Anda di halaman 1dari 18

ABSTRAK

CHIKAL WULANDARI, 2019, “ KEBERADAAN TARI BALIA PADA SUKU KAILI DI KECAMATAN
PALU SELATAN SULAWESI TENGAH”. Program Studi Seni Tari Murni, Fakultas Seni dan Desain,
Universitas Negeri Makassar.

Skripsi dalam tugas akhir mahasiswa Program Studi Seni Tari Murni Fakultas Seni dan Desain yaitu: untuk
mengetahui, 1. Upaya Tari Balia bertahan sebagai kesenian tradisi pada masyarakat Suku Kaili Sulawesi Tengah,
2. Peran Tari Balia pada Suku Kaili diKecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah pada masa kini. Adapun teknik
pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap seperti: Studi literatur, observasi lapangan, wawancara dan
dokumentasi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif. Hasil penelitian yakni : 1. Upaya Tari Balia bertahan sebagai kesenian tradisi pada masyarakat Suku
Kaili Sulawesi Tengah, yaitu a) Mempertahakannya dengan mewariskan kepada keluarga secara turun-temurun
sebagai kepercayaan bahwa Balia sangat sakral dan dipercaya bisa menyembuhkan seseorang ketika mengadakan
Upacara Ritual Tari Balia b) Diperkanalkan lewat pertunjukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
sebagaimana Pariwisata mempertunjukan tariannya saja 2. Peran Tari Balia pada Suku Kaili diKecamatan Palu
Selatan Sulawesi Tengah pada masa kini, a) sebagai penolak bala dari berbagai penyakit yang tidak bisa
disembuhkan oleh medis dan sakit yang diderita sudah berlangsung lama dan tidak kunjung sembuh. b) Sebagai
pemersatu masyarakat, ketika acara berlangsung dimana setiap masyarakat datang berbondong-bondong dengan
mengajak sanak saudara, keluaraga, dan teman-teman disekitarnya.

PENDAHULUAN dipelihara dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

A. Latar Belakang Kepercayaan lama adalah warisan budaya yang tetap

Kebudayaan Indonesia adalah kebanggaan terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk

nasional, Bhineka tunggal atau beraneka ragam tetap dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh

satu, ini merupakan ungkapan yang tetap untuk agama. Karena banyak kelompok etnis mendiami

menggambarkan masyarakat. Pada hakekatnya Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak

budaya Indonesia adalah satu, sedangkan corak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan

ragam budaya menggambarkan kekayaan budaya kekhasan yang harmonis dalam masyarakat.

bangsa tersebut menjadi modal dan landasan Tarian upacara Keagamaan dan upacara

pengembangan budaya bangsa seluruhnya yang penting dalam kehidupan manusia yang bersifat

hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa. magis saat ini sudah jarang ditemukan. Namun di

Masyarakat Indonesia terwujud sebagai suku bangsa Palu Sulawesi Tengah tardapat Tari Balia yang

dengan aneka latar belakang, kebudayaan, agama, hingga kini masih dilakukan oleh Suku Kaili sebagai

dan sejarahnya. tari upacara penyembuhan untuk mengusir Roh

Daerah Sulawesi Tengah yang kaya akan jahat. Balia suatu tarian yang berasal dari Sulawesi

budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tengah, tarian tersebut adalah tari pengobatan suku

Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan Kaili asli, dengan adanya tarian tersebut nenek
moyang suku Kaili sering menggunakan ritual artinya lahir atau timbul sedangkan Rigading artinya

tersebut sebagai penyembuhan orang-orang Kaili. di bambu kuning. Dalam bahasa kaili disebut

Tarian Balia ditarikan oleh nenek dan kakek- Tobobete Ribolovatu yang berarti orang yang lahir

kakek yang tahu bagaimana proses tari tersebut atau muncul dari bambu kuning.

terlaksana, mereka tahu persis apa yang harus Berdasarkan keterangan singkat di atas dapat

dilaksanakan, dan doa-doa dari tari tersebut, Tari diketahui bahwa pada awalnya Balia merupakan

Balia dengan segala upaya suku Kaili satu bentuk tarian yang pertama kali dipertunjukan

mempertahankan adat, agar masyarakat dapat oleh Sawerigading. Dalam pertunjukan tersebut

memahami bagaimana terlaksananya adat tersebut, ternyata banyak sekali yang menyaksikan termaksud

dengan melaksanakan adat dengan baik. Meskipun orang-orang yang sedang sakit ikut menyaksikan

pada zaman sekarang semakin canggihnya alat tarian Balia. Setelah selesai pertunjukan Balia, satu

Teknologi Kedokteran dengan berbagai hal aneh muncul yaitu orang-orang yang sakit justru

penyembuhan secara canggih, tetapi masih ada mengalami kesembuhan setelah menyaksikan tarian

masyarakat yang memakai adat tersebut untuk Balia oleh sebab itu masyarakat Kaili kemudian

penyembuhan. Meskipun kebanyakan yang meyakini bahwa setiap orang sakit tentu ada

memakai adat tersebut para orang tua tetapi ada juga penyebabnya inilah yang harus dicarikan cara

keturunan mereka yang masih mempercayai adat penyembuhannya. Sejak saat itu upaya

Balia. penyembuhan terhadap orang sakit akhirnya

Sebelum memahami pengertian Balia terlebih menjadi tujuan utama pelaksanaan upacara Balia.

dahulu dijelaskan secara singkat sejarah Balia. Balia Sejak saat itu akhirnya masyarakat Kaili mulai

ternyata ucapan relifi yang sudah dikenal sejak aktif melakukan upacara Balia dalam rangka

zaman lampau jauh sebelum penjajahan Belanda. penyembuhan penyakit. Masyhuddin Masyhuda

Hal ini dapat diketahui berdasarkan pendapat (1981 :14) menjelaskan lebih lanjut adanya tahapan

Masyhuddin Masyhuda (1981 :13) yang telah dalam perkembangan upacara Balia, yaitu : “ tahap

meneliti upacara Balia dikalangan masyarakat pertama merupakan tarian untuk menghibur

Biromaru dimana diperoleh pendapat yang Sawerigading, tahap kedua meniru Sawerigading

mengatakan bahwa yang pertama mempertunjukan tetapi sudah bermaksud menyembuhkan atau

tarian Balia adalah Sawerigading. Sawerigading menghibur orang sakit, dan pada tahap kedua

merupakan nama yang dikenal berasal dari Sulawesi upacara Balia sudah berobjek pada roh halus yang

