimiyah dalam bukunya “Aqidah al-Watsithiyah” yang di kutip oleh
Muhaimin dkk, menerangkan bahwa makna aqidah dengan suatu perkara yang
harus dibenarkan dalam hati, dengan jiwa menjadi tenang sehingga jiwa menjadi
mantap tidak dipengaruhi keraguan dan juga tidak dihantui oleh buruk sangka.
Sebagaimana dikutip dalam bukunya “Al-‘Aqoid” Hasan Al-Banna menyatakan
aqidah sebagai suatu yang seharusnya hati membenarkannya sehingga menjadi
ketenangan jiwa, yang menjadikan kepercayaan bersih dari kebimbangan dan
keraguan. 32
Dari pengertian tersebut menggambarkan bahwa ciri-ciri aqidah dalam
Islam adalah sebagai berikut :
a) Aqidah didasarkan pada keyakinan hati, karena itu aqidah tidak menuntut
yang serba rasional dalam aqidah
b) Aqidah Islam sesuai dengan fitrah manusia sehingga pelaksanaan aqidah
dapat menimbulkan ketenangan dan ketentraman.
c) Aqidah Islam diasumsikan sebagai perjanjian dan kokoh, maka dalam
pelaksanaan aqidah harus penuh keyakinan tanpa didasari dengan
keraguan dan kebimbangan.
d) Aqidah Islam tidak sebatas hanya diyakini, lebih lanjut lagi perlu
pengucapan dengan kalimat “Thoyibah” dan diamalkan dengan perbuatan
yang shaleh.
e) Keyakinan dalam aqidah Islam merupakan masalah yang supraempiris,
maka dalil yang dipergunakan dalam pencarian kebenaran tidak hanya
didasarkan atas indra dan kemampuan manusia, melainkan membutuhkan
wahyu yang dibawa oleh para Rasul Allah SWT.
Dalam Islam aqidah merupakan masalah asasi yang merupakan misi
pokok yang diemban para Nabi, baik-tidaknya seseorang dapat ditentukan dari

32
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta : Kencana, 2007), cet.ke-2,
hal. 259-260.
1

aqidahnya. Karena aqidah merupakan masalah asasi, maka dalam kehidupan


manusia perlu di tentukan prinsip-prinsip dasar aqidah Islamiyah agar dapat
menyelamatkan kehidupan manusia di dunia dan di akhirat. Prinsip aqidah antara
lain sebagai berikut :33
1) Aqidah didasarkan atas tauhid yakni mengesakan Allah dari segala
dominasi yang lain.
Prinsip tauhid bukan saja mengesakan Allah seperti yang diyaini
kaum monoteis, melainkan meyakini kesatuan penciptaan. Karena itu,
semua aktivitas harus ditauhidkan hanya untuk Allah semata, bahkan
Allah tidak akan mengampuni bagi orang yang menyekutukan-Nya,
karena perbuatan syirik adalah dosa yang menyalahi prinsip utama
dalam aqidah Islam. Firman Allah dalam al-Qur’an surat an-Nisa : 48:

‫ َﺸﺎٓ ۚ ُء‬Rَ‫ َن ٰ َذِﻟ َﻚ ﻟِ َﻤﻦ ﯾ‬R‫ ۡﻐِﻔ ُﺮ َﻣﺎ ُدو‬R‫إﻧﱠﭑ ﱠ¾َ ﻻ ﯾَ ۡﻐ ِﻔ ُﺮ َأن ﯾُ ۡﺸ َﺮ َك ﺑِ و َﯾ‬
¾ِ ‫ ۡﺸ ِﺮ ۡك ﺑِﭑ ﱠ‬Rُ‫َو َﻣﻦ ﯾ‬ ‫ۦِﮫ‬

٨٤ R‫ َﺮ ٰ ٓى ِإ ۡﺛ ًﻤﺎ َﻋ ِﻈﯿ ًﻤﺎ‬Rَ‫ ۡﻓﺘ‬R‫ﻓَﻘَِﺪٱ‬

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia


mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang
dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka
sungguh iatelah berbuat dosa yang besar.34

2) Aqidah harus dipelajari secara terus menerus dan diamalkan sampai


akhir hayat kemudian didakwahkan kepada yang lain.
Sumber aqidah adalah Allah, dzat yang maha benar. Oleh karena
itu cara mempelajari aqidah harus melalui wahyu-Nya dan rasul-Nya
serta dari pendapat yang telah disepakati oleh umat terdahulu.
Sedangkan cara mengamalkan aqidah dengan cara mengikuti semua
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.35

33
Muhaimin, Kawasan dan Wawasan StudiIslam…hal. 269
34
Al-Qur’an dan terjemahnya.…hal. 86
35
Muhaimin,et al. Kawasan dan Wawasan Studi Islam … hal. 271-273.
2

3) Akal dipergunakan untuk memperkuat aqidah bukan untuk mencari


aqidah. Karena aqidah Islamiyah sudah ada didalam Al-Qur’an dan As-
Sunah.
Aqidah / tauhid merupakan asas dienul Islam, pilar agama dan inti
risalah Illahi serta tujuannya. Ia poros sekaligus senderan agama. Umat
Islam sangat membutuhkannya lebih dari sekedar kebutuhan. Sebab hati
tidak akan hidup, tidak akan memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan
kecuali dengan mengenal Tuhan-Nya, dan pencipta-Nya. 36
b. Nilai-nilai Ibadah (‘Ubudiyah )
Secara bahasa ibadah dapat diartikan sebagai rasa tunduk (thaat),
melakukan pengabdian (tanassuk), merendahkan diri (khudlu’), menghinakan diri
(tadzallul).37Sedangkan menurut Abu A’la Al-Maudadi menyatakan bahwa ibadah
dari akar ‘Abd yang artinya pelayanan dan budak. Ibadah merupakan suatu
bentuk ketundukkan kepada eksistensi (Allah) yang memberi nikmat dan
anugerah tertinggi kepada manusia. Jadi dapat disimpulkan
38
hakekat ibadah
adalah penghambaan untuk mematuhi perintah dan menjauhi larangan Allah.39
Sedangkan ibadah dalam istilah adalah usaha untuk mengikuti hukum-
hukum dan aturan Allah dalam menjalankan hidup yang sesuai dengan perintah-
perintah-Nya, mulai akil baligh sampai meninggal dunia. Indikasi ibadah adalah
kesetian, kepatuhan, dan penghormatan serta penghargaan kepada Allah serta
dilakukan tanpa adanya batasan waktu serta bentuk khas tertentu. 40
Menurut Muhammad Abduh menafsirkan ibadah sebagai suatu bentuk
ketundukkan dan ketaatan sebagai dampak dari rasa pengagungan yang bersemai

36
Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz As- Sulaimani Qor’awi, Cara Mudah Memahami
Tauhid, ( Solo : At-Tibyan, 2000), hal.19
37
Yusuf Al Quradhawi, Ibadah Dalam Islam, ( Jakarta : Akbar, 2005), hal. 26
38
Yusron Razak & Tohirin, Pendidikan Agama Untuk Perguruan Tinggi dan Umum,
(Jakarta : UHAMKA Press, 2011), cet-ke 1, hal. 137.
39
Achmad Chodjim, Alfatihah : Membuka Mata Batin dengan Surah Pembuka, (Jakarta :
Serambi Ilmu Semesta, 2005), cet. ke-5, hal. 130.
40
Yusron Razak & Tohirin, Pendidikan Agama Untuk Perguruan Tinggi …hal. 257 .
2

dalam lubuk hati seseorang terhadap siapa yang menjadi tujuan ketundukanya
kepada Dzat yang menguasai jiwa raga manusia. 41
Sedangkan Ja’far Subhani mengartikan ibadah sebagai ketundukan dan
ketaatan yang berbentuk lisan sekaligus praktik yang timbul sebagai dampak
keyakinan tentang ketuhanan kepada Dzat yang kepada-Nya seseorang tunduk. 42
Dari berbagai definisi di atas dapat diambil satu kesimpulan utama bahwa
hakikat ibadah adalah ketundukan dan kepatuhan yang sempurna kepada Allah
disertai dengan rasa cinta kepada-Nya. 43
Secara garis besar, Islam membagi ibadah terbagi menjadi 2 bagian, yaitu
ibadah khusus, atau ibadah murni ( ibadahmahdhah) dan ibadah yang bersifat
umum ( ibadah ghoiru mahdhah ).
Ibadah Mahdhah adalah segala bentuk aktifitas ibadah yang cara, waktu
dan kadarnya telah ditetapkan oleh Allah dan rasul-nya seperti shalat, puasa dan
haji. Seseorang tidak akan mengetahui ibadah ini kecuali melalui penjelasan Allah
dalam al-Qur’an atau penjelasan Rasulullah sebagaimana dalam hadist. Tatacara
pelaksanaannya pun harus mengikuti sedemikian rupa seperti yang dikerjakan
Nabi, tidak boleh menambah dan tidak boleh mengurangi.Seperti : shalat, puasa
dan haji.44
Adapun ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang tatacaranya tidak
ditentukan oleh Allah.Hal ini menyangkut segala macam amal kebaikan yang
diridhai Allah baik berupa perkataan maupun perbuatan.Ibadah pada aspek ini
cakupannya sangat luas dan dapat berubah-ubah setiap saat.Seperti : berinfak,
menyantuni anak yatim, membantu orang lain, berbakti kepada orang tua,
menyambung silaturahmi, menepati janji, menyeru kepada kebaikan dan melarang
kepada kemungkaran, dsb. Kesemua aktifitas berdasarkan diniatkan untuk
mencari ridha dari Allah swt.Selama yang dilakukannya sesuai dengan ketentuan
syariat Allah.45

41
M. Quraish Shihab, Menjawab 1001 Soal Keislaman yang patut Anda Ketahui, ( Jakarta
: Lentera Hati, 2008), hal. 3.
42
M. Quraish Shihab, Menjawab 1001 Soal Keislaman …hal.128.
43
Yusron Razak, dkk, Pendidikan Agama Untuk Perguruan Tinggi, …hal. 139.
44
M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, ( Bandung : Mizan, 1992), hal. 324-325.
45
Yusron, dkk.,Pendidikan Agama Untuk Perguruan Tinggi … hal. 150
2

Adapun bentuk-bentuk ibadah dapat dikelarifikasikan kedalam 3 bagian,


yaitu :
1) Ibadah person, suatu aktifitas yang tidak melibatkan orang lain,
melainkan semata-mata tergantung pada pihak yang bersangkutan
sebagai hamba Allah yang otonomi. Yang termasuk dalam kategori
ibadah ini adalah amaliyah keagaman seperti shalat, puasa, menuntut
ilmu, dsb.
2) Ibadah antar person, yaitu suatu kegiatan yang pelaksanaannya
tergantung kepada prakarsa pihak yang bersangkutan selaku hamba
Allah secara otonomi, tetapi berkaitan dengan prakarsa (kemauan)
pihak lain. Misalnya pernikahan
3) Ibadah sosial, yaitu kegiatan interaktif antara seorang individu dengan
pihak lain serta dibarengi dengan kesadaran diri sebagai hamba Allah.
Bentuk ibadah sosial ini seperti hubungan ekonomi, politik, budaya,
keamanan dsb. baik bersifat regional maupun internasional. 46

c. Nilai - nilai Akhlak


Menurut bahasa, kata akhlak adalah bentuk jamak dari kata Khuluk.Khuluk
dalam kamus Al-Munjid berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.47
Sedangkan menurut istilah akhlak ialah sifat-sifat yang dibawa manusia
sejak lahir yang tertanam dalam jiwa dan selalu ada padanya.Sifat itu dapat lahir
berupa perbuatan baik atau buruk.48
Akhlak menurut Imam Al-Gazali, ialah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.49
Akhlak menurut konsep Ibnu Maskawih, ialah suatu sikap mental atau
keadaan jiwa yang mendorongnya untuk berbuat tanpa fikir dan

46
Muhaimin,Kawasan dan Wawasan Studi Islam,…280
47
Luis Ma’luf, Kamus Al-Munjid, al-Maktabah al Katulikiyah, Beirut, t.t., hal. 194.
48
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1994), cet. ke-
2, hal. 1.
49
Imam Al-Gazali, Ihya ‘Ulum al-Din, III, al-Masyahad al-Husain, Cairo, t.t., hal.56.
2

pertimbangan.Sementara tingkah laku manusia terbagi menjadi dua unsur, yakni


unsur watak naluriah dan unsur lewat kebiasaan dan latihan. 50
Berdasarkan ide diatas, secara tidak langsung Ibnu Maskawih menolak
pandangan orang-orang Yunani yang mengatakan bahwa akhlak manusia tidak
dapat berubah.51Bagi Maskawih akhlaq yang terela bisa berubah menjadi akhlaq
terpuji dengan jalan pendidikan (Tarbiyah al akhlaq) dan latihan-
latihan.Pemikiran-pemikiran semacam ini jelas sejalan dengan agama Islam,
karena kandungan ajaran Islam secara eksplisit telah mengisyaratkan kearah ini
dan pada hakikatnya syariat agama bertujuan untuk mengkokohkan dan
memperbaiki akhlak manusia.52Kebenaran ini jelas tidak dapat dibantah,
sedangkan akhlak atau sifat binatang saja dapat berubah dari liar menjadi jinak,
apalagi akhlak manusia.
Kewajiban yang dibebankan agama adalah latihan akhlak bagi jiwa
manusia yang bertujuan untuk syi’ar keagamaan, seperti shalat jamaah, haji, dan
lain-lainnya, yang tidak lain adalah menanamkan sifat keutamaan pada jiwa
manusia. Pada sisi lain, kehidupan dapat dinilai mengandung kadar kezaliman
kerena kebutuhan ini manusia harus saling membantu dalam segala aspek untuk
mencapai kemajuan, baik yang bersifat sosial maupun kebudayaan.53
Akhlak terbagi menjadi 2, yang pertama akhlak mahmudah dan akhlak
madzmumah (akhlak mulia dan akhlak tercela). Adapun Akhlak terpuji atau
Mahmudah antara lain :
1) Mentauhidkan Allah, Q.S Al Ikhlas ayat 1-4 :

٤ ‫ َﺣ ۢ ُﺪ‬Rَ‫ ًﻮا أ‬Rُ‫َوﻟۡﻢ ﯾَ ُﻜﻦ ﱠﻟ ُۥﮫ ﻛﻔ‬ ٣ ‫َﻟ ۡﻢ ﯾَﻠِ ۡﺪ َوَﻟ ۡﻢ ﯾُﻮﻟَ ۡﺪ‬ ٢ ‫ﱠﺼ َﻤ ُﺪ‬ ١ ‫ۡ ُﻗﻞ ھُ َﻮ ٱ ﱠ¾ُ َأ َﺣ ٌﺪ‬
‫ٱﻟﻠﱠﮭُﭑﻟ‬
Katakanlah: "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. 2. Allah adalah
Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. 3. Dia tiada beranak

50
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, ( Jakarta : Bulan Bintang, 1986), hal. 61.
51
M.M Syarif, ( Ed), The History of Muslim Philosophy, ( New York, Dover Publications,
1967), hal.469.
52
T.J De Boer, Tarikh al Falsafat fi al Islam. diterj.ke dalam bahasa arab oleh
Muhammad Abd. Al – Nady Abu Zaidah, ( Kairo, mathba’ah Taklif, 1962), hal. 189.
53
Sirajuddin Zar, Filsafat Islam : Filosof &Filsafatnya, (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), cet.ke-2, hal 477.
2

dan tidak pula diperanakkan, 4. Dan tidak ada seorangpun yang setara
dengan Dia."
2) Bertawakal, yaitu menyerahkan segala sesuatu kepada Allah setelah
berusaha semaksimal mungkin . Q.S Al Imran ayat 159 :

‫ﻈًّﺎ ِﻣۡﻦ ﺣﻮﻟ‬Rَ‫ ۡﻮ ُﻛﻨ َﺖ ﻓ‬Rَ‫ ۡۖﻢ َوﻟ‬Rُ‫ﮭ‬Rَ‫ر ۡﺣ َﻤ ٖﺔ ﱢﻣ َﻦ ٱ ﱠ¾ ﻟِﻨ َﺖ ﻟ‬ ‫ﻓَﺒِ َﻤﺎ‬
‫َۖﻚ‬ R‫ ﱡﻀﻮا‬R‫ﻠ ِﺐ ¾َ َﻧﻔ‬Rَۡ‫ﻆَ ٱ ۡﻟﻘ‬R‫َﻏِﻠﯿ‬
‫ َﻮ ﱠﻛ‬Rَ‫ﺘ‬Rَ‫ َذا َﻋ َﺰ ۡﻣ َﺖ ﻓ‬Rِ‫ ۡﻣ ۖ ِﺮ ﻓَﺈ‬R‫ﻷ‬
َ ۡ ‫ ۡﻢ ﻓِﻲ ٱ‬R‫ ۡﻢ َو َﺷﺎ ِو ۡر ُھ‬Rُ‫ﮭ‬Rَ‫ ۡﺮ ﻟ‬Rِ‫ ۡﻐﻔ‬Rَ‫ ۡﻢ َوٱ ۡﺳﺘ‬Rُ‫ﻋﻒ َﻋ ۡﻨﮭ‬ُ ‫ﻓ َۡﭑ‬
¾Rِۚ ‫ﻰ ٱ ﱠ‬Rَ‫ۡﻞ َﻋﻠ‬
٩٥١ ‫ِإ ﱠن ٱ ﱠ¾َ ﯾُ ِﺤ ﱡﺐ ٱ ۡﻟ ُﻤَﺘَﻮ ﱢﻛ ِﻠﯿ َﻦ‬

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah


lembut terhadap mereka.Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati
kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.”

