Skripsi
Oleh:
Yupi Desfina
NIM:105024000880
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2010
PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli
saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya
Jakarta.
Yupi Desfina
NIM:105024000880
KESALAHAN UMUM TATA BAHASA ARAB DALAM
PENERJEMAHAN NASKAH KEISLAMAN
(Studi Kasus Mahasiswa Tarjamah Semester VIII Periode 2005/2006)
Skripsi
Oleh
Yupi Desfina
NIM:105024000880
Pembimbing
JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430 H/2010
PENGESAHAN PANITIA
Periode 2005/2006)” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada kamis, 20 Mei 2010. Skripsi ini
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sastra (S.S.)
Sidang Munaqasyah
Anggota
Yupi Desfina
i
PRAKAT
2. Drs. Ikhwan Azizi, MA., selaku Ketua Jurusan Tarjamah serta Sekretaris
Jurusan Tarjamah, Ahmad Saekhuddin, M.Ag. yang telah membantu
penulis menyangkut segala macam urusan akademik.
3. Dr. Sukron Kamil, M. Ag. yang telah banyak meluangkan waktunya untuk
membaca, mengoreksi, memberikan referensi serta memotivasi Penulis
dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah SWT senantiasa
membalas segala kebaikan Bapak.
ii
Yohara & Fici Kohana yang telah memberikan dorongan dan semangat
hingga Penulis dapat terus bangkit.
8. Terima kasih kepada temanku Eny Fitriah yang telah banyak membantu
Penulis atas info dan pengalamannya, serta kawan-kawan seperjuangan di
Jurusan Tarjamah Angkatan 2005 Zainab, Lina, Agus, Aida, Tami, Yusa,
Asep, Dwi, Hairiyah, Yudi, Deni, Doli, Hilman, dan Tathonk. Selain itu
tak lupa juga kepada teman-teman BEM-J Tarjamah dan juga kepada
seluruh Kakak kelas dan adik kelas sehingga Penulis bangga menjadi salah
satu mahasiswa Tarjamah. Penulis menghaturkan beribu terima kasih
kepada seluruh teman-teman atas pinjaman referensinya yang begitu
berharga, yang telah mencerahkan dan memberikan paradigma baru
kepada Penulis.
Semoga skripsi yang masih jauh dari sempurna ini dapat bermanfaat bagi
semuanya. Saran serta kritik konstruktif sangat Penulis butuhkan untuk
interpretasi yang lebih baik lagi.
Jakarta, 18 Maret 2010
Penulis
iii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
ABSTRAK….................................................................................................i
PRAKATA….................................................................................................ii
DAFTAR ISI…..............................................................................................iv
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN…......................................vi
BAB I PENDAHULUAN
D. Tinjauan Pustaka...........................................................................8
E. Metodologi Penelitian...................................................................10
F. Sistematika Penulisan....................................................................12
A. Wawasan Penerjemahan................................................................15
1. Definisi Penerjemahan.............................................................15
2. Proses Penerjemahan...............................................................17
3. Metode Penerjemahan.............................................................19
2. Morfologi (Sharaf)..................................................................28
3. Sintaksis (Nahwu)....................................................................37
iv
BAB III LATAR BELAKANG MAHASISWA TARJAMAH SEMESTER
VIII PERIODE 2005/2006
1. Sejarah.....................................................................................48
3. Kurikulum................................................................................51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................82
B. Saran............................................................................................83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
PEDOMAN TRANSLITERASI
Berikut adalah daftar aksara Arab dan padanannya dalam bahasa latin:
ا
- tidak dilambangkan
ب
b be
ت
t te
ث
ts te dan es
ج
j je
ح
h h dengan garis bawah
خ
kh ka dan ha
د
d de
ذ
dz de dan zet
ر
r er
ز
z zet
س
s es
ش
sy es dan ye
ص
sh es dan ha
ض
dh de dan ha
ط
th te dan ha
ظ
zh zet dan ha
vi
غ
gh ge dan ha
ف f ef
ق
q ki
ك k ka
ل l el
م
m em
ن n en
و
w we
ه
h ha
ي
y ye
Vokal Pendek
Vokal dalam bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari
َ a fathah
--ِ-- i kasrah
ُ u dammah
vii
Adapun untuk vokal rangkap, ketentuan alih aksaranya adalah sebagai berikut:
أي ai Aa dan i
أو au Aa dan u
Vokal Panjang
Ketentuan alih aksara vokal panjang (madd), yang dalam bahasa Arab
Lain-lain:
viii
BAB I
PENDAHULUAN
suatu bahasa, terutama dalam bahasa Arab. Hal ini tidak dapat dipungkiri, karena
bagaimana pun bahasa Arab merupakan bahasa yang kaya akan kosa kata dan
memiliki tata bahasa yang unik. Sedikit saja terdapat penyimpangan dalam
Setiap bahasa adalah komunikatif bagi para penuturnya. Dilihat dari sudut
pandang ini, tidak ada bahasa yang lebih unggul dari pada bahasa yang lain.
bahasa yang lain. Demikian pula bahasa Arab (BA) memiliki karakteristik dari
bahasa yang lain, dalam hal ini bahasa Indonesia (BI). Karena itu, seorang
sumber dan bahasa penerima. Jika salah satunya diabaikan, penerjemah akan
keduanya.1
Bahasa Arab dan bahasa Indonesia adalah dua bahasa yang lahir dari dua
rumpun bahasa yang berbeda. Bahasa Arab dari rumpun bahasa Semit, sedangkan
bahasa Indonesia berasal dari rumpun bahasa Astronesia atau Melayu Polenesia.
Sudah barang tentu kedua bahasa ini mempunyai persamaan dan perbedaan.
1
Syihabudin, Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Humaniora, 2005), h. 39.
1
2
tersendiri. Nida dan Taber (1974:3) menyebutkan each language has its own
bahasa lainnya, misalnya dalam pembentukan kata, pola urutan frase, dlsb. 2
Bahasa Arab saat ini menjadi suatu bahasa yang sangat populer di seluruh
pelosok dunia. Bukan saja ingin mempelajari tentang bahasanya, akan tetapi
kekayaan ilmu dan wawasan yang terdapat di tanah Arab ini menjadikannya suatu
bahasa yang harus dipelajari. Banyak penerjemah dari berbagai Negara berlomba-
lomba dalam menerjemahkan kitab-kitab dari Negara Arab ini, terutama Negara-
Oleh karena itu sampai saat ini bahasa Arab masih sangat digandrungi dan
diminati.
dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda
optimal. Hal ini dapat dilihat dari kualitas banyak buku terjemahan yang belum
melakukan penerjemahan (seperti royalti), atau belum adanya lembaga atau badan
kata, frase, kalimat, sehingga dapat membentuk suatu wacana, sangat penting dan
maka kita dapat mendistribusikan kata-kata secara tepat dalam suatu teks
terjemahan.
berperilaku sebagai satuan yang lebih abstrak dalam satuan gramatikal yang lebih
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada jurusan Tarjamah ini, pengajaran tata
4
Rochayah Machali, Pedoman Bagi Penerjemah (Jakarta: Grasindo, 2000), h. 108.