Selatan. Sawerigading tardiri atas kata Sawe yang menyebabkan penyakit seseorang”.
Dalam memahami arti Balia maka Balia adalah melawan setan yang membawa

dikemukakan dua pendekatan yaitu pendekatan penyakit dalam tubuh manusia. Oleh karena itu

etimologis dan terminologis (definisi-pengertian). Balia dipandang prajurit kesehatan yang mampu

Tinjuan etimologis berarti meninjau kata Balia untuk memberantas penyakit, baik berat maupun

berdasarkan asal usul kata Balia itu sendiri. Dalam ringan dengan melalui upacara-upacara tertentu.

hal ini Masyhuddin Masyhuda (1981 : 13-14) Adapun peserta Balia disebut “memperata” dengan

mengatakan “tentang asal kata Balia ada tiga pengertian bahwa memperata adalah proses awal

pendapat, yaitu : 1. Balia dari bahasa Kaili yaitu untuk menyiapkan diri dan menerima kehadiran

noBalia ia yang artinya berubah ia, 2. Balia berasal makhluk-makhul halus masuk ke dalam tubuh.

dari perkataan Balia yang artinya robah dia, dan 3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

Balia berasal dari kata Bali yang artinya lawan. upacara Balia merupakan salah satu upacara

Mengenai arti kata berubah atau rubah dia, masyarakat Kaili yang digunakan untuk berbagai

mengandung makna bahwa bila seseorang sudah keperluan mulai dari upaya untuk pengobatan,

dimasuki roh halus, maka segala tingkah laku dan penyembuhan penyakit sampai hiburan. Hal ini

perbuatannya berubah sesuai dengan roh halus yang menunjukan Balia cukup berpengaruh pada

masuk ke dalam tubuhnya. Misalnya orang itu tiba- masyarakat Kaili, tidak heran jika masyarakat Kaili

tiba tidak bisa berbicara maka roh halus yang masuk dikenal sebagai pendukung upacara Balia ini.

ke dalam tubuh orang yang sakit adalah orang bisu. Dalam pelaksanaan tari ritual Balia ini

Contoh lain seorang laki-laki tiba-tiba ingin dilaksanakan di tempat terbuka, seperti lapangan

memakail pakaian perempuan berarti roh halus yang atau halaman rumah yang luas, terdapat sebuah

masuk ke dalam tubuhnya adalah seorang roh halus bangunan besar tidak permanen yang dibangun

perempuan. Demikian pula halnya dengan Balia secara gotong royong oleh keluarga yang akan

dalm arti kata lawan mengandung makna untuk melaksanakan upacara, dibantu oleh masyarakat

melawan penyakit yang diderita oleh seseorang sekitarnya. Bangunan ini disebut “Bantaya” atau

dengan cara memanggil makhluk halus ke dalam balai pertemuan, tempat berkumpulnya para pelaku

tubuh. upacara selama prosesi upacara berlangsung. Waktu

Setelah memahami arti Balia berdasarkan pelaksanaan upacara pada malam hari selama 2 - 4

tinjauan etimologis, selanjutnya dikemukakan hari berturut - turut. Penetapan waktu

pengertian Balia secara terminologis (definis). pelaksanaannya ditentukan oleh tokoh adat

Buchari dkk (1986 : 75) menjelaskan pengertian setempat, disesuaikan dengan hari baik menurut
kepercayaan orang Kaili. Dalam upacara instrumen B. Rumusan Masalah

musik berupa gendang, gong, lalove (suling panjang Berdasarkan latar belakang tersebut, maka

khas Kaili) Balia menjadi bagian yang tidak masalah yang dikaji dalam penelitian ini sebagai

terpisahkan dalam proses pelaksanaannya. berikut:

Instrumen music ini dimainkan untuk mengiringi 1. Bagaimana upaya Tari Balia

para pelaku Balia yang menari – nari (bahasa kaili : mempertahankan keberadaan diri sebagai

notaro) karena kesurupan roh halus. kesenian tradisi pada masyarakat Suku

Keberadaan Tari Balia Suku Kaili di Kaili di Kecamatan Palu Selatan

kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah sekarang Sulawesi Tengah ?

masih ada. Pariwisata Sulawesi Tengah sudah 2. Bagaimana peran Tari Balia pada Suku

mempertunjukan Tari Balia dengan versi hanya Kaili di Kecamatan Palu Selatan

mengambil proses pertunjukan untuk kepentingan Sulawesi Tengah pada masa kini?

pendokumentasian Balia tersebut, sedangkan ritual

Tari Balia ini dilaksanakan ketika ada yang sakit dan C. Tujuan Penelitian

mempercayai kalau itu teguran dari nenek Berdasarkan rumusan masalah diatas,

moyangnya yang menegur lewat mimpi dan bukan pelaksanaan penelitian ini mendapatkan data atau

hanya si pesakitan yang merasa ditegur lewat mimpi informasi yang akurat dan secara mendalam tentang

tetapi keluarga terdekatnya juga. Ketika berobat ke :

Dokter si pesakitan tidak kunjung sembuh maka 1. Upaya Tari Balia mempertahankan

dibuatlah adat dan ritual Tari Balia selama 2 malam keberadaan diri sebagai kesenian tradisi

berturut-turut. Tari ini menarik perhatian mereka pada masyarakat Suku Kaili di

untuk melihat proses-proses bukan hanya Kecamatan Palu Selatan Sulawesi

masyarakat Suku Kaili yang tertarik, tetapi orang- Tengah ?

orang asing juga sangat tertarik dengan tradisi 2. Peran Tari Balia pada upacara ritual Suku

tersebut. Kaili di Kecamatan Palu Selatan

Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai Sulawesi Tengah pada masa kini?

upaya untuk tetap melestarikan dan D. Manfaat Penelitian

mempertahankan serta mengetahui keberadaannya. 1. Untuk lebih mengetahui tentang tari

tradisi adat.
2. Memperkenalkan budaya yang ada di 2. Deskripsi Konsep

Sulawesi Tengah. a. Pengertian Tari Tradisional

3. Sebagai acuan agar tetap mengingat Tari menjadi salah satu cabang seni,

kebudayaan dan tradisi yang hampir media ungkap yang digunakan adalah

punah. tubuh. Tari mendapat perhatian besar di

4. Sebagai bahan informasi kepada para masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak yang

masyarakat dan generasi yang akan merupakan alat ekspresi manusia sebagai

datang khususnya mahasiswa Seni Tari media komunikasi yang universal dan

Fakultas Seni dan Desain Universitas dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu

Negeri Makassar. kapan saja. Sebagai sarana komunikasi, tari

5. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukkan memiliki peranan penting dalam kehidupan

bagi penelitian sejenis. masyarakat.

