Anda di halaman 1dari 114

“PERBEDAAN ORIENTASI MASA DEPAN DITINJAU DARI

KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN JENIS KELAMIN


PADA MAHASISWA”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-


Syarat
Guna memperoleh gelar sarjana Psikologi (S.Psi)
Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lmpung

Oleh :
ADE VENI UDDANI
1831080134
Program Studi : Psikologi Islam

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2022
PERBEDAAN ORIENTASI MASA DEPAN DITINJAU DARI
KEAKTIFAN BERORGANISASI DAN JENIS KELAMIN
PADA MAHASISWA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-


Syarat
Guna memperoleh gelar sarjana Psikologi (S.Psi)
Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Oleh :
Ade Veni Uddani
1831080134

Program Studi : Psikologi Islam

Pembimbing 1 : Dr. Ali Abdul Wahid, M.Si


Pembimbing 2 : Khoiriya Ulfah, MA

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1443 H / 2022 M

ii
ABSTRAK

Perbedaan Orientasi Masa Depan Ditinjau Dari Keaktifan


Berorganisasi Dan Jenis Kelamin pada mahasiswa

Oleh :

Ade Veni Uddani

Mahasiswa harus memikirkan dan merencanakan orientasi


masa depan sedini mungkin sebagai pijakan awal untuk memulai karir
di masa depan. Mahasiswa yang mampu menyusun rencana dalam
studinya, mempunyai strategi yang baik untuk mewujudkan
keinginannya merupakan mahasiswa yang memiliki orientasi masa
depan. Kenyataannya masih ada mahasiswa yang belum mengetahui
jelas arah orientasi masa depannya, sehingga setelah lulus dari
Perguruan Tinggi mereka belum memiliki langkah untuk masa
depannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbedaan antara orientasi masa depan ditinjau dari keaktifan
berorganisasi dan jenis kelamin pada mahasiswa.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Ushuluddin
dan Studi Agama angkatan 2019-2020 Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung. Teknik sampling yang digunakan adalah
proposional stratified random sampling. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 119 respnden. Alat ukur yang digunakan adalah skala
orientasi masa depan. Teknik analisis yang digunakan adalah anava
satu jalur (one way) dengan bantuan software JASP ver 0.16.0.0 for
windows.
Hasil analisis data yang diperoleh dari penelitian ini yaitu nilai
p 0.046 < 0.05, p 0.3 > 0.05, dan p 0.170 > 0.05. Hal tersebut
menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara orientasi masa
depan ditinjau dari keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin pada
mahasiswa, orientasi masa depan mahasiswa berada pada kategori
sedang dengan presentase 56%.
Kata Kunci: Orientasi masa depan, Keaktifan berorganisasi,
Jenis Kelamin.

iii
KEMENTERIAN AGAMA
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
Alamat:Jl. Letkol. Hi. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung Telp(0721)703531, 780421

PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Perbedaan Orientasi Masa Depan Ditinjau dari


Keaktifan Berorganisasi dan Jenis Kelamin pada
Mahasiswa
Nama : Ade Veni Uddani
NPM : 1831080134
Program Studi : Psikologi Islam
Fakultas : Ushuluddin dan Studi Agama

MENYETUJUI

Untuk dimunaqosyahkan dan dipertahankan dalam Sidang


Munaqosyah Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

iv
KEMENTERIAN AGAMA
UIN RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
Alamat:Jl. Letkol. Hi. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung Telp(0721)703531, 780421

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul : “Perbedaan Orientasi Masa Depan Ditinjau dari


Keaktifan Berorganisasi dan Jenis Kelamin pada Mahasiswa” disusun
oleh Ade Veni Uddani NPM : 1831080134. Program Studi : Psikologi
Islam. Fakultas: Ushuluddin dan Studi Agama, telah
dimunaqosyahkan pada hari, tanggal :

TIM DEWAN PENGUJI

Ketua : Agung M. Iqbal., M.Ag (……………)

Sekretaris : Indah Dwi Cahya Izzati, M.Si (……………)

Penguji Utama : Annisa Fitriani, S.Psi, MA (……………)

Penguji Pendamping I : Dr. Ali Abdul Wakhid, M. Si (……………)

Penguji Pendamping II : Khoiriya Ulfah, MA (……………)

Dekan
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama

Dr. Ahmad Isnaeni, MA


NIP. 197403302000031001

v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Ade Veni Uddani
NPM : 1831080134
Program Studi : Psikologi Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang


berjudul “Perbedaan Orientasi Masa Depan Ditinjau dari
Keaktifan Berorganisasi dan Jenis Kelamin pada Mahasiswa”
merupakan hasil karya peneliti dan bukan hasil plagiasi hasil
karya orang lain. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya
plagiasi, maka peneliti bersedia menerima konsekuensi sesuai
aturan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 28 Juni 2022


Yang Menyatakan,

Ade Veni Uddani


NPM. 1831080134

vi
MOTTO

َ‫وَلَب تَكُىوُىا كَبلَّذِيهَ وَسُىا اللَّهَ َفأَوِسَبهُمِ أَوِفُسَهُمِ ۚ أُولََٰئِكَ هُمُ الْفَبسِقُىن‬
Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu
Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah
orang-orang yang fasik.
(Qs. Al-Hasyr:19)

Tidak ada rasa bersalah yang dapat merubah masa lalu dan tidak ada
kekhawatiran yang dapat merubah masa depan.
(Umar Bin Khattab)

Utuk meraih cita-cita besar, kita tak hanya perlu bertindak, namun
juga bermimpi, tak hanya perlu merencanakan, namun harus
meyakini.
(Antole France)

The future so bright, we ain’t lookin at the past.


(Rich Brian)

vii
PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, sujud syukur atas segala berkah dan anugrah Allah


SWT, atas izin-Nya hamba dapat menyelesaikan skripsi yang
sederhana ini, sehingga hamba dapat sampai pada titik ini, pada tahap
yang sangat membahagiakan ini. Shalawat serta salam pun tidak lupa
disanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW. Terimakasih Ya Allah,
sebab Engkau telah menghadirkan orang-orang yang yang luar biasa
yang menyayangiku dan mendukungku. Untuk itu, karya ini aku
persembahkan kepada orang-orang yang berharga di dalam hidupku :

1. Teruntuk Papa dan Mama: Papa Andy Muchtahsyar dan Mama


Winarni yang sangat aku sayangi dan cintai sampai akhir hayatku.
Terimakasih atas kasih sayang dan cinta yang tiada batas untukku.
Terimakasih atas dukungan dan do’a yang telah diberikan
kepadaku. Teimakasih atas kerja keras kalian untuk memberikan
kehidupan yang terbaik untukku. Terimakasi untuk pengorbanan
kalian sehingga aku dapat berada di titik ini dan menyelesaikan
pendidikan di bangku kuliah ini. Papa dan Mama adalah pelita
hidupku yang tak akan pernah padam.
2. Teruntuk Kakak ku, Adhi Winanda terimakasih telah menjadi
kakak yang sabar dan menyayangiku, mendukungku untuk
menyelesaikan kuliah ini. Terimakasih atas nasihat yang diberikan
kepadaku agar aku dapat fokus dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kakak adalah saudara kandungku yang terbaik.

viii
ix

RIWAYAT HIDUP

Nama lengkap Ade Veni Uddani, lahir di Gedongtataan, 30


Mei 2000. Peneliti adalah anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak
Andy Muchtahsyar dan Ibu Winarni. Berikut jenjang pendidikan yang
pernah ditempuh peneliti.

1. SDN 1 Kutoarjo, lulus tahun 2012.


2. MTS Pelita Gedongtataan, lulus tahun 2015.
3. SMA N 2 Gadingrejo, lulus tahun 2018.

Kemudian, pada tahun 2018 peneliti mendaftar sebagai


mahasiswa program studi S1 Psikologi Islam, Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama, Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

ix
KATA PENGANTAR

Puji sykur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan nikmat dan karunia-Nya sehigga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbedaan Orientasi Masa
Depan ditinjau dari Keaktifan Berorganisasi dan Jenis Kelamin pada
Mahasiswa”. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada
Nabi Muhammad SWA, Keluarga, Sahabat serta pengikutnya hingga
akhir zaman. Peneliti menyadari selama proses menyelesaikan skripsi
ini, peneliti banyak mendapatkan dukungan moril maupun materil
yang sangat banyak. Oleh karena itu peneliti menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Prof. Wan Jamaluddin, Ph.D selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
2. Bapak Dr. Ahmad Isnaeni, MA selaku Dekan Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama.
3. Bapak Drs. M. Nursalim Malay, M.Si selaku pembimbing
akademik dan Ketua Prodi Psikologi Islam. Saya sangat
berterimakasih atas bantuan yang telah diberikan dalam
penyelesaian skripsi ini dengan memberi arahan dan
dukungan yang luarbiasa.
4. Ibu Annisa Fitriani, S.Psi., MA sekalu Sekretaris Prodi
Psikologi Islam Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan
arahan serta informasi terkait perkuliahan dan tugas akhir
mahasiswa yaitu skripsi, serta membantu mempermudah
administrasi yang diperlukan.
5. Bapak Dr. Ali Abdul Wahid, M.Si selaku pembimbing I dan
Ibu Khoiriya Ulfah, MA selaku pembimbing II yang telah
meluangkan waktunya untuk mendampingi peneliti dengan
sabar dan ihlas dari awal bimbingan serta memberikan banyak
arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini hingga skripsi
ini terselesaikan.
6. Terimakasih kepada seluruh tim penguji dalam sidang
munaqosyah khususnya kepada ibu Annisa Fitriani, S.Psi, MA
yang telah memberikan koreksi dan arahan untuk skripsi ini
mdenjadi lebih baik lagi.

x
xi

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama


Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, yang telah
mendidik serta memberikan ilmu, pengalaman hingga doa
terbaik kepada peneliti selama perkuliahan.
8. Terimakasi kepada adik-adik mahasiswa Fakultas Ushuluddin
dan Studi Agama, yang telah menjadi partisipan dalam
penelitian ini sehingga dapat sehingga penelitian ini dapat
diselesaikan.
9. Kepada orang tua saya, Kakak Nanda dan saudara-saudaraku,
terimakasih telah mendo’akan dan mendukungku untuk
menyelesaikan skripsi ini. semoga kalian selalu diberikan
kesehatan dan perlindungan oleh Allah SWT.
10. Sahabat-sahabat yang dikenal selama di perkuliahan, Alfia
Zahrotu Milati, Lina Anugraini, Nadia Nurfadhilah, Evi
Diana, Prisillia Laurentika Taga Sikumbang, Chusnul Fatimah
dan Kakak Silvia Aulia Hamid. Terimakasih telah mendukung
dan membantu serta menyemangati untuk dapat
menyelesaikan skripsi ini. terimakasih telah memberikan
banyak energi positif. Terimakasih aku sangat beruntung
memiliki sahabat seperti kalian.
11. Teman-teman kelas A Psikologi Islam angkatan 2018
terimakasih atas kebersamaan selama masa kuliah. Semoga
kita dapat berjumpa lagi suatu saat nanti. Sukses selalu kelas
A Psikologi Islam 2018.
12. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu
yang telah berperan dan membantu penulis dalam hal moril
maupun materil pada penyelesaian skripsi ini saya ucapkan
banyak terimakasih.
Semoga hal-hal baik yang mereka lakukan dapat menjadi berkah
dan Allah SWT membalas kebaikan pula untuk mereka. Amin.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, sehingga peneliti masih sangat
membutuhkan kritik serta saran yang bersifat membangun agar
kedepannya dapat lebih baik lagi. Akhir kata, peneliti berharap
penelitian ini dapat memberikan manfaat serta kebaikan untuk semua
pihak.
xii

Akhir kata penulis memohon taufik dan hidayah kepada Allah


SWT dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Aamiin.

Bandar Lampung, 20 Juni 2022

Ade Veni Uddani


1831080134
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................. i


ABSTRAK ................................................................................. iii
PERSETUJUAN ........................................................................ iv
PENGESAHAN ......................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .......................... vi
MOTTO ..................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ...................................................................... viii
DAFTAR ISI .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 6
E. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................... 10
A. Orientasi Masa Depan ....................................................... 10
1. Pengertian Orientasi Masa Depan ................................. 10
2. Aspek-Aspek Orientasi Masa Depan ............................. 11
3. Faktor-Fakror yang Mempengaruhi Orientasi Masa
Depan ............................................................................. 12
4. Orientasi Masa Depan dalam Prespektif Islam .............. 16
B. Keaktifan Berorganisasi..................................................... 19
1. Pengertian Keaktifan ..................................................... 19
2. Organisasi Kemahasiswaan ........................................... 19

xiii
xiv

3. Pengertian Keaktifan Berorganisasi .............................. 20


4. Ciri-Ciri Keaktifan Berorganisasi .................................. 21
5. Mahasiswa Aktif dan Mahasiswa Tidak aktif Berorganisasi
.......................................................................................... 22
6. Tujuan Berorganisasi .................................................... 22
7. Manfaat Mengikuti Organisasi ...................................... 23
8. Jenis-Jenis Organisasi Kemahasiswaan ......................... 23
C. Jenis Kelamin .................................................................... 24
1. Pengertian Jenis Kelamin .............................................. 24
2. Ciri Kepribadian Jenis Kelamin Laki-laki dan
Perempuan..................................................................... 25
3. Peran Produktif Laki- laki dan peran Reproduktif
Perempuan..................................................................... 26
D. Perbedaan Orientasi Masa Depan Ditinjau dari Keaktifan
…Berorganisasi dan Jenis Kelamin ........................................ 26
E. Kerangka Berfikir .............................................................. 27
F. Hipotesis ............................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN ........................................... 30
A. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................ 30
B. Definisi Oprasional Variabel Penelitian............................. 30
1. Orientasi Masa Depan ................................................... 30
2. Keaktifan Berorganisasi ................................................ 30
3. Jenis Kelamin ................................................................ 30
C. Subjek Penelitian ............................................................... 31
1. Populasi ......................................................................... 31
2. Tekhnik Sampling ......................................................... 32
3. Sampel .......................................................................... 32
D. Metode Pengumpulan Data ............................................... 33
xv

1. Skala Orientasi Masa Depan ......................................... 33


E. Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 35
1. Validitas ........................................................................ 35
2. Reliabilitas .................................................................... 35
F. Metode Analisis Data ......................................................... 35
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN ........ 36
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian ....................... 36
1. Orientasi Kancah ........................................................... 36
2. Persiapan Penelitian ...................................................... 38
3. Pelaksanaan Penelitian .................................................. 42
4. Analisis Data Penlitian .................................................. 44
B. Hasil Analisis Data Penelitian ........................................... 46
1. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian .......................... 46
2. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ........................... 47
3. Uji Asumsi .................................................................... 48
C. Hasil dan Pembahasan ....................................................... 51
1. Uji Hipotesis ................................................................. 51
2. Pembahasan................................................................... 52
BAB V PENUTUP ..................................................................... 59
A. Kesimpulan ....................................................................... 59
B. Rekomendasi ..................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 61
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Daftar Populasi Penelitian .............................................. 31


Tabel 2 Daftar Sampel Penelitian ................................................ 32
Tabel 3 Blueprint Skala Orientasi Masa Depan ........................... 34
Tabel 4 Distribusi Skala Orientasi Masa Depan .......................... 39
Tabel 5 Distribusi Aitem valid dan Gugur Skala Orientasi Masa
Depan .......................................................................................... 41
Tabel 6 Distribusi Sebaran Item Skala Orientasi Masa Depan .... 42
Tabel 7 Deskripsi Data Penelitian ............................................... 47
Tabel 8 Kategorisasi Skor Variabel Orientasi Masa Depan ......... 47
Tabel 9 Hasil Uji Normalitas ....................................................... 49
Tabel 10 Hasil Uji Homogenitas ................................................. 51
Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis ....................................................... 52
Tabel 12 Rata-rata orientasi Masa Depan (Keaktifan Berorganisasi)
.................................................................................................... 55
Tabel 11 Rata-rata Orientasi Masa Depan (Jenis Kelamin) ......... 58

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Skema Pembentukan Orientasi Masa Depan .............. 14


Gambar 2 Bagan Orientasi Masa Depan ditinjau dari Keaktifan
Berorganisasi dan Jenis Kelamin pada Mahasiswa...................... 27
Gambar 3 Diagram Frekuensi Jenis Kelamin Responden ............ 44
Gambar 4 Diagram Frekuensi Keaktifan Berorganisasi
Responden ................................................................................... 44
Gambar 5 Diagram Frekuensi Keaktifan Berorganisasi
Berdasarkan Jenis Kelamin Responden ....................................... 45
Gambar 6 Macam-macam Organsisasi dan Responden yang
Mengikuti .................................................................................... 46
Gambar 7 Diagram Lingkaran Kategori Skor Variabel Orientasi
Masa Depan................................................................................. 48
Gambar 8 Hasil Uji Normalitas Variabel Orientasi Masa
Depan .......................................................................................... 50

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rancangan Skala Penelitian ..................................... 65


Lampiran 2 Distribusi Data Uji Coba .......................................... 68
Lampiran 3 Hasil Uji Coba Skala ................................................ 72
Lampiran 4 Skala Penelitian ........................................................ 75
Lampiran 5 Tabulasi Data Penelitian .......................................... 78
Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi ...................................................... 80
Lampiran 7 Hasil Uji Hipotesis ................................................... 83
Lampiran 8 Bukti Penelitian ........................................................ 85
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ................................................ 81
Lampiran 10 Cek Turnitin .......................................................... 83

