SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
Oleh
Nur Fadhilah
NIM. 6411410030
i
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Semarang
Maret 2015
ABSTRAK
Nur Fadhilah
Hubungan AntaraPenyalahgunaan Narkoba dengan Fungsi Kognitif pada
Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Klas I Kedungpane Semarang,
XIV+ 96 halaman+ 14 tabel + 2 gambar + 10 lampiran
ii
Public Health Department
Sport SciencesFaculty
Semarang State University
March 2015
ABSTRACT
Abuse of the drug by continue that will disturb signal to deliver nerve which
is neurotransmitter system in the central struture of nerve. So, it causes disruption of
the cognitive function, affective function, psychomotor and medical complications.
The aim of the research is that know the relationship between abuse drug with
cognitive function in prisoner at LP class 1 Kedungpane Semarang.
The kinds of this research is survey analytic with plan cross sectional. The
population of research cover all prisonerss abuse drug at LP class 1 Kedungpane
Semarang with amount 45 person. The taking sample of the research uses simple
random sampling method. Instrument of the research uses questioner Mini Mental
State Eximination (MMSE). Data are get in the research which is process by using
stastistics chisquare and alternative is Fisher test after with degree of meaning (α
=5%) =0,05.
The conclution of the research is the abuse of drug does not significant
influence to cognitive function in drug’s prisoner at LP class 1 Kedungpane
Semarang. The suggestion for drug’s prisoner at LP class 1 Kedungpane Semarang is
the prisoner that should increase the physical exercises two until five every week. The
aim of the physical exercises so that increase the current of regional blood in the brain
areas, increase the physical stimulation and mental to repair cognitive function. While
for other researcher, the suggestion is gave that is necessary to do the next research
about therapy physical exercises to repair trouble in drug’s prisoner.
iii
PERNYATAAN
dalamnya tidak terdapat karya yang pernah digunakan untuk memperoleh gelar
yang diperoleh dari hasil penelitian manapun yang belum atau tidak diterbitkan,
Semarang, 12 Maret2015
Penulis
iv
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Tiga macam doa yang pasti dikabulkan (mustajabah), yang sama sekali tidak ada
keraguan tentang itu, yaitu: doa orang tua untuk anaknya, doa orang yang sedang
berpergian (musafir), dan doa orang teraniaya."(HR. Bukhari, Muslim, dari Abi
Hurairah)
"Keridhaan Allah terletak pada keridhaan ibu bapak dan kemurkaan Allah terletak
pada kemurkaan ibu bapak." (HR. Tirmidzi)
"Doa orang tua untuk anaknya bagaikan doa nabi untuk umatnya."(HR.ad-Dailami)
Persembahan
Saya persembahkan skripsi ini kepada:
1. Bapakku (Duryat)dan Ibuku (Trisnawati)
tercinta
2. Adikku (Dhina Mahfira) dankeluargaku
tersayang
3. Hendri, Eka, Airi, Mamih Diah, Puji, Kori,
Isa, Wanti dan Teman-teman IKM 2010
4. Almamaterku
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat
hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis
Pramono, M.Si.
4. Dosen penguji pertama Sofwan Indarjo, S.KM., M.Kes. dan penguji kedua dr.
Fitri Indrawati, M.P.H. atas kritik dan saran dalam perbaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat atas bekal ilmu
vii
6. Bapak Drs. Supratiknyo, MH., selaku Kepala Kantor Wilayah Kementrian
Bc.IP, SH, MH. selaku Kepala Divisi Pemasyarakatan di Kementrian Hukum dan
7. Ibu Ari Tris Ochtia Sari, S Psi., selaku kepala seksi bimbingan kemasyarakatan
10. Semua pihak yang terlibat, atas bantuannya dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga amal dan keikhlasan semua pihak mendapat balasan dari Allah SWT, dan
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. ii
PERNYATAAN .................................................................................................... iv
PERSETUJUAN.....................................................................................................v
ix
2.2 Fungsi Lembaga Pemasyarakatan ....................................................................11
x
3.11 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...........................................................41
LAMPIRAN ..........................................................................................................73
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.11: Hasil Tabulasi Silang 2x2 Usia dengan Fungsi Kognitif ....................52
Tabel 4.12: Hasil Tabulasi Silang 2x2 Tingkat Pendidikan dengan Fungsi
Kognitif ..................................................................................................................53
Tabel 4.13: Hasil Tabulasi Silang 2x2 Lama Penyalahgunaan Narkoba dengan
Fungsi Kognitif ......................................................................................................54
Tabel 4.14: Tabulasi Silang 2x2 Lama di Lapas dengan Fungsi Kognitif .............55
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian dari Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Kedungpane Semarang...........................................................................................76
Kedungpane Semarang...........................................................................................77
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan bahan atau zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi
Narkotika menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 adalah zat atau obat yang
berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang
Dalam dunia kedokteran narkotika merupakan suatu zat atau obat yang
dipakai untuk pengobatan yaitu morfin, zat ini dipakai untuk penghilang rasa sakit
dan pembiusan pada suatu operasi, serta kodein dipakai untuk penghilang batuk.
Sedangkan psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati
digunakan untuk hal-hal negatif, seseorang yang pada awalnya awam terhadap
ketergantungannya.