5
J.W.M. Verhaar, Asas-asas Linguistik Umum, (Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press, 2006), cet. 5, h. 9.
4
bahasa – bahasa Arab atau yang lebih dikenal dengan istilah qawaid, sesuai
dengan kurikulum diberikan pada semester I, semester II, dan semester III.
Namun, secara umum perlu diakui bahwa mahasiswa tarjamah masih belum dapat
dikatakan sepenuhnya menguasai tentang teori tata bahasa – bahasa Arab atau
menguasai teori tentang mubtada’ dan khabar, atau tentang fi’il dan fa’il
Arab, mereka bingung dan tidak mengetahui bagaimana dan mana mubtada’ dan
زﻳﺪvﻗﺎﺋﻢ , dan ketika mempelajari teori tentang fi’il dan fa’il kepada para peserta
6
Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 2: Tata Bahasa Arab Praktis dan Aplikatif,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1997), hal: XVI.
5
Mahasiswa I adalah:
Dari hasil kedua mahasiswa di atas, kita dapat melihat bahwa kemampuan
II keliru melihat bahwa kalimat di atas sebagai jumlah ismiyyah. Menurut Penulis
jumlah di atas merupakan jumlah fi’liyyah karena didahulukan oleh kata fi’il (kata
6
kerja) setelah harf jar. Hal ini dikarenakan kurangnya penguasaan mahasiswa
terhadap dasar-dasar nahwu dan sharaf. Kelemahan dalam menentukan fi’il dan
fa’il, jumlah ismiyyah dan jumlah fi’liyyah, na’at man’ut atau mudhaf-mudhaf
dihasilkanpun tidak sesuai dengan harapan dan masih terasa sangat kaku.
empat tahun maupun dua belas tahun (bagi mahasiswa jebolan pondok
pesantren/Aliah), bahkan lebih dari itu belum cukup untuk menguasai, baik teori
maupun praktek materi ilmu nahwu dan sharaf? Kita semua tentu sependapat,
bahwa waktu selama dan sepanjang itu tentulah lebih dari pada cukup. Jika
demikian menurut penulis tentu ada yang salah, baik menyangkut kitab-kitab/
buku-buku yang depergunakan dalam pengajaran ilmu nahwu dan sharaf, dari
eksternal kampus.
mengetahui tata bahasa Arab sama sekali. Sesuatu yang lebih memprihatinkan,
jangankan untuk menerjemahkan suatu teks dengan baik, bahkan untuk membaca
dikarenakan mahasiswa sangat jarang sekali melatih diri dalam membaca teks-
teks Arab, selain di kelas tentunya. Mereka pun sering kali merasa malas dalam
berlatih menerjemahkan teks jika tidak mendapat tugas dari dosen pengajar.
7
inspirasi kepada Penulis untuk mengangkat permasalah tata bahasa Arab yang
coba Penulis rangkum dalam skripsi berjudul: “Kesalahan Umum Tata Bahasa
analisis tata bahasa dalam naskah keislaman yakni kitab Jâmi’ al-Fiqih yang
ditulis oleh Yusri As-Sayyid Muhammad al-Juz’u Awwal (juz 1) yang Penulis
1. Apa saja kesalahan umum di bidang tata bahasa saat mahasiswa semester
keislaman?
bahasa?
8
keislaman?
Dengan adanya penelitian ini Penulis berharap, tulisan ini dapat memberi
D. Tinjauan Pustaka
Tata bahasa Arab merupakan suatu tema yang tidak asing lagi dalam duania
judul untuk karya ilmiah maupun sebagai tinjauan analisis dalam bidanng
gramatikal. Salah satunya yaitu “Tata Bahasa dan Gaya Penerjemahan Kitab
Risalah al-Mu’awanah Karya Sayyid Abdullah bin Alwi al-Haddad (Studi atas
ditulis oleh Hasbullah pada tahun 2009 silam. Skripsi tersebut secara garis besar
membahas tentang analisis tata bahasa serta gaya penerjemahan yang dari hasil
Namun pada kesempatan kali ini, Penulis di sini meneliti seberapa tinggi
kesalahan umum dalam bidang tata bahasa Arab. Tentunya metode yang
digunakan juga tidak sama, sebab penelitian yang dilakukan merupakan penelitian
sangat jarang dilakukan,salah satunya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dewi
Anggraini pada tahun 2007 silam yang diberi judul “Kemampuan Menerjemah
Penelitian ini juga sedikit banyak mengkaji kemampuan tata bahasa Arab,
terutama sintaksis (nahwu), namun secara garis besar, seperti judul yang diambil,
Setelah Penulis mencari buku yang ingin dikaji dalam skripsi, akhirnya
Penulis menjatuhkan pilihan pada naskah Jâmi’ al-Fiqih yang ditulis oleh Yusri
As-Sayyid Muhammad al-Juz’u Awwal (juz 1) yang Penulis fokuskan pada bab
an-Niyâh.
Syaruf Hidayatullah. Yakni buku-buku yang berkaitan dengan tema dan teori yang
Leksikal dlsb, maupun buku-buku yang sekiranya dapat dijadikan bahan reverensi
dan bacaan.
Diluar itu Penulis juga menggunakan diktat-diktat yang ditulis oleh dosen-
dosen tarjamah yang pernah dipelajari, buku2 pelajaran yang berkaitan dengan
E. Metodologi Penelitian
Metode pengumpulan data adalah salah satu bagian penelitian yang sangat
dikembangkan oleh peneliti, yaitu teliti, intensif, aktif, terperinci, mendalam, dan
dalam penelitian ilmiah ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan yang relevan
dan akurat. Oleh karena itu, Penulis menggunakan metode penelitian lapangan
Selain itu Penulis juga melakukan kajian pustaka (library reseach) guna
Secara teknis, penulisan skripsi ini berdasarkan buku Pedoman Penulisan Skripsi,
2. Sumber Data
Ada dua macam sumber data yang penulis gunakan yaitu data primer dan
sekunder. Data primer didapat dari hasil penyebaran angket dan wawancara.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil penelusuran terhadap data-data yang
ada di lapangan, termasuk beberapa pemikiran atau tulisan dan catatan yang
penelitian. Kuesioner ini juga sering disebut sebagai angket di mana dalam
Ada pun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Tarjamah
semester VIII periode 2005/2006 yang telah mempelajari mata kuliah qawâ’ad
mewakili seluruh mahasiswa yang ada di Fakultas Adab dan Humaniora UIN
4. Analisis Data
adalah analisis data. Analisis data tersebut dilakukan melalui beberapa tahap.