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mahasiswa merupakan individu yang beralih dari remaja ke


dewasa awal, masa ini merupakan masa peralihan untuk menjadi
orang dewasa. Masa dewasa awal merupakan transisi dari masa
remaja yang masih menjalani kehidupan yang hura-hura menuju masa
yang menuntut akan rasa tanggung jawab. Perkembangan masa
dewasa awal ini di mulai saat seseorang menginjak pada umur 19
tahun sampai 25 tahun. (W. J. Santrock, 2003).
Pada masa ini individu sudah mulai memikirkan tugas
perkembangannya sebagai mahasiswa dan orang yang menuju masa
dewasa awal, yang meliputi kewajiban-kewajiban yang mencakup
tanggung jawab akan akademis, karir percintaan dan keluaarga,
dengan demikian individu akan memikirkan rencana masa depan
dengan sebaik mengkin untuk memenuhi tanggung jawab tersebut,
(Hurlock, 1991).
Peran mahasiswa adalah sebagai pembelajar sekaligus
pemberdaya yang ditopang dalam peran sosial kontrol. Hingga suatu
saat nanti, mahasiswa harus benar-benar mampu memberikan
kontribusi yang nyata kepada masyarakat serta mampu membangun
kemajuan dan kemakmuran bangsa dan Negara Indonesia tercinta,
(Alis, Jamaludin, Roslan, 2018).
Mahasiswa pastinya tidak terlepas dari harapan-harapan
keluarga dan masyarakat setelah mendapatkan gelar sarjana. Setiap
mahasiswa pastinya mempunyai pandangan berbeda-beda mengenai
dunia kerja dan memiliki keinginan yang berbeda juga untuk bekerja
di instansi mana atau bekerja sebagai apa untuk sukses di masa depan
sehingga tidak menjadi seorang pengangguran. Mahasiswa sebagai
generasi milenial harus mampu mengoprasikan teknologi sebagai
ruang keilmuan serta mempersiapkan diri menjadi seseorang yang
memiliki kemampuan dan keahlian yang baik sebagai persiapan
menuju dunia kerja di masa depan (Nurjanah, 2018).
Harapan masyarakat pada individu yang bertransisi dari
remaja ke dewasa tentu telah dimiliki bahkan sebelum individu
1
2

mencapai usia dewasa secara hukum. Harapan-harapan tersebut


mencakup kesiapan dan kebutuhan akan hal-hal yang berkaitan
dengan masa depan seperti, karir yang baik, memiliki teman hidup dan
membentuk suatu berkeluarga sebagai suami istri, membesarkan anak-
anak, mengelola rumah tangga dan menerima tanggung jawab sebagai
orang dewasa. Untuk mendapatkan kesiaoan dan memenuhi
kebutuhan tersebut individu harus merencanakan orientasi masa
depannya, (Hurlock, 1991).
Masa depan adalah hal yang akan dihadapi individu, diawali
dengan harapan-harapan baru yang hendak diwujudkan, untuk itu
pengalaman yang telah dilalui individu akan menjadi hal yang
mempengaruhi masa depan. Orientasi masa depan pada remaja akan
mulai tersusun setelah individu tersebut mencapai beberapa tahap,
pada tahap operasional formal satu diantaranya adalah perkembangan
kognitif, yakni remaja selalu berpikir secara hipotesis dan abstrak,
juga memformulasikan proposisi secara logis. Pada masa transisi
remaja ke dewasa seseorang mulai meningkatkan keyakinan dalam
mengambil keputusan mengenai masa-depan, lingkungan pertemanan,
serta gambaran mengenai keputusan untuk karirnya dimasa
mendatang, (W. J. Santrock, 2003).
Mahasiswa harus memikirkan dan merencanakan orientasi
masa depan sedini mungkin sebagai pijakan awal untuk memulai karir
di masa depan. Mahasiswa yang mampu menyusun rencana dalam
studinya, mempunyai strategi yang baik untuk mewujudkan
keinginannya merupakan mahasiswa yang memiliki orientasi masa
depan. Orientasi masa depan menurut Nurmi (1989) merupakan
penjelasan bahwasanya setiap keputusan yang diambil mulai
memperhatikan masa depan seperti pekerjaan di masa depan,
pendidikan di masa depan, membangun keluarga, perhatian dan
harapan yang terbentuk tentang masa depan, serta perencanaan
dalam mewujudkannya, demikianlah yang disebut dengan orientasi
masa depan. Pandangan individu terhadap masa depannya tergambar
melalui pandangan-pandangan, harapan-harapan, minat-minat, motif-
motif, kekhawatiran dan ketakutan individu terhadap masa depan,
dengan tahapan-tahapan motivasi, perencanaan dan evaluasi sebagai
proses multidimensi orientasi masa depan.
3

Berdasarkan data pengangguran terbuka dari Kementrian


Ketenagakerjaan pada tahun 2019, tingkat pengangguran untuk
tingkatan sarjana adalah sebesar 10,5%, (Hartomo, 2020). Data dari
hasil statistik BPS bulan September 2020 juga menyebutkan bahwa
angka pengangguran di Indonesia meningkat sebesar 14,28 persen,
dan bila melihat pertumbuhan pengangguran di Indonesia bahwa pada
tahun 2012 angka pengangguran sebesar 9,60 juta penduduk,
sedangkan pada tahun 2020 jumlah pengangguran menjadi sangat
meningkat dengan jumlah pengangguran sebesar 77,68 juta penduduk.
Dilihat dari data terseput maka masih banyak individu yang belum
mempersiapkan orientasi masa depannya dengan baik.
Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Hanim & Ahlas
(2019) yang berjudul “Orientasi Masa Depan dan Kecemasan
Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa” mengungkapkan bahwa
Rendahnya orientasi masa depan siswa ditunjukkan dalam penelitian
ini. Selain itu, hasil tes deskriptif juga menunjukkan bahwa 182 siswa
atau sekitar 54,3% takut dengan dunia kerja.
Berdasarkan survei terbuka secara online menggunakan
google form kepada mahasiswa Fakultas Ushuluddin di Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung. Berdasarkan survei terbuka yang
pada 17 mahasiswa Fakultas Ushuluddin pada bulan februari 2022,
ditemukan bahwa 52,9% responden mengungkapkan belum
merencanakan masa depan dengan matang, 76,5% memiliki kesulitan
dalam merencanakan masa depan. Berdasarkan data survei tersebut
maka penting untuk merencanakan orientasi masa depan sedini
mungkin.
Orientasi masa depan sangat penting untuk dimiliki sebagai
persiapan diri untuk meraih masa depan yang baik, sebagaimana yang
Islam telah jelaskan pada surah Al-Hasyr ayat 19 :
﴾٩١ ﴿ َ‫وَلَب تَكُىوُىا كَبلَّذِيهَ وَسُىا اللَّهَ َفأَوِسَبهُمِ أَوِفُسَهُمِ ۚ أُولََٰئِكَ هُمُ الْفَبسِقُىن‬
Artinya :
[59:19] Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa
kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka
sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.
Pada tafsir Al-Misbah, surah Al-Hasyr ditafsirkan sebagai
berikut : Janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang
4

melupakan hak-hak Allah, hingga dilupakan oleh diri mereka sendiri


disebabkan oleh bencana yang menimpa mereka hingga tidak
mengetahui mana yang menguntungkan dan mana yang merugikan.
Mereka itulah orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah
(Shihab, 2021).
Pembentukan orientasi masa depan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal dan eksternal, salah satu faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi orientasi masa depan yaitu keaktifan
berorganisasi. Keaktifan berorganisasi merupakan peran aktif atau
keikutsertaan individu didalam suatu organisasi yang memberikan
pengaruh kepada organisasi serta memberikan perubahan prilaku
individu sebagai agent of change dan aktualisasi diri yang berupa
sikap positif (Fitriana, Sawiji, Ninghardjanti, 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh (Bagus & Dinar, 2015)
menyebutkan mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi
dimotivasi oleh dua hal, motivasi internal dan motivasi eksternal.
Motivasi internal mahasiswa untuk mengikuti kegiatan organisasi
antara lain ingin mencari kegiatan yang bermanfaat, individu
menyukai organisasi, mencari pengalaman, mengisi waktu luang,
hobi, menambah wawasan, dan mengembangkan soft skill dan hard
skill, serta untuk mencari relasi yang menjadi sangat penting ketika
akan mencari pekerjaan di masa depan. Adapun motivasi dari faktor
eksternal yaitu, lebih dipengaruhi atau diajak oleh teman-temannya.
Hal tersebut sesuai dengan teori yang di ungkapkan oleh Trommsdroff
(1994) yang menyatakan bahwasanya tahapan motivasional adalah
aspek awal dalam orientasi masa depan, tahapan ini berupa motif,
minat dan tujuan yang berkaitan dengan orientasi masa depan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Zuhad, 2008) menyebutkan
Mahasiswa aktif dalam organisasi adalah orang-orang yang terdaftar
di perguruan tinggi, namun aktif dan menjadi pendorong pelaksanaan
kegiatan organisasi kemahasiswaan. Selain itu mahasiswa yang yang
aktif dalam organisasi (aktivis) dituntut harus bisa membagi waktu
antara kuliah maupun keikutsertaan didalam organisasi
kemahasiswaan. Pada umumnya terdapat berbagi macam organisasi
yang ada dialam perguruan tinggi yang diikuti oleh mahasiswa seperti,
organisasi eksternal dan internal. Organisasi ekstra perguruan tinggi
5

meliputi HMI, IMM, PMII, dan organisasi intra meliputi UKM,


HMJ/HMPS.
Menurut (Meinarta, 2014) mahasiswa yang tidak aktif dalam
kegiatan organisasi (non aktivis) adalah mahasiswa/pesera didik yang
tidak bekerja aktif dalam melaksanakan suatu kegiatan organisasi
kemahasiswaan di dalam kampusnya. Maksudnya adalah mahasiswa
tersebut hanya mengikuti kegiatan perkuliahan dan hanya beorientasi
pada bidang akademik.
Pentingnya aktif berorganisasi untuk mengembangkan soft
skill dan hard skill serta menambah relasi yang berguna ketika
mencari pekerjaan juga dibuktikan dengan hasil penelitian dari
(Fitriana et al., 2018) yang berjudul “Pengaruh keaktifan berorganisasi
dan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja mahasiswa program studi
pendidikan administrasi perkantoran angkatan 2013 universitas
sebelas maret surakarta” dengan hasil yang menyatakan signifikan,
dimana berarti bahwa keaktifan berorganisasi memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kesiapan kerja.
Sementara itu faktor internal yang mempengaruhi
pembentukan orientasi masa depan adalah jenis kelamin. Seperti yang
kita ketahui jenis kelamin terbagi menjadi laki-laki dan perempuan,
jenis kelamin menurut Faqih (dalam Sanjaya, 2020) merupakan
pensifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang ditentukan
secara biologis yang terdapat pada jenis kelamin tertentu.
Jenis kelamin berpengaruh juga terhadap perbedaan orientasi
masa depan yang dimiliki oleh laki-laki danperempuan. Pada bidang
kehidupan dalam prespektif masyarakat laki-laki dan perempuan
mendominasi pekerjaan tertrntu seperti, dalam keluarga laki-laki harus
bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga sementara perempuan
hanya menjadi ibu rumah tangga. Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Nurmi (1991) menyebutkan laki-laki dan wanita
tentunya memiliki orientasi masa depan yang berbeda, bawasanya
seiring berjalannya waktu perempuan akan lebih berorientasi kepada
arah masa depan keluarga, sedangkan pada pria akan lebih
berorientasi pada arah masa depan dibidang karir.
Akan tetapi prespektif masyarakat dan keluarga mengenai
peran jenis kelamin terhadap orientasi masa depan dalam berkarir juga
6

memiliki perbedaan antara laki-laki dan perempuan. laki-laki lebih


diprioritaskan dalam pendidikan hingga karir sedangkan keterlibatan
perempuan dalam karir dan pendidikan dianggap remeh.
Setelah dilakukan pencarian dari sumber nasional dan
internasional melalui internet belum juga ditemukan penelitian
spesifik yang membahas mengenai orientasi masa depan yang ditinjau
dari keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin. Berdasarkan beberapa
pemaparan yang telah dijelaskan di atas sehingga membuat penelitian
ini perlu dilakukann untuk mengetahui perbedaan orientasi masa
depan ditinjau dari keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin pada
mahasiswa.

B. Rumusan Masalah

Ada beberapa rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu :


1. Adakah perbedaan orientasi masa depan pada mahasiswa
yang aktif dan tidak aktif berorganisasi ?
2. Adakah perbedaan orientasi pada jenis kelamin
mahasiswa ?
3. Adakah perbedaan orientasi masa depan ditinjau dari
keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin pada mahasiswa
?

C. Tujuan Penelitian

Terdapat beberapa tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk


mengetahui :
1. Perbedaan orientasi masa depan pada mahasiswa ditinjau
dari keaktifan berorganisasi
2. Perbedaan orientasi masa depan ditinjau dari jenis
kelamin.
3. Perbedaan orientasi masa depan ditinjau dari keaktifan
berorganisasi dan jenis kelamin pada mahasiswa.
7

D. Manfaat Penelitian

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis


dan praktis dengan adanya tulisan ini.
1. Teoritis
a. Diharapkan dengan adanya penelitian ini bisa
menambah sumbangan ilmu pengetahuan pada
bidang psikologi, terutama pada bidang psikologi
perkembangan, yang khususnya mengenai
pembahasan tentang orientasi masa depan ditinjau
dari keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin pada
mahasiswa.
2. Praktis
a. Bagi Mahasiswa. Penelitian ini diharapkan dapat
diimlementasikan oleh mahasiswa dalam
mempersiapkam karir, serta memberikan wawasan
bawasanya organisasi mahasiswa berperan dalam
pembentukan orientasi masa depan pada mahasiswa
memberikan dukungan pada mahasiswa laki-laki
ataupun perempuan untuk aktif ikut berorganisasi dan
mulai menyusun startegi juga dukungan dalam
membentuk orientasi masa depannya sesuai dengan
karir yang diinginkan sehingga siap dalam
menghadapi masa depan yang akan datang.
b. Bagi Instansi. Diharapkan Universitas Negeri Islam
Raden Intan Lampung memperhatikan UKM yang
berada di kampus sehingga mahasiswa lebih meminati
dan aktif dalam kegiatan berorganisasi.

E. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan


sebelumnya, yaitu diantaranya :
1) (Widyatmoko, 2014), yang meneliti tentang Pengaruh
Keaktifan Mahasiswa dalam Berorganisasi dan Prestasi
Belajar terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi Univeraitas Negeri Yogyakarta. Populasi
8

dalam penelitian ini sebanyak 187 mahasiswa jurusan


pendidikan ekonomi angkatan 2011 dan 2012. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan keaktifan
mahasiswa dalam organisasi dan prestasi belajar secara
bersama-sama terhadap kesiapan kerja mahasiswa jurusan
pendidikan ekonomi.
Perbedaan dan persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian terdahulu ini yaitu sama-sama
menggunakan keaktifan berorganisasi dan subjek yang sama
yaitu mahasiswa, sementara itu perbedaan pada penelitian
yang akan dilakukan menggunakan variabel jenis kelamin
sementara penelitian terdahulu ini menggunakan variabel
kesiapan bekerja dan prestasi belajar.
2) (Fitriana et al., 2018), yang meneliti Pengaruh keaktifan
berorganisasi dan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja
mahasiswa program studi pendidikan administrasi perkantoran
angkatan 2013 Universitas sebelas Maret Surakarta, dengan
sampel terdiri dari 50 mahasiswa dengan hasil yaitu keaktifan
berorganisasi dan prestasi belajar memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kesiapan kerja.
Perbedaan dan persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian terdahulu ini yaitu sama-sama
menggunakan variabel orientasi masa depan, keaktifan
berorganisasi dan subjek yang sama yaitu mahasiswa,
sementara itu perbedaannya pada penelitian yang akan
dilakukan menggunakan variabel jenis kelamin sementara
penelitian terdahulu ini menggunakan variabel kesiapan
bekerja.
3) Sari, Tarsono dan Kurniadewi (2016), yang meneliti tentang
pengaruh status identitas terhadap orientasi masa depan
bidang pekerjaan dengan subjek penelitian mahasiswa
Fakultas Psikologi UIN Bandung yang terdiri dari mahasiswa
tingkat I hingga tingkat IV yang tercatat aktif berkuliah pada
tahun 2016 yang berjumlah 586 mahasiswa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari status
identitas terhadap orientasi masa depan area pekerjaan.
9

