Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkatmya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori Belajar Gagne” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dosen pada
mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Teori Belajar Gagne bagi para pembaca terkhususnya bagi para
mahasiswa dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Dosen, yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan banyak orang.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
3
3. Untuk mengetahui tipe-tipe belajar menurut Gagne.
4. Untuk mengetahui kapabilitas belajar menurut Gagne
5. Untuk mengetahui dan memahami implikasi dan aplikasi teori Gagne dalam
pembelajaran.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Gagne
4
BAB II
PEMBAHASAN
Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat
kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan mengakibatkan
perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan, perubahan sikap, perubahan
minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut bersifat menetap meskipun hanya
sementara.
Kematangan menurut Gagne, bukanlah belajar sebab perubahan tingkah laku yang
terjadi dihasilkan dari pertumbuhan struktur dan diri manusia itu sendiri. Dengan demikian
belajar terjadi bila individu merespon terhadap stimulus yang datangnya dari luar sedangkan
kematangan datangnya memang dari dalam diri orang itu. Perubahan tingkah laku yang tetap
sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang tersebut berinteraksi dengan lingkungannya.
Robert M. Gagne merupakan salah seorang penganut aliran psikologi tingkah laku.
Gagne memiliki pandangan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang
kegiatannya mengikuti suatu hirarki kemampuan yang dapat diobservasi atau diukur. Oleh
karena itu, teori belajar yang dikemukakan Gagne dikenal sebagai Teori Hirarki Belajar. Teori
5
hirarki belajar ditemukan oleh Rober M. Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-
faktor yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya dimaksudkan untuk
menemukan teori pembelajaran yang efektif.
Menurut Gagne, ada tiga elemen belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus,
dan responden yang melaksanakan aksi sebagai akibat dari stimulasi. Selanjutnya, Gagne juga
mengemukakan tentang sistematika delapan tipe belajar, sistematika lima jenis belajar, fase-
fase belajar, implikasi dalam pembelajaran, serta aplikasi dalam pembelajaran.
6
Gambar 2.2: Fase-Fase Belajar Menurut Gagne
Fase motivasi adalah pemberian harapan kepada peserta didik bahwa dengan
belajar mereka akan mendapat “hadiah”. Hadiah disini adalah bahwa pelajaran yang
dipelajari dapat memenuhi keingintahuan mereka tentang suatu pokok bahasan.
Pemberian motivasi memungkinkan peserta didik berusaha mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Pemberian motivasi ini dapat dilakukan secara instrinsik/ekstrinsik.
Motivasi instrinsik dapat membangkitkan semangat belajar siswa. Misalnya seorang
siswa belajar karena ingin mendapatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, ia akan
melakukan aktivitas belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh tanpa harus ditugaskan
7
dan didorong oleh guru. Motivasi ekstrinsik dapat mempengaruhi/membangkitkan
semangat belajar yang timbul dari luar diri siswa. Misalnya pemberian motivasi,
pengajar menarik perhatian siswa dengan menceritakan kegunaan materi ajar yang
dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Jika pengajar mampu menarik perhatian siswa,
maka hal itu merupakan pertanda bahwa dalam diri siswa timbul motivasi atau rasa
ingin tahu untuk mempelajari suatu materi pelajaran yang disajikan oleh pengajar.
8
4. Fase retensi (Retention phase)
Informasi baru yang diperoleh harus dipindahkan dari memori jangka pendek (short
term memory) ke memori jangka panjang (long term memory). Ini dapat terjadi melalui
pengulangan kembali, praktik, elaborasi, atau lain-lainnya.
Biasanya informasi itu kurang nilainya jika tidak dapat diterapkan di luar
konteks dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi atau transfer informasi pada
situasi-situasi baru merupakan fase kritis dalam belajar. Transfer ini dapat ditolong
dengan menyuruh siswa menggunakan informasi yang telah didapat ke dalam situasi
yang berbeda dengan situasi waktu informasi itu didapat. Jadi dalam fase generalisasi
ini peserta didik dapat belajar untuk memanfaatkan informasi yang telah didapat ke
dalam permasalahan yang relevan dalam kehidupan sehari-hari.