3) Bersyukur, yaitu sikap yang selalu ingin memanfaatkan dengan sebaik-


baik nikmat yang telah diberikan oleh Allah, sikap yang di jelaskan dalam
Q.S. An Nahl :14:

‫ ِﺣ‬Rُ‫ ۡﺨ ِﺮ ُﺟﻮ ْا ِﻣ ۡﻨﮫ‬Rَ‫ ۡﺴﺘ‬Rَ‫ﺎ َوﺗ‬Rّ‫ ۡﺤ ٗﻤﺎ طَ ِﺮ ٗﯾ‬R‫ َﻟ‬Rُ‫ﻮْا ِﻣ ۡﻨﮫ‬Rُ‫ ۡﺄ ُﻛﻠ‬Rَ‫ ۡﺤ َﺮ ﻟِﺘ‬Rَ‫ ۡﻟﺒ‬R‫ﺨﺮٱ‬
َ ‫ﺳ‬
‫ ِﺬي َ ﱠ‬R‫ُ َﻮٱﻟﱠ‬R‫وھ‬
‫ َﺮى‬Rَ‫ ۖﺎ َوﺗ‬R‫ َﮭ‬Rَ‫ﻧ‬R‫ ُﺴﻮ‬Rَ‫ﻠﺒ‬Rَۡ‫ ٗﺔ ﺗ‬Rَ‫ۡﻠﯿ‬
٤١ ‫ ۡﺸ ُﻜ ُﺮو َن‬Rَ‫ ُﻜ ۡﻢ ﺗ‬R‫ َﻌﻠﱠ‬R‫و َﻟ‬
R‫ ُﻐﻮ‬Rَ‫ ۡﺒﺘ‬Rَ‫ﻣ َﻮا ِﺧ َﺮ ﻓِﯿ ِﮫ َوِﻟﺘ‬ ‫ٱ ۡﻟ ُﻔ ۡﻠ َﻚ‬
‫ ۡﻀِﻠ ِۦﮫ‬R‫ْا ِﻣﻦ َﻓ‬

Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu


dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Akhlak mulia banyak jumlahnya tetapi dilihat dari segi hubungannya
manusia dengan Allah. Akhlak mulia terbagi dengan segala kelengkapan
jasmaniah menjadi 3 bagian :
2

a. Akhlak terhadap Allah


Titik tolak Akhlak terhadap Allah adalah pengakuan dan
kesadaran bahwa tiada tuhan melainkan Allah swt.Dia memiliki
sifat-sifat terpuji yang manusia tidak mampu menjangkau hakikat-
Nya.54
b. Akhlak terhadap diri sendiri
Selaku individu, manusia diciptakan oleh Allah swt. Dengan
segala kelengkapan jasmaniah dan rohaniah, seperti akal pikiran,
hati, nurani, perasaan dan kecakapan batin dan bakat.
c. Akhlak terhadap sesama manusia.
Manusia adalah makhluk sosial yang berkelenjutan
eksistensinya secara fungsional dan optimal banyak bergantung
pada orang lain. Untuk itu, manusia perlu bekerja sama dan saling
tolong menolong dengan orang lain, oleh karena itu ia perlu
menciptakan suasana yang baik antar yang satu dengan yang
lainnya dan berakhlak baik.55
Sebaliknya yang dimaksud dengan akhlak tercela atau akhlak
Madzmumah adalah perbuatan buruk atau jelek terhadap Tuhan, sesama manusia
dan makhluk lainnya antara lain :
1) Musyrik
Yaitu sikap mempersekutukan Allah Swt. Dengan makhluk-Nya dengan
cara menganggap bahwa ada suatu makhluk yang menyamai kekuasaan-Nya.56
2) Munafik
Yakni sikap yang menampakan dirinya bertentangan dengan kemauan
hatinya dalam kehidupan beragama. Q.S Al Munafiqun ayat 1:

54
M. Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an : Tafsir Maudhu’I atas Pelbagai Persoalan
Umat, ( Bandung : Mizzan, 1996), cet. ke-1, 261
55
Moh. Ardani, Akhlak Tasawwuf “ Nilai-nilai Akhlak atau Budi Pekerti dalam Ibadat
dan Tasawuf “, ( Jakarta : CV. Karya Muli, 2005), hal. 44.
56
Mahyudi, Kuliah Akhlak Tasawuf, ( Jakarta : Kalam Mulia, 1999), cet. ke-3, hal. 9.
2

‫وٱ ﱠ¾ُ ﯾَ ۡﺸ َﮭُﺪ ِإ ﱠن‬ Rَ‫ َﻚ ﻟ‬R‫ ُﻢ ِإ ﱠﻧ‬Rَ‫ ﯾَ ۡﻌﻠ‬Rُ¾‫ وٱ ﱠ‬R‫ ُﺪ ِإ ﱠﻧ‬Rَ‫ ۡﺸﮭ‬Rَ‫ﻮ ْا ﻧ‬Rُ‫ﺎﻟ‬Rَ‫ﻮ َن ﻗ‬Rُ‫ِﻔﻘ‬R‫إ َذا ﺟﺎٓ َء َك ٱ ۡﻟ ُﻤ ٰ َﻨ‬
‫ﮫ‬Rُ‫َﺮ ُﺳﻮﻟ‬ ¾ۗ ‫ َﺮ ُﺳﻮ ُل ٱ ﱠ‬Rَ‫َﻚ ﻟ‬
١ ‫ ٰ َﻜ ِﺬﺑُﻮ َن‬Rَ‫ِﻘﯿ َﻦ ﻟ‬Rِ‫ﻔ‬R‫ٱ ۡﻟ ُﻤ ٰ َﻨ‬
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami
mengakui, bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". dan Allah
mengetahui bahwa Sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah
mengetahui bahwa Sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang
pendusta.

3) Boros atau berfoya-foya


Adalah sikap atau perbuatan yang selalu melampaui batas ketentuan
agama, masalah boros ini diterangkan oleh Allah dalam Q.S Asy- Syuaraa ayat
151:

‫ ۡﻣ َﺮ ٱ ۡﻟ ُﻤ ۡﺴ‬Rَ‫ ِﻄﯿ ُﻌ ٓﻮْا أ‬R‫ َو َﻻ ُﺗ‬


١٥١ ‫ِﺮﻓِﯿ َﻦ‬

Dan janganlah kamu mentaati perintah orang-orang yang melewati batas

Allah sangat tidak menyukai orang-orang melampaui batas.

d. Nilai-nilai sosial kemasyakatan


Pada bidang kemasyarakatan ini mencakup pergaulan manusia di atas
bumi, tentang benda, ketatanegaraan, hubungan antar Negara, hubungan antar
dimensi sosial manusia. Dengan kata lain nilai sosial adalah penanaman nilai-nilai
yang mengandung nilai sosial, dalam dimensi ini terkait dengan integrasi sesama
manusia yang mencakup barbagai norma baik kesusilaan, kesopanan, dan segala
produk hukum yang ditetapkan manusia, misalnya: gotong royong, toleransi, kerja
sama, ramah tamah, solidaritas, kasih sayang antar sesama, perasaan, simpati, dan
empati terhadap sahabat dan orang lain disekitarnya. 57

Adapun nila-nilai yang terkandung dalam sosial kemasyarakatan ada


banyak sekali, untuk itu penulis membatasi masalah nilai-nilai sosial
kemasyarakatan pada penulisan skripsi ini yaitu sedekah.

57
M. Quraish Shihab, Wawasan Al Qur’an,… hal. 319
2

Sedekah asal kata bahasa arab Shadaqoh yang berarti suatu pemberian
yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan
sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu
pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap
ridho Allah swt dan pahala semata. Sedekah dalam pengertian diatas oleh para
fuqoha (ahli fiqih) disebut shadaqoh at-tatawwu’(sedekah spontan dan sukarela ).
Di dalam Al Qur’an banyak sekali ayat-ayat yang menganjurkan kaum
Muslim untuk senantiasa memberikan sedekah. Diantara ayat yang dimaksudkan
adalah firman Allah Swt dalam surat An Nisa ayat 114:

‫ ۡو َﻣ‬Rَ‫ َﻣ َﺮ ﺑِ َﺼ َﺪﻗَ ٍﺔ أ‬Rَ‫ ۡﻢ ِإ ﱠﻻ َﻣ ۡﻦ أ‬Rُ‫ ۡﺠ َﻮ ٰ¾ﮭ‬R‫۞ ﱠﻻ َﺧ ۡﯿ َﺮ ﻓِﻲ َﻛِﺜﯿ ٖﺮ ﱢﻣﻦ ﻧﱠ‬


‫ ۢ ِﺢ ﺑَ ۡﯿ َﻦ‬Rَ‫ ۡو ِإ ۡﺻ ٰﻠ‬Rَ‫ۡﻌ ُﺮو ٍف أ‬
‫ ۡﺆﺗِﯿ ِﮫ أ‬Rُ‫ َﺴ ۡﻮ َف ﻧ‬Rَ‫ﻣ ۡﺮ َﺿﺎ ِت ٱ ﱠ¾ ﻓ‬ Rِ‫ ۡﻔ َﻌ ۡﻞ ٰ َذﻟ‬R‫ﺎ ۚ ِس و َﻣﻦ َﯾ‬R‫ٱﻟ ﱠﻨ‬
٤١١ ‫ۡﺟ ًﺮا َﻋ ِﻈﯿ ٗﻤﺎ‬ ‫َﻚ ٱ ۡﺑِﺘ َﻐﺎٓ َء‬

Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali


bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau
berbuat ma'ruf, atau Mengadakan perdamaian di antara manusia.dan
Barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keredhaan Allah, Maka
kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar.

Para fuqaha sepakat hukum sedekah pada dasarnya adalah sunnah,


berpahala bila dilakukan dan tidak berdosa jika ditinggalkan. Disamping sunnah,
adakalanya hukum sedekah menjadi haram yaitu dalam kasus seseorang yang
bersedekah mengetahui pasti bahwa orang yang bakal menerima sedekah tersebut
akan menggunakan harta sedekah untuk kemaksiatan. Terakhir ada kalanya juga
hukum sedekah menjadi wajib, yaitu ketika seseorang bertemu dengan orang lain
yang sedang kelaparan hingga dapat mengancam keselamatan jiwanya, sementara
dia mempunyai makanan yang lebih dari apa yang diperlukan saat itu. Hukum
sedekah menjadi wajib jika seseorang bernazar hendak bersedekah kepada
seseorang atau lembaga.
Menurut fuqaha, sedekah dalam arti shadaqah at-tatawwu berbeda
dengan zakat. Sedekah lebih utama jika diberikan secara diam-diam dibandingkan
secara terang-terangan dalam arti diberitahukan atau diberitakan kepada umum.
2

Hal ini sejalan dengan hadist Nabi Saw. dari sahabat Abu Hurairah. Dalam hadist
itu dijelaskan salah satu kelompok hamba Allah Swt. yang mendapat naungan-
Nya dihari kiamat kelak adalah seseorang yang memberi sedekah dengan tangan
kanannya lalu ia sembunyikan seakan-akan tangan kirinya tidak tahu apa yang
telah diberikan oleh tangan kanannya tersebut. 58

Sedekah lebih utama diberikan kepada kaum kerabat atau sanak saudara
terdekat sebelum diberikan kepada orang lain. Kemudian sedekah itu seyogyanya
diberikan kepada orang yang betul-betul sedang mendambakan uluran
tangan.Mengenai kreteria yang lebih utama disedekahkan. Para fuqoha
berpendapat, barang yang akan disedekahkan sebaiknya barang yang berkualitas
baik dan disukai oleh pemiliknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Swt. Q.S Al
Imran : 92:

٢٩ ‫ﻢ‬ٞ ‫ﻋِﻠﯿ‬ ‫ﻘُﻮ ْا ِﻣﻦ‬Rِ‫ﻨﻔ‬R‫ ُﺗ‬R‫ ِﺤﱡﺒﻮ ۚ َن َو َﻣﺎ‬Rُ‫ﻮ ْا ِﻣ ﱠﻤﺎ ﺗ‬Rُ‫ﻘ‬Rِ‫ﻨﻔ‬R‫ ٰﻰ ُﺗ‬R‫ﺣ ﱠﺘ‬ ‫ﻟَﻦ َﺗﻨَﺎﻟُﻮ ْا ٱ ۡﻟ ِﺒ ﱠﺮ‬
‫ۦِﮫ‬Rِ‫ ﺑ‬Rَ¾‫ ﱠن ٱ ﱠ‬Rِ‫ﺈ‬Rَ‫َﺷ ۡﻲ ٖء ﻓ‬
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang
kamu nafkahkan Maka Sesungguhnya Allah mengetahuinya.

B. Deskriptif Novel

1. Pengertian Novel
Karya sastra dapat digolongkan sebagai salah satu sarana pendidikan
dalam arti luas. Pendidikan dalam arti ini tidak terbatas pada buku-buku teks
(pelajaran dari kurikulum yang diajarkan disekolah), namun bisa berupa karya
sastra seperti cerpen, puisi, novel, Dunia kesusastraan secara garis besar mengenal
3 jenis teks sastra, yaitu naratif (prosa), teks monolog (puisi), dan teks dialog
(drama). Salah satu dari ragam prosa adalah novel.59
Kata sastra menurut A. Teeuw, sebagaimana dikutip oleh Atmazaki,
“berasal dari bahasa Sansekerta; akar kata sas-, dalam kata kerja turunan berarti
“mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk atau instruksi”. Akhiran –tra

58
http://sigitwahyu.net/ensiklopedi/ pengertian-shodaqoh-sedekah.html.
Widjoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, (Bandung:
59

UpiPress, 2006), cet. ke-1, hal. 43.