Buku yang disusun oleh Sumaryono


8
TINJAUAN PUSTAKA DAN dan Endo Suanda yang berjudul Tari

KERANGKA PIKIR Tontonan (2006) menjelaskan pengertian

A. Tinjauan Pustaka tari, bahwa tari adalah jenis kesenian yang

1. Kajian Terdahulu berkaitan langsung dengan gerak tubuh

Sumber tertulis sebagai acuan skripsi yaitu manusia. Tubuh menjadi alat utama dan

Depertemen Pendidikan Nasional Bagian Proyek gerak tubuh merupakan media dasar untuk

Pembinaan Permuseuman Sulawesi Tengah, dengan mengungkapkan ekspresi tari. Dalam tari,

judul “Upacara Adat Balia Suku Kaili” pada Tahun alatnya adalah tubuh dan medianya adalah

2000 oleh Suhyar Mahmud yang membahas tentang gerak tubuh. Dengan demikian, alat dan

latar belakang Upacara Tari Balia, persiapan dan media dalam (tubuh dan gerak) merupakan

kelengakapan upacara, serta sistem kepercayaan suatu kesatuan yang tidak terpisah,

Tari Balia sebagai Penyembuhan. Dari uraian (Sumaryono,2006 :2).

penelitian tersebut belum membahas mengenai Tari tak lepas dari kata tradisi. Tari itu

upaya Tari Balia mempertahankan keberadaan diri sendiri merupakan bagian dari tradisi. Kata

sebagai kesenian tradisi dan peranan Tari Balia tradisi dapat diartikan sebagai sebuah

Suku Kaili Di Kecamatan Palu Sulawesi Tengah, kebiasaan, yang telah secara turun-

sehingga penelitian ini dapat dilakukan. temurun, berulang-ulang dari satu generasi
ke generasi berikutnya, dalam rentang masyarakat sebagai organisasi, (c)

waktu yang cukup panjang atau singkatnya peranan juga dapat dikatakan sebagai

tradisi adalah sebuah kebiasaan yang perilaku individu yang penting bagi

dilakukan secara berulang-ulang oleh struktur sosial (Soekanto, 2013: 212). Jadi

anggota masyarakat. definisi peranan adalah bagian atau fungsi

Berdasarkan pengertian diatas maka yang dilakukan seseorang atau organisasi

dapat disimpulkan bahwa tari tradisional terhadap hal yang dilakukan sesuai dengan

adalah sebuah tari yang hidup dan aturan/norma yang berlaku dimasyarakat

berkembang dalam suatu masyarakat (sosial) untuk mencapai tujuan yang telah

tertentu secara turun-temurun. Menurut ditetapkan.

Munasiah Nadjamuddin (1983:13) tari c. Pengertian Upaya

tradisional adalah suatu bentuk tari yang Mempertahankan/Pelestarian

mengandung nilai-nilai luhur yang bermutu Menurut kamus Bahasa Indonesia

tinggi, yang dibentuk dalam pola-pola (1994: 751) menyebutkan pengertiaan

tertentu dan terikat, telah berkmbang dari upaya adalah tindakan yang dilakukan

masa kemasa mengandung pula nilai-nilai seseorang, untuk mencapai apa yang

filosofis yang dalam, simbolis, religius dan diinginkan atau merupakan sebuah strategi.

tradisi yang tetap. Upaya adalah serangkaian langkah atu cara

b. Pengertian Peranan yang ditempatkan untuk mencapai suatu

Peranan merupakan aspek dinamis maksud atau tujuan. Sedangkan upaya

kedudukan/status. Seseorang dikatakan mempertahankan adalah suatu langkah,

menjalankan suatu peranan apabila cara untuk mempertahankan atau menjaga

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuatu supaya tetap utuh dan menjadi

sesuai dengan kedudukan/statusnya. lebih baik (abstrak.digilib.upi.edu).

Peranan mencakup tiga hal, yaitu: (a) Upaya mempertahankan bisa juga

peranan meliputi norma-norma yang diartikan pelestarian. Pelestarian dalam

dihubungkan dengan posisi atau tempat bahasa Indonesia (1994: 982) berasal dari

seseorang dalam masyarakat, (b) peranan kata dasar lestari, yang artinya adalah tetap

merupakan suatu konsep perihal apa yang selama-lamana, tidak berubah. Kaidah

dapat dilakukan oleh individu dalam penggunaan bahasa Indonesia, penggunaan


awal ke- dan akhiran –an artinya digunakan lama bangsa (budaya lokal) adalah

untuk menggambarkan sebuah proses atau mempertahankan nilai-nilai seni budaya,

upaya (kata kerja). Berdasarkan kata kunci nilai tradisional dengan mengembangkan

lestari tersebut maka ditambah awalan ke0 perwujudan yang bersifat dinamis, luwes

dan akhiran –an maka yang dimaksud dan selektif, serta menyesuaikan dengan

pelestarian adalah upaya untuk membuat situasi dan kondisi yang selalu berubah dan

sesuatu tetap selama-lamanya atau tidak berkembang.

berubah. Berdasarkan pengertian diatas dapat

Pelestarian juga dapat diartikan suatu diartikan bahwa upaya mempertahankan

proses atau teknik yang didasarkan pada atau pelestarian merupakan suatu proses,

kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian teknik atau cara untuk mempertahankan

tidak dapat berdiri sendiri, oleh karena itu atau menjaga keaslian sesuatu supaya tetap

harus dikembangkan pula. Melestarikan utuh dan menjadi lebih baik dengan

suatu kebudayaan pun dengan cara mengembangkan perwujudan yang bersifat

mendalami atau paling tidak mengetahui selektif sesuai dengan situasi dan kondisi

tentang budaya itu sendiri. yang selalu berubah dan berkembang.

