Anda di halaman 1dari 6

PROBLEMATIKA TATA BAHASA ARAB DALAM PENERJEMAHAN KITAB FATHUL QARIB KARYA IMRON ABU AMAR

Kerangka/Ide Pokok Teks Asli yang dikutip Parafrasa/Pengubahan

Berkat adanya bahasa, kemajuan sosial bisa berkembang secara Bahasa adalah fenomena sosial yang paling penting. Setiap
sempurna, oleh karena itu bahasa merupapkan suatu fenomenal sosial kemajuan sosial bisa menjadi sempurna, berkat adanya bahasa.
yang sangat penting. Bahasa juga menjadi alat pemersatu berbagai Selain itu, bahasa merupakan alat pemersatu antar generasi dan
generasi dan suku pada suatu bangsa. Bahasa Arab merupakan kunci suku pada suatu bangsa. Salahsatunya adalah bahasa Arab.
ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu keislaman. Seorang anak Bahasa Arab merupakan kunci ilmu pengetahuan, terutama
yang telah menguasai bahasa secara baik, terbuka peluang untuk ilmu-ilmu keislaman. Pada masa Rasulullah anak-anak sangat
menggali khazanah islam dan mendalami ajaran-ajarannya. Sebagai dianjurkan untuk mengenal dan mempelajari bahasa Arab,
Pentingnya Bahasa
bahasa Al-Qur’an dan Hadist, pengajaran bahasa Arab mendapat bahkan tawanan perang dari kaum kafir qurais, yang kalah
Arab
perhatian umat Islam sejak dini. Rasulullah SAW telah dalam perang badar, dan tidak sanggup membayar tebusan
menganjurkan pengajaran bahasa Arab ini sejak masa anak-anak. untuk membebaskan dirinya, mereka bisa mengganti tebusan
Tawanan perang dari kaum kafir Quraisy setelah perang badar tidak itu dengan mengajarkan baca tulis (bahasa Arab) kepada anak-
sanggup membayar tebusan untuk membebaskan dirinya, maka anak kaum anshor. Anak-anak yang menguasai bahasa secara
Rasulullah SAW mengganti tebusan tersebut dengan mengajarkan baik, berpeluang untuk menggali khazanah Islam dan
baca tulis (bahasa Arab) kepada anak-anak kaum Anshor1 mendalami ajaran-ajarannya. Bahasa Arab juga bahasa Al-
Qur’an dan Hadist, sehingga pengajaran bahasa Arab
mendapatkan perhatian umat Islam sejak dini.
Ketertarikan pada Bahasa Arab saat ini menjadi suatu bahasa yang sangat populer di
1
Muhammad Cholil, “Hubungan Antara Penguasaan Nahwu Dan Shorof Santri Dengan Kemampuan Menerjemah Teks Arab Di Pondok Pesantren Raudlatul Muta’allimin Demak” (Skripsi, Yogyakarta, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014), p.1.
Dewasa ini, Banyak orang dari berbagai belahan dunia tertarik
untuk mempelajari bahasa Arab, mereka tidak hanya ingin
seluruh pelosok dunia. Bukan saja ingin mempelajari tentang
mempelajari bahasanya saja, melainkan kekayaan ilmu,
bahasanya, akan tetapi kekayaan ilmu dan wawasan yang terdapat di
budaya, dan wawasan yang terdapat di tanah Arab. Hal ini
tanah Arab ini menjadikannya suatu bahasa yang harus dipelajari.
menjadikan bahasa Arab menjadi suatu bahasa yang sangat
Banyak penerjemah dari berbagai Negara berlomba- lomba dalam
popular di seluruh pelosok dunia. Para penerjemah dari
Bahasa Arab menerjemahkan kitab-kitab dari Negara Arab ini, terutama Negara-
berbagai Negara turut serta berlomba-lomba dalam
negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, salah satunya
menerjemahkan kitab-kitab dari Negara Arab ini, khususnya
Indonesia. Oleh karena itu sampai saat ini bahasa Arab masih sangat
negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam,
digandrungi dan diminati.2
salah satunya adalah Indonesia. Hinga sekarang bahasa Arab
tetap menjadi bahasa yang banyak digandrungi dan diminati
orang-orang.
Indonesia termasuk Negara yang mayoritas penduduknya
beragama islam, oleh karena itu pengajaran pendidikan agama
Saat ini, banyak buku-buku dari sumber ajaran islam yang masih asli Islam merupakan pelajaran wajib yang harus diikuti semua
Kebutuhan sudah banyak ditemukan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. siswa,ataupun santri baik di sekolah, Ta’lim, ataupun di pondok
Penerjemahan Teks Karena adanya kebutuhan yang sangat akan informasi agama Islam pesantern, namun nyatanya masih sedikit orang yang
