CHIKAL WULANDARI, 2019, “ KEBERADAAN TARI BALIA PADA SUKU KAILI DI KECAMATAN
PALU SELATAN SULAWESI TENGAH”. Program Studi Seni Tari Murni, Fakultas Seni dan Desain,
Universitas Negeri Makassar.
Skripsi dalam tugas akhir mahasiswa Program Studi Seni Tari Murni Fakultas Seni dan Desain yaitu: untuk
mengetahui, 1. Upaya Tari Balia bertahan sebagai kesenian tradisi pada masyarakat Suku Kaili Sulawesi Tengah,
2. Peran Tari Balia pada Suku Kaili diKecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah pada masa kini. Adapun teknik
pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap seperti: Studi literatur, observasi lapangan, wawancara dan
dokumentasi. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian kualitatif yang bersifat
deskriptif. Hasil penelitian yakni : 1. Upaya Tari Balia bertahan sebagai kesenian tradisi pada masyarakat Suku
Kaili Sulawesi Tengah, yaitu a) Mempertahakannya dengan mewariskan kepada keluarga secara turun-temurun
sebagai kepercayaan bahwa Balia sangat sakral dan dipercaya bisa menyembuhkan seseorang ketika mengadakan
Upacara Ritual Tari Balia b) Diperkanalkan lewat pertunjukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
sebagaimana Pariwisata mempertunjukan tariannya saja 2. Peran Tari Balia pada Suku Kaili diKecamatan Palu
Selatan Sulawesi Tengah pada masa kini, a) sebagai penolak bala dari berbagai penyakit yang tidak bisa
disembuhkan oleh medis dan sakit yang diderita sudah berlangsung lama dan tidak kunjung sembuh. b) Sebagai
pemersatu masyarakat, ketika acara berlangsung dimana setiap masyarakat datang berbondong-bondong dengan
mengajak sanak saudara, keluaraga, dan teman-teman disekitarnya.
Kebudayaan Indonesia adalah kebanggaan terpelihara dan dilakukan dalam beberapa bentuk
nasional, Bhineka tunggal atau beraneka ragam tetap dengan berbagai pengaruh modern serta pengaruh
satu, ini merupakan ungkapan yang tetap untuk agama. Karena banyak kelompok etnis mendiami
menggambarkan masyarakat. Pada hakekatnya Sulawesi Tengah, maka terdapat pula banyak
budaya Indonesia adalah satu, sedangkan corak perbedaan di antara etnis tersebut yang merupakan
ragam budaya menggambarkan kekayaan budaya kekhasan yang harmonis dalam masyarakat.
bangsa tersebut menjadi modal dan landasan Tarian upacara Keagamaan dan upacara
pengembangan budaya bangsa seluruhnya yang penting dalam kehidupan manusia yang bersifat
hasilnya dapat dinikmati oleh seluruh bangsa. magis saat ini sudah jarang ditemukan. Namun di
Masyarakat Indonesia terwujud sebagai suku bangsa Palu Sulawesi Tengah tardapat Tari Balia yang
dengan aneka latar belakang, kebudayaan, agama, hingga kini masih dilakukan oleh Suku Kaili sebagai
Daerah Sulawesi Tengah yang kaya akan jahat. Balia suatu tarian yang berasal dari Sulawesi
budaya yang diwariskan secara turun-temurun. Tengah, tarian tersebut adalah tari pengobatan suku
Tradisi yang menyangkut aspek kehidupan Kaili asli, dengan adanya tarian tersebut nenek
moyang suku Kaili sering menggunakan ritual artinya lahir atau timbul sedangkan Rigading artinya
tersebut sebagai penyembuhan orang-orang Kaili. di bambu kuning. Dalam bahasa kaili disebut
Tarian Balia ditarikan oleh nenek dan kakek- Tobobete Ribolovatu yang berarti orang yang lahir
kakek yang tahu bagaimana proses tari tersebut atau muncul dari bambu kuning.