World Drug Report (2012) menyatakan bahwa pada tahun 2010 terdapat
sekitar 230 juta orang atau sekitar 5% penduduk dunia usia 15-64 tahun yang
2
menyalahgunakan obat setidaknya satu kali dalam 12 bulan. Dari semua jenis
penyalahgunaan obat, ganja merupakan zat yang paling banyak digunakan yaitu
antara 119 juta sampai 224 juta (UNODC, 2012).Laporan badan PBB untuk Obat
dan Kriminalitas pada tahun 2013 menemukan bahwa sudah ada 236 jenis obat-
obatan baru selang waktu 2005-2012. Laporan United Nations Office on Drugs
and Crime (UNODC), 2013 juga mengatakan bahwa Asia merupakan daerah
terbesar kedua sebagai tempat munculnya jenis-jenis obat narkotika baru. Daerah-
daerah di Asia didominasi oleh Asia timur dan Asia Tenggara (Brunei
pada tahun 2015. Badan Narkotika Nasional (BNN) juga melaporkan pengguna
narkotika dan obat terlarang di Indonesia per 2012 meningkat menjadi 4 juta
orang atau meningkat 2 persen dari populasi dan meningkat dari riset sebelumnya
yang sebesar 3,8 juta jiwa (Lilis H., 2014). Sedangkan pada tahun 2013
(Abdullah, 2013).
berjumlah 166.109 orang. Dari jumlah tersebut sekitar 33%-nya adalah para
HAM, 2014). Berita kriminal di media massa, baik media cetak maupun
meluas ke semua lapisan masyarakat dari pelajar, mahasiswa, artis, ibu rumah
tangga, pedagang, supir angkot, anak jalanan, pekerja, dan lain sebagainya
(Fransiska, 2011).
jumlah tersangka kasus Narkoba di Jawa Tengah dari tahun 2007 sampai 2011
yang berperan sebagai konsumen mencapai 2.343 orang (BNN, 2012). Sedangkan
dari Data yang dimiliki BNN sampai akhir 2013, di Jawa Tengah sudah 340 orang
menjadi tersangka narkoba. Maka, Jateng berada di urutan ke-9 dalam kasus
narkoba dibawah DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Jawa Barat (Abdullah, 2013).
menyidangkan 119 perkara narkoba dari total 879 perkara. Jumlah itu meningkat
di tahun 2012, yakni 125 perkara. Di tahun 2012 ada 299 perkara pidana khusus
dan 933 pidana umum. Serta kembali mengalami peningkatan dari 908 kasus pada
4
tahun 2012 menjadi 910 kasus pada tahun 2013. Tersangka yang diamankan juga
lebih banyak, dari 925 orang meningkat menjadi 935 orang (Handriana, 2013).
alkohol, rokok dan zat adiktif lebih tinggi pada pria daripada perempuan. Hasil
dari survei tersebut juga didapatkan bahwa penggunaan narkoba jenis injeksi lebih
tinggi pada pria daripada perempuan dengan rasio 8 banding 1 (BNN, 2006). Hal
ini disebabkan karena pria cenderung lebih ekspresif daripada perempuan serta
(Kurniawati, 2010).
gangguan afektif, dan kepribadian adiksi. Begitu pula menurut Sarwono (2011),
(akut), menetap (berjalan lama tetapi tidak permanen), dan yang berlangsung lama
Dalam jangka yang lebih lama akan mengakibatkan penurunan daya ingat dan
ketrampilan belajar dan dalam jangka panjang dapat menjadi adiksi atau
ketagihan, peningkatan resiko terkena batuk kronis, bronchitis, dan episema, serta
peningkatan resiko terkena kanker pada bagian kepala, leher, dan paru (NIDA,
2005).
betapa penggunaan ganja dan zat psikoaktif lainnya dalam kehidupan manusia
tetap merugikan. Herning dan cadet (2001) bersama National Institute on Drug
darah ke otak dan meningkatkan resiko terkena stroke pria dengan usia 18 sampai
30 tahun. Penelitian juga menemukan bahwa aliran darah dalam otak orang
dewasa muda yang menyalahgunakan ganja sebanding dengan orang tua berumur
diangkat dan fungsi hatinya menurun. Pecandu alkohol dapat mengalami tukak
lambung, kanker usus, juga berakibat sirosis hati dan kanker hati. Sindroma
tubuh memerlukan jumlah narkoba yang makin bertambah karena efek toleransi
(Somba, 2014).
dengan berbagai macam cara, dan pernah ditemukan narapidana yang memakai
narkoba di dalam lapas. Keberadaan mereka didalam lapas tidak menjamin para
narapidana sudah lepas dari narkoba. Maka peneliti melakukan tes kognitif yang
serta bahasa dengan skor sempurna adalah 30. Tes dilakukan pada 5 narapidana,
mereka berusia 24-30 tahun dengan latar belakang pendidikan dan lama
dicurigai mengalami gangguan kognitif karena skor mereka dibawah skor normal
tidak berhubungan secara bermakna dengan skor MMSE dan CDT. Variabel lain
1.2.1 Umum
1.2.2 Khusus
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
pertimbangan dalam pemberian terapi dan latihan fisik untuk pemulihan kondisi
narapidana narkoba.
narkoba.
kepercayaan 5% (p
= = 0,671)
terhadap fungsi kognitif yang menyangkut materi dalam bidang ilmu kesehatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
seseorang yang telah dijatuhkan vonis bersalah oleh hukum dan harus menjalani
narapidana meliputi:
melalui keteladanan
mental spiritual.
seseorang yang berbudi pekerti yang baik. Dan salah satu tujuannya yaitu
konflik sosial, menjadi seseorang yang benar-benar sesuai dengan jati dirinya.