Arab itu sendiri, namun juga karena sedikitnya orang yang menguasai menguasai bahasa sumber ajaran Islam atau bahasa Arab.
bahasa sumber ajaran Islam atau bahasa Arab. 3 Adanya kebutuhan informasi tentang agama Islam membuat
banyak buku-buku sumber ajaran islam yang asli berbahasa
arab diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
2
Yupi Desfina, “Kesalahan Umum Tata Bahasa Arab Dalam Penerjemahan Naskah Keislaman” (Skripsi, Jakarta, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), p.2.
3
Ahmad Mustain, “Problematika Penerjemahan Kitab Taqrib ke dalam Bahasa Indonesia Santri Komplek IJ Al-Masyhuriyah Ponpes Al-Munawir Krapyak Yogyakarta” (Skripsi, Surabaya, Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya, 2015), p.1.
Penerjemahan adalah proses memindahkan pesan yang telah
Saat ini sudah banyak ditemukan buku-buku keislaman yang
diungkapkan dalam bahasa yang satu (Bsu) ke dalam bahasa yang
telah diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia. Bahkan
lain (BSA) secara sepadan dan wajar dalam pengungkapanya
dipasaran, sudah ada 2000 judul buku hasil terjemahan bahasa
sehingga tidak menimbulkan kesalahan persepsi dan kesan asing
Arab ke bahasa Indonesia. Penerjemahan sendiri adalah suatu
dalam menangkap pesan tersebut4. Sesungguhnya kegiatan
proses pengalihan pesan dari bahasa sumber (Bsu) ke bahasa
Penerjemahan penerjemahan teks berbahasa Arab di Indonesia telah berlangsung
sasaran (Bsa). Soerang penerjemah dituntut harus mampu
berabad-abad lamanya. Banyak buku-buku sumber ajaran Islam yang
mencari dan menemukan padanan Bsu ke dalam Bsa dengan
berbahasa arab telah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia. Hal
padanan yang paling wajar hal ini bertujuan agar pembaca bisa
ini karena adanya kebetuhan yang sangat akan informasi agama islam
memahami dengan jelas pesan dari teks tersebut.
itu sendiri. Sampai saat ini tidak kurang dari 2000 judul buku
terjemahan dari bahasa Arab bisa ditemukan dipasaran.5
Bagi bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, kegiatan Kegiatan penerjemahan, berperan penting dalam
penerjemahan ini sangat penting dan mendesak. Kegiatan mempercepat transfer ilmu pengetahuan dan teknologi,
Penerjemahan penerjemahan dipandang dapat mempercepat alih pengetahuan dan terutama ilmu-ilmu keislaman, yang kebanyakan ditulis dalam
teknologi, khususnya ilmu-ilmu keIslaman yang notabene banyak bahasa Arab. Tak heran jika di indonesia, seorang penerjemah
ditulis dalam bahasa Arab. Oleh karena itu terjemahan yang baik dan yang berkompeten sangatlah dibutuhkan, agar mereka bisa
berkualitas sangatlah dibutuhkan. menghasilkan terjemahan yang baik dan berkualitas,
kareaTerjemahan yang buruk lebih-lebih berkenaan dengan teks apabila hasil yang diterjemahkan itu buruk bisa berakibat fatal
keagamaan bisa berakibat fatal. Tidak hanya penerjemah yang dan menyesatkan bayak orang. Tidak hanya bagi penerjemah
‘tersesat’ menulusuri amanat yang dibawa teks sumber, tetapi juga saja tapi orang-orang yang turut membacanyapun akan ikut
‘menyesatkan’ banyak orang yang membaca terjemahannya. tersesat. Penerjemahan yang sesat menyesatkaan jika terjadi
4
Syarif Hidayatullah, Jembatan kata, ed. Trian Lesmana, Revisi (Jakarta: PT. Gramedia, 2017), p.2.
5
Abdul Munip, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab ke dalam Bahasa Indonesia, ed. Usman Usman, 1st ed. (Yogyakarta: Bidang Akademik Sunan Kali Jaga, 2008),
https://www.researchgate.net/publication/332978617_Strategi_dan_Kiat_Menerjemahkan_Teks_Bahasa_Arab_ke_Dalam_bahasa_Indonesia.
Penerjemahan yang ‘tersesat-menyesatkan’ ini bisa sangat berbahaya pada kitab kuning akan sangat berbahaya karena didalam kitab
sekali jika terjadi pada penerjemahan kitab kuning yang memuat kuning tentu memuat ajaran agama seperti fiqih dan tauhid
ajaran agama, seperti Fiqh dan tauhid yang diajarkan oleh pondok- yang diajarkan di pondok-pondok pesantren pada umumnya.
pondok pesantren pada umumnya.6
Problematika