terlaksana, mereka tahu persis apa yang harus Berdasarkan keterangan singkat di atas dapat
dilaksanakan, dan doa-doa dari tari tersebut, Tari diketahui bahwa pada awalnya Balia merupakan
Balia dengan segala upaya suku Kaili satu bentuk tarian yang pertama kali dipertunjukan
mempertahankan adat, agar masyarakat dapat oleh Sawerigading. Dalam pertunjukan tersebut
memahami bagaimana terlaksananya adat tersebut, ternyata banyak sekali yang menyaksikan termaksud
dengan melaksanakan adat dengan baik. Meskipun orang-orang yang sedang sakit ikut menyaksikan
pada zaman sekarang semakin canggihnya alat tarian Balia. Setelah selesai pertunjukan Balia, satu
Teknologi Kedokteran dengan berbagai hal aneh muncul yaitu orang-orang yang sakit justru
penyembuhan secara canggih, tetapi masih ada mengalami kesembuhan setelah menyaksikan tarian
masyarakat yang memakai adat tersebut untuk Balia oleh sebab itu masyarakat Kaili kemudian
penyembuhan. Meskipun kebanyakan yang meyakini bahwa setiap orang sakit tentu ada
memakai adat tersebut para orang tua tetapi ada juga penyebabnya inilah yang harus dicarikan cara
keturunan mereka yang masih mempercayai adat penyembuhannya. Sejak saat itu upaya
Sebelum memahami pengertian Balia terlebih menjadi tujuan utama pelaksanaan upacara Balia.
dahulu dijelaskan secara singkat sejarah Balia. Balia Sejak saat itu akhirnya masyarakat Kaili mulai
ternyata ucapan relifi yang sudah dikenal sejak aktif melakukan upacara Balia dalam rangka
zaman lampau jauh sebelum penjajahan Belanda. penyembuhan penyakit. Masyhuddin Masyhuda
Hal ini dapat diketahui berdasarkan pendapat (1981 :14) menjelaskan lebih lanjut adanya tahapan
Masyhuddin Masyhuda (1981 :13) yang telah dalam perkembangan upacara Balia, yaitu : “ tahap
meneliti upacara Balia dikalangan masyarakat pertama merupakan tarian untuk menghibur
Biromaru dimana diperoleh pendapat yang Sawerigading, tahap kedua meniru Sawerigading
mengatakan bahwa yang pertama mempertunjukan tetapi sudah bermaksud menyembuhkan atau
tarian Balia adalah Sawerigading. Sawerigading menghibur orang sakit, dan pada tahap kedua
merupakan nama yang dikenal berasal dari Sulawesi upacara Balia sudah berobjek pada roh halus yang
Selatan. Sawerigading tardiri atas kata Sawe yang menyebabkan penyakit seseorang”.
Dalam memahami arti Balia maka Balia adalah melawan setan yang membawa
dikemukakan dua pendekatan yaitu pendekatan penyakit dalam tubuh manusia. Oleh karena itu
etimologis dan terminologis (definisi-pengertian). Balia dipandang prajurit kesehatan yang mampu
Tinjuan etimologis berarti meninjau kata Balia untuk memberantas penyakit, baik berat maupun
berdasarkan asal usul kata Balia itu sendiri. Dalam ringan dengan melalui upacara-upacara tertentu.
hal ini Masyhuddin Masyhuda (1981 : 13-14) Adapun peserta Balia disebut “memperata” dengan
mengatakan “tentang asal kata Balia ada tiga pengertian bahwa memperata adalah proses awal
pendapat, yaitu : 1. Balia dari bahasa Kaili yaitu untuk menyiapkan diri dan menerima kehadiran
noBalia ia yang artinya berubah ia, 2. Balia berasal makhluk-makhul halus masuk ke dalam tubuh.
dari perkataan Balia yang artinya robah dia, dan 3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Balia berasal dari kata Bali yang artinya lawan. upacara Balia merupakan salah satu upacara
Mengenai arti kata berubah atau rubah dia, masyarakat Kaili yang digunakan untuk berbagai
mengandung makna bahwa bila seseorang sudah keperluan mulai dari upaya untuk pengobatan,
dimasuki roh halus, maka segala tingkah laku dan penyembuhan penyakit sampai hiburan. Hal ini
perbuatannya berubah sesuai dengan roh halus yang menunjukan Balia cukup berpengaruh pada
masuk ke dalam tubuhnya. Misalnya orang itu tiba- masyarakat Kaili, tidak heran jika masyarakat Kaili
tiba tidak bisa berbicara maka roh halus yang masuk dikenal sebagai pendukung upacara Balia ini.