Yaitu:
1
a. Editing
b. Tabulating
kesalahan umum di bidang tata bahasa mahasiswa tarjamah semester VIII periode
Dalam hal ini penulis memberikan nilai kepada mahasiswa pada angket
A . 80 – 100
B . 68 – 79
C . 56 – 67
D . 45 – 55
F. Sistematika Penulisan
pembelajaran bahasa. Pada bab I ini terdapat batasan dan rumusan masalah agar
pokok permasalahan yang akan penulis tulis tidak berlarut-larut. Ada juga tujuan
1
penulisan.
penerjemahan dan tata bahasa Arab. Pada masing-masing sub bab akan dijelaskan
lebih terperinci mengenai penerjemahan dan tata bahasa Arab yakni; definisi
uraian tentang tata bahasa teori tentang tata baha Arab yang tercakup pada kajian
gramatikal nahwu dan sharaf. Dengan kerangka teori tersebut Penulis akan
Sebelum kita melanjutkan pada tahap analisis, maka pada bab III penulis
Tarjamah.
Pada bab IV masuklah kita pada tahap analisis yang merupakan bagian
Rekomendasi ini bertujuan untuk; yang mungkin bila pada akhir pembahasan ini,
ada hal-hal yang belum dapat diselesaikan atau belum dibahas oleh Penulis, maka
memang pada umumnya kajian tentang tata bahasa dari masa kemasa akan
mengalami perubahan.
1
dengan penelitian. Lampiran ini dirasa penting untuk melengkapi penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN TEORITIK SOAL PENERJEMAHAN & TATA BAHASA
ARAB
A. Wawasan Penerjemahan
1. Definisi Penerjemahan
makna terks bahasa Asing ke dalam bahasa sasaran. Sedangkan secara luas
makna atau pesan, baik bersifat verbal maupun non verbal dari suatu bentuk
memiliki tujuan yang sama, yaitu memindahkan makna teks asli ke dalam
yang disesuaikan. Oleh karena itu, kita tidak dapat melihat penerjemahan
sebagai sekedar upaya menggantikan teks dalam satu bahasa ke dalam teks
lain.
Hal ini dapat kita lihat dari pandangan-pandangan para linguis tentang
penerjemahan:
amanat atau pesan bahasa sumber dengan padanan yang paling dekat dan
wajar di dalam bahasa penerima, baik dilihat dari segi arti maupun gaya.
1
Suhendra Yusuf, Teori Terjemah: Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan
Sosiolinguistik, (Bandung: CV. Mandar Maju, 1994), cet. 1, h. 8.
15
1
dan leksikal.
bahasa sasaran. Pengalihan ini dilakukan dari bentuk bahasa pertama ke dalam
bahasa kedua melalui struktur semanti. Yang dialihkan dan yang harus
adalah upaya mengalihkan teks bahasa sumber dengan teks yang sepadan
2
Syihabuddin, Penerjemahan Arab Indonesia: Teori dan Praktek, (Bandung: Humaniora,
2005), h.10.
3
Moch. Syarif Hidayatullah, op. cit., h. 5.
4
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke Dalam Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syahid, 2008), h. 9.
1
2. Proses Penerjemahan
betapa pun baiknya. Dan bukan pula menyadur saja, dengan pengertian
tidak harus ke dalam bahasa lain.5 Selain memahami apa itu penerjemahan
integralnya.
Dalam resensi Willi Koen, disebutkan bahwa menurut Nida dan Taber
transfer – restructuring.7
a. Analisis (analysis)
hubungan makna antar kata dan habungan kata. Tujuan analisis adalah
kebahasaan.
b. Pengalihan (transfer)
c. Penyerasian (restructuring)
ragam yang sesuai dan gaya bahasa yang wajar dalam bahasa target.
terjadi penyerasian dalam hal peristilahan. Yang penting untuk dilihat oleh
7
Farans Sayogie, op. cit, h.20-21.
1
3. Metode Penerjemahan
kebahasaan.
afektif, emosi, dan nilai rasa dari satu versi bahasa yang orisinal, (3)
budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, dan (4) terjemahan
unsur morfem dan bentuk gramatikal dalam bahasa sumber dan bahasa
sasaran.8
ditilik dari segi penekanannya terhadap bahasa sumber dan bahasa sasaran.
sebagai berikut:
8
Frans Sayogie, op. cit, h.83
2
Word-for-word-translation Adaptation
Diagram V
sebagai berikut:
dengan bahasa sumber. Dalam penerjemahan jenis ini urutan kata dalam
dilakukan antar baris. Kata diterjemahkan satu demi satu dengan makna
–kata yang bersifat kultural diterjemahkan secara harfiah pula.9 Metode ini
Seperti contoh:
9
Syihabuddin, op. cit, h.71
10
Moch. Syarif Hidayatullah, op. cit, h. 65
2
perlu diatasi.
Contoh:
ini berpegang teguh pada tujuan dan maksud basaha sumber, sehingga
2
Contoh:
bahasa sumber.
Contoh:
yang paling bebas dan paling dekat ke bahasa sasaran. Metode ini banyak
ditulis kembali.
2
Contoh:
isi dan mengorbankan bentuk teks bahasa sumber. Biasanya metode ini
terkandung dalam bahasa sumber yang dapat lebih pendek atau lebih
panjang dari aslinya.12 Dapat juga parafhrase dalam bahasa yang sama,
Contoh:
kembali tetapi ada distorsi nuansa makna karena mengutamakan kosa kata
dalam bahasa sumber tetapi biasa dipakai dalam bahasa sasaran. Beberapa
11
Paraphrase; mengubah bentuk karangan dari puisi menjadi prosa atau dari prosa
menjadi drama. Djago Tarigan, Tahnik Pangajaran Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa,
1986), h. 205
12
M. Syarif Hidayatullah, Op.cit., h. 68
2
(dalam arti akrab).13 Tetapi tidak selalu mungkin karena idiom tidak selalu
sejajar dalam bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dalam hal demikian
Contoh:
bahasa, dan maknanya mudah diterima dan dipahami oleh pembaca. Ini
13
Ibid, h. 69
2
unsurnya. Bahasa dapat pula diteliti dari sudut hubungannya dengan ilmu
lain (interdisipliner), atau bahasa dapat diteliti dari kebahasaan itu sendiri
dua macam. Yang pertama ialah tata bahasa yang dihasilkan oleh ahli
bahasa, yang bekerja atas dasar data bahasa dan seperangkat teori bahasa,
dan menghasilkan apa yang disebut tata bahasa ilmiah. Yang kedua ialah
tata bahasa yang dituliskan oleh pengajar bahasa, yang bekerja atas dasar
tata bahasa ilmiah dan didaktik bahasa, yang menghasilkan apa yang
bahasa’ itu. ‘Mengetahui tata bahasa’ itu tidak lain ialah kepandaian
Indonesia, teks yang akan diterjemahkan bisa dengan mudah dibaca tanpa
pemakai bahasa Arab tidak salah dalam berbicara dan menulis dalam
17
Qawa’id merupakan bentuk jama’ dari qâ’idah yang secara lughawi berarti: fondasi,
dasar, pangkalan, basis, model, pola dasar, formula, aturan, dan prinsip. Dalam konteks ini, yang
dimaksud qawa’id adalah sejumlah aturan dasar dan pola bahasa yang mengatur penggunaan suatu
bahasa, baik lisan maupun tulisan. Dalam bahasa Arab, qawa’id meliputi nahwu (sintaksis) dan
sharaf (morfologi).
