Disusun Oleh:
1. Laila
2. Julia Agustina
3. Yumika Dewi
4. Baiq Mardiah
5. Halimah Lailatul M
Dosen Pengampu:
A. Latar Belakang…………………………………………………………………
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………
C. Tujuan Masalah…………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan pada abad sekarang telah berkembang sesuai dengan tuntutan
kehidupan yang juga ikut berkembang. Salah satu usaha untuk menghadapi tuntutan
pada abad-21 adalah mengembangkan kemampuan atau keterampilan literasi
seseorang yang dapat digunakan untuk menghadapi tantangan di kehidupan abad saat
ini. Literasi
merupakan kemampuan atau keterampilan dalam membaca, matematika dan sains. Di
dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika, diharapkan kemampuan
peserta didik tidak hanya berhitung saja, akan tetapi diharapkan peserta didik dapat
menggunakan matematika dalam menyelesaikan permasalahan di kehidupan sehari-
hari.
Matematika merupakan ilmu yang berkaitan dengan konsep-konsep abstrak, oleh
karena itu penyajian materi matematika dalam pembelajaran sering dikaitkan dengan
kehidupan sehari-hari dengan tujuan agar peserta didik mampu menemukan konsep
dan mengembangkan kemampuan matematikanya berdasarkan pengalaman atau
pengetahuan yang telah dimiliki oleh peserta didik. Peserta didik dikatakan mampu
menyelesaikan suatu masalah apabila peserta didik tersebut mampu menelaah suatu
permasalahan dan mampu menggunakan pengetahuannya ke dalam situasi baru.
Kemampuan inilah yang biasanya dikenal sebagai High Order Thingking Skills. High
Order Thingking Skills merupakan kemampuan untuk menghubungkan,
memanipulasi, dan mengubah pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki
secara kritis dan kreatif dalam menentukan keputusan untuk menyelesaikan masalah
pada situasi baru.Berdasarkan uraian di atas, maka akan dibahas pada makalah ini
mengenai High Order Thinking Skills dan kaitannya dengan kemampuan literasi
matematika.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang di maksud dengan host dan lost?
2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari host dan lost?
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hist dan lost
2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari host dan lost
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lots
sebelum membahas perbedaan antara lots dan hots, maka perlu dibahas
satu per satu terlebih dahulu. dimulai dari lots yang mengarah pada dua hal,
pertama pada metode pembelajaran dan yang kedua pada tipe soal. dimana
keduanya saling berhubungan. lots memiliki kepanjangan lower order
thinking skills. lots adalah sebuah kemampuan berpikir siswa secara
fungsional. jadi, lots pada dasarnya mengacu pada metode atau
sistem pembelajaran. bisa juga disebut sebagai teknik
pembelajaran.
seorang siswa atau pelajar yang belajar menggunakan teknik lots akan
akrab dengan kegiatan mencatat, menyalin, meniru, menghafal, mengingat,
dan mengikuti arahan baik dari teman yang dinilai lebih pintar maupun
arahan dari guru.
metode pembelajaran ini adalah metode yang paling umum
sekaligus paling klasik di dunia pendidikan indonesia. sebab sejauh
ini kebanyakan pelajar ketika sekolah akan aktif mendengarkan
penjelasan guru.
kemudian mencatat hal-hal yang dianggap penting, sesekali
menyalin catatan dari buku guru maupun teman. setelah sampai di
rumah siswa akan mempelajarinya dengan membaca menghafalkan, dan
mengikuti arahan yang diberikan oleh guru di sekolah.
fokus utama dari metode lots ini adalah menghafalkan materi
pembelajaran, sehingga tidak dituntut untuk paham. resikonya, materi ini
akan diingat dengan mudah saat menerima pelajaran dan kemudian bisa
cepat dilupakan saat bertumpuk dengan materi lain. daya ingat mengenai
materi menjadi terbatas, hal ini yang membuat lulusan sma jika diberi soal-
soal dari jenjang smp akan kesulitan. khususnya untuk materi hafalan berupa
kalimat-kalimat panjang seperti pada mata pelajaran ips.
B. Kelebihan Dan Kekurangan Lots
fokus pada satu materi, lots identik dengan kegiatan mengingat atau
menghafal materi. sehingga dalam metode pembelajaran ini pelajar
akan diminta fokus dulu di satu materi. jika sudah dihafalkan dan
dipahami baru beralih ke materi berikutnya.
demikian juga dengan soal hots, dilihat dari tingkat kesulitan soal-soal hots jauh
lebih sulit dibandingkan dengan soal lots. soal lots umumnya dibuat pendek dan
langsung to the point pada pertanyaan utama.
berbeda dengan soal-soal hots yang umumnya identik dengan kalimat yang
panjang, dimana beberapa kalimat hanya sebagai “pemanis” saja. sehingga
pembaca soal harus jeli dan teliti sekaligus kritis untuk mengetahui apa saja
yang berguna di dalam soal untuk menemukan jawabannya.
supaya bisa menyelesaikan soal hots dengan baik maka seorang pelajar harus
akrab dulu dengan metode pembelajaran hots itu sendiri. hots sama seperti lots
yang merupakan teknik atau metode pembelajaran yang kini mulai diterapkan di
sekolah-sekolah indonesia.
metode pembelajaran hots memang sekilas akan lebih sulit untuk dijalani karena
ada kebutuhan untuk berpikir kritis, mengevaluasi, dan mengkreasikan
pembelajaran. namun, dengan metode inilah setiap pelajar memiliki kebebasan
untuk memahami dan mengimplementasikan setiap ilmu yang didapatkan.