Sehingga dapat dipahami bahwa tujuan akhir dari sistem pemasyarakatan adalah
Semarang.
13
a. Mapenaling
keluarga, dsb.)
kegiatan).
2. Psikospiritual
c) Yoga
e) Hipnoteraphy
3. Psikososial
c) Psycolanguage
tentang Pola Pembinaan Warga Binaan, dibagi kedalam dua bidang yaitu:
Yang Maha Esa, Intelektual, Sikap dan Perilaku, Profesional, Kesehatan Jasmani
Pengajian Bakdal Dhuhur, Diba’an, Sholat Idul Fitri dan Adha, Maulid
kenaikan isa al masih, Ibadah dan perayaan natal dan tahun baru.
c. Kegiatan Perpustakaan.
antara lain:
Sejahtera Semarang
b. Pojok informasi setiap Selasa dan Kamis bekerja sama dengan Yayasan
Marawis
7. Pembinaan Jasmani (Olahraga) meliputi bola voli, bulu tangkis, tenis meja
dan footsall
8. Pembinaan Kemandirian
a. Asimilasi: bekerja dengan pihak III, kerja bakti dan pelatihan pertanian.
bakatnya dan kemudian diarahkan untuk dapat memproduksi suatu barang atau
undang-undang.
penjahitan sandal dan sepatu, pembuatan kasur lipat, las listrik dan acetylen,
pembuatan kompos.
b. Kegiatan Kerja Rumah Tangga, yaitu: pemuka, juru masak, pembantu ruang
luar kantor.
merupakan bahan atau zat yang bila masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi
17
Narkoba adalah zat kimia yang dapat mengubah psikologi seperti perasaan,
fikiran, suasana hati serta perilaku jika masuk kedalam tubuh manusia baik
dengan cara dimakan, diminum, dihirup, suntik, intravena dan lain sebagainya
(Kurniawan, 2008).
menurut Martono dan Joewana (2006) narkoba adalah obat, bahan, atau zat, dan
disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan
atau menurun); demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran
2.5.1 Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik berbentuk sintetis maupun bukan sintetis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran dan hilangnya rasa, zat yang dapat
a. Golongan I
18
Disamping itu golongan ini mempunyai potensi sangat tinggi akan terjadinya efek
adalah:
b. Golongan II
sebagai pilihan terakhir dalam pengobatan tersebut. Narkotika golongan ini juga
c. Golongan III
pengobatan, dan banyak digunakan untuk terapi, juga untuk pengembanagan ilmu
norkodein.
digunakan untuk pelayanan kesehatan yang terbatas dan tidak untuk umum.
19
Disamping itu juga masih dilakukan penelitian yang lebih dalam untuk dunia ilmu
1. Narkotika Alami
2. Narkotika Semisintetis
Adalah narkotika alami yang diolah dan diambil zat adiktifnya agar
memiliki khasiat yang lebih kuat. Contoh: morfin, kodein, heroin, dan kokain.
3. Narkotika Sintetis
Narkotika sintetis adalah narkotika yang dibuat dari bahan kimia. Contoh:
untuk mengurangi pengaruh narkoba sedikit demi sedikit pada penderita (pasien)
(Winarto, 2007).
2.5.2 Psikotropika
yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (Sarjono, 2007).
20
dalam Amriel (2007) psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
1. Golongan I: adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat untuk
2. Golongan II: adalah psikotropika dengan daya aktif yang kuat untuk
3. Golongan III: adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sedang dan
nitrazepam (Nipam, pil BK/Koplo, DUM, MG, Lexo, Rohyp, dan lain-lain)
golongan:
diminum, obat ini memberikan rasa tenang, mengantuk, tentram, damai. Obat
putih. Bila diminum, obat ini mendatangkan rasa gembira, hilangnya rasa
permusuhan, hilangnya rasa marah, ingin selalu aktif, badan terasa fit, dan
tidak merasa lapar. Daya kerja otak menjadi serba cepat, namun kurang
terkendali. Shabu berbentuk tepung kristal kasar berwarna putih bersih seperti
garam.
3. Kelompok halusinogen
seks, dsb. Kenikmatan didapat oleh pemakai setelah ia sadar bahwa peristiwa
adalah:
b. Inhalansia/solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat
rokok (ganja).
narkoba itu diserap oleh pembuluh darah kapiler, kemudian dibawa melalui
pembuluh darah vena ke jantung. Dari jantung, narkoba disebar ke seluruh tubuh.
23
Narkoba masuk dan merusak organ tubuh (hati, ginjal, paru-paru, usus, limpa,
otak, dan lain-lain). Narkoba yang masuk ke dalam otak merusak sel otak.