Perbedaan dan persamaan penelitian yang akan


dilakukan dengan penelitian terdahulu ini yaitu sama-sama
menggunakan variabel orientasi masa depan dan subjek yang
sama yaitu mahasiswa, sementara itu perbedaannya pada
penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel jenis
kelamin sementara penelitian terdahulu ini menggunakan
variabel status identitas.
4) Cabras dan Mondo (2018), yang meneliti tentang future
orientation as a mediator between career adaptability and
Life Satisfaction in University students, dengan subjek terdiri
dari 373 mahasiswa sehingga hasil yang didapatkan yaitu
koefisien jalur langsung dari adaptasi karir untuk kepuasan
hidup adalah signifikan.
Perbedaan dan persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian terdahulu ini yaitu sama-sama
menggunakan variabel orientasi masa depan dan subjek yang
sama yaitu mahasiswa, sementara itu perbedaannya pada
penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel jenis
kelamin sementara penelitian terdahulu ini menggunakan
variabel career adaptability dan Life Satisfaction.
5) Rosleny Marliani (2013), yang meneliti tentang hubungan
antara religiusitas dengan orientasi masa depan bidang
pekerjaan pada mahasiswa tingkat akhir, dengan subjek 63
orang mahasiswa tingkat akhir Fakultas Ushuluddin UIN
Sunan Gunung Djati Bandung angkatan 2008 dan angkatan
2009, dengan hasil terdapat hubungan antara religiusitas
dengan orientasi masa depan bidang pekerjaan.
Perbedaan dan persamaan penelitian yang akan
dilakukan dengan penelitian terdahulu ini yaitu sama-sama
menggunakan variabel orientasi masa depan dan subjek yang
sama yaitu mahasiswa, sementara itu perbedaannya pada
penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel jenis
kelamin sementara penelitian terdahulu ini menggunakan
variabel religiusitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Orientasi Masa Depan

1. Pengertian Orientasi Masa Depan


Orientasi masa depan sering kali diartikan dengan
perencanaan, harapan-harapan dan ketakutan-ketakutan pada diri
individu di masa depan. Berikut di bawah ini terdapat definisi
orientasi masa depan menurut beberapa ahli. Nurmi (1989)
menjelaskan bawasanya orientasi masa depan adalah suatu hal
yang kompleks, multi dimensi serta banyak hal terkait
fenomenanya. Nurmi juga menyatakan bahwa orientasi masa
depan ini sangat erat kaitannya dengan harapan-harapan, tujuan,
standar serta rencana dan strategi yang akan dilakukan untuk
mencapai sebuah tujuan, angan-angan, prospek dan juga cita-cita.
Selain itu Nurmi memberikan gambaran bahwa orientasi masa
depanadalah seperti apa seorang individu memandang dirinya
sendiri di masa yang akan datang, gambaran tersebut tentunya
menunjang individu dalam menempatkan dan mengarahkan
dirinya untuk mencapai apa yang ingin dicapainya.
Menurut Trosmmsdorff (1994) orientasi masa depan adalah
fenomena kognitif motivasional yang kompleks, yaitu antisipasi
dan evaluasi tentang dirinya di masa depan dalam interaksinya
dengan lingkungan, selaras dengan yang dijelaskan oleh Nurmi
(1991) orientasi masa depan berkaitan erat dengan harapan tujuan,
standar, rencana, serta sertategi pencapaian di masa depan yang
akan datang.
Seginer (2009) menekankan bahwa orientasi masa depan
adalah proses yang mendorong seseorang untuk berpikir secara
mendalam mengenai investasi masa depan yang akan dilakukan,
serta menilai sejauh apa dirinya untuk dapat melangkah dan
mengendalikan rasa takut, mengelola kebiasaan yang bermanfaat
untuk mendukung masa depannya, serta mampu mengembangkan
masa depan yang dipilih lalu berkomitmen atas pilihan tersebut.

10
11

Penelitian yang dilakukan oleh (Hurlock, 1991) telah


diungkapkan bawasanya masa dewasa adalah masa pengaturan
(settle down). Pada generasi-generasi terdahulu terdapat
pandangan bawasanya jika anak laki-laki dan perempuan telah
mencapai usia dewasa secara sah, maka hari kebebasan yang
mereka miliki telah selesai, dalam artian sudah saatnya untuk
menerima tanggung jawab sebagai orang dewasa. Hal ini berarti
bawasanya pria muda akan mulai membentuk bidang pekerjaan
yang akan digeluti sebagai kariernya, sedangkan pada wanita
muda diharapkan mulai menerima tanggung jawab sebagai ibu
dan pengurus rumah tangga.
Berdasarkan beberapa penjelasan para ahli di atas dapat
ditarik kesimpulan bawasanya orientasi masa depan merupakan
suatu gambaran tentang masa depan yang dimiliki oleh seorang
individu sebagai gambaran tentang dirinya yang meliputi area
pekerjaan, serta bayangan akan kehidupan di masa yang akan
datang sesuain dengan orientasi yang ditentukan oleh individu
pada masa sekarang.

2. Aspek-Aspek Orientasi Masa Depan


Orientasi masa depan merupakan seberapa jauh seseorang
dapat membayangkan masa depan mereka dengan tujuan, harapan
serta rencana. Terdapat tiga aspek dalam orientasi masa depan
yang dekemukakan oleh Nurmi (1991).
1. Motivasi
Motivasi merupakan tahapan awal dalam pembentukan
orientasi masa depan yang mengarah pada harapan dan
keinginan yang dimiliki di masa depan yang mencakup
motif, minat dan tujuan yang berhubungan dengan
orientasi masa depan.
2. Perencanaan
Perencanaan dalam orientasi masa depan mengarah pada
bagaimana individu merencanakan dan merealisasikan
harapan dan keinginannya pada konteks tertentu atau
menentuan pada subtujuan.
12

3. Evaluasi
Evaluasi dalam orientasi masa depan adalah tahap akhir
dalam proses pembentukan oriaentasi masa depan yaitu
seberapa jauh individu dalam mengharapkan mimpinya
terwujud dimasa depan, serta kemampuan individu pada
antisipasi jangka pendek maupun jangka panjang, berpikir
realistis dan tepat sehingga tujuannya menjadi relevan.
Sementara itu, terdapat aspek-aspek orientasi masa depan
menurut Trommsdorff (1994) yaitu.
1. Kognitif
Aspek ini terkait dengan penggambaran seseorang dari seriap
ranah orientasi masa depan dalam hal membedakan sesuatu,
berpikir secara tepat, masuk akal dan realistis, sehingga
mampu menetapkan tujuan secara relevan.
2. Motivasional dan Afektif
Aspek ini merupakan dorongan akan tujuan yang dimiliki oleh
individu dapat menjadi target capaian dan untuk memuaskan
kebutuhan atau keinginan tertentu, serta bisa juga untuk
menghindari ketakutan-ketakutan yang dimiliki individu dan
situasi yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu aspek motivasi
menjadi penting dalam pembentukan orientasi masa depan.
Sebuah situasi dapat menjadi motivasi individu apabila situasi
tersebut berhasil memuaskan harapan individu.

3. Faktor-Fakror yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan


Orientasi masa depan akan berbeda-beda dalam setiap diri
individu, secara garis besar ada dua faktor yang mempengaruhi
orientasi masa depan yaitu faktor individu (person related factor)
dan faktor konteks sosial (social contex-related factor) berikut ini
faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan orientasi masa
depan menurut Nurmi (1991).
1. Faktor internal individu
a. Konsep diri
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
Nurmi (1989), dinyatakan bahwa konsep diri dapat
mempengaruhi orientasi masa depan. Sesorang yang
13

memiliki konsep diri yang positif dan yakin terhadap


kemampuan yang mereka miliki maka akan lebih
internal pemikiran mereka terhadap masa depan dari
pada individu yang memiliki konsep diri rendah,
konsep diri dapat juga memotivasi pemastian tujuan.
b. Perkembangan kognitif
Kematangan kognitif dapat dikatakan sangat kuat
hubungannya dengan keahlian intelektual yang
menjadi salah satu faktor dalam mempengaruhi
orientasi masa depan.
c. Jenis kelamin
terdapat perbedaan jenis kelamin yang signifikan pada
orientasi masa depan, bentuk perbedaan yang
timbulkan berganti seiring dengan berjalannya waktu,
perempuan akan lebih berorientasi ke arah masa
depan keluarga, akan tetapi pada pria akan lebih
berorieantasi pada arah masa depan di bidang karir.
2. Faktor Konteks Sosial
a. Status sosial ekonomi
Kemiskinan dan status sosial ekonomi yang terbilang
rendah akan berhubungan dengan pekembangan
orientasi masa depan yang menjadikannya terbatas.
Individu yang memiliki status sosial ekonomi tinggi
biasanya akan lebih memiliki ide-ide mengenai masa
depan karir yang lebih luas dari pada individu yang
memiliki status sosial ekonomi rendah.
b. Usia
Orientasi masa depan dapat dibedakan berdasarkan
usia pada setiap tingkatan kehidupan yang meliputi
karir, keluarga dan pendidikan.
c. Teman sebaya
Teman sebaya dapat berpengaruh terhadap orientasi
masa depan dengan cara yang bervariasi yaitu dengan
cara bertukar informasi terkait pemikiran tentang
tugas perkembangannya. Teman sebaya juga
14

merupakan salah satu motivasi ekternal mahasiswa


dalam mengikuti organisasi.
d. Hubungan orang tua
Apabila semakin positif hubungan orang tua dengan
individu maka akan semakin memotivasi individu
dalam memikirkan masa depannya.
4. Proses Pembentukan Orientasi Masa Depan
Proses pembentukan masa depan memerlukan tahapan-
tahapan, berikut tahapan atau skema yang dijelaskan oleh Nurmi
(1991).

Gambar.1
Skema Pembentukan Orientasi Masa Depan

Dalam motif seseorang, sistem motivasi ditandai dengan


aspirasi kepentingan dan tujuan yang terdiri dari hirarki kompleks,
tingkatan yang dianggap berbeda sesuai dengan pada umumnya
dan inti niat yang terlibat. Dengan kata lain kerangka kerja ini,
bahwa tingkat motiv, nilai, dan kenginan diwujudkan melalui
15

tingkat tujuan yang lebih rendah, yang lebih berhasil meskipun


memiliki sedikit tujuan.
Pada tahap motivasi hal yang digali adalah isi dari orientasi
masa depan, aspirasi, dan tujuan yang ingin dicapai dengan
melihat harapan. Tahap ini mencakup motif, minat dan tujuan
yang berkaitan dengan orientasi masa depan. Pada mulanya
individu menetapkan tujuan berdasarkan perbandingan antara
motif umum dan penilaian, Perkembangan motivasi dari orientasi
masa depan merupakan suatu proses yang kompleks, yang
melibatkan beberapa subtahap, yaitu:
1. Munculnya pengetahuan baru yang relevan dengan motif
umum atau penilaian individu yang menimbulkan minat
yang lebih spesifik.
2. Individu mulai mengeksplorasi pengetahuannya yang
berkaitan dengan minat baru tersebut.
3. Menentukan tujuan spesifik, kemudian memutuskan
kesiapannya untuk membuat komitmen yang berisikan
tujuan tersebut.
Perencanaan tertuju pada pembentukan konsep strategi
terperinci yang melibatkan konstruk pengetahuan tentang masa
depan yang diinginkan. Meskipun sudah siap mewujudkan strategi
atau prosedur dalam pengetahuan untuk menentukan tujuan,
namun tetap memerlukan proses dan pemecah masalah
(problemsolving). Perencanaan sebagai suatu proses dijabarkan
menjadi tiga subtahap, yaitu:
1. Penentuan subtujuan, individu akan membentuk suatu
representasi dari tujuantujuannya dalam konteks masa
depan di mana tujuan tersebut dapat terwujud. Hal ini
didasari oleh pengetahuan individu tentang konteks dari
aktifitas di masa depan, sekaligus menjadi dasar dari
subtahap berikutnya.
2. Penyusunan rencana, individu membuat rencana dan
menetapkan strategi untuk mencapai tujuan dalam konteks
yang dipilih. Dalam menyusun suatu rencana, individu
dituntut menemukan cara-cara yang dapat
mengarahkannya pada pencapaian tujuan dan menentukan
16

cara mana yang paling efisien. Pengetahuan tentang


konteks yang diharapkan dari suatu aktivitas di masa
depan menjadi dasar bagi perencanaan ini.
3. Melaksanakan rencana dan strategi yang telah
disusun,individu dituntut melakukan pengawasan
terhadap pelaksanaan rencana tersebut. Pengawasan dapat
dilakukan dengan membandingkan tujuan yang telah
ditetapkan dengan konteks yang sesungguhnya.
Dalam mewujudkan tujuan dan rencana dari orientasi masa
depan, proses evaluasi melibatkan causal attributions yang
didasari oleh evaluasi kognitif individu mengenai kesempatan
yang dimiliki dalam mengendalikan masa depannya. Evaluasi
melibatkan atribusi emosi yang menekankan untuk selalu
termotivasi dalam merencanakan, evaluasi merupakan penilaian
individu terhadap terealisasinya minat. Tahap evaluasi berpusat
pada tiga hal, yaitu kemungkinan rencana dan tujuan masa depan
individu (probabilitas), kontrol internal yang dimiliki individu,
dan emosi spesifik yang mengikuti proses evaluasi.

5. Orientasi Masa Depan dalam Prespektif Islam


Orientasi masa depan dalam prespektif Islam dapat
digambarkan dalam Q.S. Al-Hasyr ayat 18 yang berbunyi :
ۚ‫يأَيُّهَب ٱلَّذِيهَ ءَامَىُىاۚ ٱتَّقُىاۚٱللَّهَ وَلْتَىظُرِ وَ ْفسٌ مَّب قَدَّمَتِ لِغَدٍ ۚ وَٱتَّقُىاۚٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ خَبِريٌۚ بِمَب تَعِ َملُىن‬
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah
dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang
kamu kerjakan.
Dalam tafsir As-Sa'di dalam Surah Al-Hasyr ayat 18, Allah
memerintahkan hamba-hambaNya yang beriman untuk
menunaikan kewajiban iman, yaitu bertakwa kepada Allah, baik
di waktu sepi maupun di waktu sibuk dan dalam segala hal. Allah
memerintahkan mereka untuk menaati apapun yang
diperintahkan, baik itu berupa perintah syariat dan batasan-
batasanNya, serta memikirkan akibat baik dan buruk apa yang
17

akan mereka dapatkan dan apa yang mereka peroleh dari


perbuatan mereka yang dapat mendatangkan manfaat atau
bencana bagi mereka di akhirat.
Ketika mereka mengutamakan akhirat di depan mata mereka
dan sebagai arah hati mereka, mereka fokus melakukan perbuatan
akhirat dan berusaha untuk meningkatkan perbuatan yang dapat
membawa mereka ke surga dengan membersihkannya dari
berbagai hal, yang dapat memotong dan menghalangi yang
menghalangi mereka dari mengerjakan atau melakukannya, jika
mereka juga mengetahui bahwa “Sesungguhnya Allah
mengetahui apa yang kamu kerjakan”, maka amalan mereka tidak
tersembunyi dari Allah, tidak akan hilang dari Allah dan tidak
akan diabaikan itu mengharuskan mereka untuk melakukan
perbuatan baik. sungguh-sungguh dan berhati-hati serta
mempersiapkan masa depan yang lebih baik.
Ayat ini adalah pangkal dalam hal muhasabah diri. Setiap
orang harus selalu mengintrospeksi diri. Sebagai seorang Muslim,
merencanakan masa depan adalah sebuah keniscayaan, Agama
Islam telah mengajarkan demikian agar nantinya kehidupan
mendatang menjadi lebih baik, bahagia dan layak. Proses
perencanaan masa depan sangat pentingkarena kita tidak
mengerti apa yang akan terjadi esok, walaupun untuk satu menit
yang akan datang.
Kepripadian individu terkait orientasi masa depan dalam
prespektif islam ini termasuk ke dalam kepribadian rabbani.
Kepribadian rabbani merupakan berasal dari kata rabb yang
dalam bahasa Indonesia berati Tuhan, Tuhan yang memiliki,
memperbaiki, mengatur, menambah, menunaikan,
menumbuhkan, mengembangkan, memelihara, dan mematangkan
sikap mental, kepribadian rabbani adalah kepribadian individu
yang didapatkan setelah mentransformasikan asma’ dan sifat-sifat
Tuhan ke dalam dirinya sehingga kemudian dapat di aplikasikan
pada kehidupan nyata. kepribadian rabbani sebagai tipologi
manusia mengenai orientasi masa depan dapat dilihat dalam al-
asma’ al-husna, yaitu.
18

1. Maha Pembuat Perhitungan (Al-Hasib), yaitu kepribadian


rabbani yang mampu menghitung dan mengintropeksi diri
secara teliti dan cermat, mencukupi kebutuhan siapa saja yang
membutuhkan, sehingga hati merasa tentram, tidak kecewa
atau terusik oleh gangguan dan tidak kehilangan kesempatan.
2. Maha Membangkitkan (Al-Ba’its), yaitu satu kepribadian
rabbani yang membangkitkan, memotivasi, mendorong, dan
menggerakan diri dan orang lain untuk meraih masa depan
yang lebih baik dengan syarat utama memiliki pengetahuan
dan kesadaran, terus bergerak secara dinamis, dan memiliki
kepekaan atau sensitivitas pada lingkungannya, (Abdul,
2017).
Selain itu dijelaskan pula mengenai dimensi kepribadian
rabbani dalam kategori psikoetika. Psikoetika adalah kepribadian
berkemanusiaan (al-ayakhisyah al-insaniyyah) yang mendorong
individu untuk membentuk kepribadian yang lebih baik. Pada
kategori psikoetika menurut (Abdul, 2017), terdapat tahap
keawasan dalam mengindari bahaya sehinga meraih keberanian.
Dalam pembentukan orientasi masa depan terdapat kekhawatiran
dan ketakutan individu terhadap masa depan seperti yang
dijelaskan oleh Nurmi (1989), sehingga individu harus
memperhatikan dengan hati-hati apa yang dilakukannya dengan
menghindari yang tidak baik dan mengikuti yang baik untuk
masa depan, sehingga masa depannya dipersiapkan dengan baik.
Hal ini sesuai dengan kepribadian rabbani dalam psikoetika
mengenai keawasan dalam menghindari bahaya sehingga meraih
keberanian.
Dengan demikian dari keterangan ayat di atas kita sejenak
merenungkan, bahwa Allah swt memerintahkan untuk
memberikan perhatian akan masa depan, walaupun secara
tersurat ayat tersebut menyatakan untuk memperhatikan masa
depan di akhirat. Akan tetapi secara tersirat kita bisa mengambil
kesimpulan bahwa memeperhatikan masa depan di dunia juga
penting disamping juga di akhirat. Sungguh manusia diberi
kemampuan untuk berikhtiar dan bertawakal, merencanakan
masa depan adalah bagian dari ikhtiar dan tawakal yang harus
19

dilakukan manusia. Pengertian tawakal bukan dengan berdoa


saja, yang pokoknya semua denyut jantung diserahkan kepada
Allah, kita wajib untuk bergerak untuk memerbaiki kehidupan
kita esok, mengingat betapa pentingnya merencanakan masa
depan deangan menyandingkan ketakwaan kepada Allah Swt.

