Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Masa Khalifah Umar bin Khattab


Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam
Dosen Pengampu :
(Nurhasan, S.S., M.Hum)

Disusun oleh :
Putri Ayu Inayanti (11200240000041)

PROGRAM STUDI TARJAMAH


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat beriring
salam tidak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW. Semoga kelak kita mendapat syafaatnya pada hari akhir
nanti.
Adapun tujuan makalah ini untuk memenuhi tugas mata
kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan untuk Penerjemahan,
selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan bagi para pembaca. Kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Nurhasan, S.S., M.Hum. selaku dosen
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan kami semua.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami nantikan untuk kesempurnaan
makalah ini.

Lamongan, 29 September 2021

Putri Ayu Inayanti


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai
Rasulullah tidak dapat diganti oleh siapapun (khatami al-
anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan beliau yang kedua
sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya.
Orang itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang
menggantikan Nabi menjadi kepala kaum muslimin (pimpinan
komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk ke jalan yang
benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam. Dialah
yang menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas
kebenaran, maka pemerintah Islam dipegang secara bergantian
oleh Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin affan, dan Ali
ibn Abi Thalib.
Khulafah adalah bentuk jamak dari khalifah,yang artinya
pengganti, pemimpin, atau penguasa yang diangkat setelah
Nabi Muhammad untuk melanjutkan tugas beliau sebagai
pemimpin agama dan kepala pemerintahan, tetapi bukan
sebagai nabi atau rasul. Sedangkan ar-rasyidin adalah bentuk
Jamak dari ar-rasyid yang artinya orang yang mendapat
petunjuk. Jadi Khulafaur Rasyidin adalah orang yang ditunjuk
sebagai pengganti, pemimpin, atau penguasa yang selalu
mendapat petunjuk dari Allah1. Di antara Khulafaurrasyidin
adalah Abu bakar,Umar, Usman, dan Ali Pada makalah ini
ditekankan pada pembahasan kilafah pada masa Umar bin
Khattab yang dimulai sejak pengangkatanya sampai
kontribusi-kontribusi yang telah diberikanya untuk islam dan
masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah


1. Siapakah Khalifah Umar Bin Khattab Itu?

1
M. Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban (Yogyakarta: Pustaka Publisher,2007),
hlm.79.
2. Bagaimana Kebijakan Dan Sistem Pemerintahan Islam
Pada Masa Khalifah Umar Bin Khattab?
3. Apa Saja Prestasi Umar Ketika Menjadi Khalifah?
4. Apa saja Keteladanan yang bisa diambil dari khalifah
Umar bin Khattab
1.3. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Biografi Sejarah Umar Bin Khattab.
2. Umtuk Mengetahui Kebijakan Dan Sistem Pemerintahan
Islam Pada Masa Umar Bin Khattab?
3. Untuk Mengetahui Apa Saja Prestasi Umar Ketika
Menjadi Khalifah
4. Untuk Mengetahui kontribusi Umar bin Khattab yang
disumbangkan pada Islam dan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Mengenal Lebih Dekat Khalifah Umar Bin Khattab
2.1.1 Umar Bin Khattab Sebelum Islam
Umar bin al-Khattab lahir di Mekkah tahun 581 M
dari Bani Adi yang masih satu rumpun dari suku Quraisy
dengan nama lengkap Umar bin al-Khattab bin abdul
Uzza. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail, sedangkan
ibunya bernama Khantamah binti Hasyim2. Keturunan
dan silsilahnya dengan Rasulullah bersambung pada
kakeknya yaitu ka’ab bin Luway. Keluarga Umar
tergolong keluarga kelas menengah, ia bisa membaca
dan menulis yang pada masa itu merupakan sesuatu yang
sangat jarang terjadi.
Umar bin khatab dikenal memiliki fisik yang kuat,
bahkan ia menjadi juara gulat di Mekkah. Umar tumbuh
menjadi pemuda yang disegani dan ditakuti pada masa
itu. Beliau memiliki watak yang keras hingga di juluki
sebagi “Singa Padang Pasir”. 3Beliau termasuk pemuda
yang amat keras dalam membela agama tradisional Arab
yang saat itu masih menyembah berhala serta menjaga
adat istiadat mereka. Bahkan pada saat itu putrinya
dikubur hidup-hidup demi menjaga kehormatan Umar.
Sebelum memeluk Islam beliau di kenal sebagai
peminum berat, beliau juga sangat membenci dan
memusuhi Rasullullah.
2.1.2 Proses Masuk Islamnya Umar Bin Khattab
Masuknya Umar bin Khattab al-'Adi al-Quraisy
menjadi pemeluk Islam adalah jawaban Allah atas doa
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Sebab di awal