ke dalam tubuh orang yang sakit adalah orang bisu. Dalam pelaksanaan tari ritual Balia ini
Contoh lain seorang laki-laki tiba-tiba ingin dilaksanakan di tempat terbuka, seperti lapangan
memakail pakaian perempuan berarti roh halus yang atau halaman rumah yang luas, terdapat sebuah
masuk ke dalam tubuhnya adalah seorang roh halus bangunan besar tidak permanen yang dibangun
perempuan. Demikian pula halnya dengan Balia secara gotong royong oleh keluarga yang akan
dalm arti kata lawan mengandung makna untuk melaksanakan upacara, dibantu oleh masyarakat
melawan penyakit yang diderita oleh seseorang sekitarnya. Bangunan ini disebut “Bantaya” atau
dengan cara memanggil makhluk halus ke dalam balai pertemuan, tempat berkumpulnya para pelaku
Setelah memahami arti Balia berdasarkan pelaksanaan upacara pada malam hari selama 2 - 4
pengertian Balia secara terminologis (definis). pelaksanaannya ditentukan oleh tokoh adat
Buchari dkk (1986 : 75) menjelaskan pengertian setempat, disesuaikan dengan hari baik menurut
kepercayaan orang Kaili. Dalam upacara instrumen B. Rumusan Masalah
musik berupa gendang, gong, lalove (suling panjang Berdasarkan latar belakang tersebut, maka
khas Kaili) Balia menjadi bagian yang tidak masalah yang dikaji dalam penelitian ini sebagai
Instrumen music ini dimainkan untuk mengiringi 1. Bagaimana upaya Tari Balia
para pelaku Balia yang menari – nari (bahasa kaili : mempertahankan keberadaan diri sebagai
notaro) karena kesurupan roh halus. kesenian tradisi pada masyarakat Suku
masih ada. Pariwisata Sulawesi Tengah sudah 2. Bagaimana peran Tari Balia pada Suku
mempertunjukan Tari Balia dengan versi hanya Kaili di Kecamatan Palu Selatan
mengambil proses pertunjukan untuk kepentingan Sulawesi Tengah pada masa kini?
Tari Balia ini dilaksanakan ketika ada yang sakit dan C. Tujuan Penelitian
mempercayai kalau itu teguran dari nenek Berdasarkan rumusan masalah diatas,
moyangnya yang menegur lewat mimpi dan bukan pelaksanaan penelitian ini mendapatkan data atau
hanya si pesakitan yang merasa ditegur lewat mimpi informasi yang akurat dan secara mendalam tentang
Dokter si pesakitan tidak kunjung sembuh maka 1. Upaya Tari Balia mempertahankan
dibuatlah adat dan ritual Tari Balia selama 2 malam keberadaan diri sebagai kesenian tradisi
berturut-turut. Tari ini menarik perhatian mereka pada masyarakat Suku Kaili di
orang asing juga sangat tertarik dengan tradisi 2. Peran Tari Balia pada upacara ritual Suku
Penelitian ini penting untuk dilakukan sebagai Sulawesi Tengah pada masa kini?
tradisi adat.