18
Nahwu yang secara lughawi berarti: contoh, merupakan kaidah mengenai penyusunan
kalimat dan penjelasan bunyi akhir (I’rab, infleksi) mengenai kata yang berada dalam struktur
kalimat serta hubungan satu kalimat dengan lainnya, sehingga ungkapannya tepat dan bermakna.
Ilmu nahwu mempelajari hubungan kata-kata dalam kalimat.
2
bahasa Arab. Karena itu, prinsip utama yang harus dijadikan sebagai
fungsi i’râb.
fungsional.
dikembangkan teori ‘amil, ta’lîl, i’râb taqdîrî, yang bagi peserta didik
19
Muhbib Abdul Wahab, Epistimologi dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
(Jakarta: LP UIN Stadid, 2008), h.176
2
2. Morfologi (sharaf)
beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu, baik
Kata adalah bentuk bebas yang paling kecil yaitu persatuan terkecil yang
dapat diucapkan secara berdikari. Tetapi juga tidak bisa disangkal bahwa
Arab dan keadaannya, dan dengan ilmu tersebut dapat diketahui apa yang
harus ada di dalam bentuk suatu kata sebelum kata-kata itu tersusun dalam
disusun dalam suatu kalimat. Untuk itu perlu kiranya meninjau proses
20
Abdul Mu’in, Analilis Kontrastif ;Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah
Terhadap Fonetik dan Morfologi), (Jakarta, al-Husna Baru, 2004), cet. 1, h. 89
2
yang satu dengan morfem yang lain.21 Dengan begitu jelas bahwa bentuk
Morfem terdiri dari morfem terikat dan morfem bebas dalam kontrasi
Contoh: Menulis
Me + nulis آﺘﺐ
Katab + a
yang tidak dapat berdiri sendiri yang dikenal juga sebagai imbuhan dalam
bahasa Indonesi, “nulis” merupakan morfem bebas yang terdiri dari kata
dasar “tulis”.
makna jenis dan jumlah yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia:
a. Jenis
آﺘﺐ آﺘﺒﺖ
Katab + a Katab + at
21
Samsuri, Analisis Bahasa; Memahami Bahasa Secara Ilmiah, (Jakarta: Erlangga,
1987), h. 190
3
b. Jumlah
seperti:
آﺘﺒﺎ
Kata + baa
M. bebas + M. terikat
bahasa Arab ada tiga yaitu: mufrad (satu orang), mutsannah (dua
kata berasal dari bentuk akar. Maka akan kita jumpai bahwa kata ﻣﻔﺘﺎح
(kunci atau pembuka) berasal dari kata kerja ﻓﺘﺢ yang arti dasarnya
adalah pembuka yang telah melalui tahap pada proses morfologi dalam
3
huruf ketiga. Jadi pada kata ك, = آﺘﺐhuruf ت, = فhuruf ع, dan
kata dasar (tsulatsi). Huruf pertama (awal) dan huruf ketiga (akhir)
dilambangkan seperti:
22
Abdullah Abbas Nadwi, Belajar Mudah Bahasa Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1996),
cet. VIII, h.49
3
2) Bentuk turunan23
tiga, yang akan menimbulkan arti yang berbeda tiap bentuk huruf
pada arti dasar asal kata. Umpamanya, arti kata kerja ﻗﺘﻞ (qatala) =
membunuh.
23
Ibid, h. 198-210.
24
Afiks istilah umum untuk keseluruhan unsure pembentuk kata. Prefiks untuk menyebut
afiks yang diletakkan pada akhir kata, infiks untuk menyebut unsure yang diletakkan di tengah
kata, dan konfiks untuk menyebut awalan dan akhiran yang diimbuhkan secara bersamaan pada
sebuah kata dasar. Abdul Chaer, Gramatika Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 1993),
cet.1, h.68.
3
a) Wazn fi’il tsutatsi mazid bi harfin wahid yaitu kalimah fi’il yang
(1) Wazn ﻓَﻌﱠﻞ . Wazn ini dibentuk dari fi’il tsulatsi dengan
Contoh
ﻋَﻠﻢ = mengajar (menyebabkan seseorang menjadi
tahu).
(2) Wazn اَ ْﻓ َﻌ َﻞ . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan
(3) Wazn ﻓَﺎ َﻋ َﻞ.Wazn ini dibentuk dengan menyisipkan huruf alif
ﻖ
َ َ = َﺳﺎﺑdia berlomba dengan.
b) Wazn fi’il tsulatsi mazid bi harfain yaitu kalimah fi’il yang terdiri
َ ﺗَﻔَﺎ َﻋ
(1) Wazn ﻞ . Arti wazn ini cenderung sama dengan arti bentuk
kata kerja
ﻓَﺎﻋَﻞ (melakukan). Seperti pada contoh َﻗﺎﺗَ َﻞ
25
Akrom Fahmi, Ilmu Nahwu dan Sharaf 2; (Tata Bahasa Arab Praktif dan Aplikatif),
Jakarta: Grasindo Persada, 2002), cet.2, h.3.
3
ق َﺗَﻔ
َ = ﱠﺮmemisahkan diri.