Kerusakan pada sel otak menyebabkan kelainan pada tubuh (fisik) dan jiwa
(mental dan moral). Kerusakan sel otak menyebabkan terjadinya perubahan sifat,
Di dalam usus halus, narkoba dihisap oleh jonjot usus, kemudian diteruskan ke
dalam pembuluh darah kapiler. Narkoba lalu masuk ke pembuluh darah balik,
selanjutnya masuk ke hati. Dari hati, narkoba diteruskan melalui pembuluh darah
organ-organ tubuh (hati, ginjal, paru-paru, usus, limpa, otak, dan lain-lain).
Setelah di otak, narkoba merusak sel-sel otak. Karena fungsi dan peranan sel otak,
narkoba tersebut menyebabkan kelainan tubuh (fisik) dan jiwa (mental dan
moral). Cara pemakaian seperti ini mendatangkan reaksi setelah relative lebih
Berbeda dengan dua jalan sebelumnya, jalan ini adalah jalan tercepat atau
“jalan tol”. Narkoba langsung masuk ke pembuluh darah vena, terus ke jantung,
fungsi luhur otak berupa orientasi, perhatian, kosentrasi, daya ingat dan bahasa
Gangguan fungsi kognitif erat kaitannya dengan fungsi otak karena kemampuan
untuk berpikir akan dipengaruhi oleh otak (Lisnaini, 2012). Menurut Ginsberg
1. Fungsi kognitif yang terdistribusi, yang tidak terlokalisasi pada region otak
tertentu, namun membutuhkan aksi dari berbagai bagian pada kedua sisi otak,
2. Fungsi kognitif yang terlokalisasi, yang tergantung dari struktur dan fungsi
pesan untuk komunikasi berbagai beagian di otak dan sistem syaraf. Senyawa
fungsi otak. Sebagai pembawa pesan, mereka datang dari satu tempat dan pergi ke
tempat lain untuk menyampaikan pesan-pesannya. Bila satu sel syaraf (neuron)
berakhir, di dekatnya ada neuron lainnya. Satu neuron mengirimkan pesan dengan
25
dan meniru atau mengganggu cara-cara sel saraf mengirim, menerima, dan
memproses informasi secara normal. Beberapa zat psikoaktif, seperti ganja dan
dihalangi untuk berkomunikasi dengan sel neuron. Meski zat psikoaktif ini
menyerupai bahan kimiawi di dalam otak, mereka tidak mengaktifkan sel saraf
dengan cara yang sama seperti neurotransmiter alami, dan mereka memancarkan
pesan-pesan abnormal dalam jaringan otak. Zat psikoaktif lain, seperti amfetamin
2.9.1 Usia
26
lanjut juga menyebabkan otak lebih rentan terhadap efek primer atau sekuder
cedera kepala, sehingga efek terjadinya gangguan kognitif lebih besar (Capruso
2.9.2 Pendidikan
2.9.3 Genetik
Termasuk faktor genetik adalah faktor bawaan, jenis kelamin dan ras.
Trauma kepala secara langsung mencederai struktur dan fungsi otak, dan
dapat mengakibatkan gangguan kesadaran, kognitif dan tingkah laku. Studi kohort
abses otak dapat mengakibatkan gejala sisa berupa gangguan kognitif (Hamidah,
2011).
satu atau kombinasi beberapa gejala kognitif. Gejala-gejala yang dapat timbul
kebingungan, dan gejala psikiatrik. Gejala lain dapat terjadi sesuai dengan lokasi
2.9.8 Nutrisi
Zat gizi yang dibutuhkan untuk perkembangan otak bukan hanya makro
tetapi juga zat gizi mikro. Diperkirakan 10% dari total seng berada di otak dan
berada pada neuron di hipokampus yaitu menempati lumen vesikel sinaps yang
sinaps. Bila terjadi defisiensi seng maka akan terjadi gangguan terhadap
penghantaran stimulus yang diterima oleh akson dan badan neuron sehingga dapat
2.9.9 Stres
yang cukup berat jika berhadapan dengan stresor yang serius. Akan sulit
menentukan adanya defisit kognitif. Penilaian fungsi kognitif meliputi lima bagian
pokok yaitu atensi, bahasa, memori, visual ruang dan fungsi eksekutif. Atensi
aliran stimulus eksogen dan endogen yang mengaliri otak yang dianggap perlu
dari hal-hal yang perlu diabaikan. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan observasi
apakah perhatian pasien mudah terpengaruh oleh benda di sekitarnya, salah satu
repetisi dan penamaan. Bicara spontan dapat dinilai pada waktu wawancara
Pemeriksaan fungsi memori dapat dilakukan dengan menilai orientasi tempat dan
waktu, atau menilai kemampuan recall. Gangguan fungsi semantik adalah jika
pasien tidak bisa menjawab fakta-fakta secara umum, misalnya dalam satu
atrofi lobus temporalis mesial dan talamus (Stout, 1999 cit Setyopranoto dkk.,
2000).
