KOMUNIKASI KESEHATAN
TEORI PERUBAHAN SIKAP
KELOMPOK 21
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. yang mana atas berkat, dan
karunia-Nya penulis dapat menyusun laporan makalah. Makalah ini dapat selesai dengan lancar
dan semoga bisa berguna bagi pembaca.
Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin, dan juga berusaha untuk dapat membuat
makalah ini menjadi sumber bacaan yang baik bagi para pembaca. Dan saya juga mengucapkan
terima kasih kepada : Dosen mata kuliah komunikasi kesehatan dan Orang tua senantiasa
mendukung terselesaikannya makalah ini serta beberapa sumber berupa buku buku.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kedepannya dapat memperbaiki makalah ini.
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
1. Latar Belakang.................................................................................................................................3
2. Tujuan..............................................................................................................................................3
3. Manfaat...........................................................................................................................................3
BAB 2...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
1. Teori Hierarki Belajar.......................................................................................................................5
3. Reinforcement Theory.....................................................................................................................7
5. Communication Competency..........................................................................................................9
BAB 3.........................................................................................................................................................18
PENUTUP...................................................................................................................................................18
1. Kesimpulan....................................................................................................................................19
Daftar Pustaka...........................................................................................................................................19
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang unik karena memilki perbedaan dengan individu lainnya. Sikap
(attitude) merupakan konsep paling penting dalam psikologi sosial yang membahas unsur sikap
baik sebagai individu maupun kelompok. Sikap timbul karena adanya stimulus, terbentuknya
suatu sikap itu banyak dipengaruhi perangsang oleh lingkungan sosial dan kebudayaan . Sikap
seseorang tidak selamanya tetap, ia dapat berkembang ketika mendapatkan pengaruh baik dari
dalam maupun dari luar yang bersikap positif dan mengesankan.
Banyak sosiolog dan psikolog memberi batasan bahwa sikap merupakan kecenderungan
individu untuk merespon dengan cara yang khusus terhadap stimulus yang ada dalam lingkungan
sosial. Didalam perkembangannya sikap banyak dipengaruhi oleh lingkungan, norma atau group.
Hal ini akan mengakibatkan perbedaan sikap antara individu yang satu dengan yang lain. Sikap
tidak akan terbentuk tanpa interaksi manusia terhadap suatu objek. Oleh karena itu, disini akan
membahas lebih spesifik lagi mengenai sikap.
2. Tujuan
Makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah.Untuk
mempelajari lebih mendalam lagi mengenai pembahasan tentang teori perubahan sikap
3. Manfaat
o Bagi peneliti akan lebih memperdalam pengetahuan dan pemahaman tentang sikap
o Bagi mahasiswa dapat lebih meningkatkan sikap posiif. Dengan meningkatkan sikap positif,
mahasiswa dapat membawa perubahan di masyarakat nantinya.
BAB 2
PEMBAHASAN
1) Central route: yang mungkin dihasilkan dari pertimbangan hati-hati dan bijaksana seseorang
tentang manfaat sebenarnya dari informasi yang disajikan dalam mendukung advokasi (misalnya
kualitas argumen. Apabila perubahan sikap dan kepercayaan konsumen terjadi melalui rute
sentral, maka konsumen akan menjadi lebih hati-hati terhadap pesan yang diterimanya. Jika
mereka dapat memroses informasi, maka mereka akan membangkitkan sejumlah tanggapan
kognitif terhadap komunikasi. Jika kepercayaan berubah, maka selanjutnya mereka akan
mengalami perubahan sikap. Apabila perubahan kepercayaan dan sikap terjadi melalui rute
sentral persuasi, konsumen dikatakan menerapkan isyarat sentral ketika sedang mengevaluasi
pesan. Isyarat sentral (central cues) adalah ide-ide dan data pendukung yang secara langsung
menunjang mutu argumentasi yang dikembangkan dalam pesan. Perubahan sikap yang terjadi
melalui rute ini bersifat jangka panjang
2) Peripheral route: yang lebih mungkin terjadi sebagai akibat dari beberapa isyarat sederhana
dalam konteks persuasi (misalnya, sumber yang menarik) yang menginduksi perubahan tanpa
memerlukan pengawasan dari manfaat sebenarnya dari informasi yang disajikan 17. Ketika
konsumen terlibat dalam pemrosesan informasi dengan keterlibatan rendah, mereka bergerak
melalui rute periferal. Pada keadaan seperti ini tanggapan kognitif kurang mungkin terjadi karena
orang-orang tidak memperhatikan dengan seksama masalah pro dan kontra terhadap isu-isu itu.