Para siswa harus memperlihatkan bahwa mereka telah belajar sesuatu melalui
penampilan yang tampak. Misalnya setelah mempelajari operasi bentuk aljabar, para
siswa dapat menjumlahkan atau mengurangkan suku-suku sejenis dalam aljabar.
Para siswa harus memperoleh umpan balik tentang penampilan mereka yang
menunjukkan apakah mereka telah atau belum mengerti tentang apa yang diajarkan.
Umpan balik ini dapat memberikan reinforcement (penguatan) pada mereka untuk
penampilan yang berhasil.
9
2.3 Tipe-tipe Belajar Menurut Gagne
Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu:
10
R, oleh sebab yang satu terjadi segera setelah yang satu lagi, jadi berdasarkan
”contiguity”. Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe balajar ini antara lain,
secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlah satuan satuan pola S-R, baik
psikomotorik maupun verbal. Selain itu prinsip kesinambungan, pengulangan, dan
reinforcement tetap penting bagi berlangsungnya proses chaining.
Kebanyakan aktivitas dalam matematika memerlukan manipulasi dari peralatan
fisik seperti mistar, jangka, dan model geometri membutuhkan chaining. Belajar
membuat garis bagi suatu sudut dengan menggunakan jangka membutuhkan penerapan
keterampilan tipe stimulus respon yang telah dipelajari sebelumnya. Diantaranya
kemampuan menggunakan jangka untuk menarik busur dan membuat garis lurus antara
dua titik.
Ada dua karakteristik dari belajar stimulus respon dan belajar rangkaian dalam
pengajaran Matematika yaitu siswa tidak dapat menyempurnakan rangkaian stimulus
respon apabila tidak menguasai salah satu keterampilan dari rangkaian tersebut, dan
belajar stimulus respon dan rangkaian diafasilitasi dengan cara memberikan penguatan
bagi tingkah laku yang diinginkan. Meskipun memberi hukuman dapat digunakan
untuk meningkatkan belajar stimulus respon, tetapi hal tersebut dapat berakibat negatif
terhadap emosi, sikap, dan motivasi belajar.
12
sehingga mereka belajar untuk mengenal lingkaran. Ketika siswa secara spontan
mengidentifikasi lingkaran dalam konteks yang lain, mereka telah memahami konsep
lingkaran. Kemampuan membuat generalisasi konsep kedalam situasi yang baru
merupakan Kemampuan yang membedakan belajar konsep dengan bentuk belajar lain.
Ketika siswa telah mempelajari suatu konsep, siswa tidak membutuhkan waktu lama
untuk mengidentifikasi dan memberikan respon terhadap hal baru dari suatu konsep,
sebagai akibatnya cara untuk menunjukkan bahwa suatu konsep telah dipelajari adalah
siswa dapat membuat generalisasi konsep kedalam situasi yang lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengajarkan suatu konsep baru kepada
siswa:
a. Memberikan variasi hal-hal yang berbeda konsep untuk menfasilitasi generalisasi.
b. Memberikan contoh-contoh perbedaan dikaitkan dengan konsep untuk membantu
diskriminasi.
c. Memberikan yang bukan contoh dari konsep untuk meningkatkan pemahaman
diskriminasi dan generalisasi.
d. Menghindari pemberian konsep yang mempunyai karakteristik umum.
13
dikerjakan dengan urutan x, :, +, – . Jika siswa sedang belajar aturan mereka harus
mempelajari sebelumnya rangkaian konsep yang menyusun aturan tersebut. Kondisi-
kondisi belajar aturan mulai dengan merinci perilaku yang diinginkan pada siswa.
seorang siswa telah belajar aturan apabila dapat menerapkan aturan itu dengan tepat
pada beberapa situasi yang berbeda.
