Anda di halaman 1dari 106

GERAKAN DAKWAH HIZBUT TAHRIR INDONESIA

TAHUN 1980-2004

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Disusun Oleh :
EVA KHOPIPAH
NIM: 1111022000032

JURUSAN SEJARAH DAN KEBUDAYAAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H / 2016 M
KEMENTERIANAGAMA
UNIYERSITAS ISLAM NEGERI(UIN)
SYARIF' HIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
Jl. l..H.lr""dr N.

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda targan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : EVA KHOPIPAH


NIM : ll1l022OA0O32

Program Studi : Sejarah dan Kebudayaan Islam

Dengan ini menyatakan bahwa Skipsi ini adalah hasil karya saya sendiri yang
merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan
merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang
lain.

Apabila terbukti skripsi ini merupakan piagiat atau replikasi maka skripsi
dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skdpsi
baru dan kelulusan serta gelamya dibatalkan.

Demikian pemyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul dikemudian hari
menjadi tanggung jawab saya.
GERAKAN DAKWAH HIZBIJT TAHRIR INDONESIA
TAHUN 1980- 2004

Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sariana Humaniora (S.Hum)

Oleh:
Eva Khopipah
NIM: 1111022000032

Pembimbing. )

O'@"J
Dra. Hi. Tati Hartimah. M.A
NIP: 19550731 198903 2 001

KONSENTRASI ASIA TENGbARA


PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF I{IDAYATULLAH
JAKARTA
1437 HJ20L6IU{
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul GERAKAN DAKWAH HIZBUT TAHRIR


INDONESIA TAHUN 1980-2004 telah diujikan dalam sidang munaqasyah

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 03 Maret
2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Humaniora (S.Hum) pada program studi Sejarah dan K.ebudayaan Islam.

Jakarla, 03 Matet2016

SIDANG MUNAQASYAH

Sekertaris Merangkap Anggota

NIP: 19690724 199703 r 19750417 2005012 007

Anggota

Penguji I

fir,*
Dr. Parlindunsan Siregar, M.Ag
NIP: 19590115 199403 1002 95702271 19903 1 001

o'w
Dra. Hi. Tati Hartimah. M.A
NIP: 19550731 198903 2 001
ABSTRAK

Konsep Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia Tahun 1980-2004


Studi berjudul Gerakan Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia Tahun 1980-
2004 HTI merupakan salah satu gerakan yang memiliki jaringan internasional.
Bahkan, HTI juga dikenal sebagai organisasi yang radikal, karena menurut HTI,
syariat Islam kaffah (total) tidak bisa ditetapkan kecuali dalam rangka negara
khilafah. Salah satu strategi yang digunakan HTI dalam menyebarkan ide-ide dan
gagasannya, dengan cara menguasai arena-arena strategis yang terdapat di tengah-
tengah masyarakat. Secara perlahan HTI melakukan infiltrasi di tengah
masyarakat dengan menguasai arena seperti masjid, kampus, mahasiswa dan lain
sebagainya, akan tetapi semua aturan-aturannya bertabrakan dengan pancasila
sebagai ideologi negara. Tetapi HTI berkeyakinan bahwa sistem atau syariat Islam
dapat di terapkan di bumi pertiwi. Model dakwah yang di terapkan Hizbut Tahrir
meneladani metode dakwah Rasulullah dalam melakukan perubahan di Mekkah
dan Madinah dengan tiga tahap, yakni tahap pembinaan dan pengkaderan, tahap
berintraksi dengan masyarakat, dan tahapan penerimaan kekuasaan. Oleh karena
itu membahas tentang gerakan dakwah Hizbut Tahrir Indonesia tahun 1980-2004
menarik untuk di kaji.
Cara melihat permasalahan di atas dengan menggunakan perspektif sosio-
politik dan menggunakan metode sejarah, yang dimaksud dengan perspektif sosio-
politik adalah menyoroti dari segi struktur kekuasaan, jenis kepemimpinan,
hierarki sosial, pertentangan kekuasaan, dan lain sebagainya. metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi, heuristic,
kritik sumber atau verifikasi, Interpretasi, dan historiografi.
Hasil penelitian ini penulis menemukan bahwa temuan secara teoritis
dapat diterima, dalam artian HTI ingin menjadikan sistem pemerintahan Indonesia
berlandaskan Islam Kaffah.dan secara sosio tidak dapat diterima begitu saja,
sebab akan bertabrakan dengan TNI yang kuat. Di samping itu, terdapat kelompok
yang menganut paham moderat, seerti NU dan Muhammadiyah.

Keyword : Hizbut Tahrir, Dakwah, Hizbut Tahrir Indonesia

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan rahmat dan nikmatnya kepada semua hamba-Nya. Alhamdulillah
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini semaksimal mungkin. Maka dari itu
tidak ada kata yang pantas penulis sampaikan kecuali senantiasa memuji dan
bersyukur kepada-Nya dalam setiap kesempatan. Shalawat dan salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam
kegelapan ke alam yang terang benderang, alam yang penuh dengan peradaban
dan pencerahan.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini
tidak mungkin terselesaikan tanpa dukungan, bantuan, dan bimbingan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, tidak ada kata yang pantas yang dapat penulis
sampaikan kecuali terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A selaku Dekan Fakultas adab dan Humaniora
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak. Nurhasan, M.A, selaku Ketua Jurusan Sejarah dan Kebudayaan
Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Sholikatus Sa’diyah, M.Pd, selaku Sekertaris Jurusan Sejarah dan
Kebudayaan Islam, yang selalu dengan sabar memberikan pelayanan
terkait administrasi yang penulis butuhkan.
4. Bunda Dra. Hj. Tati Hartimah, M.A selaku dosen pembimbing penulis,
yang telah memberikan waktunya untuk membimbing penulis dengan
penuh kesabaran dalam memahami Skripsi ini. Terimakasih untuk semua
masukan dan ilmu yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan Skripsi ini.
5. Orang Tua tercinta, Almarhum Ayahanda H. Abdul Wahid dan
Almarhumah Ibunda Hj. Sami’nah, terima kasih telah mengasuh dan
memberi bimbingan dengan sabar dan penuh kasih sayang yang begitu
luar biasa, serta senantiasa memberikan semangat dan mendoakan.

ii
Semoga doa-doa Ayah dan Ibu untukku semasa hidup tetap didengar oleh
Allah dan di ijabah oleh-Nya.
6. Abang Udin dan po AA yang selama ini menggatinkan posisi Ayah dan
Ibu sebagai kepala keluarga, yang tidak henti-hentinya memberikan
dorongan baik materiil maupun moril dan tidak pernah bosan mendo’akan
penulis dalam menempuh studi dan mewujudkan cita-cita. Penulispun tak
lupa mengucapkan terima kasih pada kakak-kakakku Nur Seha,
Muhammad Wasi, Abdul Ghofur, Abu Hasan, Mas’ud, Mulkillah,
Mas’dah, dan adik penulis Muhammad Zaki dan Siti Hardiyanti
Rahmadani yang selalu memberi semangat dan do’a kepada penulis.
7. Buat sahabat-sahabatku, Khoirunnisa, Hammatun Ahlazzikriyah, Wira
Kurnia dan Siti Nur Azizah terima kasih banyak sudah hadir dalam sejarah
hidupku dan makasih juga sudah membagi kecemburuan, cinta serta
canda, tawa yang tidak mungkin dapat penulis lupakan.
8. Teman-teman SKI Seperjuangan angkatan 2011, yang tidak dapat penulis
sebutkan namanya satu-persatu.
9. Sahabat “Kostn As-salam” Yayah Tsamaniyah yang dengan sabar
menghadapi penulis yang selalu mengeluh, mengeluh dan menggerutu
untuk menyelesaikan Skripsi ini. Terimakasih juga untuk Tazkia
Tulfahiroh, Lia Hera Wati, Ummi, Wanti Mumtaz, dan Himmatul Ulya
telah menjadi keluarga yang sangat peduli terhadap penulis.
10. Seluruh dosen fakultas Adab dan Humaniora, yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, semoga ilmu yang diberikan bermanfaat bagi penulis.
11. Seluruh Staf Akademik Fakultas Adab dan Humaniora, dan juga pimpinan
dan seluruh staf perputakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah memberikan fasilitas dan kemundahan bagi penulis untuk
mendapatkan buku-buku yang digunakan sebagai referensi dalam
penulisan skripsi.
12. Bapak Ismail Yusanto, selaku Jubir HTI yang telah bersedia
diwawancarai dan memberikan data lengkap tentang Hizbut Tahrir.

iii
13. Para karyawan/karyawati Perpustakaan Utama dan fakultas Adab dan
Humaniora yang telah menyediakan fasilitas dalam rangka penulisan
skripsi ini.
14. Dan terakhir teman-teman serta kolega yang tidak penulis sebutkan satu
persatu disini.
Dengan segala hormat dan ucapan yang luar biasa penulis haturkan
terima kasih atas segala bimbingan dan do’a yang penulis selama ini
dapatkan, walaupun penulis sangat menyadari skripsi ini masih banyak
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca demi lebih baiknya skripsi ini.
Akhirnya, mudah-mudahan penulisan skripsi ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan dapat menjadi sedikit sumbangsih keilmuan
diantara sekian banyak ilmu Allah subhanaullahi wata’ala. Amin.

Jakarta, 18 Februari 2016

Eva Khopipah

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Permasalahan ..................................................................... 4
1. Identifikasi Masalah ................................................ 4
2. Pembatasan Masalah................................................. 5
3. Rumusan Masalah .................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 6
D. Tinjauan Pustaka ............................................................... 7
E. Metode Penelitian .............................................................. 9
F. Kerangka Teori .................................................................. 11
G. Sistematika Penulisan......................................................... 12

BAB II HIZBUT TAHRIR INDONESIA


A. Berdirinya Hizbut Tahrir Indonesia ..................................... 14
B. Hizbut Tahrir Indonesia Dimata Ismail Yusanto ............... 18
C. HTI sebagai Ormas Islam di Indonesia .............................. 23
D. HTI sebagai Gerakan Politik Islam Non-Parlemen ............. 25

BAB III KONSEP HTI TENTANG KHILAFAH


A. Pengertian Dakwah .............................................................. 28
B. Sumber hukum konsep Khilafah ......................................... 33
C. Konsep Dakwah Khilafah HTI di Indonesia 1980-2004 ..... 35
1. Pembinaan....................................................................... 36
2. Interaksi dengan Masyarakat .......................................... 36
3. Menyeru dan Mengkritik Penguasa ................................ 39

v
BAB IV PERGERAKAN DAKWAH HTI 1980-2004
A. Dakwah Intern Anggota HTI ............................................... 41
B. Dakwah Ekstern Anggota HTI ............................................ 43
C. Pandangan dan Sikap HTI Terhadap Sistem Pemerintahan
Indonesia 1980-2004 .......................................................... 44
1. Pemerintahan Soeharto (1968-1998) .............................. 44
2. Pemerintahan BJ. Habibie (1998-1999).......................... 52
3. Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001)........... 57
4. Pemerintahan Megawati (2001-2004) ............................ 59
D. Pandangan dan Sikap HTI Terhadap Isu Politik- Keagamaan
di Indonesia ........................................................................ 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan ........................................................................ 63
B. Saran.................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 66


LAMPIRAN

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan penelusuran sumber1 ditemukan bahwa berdirinya Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) pada tahun 1980-an, memandang sebagian besar umat

Islam tidak mudah menerima syariat Islam kaffah (total) diterapkan dalam sistem

pemerintahan. Melihat kondisi tersebut, HTI tergerak untuk melakukan

penyadaran terhadap umat Islam akan perlunya sayriat Islam kaffah. Langkah

pertama yang dilakukan HTI dalam melakukan penyadaran, yakni dengan cara

berdakwah. Akan tetapi, seiring perjalanannya pergerakan HTI merambah

kedunia perpolitikan bahkan sampai mengklaim dirinya sebagai partai politik

meskipun aktivitasnya tidak terlibat langsung dalam dunia perpolitikan. Studi ini

ingin menjelaskan pergerakan dakwah HTI dalam mensosialisasikan syariat Islam

kaffah di Indonesia pada tahun 1980-2004.

Adapun gerakan dakwah yang dilakukan HTI mulai dari mengadakan

pengajian-pengajian, diskusi atau seminar, bersilaturahmi atau dialog dengan para

ulama, menyebarkan buletin dan pemasangan sepanduk-sepanduk.2 HTI sendiri di

perkenalkan oleh seorang tokohnya Abdurrahman Al-Bagdadi, ia merupakan

seorang oposisi pemerintahan dari Yordania yang bekerja menjadi dosen di

Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) di jakarta. Seiring


1
Lihat dalam : Afdlal dkk, Islam dan Radikalisme di Indonesia, ( Jakarta: LIPI Pres, 2004),
Jamhari, Jajang Jahroni, Gerakan salafi Radikal di Indoneisia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
2004), Ali Syu’aibi, Gils Kibil, Meluruskan Radikalisme Islam, (Ciputat: Pustaka Azhary, 2004),
Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke
Indonesia, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005), Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal:
Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke Indonesia,(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005)
2
Afdlal dkk, Islam dan Radikalisme di Indonesia, ( jakarta: LIPI Pres, 2004) h. 271-275

1
2

berjalannya waktu gerakan dakwah HTI semakin berkembang tidak hanya di

wilyah Jakarta, tetapi juga berkembang di wilayah Bogor, Bandung, Yogyakarta,

Semarang, Surabaya, Malang dan Jember. Adapun aktivitas dakwah HTI di kota-

kota tersebut lebih banyak dilakukan melalui lembaga pendidikan, seperti

Pesantren Ulil Al-bab (Bogor), Universitas Salman ITB dan Universita

Padjadjaran UNPAD (Bandung). Perkembangan dakwah Hibut Tahrir lebih

banyak dilakukan di kampus-kampus, karena ide-ide yang diusung oleh Hizbut

Tahrir mudah di terima oleh kalangan mahasiswa.3

Di samping itu, meskipun HTI mengklaim gerakannya sebagai partai

politik tidak membuat HTI ikut andil dalam pemilu maupun bersaing untuk

mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan. Hal ini tidak terlepas dari

pandangan mereka bahwa, situasi saat ini tidak lagi sesuai dengan syariat Islam

kaffah di mana Islam telah membatasi bentuk pemerintahan hanya satu, yakni

pemerintahan yang menjalankan hukum sesuai dengan apa yang telah diturunkan

Allah SWT.4

Pada dasarnya segala macam upaya yang dilakukan HTI dalam gerakan

dakwahnya adalah agar syariat Islam kaffah dapat ditegakkan, sehingga sistem

khilafah yang pernah bisa diterapkan kembali. Bagi umat Islam sendiri diakui atau

tidak Islam sangat membutuhkan sebuah sistem negara yang Islami dalam kontek

agar ajaran-ajaran Islam dapat diterapkan secara kaffah.5

3
Imam Tholkhah dkk, Gerakan Islam Kontemporer di Era Reformasi, (Jakarta: Badan Litbang
Agama dan Diklat Keagamaan, Departemen Agama RI, 2002), h. 45-46
4
Afdlal dkk, Islam dan Radikalisme di Indonesia, ( jakarta: LIPI Pres, 2004), h. 266-267
5
Hizbut tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir, Partai Politik Islam Ideologis, Bogor : Pustaka Thoriqul
Izzah, 2000), h. 67
3

Kesuksesan yang diraih HTI dalam berdakwah di masyarakat khususnya

kampus bukan lah sebuah perkara yang mudah, terutama dalam menghadapi

kebijakan pemerintahan yang kurang mendukung aktivitas dakwah di tahun 1980-

an. Namun, memasuki era Reformasi masyarakat diberi kebebasan untuk

berpendapat, membentuk organisasi dan lain sebagainya. Hal ini yang kemudian

dimanfaatkan oleh HTI untuk mengembangkan gerak langkahnya dalam

berdakwah. Organisasi HTI ini memiliki basis ideologi, pemikiran, dan stategi

gerakan dakwah yang berbeda dengan ormas-ormas Islam lainnya, mereka

memiliki karakter yang lebih militan, radikal, dan eksklusif. Berbagai ormas yang

ada di Indonesia pada umumnya memiliki kesamaan visi yaitu ingin mendirikan

sebuah sistem “Negara Islam” dan mewujudkan penerapan syariat Islam.6

Perubahan sistem politik pada tahun 1998 sekaligus lengsernya Soeharto

sebagai presiden telah membuat keadaan politik lebih terbuka dan transparan. Hal

ini terlihat dari amandemen UUD 1945 Pasal 28E ayat 3 menyatakan dengan

tegas bahwa setiap warga negara bebas untuk berpendapat dan bebas untuk

berserikat dan berkumpul. Inilah yang membuka peluang bagi organisasi-

organisasi yang lama terbelenggu oleh rezim Soeharto untuk mulai menampakkan

statusnya di depan masyarakat salah satunya HTI. HTI sendiri secara resmi

melakukan aktivitasnya di Indonesia secara terbuka atau terang-terangan sejak

tahun 2000 dan terdaftar sebagai organisasi masyarakat di Kementrian Dalam


Negeri pada tahun dengan Nomor 44/D.III.2/VI/2006.7

6
Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal: Transmisi Revivalisme Islam Timur Tengah Ke
Indonesia, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2005), h. 14.
7
http://www.kemendagri.go.id/media/docume (Akses tanggal 13 Desember 2014 pukul 23 : 05
WIB)
4

Selain itu, di era Reformasi HTI tidak hanya bergerak dalam bidang

dakwah, tetapi juga bergerak di bidang politik, hal ini terbukti dengan berbagai

macam kegiatan yang telah diadakan oleh HTI dalam mengampanyekan sistem

khilafah di setiap kegiatannya, seperti diskusi, temu tokoh, muktamar, konferensi,

pelatihan, pembinaan dan pengkaderan. Contoh kegiatan yang paling besar adalah

Konferensi Khilafah dan Jakarta International Conference of Muslim Intetectual

(JICMI), dan berupaya menggiring opini masyarakat melalui media yang

dibuatnya berupa media elektronik dan cetak. Penggiringan opini ini dimaksudkan

supaya masyarakat bisa mempunyai pemikiran seperti mereka yang menginginkan

dan mendukung mereka untuk menegakkan khilafah.8

Demikian lah, usaha yang dilakukan HTI dalam mengembangkan idenya

baik melalui media cetak maupun pengajian-pengajian, dan melakukan diskusi

kepada masyarakat dengan cara menguasai arena-arena strategis dan berusaha

untuk mewujudkan cita-citanya untuk menyemaikan (menanamkan) Ideologi

Islam kaffah dapat diterapkan di Indonesia.

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang diatas timbul permasalahan yang dapat di

identifikasikan, antara lain :

a. Gerak langkah HTI dalam perolitikan di Indonesia pada tahu 1980-2004.

8
Hizbut tahrir, Mengenal Hizbut Tahrir, Partai Politik Islam Ideologis, Bogor : Pustaka
Thoriqul Izzah, 2000), h. 68
5

b. Gerak langkah dakwah HTI dalam sosialisasi Islam Kaffah yang dilakukan

HTI yang ingin di semayamkan di bumi Indonesia.

2. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan masalah ini tidak meluas, maka perlu adanya

pembatasan masalah pada skripsi ini. Oleh karena itu, penulis akan membatasi

masalah dalam skripsi ini, yang fokus kajiannya Gerakan Dakwah Hizbut

Tahrir Indonesia (HTI) Tahun 1980-2004. Di mana Hti banyak mengalami

kendala dalam mengembangkan dkwahnya dari masa ke masa.

Di samping itu, penulis akan menelusuri lebih mendalam mengenai

pergerakan dakwah HTI di Indonesia tahun 1980-2004. Adapun batasan tahun

yang penulis gunakan adalah tahun 1980-2004 dikarenakan adanya kebijakan

pemerintah yang membatasi aktivitas ormas yang ada di Indonesia termasuk

HTI, sehingga pada tahun 1980-an HTI mengalami kesulitan untuk

mensosialisasikan syariat Islam kaffah kepada masyarakat luas dan pada tahun

1998 memasuki era Reformasi memberikan kesempatan HTI untuk

mengembangkan dakwahnya di Indonesia. Ruang lingkup yang penulis gunakan

adalah HTI tidak terlepas dari peroblematika HTI dalam mengembangkan

dakwahnya dari tahun 1980-2004.

3. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah penelitian pada skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Bagaimana sejarah berdirinya Hizbut Tahrir di Indonesia?

b. Bagaimana gerakan dakwah Hizbut Tahrir tentang Khilafah ?


6

c. Bagaimana gerakan dakwah yang dilakukan Hizbut Tahrir Indonesia

1980-2004?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penulisan skrpisi tentang Gerakan Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia

Tahun 1980-2004, yaitu untuk :

1. Menjelaskan hal yang melatar belakangi Hizbut Tahrir di Indonesia.

2. Menjelaskan pergerakan dakwah dan pemikiran HTI dalam mewujudkan

Khilafah pada tahun 1980-2004.

3. Mengetahui lebih jauh mengenai aktivitas dakwah HTI pada tahun1980-

2004

Adapun dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut :

1. Menambahkan informasi tentang gerakan Hizbut Tahrir Indonesia tahun

1980-2004.

2. Untuk mengenal lebih dekat pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia pada

tahun 1980-2004.

3. Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan serta perbandingan

bagi penelitian selanjutnya maupun untuk penulisan lain di bidang yang

sama.
7

D. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, peneliti juga mengadakan tinjauan pustaka. Tinjauan

pustaka dilakukan di Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan

Perpustakaan Fakultas Adab Dan Humaniora. Hal ini dilakukan untuk

memastikan apakah ada judul atau tema yang sama dengan skripsi ini. Setelah

dilakukan penelitian, terdapat tulisan sebagai berikut :

Skripsi karya Abdah ini, yang berjudul Hizbut Tahrir Indonesia : Sejarah

Perkembangan dan Ideologi Pemikiran.9 Dalam skripsi ini, dibahas tentang

sejarah berdirinya HT di timur tengah dan sejarah berdirinya HT di Indonesia,

yang ketika terdapat revolusi di Iran yang membangkitkan semangat untuk

kembali kepada aturan-aturan Islam, seperti menegakkan khilafah Islamiyah, di

era 1980-an. Namun Pembahasan selanjutnya juga tentang profil juru bicara HTI,

selanjutnya di bahas pula tentang pandangan-pandangan HTI terhadap sistem

khilafah dan Daulah, syariat islam, sistem ekonomi Islam dan kritik terhadap

nasionalisme dan Demokrasi, serta Kapitalisme.

Selanjutnya skripsi yang di tulis oleh Nur Hanifah yang berjudul

“Pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) : Studi Kasus Aktivitas HTI di Institut

Pertanian Bogor (IPB)”10 dalam skripsi ini dimulai dari latar belakang gerakan HT

yang menjelaskan tentang sejarah dan berdirinya, tujuan, tokoh-tokohnya, dan

juga menjelaskan tentang landasan pemikiran HT yang bersumber kepada

alqur’an dan hadits serta yang ditunjukkan kepada ijma dan kias, metode dakwah

9
Abdah, Hizbut Tahrir Indonesia : Sejarah Perkembangan dan Ideologi Pemikiran, (Jakarta :
fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2008)
10
Nur hanafiah yang berjudul, Pergerakan Hizbut Tahir Indonesia (HTI) : Studi Kasus
Aktivitas HTI di Institut Pertanian Bogor (IPB), (Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
Universitas Indonesia, 2007)
8

yang digunakan HT, serta kegiatan yang dilakukan oleh HT seperti berdakwah

untuk mengubah keadaan masyarakat yang dinilai jauh dari nilai-nilai ke Islaman

untuk menjadi lebih Islami, serta keanggotaan Hizbut Tahrir ini menjelaskan

bagaimana syarat-syarat menjadi anggota HT. Dan pembahasan selanjutnya

memaparkan tentang pergerakan sejarah masuknya pemikiran Hizbut Tahrir di

Institut Pertanian Bogor yang dibawa masuk oleh Abdurrahman Al-bagdadi, serta

profil BKIM IPB terkait tentang visi, misi, dan tujuan organisasi, program kerja,

objek aktivitasnya, kepengurusan dan keanggotaannya. Selain itu dijelaskan pula

bagaimana upaya perluasan pergerakan aktivitas HTI di IPB dalam wilayah sosial

politik kampus.

Terdapat pula skripsi yang di tulis oleh H. Yanika Rahmat bachtiar

membahas tentang “Khilafah Islamiyah : Telaah Atas Gerakan Hizbut Tahrir

Indonesia”11. Menjelaskan tentang sistem Khilafah yang lebih unggul dibanding

dengan sistem-sistem lain, misalnya seperti sistem monarki, dan demokrasi yang

menurut HTI, hal itu sangat berbahaya buat Negara. Sedangkan menurut sistem

Khilafah, wewenang harus dilimpahkan kepada orang-orang yang lebih tua dan

yang memiliki sifat jujur, alim, bijaksana dan adil serta harus sesuai dengan

syariat Islam. Pembahasan berlanjut pada bagaimana lahirnya sistem khilafah

adalah evolusi dari sistem dan mekanisme yang berkembang dalam tradisi arab

yang pada saat itu belum ber-Islam.

Maka karena fokus dari skripsi ini tentang sistem Khilafah, dan tidak

membahas tentang gerakan dakwah Hizbut Tahrir Indonesia. Hanya sekerdar

11
H. Yanika Rahmat Bachtiar, Khilafah Islamiyah : Telaah Atas Gerakan Hizbut Tahir
Indonesia. (Jakarta : Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah, 2006)
9

mengulas tentang sistem Khilafah yang lebih unggul dari sistem demokrasi atau

monarki dan sistem lain, dan tidak secara lebih jauh dan mendalam. Sedangkan

penelitian yang akan penulis lakukan adalah tentang gerakan dakwah Hizbut

Tahrir Indonesia dari tahun 1980 sampai 2004.

E. Metode Penelitian

Penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian deskriptif analitis,

sehingga metode yang digunakan dalam penelitian sejarah pada umumnya, yakni,

heuristik atau pengumpulan data, kritik sumber baik intern maupun ekstrn,

interpretasi atau penafsiran, dan yang terakhir adalah tahap historiografi atau

sejarah.

Adapun dalam penelitian ini penulis mengunakan metode pengumpulan data

yang meliputi 4 tahapan yaitu 12 :

Heuristik, berupa kegiatan mengumpulkam sumber sejarah.13 Adapun sumber

yang penulis gunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yaitu :

sumber primer yang bersifat tertulis, berupa sumber yang diterbitkan seperti

koran, dokumen, buletin, buku-buku yang di terbitkan oleh Hizbut Tahrir sendiri

dan sumber yang tidak diterbitkan misalnya, dokumen yang diberikan HTI sperti

AD/ART yang berikan oleh juru bicara Hizbut Tahrir, kemudian wawancara dan

pengamatan langsung.

12
MuhamadArif, PengantarKajainSejarah, Bandung: YramaWidya, 2011, h 32.
13
Fakultas Ilmu sosial dan ilmu politik, “Panduan penyusunan proposal &penulisan skripsi”,
(Jakrta: UIN Jakarta, 2012), Hal.12
10

Adapun sumber data sekunder berupa pandangan, buku-buku terkait, tesis,

disertasi, majalah, surat kabar, jurnal serta sumber elektronik dari website milik

instansi Hizbut Tahrir Indonesia sendiri.

Pengumpulan sumber-sumber yang dilakukan penulis dengan menggunakan

metode penelusuran kepustakaan (Library Research), yakni mengunjungi

beberapa lembaga yang memiliki koleksi buku maupun dokumen terkait tema

penelitian ini, seperti Universitas Indonesia (UI) untuk mencari buku-buku, hasil

penelitian, tesis, jurnal, disertasi terkait dengan Hizbut Tahrir Indonesia,

Perpusatakaan Fakultas Adab dan Humaniora, Perpustakaan Umum UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta untuk mencari buku-buku maupun skrispi dengan tema

serupa, Perpustakaan nasional untuk mencari hasil penelitian, koran, buku-buku,

majalah dan lain-lain.

Kemudian setalah mengumpulkan data-data, tahapan selanjutnya adalah kritik

sumber. Penulis berusaha membandingkan, menganalisis dan mengkritisi

beberapa sumber yang telah penulis dapat, baik sumber primer, sekunder maupun

sumber elektronik guna mendapat sumber yang valid dan relevan dengan tema

kajian.

Tahapan selanjutnya interpretasi data, yakni penulis melakukan analisa sejarah

untuk mengungkap masalah yang ada, dalam hal ini penulis berusaha melihat

fakta yang penulis dapat dari pengumpulan data dan kritik sumber, sehingga

memperoleh pemecahan atas masalah tersebut.

Terakhir penulis menuliskan hasil pemikiran dari penelitian serta memaparkan

hasil dari penelitian sejarah secara sistematik yang telah diatur dalam pedoman
11

penulisan skripsi, sehingga penelitian ini bukan hanya baik dari segi isi tetapi juga

baik dalam metode penulisannya. Tahapan terakhir ini disebut dengan

historiografi.14

F. Kerangka Teori

Dalam kajian ini penulis menggunakan teori gerakan sosial yang di

kemukakan oleh Rafael Raga Maran, dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Sosiologi Politik mengatakan bahwa Gerakan sosial adalah sebuah upaya yang

dilakukan oleh sekolompok orang yang kurang lebih bersifat keras dan

terorganisir atau orang-orang yang relatif besar jumlahnya, entah untuk

menimbulkan perubahan atau untuk menentangnya. Berbicara tentang gerakan-

gerakan sosial berarti berbicara tentang aktivitas kelompok-kelompok sosial

dalam menyampaikan aspirasi mereka kepada para pemimpin masyarakat atau

negara, melalui gerakan-gerakan sosial, kelompok-kelompok yang ada dalam

masyarakat dapat melibatkan diri dalam politik.15

masalah sosial yang terjadi adalah sebuah kelompok yang mengidentifikasikan

dirinya sebagai partai yang berideologi Islam, yakni HTI (Hizbut Tahrir

Indonesia), yang bercita-cita ingin menegakkan Negara Islam secara kaffah di

negara Indonesia yang bertabrakan dengan pancasila sebagai ideologi negara

tetapi HTI berkeyakinan bahwa ideologi Islam kaffah bisa berdiri dibumi pertiwi.

Orientasi politiknya yang anti demokrasi dan menerapkan syariat-syariat Islam

secara menyeluruh. Di samping itu, meskipun HTI mengklaim gerakannya

14
Hariyono, MempelajariSejarahSecaraEfektif, Yogyakata: Pustaka Jaya, 1995 hal, 109
15
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik , (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2007), hal. 65
12

sebagai partai politik tidak membuat HTI ikut andil dalam pemilu maupun

bersaing untuk mendapatkan kedudukan dalam pemerintahan. Hal ini tidak

terlepas dari pandangan mereka bahwa, situasi saat ini tidak lagi sesuai dengan

syariat Islam kaffah di mana Islam telah membatasi bentuk pemerintahan hanya

satu, yakni pemerintahan yang menjalankan hukum sesuai dengan apa yang telah

diturunkan Allah SWT.

Gerakan yang dilakukan oleh HTI dalam skripsi ini yaitu sebagai organisasi

masyarakat, HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) memiliki tujuan untuk menanamkan

Ideologi Islam Kaffah di Indonesia dan aktivitas dakwah yang mereka tempuh

untuk mewujudkan cita-citanya. Berdasarkan uraian fakta diatas studi ini ingin

menguji teori gerakan sosial dengan pendekan sosial politik.

Oleh karena itu berdasarkan uraian fakta diatas studi ini ingin menguji teori

gerakan sosial yang dengan pendekatan konflik yang dikemukakan oleh Rafael

Raga Maran dalam bukunya menjelaskan bahwa masalah sosial adalah yang

menyebabkan timbulnya gerakan sosial menentang pemerintah. 16 Timbulnya

masalah sosial yang terjadi adalah penindasan dan diskriminasi yang dilakukan

oleh berbagai pihak yang memiliki sebuah kekuasaan.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan skripsi ini penulis membagi permasalahan-

permasalahan yang akan menjadi pembahasan dalam lima bab dan menyajikan ke

dalam tiga bagian yaitu bagian awal, bagian pertengahan dan bagian terakhir.

16
Rafael Raga Maran, Pengantar Sosiologi Politik , Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2007, Hlm 78
13

Bagian awal terdiri atas halaman sampul, halaman judul, halaman Abstrak,

halaman kata Pengantar, dan halaman Daftar Isi. Pada bagian pertengahan terdiri

dari uraian bab yang dirinci sebagai berikut :

Bab pertama bagian pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

perumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan si

stematika penulisan.

Bab kedua memaparkan gambaran latar belakang berdirinya HTI, serta

tokoh-tokoh yang mendirikan Hizbut Tahrirdi Indonesia, HTI sebagai ormas

Islam di Indonesia, HTI sebagai gerakan politik Islam non parlemen.

Bab Ketiga akan memaparkan pemikiran HTI untuk mewujudkan konsep

dakwah HTI tentang dakwah HTI, bab ini memuat sumber hukum khilafah, dan

konsep dakwah khilafah HTI.

Bab Keempat memaparkan aktivitas-aktivitas dakwah HTI. Dakwah intern

anggota HTI dan Dakwah ekstern, pandangan dan sikap HTI terhadap sistem

Pemerintahan Indonesia 1980-2004, pandangan HTI terhadap sistem

Pemerintahan Indonesia dari Tahun 1998-2004, pandangan dan sikap HTI

terhadap isu politik-keagamaan di Indonesia.

Bab Kelima penutup, yang memuat kesimpulan sebagai penegasan dan

jawaban atas permasalahan yang diangkat, kemudian akan diberikan saran-saran

dan kata penutup.


BAB II

HIZBUT TAHRIR INDONESIA

A. Berdirinya Hizbut Tahrir Indonesia

Hizbut Tahrir merupakan salah satu pergerakan Islam kontemporer yang

cukup besar pengaruhnya di dunia Islam. Berbeda dengan gerakan Islam lainnya,

sejak pendiriannya Hizbut Tahrir mengklaim dirinya sebagai partai politik. Hizbut

Tahrir didirikan pada tahun 1953 oleh syekh Taqiyuddin an-Nabhani di al-Quds,

Yerussalem. Kehidupan syekh Taqiyuddin an-Nabhani selalu berpindah-pindah

dari Yordania, Suriah, dan Lebanon. Setelah Taqiyuddin wafat tahun 1979 Hizbut

Tahrir dipegang oleh Abdul Qadim Zallum yang wafat pada Maret 2003, yang

selanjutnya kepemimpinan Hizbut Tahrir dilanjut oleh Syekh Abu Rustha. 1

Setelah berkembang selama enam tahun di Yerussalem, Hizbut Tahrir kemudian

mengembangkan sayapnya ke Negara lain dan mulai dengan mendirikan cabang

di Lebanon pada tanggal 19 Oktober 1959, dan telah berkembang ke seluruh

Negara Arab di Timur Tengah, termasuk benua Afrika, seperti Mesir, Libya,

Sudan, Aljazair, dan Maroko. Selain itu, Hizbut Tahrir telah berkembang ke

beberapa Negara Eropa seperti Austria, Belanda, Inggris, Jerman, Prancis, Rusia,

dan Turki. Negara Asia seperti Brunei Darussalam, Jepang, Malaysia, Pakistan,

Singapura, Australia dan Indonesia.2

1
Syamsu Hilal, Gerakan Dakwah Islam di Indonesia (Jakarta: Pustaka Tarbiyatuna, 2003), h.
104.
2
Hussein bin Muhsin bin Ali Jabir, Membentuk Jama’atul Muslim, ali bahasa:Abu Fahmi
(Jakarta: Gema Insani Press, 1999), h. 244.

14
15

Sebagai sebuah kelompok, Hizbut Tahrir telah lahir sejak awal tahun 1952

M (1371 H) sejak mereka melakukan aktivitas penyebaran pemikiran dan

perekrutan anggota baru yang dilakukan oleh Syekh Taqiyuddin an-Nabhani

bersama dengan teman-temannya. Pada tahun 1952 Syekh Taqiyuddin an-Nabhani

bersama dengan Dawud Hamdan, Munir Syakir, Adil al-Nablusi, dan Ghanim

Abduh mengajukan izin pendirian partai politik kepada kementrian dalam negeri

Yordania November 1952. Namun pemerintah Yordania menolak dengan alasan

aktivitas mereka dianggap membahayakan dan bertentangan dengan UU

Yordania, Misalnya HT menolak sistem pemerintahan Monarkhi, menolak

Nasionalisme3 sebagai sebuah asas berdirinya sebuah Negara dan menghendaki

Islam sebagai sebuah dasar Negara.4

Jika ingin mengetahui tentang struktur-struktur tentang kepengurusannya baik

itu dalam lingkup negara maupun Internasional ia sangat tertutup yang hanya bisa

dikehahui hanya pimpinan Hizbut Tahrir Internasional saja, dan saat ini yang

memimpin wilayah Indonesia dipegang oleh M. Ismail Yusanto. Saat ini yang

menjadi seorang representasi HTI dalam menyuarakan kepentingan Islam dan

kaum muslim di Indonesia.5 Hizbut Tahrir Indonesia akhirnya masuk menyebut

3
Merupakan sebuah faham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah Negara
dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia yang mempunyai
tujuan atau cita-cita yang sama dalam mewujudkan kpentingan nasional, dan nasionalisme juga
dapat dikatakan sebagai bentuk rasa ingin mempertahankan negaranya, baik secara internal
maupun eksternal. Para nasionalis menganggap bahwa Negara merupakan beberapa kebenaran
politik yang diambil dari teori romantisme yaitu “Identitas budaya”, debat liberalism yang
menganggap bahwa kebenaran bersumber pada kehendak rakyat. Ikatan nasionalisme tumbuh di
tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai merosot. Yang diakibatkan saat manusia mulai hidup
bersama dalam suatu wilayah tertentu dan tak beranjak dari situ. saat itu, naluri mempertahankan
diri sangat berperan dan mendorong mereka untuk mempertahankan negerinya, tempat hidup dan
menggantungkan diri.
4
Khamami Zada dan Arief Arofah, Diskursus Politik Islam, (Jakarta: LSIP, 2004), h. 84
5
www.eramuslim.com
16

dirinya sebagai partai politik yang merupakan pengembangan Hizbut Tahrir yang

pusatnya berada di Yordania. Ide-ide Hizbut Tahrirmulai masuk ke Indonesia

pada tahun 1980an.6

Kebebasan Era reformasi ini menyebabkan Hizbut Tahrir Indonesia

mulai bergerak dalam mengeksplorasi gagasan-gagasannya yang sebelumnya

sangat asing untuk didekati. Pada masa reformasi ini kebebasan dalam mengakses

dalam mengemukakan pendapat baik secara lisan ataupun tulisan dan kebebasan

dalam mengakses informasi secara luas. Inilah yang menyebabkan mereka tak

ragu dalam berbeda, pastinya dengan alasan-alasan yang dapat mereka

pertanggung jawabkan. Hizbut Tahrir terlihat eksprensif dalam mengintroduksi

wacana dan praktek baru yang diusungnya tersebut karena mereka tidak

mempunyai beban-beban sejarah yang mengiringinya. Hizbut Tahrir Indonesia

mulai muncul pada masa awal Orde Baru di bangun dan mencapai tahap

kematangan ketika Orde baru ambruk di terjang oleh krisis ekonomi dan

hantaman reformasi gerakan mahasiswa 1998.

Pada tanggal 28 Mei tahun 2000 peratama kalinya Hizbut Tahrir Indonesia

secara terbuka menyatakan sikap tentang mutlaknya kewajiban mendirikan

Khilafah Islamiyah dalam Konferensi Internasional Khilafah Islamiyah di

Senayan Jakarta. Ketika momen itulah saatnya ia untuk memberitahu bahwa

Hizbut Tahrir Indonesia mulai eksis di Indonesia. Hizbut Tahrir Idonesia (HTI)

secara konsisten membangun kembali Khilafah Islamiyah yang telah runtuh pada

6
Muhammad Muhsin Rodhi, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir dalam mendirikan Negara
Khilafah Islamiyah, terj. Muhammad Bajuri dan Romli Abu Wafa, (Bagil : Al-Izzah, 2008)
17

tahun 1942 di Turki.7 Cara untuk membangun kembali berdirinya Khilfah

Islamiyah yaitu dengan cara penyeruan penegakan syariat Islam sebagai solusi

syariat, tanpa itu, hanyalah sia-sia saja. Meskipun ia mengklaim sebagai partai

politik, Hizbut Tahrir tidak terdaftar secara formal di Departemen Kehakiman dan

HAM dan pada tingkat praktis, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak antusias

dengan Pemilu 2004 pada waktu itu.

Sejak diselenggarakannya konferensi internasional di istora Senayan pada

tahun 2002 yang dihadiri oleh tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Internasional dan

Nasional, serta tokoh-tokoh Islam dari organisasi lain, Hizbut Tahrir resmi

melakukan aktifitasnya di Indonesia secara terang-terangan seperti biasa dilihat

dari munculnya organisasi ini dalam konteks Indonesia yang kemudian di kenal

dengan Hizbut Tahrir Indonesia atau biasa di sebut dengan HTI. Dan ia juga

disebut sebagai Organisasi Transnasional8 karena ia memiliki hubungan langsung

secara organisasitoris dengan cabang-cabang lain di seluruh dunia. Seperti pada

acara Konferensi Khilafah Internasional yang setiap tahunnya di adakan di

Senayan, sangat terlihat hubungannya.

Lahirnya HT di Indonesia langsung memproklamirkan diri sebagai partai

politik yang berideologi Islam. Di Indonesia, perkembangan HTI

perkembangannya dapat kita lihat dari kualitas anggotanya dan intensitas kegiatan

7
Philip K, Hitti, History Of The Arabs, Jakarta :PT. Serambi Ilmu Semesta, 2013, Hlm. 915
8
Organisasi Transnasional ini adalah sebuah gerakan yang bukan “asli” Indonesia , HTI
sendiri sebenarnya merupakan representasi dari Islam Transnasional , mengingat keberadaan
organisasi “politik” ini tidak lahir dari pergumulan identitas keindonesiaan yang otentik, melaikan
“dipindahkan”, dibawa” atau di “inpor”dari negara lain yang cenderung tidak mau meng-
“Indonesia.”
18

HTI di ruang publik, yaitu dalam bentuk pawai , seminar, dialog dan diskusi

publik, serta proliferasi media di berbagai daerah di tanah air.

Parah tokoh-tokoh HTI banyak yang bertempat tinggal di kawasan Bogor

sebgai upaya dalam mensosialisasikan gerakan yang mereka usung. Untuk

kepengurusan Hizbut Tahrir Indonesia secara resmi dipegang teguh oleh Ismail

Yusanto sedangkan untuk wilayah jawa Barat dipegang oleh Muhammad

Syahabi.9

B. Hizbut Tahrir Indonesia di Mata Ismail Yusanto

1. Biografi dan Pendidikan Muhammad Ismail Yusanto

H. Muhammad Ismail Yusanto lahir di kota Istimewa Yogyakarta, pada

tanggal 2 Desember 1962 pasangan dari H. Sadali Abdul Hadi dan ibu Hj.