2
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Enskiklopedi Islam, Jilid 5 (Jakarta: Ichtiar Baru Hoeve, 1997),
hlm.123
3
Arif Setiawan, Islam Dimasa Umar bin Khattab (Jakarta: Hijri Pustaka, 2002), hal. 2.
kenabiannya, Muhammad SAW selalu berdoa agar Allah
memperkuat Islam dengan Abu Jahal atau Umar bin
Khattab.4
Pada suatu hari Umar ingin menemui Nabi
Muhammad untuk membunuh nya Saat mencarinya, ia
berpapasan dengan seorang muslim (Nu’aim bin
Abdullah) yang kemudian memberi tahu bahwa saudara
perempuannya juga telah memeluk Islam. Umar terkejut
atas pemberitahuan itu dan pulang ke rumahnya. Ia murka.
Di rumah, Umar menjumpai bahwa saudaranya sedang
membaca ayat-ayat Al Qur’an (surat Thoha), ia menjadi
marah akan hal tersebut dan memukul saudaranya. Ketika
melihat saudaranya berdarah oleh pukulannya ia menjadi
iba, dan kemudian meminta agar bacaan tersebut dapat ia
lihat. Ia kemudian menjadi sangat terguncang oleh isi Al-
Quran tersebut dan kemudian langsung memeluk Islam
pada hari itu juga. Umar adalah salah seorang yang ikut
pada peristiwa hijrah ke Yathrib (Madinah) pada tahun
622 Masehi. Ia ikut terlibat pada perang Badar, Uhud,
Khaybar serta penyerangan ke Syria. islamnya umar
menjadi peluang bagi tokoh-tokoh Quraisy lainnya untuk
memeluk Islam. Setelah masuk Islam Umar menjadi
pembela umat islam dari gangguan kafir Quraisy
2.2. Mengenal Lebih Dekat Khalifah Umar Bin Khattab
2.2.1 Pengangkatan Umar bin Khattab Menjadi Khalifah
Abu Bakar sebelum meninggal pada tahun 634 M./
13 H. menunjuk Umar bin Khattab sebagai penggantinya.
Hal tersebu belum pernah terjadi sebelumnya, nampaknya
penunjukan ini bagi Abu bakar merupakan hal yang wajar
untuk dilakukan. Ada beberapa faktor yang mendorong
Abu Bakar untuk menunjuk Umar menjadi khalifah.
Pertama, kekhawatiran peristiwa yang sangat
menegangkan di Tsaqifah Bani Sa’idah yang nyaris
menyeret umat Islam ke jurang perpecahan akan terulang
kembali, bila ia tidak menunjuk seorang yang akan
4
As-Suyuti, Sejarah Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Lintas Pustaka, 2003), hal. 121.
menggantikannya. Kedua, kaum Anshar dan Muhajirin
saling mengklaim sebagai golongan yang berhak menjadi
klhalifah. Ketiga, umat Islam pada saat itu baru saja
selesei menumpas kaum murtad dan pembangkang.
Berangkat dari kondisi politik yang demikian, tampaknya
tidak menguntungkan apabila pemilihan khalifah
diserahkan sepenuhnya kepada umat secara langsung. Jika
alternatif ini dipilih, besar kemungkinan akan timbul
kontroversi berkepanjangan di kalangan ummat Islam
tentang siapa yang lebih proporsional menggantikan Abu
Bakar5. Akhirnya semua menyetujui untuk menjadikan
umar bin khattab sebagai pengganti Abu bakar.
Umar bin Khattab menyebut dirinya “Khalifah
Khalifati Rasulillah” (pengganti dari pengganti
Rasulullah). Ia juga mendapat gelar Amirul Mu’minin
(Komandan orang-orang beriman) sehubungan dengan
penaklukanpenaklukan yang berlangsung pada masa
pemerintahannya. Umar ibn Khattab memerintah selama
sepuluh tahun (13-23 H/ 634-664 M). 6Masa jabatannya
berakhir dengan kematian. Dia dibunuh oleh seorang
budak dari Persia bernama Abu Lu’lu’ah. 7di antara empat
khalifah (Khulafauh ar-Rasyidin) itu, ternyata Umar ibn
Khattab mempunyai kedudukan yang istimewa.
Keistimewaan Umar ibn Khattab terletak pada
kemampuannya berfikir kreatif. Ke-brilian-nan beliau
dalam memahami syariat Islam, diakuai sendiri oleh Nabi
Muhammad Saw.