dilakukan dengan cara pasien disuruh membedakan hal-hal yang mirip misalnya
atau dua pertanyaan. Salah satu pemeriksaan mental mini yang cukup populer
30
adalah tes Mini Mental State Examination (MMSE) yang diperkenalkan oleh
berisi 11 item pertanyaan dan perintah meliputi orientasi waktu, registrasi, atensi,
faktoryang dapat mempengaruhi hasil tes MMSE seperti umur yang muda, latar
belakang pendidikan yang tinggi dan kondisi saat tes dijalankan. MMSE ini secara
luas digunakan untuk screening fungsi kognitif dan sensitive untuk mendeteksi
maksimal adalah 30. Berdasarkan skor atau nilai tersebut, status kognitif pasien
30), probable gangguan kognitif (nilai 17-23) dan definite gangguan kognitif
(nilai 0-16). Pada penelitian ini, gangguan kognitif ditegakkan bila didapatkan
nilai MMSE 0-23, yaitu meliputi kriteria probable dan definite gangguan
2.12Kerangka Teori
Penyalahgunaan
narkoba
Otak
Gangguan
neurotransmitter
BAB III
METODE PENELITIAN
Variabel perancu :
Umur
Tingkat Pendidikan
sebab perubahan atau timbulnya suatu variabel dependen (terikat) dan bebas
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini dapat
3.3 Hipotesis
atau biasa disebut juga sebagai patokan duga dalil sementara, yang kebenarannya
dapat dibuktikan dalam penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian dari hasil
penelitian, maka hipotesis ini baru dapat dikatakan benar atau salah, dan dapat
telah dikemukakan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah, “Ada
Definisi
N0 Variabel Alat ukur Kategori Skala
Operasional
Penyalahgu- Penyalahgunaan Kuesioner Lama Ordinal
1
naan narkoba (napza) penyalahgunaan:
narkoba adalah penggunaan a. 2-5 tahun
narkoba bukan untuk b. 6-9 tahun
tujuan pengobatan, c. >10 tahun
dalam jumlah
berlebih, secara
34
teratur dan
berlangsung cukup
lama (Martono,
2006).
2 Fungsi Suatu proses dimana Kuesioner Kategori skor Nominal
kognitif semua masukan MMSE MMSE:
sensoris (taktil,
Normal:
visual, dan auditorik)
24-30
akan diubah, diolah,
Probable
disimpan dan
gangguan
selanjutnya
kognitif:
digunakan untuk
17-23
hubungan antar
neuron secara
sempurna sehingga
individu mampu
melakukan penalaran
terhadap masukan
sensoris tersebut
(Wiyoto, 2002).
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survei analitik.
variabel-variabelnya dilakukan hanya satu kali, pada satu saat (Sudigdo S. dan
Sofyan I, 2002:97).
36
3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari (Sugiyono, 2006:117). Atas dasar tersebut, maka populasi dalam
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi itu sendiri
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
1) Umur responden ≤55 tahun atau sampai usia pertengahan menurut WHO.
2) Adanya riwayat penyakit di kepala seperti infeksi otak, cedera kepala dan
tumor otak.
Peneliti menentukan sampel yang terdapat dalam populasi yaitu secara simple
random sampling.
Keterangan:
n = Besar sampel
Untuk proporsi atau sifat tertentu yang tidak diketahui, maka besarnya p yang
Jadi jumlah sampel minimal yang digunakan adalah 24 orang. Sedangkan yang
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui
yang ingin didapatkan adalah data tentang skor fungsi kognitif pada narapidana
penyalahguna narkoba.
Data sekunder yaitu data tidak langsung yang diperoleh dari pihak instansi
yaitu lapas Kedungpane Semarang. Adapun data yang ingin didapatkan meliputi
kognitif responden.
3.9.2 Dokumentasi
usia.
tahap pelaksanaan, tahap evaluasi hasil pelaksanaan, serta tahap analisis dan
2. Koordinasi dengan pihak yang terkait dalam penelitian ini tentang tujuan dan
prosedur penelitian.
pendahuluan.
pelaksanaan penelitian.
Tahap analisis dan penyusunan laporan dalam penelitian ini meliputi, analisis
sebagai berikut:
1. Editing
Editing yaitu pengecekan terhadap kelengkapan data dan keseragaman data yang
2. Coding
Coding yaitu pemberian kode pada setiap jawaban untuk mempermudah dalam
pengolahan data.
3. Tabulating
4. Entry
Entry yaitu kegiatan memasukkan data yang telah didapat ke dalam program
untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dangan variabel terikat. Selain
itu, analisis data juga dapat digunakan untuk menguji hipotesis penelitian.
tiap variabel (Soekidjo Notoatmodjo, 2005:188). Hal ini sangat dibutuhkan guna
dengan variabel terikat. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan yaitu uji
chi-square dengan bantuan SPSS versi 16. Adapun syarat uji chi-square adalah
tidak ada sel yang nilai observed yang bernilai nol, sel yang mempunyai nilai
expected kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Jika uji chi-square tidak
terpenuhi, maka dipakai uji alternatifnya, alternative uji chi-square untuk tabel
2x2 adalah uji fisher, alternatif uji chi-square untuk tabel 2xk adalah uji
square untuk tabel selain 2x2 dan 2xk. Setelah dilakukan penggabungan sel akan
didapatkan tabel Bxk yang baru. Uji hipotesis dipilih sesuai dengan tabel bxk
yang baru. Yaitu jika p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, sedangkan jika p
BAB VI
6.1 SIMPULAN
1. Tidak ada hubungan antara umur dengan fungsi kognitif narapidana narkoba
4. Ada hubungan antara lama di lapas dengan fungsi kognitif narapidana narkoba
6.2 SARAN
Semarang” disarankan:
yaitu sebaiknya meningkatkan latihan fisik menjadi dua sampai lima kali
perminggu dengan tujuan supaya meningkatkan aliran darah regional pada area
otak dan meningkatkan stimulasi fisik dan mental untuk memperbaiki fungsi
kognitif.