Mutamimah. Dan semasa kecilnya beliau menghabiskan waktunya di kota

kelahirannya yakni di Yogyakarta.10

Beliau adalah anak tertua dari enam bersaudara yang terdiri dari 4 laki-laki

dan dua perempuan. Yang bernama Bora Darussalam, Ahmad Gadang

Pamungkas, Farida Belami, Yuniar Vida Aprilla, dan Imamuddin Iluiyadi, dari

kelima adiknya yang mengikuti jejak kakaknya hanyalah Ahmad Gadang

Pamungkas yang ikut aktif berdakwa bersama sangkakak di Hizbut Tahrir

Indonesia sedangkan adik-adiknya yang lain sibuk dengan akvitasnya sendiri.

Semasa kecil beliau sudah dikenal sebagai anak yang sholeh dan supel

karena dengan kecerdasanya dalam mengaji. Sedangkan di sekolah beliau

9
Afadlal, et al, Islam dan Radikalisme di Indonesia, (Jakarta : LIPI Press, 2005), h. 266
10
Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, (Jakarta, 02 Oktober 2015)
19

memang sudah kelihatan lebih menonjol dalam pemahaman ilmu agamanya di

bangdingkan dengan murid lainnya. Setelah masuk SMP dan MA beliau aktif

sebagai ketua kelas dan juga aktif sebagai ketua rohis. setelah lulus MA ia masuk

kuliah mengambil jurusan Geologi, di Fakultas Teknik di Universitas Gajah Mada

(UGM) angkatan 1988. Di kampus ia termasuk salah satu aktivis Masjid

Sholahudin, selain menjadi mahasiswa di kampusnya ia juga menimba ilmu

agama di pesantren-pesantren dan para kiai, di antaramya ia pernah mondok di

Pesantren Budi Mulia yang di pimpin oleh Amien Rais, dan ia juga menjadi santri

kalong di Pondok Pesantren Krapyak yang di pimpin oleh KH. Ali Maksum,

kedua sama-sama terletak di Yogjakarta. Selanjutnya setelah lulus kuliah ia pergi

ke Bogor untuk melanjutkan menjadi santri di Pesantren Ulil Al-baab hingga

tahun 1991. Dan beliau ini adalah termasuk generasi pertama HT di Indonesia.

Selain itu ia juga alumnus S2 dari salah satu perguruan tinggi di STIE Institut

Pembangunan Wiraswasta Indonesia.11

2. Pengalaman Organisasi

Ia mulai berorganisasi sejak masih duduk di bangku sekolah yang pada

saat itu hanya sebatas organisasi kecil mamun sangat besar dampaknya dan

berperan penting di berbagai organisasi yang kelak akan diikuti. Sejak kecil beliau

memang sudah sangat aktif dalam berorganisasi, karena menurutnya hanya dari

situlah ia akan semakin berkembang.

11
Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, (Jakarta, 02 Oktober 2015)
20

Pada masa kuliah di Fakultas Teknik Universitas gajah Mada (UGM),

beliau aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), selain aktif di HMI ia juga

aktif di kerohanian Islam Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi (HMTG). Dan

beliau juga aktif di jamaah Shalahuddin UGM sampai 1985 ia bertemu dengan

pendakwah HTI disaat Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK)

se Jawa di kampus UGM. Pada saat itulah ia mulai berubah hidup dan

pemikiranya. Awalnya ia menekuni profesi di bidang perminyakan, tetapi semua

itu ia tinggalkan sampai akhirnya sepenuhnya ia menekuni dalam bidang dakwah

sampai saat ini. Dan bahkan ia aktif sebagai Juru bicara HTI. 12

3. Aktivitas Dakwahnya

Aktivitas dakwahnya beliau yakni melalui dakwah bi al-lisan yakni

merupakan bentuk dakwah yang pertama kali beliau lakukan sampai saat ini. Ia

sudah mulai berdakwah pada masa ia masih menjadi pelajar, karena kecintaan

beliau terhadap Islam itulah yang menjadi motivasi tersendiri untuk ia memulai

berdakwah.

Dakwah yang ia lakukan yaitu menggunakan metode bi Al- lisan, dan penulis

membedakan menjadi beberapa bentuk sesuai apa yang dilakukan beliau di

antaranya adalah :

12
Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 02 Oktober 2015
21

a. Pengajian Majlis Ta’lim

Pengajian ini di adakan sama halnya dengan pengajian-pengajian

seperti biasanya yaitu membahas tentang permasalahan-permasalahan

umat.

b. Musyawarah dan Diskusi

Acara dalam ruangan penemuan yang membahas dan mendiskusikan

kejadian-kejadian terkini, yang menjadi problem matika umat. Dan

mengundan Ustad atau Ustadzah yang ahli dalam pembahasan masalah

yang di bahas tersebut untuk menjelas kepada jama’ahnya. Dan acara

ini biasa mereka sebut Halaqoh Islam dan peradaban yang biasanya

diadakan satu bulan sekali.

c. Jaulah (kunjungan ke Pesantren)

Kunjungan ini dilakukan untuk bersilaturrahmi ke pesantren-pesantren

untuk menyampaikan pesan dakwah dan mengajak pemimpin

pesantren untuk bersama-sama mendukung untuk menerapkannya

syariah Islam dalam segala aspek kehidupan

d. Ceramah dan Orasi

Kegiatan yang bersifat undangan untuk menyampaikan gagasan-

gagasan beliau, biasanya beliau juga sering di undang ke luar kota.

Sedangkan orasi biasanya disampaikan dalam event-event tertentu

seperti aksi damai dan event berskala besar.


22

e. Khutbah Jum’at

Kegiatan rutin setiap hari jum’at ini biasanya ia mengisi khutbah-

khutbah di masjid-masjid sesesuai dengan jadwalnya. Sebelum

khutbah jum’at di mulai anggota HTI harus sudah ada pesiapan

sebelum khutbah jum’at di laksanakan, setelah khutbah jum’at selesai

ia mengada Halaqoh bersama dan membahas kembali tema yang

berkaitan dengan khutbah jumat tersebut.

1. Dakwah Bi Al-qalam

Dakwah bi al-qalam juga menjadi aktivitas dakwahnya beliau, ini

biasanya dilihat dari berbagai buku-buku yang diterbitkan, selain

dalam bentuk buku, tulisan beliau juga banyak yang berbentuk

makalah, artikel dan press release Hizbut Tahrir Indonesia. Beliau

juga menjadi seorang penulis tetap dalam beberapa media cetak,

seperti majalah al-wa’ie dan tabloid media umat, dalam tulisan

tersebut beliau menyampaikan pesan-pesan dakwahnya kepada

masyarakat yang membacanya.

2. Dakwah Bi Al- hal

Dakwah bi al-hal merupakan dakwah dalam bentuk tindakan, beliaulah

yang mengemban amanat besar sebagai juru bica Hizbut Tahrir

Indonesia tentu akan menjadi pusat perhatian dan teladan bagi para

kadernya dalam kehidupan sehari-hari. Beliau selalu bersikap ramah


23

terhadap sesama, mentaati syariah dan memiliki kepedulian sosial yang

tinggi.13

Perbuatan yang patut dicontoh adalah bagaimana ia dengan gigihnya

dalam aktivitas dakwahnya, bahkan ia mongorbakan harta, jiwa raga, waktu dan

hidupnya hanya untuk kepentingan dakwah. dengan demikian dakwah dengan

metode ini dapat dilakukan dengan dengan memberi contoh yang baik.

Karya-karya yang beliau tulis dan telah ia publikasikan antara lain yaitu :

1. Islam Ideologi, Refleksi Cendekiawan Muda

2. Menggagas Bisnis Islami

3. Membentuk Keperibadian Islam

4. Zakat dan Pendidikan ekonomi Islam

5. Menggagas Ekonomi Islam

6. Bunga Rampai pemikiran Islam. Dan lain-lian

Selain itu, ia juga pernah memuat tulisannya di surat-surat kabar tentang

berbagai macam masalah dan di terbikan oleh Republika, Kompas dan Media

Indonesia bahkan ia juga sering tampin di media masa sebagai pendakwah.

C. HTI Sebagai Ormas Islam di Indonesia

Pada saat itu, hubungan antara negara dan agama dalam sejarah Indonesia

di tandai dengan sikap bersaing dan saling curiga antara dua institusi tersebut.

Bahkan gerakan Islam politik dicurigai dan dianggap sebagai pesaing kekuasaan

yang dapat mengusik sosial politik negara. Secara historis anggapan ini dapat di

13
Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, jakarta, 02 Oktober 2015
24

mengerti betapa tajamnya perbedaan yang pernah muncul antara kubu pendukung

“Islam Politik” dengan kubu “nasionalis sekuler”.

Setelah terjadi perdebatan panjang mengenai dasar dan falsafah negara,

maka dengan di terimanya pancasila sebagai asas dan ideologi negara merupakan

puncak dari pertentangan dan sekaligus menunjukan kekalahan kelompok Islam

yang harus berkompromi dengan kepentingan lain. Ini merupakan puncak

kekecewaan Islam politik yang pertama dalam perjuangan politiknya. Umat Islam

yang sebelumnya memperjuangkan ideologi Islam sebagai dasar negara dalam

mukadimah UUD 1945 harus mengalah dengan pancasila.

Kemudian setelah lengsernya rezim soeharto tahun 1998 oleh gerakan

reformasi, terjadi perubahan konstelas politik, yakni era keterbukaan sehingga

membuka peluang bagi organisasi-organisasi yang lama terkungkung oleh

rezim soeharto mulai menampakkan statusnya termasuk Hizbut Tahrir. Sejak

terselenggarakannya Konferensi Internasional di Istora Senayan yang dihadiri

oleh tokoh-tokoh Hizbut Tahrir Internasional maupun Nasional, serta dihadiri

tokoh-tokoh organisasi lain, Hizbut Tahrir Indonesia resmi melakukan

aktifitasnya di Indonesia secara terbuka sejak tahun 2000. Hizbut Tahrir

dalam konteks Indonesia kemudian dikenal dengan nama Hizbut Tahrir

Indonesia kemudian disingkat dengan HTI.14

Namun, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sejak awal memang di desain

sebagai organisasi politik. Tetapi HTI berbeda dengan organisasi yang dikenal

saat ini. Karena HTI tidak mendaftarkan diri secara formal sebagai parpol yang

14
Hafidz abdurrahman, Hizbut Tahrir Masuk Parlemen Mengapa Tidak ?, dalam majalah
Hidayatullah, Surabaya : 2005, h. 41
25

ikut dalam pemilu, ia mendeskripsikan partai politik dalam pengertian yang luas

yaitu sebagai organisasi yang bertugas untuk mengoreksi penguasa dan

menasehatinya seca benar. Hal itu dilakukan oleh HTI karena menurutnya dalam

situasi sekarang ini banyak partai islam yang justru membingungkan umat Islam

sendiri. Oleh karena itu HTI tidak mengikuti partai-partai lain yang berdasarkan

Islam untuk ikut andil dalam pemilu yang kemudian dapat menjadi anggota

legislatif.15 Namun tidak menutup kemungkin jika Nanti HTI akan berubah

menjadi partai politik, seperti yang di lakukan HT di negara lain seperti Yordania,

Libanon, dan lain sebagainya, karena HT sangat mencita-citakan pembebasan,

yakni membebaskan negara-negara kaum muslimin dari penguasa yang zolim.

Dan sistem ini bisa terwujud hanya jika HTI masuk dalam sistem parlemen.

Namun untuk menjadi partai politik peserta pemilu ini sangat memerlukan waktu

yang sangat tepat.16

D. HTI sebagai Gerakan Politik Islam Non-Parlemen

HTI memang salah satu Organisasi Islam yang bergerak di luar sistem

pemerintahan, terlebih pada parlemen yang menjadi wakil rakyat sekaligus wadah

aspirasi rakyat. HTI selalu bersama mendukung masyarakat, dan berjuang

bersama-sama masyarakat dan mendidik masyarakat. Dalam tataran obyek

dakwah, HTI tidak pernah membatasi dalam posisi seperti ini, ada banyak hal

yang bisa diperoleh. Di antaranya, bisa menyalurkan aspirasinya ke mana-mana,

termasuk ke parlemen, ke masyarakat, tanpa dicurigai ada kepentingan politik.


15
Afadlal, et al, Islam dan Radikalisme di Indonesia, Jakarta : LIPI Press, 2005, h. 266
16
Hafidz abdurrahman, Hizbut Tahrir Masuk Parlemen Mengapa Tidak ?, dalam majalah
Hidayatullah, Surabaya : 2005, h. 42
26

Karena keberadaan dan segala sesuatu yang dilakukan HTI adalah menyampaikan

pikiran yang sudah dilakukan sejak HTI didirikan sampai saat ini.17

Sebagai penopang stabilitas sistem pemerintahan, partai politik juga

berfungsi sebagai jenjang menuju tangga pemerintahan melalui umat. Untuk

merealisasikannya tentu partai yang di maksud harus berlandaskan akidah Islam.

Adalah hal yang sangat ironis apabila partai tersebut tidak berlandaskan Islam

seperti partai komunis, sosialis, kapitalis, nasionalis, kesukuan atau partai yang

menyerukan demokrasi dan sekularisasi. Parpol juga harus bersifat terbuka,

karena tugas untuk mencapai kekuasaan melalui tangan umat merupakan sesuatu

hal yang terbuka, bukan dengan cara bersembunyi. Yang tidak kalah pentingnya,

tugas-tugas partai dalam pemerintahan Islam bukan berupa tugas-tugas yang

bersifat fisik, sehingga media-media yang di gunakan bersifat damai dan tidak

mempergunakan senjata serta kekerasan lainya.

Dalam sistem yang dibangun HTI, pengontrolan dan pengawasan terhadap

pemerintah juga dilakukan oleh majelis umat18. Oleh karena itu, Majelis umat

harus ada dalam sistem pemerintahan. Majelis umat ini berfungsi sebagai

pertimabangan pemerintah dalam urusan-urusan umat. Majelis umat juga menjadi

wakil dalam menyampaikan aspirasi umat baik secara individu maupun kolektif. 19

Keanggotaan majelis umat ini terdiri atas orang-orang yang mewakili

aspirasi warga negara, baik muslim maupun non muslim. Mereka mewakili umat

17
Hizbut Tahrir, h. 85
18
Majlis Umat adalah wakil rakyat yang menjadi anggota majlis Umat yang dipilih langsung
oleh umat, bukan ditunjuk atau ditetapkan oleh Khilafah.
19
Manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, h. 17
27

dalam melakukan syura dan muhasabah terhadap para pejabat pemerintahan.20

Karena majelis ini mewakili umat, maka akan lebih ideal apabila anggotanya

dipilih melalui pemilihan umum, baik independent maupun mewakili parpol,

bukan penunjukan maupun pengankatan. Non muslim yang tinggal di negara

Islam pun berhak dipilih menjadi anggota, termasuk menyampaikan pengaduan

tentang kezaliman para pejabat pemerintah terhadap mereka.

Meskipun majlis ini mewakili umat, namun mereka tidak berwenang

membuat aturan sebagaimana dalam sistem demokrasi. Wewenang mereka hanya

menyampaikan aspirasi umat dalam menyampaikan pendapatnya. Hal ini yang

menjadikan semua warga negara berhak menjadi wakil dan berhak mewakilkan

kepada siapa saja, baiak itu muslim maupun non muslim, pria maupun wanita.

Inilah yang disebut HTI dengan sistem khilafah, Sistem Khilafah memberikan hak

yang sama terhadap rakyat, karena memandang rakyat semata-mata seabagai

manusia, terlepas dari agama, suku, ras, maaupun jenis kelamin. Khilafah tidak

boleh melakukana diskriminasi antara manusa yang satu dengan yang lain,

melainkan akan memperlakukannya dengan adil, di mana mereka dilihat sebagai

warga daulah Islam21

20
Taqiyuddin, al-nabhani, Nizam al-Hukum fi al-Islam,( Beirut Libanon: Daar al-Umah), h.
216
21
Taqiyuddin, al-nabhani, Nizam al-Hukum fi al-Islam, (Beirut Libanon : Daar al-Umah), h.
216
BAB III

GERAKAN HTI TENTANG DAKWAH

A. Pengertian Dakwah

Dakwah secara etimologi berasal dari bahasa Arab, yaitu da’a, yad’u,

da’wan, yang artinya mengajak, menyeru, atau memanggil. Kemudian menjadi

kata da’watun yang artinya panggilan atau undangan atau ajakan Istilah ini seiring

diartikan sama dengan kata tabligh, amar ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzhoh

hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah, ta’lim dan khotbah.1 Sedangkan secara

terminologis, kata dakwah memiliki beberapa macam pengertian yang berbeda-

berbeda. Dakwah bermakna upaya lewat perkataan dan perbuatan untuk menyeru

serta mengubah manusia untuk berpihak kepada da’i atau melalui ucapan dan

perbuatan untuk Islam, menerapkan manhajnya (alirannya), meyakini aqidahnya,

dan melaksanakan syariatnya. 2

Dakwah adalah sebuah usaha manusia melalui perkataan dan perbuatan

untuk mengajak seseorang atau orang-orang kepada da’i atau perkataan-perkataan

yang diinginkan da’i. Seperti penjelasan yang diatas bahwa dakwah menurut

istilah, dakwah dipahami sebagai sebuah usaha mengajak orang lain melalui

perkataan dan perbuatan agar mereka mau memeluk islam, mengamalkan aqidah

dan syariatnya.

1
Dr. M. Bahri ghazali, Dakwah Komunikatif : membangun Kerangka Dasar Ilmu
Komunikasi Da’wah, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997), h. 5
2
Nurul Badruttamam, Dakwah kolaboratif tarmizi Taher,( Jakarta : Grafindo Khazanah Ilmu,
2005), h. 96

28
29

Hizbut Tahrir menjelaskan bahwa dakwah yang di tempuhnya dalam

berdakwah adalah melalui hukum-hukum syara’ yang diambil dari thariqoh

perjalanan dakwah yang dilakukan oleh rasulullah SAW selama aktivitas beliau

mengemban dakwahnya baik di Makkah maupun di Madinah.

Seperti Ketika pada masa Rasulullah SAW bagaimana Islam dapat

diterima oleh kaum Quraisy yakni dengan berdakwah, dakwah inilah yang

akhirnya berperan besar dalam menyebarkan agama Islam sampai ke seluruh

penjuru dunia. Selanjutnya dengan memberi pengetahuan tentang keIslaman

terhadap masyarakat yang awam dengan Islam maka ia akan mengenal dan

memahami tentang islam. Seperti halnya tugas seorang nabi dan Rasul mereka di

utus kemuka bumi adalah untuk menyempurnakan akhlak dan mendakwahkan

Islam ke seluruh dunia sudah terbukti bahwa Nabi Muhammad SAW telah

mendakwahkan Islam yang kemudian di lanjutkan oleh para Shabat, tabiut tabiin,

dan para Ulama.

Begitu juga dengan Hizbut Tahrir ia menjelaskan, bahwa orang yang

menelaah perjalan Dakwah Rasul SAW di Makkah hingga beliau mendirikan

Negara Islam di Madinah al-Munawwarah, akan menemukan bahwa beliau

menempuh beberapa marhalah (Tahapan) yang mudah diketahui oleh orang yang

mempelajarinya. Beliau melaksanakan aktivitas tertentu yang diketahui oleh

banyak orang melalui perjalanan dakwah Nabi Muhammad SAW. Dari perjalanan

Nabi Muhammad itulah Hizbut Tahrir menetapkan metode dan tahapan-tahapan

(Marhalah) perjuangannya serta aktivitas yang wajib dilaksanakan pada masing-


30

masing tahapan. Semua itu sebagai upaya untuk meneladani Rasulullah SAW

dalam tahapan-tahapan perjuangan Beliau.3

Berdasarkan penelusuran perjalanan dakwah Rasulullah SAW di Makkah

hingga keberhasilan beliau mendirikan Negara di Madinah tampak jelas bahwa

beliau menjalankan aktivitas dakwahnya melalului tahapan-tahapan yang telah

dijelaskan dalam perjalanannya. Hizbut Tahrir melakukan aktivitas dakwahnya

berdasarkan metode dakwah Rasulullah dalam menjalankan dakwahnya baik dari

segi Operasional dan tahapan-tahapannya. Diantara metode dan Strategi dakwah

yang dilakukan Rasulullah SAW diantaranya yaitu :

Pada Preode Makkah dakwah yang ialakukan ada 2 tahap yang pertama,

melakukan Tahapan Pembinaan Terhadap terhadap kaum Quraisy, melakukan

pengkaderan seperti Pemantapan aqidah, pembentukan Syakhsiyah Islamiya, dan

pembentukan kelompok dakwah, yang kedua tahapan intreraksi dan perjuangan.

melakukan Pertarungan pemikiran ‫الفكر‬ ‫الشرع‬ (Shira’ul Fikr)

sedangkan metode yang dilakukan pada masa Preode Madinah berbeda dengan

preode Makkah yaitu Tahapan penerapan masyariat islam (Tathqiq Ahkam Al-

Islam), yakni membangun masjid-masjid, membina ukhuwah Islamiyah, mengatur

urusan masyarakat dengan syariat Islam, melakukan perjanjian dengan warga non

muslim, dan Jihad dijalan Allah.