B. Keaktifan Berorganisasi

1. Pengertian keaktifan
Keaktifan dalam hal ini memiliki arti yang sama
dengan partisipasi. Adapun partisipasi atau keaktifan
dimaksudkan sebagai keterlibatan mental atau emosi
seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung
jawab didalamnya. keaktifan adalah suatu kegiatan atau
aktivitas atau segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-
kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik18. Aktivitas
tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik saja melainkan juga
aktivitas non fisik, seperti fisik, mental, intelektual dan
emosional, (Suryosubroro, 1997).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa keaktifan atau partisipasi adalah keterlibatan fisik,
mental, intelektual maupun emosional anggota dalam
memberikan sumbangsih terhadap kegiatan-kegiatan yang
dilakukan oleh organisasi serta mendukung pencapaian tujuan
dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.

2. Organisasi Kemahasiswaan
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.
60 Tahun 1999, organisasi kemahasiswaan adalah suatu
wadah yang dibentuk untuk melaksanakan peningkatan
kepemimpinan, penalaran, minat, kegemaran, dan
kesejahteraan mahasiswa dalam kehidupan kemahasiswaan di
perguruan tinggi. Berikutnya, organisasi kemahasiswaan intra
perguruan tinggi juga dipahami sebagai wahana dan sarana
pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan
dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian
untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi (Surat Keputusan
Mendikbud No. 155/U/1998, pasal 1 ayat 1).
20

Ada dua tujuan pendidikan tinggi. Pertama,


menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang
dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan
ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. Kedua,
mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional (Surat
Keputusan Mendikbud No. 155/U/1998, pasal 1 ayat 2).
Selanjutnya, dalam Surat Keputusan Mendikbud No.
155/U/1998 pasal 1 ayat 5 dijelaskan pula bahwa kegiatan
organisasi kemahasiswaan meliputi penalaran dan keilmuan,
minat dan kegemaran, serta upaya perbaikan kesejahteraan
mahasiswa dan bakti sosial bagi masyarakat. Organisasi
kemahasiswaan tersebut diselenggarakan berdasarkan prinsip
dari, oleh, dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan
dan keleluasaan yang lebih besar kepada mahasiswa (Surat
Keputusan Mendikbud No. 155/U/1998, pasal 2).

3. Pengertian Keaktifan Berorganisasi


Keaktifan berorganisasi yaitu peran aktif atau
keikutsertaan individu terhadap suatu organisasi yang
memberikan dampak terhadap organisasi dan memberikan
perubahan tingkah laku berupa sikap positif. keaktifan
berorganisasi adalah peran aktif atau keikutsertaan individu
terhadap suatu organisasi yang memberikan dampak terhadap
organisasi dan memberikan perubahan tingkah laku berupa
sikap positif (Fitriana et al., 2018).
Hal itu selaras dengan yang dijelaskan oleh
(Suryosubroro, 1997) keaktifan berorganisasi (partisipasi)
adalah terlibatnya anggota organisasi baik secara mental
maupun emosi serta fisik dalam memberikan suatu gagasan
dan ide dalam kegiatan kegiatan yang direncanakan oleh
organisasi dan ikut serta mendukung agar kegiatan bisa
berjalan lancar dan mencapai tujuan.
21

Berdasarkan paparan dari para ahli di atas dapat


disimpulkan keaktifan berorganisasi merupakan keikutsertaan
baik fisik maupun non-fisik yang dapat memberikan dampak
pada organisasi dan perubahan pola prilaku yang positif pada
individu dan mengembangkan soft skill dan hard skill,
keaktifan berorganisasi juga dapat membentuk kesiapan kerja
pada mahasiswa.

4. Ciri-Ciri Keaktifan Berorganisasi


Terdapat ciri yang dapat terlihat dengan jelas pada
mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi. Berikut ciri-ciri
keaktifan berorganisasi menurut (Leny & Suyasa, 2006).

1. Mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi akan cenderung


banyak menghabiskan waktunya dalam bayak jenis
kegiatan organisasi, selalu memiliki keinginan untuk ikut
terlibat pada kepengurusan, dan acara-acara yang dibuat
oleh organisasinya.
2. Keaktifan dalam berorganisasi juga akan membuat
mahasiswa lebih sering berinteraksi dengan santai sembari
duduk-duduk dan berbincang-bincang di dalam ruangan
keorganisasian yang diikuti.
3. Mahasiswa yang aktif berorganisasi cenderung
menghabiskan banyak waktu dalam hal-hal non akademis
dibandingkan akademis seperti tugas-tugas perkuliahan.
4. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi dengan pemegang
jabatan pemimpin tentunya akan meiliki wawasan yang
luas tentang dunia luar maupun di dalam kampus.
5. Mahasiswa yang aktif berorganisasi tentunya akan lebih
baik dalam berkomunikasi dan menyampaikan aspirasi
secara tepat, dan mempunyai keberanian yang tinggi dalam
pengambilan resiko untuk bertindak.

Keaktifan berorganisasi merupakan keikutsertaan


dalam suatu organisasi yang dapat menunjang kesiapan kerja,
berikut ukuran seseorang dikatakan aktif berorganisasi
berorganisasi menurut Atik & Ratminto (2012).
22

1. Responsivitas, merupakan keahlian dalam mengatur


jadwal dan keutamaan dalam kegiatan.
2. Akuntabilitas, ialah takaran yang menggambarkan taraf
keseimbangan kinerja dalam takaran eksternal,
sebagaimana nilai norma di dalam masyarakat.
3. Keadaptasian, ialah apakah individu memiliki
kemampuan atau tidaknya dalam beradaptasi pada
lingkungan disekitarnya.
4. Empati, ialah sensitivitas kepada rumor-rumor yang
masih bertumbuh di lingkungan sekitar.
5. Transparansi, merupakan apakah seseorang memiliki
kemampuan atau tidaknya dalam bersikap terbuka kepada
lingkungan sekitar.
5. Mahasiswa Aktif dan Mahasiswa Tidak aktif
berorganisasi
Menurut (Meinarta, 2014) mahasiswa yang aktif
berorganisasi adalah mahasiswa yang tidak hanya mengikuti
kegiatan perkuliahan tetapi juga meluangkan waktnya untuk
mengikuti kegiatan organisasi mahasiswa. Mahasiswa yang
aktif dalam organisasi selain mengikuti kegiatan perkuliahan
juga mengikti kegiatan organisasi, sehingga memerluhkan
pembagian waktu yang tepat agar keduannya bisa berjalan
secara sinergi.
Sedangkan mahasiswa yang tidak aktif dalam
organisasi kemahasiswaan merupakan mahasiswa yang hanya
mengikuti kegiatan perkuliahan dan tidak aktif untuk kegiatan
organisasi kemahasiswaa dan hanya berorientasi pada bidang
akademik
6. Tujuan berorganisasi
Tujuan organisasi kemahasiswaan sebagaimana tercantum
dalam keputusan Direktur Jendral Pendidikan Islam nomor :
Dj.I/253/2007 dala, BAB II Pasal 3 ayat 1 dan 2 sebagai
berikut.
1. Mendorong mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan profesional yang
23

menerapkan, mengembangkan dan menciptakan ilmu


pengetahuan, teknologi dan kesenian bernuansa islami.
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi serta bakat dan minat hingga
mengupayakan oenggunaan untuk meningkatkan taraf
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan
nasional yang bernuansa islami dan berwawasan
kebangsaan.

7. Manfaat mengikuti organisasi


Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib atau
pilihan yang penting untuk diikuti oleh mahasiswa selama
studinya, berikut manfaat mengikuti organisasi menurut
(Silvia, 2004).
1. Melatih bekerja sama dalam bentuk tim kerja multi
disiplin
2. Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin, dan
bertanggung jawab
3. Melatih berorganisasi
4. Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat di
depan umum
5. Membina dan mengembangkan minat dan bakat
6. Menambah wawasan
7. Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada
masyarakat dan lingkungan mahasiswa
8. Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif, dan
inovatif

8. Jenis-jenis Organisasi Kemahasiswaan


Perguruan tinggi menjadi wadah dalam mengembangkan
soft skill dan hard skill dengan sarana organisasi
kemahasiswaan yang ada didalamnya, berikut jenis-jenis
organisasi kemahasiswaan yang ada di Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung.
1. Organisasi Eksternal
a. IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah)
b. IPNU IPPNU (Ikatan Pelajar Nadhatul Ulama)
24

c. HMI (Ikakatan Mahasiswa Islam)


d. PMII (Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia)
e. KAMMI (Kesatuan Mahasiswa Muslim Indonesia)
f. SLIRA (Seni Lima Rasa)
g. AL-ITTIHAD (Perserikatan Umat Islam)
2. Organisasi Internal
a. SEMA (Senat Mahasiswa)
b. DEMA (Dewan Eksekutif Mahasiswa)
c. HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan)
d. HMPS (Himpunan Mahasiswa Program Studi)
3. Unit Kegiatan Mahasiswa
a. Ukm Bahasa
b. Ukm Blitz
c. Ukm Bapinda
d. Ukm Permata Shalawat
e. Ukm Hiqma
f. Ukm Koperasi Mahasiswa
g. Ukm PIK
h. Ukm Pers Mahasiswa
i. Ukm Tapak Suci
j. Ukm Karate

C. Jenis Kelamin

1. Pengertian Jenis Kelamin


Hungu (dalam Fiana et al., 2018) menjelaskan bahwa
jenis kelamin adalah perbedaan diantara perempuan dengan
laki-laki secara biologis semenjak seseorang lahir. Menurut
Faqih (dalam Sanjaya, 2020), jenis kelamin merupakan
pensifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang
ditentukan secara biologis yang terdapat pada jenis kelamin
tertentu. Santrock (2003) mengemukakan bahwa gender dan
seks mempunyai istilah yang berbeda. Seks (jenis kelamin)
mengacu pada bentuk fisik seorang laki-laki dan perempuan,
sedangkan gender mengacu pada status sosial dan budaya
seorang laki-laki dan perempuan.
25

Mengenai tinggi atau rendahnya orientasi masa depan


mengenai kematangan karir juga dapat berhubungsn dengan
jenis kelamin yang dimilki seseorang. Santrock (2007)
mengungkapkan bahwa jenis kelamin menjadi prediktor penting
di mana bukti yang ada menunjukkan bahwa perempuan lebih
terbuka terhadap informasi dalam kaitannya dengan
pengetahuan karir mereka. Perempuan cenderung lebih tertarik
pada hal yang praktis sedangkan laki-laki memiliki ketertarikan
yang lebih menyeluruh pada suatu hal yang lebih bersifat
teoritis, laki-laki memiliki kebiasaan untuk bersifat lamban
namun apabila perempuan lebih cenderung spontan dan
impulsive, perempuan memiliki jiwa sosial yang tinggi dan
lebih heterosentris sedangkan laki-laki lebih bersifat egosentris
serta cenderung menyukai berfikir pada hal- hal yang objektif,
tingkat agresi pada laki-laki cenderung lebih tinggi sedangkan
pada perempuan tingkat agresi rendah dan lebih mengarah pada
sifat kekeluargaan.
Sementara itu Nurmi (1991) menyebutkan laki-laki
dan wanita tentunya memiliki orientasi masa depan yang
berbeda, bawasanya seiring berjalannya waktu perempuan akan
lebih berorientasi kepada arah masa depan keluarga, sedangkan
pada pria akan lebih berorientasi pada arah masa depan
dibidang karir.
Berdasarkan pengertian yang dipaparkan di atas dapat
ditarik kesimpulan jenis kelamin merupakan perbedaan yang
terdapa pada manusia yang terdapat dua jenis kelamin yaitu pria
dan wanita secara biologis, fisik, dan karakter serta sifat pada
masing-masing jenis kelamin.

2. Ciri Kepribadian Jenis Kelamin Laki-laki dan Perempuan


Sedangkan menurut (Lippa, 2010) terdapat ciri
kepribadian pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan
yaitu :
a) Laki-laki akan terlihat lebih angkuh, agresif, dan
cenderung kompetitif, kasar, kejam dominan, mandiri dan
tidak emosional.
26

b) Sedangkan perempuan cenderung akan memiliki kepribadian


yang mesra, mudah cemas, penuh kasih sayang, bergantung,
emosional, lemah lembut, sensitif, dan penurut.

3. Peran Produktif Laki- laki dan peran Reproduktif


Perempuan
Peran produktif dan reproduktif laki-laki dan perempuan
menurut (Djarkasi, 2010) yaitu :

a) Sesuai Kodrat, tugas-tugas yang diberikan alam kepada


perempuan adalah melahirkan dan membesarkan anak-
anak di dalam lingkungan rumah tangga serta memasak
dan memberi perhatian pada suaminya. Tugas-tugas
perempuan tersebut akan membuat rumah tangganya
tenteram dan sejahtera karena berada di dalam lingkungan
rumah tangganya.
b) Sementara laki-laki mendapat tugas lain, yakni pergi keluar
rumah untuk bekerja mencari makan agar kebutuhan
rumah tangganya terpenuhi.

D. Perbedaan Orientasi Masa Depan Ditinjau dari Keaktifan


Berorganisasi dan Jenis Kelamin

Mahasiswa pastinya tidak terlepas dari harapan-harapan


keluarga dan masyarakat setelah mendapatkan gelar sarjana.
Setiap mahasiswa pasti memiliki gambaran berbeda-beda
mengenai dunia kerja dan memiliki keinginan yang berbeda pula
untuk bekerja di instansi mana atau bekerja sebagai apa untuk
sukses di masa depan dan tidak menjadi seorang pengangguran
(Nurjanah, 2018). Berdasarkan kajian dan uraian teoritis di atas
dapat ditarik kesimpulan orientasi masa depan adalah seperti apa
seorang individu memandang dirinya sendiri di masa yang akan
datang, gambaran tersebut tentunya menunjang individu dalam
menempatkan dan mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang
ingin capainya (Nurmi, 1989).
Mahasiswa harus memikirkan dan merencanakan orientasi
masa depan sedini mungkin sebagai pijakan awal untuk memulai
karir di masa depan. Mahasiswa yang mampu menyusun rencana
27

dalam studinya, mempunyai strategi yang baik untuk mewujudkan


keinginannya merupakan mahasiswa yang memiliki orientasi
masa depan. Mengikuti organisasi merupakan sertategi dalam
menyusun orientasi masa depan, karena tahapan motivasional
menurut Trommsdorf (1994) adalah aspek dalam pembentukam
orientasi masa depan yang berupa motif, minat dan tujuan yang
memiliki kaitan terhadap orientasi masa depan. Sementa itu
individu yang mengikuti dan aktif dalam berorganisasi dimotivasi
oleh motivasi internal dan eksternal, individu yang mengikuti
oranisasi berati memiliki motof minat serta tujuan yang nantinya
akan terealisasikan di masa depan yang akan datang.
Jenis kelamin berpengaruh juga terhadap perbedaan orientasi
masa depan yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Nurmi (1991) menyebutkan bahwa
laki-laki dan wanita tentunya memiliki orientasi masa depan yang
berbeda, bawasanya seiring berjalannya waktu perempuan akan
lebih berorientasi kepada arah masa depan keluarga, sedangkan
pada pria akan lebih berorientasi pada arah masa depan di bidang
karir.
E. Kerangka Berfikir

Berikut mekanisme perbedaan orientasi masa depan ditinjau


dari keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin.