2.2.2 Sistem Pemerintahan Umar bin Khattab


A. Struktur Pemrtintahan
Ketika Umar menjabat sebagai khalaifah, ia menata
sistem pemerintahannya dengan meberikan keadilan dan
kejujuran kepada masyarakat serta meletakkan dasar-

5
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab (Jakarta: Litera Antar Nusa, 2002), hal. 9
6
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab, hal. 11.
7
Muhammad Husain Haikal, Umar Bin Khattab, hal. 13.
dasar negara yang bersifat demokratis karena Umar
beranggapan bahwa rakyat mempunyai hak atau
kesempatan untuk campurtangan di dalam pemerintahan.
Adapun struktur pemerintahan Khalifah Umar bin
Khattab adalah sebagai berikut:

Dari gambar struktur di atas dapat dijelaskan bahwa:


a.Khalifah berfungsi sebagai kepala negara
b.Qadha‟ (Yudikatif) berfungsi sebagai lembaga
peradilan. Di sini hakim-
hakim baik hakim yang di pusat maupun daerah diberi
wewenang yang luas untuk menangani masalah-masalah
yang berkaitan dengan sengketa
harta atau hukum perdata. Sedangkan untuk masalah-
masalah tindak pidana seperti Qishas atau Hadad Umar
sendirilah yang menanganinya.
c. Majelis syura’ berfungsi sebagai badan legislatif yang
bertugas menetapkan
kebijakan-kebijakan politik.
d. Sekretaris berfungsi sebagai menjelaskan urusan-
urusan penting.
e. Al-Ahdats (lembaga kepolisian) yang bertugas untuk
menjaga keamanan
dan ketertiban dalam masyarakat.
f. Al-Nafi’ah yang bertugas untuk menangani masalah-
masalah pembangunan
fasilitas umum dan fasilitas sosial seperti gedung-gedung
pemerintahan,8
irigasi dan rumah sakit.
g. Al-Jund (departemen pertahanan dan keamanan) yang
bertugas mengurusi dan mengorganisasi masalah
ketentaraan.
h. Al-Kharaj (departemen perpajakan) yang bertugas
untuk mengelola perpajakan daerah-daerah yang dikuasai.
i. Bait Al-Mal (kantor perbendaharaan dan keuangan)
yang bertugas menempa mata uang dan menetapkan tahun
Hijriyah sebagai penanggalanIslam.
Dari keterangan di atas kita dapat menyimpulkan
bahwa Umar bin Khattab telah membagi kekuasaan secara
terpisah yaitu kekuasaan Legislatif (Majelis Syura’),
yudikatif (Qadha’) dan Eksekutif (Khalifah). Kebijakan
ini menunjukan bahwa Umar memang seorang negarawan
dan administrator yang bijak. Dengan adanya pemisahan
kekuasaan tersebut, sehingga pemerintah dapat berjalan
dengan baik dan membawa kepada kemaslahatan umat
Islam
A. Bidang Dakwah
Perluasan wilayah islam dsri Persia dan Bizantium (ke
suriah, persia, dan mesir)
Ke persia yang diutus adalah Mutsanna bin Haritsah. Ke
suriah yang diutus adalah Khalid bin Walid dan Abu
Ubaidillah. Dan ke Mesir yang diutus adalah Amr bin
Ash
B. Bidang Ibadah

8
Syamsuez Salihima, Kebijakan Umar bin Khattab Dalam Pemerintahan (Makassar: Yayasan
Pendidikan, 2005), hal. 21-22
 Menyelenggarakan shalat tarawih berjamaah yang
sebelumnya belum dilakukan pada masa rasulullah
saw
 Menetapkan empat takbir shalat jenazah
 Menambaghkan kata pada adzan sholat shubuh
C. Bidang Hukum
Penetapan aturan pembagian harta warisan
Perumusan prinsip Qias
Pengangkatan para hakim
Hukum kuda yang diperdagangkan
Hukum dera 80X bagi pemabul
Hukum cambuk
D. Bidang Keamanan
 Mendirikan pusat kemiliteran di Madinah, Kufah,
Basrag, Mesir, Damaskus, dan Palestina
 Membentuk diwan al-jund ( Dewan Militer)
E. Bidang Ekonomi
 Mengelola baitul mal sesuai pos posnya
 Mengawasi dan menekankan pejabat untuk tidak
korupsi
 Mencetak mata uang
 Mengatur gaji tentara secara profesonal dan sesuai
tugasnya
F. Bidang Sosial
 Menciptakan kalender hijriyah
 Menciptakan hisbah(pengawasan terhadap pasar
dan mengontrol timbangan)
 Menetapkan jizyah/pajak non muslim
G. Bidang Budaya
 Mengembangkan pusat-pusat keilmuan
 Mengembangkan seni bangunan, baik itu bangunan
sipil, bangunan agama, bangunan militer.9