Tahapan-tahapan itulah yang menjadikan seluruh aktivitas Rasulullah

SAW sebagai suri tauladan dalam setiap perjalanan dakwahnya. 4 Dalam upaya

3
Abu Za’rur, Seputar Gerakan Islam : Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, Jamaah al-Islami,
Front Islam untuk Pembebasan (FIS), Gerakan Salafi, Tanzhimul Jihad, Jamaah Tabligh, dll.
Penj. Yahya Abdurrahman (Bogor : Al-Azhar Press, 2012). H. 214.
4
Khamami Zada dkk, Diskursus Politik Islam, (Ciputat : LSIP, 2004 ). H. 92-93
31

mencapai cita-cita luhur Hizbut Tahrir, yakni mengembalikan segala aspek

kehidupan kepada sistem Islam, maka metode dan cara mengembandakwah secara

global dirumuskan sebagai berikut :

Pertama, dakwah yang diemban Hizbut Tahrir merupakan wujud

pemenuhan seruan Allah Swt. Dalam Al-Quran :

“Hendaklah ada di antara kalian satu jama’ah (partai) yang menyeru


pada al-khair (Islam), dan menyuruh kepada yang ma’ruf (hal-hal yang wajib)
dan mencegah kepada yang munkar (maksiat)” ( QS. Ali Imran 3 : 104)

Sedangkan menurut para ulama fiqh amar makruf nahi mungkar ini adalah

menyuruh pada kebaikan (amar makruf) ketika kebaikan itu secara jelas

diabaikan, dan mencegah kemungkaran (nahi mungkar) saat kemungkaran itu

secara jelas dilakukan.5

Imam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Apabila semua aturan agama

dan seluru wilayah berisi perintah dan larang, maka perintah yang diemban oleh

Allah kepada rasul-nya adalah perintah untuk melakukan kebaikan (amar makruf),

dan larangan yang diembankan oleh Allah kepada Rasul-Nya adalah larangan

untuk melakukan perbuatan mungkar (nahi mungkar). Ini merupakan sifat Nabi

dan orang-orang yang beriman. Sebagaimana dalam Firman Allah Swt dalam

surah Al-taubah : 71 yang artinya : “Dan orang-orang yang beriman, laki-laki

dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain.
6
Mereka menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar”

5
Ali Mustafa Yaqub, MA, Panduan Amar Makruf Nahi Mungkar, (Jakarta: PT Pustaka
Firaus,2012), h. 5
6
Al-Quran dan Terjemahan
32

Adapun kedudukan amar makruf nahi mungkar dalam Islam adalah sangat

besar. Ia merupakan bagian dari dasar-dasar pokok agama yang signifiakan.

Sedang menurut Hizbut Tahrir, ayat al Qur’an tersebut bukan sekedar seruan dari

Allah tetapi merupakan qarinah (indikasi) yang bersifat kewajiban untuk amar

ma’ruf nahi munkar melalui suatu jama’ah/kelompok yang dibentuk. Dan

jama’ah yang dimaksud menurut paham Hizbut Tahrir harus berbentuk partai

politik dan kegiatan amar ma’ruf nahi munkar itu dalam bentuk aktifitas politik

dari partai yang telah dibentuk.7

Kedua, hukum-hukum syara’ selalu dijadikan pedoman dan asas bagi

seluruh tindakan dan aktivitasnya, juga sebagai akidah dalam menentukan sikap

terhadap berbagai ideologi dunia dan berbagai peristiwa atau kejadian dalam

masyarakat. Selain itu, halal- haram selalu dijadikan sebagai tolak ukur bagi

seluruh tindakan dan aktivitasnya.

Keempat, mengacu kepada perjalan dakwah Rasulullah SAW, maka

metode yang ditempuh dalam melakukan aktivitas dakwah ini dilakukan melalui

tiga tahap : (1) marhalah tsaqif (pembinaan dan pengkaderan) untuk melahiran

orang-orang yang meyakini fikrah Hizbut Tahrir dan untuk membentuk kerangka

sebuah partai, (2) marhalah tafa’ul ma’a al-ummah (berinteraksi) dengan umat

agar mampu mengemban dakwah Islam sehingga umat akan menjadikannya

sebagai masalah utama dalam kehidupannya, serta berusaha menerapkannya

dalam realitas kehidupan dan, (3) ‫ هرحلةاالستالم الحكن‬marhalah istilami al-hukum,

7
Hachdar Nashir, Gerakan Islam Syariat (Reploduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia),
(Jakarta : PSAP (Pusat Studi Agama dan Peradaban) Muhammadiyah, 2007), Cet 1, h. 406
33

yaitu tahap pengabilalihan kekuasaan, dan penerapan islam secara utuh serta

menyeluruh, lalu mengembannya sebagai risalah ke seluruh penjuru dunia. 8

B. SUMBER HUKUM KONSEP KHILAFAH

Khilafah adalah sebuah kekuasaan yang menerapkan syariah Islam secara

kaffah (menyeluruh). Merupakan sebuah kebutuhan bagi umat Islam untuk

mengangkat seorang Khalifah yang akan memimpin Daulah Khilafah dan

menerapkan syariah Islam secara kaffah.9 jadi Khilafah bisa disebut sebagai

pemimpin dalam pemerintahan untuk menerapkan syariah Islam. Khilafah adalah

kepala negara Daulah Khilafah maka, tidak boleh ada paksaan dalam pemilihan

khilafah. Pemilihan harus berlangsung atas dasar prinsip ridha wa Al- ikhtiyar

(kerelaan dan kebebasan memilih), sebagaimana umat Islam di masa lalu telah

memberikan bai’at kepada keempat Khulafa’ur Rasyidin secara sukarela. Bai’at

kepada Khalifah diberikan umat dengan syarat Khalifah yang terpilih akan

menerapkan syariah Islam secara kaffah.

Khilafah adalah sistem politik Islam Khilafah juga tidak sama dengan

sistem diktator, tapi juga bukan sistem demokrasi salah satu prinsip penting dari

khilafah, yang sekaligus membedakan dari sistem lainnya yaitu baik diktator

maupun demokrasi adalah bahwa kedaulatan yakni hak untuk menetapkan hukum,

yang menentukan yang benar dan salah, yang menentukan yang mana yang halal

dan haram itu semua ada ditangan manusia. Karena itu, baik Khalifah maupun

8
Hizbut Tahrir, Titik Tolak Perjalanan dakwah Hizbut tahrir, terj. Muhammad Maghfur,
(Bogor: K Pustaka Thariqul Izzah, 2000). h. 23
9
Hizbut tahrir, Manifesto Hizbut tahrir Untuk Indonesia, 2009, h. 14
34

umat, sama-sama terikat kepada syariah Islam.10 Sistem Khilafah adalah sistem

pemerintahan yang khas, yaitu pemerintahan yang berlaku bagi seluruh umat

Islam di dunia untuk menegakkan hukum-hukum syari’at Islam dan mengemban

dakwah ke segenap penjuru dunia. Sistem khilafah berbeda dengan sistem

pemerintahan yang lain, seperti monarchi, republik, kekaisaran, ataupun

federasi.11 Sistem Khilafah ini satu-satunya sistem pemerintahan bagi Daulah

Islam. Sedangkan dalil atas kedua perkara tersebut adalah Al-Qur’an dan as-

sunnah. Serta apa yang di tunjukan oleh keduanya, yakni Ijma sahabat dan Qiyas,

di samping itu Hizb merujuk pula pada berbagai pendapat para imam mujtahid.

Setelah melakukan rangkaian di atas, Hizbut Tahrir lalu memilih dan menetapkan

ide-ide, pendapat-pendapat, dan hukum-hukum Islam semata. Dan semua itu

bersumber secara utuh dan murni dari Islam.

Hizbut Tahrir telah memilih dan menetapkan ide-ide, pendapat-pendapat,

dan hukum-hukum tersebut sesuai dengan ketentuan yang diperlukan dalam

perjuangannya. Semua itu adalah dalam rangka melangsungkan kehidupan Islam

dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, dengan cara mendirikan

kembali dawlah-khilafah dan mengangkat seorang khalifah.

Sedangkan Akidah Islam adalah sumber segala bentuk perundang-

undangan dalam negara Khilafah. Undang-Undang Dasar ataupun berbagai

macam undang-undang (qânûn, act/law) harus bersumber dari akidah Islam.

Maksudnya, harus bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah dan sumber-sumber

hukum lain yang ditunjukkan oleh al-Quran dan as-Sunnah, yaitu Ijmak Sahabat
10
Hizbut tahrir, Manifesto Hizbut tahrir Untuk Indonesia, 2009, h. 15
11
Moh. Kunardi dan harmaly Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, fakultas
Hukum UI dan CV. Sinar bakti, (Jakarta, 1988), h. 171
35

dan Qiyas.12 Hizbut Tahrir telah memilih dan menetapkan ide-ide, pendapat dan

hukum-hukum tersebut sesuai dengan perkara-perkara yang diperlukan dalam

perjuangannya yaitu untuk melangsungkan kembali kehidupan Islam dan

mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia – yakni dengan mendirikan

Daulah Khilafah, dan mengangkat seorang Khilafah. Dan Imam Taqiyuddin

menjelaskan tentang Dua dalil terpenting adalah yang Pertama, karena ada dalil

yang mewajibkan umat Islam untuk berhukum pada hukum yang diturunkan

Allah13 kedua, karena ada dalil yang melarang tegas berhukum dengan selain

hukum Allah.14 Imam an-Nabhani menerangkan tafsir ayat tersebut, apabila

seorang Muslim menerapkan selain hukum Allah, ia menjadi kafir (murtad) jika ia

ber-i’tiqâd (berkeyakinan secara pasti) akan benarnya hukum itu dan ber-i’tiqâd

pula bahwa hukum Islam tidak layak diterapkan. Jika Muslim tersebut tidak ber-

i’tiqad seperti itu, ia tidak murtad, tetapi tetap berdosa.15

C. KONSEP DAKWAH KHILAFAH HTI DI INDONESIA 1980-2004

Menurut pandangan Hizbut Tahrir, umat Islam saat ini hidup dalam

keadaan Darul Kufur, yaitu pemerintahan yang memakai hukum selain hukum

Islam. Hizbut Tahrir menginterpretasikan bahwa keadaan seperti ini adalah sama

seperti pada masa Rasulullah SAW ketika beliau berdakwah di Makkah.16 Oleh

karena itu pada fase Makkah inilah yang di jadikan panutan oleh Hizbut Tahrir

12
An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, h. 8
13
(QS an-Nisa’ [4]: 65; QS al-Maidah [5]: 48).
14
(QS al-Maidah [5]: 44).
15
An-Nabhani, Muqaddimah ad-Dustûr, h. 8
16
Hizbut Tahrir, Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, terj. Abu Fuad dan Abu Raihan, (Bogor :
Pustaka Thoriqul Izzah, 2000). H. 57-73
36

dalam pergerakannya. Seperti yang di jelaskan dalam Sirah Nabawiyah bahwa

perjuangan yang Rasulullah SAW lakukan dalam berdakwah hingga bisa

mendirikikan Pemerintahan Islam di Madinah inilah yang menjadi sebuah

inspirasi Hizbut Tahrirdalam menetapkan metode pergerakannya yang memiliki

tiga tahap yaitu, seperti :

1. PEMBINAAN DAN PENGKADERAN (Marhalah at-Tasqif)

Tahap pembinaan ini dilakukan untuk membentuk kader-kader yang

memepercayai pemikiran dan metode Hizbut Tahrir, memperbanyak pendukung

dan pengikut serta membina para pengikutnya dalam halaqah-halaqah dengan

saqofah Hizb yang terarah dan intensif, sampai pada akhirnya bisa berhasil

mendirikan partai bersama para pemuda-pemuda yang telah bergabung dengan

Islam dan menerima pemikiran-pemikiran Hizbut Tahrir. Sehingga berintraksi

dengan pemikiran-pemikiran tersebut dan mengembannya kepada masyarakat.

Setelah Hizbut Tahrir berhasil membangun partai dan masyarakat mulai

merasakan serta mengenal Hizbut Tahrir serta ide-idenya dan apa yang

diserukannya kepada masyarakat, maka Hizbut Tahrir melanjutkan pada tahap-

tahap berikutnya.17

2. INTERAKSI DENGAN MASYARAKAT (Marhalah Tafa’ul ma’a al-

Ummah)

Tahap ini dilamkukan untuk memikul kewajiban dakwah Islam, hingga

menjadikan Islam sebagai permasalahan utamanya, dan agar berjuang untuk

mewujudkannya dalam realitas kehidupan. Caranya, yaitu membuat mereka

17
Khamami Zada dan Arief R Arofah, Diskursus Politik Islam, (Jakarta : LSIP, 2004). h. 93
37

merasa tergugah kesadaran dan membentuk opini umum pada masyarakat

terhadap ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah ditabanni oleh Hizb, sehigga

mereka menjadikan ide-ide dan hukum-hukum tersebut sebagai pemikiran-

pemikiran mereka, yang mereka perjuangkan di tengah-tengah kehidupan, dan

mereka akan berjalan bersama- sama Hizb dalam usahanya menegakkan Daulah

Khilafah, mengangkat seorang Khilafah untuk melangsungkan kehidupan Islam

dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia.18

Pada tahap ini Hizb mulai beralih menyampaikan dakwah kepada

masyarakat banyak secara kolektif. Pada tahap ini Hizb melakukan kegiatan-

kegiatan seperti berikut: Pertama, Pembinaan ‫ ثقافة هركزة‬Tsaqafah Murakkazah

(intensif) melalui halaqah-halaqah Hizb untuk para pengikut-nya, dalam rangka

membentuk kerangka gerakan dan memperbanyak pengikut serta mewujudkan

pribadi-pribadi yang islami, yang mampu memikul tugas dakwah dan siap

mengarungi samudera cobaan dengan pergolakan pemikiran, serta perjuangan

politik. Ke dua, Pembinaan ‫ ثقافة جواعية‬Tsaqafah Jama’iyah bagi umat dengan cara

menyampaikan ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah ditetapkan Hizb,

secara terbuka kepada masyarakat umum. Aktivitas ini dapat dilakukan melalui

pengajian-pengajian di masjid, di aula atau di tempat-tempat pertemuan umum

lainnya. Bisa juga melalui media massa, buku-buku, atau selebaran-selebaran.

Aktivitas ini bertujuan untuk mewujudkan kesadaran umum di tengah masyarakat,

agar dapat berinteraksi dengan umat sekaligus menyatukan-nya dengan Islam.

Juga, untuk menggalang kekuatan rakyat sehingga mereka dapat dipimpin untuk

18
Hizbut tahrir, Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, tej. Abu Fuad dan Abu Raihan, (Bogor :
Pustaka Thariqul Izzah, 2000), h. 57-73
38

menegakkan Daulah Khilafah dan mengembalikan penerapan hukum sesuai

dengan yang diturunkan Allah SWT. Ketiga, ‫ الشرع الفكر‬Ash-Shira’ul Fikri

(Pergolakan Pemikiran) untuk menentang ideologi, peraturan-peraturan dan ide-

ide kufur, selain untuk menentang aqidah yang rusak, ide-ide yang sesat dan

pemahaman-pemahaman yang rancu. Aktivitas ini dilakukan dengan cara

menjelaskan kepalsuan, kekeliruan dan kontradiksi ide-ide tersebut dengan Islam,

untuk memurnikan dan menyelamatkan masyarakat dari ide-ide yang sesat itu,

serta dari pengaruh dan dampak buruknya. Keempat, ‫ الكفاه السياسي‬Al-Kifaahus

Siyasi (Perjuangan Politik) yang mencakup aktivitas-aktivitas19, seperti:

1. Berjuang menghadapi negara-negara kafir imperialis yang menguasai

atau mendominasi negeri-negeri Islam; berjuang menghadapi segala

bentuk penjajahan, baik penjajahan pemikiran, politik, ekonomi,

maupun militer. Mengungkap strategi yang mereka rancang,

membongkar persekongkolan mereka, demi untuk menyelamatkan

umat dari kekuasaan mereka dan membebaskannya dari seluruh

pengaruh dominasi mereka.

2. Menentang para penguasa di negara-negara Arab maupun negeri-

negeri Islam lainnya; mengungkapkan (rencana) kejahatan mereka;

menyampaikan nasihat dan kritik kepada mereka. Dan berusaha untuk

meluruskan mereka setiap kali mereka merampas hak-hak rakyat atau

pada saat mereka melalaikan kewajibannya terhadap umat, atau pada

saat mengabaikan salah satu urusan mereka. Disamping berusaha

19
Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, ( Jakarta, 02 Oktober 2015)
39

untuk menggulingkan sistem pemerintahan mereka, yang menerap-kan

perundang-undangan dan hukum-hukum kufur, yaitu dengan tujuan

menegakkan dan menerapkan hukum Islam untuk mengganti-kan

hukum-hukum kufur tersebut. Kelima, Mengangkat dan menetapkan

kemaslahatan umat, yaitu dengan cara melayani dan mengatur seluruh

urusan umat, sesuai dengan hukum-hukum syara.

3. Menyeru Dan Mengkritik Penguasa ‫( هرحلةاالستالم الحكن‬Marhalah Istilam

al-Hukum)

Tahap ini dilakukan untuk menerapkan Islam secara menyeluruh dan

mengemban risalah Islam ke seluruh dunia.20 Perjungan ini juga

tampak jelas kegiatannya dengan menentang penguasa, mengungkap

kedzoliman mereka terhadap umat, melancarkan kritik, kontrol dan

koreksinya terhadap mereka di saat para penguasa mengabaikan hak-

hak umat, tidak menjalankan kewajibannya terhadap umatnya malah

melalaikannya.21

Seluruh kegiatan politik itu dilakukan tanpa menggunakan cara-cara

yang anarkis tetatapi HTI ini mengikuti sesuai dengan langkah-langkah dakwah

yang dilakukan oleh Rasullullah SAW. Jadi kegiatan HTI secara keseluruhan

adalah kegiatan yang bersifat politik, baik sebelum maupun sesudah proses

penerimaan pemerintahan (melalui umat).

Dari penjelasan di atas, dapat dipahami bahwa para aktivis Hizbut Tahrir

meyakini bahwa bila masyarakat sadar akan Islam, dan Islam mampu menjawab
20
Hizbut Tahrir, h. 32-34
21
Hizbut tahrir, mengenal Hizbut Tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, (Bogor :
Pustaka Thoriqul Izzah, 2009), h. 42-43
40

setiap persoalan mereka, maka, mereka akan menunutut dilaksanakannya hukum

Islam, sekaligus pendirian negara Islam. jadi, pengembalian kekuasaan amat

tergantung pada tuntutan masyarakat untuk mendirikan apa yang disebut Khilafah

Islamiyah.
BAB IV

PERGERAKAN DAKWAH HTI DI INDONESIA 1980-2004

A. Dakwah Intern Anggota HTI

Aktivitas dakwah Hizbut Tahrir dilakukan dalam rangka mengemban dakwah

Islamiyah untuk merubah kondisi masyarakat yang telah rusak menjadi

masyarakat Islam yang madani, di antaranya dengan merubah ide-ide yang

nasionalis menjadi ide Islam, sehingga akan menjadi opini di tengah-tengah

masyarakat umum bahkan menjadi persepsi bagi mereka yang akan

mendorongnya untuk merealisasikan dan menerapkannya sesuai dengan ajaran

Islam, juga dengan merubah perasaan yang dimiliki anggota masyarakat menjadi

perasaan Islam, ridho perasaan yang di ridhoi Allah, dan juga marah dan benci

terhadap apa yang dimurkai dan dibenci Allah. Merubah interaksi yang ada di

tengah-tengah masyarakat menjadi interaksi yang Islami, berjalan sesuai dengan

hukum-hukum dan pemecahan-pemecahan Islam.22

Pusat dari seluruh aktivitas politik adalah aktivitas akal dan hati dengan

melakukan halaqoh (pembinaan) umat yaitu pembinaan Islam yang benar,

sehingga Islam tersebut mampu menjadi ideologinya. Aktivitas proses pembinaan

(halaqoh) ini hukumnya fardhu ain bagi masing-masing umat yang tidak boleh

berhenti, sehingga pemikirannya menjadi maju. Aktivitas inilah yang akhirnya

menghantarkan pada tumbuhnya kesadaran dan dorongan untuk memperjuangkan

Islam dan umat yang terdidik yang bangkit dengan ideologi Islam . kebangkitan

22
Hizbut Tahrir, mengenal Hizbut tahrir dan Strategi Dakwah Hizbut Tahrir, (Bogor : Pustaka
Thariqul Izzah, cet. III, 2009), h. 29

41
42

berfikir ideologis inilah yang menghantarkan terciptanya pendidikan umat dan

ketika umat telah terdidik sehingga terdapat pemahaman untuk melaksanakan atau

menerapkan hukum dan undang-undang yang lahir dari keyakinan terhadap

Ideologi Islam tersebut. Dengan demikian akan mampu tercipta penerapan hukum

Islam melalui Khilafah Islam.

Dakwah HTI yang di tujukan untuk dapat mempengaruhi umat mengikuti

fikrah dan thariqah-nya antara lain dilakukan melalui media cetak yaitu : 1).

Majalah Al-wa’ie, merupakan majalah yang terbit sebulan sekali, Tabloid Media

Umat Memperjuangkan Kehidupan Islam, ini terbit biasanya dalam satu bulan dua

kali, 2). Bulletin mingguan yang diberi nama “Al-Islam” bulletin ini terbit reguler

setiap minggu, distribusikan oleh para anggota HTI terutama pada hari Jum’at di

kampus-kampus, dan setiap terbit dicetak sebanyak 1. 000. 000 eksemplar.