2. Memperkenalkan budaya yang ada di 2. Deskripsi Konsep
3. Sebagai acuan agar tetap mengingat Tari menjadi salah satu cabang seni,
kebudayaan dan tradisi yang hampir media ungkap yang digunakan adalah
4. Sebagai bahan informasi kepada para masyarakat. Tari ibarat bahasa gerak yang
masyarakat dan generasi yang akan merupakan alat ekspresi manusia sebagai
datang khususnya mahasiswa Seni Tari media komunikasi yang universal dan
Fakultas Seni dan Desain Universitas dapat dinikmati oleh siapa saja, pada waktu
5. Dapat dijadikan sebagai bahan rujukkan memiliki peranan penting dalam kehidupan
Sumber tertulis sebagai acuan skripsi yaitu manusia. Tubuh menjadi alat utama dan
Depertemen Pendidikan Nasional Bagian Proyek gerak tubuh merupakan media dasar untuk
Pembinaan Permuseuman Sulawesi Tengah, dengan mengungkapkan ekspresi tari. Dalam tari,
judul “Upacara Adat Balia Suku Kaili” pada Tahun alatnya adalah tubuh dan medianya adalah
2000 oleh Suhyar Mahmud yang membahas tentang gerak tubuh. Dengan demikian, alat dan
latar belakang Upacara Tari Balia, persiapan dan media dalam (tubuh dan gerak) merupakan
kelengakapan upacara, serta sistem kepercayaan suatu kesatuan yang tidak terpisah,
penelitian tersebut belum membahas mengenai Tari tak lepas dari kata tradisi. Tari itu
upaya Tari Balia mempertahankan keberadaan diri sendiri merupakan bagian dari tradisi. Kata
sebagai kesenian tradisi dan peranan Tari Balia tradisi dapat diartikan sebagai sebuah
Suku Kaili Di Kecamatan Palu Sulawesi Tengah, kebiasaan, yang telah secara turun-
sehingga penelitian ini dapat dilakukan. temurun, berulang-ulang dari satu generasi
ke generasi berikutnya, dalam rentang masyarakat sebagai organisasi, (c)
waktu yang cukup panjang atau singkatnya peranan juga dapat dikatakan sebagai
tradisi adalah sebuah kebiasaan yang perilaku individu yang penting bagi
dilakukan secara berulang-ulang oleh struktur sosial (Soekanto, 2013: 212). Jadi
dapat disimpulkan bahwa tari tradisional terhadap hal yang dilakukan sesuai dengan
adalah sebuah tari yang hidup dan aturan/norma yang berlaku dimasyarakat
berkembang dalam suatu masyarakat (sosial) untuk mencapai tujuan yang telah
tertentu dan terikat, telah berkmbang dari upaya adalah tindakan yang dilakukan
masa kemasa mengandung pula nilai-nilai seseorang, untuk mencapai apa yang
filosofis yang dalam, simbolis, religius dan diinginkan atau merupakan sebuah strategi.
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuatu supaya tetap utuh dan menjadi
Peranan mencakup tiga hal, yaitu: (a) Upaya mempertahankan bisa juga
dihubungkan dengan posisi atau tempat bahasa Indonesia (1994: 982) berasal dari
seseorang dalam masyarakat, (b) peranan kata dasar lestari, yang artinya adalah tetap
merupakan suatu konsep perihal apa yang selama-lamana, tidak berubah. Kaidah
upaya (kata kerja). Berdasarkan kata kunci nilai tradisional dengan mengembangkan
lestari tersebut maka ditambah awalan ke0 perwujudan yang bersifat dinamis, luwes
dan akhiran –an maka yang dimaksud dan selektif, serta menyesuaikan dengan
pelestarian adalah upaya untuk membuat situasi dan kondisi yang selalu berubah dan
proses atau teknik yang didasarkan pada atau pelestarian merupakan suatu proses,
kebutuhan individu itu sendiri. Kelestarian teknik atau cara untuk mempertahankan
tidak dapat berdiri sendiri, oleh karena itu atau menjaga keaslian sesuatu supaya tetap
harus dikembangkan pula. Melestarikan utuh dan menjadi lebih baik dengan
mendalami atau paling tidak mengetahui selektif sesuai dengan situasi dan kondisi
yang kita alami sekarang bertujuan untuk manusia yang terpenting dan terutama
pelestarian sebagai kegiatan atau yang keberadaan manusia tidaklah statis, artinya
dilakukan secara terus menerus, terarah dan manusia itu selalu bergerak dari
tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes dan berubah bila kini menjadi suatu yang
perkembangan ini semuanya berdasarkan Suku Kaili, karna tarian ini merupakan
pada manusia itu sendiri. Bereksistensi tarian penyembuhan. Tarian ini, terikat
berarti berani mengambil keputusan yang pada teknik, karena tidak mudah untuk
Konsekuensinya jika tidak bisa mengambil gerak didalam Balia tersebut, dimana dasar
keputusan dan tidak berani berbuat maka gerak melingkar, berpegangan tangan serta
kita tidak bereksistensi dalam arti menyatukan nafas untuk membawa tubuh
sebenarnya. Menurut Kamus Besar Bahasa ke tingkat ritual yang mendalam dengan
Indonesia eksistensi adalah keberadaan, kekuatan fisik sang penari tidak bisa
suatu proses atau gerak untuk menjadi ada Penari pada tari ini adalah para nenek-
kemudian melakukan suatu hal untuk tetap nenek yang tau bagaimana adat Balia ini
menjadi ada. Sedangkan yang dimaksud bisa berjalan dengan semestinya dan yang
keberadaan dari kesenian Tari Balia yang masih mempercayai Adat tersebut, seperti
merujuk dari adanya suatu unsur bertahan. cucu, atau anak mereka yang sakit.