Mempertahankan nilai budaya, salah d. Keberadaan Tari Balia

satunya dengan mengembangkan seni Eksistensi menurut Save M. Dagun

budaya tersebut disertai dengan keadaan dalam kehidupan sosial

yang kita alami sekarang bertujuan untuk manusia yang terpenting dan terutama

menguatkan nilai-nilai budayaan. adalah keadaan dirinya sendiri atau

(deenastasia.blogspot.com/.) eksistensi dirinya. Eksistensi dapat

Menurut Jacobus (2006:115) diartikan sesuatu yang menganggap

pelestarian sebagai kegiatan atau yang keberadaan manusia tidaklah statis, artinya

dilakukan secara terus menerus, terarah dan manusia itu selalu bergerak dari

terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu kemungkinan ke kenyataan

yang mencerminkan adanya sesuatu yang (http://www.duniapelajar.com). Proses ini

tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes dan berubah bila kini menjadi suatu yang

selektif.mengenai pelestarian budaya lokal, mungkin maka besok akan berubah

mengemukakan bahwa pelestarian norma menjadi kenyataan, karena manusia itu


memiliki kebebasan maka gerak masih dipertahankan oleh para penerus

perkembangan ini semuanya berdasarkan Suku Kaili, karna tarian ini merupakan

pada manusia itu sendiri. Bereksistensi tarian penyembuhan. Tarian ini, terikat

berarti berani mengambil keputusan yang pada teknik, karena tidak mudah untuk

menentukan bagi hidupnya. membongkar atau mengubah pola tatanan

Konsekuensinya jika tidak bisa mengambil gerak didalam Balia tersebut, dimana dasar

keputusan dan tidak berani berbuat maka gerak melingkar, berpegangan tangan serta

kita tidak bereksistensi dalam arti menyatukan nafas untuk membawa tubuh

sebenarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa ke tingkat ritual yang mendalam dengan

Indonesia eksistensi adalah keberadaan, kekuatan fisik sang penari tidak bisa

kehadiran yang mengandung unsur dilakukan hanya dengan proses sebentar

bertahan. saja, serta dibutuhkan intensitas dan

Berdasarkan definisi di atas maka ketahanan tubuh untuk terus mengikuti

dapat disimpulkan bahwa eksistensi adalah jalan gerak yang mengalir.

suatu proses atau gerak untuk menjadi ada Penari pada tari ini adalah para nenek-

kemudian melakukan suatu hal untuk tetap nenek yang tau bagaimana adat Balia ini

menjadi ada. Sedangkan yang dimaksud bisa berjalan dengan semestinya dan yang

eksistensi di dalam penelitian ini adalah disembuhkan keturunan mereka yang

keberadaan dari kesenian Tari Balia yang masih mempercayai Adat tersebut, seperti

merujuk dari adanya suatu unsur bertahan. cucu, atau anak mereka yang sakit.

Konsep pertahanan diri tersebut adalah Prosesi Tari Balia pada suku Kaili,

sesuatu hal yang penting untuk melihat bila seluruh peserta topokaro Balia (penari

bagaimana upaya adat Balia dalam Balia) yang berumur 15-60an tahun yang

mempertahankan keberadaan diri sebagai berjumlah sekiranya 25 penari. Penari

kesenian tradisional masyarakat Suku terdiri dari beberapa perempuan dan laki-

Kaili. laki, pada upacara ini penari sudah siap dan

e. Tari Balia telah duduk di bantaya (tempat

Tari Balia adalah salah satu tarian pelaksanaan upacara), menggunakan

adat Sulawesi Tengah. Tari ini merupakan pakaian upacara yaitu selendang berwarna

tari yang turun temurun hingga sekarang kuning melambangkan keanggungan bagi
wanita, maka gimba (gendang) pun yang agak pelan) dan seterusnya, berganti

mulailah dibunyikan dengan irama cepat dengan irama tambilangi (irama pukulan

yang menghangatkan jiwa. Irama ini gendang), dengan irama tambilangi roh

membuat topokaro Balia dapat kesurupan halus yang masuk kedalam tubuh mereka

atau kemasukan roh halus. Setelah topokari berangsur-angsur hilang dan kembali

Balia beranjak dari tempat duduknya, seperti biasa. Akhirnya selesailah upacara

mendekati lapangan di dekat para pemain dengan menyanyikan lagu vadi untuk

gendang yang tugasnya memukul gendang, memulangkan roh, setelah selesai

gong dan lalove (seruling khas kaili), semuanya para peserta Balia membawa

menari-nari dengan gerakan-gerakan yang sebuah perahu sesajen untuk dihanyutkan

kasar, tidak beraturan mengikuti irama ke karona (sungai).

bunyi instrumen musik. Gerakannya B. Kerangka Pikir

disebut montaro, yaitu tarian yang kasar Keberadaan Tari Balia pada Suku Kaili di

dan tidak teratur. Setelah sesaat beristirahat Kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah dengan

dan para penari telah melepaskan lelahnya berbagai perbedaan pendapat dengan masuknya

dengan lagu-lagu vadi, maka gendang dan agama Islam, namun hingga kini Balia masih

gong dibunyikan lagi dengan irama mempertahankan keberadaannya sebagaimana Balia

kandasara, sebagai pertanda upacara Balia adalah salah satu kesenian tradisi Sulawesi Tengah

dimulai lagi. Demikianlah berulang-ulang yang hingga kini masih di pertahankan. sehingga

sampai satu atau empat malam. Keberadaan Balia cocok di jadikan wadah dalam

To nadua (pesakitan) memegang penelitian ini yang Dimana penelitian ini memiliki

tombak tadi dan membawanya menari beberapa rumusan masalah antara lain upaya

sambil mengelilingi sesajen yang berada di mempertahankan keberadaan Tari Balia sebagai

tengah-tengah penari, dan penari yang kesenian tradisi serta peran Tari Balia pada

lainnya cukup menari dengan membawa masyarakat Suku Kaili. Adapun poin-poin yang

parangnya saja sambil mengikuti si nantinya dibahas dalam skripsi tentang judul

Pesakitan, setelah saat menari dengan tersebut yaitu menjelaskan tentang upaya

membawa tombak yang kena darah. mempertahankan Tari Balia sebagai kesenian tradisi

Pukulan dan irama gendang dan gong dari garis keturunan hingga mempromosikan lewat

berubah irama tanggulado (suatu irama dinas Kebudayaan, adapun poin-poin peran Tari
Balia pada masyarakat suku Kaili antara lain, naturalistik, penelitiannya dilakukan pada kondisi

menjelaskan bagaimana Tari Balia tersebut yang alamiah (natural setting), diantaranya adalah

berfungsi sebagai penyembuh penyakit/tolak bala meneliti secara langsung objek yaitu Keberadaan

pada masyarakat suku Kaili asli dan sebagai Tari Balia Suku Kaili Di Kecamatan Palu Selatan

pemersatu pada masyarakat sekitar, maupun Sulawesi Tengah.

masyarakat dari kejauhan dengan berbagai A. Variabel dan Desain Penelitian

perbedaan yang dapat menyatukan mereka hingga 1. Variabel Penelitian

saling mengenal satu sama lain. Variabel penelitian adalah sesuatu yang

Mengacu pada uraian di atas, berdasarkan menjadi objek pengamatan dalam penelitian,

rumusan masalah dan konsep teori yang dilampirkan berdasarkan judul penelitian maka objek penelitian

maka penulis dapat membuat suatu skema yang ini adalah Kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah

dijadikan sebagai kerangka berpikir sebagai berikut dan variabel yang akan diteliti pada judul penelitian

: ini yaitu Keberadaan Tari Balia Suku Kaili Di

Keberadaan Kecamatan Palu Selatan Sulawsi Tengah.