Robert Gagne memberikan 5 tahap dalam mengajarkan aturan:
a. Menginformasikan pada siswa tentang bentuk perilaku yang diharapkan ketika
belajar,
b. Bertanya ke siswa dengan cara yang memerlukan pemanggilan kembali konsep
yang telah dipelajari sebelumnya yang menyusun konsep
c. Menggunakan pernyataan verbal (petunjuk) yang akan mengarahkan siswa
menyatakan aturan sebagai rangkaian konsep dalam urutan yang tepat.
d. Dengan bantuan pertanyaan, meminta siswa untuk “mendemonstrasikan” satu
contoh nyata dari aturan
e. (Bersifat pilihan, tetapi berguna untuk pengajaran selanjutnya) dengan
pertanyaan yang cocok, meminta siswa untuk membuat pernyataan verbal dari
aturan.
14
melengkapkan kuadrat tiga suku dan menerapkan keterampilan dalam cara yang tepat
untuk menurunkan rumus kuadrat, dengan melaksanakan petunjuk dari guru.
Pemecahan masalah biasanya melibatkan lima tahap :
a. Menyatakan masalah dalam bentuk umum,
b. Menyatakan kembali masalah dalam suatu defenisi operasional,
c. Merumuskan hipotesis alternatif dan prosedur yang mungkin tepat untuk
memecahkan masalah,
d. Menguji hipotesis dan melaksanakan prosedur untuk memperoleh solusi dan
e. Menentukan solusi yang tepat.
1. Informasi verbal
Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk
mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta. Informasi verbal
diperoleh secara lisan, membaca buku dan sebagainya. Informasi ini dapat
diklasifikasikan sebagai fakta, prinsip, nama generalisasi. Contoh, siswa dapat
menyebutkan dalil Phytagoras yang berbunyi, “pada segitiga siku-siku berlaku kuadrat
sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya.
2. Keterampilan Intelektual
Kapabilitas keterampilan intelektual merupakan kemampuan untuk dapat
memperbedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah. Kemampuan-
kemampuan tersebut diperoleh melalui belajar. Kapabilitas keterampilan intelektual
menurut Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu, belajar isyarat, belajar
stimulus respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian verbal, belajar
memperbedakan, belajar pembentukan konsep, belajar pembentukan aturan, dan belajar
pemecahan masalah. Tipe belajar tersebut terurut kesukarannya dari yang paling
sederhana (belajar isyarat) sampai kepada yang paling kompleks belajar pemecahan
masalah.
15
3. Strategi Kognitif
Kapalilitas Strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta
mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis.
Kapabilitas ini terorganisasikan secara internal sehingga memungkinkan perhatian,
belajar, mengingat, dan berfikir anak terarah. Contoh tingkah laku akibat kapabilitas
strategi kognitif, adalah menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah matematika.
4. Sikap Kapabilitas
Sikap adalah kecenderungan untuk merespon secara tepat terhadap stimulus
atas dasar penilaian terhadap stimulus tersebut. Respon yang diberikan oleh seseorang
terhadap suatu objek mungkin positif mungkin pula negatif, hal ini tergantung kepada
penilaian terhadap objek yang dimaksud, apakah sebagai objek yang penting atau tidak.
Contoh, seseorang memasuki toko buku yang didalamnya tersedia berbagai macam
jenis buku, bila orang tersebut memiliki sikap positif terhadap matematika, tentunya
sikap terhadap matematika yang dimiliki mempengaruhi orang tersebut dalam memilih
buku matematika atau buku yang lain selain buku matematika.
5. Keterampilan Motorik
Untuk mengetahui seseorang memiliki kapabilitas keterampilan motorik, kita
dapat melihatnya dari segi kecepatan, ketepatan, dan kelancaran gerakan otototot, serta
anggota badan yang diperlihatkan orang tersebut. Kemampuan dalam
mendemonstrasikan alat-alat peraga matematika merupakan salah satu contoh tingkah
laku kapabilitas ini. Contoh lain yang lebih sederhana misalnya kemampuan
menggunakan penggaris, jangka, sampai kemampuan menggunakan alat-alat tadi untuk
membagi sama panjang suatu garis lurus.