Konsep pertahanan diri tersebut adalah Prosesi Tari Balia pada suku Kaili,
sesuatu hal yang penting untuk melihat bila seluruh peserta topokaro Balia (penari
bagaimana upaya adat Balia dalam Balia) yang berumur 15-60an tahun yang
kesenian tradisional masyarakat Suku terdiri dari beberapa perempuan dan laki-
adat Sulawesi Tengah. Tari ini merupakan pakaian upacara yaitu selendang berwarna
tari yang turun temurun hingga sekarang kuning melambangkan keanggungan bagi
wanita, maka gimba (gendang) pun yang agak pelan) dan seterusnya, berganti
mulailah dibunyikan dengan irama cepat dengan irama tambilangi (irama pukulan
yang menghangatkan jiwa. Irama ini gendang), dengan irama tambilangi roh
membuat topokaro Balia dapat kesurupan halus yang masuk kedalam tubuh mereka
atau kemasukan roh halus. Setelah topokari berangsur-angsur hilang dan kembali
Balia beranjak dari tempat duduknya, seperti biasa. Akhirnya selesailah upacara
mendekati lapangan di dekat para pemain dengan menyanyikan lagu vadi untuk
gong dan lalove (seruling khas kaili), semuanya para peserta Balia membawa
disebut montaro, yaitu tarian yang kasar Keberadaan Tari Balia pada Suku Kaili di
dan tidak teratur. Setelah sesaat beristirahat Kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah dengan
dan para penari telah melepaskan lelahnya berbagai perbedaan pendapat dengan masuknya
dengan lagu-lagu vadi, maka gendang dan agama Islam, namun hingga kini Balia masih
kandasara, sebagai pertanda upacara Balia adalah salah satu kesenian tradisi Sulawesi Tengah
dimulai lagi. Demikianlah berulang-ulang yang hingga kini masih di pertahankan. sehingga
sampai satu atau empat malam. Keberadaan Balia cocok di jadikan wadah dalam
To nadua (pesakitan) memegang penelitian ini yang Dimana penelitian ini memiliki
tombak tadi dan membawanya menari beberapa rumusan masalah antara lain upaya
sambil mengelilingi sesajen yang berada di mempertahankan keberadaan Tari Balia sebagai
tengah-tengah penari, dan penari yang kesenian tradisi serta peran Tari Balia pada
lainnya cukup menari dengan membawa masyarakat Suku Kaili. Adapun poin-poin yang
parangnya saja sambil mengikuti si nantinya dibahas dalam skripsi tentang judul
Pesakitan, setelah saat menari dengan tersebut yaitu menjelaskan tentang upaya
membawa tombak yang kena darah. mempertahankan Tari Balia sebagai kesenian tradisi
Pukulan dan irama gendang dan gong dari garis keturunan hingga mempromosikan lewat
berubah irama tanggulado (suatu irama dinas Kebudayaan, adapun poin-poin peran Tari
Balia pada masyarakat suku Kaili antara lain, naturalistik, penelitiannya dilakukan pada kondisi
menjelaskan bagaimana Tari Balia tersebut yang alamiah (natural setting), diantaranya adalah
berfungsi sebagai penyembuh penyakit/tolak bala meneliti secara langsung objek yaitu Keberadaan
pada masyarakat suku Kaili asli dan sebagai Tari Balia Suku Kaili Di Kecamatan Palu Selatan
saling mengenal satu sama lain. Variabel penelitian adalah sesuatu yang
Mengacu pada uraian di atas, berdasarkan menjadi objek pengamatan dalam penelitian,
rumusan masalah dan konsep teori yang dilampirkan berdasarkan judul penelitian maka objek penelitian
maka penulis dapat membuat suatu skema yang ini adalah Kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah
dijadikan sebagai kerangka berpikir sebagai berikut dan variabel yang akan diteliti pada judul penelitian
Tari Balia
Peran Tari Balia pada
mempertahankan
Mempromos Sebagai Sebagai Suku Kaili di
keberadaan diri sebagai
Pewarisan Kec.Palu Selatan
ikan Balia penyembu pemersatu kesenian tradisi
turun- Sulawesi Tengah pada
lewat han masyarakat masyarakat Suku Kaili
temurun di Kec.Palu Selatan masa kini
pertujukan penyakit
(keluarga) Dinas /tolak bala Sulawesi Tengah