2

biasanya menunjuk alat, sarana. Maka dari itu, sastra dapat berarti “alat untuk
mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran”. 60
Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan
pengamatannya terhadap kehidupan.Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan
dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukkan unsur hiburan dan
penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia. 61
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, novel diartikan sebagai “karangan
prosa yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang
dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap
pelaku”.62
Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling populer di dunia.
Bentuk sastra ini paling banyak beredar, lantaran daya komunikasinya yang luas
pada masyarakat. 63
Novel menceritakan berbagai masalah kehidupan manusia dalam
interaksinya dengan lingkungan, diri sendiri, serta dengan Tuhan. Novel
merupakan hasil dialog, kontemplasi, dan reaksi pengarang terhadap lingkungan
dan kehidupannya. Walau berupa khayalan, tidak benar jika novel dianggap
sebagai hasil kerja lamunan belaka, melainkan penuh penghayatan dan
perenungan secara intens terhadap hakikat hidup dan kehidupan, serta dilakukan
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.64
Daya tarik inilah yang pertama-tama akan memotivasi orang untuk
membacanya. Hal ini disebabkan karena pada dasarnya setiap orang senang
dengan cerita, baik yang diperoleh dengan cara membaca maupun mendengarkan.
Melalui sarana cerita ini pembaca secara tidak langsung dapat belajar, merasakan,
dan menghayati berbagai permasalahan kehidupan yang secara sengaja
ditawarkan oleh pengarang.Oleh karena itu, cerita, fiksi, atau karya sastra pada

60
Atmazaki, Ilmu Sastra: Teori dan Terapan, (T.tp.: Angkasa Raya, t.t.), h. 16-17.
61
Burhan Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press,2010), Cet. VIII, h..2-3.
62
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Pustaka, 2003) Edisi III. h.788
63
Sahabat Bersama, Pengertian Novel, 2012, (http://Sobatbaru. Blogspot.com.).
64
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 3.
3

umumnya sering dianggap dapat membuat manusia menjadi lebih arif, atau dapat
dikatakan sebagai “memanusiakan manusia”. 65
Novel adalah syarat utamanya menarik, menghibur dan mendatangkan
rasa puas setelah orang habis membacanya.66 Salah satu novel beredar yang
bertajuk pendidikan serta dapat menginspirasi bagi setiap pembacanya, adalah
novel Laskar Pelangi, Sebuah novel karya anak bangsa yang bercerita tentang
sebuah perjuangan seorang guru dan beberapa murid untuk memperjuangkan
pendidikan walaupun serba kekurangan dari segi sarana dan prasarana. Namun
dalam kondisi yang sangat kekurangan itu masih ada semangat yang sangat luar
biasa untuk mendapatkan pendidikan, kita yang tak kurang apapun baik sarana
ataupun prasarana seharusnya bisa lebih baik mendapatkan pendidikan daripada
orang terdahulu.
2. Karekteristik dan Ciri-Ciri Novel
Karakteristik novel di Indonesia ada sedikit perbedaan antara roman,
novel, dan cerpen. Ada juga yang disebut novellet. Dalam roman biasanya kisah
berawal dari tokoh lahir sampai dewasa kemudian meninggal, roman biasanya
mengikuti aliran romantik. Sedangkan novel berdasarkan realism, dan hidupnya
dapat berubah dari keadaan sebelumnya. Berbeda dengan cerita pendek yang
tidak berkepentingan pada kesempurnaan cerita atau keutuhan sebuah cerita,
tetapi lebih berkepentingan pada kesan.67
Novel adalah salah satu karya yang berbentuk prosa. Ciri-ciri novel antara
lain: (a) ditulis dengan gaya narasi, yang terkadang dicampur dengan deskripsi
untuk menggambarkan suasana; (b) bersifat realistis, artinya tanggapan pengarang
terhadap situasi lingkungannya; (c) bentuknya lebih panjang, biasanya lebih dari
10.000.000 kata; (d) alur ceritanya cukup kompleks. 68

65
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 4.
66
Widjoko dan Endang Hidayat, op. cit., hal. 43.
67
Sahabat Bersama, Pengertian Novel, 2012,(http://Sobatbaru. Blogspot.com).
68
Nia Tanjung. Ciri-ciri Novel, 2011, (http:// cikapublishing.blogspot.com.).
3

3. Jenis-Jenis Novel
Sedangkan novelyang digolongkan kedalam beberapa jenisnovel adalah
diantaranya yaitu:
a. Novel Populer, merupakan jenis sastra populer yang menyuguhkan
problematika kehidupan yang berkisar pada cinta, asmara yang
bertujuan untuk menghibur.
b. Novel Picisan, merupakan jenis karya sastra yang menyuguhkan
cerita tentang pencintaan yang terkadang tidak menuju menjurus
pornografi, jenis karya sastra ini bernilai rendah, ceritanya cendrung
cabul, alurnya datar
c. Novel Absurd, merupakan jenis karya sastra yang ceritanya
menyimpang dari logika, irasional, realitas bercampur angan-angan
atau mimpi. Tokoh-tokoh ceritanya “anti tokok” seperti orang mati
bisa hidup kembali, mayat bisa bicara, dsb. Secara nalar logika hal
tersebut tidak akan terjadi. Inilah jenis novel yang dalam cerita
pengarang membungkus dengan hal yang diluar nalar manusia.69
Adapun jenis novel yang digunakan disini adalah jenis novel populer
karena novel ini mengandung problematika kehidupan yang berfungsi untuk
menghibur masyarakat.
4. Unsur-Unsur Novel
Sebuah novel merupakan sebuah totalitas, suatu kemenyuluruhan yang
bersifat astistik. Sebagai sebuah totalitas, novel mempunyai unsur-unsur yang
saling berkaitan satu dengan yang lain secara erat. Unsur-unsur pembangun
sebuah novel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu unsur intrinsik dan unsur
ekstrinsik.Kedua unsur inilah yang sering digunakan para kritikus dalam mengkaji
dan membicarakan novel atau karya sastra pada umumnya.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
a. Unsur Intrinsik
Unsur Intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu
sendiri. Unsur-unsur inilah yang secara faktual akan dijumpai oleh pembaca saat

69
Anne Ahira, Berkenalan Dengan Jenis-Jenis Novel, 2012, (http:// anneAhira.com).
3

membaca karya sastra. Kepaduan antar unsur intrinsik inilah yang membuat
sebuah novel berwujud.70
b. Tema
Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel. Gagasan
dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang
yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Tema dalam sebuah cerita dapat
dipahami sebagai sebuah makna yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga
cerita itu hadir sebagai alur, penokohan, sudut pandang, latar, dan lain-lain akan
berkaitan dan bersinergi mendukung eksistensi tema.
Dalam sebuah cerita, tema jarang diungkapkan secara ekplisit, tetapi
menjiwai keseluruhan cerita.Adakalanya memang dapat ditemukan sebuah
kalimat, alinea, atau percakapan yang mencerminkan tema secara
keseluruhan.Namun, walaupun demikian, tema harus ditemukan lewat pembacaan
mendalam dan pemahaman yang kritis dari pembaca.
Dengan demikian tema dapat dipandang sebagai dasar cerita, gagasan
dasar umum, sebuah karya novel.Gagasan dasar umum inilah yang tentunya telah
ditentukan sebelumnya oleh pengarang yang dipergunakan untuk
mengembangkan cerita.71
c. Alur
Secara umum, alur merupakan rangkaian peristiwa dalam sebuah
cerita.Atau lebih jelasnya, alur merupakan peristiwa-peristiwa yang disusun satu
per satu dan saling berkaitan menurut hukum sebab akibat dari awal sampai akhir
cerita.72
Dari pengertian tersebut terlihat bahwa tiap peristiwa tidak berdiri sendiri.
Peristiwa yang satu akan mengakibatkan timbulnya peristiwa yang lain, peristiwa
yang lain itu akan menjadi sebab bagi timbulnya peristiwa berikutnya dan
seterusnya sampai cerita tersebut berakhir

70
Burhan Nurgiyantoro, op.cit., h. 23.
71
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 70.
72
Robert Stanton, Teori Fiksi, Terj. dariAn Introduction to Fiction oleh Sugihastuti dan
Rossi Abi Al Irsyad, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), Cet. I, h. 26.
3

d. Penokohan
Penokohan merupakan unsur penting dalam karya fiksi. Dalam kajian
karya fiksi, sering digunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak
dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan
menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah-istilah tersebut sebenarnya tidak
menyaran pada pengertian yang sama, atau paling tidak serupa. Namun dalam
skripsi ini penulis tidak akan terlalu membahas perbedaan tersebut secara fokus,
sebab inti kajian skripsi ini bukan terletak pada masalah tersebut.
Dengan demikian, istilah “penokohan” lebih luas pengertiaanya daripada
“tokoh” dan “perwatakan” sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh
cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan pelukisannya
dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada
pembaca, penokohan sekaligus menyaran pada tekhnik perwujudan dan
pengembangan tokoh dalam sebuah cerita.73
e. Latar
Berhadapan dengan sebuah karya fiksi, pada hakikatnya berhadapan pula
dengan sebuah dunia yang sudah dilengkapi dengan tokoh penghuni serta
permasalahannya.Namun, tentu saja, hal itu kurang lengkap sebab tokoh dengan
berbagai pengalaman kehidupannya itu memerlukan ruang lingkup, tempat dan
waktu, sebagaimana kehidupan manusia di dunia nyata.
Robert Stanton mengemukakan bahwa latar adalah lingkungan yang
melingkupi sebuah peristiwa dalam cerita, semesta yang berinteraksi dengan
peristiwa-peristiwa yang sedang berlangsung.74
Latar atau yang sering disebut juga sebagai landas tumpu, menyaran pada
pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial tempat terjadinya
peristiwa di mana peristiwa-peristiwa itu diceritakan. 75
Burhan Nurgiyantoro membagi latar yang terdapat dalam karya fiksi ke
dalam tiga kategori, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.Latar tempat
adalah latar yang menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan
73
Burhan Nurgiyantoro, op. cit., h. 166.
74
Robert Stanton, op.cit., h. 35.
75
Burhan Nurgiyantoro, op.cit., h. 216.
3

dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan berupa tempat-tempat
dengan nama-nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama
jelas. Tempat-tempat yang bernama adalah tempat yang dapat dijumpai dalam
dunia nyata.76
Sedangkan latar waktu berkaitan dengan masalah “kapan” terjadinya
peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.
Adapun latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.
Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup
yang cukup kompleks. Ia bisa berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi,
keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain yang
tergolong dalam latar spiritual. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan
dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah, dan
atas.77
f. Sudut pandang
Sudut pandang, point of view,merupakan salah satu unsur fiksi yang oleh
Stanton digolongkan sebagai sarana cerita.Walau demikian, hal itu tidak berarti
bahwa perannya dalam fiksi tidak penting. Sudut pandang haruslah
diperhitungkan kehadirannya, bentuknya, sebab pemilihan sudut pandang akan
berpengaruh terhadap penyajian cerita. Reaksi afektif pembaca terhadap sebuah
karya fiksi pun dalam banyak hal akan dipengaruhi oleh bentuk sudut pandang.78
Menurut Abrams Sudut pandang, point of view, menyaran pada cara
sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yang
dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar,
dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada
pembaca.79
Sedangkan menurut Stevick Sudut pandang mempunyai hubungan
psikologis dengan pembaca.Pembaca membutuhkan persepsi yang jelas tentang

76
Ibid., h. 227.
77
Ibid, h. 233-234.
78
Burhan Nurgiyantoro, op.cit., h. 246.
79
Burhan Nurgiyantoro, op.cit., h. 248.
3

sudut pandang cerita. Pemahaman pembaca terhadap sebuah novel akan


dipengaruhi oleh kejelasan sudut pandangnya. Pemahaman pembaca pada sudut
pandang akanmenentukan seberapa jauh persepsi dan penghayatan, bahkan juga
penilaiannya terhadap novel yang bersangkutan.80
Sudut pandang dijelaskan Harry Show dalam bukunya The Craft of
Fiction, sudut pandang terbagi menjadi 3:Pertama. Pengarang menggunakan
sudut pandang tokoh dan kata ganti orang pertama, mengisahkan apa yang terjadi
dengan dirinya dan mengungkapkan perasan sendiri dengan kata-kata
sendiri.Kedua.Pengarang menggunakan sudut pandang tokoh bawahan, ia lebih
banyak terlihat dari luar daripada terlihat dalam cerita pengarang, biasanya
menggunakan kata ganti orang ketiga.Ketiga.Pengarang menggunakan sudut
pandang impersonal, ia sama sekali berdiri di luar cerita, ia serba melihat, serba
mendengar, serba tahu, ia sampai melihat kepemikiran tokoh dan mampu
mengkisahkan rahasia batin yang paling dalam dari tokoh.Keempat.Unsur
Ektrinsik.
Unsur Ekstrinsik adalah unsur-unsur di luar karya sastra, tetapi secara
tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem organisme karya sastra.
Namun ia sendiri tidak ikut menjadi bagian didalamnnya. Walau demikian unsur
ekstrinsik cukup berpengaruh (untuk dikatakan : cukup menentukan) terhadap
totalitas terhadap bangun cerita yang dihasilkan. Oleh karena itu unsur ekstrinsik
sebuah novel haruslah tetap dipandang sebagai suatu yang penting.81
Unsur ini meliputi latar belakang penciptaan, sejarah, geografi pengarang,
dan lain-lain di luar instrinsik. Unsur-unsur yang ada di luar tubuh karya sastra.
Perhatian terhadap unsur-unsur ini akan membantu keakuratan dalam menafsirkan
isi suatu karya sastra. 82
C. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah pemaparan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti lainnya atau para ahli.Dengan adanya tinjauan pustaka ini penelitian
seseorang dapat diketahui keasliannya.
80
Burhan Nurgiyantoro, op.cit., h. 251.
81
Burhan Nurgiyantoro, op.cit., h. 24
82
Novel Sekolah, Pengertian Novel, 2012, (http:// fantastic007.file.wordpress.com.).
3

Ada beberapa skripsi yang mengangkat penelitian tentang novel,


diantarannya judul skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak yang
Terkandung Dalam Novel Laskar Pelangi” yang dilakukan oleh Ahmad Farhan
mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Dalam penelitian yang dilakukan oleh
Ahmad Farhan mengangkat bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada
dalam novel Laskar Pelangi, sedangkan penulis dalam penelitian ini
mengungkapkan nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam novel Laskar Pelangi.
Berbeda lagi dengan skripsi yang ditulis oleh Akhmad Khumaidi yang
mengangkat judul skripsi “Aspek-Aspek Pendidikan Islam yang Terkandung
Dalam Novel Sang Pencerah”karya Akmal Nasery Basral sebagai alat
pembelajaran PAI.Letak perbedaanya dijudul novel dan isinya pun juga sudah
sangat berbeda.
Berdasarkan tinjauan tersebut, tampaknya masih memungkinkan untuk
meneliti skripsi dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan Agama Islam yang
Terkandung Dalam Novel Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata.
3

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif
dengan menggunakan data yang muncul berwujud kata-kata dan bukan rangkaian
angka. Data itu mungkin telah dikumpulkan dengan aneka macam cara dan yang
biasanya “diproses” kira-kira sebelum siap digunakan (melalui pencatatan,
pengetikan, penyuntingan, atau alih - tulis), tetapi analisis kualitatif tetap
menggunakan kata-kata, yang biasanya disusun kedalam teks yang diperluas. 1
Penelitian sastra, sebagaimana penelitian disiplin lain, bersandar pada
metode yang sistemtis. Hanya saja penelitian bersifat deskriptif, karena itu
metodenya juga digolongkan kedalam metode deskriptif, Dalam hal ini, Nawawi
menjelaskan metode deskriptif sebagai berikut :
“metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah
yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subjek atau
objek penelitian (novel, drama, cerita pendek, puisi) pada saat sekarang
berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.”2
Berdasarkan penjelasan diatas analisis nilai-nilai pendidikan agama islam
yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dilakukan
pembacaan dan ditelaah secara mendalam tentang makna kata-kata yang terdapat
dalam dialog dan narasi novel tersebut.
B. Sumber Data
Sumber data terkait dengan subjek penelitian dari mana data diperoleh.
Subjek penelitian sastra adalah teks-teks novel, novella, cerita pendek, drama dan
puisi.
Untuk sumber data primer seperti yang diangkat penulis dalam penulisan
skripsi ini adalah novel Laskar Pelangi karya Andrea Hirata. Sedang sumber data
sekunder meliputi: jurnal, kumpulan kritik sastra, skripsi, tesis dan lain-lain