Keaktifan
Berorganisasi
Orientasi
Masa Depan
Jenis Kelamin

Gambar.2
Bagan Orientasi Masa Depan ditinjau dari Keaktifan
Berorganisasi dan Jenis Kelamin pada Mahasiswa
28

Nurmi (1989) menjelaskan bawasanya orientasi masa depan


adalah suatu hal yang kompleks, multi dimensi serta banyak hal
terkait fenomenanya. Nurmi juga menyatakan bahwa orientasi masa
depan ini sangat erat kaitannya dengan harapan-harapan, tujuan,
standar serta rencana dan strategi yang akan dilakukan untuk
mencapai sebuah tujuan, angan-angan, prospek dan juga cita-cita.
Pembentukan orientasi masa depan dapat dipengaruhi oleh
faktor-faktor internal dan eksternal, salah satu faktor eksternal yang
dapat mempengaruhi orientasi masa depan yaitu keaktifan
berorganisasi. Keaktifan berorganisasi merupakan peran aktif atau
keikutsertaan individu terhadap suatu organisasi yang memberikan
pengaruh terhadap organisasi dan memberikan perubahan tingkah
laku berupa sikap positif (Fitriana et al., 2018).
Mahasiswa mengikuti kegiatan keorganisasian dimotivasi oleh dua
hal, yaitu motivasi dari internal dan motivasi dari eksternal. Motivasi
internal pada diri mahasiswa untuk mengikuti kegiatan organisasi
antara lain ingin mencari kegiatan yang bermanfaat, individu
menyukai organiasi, mencari pengalaman, mengisi waktu luang,
hobi, menambah wawasasan dan mengembangkan soft skill dan hard
skill selain itu juga untuk mencari sebuah relasi yang nantinya sangat
penting ketika akan mencari pekerjaan. Sedangkan untuk motivasi
dari faktor eksternal yaitu lebih diperngaruhi atau diajak oleh teman-
temannya. Hal tersebut sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh
Trommsdroff (1994) yang menyatakan bahwa tahap motivasional
adalah aspek awal dalam orientasi masa depan, tahapan ini berupa
motif, minat dan tujuan yang berkaitan dengan orientasi masa depan.
Sementara itu faktor internal yang mempengaruhi
pembentukan orientasi masa depan adalah jenis kelamin. Seperti
yang kita ketahui jenis kelamin terbagi menjadi laki-laki dan
perempuan, jenis kelamin menurut Faqih (dalam Sanjaya, 2020)
merupakan pensifatan atau pembagian jenis kelamin manusia yang
ditentukan secara biologis yang terdapat pada jenis kelamin tertentu.
Jenis kelamin berpengaruh juga terhadap perbedaan orientasi masa
depan yang dimiliki oleh laki-laki dan perempuan, seperti penelitian
yang dilakukan oleh Nurmi (1991) menyebutkan laki-laki dan wanita
tentunya memiliki orientasi masa depan yang berbeda, bawasanya
29

seiring berjalannya waktu perempuan akan lebih berorientasi kepada


arah masa depan keluarga, sedangkan pada pria akan lebih
berorientasi pada arah masa depan di bidang karir.
F. Hipotesis

Berdasarkan dari landasan teori-teori yang telah diuraikan di atas,


maka hipotesis dalam penelitian ini adalah.

4. Adanya perbedaan orientasi masa depan pada mahasiswa


aktif dan tidak aktif berorganisasi.
5. Adanya perbedaan orientasi masa depan pada jenis
kelamin mahasiswa.
6. Adanya perbedaan orientasi masa depan ditinjau dari
keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin pada
mahasiswa.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah.


1. Variabel Terikat (Y) : Orientasi Masa Depan
2. Variabel Bebas (X1) : Keaktifan Berorganisasi
3. Variabel Bebas (X2) : Jenis Kelamin

B. Definisi Oprasional Variabel Penelitian

1. Orientasi Masa Depan


Orientasi masa depan merupakan sebuah kongnitif-
motivasional seorang individu yang berbentuk komplek sebagai
wujud gambaran mengenai arahan dan tempat untuk dirinya
dimasa depan, gambaran tersebut dapat membantu induvidu agar
dapat menentukan tujuan dan evaluasi seberapa jauh tujuan akan
direalisasikan pada masa depan yang akan datang. Orientasi masa
depan akan diukur melalui skala orientasi masa deoan
mengunakan aspek 1. Motivasi 2. Perencanaan dan 3. Evaluasi.
2. Keaktifan Berorganisasi
Keaktifan beroganisasi merupakan bentuk partisiapasi yang
bersifat fisik dan non fisik yang memberikan dampak dalam
organisasi tersebut. Keaktifan dalam berorganisasi juga
membentuk perubahan dalam prilaku positif. Mahasiswa yang
aktif berorganisasi adalah mahasiswa yang tidak hanya aktif
dalam kegiatan akdemik, dan mahasiswa yang tidak aktif
berorganisasi merupakan mahasiswa yang hanya fokus pada
akademik. Keaktifan berorganisasi pada mahasiswa akan dilihat
melalui pengisian identitas responden pada skala orientasi masa
depan.
3. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan perbedaan yang terdapat pada
manusia yang terdapat dua jenis kelamin yaitu pria dan wanita
secara biologis, fisik, dan karakter pada masing-masing jenis

30
31

kelamin. Pada penelitian ini jenis kelamin akan diungkap dalam


identitas subjek dalam skala orientasi masa depan.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan individu yang akan menjadi


suber informasi dan data dari peneliti. Pada subjek inidividu ini
terdapat batasan yang akan menjadi subjek penelitian hanya
individu yang memiliki fenomana dan permasalahan yang akan
diteliti oleh peneliti.
1. Populasi
Menurut Sudaryono (2019) populasi suatu wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang memiliki
kualitas serta karakteristik tertentu yang telah ditetapkan oleh
peneliti dan kemudian dipelajari oleh peneliti untuk bisa ditarik
kesimpulan. Populasi dari penelitian ini adalah Mahasiswa
Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung.

Tabel 1
Daftar Populasi Penelitian
Tahun
Prodi Jumlah
angkatan
2019 82
IAT
2020 91
2019 31
TPSI
2020 19
2019 45
AFI
2020 38
2019 72
PPI
2020 52
2019 40
SAA
2020 40
2019 160
Sosiologi
2020 120
2019 180
Psikologi
2020 215
Jumlah 1185
32

2. Tekhnik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
menggunakan Proposional Startified Random Sampling. Teknik
sampling ini digunakan karena populasi terdiri dari anggota yang
homogen (Sudaryono, 2019).
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah populasi, sehingga sampel
adalah sejumlah subjek yang dipilih dari populasi (Sudaryono,
2019). Sampel harus memiliki ciri-ciri yang sesuai dengan
populasinya yang dapat mencerminkan populasi. Menurut
Arikunto (2010) apabila jumlah populasi kurang dari 100 orang,
maka pengambilan sampel harus menggunakan keseluruhan dari
jumlah populasi. Tetapi, jika jumlah populasi lebih dari 100
orang, maka pengambilan sampel menggunakan ketentuan 10%
sampai 15% atau lebih dari jumlah keseluruhan populasi. Pada
penelitian ini peneliti mengambil 10% dari jumlah populasi,
sehingga 10% dari 1185 adalah 119 responden.
Tabel 2
Daftar Sampel Penelitian

Proposi Sampel
Tahun
Prodi Jumlah setiap di
angkatan
angkatan peroleh
2019 82 9
IAT
2020 91 9
2019 31 4
TPSI
2020 19 2
2019 45 5
AFI
2020 38 4
2019 72 7
PPI 10%
2020 52 5
2019 40 4
SAA
2020 40 4
2019 160 15
Sosiologi
2020 120 12
2019 180 18
Psikologi
2020 215 21
Jumlah 1185 119
33

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan merupakan teknik yang digunakakan


dalam pengambilan dan pengumpulan data-data penelitian dengan
menggunakan instrumen penelitian yang di mana instrumen
pengumpulan tersebut merupakan suatu alat yang akan digunakan
oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian secara
sistematis dan lebih mudah (Sudaryono, 2019). Pada penelitian ini
penulis akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan alat
dalam pengumpulan data pada penelitian ini akan menggunakan
skala likert yang dimana memiliki format respon dengan empat
pilihan yaitu (SS) sangat setuju, (TS) tidak setuju, (STS) sangat
tidak setuju, dan (S) setuju. Penilaian dalam aitem pernyataan
favorable akan bergerak dari skor 4 (SS), 3 (S), 2 (TS), dan 1
(STS). Sedangkan untuk aitem unfavorable akan bergerak dari 1
(SS), 2 (S), 3 (TS), dan 4 (STS) (Saifuddin Azwar, 2015). Berikut
skala serta blue print yang akan digunakan pada penelitian ini :
1. Skala Orientasi Masa Depan
Skala orientasi masa depan adalah skala yang akan
diguanakan untuk mengukur tingkat orientasi masa depan
pada mahasiswa. Skala orientasi masa depan dibuat
berdasarkan aspek menurut (Nurmi, 1989) yaitu motivasi,
perencanaan dan evaluasi.
34

Tabel 3
Blueprint Skala Orientasi Masa Depan
No. No Aitem
Aspek Indikator Jumlah
+ -
1. a. Minat terhadap 13
1,32 3,5
masa depan
b. Eksplorasi
7, 13 21
pengetahuan
Motivasi
c. Menentukan
9, 12 23
tujuan
d. Komitmen pada
30,33 29
tujuan
2. a. Penyusunan 18, 8, 4, 12
rencana 19 6, 34
Perencanaan b. Membuat dan 2, 10,
melakukan 24, 20,35
strategi 26
3. a. Evaluasi terhadap 11, 10
diri sendiri 14,
16,
25
17
Evaluasi
b. Evaluasi terhadap 15,
rencana yang 27,
22,
telah dibuat 31
28
Total 18 17 35

Skala orientasi masa depan yang peneliti gunakan merupakan


modifikasi dari skala yang telah diuji coba oleh peneliti
sebelumnya yaitu Nur Azmi Arfiani Safitri dari Fakultas Psikologi
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
pada tahun 2017 dengan judul “Pengaruh Status Identitas Diri
Terhadap Orientasi Masa Depan Pada Siswa Kelas 2 MAN 2
Pasuruan”. Skala ini memiliki 31 aitem yang dibagi menjadi
unfaforable 19 aitem dan faforable 12 aitem, skala ini di ujikan
kepada 121 subjek. Berdasarkan perhitungan uji reliabilitas
menggunakan teknik Alpha Crobach dengan hasil 0,818 yang
berati dapat diakatakan reliabel karena skala tersebut mendekati
1,00, sehingga dapat disimpulkan layak untuk digunakan sebagai
instrumen penelitian (Nur, 2017).
35

E. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Validitas
Validitas merupakan suatu ukuran yang dapat
menunjukkan tingkat kesahihan suatu tes. Dalam penelitian
ini validitas yang akan digunakan oleh peneliti hyaitu validitas
isi. Penggunaan validitas isi menunjukan sejauh mana butir-
butir yang ada pada alat ukur mencangkup kawasan isi yang
akan di ukur oleh alat ukur tersebut (Saifuddin Azwar, 2012).
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan seberapa jauh hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap suatu kelompok subjek yang sama.
Koefisien reliabilitas berada dalam rentang 0 sampai 1. Jika
semakin tinggi koefisien reabilitas mendekati angka 1 berati
semakin tinggi reliabilitasnya, begitu juga sebaliknya jika
koefisien semakin rendah akan mendekati angka 0 maka
semakin rendah reliabilitasnya (Saifuddin Azwar 2012).

F. Metode Analisis Data


Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis
dalam penelitian ini adalah metode analisi komparasi yang
merupakan teknik analisis data statistik yang bertujuan untuk
membandingkan atau membedakan kondisi antara dua kelompok
data (variabel) ataupun lebih. Penggunaan metode analisis
komparasi ini dengan pertimbangan penelitian ini yang memiliki
variabel bebas skeaktifan berorganisasi dan jenis kelamin serta
variabel terikat orientasi masa depan. Analasis data dalam
penelitian ini menggunakan faktorial Anava A (anava one way)
dengan analisis data menggunakan software JASP ver.16 For
Windows.
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian
1. Orientasi Kancah
Sebelum dilaksanakannya penelitian penting untuk
dilakukan orientasi kancah penelitian guna mengetahui
dengan menyeluruh mengenai informasi yang akan menjadi
tujuan pada penelitian. Kancah ditentukan setelah terlebih
dahulu mendapatkan informasi awal mengenai permasalahan
yang akan diteliti. Berikut ini adalah orientasi kancah Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Tempat penelitian yang digunakan pada pelaksanaan
penelitian ini berlokasi di Fakultas Ushuluddin dan Studi
Agama Universitas Islam Negeri Radeng Intan Lampung yang
beralamatkan di JL. Letnan Kolonel H. Endro Suratmin,
Sukarame, Kota Bandar Lampung 35131. Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama merupakan salah satu dari 6
Fakultas yang berdiri di bawah hukum Univeristas Islam
Negeri Raden Intan Lampung. Adapun program studi yang
dimiliki yaitu 7 program studi diantaranya, Ilmu Al-Quran
Hadist, Studi Agama-agama, Sosiologi Agama, Pemikiran
Politik Islam, Tasawuf Psikoterapi, Aqidah Filsafat Islam, dan
Psikologi Islam. Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung berdiri
berdasarkan SK. KMA RI No.187/1968, tepatnya pada
tanggal 26 Oktober 1968.
Pada awalnya Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
Universitas Islam Raden Intan Lampung Hanya Memiliki 3
program studi atau jurusan yaitu. Pertama, program studi
Perbandingan Agama yang bertujuan menyiapkan lulusan
sarjana muslim yang memiliki keahlian dalam Perbandingan
Agama. Kedua, yaitu program studi Aqidah dan Filsafat yang
bertujuan menyiapkan lulusan sarjana muslim yang
mempunyai keahlian pada bidang Aqidah dan Filsafat. Ketiga,

36
37

yaitu program studi Tafsir Hadis, dengan tujuan untuk


menyiapkan lulusan sarjana muslim yang mempunyai
keahlian pada bidang Tafsir dan Hadis.
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan
Lampung memiliki visi, misi, dan tujuan, antara lain.
a. Visi
Visi singkat Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama yaitu
unggul. Sementara itu visi lengkap dari Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama yaitu menjadi pusat
pengkajian dan pengembangan ilmu-ilmu keushuluddinan
yang unggul dan integratif dengan ilmu humaniora. Visi
tersebut disederhanakan dalam satu kunci yaitu unggul.
Unggul dalam bidang Ilmu Al-Quran Hadist, Studi
Agama-agama, Sosiologi Agama, Pemikiran Politik
Islam, Tasawuf Psikoterapi, Aqidah Filsafat Islam, dan
Psikologi Islam.
b. Misi
1) Menyelenggarakan manajemen perguruan tingi yang
profesional dengan mengedepankan akuntabilitas dan
transparansi.
2) Mengembangkan dan menerapkan ilmu-ilmu
keushuluddinan yang berbasis penelitian (Research-
Base)
3) Melaksanakan pendidikan dan pengajaran dalam
bidang ilmu-ilmu keushuluddinan dan ilmu-ilmu
sosial, baik pada tataran teoritis maupun praktis.
4) membina dan mengembangkan kehidupan
bermasyarakat beragama yang menjunjung tinggi
nilai-nilai religiusitas dan sosial.
5) Menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga lain,
baik pemerintah maupun swasta, dalam rangka
pengembangan dan sosialisasi peran dan fungsi
Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama pada
kehidupan masyarakat.
38