dalam metode ini, seorang guru juga dituntut untuk kritis dan kreatif dalam
menjelaskan materi pembelajaran. sekaligus memiliki kecakapan untuk
melibatkan berbagai media pembelajaran, baik cetak maupun elektronik, baik
dalam bentuk teks, gambar, maupun video.
jika guru sudah sering mengajar dengan metode hots maka pelajar akan terbiasa
juga belajar dengan metode hots tersebut. sehingga setiap harinya akrab dengan
proses berpikir kritis. jika menjumpai soal hots saat ujian, maka
mengerjakannya akan semudah menjentikkan jari.
melalui penjelasan tersebut maka bisa disimpulkan bahwa metode hots memiliki
tingkatan lebih tinggi dibandingkan dengan lots. hots memiliki definisi lebih
luas dibandingkan hanya menghafal dan menceritakan kembali suatu materi
pembelajaran. pelajar hots juga perlu berpikir kritis dan kreatif untuk
mengembangkan materi pembelajaran tersebut.
mendukung siswa atau pelajar untuk berpikir sistematis dan juga logis.
selain itu, hots juga memiliki beberapa kekurangan yang tentunya perlu
dijadikan perhatian semua pihak. kekurangan tersebut antara lain:
pemahaman soal yang terbilang sulit, sebab soal hots cenderung panjang
dan dari semua kalimat dalam soal beberapa hanya kiasan yang tidak
membantu penyelesaian soal. hal ini bisa mengecoh konsentrasi dan
pemahaman siswa, sehingga perlu cara berpikir sangat kritis untuk bisa
memahami soal dan baru kemudian menemukan jawaban yang tepat.
kesulitan untuk menentukan jawaban soal yang tepat, sebab salah satu
ciri khas soal-soal hots adalah punya jawaban berbentuk pilihan ganda
dan dibuat mirip. sehingga saat mengerjakan soal butuh fokus dan
konsentrasi tinggi agar bisa paham yang dicari dalam soal dan
menemukan jawaban yang paling sesuai.
referensi masih terbatas, sebab lots lebih dulu berkembang dan sudah
bertahan sekian dekade di indonesia. beralih ke hots tentu tidak bisa
instan apalagi sebagian besar buku pembelajaran masih setia dengan
metode lots. oleh sebab itu, metode hots terbentur oleh minimnya
referensi baik untuk guru maupun siswa.
1. Definisi
perbedaan yang pertama tentu saja dilihat dari definisinya, lots memiliki definisi
sebagai kemampuan berpikir secara fungsional. sehingga fokus pada hal-hal
eksplisit yang cenderung langsung ke persoalan dan tidak berbelit-belit.
sementara hots merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang tidak hanya
fokus pada cara berpikir fungsional saja melainkan lebih kompleks lagi. lewat
metode pembelajaran hots maka setiap siswa diharapkan bisa berpikir kritis dan
kreatif.
2. Tujuan Pemelajaran
3. Konsef pembelajaran
antara lots dan hots juga ada perbedaan dari aspek konsep pembelajaran.
konsep pembelajaran pada lots lebih terarah dengan fokus utamanya adalah
guru, dan guru ini menjadi titik pusat dari kegiatan pembelajaran.
sementara pada hots, guru konsepnya adalah sebagai fasilitator yang menjelaskan
dan memberi kebebasan bagi siswa untuk berkreasi. ada kebebasan bagi siswa
untuk belajar dari media dan sumber manapun sekaligus dituntut aktif di dalam
kelas. sehingga kelas lebih interaktif.
4. Tingkat Pemikiran
sedangkan tingkatan pemikiran pada hots lebih tinggi dibandingkan dengan lots.
yakni mencakup analisis, sintesis, dan evaluasi. sehingga para siswa memiliki
jalan untuk melakukan evaluasi terhadap materi pembelajaran.
sekaligus bisa membuatnya lebih kreatif lagi ketika disampaikan ulang. misalnya
disampaikan kembali saat menjawab sebuah soal isian maupun memilih jawaban
yang paling sesuai dengan soal pada soal pilihan ganda.
5. Kualitas Pemahaman
lots dan hots juga memiliki kualitas pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
yang berbeda. jika dilihat dari kualitas, hots lebih unggul karena tidak hanya
menghafal materi saja.
yakni tidak hanya bisa mengingat materi saja melainkan juga memahaminya
dengan baik. sehingga bisa menyampaikan jawaban yang tidak harus sama persis
dengan isi buku, melainkan bisa dikembangkan dengan bahasa sendiri
6. Karater Siswa
sementara pada metode hots, siswa memiliki andil cukup besar dalam
mensukseskan kegiatan pembelajaran. siswa bisa berperan aktif di kelas dengan
mengajukan banyak pertanyaan secara kritis dan dituntut untuk berani
berpendapat.
metode pembelajaran hots saat ini masih menjadi yang paling unggul, hanya saja
masih terbentur dengan referensi yang terbatas. tentunya membutuhkan waktu
untuk bisa menerapkannya secara nasional dan bebas dari keluhan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
High Order Thinking terjadi ketika peserta didik terlibat dengan apa yang
mereka ketahui sedemikian rupa untuk mengubahnya, artinya siswa mampu
mengubah atau mengkreasi pengetahuan yang mereka ketahui dan
menghasilkan sesuatu yang baru. Melalui high order thinking peserta didik akan
dapat membedakan ide atau gagasan secara jelas, berargumen dengan baik,
mampu memecahkan masalah, mampu mengkonstruksi penjelasan, mampu
berhipotesis dan memahami hal-hal kompleks menjadi lebih jelas, dimana
kemampuan ini jelas memperlihatkan bagaimana peserta didik bernalar.