DAFTAR PUSTAKA
Amriel R.I., 2007, Psikologi Kaum Muda Pengguna Narkoba, Jakarta: Salemba.
Arizal, daris A, Hidayat A., Gizi dan Perannya. Dalam: Hardhywinoto, setiabudhi
t.,
editor, Anak unggul berotak prima, Jakarta: gramedia pustaka utama;
2002.
Aziz Aimul, Hidayat, 2008, Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data, Salemba, Jakarta.
Capruso DX, Levin HS., Neurobehavioral Outcome of Head Trauma, Neurol clin
2006.
Dikot, Y., & Ong, PA., 2007, Diagnosa Dini dan Penatalaksanaan Demensia di
Pelayanan Medis Primer, Asosiasi Alzheimer Indonesia (AAzI) Cab. Jawa
Barat & Asna Dementia Standing Commiitee.
Emery CF. The role of physical exercise as a reliabilitive aid for cognitive loss in
healthy and chronically ill older adults. In: Hill RD, Lars B, Neely AS,
editors. Cognitive Rehabilitation In Old Age. 1st ed. New York: Oxford
University Press; 2000.p.124-39.
Flint J., The genetic basic of cognition, Brain 1999; 122: 2015-31.
Geda YE, Roberts RO, Knopman DS, Christianson Teresa JH, Pankratz VS, Ivnik
RJ, et al., Physical exercise, aging, and mild cognitive impairment A
population-based study, Arch Neurol 2010;67:80-6.
Gould, T.J., 2010, Addiction and Cognition, Addiction science & clinical practice,
Pennsylvania.
Griesbach GS, Hovda DA, Molteni R, Wu A and Pinilla FG, Voluntary exercise
following traumatic brain injury: brain-derived neurotrophic factor
upregulation and recovery of function, Neuroscience 2004; 125: 129-39.
Kalechstein, A.D., Garza, R., Mahoney, J.J., Fantegrossi, W.E., Newton, T.F.,
2007, MDMA use and neurocognition: a meta-analytic review,
Psychopharmacology, 189:531-537.
Kapeta, 2013, Ilmu Pengetahuan Adiksi Part 2, diakses pada tanggal 5 Januari
2014, (http://kapeta.org/causes/ilmu-pengetahuan-adiksi-part-2/)
Koo JW, et al. Postnatal environment can counteract prenatal effect on cognitive
ability, cell proliferation and synaptic protein expression. The FASEB J
2003.
Lumbantobing, S.M., 2006, Kecerdasan pada usia lanjut dan demensia, Edisi 4,
Jakarta: Balai penerbit FKUI.
Martono L.H dan Joewana S., 2006, Peran Orang Tua Mencegah Narkoba,
Jakarta: PT. Balai Pustaka.
Muzamil MS., 2014, Hubungan antara Tingkat Aktivitas Fisik dengan Fungsi
Kognitif pada Usila di Kelurahan Jati Kecamatan Padang Timur, Jurnal
Kesehatan, 2014;3 (2).
Rogers, R.D., & Robbins, T.W., 2001, Investigating the neurocognitive deficits
associated with chronic drus misuse, Current Opinion in Neurobiology,
11:250-257.
Roohi, N.N., Hamidi, F., Farahani, K.S., 2010, Cognitive consquences of drug
abuser: comparison with abuse of stimulants and opioid with regard to
attention and working memory, Procedia Social and Behavioral Science,
5- 1698-1701.
Suardi, M., (2012), Pengantar Pendidikan : Teori dan Aplikasi, Jakarta: Indeks.
Sudigdo S., dan Sofyan I., 1995, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Jakarta: Sagung Seto.
Turana, Y., Mayza, A., Luwempouw S.F., 2004, Pemeriksaan Status Mini Mental
pada usia lanjut di Jakarta, Medika, vol. 30, 9, 563-568.
Woicik, P.A., Moeller, S.J., Alia-Klein, N., Maloney, T., Lukasik, T,M., Yeliosof,
O., Wang, G., Volkow, N.D., Goldstein, R.Z., 2008, The Neuropsychology
of Cocaine Addiction: Recent Cocaine Use Masks Impairment.,
Neuropsychopharmacology, I-II.
72
Lampiran 1
74
Lampiran 2
75
Lampiran 3
76
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
No. : _______________________
Total skor : ______/30
Nama subjek : _______________________
Usia subjek : _______ tahun ______ bulan Kategori :
Lama konsumsi
Narkoba : ______________ tahun
Pendidikan : _______________________
Lama di Lapas : _______________________
Tanggal tes : _______________________
Tempat tes : _______________________
Nilai
Item Tes Nilai
maks.
ORIENTASI
1 Waktu 5
Tahun berapakah sekarang?
Musim apakah sekarang?
Bulan apakah sekarang?
Tanggal berapakah sekarang?
Hari apakah sekarang?
2 Tempat 5
Bisakah Anda memberitahu saya nama tempat ini?
Di lantai berapakah kita sekarang?
Di kota manakah kita sekarang?
Di negara manakah kita sekarang?
Di propinsi manakah kita sekarang?
79
REGISTRASI 3
6 BAHASA 2
JAM TANGAN
PENSIL
Indonesia; 2008.