Tari Balia
2. Desain Penelitian

Adapun desain penelitian ini bertujuan untuk

mendapatkan data yang jelas, maka desain

Upaya penelitian dapat disusun sebagai berikut :


mempertahanka Peran Tari Balia
n Keberadaan pada Masyarakat
Suku Kaili Keberadaan Tari Balia suku Kaili
Tari Balia sebagai di Kec.Palu Selatan Sulawesi
Kesenian Tradisi Tengah

Tari Balia
Peran Tari Balia pada
mempertahankan
Mempromos Sebagai Sebagai Suku Kaili di
keberadaan diri sebagai
Pewarisan Kec.Palu Selatan
ikan Balia penyembu pemersatu kesenian tradisi
turun- Sulawesi Tengah pada
lewat han masyarakat masyarakat Suku Kaili
temurun di Kec.Palu Selatan masa kini
pertujukan penyakit
(keluarga) Dinas /tolak bala Sulawesi Tengah
Kebudayaan

Pengumpulan
Data

METODE PENELITIAN
Pengelolahan Data
Dalam peniltian ini, peneliti menggunakan

jenis penelitian metode kualitatif karena metode


Hasil Penelitian
penelitian kualitatif merupakan metode penelitian

Kesimpulan
B. Lokasi dan Sasaran Penelitian peninjauan secara langsung di lapangan atau tempat

1. Lokasi Penelitian yang menjadi lokasi penelitian. Tujuan utama

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil observasi adalah untuk memperoleh gambaran awal

lokasi tepatnya di Kec. Palu Selatan Sulawesi tentang kehidupan sosial kesenian dan hal-hal

Tengah, di Kec.Palu Selatan ini banyak tempat dan lainnya yang relevan dengan desain penelitian

lokasi yang sering diadakan Balia, salah satunya (Lathief:2016. 109).

tepat dirumah Hj.Aspina tersebut adalah tempat Dalam penelitian ini, peneliti

dilaksanakannya Tari Balia untuk penyembuhan. menggunakan observasi non-partisipatif yaitu

2. Sasaran Penelitian dengan mangamati tentang Tari Balia yang

Sasaran penelitian ini adalah mendeskripsikan terkhusus kepada upaya dan peran yang ada pada

Keberadaan Tari Balia Suku Kaili di Kecamatan tarian tersebut. Adapun proses yang dilakukan

Palu Selatan Sulawesi Tengah. peneliti dalam observasi adalah sebagai berikut:

C. Teknik Pengumpulan Data a. Pengamatan di lapangan, meliputi, lokasi

Dalam penelitian ini kualitatif data merupakan dan kondisi geografis Kecamatan Palu

sumber teori atau teori berdasarkan data. Katagori- Selatan.

katagori dan konsep-konsep dikembangkan oleh b. Observasi dengan melihat dan

peneliti di lapangan. Data lapangan dapat mengamati Tari Balia pada upacara

dimanfaatkan untuk verivikasi teori yang timbul di ritual Balia di Kec. Palu Selatan

lapangan, dan terus menerus disempurnakan selama Sulawesi Tengah.

proses penelitian berlangsung yang dilakukan secara 2. Wawancara

berulang-ulang (Djaali:2003. 100). Wawancara merupakan salah satu teknik

Berikut penjelasan mengenai teknik pengumpulan data. Pelaksanaannya dapat dilakukan

pengumpulan data yang akan digunakan dalam secara langsung berhadapan dengan yang

penelitian Keberadaan Tari Balia Suku Kaili di diwawancarai tetapi dapat juga secara tidak

Kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah, langsung seperti memberikan daftar pertanyaan

diantaranya adalah teknik observasi, wawancara, untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen

dan dokumentasi. dapat berupa pedoman wawancara maupun cheklist

1. Observasi (Umar: 1996. 51).

Observasi atau pengamatan adalah suatu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

metode pengumpulan data melalui pengamatan atau wawancara tidak terpimpin (un-guided interview)
yang dikenal dengan istilah wawancara sederhana perubahan. Pada tahapan pertama, dilakukan seleksi

atau wawancara bebas. Pewawancara sebagai data yang telah dikumpulkan, kemudian

pengumpul data melakukan kontak langsung dengan diklasifikasikan menurut katagori tertentu. Untuk

sumber data diperoleh data atau informasi yang memudahkan analisis data, maka rujukan yang

lebih lengkap dan mendalam. digunakan adalah kerangka berpikir yang telah

Responden yang akan dimintai keterangannya dipilih dan dirumuskan sebelumnya (Basri: 2011.

mengenai informasi yang lengkap tentang upaya dan 66-67). Dalam penelitian ini Analisis di lapangan

peran TariBalia yaitu Hj. Aspina (67 Tahun), beliau bertujuan untuk menyederhanakan masalah yang

adalah salah satu sando (dukun) Tari Balia yang cukup kompleks, yaitu dengan membuat klasifikasi

bermukin ditempat acara Balia tersebut, tepatnya di uraian, kemudian dilakukan langkah interpretasi.

