Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KIMIA

MATERI: PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DARI KOTORAN


SAPI

OLEH

KELOMPOK 5 RAKA AKBARI NUGRAHA


REZQINASARI
MUTIARA RAHMADANI
FERDY SYAHPUTRA

KELAS

XI IPA 4

PASIR PENGARAIAN, KABUPATEN ROKAN HULU

SMA NEGERI 1 RAMBAH

TP: 2017/2018
1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG……..…………....…..……..…………....…..……….......3
B.RUMUSAN MASALAH ……..…………....…..……..…………....…………... 3
C. MANFAAT.......................................................................................................... 3

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Kotoran sapi.............................................….........……………………………. . 4
A. Pengertian Kompos dan Proses Pengomposan..........…………....……............. 4
Manfaat Kompos........................................... ............………........................... 5
B. Proses Pengomposan..............................………………....……………..............6
C.Cara membuat Pupuk Kompos Dari kotoran Sapi............................................... 7

BAB 3 PENUTUP

A.KESIMPULAN………………………………..……………………….………...8

DAFTAR PUSTAKA………………………………..………….………...............

2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dewasa ini, banyak sekali orang-orang yang membudidaya tanaman hias. Untuk
mendapatkan tanaman yang baik, kita harus memberi unsur-unsur yang diperlukan tanaman.
Salah satunya adalah pupuk. Pupuk dibedakan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan pupuk
anorganik. Pupuk organik salah satunya adalah kompos. Kompos adalah bahan-bahan
organik yang telah mengalami pelapukan karena adanya interaksi antara mikroorganisme
yang bekerja di dalamnya.

Kompos banyak sekali macamnya. Kompos yang kali ini kita bahas adalah kompos
kotoran hewan. Pembuatan kompos adalah menumpukkan bahan-bahan organis dan
membiarkannya terurai menjadi bahan-bahan yang mempunyai nisbah C/N yang rendah
(telah melapuk) (Hasibuan, 2006).

Bahan-bahan yang mempunyai C/N sama atau mendekati C/N tanah, dapat langsung
digunakan sebagai pupuk, tetapi bila C/N nya tinggi harus didekomposisikan dulu sehingga
melapuk dengan C/N rendah yakni 10-12 (Rinsemo, 1993).

B. Rumusan Masalah

1.Apakah pengertian kompos?

2.Apa manfaat kompos?

3.Apa Dasar-Dasar Pengomposan?

4.Bagaimana Teknologi Pengomposan?

5.Bagaimanakah Cara Pembuatan Kompos dari kotoran sapi?

C. Manfaat

1. Menjadi sumber acuan bagi masyarakat atau siapapun yang hendak melakukan

penulisaan makalah dan ada kaitannya dengan pengaruh peranan mikroorganisme dalam

proses pembuatan pupuk kompos serta bagaimana proses pembuatan pupuk kompos.

2. Menghasilkan pupuk yang berkualitas (mengandung unsur hara yang tersedia bagi
tanaman) sehingga dapat meningkatkan kesuburan tanah
3. Memberdayakan kehidupan masyarakat khusunya peternak sapi dengan
memanfaatkan produk sampingan (feses) bila dilakukan dalam skala besar

3
4. Menghindarkan pencemaran lingkungan dan limbah sampingan berupa feses di
peternakan itu sendiri dan lingkungan sekitar
5. Memperbaiki kondisi fisik, kimia dan biologi tanah

BAB 2 PEMBAHASAN
1. Kotoran sapi

Kotoran sapi merupakan pupuk dingin dimana perubahan-perubahan dalam


menyediakan unsur hara tersedia bagi tanaman berlangsung perlahan-lahan. Pada perubahan
ini kurang sekali terbentuk panas, tapi keuntungannya unsur-unsur hara tidak cepat hilang.
Berikut komposisi unsur hara pupuk dari kotoran sapi :

Wujud bahan H2O N P2O5 K2O

(%) (%) (%) (%) (%)


Padat 70 85 0,40 0,20 0,10
Cair 30 92 1,00 0,20 1,35
Total – 86 0,60 0,15 0,45

Alasan menggunkan kotoran sapi

Kotoran ternak tersebut jelas akan memperkaya kandungan unsur hara pada kompos.
Baik pada kotoran sapi merupakan bahan yang mempunyai kandungan unsur hara lengkap
dengan proporsi yang berbeda. Selain mengandung unsur-unsur makro (Nitrogen, Fosfor,
Kalium) juga mengandung unsur-unsur mikro (kalium, Magnesium, serta sejumlah kecil
mangan, tembaga, borium dll) yang dapat menyediakan unsur-unsur atau zat makanan bagi
kepentingan pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Selain itu, pupuk kompos dari bahan kotoran sapi memiliki kelebihan yaitu
memperbaiki sifat fisik, kimia, serta biologi tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air,
menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah serta sebagai sumber zat makanan bagi
tanaman.

A. Pengertian Kompos dan Proses Pengomposan

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan


organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam
kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.

Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami


penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan
organik sebagai sumber energi.

4
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar
kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang
seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator
pengomposan.

B. Manfaat Kompos

Kompos ibarat multivitamin untuk tanah pertanian. Kompos akan meningkatkan


kesuburan tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos memperbaiki struktur tanah
dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan
tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat
bagi tanaman akan meningkat dengan penambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu
tanaman untuk menyerap unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat
merangsang pertumbuhan tanaman. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu
tanaman menghadapi serangan penyakit.

Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung lebih baik kualitasnya
daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, misal: hasil panen lebih tahan
disimpan, lebih berat, lebih segar, dan lebih enak.

Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek :

Aspek Ekonomi

1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah

2. Mengurangi volume/ukuran limbah

3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya

Aspek Lingkungan

1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan

Aspek bagi tanah/tanaman :

1. Meningkatkan kesuburan tanah

2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah

3. Meningkatkan kapasitas serap air tanah

4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)
5
6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman

7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman

B. Proses Pengomposan

Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap
aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa
yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan
kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH
kompos. Suhu akan meningkat hingga di atas 50o 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama
waktu tertentu.

Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang
aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang
sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan
menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan
telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi
pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses
pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini
dapat mencapai 30-40% dari volume/bobot awal bahan.

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau


anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik,
dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses
dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik.

Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan
dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang
berbau tidak sedap, seperti: asam-asam organik (asam asetat, asam butirat, asam valerat,
puttrecine), amonia, dan H2S

Proses pengomposan tergantung pada :

1. Karakteristik bahan yang dikomposkan

2. Aktivator pengomposan yang dipergunakan

3. Metode pengomposan yang dilakukan

Faktor yang mempengaruhi proses Pengomposan

Setiap organisme pendegradasi bahan organik membutuhkan kondisi lingkungan dan


bahan yang berbeda-beda. Apabila kondisinya sesuai, maka dekomposer tersebut akan
bekerja giat untuk mendekomposisi limbah padat organik. Apabila kondisinya kurang sesuai
atau tidak sesuai, maka organisme tersebut akan dorman, pindah ke tempat lain, atau bahkan

6
mati. Menciptakan kondisi yang optimum untuk proses pengomposan sangat menentukan
keberhasilan proses pengomposan itu sendiri.

Teknologi Pengomposan

Metode atau teknologi pengomposan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok


berdasarkan tingkat teknologi yang dibutuhkan, yaitu :

a.Pengomposan dengan Teknologi Rendah

Teknik pengomposan yang termasuk kelompok ini adalah Windrow Composting.


Kompos ditumpuk dalam barisan tumpukan yang disusun sejajar. Tumpukan secara berkala
dibolak-balik untuk meningkatkan aerasi, menurunkan suhu apabila suhu terlalu tinggi, dan
menurunkan kelembaban kompos. Teknik ini sesuai untuk pengomposan skala yang besar.
Lama pengomposan berkisar antara 3 hingga 6 bulan, yang tergantung pada karakteristik
bahan yang dikomposkan.

b. Pengomposan dengan Teknologi Sedang

a.Aerated static pile : gundukan kompos diaerasi statis

Tumpukan/gundukan kompos (seperti windrow system) diberi aerasi dengan


menggunakan blower mekanik. Tumpukan kompos ditutup dengan terpal plastik. Teknik ini
dapat mempersingkat waktu pengomposan hingga 3-5 minggu

b.Aerated compost bins : bak/kotak kompos dengan aerasi

Pengomposan dilakukan di dalam bak-bak yang di bawahnya diberi aerasi. Aerasi


juga dilakukan dengan menggunakan blower/pompa udara. Seringkali ditambahkan pula
cacing (vermikompos). Lama pengomposan kurang lebih 2-3 minggu dan kompos akan
matang dalam waktu 2 bulan.

c. Pengomposan dengan Teknologi Tinggi

Pengomposan dengan menggunakan peralatan yang dibuat khusus untuk


mempercepat proses pengomposan. Terdapat panel-panel untuk mengatur kondisi
pengomposan dan lebih banyak dilakukan secara mekanis.

7
C. Cara Membuat Pupuk Kandang Dengan Em4

Pupuk kandang kandungan unsurnya lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk


kimia/anorganik. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah pengoptimalan supaya
pupuk kandang bisa bersaing dengan pupuk anorganik. Cara pembuatan pupuk kandang
cukup mudah dan biayanya juga tidak banyak, hanya perlu meluangkan waktu, tenaga serta
keyakinan.

Langkah-langkah membuat pupuk kandang dari kotoran sapi adalah sebagai berikut:

1. Kotoran sapi dikumpulkan dalam suatu tempat, bisa silo atau yang lainnya. Tempat
pengumpulan kotoran sapi ini harus bisa ditutup dengan rapat. Tujuannya supaya terjadi
proses fermentasi kedap udara atau anaerob.

2. Selanjutnya kotoran sapi diperam selama 90 hari secara normal. Apabila ingin lebih cepat
bisa dengan menambahkan bakteri fermentator EM4. Penambahan EM4 bisa mempercepat
proses pemeraman sampai 7-14 hari saja. Selama pemeranan akan terjadi pembusukan dan
penguraian unsur-unsur dalam kotoran sapi sehingga mengasilkan unsur-unsur hara yang
langsung bisa diserap oleh tanaman.

3. Dosis penggunaan EM4 bisa dilihat pada kemasannya.

Campurkan larutan EM4 dan molase / gula dengan air, dengan perbandingan 1 : 1 :
100, kemudian didiamkan selama 2 hari agar terjadi proses fermentasi. Larutan tersebut dapat
di semprotkan pada limbah ternak dengan kapasitas limbah 1 ton.

Kandungan Unsur Hara Pupuk Organik Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI)

SIFAT KIMIA PUPUK KANDANG + EM4 PUPUK KANDANG SAPI


C-Organik% 18,76 24,2

N-Total%
3,46 2,02
Phospor% 1,56 0,49

Kalium% 2,04 1,42

8
C/N rasio% 16,9 12,0

pH% 7,30 8,30

Kadar Air% 24,25 16,72

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa penggunaan em4 dalam pembuatan pupuk
kandang sapi dapat meningkatkan unsur hara yang dikandungnya. Dengan tambahan bakteri
fermentor, waktu pembuatan kompos juga lebih cepat dan harganya juga tidak mahal.

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-


bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam
mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik.
Sedangkan proses pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar
kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan
yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan
aktivator pengomposan.

Anda mungkin juga menyukai