Perbitan buletin “ Al-Islam” menurut Ismail Yusanto adalah bahwa penerbitan

“Al-Islam” memiliki dua maksud yakni yang pertama, untuk membantu wawasan

dan membangun kesadaran umat Islam untuk kembali merengkuh Islam dalam

aspek ruhiyah dan siyasiyah. Kedua, membantu memberikan pemahaman dan

keikhlasan berkorban untuk kembali melanjutkan kehidupan Islam dalam naungan

daulah Khilafah al-Islamiyah.23 Judul dalam buletin Al-Islam biasa dimuat untuk

menunjukan tentang konsistensi HTI dalam memperjuangkan berdirinya Khilafah

al-Islamiyah, dan menurutnya khilafah merupakan satu-satunya solusi dari

berbagai macam persoalan kebangsaan. Keempat, HTI juga membuka website

dengan alamat http://Hizbut Tahrir.or.id. Dalam situs resmi HTI ini terdapat

23
Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, Jakarta, 02 Oktober 2015
43

beberapa hal yang mudah diakses dan di download, baik tentang berita,

pertanyaan resmi organisasi dan artikel-artikel tentang HTI itu sendiri. Bahkan

buku-buku HT dengan mudah di peroleh tanpa membayar. Yang ke lima,

pengajian dan khutbah juga sebagai media efektif untuk mempengaruhi umat

Islam. keenam, steaming, juga di jadikan media dakwah yang efektif, karena

memiliki jangkauan yang luas. Ke tujuh, kajian-kajian, untuk mensosialisasikan

Khilafah al-Islamiyah dan sikap, solusi dan gagasan yang ditawarkan oleh HTI

tidak hanya dengan demonstrasi yang dihadiri oleh aktivitas dan simpatisan yang

jumlahnya ribuan, ditambah orasi atau pertanyaan sikap yang disampaikan

Pimpinan HTI. Kajian intensif yang dikemas dalam bentuk halaqah Islam dan

peradaban juga menjadi media, mengingat yang menjadi sasaran adalah orang-

orang terdidik, misalnya mahasiswa, pelajar, dosen, guru, dan tokoh Islam. adapu

tema yang yang diangkat dalam halaqoh biasanya tentang “Khilafah Islamiyyah”

sebagai satu-satunya sistem untuk menjadi solusi dari berbagai problem keumatan

dan kebangsaan, dan problem-problem yang sedang dihadapi oleh rakyat

Indonesia, misalnya tentang kenaikan harga BBM, sekuralisme, kapitalisme.

B. Dakwah Ekstern Anggota HTI

Selain melakukan pembinaan Internal untuk kader atau anggota, Hizbut Tahrir

juga melakukan pembinaan untuk umat secara umum, wujudnya beraneka ragam,

mulai dari kontak personal hingga kegiatan yang mengumpulkan massa dalam

jumlah yang besar. Seperti seminar, tabligh akbar, konferensi dan lain-lain.

Bahkan khusus setiap bulan Rajab. Hizb juga fokus pada satu tema, yakni tentang
44

Khilafah. Ini karena pada bulan Rajablah umat Islam kehilangan Khilafah. 24

Tepatnya pada 28 rajab 1342 H. Saat itu Khilafah Utsmaniyah dihapuskan oleh

Mustafa Kemal. Sejak itulah umat ini terus menderita dan tak henti dilanda

prahara. Karena itu dibulan Rajab anggota Hizb juga mengadakan kegiatan-

kegiatan ini tujuannya agar umat Islam kembali mengingat memori umat tentang

Khilafah dan juga bertujuan membangkitkan kaum muslim dengan kebangkitan

yang benar dan dengan pemikirannya yang cemerlang. Hizbut Tahrir berusaha

mengembalikan umat Islam pada kemuliaan dan keagungan yang pernah dimiliki

sebelumnya, dengan cara merebut kembali kendali kepemimpinan dunia, umat

dan bangsa. Sehingga Negara umat Islam kembali menjadi Negara nomor satu di

dunia seperti yang pernah dicapai sebelumnya. 25

C. Pandangan dan Sikap HTI Terhadap Sistem Pemerintahan Indonesia

1980-2004

1. Pemerintahan Soeharto (1968-1998)

Perubahan sistem politik yang terjadi pada tahun 1968 yang di tandai oleh

lengsernya Presiden Soekarno. Hal ini tidak terlepas dari terjadinya konflik

ideologi pada masa Orde Lama,26 di mana umat Islam menginginkan agama

sebagai dasar negara sedangkan sebagian yang lain (sosialis, komunis, dan

nasinalis) menginginkan pancasila sebagai asas negara. Di samping itu, situasi

24
Al-wa’ie, Khilafah Membendung Neoliberalisme & Neoimperialisme, No. 178 tahun XV, 1-
30 Juni 2015
25
Hafidz Abdurrahman, Islam Politik dan Spiritual (Singapore : Lisan Ul-Haq (Pengemban
Pemikiran Islam), 1998), h. 231.
26
Untuk mengethui lebih lanjut mengenai sistem politik Orde Lama, lihat :Sejarah Indonesia
Modern 1200-2008, M.C. Ricklefs
45

politik yang semakin tidak stabil menyebabkan birokrasi menjadi lemah sehingga

membuka peluang terjadinya korupsi. Kondisi tersebut, yang akhirnya

memudahkan untuk menggulingkan sebuah sistem politik.27

Lengsernya rezim Orde Lama yang dipimpin oleh Soekarno telah

melahirkan sebuah sistem politik baru, yakni sistem politik Orde Baru 28 yang

dipimpin oleh Soeharto. Perubahan sistem politik tersebut, diharapkan dapat

memberikan perubahan-perubahan politik ke arah yang lebih baik dari sistem

politik sebelumnya. Di mana keberadaan umat Islam tidak dihilangkan dalam

perpolitikan. Akan tetapi pada kenyataannya, perubahan yang terjadi tidak sesuai

dengan apa yang diharapkan bangsa Indonesia sebab kondisinya tidak jauh

berbeda dengan Orde Lama, yakni dalam perjalanan politik Orde Baru kekuasaan

tetap terpusat pada presiden.29 Bahkan keberadaan umat Islam semakin

dihilangkan dalam dunia perpolitikan. Hal ini terlihat dari adanya kebijakan yang

membatasi dan tidak sedikit isu menyudutkan umat Islam, sehingga umat Islam

bersifat oposisi (berlawanan) terhadap pemerintah.30 Pemerintahan Orde Baru di

bawah Rezim Soeharto di kenal dalam perpolitikan Indonesia dengan sistem

pemerintahan represif militeristik. Sistem ini di buktikan dengan berbagai

kebijakan yang di keluarkan era ini, beberapa kebijakan terkait dengan ini antara

lain DOM di Aceh, peristiwa tanjung Priok dan lain-lain dan termasuk UU ormas.

27
Tiar anwar Bachtiar dan Pepen Irpan Fauzan, Persis dan Politik: Sejarah Pemikiran dan Aksi
Politik Persis 1923-1997, (Jakarta: Pembela Islam Media, 2012) h. 123-125.
28
untuk memahami lebih jauh mengenai sistem politik Orde Baru, lihat : Repolitisasi Islam,
bahtiar effendy
29
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta,
2008), h. 586.
30
Azyumardi Azra dan Syaiful Umam, (ed.), Menteri-menteri agama dan RI:Biografi dan
Politik, (Jakarta: PPIM, 1998), h. 328
46

Selain itu, pemerintah mengontrol dan membatasi aktivitas dakwah Islam,

sebab tidak sedikit dakwah-dakwah yang disampaikan para da’i dinilai sering

berisi kritikan-kritikan terhadap pemerintah. Akibatnya para da’i diharuskan

memiliki surat izin dari aparat keamanan setempat sebelum menyapaikan dakwah.

Kondisi ini secara tidak disadari telah memicu adanya ketegangan di antara umat

Islam dengan pemerintah, sehingga pemerintah kesulitan melakukan komunikasi

dengan umat Islam, karena tidak ada organisasi Islam yang supportif terhadap

pemerintah.31

Menanggapi masalah tersebut, akhirnya pemerintah pada tahun 1975

membentuk Majlis Ulama Indonesia (MUI) yang berfungsi untuk mengeluarkan

fatwa atau hukum baik terhadap pemerintah maupun masyarakat dalam rangka

amar makruf nahi munkar dalam agama dan masalah-masalah sosial, serta

meningkatkan ukuwwah (persaudaraan) Islam serta memelihara sikap toleran

dengan pemeluk agama lain dan bertindak sebagai media komunikasi antara

ulama dengan pemerintah, serta menyampaikan kebijakan pemerintah bisa dapat

dipahami masyarakat umum.

Jika dilihat dari fungsi MUI ketika itu bisa dikatakan pula sebagai

penyalur antara umat Islam dengan pemerintah. Namun keberadaan MUI sendiri

tidak begitu saja setiap pendapat atau fatwa yang dikeluarkannya dapat terlepas

dari kontrol pemerintah. Padahal MUI dinyatakan sebagai wadah musyawarah

yang diakui oleh pemerintah sebagai sebuah lembaga yang sah setelah adanya

penyerderhanaan partai serta berdinya MUI.

31
Azyumardi Azra dan Syaiful Umam, (ed.), Menteri-menteri agama dan RI:Biografi dan
Politik, (Jakarta: PPIM, 1998), h. 328.
47

Di samping itu, Soeharto juga menerapkan kebijakan asas tunggal

pancasila. Kebijakan pemberlakuan asas tunggal dilakukan oleh Orde Baru yang

dibuat melalui pendekan legalistik yang berawal dari ketetapan MPR RI Nomor

11/1983 yang secara operasional dituangkan dalam perundang-undangan Nomor 3

dari Nomor 8 tahun 1985. 4 maka dengan adanya keputusan ini baik organisasi

masa maupun partai politik, semua harus mencantumkan pancasila sebagai asas

mereka. Sehingga banyak organisasi masyarakat maupun partai politik yang

merubah asas mereka yang sebagian berasas Islam yang kemudian menjadi

berasaskan pancasila.

Dengan naiknya Presiden Soeharto melahirkan babak baru hubungan

Islam dan negara di Indonesia. Menurut Imam Aziz, pola hubungan antara

keduanya secara umum dapat digolongkan kedalam dua pola yaitu, antagonistik

dan akomodatif. Hubungan antagonistik merupakan sifat hubungan yang

mencirikan adanya ketegangan antara Islam dan rezim Orde Baru, sedangkan

akomodatif menunjukkan kecenderungan saling membutuhkan antara kelompok

Islam dan negara Orde baru, bahkan tempat kesamaan untuk mengurangi konflik

antara keduanya . namun demikian, sebelum mencapai pola akomodatif, menurut

Abul Aziz Thaba, telah terjadi agama dan negara Orde Baru yang bersifat

resiprokal-kritis, yakni awal dimulainya penurunan ketegangan antara agama dan

negara di Indonesia.32

32
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewargaan (Civic Education),( Jakarta :
ICCE UIN Syarif Hidayatullah , 2010). h. 100
48

Hubungan antagonis antara negara Orde Baru dengan kelompok Islam

dapat dilihat dari kecurigaan dan pengekangan kekuatan Islam yang berlebihan

yang dilakukan presiden Seharto. Sikap serupa merupakan kelanjutan dari sikap

kalangan nasionalis sekuler terhadap kelompok Islam, khususnya di era 1950-an.

Sikap curiga dan kekhawatiran terhadap kekuatan Islam membawa implikasi

terhadap keinginan negara untuk berusaha menghalangi dan melakukan

domestikasi (pendangkalan dan penyempitan) gerak politik Islam, baik semasa

Orde Lama maupun Orde Baru. Sebagai hasil dari kebijakan semacam ini, bukan

saja para pemimpin dan aktivis politik Islam gagal untuk menjadikan Islam

sebagai ideologi dan agama negara (pada 1945 dan 1950-an), tetapi mereka juga

sering disebut sebagai kelompok yang secara politik “minoritas”. Lebih dari itu,

bahkan politik Islam, menurut bahtiar Effendy, sering dicurigai oleh negara

sebagai anti-ideologi negara Pancasila.

Menurut Effendy33, akar antagonisme hubungan politik antara Islam dan

negara tidak dapat dilepaskan dari konteks kecenderungan menggunakan

pemahaman keagamaan umat yang berbeda. Kecenderungan menggunakan Islam

sebagai simbol politik di kalangan aktivitas muslim di awal kekuasaan Orde Baru

telah melahirkan kecurigaan dari pihak penguasa yang berakibat pada

peminggiran Islam dari arena politik nasional. Kebijakan politik kontrol dan

represif terhadap kekuatan politik Islam mewarnai arah dan kecenderungan

pendekatan politik keamanan (security approaches) yang dilakukan Orde Baru

dapat ditenggarai pada sejumlah peristiwa kekerasan negara atas kelompok Islam

33
Bachtiar Effendy, Repolitisasi Islam Pernahkah Islam Berhenti Berpolitik ?, (Bandung :
Mizan Media utama, 2000), h. 48
49

di era 1980-an yang dianggap sebagai penentang Asas tunggal Pancasila ciptaan

Orde Baru. Kekerasan politik dan peminggiran Islam dari pentas politik nasional

yang dilakukan rezim Orde Baru atas kekuatan Islam melahirkan kesimpulan di

kalangan ahli akan sifat antagonik hubungan Islam dan negara Orde Baru. Sejak

awal berdirinya Orde Baru hingga awal 1980-an Islam dianggap sebagai ancaman

serius bagi keberlangsungan kekuasaan Orde Baru.

Pertengahan 1980-an merupakan awal perubahan pendulum hubungan

islam dan rezim Orde Baru. Hal ini ditandai dengan lahirnya kebijakan-kebijakan

politik Presiden Soeharto yang di nilai positif bagi umat Islam. Menurut Effendy,

kebijakan-kebijakan Orde Baru memiliki dampak luas bagi perkembangan politik

Islam selanjutnya baik struktural maupun kultural.

Kecenderungan akomodasi negara terhadap Islam juga -menurut Affan

Gaffar- diterangai dengan adanya kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan

dan keagamaan serta kondisi dan kecenderungan akomodasionis umat Islam

sendiri. Sedangkan menurut Thaba, sikap akomodatif negara terhadap Islam lebih

disebabkan oleh pemahaman negara terhadap perubahan sikap politik umat Islam

terhadap kebijakan negara, terutama dalam konteks pemberlakuan dan penerimaan

asas tunggal Pancasila. Perubahan sikap umat Islam pada paruh kedua 1980-an,

dari menentang menjadi menerima Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara bersinergi dengan sejumlah kebijakan Orde

Baru yang menguntungkan umat Islam pada masa selanjutnya. 34

34
A. Ubaedillah dan Abdul Rozak, Pendidikan Kewargaan (Civic Education), (Jakarta : ICCE
UIN Syarif Hidayatullah, 2010). h. 102
50

Pengesahan RUU Pendidikan Nasional, pengesahan RUU Peradilan

Agama, pembolehan pemakaian jilbab bagi siswi muslim di sekolah umum,

kemunculan organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), dan

lahirnya Yayasan Amal Bakti Muslim Pancasila yang langsung dipimpin oleh

Presiden Soeharto merupakan indikator adanya hubungan akomodatif yang

dilakukan elite penguasa Orde Baru terhadap Islam.35

Setelah itu, dalam sejarah Indonesia terjadi beberapa gerakan yang

belakangan berkembang menjadi pemberontakan terhadap negara Indonesia,

karena gerakan-gerakan itu pada akhirnya berjuang untuk menegakkan negara

Islam di Indonesia, seperti gerakan NII. Jelas bahwa perjuangan apapun tidak

akan dapat dilaksanakan dengan berdasarkan semangat saja, apabila tidak

didukung oleh suatu budaya politik yang sepadan. Umat Islam di Indonesia

dengan tindakan-tindakan seperti itu dihadapkan pada tuntutan – tuntutan yang

berada di luar kemampuan mereka.36

Dakwah yang dilakukan HTI sendiri ketika zaman Orde baru adalah masa-

masa sulit yang di hadapi para aktivis. Dakwah yang dilakuan dalam satu malam

adalah satu kegiatan mereka bisa berpindah tempat tiga kali. Apalagi setelah

terjadinya pristiwa Tanjung Priok Tahun 1984. Para pendakwah harus mengumpat

agar tidak diketahui di dalam masjid atau musholla dan tanpa menggunakan

pengeras suara, alat perekam, foto, atau semacamnya. Dan ketika selesai para

peserta pulang secara bergantian. Semua itu mereka lakukan agar tidak tiketahui

35
Bachtiar Effendy, Repolitisasi Islam Pernahkah Islam Berhenti Berpolitik ?, (Bandung :
Mizan Media utama), 2000. Hlm. 160
36
Alfin dan Nazaruddin Sjamsuddin, Profil Budaya Politik Indonesia, (Jakarta : Pustaka
Utama Grafiti, 1991). h. 75-76
51

oleh aparat pemerintah dan untuk menghilangkan jejak. Mereka melakukannya

selama 11 tahun. 37

Sedangkan Hizbut Tahrir sendiri ketika masa Orde Baru belum siap untuk

melakukan reformasi. karena Hizbut Tahrir sendiri belum memiliki modal berupa

potensi yang mumpuni ketika itu. Sebab ketika masa Orde Baru, kebebasan umat

Islam dalam melakukan inovasi terlalu dibatasi dan dipersempit, bahkan dikebiri

dengan ditutupnya pintu ijtihad. Sehingga mereka tidak bisa berbuat banyak,

kecuali hanya ber-taqlid kepada orang-orang “Orde Baru”. Maka ketika Orde

Reformasi itu muncul, umat Islam tidak bisa berbuat apa-apa begitu juga Hizbut

Tahrir Indonesia, mereka tidak memiliki pondasi yang kuat, mereka bingung,

tidak tahu harus berbuat apa . karna dalam keadaan bingung. Tidak ada jalan lain

kecuali diam saja.

Kalau pun berbuat, -seperti yang sudah menjadi trend masyarakat

Indonesia saat ini- mungkin hanya niru-niru saja. Dan yang sangat menyedihkan

adalah, bahwa saat ini, di tengah zaman 'orde reformasi' Islam, ternyata masih

banyak juga orang-orang 'orde baru' yang berkeliaran. Mereka secara terang-

terangan menunjukkan eksistensinya sebagai orang-orang yang masih mempunyai

otoritas dalam memonopoli kebenaran. Sehingga kalau ada orang yang tidak

sepaham dengan mereka, dianggap keluar dari mainstream, yaitu Islam.

37
Jamhari, Jajang Jahroni, Gerakan salafi Radikal di Indoneisia, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2004). h, 173
52

2. Pemerintahan BJ. Habibie (1998-1999)

Mundurnya Soeharto dari jabatannya pada tahun 1998 dapat dikatakan sebagai

tanda akhirnya Orde Baru, untuk kemudian digantikan “Era Reformasi“. Era

Reformasi adalah era yang memberikan harapan untuk terjadinya perubahan

perpolitikan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik namun adanya tokoh-tokoh

penting pada masa Orde Baru di jajaran pemerintahan pada masa Reformasi38 ini

sering membuat beberapa kalangan mengatakan bahwa Orde Baru masih belum

berakhir. Oleh karena itu Era Reformasi sering disebut sebagai “Era Pasca Orde

Baru”, dimulai dengan mundurnya Presiden Soeharto dari jabatanya. ini

membuat kehidupan sosial-budaya, ekonomi-politik menjadi kompetitif.39

Yang penting di catat adalah naiknya habibie menggantikan Soeharto di tandai

dengan berbagai kebijakan yang berorientasi pada pemberian keleluasaan

terhadap segenap elemen bangsa untuk berekspresi termasuk kebebasan pers,

karenanya pada masa itu banyak bermunculan kekuatan yang berbasis organisasi-

organisasi keagamaan yang selama Orde Baru tidak mendapat mengekspresikan

dirinya, termasuk kekuatan organisasi atau ormas trans nasional seperti Hizbut

Tahrir. Pasca Reformasi inilah, kehidupan sosial politik berubah total. Momentum

ini sangat di manfaatkan untuk keluar dari persembunyiannya. Hal ini dianggap

perlu, di samping itu agar ide-ide HT lebih dikenal oleh masyarakat, HT juga

38
Reformasi adalah perubahan sesuatu menuju kondisi yang lebih baik. gerakan reformasi
adalah gerakan yang mengajak seluruhsegmen masyarakat untuk memperbaiki apa yang telah
rusak diberbagai bidang dan membawa kehidupan ke tingkat yang lebih tinggi dalamkemajuan
manusia.
39
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta,
2008). Hlm. 588
53

ingin berpartisipasi dalam proses transpormasi yang tengah berlangsung di

masyarakat.

Semangat inilah yang kemudian melahirkan reformalisasi politik Islam.

Tentu tidak semua pelaku politik Islam mengembangkan reformalisasi ini.

Dengan itu, formalisasi pertama-tama mengambil bentuk menjadikan Islam

sebagai simbol dan asas partai. Munculnya partai-partai Islam merupakan

bukti dari hal ini. Dalam hal ini ada yang malu-malu (timid) atau parsial

melakukan reformalisasi, ada yang menunggu sampai infrastruktur undang-

undang membolehkan, ada juga yang mulai sejak awal begitu periode orde baru

tutup buku. Sehingga dalam periode ini terjadi kemajemukan dikalangan

kelompok politik Islam sendiri. Hal ini merupakan suatu kenyataan yang

tidak dapat dipungkiri bahwa kelompok politik Islam bukanlah merupakan

suatu kelompok kepentingan tunggal. Hal ini sudah jelas dibuktikan dengan

banyaknya partai-partai dikalangan kelompok Islam, baik yang mendasarkan diri

pada ideologi dan simbol keislaman maupun yang berbasis dukungan umat Islam.

Di Era reformasi dewasa ini terdapat banyak partai Islam maupun

partai yang berbasis dukungan umat Islam, seperti Partai Persatuan

Pembangunan (PPP), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Keadilan

Sejahtera(PKS), Patai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB), dan lain sebagainya.