16
1. Mengarahkan Perhatian,
Kegiatan ini merupakan proses guru dalam memberikan stimulus kepada siswa
dengan cara meyakinkan siswa bahwa mempelajari materi tersebut itu penting. Hal ini
bisa dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan ringan seputar materi yang akan
disajikan.
2. Memberikan Informasi Tujuan Pembelajaran
Dalam hal ini guru harus mengupayakan untuk memberitahu siswa akan tujuan
pembelajaran. Sehingga siswa mengetahui tujuan dari materi pembelajaran yang
dipelajarinya. Ini sangat penting dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk bisa
mencapai tujuan pembelajaran.
3. Merangsang siswa untuk mengingat kembali apa yang telah dipelajari
Upaya merangsang siswa dalam mengingat materi yang lalu bisa dilakukan
dengan cara bertanya tentang materi yang telah diajarkan.
4. Menyajikan stimulus
Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.
5. Memberikan bimbingan kepada siswa,
Pada konsep ini guru harus membimbing siswa dalam proses belajarnya.
Sehingga siswa dapat terarah dalam pembelajarannya.
6. Memancing Kinerja
Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk
menerapkan apa yang telah dipelajari itu.
7. Memberikan balikan
Memberikan feedback atau balikan dengan memberitahukan kepada murid
apakah hasil belajarnya benar atau tidak.
8. Menilai hasil belajar
Menilai hasil-belajar dengan memberikan kesempatan kepada murid untuk
mengetahui apakah ia telah benar menguasai bahan pelajaran itu dengan memberikan
beberapa soal.
9. Mengusahakan transfer
Mengusahakan transfer dengan memberikan contoh-contoh tambahan untuk
menggeneralisasi apa yang telah dipelajari itu sehingga ia dapat menggunakannya
dalam situasi-situasi lain.
17
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Menurut Gagne
A. Kelebihan Teori Belajar Menurut Gagne yaitu :
1. Mendorong guru untuk merencanakan pembelajara
Teori Gagne mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran yang akan
dilakukan. Sehingga pembelajaran menjadi lebih terarah dan terstruktur. Selain itu
agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi sebaik mungkin. Dimana inti dari
kegiatan pembelajaran adalah menyajikan ciri-ciri stimulis,memberikan pedoman
belajar,memunculkan kinerja,dan memberikan tanggapan dan umpan balik.
2. Memperoleh kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan
Teori Gagne sangat cocok untuk memperoleh kemampuan yang membutuhkan
prakrik dan kebiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti kecepatan spontanitas
kelenturan refleks, dan daya tahan. menurut gagne rancangan pembelajaran untuk
keterampilan yang kompleks menyajikan peristiwa pembelajaran untuk urutan
keterampilan yang ada dalam prosedur dan hirarki belajar.
3. Cocok untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang
dewasa
Menyajikan stimulus bisa dilakukan dengan cara guru menyajikan materi
pembelajaran secara menarik dan menantang. Sehingga siswa merasa tertarik untuk
mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal ini dapat dilakukan
langsung bagi siswa pendidikan dasar.
4. Dapat dikendalikan
Dapat dikendalikan melalui cara mengganti mengganti stimulus alami dengan
stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan,
sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang
berasal dari luar dirinya. Mulai dari identifikasi kapabilitas yang akan dipelajari,
analisis tugas atas tujuan, pemilihan peristiwa pembelajaran yang cocok, semua
dapat disusun. Sehingga pembelajaran yang diinginkan dapat dikendalikan guru
agar mendapatkan hasil yang maksimal. Pada teori ini, analisis tugas merupakan
kunci bagi pengajaran yang efektif. Untuk mengajarkan tugas apapun, paling tidak
guru harus memastikan bahwa semua komponen yang diperlukan telah dipelajari,
yaitu bisa jadi mensyaratkan pengajaran-pengajaran setiap komponen
pembelajaran.