1
Matthew B. Miles, dan A. Michael Huberman, Analisis data kualitatif, ( Jakarta : UI-
pres, 2009). h. 16
2
Siswantoro, metode penelitian sastra, (Yogyakarta :PustakaPelajar, 2010). h. 56

37
3

sumber yang terkait erat dengan data primer, yang berfungsi memperkuat validasi
data primer.3
Sumber data yang penulis gunakan untuk penelitian ini adalah Novel
Laskar Pelang karya Andrea Hirata.
C. Teknik Pengumpulan Data
Setelah tahap pertama dan kedua dilakukan, berikutnya diikuti dengan
pelaksanaan terhadap pengumpulan data (tahap ketiga). Beberapa tekhnik
pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: (1) tes, (2) angket, (3)
wawancara, (4) observasi, (5) telaah dokumen. 4Dari kelima tekhnik pengumpulan
data tersebut, peneliti menggunakan teknik telaah dokumen atau biasa disebut
dengan studi dokumentasi. Peneliti menghimpun, memeriksa, mencatat dokumen-
dokumen yang menjadi sumber data penelitian.
Dokumentasi berasal dari kata “dokumen” yang artinya barang-barang
tertulis. Dalam melaksanakan studi dokumentasi ini, peneliti memilih novel
Laskar Pelangi karya Andrea Hirata sebagai bahan dalam pengumpulan data.
Dalam penelitian kualitatif teknik ini merupakan alat pengumpul data yang utama
karena pembuktian rasional melaui pendapat, teori atau hukum-hukum yang
diterima, baik mendukung maupun yang menolong hipotesis tersebut.5
D. Teknik Analisis Data
1. Metode Analisis Isi (Content Analysis)
Yaitu sebuah analisis yang digunakan untuk mengungkap, memahami dan
menangkap isi karyasastra. Dalam karya sastra, isi yang dimaksud adalah pesan-
pesan yang disampaikan pengarang melalui karya sastranya. Analis isi didasarkan
pada asumsi bahwa karya sastra yang bermutu adalah karya sastra yang mampu
mencerminkan pesan positif kepada para pembacanya. 6
Menurut Weber, Content Analysis adalah metodologi penelitian yang
memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik sebuah kesimpulan yang

3
Siswantoro, op, cit. hal. 72
4
Hamsyir Salam & Jaenal Aripin, Methodologi Penelitian Sosial,… hal. 143-135.
5
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan:Komponen MKDK, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004), cet. ke-4, hal.181.
6
Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarya: Med press, 2008),
hal. 160.
3

sahih dari pernyataan atau dokumen. Demikian juga dengan Holsi, yang
mengartikan Content Analysis sebagai teknik apapun yang digunakan untuk
menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan dan dilakukan
secara obyektif dan sistematis.7
2. MetodeDeskriptif
Yaitu suatu cara yang digunakan untuk membahas objek penelitian secara
apa adanya berdasarkan data-data yang diperoleh.8Adapun teknik deskriptif yang
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif. Dengan analisis kualitatif
akan diperoleh gambaran sistematik mengenai isi suatu dokumen. Dokumen
tersebut diteliti isinya kemudian diklasifikasikan menurut criteria atau pola
tertentu. Yang hendak dicapai dalam analisisi ini adalah menjelaskan pokok-
pokok penting dalam sebuah manuskrip atau dokumen.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen berarti alat yang dipergunakan untuk mengumpukan data. Selama
ini yang dikenal umum adalah test, interview, observasi, atau angket. Tetapi
dalam penelitian sastra instrumennya adalah peneliti itu sendiri.9
Menurut Nasution peneliti sebagai instrument penelitian serasi untuk
penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyusaikan diri terhadap semua aspek
keadaan
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan
4. Situasi-situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami
dengan pengetahuan semata.
5. Peneliti sebagai instrument dapat segera menganalisis data yang diperoleh

7
Burhan Bungin, Conten Analisis dan Group Discussion dalam Penelitian Sosial,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), hal. 172.
8
Lexy J. Moleong, op.cit., hal. 163.
9
Siswantoro, op,cit. hal. 73
4

6. Hanya manusia sebagai instrument dapat mengambil kesimpulan


berdasarkan data yang dikumpulkan untuk memperoleh penegasan,
perubahan, perbaikan, atau pelaksanaan.
7. Untuk mempertinggi tingkat kepercayaan dan tingkat pemahaman
mengenai aspek yang diteliti.10
Kegiatan yang dilakukan peneliti sehubungan dengan pengambilan data yaitu,
kegiatan membaca novel Laskar Pelangi dan peneliti bertindak sebagai pembaca
yang aktif membaca, mengenali, mengidentifikasi yang didalamnya terdapat
gagasan-gagasan dan pokok pikiran, sehingga menjadi sebuah keutuhan makna.
F. Tekhnik Penulisan
Teknik penulisan yang digunakan dalam skripsi ini merujuk pada buku
Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2013.

10
Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2009) hal. 308
4

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Novel
1. Sinopsis Novel
Cerita dari sebuah daerah di Belitung, yakni SD Muhammadiyah. Saat itu
menjadi saat yang menegangkan bagi anak-anak yang ingin bersekolah di SD
Muhammadiyah. Kesembilan murid yakni, Ikal, Lintang, Sahara, A Kiong,
Syahdan, Kucai, Borek, Trapani tengah gelisah lantaran SD Muhammadiyah akan
ditutup jika murid bersekolah tidak genap menjadi 10 orang. Mereka semua
sangat cemas. SD Muhammadiyah adalah SD tertua di Belitung, sehingga jika
ditutup juga akan kasihan pada keluarga tidak mampu yang ingin menyekolahkan
anak-anak mereka. Di sinilah anak-anak yang kurang beruntung dari segi materi
ini berada.
Saat semua tengah gelisah datanglah Harun, seorang yang keterbelakangan
mental. Ia menyelamatkan ke sembilan temannya yang ingin bersekolah serta
menyelamatkan berdirimya SD Muhammadiyah tersebut. Dari sanalah dimulai
cerita mereka. Mulai dari penempatan tempat duduk, pertemuan mereka dengan
Pak Harfan, perkenalan mereka yang luar biasa dimana A Kiong yang malah
cengar-cengir ketika ditanyakan namanya oleh guru mereka, Bu Mus. Kejadian
bodoh yang dilakukan oleh Borek, pemilihan ketua kelas yang diprotes keras oleh
Kucai, kejadian ditemukannya bakat luar biasa Mahar, pengalaman cinta Ikal,
sampai pertaruhan nyawa Lintang yang mengayuh sepeda 80 km pulang pergi dari
rumahnya ke sekolah.
Semua kejadian tersebut sangat menghiasi kehidupan kesepuluh anak yang
mengatasnamakan diri mereka Laskar Pelangi. Bu Mus yang merupakan guru
terbaik yang mereka milikilah yang telah memberikan nama tersebut untuk
mereka. Karena Bu Mus tahu mereka semua sangat menyukai pelangi. Saat susah
maupun senang mereka lalui dalam kelas yang menurut cerita pada malam harinya
kelas tersebut sebagai kandang bagi hewan ternak. Di SD Muhammadiyah itulah
Ikal dan kawan-kawannya memiliki segudang kenangan yang menarik.

41
4

Seperti kisah percintaan antara Ikal dan A Ling, awalnya Ikal disuruh oleh
Bu Mus untuk membeli kapur di toko milik keluarga A Ling. Ia jatuh cinta pada
kuku A Ling yang indah. Ia tidak pernah menjumpai kuku seindah itu. Kemudian
ia tahu bahwa pemilik kuku indah itu adalah A Ling, Ikal pun jatuh cinta padanya.
Namun, pertemuan mereka harus di akhiri lantaran A Ling pindah untuk
menemani bibinya yang sendiri.
Kejadian tentang Mahar yang akhirnya menemukan ide untuk perlombaan
semacam karnaval. Mahar menemukan sebuah ide untuk menari dalam acara
tersebut. Mereka para laskar pelangi menari seperti orang kesetanan, hal tersebut
dikarenakan kalung yang mereka kenakan dari buah yang langka dan hanya ada di
belitung, merupakan tanaman yang membuat seluruh badan gatal. Alhasil mereka
pun menari layaknya orang yang tengah kesurupan. Namun berkat semua itu
akhirnya SD Muhammadiyah dapat memenangkan perlombaan tersebut.
Namun, pada suatu ketika datanglah Flo, seorang anak yang kaya
pindahan dari SD PN, ia masuk dalam kehidupan laskar pelangi. Sejak kedatangan
Flo di SD Muhammadiyah tersebut yang membawa pengaruh buruk bagi teman-
temannya terutama Mahar, yang duduk satu bangku dengan Flo, sejak kedatangan
anak tersebut nilai Mahar seringkali jatuh dan jelek sehingga membuat Bu Mus
marah dan kecewa.
Hari-hari mereka selalu dihiasi dengan canda dan tawa maupun tangis.
Namun di balik semua kecerian mereka, ada seorang murid yang bernama Lintang
yakni anggota laskar pelangi yang perjuangannya terhadap pendidikan perlu
diacungi jempol. Ia rela menempuh jarak 80 km untuk pulang dan pergi dari
rumahnya ke sekolah hanya untuk agar ia bisa belajar. Ia tidak perlu mengeluh
meski saat perjalanan menuju sekolahnya ia harus melewati sebuah danau yang
terdapat buaya didalamnya. Lintang merupakan murid yang sangat cerdas.
Terbukti saat ia, Ikal, dan juga Sahara tengah berada pada sebuah acara cerdas
cermat. Ikal dapat menantang mengalahkan Drs. Zulfikar, guru sekolah PN yang
berijazah dan terkenal, dengan jawabannya yang membuat ia memenangkan
lomba cerdas cermat.
4

Namun sayang, semua kisah indah tentang laskar pelangi harus diakhiri
perpisahan seorang Lintang yang sangat jenius tersebut. Lintang dan kawan-
kawan membuktikan bahwa bukan karena fasilitas yang menunjang yang akhirnya
dapat membuat seseorang sukses maupun pintar, namun kemauan dan kerja
keraslah yang dapat mengabulkan setiap impian. Beberapa hari kemudian, setelah
perlombaan tersebut Lintang tidak masuk sekolah dan akhirmya mereka kawan-
kawan Lintang dan juga Bu Mus mendapatkan surat dari Lintang yang isinya,
Lintang tidak dapat melanjutkan sekolahnya kembali karena ayahnya meninggal
dunia. Tentu saja hal tersebut menjadi sebuah kesedihan yang mendalam bagi
anggota laskar pelangi.
Beberapa tahun kemudian, saat mereka telah beranjak dewasa, mereka
semua banyak mendapat pengalaman yang berharga dari setiap cerita di SD
Muhammadiyah. Tentang sebuah persahabatan, ketulusan yang diperlihatkan dan
diajarkan oleh Bu Muslimah, serta sebuah mimpi yang harus mereka wujudkan.
Ikal akhirnya bersekolah di Paris, sedangkan Mahar dan teman-teman lainya
menjadi seseorang yang dapat membanggakan Belitung.
2. Unsur Intrinsik Novel
a. Latar
Novel ini mengangkat cerita tentang kehidupan anak-anak yang tinggal di
daerah pesisir Pulau Belitung selama menempuh pendidikan Dasar di
Sekolah Muhammadiyah. Pada bagian awal novel Andrea Hirata mencoba
menggambarkan realita sosial yang terjadi pada masyarakat asli di sana,
terutama komunitas Melayu Belitung yang kontradiktif dengan kekayaan
sumber daya alam yang melimpah. Tampaknya isi novel ini memberikan
kesan yang menyentuh hati, bagaimana sepuluh orang anak yang menjuluki
diri mereka sebagai Laskar Pelangi ini memiliki motivasi yang tinggi
berjuang memperbaiki nasib masyarakat Belitung yang masih jauh tertinggal.
Mereka berjuang dengan cara mereka masing-masing, dan mereka berjuang
dengan penuh semangat serta pantang menyerah.
4

Terlihat dari keunikan masing-masing anak dibahas oleh Andrea Hirata


dalam setiap bab. Selain itu, gaya bahasa yang digunakan penulis terkesan
ilmiah sekali dengan banyaknya istilah-istilah ilmu eksak yang ditemukan
disetiap alur cerita. Namun hal itu tidak mengurangi sisi keindahan karya
sastra yang digemari banyak masyarakat Indonesia. Menurut penulis, setting
latar cerita, sangat identik dengan tahun 80-an selain itu juga
menggambarkan latar kehidupan salah satu komunitas di pulau Belitung dan
sepatutnya kita dapat menangkap esensi dari cerita novel ini.

Secara khusus ada beberapa tempat yang dijadikan latar dalam novel
Laskar Pelangi ini, diantaranya: (1) Sekolah SD dan SMP Muhammadiyah,
(2) Sekolah PN (Perusahaan negara) Timah, (3) Toko Sinar Harapan di
Belitung Timur, (4) Pasar Ikan.
Cerita sepuluh anak didalam novel ini dapat memotivasi anak-anak
Indonesia agar dapat belajar lebih giat lagi walaupun banyak kekurangan
disana-sini, karena sepuluh anak dalam novel ini membuktikan bahwa
kekurangan itu bukan sebagai penghalang untuk kita lebih semangat lagi
dalam menggapai cita-cita.
b. Tokoh atau Penokohan
Laskar Pelangi ini adalah novel yang menceritakan tentang kehidupan 10
anak dari keluarga miskin yang bersekolah di (SD dan SMP) di sebuah
Sekolah Muhammadiyah di pulau Belitung yang penuh dengan keterbatasan,
mereka adalah:
1) Ikal adalah seorang tokoh yang mempunyai impian sangat besar,
walaupun ayahnya hanya seorang pegawai rendahan di PN Timah
yang sudah bekerja selama 25 tahun mencedok tailing, yaitu material
buangan dalam instalasi pencucian timah yang disebut wasserij, tetapi
cita-cita ia sangat tinggi yaitu, belajar sampai ke negeri Perancis.
2) Lintang: Lintang Samudra Basara bin Syahbani Maulana Basara
Lintang adalah seorang anak yang lahir dari keluarga miskin.
Semangat belajarnya sangat tinggi, dan dia merupakan siswa sekolah
4

Muhammadiyah yang berprestasi. Untuk bisa sampai ke sekolah, dia


harus menempuh jarak yang cukup jauh dilengkapi berbagai macam
resiko.
3) Sahara: N.A. Sahara Aulia Fadillah binti K.A. Muslim Ramdhani
Fadillah. Dia adalah siswa sekolah Muhammadiyah yang sangat
cantik, berjilbab dan sedikit lebih beruntung. Bapaknya seorang
Taikong, yaitu atasan para kepala parit, orang-orang lapangan di PN.
4) Mahar: Mahar Ahlan bin Jumadi Ahlan bin Zubair bin Awam.
Seorang siswa yang mempunyai bakat seni yang sangat tinggi, dialah
satu-satunya siswa yang mengharumkan sekolah Muhammadiyah
dalam hal seni.
5) A Kiong (Chao Chin Kiong): Muhammad Jundullah Gufron Nur
Zaman
Dia adalah siswa keturunan Tiong hoa, dia memiliki sifat yang sangat
naif, cuek, dan tak peduli seperti jalak kerbau.
6) Syahdan: Syahdan Noor Aziz bin Syahari Noor Aziza adalah Anak
seorang nelayan yang sangat miskin, ia juga bekerja sebagai tukang
dempul perahu. Di mata syahdan, gedung sekolah, bagan ikan, dan
gudang kopra tempat kelapa-kelapa busuk itu bersemedi adalah sama
saja.
7) Kucai: Mukharam Kucai Khairani adalah Seorang siswa yang bertahun-
tahun menjadi ketua kelas, setiap ada pemilihan ketua kelas, selalu
kucai yang terpilih karena siswa kelas kami tidak ada yang mau
menjadi ketua kelas, menurut mereka ketua kelas itu jabatan yang
sangat menyebalkan. Dia termasuk siswa yang kurang pintar, nilai
ulangannya tidak pernah mencapai angka 6, walaupun dia tidak
pintar, dia termasuk siswa yang cerdik.
8) Borek Aka Samson. Dia adalah seorang siswa yang mempunyai
impian memiliki otot besar. Karena latihannya yang keras ia berhasil,
dan mendapat julukan si samson, sebuah gelar ningrat yang
disandangnya dengan penuh rasa bangga.
4