Selain itu mereka menggunakan isyarat periferal untuk menentukan apakah akan menerima atau
menolak pesan. Isyarat persuasi periferal (peripheral persuasion cues) mencakup faktor-faktor
seperti daya tarik dan keahlian sumber pesan, jumlah argumen yang ditampilkan, dan rangsangan
positif atau negatif yang membentuk konteks di mana pesan disajikan (misalnya musik yang
menyenangkan). Perubahan sikap yang terjadi melalui rute ini bersifat jangka pendek
3. Reinforcement Theory
Reinforcement Theory merupakan suatu pendekatan psikologi yang sangat penting bagi
manusia.Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang itu dapat menentukan, memilih dan
mengambil keputusan dalam dinamika kehidupan. Teori ini bisa digunakan pada berbagai
macam situasi yang seringkali dihadapi manusia. Reinforcement Theory ini mengatakan bahwa
tingkah laku manusia itu adalah hasil kompilasi dari pengalaman-pengalaman yang ia temui
sebelumnya, atau dalam bahasa lainnya disebut “Consequences influence behavior”.
Contoh yang paling mudah yang bisa saya gambarkan disini adalah bagaimana sikap yang
diambil oleh seorang siswa di dalam kelas. Asumsikan bahwa sang guru sudah menjelaskan
seperangkap aturan yang harus ditaati oleh siswa di dalam kelas. Suatu ketika, seorang siswa
berteriak di dalam kelas. Maka sang guru langsung memberikan hukuman kepada siswa tersebut.
Dari hukuman itu, siswa tadi akan merubah sikapnya untuk tidak berteriak lagi. Juga demikian,
kepada siswa yang tekun mengikuti pelajaran di dalam kelas, maka sang guru memberikan
kepada mereka semacam hadiah atau penghargaan. Jika sistem ini berjalan dalam jangka waktu
tertentu, maka keadaan siswa tadi pasti akan konvergen untuk mengambil sikap yang baik di
dalam kelas. Dalam Reinforcement Theory, terdapat 3 konsekuensi yang berbeda, yaitu:
Seorang siswa yang bersikap baik di dalam kelas, ia akan mendapatkan reward. Dengan reward
itu, ia akan bersikap lebih baik lagi. Jika ia bersikap lebih baik lagi, ia akan mendapatkan reward
lagi. Demikian seterusnya yang terjadi sehingga ia pasti akan semakin konvergen dalam bersikap
baik di dalam kelas. Sebaliknya, jika ia bersikap buruk, maka ia akan menerima punishment.
Dengan punishment itu, ia akan merubah sikapnya. Jika punishment itu tidak cukup untuk
membuatnya berubah, maka ia akan mendapatkan punishment lagi, sehingga dalam batasan
tertentu, ia pasti akan berubah sikap yang hasilnya adalah ia akan mendapatkan reward.
Demikian seterusnya, sehingga pada suatu saat nanti, ia akan konvergen bersikap baik di dalam
kelas. Ini adalah teori yang luar biasa dalam menjelaskan dynamic system pada real system.
Akan tetapi, sangat sulit sekali untuk memodelkan dan mentransformasikannya dalam bentuk
computational system. Seandainya saja siswa tersebut berteriak dan ia mendapatkan punishment,
maka bisa jadi punishment itu tidak berpengaruh pada dirinya. Atau sebaliknya, punishment itu
sangat berpengaruh pada dirinya, sehingga ia menjadi sangat malu, dan akhirnya bunuh diri!.
Juga demikian dengan bagaimana memodelkan bentuk konsekuensi yang tepat, baik dari segi
kategori konsekuensi maupun dari segi intensitas konsekuensi. Kesulitan yang lainnya adalah
bagaimana memodelkan sistem yang dinamik dalam aturan-aturan Reinforcement Theory.
Sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa Reinforcement Theory itu bukan merupakan teori yang
sederhana, akan tetapi merupakan teori yang sangat kompleks Reinforcement adalah penguatan
suatu reaksi. Ada tiga macam reinforcement yaitu : (1) Positive Reinforcement, (2) Conditioned
Reinforcement (3) Intermittent Reinforcement.
Positive Reinforcement, adalah suatu peristiwa yang bila hadir mengikuti suatu perilaku
tertentu dapat menyebabkan perilaku tersebut akan diulangi. Conditioned Reinforcement,
unconditioned reinforcer, suatu stimulus yang menguatkan perilaku tertentu tanpa dikondisikan
lebih dahulu. conditioned reinforcer. stimulus yang awalnya bukan reinforcer, tapi kemudian
diasosiasikan dengan reinforcer lain (back up reinforcer). Intermittent Reinforcement adalah
pemeliharaan perilaku dengan memberikan reinforcer sewaktu – waktu daripada memberikannya
setiap saat perilaku muncul. Keuntungan intermittent reinforcemen adalah reinforcer tetap efektif
dalam waktu yang lebih lama daripada continuous reinforcement, perilaku yang diberi
intermittent reinforcement cenderung lebih lama hilang daripada yang diberi continuous
reinforcement, individu bekerja lebih konsisten, perilaku yang diberi intermittent reinforcement
berlangsung dengan cepat ketika dipindah ke reinforcer dalamlingkungan yang alami
5. Communication Competency
Teori ini diperkenalkan oleh Spitzberg dan Cupac. Kata teori ini kompetensi komunikasi
bahwa komunikasi ini akan efektif artinya komunikasi mengubah sikapnya kalai komunikator
mempunyai kompetensi misalnya : (1) mempunyai pengetahuan tentang apa yang
diinformasikan; (2) keterampilan berkomunikasi; (3) motivasi komunikasi yang dikemukakan
oleh komunikator. Jika pengetahuan komunikator atas topik itu makin lengkap, komunikator ini
makin terampil berkomunikasi, dan menjelaskan motivasi komunikasi, maka akan menubah
sikap komunikan.