18
B. Kekurangan teori belajar menurut Gagne yaitu :
1. Pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered learning), dimana guru
bersifat otoriter.
2. Komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus
dipelajari murid.
3. Hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur.
4. Murid hanya mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa
yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bagi Gagne, belajar tidak dapat didefinisikan dengan mudah karena belajar itu bersifat
kompleks. Dalam pernyataan tersebut, dinyatakan bahwa hasil belajar akan
mengakibatkan perubahan pada seseorang yang berupa perubahan kemampuan,
perubahan sikap, perubahan minat atau nilai pada seseorang. Perubahan tersebut
bersifat menetap meskipun hanya sementara. Komponen- komponen dalam proses
belajar menurut Gagne dapat digambarkan sebagai S-R. S adalah situasi yang memberi
stimulus, R adalah respons atas stimulus itu. Gagne memiliki pandangan bahwa belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang kegiatannya mengikuti suatu hirarki
kemampuan yang dapat diobservasi atau diukur. Menurut Gagne, ada tiga elemen
belajar, yaitu individu yang belajar, situasi stimulus, dan responden yang melaksanakan
aksi sebagai akibat dari stimulasi.
2. Menurut Gagne, belajar melalui delapan fase yaitu: Fase motivasi (Motivation phase),
Fase pengenalan (Apprehending phase), Fase perolehan (Acquisition phase), Fase
retensi (Retention phase), Fase pemanggilan (Recall phase), Fase generalisasi
(Generalization phase), Fase penampilan (Performance phase), dan Fase umpan balik
(Feedback phase).
3. Menurut Robert M. Gagne, ada delapan tipe belajar, yaitu: belajar isyarat (signal
learning), belajar stimulus – respons (stimulus respons learning), belajar rangkaian
(chaining), asosiasi verbal (verbal assosiation), belajar diskriminasi (discrimination
learning), belajar konsep (concept learning), belajar aturan (rule learning), dan belajar
pemecahan masalah ( problem solving learning).
4. Menurut Gagne, ada lima jenis kapabilitas belajar/hasil belajar. Kelima kategori hasil
belajar tersebut adalah Informasi verbal (Verbal information), Strategi Kognitif
(cognitive strategies), sikap kapabilitas, Keterampilan Motorik (motor skill).
5. Implikasi atau penerapan teori Gagne dapat diterapkan diberbagai bidang
pembelajaran, namun untuk menerapkan teori Gagne harus memenuhi Sembilan
Kondisi Intruksional Gagne yang telah dibahas sebelumnya. Jika ada satu diantara
20
Sembilan Kondisi Instruksional Gagne yang tidak diterapkan maka teori Gagne gagal
dalam penerapannya.
6. Teori belajar menurut Gagne memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan teori
Gagne yaitu mendorong guru untuk merencanakan pembelajaran, memperoleh
kemampuan yang membutuhkan praktek dan kebiasaan, cocok untuk melatih anakanak
yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa, serta dapat dikendalikan.
Sedangkan kekurangan teori belajar menurut Gagne adalah pembelajaran hanya
berpusat pada guru (teacher centered learning), komunikasi berlangsung satu arah,
hanya berorientasi pada hasil yang diamati dan diukur, serta murid hanya
mendengarkan dengan tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan
dipandang sebagai cara belajar yang efektif.
3.2 Saran
Dari materi yang telah dibahas secara rinci tersebut, kiranya diharapkan agar pemerintah,
masyarakat serta lainnya yang berhubungan dengan dunia pendidikan lebih mengerti dan
memahami bagaimana terciptanya pendidikan yang baik, yaitu salah satunya dengan
menerapkan teori belajar Gagne agar peserta didik dapat menambah pemahaman mengenai
materi-materi yang diajarkan.
21
DAFTAR PUSTAKA
22