9) Trapani: Trapani Ihsan Jamari bin Zainuddin Ilham Jamari. Trapani


merupakan siswa yang banyak digemari wanita, karena wajahnya
yang cukup tampan dan penampilannya yang menarik. Dia tidak
banyak berbicara, ia hanya berbicara hal-hal yang perlu saja.
10)Harun: Harun Ardhli Ramadhan bin Syamsul Hazana
RamadhanHarun ini adalah siswa yang mempunyai latar belakang mental
yang kurang, pada setiap pelajaran, pelajaran apapun, ia akan mengacung
sekali dan menanyakan pertanyaan yang sama, setiap hari, sepanjang
tahun, “Ibunda Guru, kapan kita akan libur lebaran?” “sebentar lagi anakku,
sebentar lagi...”jawab bu Mus sabar, berulang- ulang, puluhan kali,
sepanjang tahun, lalu Harun pun bertepuk tangan.
Mereka belajar dan bersekolah dalam satu kelas dari kelas 1 SD sampai
kelas 3 SMP. Adapun Tokoh-Tokoh lainnya sebagai berikut:
1) Bu Muslimah : bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari Hamid. Dia
adalah Ibunda Guru Laskar Pelangi. Wanita luar biasa ini merupakan
pengajar pertama Laskar Pelangi, dan wanita ini sangat dikagumi dan
disayangi oleh muridnya.
2) Pak Harfan : nama lengkap K.A. Harfan Efendy Noor bin K.A.
Fadhillah Zein Noor, Kepala Sekolah dari sekolah Muhammadiyah. Ia
adalah orang yang sangat baik hati, ikhlas, penyabar meski murid-
murid awalnya takut melihat dia.
3) Flo : bernama asli Florina, seorang anak tomboi yang berasal dari
keluarga kaya, dia adalah murid pindahan dari Sekolah PN yang kaya
dan sekaligus tokoh terakhir yang muncul sebagai bagian dari laskar
pelangi. Awal pertama kali sekolah ia sempat membuat kekacauan
dengan merebut tempat duduk Trapani, dengan alasan dia ingin duduk
dekat Mahar, sehingga Trapani yang malang terpaksa tergusur.
4) A Ling: Cinta pertama Ikal yang merupakan saudara sepupuh A Kiong,
dan A Ling yang cantik ini terpaksa berpisah dengan Ikal karena harus
menemani bibinya yang tinggal sendiri.
4

c. Tema
Tema adalah dasar cerita atau gagasan umum dari sebuah novel. Gagasan
dasar umum inilah yang tentunya telah ditentukan sebelumnya oleh pengarang
yang digunakan untuk mengembangkan cerita. Tema dalam sebuah cerita dapat
dipahami sebagai sebuah makna yang mengikat keseluruhan unsur cerita sehingga
cerita itu hadir sebagai alur, penokohan, sudut pandang, latar, dan lain-lain akan
berkaitan dan bersinergi mendukung eksistensi tema.
Adapun tema yang terdapat dalam Novel Laskar Pelangi adalah
perjuangan menempuh prestasi (pendidikan) yang tak kenal kata menyerah.
3. Unsur Ekstrinsik Novel ( Biografi pengarang )
Pemilik nama lengkap Andrea Hirata Seman Said Harun ini lahir di
Belitung pada 24 Oktober 1967. Disebut-sebut sebagai sastrawan yang telah
merevolusi sastra Indonesia. Pria murah senyum ini berasal dari pulau Belitung
provinsi Bangka Belitung. Karya pertamanya keluar dalam bentuk sastra berjudul
Laskar Pelangi pada tahun 2006 dan sangat terkenal di Indonesia. Dalam
perkembangannya, novel Laskar Pelangi di adaptasi dalam bentuk film, lagu dan
drama musikal.
Karya Andrea Hirata :
a. Laskar Pelangi (2005)
b. Sang Pemimpi (2006)
c. Edensor (2007)
d. Maryamah Karpov (2008)
e. Padang Bulan (2009)
f. Cinta di Dalam Gelas (2009)
g. Sebelas Patriot (2010)
h. Laskar Pelangi Song Book (2012)
Uniknya Andrea secara akademi mengambil konsentrasi ekonomi namun
ia juga tertarik pada sains, fisika, kimia, biologi, dan sastra. Ia menyebut dirinya
sebagai seorang akademisi yang sekaligus Backpacker, saat ini ia telah mengejar
mimpinya untuk bisa tinggal di Kye Gompa, sebuah desa di Himalaya. Sepertinya
ia terus menambah catatatan biografinya.
4

Dengan kecerdasannya, Andrea berhasil meraih beasiswa program master


dari Sheffield Hallam University, United Kingdom. Tesisnya memperoleh
penghargaan dari kampusnya dan ia lulus dengan cumlaude. Menariknya tesis
tersebut sudah menjadi buku teori ekonomi telekomunikasi yang pertama yang
ditulis orang Indonesia. Dan saat ini buku tersebut sudah menjadi refrensi resmi
ilmiah.
B. Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Novel
Pada bab empat ini, peneliti akan memaparkan nilai-nilai pendidikan
Agama Islam yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi. Paparan nilai-nilai
pendidikan Agama Islam dalam novel Laskar Pelangi adalah hasil analisis
peneliti dengan menggunakan teori yang telah dirancang sebelumnya. Adapun
nilai-nilai pendidikan Agama Islam tersebut bisa berupa kewajiban melakukan
sesuatu, anjuran atau larangan. Adapun nilai-nilai pendidikan Agama Islam yang
terdapat dalam novel Laskar Pelangi adalah sebagai berikut :
Table 4.1 Paparan data Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Novel

No Dialog Keterangan
1 Lalupersisdi bawahmataharitaditerterahuruf- Tauhid/ Aqidah
hurufarabgundul yang nantisetelahkelasdua, setelah (mengesakan
aku pandai membaca huruf arab, aku tau bahwa tulisan Allah)
itu berbunyiamar makruf nahi mungkar artinya
“menyuruh kepada yang makruf dan mencegah dari
yang mungkar”. Itulah pedoman utama warga
Muhammadiyah. Kata-kata itumelekatdalamkalbu
kami sampaidewasananti. Kata-kata yang begitu kami
kenalseperti kami mengenalbaualamiibu-ibu kami.
(Hal 19)
2 Tuhan memberkahi belitung dengan timah bukan agar Tauhid / aqidah
kapal yang berlayar kepulau itu tidak menyimpang (mengesakan
kelaut china selatan, tetapi timah dialirkannya kesana Allah)
4

untuk menjadi mercusuar bagi penduduk pulau itu


sendiri. (Hal 37)
3 Tapi lebih dari setengah perjalanan sudah. Tak ada Aqidah / tauhid
kata bolos dalam kamusku, dan hari ini ada tarikh (larangan taklid)
islam, mata pelajaran yang menarik..(Hal 88)
4 Tempat diatas langit ketujuh, tempat kebodohan Tauhid/Aqidah
bersemayam, adalah metafor dari suatu tempat di mana (mengesaakan
manusia tak bisa mempertanyakan zat-zat Allah. Allah)
Setiap usaha mempertanyakannya hanya akan
berujung dengan kesimpulan yang mempertontonkan
kemahatololan sang penanya sendiri. Maka jangkauan
akal telah berakhir di langit ketujuh tadi. (Hal 105)
5 Inginku debatkan kisah ayat-ayat suci yang Tauhid/ Aqidah
memastikan kemenangan Byzantium tujuh tahun (mengesakan
sebelum kejadian. Sudahsiang, akumajusedikit, Allah)
akupastiterlambattiba di sekolah. Hal. 88
6 Seperti Lintang, Syahdan yang miskin juga anak Nilai Akhlak
seorang nelayan. Tapi bukan maksudku mencela dia, terhadap sesama
karena kenyataanya secara ekonomi kami, sepuluh
kawan sekelas ini, memang semuanya orang susah.
(Hal 67)
7 Kami orang-orang melayu adalah pribadi-pribadi Akhlak
sederhana yang memperoleh kebijakan hidup daripara (kepada orang
guru mengaji dan orang-orang tua di surau-surau tua)
sehabis shalat maghrib. Kebijakan itu disarikan dari
hikayat para nabi, kisah hang tuah, dan rima-rima
gurindam. (hal 162)
8 Demi mendengarkan kisah Mahar, Syahdan yang Akhlak
bertengger persis di belakang pendongeng itu dengan terhadap sesama
gerakan sangat takzim, tanpa diketahui Mahar, manusia
5

menyilangkan jari diatas keningnya dan menggesek-


gesekannya beberapa kali. Mahar tidak tahu apa yang
sedang terjadi di belakangnya. Sakit perut kami
menahan tawa melihat kelakuan Syahdan. Baginya
Mahar sudah tak waras. (Hal 161)
9 Kuamati ia dari jauh, kasihan sahabatku seniman yang Akhlak (kepada
kesepian itu, yang tak mendapatkan cukup apresiasi, sesama)
yang selalu kami ejek. Wajahnya tampak kusut
semrawut. Sudah seminggu berlalu, ia belum juga
muncul dengan konsep apapun. (Hal 224)
10 Kalau kita harus turun kesana, aku pastikan kita bias Akhlak
menjadi Flo-Flo baru yang malah akan dicari orang. (kepadasesama
Menambah persoalan, merepotkan semuanya nanti. manusia)
(Hal 235)
11 “Kita tunggu sampai pukul sebelas,” kata Pak Harfan Nilai Akhlak
pada Bu Us dan seluruh orang tua yang telah pasrah. (sabar)
Suasana hening. (Hal 5)
12 “Ketahuilah wahai keluarga Ghudar, berangkatlah Akhlak
kalian ketempat-tempat kematian kalian dalam masa Mematuhi
tigahari” demikian pak Harfan berteriak lantang sambil perintah
menatap langit melalui jendela kelas kami. Beliau
memekikan firasat mimpi seorang penduduk mekkah,
firasat kehancuran Quraisy dalam kehebatan perang
badar. (Hal 22)
13 Ketika ibuku bertanya tentang tanda itu aku tak Nilai Akhlak
berkutik, karena pelajaran Budi Pekerti (kepada orang
Kemuhammadiyahan setiap Jumat pagi tak tua)
membolehkan aku membohongi orang tua, apalagi ibu.
Maka dengan amat sangat terpaksa kutelanjangi
kebodohanku sendiri. Abang-abang dan ayahku
5

tertawa sampai mengigil dan saat itulah untuk pertama


kalinya aku mendengar teori canggih ibuku tentang
penyakit gila. (Hal 82)
14 Tepat tengah malam salah seorang paderi akan Akhlak (kepada
memukul sebuah tempat yang besar pertanda seluruh sesama)
hadirin dapat mengambil-lebih tepatnya merebut-
semua barang yang ada di 3 meja besar tadi. Oleh
karena itu Chiong Si Ku sebut juga acara sembahyang
rebut . (hal 260)
15 “Sifat lain Sahara yang amat menonjol adalah kejujurannya Akhlak (kepada
yang luar biasa dan benar-benar menghargai kebenaran. Ia sesama)
pantang berbohong. Walaupun diancam akan dicampakkan
ke dalam lautan api yang berkobar-kobar, tak atu pun dusta
akan keluar dari mulutnya” (hal 75).
16 Ia sangat berabkti kepada kedua orang tuanya. Khususnya Akhlak
ibunya. sebaliknya, ia juga diperhatikan ibunya layaknya (Terhadap orang
anak emas. Mungkin karena ia satu-satunya laki-laki tua)
diantara lima saudara lainnya. Ayahnya adalah seorang
operator vessel board di kantor telepon PN sekaligus tukang
sirine. Meskipun rumahnya deket dengan sekolah tapi
sampai kelas tiga ia masih diantar jemput ibunya. Ibu
adalah pusat gravitasi hidupnya” (hal 75)
17 “Bu Mus membalas hormat takzimnya yang santun dengan Akhlak (kepada
tersenyum ganjil.”anak muda ini pasti tak pandai melantun sesama
tapi jelas ia menghargai seni,” mungkin demikian yang ada manusia)
dalam hati bu Mus. Tapi tetap saja beliau menahan tawa.
Lalu Mahar mengucapkan semacam prolog.” (hal 135)
18 “Mahar tetap sabar mengahadapi Harun dan berusaha Akhlak (kepada
menuntunnya pelan-pelan, namun akhirnya kesabaran sesama)
Mahar habis ketika kami membawakan lagu Light My Fire
milik The Doors. Disepanjang lagu yang inspiratif itu
Harun menghajar hithat, tenor drum, simbal serta
5

menginjak-injak pedal bass drum sejadi-jadinya. Dengan


stik drum ia menghajar apa saja dalam jangkauannya, persis
drumer Tarantula melakukan end fill untuk menutup lagu
rock dangdut Wakuncar.” (hal 148).
19 “Kami orang-orang Melayu adalah pribadi-pribadi Ibadah (shalat)
sederhana yang memperoleh kebijakan hidup dari para guru
mengaji dan orang-orang tua di surau-surau sehabis shalat
magrib.. ” (hal 162)
20 Sejak kecil aku tertarik untuk menjadi pengamat Ibadah
kehidupan dan sekarang aku menemukan kenyataan (menuntut ilmu)
yang mempesona dalam sosiologi lingkungan kami
yang ironis. Disiniadasekolahku yang sederhana,
parasahabatku yang melarat, orang melayu yang
terabaikan, jugaada orang stafdansekolah PN mereka
yang glamor, serta PN timah yang
gemahripahdengangedong, tembokfeodalistisnya.
Semua elemen itu adalah perpustakaan berjalan yang
memberiku pengetahuan baru setiap hari. (hal 84)
21 Dewan guru tak henti-hentinya membicarakan nilai Ibadah
rapor Lintang. Angka Sembilan berjejer mulai dari (menuntut ilmu)
pelajaran aqaid (aqidah), Al-Qur’an, fikih, tarikh
islam, budi pekerti, ke muhammadiyahan, pendidikan
kewarganegaraan, ilmu bumi, dan bahasa inggris. (hal
124)
22 Malam minggu ini kami menginap di masjid Al- Ibadah Mahdha
Hikmah karena setelah shalat subuh nanti kami punya (Shalat)
acara seru, yaitu naik gunung. (Hal 285)
23 “shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih Ibadah
banyak,” demikian bu Mus selalu menasihati kami. (Shalat)
(Hal 31)
24 Al-quran kadang kala menyebut nama tempat yang Ibadah
5

harus diterjemahkan dengan teliti…” demikian (Menuntut Ilmu)