Kec. Palu Selatan Sulawesi Tengah, Intan Devica Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan cara

(23 Tahun) salah satu penari Tari Balia dan sebagai mengindentifikasi dan mengklarifikasi berrbagai

masyarakat yang di obati dengan cara Balia, informan tertulis.

sedangakan Helni (41 tahun) sebagai tokoh HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

masyarakat yang mengkuti proses-proses Tari Balia. A. Hasil Penelitian

3. Dokumentasi 1. Upaya Tari Balia mempertahankan


keberadaan diri sebagai kesenian tradisi
Dokumentasi adalah semua jenis rekaman, pada masyarakat Suku Kaili di kecamatan
Palu Selatan Sulawesi Tengah.
catatan sekunder lainnya sepeti surat-surat, memo,
Kota Palu adalah ibu kota dari Provinsi
pidato-pidata, buku harian, foto-foto, berita, koran,
Sulawesi Tengah, Indonesia. Kota Palu ini memiliki
hasil penelitian dan agenda kegiatan (Faisar: 1982.
luas wilayah 395,06 km dan berkependudukan lebih
81). Data yang diperoleh di lapangan sebagai bukti
342,754 jiwa. Kota Palu ini memasok kebutuhan
fisik tentang pelaksanaan Tari Balia di Kec. Palu
dasar kehidupan dasar Kota dan Daerah, mulai dari
Selatan Sulawesi Tengah adalah berupa foto-foto
bahasa pangan dan pokok. Wilayah daerah Tingkat
dan vidio dokumentasi selama proses-proses
I Provinsi Sulawesi Tengah kurang lebih 65% masih
Upacara Ritual Tari Balia tersebut.
merupakan daerah hutan, sedang sisanya 35% terdiri
D. Teknik Analisis Data
dari daratan rendah yang relatif sempit sepanjang
Pada dasarnya analisis data merupakan
pantai dan secara prioritas dijumpai dataran tinggi di
penguraian data melalui tahapan: kategorisasi dan
antara pegunungan yang curam dan terjal serta
klasifikasi, perbandingan, dan pencarian hubungan
bagian lainnya terdiri dari bukit dan pegunungan.
antara data secara spesifik tentang hubungan antar
Kecamatan Palu Selatan merupakan satu dari 8 menombak binatang yang telah

kecamatan di Kota Palu, provinsi Sulawesi Tengah. disediakan sebagai korban.

Penelitian dilakukan di Kecamatan Palu c. Balia Bone, yaitu pujaan terhadap dewa

Selatan tepatnya di Kelurahan Tatura Utara pada api dengan melakukan tarian secara

hari minggu – selasa,9-11 April 2017 kemudian melingkar di atas bara api dengan cara

dilanjutkan pada sabtu 5 Mei 2018, untuk menginjak-injak sampai padam.

memperoleh data yang akurat tentang keberadaan d. Balia Kana, yaitu upacara untuk

Tari Balia suku Kaili di Kecamatan Palu Selatan meresmikan si sakit untuk menjadi

Sulawesi Tengah. Penelitian dilakukan di kediaman anggota Balia.

narasumber itu sendiri, serta yang menjadi e. Baliore (Balane), yaitu upacara untuk

narasumber dalam penelitian ini adalah Hj Aspina mengobati orang sakit yang dipimpin

(67 tahun) sebagai pelaku atau Sando (dukun), Helni seorang Sando sebagai Tadulako yang

(40 tahun) sebagai penonton Tari Balia (anak dari Hj akan menetukan apa yang dikehendaki

Aspina) dan Intan (23 tahun) warga yang ingin dan keluarga si pesakitan akan mengikuti.

diobati.”. Dalam upaca Balane, sering pula

Dari hasil penelitian dan wawancara dalam digabungkan dengan Balia Bone. (hasil

beberapa keluarga si pesakitan Balia di Kecamatan wawancara 05 Mei 2018).

Palu Selatan, menyatakan bahwa Balia dibedakan Dari kelima jenis Balia di atas yang paling

beberapa jenis, antara lain : sering dilaksanaka di Kecamatan Palu Selatan

a. Balia Jinja, yaitu pujaan dewa air dengan adalah Balia Jinja. Hal terebut seperti yang

membuat sesajian makanan yang ditaruh dikatakan oleh Nenek Hj Aspina (67 tahun) seorang

di atas perahu kecil yang terbuat dari Sando dan keluarga si Pesakitan. Keberadaan Balia,

pelepah sagu, kemudian dihanyutkan ke salah satu sisa animisme nenek moyang Suku

sungai. Tentunya sebelum penghanyutan Bangsa Kaili yang masih tersisa di tengah

ini ada tahapan-tahapan yang modernisasi.

mendahuluinya. Proses Tari Balia yang dilaksanakan pada jam

b. Balia Tampilangi, yaitu menggambarkan 20.52 WITA, persiapan Balia diadakan di rumah

sifat keganasan seperti haus darah nenek sipesakitan. Bagian Kecamatan Palu Selatan

terhadap musuh perang, sehingga ini, masih banyak yang menggunakan adat Balia ini

pelaksanaan Balia ini memotong atau


untuk penyembuhan, biasanya dilaksanakan 1 tahun keturunan. Misalnya, siapa anak perempuan yang

itu terkadang 2-3 kali. mau belajar di keluarga.

2. Peran Tari Balia Pada Upacara Ritual Suku


Kaili Di Kecamatan Palu Selatan Sulawesi Dalam pelaksanaanya, ritual dipimpin oleh
Tengah Pada Masa Kini
seorang dukun atau tetua yang disebut Tina Nu
a. Sebagai penolak dari berbagai penyakit
Baliya. Prosesnya diawali dengan Nolana Vangi
Posisi Balia dalam masyarakat kontemporer
(pengolesan minyak wangi) ke bagian tubuh orang
Kaili terutama yang berada di Kota Palu. Balia
sakit. Lalu, pelaku ritual menyiapkan air satu
sebagai praktik tradisional diperhadapkan dengan
mangkuk, seekor ayam dan seekor kambing sambil
dua kekuatan besar yaitu agama dan modernitas.
nogane (membaca doa). Peniupan lalove (suling)
Balia sebagai ruang budaya yang tetap bertahan
dan gimba (gendang), dimulai untuk mengundang
di tengah perubahan perspektif, baik dalam
roh leluhur terlibat dalam ritual. Kemudian, para
konteks kepercayaan maupun kesehatan modern
penari bergerak mengelilingi palaka (tempat).
akibat dari diterimanya agama Islam sebagai
Tahapan selanjutnya, yakni prosesi ritual Moraro.
anutan publik dan sistem kesehatan modern.
Sambil menari, penari yang mayoritas wanita
Kemampuan ritual Balia bertahan hingga saat
berusia 50 tahun ke atas, menombak kambing dan
merupakan hasil dari negosiasi dan dialog kultural
seekor ayam yang sebelumnya telah disiapkan.
yang panjang antara agama Islam, modernitas, dan
Tujuannya untuk mengambil darah yang
ritual pengobatan tradisional yang bernama Balia.
nantinya akan dioleskan di tubuh orang yang sakit.
Masyarakat sekitar masih banyak yang
Tahap terakhir, pelepasan sesaji dan ayam ke sungai,
mempercayai kalau Adat Balia memang bisa
sekaligus memandikan orang yang sakit. Proses ini
menyembuhkan orang sakit dengan berbagai proses.
memiliki makna, jika dimandikan di sungai, maka
Ritual Upacara adat Balia merupakan ritual
penyakit akan hilang mengikuti aliran sungai yang
pengobatan bersifat nonmedis yang dikenal
bermuara ke samudera luas dan tidak akan kembali
masyarakat Suku Kaili sejak ratusan tahun lalu.
lagi, proses Tari Balia ini dilakukan untuk
Sebelum ada rumah sakit, upacara ini diandalkan
menyembuhkan penyakit yang ada di Bumi, hal ini
masyarakat untuk mendapatkan petunjuk dari nenek
dilakukan untuk meberikan kedamaian,
moyang terkait bagaimana melunturkan penyakit-
kesejahteraan dan kesehatan untuk seluruh To Kaili
penyakit yang menyerang tubuh. Tradisi ini masih
(orang Kaili).
dilestarikan dan hanya dilakukan oleh satu garis
Ketika proses Balia berlangsung mereka sangat makna hampir sama dengan semboyan Bangsa