(3) Wazn اِ ْﻓﺘَ َﻌ َﻞ . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan
huruf pertama menjadi اِ ْﻓﺘَ َﻌ َﻞ . Contoh ِإﺣْ ﺘَ َﻤ َﻞ = membawa
(5) Wazn
ﱠﻞ ِاْﻓَﻌ . Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalah
seperti ﺣَﻤ
ْ = ﱠﺮ ِإmenjadi merah.
c) Wazn fi’il tsulatsi mazid bi tsalatsati ahruf yaitu fi’il yang terdiri
(1) Wazn اِ ْﺳﺘَ ْﻔ َﻌ َﻞ. Wazn ini dibentuk dengan memberikan awalan
ﻋَﻠْﻮَﻟ َﻢ
ْ ِإ kata dari berasal yang berilmu) (sangat ﻋِﻠ َﻢ
َ
(berilmu).26
( )وdan
sangat bodoh.
akhiran, atau sisipan pada vocal. Dan pemberian kata ganti tetap
dan jenis. Tidak ada konsonan atau vokal pada awal kata kerja
26
Ibid, h. 122
27
Abdullah Abbas Nadwi, Op. cit., h.50
3
berupa salah satu dari empat huruf berikut: ( أa), ( نn), ( تta), ى
(y) kepada bentuk asal. Fi’il ini juga memiliki konfiks28 yaitu
dan kata ganti tetap, yaitu ت (ta) pada kata تv, vﻓﻌﻠﺖ (tâ) pada
kata ن, vﻓﻌﻠﺖ (nâ) pada kata ت, vﻓﻌﻠﻦ (ta) pada kata ﺗﻤﺎ, vﻓﻌﻠﺖ
(tumâ) pada kata ﺗﻢv, vﻓﻌﻠﺘﻤﺎ (tum) pada kata تv, vﻓﻌﻠﺘﻢ (ta) pada
kata ﺗﻦ, v( ﻓﻌﻠﺖtunna) pada kata تv, v( ﻓﻌﻠﺘﻦtu) pada kata ﻓﻌﻠﺖ,
4) Modifikasi intern
28
Morfem terikat terbagi (konfiks) ini disebut pula dalam bahasa Inggris discintinous
morpheme. Josh Daniel Pareram, Op.cit., h. 26
29
Abdullah Abbas Nadwi, Op. cit., h.81
3
c. Sintaksis (nahwu)
satuan bahasa yang pengaturan dan hubungan antara kata dengan kata
atau dengan satuan-satuan yang lebih besar yang secara relative berdiri
30
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2001), cet. 5, h. 199.
31
Mansoer Pateda, Linguistik Sebuah Pengantar, (Bandung: Angkasa, 1988), cet. 10, h.
35.
3
frase.32
ilmu nahwu.
pada akhir setiap kata dalam sebuah tuturan, baik itu marfu’
masuk pada kalimat itu yang terbagi atas empat macam yaitu: i’rab
32
M. Ramlan, Sintaksis; Ilmu Bahasa Indonesia, (Yogyakarta; CV. Karyono, 1983), cet.
3, h; 17.
Hifni Bek Dayyab, dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab: Nahwu, Shorof, Balaghoh, Bayan,
33
masalah fungsi, kategori, dan peran. Akan tetapi dalam pembahasan ini
kelas kata.
36
Syihabuddin, op. cit, h.44..
37
Kaidah sintaksis mensyaratkan pilihan kata yang tepat, seksama, dan lazim. Tepat
berarti penempatan kata sesuai dengan kelompoknya dalam sintaksis, seksama berhubungan
dengan kesesuaian antara makna dan pikiran, dan lazim berarti kata yang sudah menjadi milik
bahasa Indonesia. Minto Rahayu, Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo,
2007), h. 68.
4
bahwa kelas kata dalam bahasa Arab itu ada tiga yakni fi’il, isim,
dan hurf.
a) Verba (fi’il)
kata kerja dasar, dan kata kerja berimbuhan. 40 Kata kerja dasar
38
Akrom Fahmi, op. cit., h. 8.
39
Hasan Alwi, dkk, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, Edisis ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2000), cet. 4, h. 87.
40
Abdul Chaer, Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),
h.100.
4
yang mungkin kata benda, kata kerja, kata sifat, atau janis kata
macam yaitu: fi’il madhi, fi’il mudhari, dan fi’il amr. Walaupun
(laki-laki) tulislah”.
4
b) Nomina (isim)
dan kata ganti. Unsur nama meliputi aspek nama yang umum,
nama diri dan bentuk infinitif 41. Unsur sifat meliputi sifat yang
“bukan”.43
ke dalam kelas benda jika kata tersebut berfrase dengan di, ke,
41
Infinitive merupakan bentuk verba yang sama sekali tidak mengandung fleksi (proses
atau hasil penambahan afiks pada dasar atau pada akar untuk membatasi makna gramatikalnya.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indinesia, Edisi ketiga, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2003), cet. 3, h. 432&318
42
Syihabuddin, op. cit, h. 52
43
Harimurti Kridalaksana, op.cit., h. 146
4
seperti the, a, few, some, every, atau dengan sufiks -er seperti:
relative), isim yang disertai alif lam () ال, dan isim yang
44
Jos Daniel Parera, Pengantar Linguistik Umum; Bidang Morfologi, Seri B. (Ende
Flores Nusa Indah: Arnoldus, 1977), h. 15&16
45
Deiksis merupakan hal atau fungsi menunjuk sesuatu di luar bahasa; kata yang
mengacu kepada persona, waktu, dan tempat suatu tuturan. Departemen Pendidikan Nasional,
Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 244
4
c) Harf
8) Dll.
46
Abdul Mu’in, Analisis Kontrastif ;Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Tetaah
Terhadap Fonetik dan Morfologi), (Jakarta, al-Husna Baru, 2004), cet. 1, h. 92
4
a) Jumlah (number)
47
Ibid. h. 5-6
48
Hifni Bek Dayyab, dkk, op. cit, h.155
49
Abdul Mu’in, op. cit, h. 93
4
b) Modus
umum (netral).52
subjungtif.
ْ َﻳ ُْﻜﺘﺐ.
50
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, op. cit., h. 139
51
Abdullah Abbas Nadwi, Op. cit., h. 93-102.
52
Harimurti Kridalaksana, Kelas Kata Dalam Bahasa Indonesia, op. cit., h. 139
4
c) Kasus
53
Ibid, h. 87
BAB III
LATAR BELAKANG MAHASISWA TARJAMAH SEMESTER VIII
PERIODE 2005/2006
1. Sejarah
Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Indonesia dan Institut Agama Islam
Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) pada 1 Juni 1957. ADIA pada saat itu
no.011 tahun 1960, tanggal 24 Agustus 1960 (2 Rabiul Awal 1380 H) ADIA
1
Data diperoleh dari Sekretaris Jurusan Tarjamah pada tanggal 23 Desember pada pukul
13.30 WIB.
48
4
tahun terus berkurang. Hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya minat
Dari data yang dapat diperoleh, dari tahun 2005 sampai sekarang,
mahasiswa yang duduk di jurusan tarjamah terus menurun, seperti tabel data
penawaran melalui ujian masuk Reguler. Namun usaha tersebut belum dapat
terus menurun. Nampaknya perlu upaya yang lebih tinggi serta kreatifitas
yaitu kurangnya dana yang menyebabkan sumber sarana begitu sulit untuk
didapat.
Adab dan Humaniora Tahun 2005/2006, yang diterbitkan oleh FAH UIN
yang dijiwai oleh ajaran-ajaran dan nilai Islam dan ke-Indonesiaan. Lulusan
Program Studi Tarjamah ini memperoleh gelah Sarjana Sastra yang disingkat
dengan SS.
berikut:
5
penerjemahan.