Fenomena maraknya partai Islam dan partai berbasis dukungan umat

Islam merupakan refleksi dari kemajemukan umat Islam dan keragaman

kepentingan kelompok Islam. Kelahiran partai-partai tersebut merupakan buah


54

Euporia40 politik yang tidak terelakkan dari proses reformasi. Proses reformasi

yang terjadi memang memberikan angin segar kebebasan bagi warga negara

untuk berserikat dan berkelompok, yang selama 30 tahun terkungkung oleh

kekuasaan absolut sentralistik.41

Berakhirnya rezim Orde Baru, telah membuka peluang guna menata

kehidupan demokrasi. Reformasi politik, ekonomi dan hukum merupakan agenda

yang tidak bisa ditunda. Demokrasi menuntut lebih dari sekedar pemilu.

Demokrasi yang mumpuni harus dibangun melalui struktur politik dan

kelembagaan demokrasi yang sehat. Namun nampaknya tuntutan reformasi

politik, telah menempatkan pelaksanan pemilu menjadi agenda pertama. Pemilu

pertama di masa reformasi hampir sama dengan pemilu pertama tahun 1955

diwarnai dengan kejutan dan keprihatinan. Pertama, kegagalan partai-partai Islam

meraih suara siginifikan. Kedua, menurunnya perolehan suara Golkar. Ketiga,

kenaikan perolehan suara PDI P. Keempat, kegagalan PAN, yang dianggap paling

reformis, ternyata hanya menduduki urutan kelima. Kekalahan PAN,

mengingatkan pada kekalahan yang dialami Partai Sosialis, pada pemilu 1955,

diprediksi akan memperoleh suara signifikan namun lain nyatanya. 42

Transfer kekuasaan dari Presiden Soeharto kepada Wakil Presiden B. J.

Habibie pada 21 Mei 1998 telah membawa perubahan-perubahan yang berarti

pada sistem politik Indonesia. Di tingkat makro, perubahan ini terlihat dari adanya

40
Euporia adalah masa setelah keluar dari suatu kurun yang panjang represi politik, karena
banyak kepentingan politik yang sodok menyodok berebut posisi, dan tidak adanya ptoritas pilitik
yang mempunyai kemaun mencegah hal seperti itu.
41
Azyumardi Azra, Negara dan Civil Society, Jakarta : Paramadina, 2005, h. 28
42
Poesponegoro dan Marwati Djoened, Sejarah nasional Indonesia VI, (Jakarta : Balai Pustaka,
2008). h. 659-663
55

tranformasi sistem politik Indonesia, dari yang sebelumnya bercorak otoriter ke

arah yang lebih demokratis.43 Paling tidak, pintu menuju proses demikratisasi

sejak saat itu menjadi terbuka lebih lebar. Secara lebih parsial, kecenderungan itu

terlihat dari adanya bercorak sentralistis ke corak yang lebih terdesentralisasi, juga

perubahan-perubahan kerangka kelembagaan lainnya, seperti adanya sistem

multipartai,44 pelaksanaan pemilu yang relatif lebih demokratis, adanya pers yang

bebas, dan upaya menjadikan birokrasi dan militer sebagai kekuasaan profesional

tetapi netral secara politik.

Jadi, Reformasi merupakan satu-satunya kunci pembuka jalan bagi

demokrasi saat ini. Ada yang mengatakan bahwa reformasi adalah proses

redemokratisasi. Partai-partai politik, kekuatan sosial, dan para aktor politik

kini tengah berlomba untuk menawarkan beragam konsep dan program

demokrasi dalam memasuki era Indonesia baru menuju rakyat sentausa, adil dan

makmur.

Presiden BJ Habibie mengambil prakarsa untuk melakukan koreksi.

Sejumlah tahanan politik dilepaskan. Sri Bintang Pamungkas dan Muchtar

Pakpahan dibebaskan, tiga hari setelah Habibie menjabat. Tahanan politik

dibebaskan secara bergelombang.

Beberapa langkah perubahan diambil oleh BJ Habibie adalah sebagai berikut:

 liberalisasi parpol
 pemberian kebebasan pers
 kebebasan berpendapat dan
 pencabutan UU Subversi.
43
Time “ Tentang Berakhirnya Sebuah Era, kompas, (Jumat, 29 Mei 1998). h. 12
44
Azyumardi Azra, Negara dan Civil Society,( Jakarta : Paramadina, 2005), h. 158
56

Walaupun begitu Habibie juga sempat tergoda meloloskan UU

Penanggulangan Keadaan Bahaya, namun urung dilakukan karena besarnya

tekanan politik dan kejadian Tragedi Semanggi II yang menewaskan

mahasiswa UI, Yun Hap.

Kejadian Penting Dalam Masa Pemerintahan Habibie

Kejadian tersebut adalah keputusannya untuk mengizinkan Timor

Timur untuk mengadakan referendum yang berakhir dengan berpisahnya wilayah

tersebut dari Indonesia pada Oktober 1999. Keputusan tersebut terbukti tidak

populer di mata masyarakat sehingga hingga kini pun masa pemerintahan Habibie

sering dianggap sebagai salah satu masa kelam dalam sejarah Indonesia.

Walaupun pengesahan hasil Pemilu 1999 sempat tertunda, secara umum proses

pemilu multi partai pertama di era reformasi jauh lebih Langsung, Umum, Bebas

dan Rahasia (Luber) serta adil dan jujur dibanding masa Orde Baru. Hampir tidak

ada indikator siginifikan yang menunjukkan bahwa rakyat menolak hasil pemilu

yang berlangsung dengan aman. Realitas ini menunjukkan, bahwa yang tidak mau

menerima kekalahan, hanyalah mereka yang tidak siap berdemokrasi, dan ini

hanya diungkapkan oleh sebagian elite politik, bukan rakyat.

HTI dalam melakukan aksi berdakwahnya di masyarakat khususnya kampus

bukan lah sebuah perkara yang mudah, terutama dalam menghadapi kebijakan

pemerintahan yang kurang mendukung aktivitas dakwah di tahun 1980-an.

Namun, memasuki era Reformasi masyarakat diberi kebebasan untuk

berpendapat, membentuk organisasi dan lain sebagainya. Hal ini yang kemudian

dimanfaatkan oleh HTI untuk mengembangkan gerak langkahnya dalam


57

berdakwah. Organisasi HTI ini memiliki basis ideologi, pemikiran, dan stategi

gerakan dakwah yang berbeda dengan ormas-ormas Islam lainnya.

Selain itu, di era Reformasi ini HTI tidak hanya bergerak dalam bidang

dakwah, tetapi juga bergerak di bidang politik, hal ini terbukti dengan berbagai

macam kegiatan yang telah diadakan oleh HTI dalam mengampanyekan sistem

khilafah di setiap kegiatannya, seperti diskusi, temu tokoh, muktamar, konferensi,

pelatihan, pembinaan dan pengkaderan. Contoh kegiatan yang paling besar adalah

Konferensi Khilafah dan Jakarta International Conference of Muslim Intetectual

(JICMI), dan berupaya menggiring opini masyarakat melalui media yang

dibuatnya berupa media elektronik dan cetak. Penggiringan opini ini dimaksudkan

supaya masyarakat bisa mempunyai pemikiran seperti mereka yang menginginkan

dan mendukung mereka untuk menegakkan khilafah45

3. Pemerintahan Abdurrahman Wahid (1999-2001)

Setelah legsernya Soeharto dan setelah B.J. Habibie menjabat setahun, Pada

19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertanggungjawaban Habibie dan ia

mundur dari pemilihan presiden. Beberapa saat kemudian digelarlah pemilu

pertama kali di era reformasi. Dalam kepemimpinan negeri ini, sebenarnya

intelijen dan militer masih mengaharapkan B.J Habibie tetap menjadi presiden RI.

Akan tetapi prediksi serta analisa para intelijen menemui suatu ke-galauan jika

dipaksakan menjabat. Salah satu kekecewaan rakyat pada habibie seperti yang kita

ketahui yakni hilang dan lenyapnya Timor-timor dari pangkuan NKRI, yang

45
Jamhari, Jajang Jahroni, Gerakan salafi Radikal di Indoneisia, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada 2004). h, 173-174
58

dihawatirkan kondisi negara ini semakin tidak menentu, bisa jadi kerusuhan tahun

98 terulang kembali jika habibie dipaksakan terpilih. Seperti yang kita ketahui

kala itu, berkat Amien Rais terbentuklah koalisi partai-partai islam disamping

golkar juga mendukung, pada akhirnya Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

terpilihlah menjadi Presiden RI. Namun sebenarnya intelijenlah dibelakang semua

itu. Akhirnya Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai

presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid

membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal

November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000.46

Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan

perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping

ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi

konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua.

Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak

mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor

Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial

yang besar. Yang ketika itu MPR yang semakin memberikan tekanan menantang

kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang

meluap-luap.

46
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta,
2008), h. 711-713
59

4. Pemerintan Megawati (2001-2004)

Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid

memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan

demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri

dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari

MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya,

dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-

hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden

tak lama kemudian. Dan dilantik sebagai presiden Republik Indonesia pada

tanggal 23 Juli 2001. Adapun wakilnya adalah Hamzah Haz. Dan mengumumkan

kabinetnya pada tanggal 9 Agustus 2001.

Pada masa kepemimpinan Megawati, Indonesia menghadapi tiga masalah

utama, yaitu, adanya pelanggaran hak asasi manusia (HAM), tingginya angka

pengangguran dan menurunnya tingkat perekonomian dan merosotnya

kewibawaan hukum. Pada masa kepemimpinannya, Indonesia memiliki hajat

besar, yaitu pemilihan umum. Sistem pemilu kali ini, rakyat dapat memilih atau

menentukan wakilnya dan presiden secara langsung. Pemilu dilakukan dalam dua

tahap yaitu, tahap pertama untuk menentukan para anggota legislatif, pada tanggal

5 April 2004 yang diikuti oleh 24 partai politik. Yang kedua putaran kedua untuk

memilih presiden. Pemilu untuk presiden dan wakilnya pada putaran pertama

berlangsung pada tanggal 5 Juli 2004.47

47
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2008, (Jakarta : PT. Serambi Ilmu Semesta,
2008), h. . 718-720
60

Pemilu putaran pertama ini dimenangkan oleh pasangan SBY – Jusuf

Kalla dan Mega-Hasyim. Oleh karena itu parapemenang pemilu presiden dan

wakil presiden putaran pertama tidak ada yang berhasil mencapai 50% suara.

Maka diselenggarakan pemilu putaran kedua yang diselenggarakan pada tanggal

20 September 2004. Dalam pemilihan pemilu ini dimenangkan pasangan SBY-

Jusuf kall. Kemenangan ini merupakan babak baru bagi Indoesia di bawah

kepemimpinan presiden dan wakil presiden yang langsung dipilih rakyat.

D. Pandangan dan Sikap HTI Terhadap Isu Politik- Keagamaan di

Indonesia.

Diantara tanggapan-tanggapan Hizbut Tahrirterhadap pandangannya terkait dengan

Isu Politik dan keagamaan di Indonesia. Seperti halnya yang di katakan oleh jubir

HTI, di dalam tulisannya

“Pertanyaan serupa juga bertajuk, “Membaca Arah Rezim Baru Jokowi JK,”
pada 30 Oktober 2014 lalu. Hadir sebagai pembicara dalam diskusi bulanan itu
Zuhairi Misyrawi (Tim Media Jokowi JK), Eggi Sudjana (Tim Kampanye
Probowo Hatta), Ari Junaidi (Dosen Fisip UI) dan saya sendiri.48

Begitu juga sistem pemerintahan yang di pimpin oleh Soeharto, BJ. Habibie,

Gus Dur, dan megawati itu semua sistemnya yang mereka pimpin adalah sama

yang berbeda hanya orang-orangnya saja.49 Kapan sebenarnya kita bisa berharap

sebuah pemerintahan baru akan menghasilkan perubahan ke arah yang lebih baik.

Sesungguhnya perubahan ke arah yang lebih baik hanya bisa kita harapkan bila

negara ini diatur dengan sistem yang baik dan dipimpin oleh orang yang baik.

48
www. Hizbut Tahrir IndonesiaHizbut Tahrir Indonesia,( akses 30 Agustus 2015), pukul 15
: 45 WIB
49
Wawancara Pribadi dengan H. Muhammad Ismail Yusanto, ( Jakarta, 02 Oktober 2015)
61

Kebaikan bisa dilahirkan hanya bila kita hidup dalam sistem kehidupan

Islam melalui penerapan syariah Islam secara kaffah. Inilah satu-satunya sistem

yang akan membawa rahmatan lil’alamin atau kebaikan bagi negeri ini, sekarang

dan yang akan datang. Dengan syariah Islam, seluruh aspek kehidupan

bermasyarakat dan bernegara akan diatur dengan cara yang benar. Ekonomi akan

tumbuh, stabil dan akan memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada seluruh

rakyat. SDA yang melimpah itu akan dikelola oleh negara untuk rakyat. Dengan

syariah akan terwujud sistem pendidikan dan budaya yang akan membentuk SDM

yang beriman dan bertakwa serta mampu menjawab tantangan kemajuan zaman.

Jadi dalam pandang Hizbut tahrir, Urusan pemerintahan sangatlah berbeda

dengan urusan Tasyri. Sebab, yang dibahas dalam hal ini adalah kekuasaan (As-

Sulthan), yang bukan sistem pemerintahan seperti yang ada di Indonesia ini yang

termasuk tasyri sehingga merupakan hukum syri’at. Mengenai kekuasaan, Syari’at

dalam hal ini menyerahkannya kepada seluruh kaum muslim, yaitu seluruh umat

Islam, baik itu laki-laki maupun perempuan. Setiap muslim bagi Hizbut Tahrir,

memiliki kekuasaan dan dapat menggunakannya secara langsung, dengan

kekuasaan yang dimikinya, umat dapat mengangkat seorang pemimpin tunggal

(Khilafah) untuk melaksanakan syari’at Allah dalam hal ini, umat akan

membai’atnya berdasarkan Kitabullah dan Sunnah nabi dengan bai’at secara

sukarela dan penuh kebebasan dari kedua belah pihak dengan demikian, antara

kedua belah pihak tadi telah terealisasi akad kekhalifahan, dan bukan akad ijarah

(kontrak kerja) sebab akad khilafah adalah akad untuk melaksanakan syari’at,

bukan akad untuk melayani umat ataupun mengambil manfaat dari kekuasaan
62

yang dimiliki oleh seorang khalifah jika terdapat suatu perbuatan-perbuatan yang

berorientasi pada manfaat bagi umat tersebut – yang bertentangan dengan syariat,

maka syariatlah yang wajib dilaksanakan jadi dalam hal ini, khalifah diangkat

dengan tugas semata-mata melaksanakan hukum syari’at.

Ringkasnya, bagi Hizbut Tahrir sistem pemerintahan Islam ini, adalah

sebuah sistem yang sangat berbeda dengan sistem apapun, yaitu sistem khilafah

adalah sistem yang dijalankan oleh manusia sebagai pemerintahan yang benar-

benar baik untuk manusia yang di tinjau dari dalil-dalil syari’at yang menjadi

sumber penggalian pemikiran-pemikiran Islam dalam bidang pemerintahan.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah melakukan pembahasan pada bab-bab sebelumnya yang

membahas tentang “Gerakan Dakwah Hizbut Tahrir Indonesia 1980-2004”

dengan memperhatikan pokok permasalahan yang diangkat, maka penulis dapat

menyimpulkan sebagai berikut :

Kemunculan gerakan Islam seperti HTI dalam perpolitikan Indonesia

khususnya politik Islam di awal reformasi sampai saat ini merupakan bentuk

kekecewaan mereka terhadap rezim-rezim sebelumnya. Dalam kontek ini HTI

merasa terpanggil dan berkewajiban untuk melanjutkan perjuangannya lewat jalur

organisasi politik Islam ideologis dengan mengusung penerapan syari’at Islam

dan mewujudkan ide Khilafah islamiyah.

Gerakan Hizbut Tahrir tentang khilafah yaitu pemimpin umum untuk

seluruh kaum muslimin di dunia untuk menegakkan sistem kaffah. Karena Islam

telah menetapkan sekaligus membatasi bentuk pemerintahan dengan sistem

khilafah ini. Artinya, sistem khilafah ini satu-satunya sistem pemerintahan bagi

Daulah Islam. Sistem khilafah berbeda dengan sistem pemeritahan yang lain

seperti yang di anut oleh sistem pemerintahan Indonesia yakni ideologi pancasila

sebagai ideologi negara, dan HTI berkeyakin bahwa sitem Khilafah bisa di

terapkan di Indonesia. tetapi jika dilihat dari aspek asas yang menjadi landasan

berdirinya, pemikiran, Undang-undang, gerakan dakwah dan standar hukum-

63
64

hukum yang menggambarkan tentang wujudnya sebuah sistem negara Islam

kaffah.

Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir Indonesia adalah

kegiatan-kegiatan yang sangat bersifat politik. Dimana mereka memperhatikan

urusan masyarakat sesuai dengan hukum-hukum serta pemecahannya secara

syar’i, karena politik adalah mengurus dan memelihara urusan masyarakat banyak

sesuai dengan hukum-hukum Islam dan penyecahan-pemencahannya. Adapun

gerakan dakwah yang dilakukan HTI pada tahun 1980-2004 mereka mulai dari

mengadakan pengajian-pengajian, diskusi atau seminar, bersilaturahmi atau dialog

dengan para ulama, menyebarkan buletin dan pemasangan sepanduk-sepanduk.

Seperti halnya kegiatan yang paling besar adalah Konferensi Khilafah dan Jakarta

International Conference of Muslim Intetectual (JICMI), dan berupaya

menggiring opini masyarakat melalui media yang dibuatnya berupa media

elektronik dan cetak. Penggiringan opini ini dimaksudkan supaya masyarakat bisa

mempunyai pemikiran seperti mereka yang menginginkan dan mendukung

mereka untuk menegakkan khilafah.

B. SARAN-SARAN

Dari apa yang dipaparkan diatas, tentu penulis merasakan adanya berbagai

kekurangan akibat keterbatasan penulis dalam meneliti konsep dakwah Hizbut

Tahrir Indonesia 1980-2004.


65

Selain itu, penulis juga menyadari bahwa banyak sekali kekurangan yang ada

pada penelitian ini, oleh karenanya penulis menyarankan kepada beberapa elemen

terutama para akademisi khususnya dan masyrakat pada umumnya.

1. Akademisi, kajian yang saya lakukan ini hanya mengulas pada aspek politik

Hizbut Tahrir Indonesia dari mulai priodesasi pembentukan hingga pada

konsep dan pergerakannya, penulis berharap agar penelitian ini dapat

dilanjutkan pada tingkat penelitian lapangan tentang optimalisasi konsep

pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia dimasyarakat dan bagaimana perbedaan

pergerakan Hizbut Tahrir dengan ormas lain yang ada di Indonesia.

2. Masyarakat, Hizbut Tahrir sebagai sebuah partai politik yang tidak

tergabung dalam proses Demokrasi yang ada di Indonesia, tentunya

memiliki alasan dan pandangan tersendiri dalam sebuah proses perubahan.

Penulis menyarankan agar masyarakat tidak terpengaruh oleh isu dan opini

terkait Hizbut Tahrir Indonesia di dalam aspek politik sebelum masyarakat

mengkaji dan memahami tentang pola pergerakan Hizbut Tahrir Indonesia,

yang pada akhirnya akan merusak ke utuhan persatuan umat Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Sumber Primer

a. Buku

An-Nabhani, Taqiyuddin, Daulah Islam, Jakarta: HTI-Press, 2009

An-Nabhani, Taqiyuddin, Pemberontakan Partai Politik Islam, Bogor: HTI-Press,


2013

Hizbut Tahrir Indonesia, manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, 2009

Hizbut tahrir Britain, Khilafah, Radikalisme dan Ekstrimisme, Bogor : Pustaka


Thoriqul Izzah, 2007

Hizbut Tahrir Indonesia, manifesto Hizbut Tahrir Untuk Indonesia, 2009

Hizbut tahrir Britain, Khilafah, Radikalisme dan Ekstrimisme, Bogor : Pustaka


Thoriqul Izzah, 2007

b. wawancara

Wawancara Dengan Juru Bicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail


Yusanto, Bogor, Tanggal 02 Nssovember 2015

c. majalah

Al-Wa’ie No.167 Edisi Khusus Juli 2005

Al-Wa’ie No.181Edisi Khusus September 2015

Sumber Sekunder

A’la al- Maududi, Abul, Khilafah dan Kerajaan, Bandung: Mizan, 1984.

Ali, Fachry dan Bahtiar Effendy, Merabah jalan Baru Islam, Bandung : Mizan,
1986

Ali Syu’aibi, Gils Kibil, Meluruskan Radikalisme Islam, Ciputat: Pustaka Azhary,
2004

Anshari, Endang Saifuddin Wawasan Islam Pokok-Pokok Pikiran Tentang


Paradigma dan Sistem Islam, Jakarta : Gema Insani Press, 2004

66
67

Aripin, Jaenal dkk, Kajian Islam Kontemporer, Jakarta : Lembaga Penelitan UIN
Syarif Hidayatullah, 2007

Azra, Azyumardi, dkk, Islam Negara dan Civil Society, Jakarta: Param`adina,
2005.

Bachori, Didin Saefuddin, Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa, Bogor :Granda


Sarana Pustaka, 2012.

Budiardjo, Mariam, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka


Utama, 2004.

