0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan30 halaman
Bukti sejarah Kerajaan Majapahit dapat dilihat dari beberapa prasasti yang menyebutkan tentang kekuasaan raja-raja Majapahit pada masa itu, seperti Prasasti Alasantan, Kamban, Hara-hara, Maribong, dan Wurare yang memberikan informasi tentang pemberian tanah dan pembebasan pajak di bawah kekuasaan Majapahit.
Bukti sejarah Kerajaan Majapahit dapat dilihat dari beberapa prasasti yang menyebutkan tentang kekuasaan raja-raja Majapahit pada masa itu, seperti Prasasti Alasantan, Kamban, Hara-hara, Maribong, dan Wurare yang memberikan informasi tentang pemberian tanah dan pembebasan pajak di bawah kekuasaan Majapahit.
Bukti sejarah Kerajaan Majapahit dapat dilihat dari beberapa prasasti yang menyebutkan tentang kekuasaan raja-raja Majapahit pada masa itu, seperti Prasasti Alasantan, Kamban, Hara-hara, Maribong, dan Wurare yang memberikan informasi tentang pemberian tanah dan pembebasan pajak di bawah kekuasaan Majapahit.
Beberapa raja Majapahit yang terkenal adalah sebagai berikut:
1) Raden Wijaya (1293-1309)
Ia masih keturunan Ken Angrok hasil perkawinannya dengan Ken Dedes. Ia merupakan raja pertama Kerajaan Majapahit dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana. Sebagai raja pertama, ia berusaha membangun kerajaan demi memajukan rakyat dengan kerja keras. Pelabuhan lautnya banyak dikunjungi pedagang dari berbagai daerah dan pedagang asing. Pelabuhan laut yang dimiliki oleh kerajaan Majapahit adalah Tuban, Gresik dan Surabaya. Pada masa pemerintahannya terjadi beberapa pemberontakan. Namun, semua pemberontakan itu dapat ditumpas. Pemberontakan itu, antara lain dilakukan oleh Ranggalawe, Lembu Sora, Juru Demung dan Gajah Biru. Pada tahun 1309, Raden Wijaya meninggal. Jasadnya dibakar dan abunya dimakamkan di Simping (Candi Sumberjati) dekat daerah Blitar 2) Jayanegara (1309-1328) Putra Raden Wijaya ini naik tahta dalam usia yang masih muda. Pada saat pemerintahannya, banyak sekali terjadi pemberontakan. Pemberontakan yang paling membahayakan adalah pemberontakan yang dilakukan oleh Nambi dan Kuti. Bahkan pemberontakan Kuti dan pengikutnya berhasil menduduki ibu kota kerajaan. Raja mengungsi ke Desa Bedander dengan dikawal oleh panglima pasukan Bhayangkara, yaitu Gajah Mada. Berkat kecerdikan Gajah Mada, akhirnya pemberontakan Kuti dapat ditumpas. Raja pun dapat kembali ke istana. Tahun 1328 raja meninggal karena dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca. 3) Tribuanatunggadewi (1328-1350) Putri Raden Wijaya dari Gayatri yang bernama Tribuanatunggadewi yang bergelar Tribhuwanotunggadewi Jayawisnuwardhani dinobatkan menjadi raja. Pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan yang hebat yang dinamakan pemberontakan Sadeng. Peristiwa ini dapat dipadamkan karena kecerdikan yang dimiliki oleh Gajah Mada. Berkat jasanya inilah Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit. Pada saat dilantik, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa. Dalam sumpahnya itu, Gajah Mada berjanji tidak akan menikmati kehidupan duniawi sebelum seluruh wilayah Nusantara bersatu di bawah kekuasaan Kerajaan Majapahit. Pada tahun 1343 sumpahnya terwujud. 4) Hayam Wuruk (1350-1389)
Tahun 1350 Tribuanatunggadewi mundur dan digantikan oleh