81
82
PEJAMKAN
MATA
ANDA
83
Lampiran 7
Lama
No. Total Skor
Umur Pend. konsumsi Kategori
Responden MMSE
(Tahun)
Probable Gangguan
1 29 SMA 2 21
Kognitif
2 28 SMA 2 24 Normal
Probable Gangguan
3 55 SD 5 19
Kognitif
Probable Gangguan
4 39 SMA 2 20
Kognitif
5 28 SMA 4 25 Normal
6 29 S1 2 30 Normal
7 37 SMP 2 26 Normal
Probable Gangguan
8 28 SD 2 23
Kognitif
9 30 SMP 3 26 Normal
Probable Gangguan
10 22 D3 10 23
Kognitif
Probable Gangguan
11 39 SMP 15 23
Kognitif
12 23 SMA 2 27 Normal
13 47 SD 2 24 Normal
Probable Gangguan
14 37 SMP 7 21
Kognitif
Probable Gangguan
15 55 SD 14 21
Kognitif
16 34 S1 14 28 Normal
Probable Gangguan
17 31 SMP 2 22
Kognitif
Probable Gangguan
18 31 SMA 3 23
Kognitif
Probable Gangguan
19 30 SMK 2 23
Kognitif
84
20 33 SMK 12 27 Normal
Probable Gangguan
21 41 SMK 2 23
Kognitif
22 35 SMP 2 24 Normal
23 33 SMK 12 27 Normal
Probable Gangguan
24 41 SMA 18 22
Kognitif
Probable Gangguan
25 31 SMA 2 22
Kognitif
Probable Gangguan
26 16 SMP 2 19
Kognitif
27 37 SMK 3 26 Normal
Probable Gangguan
28 29 D1 5 20
Kognitif
Probable Gangguan
29 26 SMK 10 22
Kognitif
85
Lampiran 8
Analisis Univariat
1. Variabel Usia
Usia
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 15-24 tahun 3 10.3 10.3 10.3
25-34 tahun 15 51.7 51.7 62.1
35-44 tahun 8 27.6 27.6 89.7
45-54 tahun 3 10.3 10.3 100.0
Total 29 100.0 100.0
Tingkat Pendidikan
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Rendah 11 37.9 37.9 37.9
Tinggi 18 62.1 62.1 100.0
Total 29 100.0 100.0
Fungsi kognitif
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Probable gangguan
17 58.6 58.6 58.6
kognitif
Normal 12 41.4 41.4 100.0
Total 29 100.0 100.0
Lama di lapas
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid Kurang dari 1
13 44.8 44.8 44.8
tahun
1 tahun atau lebih 16 55.2 55.2 100.0
Total 29 100.0 100.0
87
Lampiran 9
Analisis Bivariat
Crosstab
Fungs i kognitif
Probable
gangguan
kognitif Normal Total
Usia 15-24 tahun Count 2 1 3
Expected Count 1.8 1.2 3.0
% within Us ia 66.7% 33.3% 100.0%
25-34 tahun Count 8 7 15
Expected Count 8.8 6.2 15.0
% within Us ia 53.3% 46.7% 100.0%
35-44 tahun Count 5 3 8
Expected Count 4.7 3.3 8.0
% within Us ia 62.5% 37.5% 100.0%
45-54 tahun Count 2 1 3
Expected Count 1.8 1.2 3.0
% within Us ia 66.7% 33.3% 100.0%
Total Count 17 12 29
Expected Count 17.0 12.0 29.0
% within Us ia 58.6% 41.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-s ided)
Pears on Chi-Square .383a 3 .944
Likelihood Ratio .385 3 .943
Linear-by-Linear
.064 1 .800
Ass ociation
N of Valid Cas es 29
a. 6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 1.24.
88
Symmetric Measures
Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .114 .944
Interval by Interval Pears on's R -.048 .182 -.249 .805c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.050 .183 -.261 .796c
N of Valid Cas es 29
a. Not ass uming the null hypothes is.
b. Using the asymptotic standard error as s uming the null hypothesis.
c. Bas ed on normal approximation.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for a
Usia (15-24 tahun
/ 25-34 tahun)
a. Ris k Es timate s tatistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells .
Crosstab
Fungsi kognitif
Probable
gangguan
kognitif Normal Total
Usia 15-24 tahun + Count 10 8 18
(Gabung) 25 - 34 tahun Expected Count 10.6 7.4 18.0
% within Us ia (Gabung) 55.6% 44.4% 100.0%
35-44 tahun + Count 7 4 11
45 - 54 tahun Expected Count 6.4 4.6 11.0
% within Us ia (Gabung) 63.6% 36.4% 100.0%
Total Count 17 12 29
Expected Count 17.0 12.0 29.0
% within Us ia (Gabung) 58.6% 41.4% 100.0%
89
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .079 .668
Interval by Interval Pears on's R -.080 .184 -.415 .681c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.080 .184 -.415 .681c
N of Valid Cas es 29
a. Not ass uming the null hypothes is.
b. Using the asymptotic standard error as s uming the null hypothesis.
c. Bas ed on normal approximation.