Daulay, Armein, Gagasan Pembaharuan Pemikiran Islam Nurcholis madjid :


Suatu pandangan Politik, Pamulang : Mega Kreasi Media, 2009

Dkk, Afdlal Islam dan Radikalisme di Indonesia, Jakarta: LIPI Pres, 2004

Ghoschalk, Lois, Mengerti Sejarah, Jakarta : UI Press, 1975

Ihsan Samarah, Biografi Singkat Taqiyuddin al-Nabhani, Bogor: Al-Izzah Press,


2002

Imam Tholkhah dkk, Gerakan Islam Kontemporer di Era Reformasi, Jakarta:


Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, Departemen Agama RI, 2002

Jahroni, Jajang, Jamhari, Gerakan salafi Radikal di Indoneisia, Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada 2004

Karim, Abdul, dkk, Wacana politik Islam Kontemporer, Yogyakarta: Suka Press,
2007
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, Yogyakarta : PT. Tiara Wacana Yogya, 2003

Maruto MD dkk, Reformasi Politik Dan Kekuatan Masyarakat : Kendala dan


Peluang Menuju Demokrasi, Jakrta: Pustaka LP3S Indonesia, 2002

Maarif, Ahmad Syafii, Islam dan Masalah Kenegaraan, Jakarta: Pustaka LP3S
Indoesia, 1985

Mahmud, Ahmad, Dakwah Islam Jilid Dua, Bogor : Pustaka Thariqol Izzah, 2003

Mohammad, dkk, Herry, Tokoh-Tokoh Islam yang berpengaruh Abad 20, Jakarta :
Gema Insani, 2006,

Muhsin, Rodhi, Muhammad, Tsaqofah dan Metode Hizbut Tahrir Dalam


Mendirikan Negara Khilafah, Bogor: Al Azhar Fresh Zone Publishing, 2012
68

Noer, Deliar Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900 – 1942, Jakarta : Pustaka
LP3S indonesia, 1980.

Sitompul, Agussalim, Usaha-Usaha Mendirikan Negara Islam dan Pelaksanaan


Syariat Islam di Indonesia, Jakarta: CV Misaka galiza, 2008.

Turmudzi, Endang dan Riza, Sihabudin (ed.), Islam dan Radikalisme di


Indonesia, Jakarta: LIPI Press, 2006

Ubaedillah, A Abdul Rozak, Pendidikan Kewargaan (Civic Education), Jakarta :


ICCE UIN Syarif Hidayatullah, 2010

Soejono dan Leirissa, Sejarah Indonesia VI, Zaman Jupang dan Zaman Republik
Indonesia ± 1942-1998

Zada, Khamami, dkk, Diskursus Politik Islam, Rempoa Ciputat : LSIP, 2004

KORAN

Reformasi Perlu Tindakan Bukan janji, ( Kompas, senin, 4 Mei 1998 ) Karya
:Lukman Sutrisno

Time “ Tentang Berakhirnya Sebuah Era, ( kompas, Jumat, 29 Mei 1998 )

SUMBER WEB

DPP HTI Online, "Kaleidoskop Aktivitas Politik Dan Dakwah Hizbut Tahrir
Indonesia", dalam Internet, http://www.hizbut-tahrir.or.id

http://www.kemendagri.go.id/media/docume
LAMPIRAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lambang Bendera Hizbut Tahrir Indonesia

Di selenggarakan pada 30 Mei di Stadion Gelora Bung Karno dengan


mengadakan pawai di sepanjang Jalan Thamrin, Jakarta yang diikuti oleh sekitar
150 ribu peserta.
Kegiatan ini dilakukan untuk menegakkan syariat islam dan mengemban
dakwah ke segenap penjuru dunia, puncak acara ini dilakukan pada tanggal 30
Mei 2015 di Stadion Gelora Bung Karno untuk menyampaikan pesan kepada
masyarakat khususnya para pimpinan ormas, orpol, ulama, wakil rakyat, anggota TNI
atau Polri, wartawan, cendekiawan, para pengusaha, para pekerja serta para pemuda dan
mahasiswa untuk secara sungguh-sungguh mengamalkan syariat Islam dan berjuang bagi
tegaknya syariah Islam di negeri ini.

Kegiatan Halaqah ini rutin dilakukan oleh akhwat setiap bulannya


dengan mengadakan pengajian dan diskusi umum
(file:///C:/Users/user/Downloads/struktur%20organisasi%20hizbut%20tahrir%20_
%20Media%20Islam%20-%20MMN%20Press.htm)
:1

SURAT KETERANGAN

Yang Bertanda Tangan Dibawah Ini

Nama : Ismail Yusanto

Jabatan : Juru Bicara HTI

Dengan Ini Menerangkan :

Nama Eva Khopipah

Status Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

NIM 111t022000032

Fak/Jur Adab Dan Humaniora,/Sejarah dan Kebudayaan Islam

Telah Mengadakan Wawancara Dengan Narasumber, yaitu "KONSEP DAKWAH HIZBUT

TAHRIR INDONESIA 1980-2004" Dikantor Narasumber Pada Hari Senin, 02

i.iovember 20i 5.

Demikian Surat Keterangan Ini Dibuat Untuk Dipergunakan Sebagaimana Mestinya.

I akarta, 02 Oktober 20 I 5
NOTARIS - PPAT
SARINANDHE DJ., SH
SIC MENTERI KEHAKIMAN DAN IIAK ASASI MANUSIA RI
NO : C-t7 IIT 03.01 TH. 2001, TA-IyGGAL 2r MARET 200r
SIC KEPALA BA.DAI\I PERTANAIIAN NASIONAL
NO 25-D(-2MI, TANGGAL 31 DESEMBER 2OO1

AKTA
Il:iil: lrll /. I

IgI :1llT.'T IAIIR:In Ii:Lr.rii1g14

Pihak Pertama . 1 . tuan Dr.Ir. t{.iAHMAf Kt RNIA, M. gi


. 2. fuan Ir..,Ei. IEMAMI-SANTO, MSi

. .1 . f'u:n /iBi-'- I,.dNAlli

Pihak Kedua

Tanggal 05 Mei !i-r1{

Nomor
c2.-

Kantor : Jl. Raya Pondok Timur Ruko Taman Rafflesiano.23 Jatimulya


Tambun Selatan - Bekasi 17510 Telp/Fax. (021) 92426923
PERKT'MPULAN
TITZFI'T TAHRIR IITDONESIA
Illoaor : O2- .

ini, Selasa, tanggal enarn Mei tahun duaribu


Pada hari
empatbelas (06-05-2014), pukul 13.O0 WIB (tigabelas nol-no1 ---
Waktu Indonesia bagran Barat); --------
-Hadir dihadapar saya, S/\RIIIIAI{DHE I\TIBRAN, Sarjana --------
lfutum, Notaris di Bekasi, dengan dihadiri para saksi yang narna
narnanya akal disebutkal pada bagian akhir akta ini dan yang --

telal: dikenal oleh saya, Notaris : ---------------'


1. Tuan Dr. Ioslayur Haji RAHMAT Kt RICIA' l[.Si ALIAS -----
M.RAIIMA'T IfirRNfA, Warga Negara Indonesia,
lahir di Bandung pada tanggal duapuluh delapan Septernber-
f.cir,iir\ tahun seribu sembilanratus enampuluh delapan
' ,il. . , ;\.? \)
(28-Og-196Sl, Dosen, bertem pat tingga) di Bogor, Tanah Baru
S+,P; )-t)t
\ ',-.:.'t -.,t t.' ll
:.\\.'t:ii-/.l.:.z L Raden Kanan, Rukun Tetangga 0O5, Rukun Warga O04, ----
- -.,- . .rr l
Kelura-han Tanahbaru, Keca;natan Kota Bogor Utara, Kota ----
Bogor, pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor ------
induk Kependudukan (NIK) 3271052809680009, yang --------
berlaku sarnpai dengan tanggal duapuluh delapal September
tahun duaribu delapalbelas (28-O9-2O18) ; ----- -----
lz. Tuan rasinyur rlaji TSMATL YUSATITO l['gistet trfiareajemerr
Alias MUIIAM AI) ISUAIL YITSAI{TO' Warga Negara
Indonesia, lahir di Yoglakarta pada tanggal dua Desember ---
tahun seribu sembilanratus enarnpuluh dua (O2-12-1962\, -'-
Dosen, bertempat tinggal di Bogor, Ja1an Bratasena II Nomor
5, Rukun Tetangga OO1, Rukun Warga O15, Kelurahan --------
Tegalgundil, Kecamatan Kota Bogor Utara, Kota Bogor, -------
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengan Nomor Induk -------
Kependudukan (NIK) 32 7 10 50 2 12620009, yang berlaku -- - - --
=fl""rr',pa
dengan tanggal dua Desember tahun duaribu
j

I delapanbelas (O2 - 1 2 -2O 1 8\ i - -- ------------ -

3. Tuan ABDUL FA.trAtrI A.lias ABDUL FAI{AIYI, Warga Negara --


Indonesia, lahir di Malang pada tanggal enannbelas Juni ------
tahun seribu sembilanratus enampuluh sembilan
(1 6-06 - I 96 9), Wiraswasta, bertempat tinggddi Aogor.Jal&- -

Raden Kanan Tanah Baru, Rukun TeteD qga.OQ5,.Rulcrn ------


Warga OO4, Kelurahan Tanahbaru, Kecarnatan. Kota Elogor ----
Utara, Kota Bogor, pernegarg Kartu.Tanda Penduduk dengal-
Nomor Induk Kependudukan (NIK) 32710516O669O001, yang
berlaku sampai dengan tanggal enambelas Juni tahun --------
duaribu delaparbelas (16-06-2018) ; -------'--------
Kesemuanya untuk sementara waktu berada di Bekasi ;

-Para Penghadap telah dikenal oleh saya, Notaris.


-Para Penghadap bertindak sebagairnana tersebut diatas tedebih
dahulu rneneralgkan (mernberitahukan) :

1. Bahwa pada hari Minggu, tanggal dua Fetrruari tahun --------


duaribu empatbelas (O2-O2-2O14\, bertempat di kantor -------
Perseroan di Jakarta Selatan, Jalan Prof.Dr.Soepomo, SH, ---
Nomor 231, telah dilangsungkan Rapat Dewan Pimpinan ----
Pusat Organisasi Hizbut Tahrir Indonesia., berkedudukal ----
di Xota J akarta Selatan, sebagaimana ternyata dari Berita ---
Acara Rapat Dewan Pimpinan hrsat Hizbut Tahrir
Indonesia, aslinya tidak bermeterai dilekatkan pada minuta--
akta rni;

I Z. Ba-hwa dalam Rapat tanggat tersebut telah hadir/ diwakili ----


I tujuhbelas (771 orang dari duapuluh orang (2O) al:'ggota ------
I Dewan Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir lndonesia; ---------------
I
Rapat tersebut dipimpin oleh Tuan DoLtoralrdus ROKHMAT
F
SUGIHARTOITO, M.E.I' dalam kedudukannya sebagai Wakil
Xetua Urnurn;
4. Dengan acara rapat setragai berikut : ----------------
a. Merubah bentuk organisasi' dari organisasi masyarakat -
(Ormas) Hizbut Tahrir Indonesia menajdi Perkumpulan --
Hizbut Tahrir Indonesia ; ----------------
b. Merubair Anggaran Dasar dan Angga-ra-n Rumah tangga -
(AD/ARl) organisasi Ormas HTI menjadi Anggaran ------
Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Perkumpulal
Hizbut Tahrir Indonesia-
c. Perubahan pengurus Dewal Pimpinan Pusat (DPP) -- ----
Hizbut Tahrir Indonesia Periode 2074 2019 (duaribu -
ernpatpelas sampai dengan dua:-ibu sernbilanbelas) --- - - -
Ba} wa keputusan-keputusan rapat tersebut djarnbil dengan-
suara bulat dan rapat tersebut telah dibuatkar notulennya' -
yalg ditandatangali oleh seluruh yang hadir, bermeterai ----
cukup darr dilekatkan pada minuta akia ini ; "----------------'
6. Bahwa para penghadap bertindak dalam kedudukannya -----
tersebut diatas o.leh rapat dikuasak an rneng}'adap Notaris ---
untuk menyatakannya dalarn suatu akta otentik ; -------------
-selanjutnya berhubung dengan hal-hal yalg telah diterangkan --
(diberitahukan) terlebih dahulu itu, dengan ini para penghadap --
dalam tindakalnya tersebut menerangkal, bahwa dalam rapat --
tersebut telah diambii keputusart dengan Suara bulat sebagai ----
berikut : ----------------
a- Menyefujui den merima perubahan bentuk organisasi' dari ---
Indonesia -------
I orgalisasi masyarakat (Ormas) Hizbut Tahrir
I

I menajdi Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia ; -----------------


Menyetujui dan Menerima Perubahan Anggaran Dasar dan -
-lb.
-

Anggaran Rumah Tangga (AD /ART) organisasi Ormas Hizbut


Tahrir Indonesia menjadi Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah -

Tangga (AD/ Agt) Perkumpulan Hizbut Tahrir Indonesia. -----


C. Menyetujui dan menerima Perubahan pengurus Dewan -------
Pimpinan F\sat (DPP) Hizbut Tahrir IndaaesiaPcrio de 2Q.14
20 1 9 (duaribu empatpelas sampaj dengal .duaribu --------- -- -

Sehingga selanjutnya Anggara Dasar tersebut akan berbunyi -----


sebagai berikut : ----------------
----- BAB I -----.---------
.,.,... NAMA, PENDIRIAN DAN TE]VIPAT KEDUDUKAIY --....
----- Pasal 1 ---------------
------ Na-ma
Perkumpulan ini bernama EEZWT TAIIRIR IIVDIOIIESIA
selanjutnya dalam a;rggara;r dasar ini cukup disebut
Perkumpula.n atau Hizbut Tahrir Indoaesia. -------------
----- Pasal 2 --- --.-------
- Pendkian

Perkumpulan Hizbut Tal:,rir Indonesia adalah perubal-arr dari ----


Organisasi Masyarakat Hizbut Tahrir Indonesia yang didirikan --
pada tanggak 9 Reljab 1422 H berteiratan tanggal duapuluh -- --
tujuh September tahun duaribu satu (27-O9-2001) Miladiyah ----
untuk jangka waktu yang tidak ditentukan
----- Pasal 3 -----
Tempat Kedudukan
{l) Perkurnpulan ini berkedudukan dan berkaltor pusat di

lJakarta.
(21 Perkumpulan dapat rnembentuk strul<tur kepengurusar
I sesuai dengan tingkatan dan membuka kantor di seluruh
I wilayaf, Republik Indonesia berdasarkan keputusan Dewan
I

I nmpinan Fusat. ---------


.----- BAB rI --.-----------
--- IDEIITITAS, AZAS dan SII'AT
------ Pasal 4 ---------------
Ideotitas dan Azas
Hlzbut Tahrlr Indonesla adalah Gerakan Dakwah Islam berazas
Islam di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yalg
berdasarkal Pancasila dan Undang-Undarg Dasar 1945. ----------
------ Pasal 5 -. ------------

Perkumpulaa bersifat pemikiran, peka terhadap urusan umat,


tanpa kekerasan, mandiri, non partisan dal nirlaba.
BAB III
MAKSUD, TUJUAII, DAN KEGIATAN --- --- ------ - --- ---
------ Pasal 6 -- .-----------
------- Matsud dan Tujuan
Maksud dan Trrjuan Perkumpulan iala.l' meianjutkal kehidupan
Islarn dengan rnenegakkan syari'at Islarn sehingga tcrwujud
u**" --
l1*"*::l:"-_:-:-:::_i:1): _ _
'--- - Kegiat"
Untuk mencapai maksud dan tujuan pada pasal 6, Perkumpulan
melaksanakan da'wah dengal kegiatan sebagai berikut:
{1) Melakukan pembinaa:r kader Gafsqd muntkaz) dan
I pembinaan masyarakat {tatsqif jama\
(2) Melakukan pengkajian Islam guna mendapatkan konsep-
I konsep penyelesaian problematika yarg dihadapi
I masyarakat darr negara sesuai syari'at secara kafta}, (tabbani
I

I mashalihttl ummah).
Trer
1.,
Membangun kesadaran umum tentang Islam di tengah
masya.rakat (tafau'l ma'al ummahl
(41 Melakukan tausiyah kepada para pemirnp in ,arnrnat agol.

mereka memegang arnanat yang diernbannya untuk


melindungi urnmat dan menerapkan syariht Islam
(muhas ab atuI hukka m). ----- -

(s) Mengungkap rencana-rencana jahat negara penjajah yang


membahayakan kelangsungan hidup kaum Muslim,
kemurnian ajaran Islam dan kesatuan negeri-negeri Islam
(kasgfuI khuththot\.
----- Pasal 8 -------------------- -

Perkumpulal didirikan untuk jangka waktu yang tidak ------------


ditentukan lamanya.
----- BAB rV --------------
- I<EAIT GGO TAAII PTRI<T'trIPULI\II
----- Pesal 9 -------------
Keanggotaarx
(1) Anggota Perkumpulan ialah penduduk Indonesia, beragama
Islarn, rnenyetujui, dan bersedia rnelaksanakan rnaksud dan

(2) Anggota rnempunyai hak suara, rnenilih, dan dipilih.


(3) Peratural keanggotaan diatur dalam Anggaral Rumah
Tangga.
Pasd 10
---- Organ dan Susunane Perkuapulaa
Organ :

Perkumpula-n mempunyai organ yang terdiri dari :

a. Rapat Anggota;
b. Pengurus ;

c. Pengawas ;
Susunan Perkumpulan
Perkumpulan bergerak dalam wilayah Republik Indonesia dal
tersusun ddam tingkatan sebagai berikut:
( 1) PUSAT rneliputi wilayah seluruh Indonesia atau kesatuan
Provinsi-provinsi yang dipimpin oleh Pirnpinan Pusat. --------
(2) PROVINSI (Muhafadzoh\ meliputi suatu Provinsi atau
kesatuan Daerah-Daerah da-lam Provinsi yang dipimpin oleh
Pimpinan Propinsi.
(3) DAERAIJ (Madinahl meliputi suatu Kabupaten/Kota atau
kesatuan Cabang-cabang daJarn Daerah yang dipirnpin oleh
Pirnpinan Daera-h.
(4) CABANG (Mahaligah\ meliputi suatu Kecamatan atau
kesatuar Ranting-ranting dalarn Cabang yang dipimpin oleh
Pimpina-n Cabang. -.-. ------------

(s) RANTING meliputi suatu Kelurahan/Desa atau kesatuan


kelompok-kelornpok dalam Ranting ya-ng dipimpin oleh
Pimpinan Ranling.
- Pasal 11 -----
- - -- --- - Perietapa-rr Perkruopul a a -------- -'
(1) Penetapa-n Provinsi, Daerah, Cabang dar Rarting dengan
ketentuan wilayahnya diputuskal oleh Dewan Pimpinan
Pusat atas rnasukan darr bawah.
(2\ Dalam hal-hal luar biasa Dewan Pimpinan Pusat dapat
mengarnbil ketetapan lain atas masukan dari bawah.
- Pesal 12
---- Hubuagan Keorgaalsaslan
(1) Perkumpulan merupakan tragian umat Islam dal pergerakan

I dakwah sedunia.
T-
I tzt Untuk mewujudkan visi dan misi Perkumpulan,
Perkumpulan melakukan hubungan baik dan ke4'asama
dengan berbagai pihak di dalam maupun di luar negeri. ------
-- BAB 1/
-. PIIIPITYAII

(1) Pirnpinan Pusat adaial pirnpinan tertinggi yang rnemfunpin


Perkumpulan secara nasional . atau keseluruhan
perkumpulan.
(2) Pimpina-n Pusat terdiri atas orang-orang yang dipilih dan
ditetapkan oleh Pemilihan Pimpinan (Intikhobl untuk satu
masa jabatan dari calon-calon yang diusulkan oleh anggota
yang selanjutnya disebut Dewan Pirnpinan Pusat (DPP). ------

{3) Susunan Dewan Pimpinan Pusat terdii dari Ketua Umum,


Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum, Bendahara Umum
dan beberapa Ketua sesuai dengan kebutuhal
Perkumpulan.
(4) Ketua Umum, Wakil I{etua Umum, Sekretaris Umum, dan
Bendahara Urnurn dipilih oleh Rapat Dewal Pimpinan Pusat
yang dihadiri sekurang-kurangnya dua pertiga a-nggoia
Dewan Pirnpinan Rrsat dan <iis'etujui sekurang-kurargn-ya
setengah dari yang hadir ditambah satu orang.
(s) Dalam hal kegentingan yang memaksa, setiap anggota
Dewan Pirnpinan Pusat dapat rnengusulkan Rapat Istimewa
Dewan Pirnpinan Pusat dengan agenda perga:rtian Ketua
Umum, Wakil Ketua Umum, Sel<retaris Umum dan/atau
Bendahara Umum sebelum habis masa jabatannya.
(6) Rapat Istimewa sah bila dihadiri sekuralg-kurangnya dua

I
perti8a anggota Dewan Pimpinan Pusat dan hasilnya
-_T---
idisetujui sekurang-kurangnya setengah dari yang hadir
ditambah satu orang.