6. Health Belief Model
The health belief model diperkenalkan pada tahun 1950-an untuk menerangkan tanggapan
audiens terhadap program pemberantasan penyakit TBC; dalam tanggapan ini dianalisis pula
konsep audiensi tentang keyakinan mereka atas slogan bahwa jika tubuh Anda sehat maka tubuh
yang sehat itu akan berpengaruh terhadap perilaku sehari-hari. Beberapa konsep atau lebih tepat
orientasi budaya audiensi terhadap kcsehatan yang ditanyakan misalnya hagaimana individu
mengatur pcriIaku hidup schat. bagaimana individu berhadapan dengan ancaman penyakit TBC.
bagaimana berhubungan dengan orang yang berpenyakit TBC. bagaimana mencegah penyakit
TBC dan bagaimana mengobati penyakit TBC. Indikasi peruhahan sikap individu terlihat dalam
hipotesis bahwa, makin tinggi keyakìnan individu atas bahaya penyakit TBC, maka dia akan
makin berusaha untuk mencegah penyakit itu.
12.Agenda Setting
Pikiran Teori Agenda Setting di pelopori oleh Walter Lipmann pada tahun 1922. Lippmann
mengusulkan bahwa : “masyarakat menerima fakta bukan sebagaimana adanya, akan tetapi apa
yang mereka anggap sebagai fakta; kenyataan fatamorgana atau lingkungan palsu”. Teori agenda
setting ini bermula dari hipotesa yang tidak memuaskan dengan dominan teoretis paradigma
komuniksi massa selama 1950 dan 1960 model yang digunakan sangat terbatas Titik mulai studi
adalah hipotesa mereka "bahwa media massa menentukan agenda untuk masing-masing
kampanye politik, mempengaruhi sikap dari publik terhadap persoalan politik".
Fungsi penentuan agenda merupakan suatu proses linear yang terdiri dari tiga bagian : Agenda
Media, (Prioritas masalah-masalah yang harus dibahas dalam media harus ditentukan) Agenda
Publik, (Agenda media tadi dalam beberapa hal mempengaruhi atau berinteraksi dengan apa
yang ada dalam pikiran publik) Agenda Kebijaksanaan, (Agenda publik mempengaruhi atau
berinteraksi dalam batas-batas tertentu dengan apa yang dianggap penting oleh para pembuat
kebijaksanaan). Kelebihan teori Publik dapat mengetahui informasi atau isu-isu yang sedang
hangat atau penting. Informasi itu dapat dilihat atau di dengar dari media. Media pun mulai
menggunakan teori agenda setting ini untuk penentuan agendanya. Media juga dapat membantu
menciptakan citra tertentu untuk seorang calon dengan membuat sebagian karakteristik pribadi
tampak lebih penting dan dengan mengabaikan karakteristik yang lain. Contoh, Agenda Media.
Kasus Prita bermula dari ekspos media mengenai penahanan yang dialaminya akibat curhatannya
di media virtual, facebook. Agenda Publik. Begitu kasus Prita terekspos di media dan diketahui
khalayak luas, publik pun bereaksi. Muncullah pro dan kontra. Tak terkecuali para calon
presiden yang sedang berkampanye pun menjadikan derita Prita ini sebagai tunggangan politik.
Agenda Kebijaksanaan/Eksekutif. Mau tidak mau, tekanan publik dari berbagai kalangan baik
dari masyarakat maupun para key person yang begitu besar akhirnya mempengaruhi para agenda
eksekutif. Framing yang dilakukan media membuat suatu berita terus menerus ditayangkan di
media sehingga muncul agenda publik.
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Masalah sikap merupakan masalah yang penting dalam menjalin hubungan dengan orang lain,
khususnya dalam menjalin hubungan dengan klien. Penelitian dan pengukuran mengenai sikap
pada umumnya akan membantu dasar-dasar teori dari pengertian tentang tingkah laku ataupun
perbuatan seseorang atau kelompok. Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang
masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek. Berdasarkan beberapa teori di atas maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa prilaku adalah segala tindakan atau reaksi manusia yang
disebabkan oleh dorongan organisme kongkret yang terlihat dari kebiasaan, motif, nilai-nilai,
kekuatan pendorongdan kekuatan penahan sebagai reaksi atau respon seseorang yang muncul
karena adanya pengalaman proses pembelajaran dan rangsangan dari lingkungannya.
Daftar Pustaka