Kebudayaan
Pengumpulan
Data
METODE PENELITIAN
Pengelolahan Data
Dalam peniltian ini, peneliti menggunakan
Kesimpulan
B. Lokasi dan Sasaran Penelitian peninjauan secara langsung di lapangan atau tempat
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil observasi adalah untuk memperoleh gambaran awal
lokasi tepatnya di Kec. Palu Selatan Sulawesi tentang kehidupan sosial kesenian dan hal-hal
Tengah, di Kec.Palu Selatan ini banyak tempat dan lainnya yang relevan dengan desain penelitian
tepat dirumah Hj.Aspina tersebut adalah tempat Dalam penelitian ini, peneliti
Sasaran penelitian ini adalah mendeskripsikan terkhusus kepada upaya dan peran yang ada pada
Keberadaan Tari Balia Suku Kaili di Kecamatan tarian tersebut. Adapun proses yang dilakukan
Palu Selatan Sulawesi Tengah. peneliti dalam observasi adalah sebagai berikut:
Dalam penelitian ini kualitatif data merupakan dan kondisi geografis Kecamatan Palu
peneliti di lapangan. Data lapangan dapat mengamati Tari Balia pada upacara
dimanfaatkan untuk verivikasi teori yang timbul di ritual Balia di Kec. Palu Selatan
pengumpulan data yang akan digunakan dalam secara langsung berhadapan dengan yang
penelitian Keberadaan Tari Balia Suku Kaili di diwawancarai tetapi dapat juga secara tidak
Kecamatan Palu Selatan Sulawesi Tengah, langsung seperti memberikan daftar pertanyaan
diantaranya adalah teknik observasi, wawancara, untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen
Observasi atau pengamatan adalah suatu Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
metode pengumpulan data melalui pengamatan atau wawancara tidak terpimpin (un-guided interview)
yang dikenal dengan istilah wawancara sederhana perubahan. Pada tahapan pertama, dilakukan seleksi
atau wawancara bebas. Pewawancara sebagai data yang telah dikumpulkan, kemudian
pengumpul data melakukan kontak langsung dengan diklasifikasikan menurut katagori tertentu. Untuk
sumber data diperoleh data atau informasi yang memudahkan analisis data, maka rujukan yang
lebih lengkap dan mendalam. digunakan adalah kerangka berpikir yang telah
Responden yang akan dimintai keterangannya dipilih dan dirumuskan sebelumnya (Basri: 2011.
mengenai informasi yang lengkap tentang upaya dan 66-67). Dalam penelitian ini Analisis di lapangan
peran TariBalia yaitu Hj. Aspina (67 Tahun), beliau bertujuan untuk menyederhanakan masalah yang
adalah salah satu sando (dukun) Tari Balia yang cukup kompleks, yaitu dengan membuat klasifikasi
bermukin ditempat acara Balia tersebut, tepatnya di uraian, kemudian dilakukan langkah interpretasi.
Kec. Palu Selatan Sulawesi Tengah, Intan Devica Data yang diperoleh tersebut dianalisis dengan cara
(23 Tahun) salah satu penari Tari Balia dan sebagai mengindentifikasi dan mengklarifikasi berrbagai
sedangakan Helni (41 tahun) sebagai tokoh HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian dilakukan di Kecamatan Palu c. Balia Bone, yaitu pujaan terhadap dewa
Selatan tepatnya di Kelurahan Tatura Utara pada api dengan melakukan tarian secara
hari minggu – selasa,9-11 April 2017 kemudian melingkar di atas bara api dengan cara
memperoleh data yang akurat tentang keberadaan d. Balia Kana, yaitu upacara untuk
Tari Balia suku Kaili di Kecamatan Palu Selatan meresmikan si sakit untuk menjadi
narasumber itu sendiri, serta yang menjadi e. Baliore (Balane), yaitu upacara untuk
narasumber dalam penelitian ini adalah Hj Aspina mengobati orang sakit yang dipimpin
(67 tahun) sebagai pelaku atau Sando (dukun), Helni seorang Sando sebagai Tadulako yang
(40 tahun) sebagai penonton Tari Balia (anak dari Hj akan menetukan apa yang dikehendaki
Aspina) dan Intan (23 tahun) warga yang ingin dan keluarga si pesakitan akan mengikuti.