9
Syamsuez Salihima, Kebijakan Umar bin Khattab Dalam Pemerintahan (Makassar: Yayasan
Pendidikan, 2005), hal. 23-25
2.2. 3 Akhir Hayat Umar bin Khattab
Khalifah umar dibunuh oleh seorang budak Persia
bernama Abu Lu’luah saat akan melaksanankan shalat shubuh.
Beliau meninggal dunia dalam usia 63 tahun.
2.4. Prestasi Umar bin Khattab Selama Menjadi Khallifah
2.4.1.Prestasi Khalifah Umar bin Khattab dalam
Perluasan daerah Islam
Usaha perluasan daerah dan pengembangan Islam di
Persia dan Syiria yang telah dilakukan pada zaman
khalifah Abu Bakar kemudian dilanjutkan kembali oleh
Khalifah Umar bin Khattab hingga selesai dan juga
perluasan daerah dan pengembangan Islam di Mesir. Pada
zaman Khalifah Umar bin Khattab, gelombang ekspansi
(perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi di ibu kota
Syiria, Damaskus. 10Kota ini jatuh pada pada tahun 635
M. dan setahun kemudian, setelah tentara Bynzantium
kalah dipertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syiria jatuh
bawah kekuasaan Islam. Dengan memakai Syiria sebagai
basis, ekspansi diteruskan ke Mesir di bawah pimpinan
Amr bin Ash r. dan ke Irak dipimpin oleh Saad bin Abi
Waqqash ra. Iskandariyah / Alexandria, ibu kota Mesir
saat itu ditaklukan tahun 641 M. Dengan demikian, Mesir
jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Al-Qadisiyah, sebuah
kota dekat Hirah di Iraq, jatuh pada tahun 637 M. dari sana
serangan dilanjutkan ke ibu kota Persia, al-Madain yang
jatuh pada saat itu juga.
2.4.2. Prestasi Khalifah Umar bin Khattab dalam
Mengatur Administrasi
dan Keuangan
Karena perluasaan daerah terjadi sangat cepat, Umar
ra segera mengatur administrasi Negara dengan
mencontoh administrasi yang sudah berkembang,
terutama di Persia. Administrasi pemerintahan diatur
10
Budi Santoso, “Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab” (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2008). Hal 40-42
menjadi delapan wilayah provinsi. Delapan provinsi yang
dibangu pada masa khalifah umar antara lain : Makkah,
Madinah, Syiria, Kuffah, Palestina, dan Mesir. Pada masa
pemerintahanya Umar bin Khattab membentuk Baitul Mal
dan Dewan Perang. Baitul Mal bertugas mengurusi
keuangan negara. Dewan perang bertugas mencatat
administrasi ketentaraan.
Umar bin Khattab adalah Khalifah pertama kali yang
memperkenalkan sistem penggajian bagi pegawai
pemerintah.Ia juga memberikan santunan dari Baitul Mal
kepada seluruh rakyatnya. Besarnya santunan di
sesuaikan lamanya memeluk Islam. Pada masa Khalifah
Umar bin Khattab, kemakmuran dapat dinikmati rakyat
dari seluruh pelosok negeri.
2.4.3. Prestasi Khalifah Umar bin Khattab dalam
Menetapkan Kalender
Hijriah
Sebelum kalender Hijriah ditetapkan orang-orang
pada saat itu menggunakan sistem kalender Masehi. Agar
berbeda dengan kaum Nasrani Umar ibn Khattab
mencetuskan kalender Hijriah, yang ditetapkan mulai
pada saat Nabi Muhammad Saw. Hijrah dari Makkah ke
Madinah. Hal itu disebabkan hijrah merupakan titik balik
kemenangan Islam. Hijrah juga menandai dua priode
dakwah Islam, yakni periode Makkah dan Madinah.11
2.4. Keteladanan Umar bin Khattab
A. Pemberani
Umar Bin Khattab merupakan sosok yang sangat
pemberani, sampai pada waktu Umar Bin Khattab belum
masuk Islam, dakwah islam dilakukan secara sembunyi",
dan setela Umar Bin Khattab masuk islam, beliau dengan
beraninya membentengi Rosulullah dari kaum Quraysy,