3. Kurikulum
tambahan.
kuliah yang ada, seperti: Insya menjadi Kemahiran Menulis, Ta’bir Syafawi
(1)Keimanan, nilai, dan budi pekerti luhur, (2) penguatan integritas nasional,
2005 silam. Sistem rekruitmen dan seleksi dosen mengacu pada PP. No. 98
Tahun 2000, PP. No. 11 Tahun 2002 tentang pengadaan PNS yang berlaku
secara nasional.
orang). Dari sis kepankatan dan jabatan terdapat 1 Guru Besar, 2 Lektor
kemahasswaan, dan keuangan (S2/4 orang, S1/7 orang,, D3/1 orang, SLTA/6
orang), di ampig teknisi (S1/1 orang), laboran (S1/1 orang), pustakawan (S2/1
orang dan D3/1 orang), dan pramukantor (SLTA/3 orang dan SD/1 orang),
peraturan kerja dan kode etik yang dikembankan oleh pemerintah dan
Universitas/Fakultas.
kualitas pengajaran yang unik dan kreatif, sehingga mahasiswa tidak merasa
jenuh, ada pula yang memiliki metode monoton, sehingga mahasiswa cepat
jenuh.
5
tetapi ada pula dosen yang cuek, tidak memiliki silabus sebagai target
dengan baik.
access centre, ruang teater, rung perpustakaan dengan koleksi sejumlah 8193
audio vicual, parabola, tape recorder, VCD/DVD player, cassette, head set,
5
jaringan internet dan AC. Semua ini diadakan guna mendukung proses
pembelajaran.
tersebut belum dapat sepenuhnya difungsikan dengan baik. Seperti hal nya
berjumlah 25 orang. Namun pada semester VIII jumlah ini terus berkurang
menjadi 19 orang saja. Menurunnya jumlah populasi pada prodi ini terjadi
mahasiswa.
3
Sekretaris Jurusan Tarjamah, Op. cit.
5
Dari data di atas dapat kira ketahui bahwa hanya 35% dari
sedangkan 45% dari mereka, pendidikan bahasa Arab bukanlah menjadi kajian
namun jurusan yang mereka ambil tidaklah terfokus pada bidang bahasa. Ini
Dalam pengajaran bahasa, salah satu segi yang sering disorot orang
adalah segi metode. Sukses tidaknya salah satu program pengajaran bahasa
sering kali dinilai dari segi metode yang digunakan, sebab metodelah yang
itu tidak penting. Yang penting adalah kemauan belajar dan kualitas murid.
5
Ada pula yang berpendapat bahwa metode itu sekedar alat saja; gurulah yang
paling menentukan.4
Terlepas dari masalah setuju atau tidak setuju dengan pendapat di atas,
adalah suatu kenyataan bahwa setiap saat para guru dihadapkan dengan
metode “baru” atau diminta meninjau kembali metode yang selama ini
dipakai, karena ada teori baru atau pendapat baru sebagai hasil penelitian
bidang metode mengajar bahasa. Di satu pihak kita melihat metode lama yang
tidak mau menerima pikiran-pikiran baru, dilain pihak kita melihat metode
suatu metode dipengaruhi oleh faktor tujuan yang memiliki berbagai macam
4
Muljanto Sumardi, Pengajaran Bahasa Asing; Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi
(Jakarta: Bulan Bintang,1974), h: 7
5
beda.5
murid. Program bahasa untuk orang yang baru pertama kali belajar bahasa
Arab, tentu berbeda dengan program bahasa untuk tingkat menengah dan maju
fundamental yang harus diketahui tanpa melihat siapa dan dari mana asal
murid tersebut.6
bahasa yang canggih, maju, bukan sesuatu untuk para pemula. Penerjemahan
dua bahasa, tetapi latihan dan pengalaman yang khusus. Dapat berbicara
dalam dua bahasa tidak berarti bahwa orang dapat menerjemahkan dari bahasa
yang satu ke bahasa yang lain dengan sangkil (berhasil guna) dan terampil.
Berpindah dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain harus dipelajari.7
5
Abu Ahmad, Joko Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar: Untuk Fakultas Tarbiyah
Komponen MKDK, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), cet. 1, h.52
6
Di antara prinsip-prinsip pembelajaran bahasa Arab adalah: (1) taqdim al-aulawiyyah
(prioritas), (2) pemanfaatan latar belakang bahasa siswa, (3) al-tadrij (gradasi); dari yang mudah
ke yang lebih sulit, dari yang konkrit ke yang lebih abstrak, dari yang sederhana ke yang lebih
kompleks, (4) al-tasyiwiq wa al-tasyji (pemberian motifasi), (5) al-qiddah (akurasi), dan al-tadrib
wa al-mumarasah (latihan dan praktik.
7
A. Widyamartaya, Op. Cit.
5
pada aspek aksiologis dan praktis, maka pangajian dan transfer kepada
faktor, maka metode yang digunakan oleh dosen Program Studi Tarjamah
diantaranya adalah:
ini dilakukan oleh dosen dalam menerangkan materi pelajaran. Akan tetapi
topic tertentu untuk dibicarakan dan ditarik suatu kesimpilan. Pada akhir
diantaranya dengan sejumlah daftar kata yang akan diajarkan lewat isi
f. Metode tata bahasa terjemahan. Cirri-ciri utama metode ini ialah: tata
bahasa merupakan satu ikhtisar dari tata bahasa standard dan formal. Kosa
dilihat dari hasil survei. Data ini diperoleh dari angket yang telah di sebarkan
Tabel I
Sebelum anda masuk ke Tarjamah apa latar belakang sekolah anda?
a. Pesantren 4 27 %
b. MA 9 60 %
c. SMA 2 13 %
d. dll - -
Jumlah 15 100 %
memiliki latar belakang pendidikan Madrasah Aliyah (MA), bahkan yang dari
61
6
berasal dari pondok pesantren yang telah mencicipi ilmu nahwu dan sharaf
secara mantap, bukan lagi hal yang asing. Namun pada kenyataannya, jurusan
yang mereka ambil ketika di pondok mayoritas bukanlah bagian Bahasa Arab,
melainkan bagian umun yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu
Bahasa.
Table 2
Jurusan apa yang anda ambil ketika masih sekolah?
a. Bahasa Arab 8 53 %
b. IPA 2 13 %
c. IPS 5 34 %
d. dll - -
Jumlah 15 100 %
berbahasa Arab dan sudah mendapat pelajaran nahwu dan sharaf. Namun
sekali lagi kenyataan yang harus disadari yaitu, di Madrasah Aliyah, bahasa
Arab sebagai jurusan belum diterapkan sebagai bahasa yang digunakan dalam
6
belum maksimal, karena Bahasa Arab merupakan bahasa yang kontinue bagi
penggunanya.