penjelasan Bu Mus dalam tarikh Islam, pelajaran
wajib perguruan Muhammadiyah. Jangan harap naik
kelas kalau mendapat angka merah untuk ajaran
ini.(hal 110)
25 Yang paling utama adalah penutup kepala. Tak cocok Nilai Ibadah
jika disebut topi, tapi lebih sesuai jika disebut mahkota (Larangan
seribu rupa. (Hal 232) taklid)
26 “Terimalah Harun, Pak, karena SLB hanya ada di Ibadah
Pulau Bangka,dan kami tak punya biaya untuk (menuntut ilmu)
menyekolahkannya kesana. Lagipula lebih baik
kutitipkan dia disekolah ini daripada dirumah ia hanya
mengejar-ngejar anak-anak ayamku...”(Hal 7)
27 Azan maghrib menggema dipantulkan tiang-tiang Nilai Ibadah (
tinggi rumah panggung orang Melayu, sahut menyahut shalat )
dari masjid ke masjid. Sang lorong waktu perlahan
hilang ditelan malam. Kami diajari tak bicara jika azan
berkumandang. (Hal 162)
28 Tampaknya Mahar memberiperhatian istimewa pada Ibadah
delapan ekor sapi. Pakaian kami paling artistik. Kami (Shodaqoh)
memakai celana merahtua yang menutup pusar sampai
kebawah lutut. Seluruh tubuh kami di cat warna
cokelat muda seperti sapi Afrika. (Hal 232)
29 Setelah Wak Haji selesai mengumandangkan azan Ibadah Mahdhah
baru kurasakan jiwa dan ragaku bersatu. Kucai yang (Shalat )
telah mengambil wudhu dengan sengaja melewatiku,
jaraknya dekat sekali, bahkan hampir melangkahiku. Ia
menjetik-jentikan air kewajahku. Kibasan sarung
panjangnya menampar mukaku. (Hal 284)
30 Kebijakan itu disarikan dari hikayat para nabi, kisah Hang Ibadah
Tuah dan rima-rima gurindam. Ras kami adalah ras yang
5

tua. Malay atau Melayu telah dikenal Albert Buffon sejak (menuntut Ilmu)
lampau ketika ia mengidentifikasi ras-ras besar Kaukasia,
Negroid, dan Mongoloid. Meskipun banyak antropolog
berpendapat bahwa ras melayu belitong tidak sama dengan
ras Malay versi Buffon-dengan kata lain kami sebenarnya
bukan orang Melayu-tapi kami tak membesar-besarkan
pendapat itu. Pertama karena orang-orang Belitung tak
paham akan hal itu dan kedua karena kami tak memiliki
semangat primordialisme. Hal. 89
29 Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan Nilai sosial
keinginan sekolah, dan mengikuti jejak beberapa (musyawarah)
abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli .(Hal 3)
30 Demi mendengarkan kisah Mahar, Syahdan yang Sosial
bertengger persis di belakang pendongeng itu dengan kemasyarakatan
gerakan sangat takzim, tanpa diketahui Mahar, (Shadaqoh)
menyilangkan jari diatas keningnya dan menggesek-
gesekannya beberapa kali. Ia memberikan sebagian
makanannya. Mahar tidak mengerti apa yang sedang
terjadi di belakangnya. Sakit perut kami menahan tawa
melihat kelakuan Syahdan. Baginya Mahar sudah tak
waras. (hal 161)
31 “ kalau ada nasib, lain hari kalian akan bertemu lagi” Nilai Sosial
A Miauw menepuk-nepuk pundaku. (Hal 298) (Musyawarah)
32 Setelah Syahdan, Mahar dan pengikut setianya A- Sosial
Kionglah yang datang menjengukku.(Hal 305) (kemasyarakatan
)
33 Tidur di ruang utama masjid adalah pelanggaran. Kami Sosial
seharusnya tidur di belakang, diruangan beduk dan (musyawarah)
usungan jenazah. (Hal 284)
34 Karnaval itu adalah satu-satunya cara untuk Sosial
menunjukan kepada dunia bahwa sekolah kita ini (Musyawarah )
5

masih exsis di muka bumi ini. Sekolah kita adalah


sekolah Islam yang mengedepankan pengajaran nilai-
nilai religi, kita harus bengga dengan hal itu.(Hal 222)
35 Dan pagi pun tiba, pencarian berlangsung terus. Dari Sosial
walky talky kami pantau bahwa Flo masih tetap (kemasyarakatan
misteri. Sekarang baterai Dari walky talky mulai lemah )
dan hanya dapat memonitor saja. Tidak hanya batu-
batu baterai itu, semangat kami pun melemah. Kami
mulai dihinggapi perasaan putus asa. (Hal 320)
36 “Pak Harfan telah puluhan tahun mengabdi di sekolah Nilai Sosial
Muhammadiyah nyaris tanpa imbalan apa pun demi motif kemasyarakatan
syiar Islam. Beliau menghidupi keluarga dari sebidang (Shodaqoh)
kebun palawija di pekarangan rumahnya.” (hal.21)
37 “Hari ini Pak Harfan mengenakan baju takwa yang dulu Sosial
pasti berwarna hijau tapi kini warnanya pudar menjadi kemasyarakatan
putih. Bekas-bekas warna hijau masih kelihatan di baju itu. (musyawarah)
Kaus dalamnya berlubang di beberapa bagian dan beliau
mengenakan celana panjang yang lusuh karena terlalu
sering dicuci. Seutas ikatpinggang plastik murahan bermotif
ketupat memilit tubuhnya. Lubang ikat pinggang itu banyak
berderet-deret, mungkin telah dipakai sejak beliau berusia
belasan.”(hal.21)
38 “Lebih dari itu, perintis perguruan ini mewariskan pelajaran Sosial
yang amat berharga tentang ide-ide besar islam yang mulia, kemasyarakatan
keberanian untuk merealisasi ide itu meskipun tak putus- (musyawarah)
putus dirundung kesulitan” (hal 85)
39 “Jika kami kesulitan, ia mengajari kami dengan sabar dan Sosial
selalu membesarkan hati kami. (shodaqoh)
Keunggulannya tidak menimbulkan perasaan terancam bagi
sekitarnya, kecemerlangannya tidak menerbitkan iri dengki,
dan kehebatannya tidak sedikit pun mengisyaratkan sifat-
sifat angkuh. Kami bangga dan jatuh hati padanya sebagai
5

seorang sahabat dan sebagai seorang murid yang cerdas luar


biasa. Lintang yang miskin duafa adalah mutiara, galena,
kuarsa, dan topas yang paling berharga bagi kelas kami.”
(hal 109)

C. Pembahasan Hasil Analisis Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam Dalam


Novel Laskar Pelangi
Pada pembahasan kali ini, peneliti akan mendeskripsikan temuan nilai-
nilai pendidikanagama Islam yang terdapat dalam novel Laskar Pelangi,
kemudian mengintegrasikan temuan penelitian kedalam teori pengetahuan yang
sudah ada dilakukan dengan menjelaskan temuan temuan tersebut dalam konteks
yang lebih luas.
Adapun nilai-nilai pendidikan agama Islam yang telah peneliti
deskripsikan pada bab empat, secara global memuat nilai-nilai sebagai berikut,
1) nilai tauhid atau aqidah, 2) nilai ibadah, 3) nilai akhlaq, dan 4) nilai sosial atau
kemasyarakatan.
Pertama, Nilai tauhid atau aqidah yang telah peneliti temukan
dalamLaskar Pelangi adalah sebagai berikut :
1. Mengesakan Allah
Tauhid adalah konsep aqidah Islam yang menyatakan keesaan Allah.
Baik keesaan dalam perbuatan-perbuatan yang hanya dapat dilakukan Allah
dan mengesakan Allah dalam segala macam ibadah yang kita lakukan, jadi
dari berbagai macam ibadah yang kita lakukan hanya ditujukan untuk Allah
semata. Sebagaimana yang tertuang dalam novel:
Tuhan memberkahi belitung dengan timah bukan agar kapal yang
berlayar kepulau itu tidak menyimpang kelaut china selatan, tetapi timah
dialirkannya kesana untuk menjadi mercusuar bagi penduduk pulau itu sendiri. 1

Dialog tersebut dengan jelas menerangkan bahwa hanya kepada Allah lah
kita memohon dan meminta, menghindarkan diri beribadah kepada selain-Nya,
1
Andre Hirata,Laskar pelangi, (Yogyakarta: PT. Belitung, 2006), hal. 37.
5

karena Allah adalah satu-satunya Tuhan pencipta alam semesta. Dengan jelas Al-
Qur’an menyebutkan tentang hal ini, firman Allah dalam Surat Al-Anbiya :25

‫ﭑ ۡﻋﺒ‬Rَ‫ ۠ﺎ ﻓ‬Rَ‫ﻧ‬Rَ‫ ِإ ﱠ ٓﻻ أ‬Rَ‫ﮫ‬Rَ‫ﻻ ِإ ٰﻟ‬


‫ﻮ‬Rُ‫ ۡﺒِﻠ َﻚ ِﻣﻦ ﱠر ُﺳﻮ ٍل ِإ ﱠﻻ ﻧ‬Rَ‫ﺎ ِﻣﻦ ﻗ‬Rَ‫ ۡر َﺳ ۡﻠﻨ‬Rَ‫و َﻣﺎٓ أ‬
٥٢ ‫ ِن‬R‫ُﺪو‬
‫ﮫ‬R‫ ﱠﻧ‬Rَ‫ ۡﯿ ِﮫ أ‬Rَ‫ِﺣ ٓﻲ ِإﻟ‬

“Dan kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan


kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak)
melainkan aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku”.2

Diperkuat dengan dialog sebagai berikut:


Inginku debatkan kisah ayat-ayat suci yang memastikan kemenangan
Byzantium tujuh tahun sebelum kejadian. Suahsiang, aku maju sedikit, aku
pasti terlambat tiba di sekolah.3

Dari potongan dialog diatas, memberikan informasi kepada umat Islam


agar selalu senantiasa meningkatkat ketauhidanya kepada Allah SWT. Agar
apapun yang akan dihadapi oleh umat Islam dapat menjaga keimanannya tersebut.
Kita diperkenankan untuk berdo’a langsung kepada-Nya karena Allah
sangat dekat dengan hamba-Nya, lebih dekat dari urat leher.
Kedua, Nilai Ibadah yang peneliti temukan dalam novel Laskar Pelangi
adalahsebagai berikut :
a. Ibadah Mahdah (Sholat )
Banyak umat Islam yang menganggap remeh urusan shalat wajib,
terutama tepat pada waktunya. Kenyataan ini dapat kita lihat minat sholat
berjamaah masyarakat di sekitar kita. Padahal, Nabi dalam shahihain, sampai
pernah hendak membakar rumah para sahabat yang enggan berjamaah.
Dalam novel Laskar pelangi ini terdapat beberapa dialog yang menganjurkan
kita untuk sholat berjama’ah, diantaranya:
“Shalatlah tepat waktu, biar dapat pahala lebih banyak,” demikian Bu
Mus selalu menasehati kami. Bukankah ini kata-kata yang diilhami surah
An-Nisa dan telah diucapkan ratusan kali oleh puluhan khatib? Sering
kali dianggap sambil lalu saja oleh umat. Tapi jika yang mengucapkannya
Bu Mus kata-kata itu demikian berbeda, begitu sakti, berdengung-dengung

2
Al-Qur an dan terjemahnya…. hal. 324
3
Andre Hirata,op.cit., hal.50
5

di dalam kalbu. Yang terasa kemudian adalah penyesalan mengapa telah


terlambat shalat.4

Dikuatkan oleh dialog yang lain:Sekolah kita adalah sekolah Islam yang
mengedepankan pengajaran nilai-nilai religi, kita harus bangga dengan hal itu. 5
Diperkuat dengan potongan dialog sebagai berikut: Malam minggu ini
kami menginap di masjid Al-Hikmah karena setelah shalat subuh nanti kami
punya acara seru, yaitu naik gunung. 6

Dari ketiga dialog yang terdapat dalam novel tersebut, menganjurkan


kapada kita untuk senantiasa sholat berjam’ah karena keutamaannya serta
mendapatkan pahala yang berlipat ganda sebagaimana yang disabdakan Nabi
Shallallahu 'alaihi wasallam, "Shalat berjamaah itu lebih utama 27 derajat
daripada shalat sendirian." (HR. Muslim)7
b. Ibadah Ghairu Mahdhah (Menuntut Ilmu)
Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim, baik itu laki-
laki maupun perempuan, hal ini senada dengan isi dialog dalam novel yang
mempunyai semangat untuk menuntut ilmu dan belajar agama. “Kami adalah
sepuluh umpan nasib dan kami seumpama kerang-kerang halus yang melekat erat
satu sama lain dihantam deburan ombak ilmu”.8
Diperkuat dengan dialog yang lain, yakni: Diperkuat dengan potongan
dilaog yang lain sebagai berikut: Terimalah Harun, pak, karena SLB hanya ada di
pulau Bangka, dan kami tak punya biaya untuk menyekolahkannya kesana.
Lagipula lebih baik kutitipkan dia disekolah ini daripada dirumah ia hanya
mengejar-ngejar anak-anak ayamku.9
Diperkuat oleh dialog lain yaitu:Sejak kecil aku tertarik untuk menjadi
pengamat kehidupan dan sekarang aku menemukan kenyataan yang memesona

4
Andre Hirata,op.cit., hal.31
5
Andre Hirata,op.cit., hal.222
6
Andre Hirata,op.cit., hal.285
7
Badrul Tamam, Manfa’at dan hikmah Sholat Berjama’ah, (http://voa-islam.com
diakses pada senin 8 Agustus 2012)
8
Andre Hirata,op.cit., hal.32
9
Andre Hirata,op.cit., hal.7
5

dalam sosiologi lingkungan kami yang ironis…. Semua elemen itu adalah
perpustakaan berjalan yang memberiku pengetahuan baru setiap hari. 10

Dialog diatas menerangkan tentang semangat seseorang dalam belajar


syari’at Islam. Meskipun dalam keterbatasan kemamapuan yang telah di kisahkan
oleh Harun yang memiliki kekurangan mental dan semangat belajar untuk
mengapai cita-cita seperti yang tertulis dalam pepatah “tuntutlah ilmu sampai ke
negri China”. Dan didalam Islam, Allah dan Rasulullah Saw. Mewajibkan kepada
kaum mauslimin dan muslimat untuk menuntut ilmu sebagaimana Allah
berfirman dalam surah al Mujadallah ayat 11:

‫ َﭑ ۡﻓ َﺴ ُﺤﻮ‬R‫ ْا ﻓِﻲ ٱ ۡﻟ َﻤ ٰ َﺠِﻠ ِﺲﻓ‬R‫ ﱠﺴ ُﺤﻮ‬Rَ‫ﻔ‬R‫ ُﻜ ۡﻢ َﺗ‬Rَ‫ ٓﻮ ْا ِإ َذا ﻗِﯿ َﻞ ﻟ‬R‫ ِﺬﯾ ءا َﻣ ُﻨ‬R‫ﺎٱﻟﱠ‬Rَ‫ﯾﱡﮭ‬Rَ‫ﺄ‬Rَ‫ٓﯾ‬
‫ ُﻜ ۡۖﻢ َوِإ َذا ﻗِﯿ َﻞ‬Rَ‫ ﻟ‬Rُ¾‫ ۡﻔ َﺴ ِﺢ ٱ ﱠ‬R‫ْا َﯾ‬ ‫َﻦ‬
‫د َر ٰ َﺟ ۚ ٖﺖ‬ ْ ُ‫َوٱﻟ ِﺬﯾ َﻦ ُأوﺗ‬‫ِﻣﻨ ُﻜ ۡﻢ ﱠ‬
‫ﻮا ۡ ﻟ ِﻌ‬ ‫ُﺰوا ﻓ َﭑﻧ ُﺸ ُﺰو ْا ﯾَ ۡﺮﻓَ ِﻊ ٱﻟﻠﱠﮭُﭑﻟﱠ ِﺬﯾ َﻦ‬
ْ ‫ٱﻧ ُﺸ‬
‫ َﻤﺎ‬R‫ ِﺑ‬Rُ¾‫َوٱ ﱠ‬ ‫ۡﻠ َﻢ ٱ‬ ْ ‫ءا َﻣ ُﻨ‬
‫ﻮا‬
١١ ‫ﺮ‬ٞ ‫ﻮ َن َﺧِﺒﯿ‬Rُ‫ ۡﻌ َﻤﻠ‬Rَ‫ﺗ‬

Dari ayat tersebut Nabi pun mempertegas dengan sabdanya yakni:


“Menuntut Ilmu wajib bagi setiap Muslim dan Muslimat”. (H.R. Muslim). Dengan
menuntut ilmu akan berimplikasi kepada kemajuan masyarakat Islam.
c. Larangan Berbuat Taqlid
Sebagian besar masyarakat dalam menjalankan agamanya hanya
mengikuti apa-apa yang diajarkan oleh kyai-kyainya, atau ustadznya tanpa
mengikuti dalil-dalil yang jelas dari agama ini. Mengikuti di sini yang
dimaksudkan adalah mengikuti tanpa dasar ilmu. Jatuhnya umat Islam ke dalam
perbuatan bid’ah atau khurafat salah satunya merupakan salah satu akibat dari
taqlid. Novel Laskar Pelangi memuat nilai-nilai yang melarang kita bertaqlid,
diantaranya: Dewan guru tak henti-hentinya membicarakan nilai rapor Lintang.
Angka Sembilan berjejer mulai dari pelajaran aqaid (aqidah), Al-Qur’an, fikih,
tarikh islam, budi pekerti, ke Muhammadiyahan, pendidikan kewarganegaraan,
ilmu bumi, dan bahasa inggris.11

10
Andre Hirata,op.cit., hal.84
11
Andre Hirata,op.cit., hal.124
6

Diperkuat oleh potongan dialog yang lain sebagai beerikut: Tapi lebih dari
setengah perjalanan sudah. Tak ada kata bolos dalam kamusku, dan hari ini ada
tarikh islam, mata pelajaran yang menarik.12

Dialog di atas melarang kaum Muslim untuk bertaqlid buta karena hanya
akan menjadi penghambat bagi kaum Muslim sendiri. Justru sebagai Muslim
yang berilmu, dalam beragama jangan hanya sekedar ikut-ikutan saja tapi juga
harus mengerti dan faham terhadap dalilnya. Larangan berbuat taqlid ini terdapat
dalam firman Allah surat al-Maidah:104:

‫ﺎ َﻣﺎ َو َﺟ‬Rَ‫ﻨ‬R‫ﻮ ْا َﺣ ۡﺴ ُﺒ‬Rُ‫ﺎﻟ‬Rَ‫ﻗ‬


‫ ۡﯿ ِﮫ‬Rَ‫ﺎ َﻋﻠ‬Rَ‫ۡﺪﻧ‬ ‫وِإَﻟ ٱﻟ ﱠﺮ‬ ُ¾‫ ٰﻰ ٱ ﱠ‬Rَ‫ ۡﻮ ْا ِإﻟ‬Rَ‫ َﻌﺎﻟ‬R‫ ۡﻢ َﺗ‬Rُ‫ﮭ‬Rَ‫وِإ َذا ﻗِﯿ َﻞ ﻟ‬
‫ﻰ ُﺳﻮ ِل‬ ‫ﻧ َﺰ َل‬Rَ‫َﻣﺎٓ أ‬

‫ٔﯿﺎ َو‬Rۡٗ ‫ ُﻤﻮ َن َﺷ‬Rَ‫ ۡﻢ َﻻ ﯾَ ۡﻌﻠ‬Rُ‫ٓﺎ ُؤھ‬Rَ‫ ۡﻮ َﻛﺎ َن َءاﺑ‬Rَ‫ َوﻟ‬Rَ‫ﺎٓ َءَﻧ ۚ ٓﺎ أ‬Rَ‫ءاﺑ‬
٤٠١ ‫ ُﺪو َن‬R‫ ۡﮭ َﺘ‬R‫َﻻ َﯾ‬

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang


diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". mereka menjawab: "Cukuplah
untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya".
dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka
walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan
tidak (pula) mendapat petunjuk”.

Sebagai umat Islam, harus berhati-hati dalam hal perbuatan, terlebih lagi
jika mengarah kepada aspek ibadah kepada Allah. Untuk itu umat Islam harus
memiliki kemandirian dan juga prinsip hidup untuk tidak terjebak kepada praktik-
praktik taklid atau hanya ikut-ikutan, sebagaimana pada dialog diatas (“Tapi lebih
dari setengah perjalanan sudah. Tak ada kata bolos dalam kamusku, dan hari ini
ada tarikh islam, mata pelajaran yang menarik.”), memberi kesadaran kepada
umat Islam agar menjadi pribadi yang selalu memiliki dasar hukum pada setiap
perbuatan.

Ketiga, Nilai Akhlak yang peneliti temukan dalam novel Laskar Pelangi
adalah sebagai berikut:

12
Andre Hirata,op.cit., hal.88
6

a. Akhlak kepada kedua orang tua


Al-Qur’an secara tegas mewajibkan kepada manusia untuk berbakti
kepada orang tuanya. Artinya nilai kebaikan berbakti kepada orang tua itu berlaku
kedua orang tuanya, maksudnya nilai kebaikan berbakti kepada orang tua itu
berlaku sepanjang zaman dan pada seluruh lapisan masyarakat.
Sebagaimana dialog dalam novel Laskar Pelangi ini:Kami orang-orang
melayu adalah pribadi-pribadi sederhana yang memperoleh kebijakan hidup
daripara guru mengaji dan orang-orang tua di surau-surau sehabis shalat
maghrib. Kebijakan itu disarikan dari hikayat para nabi, kisah hang tuah, dan
rima-rima gurindam.13

Dalam Al-Qur’an surat al-Isra sepanjang zaman dan pada seluruh lapisan
masyarakat. Dalam Al-Qur’an surat al-Isra disebutkan bahwa seorang anak tidak
boleh berkata kasar apalagi menghardik keduanya. Sebagaimana firman Allah
dalam surat al-Isra ayat 23 :

‫ ۚﺎ ِإ ﱠﻣﺎ‬Rً‫ َوِﺑﭑ ۡﻟ ٰ َﻮِﻟ َﺪ ۡﯾ ِﻦ ِإ ۡﺣ ٰ َﺴﻨ‬Rُ‫ﺎه‬R‫ ُﺪ ٓو ْا ِإ ﱠﻻ ِإﯾﱠ‬R‫ ۡﻌ ُﺒ‬Rَ‫ ﱠﻻ ﺗ‬Rَ‫ َﻀ ٰﻰ َرﱡﺑ َﻚ أ‬Rَ‫۞ َوﻗ‬
‫ َﻼ‬Rَ‫ َﻤﺎ ﻓ‬R‫ ۡو ِﻛ َﻼ ُھ‬R‫ َأ‬Rٓ‫ َﻤﺎ‬Rُ‫ َﺣ ُﺪھ‬Rَ‫ َﺮ أ‬Rَ‫ َﻐ ﱠﻦ ِﻋﻨ َﺪ َك ٱ ۡﻟ ِﻜﺒ‬Rُ‫ ۡﺒﻠ‬Rَ‫ﯾ‬
٣ ‫ ۡﻮ ٗﻻ َﻛ ِﺮﯾ ٗﻤﺎ‬Rَ‫ َﻤﺎ ﻗ‬Rُ‫ﮭ‬R‫ﻞ ﻟﱠ‬Rُ‫ َﻤﺎ َوﻗ‬Rُ‫ ۡﺮھ‬Rَ‫ ۡﻨﮭ‬Rَ‫ف َو َﻻ ﺗ‬Rّٖ Rُ‫ َﻤٓﺎ أ‬Rُ‫ﮭ‬R‫ﻞ ﻟﱠ‬Rُ‫ﻘ‬Rَ‫ﺗ‬
٢

Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah


selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan
sebaik-baiknya. jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan
janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka
perkataan yang mulia”.14

Dalam Laskar Pelangi ini pun banyak terdapat dialog yang mengajarkan
umat Islam untuk senantiasa berakhlak baik kepada orang tua, diantaranya
adalah:Ia sangat berabkti kepada kedua orang tuanya. Khususnya ibunya.
sebaliknya, ia juga diperhatikan ibunya layaknya anak emas.15

13
Andre Hirata,op.cit., hal.162
14
Al-Qur an dan terjemahnya…. hal.284.
15
Andre Hirata,op.cit., hal.75
6

Dipertegas dengan narasi dibawah ini:


Mungkin karena ia satu-satunya laki-laki diantara lima saudara lainnya.
Ayahnya adalah seorang operator vessel board di kantor telepon PN sekaligus
tukang sirine. Meskipun rumahnya deket dengan sekolah tapi sampai kelas tiga ia
masih diantar jemput ibunya. Ibu adalah pusat gravitasi hidupnya”.16

Dialog diatas menjelaskan tentang kewajiban seorang anak terhadap


orang tuanya, terutama kepada ibu. Berakhlak kepada ibu bisa dilakukan dengan
selalu meminta izin kepada beliau untuk mencari keridhaannya serta bersikap
rendah hati dan lemah lembut dalam bertutur kata. Selain kepada ibu, terhadap
bapak pun seorang anak harus berakhlak baik, karena bapak juga lah yang
ikut mendidik anak dan mencari nafkah untuk keluarga. Sebagaimana dipertegas
oleh sabda Rasul sebagai berikut:
Ridhallahi fii ridho walidayin wa sukhtullahi fii sukhtu walidayin. Artinya:
Ridhonya Allah terdapat pada ridho orang tua dan murkanya Allah terdapat
murkanya orang tua”. (al Hadits).
b. Akhlak Terhadap Sesama
Islam mengatur akhlak seorang muslim kepada muslim yang lain.
Diantara akhlak mulia tersebut seperti memenuhi undangan, saling mendoakan,
serta tidak menghina atau menyakiti perasaannya, seperti yang terdapat dalam
dialog dan narasi dalam novel, yakni sebagai berikut:
“Bu Mus membalas hormat takzimnya yang santun dengan tersenyum
ganjil.”anak muda ini pasti tak pandai melantun tapi jelas ia menghargai
seni,” mungkin demikian yang ada dalam hati bu Mus. Tapi tetap saja
beliau menahan tawa. Lalu Mahar mengucapkan semacam prolog”.17

Membalas hormat takzim seperti yang dilakukann Bu Mus adalah


perbuatan yang terpuji. Hal ini mengajarkan kepada umat Islam untuk saling
menghormati dan menghargai. Sesama muslim dilarang menghina atau menyakiti,
karena setiap muslim adalah saudara, tapi justru harus bersatu dan mempererat tali
ukhuwah. Dalam Laskar Pelangi pun terdapat nilai akhlak yakni larangan
untuk tidak menyakiti perasaan dan menghina orang lain, seperti yang
tertuang pada dialog dan narasi sebagai berikut:

16
Andre Hirata,op.cit., hal.75
17
Andre Hirata,op.cit., hal.135
6

“Jika kami kesulitan, ia mengajari kami dengan sabar dan selalu


membesarkan hati kami. Keunggulannya tidak menimbulkan perasaan
terancam bagi sekitarnya, kecemerlangannya tidak menerbitkan iri
dengki, dan kehebatannya tidak sedikit pun mengisyaratkan sifat-sifat
angkuh. Kami bangga dan jatuh hati padanya sebagai seorang sahabat
dan sebagai seorang murid yang cerdas luar biasa. Lintang yang miskin
duafa adalah mutiara, galena, kuarsa, dan topas yang paling berharga
bagi kelas kami”.18

Diperkuat dengan dialog dbawah ini:


“Mahar tetap sabar mengahadapi Harun dan berusaha menuntunnya
pelan-pelan, namun akhirnya kesabaran Mahar habis ketika kami
membawakan lagu Light My Fire milik The Doors. Disepanjang lagu yang
inspiratif itu Harun menghajar hithat, tenor drum, simbal serta menginjak-
injak pedal bass drum sejadi-jadinya. Dengan stik drum ia menghajar apa
saja dalam jangkauannya, persis drumer Tarantula melakukan end fill
untuk menutup lagu rock dangdut wakuncar”.19

Allah swt berfirman dalam Al-Qur an surat al-Hujurat: 11:

‫ﻮ ْا َﺧ‬Rُ‫ﻧ‬R‫ ُﻜﻮ‬Rَ‫ن ﯾ‬Rَ‫ ۡﻮ ٍم َﻋ َﺴ ٰ ٓﻰ أ‬Rَ‫م ﱢﻣﻦ ﻗ‬ٞ ‫ ۡﻮ‬Rَ‫ ۡﺴ َﺨ ۡﺮ ﻗ‬R‫ﻮْا َﻻ َﯾ‬R‫ ِﺬﯾ َﻦ ءا َﻣ ُﻨ‬R‫َٓﯾﺄﱡﯾ َﮭﺎٱﻟﱠ‬
َ
‫ء ﱢﻣﻦ‬ٞ Rٓ‫ُ ۡﻢ َو َﻻ ﻧِ َﺴﺎ‬R‫ۡﯿ ٗﺮا ﱢﻣ ۡﻨﮭ‬
¾‫ٱﺲ‬
‫ ِﺑ‬Rُ‫ﻧﻔ‬Rَ‫ﻠ ِﻤ ُﺰ ٓو ْا أ‬Rَۡ‫ﻦ َو َﻻ ﺗ‬R‫ ۖﱠ‬Rُ‫ ُﻜ ﱠﻦ َﺧ ۡﯿ ٗﺮا ﱢﻣ ۡﻨﮭ‬R‫ن َﯾ‬Rَ‫ ٍء َﻋ َﺴ ٰ ٓﻰ أ‬Rٓ‫ َﺴﺎ‬R‫ﱢﻧ‬
‫ﺳﻢ‬
ُ ۡ
‫ َۡﻷﻟ ٰ َﻘ ﺐ‬Rۡ‫ ُﺰو ْا ﺑِﭑ‬R‫ﺎ َﺑ‬R‫ َﻨ‬Rَ‫َﺴ ُﻜ ۡﻢ َو َﻻ ﺗ‬
‫ۡﺌ‬
‫ ُﻢ‬Rُ‫ِﺌ َﻚ ھ‬Rَ‫ﻟ‬Rٰٓ ‫ ْو‬Rُ‫ﺄ‬Rَ‫ ۡﺐ ﻓ‬Rُ‫ﺘ‬R‫ ۡﻢ َﯾ‬R‫َﻌﺪٱ ۡ ِﻹﯾ ٰ َﻤ ۚ ِﻦ و َﻣﻦ ﻟﱠ‬Rَۡ‫ ُﺴﻮ ُق ﺑ‬Rُ‫ٱ ۡﻟﻔ‬
١١ ‫ِﻠ ُﻤﻮ َن‬R‫ٱﻟ ٰﻈﱠ‬

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki


merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih
baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan
kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. dan
janganlah suka mencela dirimu sendiri 20 dan jangan memanggil dengan
gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk panggilan adalah
(panggilan) yang buruk sesudah iman21 dan barangsiapa yang tidak
bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim”.