putranya yang bernama Hayam Wuruk. Ia bergelar Sri Rajasanagara. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk inilah Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan. Dengan bantuan Mahapatih Gajah Mada, Raja Hayam Wuruk membawa kerajaan ke puncak kejayaan. Sementara itu, Gajah Mada ingin melaksanakan Sumpah Palapanya. Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, usaha untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat tampak jelas sekali. Berbagai kegiatan ekonomi dan kebudayaan sangat diperhatikan. Hasil pemungutan dari berbagai pajak dan upeti dimanfaatkan untuk kesejahteraan rakyat di berbagai bidang. POSISI KERAJAAN MAJAPAHIT Menelusuri Jejak sejarah terutama sejarah masa Kerajaan Hindhu-Budha di Nusantara merupakan suatu hal yang sangat menarik dan menantang, salah satunya yaitu merekonstruksi letak Ibu kota kerajaan MAJAPAHIT.Berbagai peneliti maupun Arkeolog pada awalnya berbeda pendapat antara satu dengan yang lain, namun seiring berjalannya waktu akhirnya kontroversi tentang dimanakah Posisi Ibukota Kerajaan MAJAPAHIT berhasil dipecahkan Pusat atau Ibukota kerajaan Majapahit tidak salah lagi memang berada di Trowulan. Berita asing maupun sumber yang berasal dari catatan perjalanan Mpu Prapanca ketika bertugas mengikuti Hayam Wuruk semuanya mengarah pada satu titik yaitu Kota Trowulan sebagai Pusat Kerajaan Majapahit. Fakta tersebut diperkuat dengan pendapat Ernest Burgess dalam bukunya Urban Ecology Studies (1925) tentang Teori Letak Kota yang menyatakan bahwa Daerah Pusat Kota (DPK) atau Central Bussiness District (CBD) adalah pusat kota yang letaknya tepat di tengah kota dan berbentuk bundar yang merupakan pusat kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik, serta merupakan zona dengan derajat aksesibilitas tinggi dalam suatu kota. Dengan berpedoman pada sumber yang ada dan dikomparasikan dengan teori tersebut maka dapat dipastikan bahwa Pusat kota Majapahit berada di Kota Trowulan dengan asumsi yaitu: 1.Di Trowulan banyak dijumpai peninggalan- peninggalan sejarah yang berupa bangunancandi yang menunjukkan bahwa kota Trowulan merupakan Ibu kota Majapahit karena sudah memiliki suatu bentuk budaya tingkat tinggi dalam bentuk Candi. 2.Penemuan beberapa sumur kuno di daerah Trowulan sebelah timur Pendopo Agung yang diyakini para Arkeolog bahwa sumur tersebut merupakan bekas pasar pada masa Majapahit, menunjukkan bahwa Kota Trowulan menjadi pusat berkumpulnya para pedagang dari berbagai penjuru dan merupakan kota penggerak roda perekonomian pada masa majapahit. 3.Adanya berbagai komplek pemukiman penduduk dengan karakter sejarah yang masih dapat dijumpai disekitar kota Trowulan saat ini yaitu Kampung Pengrajin Patung Batu, kampung Pandai Besi, Kampung Patung Kuningan hingga merujuk pada nama desa seperti Prajurit kulon. Membuktikan bahwa Kota Trowulan merupakan Posisi Ideal Ibu Kota Majapahit karena disekitar kota tersebut terdapat berbagai jenis Pemukiman penduduk yang sesuai dengan karakteristik kehidupan sosial suatu bentuk Ibu kota jaman Indonesia Kuno maupun Modern 4.Aspek Politik yang memperkuat kedudukan Trowulan sebagai Ibukota Kerajaan Majapahit yaitu adanya Kolam segaran yang menurut para arkeolog sebagai tempat perjamuan bagi para tamu Raja. Faktor lain yang tidak kalah penting yaitu adanya Candi tikus yang diyakini sebagai tempat pemandian para selir atau putri keluarga kerajaan semakin memperjelas bahwa Kota Trowulan merupakan pusat dari Aktivitas Politik dan Kediaman para keluarga Kerajaan. Empat asumsi pokok di atas sudah cukup membuktikan bahwa pusat kerajaan Majapahit memang berada di Kota Trowulan, namun yang masih diperlukan penemuan atau penelitian-penelitian baru yang lebih valid dan komprehensif terutama tentang posisi Kedaton Utama dari kerajaan Majapahit sehingga nantinya citra Kota Trowulan sebagai Pusat Sejarah Majapahit menjadi lebih baik dan lebih dikenal di dalam maupun luar negeri. Bukti sejarah kerajaan majapahit yaitu:
Memberikan informasi dalam mengkaji
sejarah kerajaan yang pernah berjaya pada masa pemerintahan raja Hayamwuruk tersebut. Dari sekian banyak penemuan beda-benda sejarah di Indonesia terdapat beberapa yang mengarah serta menggambarkan tentang keberadaan suatu kerajaan di Pulau Jawa dengan nama Majapahit. Adapun beberapa penemuan sumber tertulis tersebut antara lain sebagaimana uraian berikut. Alasantan Prasasti ini merupakan prasasti tua dengan tarikh 939 M yang dituliskan pada lempengan tembaga. Saat ini keberadaan prasasti alasantan disimpan sekaligus menjadi benda koleksi budaya museum trowulan, mojokerto, jawa timur. Dalam penterjemahan isi dari prasasti alasantan tersebut diketahui bahwa pada masa lalu tepatnya tahun 861 saka atau setera dengan tahun 939 Masehi raja yang berkuasa di Majapahit yakni Rakai Halu Dyah Sindok memberikan wilayah Alasantan kepada Rakryan Kabayan. Kamban Kamban merupakan sebutan bagi prasasti peninggalan kerajaan majapahit yang ditemukan dalam bentuk bahasa kawi. Dari keberhasilan Poerbatjaraka dalam menterjemahkan naskah yang tertuang dalam sumber sejarah tersebut dapat kita ketahui bahwa pada tahun 941 Sri Maharaja Rake Hino secara resmi menjadikan desa Kamban sebagai sebuah daerah perdikan majapahit. Hara-hara Sebuah informasi tentang kerajaan majapahit kembali didapat dalam sebuah sumber tertulis peninggalan majapahit yang dituliskan oleh Mpu Mano. Dalam prasasti tersebut tertulis tahun 888 saka atau setara dengan tahun 966 Masehi. Adapun isi dari sumber tersebut mengisahkan tentang pewarisan tanah yang dilakukan oleh Mpu Mano kepada Mpu Susuk Pager dan Nairanjana yang kemudian akan dibangun sebuah tempat pemujaan atau bangunan suci. Maribong Prasasti ini juga disebut dengan prasasti Trowulan II bertarikh 1264. Dari hasil terjemahan bahasa yang digunakan dalam prasasti Maribong didapatkan sebuah berita bahwa pada tahun tersebut Wisnuwardhana secara resmi membebaskan rakyat Maribong dari pajak atau disebut dengan perdikan. Wurare Bukti kekuasaan kerajaan majapahit kembali dapat kita ketahui dari sebuah prasasti yang bernama Wurare. Prasasti yang dituliskan menggunakan bahasa sansekerta tersebut bertahun 1211 saka atau setara dengan tahun 1289 Masehi. Prasasti yang berbentuk sajak tersebut memuat beberapa berita salah satunya yakni menuliskan bahwa wilayah Janggala dan Panjalu dapat dipersatukan kembali. Kududa Prasasti ini dituliskan dalam aksara kawi pada sebuah tamra atau tembaga. Prasasti peninggalan majapahit ini diduga kuat diciptakan pada masa kekuasaan Raden Wijaya. Selain dikenal dengan sebutan Kududa prasasti ini juga kerap disebut dengan prasasti Gunung Butak mengikuti tempat dimana benda peninggalan sejarah tersebut ditemukan. Selain prasasti yang telah kita sebutkan di atas masih ada lagi prasasti peninggalan majapahit yang ditemukan di berbagai wilayah. Adapun nama dari prasasti tersebut antara lain sebagai berikut: Prasasti Sukamerta dan Balawi dengan tarikh 126 & 1305 Prasasti Canggul yang memuat tahun 1358
Prasasti Biluluk, Biluluk II, dan Biluluk II yang
masing-masing memuat tahun 1366, 1393, dan 1395 Prasasti Karang Bogem merupakan prasasti yang ditemukan di Karang Bogem dan bertarikh 1387 Prasasti Katiden I bertarikh 1392
Prasasti Waringin Pitu yang dibuat pada tahun 1447
Prasasti Canggu, dan sebagainya.