11
Budi Santoso, “Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab” (Skripsi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2008). Hal 43-45
sehingga dakwah islampun mulai dilakukan dengan
terang"an.
B. sederhana
sosok pemimpin seperti Umar Bin Khottab adalah sosok
pemimpin yang sangat tepat untuk diteladani, karena sikap
sederhananya, meskipun Beliau sudah menjadi kholifah
(pemimpin) namun hidup beliau dan keluarga masih tetap
sederhana, bahkan tidur siangnya hanya beralaskan tikar
dan batu bata di bawah pohon kurma, dan dia hampir tidak
pernah makan sampai kenyang. Umar punya alasan sendiri.
Prinsip hidup sederhana yang ia pegang semata-mata untuk
menjaga perasaan rakyat yang ia pimpin.
C. Adil
Umar Bin Khattab bersikap proporsional, meskipun beliau
seorang pemimpin namun beliau tetap adil terhadap rakyat
dan keluarganya, jika keluarganya bersalah, beliau tetap
menghukumnya sebagaimana jika rakyatnya bersalah.
D. Tegas
Umar Bin Khattab dengan tegasnya meminta panglima
perang islam yang tak terkalahkan untuk berhenti, dan sang
panglimapun dengan keihlasan mengundurkan diri, hal ini
dilakukan beliau untuk menunjukkan bahwa tentara islam
tidak bersandar pada seorang panglima, tentara islam akan
tetap jaya jika bersandar pada Allah.
E. Loyalitas tinggi
Umar adalah orang yang memiliki rasa cinta yang tinggi
terhadap Allah, Rasulullah saw, dan agama Islam.
Kecintaan terhadap Allah SWT dan agama 12Islam beliau
buktikan dengan menginfakkan setengah harta beliau untuk
da`wah Rasulullah saw.
F. Bertanggung Jawab

12
Eka Fatimah Alvianita, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kisah Umar bin Khattab” (Skripsi
Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014).
Umar bin Khattab adalah seorang pemimpin yang
bertanggung jawab. Hal ini dibuktikan ketika beliau selalu
berpatroli mengontrol rakyatnya sambil memikul
keperluan rakyatnya. Pernah suatu waktu beliau melihat
seorang ibu yang sedang membohongi anaknya yang
kelaparan dengan pura-pura menanak beras, padahal batu
yang ada dalam wadah tersebut. Melihat hal tersebut Umar
mengambil gandum dan beliau pikul sendiri. Ketika
pengawalnya menawarkan untuk memikulnya, maka Umar
berkata `Apakah kamu akan menjerumuskan aku ke dalam
neraka karena telah menelantarkan rakyatku dan
membiarkannya kelaparan? Itu adalah salah satu bukti sifat
tanggung jawab Umar sebagai seorang pemimpin.
BAB VI
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Umar adalah sahabat Rasulullah dan salah satu
Khulafaurrasyidin pengganti Abu bakar As-Sidiq.
2. Umar melakukan beberapa kebijakan baik dibidang
administrasi, dakwah, ibadah, sosial, budaya, hukum,
dan ekonomi.
3. Prestasi Umar selama menjadi khalifah adalah
melakukan perluasan wilayah, Penetapan kalender
hijriyah, dan mengatur administrasi negara.
4. Sifat yang harus kita teladani dari sosok umar adalah:
pemberani, tegas, adil, sederhana,loyalitas yang tinggi,
dan bertanggung jawab
3.2 Kritik dan Saran
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan untuk
kesempurnaan makalah in.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim, M, Sejarah Pemikiran dan Peradaban
(Yogyakarta: Pustaka
Publisher,2007).
As-Suyuti, Sejarah Khulafaur Rasyidin (Jakarta: Lintas
Pustaka, 2003).
Dewan Redaksi Ensiklopedia Islam, Enskiklopedi Islam, Jilid
5 (Jakarta: Ichtiar
Baru Hoeve, 19970).
Fatimah Alvianita, Eka “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam
Kisah Umar bin
Khattab” (Skripsi Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2014).
Husain Haikal, Muhammad , Umar Bin Khattab (Jakarta:
Litera Antar Nusa, 2002).
Salihima, Kebijakan Umar bin Khattab Dalam Pemerintahan
(Makassar: Yayasan
Pendidikan, 2005).
Santoso, Budi,“Metode Dakwah Khalifah Umar Bin Khattab”
(Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2008).
Setiawan, Arif, Islam Dimasa Umar bin Khattab (Jakarta:
Hijri Pustaka, 2002).

Anda mungkin juga menyukai