I t,t Untuk tindakan di dalam dal di luar pengadilan,


Perkumpulan diwakili oleh Ketua Umurn atau oleh
Sekretaris Umum/ Juru Bicara. --------
Pasal 14
Pimpiaan prolnsi
(ll Pimpinan f?ovinsi atau disebut Dewal pimpinal Wilayah
(DPW/ DPD I) mernirnpin Perkumpulan dalam daerahnya
serta melaksanakan kebijakan Pimpina-n di atasnya-
(2\ Pimpinan Provinsi terdiri atas orang-orang yang ditetapkan
Dewan Pirnpinan Pusat untuk satu masa jabatan dari calon_
calon yang diusulkan oleh anggota di provinsi itu. ------------
Pasal 15 -----------------
piapina- Daerah
(1) Pimpinan Daerah atau disebut Dewan pimpinan Daera1.
(DPD) dua memimpin Perkumpulan dalam daerahn_ya serta
melaksanakan kebljaka-n Pimpinan di atasnya.
(2) Pimpinan Daerah terdiri atas orang-orang yang ditetapkan
Dewa-n Pirnpinan Pusat untuk satu masa jabatan dari ca_Ion_
calon yang diusulkan oleh anggota di daerah itu- ,------__-___
pasat 16 ------

--- Piopiaa.a Cabang


(1) Pirnpinan Cabang ata.u disebut Dewan Pimpinan Cabang
(DPC) memi:rrpin Perkumpulal dalarn daerahnya serta
melaksanakan kebijakan pimpinan di atasnya.
(2) Pimpinan Cabang terdiri atas orzrng-orang yang ditetapkan
Dewan Pirnpinan Pusat untuk satu rnasa jatratam dari calon_
calon yang diusulkan oleh anggota di daera_h itu. --------_-___

l_ -- pasal 1?
-f- - --pimpinan Ratrting
l
I

l(1) Pimpinan Ralting atau disebut Dewan Pimpinan Ranting


(DPR) memimpin Perkumpulan dalam daerahnya serta
melaksala-kan kebijakan Pimpinan di atasnya.

Itzt Pimpinan Ranting terdiri atas orang-orang yang ditetapka:r


Dewan Pimpinan Pusat untuk satu n.asa jabatarrdaEi-cal€fl-
calon yang diusulkan oleh anggota di daerah itu_.. _- . ---
Pasd la ---------t-- -- - --
Pemilihan Pimpinan
(1) Anggota Pimpinal terdiri atas anggota Perkumpulan
(2\ Cara pemilihan diatur dalam anggaran Rumah Tangga. ------
- Pasal 19
Masa Jabatan
(1) Masa jabatan Pimpinan Pusat, Pimpina:r Provinsi, pimpinan
Daerah, Pimpinan Cabang, dan Pirnpinan Ralting adalah
enarn tahun dan setelah iru dapat dipilih kembali. - .----------

tzt Dalam hal-hal luar biasa Pimpinan Pusat dapat mengambil


I
ketetapan lain. -----------
.--- BABIrI --------------
PEMBA]TTU PTMPITTA]T
----- Pasal 20 ------
----- Unsur Pemba-atu Pimpinaa
(1) Unsur Pembantu Pimpinan terdiri atas Lajnah dan Gr-rgus
It- l ugas.
(2) Lajnah dan Gugus Tugas bertanggung jawab kepada
J fimpinan sesuai dengan tingkatannya.
----- Pasal 2l -----------
Lajaah
(i) Lajnah adalah unsur Pernbantu Pimpinan yang diserahi

I amanah sebagai penyelenggara suatu urusan Perkumpulal.


Lajnah dibentuk oleh Pimpinan Pusat, Pirnpinan Provinsi '
I

I (2)
Pimpinan l)aerah di tingkat masing-masing sesuaj
dengan

kebutuhan.
Pgsal22
-- Gugus Tugas
yaag
(1) Gugus Tugas adalah unsur Pembantu Pimpinan
jangka waktu
<liserahi tugas dalam bidang tertentu selama
tertentu.
Gugus Tugas dibentuk oleh Pirnpinan Pusat'
Pirnpinan
tzr
I
Provirsi, Pimpinan Daerah apabila dipa-ndang perlu'
untuk

menyelesaikar tugas tertentu


BAB \III
PER"ITUSYAITARATAN
Pasal 23

Mus5rararoh llasioaal (Muaasf


MunasdiadakansesuaikeperluanataskeputusanDewan
Pimpinal Pusat.
Pasaf 24
Musyawarah Kerja --- -- - ----
untuk
(1) Musyawarah Ke4a iala-h rapat yang diadakan
jalannya
mernbicarakan segala sesuatu yang menyanglmt
PerkumPulan-

I rzr Musyawarah Kerja Dewan Pirnpinan Pusat' Pirnpinan


Pirnpinan
Propinsi, Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang' dan
Ranting masing-masing diadakan sekurang-kurangnya
sebulan sekali. --------
BAB VTII
XEUAITGAT
Pasal 25
Keua.ngaa
F Perkumpulan mempunyai kekayaan awal yang berasa.l dari ---
Kekayaan Pendiri yang dipisahkan dari uang yang be{umlah-
sebesar Rp. Rp. 1OO.OOO.OOO.- (seratus juta Rupiah).

lz. Selain kekayaan sebagaimala dimaksud dalam ayat (1) pasal

ini kekayaan perkumpulan dapatjuga diferoleh dari :

a. Iuran wajib a-rrggota (iltizamul Maaligag

b. Iuran sukarela anggota (Tabonu'afl- :::: :::---------


C. Hasil amal usaha dal hak milik Perkumpulaa
d. Sumber-sumber lain ya-ng halal. -:--------
.---- BAB I]( ----_______-.

.- LAIIBAITG

.- Pasal 26 -----------------.

- La-mba-ag
Perkumpula;r ini berlambalg .Bendera Laa llaha Ilallah
trlluharnmadur Rasululla.L, di atas dasar warna hitarn dan atau
putih, di bawahnya bertuliskan ..HIZBUT TAHRIR IIYDONESIA".
------ BAB X --------------
PIRSELISIIIA]T
- Pa$l 27
- Perselisihare
(1) Apabila terjadi perselisihan antara a-rrggota perkurnpuiarn
dengan Pcrkumpulan atau sesarna anggota perkumpulan
yang berkaitan dengan Perkumpulan, maka penyele-
saiannya akan dilakukan dengan musyawarah.

rzt Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikarr secar.a


I
musyawarah, mal<a penyelesaial-nya dilakukan
berdasarkan ketentuan-ketentuan yang berlalm di dalam
Perkumpulan.
- Pasal 28
--- Pembubaraa
Pe,rnbu halya dapat dilakukan oleh
Lraran Perkumpulan
seluruh anggota Perkumpulal melalui Muktarnar
Perkumpulan yang khusus diselenggarakan untuk itu. -------
(2\ Datam hal Perkumpuian dibubarkan, maka seluruh
kekayaan Perkumpulan yang ada dihibahkan kepada kaum
muslirnin untuk kepentin gat izzul Islam wa muslirnin. -------
---- BAB :trr ------------
---.. AIVGGARAIII RUI4AIT TAIYGGA
- Pasal 29
Anggaran Ruroah Tangga
(1) Ha-l-hal yang tidak disebut dalarn Angga-ran Dasar (AD),
diatur dalarn Anggaran Rumah Targga.(ART).
(2) Anggaran Rurna-h Tangga dibuat oleh Rzrpat Dewan Pimpinal
Pusat yang dihadiri dua pertiga anggota Pirnpinan Flsat dan
disetujui sekurang-kurangnya setengah dari yang hadir
ditambah satu orang.
BAB )gII
- I(gIEIYTUAIY LAITT DATT PEITIUTUP
- Pasal 30 ------
Perubahan ADIART
(1) Perubahan AD/ART ditetapkan oleh Rapat Dewan Pimpinan
Pusat yang dihadiri dua pertiga anggota Dewan Pirnpinan
Pusat dan disetujui sekurang-kurangnya setengah dari yang
hadir ditarnbah satu ora.ng.
(2) Rancangan perubahan AD/ ART disusun oleh Gugus Tugas
yalg diberi wewenang oleh Dewan Pimpinan Pusat untuk
itu. --.---.-..-.-.---.. --- -- -- - -- --- --- - ---- - -
;;; ;., ;":;';;;;; ;;; ;;.,,
""";
sebelumnl'a, telah disahkan oleh rapat Dew'al Pimpinan Pusat
Hizbut Tahrir Indonesia di Jakarta pada hari Ahad, 2 Rabiul
Akhir 1435 H bertepatan tanggal 2 Februari 2Ol4 M, dan mulai
berlaku sejak disahkan
-Kemudian Perkumpulan ini memakai Anggaran Rumah Tangga -
(ART) sebagai berikut : ----------------
----- - Pasal 1 ---------------

TEIIPAT KEDUDUXAN
Pimpinan hrsat Hizbut Tahrir lndonesia berkedudukal di ---------
Jakarta.
.-.--- Pasal 2 ---------------
.----- USAHA - -- ----:-- -- -- -- -

.Jenis-jenis usaha yang dilakukan antara lain :

1. Penerbitan buku-buku.
2. Penerbitan majalah.
3. Penerbitan tabloid/buletin
4. Penerbitan media Audio-Visua-l. ----------
5. dan lain-lain yang halal.
.----- Pa.sal 3 . -------------
I(EAITGGOTAAIII
l. Jenis keanggotaan : ---------------
a. Ca-lon Anggota (Daris);
b. Alggota (Hizbi): --------

lz. Anggota Hizbut Tahrir Indonesia harus memenuhi


persyaratan sebagai berikut : ----------------
a- Penduduk Indonesia yalg beragama Islam ;

b, Laki-laki atau perempuan yang sudah berumur 15 tahun ;

c. Menyetujui pemikiran-pemikiran perkumpulan ;


ld Bersedia mendukung dan melaksalakan aktivitas

I Perkumpulan i ----------------
e. Mendaftarkan diri dan mernbayar iuran anggota yar,g ------

I ditetapkan oleh Pimpinan Pusat. ---------


ls. Tatacara permintaan menjadi anggota diatur sebagai berikut
I
:

a. Mengikuti pembinaan calon anggota ; ----------------


b. Menyatakan kesiapan menjadi arlggota dan kesetiaan -----

I kepaaa visi dan misi perkumpulan ; ---------


c. Verifikasi kesiapan oleh Pengurus Cabang atau Ranting ; -

l+. Kewajiban Llmum :


a. Taat menjalankan ajaran Islam ; ------------,
b. Giat melalsalakan aktivitas perkumpulan ; -----------------
c. Taat kepada peraturan perkumpulan, keputusan-
keputusan Musyawarah dan kebijakan pimpinan
perkumpulan ; ----------------
d. Menjaga nama baik dan setia kepada perkumpulan serta -

Kewajiban khusus : ----------------


ls.
a. Calon anggota berkewajiban : ----------------
i. Mengikuti pembinaan intensif ; ------- --------
ii. Membayar iuran alggota, yang besarnya ditentukan --

I o)eh pirnpinan ; --.----------.


iii. Membayar infaq, yang pelaksanaannya diatur oleh -----

I pimpinan ; ----------------
b. Anggota berkewajiban : - --------------
i. Mengikuti pembinaan intensif ; ------------,
ii. Menghadiri pertemuan-pertemuan perkumpulan ; -----
iii. Membayar iuran anggota, yang besarnya -----------------
I ditentukan oleh pimpinan ;
-r-
I i". Membayar infaq, yang pelaksanaannya diatur oleh -____

j pimpinan ; ----------------

lo.
la.

ii.
Menyatakan pendapat ; --------

lu Anggota : ----------------
i. Mendapatkan pembinaan ; --------------__
ii. Menyatakan pendapat ; ---------------,
iii, Memiliki hal< suara, memilih, dan dipilih dalarn suatu_
I musyawarah ; ----------------
,

I 7. Anggota berhenti dan atau diberhentikan, karena :

a. Meninggal dunia ;

b. Atas permintaar sendiri ; -------_-----___-


Keputusan Rapat Dewan pimpinan pusat karena
melanggar ketentuan perkurnpulan, yang dinyatakan sah
bila dihadiri oleh sekurang-kurangnya dua pertiga __--____
anggota Dewan Pimpinan Pusat dan hasilnya disetujui -_

oleh sekurang-kuralgnya seterigah dari yang hadir _--___

ditambal- satu orang. --- --


------ Pasal 4 ----------=----
.-,--- RAIITTIIYG
1. Ranting adalah kesatuan manajemen perkumpulan di tingkat _
kelura-han/desa yang terdiri dari sekurang-kurangnya 10 _:___
(sepuiuh) kelompok yang berfungsi melakukan pembinaan, ___

pemberdayaal dal koordinasi serta menyelenggarakan


aktivitas perku rnpul an -

2- Pengesahal pendirian ranting dal ketentuan luas _______----__--

I lingkungannya ditetapkan oleh pimpinan pusat setelah


l* :
I
Ir.Hajjah Mariyatul
girtiyur, ;

Sekretaris/ Juru Bicara Dra.Iffah Ainur ----


Rochmah ; ---------
Bendahara ------------------ : Ir. Hajjah Dewi Nur

i
baiti ; ---------------
Ketua Lajnah Fa aliyah -------------------- : Ir.Eny Dwiningsih,
I M.Si; ---------------
Ketua Lajnal. Siyasiyah -------------- -.--- -- : Ir-Pratma Yulia ---

I
Sunjandari ; -------
Ketua Lajnah Tsaqafiyah ------------------ : Ir.Dedeh Wahidah;
Ketua Lajnah Mashlahiyah --------------- : Dr.Ir. tuni, M.Si ; -
DEMIKIAN AI(TA INI
-Dibuat dan diselesaikan di Bekasi padajarir, hari, talggal, bulan
dan tahun seperti disebutkan pada bagian awal akta ini dengan -

dihadiri oleh : ----------


- Nyonya SUMARTYAH, lahir di hrrworejo pada tanggal
sembilanbelas Maret tahun seribu sembilanratus tujuhpuluh ---
sembilan (19-03-1979), bertempat tinggal di Bekasi, Trias Estate
BIok H 1 Nomor 16, Rukun Tetangga OO4, Rukun Warga OO3, ---
Kelurahan Wanasari, Kecarnatarr Cibitung, Kabupaten Bekasi, --
pemegang Kartu Tanda Penduduk dengalr Nornor Induk
Kependudukan (NIK) 32 1607590379OO0 1; dan ------------
-Nona TEKKY WUIANINGSIH, lalir di Madiun pada tanggal ------
duapuluh enam Agustus tahun seribu sembilanratus
delapanpuluh dua (26-O8-1982), bertempat tingga,l di Bekasi, ---
Jalan M.H.Embo Nomor 4O, Rukun Tetangga OO8, Rukun Warga
O07, Kelurahan Jatirnulya, Kecamatan Tambun Selatal, --------
Kabupaten Bekasi, pemegang Kartu Talda Penduduk dengan ---
r Induk Kependudukan (NIK) 32160666O88200O 1 ;
-l_Nomo
Dr.lr.H.Rahmat ---
I rurnia, M.Si ; -----
Wakil Ketua Umum -------- : Drs. Rokhmat -----
I Sugihartono, M.Ei,
I

I ali.s prs Rokmar S


I

I l-hib,M.Ei; -------
Sekretaris Umum/Juru Bicara ------------ : lr.H.Ismail ---------

I Yusanto,
MM, alias
.l tr.tt.ur.tsm"tt ------
I

I Yusanto, MM; -----


Bendahara umum -------- --: Abdul Fanani ------
alias Abdullah -----
Fanani;
Ketua Lajnah Siyasiyah --- --------- ----- -- .- Yoyok Rudialrto, --
e 'I'D.

Kerau Laj nah I lamiyah Farid Wadidi,S.lp ;

Ketua Lajnah Tsaqafryah KH.Drs.Moh -------


Maghfur Wachid,
MA; -------------^---
Ketua Lajna-L MashlahiyaJ: Arirn Bin Nasim; --
Ketua Lajnah Fa'aliyah Dr.Ir.Riz-a Rosadi,-
MM; -----------------
Ketua Lajnah Khusus Intelektual Dwi Condro --------
Triono ;

Ketua Lajnah Khusus Mairasiswa -------- Irwan Suyoso ;----


Ketua Lajnah Dakwa} Sekolah Dede Tisna K ------
Saputra;
Ketua Lajnah Khusus Ulama -------------- KH.Musthofa Ali --
Murtadho ; ---------

I oerrao Pimpinan Pusat Musli.oah ------


i Z. nmpinan-pirnpinan daJarn perkumpulan
yang telah habis -----
masa jabatannya, tetap menjalankal tugasnya sampai
di.lakukan serah-terirna dengan Pimpinan yang baru.
----- Pasal 1l -------------
.---- L/I.BORA![

Prmpinan Pusat, Provinsi, Daerah, Cabang, dan Ranting


berkewajiban membu at laporan bulanan.
------ Pasal 12 -------------

1. Perkumpulal menggunakal Tahun Takwirn dimulai tanggal --


1 Muharram darr berakhir tanggal akhir bulan Zulhijjah.--------
2. Surat-surat resrni Perkumpulan menggunakan penanggalar --
Hijriyah dan Miladiyah
Anggaral Rurna} Tangga ini tela-h disahkar oleh Rapat Dewan
Pjmpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia di Jakarta pada hari -
Minggu, 2 Rabiul Akhir 1435 H bertepatan tanggal dua ---------
Februari talrun duaribu empatbelas (O2-O2'2O141 M, dan ------
dinyatakan rnulai berlaku sejak ditetapkan oleh Dewan ---------
Pimpinan Pusat sebagai pengganti Anggaran Rumah Talgga --
sebelu mnya-
4. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 1O Angga-ran Dasar ini, ---
maka berdasarkal hasil Keputusan Rapat Dewar: Pimpinal ---
Pusat Hizbut Tahrir Indonesia yang berlangsung di Jakarta ----
pada tanggal duapuluh delapan Oktober tahun duar-ibu --------
tigabelas (2a - lO -2O 1 3t,, Susunan Kepengurusar Dewan --------
Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia periode 2013-2019 ---
{duaribu tigabelas sampai denga-n duaribu sembilanbelas) ----
adalah sebagai berikut : ----------------
Dewa.n Pimpiaare ftrsat (DPPf :
T Pengesahan pendirian provinsi dan ketentual luas --------------
lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat setelai
memperh atikan u sulan I pertimban gan pimpinan -pirnpinan --- -

wilayah setempat-
----- Pasat a -------------..-
---- PUSAT
1. Pusat adalah kesatuan Provinsi/Wilayah ditingkat nasional --
yang terdiri dari sekurang-kurangnya 25o/o (duapuluh lima ---
persen) Provinsi yang berfungsi sebagai rnelakukan
pembinaan, pemberdayaan serta koordinasi Daerah serta ----
menyelengga-rakan aktivitas perkumpulan
2. Pengesahar Pusat ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Pusat ----
berdasarkan h asil ketetapan Pemilihan Pimpinan
(intikhob) dari calon-calon yang diusulklal dan dipilih oleh ----
semua anggota perkumpulan
.----- Pasal 9 ---------------
-------- PEMILIIIA]T PTMPIITAN
1. Syarat anggota Pimpinan Perkumpulan : ----------------
a. Anggota Perkumpulan ; ----------------
b. Telah memenuhi kewajiban umurn dal khusus anggota ; -
c. Memiliki kecakapan dan berkemampuan menjalankal ----

d. Dipilih oleh anggota perkumpulan ;


e. Bersedia menjadi pimpinan ; ----------------------
2. Pelaksanaan pemilihan Pirnpinan Pusat dilakukan oleh --------
Panitia Pernilihan sesu aj den gan ketentuan tentang- --- - - - --- -- -
pemilihan ; ----------------
.----- Pasal 1() -------------
MASA JI\BATAII -------------
i. Masa jabatan Pimpinan Perkumpulan ada-lah 6 (enarn) tatrun. -
fi emperhatikan u su lan / pertimbangan Pimpinal Rantrng ----- -
I

I setempat atau Pimpinan Cabang di atasnya.


.----- Pasel 5 --.------------
c'/IBAtrG
1. Cabang adalah kesatuan ranting di kecamatan yang terdiri ----
dari sekurang-kuralgnya 257o (duapuluh lima persen) ranting
yang berfungsi melakukan pembinaan, pemberdayaan dan ----
koordinasi serta menyelenggarakan aktivitas perkumpulal. ---
2. Pengesahan pendirian cabang dan ketentuan luas ---------------
Jingkungannya ditetapkan oleh Pirnpinan Pusat setelah
memperhatikan u su lal / pertimbangan Pimpinar Cabang -------
setempat atau Pimpinan Daera-h di atasnya.
.. .- Pasd 6 ---------------
----. DAERAH
7 - Daerah adalalr kesatu an cabang di kabupaten / kota yang ------
terdiri dari sekurang-kurangnya 2 57o (duapuluh lima persen)--

cabang -yang berfungsi melakukan pernbinaan, pemberdayaan


dan koordinasi cabang serta menyelenggaraan aktivitas --------
perkumpulan.
2. Pengesahal pendirial daerah dan ketentuan luas - -------------
lingkungannya ditetapkan oleh Pimpinan Pusat setelah
rnemperhatikan usulan/pertirnbangan Pirnpi n arl Daera]: -------
setempat atau Pirnpinan Wilayah di atasnya-
- Pasal 7
.-- PROVINSI

1. Provinsi adalah kesatuan Daerah di Provinsi yarg terdiri dari -

sekurang-kuran gnya 25o/" (duapuluh lirna persen) Daerab yang


berfungsi sebagai melakukan pernbinaan, pemberdayaan ------
serta koordinasi Daerah serta menyelenggarakal aktivitas ----
perkumpulan
Keduanya Kar5rawal Kantor Notaris, sebagai para saksi ;

ini dibicarakan oleh saya, Notaris, kepada --


Segera setelah akta
penghadap dan para saksi, maka ditanda-tanganilai akta ini ---
oleh para penghadap tersebut, para saksi dan saya, Notaris' ----
-Dibuat dengan tidak memakai perubahan.
|

|
-tr,tinut^ alrta ini telah ditandatangani dengan
1".-p,.,-^.
| -Diberikan sebagai salinan J'ang sama bunyinl'a. -------
Bekasi, enarn Mei tahun duaribu ------
empatbelas ;

(06-os-2014)

Anda mungkin juga menyukai