6) Mensosialisasikan agenda peran dan fungsi Fakultas


Ushuluddin dan Studi Agama kepada masyarakat
luas.
c. Tujuan

1) Menjadikan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama


sebagai lembaga pendidikan yang profesional.
2) Menjadikan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
sebagai pusat pengkajian ilmu-ilmu keushuluddinan dan
sosial.
3) Menghasilkan lulusan yang unggul dan handal dalam
menjadikan Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
sebagai lembaga pendidikan yang profesional.
4) Menghasilkan lulusan yang memiliki daya saing di
tengah-tengah masyarakat sesuai dengan spesifikasi
keilmuannya.
5) Meningkatkan peran serta Fakultas Ushuluddin dan
Studi Agama dalam menyelesaikan berbagai problem
mataika sosial keagamaan masyarakat.
2. Persiapan Penelitian
Beberapa langkah harus dilakukan dalam persiapan
untuk sebelum dilakukannya penelitian. Persiapan penelitian
dilakukan agara semua rencana berjalan dengan lancar dan
terarah sehingga tidak ada suatu permasalahan saat melakukan
penelitian dilapangan. Adapun hal-hal yang harus
dipersiapkan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu,
perizinan, penyusunan alat ukur dan pelaksanaan try out yang
nantinya aitem setelah try out akan digunakan dalam
penelitian.
a. Persiapan Administrasi
Persipan adminstrasi berurusan dengan segala sesuatu
tentang perizinan yang akan diajukan kepada pihak yang
terkait dalam pelaksanaan penelitian. Langkah yang
pertama perlu untuk dilakukan yaitu rangkaian perizinan
baik secara formal dan informal. Langkah formal yang
dilakukan oleh peneliti yaitu dengan mengajukan surat
perizinan untuk penelitian kepada Fakultas Ushuluddin
39

dan Studi Agama Universitas Islam Negeri Raden Intan


Lampung dengan nomor surat NO. B.
355/UN.16/DU/PP.009.7/03/2022.
b. Persiapan Alat Ukur
Alat ukur yang disiapkan untuk melaksanakan
penelitian disebut dengan skala. Skala yang akan peneliti
gunakan adalah skala orientasi masa depan, rancangan
skala dibuat menggunakan skala sikap model Likert
dengan menyajikan empat alternatif jawaban yaitu SS
(Sangat Setuju), S (setuju), TS (Tidak Setuju), STS
(Sangat Tidak Setuju). Skala ini memiliki dua jenis
penyataan yaitu pernyataan facorable dan unfavorable.
Aitem favorable bergerak dari SS, S, TS, STS dengan
urutan nilai 4, 3, 2, 1. Sebaliknya aitem unfavorable
bergerak dari STS, TS, S, SS dengan urutan nilai 4, 3, 2, 1
(Azwar, 2019).
Skala orientasi masa depan digunakan untunk
mengetahui sejauh maana individu menyiapkan masa
depannya. Skala orientasi masa depan yang digunakan
mengacu pada teori orientasi masa depan menurut Nurmi
(1989) dengan aspek motivasi, perencanaan, dan evaluasi.
Skala orientasi masa depan berisi 18 aitem favorable dan
17 aitem unfavorable
Susunan skala Orientasi Masa Depan mahasiswa
yang akan digunakan adalah sebagai berikut.
Tabel 4
Distribusi Skala Orientasi Masa Depan
No. Aspek No Aitem Jumlah
favorable unfavorable
1. Motivasi 1, 32, 7, 13, 9, 12, 3, 5, 21, 23, 29 13
30, 33
2. 12
Perencanaan 18, 19, 2, 10, 24, 8, 4, 6, 34, 20, 35
3. 26 10
Evaluasi 11, 16, 17, 15,
14, 25, 27, 31 22, 28
Jumlah 18 17 35
40

c. Pelaksanaan Tryout
Peneliti melaksanakan try out pada tanggal 18-19
Maret 2022 yang dilakukan di Universitas Islam Negeri
Raden Intan Lampung di seluruh Fakultas kecuali
Fakultas Ushuluddin, try out dilakukan menggunakan
skala yang telah disusun yaitu skala orientasi masa depan
yang memiliki 35 aitem dengan favorable 18 aitem, dan
aitem unfavorable 17 aitem. Skala yang telah disusun
tersebut dimasukan ke dalam google form kemudian link
pengisian kuisioner dibagikan kepada responden.
Setelah didapatkan data melalui pengisian skala
dengan google form tersebut, kemudian langkah
selanjutnya yang peneliti lakukan yaitu melakukan
analisis data menggunakan software JASP for windows
ver.16. Try out yang peneliti lakukan guna mengetahui
validitas dan reliabilitas aitem-aitem yang digunakan.
d. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Validitas dan reliabilitas pada penelitian ini dihitung
menggunakan bantuan software JASP for windows ver.16
untuk mempermudah proses perhitungan data. Aitem
yang dianggap baik atau dapat diterima adalah aitem
dengan koefisien korelasi rxy ≥ 0,300. Namun, apabila
aitem yang lolos dengan nilai koefisien korelasi di atas
0,300 tidak mengcukupi jumlah aitem yang diinginkan,
maka batas koefesien diturunkan menjadi rxy ≥ 0,250
(Azwar, 2019). Pada penelitian ini batas koefisien yang
digunakan adalah rxy ≥ 0,250.
1) Hasil Try Out Skala Orientasi Masa Depan
Setelah dilakukan try out pada sekala orientasi masa
depan dengan jumlah 35 aitem dengan 41 responden,
maka diperoleh nilai koefisien korelasi bergerak dari
0,467 – 0,457. Kemudian diperoleh nilai koefisien
reliabilitas alpha pada skala orientasi masa depan
senilai α = 0,880 sehingga dapat dikatakan aitem
pada skala orientasi masa depan merupakan aitem
yang reliabel. Sementara itu aitem yang tidak reliabel
41

dihilangkan dengan melihat nilai kolerasi pada aitem,


aitem yang memiliki nilai kolerasi rxy ≤ 0,250. Pada
sebaran aitem baik dan aitem gugur dalam skala
orientasi masa depan dapat dilihat pada tabel di bawah
ini dan hasil validitas serta reliabilitas yang terlampir
pada tabel dibawah ini.

Tabel 5
Distribusi Aitem valid dan Gugur Skala Orientasi Masa Depan

Aitem
Aitem Korelasi
No. Aspek
Total Koefisien
Gugur Valid

1. Motivasi 13 3 10 0,467 - 0,411

2. Perencanaan 12 2 12 0,455 - 0,406

3. Evaluasi 10 3 14 0,581 - 0,574

Total 35 8 27 0,467 – 0,574

e. Penyusunan Skala Penelitian


Setelah dilakukannya uji coba pada skala penelitian,
diperoleh hasil 27 aitem pada skala orientasi masa depan.
Kemudian peneliti dapat menyusun skala yang valid dan
reliabel agar dapat digunakan sebagai alat ukur pada
penelitian, penyusunan skala dilakukan dengan
menghapus aitem gugur pada skala penelitian. Berikut
adalah tabel aitem baik dari skala orientasi masa depan.
42

Tabel 6
Distribusi Sebaran Item Skala Orientasi Masa Depan

No. Aspek No Aitem Jumlah


favorable unfavorable
1. Motivasi 1, 7, 13, 9, 12, 3, 5, 23, 29 10
30

2. Perencanaan 8, 4, 34, 35 10
18, 19, 2, 10,
3. Evaluasi 7
24, 26 11, 16, 17, 22

14, 25, 31
Jumlah 15 12 27

3. Pelaksanaan Penelitian
a. Penentuan Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, subjek yang peneliti gunakan
adalah mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Stugi Agama
angkatan 2019 dan 2020 yang berjumlah 1185 mahasiswa.
pada jumlah tersebut subjek penelitian terbagi dalam
beberapa jurusan dengan jumlah sebagai berikut. IAT
angatan 2019 terdapat 82 mahasiswa dan 2020 terdaoat 91
mahasiswa, TPSI angatan 2019 terdapat 31 mahasiswa
dan 2020 terdapat 19 mahasiswa, AFI angkatan 2019
terdapat 45 mahasiswa dan 2020 terdapat 38 mahasiswa,
PPI angkatan 2019 terdapat 72 mahasiswa dan 2020
terdapat 52 mahasiswa, SAA angkatan 2019 terdapat 40
mahasiswa dan 2020 terdapat 40 mahasiswa,
SOSIOLOGI angkatan 2019 terdapat 160 mahasiswa dan
2020 terdapat 120 mahasiswa, PSIKOLOGI angkatan
2019 terdapat 180 mahasiswa dan 2020 terdapat 215
mahasiswa.
Berdasarkan data sampel di atas, maka teknik
sampling yang peneliti gunakan yaitu proportional
stratified random sampling. Teknik sampling tersebut
43

dipilih dikarenakan populasi penelitian terdiri dari


anggota yang tidak homogen.
b. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Pelaksanaan pengumpulan data penelitian dilakukan
pada tanggal 3 April 2022 dengan menggunakan satu
skala yaitu skala orientasi masa depan yang aitem-
aitemnya sudah melalui tahap uji coba. Skala yang
digunakan adalah skala orientasi masa depan. Aitem-
aitem pada skala tersebut kemudian dimasukan terlebih
dahulu ke dalam google form dan diberikan petunjuk
pengisisan sebagai panduan sebelum mengerjakan.
Selanjutnya link dari google form tersebut disebarkan
melalui grub Whatsapp yang berisi responden yang sudah
ditentukan.
c. Skoring
Setelah data terkumpul, kemudian langkah selanjutnya
yaitu pemberian skor pada setiap alternarif jawaban untuk
keperluan analisis data. Pemberian skor ini didasarkan
pada panduan dari blue print pada rincian scoring aitem
dengan ketentuan untuk aitem favorable bergerak dari
sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat
tidak setuju (STS). Adapun urutan nilai skor pada
favorable yaitu (SS) bernilai 4, (S) bernilai 3, (TS)
bernilai 2 dan (STS) bernilai 1. Pada aitem unfavorable
skor bergerak dari (STS) dengan nilai 4, (TS) bernilai 3,
(S) Bernilai 2 dan (SS) bernilai 1. Berikutnya peneliti
akan melakukan penjumlahan skor skala pada tiap-tiap
subjek kemudian hasil penjumlahan tersebut akan
digunakan untuk analisis data.
44

4. Analisis Data Penelitian


Pada penelitian ini, didapatkan sebanyak 119
responden yang mengisi kuesioner. Berikut diagram
responden dalam penelitian ini.
a) Diagram lingkaran deskripsi frekuensi responden
berdasarkan kategorisasi jenis kelamin.

Gambar.3
Diagram Frekuensi Jenis Kelamin Responden
Dari diagram responden di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa responden dengan jenis kelamin
perempuan 63 responden atau 53% dan pada jenis kelamin
laki-laki sebanyak 56 responden atau 47%.
b) Diagram lingkaran deskripsi frekuensi responden
berdasarkan keaktifan berorganisasi.

Gambar.4
Diagram Frekuensi Keaktifan Berorganisasi Responden
45

Dari diagram responden di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa responden yang aktif berorganisasi
terdapat 69 responden atau 58% dan yang tidak aktif dalam
berorganisasi terdapat 50 responden atau 42%.

c) Diagram lingkaran deskripsi frekuensi responden pada


keaktifan berorganisasi berdasarkan jenis kelamin.

Gambar.5
Diagram Frekuensi Keaktifan Berorganisasi Berdasarkan
Jenis Kelamin Responden

Dari diagram responden di atas, maka dapat


disimpulkan bahwa responden yang aktif berorganisasi
terdapat 35 responden laki-laki atau 30% dan 34 pada
perempuan atau 28%. Sementara itu pada mahasiswa
yang tidak aktif dalam berorganisasi terdapat 21
responden laki-laki atau 18% dan 29 pada perempuan
atau 24%.
46

d) Diagram macam-macam organisasi dan jumlah


responden yang mengikuti.

ORGANISASI
15

10
5
4

4
4

4
4
3

3
2

2
1
1

1
1
1
UK M …

UK M …
UK M …
B AP I …
AL- …

I P NU …
K AM …

KOP…

P ER…
P ERS …
S LI RA

HMJ

PIK
I MM

PMI I

HMI
DEMA

BLI TZ
HMPS
SEMA

Gambar.6
Macam-Macam Organisasi dan Responden yang
Mengikuti
Dari diagram diatas dapat disimpulkan
bawasanya banyak jenis organisasi yang diikuti oleh
mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama
diantranya, IMM, Al-Ittihad, KAMMI, PMII, Ukm
Hiqma, HMJ, HMPS, PIK, Ukm Kopma, HMI,
DEMA,Pers Mahasiswa, Ukm Bapinda, Ukm Bahasa,
Ukm Blitz, Ukm Permata Shalawat, dan IPNU IPPNU.

B. Hasil Analisis Data Penelitian


1. Deskripsi Statistik Variabel Penelitian
Berikut ini adalah analisis dari hasil perolehan data
penelitian skala orientasi masa depan yang telah diisi oleh
responden yaitu pada mahasiswa berjenis kelamin laki-laki
dan perempuan fakultas ushuluddin. Data yang disajikan
adalah data skor yang telah dianalisis dengan
menggunakan perhitungan statistik. Berikut merupakan
tabel uraian dari deskripsi penelitian.
47

Tabel 7
Deskripsi Data Penelitian

Skor Empirik
Variabel Subjek Aitem
Mean
Min Maks SD ()
()

Orientasi
119 27 78 115 97,233 8,912
Masa Depan

2. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian


Kategorisasi atau pengelompokan skor variabel
dilakukan untuk mengetahui skor responden pada setiap skala.
Kategorisasi dibuat dalam tiga kategori yaitu kategori tinggi,
sedang dan rendah pada variabel. Berikut adalah tabel dan
deskripsi pada variabel penelitian.

Tabel 8
Kategorisasi Skor Variabel Orientasi Masa Depan

Kategorisasi Rentang Skor Frekuensi Persentase %

Rendah X < 70 7 6%

Sedang 70 ≤ X < 84,6 67 56%

Tinggi X ≥ 85 45 38%

Jumlah 119 100%


48

Gambar.7
Diagram Lingkaran Kategori Skor Variabel Orientasi
Masa Depan
Pada tabel dan diagram lingkaran kategori orientasi masa
depan di atas, maka ditketahui bahwa kategorisasi orientasi
masa depan pada keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin
mahasiswa terbagi menjadi tiga kategorisasi yaitu kategori
rendah, sedang dan tinggi. Pada kategori rendah pada rentang
X < 70 diperoleh frekuensi 7 responden dengan persentase
6%. Pada kategori sedang dengan rentang 70 ≤ X < 84,6
diperoleh frekuensi 67 responden dengan persentase 56%.
Dan pada kategori tinggi memiliki rentang skor X ≥ 85
diperoleh frekuensi sebanyak 45 responden dengan persentase
38%. Dilihat dari data di atas maka menunjukan orientasi
masa depan pada keaktifan organisasi dan jenis kelamin
mahasiswa termasuk dalam kategori sedang.

3. Uji Asumsi
Uji asumsi merupakan salah satu syarat sebuah data untuk
menguji kelayakan dan agar data dapat diolah pada tahap
analisis selanjutnya. Adapun uji asumsi yang digunakan pada
penelitian ini adalah uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas pada data penelitian dilakukan dengan
tujuan untuk mengetahui normal atau tidaknya sebaran
49

satu data dari variabel penelitian. Dengan kata lain uji


normalitas bertujuan untuk memilah apakah subjek atau
sampel penelitian telah sesuai dengan syarat sebaran
normal dan dapat digunakan sebagai perwakilan populasi
atau tidak. Uji noralitas dalam penelitian ini dianalisis
dengan formula tes Shapiro-Wilk dengan p > 0.05. Jika
pengujian Shapiro-Wilk berada pada nilai p yang telah
ditentukan, maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut
memiliki distribusi yang normal. Berikut peneliti
cantumkan hasil uji normalitas sebaran. Hasil analisis
data lengkap dapat dilihat pada lampiran 6.

Tabel 9
Hasil Uji Normalitas

Shapiro- Taraf
Variabel Mean SD Keterangan
wilk Signifikan

Orientasi Masa
82.109 7.952 0.984 0.174 Normal
Depan

Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan,


maka dapat diketahui bahwa variabel penelitian yaitu orientasi
masa depan memiliki sebaran data yang normal baik. Dari tabel
di atas, diketahui bahwa hasil uji normalitas sebaran orientasi
masa depan menggunakan Shapiro-Wilk adalah sebesar 0.984
dengan nilai (p) sebesar 0.174 yang berarti bahwa nilai p >
0,05. Berdasarkan data yang diperoleh ini maka dapat diduga
bahwa sebaran skor orientasi masa depan terdistribusi secara
normal yang ditunjukkan oleh koefisien normalitas Shapiro-
Wilk.
Kemudian, peneliti mencoba melakukan uji normalitas
cara melihat pada bentuk visual histogram. Berikut peneliti
cantumkan hasil uji normalitas dalam bentuk visual.
50

Gambar.8
Hasil Uji Normalitas Variabel Orientasi Masa Depan
Berdasarkan gambar visualisasi uji normalitas
menggunakan kurva histogram pada gambar diatas,
bisa dikatakan bahwa data terdistribusi normal,
dikarenakan bentuk kurva histogram misalnya
lonceng terbalik, dan semakin kekanan ataupun kekiri
semakin rendah.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui ada atau
tidaknya kesamaan antara varian kelompok satu sama
lainnya. Uji homogenitas dihitung dengan
menggunakan Uji Levene dengan menggunakan
bantuan aplikasi JASP. Hasil Uji Levene terhadap
orientasi masa depan pada keaktifan berorganisasi dan
jenis kelamin disajikan dalam tabel sebagai berikut:
51

Tabel 10
Hasil Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances


F df1 df2 Sig.

Orientasi Masa Depan 0.647 3.000 115.000 0.587

Uji homogenitas orientasi masa depan pada


keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin menunjukan
bahwa penyebaran data yang homogen karena hasil
signifikas atau p > 0.05. Berikut hasil perhitungan dengan
menggunakan uji Levene sehingga dapat diketahui nilai
signifikasi untuk orientai masa depan pada keaktifan
berorganisasi dan jenis kelamin yaitu 0.587 maka dapat
disimpulkan bahwa data homogen atau mempunyai varian
yang sama.

C. Hasil dan Pembahasan


1. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji
anova satu jalur (one way) dengan bantuan software JASP
for windows ver.16. Data yang dihasilkan berupa data
berdistribusi normal dan homogeny. Uji anova satu jalur
(one way) dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan antara orientasi masa depan ditinjau dari
keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin pada mahasiswa
dengan taraf signifikan 5% (0.05). Berikut ini adalah hasil
uji anava satu jalur (one way) :
52

Tabel 11
Hasil Uji Hipotesis

ANOVA

Hipotesis df Mean F sig


KEAKTIFAN
1 248.908 4.084 0.046
BERORGANISASI
JENIS KELAMIN
1 58.052 0.952 0.331

KEAKTIFAN
BERORGANISASI ✻ 1 116.412 1.910 0.170
JENIS KELAMIN

Berdasarkan pengujian hipotesis pada tabel di


atas diperoleh hasil sebagai berikut.

2. Hipotesis pertama menunjukkan nilai signifikan 0.046


< 0.05 yang berarti p < 0.05, dengan demikian dapat
dikatakan terdapat perbedaan antara orientasi masa
depan pada mahasiswa yang aktif dan tidak aktif
berorganisasi.
3. Hipotesis kedua menunjukkan nilai signifikan 0.333 >
0.05 yang berarti p > 0.05, dengan demikian dapat
dikatakan tidak ada perbedaan orientasi masa depan
pada jenis kelamin mahasiswa.
4. Kemudian hipotesis ketiga menunjukkan nilai
signifikan 0.170 > 0.05 yang berati p > 0.05, sehingga
dapat dikatakan tidak ada perbedaan orientasi masa
depan ditinjau dari keaktifan berorganisasi dan jenis
kelamin pada mahasiswa.

2. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan orientasi masa depan ditinjau dari keaktifan
berorganisasi dan jenis kelamin pada mahasiswa.
Menggunakan teknik sampling proportional random
sampling. Dalam penelitian ini didapatkan responden
53

sebanyak 119 subjek pada Fakultas Ushuluddin dan Studi


Agama, penelitian ini menggunakan skala orientasi masa
depan yang dibuat menggunakan aspek-aspek menurut
(Nurmi, 1991). Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan anava satu jalur (one way) yaituunttuk
melihat adakah perbedaan orientasi masa depa ditinjau
dari keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin pada
mahasiswa. Analisis dilakukan dengan bantuan software
JASP for windows ver.16.
Populasi pada penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas
Ushuluddin dan Studi Agama angkatan 2019 dan 2020
yang berjumlah 1185 mahasiswa mencakup seluruh
jurusan. Dalam penelitian ini penarikan sampel
menggunakan 10% dari keseluruhan jumlah populasi,
sehingg jumlah sampel pada penelitian ini adalah 119
responden.
Berdasarkan kategorisasi variabel tergantung pada
keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin terdapat 7
responden berada pada kategori rendah dengan presentase
6%, 67 responden berada pada kategoti sedang dengan
presentase 56%, dan 45 responden berada pada kategori
tinggi dengan presentase 38%. Dari hasil kategorisasi
tersebut maka diketahui bahwa orientasi masa depan yang
dimiliki responden cenderung berada pada kategori
sedang. Orientasi masa depan mahasiswa yang sedang
bisa disebabkan oleh kurangnya penerepan aspek oleh
Nurmi (1991) yaitu motivasi, perencanaan dan evaluasi
yang dilakukan oleh mahasiswa. Sehingga tingkat
orientasi masa depan yang dimiliki oleh responden yang
aktif berorganisasi dan tidak berorganisasi serta pada jenis
kelamin laki-laki dan perempuan cenderung sedang.
Ada tiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini,
yaitu adanya perbedaan orientasi masa depan pada
mahasiswa yang aktif dan tidak aktif berorganisasi,
adanya perbedaan orientasi pada jenis kelamin
mahasiswa, adakah perbedaan orientasi masa depan
54

ditinjau dari keaktifan berorganisasi dan jenis kelamin


pada mahasiswa.
Pengujian hipotesis skala orientasi masa depan pada
mahasiswa yang aktif dan tidak aktif berorganisasi dan
pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan dilakukan
dengan menggunakan analisis anava satu jalur (one way).
Pada hipotesis pertama didapatkan hasil yaitu “ada
perbedaan yang signifikan antara orientasi masa depan
pada mahsiswa yang aktif dan tidak aktif berorganisasi”
dengan nilai p-value < alpha atau sama dengan 0.046 <
0.05 maka nilai p lebih kecil dari pada 0.05. berdasarkan
nilai hasil uji hipotesis di atas maka dapat dikatakan
bahwa ada perbedaan antara orientasi masa depan pada
mahaiswa yang aktif dan tidak aktif berorganisasi. Hal ini
juga dapat dilihat melalui rata-rata skor orientasi masa
depan mahasiswa yang akti dan yang tidak aktif
berorganisasi pada tabel berikut.
Tabel 12
Rata-rata Orientasi Masa Depan (Keaktifan
Berorganisasi)
KEAKTIFAN BERORGANISASI Mean SD N
M ORGANISASI
AKTIF 83.464 6.965 69
i
TIDAK AKTIF ORGANISASI 80.240 8.877 50
s
Apabila dilihat pada skor tersebut maka dapat
diketahui rata-rata skor orientasi masa depan yang tinggi
dimiliki oleh mahasiswa yang aktif berorganisasi yaitu
dengan jumlah 83.464 dan pada mahasiswa yang tidak
aktid berororganisasi dengan jumlah 80.240. Berdasarkan
skor tersebut maka dapat dikatakan mahasiswa yang aktif
berorganisasi dapat merencanakan orientasi masa
depannya dengan baik.
Msiadin (2015) dalam penelitiannya menunjukan
bahwa mahasiswa yang mengikuti organisasi berkaitan
dengan persiapan mahasiswa dalam menghadapi dunia
kerja setelah tamat dari universitas, dengan mengikuti
55

organisasi mahasiswa dapat meningkatkan potensi diri


yaitu mengasah soft skill, belajar mengenai organisasi,
mencapai tujuan, mengabdi pada masyarakat, manajemen
serta membangun dan mendapatkan relasi kerja yang
banyak. Dengan demikian mengikuti organisasi
merupakan motivasi yang meruapakan aspek sebagaimana
dijelaskan dalam aspek orientasi masa depan oleh Nurmi
(1991) di mana individu mengarah pada harapan dan
keinginan yang dimiliki di masa depan yang mencakup
motif minat dan tujuan di masa depan.
Mahasiswa yang ikut berpartisipasi dalam kegiaatan
organisasi akan belajar menjadi pemimpin, memberikan
kontribusi yang berupa ide atau gagasan yang dilakukan
untuk kesuksesan kegiatan organisasi, serta keberanian
untuk menjadi konseptor dalam mengembangkan
organisasi. Hal ini sesuai dengan aspek orientasi masa
depan yang dikemukakan oleh Nurmi (1991) mengenai
penyusunan rencana bahwa individu membuat rencana
dan menetapkan sertategi guna mencapai tujuan dalam hal
yang akan dipilih. Pada penyusunan suatu rencana,
individu dituntut untuk mencari cara yang dapat menjadi
arah pada pencapaian tujuan dan memilih cara mana yang
paling efektif. Strategi lainnya yang dapat dilakukan
mahasiswa untuk menambah kemampuan dirinya di masa
depan yaitu dengan belajar mengenai manajemen waktu
dalam kegiatan kuliah dan organisasi dengan baik dan
tidak menunda pekerjaan.
Dengan hal-hal yang telah dilakukan oleh mahasiswa
dalam kegiatan berorganisasi maka mahasiswa akan
mengetahui ilmu mengenai keorganisasian yaitu tentang
manajemen SDM seperti peningkatan potensi diri,
hubungan kerja dan komikasi yang baik antar individu,
dapat mengelola organisasi dan mengatasi masalah dalam
organisasi. Tidak hanya itu, hal ini dapat melatih
kepercayaan diri, disiplin, bersemangat, mengembangkan
pola fikir, berlatih untuk berada pada kondisi kerja tim,
56

bersosialisasi dengan baik, serta menambah relasi. Hal ini


sesuai dengan aspek perencanaan yang dikemukakan oleh
Nurmi (1991), bawasanya rencana yang telah disusun,
bahwa individu harus melakukan pengamatan pada
pelaksanaan rencana yang telah dibuat. Pengamatan
dilakukan dengan melakukan perbandingan pada tujuan
yang sudah ditetapkan dengan situasi yang nyata di masa
depan.
Evaluasi adalah dimensi terakhir dari hasil pada
proses pembentukan orientasi masa depan. Selama
mahasiswa mengikuti kegiatan organisasi, mahasiswa
masih merasa memiliki kekurangan pada diri sendiri
seperti kurang percaya diri, kerja tim yang masih kurang,
belum dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Selain
itu, keterbatasan sarana dan prasarana atau kurangnya
fasilitas untuk menjalankan organisasi menjadi kendala
mahasiswa dalam meningkatkan kemampuannya dalam
berorganisasi.
Sesuai dengan aspek evaluasi yang dikemukakan oleh
Nurmi (1991) yang menganggap evaluasi sebagai proses
yang menyertakan pengamatan dan melakukan penilaian
terhadap prilaku yang ditampilkan, dan memberikan
penguat bagi diri sendiri. Sehingga, walaupun tujuan dan
perencanaan oreintasi masa depan belum diwujudkan,
tetapi pada tahapan ini dapat melakukan evaluasi terhadap
kemungkinan-kemungkinan terwujudnya tujuan dan
rencana yang telah dibuat. Dengan kekurangan yang
masih ada pada diri mahasiswa, maka diskusi kelompok
dipandang sebagai salah satu solusi yang tepat, dengan
diskusi yang dilakukan maka mahasiswa akan saling
berbagi informasi dan sama-sama memberikan motivasi
antar sesama. Dengan demikian hal ini memberikan
dampak positif dalam mewujudkan masa depan yang akan
datang.
Kemudian untuk uji hipotesis kedua yaitu “adanya
perbedaan orientasi masa depan pada jenis kelamin
57

mahasiswa” dengan nilai P-value > alpha atau sama


dengan 0.333 > 0.05 maka nilai p lebih besar dari 0.05.
berdasarkan uji hipotesis tersebut maka dapat dikatakan
bahwa tidak ada perbedaan orientasi masa depan pada
jenis kelamin mahasiswa. Dengan demikian dapat
disimpulkan laki-laki dan perempuan sama-sama
memiliki orientasi masa depan, hal ini sesuai dengan
penelitian Putri (2018) yang memiliki nilai untuk regresi
observasi pada jenis kelamin laki-laki sebesar 0.494 dan
untuk jenis kelamin perempuan sebesara 0.464, hanya
memiliki selisih 0.03. sehingga membuktikan bahwa laki-
laki dan perempuan memilki orientasi masa depan yang
sama, mahasiswa perempuan mempunyai pandangan
masa depan untuk melanjutkan berkarir atau melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi sama seperti laki-laki.
Kemudian untuk uji hipotesis ketiga yaitu “adanya
perbedaan orientasi masa depan ditinjau dari keaktifan
berorganisasi dan jenis kelamin pada mahasiswa” dengan
nilai p-value > alpha atau sama dengan 0.170 > 0.05
maka nilai p lebih besar 0.05. berdasarkan uji hipotesis
tersebut maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
terhadap orientasi masa depan ditinjau dari keaktifan
berorganisasi dan jenis kelamin pada mahasiswa.
Hal ini juga dikarenakan tidak adanya perbedaan yang
signifikan antara hipotesis kedua yaitu perbedaan orientasi
masa depan pada jenis kelamin mahasiswa yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 13
Rata-rata orientasi masa depan (jenis kelamin)
KEAKTIFAN JENIS
Mean SD N
BERORGANISASI KELAMIN
AKTIF ORGANISASI LAKI-LAKI 83.171 7.143 35
PEREMPUAN 83.765 6.871 34
TIDAK AKTIF ORGANISASI LAKI-LAKI 82.238 7.867 21
PEREMPUAN 78.793 9.409 29
58

Berdasarkan tabel di atas yang menunjukan skor


keaktifan berorganisasi, dapat di ketahui skor rata-rata
keaktifan berorganisasi pada laki-laki adalah 83.171 dan
skor pada perempuan adalah 83.765. Apabila dilihat dari
skor tersebut maka perempuan lebih banyak mengambil
peranan pada keaktifan berorganisasi di Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lampung. Sehingga dapat disimpulkan
tidak terdapat perbedaan orientasi masa depan antara laki-
laki dan perempuan, dan masing-masing memiliki
perencanaan orientasi masa depan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti laksanakan, maka
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara orientasi masa


depan pada mahasiswa yang aktif dan tidak aktif
berorganisasi. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari nilai F =
4.048 dengan signifikan p < 0.05 atau sama dengan 0.046 <
0.05.
2. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara orientasi
masa depan pada jenis kelamin mahasiswa. Hal ini
berdasarkan nilai signifikan p > 0.05 atau sama dengan 0.333
> 0.05.
3. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara orientasi
masa depan ditinjau dari keaktifan berorganisasi dan jenis
kelamin pada mahasiswa. hasil dari penelitian ini dapat
dilihat dari nilai p > 0.05 atau sama denga 0.170 > 0.05.

B. Rekomendasi
Berikut adalah rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan pada
penelitian ini.

1. Bagi mahasiswa
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi acuan bagi
mahasiswa baik laki-laki dan perempuan untuk dapat
mempersiapkan diri mulai dengan pembuat perencanaan
untuk masa depan mereka dan membekali diri dengan
mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang untuk
mengembangkan soft skill dan hard skill, serta menambah
relasi, dengan ikut aktif dalam berorganisasi.
2. Bagi Instansi
Berdasarkan hasil penelitian adanya perbedaan yang
signifikan antara orientasi masa depan pada mahasiswa yang
aktif dan tidak aktif berorganisasi. Maka diharapkan bagi
pihak instansi yaitu Universitas Islam Negeri Raden Intan
59
60

Lampung untuk memperhatikan UKM dan organisasi


kemahasiswaan yang berada di kampus sehingga kualitas
UKM dan Organisasi kemahasiswaan agar mahasiswa dapat
lebih meminati dan aktif dalam kegiatan berorganisasi.
Universitas juga dapat melakukan pelatihan untuk
mengembangkan soft skill dan hard skill pada mahasiswa
sehingga mahasiswa memiliki kesiapan dalam berkarir di
masa depan. Universitas juga diharapkan dapat memberikan
pelatihan untuk mengembangkan minat dan bakat sehingga
mahasiswa mengetahui minat dan bakatnya dan memudahkan
mahasiswa untuk menentukan organisasi apa yang akan
diikuti.
3. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul yang serupa, dapat lebih memperkaya
penelitian yang akan dilakukan dengan mengganti variabel
bebas menggunakan faktor-faktor yang mempengaruhi
orientasi masa depan, dan dapat melakukan tambahan
pernyataan pada skala penelitian yang digunakan. Peneliti
selanjutnya juga dapat menggunakan subjek lain yang lebih
spesifik dengan pemilihan fenomena-fenomena terbaru terkait
orientasi masa depan.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, M. (2017). Teori kepribadian prespektif psikologi islam


(kedua). PT Raja Grafindo Persada.

Alis, L. O., Jamaluddin, & Roslan, S. (2018). Peran mahasiswa


sebagai social-control. Royal United Services Institution.
Journal, 3(2), 484–493.

Arikunto. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.


Rineka Cipta.

Azwar, S. (2019). Penyusunan skala psikologi (II). Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2019). Reliabilitas dan validitas (IV). Pustaka Pelajar.

Azwar, Saifuddin. (2012). Reliabilitas dan validitas (4th ed.). pustaka


belajar.

Azwar, Saifuddin. (2015). Tes prestasi (fungsi pengembangan


pengukuran prestasi belajar) (2nd ed.). pustaka belajar.

Bagus, M. H., & Dinar, P. W. (2015). Orientasi masa depan bidang


pekerjaan pada aktivis yang mengikuti organisasi
kemahasiswaan. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

Cabras, C., & Mondo, M. (2018). Future orientation as a mediator


between career adaptability and life satisfaction in university
tudents. Journal of Career Development, 45(6), 597–609.
https://doi.org/10.1177/0894845317727616

Djarkasi, A. S. (2010). Kemitrasejajaran gender : pria dan perempuan


dalam pembangunan. Jurnal AKRAB, 1(4), 32–38.

Fiana, M., Suteja, I. W., & Rohani. (2018). The analysis of influence
of gender differences to driving Behavior against accident in
mataram city using SEM (structural equation modeling).

Fitriana, S. D., Sawiji, H., & Ninghardjanti, P. (2018). Pengaruh

61
keaktifan berorganisasi dan prestasi belajar terhadap kesiapan
kerja mahasiswa program studi pendidikan administrasi
perkantoran angkatan 2013 universitas sebelas maret surakarta.
2(2).

Hanim, L. M., & Ahlas, S. (2019). Orientasi Masa Depan dan


Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa.
Penelitian Psikologi, 10(2), 12.

Hartomo, G. (2020). Pengangguran banyak didominasi lulusan sma


sampai sarjana. Sindonews.Com.
https://nasional.sindonews.com/read/206308/15/pengangguran-
banyak-didominasi-lulusan-sma-sampai-sarjana-1603451450

Hurlock, E. B. (1991). Psikologi perkembangan suatu pendekatan


sepenjang rentang kehidupan (R. M. Sijabat (ed.); edisi keli).
Erlangga.

Leny, & Suyasa, P. T. Y. S. (2006). Keaktifan berorganisasi dan


kompetensi interpersonal. Jurnal Phronesis, 1(8), 71–99.

Lippa, R. A. (2010). Gender differences in personality and interests:


when, where, and why? Social and Personality Psychology
Compass, 4(11), 1098–1110. https://doi.org/10.1111/j.1751-
9004.2010.00320.x

Meinarta, I. W. O., Lulup Endah Tripalupi, & Suwena, K. R. (2014).


Studi komparatif prestasi belajar mahasiswa yang aktif dan tidak
aktif dalam organisasi kemahasiswaan Feb Undiksha. Jurnal
Pendidikan Ekonomi Undiksha, 4(1), 49–58.

Nur, S. A. A. (2017). Pengaruh Status Identitas Diri Terhadap


Orientasi Masa Depan Pda Siswa Kelas 2 MAN 2 Pasuruan. In
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Ibrahim
Malang. Universitas Ialam Negeri Maulana Ibrahim Malang.

Nurjanah, A. S. (2018). Kecemasan mahasiswa fresh graduate dalam


melamar pekerjaan. Al-Ittizaan: Jurnal Bimbingan Konseling
Islam, 1(2), 35. https://doi.org/10.24014/0.879160

Nurmi, J. ‐E. (1989). Development of orientation to the future during


early adolescence: a four‐year longitudinal study and Two
cross‐sectional comparisons. International Journal of
Psychology, 24(1–5), 195–214.
https://doi.org/10.1080/00207594.1989.10600042

Nurmi, J. ‐E. (1991). How do adolescents see their future ? a review


of the development of future orientation and planning. 59, 1–59.