Dari hasil penelitian dan wawancara dalam digabungkan dengan Balia Bone. (hasil
Palu Selatan, menyatakan bahwa Balia dibedakan Dari kelima jenis Balia di atas yang paling
a. Balia Jinja, yaitu pujaan dewa air dengan adalah Balia Jinja. Hal terebut seperti yang
membuat sesajian makanan yang ditaruh dikatakan oleh Nenek Hj Aspina (67 tahun) seorang
di atas perahu kecil yang terbuat dari Sando dan keluarga si Pesakitan. Keberadaan Balia,
pelepah sagu, kemudian dihanyutkan ke salah satu sisa animisme nenek moyang Suku
sungai. Tentunya sebelum penghanyutan Bangsa Kaili yang masih tersisa di tengah
b. Balia Tampilangi, yaitu menggambarkan 20.52 WITA, persiapan Balia diadakan di rumah
sifat keganasan seperti haus darah nenek sipesakitan. Bagian Kecamatan Palu Selatan
terhadap musuh perang, sehingga ini, masih banyak yang menggunakan adat Balia ini
ketertiban, dan keamanan Adat ini, tidak sembarang "Nosarara Nosabatutu" adalah filosofi yang
orang boleh mendokumentasi Balia, jika mereka menjadi semboyan yang menjadi penyemangat
melihat orang asing yang datang ingin pemerintah kota palu dalam menyelenggarakan
tidak sedikit pula yang meminta dokumentasi ini arti yaitu bersama kita satu. itulah gambaran
untuk mereka copy, tetapi anehnya ketika mereka kebersamaan untuk mencapai tujuan keberhasilan.
mengcopy file ini flash mereka mengalami Adapun beberapa peran Tari Balia pada
gangguan dan tidak bisa tercopy, waulahu alam masyarakat kecamatan Palu Selatan Sulawesi
entah karna tak ada izin dari yang punya acara atau Tengah dari berbagai kalangan, suku, dan ras yang
mengikuti Adat ini sampai habis dengan berbagai nenek moyang Suku Bangsa Kaili yang masih
kalangan sampai balitapun tak ketinggalan tersisa di tengah modernisasi yang menjadi
mengikuti tradisi ini walaupun sampai pagi tapi laboratorium sebagian seniman daerah ini dalam
mereka tetap saja menunggunya, tak sedikit ketika mempelajari akar seni tradisi khas daerah Sulawesi
menunggu keberlangsungan Tari Balia yang tidur di Tengah. Hampir sebagian besar masyarakat di
teras rumah-rumah warga sekitar untuk menunggu daerah Palu Selatan khususnya etnis Kaili sebagai
Balia yang akan dilanjutkan setelah beristirahat pewaris budaya Balia masih melakukan Balia
1. Upaya Tari Balia mempertahankan berbagai upaya untuk mewariskan Balia kepada
keberadaan diri sebagai kesenian tradisi
masyarakat suku Kaili di kec. Palu Selatan anak dan cucu mereka walaupun sebenarnya banyak
Sulawesi Tengah.
orang diluar juga yang memiliki pemikiran bahwa
Bereksistensi berarti berani mengambil
Balia sangat bertentangan dengan agama Islam,
keputusan yang menentukan bagi hidupnya.
tetapi yang dikatakan oleh narasumber bahwa Balia
Konsekuensinya jika tidak bisa mengambil
juga akan kembali ke atas (Allah SWT) mereka juga
keputusan dan tidak berani berbuat maka kita tidak
yakin jika Lewat para leluhurnyalah Allah SWT
bereksistensi dalam arti sebenarnya. Menurut
mengirimkan mukjizat itu.
Kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi adalah
Tarian upacara Keagamaan dan upacara
keberadaan, kehadiran yang mengandung unsur
penting dalam kehidupan manusia yang bersifat
bertahan. Berdasarkan definisi di atas maka dapat
magis saat ini sudah jarang ditemukan, namun di
disimpulkan bahwa eksistensi adalah suatu proses
Palu tardapat Tari Balia yang hingga kini masih
atau gerak untuk menjadi ada kemudian melakukan
dilakukan oleh Suku Kaili sebagai tari upacara
suatu hal untuk tetap menjadi ada. Sedangkan yang
penyembuhan untuk mengusir Roh jahat. Balia
dimaksud eksistensi di dalam penelitian ini adalah
adalah tari pengobatan suku Kaili asli dengan
keberadaan dari kesenian Tari Balia yang merujuk
adanya tarian tersebut nenek moyang suku Kaili
dari adanya suatu unsur bertahan. Konsep
sering menggunakan ritual tersebut sebagai
pertahanan diri tersebut adalah sesuatu hal yang
penyembuhan orang-orang Kaili, tarian tersebut
penting untuk melihat bagaimana upaya adat Balia
ditarikan oleh nenek dan kakek-kakek yang tahu
dalam mempertahankan keberadaan diri sebagai
bagaimana proses tari tersebut terlaksana, mereka
kesenian tradisional masyarakat Suku Kaili.
tahu persis apa yang harus dilaksanakan, dan baca- departemen pendidikan dan kebudayaan
Ketika menarikan Tari Balia, dengan segala kebudayaan dengan melestarikan unsur seninya, dan
agar masyarakat dapat memahami bagaimana Peran Balia dari hasil penelitian adalah sebagai
terlaksananya Adat tersebut, dengan melaksanakan sarana pemersatu masyarakat. Hal ini dapat dilihat
adat dengan baik. Pada zaman sekarang semakin bahwa setiap pelaksanaan Balia selalu ramai
canggihnya alat Teknologi Kedokteran dengan dikunjungin oleh masyarakat, baik yang masih ada
berbagai penyembuhan secara canggih, tetapi masih ikatan keluarga maupun orang lain. Soal apakah
ada masyarakat yang mau memakai adat tersebut mereka hanya sekedar menonton arau ikut
untuk penyembuhan, walaupun kebanyakan yang bergabung acara kumpul-kumpul tetapi di acara
memakai Adat tersebut kebanyakan Nenek dan tersebut mereka saling mengenal antara satu dengan
Kakek yang memang sudah usianya tetapi mereka yang lain. Sangat jarang terjadi apabia dalam
percaya bahwa adat tersebut bisa menyembuhkan pelaksanaan Balia terjadi keributan atau perkelahian
2. Peran Tari Balia Pada Upacara Ritual Suku meminimalisir konflik dan sebagai ajang silaturahmi
Kaili Di Kecamatan Sulawesi Tengah Pada
Masa Kini sesama manusia.
Peran Tari Balia dalam masyarakat mampu Hadi, Y. Sumandyo. 2007. Kajian Tari Teks dan
Konteks. Yogyakarta: Pustaka Book
membuat masyarakat tertarik dengan fungsi Publisher.
pengobatannya yang mengikuti ritual-ritual yang , Y. Sumandyo. 2012. Seni Pertunjukan dan
Masyarakat Penonton. Yogyakarta: BP ISI.
prosesnya cukup panjang, walaupun Balia dizaman
Ranjabar. Jocabus. 2006. Sistem Sosial Budaya
sekarang yang masyarakat banyak membedakannya Indonesia. Bogor: Ghalia Indonesia.
dengan dunia kedokteran dan bertentangan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1994. Jakarta: Balai
Pustaka.
keagamaan. Upaya pemerintah dalam melestarikan
Koentjaningrat, Prof.Dr. 1990. Manusia dan
Balia tersebut yaitu sejak beberapa tahun lalu, kebudayaan Di Indonesia. Jakarta:
Djambatan.
Lacongka, Samad. 2005. Pertumbuhan tradisi
Sulteng. Palu
http://www.duniapelajar.com/2014/07/18/penger
tian-eksistensi-menurut-para-ahli
www.absrak.digilib.upi.edu//
www.deenestesia.blogspot.co