Problematika ‘tersesat’ pada penerjemahan bahasa Arab ke dalam Salah satu problematika yang sering menyesatkan adalah
bahasa Indonesia ini sering terjadi pada masalah Klafikasi Gramatikal kurangnya pemaham dan praktik dalam memahami klasifikasi
yang mempelajari tentang morfem kata, frase, kalimat, sehigga dapat gramatikal. Klasifikasi gramatkal adalah ilmu tata bahasa yang
membentuk suatu wacana. Sangat penting dan besar sekali mempelajari tentang morfem, kata, kalimat, dan frase dalam
manfaatnya dalam penerjemahan. Dengan mempelajari tata bahasa membentuk suatu wacana. Dengan memahami tata bahasa,
Problematika
maka kitta dapat mendistribusikan kata-kata secara tepat dalam suatu sesorang akan lebih mudah dalammendistribusikan kata-kata
terjemahan. 7 dalam suatu terjemahan

Problematika Contoh problematika gramatikal yang sering dijumpai dalam

Gramatikal teks bahasa Arab adalah masalah hal dan na’at. Ysng pernah
Ketika ada jumlah yang jatuh setelah isim nakirah maka ia berstatus belajar bahasa arab tentu sudah mengetahui, mempelajari,
sebagai sifat atau na’at. Sedangkan jika ada jumlah yang jatuh setelah bahkan menguasai terkait hal dan na’at. Tapi ketika
isim ma’rifat maka susunannya akan berstatus sebagai hal.8 berhadapan langsung dengan naskah atau teks-teks berbahasa
6
Muhammad Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonsia (PT Remaja Rosdakarya, 2011), p.2.
7
Ahmad Mustain, “Problematika Penerjemahan Kitab Taqrib ke dalam Bahasa Indonesia Santri Komplek IJ Al-Masyhuriyah Ponpes Al-Munawir Krapyak Yogyakarta” (Skripsi, Surabaya, Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya, 2015), p.2.
Arab, mereka bingung dan kesuitan bagaimana kedudukan
kalimat ini, sebagai hal atau na’at. Banyak susunan yang
tertukar. Susunan yang seharusnya diartikann kata sifat justru
diartikan menjadi hal dan sebaliknya. Contoh:
‫ط ْفل يَ ْب ِكي‬
ِّ ‫ار‬
َ ‫َس‬
(Anal kecil itu berjalan dalam keadaan menanggis)
‫َسا َر الطِّ ْف ُل يَ ْب ِكي‬
(Anak kecil yang menanggis itu berjalan)
Jika dilihat secara sekilas kedua jumla itu memiliki kosakata
yang sama. Namun susunanya yang berbeda.yang pertama
berstatus hal dan yang kedua berstatus naat. Jelss berbeda
maksud pada teks pertama dan kedua. Dan masih banyak
kesalaham gramatikal yang harus dikaji leboh dalam lagi agar
tidak salah dalam menerjemahkan
Problematika, Solusi Kesalahan menerjemahkan ini harus bisa dikurangi atau Kesalahan-kesalahan dalam menerjemahkan teks bahasa arab