18
Andre Hirata,op.cit., hal.190
19
Andre Hirata,op.cit., hal.148
20
Jangan mencela dirimu sendiri maksudnya ialah mencela antara sesama mukmin karana
orang-orang mukmin seperti satu tubuh.
21
Panggilan yang buruk ialah gelar yang tidak disukai oleh orang yang digelari, seperti
panggilan kepada orang yang sudah beriman, dengan panggilan seperti: Hai fasik, Hai kafir dan
sebagainya.
6
6

Keempat, Nilai Sosial kemasyarakatan yang peneliti temukan dalam


Laskar Pelangi adalah sebagai berikut:
a. Shodaqoh

Seseorang yang bershodaqoh tentu merasa bahwa Allah telah memberi


dirinya rizqi yang banyak, cukup untuk dirinya, keluarga dan dapat dibagi
untuk orang lain yang membutuhkan. Nabi telah mengajarkan kita agar
bershodaqoh setiap hari, Orang yang bershodaqoh akan diampuni dosa-
dosanya dan dilindungi dari api neraka. 22 Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Baqarah ayat 271 :

ُ ‫َﻜ ﱢﻔ َو ُﯾ ۚ ۡﻢ ُﻜ ﻟﱠ‬ ‫ﺎ ٱ ۡﻟ ُﻔ َﻘَﺮٓاَء ﺮ‬Rَ‫ﻮھ‬Rُ‫ِﻨ ِﻌ ﱠﻤﺎ ِھ ۖ َﻲ َوِإن ﺗُ ۡﺨﻔ‬Rَ‫ﱠﺼ َﺪ ٰ َﻗ ﻓ‬ ‫ِإن ﺗُ ۡﺒ ُﺪو‬


‫ﺮ ۡﯿ َﺧ‬ٞ ‫ﺎ‬R‫ﻮ َھ‬Rُ‫ ۡﺆﺗ‬Rُ‫َوﺗ‬ ‫ِﺖ ٱﻟ‬ ‫ْا‬
ُ‫َﻮ ﻓَﮭ‬
‫ﻮ َن‬Rُ‫ ۡﻌ َﻤﻠ‬R‫ ﺑِ َﻤﺎ َﺗ‬Rُ¾‫ﻢ َوٱ ﱠ‬Rۗۡ ‫ﺎِﺗ ُﻜ‬R‫ﻋﻨ ُﻜﻢ ﱢﻣﻦ َﺳ ٔﱢﯿ‬
١٧٢ ‫ﺮ‬ٞ ‫َﺧِﺒﯿ‬

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu) Maka itu adalah baik sekali. dan
jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang
fakir, Maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. dan Allah akan
menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan”.23

Novel ini pun mengajarkan kita untuk bershadaqoh, seperti yang


terdapat dalam dialog berikut:Mereka adalah ksatria tanpa pamrih, pangeran
keikhlasan, dan sumur jernih ilmu pengetahuan di ladang yang ditinggalkan”.24
Di pertegas dengan potongan dialog sebagai berikut:Tampaknya Mahar
memberi perhatian istimewa pada delapan ekor sapi. Pakaian kami paling
artistik. Kami memakai celana merahtua yang menutup pusar sampai kebawah
lutut yang telah diberikan. Seluruh tubuh kami dicat warna cokelat muda seperti
sapi Afrika.25
Dialaog diatas mengajarkan kepada umat muslim untuk selalu
bershodaqoh, karena bershodaqah itu mudah dan bisa dengan apa saja. Dengan

22
Artikel Islami. Shodaqoh dan kesyukuran( http : // wordpress. Com. Diakses pada
tanggal 21 Februari 2012 )
23
Al-Qur an dan terjemahnya…hal.46
24
Andre Hirata,op.cit., hal.32
25
Andre Hirata,op.cit., hal.232
6

sebuah kurma, sepotong roti, uang seribu rupiah, menunjukkan jalan,


membantu seseorang mengangkat barang, memungut atau menyingkirkan
duri dari jalanan, bahkan menafkahi anak dan istri.
b. Musyawarah
Musyawarah merupakan salah satu nilai sosial, dalam musyawarah
seluruh anggota bebas menyampaikan gagasannya demi tercapainya suatu
keputusan yang disepakati bersama. Hal ini sesuai dengan narasi dan dialog yang
terdapat dalam novel, diantaranya:
“Kami seperti anak-anak bebek. Tak terpisahkan dalam susah dan senang.
Induknya adalah Bu Mus. Sekali lagi kulihat wajah mereka, Harun yang
murah senyum, Trapani yang rupawan, Syahdan yang liliput, Kucai yang
sok gengsi, Sahara yang ketus, A Kiong yang polos, dan pria kedelapan
yaitu Samson yang duduk seperti patung Ganesha”.26
Juga diperkuat dengan dialog berikut:

Barangkali sebaiknya aku pulang saja, melupakan keinginan sekolah, dan


mengikuti jejak beberapa abang dan sepupu-sepupuku, menjadi kuli. 27

Ditambah lagi dengan dialog lainya sebagai berikut:Kita tunggu sampai


pukul sebelas,” kata pak harfan pada bu us dan seluruh orang tua yang telah
pasrah. Suasana hening.28

Dan dialog sebagai berikut: Sekolah kita adalah sekolah Islam yang
mengedepankan pengajaran nilai-nilai religi, kita harus bengga dengan hal itu. 29

Dari potongan dialog diatas, mendeskripsikan bahwasanya Musyawarah


merupakan anjuran dalam ajaran agama Islam dalam menentukan atau
memutuskan suatu perkara, dan cara yang efektif dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan musyawarah, apapun persoalannya, baik itu berat ataupun ringan akan
memudahkan masyarakat Islam didalam menciptakan suasana kekeluargaan atau
persahabatan. Disisi lain, dengan musyawarahlah meminimalisir terjadinya
pertikaian atau perkelahian antar kelompok:

26
Andre Hirata,op.cit., hal.85
27
Andre Hirata,op.cit., hal.3
28
Andre Hirata,op.cit., hal.5
29
Andre Hirata,op.cit., hal.222
6

“Bagi kami pak Harfan dan Bu Mus adalah pahlawan tanpa tanda jasa
yang sesungguhnya. Merekalah mentor, penjaga, sahabat, pengajar, dan
guru spiritual. Mereka yang pertama menjelaskan secara gambalng
implikasi amar makruf nahi munkar sebagai pegangan moral kami
sepanjang hayat. Mereka mengajari kami membuat rumah-rumahan dari
perdu apit-apit, mengusap luka-luka di kaki kami, membimbing kami cara
mengambil wudhu, melengok ke dalam sarung kami ketika kami disunat,
mengajari kami doa sebelum tidur, memompa ban sepeda kami, dan
kadang-kadang membuatkan kami air jeruk sambal.30

Sebagaimana dalam novel Laskar Pelangi, anak-anak SD Belitung


bermusyawarah mengenai sosok pak Harfan dan Bu Mus, adalah pahlawan
mereka yang tak tergantikan dalam hidup mereka, karena banyak hal yang telah
mereka rasakan ketika di ajar dengang dua orang tersebut ( Pak Harfan dan Bu
Mus). Dengan kata lain musyawarah terdapat pada nilai sosial, dan nilai tersebut
sangat dibutuhkan oleh siapapun yang hidup bermasyarakat, karena manusia tidak
biasa hidup sendiri didunia ini, maka dari itu mereka memerlukan orang lain
untuk, berbicara, berdiskusi, atau menentukan pendapat dsb.

Demikianlah hasil analisis yang penulis temukan dalam Novel Laskar


Pelangi, karya Andrea Hirata, yang didalamnya terdapat sejumlah nilai-nilai
Pendidikan Agama Islam, yang amat sangat membantu peneliti dalam memahami
Islam jauh lebih baik dari sebelumnya dan berguna untuk kalangan masyarakat
Islam pada umumnya.

30
Andre Hirata,op.cit., hal.245
6

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari uraian hasil pengkajian dan pembahasan skripsi ini, maka penulis dapat
menarik beberapa kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah penelitian, bahwa:
1. Nilai-nilai pendidikan agama Islam dalam novel Laskar Pelangi karya
Andrea Hirata terbagi menjadi empat macam nilai yaitu :
a. Nilai Tauhid atau Aqidah. Aqidah berarti Iman, kepercayaan dan
keyakinan. Sehingga yang dimaksud dengan Aqidah adalah
kepercayaan yang menghujam atau tersimpul dalam hati. Tauhid atau
aqidah merupakan nilai yang harus dimiliki oleh seorang individu.
Adapun nilai akidah atau tauhid yang peneliti temukan dalam Novel
Laskar Pelangi adalah 1) Mengesakan Allah
b. Mengikuti hukum-hukum dan aturan Allah dalam menjalankan
kehidupan yang sesuai dengan perintah-perintah-Nya, dari mulai akil
baligh sampai meninggal dunia. Nilai ibadah yang peneliti temukan
dalam novel Laskar Pelangi adalah : 1) Shalat 2) Larangan berbuat
taqlid, 3) Menuntut Ilmu,
c. Nilai Akhlak. Akhlak berasal dari kata Khalaqa yang kata asalnya
khuluqun yang berarti perangai, tabiat. Jadi, secara etimologi akhlak
itu sebagai perangai,adat, tabiat, perangai, atau sistem perilaku yang
dibuat oleh manusia. Nilai akhlak yang peneliti temukan dalam novel
Laskar Pelangi adalah : 1) Akhlak terhadap orang tua, 2) Akhlak
terhadap sesama manusia
d. Nilai Sosial Kemasyarakatan. Nilai social adalah penanaman nilai-nilai
yang mengandung sosial, dalam dimensi ini terkait dengani ntegrasi
sesame manusia yang mencakup berbagai norma kesusilaan,
kesopanan dan segala macam bentuk produk hukum yang telah
ditetapkan oleh manusia. AdapunNilai Sosial kemasyarakatan yang
peneliti temukan dalam novel Laskar Pelangi adalah : 1) Shadaqoh, 2)
Musyawarah

67
68

B. Saran
1. Terkait dengan eksistensi novel, sudah sepantasnya novel atau karya sastra
lainnya, mempertimbangkan nilai-nilai pendidikan Islam yang bias
disumbangkan kepada masyarakat luas dan bukan mempertimbangkan
selera pasar atau trend. Karena beberapa tahun terakhir banyak
bermunculan novel atau karya sastra yang sangat jauh dari unsur
mendidik, sebab bagaimanapun karya sastra terutama novel yang banyak
diminati oleh seluruh lapisan masyarakat, terlebih lagi dari kalangan
remaja yang merupakan cikal bakal pemimpin bangsa.
2. Bagi masyarakat, hikmah yang dapat diambil dari nilai nilai Pendidikan
Agama Islam yang terkandung dalam novel Laskar Pelangi. Novel ini
banyak memberikan kontribusi kepada seluruh lapisan masyarakat,
khususnya umat Islam untuk mengamalkan dan mengaplikasikan nilai-
nilai pendidikan Agama Islam dalam kehidupan masyarakat.
3. Bagi peneliti selanjutnya. Kajian tentang nilai-nilai pendidikan agama
Islam dalam novel ini belum dikatakan sempurna, karena keterbatasan
waktu, metode serta pengetahuan dan ketajaman analisis yang peneliti
miliki, untuk itu harapan penulis, akan ada banyak peneliti baru yang
berkenan untuk meneliti lebih luas dan konsferhensif novel Laskar Pelangi
karya Andrea Hirata ini.
6

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne, Berkenalan Dengan Jenis-Jenis Novel, http:// anneAhira.com.2012.

Al Quradhawi,Yusuf, Ibadah Dalam Islam, Jakarta : Akbar, 2005.

Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidkan Islam,Cet.I, Jakarta:


CiputatPres, 2002.

Ardani, Moh., Akhlak Tasawwuf “ Nilai-nilai Akhlak atau Budi Pekerti dalam
Ibadat dan Tasawuf “, Jakarta : CV. KaryaMuli, 2005.

Arifin,Muzayyin, Filsafat Pendidikan Islam,Jakarta : Bumi Aksara, 2012.

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Cet.II, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
1994.

Atmazaki, Ilmu Sastra: Teori dan Terapan, T.tp.:Angkasa Raya, t.t.

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar dan pembelajaran, Jogjakarta: Ar-
Ruz Media, 2007
B. Miles,Matthew, dan A. Michael Huberman, Analisis data kualitatif, Jakarta : UI-
pres, 2009.

Bungin, Burhan, Conten Analisis dan Group Discussion dalam Penelitian Sosial,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Chodjim, Achmad, Alfatihah : Membuka Mata Batin dengan Surah Pembuka,


Cet.V, Jakarta : Serambi Ilmu Semesta, 2005.

Daradjat, Zakiah, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta : Bumi Aksara, 2012.

Daudy, Ahmad, Kuliah Filsafat Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1986.

DedenMakbuloh, Pendidikan Agama Islam, Jakarta :Rajawalipers, 2012.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjamahnya, Bandung:


Syaamil Cipta Media, 2005.

69
7

Fakultas Bahasa dan Seni, Estetika Sastra, Seni, dan Budaya, Jakarta: Universitas
Negri Jakarta, 2008.

Hirata, Andrea, Laskar Pelangi, Yogyakarta: PT Bentang,2006.

http://sigitwahyu.net/ensiklopedi/ pengertian-shodaqoh-sedekah.html.
72
Imam Al-Gazali, Ihya ‘Ulum al-Din, III, al-Masyahad al-Husain, Cairo, t.t

Jalaluudin& Abdullah, Filsafat Pendidikan: Manusia, Filsafat dan Pendidikan,


Cet.II, Jakarta: PT. Gaya Media Pratama, 2002.

Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2008.

Kafie,Jamaluddin, Tasawuf Kontemporer, Cet.II, Jakarta : Republika, 2003.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan: Komponen MKDK, Cet. IV, Jakarta:


PT. RinekaCipta, 2004.

M. Arifin, (ed.), Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: BumiAksara, 1991.


Muhaimin dan Abdul Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung
:Trigendakarya, 1993.

Muhaimin, Kawasan dan Wawasan Studi Islam,Cet.II, Jakarta :Kencana, 2007.

Ma’luf Luis, Kamus Al-Munjid, al-Maktabah al Katulikiyah, Beirut, t.t.,

M.M Syarif, ( Ed), The History of Muslim Philosophy, New York, Dover
Publications, 1967.

Mahyudi, Kuliah Akhlak Tasawuf, Cet.III,Jakarta :Kalam Mulia, 1999.

Nata, Abudin, Ilmu Pendidikan Islam Jakarta : Kencana, 2010

Nizar, Samsul, Pengantar Dasar-dasar Pemikiran Pendidikan Islam, Jakarta :


Gaya media pratama, 2001.

Nurgiyantoro, Burhan, Teori Pengkajian Fiksi, Cet. VIII Yogyakarta: Gadjah


Mada University Press,2010.
7

Oemar Hamalik, Proses BelajarMengajar,Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

Pembukaan UUD 1945 alinea 4


Qor’awi, Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz As- Sulaimani, Cara Mudah
Memahami Tauhid, Solo : At-Tibyan, 2000.

Razak, Yusron&Tohirin, Pendidikan Agama Untuk Perguruan Tinggi dan Umum,


Cet. I, Jakarta : UHAMKA Press, 2011.

Roqib,Moh., Ilmu Pendidikan Islam, Yogyakarta: Lkis Printing Cemerlang, 2009

Stanton, Robert, Teori Fiksi, Terj.Dari An Introduction to Fiction oleh Sugihastuti


dan Rossi Abi Al Irsyad, Cet. I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung : Mizan, 1992.

-------------------------,Wawasan Al Qur’an :Tafsir Maudhu’Iatas Pelbagai


Persoalan Umat, Cet. I, Bandung :Mizzan, 1996.

--------------------------,Menjawab 1001 Soal Keislaman yang patut Anda


Ketahui,Jakarta :LenteraHati, 2008.

Siswantoro, metode penelitian sastra, Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2010.

Suwardi Endraswara, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarya: Medpress,


2008.

Sugiyono, Metode penelitian Pendidikan, Bandung :Alfabeta, 2009.

Syam, Mohammad Noor, Filsafat Kependidikan dan Dasar Filsafat Kependidikan


Pancasila, Surabaya: Usaha Nasional,1996.

Tafsir,Ahmad, Ilmu Pendidikan dalam Persepektif Islam, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 1994.

T.J De Boer, Tarikh al Falsafat fi al Islam. diterj.kedalam bahasa arab oleh


Muhammad Abd. Al-Nady Abu Zaidah, Kairo, mathba’ahTaklif, 1962.
7

Tamam,Badrul, Manfa’at dan hikmah Sholat Berjama’ah,http://voa-islam.com


diakses pada senin 8 Agustus 2012.

TimPenyusunKamusBesarBahasaIndonesia,KamusBesarBahasa Indonesia,edisi III, Jakarta :Balai Pustaka,


UU RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 Pasal 3 Uhbiyati,Nur, Ilmu Pendidikan
Widjoko dan Endang Hidayat, Teori dan Sejarah Sastra Indonesia, Cet.I,
Bandung: Upi Press, 2006.

Zar, Sirajuddin, Filsafat Islam :Filosof & Filsafatnya, Cet.II, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Anda mungkin juga menyukai