Dengan banyaknya prasasti yang mengisahkan tentang kerajaan majapahit di atas tentu dapat kita tarik kesimpulan bahwa kehidupan sosial masyarakat kerajaan majapahit cukup sejahtera serta dapat simpulkan pula bahwa majapahit menjadi kerajaan yang cukup disegani oleh penguasa di daerah lain Majapahit merupakan sebuah kerajaan yang berdiri sekitar tahun 1293 hingga 1500 Masehi di Jawa Timur. Kerajaan ini dahulu sangatlah jaya dan mampu menguasai beberapa wilayah di Indonesia ketika diperintah oleh Raja Hayam Wuruk. Majapahit sendiri dianggap sebagai salah satu kerajaan Hindu-Buddha terbesar se-Indonesia. Kekuasaannya meliputi Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya hingga ke Indonesia timur juga. Dari begitu luasnya daerah kekuasaan Majapahit, banyak sekali sejarah yang telah mereka torehkan dalam catatan sejarah di Indonesia. Dipimpin oleh sepuluh orang raja yang membawa namanya begitu masyhur pada waktu itu. Tak mengherankan juga bila banyak peninggalan sejarah yang ditemukan sebagai bukti kejayaan Majapahit di masa silam. Beberapa diantaranya adalah candi yang tersebar di beberapa wilayah berikut ini. 1.Gapura Wringin Lawang Candi Gapura Wringin Lawang ini diberikan dalam bahasa Indonesia yang berarti Gapura Pintu Beringin. Terbuat dari batu bata merah dengan tinggi 15.5 meter dan luas dasarnya adalah 13 x 11 meter. Gapura ini diperkirakan dibuat pada abad ke-14. Jika kalian perhatikan, mungkin arsitektur gapura ini banyak dibuat untuk beberapa tempat peribadahan di Bali. 2.Candi Tikus Candi Tikus pertama kali ditemukan masih terkubur di dalam tanah pada tahun 1914. Candi ini terletak di komplek Trowula, tenggara Kota Mojokerto. Pemugaraan untuk Candi Tikus dilakukan secara menyeluruh di tahun 1984 hingga 1985. Kenapa candi ini diberi nama Candi Tikus? Menurut warga sekitar, dulunya candi ini ditemukan di suatu tempat yang menjadi sarang tikus. 3Candi Pari Candi yang menjadi peninggalan dari pemerintahan Raja Hayam Wuruk ini berada di Kecamatan Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Dulunya, di atas gerbang dari candi ada batu yang bertuliskan angka 1293 Saka yang merupakan tahun 1371 Masehi. Mungkin batu itu adalah lambang dibuatnya candi ini di masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk yang menjabat pada tahun 1350-1389 Masehi. 4.Candi Sukuh Candi Hindu yang sejak tahun 1995 diusulkan menjadi salah satu Situs Warisan Dunia ke UNESCO ini merupakan candi pertama yang menjadi peninggalan Kerajaan Majapahit. Candi Sukuh berada di Desa Berjo, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah. Candi ini dikenali sebagai candi Hindu karena ditemukannya objek pujaan lingga dan yoni di sana. Candi Sukuh dianggap memiliki bentuk yang tidak lazim, sehingga nampak berbeda dengan candi lain dari peninggalan Kerajaan Majapahit. 5Candi Surawana Di abad ke-14 lah candi ini diperkirakan berdiri. Terletak di Desa Canggu, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. Candi Surawana awalnya memiliki nama Wishnubhawanapura. Tujuan dibuatnya Candi Surawana untuk memuliakan Bhre Wengker. Bhre Wengker adalah seorang raja dari Kerajaan Wengker yang masih berada di wilayah kekuasaan Majapahit. Sejarah Perekonomian Pada Masa Kerajaan Majapahit Sistem perekonomian apakah yang diterapkan dalam kehidupan masyarakat yang hidup di Kerajaan Majapahit? Apa saja bukti aktifitas ekonomi Majapahit yang melibatkan transaksi jual-beli dengan pedagang lintas negara? Artikel The Jombang Taste kali ini akan mengulas sejarah kegiatan perekonomian pada masa berdirinya Kerajaan Majapahit. Referensi yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah buku Mengenal Kepurbakalaan Majapahit di Daerah Trowulan. Buku ini ditulis oleh Drs. I Made Kusumajaya, M. Si. dan