mengapresiasi Keberlangsungan Adat ini, menjaga Kita,yaitu Bhinneka Tunggal Ika.

ketertiban, dan keamanan Adat ini, tidak sembarang "Nosarara Nosabatutu" adalah filosofi yang

orang boleh mendokumentasi Balia, jika mereka menjadi semboyan yang menjadi penyemangat

melihat orang asing yang datang ingin pemerintah kota palu dalam menyelenggarakan

mendokumentasikan Balia mereka menegurnya, pemerintahan. "Nosarara Nosabatutu" mempunyai

tidak sedikit pula yang meminta dokumentasi ini arti yaitu bersama kita satu. itulah gambaran

untuk mereka copy, tetapi anehnya ketika mereka kebersamaan untuk mencapai tujuan keberhasilan.

mengcopy file ini flash mereka mengalami Adapun beberapa peran Tari Balia pada

gangguan dan tidak bisa tercopy, waulahu alam masyarakat kecamatan Palu Selatan Sulawesi

entah karna tak ada izin dari yang punya acara atau Tengah dari berbagai kalangan, suku, dan ras yang

karna kebetulan saja. berbeda-beda tetap mengapresiasi Adat Balia ini

dengan mengikuti secara langsung pada 2 malam 3


b. Sebagai Pemersatu (Nosarara Nosabatutu)
hari berturut-turut walaupun acaranya sampai pagi,
Kota Palu sebagai Ibu Kota Provinsi Sulawesi
mereka sangat mengapresiasi Adat ini, Balia sangat
Tengah memiliki Masyarakat Kota Palu yang multi
mempengaruhi suatu kesatuan masyarakat dalam
kultur, multi etnis dan multi karakter, juga menjadi
berbagai golongan. Ketika mereka mengetahui
salah satu daya pikat tersendiri dari Kota Palu. Di
informasi bahwa ada yang ingin mengadakan Balia
kota yang berjulukan “Bumi Tadulako” ini, berdiam
tak sedikit pula mereka berbondong-bondong untuk
berbagai etnis pendatang, selain etnis Kaili sebagai
mengikuti acara Balia ini sampai habis dengan
orang Palu asli. Ada etnis Bugis, Makassar, Mandar,
membawa anak mereka, tak sedikit pula masyarakat
Manado, Sangir, Banjar, Jawa, Sunda, Bali, Padang,
dari daerah lain datang jauh-jauh untuk menonton
dan berbagai etnis lainnya, mereka hidup secara
Balia tak sedikit pula biasanya orang-orang asing
berdampingan, saling menghargai, bersatu dalam
dari luar Negeri datang menonton Balia karna
ikatan silaturahmi antar etnis, dalam satu rasa
mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi akan
“penduduk Palu”. Ini yang mungkin tidak dimiliki
adanya Balia ini.
oleh daerah lain di Indonesia.
Beberapa anak muda yang mengikuti
Maka dari itu,warga Kota Palu menciptakan
keberlangsungan Tari Balia apresiasi mereka sangat
sebuah semboyan yang dapat mempersatukan
besar bagi Tradisi ini, mereka mengikutinya dari
keberagaman itu,dengan semboyan yang bernama
malam pertama sampai pagi hari pada malam
Nosarara Nosabatutu,yang mempunyai arti dan
berikutnya, masyarakat Palu selatan sekitaran 60% Keberadaan Balia, salah satu sisa animisme

mengikuti Adat ini sampai habis dengan berbagai nenek moyang Suku Bangsa Kaili yang masih

kalangan sampai balitapun tak ketinggalan tersisa di tengah modernisasi yang menjadi

mengikuti tradisi ini walaupun sampai pagi tapi laboratorium sebagian seniman daerah ini dalam

mereka tetap saja menunggunya, tak sedikit ketika mempelajari akar seni tradisi khas daerah Sulawesi

menunggu keberlangsungan Tari Balia yang tidur di Tengah. Hampir sebagian besar masyarakat di

teras rumah-rumah warga sekitar untuk menunggu daerah Palu Selatan khususnya etnis Kaili sebagai

Balia yang akan dilanjutkan setelah beristirahat pewaris budaya Balia masih melakukan Balia