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Us ia
(Gabung) (15-24 tahun
.714 .153 3.334
+ 25 - 34 tahun / 35-44
tahun + 45 - 54 tahun)
For cohort Fungsi
kognitif = Probable .873 .475 1.604
gangguan kognitif
For cohort Fungsi
1.222 .479 3.119
kognitif = Normal
N of Valid Cas es 29
90
Crosstab
Fungsi kognitif
Probable
gangguan kognitif Normal Total
Pendidikan Rendah Count 7 4 11
Expected Count 6.4 4.6 11.0
% within pendidikan 63.6% 36.4% 100.0%
Tinggi Count 10 8 18
Expected Count 10.6 7.4 18.0
% within pendidikan 55.6% 41.4% 100.0%
Total Count 17 12 29
Expected Count 17.0 12.0 29.0
10.6 7.4 18.0
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .079 .668
Interval by Interval Pears on's R .080 .184 .415 .681c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .080 .184 .415 .681c
N of Valid Cas es 29
a. Not ass uming the null hypothes is.
b. Using the asymptotic standard error as s uming the null hypothesis.
c. Bas ed on normal approximation.
91
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for
Pendidikan (Gabung) (SD 1.400 .300 6.534
+ SMP / SMA/SMK + PT)
For cohort Fungs i kognitif
= Probable gangguan 1.145 .623 2.105
kognitif
For cohort Fungs i kognitif
.818 .321 2.088
= Normal
N of Valid Cases 29
Fungsi kognitif
Probable
gangguan
kognitif Normal Total
Lama penyalahgunaan 2-5 tahun Count 11 9 20
narkoba Expected Count 11.7 8.3 20.0
% within Lama
55.0% 45.0% 100.0%
penyalahgunaan narkoba
6-9 tahun Count 1 0 1
Expected Count .6 .4 1.0
% within Lama
100.0% .0% 100.0%
penyalahgunaan narkoba
10 tahun atau lebih Count 5 3 8
Expected Count 4.7 3.3 8.0
% within Lama
62.5% 37.5% 100.0%
penyalahgunaan narkoba
Total Count 17 12 29
Expected Count 17.0 12.0 29.0
% within Lama
58.6% 41.4% 100.0%
penyalahgunaan narkoba
92
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-s ided)
Pears on Chi-Square .864a 2 .649
Likelihood Ratio 1.226 2 .542
Linear-by-Linear
.185 1 .667
Ass ociation
N of Valid Cas es 29
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is .41.
Symmetric Measures
Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .170 .649
Interval by Interval Pears on's R -.081 .184 -.424 .675c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.093 .183 -.487 .630c
N of Valid Cas es 29
a. Not ass uming the null hypothes is.
b. Using the asymptotic standard error as s uming the null hypothesis.
c. Bas ed on normal approximation.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Lama a
penyalahgunaan narkoba
(2-5 tahun / 6-9 tahun)
a. Ris k Es timate s tatistics cannot be computed. They
are only computed for a 2*2 table without empty cells .
93
Fungsi kognitif
Probable
gangguan
kognitif Normal Total
Lama Penggunaan 2-5 tahun + 6 - 9 tahun Count 12 9 21
(Gabung) Expected Count 12.3 8.7 21.0
% within Lama
57.1% 42.9% 100.0%
Penggunaan (Gabung)
10 tahun atau lebih Count 5 3 8
Expected Count 4.7 3.3 8.0
% within Lama
62.5% 37.5% 100.0%
Penggunaan (Gabung)
Total Count 17 12 29
Expected Count 17.0 12.0 29.0
% within Lama
58.6% 41.4% 100.0%
Penggunaan (Gabung)
Chi-Square Tests
Symmetric Measures
Asymp.
a b
Value Std. Error Approx. T Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .049 .793
Interval by Interval Pears on's R -.049 .184 -.253 .802c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.049 .184 -.253 .802c
N of Valid Cas es 29
a. Not ass uming the null hypothes is.
b. Using the asymptotic standard error as s uming the null hypothesis.
c. Bas ed on normal approximation.
Risk Estimate
95% Confidence
Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Lama
Penggunaan (Gabung)
.800 .150 4.258
(2-5 tahun + 6 - 9 tahun /
10 tahun atau lebih)
For cohort Fungsi
kognitif = Probable .914 .476 1.755
gangguan kognitif
For cohort Fungsi
1.143 .411 3.175
kognitif = Normal
N of Valid Cas es 29
Crosstab
Fungsi kognitif
Probable
gangguan
kognitif Normal Total
Lama di lapas Kurang dari 1 tahun F 12 1 13
% 92.3% 7.7% 100.0%
1 tahun atau lebih F 5 11 16
% 31.2% 68.8% 100.0%
Total F 17 12 29
% 58.6% 41.4% 100.0%
95
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
Value Df (2-sided) (2-sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 11.023 1 .001
b
Continuity Correction 8.650 1 .003
Likelihood Ratio 12.410 1 .000
Fisher's Exact Test .002 .001
Linear-by-Linear
10.643 1 .001
Association
N of Valid Casesb 29
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
5.38.
b. Computed only for a 2x2 table
Symmetric Measures
Asymp. Approx.
Value Std. Errora Approx. Tb Sig.a
Nominal by Contingency
.525 .001
Nominal Coefficient
Interval by Interval Pearson's R .617 .134 4.069 .000c
Ordinal by Ordinal Spearman
.617 .134 4.069 .000c
Correlation
N of Valid Cases 29
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null
hypothesis.
c. Based on normal approximation.
96
Lampiran 10