harus bisa dikurangi bahkan dihilangkan terutama bagi para
mungkin bila bisa dihilangkan dari para siswa khususnya santri
siswa atau pun santri yang belajar kitab kuning dipondok
yang menimba ilmu di pondok pesantren salafi yang memiliki
pesantern salafi, agar hasil terjemahan mereka bisa
tujuan untuk memahami teks keagamaan atau sumber ajaran Islam disampaikan kepada orang lain nantinya. Untuk mewujudkan
hal itu, maka perlu mencari tau problema gramatikal apa saja
yang masih asli dan berbahasa Arab yang mereka sebut dengan
yang sering dialami seseoran dalam menerjemahkan. Untuk
kitab kuning untuk disampaikan kepada masyarakat nantinya. Hal
nantinya dicarikan solusi dalam mengatasi probleamatika
8
Abdullah Abdullah, ed., Mahir Qo’idah I’rab, trans. Muhammad Tashilul Ummam and Yusuf Abdul Qadir, 1 (Jawa Barat: Mu’jizat, 2021), p.50-51.
ini bisa terwujud dengan mengetahui problema apa saja yang tersebut. Sehinga fenomena sesat-menyesatkan terkait teks
keagamaan tifak sampai terjadi.
dialami santri dalam menerjemahkan. Untuk nantinya dicarikan

penyelesaian dalam menanggulanggi problematika tersebut.

Sehingga fenomena ‘sesat-menyesatkan’ tentang teks keagamaan

tidak sampai dilakukan.


Dari Uraian diatas peneliti tertatik untuk meneliti problematika Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus
analisis gramatikal penerjemahan kitab fathul qarib karya
yang terjadi pada santri komplek IJ AL-MASHURIYYAH Pondok
Imron Abu Amr. Penelitian ini bertujuan agar para pembaca
Pesantren Krapyakn Yogyakarta dalam menerjemahkan kitab
bisa faham apa saja problem gramatikal yang akan dihadapi
Studi Kasus, Analisis
taqrib ke dalam bahasa indonesia. penerjemah dalam mengalihkan bahasa. Dengan mengetahui
problem ini, maka penerjemah bisa lebih teliti dalam
melakukan penerjemahan, sehingga mereka bisa menghasilkan
terjemahan yang berkualitas dan bermanfaat untuk orang lain.
Peneliti memilih kitab Taqrib karena memang kitab ini yang Dalam Hal ini Peneliti memilih kitab Fathul qarib yang telah
menjadi acuan dan di ajarkan dengan metode sorogan, yang mana diterjemahkan oleh Imron Abu Amr. Penelitih memilih kitab

Teks Keagamaan nantinya untuk dijelaskan santri kepada masyarakat di tempatnya ini karena memang kitab ini sudah sangat umum digunkan oleh
masing- masing sepulang dari pondok pesantren. beberapa pesantren, majlis ta’lim, dan berbagai tempat
pendidikan agama.

Anda mungkin juga menyukai