Putri, S. E. (2018). Hubungan antara adversity quotient dan orientasi


masa depan dengan jenis kelamin sebagai variabel moderator
pada mahasiswa psikologi tingkat akhir UIN ….
http://etheses.uin-malang.ac.id/id/eprint/13545

Ratminto, & Winarsih, A. . (2012). Manajemen pelayanan. pustaka


Pelajar.

Rosleny Marliani. (2013). Hubungan antara religiusitas dengan


orientasi masa depan bidang pekerjaan pada mahasiswa tingkat
akhir. Jurnal Psikologi UIN Sultan Syarif Kasim Riau,
9(Desember), 130–137.

Sanjaya, B. Y. (2020). Klasifikasi penempatan narapidana transgender


di lembaga pemasyarakatan. JUSTITIA: Jurnal Ilmu Hukum Dan
Humaniora, 4, 236–243.
https://core.ac.uk/download/pdf/322504363.pdf

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak jilid 2. Erlangga.

Santrock, J. w. (2003). Perkembangan masa hidup. Erlangga.

Santrock, W. J. (2003). Perkembangan masa hidup. Erlangga.

Sari, N., Tarsono, T., & Kurniadewi, E. (2016). Pengaruh status


identitas terhadap orientasi masa depan area pekerjaan.
Psympathic : Jurnal Ilmiah Psikologi, 3(1), 121–138.
https://doi.org/10.15575/psy.v3i1.764

Seginer, R. (2009). Springer series on human exceptionality.


http://www.springer.com/series/6450

Shihab, M. Q. (2021). Tafsir al-misbah: pesan, kesan dan keserasian


al-qur’an. Vol. 13.

Silvia, S. (2004). Tuntunan belajar di perguruan tinggi. Pelangi


Cendikia.

Sudaryono, D. (2019). Metodelogi penelitian:kuantitatif, kualitatif,


dan mix mothod (3rd ed.). pt raja grafindo persada
.
Suryosubroro, B. (1997). Proses pelajar mengajar di sekolah. PT.
Renika Cipta.

Trommsdorf, G. (1994). Future time perspective and control


orientation : social conditions and consequences. Psychology of
Future Orientation.

Widyatmoko, Y. (2014). Pengaruh keaktifan mahasiswa dalam


berorganisasi dan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja
mahasiswa jurusan pendidikan ekonomi univeraitas negeri
yogyakarta [Universitas Negeri Yogyakarta].
https://eprints.uny.ac.id/16084/1/Skripsi.pdf

Zuhad, H. A. (2008). Studi komparatif prestasi belajar mahasiswa


antara aktivis dan nonaktivis program S 1 angkatan 2004 di
IAIN Wali Songo Semarang. Fakultas Tarbiyah. IAIN
Walisongo.
Lampiran 1

Rancangan Skala Penelitian


Skala Orientasi Masa Depan

I. Identitas Responden
a. Nama :
b. Usia :
c. Jenis Kelamin : L/P (*coret yang
tidak perlu)
d. Jurusan :
e. Angkatan :
f. Apakah anda aktif / mengikuti : Ya/Tidak
organisasi ?
g. Berapa lama mengikuti organisasi :
a. Kurang dari 6 bulan
b. 1 tahun
c. Lebih dari satu tahun
h. Organisasi apa yang anda ikuti ? :
Jawab :

II. Petunjuk Pengisian

1) Isilah identitas anda pada tempat yang telah


disediakan diatas.
2) Dibawah ini terdapat pernyataan-pernyataan, bacalah
setiap pernyataan dan anda diminta untuk
memberikan pendapat mengenai pernyataan tersebut
dengan cara memilih salah satu dari alternatif
jawaban yang disediakan
3) Pilihlah jawaban yang paling sesuai dan
menggambarkan diri anda.
4) Isikan jawaban tersebut dengan menggunakan tanda
ceklis () pada kolom yang disediakan disebelah
kanan pernyataan dengan keterangan sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No
Pernyataan SS S TS STS
.
Saya memikirkan kebahagiaan di masa mendatang, untuk
1. itu saya akan giat dalam belajar

2. Saya akan berusaha dan belajar dengan giat


Saya tidak membayangkan akan seperti apa hidup saya 10
3. tahun mendatang

4. Saya membuat keputusan dan bertindak tanpa rencana


Saya lebih mengutamakan kebahagiaan saat ini dari pada
5. harus memikirkan apa yang terjadi di masa depan

6. Saya cenderung melakukan apapun yang saya inginkan


Saya mencari informasi mengenai hal yang berkaitan
7. tentang pekerjaan dimasa depan
Saya cenderung berfikir membuat rencana adalah hal yang
8.
sia-sia
9. Saya akan lulus dengan hasil yang baik
Saya cenderung mengikuti organisai untuk menambah
10. relasi saya

Saya tidak memahami kelebihan dan kekurangan yang


11.
saya miliki
12. saya akan bekerja di tempat yang saya inginkan
Saya cenderung mempelajari hal-hal yang di butuhkan
13. dalam pekerjaan yang saya inginkan di masa depan

14. Saya percaya diri terhadap kemampuan yang saya miliki


15. Apabila rencana yang saya buat gagal, itu bukan salah saya
16. Saya cenderung sulit melakukan sesuatu sesuai rencana
17. Saya tidak yakin dapat mencapai masa depan yang baik
Saya selalu membuat rencana sebelum melakukan sesuatu
18. dalam hidup
Saya sering membuat rencana agar pekerjaan saya lebih
19.
terarah
Saya lebih suka bersantai dan mengikuti alur di kehidupan
20.
saya
saya cenderung tidak tertarik untuk mempelajari sesuatu
21.
yang baru
Saya tidak tau apa yang akan saya lakukan apabila rencana
22. saya gagal

23. Hidup saya mengalir apa adanya


Saya cenderung senang bergaul dengan orang yang sudah
24. bekerja untuk mengetahui tentang dunia kerja
Saya tau pekerjaan yang saya inginkan sulit di dapatkan,
25. sehingga saya belajar dengan giat
Saya akan menabung untuk mempersiapkan masa depan
26. yang akan datang

27. Rencana yang saya buat selalu berhasil di jalankan


Saya akan menjaankan rencana untuk menempuh tujuan
28. meski dengan cara yang salah
Saya akan berhenti kuliah apabila diterima kerja di tempat
29. yang saya inginkan
Saya cenderung mementingkan belajar dari pada
30.
bersenang-senang dengan teman
31. Saya optimis terhadap rencana yang telah saya buat
Saya berusaha keras agar menjadi orang yang sukses di
32.
masa depan
33. Saya berusaha untuk mencapai tujuan saya
34. Saya lebih suka melakukan sesuatu tanpa perencanaan
35. Saya bingung bagaimana untuk mewujudkan tujuan saya
Lampiran 2

Distribusi Data Uji Coba


Distribusi Orientasi Masa Depan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5
1 3 3 2 4 3 3 4 1 4 4 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3
2 4 2 1 4 4 1 3 4 4 2 1 3 4 1 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 2
3 3 4 3 3 1 4 4 2 4 2 2 4 3 1 1 1 4 2 3 3 3 2 4 4 4 3 1 3 3 4 3 1 4 3 2
4 4 3 1 1 2 2 3 2 3 3 2 4 3 2 1 2 2 3 3 1 1 2 3 4 4 3 3 2 1 4 4 3 3 2 2
5 4 4 1 3 3 2 4 3 4 2 2 4 4 4 1 1 3 3 3 2 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 1 3
6 4 4 3 3 2 3 4 3 4 3 1 4 4 4 3 3 4 4 3 1 1 3 2 4 3 4 4 4 3 2 4 4 4 3 3
7 3 3 2 2 4 2 3 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 4 3 2 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 1 4
8 4 3 1 2 2 2 4 1 4 4 1 3 3 3 1 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 2 3 2 3 4 1 2
9 4 4 3 3 1 2 4 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 1 4 4 1 4 3 4 2 3 1 3 4 3 4 3 4
10 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 1 4 3 4 1 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 1 2
11 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4
12 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 4 1 4 3 3 3 4 1 3
13 3 3 1 1 1 1 4 1 3 3 1 2 2 2 3 1 3 1 1 1 3 1 1 2 2 4 2 4 3 1 3 4 4 1 1
14 3 3 1 1 1 1 2 3 3 3 1 3 3 2 1 1 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 3 4 4 1 1
15 4 3 1 2 3 2 4 2 4 4 4 3 3 4 1 2 4 3 4 4 3 2 4 4 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 2
16 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3
17 4 4 3 3 2 1 4 4 4 2 1 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 1 2 4 4 4 2 4 2 3 3 4 4 2 2
18 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2
19 3 3 2 4 3 2 2 4 4 2 3 4 4 4 3 1 4 4 4 2 3 3 2 3 4 3 3 1 3 3 3 3 4 3 3
20 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2
21 4 4 2 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 3 3 3 3 4 2 4 4 2 3 4 4 3 3
22 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 4 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3
23 4 2 3 3 3 1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 2 3 4 4 1 3 2 3 4 4 4 4 3 2 3 4 4 4 2 3
24 4 4 4 3 2 1 4 3 4 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 1 3 2 3 4 3 4 4 1 3 3 3 3 4 2 1
25 4 4 2 3 2 2 4 3 4 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 2
26 4 3 2 3 2 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3
27 4 4 2 3 2 2 4 3 4 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4
28 4 4 2 2 1 1 4 2 4 4 1 4 4 4 2 1 3 2 2 2 4 2 1 4 4 4 3 2 2 3 3 4 4 1 1
29 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2
30 4 4 1 3 1 1 4 3 4 4 1 4 4 4 3 1 3 4 4 1 3 3 1 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 3 3
31 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2
32 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 4 4 4 1 1 3 2 4 4 4 4 1 1 4 4 4 4 1 1
33 4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 4 3 4 2 3 4 3 4 2 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 4 4 4 3 4
34 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 1 3 4 2 3 4 3 3 1 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4
35 4 4 2 4 2 3 4 1 4 1 3 4 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4
36 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 3 4
37 4 3 2 2 3 2 4 3 4 3 1 4 3 4 1 1 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 4 1 1 4 4 4 4 1 1
38 2 2 2 2 1 1 2 2 3 1 2 3 2 3 2 1 4 2 2 1 3 3 2 3 1 3 2 4 3 2 3 2 3 2 3
39 4 4 2 3 4 2 3 3 4 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 2
40 3 3 2 3 3 2 3 4 3 2 1 4 4 2 2 3 2 3 4 3 4 2 3 3 2 4 1 4 4 2 2 3 3 3 1
41 4 4 1 1 1 1 3 3 4 3 3 2 4 4 1 1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2
Lampiran 3

Hasil Uji Coba Skala


Hasil Uji Coba

Frequentist Scale Reliability Statistics


Estimate Cronbach's α
Point estimate 0.863
Note. Variables V10 and V31 correlated perfectly.

Frequentist Individual Item Reliability


Statistics
Item Item-rest correlation
V1 0.464
V2 0.320
V3 0.499
V4 0.688
V5 0.460
V6 0.065
V7 0.329
V8 0.417
V9 0.523
V10 0.355
V11 0.386
V12 0.420
V13 0.469
V14 0.314
V15 0.130
V16 0.600
V17 0.488
V18 0.422
V19 0.585
V20 0.169
V21 0.241
V22 0.463
V23 0.314
V24 0.382
V25 0.572
V26 0.380
V27 0.108
V28 0.076
V29 0.355
V30 0.315
V31 0.355
V32 0.239
V33 0.210
V34 0.458
V35 0.570
Lampiran 4

Skala Penelitian
Skala Orientasi Masa Depan

No
Pernyataan SS S TS STS
.
Saya memikirkan kebahagiaan di masa
1 mendatang, untuk itu saya akan giat dalam
belajar
2 Saya akan berusaha dan belajar dengan giat
Saya tidak membayangkan akan seperti apa
3
hidup saya 10 tahun mendatang
Saya membuat keputusan dan bertindak
4
tanpa rencana
Saya lebih mengutamakan kebahagiaan saat
5 ini dari pada harus memikirkan apa yang
terjadi di masa depan
Saya mencari informasi mengenai hal yang
6
berkaitan tentang pekerjaan dimasa depan
Saya cenderung berfikir membuat rencana
7
adalah hal yang sia-sia
8 Saya akan lulus dengan hasil yang baik
Saya cenderung mengikuti organisai untuk
9
menambah relasi saya
Saya tidak memahami kelebihan dan
10
kekurangan yang saya miliki
saya akan bekerja di tempat yang saya
11
inginkan
Saya cenderung mempelajari hal-hal yang
12 di butuhkan dalam pekerjaan yang saya
inginkan di masa depan
Saya percaya diri terhadap kemampuan
13
yang saya miliki
Saya cenderung sulit melakukan sesuatu
14
sesuai rencana
Saya tidak yakin dapat mencapai masa
15
depan yang baik
Saya selalu membuat rencana sebelum
16
melakukan sesuatu dalam hidup
Saya sering membuat rencana agar
17
pekerjaan saya lebih terarah
Saya tidak tau apa yang akan saya lakukan
18
apabila rencana saya gagal
19 Hidup saya mengalir apa adanya
Saya cenderung senang bergaul dengan
20 orang yang sudah bekerja untuk mengetahui
tentang dunia kerja
Saya tau pekerjaan yang saya inginkan sulit
21 di dapatkan, sehingga saya belajar dengan
giat
Saya akan menabung untuk mempersiapkan
22
masa depan yang akan datang
Saya akan berhenti kuliah apabila diterima
23
kerja di tempat yang saya inginkan
Saya cenderung mementingkan belajar dari
24
pada bersenang-senang dengan teman
Saya optimis terhadap rencana yang telah
25
saya buat
Saya lebih suka melakukan sesuatu tanpa
26
perencanaan
Saya bingung bagaimana untuk
27
mewujudkan tujuan saya
Lampiran 5

Tabulasi Data Penelitian


Distribusi Data Penelitian

No Y
1 80 31 89 61 82 91 83
2 78 32 88 62 80 92 70
3 89 33 93 63 86 93 79
4 83 34 98 64 82 94 86
5 89 35 80 65 82 95 95
6 81 36 74 66 83 96 97
7 76 37 78 67 93 97 82
8 72 38 79 68 85 98 81
9 74 39 82 69 81 99 72
10 80 40 82 70 88 100 79
11 82 41 82 71 74 101 86
12 86 42 82 72 98 102 78
13 77 43 73 73 81 103 85
14 69 44 94 74 67 104 72
15 58 45 87 75 85 105 87
16 72 46 84 76 75 106 82
17 86 47 79 77 74 107 72
18 87 48 79 78 75 108 74
19 78 49 91 79 86 109 92
20 82 50 68 80 80 110 93
21 93 51 84 81 99 111 71
22 75 52 78 82 84 112 86
23 77 53 93 83 78 113 84
24 76 54 90 84 77 114 82
25 70 55 93 85 93 115 84
26 89 56 77 86 87 116 84
27 71 57 76 87 88 117 86
28 99 58 92 88 89 118 91
29 56 59 86 89 74 119 86
30 88 60 81 90 81
Lampiran 6

Hasil Uji Asumsi


Hasil Uji Aaumsi

1. Uji Normalitas

Descriptive Statistics
ORIENTASI MASA DEPAN
Valid 119
Missing 0
Mean 82.109
Std. Deviation 7.952
Minimum 56.000
Maximum 99.000

Visualisasi Uji Normalitas

ORIENTASI MASA DEPAN


2. Uji Homogenitas

Assumption Checks

Test for Equality of Variances (Levene's)


F df1 df2 p
0.647 3.000 115.000 0.587
Lampiran 7

Hasil Uji Hipotesis


Hasil Uji Hipotesis

ANOVA - ORIENTASI MASA DEPAN (uji hipotesis)


Sum of Mean
Hipotesis df F p
Squares Square
KEAKTIFAN
248.908 1 248.908 4.084 0.046
BERORGANISASI
JENIS KELAMIN 58.052 1 58.052 0.952 0.331
KEAKTIFAN
BERORGANISASI ✻ JENIS 116.412 1 116.412 1.910 0.170
KELAMIN
Residuals 7009.657 115 60.954
Note. Type III Sum of Squares

Uji Rata-rata Nilai

Descriptives
Descriptives - ORIENTASI MASA DEPAN (rata-rata)
KEAKTIFAN JENIS
Mean SD N
BERORGANISASI KELAMIN
AKTIF ORGANISASI LAKI-LAKI 83.171 7.143 35
PEREMPUAN 83.765 6.871 34
TIDAK AKTIF ORGANISASI LAKI-LAKI 82.238 7.867 21
PEREMPUAN 78.793 9.409 29

Descriptives

Descriptives - ORIENTASI MASA DEPAN (rata-rata)


KEAKTIFAN BERORGANISASI Mean SD N
AKTIF ORGANISASI 83.464 6.965 69
TIDAK AKTIF ORGANISASI 80.240 8.877 50
Lampiran 8

Bukti Penelitian
Bukti Penelitian
Lampiran 9
Surat Izin Penelitian
Surat Izin Penelitian
Lampiran 10
Cek Turnitin
Cek Turnitin

Anda mungkin juga menyukai