kawan-kawan dan diterbitkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Mojokerto. Tidakdiragukan lagi bahwa salah satu faktor yang mendorong kebesaran Majapahit adalah tumbuhnya perekonomian yang berbasis pada sektor pertanian yang produktif. Kondisi geografis daerah Trowulan yang terletak di pedalaman tidak hanya memiliki kesesuaian sebagai wilayah pembangunan sebuah perkotaan, tetapi juga mengindikasikan sebagai sebuah perkotaan agraris. Untuk mendukung pertanian, dibangun pula beberapa infrastruktur untuk mengelola air di kawasan ini. Berdasarkan peta persebaran arkeologi yang dirilis Pusat Informasi Majapahit, saluran air di situs Trowulan telah dirancang dengan sangat baik untuk mendukung sektor pertanian. Berdasarkan bukti-bukti sejarah dan arkeologis dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Majapahit didorong oleh kegiatan pertanian dan terbentuknya jejaring perniagaan baik lokal maupun regional. Dalam Ying-Yai Sheng-Lan disebut beberapa kota pelabuhan yang berada di bawah kekuasaan Majapahit yaitu: Tuban, Gresik dan Surabaya. Maka tidak mengherankan bila di beberapa kota tersebut banyak ditemukan peninggalan sejarah kerajaan Majapahit, baik yang berupa benda- benda kuno maupun pemukiman penduduk dengan ciri khas masyarakat Jawa Kerajaan Majapahit. Berdasarkan bukti-bukti sejarah dan arkeologis dapat diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi Majapahit didorong oleh kegiatan pertanian dan terbentuknya jejaring perniagaan baik lokal maupun regional. Dalam Ying-Yai Sheng-Lan disebut beberapa kota pelabuhan yang berada di bawah kekuasaan Majapahit yaitu: Tuban, Gresik dan Surabaya. Maka tidak mengherankan bila di beberapa kota tersebut banyak ditemukan peninggalan sejarah kerajaan Majapahit, baik yang berupa benda-benda kuno maupun pemukiman penduduk dengan ciri khas masyarakat Jawa Kerajaan Majapahit. Pelabuhan di utara Jawa Timur tersebut telah dikunjungi oleh pedagang asing dari Arab, Persia, Turki, India dan Cina. Pedagang Majapahit tidak hanya terbatas melakukan perdagangan di wilayahnya. Mereka juga pergi ke pulau-pulau lain seperti: Banda, Ternate, Ambon, Banjarmasin, Malaka, hingga ke kepulauan Philippina. Beberapa daerah tersebut tercatat dalam Kitab Negarakertagama dan termasuk kategori negeri yang menyerahkan upeti dalam sistem pertukaran tributari. Pedagang Majapahit membawa beras dan basil bumi yang dipertukarkan dengan barang lain seperti keramik, tekstil dan rempah-rempah. Bukti dari kegiatan perekonomian Majapahit tersebut dapat diamati dengan ditemukannya beberapa peninggalan arkeologis yang berasal dari luar seperti keramik porselin Cina yang sebagian besar berasal dari dinasti Song. Selain itu, ditemukan juga keramik Vietnam dan keramik Thailand. Sepertinya, barang-barang tersebut termasuk yang digemari orang Majapahit. The Jombang Taste menemukan benda-benda tersebut saat mengunjungi Museum Trowulan yang juga menjadi pusat informasi sejarah Kerajaan Majapahit. Selain pertukaran barang atau sistem tributari, mata uang juga telah digunakan dalam transaksi jual beli di Kerajaan Majapahit. Jenis mata uang ini antara lain uang lokal seperti uang gobog dan uang ma dari perak atau emas. Sejarah mancatat bahwa uang Kepeng Cina dari dinasti Tang, Song, Ming dan Qing juga berlaku di Majapahit. Dalam transaksi jual beli, alat satuan ukur seperti timbangan dari terakota dan batu juga telah dikenal. Anda dapat menyaksikan bagaimana suasana pasar pada abad XIII-XIV Masehi berdasarkan relief Candi Panataran yang berada di Kabupaten Blitar. Semoga artikel The Jombang Taste mengenai kehidupan perekonomian pada masa Kerajaan Majapahit ini bisa menambah wawasan Anda. Mari cintai warisan budaya Nusantara! KERAJAAN MAJAPAHIT