sejanak. tersebut, dikarenakan masih banyak keturunan

B. PEMBAHASAN mereka yang mempercayai Balia ini dengan

1. Upaya Tari Balia mempertahankan berbagai upaya untuk mewariskan Balia kepada
keberadaan diri sebagai kesenian tradisi
masyarakat suku Kaili di kec. Palu Selatan anak dan cucu mereka walaupun sebenarnya banyak
Sulawesi Tengah.
orang diluar juga yang memiliki pemikiran bahwa
Bereksistensi berarti berani mengambil
Balia sangat bertentangan dengan agama Islam,
keputusan yang menentukan bagi hidupnya.
tetapi yang dikatakan oleh narasumber bahwa Balia
Konsekuensinya jika tidak bisa mengambil
juga akan kembali ke atas (Allah SWT) mereka juga
keputusan dan tidak berani berbuat maka kita tidak
yakin jika Lewat para leluhurnyalah Allah SWT
bereksistensi dalam arti sebenarnya. Menurut
mengirimkan mukjizat itu.
Kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah
Tarian upacara Keagamaan dan upacara
keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur
penting dalam kehidupan manusia yang bersifat
bertahan. Berdasarkan definisi di atas maka dapat
magis saat ini sudah jarang ditemukan, namun di
disimpulkan bahwa eksistensi adalah suatu proses
Palu tardapat Tari Balia yang hingga kini masih
atau gerak untuk menjadi ada kemudian melakukan
dilakukan oleh Suku Kaili sebagai tari upacara
suatu hal untuk tetap menjadi ada. Sedangkan yang
penyembuhan untuk mengusir Roh jahat. Balia
dimaksud eksistensi di dalam penelitian ini adalah
adalah tari pengobatan suku Kaili asli dengan
keberadaan dari kesenian Tari Balia yang merujuk
adanya tarian tersebut nenek moyang suku Kaili
dari adanya suatu unsur bertahan. Konsep
sering menggunakan ritual tersebut sebagai
pertahanan diri tersebut adalah sesuatu hal yang
penyembuhan orang-orang Kaili, tarian tersebut
penting untuk melihat bagaimana upaya adat Balia
ditarikan oleh nenek dan kakek-kakek yang tahu
dalam mempertahankan keberadaan diri sebagai
bagaimana proses tari tersebut terlaksana, mereka
kesenian tradisional masyarakat Suku Kaili.
tahu persis apa yang harus dilaksanakan, dan baca- departemen pendidikan dan kebudayaan

baca dari tari tersebut. memasukannya sebagai suatu kepercayaan atau

Ketika menarikan Tari Balia, dengan segala kebudayaan dengan melestarikan unsur seninya, dan

upaya suku Kaili mempertahankan Adat mereka, tidak mengambil ritual.

agar masyarakat dapat memahami bagaimana Peran Balia dari hasil penelitian adalah sebagai

terlaksananya Adat tersebut, dengan melaksanakan sarana pemersatu masyarakat. Hal ini dapat dilihat

adat dengan baik. Pada zaman sekarang semakin bahwa setiap pelaksanaan Balia selalu ramai

canggihnya alat Teknologi Kedokteran dengan dikunjungin oleh masyarakat, baik yang masih ada

berbagai penyembuhan secara canggih, tetapi masih ikatan keluarga maupun orang lain. Soal apakah

ada masyarakat yang mau memakai adat tersebut mereka hanya sekedar menonton arau ikut

untuk penyembuhan, walaupun kebanyakan yang bergabung acara kumpul-kumpul tetapi di acara

memakai Adat tersebut kebanyakan Nenek dan tersebut mereka saling mengenal antara satu dengan

Kakek yang memang sudah usianya tetapi mereka yang lain. Sangat jarang terjadi apabia dalam

percaya bahwa adat tersebut bisa menyembuhkan pelaksanaan Balia terjadi keributan atau perkelahian

mereka. sesama penonton, sehingga dalam hal ini Balia juga

2. Peran Tari Balia Pada Upacara Ritual Suku meminimalisir konflik dan sebagai ajang silaturahmi
Kaili Di Kecamatan Sulawesi Tengah Pada
Masa Kini sesama manusia.

Peran adalah bagian atau fungsi yang


DAFTAR PUSTAKA
dilakukan seseorang atau organisasi terhadapat hal
Bahasyuan, Hasan.M. 1999. Mengenal Khazanah
yang dilakukan sesuai dengan aturan/norma yang Budaya dan Masyarakat Lembah Palu. Palu
: Yayasan Kebudayaan Sulawesi Tengah
berlaku dimasyarakat (sosial) untuk mencapai
Faidi, Ahmad. 2015. Suku Kaili; Makassar: Arus
tujuan yang telah ditetapkan. Timur.

Peran Tari Balia dalam masyarakat mampu Hadi, Y. Sumandyo. 2007. Kajian Tari Teks dan
Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book
membuat masyarakat tertarik dengan fungsi Publisher.

pengobatannya yang mengikuti ritual-ritual yang , Y. Sumandyo. 2012. Seni Pertunjukan dan
Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI.
prosesnya cukup panjang, walaupun Balia dizaman
Ranjabar. Jocabus. 2006. Sistem Sosial Budaya
sekarang yang masyarakat banyak membedakannya Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.

dengan dunia kedokteran dan bertentangan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Jakarta: Balai
Pustaka.
keagamaan. Upaya pemerintah dalam melestarikan
Koentjaningrat, Prof.Dr. 1990. Manusia dan
Balia tersebut yaitu sejak beberapa tahun lalu, kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Lacongka, Samad. 2005. Pertumbuhan tradisi
Sulteng. Palu

Lathief, Halilintar. 2014. Dokumentasi Seni


Pertunjukan. Yogyakarta: Padat Daya.

Mahmud, Drs. Suhyar. 2000. Upacara Adat Balia


Suku Kaili. Depertemen Pendidikan Nasional
Bagian Proyek Pembinaan Permuseum
Sulawesi Tengah.

Moleng, Lexy J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif.


Bandung: Rosdakarya.

Nainggolan, Ny. N., dkk.1986. Adat Istiadat


Sulawesi Tengah. Palu: Berlian.

Nasution. 1999. Analisis Data. Perpustakaan


Universitas Indonesia

Nadjamuddin, Munasiah. 1983. Tari Tradisional


sulawesi selatan. Ujung Pandang: Bhakti
Baru.

Pradara, Aspar. 2002. Ketehanan Budaya. Sulawesi


tengah.

Suanda, Endo dan Sumaryono. 2006. Tari Tontonan.


Jakarta: Lembaga Pendidikan Seni
Nusantara.

Smith, Jacqueline. 1985. Komposisi Tari Sebuah


Petunjuk Praktis Bagi Guru (Terjemahan
Ben Suharto, S.S.T).Yogyakarta : Ikalasti.

Soekanto, Soerjono. 2013. Sosiologi Suatu


Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Soedarsono. 1985. “Penelitian Seni Budaya dalam


sejarah kehidupan kontinuitas dan
perubahanya.” Pidato Pengukuhan Guru
Besar Fakultas Sastra Universitas Gajah
Mada.

Sumber tidak tercetak

http://www.duniapelajar.com/2014/07/18/penger
tian-eksistensi-menurut-para-ahli

www.absrak.digilib.upi.edu//

www.deenestesia.blogspot.co

Anda mungkin juga menyukai