Hal itu dapat kita lihat dari hasil survei yang hanya 13 % dari
dalam kemampuan mereka dalam ilmu nahwu dan sharaf, maka tentunya
Tabel 3
Sebelum anda masuk jurusan Tarjamah, apakah anda telah mengetahui dasar-
dasar nahwu dan sharaf?
a. menguasai 2 13 %
b. sedikit menguasai 10 67 %
c. tidak menguasai 3 20 %
Jumlah 15 100 %
karena pada awal masuk Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Universitas.
Tabel 4
Faktor apa yang menyebabkan anda memilih prodi Tarjamah?
a. pilihan sendiri 8 53 %
d. hanya coba-coba - -
Jumlah 15 100 %
Dari sini secara garis besar kita sudah dapat melihat bagaimana minat
seperti ini tentu harus kita sikapi secara lebih serius. Kurang berminat
terhadap Jurusan Tarjamah bisa jadi karena dunia penerjemahan masih kurang
Tabel 5
Bagaimana respon anda terhadap materi mata kuliah penerjemahan?
1 a. antusias 6 40 %
b. biasa saja 9 60 %
c. tidak suka - -
Jumlah 15 100 %
garis besar kita sudah dapat menggambarkan minat tehadap materi mata
kuliah penerjemahan. Dari tabel di atas, dapat kita lihat bahwa kurang dari
Hal ini bisa disebabkan oleh dosen pengajar, metode pengajaran yang
digunakan selalu monoton, buku rujukan sebagai bahan bacaan dan tugas yang
berpengaruh terhadap kemampuan mahasiswa. Hal itu dapat kita lihat bahwa
Tabel 6
Sejauh mana anda menguasai teori penerjemahan?
a. menguasai 2 13 %
b. sedikit menguasai 13 87 %
c. tidak menguasai - -
Jumlah 15 100 %
umum di bidang tata bahasa Arab saat mahasiswa semester viii periode
hasil analisis data yang telah diisi oleh mahasiswa Tarjamah, serta akan
Tabel 7
Sejauh mana anda menguasai ilmu nahwu?
1 a. menguasai 2 13 %
6
b. sedikit menguasai 12 80 %
c. tidak menguasai 1 7%
Jumlah 15 100 %
Tabel 8
Sejauh mana pemahaman anda terhadap ilmu sharaf?
1 a. sangat paham - -
b. paham 3 20 %
c. sedikit paham 11 73 %
d. tidak paham 1 7%
Jumlah 15 100 %
Hal serupa juga dapat kita lihat dari hasil survei terhadap ilmu sharaf
yang mayoritas mahasiswa juga mengaku kurang menguasai. Hal ini menjadi
kendala tertentu dalam penerjemahan. Bahasa Arab tanpa nahwu dan sharaf
sama halnya dengan suatu bahasa tanpa makna. Karena makna yang ada di
dalam bahasa Arab berasal dari akar nahwu dan sharaf itu sendiri.
kesulitan yang kerap kali mereka alami saat menerjemahkan yaitu nahwu dan
sharaf. Hal ini seharusnya menjadi perhatian semua pihak yang terkait.
6
Tabel 9
Menurut anda kesulitan apa yang sering anda alami saat menerjemahkan?
a. menerjemahkan teks-teks 3 20 %
gundul
c. padanan Arab-Indonesia 1 7%
d. budaya 3 20 %
Jumlah 15 100 %
syakal pada teks gundul yang telah disediakan, serta memberikan kaidah tata
bahasa / i’rab yang benar dan sesuai dengan kedudukan kata pada setiap
kalimat.
وﻣﻨﻬﺎ :ﺟﻮاز اﻟﺘﻴﻤﻢ ﺑﺎﻟﺮﻣﻞ ﻓﺈن اﻟﻨﺒﻰ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ وأﺻﺤﺎﺑﻪ ﻗﻄﻌﻮا
اﻟﺮﻣﺎل اﻟﺘﻰ ﺑﻴﻦ اﻟﻤﺪﻳﻨﺔ وﺗﺒﻮك وﻟﻢ ﻳﺤﻤﻠﻮا ﻣﻌﻬﻢ ﺗﺮاﺑﺎ ﺑﻼ ﺷﻚ وﺗﻠﻚ ﻣﻔﺎوز
ﻣﻌﻄﺸﺔ ﺷﻜﻮا ﻓﻴﻬﺎ اﻟﻌﻄﺶ إﻟﻰ رﺳﻮل اﷲ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ ﻗﻄﻌﺎ ،آﺎﻧﻮا
ﻳﺘﻴﻤﻤﻮن ﺑﺎﻷرض اﻟﺘﻰ هﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﻧﺎزﻟﻮن ،هﺬا آﻠﻪ ﻣﻤﺎ ﻻ ﺷﻚ ﻓﻴﻪ ﻣﻊ ﻗﻮﻟﻪ ﺻﻠﻰ
اﷲ ﻋﻠﻴﻪ وﺳﻠﻢ )) :ﻓﺤﻴﺜﻤﺎ أدرآﺖ رﺟﻼ ﻣﻦ أﻣﺘﻰ اﻟﺼﻼة ﻓﻌﻨﺪﻩ ﻣﺴﺠﺪﻩ
وﻃﻬﻮرﻩ((.
Kesalahan Tata Tabel Analisis Kesalahan Nahwu dan Sharaf TEKS
Bahasa Arab
15 14 13 12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
0% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ﻓِﻰ
27 % √ X √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ X X از اﻟﱠﺘﻴَ ِﱡﻤﻢ
َﺟ َﻮ ِ
27 % √ X √ √ √ √ √ X √ √ √ √ X √ X ﻏﻴْ
بَ ِ
ِﺮ
اﻟﱡvﺘ َﺮا
ِب
0% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ َو ِﻣ ْﻨﻬَﺎ
47 % √ X √ √ √ √ √ X X X √ √ X X X َﺟ َﻮاُز اﻟﱠvﺘﻴَ
ﱡﻤﻢِ
7% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ X ﺑِﺎﻟ َﺮ ْﻣ ِﻞ
13 % √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ √ √ X َﻓِﺈ ﱠن اﻟﻨﱠِﺒ ﱠ
ﻲ
33 % √ X √ √ X √ X √ √ X √ √ √ √ X َو َأﺻْ َﺤﺎَvﺑُﻪ
0% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ﻗَﻄَﻌُﻮْ ا
33 % √ √ √ √ √ X √ X X √ X √ √ √ X ﺎل
اﻟ ﱢﺮَﻣ َ
0% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ اﱠﻟِﺘﻰ
0% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ ﺑَ ْﻴﻦَ اﻟ َﻤ ِﺪ ْﻳﻨَ ِﺔ
33 % √ X √ √ √ √ X √ √ X X √ √ √ X َو َﺗُvﺒ ْﻮ َك
13 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ √ √ √ X َو َﻟ ْﻢ ﻳَﺤْ ِﻤﻠُﻮْ ا
0% √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ َﻣ َﻌ ُﻬ ْﻢ
20 % √ √ √ √ √ √ √ √ √ X √ √ X √ X ُ ﺗ َﺮاﺑًﺎ
7
40 % X √ √ √ √ X √ X X √ √ X √ √ X ﺴ ِﺠُﺪُﻩ
ْ َﻣ
40 % X √ √ √ √ X √ X X √ √ X √ √ X َو َﻃُﻬْﻮُرُﻩ
Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa hampir semua mahasiswa
masih mengalami kesulitan dalam memberikan syakal pada suatu kata. Hal ini
(morfologi).
syakal memberi َﺟ َﻮاُز اﱠﻟﺘَﻴﱡﻤُﻢ sebagai berkedudukan yang ﻣﻘﺪم ﺧﺒﺮdan ﻣﺒﺘﺪأ
. kata Memang َﺟ َﻮاُز sebagai berkedudukan ﻣﺒﺘﺪأ ﻣﺄﺧﺮ, tetapi akan
ﻣﺄﺧﺮ
ِ َاﻟﱠﺘﻴ
ﱡﻤﻢ sebagai berkedudukan bukanlah ﺧﺒﺮ ﻣﻘﺪم, melainkan ﻣﻀﺎف إﻟﻴﻪ,
dengan َ َﺟ ﻮاُز sebagai ﻣﻀﺎف. Yang berkedudukan sebagai ﻣﻘﺪم ﺧﺒﺮ
adalah
ﻣﻨ َﻬﺎ . Namun hampir seluruh mahasiswa yaitu 73 % nya tidak memberikan
penjelasan I’rab pada kata tersebut. Hal ini dikarenakan mayoritas mahasiswa
tidak mengetahui kedudukan ِْﻣﻨﻬَﺎ pada teks tersebut. Hal ini juga
(sintaksis).
Tabel 10
Apakah mata kuliah penerjemahan membantu anda dalam menerjemahkan teks?
1 a. membantu 11 73 %
b. cukup membantu 4 27 %
c. tidak membantu - -
Jumlah 15 100 %
Tabel 11
Setelah duduk di semester VIII apakah anda merasa sudah bisa menerjemahkan?
1 a. sudah 2 13 %
b. sedikit 13 87 %
c. belum - -
Jumlah 15 100 %
7
Mahasiswa bisanya langsung menyerah melihat teks gundul dan sudah merasa
sulit sebelum mencoba, ini dapat kita lihat dari hasil terjemahan beberapa
melarangnya.
- Hukum membaca al-Qur’an untuk orang yang haid serta kecacatan hadist
yang melarangnya.
- Hukum membaca al-Qur’an bagi wanita haid serta kecacatan hadist yang
melarangnya.
melihat dari hasil terjemahan, makna yang disampaikan sangat jauh berbeda.
karena hadis tersebut belum mendapat kesepakatan dari para ulama. Namun
bila kita lihat dari hasil terjemahan mahasiswa, hadist yang dimaksud menjadi
mahasiswa (53 %) menerjemahkan secara asal jadi. Ini merupakan hal yang
teks sangat jauh dari makna yang ingin disampaikan oleh penulis tek sumber.
suatu kata, apabila kata tersebut dianggap tidak penting dan tidak berpengaruh
terhadap terjemahan, serta makna yang ingin disampaikan penulis Bsu dapat
tersampaikan.
7
mahasiswa.
4. Dosen
bagi mahasiswa. Namun minat, usaha, dan kesadaran dari diri mahasiswa itu
sendiri merupakan hal yang lebih utama. Walaupun ada dosen yang cenderung
belajar, apalagi ketika dosen berhalangan untuk hadir, itu menjadi suatu
potensi mereka.
7
Tabel 12
Faktor apa yang mempengaruhinya?
b. dosen 5 33 %
c. fasilitas 2 13 %
Jumlah 15 100 %
mahasiswa hingga saat ini. Dari hasil survei di lapangan, mayoritas mahasiswa
mengakui bahwa, masih ada di antara dosen Tarjamah yang kurang disiplin
terhadap waktu, hal ini juga yang menyebabkan mereka malas untuk datang
lebih awal.
Bukan itu saja, bahkan mahasiswa juga menyatakan masih ada dosen
yang memiliki metode pengajaran yang sangat buruk, seperti pada saat jam
yang buruk bagi mahasiswa, karena pada akhir semester, mahasiswa tidak tau
Dosen kerap kali memberikan tugas individu yang sedikit sulit. Namun
ini merupakan suatu upaya bagi dosen untuk meningkatkan mutu individu
mahasiswa itu sendiri. Kemauan untuk belajar menjadi salah satu jalan yang
7
Tabel 13
Bagaimana teks yang di berikan dosen?
1 a. sulit 2 13 %
b. sedikit sulit 12 80 %
c. tidak sulit 1 7%
Jumlah 15 100 %
Tabel 14
Menurut anda, bagaimana cara dosen di Jurusan Tarjamah dalam
mengajarkan materi perkuliahan?
Jumlah 15 100 %
5. Kurikulum
belum pernah mereka temukan semasa duduk di bangku sekolah. Seperti ilmu-
Tabel 15
Menurut anda, apakah kurikulum Jurusan Tarjamah sudah membantu mahasiswa
untuk menjadi penerjemah?
administrasi di jurusan Tarjamah masih kurang bagus. Hal ini mungkin karena
sistem birokrasi yang masih rumit antara akademik pusat, fakultas, dan
Tabel 16
Menurut anda, bagaimana system majemen dan administrasi di Jurusan Tarjamah?
1 a. sudah bagus 4 27 %
b. kurang bagus 10 67 %
c. tidak bagus 1 6%
Jumlah 15 100 %
akademik fakultas. Hal yang mudah menjadi sulit. Buruknya birokrasi juga
A. KESIMPULAN
menguasai tata bahasa Arab, baik dari segi nahwu (morfologi) maupun sharaf
(sintaksis). Hal tersebut dapat kita lihat dari hasil kuesioner mahasiswa yang
teks-teks gundul.
teks gundul yang sulit. Ini disebabkan metode yang dipakai oleh dosen
80
8
bosan dalam mengikuti perkuliahan. Maka sarana dan prasarana juga harus
menerjemahkan.
tidak akan dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan dan target pembelajaran.
dan Akademik Pusat masih harus ditingkatkan kembali, agar upaya dari
dan kompetensi kerja mahasiswa menjadi lebih efektif. Jika semua pihak
mendukung, maka visi dan misi yang kita bangun dapat dijalankan dengan
baik.
B. SARAN
bidang tata bahasa mahasiswa tarjamah smester viii periode 2005/2006, dalam